• Tidak ada hasil yang ditemukan

ENGEMBANGAN LATIHAN DRIBBLE MENGGUNAKAN METODE DELTA JAMBU PADA EKSTRAKULIKULER BOLABASKET SMP PANGUDI LUHUR AMBARAWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ENGEMBANGAN LATIHAN DRIBBLE MENGGUNAKAN METODE DELTA JAMBU PADA EKSTRAKULIKULER BOLABASKET SMP PANGUDI LUHUR AMBARAWA"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LATIHAN DRIBBLE MENGGUNAKAN

METODE DELTA JAMBU PADA EKSTRAKULIKULER

BOLABASKET SMP PANGUDI LUHUR

AMBARAWA

SKRIPSI

diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

pada Universitas Negeri Semarang

oleh

Ryan Arga Renditya

6301411201

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii

Semarang. Pembimbing I Priyanto, S.Pd., M.Pd. Pembimbing II Dra. Kaswarganti Rahayu, M.Kes.

Kata Kunci: Pengembangan, Latihan, DELTA JAMBU, Dribble.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah “bagaimana hasil pengembangan latihan dribble menggunakan metode DELTA JAMBU pada ekstrakulikuler bolabasket SMP Pangudi Luhur Ambarawa?”. Tujuan penelitian untuk mengembangkan latihan dribble menggunakan metode DELTA JAMBU pada ekstrakulikuler bolabasket SMP Pangudi Luhur Ambarawa.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan, yaitu: (1) penelitian pendahuluan, pengumpulan informasi dan analisis kebutuhan, (2) pengembangan produk awal, (3) evaluasi tiga ahli kepelatihan bolabasket, (4) uji coba kelompok kecil (10 siswa), (5) revisi produk pertama, (6) uji coba kelompok besar (20 siswa), (7) revisi produk akhir, (8) perumusan naskah video, (9) produk akhir berbentuk VCD. Instrumen penelitian meliputi lembar evaluasi, kuesioner dan tes penilaian kemampuan dribble.

Hasil kuesioner evaluasi ahli sebelum uji coba kelompok kecil sebesar 79,1% (Baik), uji coba kelompok kecil 80,67% (Baik), peningkatan tes kemampuan dribble uji coba kelompok kecil sebesar 12%, kuesioner evaluasi ahli setelah uji coba kelompok kecil sebesar 76,7% (Baik), uji coba kelompok besar 84% (baik), peningkatan tes kemampuan dribble uji coba kelompok besar sebesar 9%, dan kuesioner evaluasi ahli setelah uji coba kelompok besar sebesar 75,8%.

(3)
(4)
(5)

v

selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap. (Q.S, Al-Insyirah: 6-8)

Persembahan:

Skripsi ini kupersembahkan kepada: Kedua orang tuaku Bapak Yanto dan Ibu Rini Kristina.

Kakakku Annes Mega Anggita. Fella Novita Ariyanti.

(6)

vi

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGEMBANGAN LATIHAN DRIBBLE MENGGUNAKAN METODE DELTA JAMBU PADA EKSTRAKULIKULER

BOLABASKET SMP PANGUDI LUHUR AMBARAWA”. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Sarjana Fakultas Ilmu Keolahragaan Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik tanpa dukungan, bantuan, bimbingan, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis dengan penuh ketulusan hati ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarag yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi di UNNES.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kelancaran administrasi dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ketua dan Sekertaris Jurusan Pandidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES yang telah memberikan berbagai kemudahan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Priyanto S.Pd, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu, bantuan, memberikan saran, nasehat, teguran, dukungan dan motivasi yang membangun sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Dra. Kaswarganti Rahayu, M.Kes. selaku Dosen Pembimbing II yang telah

meluangkan waktu, bantuan, memberikan saran, nasehat, teguran, dukungan dan motivasi yang membangun sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

(7)

vii

8. Fella Novita Ariyanti yang selalu menjadi semangatku, senantiasa memberikan do’a, dukungan, motivasi, dan nasehat dalam menyelesaikan skripsi di Pendidikan Kepelatihan Olahraga Universitas Negeri Semarang. Serta Bapak dan Ibu Jumari, Kak Soy dan Epik yang terbaik, terimakasih banyak atas semangat dan do’a yang telah diberikan.

9. Kepala Sekolah SMP Pangudi Luhur Ambarawa yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.

10. Pembina ekstrakurikuler bolabasket SMP Pangudi Luhur Ambarawa yang telah memberikan kritikan dan saran yang berguna untuk menjadikan penelitian ini lebih baik.

11. Seluruh siswa peserta ekstrakurikuler bolabasket SMP Pangudi Luhur Ambarawa yang bersedia menjadi sampel penelitian.

12. Terimakasih juga untuk Sulis, Lita, Ulfi, Mesi, Erwin, Nining dan seluruh keluarga besar PKLO 2011 atas do’a, dukungan dan semangat yang diberikan.

13. Seluruh saudara, teman, dan pihak-pihak yang sudah membantu dalam penulisan skripsi ini namun tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas do’a, dukungan, semangat dan bantuan yang telah diberikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun kiranya dapat menjadi satu sumbangan yang berarti dan penulis harapkan adanya saran dan kritik untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga skripsi ini bermanfaat dan digunakan sebagai tambahan informasi bagi semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Semarang, 11 Desember 2015

(8)

viii

ABSTRAK ... ii

PERNYATAAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Pengembangan ... 3

1.4 Manfaat pengembangan ……… 3

1.5 Spesifikasi Produk ... 3

1.6 Pentingnya Pengembangan ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR 2.1 Landasan Teori ……… 7

2.2 Kerangka Berpikir ……… 13

BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan ... 15

3.2 Prosedur Pengembangan ... 16

3.3 Uji Coba Produk ... 19

3.3.1 Desain Uji Coba ……….. 19

3.3.2 Subjek Uji coba ………... 21

3.4 Jenis Data ... 21

3.5 Instrumen Pengumpulan Data ... 21

(9)

ix

4.3 Hasil Data Uji Coba Kelompok Kecil ... 33

4.4 Revisi Produk I ... 38

4.5 Uji Coba Kelompok Besar ... 41

4.6 Revisi Produk II ... 47

4.7 Prototipe Produk ... 50

BAB V KAJIAN DAN SARAN 5.1 Kajian Prototipe Produk ... 56

5.2 Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60

(10)

x

2. Klasifikasi Persentase ………... 28 3. Data Hasil Kuesioner Ahli Bidang Bolabasket

Sebelum Uji Coba Kelompok Kecil ………...………... 29 4. Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Kuesioner Ahli

Sebelum Uji Coba Kelompok Kecil ………...………... 30 5. Hasil Revisi Produk Awal Sebelum Uji Coba

Kelompok Kecil ………....……… 32 6. Hasil Kuesioner Uji Coba Kelompok Kecil ………..……….…… 33 7. Hasil Tes Penilaian Kemampuan Dribble (Tes Praktik)

pada Uji Coba Kelompok Kecil (Pre-test) ...………....……… 35 8. Hasil Test Penilaian Kemampuan Dribble (Tes Praktik)

pada Uji Coba Kelompok Kecil (Post-test) …..……… 35 9. Data Hasil Kuesioner Ahli Bidang Bolabasket

Setelah Uji Coba Kelompok Kecil ………..……… 38 10. Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Kuesioner Ahli

Setelah Uji Coba Kelompok Kecil ………... 39 11. Hasil Revisi Produk I Setelah Uji Coba Kelompok Kecil ………... 40 12. Hasil Kuesioner Uji Coba Kelompok Besar ….……….…... 41 13. Hasil Test Penilaian Kemampuan Dribble (Tes Praktik)

Pada Uji Coba Kelompok Besar (Pre-test) ……….……….. 43 14. Hasil Test Penilaian Kemampuan Dribble (Tes Praktik)

Pada Uji Coba Kelompok Besar (Post-test) ………..…………. 44 15. Data Hasil Kuesioner Ahli Bidang Bolabasket

Setelah Uji Coba Kelompok Besar ………..…. 47 16. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Ahli

