• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN PENATAAN ULANG TROTOAR TERHADAP KENYAMANAN PEJALAN KAKI (Studi Kasus Penggal Jalan Babarsari, Sleman, Yogyakarta).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN PENATAAN ULANG TROTOAR TERHADAP KENYAMANAN PEJALAN KAKI (Studi Kasus Penggal Jalan Babarsari, Sleman, Yogyakarta)."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari di daerah perkotaan, seringkali muncul berbagai macam permasalahan. Permasalahan-permasalahan yang muncul berkembang tersebut disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti faktor sistem hukum, faktor kendala alam, maupun faktor perilaku manusia itu sendiri. Kota merupakan suatu wilayah yang dibangun sebagai pusat pemerintahan sebuah negara. Di samping itu umumnya kota juga didirikan sebagai pusat ekonomi dan bisnis, pusat industri, dan pusat pertahanan politik, sehingga kota relatif harus memenuhi berbagai fasilitas yang cukup modern dan infrastruktur yang lengkap.

(2)

Kota sebagai pusat kehidupan sebuah negara, maka harus disadari bahwa diperlukan sarana dan prasarana perhubungan yang memadai demi menjangkau semua tempat yang dibutuhkan (pusat kegiatan) agar aktifitas masyarakat kota mampu berjalan secara lebih efektif dan efisien.

Jalan merupakan sarana vital yang perlu mendapat perhatian serius, agar aktifitas orang-orang yang ada di dalam sebuah kota menjadi lebih akseleratif. Untuk itulah pembangunan jalan yang terkonsep dan terencana secara baik sangat diperlukan. Sejalan dengan pendapat tersebut, Bentley (1988) menyatakan bahwa hampir semua jalan dirancang untuk penggunaan gabungan dari kendaraan bermotor dan pejalan kaki. Jalan hendaknya dirancang terperinci sehingga kendaraan bermotor tidak akan mengalahkan pejalan kaki.

Trotoar dibangun untuk menyedikan tempat bagi pejalan kaki, pemakai kursi roda dan kereta bayi (Sutjana, 2010) dalam Makalah Masalah Ergonomi dalam Pembangunan Trotoar. Menurut Rapoport (1982), trotoar berisi aktifitas yang sifatnya dinamis dan statis. Terdapat beberapa faktor yang memberi kenyamanan bagi pejalan kaki di trotoar.

1. Aman, yaitu keamanan bagi pejalan kaki dari kerawanan lalu lintas tanpa

khawatir akan terjadi kecelakaan, juga aman dari kejahatan baik secara langsung maupun tidak langsung.

2. Variabel lingkungan, yaitu berupa suara yang mengganggu, polusi, kesesakan

(3)

3. Iklim dan cuaca, saat hujan pejalan kaki akan merasa enggan untuk keluar rumah dan saat kemarau hawa panas akan membuat pejalan kaki akan cepat merasa lelah.

4. Topografi, lereng, jalan datar dan bukit berpengaruh pada bentuk trotoar, di jalan datar pemakai jalan akan menempuh jarak yang lebih panjang di banding di jalan dengan kontur naik turun.

5. Jarak, pejalan kaki mempunyai kemampuan tertentu untuk dapat berjalan

dengan nyaman yaitu di jarak kurang dari 1,1 km dengan kecepatan rata-rata 3,5 km/jam.

6. Layanan, dimana tersedianya layanan seperti : kafe, kios, toilet, tempat duduk, hal ini untuk menunjang sifat relaksasi dari aktifitas berjalan kaki. 7. Budaya, yaitu membatasi sesuatu yang dapat diterima, aturan-aturan yang

cocok, hal ini terkait dengan keinginan, kebiasaan dan kecenderungan dalam melakukan kegiatan tertentu yang menentukan bentukan fisiknya.

(4)

bagian jalan raya, dimana dengan ketentuan adanya jumlah minimal 300/12 jam pejalan kaki, dan jumlah minimal 1000/12 jam kendaraan yang melintas jalan tersebut (Petunjuk Perencanaan Trotoar, 1990).

Trotoar di Jalan Babarsari tidak hanya bagi pejalan kaki, tetapi digunakan oleh fungsi lainnya, seperti PKL dan parkir. Peletakan street furniture pada trotoar mengurangi ruang bagi pejalan kaki. Trotoar tidak menerus menyebabkan ketidak nyaman bagi pengguna jalan, ketinggian kerbs, tidak ada ramp atau kemiringan, serta material penutup trotoar rusak menyebabkan kesulitan bagi pengguna jalan yang mengalami keterbatasan fisik.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat beberapa masalah di trotoar Jalan Babarsari yang menyebabkan tidak nyaman dan amannya bagi pejalan kaki, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

1. Bagaimana tanggapan para pejalan kaki tentang kenyamanan terhadap pemanfaatan fasilitas jalur trotoar di Jalan Babarsari ?