(11)

xi

2. AAHPER control-dribble test (righ hand) ... 26

3. AAHPER control-dribble test (left hand)……….…… 26

4. Ukuran Daerah Keyhole ... 27

5. Grafik Perbandingan Hasil Penilaian Pre-test dan Post-test Uji CobaKelompok Kecil ... 36

6. Grafik Perbandingan Hasil Penilaian Pre-test dan Post-test Uji CobaKelompok Besar ….……….……. 45

7. Bola tenis ……….…..… 50

8. Bola basket ………..……. 51

9. Model tatihan DELTA JAMBU 1 ………. 51

10. Model tatihan DELTA JAMBU 2 ………. 52

11. Model tatihan DELTA JAMBU 3 ………. 52

12. Model tatihan DELTA JAMBU 4 ………. 53

13. Model tatihan DELTA JAMBU 5 ………. 53

14. Model tatihan DELTA JAMBU 6 ………. 54

15. Model tatihan DELTA JAMBU 7 ………. 54

(12)

xii

2 Lembar Surat Ijin Penelitian ……….. 64

3 Lembar Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian ……..……… 65

4 Media Bola yang Digunakan ……….……… 66

5

Lembar Pernyataan Ahli 1 Kepelatihan Bolabasket

………

67

6

Lembar Pernyataan Ahli 2 Kepelatihan Bolabasket

………

68

7

Lembar Pernyataan Ahli 3 Kepelatihan Bolabasket

………

69

8

Lembar Lisensi Para Ahli Kepelatihan Bolabasket

……… 70

9 Lembar Analisis Kebutuhan untuk Pembina ……….……. 71

10 Lembar Pertanyaan kuesioner Ahli bidang Kepelatihan ………….…. 74

11 Lembar Analisis Kebutuhan Untuk Siswa ……….. 78

12 Lembar Kuesioner Untuk Siswa ……….. 81

13

Lembar Tes Penilaian Kemampuan Dribble (Tes Praktik)

…….

84

14 Hasil Evaluasi Ahli Sebelum Uji Coba Kelompok Kecil ……… 86

15 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Kuesioner Ahli Sebelum Uji Coba Kelompok Kecil ……….. 87

16 Hasil Revisi Produk Awal Sebelum Uji Coba Kelompok Kecil ………. 88

17 Rekap Penilaian Kuesioner Pada Uji Kelompok Kecil ……….. 89

18 Hasil Kuesioner Uji Coba Kelompok Kecil ……….. 90

19 Hasil Test Penilaian Kemampuan Dribble pada Uji Coba Kelompok Kecil (Pre-test) ………... 91

20 Hasil Test Penilaian Kemampuan Dribble pada Uji Coba Kelompok Kecil (Post-test) ……… 92

21 Dokumentasi Uji Coba Kelompok Kecil ……… 93

22 Hasil Kuesioner Ahli Bidang Bolabasket Setelah Uji Coba Kelompok Kecil ………. 95

23 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Ahli Bidang Bolabasket Setelah Uji Coba Kelompok Kecil ………. 96

24 Hasil Revisi Produk I Setelah Uji Coba Kelompok Kecil ……….. 97

(13)

xiii

Uji Coba Kelompok Besar (Post-test) ………. 102 29 Dokumentasi Uji Coba Kelompok Besar ……… 103 30 Hasil Kuesioner Ahli Bidang Bolabasket Setelah

Uji Coba Kelompok Besar ………. 105 31 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Ahli Bidang Bolabasket Setelah Uji Coba Kelompok Besar …………. 106 32 Hasil Revisi Produk II Setelah Uji Coba Kelompok Besar ……… 107

(14)

1

Olahraga di sekolah hendaknya memang dikelola dengan profesional, mulai dari sarana dan prasarana yang di butuhkan hingga pada sisi metode pembelajaran yang digunakan, karena keprofesionalan dalam mengelola tiap-tiap mata pelajaran bisa jadi dikatakan sebagai salah satu ukuran dari keprofesionalan yang dapat diajarkan di sekolah, dan hal tersebut memerlukan skala prioritas untuk memilih bila memang ingin mengembangkan olahraga secara khusus, penentuan prioritas salah satu jenis olahraga perlu dipertimbangkan pula minat siswa terhadap olahraga yang hendak dipilih. Salah satu jenis olahraga yang sedang populer dan banyak diminati oleh kalangan remaja khususnya pelajar dan mahasiswa di luar ataupun dalam negeri saat ini adalah permainan bolabasket.

Bola basket kini telah banyak berkembang hingga menjadi salah satu olah raga populer pada sekolah-sekolah ataupun universitas-universitas di Indonesia. Banyak klub bolabasket yang berdiri baik professional maupun pemula. Bolabasket mendapat perhatian yang besar dikalangan masyarakat. Orang menjadi lebih tertarik lagi untuk mengetahui dan mendalami tentang olahraga bolabasket. Berbagai kompetisi bolabasket antara lain kejuaraan bolabasket antar pelajar dari sekolah menengah misalnya POPDA, DBL hingga perguruan tinggi misalnya LIMA, Campus League dan kompetisi yang ditangani secara professional yaitu kompetisi bola basket antar klub se-Indonesia NBL (National

Basketball League), WNBL (Women National Basketball League). Berbagai

kompetisi tersebut dengan sendirinya memunculkan bakat yang potensial dibidang bolabasket nasional.

Dengan kompetisi yang berkembang, pemain harus meningkatkan kualitas permainan, dari segi permainan kelompok maupun individu. Dalam peningkatan kemampuan individu, kita dapat meningkatkan kemampuan pada aspek teknik dasarnya. Di dalam permainan bola basket terdapat teknik dasar footwork

(gerakan kaki), shooting (menembak), passing (operan) dan menangkap, dribble

(15)

bertahan (Wissel, H., 2000:02). Teknik dasar tersebut sangat penting untuk para pemain agar dapat melakukan gerakan-gerakan yang efektif dan efisien. Dribble

merupakan salah satu teknik dasar yang cukup penting dalam mendukung terciptanya angka. Pemain seharusnya meningkatkan kualitas dribble mereka dengan tujuan untuk lebih cepat menuju ke daerah lawan dalam usaha memasukkan bola ke dalam keranjang lawan, lebih mudah menyusup dan menerobos ke daerah pertahanan lawan dan mengacaukan pertahanan lawan, permainan lawan menjadi tidak berkembang, sehingga permainan menjadi terhambat.

Dribble bisa dilakukan dengan baik jika menguasai teknik yang baik dan benar. Untuk memperoleh kualitas dribble yang baik maka seorang pemain harus meningkatkan variasi latihan guna mempercepat peningkatan teknik dribbelnya. Dari hasil pengamatan yg dilakukan oleh peneliti ternyata variasi dalam latihan

dribble masih terbatas. Hal tersebut salah satunya terlihat pada ekstrakulikuler SMP Pangudi Luhur Ambarawa. Pelatih hanya memberikan metode latihan

dribble berupa dribble puond, kill, piston, dan dribbel-dribbel dasar lainnya. Para

pemain bolabasket yang tergabung dalam ekstrakulikuler di SMP Pangudi Luhur rata-rata saat melakukan dribble masih melihat ke arah bola. Melakukan dribble

dengan melihat ke arah bola akan membuat konsentrasi kita hanya tertuju pada bola sehingga akan membuat lawan dengan mudah merebut penguasaan bola. Oleh karena itu seorang pemain seharusnya pada saat melakukan dribble bukan melihat pada bola namun juga melihat lawan mainnya dan dapat melihat situasi permainan.

Dari permasalahan kurangnya variasi latihan dribble dan lemahnya penguasaan dribble tersebut maka hal ini memberikan gagasan dan ide dasar bagi penulis untuk menciptakan suatu pengembangan variasi latihan teknik dasar

dribble menggunakan metode DELTA JAMBU (dribble dan lempar tangkap

(16)

1.2 Perumusan Masalah

Sesuai dengan judul diatas maka timbul suatu pemikiran, perhatian dan suatu permasalahan bagi penulis untuk meneliti masalah penelitian sebagai berikut:

“Bagaimana Hasil Pengembangan Latihan Dribble Menggunakan Metode DELTA JAMBU Pada Ekstrakulikuler Bolabasket SMP Pangudi Luhur Ambarawa?”

1.3 Tujuan Pengembangan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan pengembangan latihan

dribble menggunakan metode DELTA JAMBU pada ekstrakulikuler bolabasket

SMP Pangudi Luhur Ambarawa. Sehingga pengembangan variasi latihan dribble

ini diharapkan bisa membantu tim ekstrakulikuler bolabasket SMP Pangudi Luhur Ambarawa meningkatkan kemampuan penguasaan dribble yang mendukung untuk peningkatan prestasi pemain-pemainnya.

1.4 Manfaat Pengembangan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Sebagai pengalaman dibidang penelitian dalam melakukan penelitian pengembangan.

2. Untuk memotivasi pelatih agar lebih kreatif dalam pengembangan latihan

dribble bolabasket dan tidak terpaku pada alat atau media yang sudah ada.

1.5 Spesifikasi Produk

Produk yang akan dihasilkan berupa latihan dribble menggunakan metode DELTA JAMBU yang dikemas dalam bentuk VCD. DELTA JAMBU adalah kepanjangan dari “Dribble dan Lempar Tangkap Jambu”. Spesifikasi dari pengembangan latihan dribble menggunakan metode DELTA JAMBU pada ekstrakulikuler bolabasket SMP Pangudi Luhur Ambarawa ini dikembangkan khusus pada keterampilan dribble dengan bantuan media “jambu”. “Jambu” disini

(17)

berat yang ringan, dan cukup untuk dipegang dengan satu tangan. Bola tenis tersebut sekilas nampak seperti buah jambu dengan warna dan ukuran yang hampir serupa. Hal tersebut menjadikan ide bagi peneliti untuk memberikan nama bola tenis dengan sebutan “jambu”.

Pada penelitian ini latihan dribble dengan metode DELTA JAMBU dilakukan 4 minggu dan setiap 1 minggunya ada 4 kali latihan, yang nantinya pada awal dan akhir pertemuan diadan tes keterampilan dribble sehingga akan terlihat peningkatan hasil dari teknik dasar dribble tersebut. Latihan ini dapat dilakukan dengan cara melakukan dribble bola basket dengan tangan kanan sedangkan tangan kiri melakukan lempar tangkap jambu (bola tenis) dan dapat pula dilakukan dengan sebaliknya. Model latihan dribble menggunakan metode DELTA JAMBU (dribble dan lempar tangkap jambu) dapat meningkatkan keterampilan dribble sekaligus koordinasi, sehingga pemain akan melakukan

dribble dengan tangan kiri ataupun tangan kanan tanpa melihat ke arah bola

basket. Secara tidak sengaja saat melakukan dribble pemain juga akan terbagi konsentrasinya, yaitu saat melakukan dribble pemain juga melakukan lempar tangkap jambu. Penggunaan bola tenis sebagai media dalam metode DELTA JAMBU ini yaitu supaya membiasakan pandangan mata tidak melihat bola saat melakukan dribble. Metode tersebut sangat dibutuhkan untuk perkembangan kemampuan pemain yang masih termasuk dalam tingikat awal. Dalam produk DELTA JAMBU ini alat-alat yang digunakan adalah lapangan, bola basket, bola tenis, peluit, cone.

Latihan dribble dengan metode DELTA JAMBU dibagi menjadi 8, yaitu:

1. Pada tahap DELTA JAMBU 1, siswa melakukan latihan tahap paling awal yaitu dribble di tempat dengan tangan kanan sedangkan secara bersamaan tangan kirinya bermain lempar tangkap Jambu (bola tenis) sendiri vertical ke atas. Setelah beberapa menit kemudian dribble dilakukan dengan menggunakan tangan yang sebaliknya.

2. Pada tahap DELTA JAMBU 2, latihannya yaitu masih melakukan dribble

(18)

karena latihan ini masih dalam latihan awal. Setelah beberapa menit kemudian dribble dilakukan dengan menggunakan tangan yang sebaliknya. 3. Pada tahap DELTA JAMBU 3, Siswa A melakukan dribble di tempat dengan

tangan kanan sedangkan secara bersamaan tangan kirinya bermain lempar tangkap Jambu (bola tenis) dengan Siswa B yang ada di hadapannya. Siswa B juga melakukan dribble di tempat dengan tangan kanan dan secara bersamaan tangan kirinya bermain lempar tangkap Jambu (bola tenis) dengan siswa A. Setelah beberapa menit kemudian dribble dilakukan dengan menggunakan tangan yang sebaliknya. Lempar tangkap antar siswa dilakukan dengan menggunakan satu Jambu.

4. Pada tahap DELTA JAMBU 4, siswa A melakukan dribble dengan tangan kanan sedangkan secara bersamaan tangan kirinya bermain lempar tangkap Jambu (bola tenis) dengan siswa B yang ada di hadapannya. Siswa B juga melakukan dribble dengan tangan kanan dan secara bersamaan tangan kirinya bermain lempar tangkap Jambu (bola tenis) dengan siswa A. Lempar tangkap antar pemain dilakukan dengan menggunakan satu Jambu. Latihan dilakukan kedua pemain sambil berjalan menyamping dari cone 1 ke cone 2. Siswa mengubah dribble mereka dengan tangan kiri pada saat kembali dari cone 2 ke cone 1.

5. Pada tahap DELTA JAMBU 5, latihan dilakukan seperti DELTA JAMBU 3 akan tetapi masing-masing siswa memegang “Jambu” untuk dilempar secara bersamaan ke lawan mainnya, dan masing-masing siswa juga melakukan

dribble bola secara bersamaan.

6. Pada tahap DELTA JAMBU 6, latihan dilakukan seperti DELTA JAMBU 5 akan tetapi siswa A, B dan C membentuk segitiga kemudian bersama-sama melakukan lemparan “Jambu” kearah yang sama (searah dengan jarum jam) dan juga menangkap lemparan dari rekannya. Setelah beberapa menit arah lemparan “Jambu” dibalik (kebalikan dari arah jarum jam).

7. Pada tahap DELTA JAMBU 7, siswa melakukan dribble zig-zag sesuai gambar lalu pada saat sampai cone di tengah melakukan lempar tangkap DELTA JAMBU 2. Dribble awalnya menggunakan tangan kanan kemudian kembalinya menggunakan tangan kiri.

8. Pada tahap DELTA JAMBU 8, siswa A dan B melakukan dribble ke arah

(19)

melakukan lempar tangkap DELTA JAMBU 3, kemudian kembali melakukan

dribble zig-zag ke tempat awal.

1.6 Pentingnya Pengembangan

1.6.1 Bagi Peneliti

1. Sebagai modal dalam menyusun skripsi untuk memperoleh gelar kesarjanaan bidang studi pendidikan kepelatihan olahraga, S1 (PKLO). 2. Sebagai bekal pengalaman dalam mengembangkan variasi latihan teknik

dasar bolabasket. 1.6.2 Bagi Peneliti Lanjutan

1. Sebagai dasar penelitian lebih lanjut.

2. Sebagai pertimbangan untuk peneliti pengembangan variasi latihan dalam ekstrakulikuler bolabasket.

1.6.3 Bagi Pelatih Ekstrakulikuler

1. Sebagai bahan pertimbangan dalam latihan teknik-teknik dasar bolabasket.

2. Sebagai sumber bahan yang beraneka ragam bagi pelatih, yang memungkinkan untuk memodifikasi latihan teknik dasar bolabasket lama menjadi yang lebih menarik.

3. Sebagai dorongan dan motivasi kepada pelatih untuk mempercepat kemampuan teknik dasar para permainan.

1.6.4 Bagi Lembaga

1. Sebagai bahan dokumentasi penelitian di lingkungan UNNES Semarang. 2. Sebagai bahan informasi kepada mahasiswa tentang pengembangan

(20)

7

Penelitian dan pengembangan biasanya disebut pengembangan berbasis penelitian (research and development) merupakan jenis penelitian yang sedang meningkat penggunaanya dalam pemecahan masalah praktis dalam dunia penelitian, utamanya penelitian pendidikan dan pembelajaran. Menurut Borg and Gall (1983:774) penellitian dan pengembangan adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan produk-produk yang digunakan dalam pendidikan pembelajaran. Selanjutnya disebutkan bahwa prosedur penelitian dan pengembangan pada dasarnya terdiri dari dua tujuan utama, yaitu: (1) pengembangan produk, dan (2) menguji keefektifan produk dan mencapai tujuan. Suharsimi Arikunto (2010:7) mengatakan bahwa penelitian pengembangan atau penelitian developmental adalah penelitian yang mengadakan percobaan dan penyempurnaan. Sehingga dari pengertian dari para pakar diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan merupakan penelitian yang melakukan percobaan dan penyempurnaan sehingga dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan agar pengetahuan yang sudah ada dapat dikembangkan lagi.