2. Apakah jalur trotoar di Jalan Babarsari, benar-benar dimanfaatkan

sebagaimana fungsi sebenarnya ?

3. Bagaimana kondisi yang menunjang kenyamanan, kemudahan serta

(5)

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut. 1. Lokasi penelitian adalah penggal Jalan Babarsari dari pertigaan Jalan Adi

Sucipto sampai dengan pertigaan Universitas Proklamasi 45. 2. Waktu penelitian 12 jam perhari (06.00-18.00) selama 1 minggu.

3. Pengamatan penelitian dibatasi pada fisik trotoar dan perilaku pejalan kaki

yang berhubungan dengan kenyamanan pejalan kaki di Jalan Babarsari. 4. Metodologi yang digunakan dalam penelitian adalah metode kuisioner untuk

mengetahui kenyamanan pejalan kaki di Jalan babarsari.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada trotoar di Jalan

Babarsari.

2. Untuk mengetahui bagaimana kondisi kenyamanan penggunaan jalur trotoar oleh pejalan kaki di Jalan Babarsari.

3. Untuk memberikan usulan desain trotoar di Jalan Babarsari.

1.5. Manfaat Penelitian

(6)

1.6. Lokasi Penelitian

Babarsari terletak di Kabupaten Sleman Yogyakarta, Jalan Babarsari sendiri menghubungkan beberapa fasilitas pendidikan dan fasilitas umum lainnya, sebagai jalan yang menghubungkan beberapa sarana pendidikan seharusnya jalan ini mudah diakses dan memberi kenyamanan bagi pengguna yang berlalu lalang.

Jalan Babarsari merupakan salah satu daerah dengan tingkat aktifitas kawasan yang termasuk kategori cukup tinggi, sehingga signifikan dan representatif untuk dijadikan pilihan lokasi sebagai bahan studi kasus dalam melakukan penelitian ini.

Batas Lokasi Penelitian :

(7)
[image:7.612.97.519.102.562.2]

Gambar 1.1. Peta Lokasi Jalan Babarsari

1.7. Kerangka / Sistematika Penulisan Tugas Akhir

(8)

b. BAB 2 : yaitu tinjauan pustaka, pada bab ini akan dibahas mengenai uraian teoritis atau pendapat para ahli tentang masalah yang berhubungan dengan judul skripsi maupun isi skripsi,

c. BAB 3 : yaitu landasan teori, pada bab ini membahas tentang persamaan-persamaan kenyamanan, dimensi trotoar, lebar trotoar, struktur dan kemiringan, tangga,

d. BAB 4 : yaitu metode penelitian, membahas tentang metode pengumpulan

data, pelaksanaan observasi, instrumen penelitian, dan bagan alur penelitian,

e. BAB 5 : yaitu hasil penelitian dan pembahasan, pada bab ini akan diuraikan tentang kondisi umum daerah penelitian, hasil penelitian, beserta pembahasan hasil penelitian,

(9)
[image:9.612.99.515.108.640.2]

Gambar 1.2. Trotoar sebagai Lahan Parkir

(10)
[image:10.612.99.518.111.622.2]

Gambar 1.4. Material Trotoar yang Rusak

(11)
[image:11.612.97.519.108.626.2]

Gambar 1.6. Ketinggian Kerb > 15 cm

(12)
[image:12.612.97.518.109.650.2]

Gambar

Gambar 1.1. Peta Lokasi Jalan Babarsari
Gambar 1.2. Trotoar sebagai Lahan Parkir
Gambar 1.4. Material Trotoar yang Rusak
Gambar 1.6. Ketinggian Kerb > 15 cm
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas maka dari itu saya akan melakukan sebuah penelitian yang bertujuan untuk memudahkan Pengguna pengendara bermotor dalam

Namun perlu adanya analisis tambahan terhadap regangan yang terjadi pada pipeline selama proses laying sehingga kegagalan pada pipeline seperti concrete crushing

Penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir Ny.S. sesuai dari kebijakan teknis (kunjungan neonatus umur 6

Benda ui * )ontoh tanah - yang diteliti dalam per)obaan ini adalah tanah yang diperoleh dari hasil pemboran dengan tangan. Pemboran dilakukan pada lokasi disekitar halaman

Peraturan hukum yang mengatur tentang kajian ini adalah perundang-undangan yang mengatur tentang pemerintah daerah, perimbangan keuangan pusat dan daerah, pengelolahan keungan

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lesi Kurnia Putri pada tahun 2012 dimana didapatkan bahwa capaian pengendalian DM tipe 2 di RSUD Arifin Achmad

Halfway house dalam koreksi, yang sering menggunakan pekerja sosial sebagai administrator atau sebagai staf pegawai, digunakan dalam dua cara :

Dengan memperhatikan Dokumen Kualifikasi Pekerjaan Barang Jasa Pemerintah, serta sesuai Dokumen Kualifikasi perusahaan saudara, setelah dilakukan evaluasi yang berdasarkan