2.1.1 Penelitian Pengembangan

Menurut Sukmadinata N.S. (2005:164) penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk yang baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Berdasarkan teori yang telah dijelaskan di atas tentang definisi dari penelitain pengembangan, dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan suatu produk yang baru maupun menyempurnakan produk sebelumnya untuk memperoleh produk yang lebih baik.

2.1.2 Latihan

(21)

berubah secara periodik. Menurut Harsono seperti yang dikutip Rubianto Hadi (2007:55), latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari, kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya. Pate, et al (1993:317), menyatakan bahwa latihan dapat didefinisikan sebagai peran serta yang sistematis yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas fungsional fisik dan daya tahan latihan. Latihan menuntun timbulnya perubahan dalam jaringan dan sistem, perubahan yang berkaitan dengan perkembangan kemampuan dalam berolahraga. Setelah beberapa pendapat yang diungkapkan para ahli, dapat ditarik sebuah kesimpulan mengenai pengertian dari latihan. Latihan adalah sebuah kegiatan yang meliputi suatu proses kerja yang sistematis dan dilakukan secara berulang-ulang dengan beban latihan yang terus meningkat beban dan intensitas latihannya dengan tujuan untuk menuntun timbulnya perubahan dalam jaringan dan sistem yang berkaitan dengan perkembangan kemampuan dalam berolahraga. Menurut Rubianto Hadi (2007:55) tujuan dari latihan adalah untuk membantu seorang atlet atau satu tim olahraga dalam meningkatkan keterampilan atau prestasinya semaksimal mungkin dengan mempertimbangkan berbagai aspek latihyan yang harus diperhatikan, meliputi latihan fisik, teknik, taktik, dan latihan mental.

2.1.3 Prinsip Dan Asas Latihan

Untuk mencapai peningkatan kemampuan fisik maupun teknik dalam suatu cabang olahraga, diperlukan suatu proses dan waktu yang tersusun secara sistematis. Suatu proses latihan yang sistematis dalam kurun waktu yang ditentukan termuat dalam suatu program latihan. Apabila salah satu dari prinsip latihan tidak dilaksanakan, maka latihan yang diberikan/dilakukan tidak akan mencapai atau menghasilkan prestasi yang optimal (Rubianto Hadi, 2007:57). Prinsip dan asas latihan perlu dipahami dulu agar kita bisa merencanakan program latihan yang baik dan benar, tanpa pengetahuan mengenai prinsip-prinsip latihan tidak mungkin program latihan dapat di susun secara baik dan benar. Dalam usaha mencapai peningkatan kemampuan fisik maupun teknik dalam suatu cabang olahraga, diperlukan suatu proses dan waktu.

(22)

dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan olahragawan (Pate et al, 1993:317). Menurut Harsono seperti yang dikutip Rubianto Hadi (2007:56) berpendapat bahwa prinsip dan asas latihan meliputi: 1. prinsip beban lebih (overload

principle), 2. prinsip perkembangan menyeluruh (multilateral development), 3.

prinsip spesifik, 4. prinsip individualisasi 5. intensitas latihan, 6. Kualitas latihan, 7. variasi latihan, 8. lama latihan, 9. latihan rileksasi, 10. uji coba. Pate, et al (1993:318) berpendapat bahwa prinsip-prinsip latihan meliputi: 1. pembebanan berlebih, 2. konsistensi, 3. kekhususan, 4. kemajuan, 5. ciri pribadi, 6. keadaan pelatihan, 7. periodisasi, 8. masa stabil, 9. tekanan, 10. tekanan dalam bertanding. Dalam melakukan latihan pelatih maupun pemain harus mempunyai pedoman atau prinsip untuk meningkatkan peforma latihannya. Prinsip-prinsip yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Prinsip Proses Latihan Menggunakan Model

Tujuan suatu model adalah untuk memperoleh suatu yang ideal, meskipun keadaan abstrak ideal di atas adalah kenyataan konkrit, itu juga menggambarkan sesuatu yang diusahakan untuk dicapai, sesuatu peristiwa yang akan dapat diperoleh (Budiwanto, 2004:27). Jadi dengan dibuatnya model latihan ini diharapkan siswa dapat dengan lebih mudah menguasai teknik dasar dribble

yang akan dipelajari, karena telah disesuaikan dengan prasarana yang tersedia, dan tingkat dari kemampuan siswa itu sendiri.

2. Prinsip Variasi

Dalam sebuah latihan diperlukan sebuah variasi, ini bertujuan mengatasi sebuah kebosanan dalam latihan dikarenakan latihan yang monoton setiap minggunya. Dalam hal ini seorang pelatih sangat berperan penting untuk membuat bentuk latihan yang kreatif dan memungkinkan selalu berubah secara periodik, oleh sebab inilah model variasi latihan yang beranekaragam, menarik, mudah dipahami, dan sesuai dengan kemampuan siswa sangat diperlukan untuk memperlancar proses latihan dan mempermudah siswa dalam menguasai sebuah teknik yang diperlukannya.

3. Prinsip Partisipasi Aktif Dalam Latihan

(23)

dari siswa tersebut, walaupun ruang lingkupnya hanya kegiatan ekstrakulikuler. Selain itu peran dari siswa tersebut juga dituntut untuk mengeluarkan segala kreatifitasnya dalam menjalankan program latihan yang telah diberikan pelatih, dengan ini kedua komponen yaitu pelatih/guru dan siswa sangat diperlukan kerjasama dan sama-sama berpartisipasi dalam menjalankan proses latihan yang ingin dilaksanakan. Budiwanto (2004:23) mengemukakan bahwa ketentuan berikut ini diperlukan dari prinsip aktif dalam latihan, (1) pelatih harus bekerjasama mencapai tujuan latihan bersama atletnya, (2) atlet harus aktif berpartisipasi dalam perencanaan program latihan jangka panjang dan pendek, (3) atlet secara periodik harus menetapkan dan melakukan tes standar, (4) atlet wajib melakukan secara individual (tugas rumah) atau latihan tanpa pelatihnya. 2.1.4 Metode Latihan

Di dalam olahraga diketemukan beragam definisi mengenai metode atau model latihan. Namun demikian masih sering terjadi salah pengertian karena belum adanya definisi yang pakem mengenai metode atau model latihan yang telah ada. Metode atau model latihan adalah sistem bekerja seorang pelatih atau olahragawan yang berhubungan dengan pengetahuan dan kemampuannya. Metode atau model latihan itu sendiri mencakup pengorganisasian dari suatu kegiatan. Contoh: metode circuit training, metode interval training, dan contoh yang lainnya. Pemilihan suatu metode atau model latihan sangat bergantung pada tujuan umum latihan, tujuan khusus, berdasarkan cabang olahraganya, kedewasaan fisik dan mental atlet serta tingkat kemampuannya. Budiwanto (2004:59) menyatakan bahwa metode latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan fisik atlet, yaitu antara lain: metode latihan sirkuit (circuit training), metode latihan beban (weight training), metode pada dasarnya merupakan pengajaran gerak, dimana terjadi relasi antara pembinadan para anak didik. Pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang penting disemua sekolah kita. Olahraga, sebagai bagian daripadanya, termasuk kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler yang paling populer. Berbagai macam olahraga disediakan bagi murid-murid sejak di sekolah dasar hingga sekolah lanjutan tingkat atas.

(24)

Kesimpulannya metode latihan adalah pengorganisasian suatu kegiatan latihan yang dilakukan oleh seorang pelatih dalam mengembangkan suatu bentuk latihan yang digunakan untuk menentukan materi latihan yang disusun dari berbagai unsur yang dapat mempengaruhi tingkat kemampuan seorang atlet berdasarkan cabang olahraganya.

2.1.5 Bolabasket

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang teknik dasar permainan bolabasket, perlu kita ketahui terlebih dahulu tentang permainan bolabasket. Bolabasket adalah olahraga yang dimainkan oleh dua regu yang saling memasukkan bola ke keranjang lawan dengan tangan. Basket dianggap sebagai olahraga unik karena diciptakan secara tidak sengaja oleh seorang pastor. Pada tahun 1891, Dr. James Naismith, seorang pastor asal Kanada yang mengajar di sebuah fakultas untuk para mahasiswa profesional di YMCA (sebuah wadah pemuda umat Kristen) di Springfield, Massachusetts, harus membuat suatu permainan di ruang tertutup untuk mengisi waktu para siswa pada masa liburan musim dingin di New England. Terinspirasi dari permainan yang pernah ia mainkan saat kecil di Ontario, Naismith menciptakan permainan yang sekarang dikenal sebagai bolabasket pada 15 Desember 1891.

Wissel Hall (2000;2) menjelaskan bahwa “bolabasket dimainkan oleh dua tim dengan 5 pemain per tim. Tujuannya adaloah mendapatkan nilai (skor) dengan memasukkan bola ke keranjang dan mencegah tim lain melakukan hal serupa. Bola dapat diberikan hanya dengan passing (operan) dengan tangan atau dengan mendribelnya (batting, pushing, atau tapping) beberapa kali pada lantai tanpa menyentuh dengan kedua tangan secara bersamaan”.

Menurut Perbasi (2012:1) “bolabasket adalah permainan yang dimainkan oleh dua (2) tim yang masing-masing terdiri dari lima (5) pemain. Tiap-tiap regu berusaha untuk memasukkan bola ke dalam keranjang regu lawan, mencegah regu lawan memasukkan bola atau membuat angka/skor. Bola boleh dioper, digelindingkan, atau dipantulkan/di-dribel ke segala arah sesuai ketentuan”.

(25)

2.1.6 Dribble

Menurut Nuril Ahmadi (2007:17), bentuk-bentuk menggiring bola yang sering dilakukan antara lain:

1. Menggiring bola tinggi

Menggiring bola dengan pantulan tinggi dilakukan bila menginginkan gerakan atau langkah dengan cepat (kecepatan).

2. Menggiring bola rendah

Menggiring bola dengan pantulan rendah dilakukan untuk mengontrol atau mengusai bola, terutama dalam melakukan terobosan ke dalam pertahanan lawan.

Banyak manfaat yang diperoleh dari dribble yaitu lebih cepat menuju ke keranjang lawan, untuk menerobos pertahanan lawan, untuk mengendalikan permainan. Namun di sisi lain, dribble bola secara berlebihan juga tidak baik untuk kepentingan timnya. Seperti dikemukakan Wissel Hall (2000;95) bahwa “jika anda dribble terlalu banyak, maka tim cenderung tidak bergerak ini memudahkan lawan untuk menghadangnya’’. Hal ini berarti, dribble bola berlebihan akan memudahkan lawan untuk menjaga teman seregunya karena tidak bergerak. Tidak menutup kemungkinan dribble yang berlebihan akan mudah direbut lawan dan pihak lawan akan dapat melakukan serangan balik.

Dribble dapat dilakukan dengan baik jika menguasai teknik yang baik dan benar.

Untuk memperoleh kualitas dribble yang baik, maka seorang pemain harus memahami dan menguasai teknik dribble.

Cara melakukan dribble sebagai berikut; Peganglah bola dengan kedua tangan yang relax, tangan kanan di atas bola, sedang tangan kiri menjadi tempat terletaknya bola. Berdirilah seenaknya dengan kaki kiri agak sedikit di depan kaki kanan lalu condongkan badan ke depan mulai dan pinggang. Mulai pantulkan bola dengan tangan kanan, lalu lakukanlah dengan sikap berdiri ditempat, memulailah dengan gerakan maju. Mulailah jangan melihat bola dan percepatlah gerak.

2.1.7 Ekstrakurikuler

2.1.7.1 Kegiatan Ekstrakurikuler

(26)

pengetahuan siswa mengenai hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya. Sedangkan menurut Rusli Lutan (1986:7) kegiatan ekstrakulikuler adalah aktivitas di sekolah atau lembaga pendidikan yang dilaksanakan diluar jam pelajaran wajib bagi setiap anak dan aktivitas itu termasuk dalam kurikulum yang telah tersusun bagi suatu tingkat kelas atau sekolah. Dengan kata lain ekstrakulikuler merupakan aktivitas tambahan, pelengkap bagi pelajaran wajib. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ekstrakulikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran/intrakulikuler dan wajib diikuti siswa, sebagai upaya untuk mengembangkan salah satu bidang yang diminati oleh siswa untuk mengasah potensi/keterampilan yang ada pada dirinya dan merupakan pelengkap bagi pelajaran wajib.

2.1.7.2 Kegiatan Ekstrakulikuler Olahraga

Kegiatan ekstrakulikuler olahraga sangat menunjang sekali dalam kegiatan intrakulikuler/proses belajar mengajar khususnya dalam pendidikan jasmani. Karena apa yang dipelajari dalam ekstrakulikuler olahraga adalah bagian dalam pedidikan jasmani yang merupakan penerapan pendidikan jasmani. Menurut Rusli Lutan (1986:8) kegiatan ekstrakulikuler yang berintikan kegiatan olahraga pada dasarnya merupakan pengajaran gerak, dimana terjadi relasi antara pembina dan para anak didik. Pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang penting disemua sekolah kita. Olahraga, sebagai bagian daripadanya, termasuk kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler yang paling populer. Berbagai macam olahraga disediakan bagi murid-murid sejak di sekolah dasar hingga sekolah lanjutan tingkat atas.

2.2 Kerangka Berpikir

(27)

Pengembangan latihan dribble bolabasket merupakan salah satu upaya yang harus diwujudkan. Model latihan dribble menggunakan metode “DELTA

(28)

15

Dalam pengembangan ini peneliti menggunakan model pengembangan Borg dan Gall (1983:775) sebagai acuan, adapun model-modelnya yaitu: (1) Riset dan pengumpulan informasi termasuk kajian pustaka dan observasi lapangan, (2) perencanaan termasuk definisi keahlian mulai menentukan objek-objek masalah dalam satu lingkup masalah dan skala tes kecil yang mungkin terjadi, (3) mengembangkan produk awal meliputi persiapan-persiapan materi pembelajaran, buku pedoman, dan alat evaluasi, (4) persiapan area pengujian diadakan 1-3 sekolah dengan menggunakan 6-12 subjek yang diteliti wawancara, observasi dan data kuisioner dikumpulkan dan dianalisis, (5) revisi produk utama, revisi produk seperti yang telah dihasilkan oleh hasil tes persiapan lapangan, (6) tes lapangan utama diadakan di 5-15 sekolah dengan 30-100 subjek sebelum dan sesudah tes dikumpulkan. Hasilnya di evaluasi dengan memperhatikan objek penelitian yang dibandingkan dengan data kontrol kelompok yang tepat, (7) revisi produk operasional, revisi produk yang telah disarankan oleh hasil tes lapangan utama, (8) tes lapangan operasional diadakan 10-30 sekolah dengan melibatkan 40-200 subjek yang diteliti, wawancara, observasi dan kuisioner dikumpulkan dan dianalisis, (9) revisi produk final seperti yang telah disarankan oleh hasil tes lapangan operasional, dan (10) penyebaran dan pelaksanaan laporan pada produk pada saat pertemuan professional dalam jurnal bekerja dengan bertanggungjawab kepada distribusi komersial memonitor distribusi untuk menyediakan kualitas kontrol.

Karena keterbatasan biaya dan waktu maka peneliti menyusun 9 langkah dari model Borg dan Gall (1983) sebagai acuan dalam mengembangkan produk, adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Melakukan penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi, termasuk observasi lapangan dan kajian pustaka.

(29)

3. Evaluasi para ahli dengan menggunakan tiga orang ahli kepelatihan bolabasket.

4. Uji coba kelompok kecil menggunakan satu sekolah dengan 10 subjek yang diteliti.

5. Revisi produk pertama, revisi produk berdasarkan hasil dari evaluasi ahli dan hasil uji coba kelompok kecil. Revisi ini digunakan untuk perbaikan terhadap produk awal yang dibuat oleh peneliti.

6. Uji coba kelompok besar, yang diadakan satu sekolah dengan 20 subjek yang diteliti.

7. Revisi produk akhir yang dilakukan berdasarkan hasil uji coba kelompok besar.

8. Perumusan naskah video yang di evaluasi oleh ahli media. 9. Pengemasan produk akhir dalam bentuk VCD.

3.2 Prosedur pengembangan

(30)
[image:30.595.119.493.106.698.2]

Gambar 1. Prosedur Pengembangan Analisis Kebutuhan

Kajian Pustaka Observasi dan Kuesioner

Produk Awal

Tinjauan 3 ahli

kepelatihan bolabasket

Uji Coba Kelompok Kecil di

SMPN 1 Ungaran (10 siswa)

Revisi Produk I

Uji Coba Kelompok Besar di SMP

Pangudi Luhur Ambrawa (20 siswa)

Revisi Produk II

Pembuatan Naskah Video

dan pembuatan video

Produk Akhir yang telah

(31)

3.2.1 Analisis Kebutuhan

Sebelum melakukan pengembangan peneliti terlebih dahulu mengadakan analisis kebutuhan, apakah model latihan dribble yang lebih bervariasi dibutuhkan oleh tim ekstrakulikuler bolabasket SMP Pangudi Luhur Ambarawa. Analisis kebutuhan ini dihimpun dengan menggunakan kuesioner yang kemudian dikonsultasikan kepada ahli kepelatihan bolabasket dan pelatih. Hasil dari kuesioner dan observasi menunjukkan bahwa tim ekstrakulikuler bolabasket putra SMP Pangudi Luhur Ambarawa membutuhkan model latihan dribble yang lebih bervariasi agar kemampuan penguasaan dribble tim ekstrakulikuler bolabasket SMP Pangudi Luhur Ambarawa meningkat semakin baik.

3.2.2 Pembuatan Produk Awal Model Latihan Dribble

Berdasarkan analisis kebutuhan diatas maka dibuatlah produk variasi latihan dbibble dan lempar tangkap jambu. Dalam pembuatan produk yang dikembangkan, peneliti membuat produk berdasarkan kajian teori yang kemudian dievaluasi oleh tiga ahli kepelatihan bolabasket yaitu Henry Singo Pranoto (Ahli 1) adalah pelatih ekstrakulikuler bolabasket SMP Pangudi Luhur Ambarawa yang memiliki lisensi B, Whisnu Wijaya S.Pd. (Ahli 2) adalah pelatih ekstrakulikuler bolabasket SMP N 1 Ungaran yang memiliki lisensi B, dan Hero Ardi Nugroho (Ahli 3) adalah pelatih ekstrakulikuler bolabasket SMP N 2 Ambarawa yang memiliki lisensi C. Hasil dari produk pengembangan ini adalah model latihan

dribble dan lempar tangkap jambu, semakin sering dan kontinyu pelaksanaan

latihan membuat hasil latihan dbibble yang dilaksanakan akan lebih efektif. Selain itu ketepatan gerak dan koordinasi juga akan sangat mempengaruhi penguasaan dribble yang dilakukan. Dalam pembuatan produk yang dikembangkan peneliti, produk harus dikonsultasikan kepada ahli kepelatihan bolabasket supaya hasil produk dapat memuaskan.

3.2.3 Uji Coba Produk

Pelaksanaan uji coba produk dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu: (1) menetapkan desain uji coba, (2) menentukan subjek uji coba, (3) menyusun instrumen pengumpulan data, dan (4) menetapkan teknik analisis data.

3.2.4 Revisi Produk Pertama

(32)

3.2.5 Uji Coba Kelompok Besar

Pada tahap ini dilakukan uji pemakaian terhadap produk yang dikembangkan dengan menggunakan subjek uji coba siswa ekstrakulikuler bolabasket SMP Pangudi Luhur Ambarawa dengan jumlah subyek 20 siswa. 3.2.6 Revisi Produk Akhir

Revisi produk dari hasil uji pemakaian yang telah diujicobakan oleh siswa ekstrakulikuler bolabasket SMP Pangudi Luhur Ambarawa.

3.2.7 Hasil Akhir

Hasil akhir produk pengembagan dari uji kelompok besar yaitu berupa model latihan dribble menggunakan metode DELTA JAMBU (dribble dan lempar tangkap jambu).

3.3 Uji Coba Produk

Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan daya tarik dari produk yang dihasilkan. Langkah–langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan uji coba produk yaitu menguji cobakan model draf awal ke subjek uji coba dengan menganalisis kekurangan yang ada kemudian hasil di evaluasikan oleh ahli untuk mendapat saran perbaikan terhadap model untuk bisa di lanjutkan ketahap prosedur penelitian pengembangan yang selanjutnya.

3.3.1 Desain Uji Coba

Desain uji coba yang dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui tingkat kefektifan dan segi pemanfaatan produk yang dikembangakan. Desain uji coba yang dilaksanakan terdiri dari:

3.3.1.1 Validasi Ahli

(33)

3.3.1.2 Uji Coba Kelompok Kecil

Tahap selanjutnya adalah uji coba kelompok kecil, uji coba ini dimaksudkan untuk mencari masukan, saran dan penilaian terhadap produk yang dikembangkan. Pada tahap ini, peneliti hanya menggunakan 10 subjek siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler bolabasket di SMP Negeri 1 Ungararan.

Pertama-tama sebelum dilakukannya uji coba kelompok kecil, pada awalnya terlebih dahulu dilakukan tes praktek bolabasket untuk mendapatkan data awal yang nantinya digunakan untuk membandingkan produk setelah dilakukannya uji coba, apakah produk dapat meningkatkan hasil dribble siswa atau sebaliknya.

Selanjutnya siswa dijelaskan tentang bagaimana pelaksanaan metode latihan DELTA JAMBU yang nantinya dijadikan sebagai progam latihan rutin berkelanjutan. Setelah selesai melakukan uji coba siswa mengisi kuesioner tentang latihan DELTA JAMBU yang telah dilakukan. Tujuan uji coba kelompok kecil adalah untuk mengetahui tanggapan awal dari produk yang dikembangkan. 3.3.1.3 Revisi Produk Pertama

Setelah uji coba produk, maka dilakukan revisi dari hasil uji coba kelompok kecil dan masukan para ahli, yaitu ahli bidang bolabasket dan ahli kepelatihan bolabasket sebagai perbaikan dari produk yang telah diujicobakan.

3.3.1.4 Uji Coba Kelompok Besar

Tahapan uji coba kelompok besar ini adalah tahapan dimana peneliti melakukan uji coba kelompok besar, selanjutnya hasil dari uji coba kelompok besar ini dievaluasi dan dianalisis serta dilakukan penyempurnaan produk akhir. Pada tahap ini produk yang dikembangkan dengan menggunakan subjek uji coba 20 siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler bolabasket di SMP Pangudi Luhur Ambarawa.

Pada tahap ini juga dilakukan tes keterampilan bolabasket diawal dan diakhir uji coba kelompok besar. Siswa juga mengisi kuesioner untuk mengetahui tanggapan siswa setelah produk dikembangkan.

3.3.1.5 Revisi Produk Akhir

(34)

3.3.1.6 Hasil Akhir

Hasil akhir berupa produk yang telah dihasilkan dari uji kelompok besar sebagai bentuk pengembangan variasi latihan dribble mengunakan metode

dribble dan lempar tangkap jambu pada tim ekstrakulikuler bolabasket SMP

Pangudi Luhur Ambarawa yang telah dikemas dalam bentuk VCD dan telah dievaluasikan pada ahli media.

3.3.2 Subyek Uji Coba

Dalam pengembangan ini subyek uji coba yang digunakan meliputi:

1. Tinjauan ahli, terdiri dari 3 orang ahli yaitu ahli dibidang kepelatihan bolabasket. Kualifikasi ahli dalam pengembangan ini harus ditentukan dalam peranannya melakukan evaluasi atau revisi.

2. Uji coba kelompok kecil terdiri dari 10 orang siswa ekstrakulikuler bolabasket SMP Negeri 1 Ungaran dan uji coba kelompok besar terdiri dari 20 orang siswa ekstrakulikuler bolabasket SMP Pangudi Luhur Ambarawa. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan yang dikehendaki peneliti. kriteria yang dipilih peneliti adalah siswa yang mengikuti ekstrakulikuler bolabasket, siswa putra, kelas 8, dan kategori umur 13 tahun.

3.4 Jenis Data

Data yang di peroleh dari hasil evaluasi ahli, uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil evaluasi berupa data masukan dan saran. Sedangkan data kuantitatif dari hasil uji kelompok kecil dan uji kelompok besar berupa persentase dari hasil pengumpulan kuesioner.

3.5 Instrumen Pengumpulan Data

(35)

data adalah berbentuk lembar evaluasi, kuesioner dan tes penilaian kemampuan

dribble atau tes praktik. 3.5.1 Lembar Evaluasi

Lembar evaluasi digunakan untuk menghimpun data dari para ahli kepelatihan bolabasket. Lembar evaluasi di bagikan pada para ahli sebelum uji coba kelompok kecil, setelah uji coba kelompok kecil dan setelah uji coba kelompok besar. Tujuan lembar evaluasi ini adalah untuk mendapatkan perbaikan dan koreksi dari para ahli terhadap produk yang diteliti. Setelah lembar evaluasi di bagikan kepada para ahli, peneliti memperoleh hasil revisi terhadap produknya sehingga dapat digunakan sebagai bahan perbaikan produk.

3.5.2 Kuesioner

Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data dari evaluasi ahli dan uji coba. Alasan memilih kuesioner adalah jumlah subjek yang relatif banyak sehingga data dapat diambil secara serentak dan waktu yang singkat.

3.5.2.1 Kuesioner Ahli

Kuesioner yang digunakan untuk ahli berupa sejumlah aspek yang harus dinilai kelayakannya. Faktor yang digunakan dalam kuesioner berupa kualitas rentangan evaluasi mulai dari “tidak baik” sampai dengan “sangat baik” dengan cara memberi tanda “√” pada kolom yang tersedia.

1. Tidak baik 2. Kurang baik 3. Cukup baik 4. Baik

5. Sangat baik 3.5.2.2 Kuesioner Siswa

Kuesioner yang digunakan siswa berjumlah 15 pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa dengan alternatif jawaban “ya” dan “tidak”.

Cara pemberian skor pada alternatif jawaban adalah sebagai berikut: Tabel 1. Skor Jawaban Kuesioner “ya” dan “Tidak”.

Alternatif Jawaban Positif Negatif

Ya 1 0

(36)

3.5.2.3 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.5.2.3.1 Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2010:173). Pengujian validitas menggunakan rumus korelasi product moment adalah sebagai berikut:

rxy =

Keterangan:

r

xy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang

dikorelasikan

xy = Jumlah perkalian x dan y

X = Butir Soal Y = Skor Total X2 = Kuadrat dari x Y2 = Kuadrat dari y

N = Banyaknya Sampel

Interprestasi koefisiean korelasi (

rxy

) untuk uji validitas (Sugiyono, 2009:231):

Antara 0,00 sampai dengan 0,199 : Sangat Rendah Antara 0,20 sampai dengan 0,399 : Rendah

Antara 0,40 sampai dengan 0,599 : Sedang Antara 0,60 sampai dengan 0,799 : Tinggi

Antara 0,80 sampai dengan 1,000 : Sangat Tinggi 3.5.2.3.2 Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliable adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2010:173). Uji reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha Cronbach. Menghitung varian butir soal, varian butir soal dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(37)

Keterangan :

s2 = varian butir soal Y = Jumlah skor total Y2 = Kuadrat dari y

n = banyaknya sample

Menghitung Reliabilitas butir soal uraian dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach menurut Sugiyono (2009:365) sebagai berikut:

r

i

=

Keterangan :

ri = Koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan

k = banyak butir soal Σsi2 = jumlah varian butir soal s2t = varian skor total

Interprestasi Koefisien Reliabilitas (ri) untuk uji reliabilitas (Parry and Charlotte, 2004:364)

0,00 – 0,19 : Kecil 0,20 – 0,39 : Rendah 0,40 – 0,69 : Sedang 0,70 – 0,89 : Tinggi

0,90 – 1,00 : Sangat Tinggi

3.5.3 Tes Penilaian Kemampuan Dribble (Tes Praktik)

(38)

yang digunakan untuk tes menggiring bola menurut Siti Nurrochmah, dkk. (2009:96) adalah lapangan bolabasket dengan daerah tembakan hukuman, juga diperlukan alat-alat sebagai berikut:

3. Bola basket 2 (dua) buah 4. Stopwatch 2 (dua) buah 5. Cone 7 (tujuh) buah 6. Kapur Tulis Warna 2 pak 7. Formulir dan alat tulis

Pelaksanaan tes praktik dalam penelitian ini terdapat dua tahapan yaitu: 1. Tahap Persiapan

Testi berdiri di belakang garis start dengan bolabasket di lantai di belakang garis start.

2. Tahap Pelaksanaan Tes

Jika ada aba-aba “siap” testi siap mengambil bola.

1) Jika ada aba-aba “yaa”, testi mengambil bola dilanjutkan dengan memantul-mantulkan bola (AAHPER control-dribble test) melewati rintangan sebanyak 5 (lima) rintangan pada daerah hukuman hingga garis finis.

2) Tes dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu yang pertama dribble dengan tangan kanan dan yang kedua dribble dengan tangan kiri.

3) Bentuk arah tes keterampilan control-dribble ditunjukkan pada gambar 2 dan gambar 3.

4) Testi yang kehilangan bola harus meneruskan tes dari titik berhenti.

5) Testi yang gagal untuk melakukan tes keterampilan control-dribble ini harus kembali ke garis awal dan mulai lagi.

(39)
[image:39.595.120.506.116.328.2]

Gambar 2. AAHPER control-dribble test (righ hand)

(Morrow JR., et al, 2011:291)

Gambar 3. AAHPER control-dribble test (left hand)

[image:39.595.115.512.397.611.2]
(40)
[image:40.595.156.473.112.451.2]

Gambar 4. Ukuran Daerah Keyhole

(PERBASI, 2012:4)

3.6 Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah menggunakan teknik analisis deskriptif berbentuk persentase. Sedangkan data yang berupa saran dan alasan memilih jawaban dianalisis menggunakan teknik analisis kualitatif.

Untuk memperoleh persentase dari suatu nilai, dapat di cari dengan rumus: NP = x 100%

Keterangan:

NP = Nilai dalam %

n = Adalah nilai yang diperoleh N = Jumlah seluruh nilai

100% = Konstanta

(41)
[image:41.595.118.455.188.319.2]

Dari hasil persentase yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk memperoleh kesimpulan data. Pada tabel dibawah akan disajikan klasifikasi persentase.

Tabel 2. Klasifikasi Persentase

Persentase Klasifikasi Makna

0% - 20% Tidak Baik Dibuang 20,1% - 40% Kurang Baik Diperbaiki 40,1% - 70% Cukup Baik Digunakan (bersyarat)

70,1% - 90% Baik Digunakan

(42)

29

Data yang diperoleh dalam penelitian pengembangan ini melalui dua cara, yaitu data dari tinjauan ahli yang diujicobakan kepada kelompok kecil dan data dari uji coba kelompok besar.

Data meliputi: (1) data evaluasi tahap pertama, yaitu tinjauan ahli dan data dari hasil ujicoba kelompok kecil, (2) data evaluasi tahap kedua, yaitu data dari hasil ujicoba kelompok besar.

4.2 Data Tinjauan Ahli Bidang Bolabasket

Lembar evaluasi digunakan untuk menghimpun data dari para ahli kepelatihan bolabasket. Lembar tersebut berupa sejumlah aspek yang harus dinilai kelayakannya terhadap metode latihan DELTA JAMBU.

4.2.1 Kuesioner Ahli Bidang Bolabasket Sebelum Uji Coba Kelompok Kecil

Kuesioner yang digunakan untuk ahli berupa sejumlah aspek yang harus dinilai kelayakannya. Faktor yang digunakan dalam kuesioner berupa kualitas rentangan evaluasi mulai dari “Tidak Baik (score=1)” sampai dengan “Sangat

Baik (score=5)” Berikut ini merupakan hasil tinjauan ahli bidang bolabasket

sebelum uji coba kelompok kecil dilakukan.

Tabel 3. Data Hasil Kuesioner Ahli Bidang Bolabasket Sebelum Uji Coba Kelompok Kecil

No. Kuesioner Ahli 1 Ahli 2 Ahli 3

1. Kesesuaian dengan teknik dasar dribble bola

basket 5 3 3

2. Kejelasan petunjuk latihan DELTA JAMBU 5 3 4 3. Ketepatan memilih bentuk/metode latihan

bagi pemain 5 3 4

4. Kesesuaian alat dan fasilitas yang digunakan

dalam latihan 4 4 4

5. Kesesuaian dalam menyusun latihan dari

termudah sampai pada tersulit 4 4 5 6.

Kesesuaian rancangan latihan yang dibutuhkan pemain ekstrakulikuler pada tingkatan SMP

4 4 3

7. Keefektifan rancangan latihan DELTA

[image:42.595.115.504.551.754.2]
(43)

8. Mendorong peningkatan kemampuan

pemain 4 4 3

9. Mendorong perkembangan aspek kognitif

(pemahaman) pemain 4 4 3

10. Mendorong perkembangan psikomotorik

(gerak) pemain 4 4 3

11. Mendorong perkembangan aspek afektif

(sikap) pemain 5 4 4

12. Mendorong pemain aktif bergerak 3 5 5 13. Dapat dilakukan pemain yang terampil

maupun yang kurang terampil 5 5 4

14.

Meningkatkan minat dan motifasi pemain berpartisipasi dalam latihan teknik dasar

dribble

5 5 4

15. Aman untuk diterapkan dalam metode latihan teknik dasar dribble bolabasket 4 3 3

Jumlah 64 58 56

Jumlah Maksimal 75 75 75

Persentase 85,3 77,3 74,7

Rata-rata persentase 79,1

Data hasil kuesioner para ahli di bidang kepelatihan bolabasket diperoleh rata-rata persentase sebesar 79,1% yang artinya masuk dalam kategori penilaian “Baik”. Kesimpulan dari hasil tersebut adalah model latihan DELTA JAMBU untuk anak Sekolah Menengah Pertama ini dapat digunakan untuk uji coba kelompok kecil. Masukan berupa saran dan komentar terhadap metode latihan ini sangat dibutuhkan demi perbaikan terhadap metode latihan tersebut.

4.2.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Ahli Sebelum Uji Coba

Kelompok Kecil

Tabel 4. Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Kuesioner Ahli Sebelum Uji Coba Kelompok Kecil

No.

Pertanyaan rᵪᵧ Nilai Kritis Keterangan

1 0,97 0,60 Valid

2 0,72 0,60 Valid

3 0,72 0,60 Valid

4 0,97 0,60 Valid

5 -0,69 0,60 Tidak Valid

6 0,69 0,60 Valid

7 -0,69 0,60 Tidak Valid

[image:43.595.113.507.112.387.2]
(44)

9 0,69 0,60 Valid

10 0,69 0,60 Valid

11 0,97 0,60 Valid

12 -0,97 0,60 Tidak Valid

13 0,69 0,60 Valid

14 0,69 0,60 Valid

15 0,97 0,60 Valid

Alpha 0,87 0,70 Reliable

(45)

menunjukkan hasil uji validitas sebesar 0,97 yang menurut kriteria Sugiyono (2009) dikatakan valid dengan tingkat validitas sangat tinggi karena ada di antara 0,80-1,000. Pertanyaan keduabelas menunjukkan hasil uji validitas sebesar -0,97 yang menurut kriteria Sugiyono (2009) dikatakan tidak valid dengan tingkat validitas sangat rendah karena ada di bawah 0,00. Pertanyaan ketisabelas menunjukkan hasil uji validitas sebesar 0,69 yang menurut kriteria Sugiyono (2009) dikatakan valid dengan tingkat validitas tinggi karena ada di antara 0,60-0,799. Pertanyaan keempatbelas menunjukkan hasil uji validitas sebesar 0,69 yang menurut kriteria Sugiyono (2009) dikatakan valid dengan tingkat validitas tinggi karena ada di antara 0,60-0,799. Pertanyaan kelimabelas menunjukkan hasil uji validitas sebesar 0,97 yang menurut kriteria Sugiyono (2009) dikatakan valid dengan tingkat validitas sangat tinggi karena ada di antara 0,80-1,000.

Tabel di atas menunjukkan bahwa kuesioner ahli sebelum uji coba kelompok kecil memberikan nilai Alpha Cronbach 0,87 yang menurut kriteria Parry and Charlotte (2004) adalah reliabel dengan tingkat reliabilitas tinggi karena nilainnya ada di antara 0,70-0,89.

4.2.3 Revisi Produk Awal Sebelum Uji Coba Kelompok Kecil

Tabel 5. Hasil Revisi Produk Awal Sebelum Uji Coba Kelompok Kecil

No. Nama Ahli Bagian yang

direvisi Alasan direvisi Saran perbaikan

1. Henry Singo Pranoto Jumlah anak dan bola tenis setiap kelompok harus bertambah setiap minggunya Semakin banyak anak dan bola tenis yang digunakan dalam satu kelompok akan menambah daya konsentrasi visual

(mata) dan

perasaan (feeling) semakin baik

Minggu 1= 2 orang, 1 bola tenis

Minggu 2= 2 orang, 2 bola tenis

Minggu 3= 3 orang, 2 bola tenis

Minggu 4= 3 orang, 3 bola tenis

2. Whisnu Wijaya S.Pd. Variasi latihan dasar atau awalan dari metode latihan DELTA JAMBU yang langsung dengan 2 Untuk mengenalkan terlebih dahulu tentang latihan dari metode tersebut

[image:45.595.114.517.473.752.2]
(46)

orang melakukan dribble berhadapan dan melakukan lempar tangkap bola tenis

3. Hero Ardi Nugroho Jarak saat melakukan lempar tangkap jambu

Apabila terlalu jauh menyebabkann siswa kesulitan melakukan metode tersebut pada tahap awalnya

Jarak awalnya 1 meter, pada latihan berikutnya dapat ditambahkan jarak 50 cm

4.3 Hasil Data Uji Coba Kelompok Kecil

Berikut ini adalah hasil analisis deskriptif persentase uji coba kelompok kecil yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 1 Ungaran. Kelompok kecil terdiri dari 10 siswa yang mengikuti ekstrakulikuler bolabasket. Uji coba kelompok kecil bertujuan untuk mengetahui peningkatan pembelajaran siswa sebelum dan sesudah melakukan latihan DELTA JAMBU dan tanggapan awal dari produk yang dikembangkan. Uji coba kelompok kecil terdiri dari dua instrumen tes. Instrumen tes dalam uji coba kelompok kecil terdiri dari kuesioner yang dibagikan pada sample penelitian dan tes penilaian kemampuan dribble pada kelompok kecil atau tes praktek.

4.3.1 Kuesioner Uji Coba Kelompok Kecil

Tabel 6. Hasil Kuesioner Uji Coba Kelompok Kecil

No. Pertanyaan n N % Kategori

1. Apakah kalian merasa senang melakukan aktivitas gerak stretching (pemanasan) pada tahap awal materi latihan DELTA JAMBU?

10 10 100 Sangat Baik 2. Apakah kalian tidak merasa senang

melakukan aktivitas lari keliling lapangan pada tahap pemanasan materi latihan DELTA JAMBU?

6 10 60 Cukup Baik 3. Apakah aktivitas variasi latihan ball

handling yang kalian lakukan pada tahap

pendahuluan materi latihan DELTA JAMBU mudah dilakukan?

8 10 80 Baik 4. Apakah latihan DELTA JAMBU 1 yang

[image:46.595.116.512.103.305.2]
(47)

5. Apakah latihan DELTA JAMBU 2 yang

anda lakukan mudah dilakukan? 9 20 90 Baik 6. Apakah latihan DELTA JAMBU 3 yang

anda lakukan sulit dilakukan? 9 10 90 Baik 7. Apakah latihan DELTA JAMBU 4 yang

anda lakukan mudah dilakukan? 8 10 80 Baik 8. Apakah latihan DELTA JAMBU 5 yang

anda lakukan sulit dilakukan? 7 10 80 Baik 9. Apakah latihan DELTA JAMBU 6 yang

anda lakukan mudah dilakukan? 7 10 70

Cukup Baik 10. Apakah latihan DELTA JAMBU 7 yang

anda lakukan sulit dilakukan? 9 10 90 Baik 11. Apakah latihan DELTA JAMBU 8 yang

anda lakukan mudah dilakukan? 7 10 70

Cukup Baik 12. Secara keseluruhan apakah anda merasa

sulit melakukan latihan DELTA JAMBUyang diberikan?

7 10 70 Cukup Baik 13. Apakah kalian merasa senang melakukan

keseluruhan latihan DELTA JAMBU yang diberikan?

7 10 70 Cukup Baik 14. Apakah kalian merasa tidak senang

dengan melakukan aktivitas gerak

stretching berpasangan pada tahap

penutup variasi latihanDELTA JAMBU?

8 10 80 Baik 15. Dengan adanya latihan DELTA JAMBU,

apakah dapat membantu kalian untuk lebih aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan latihan dasar teknik dribble?

10 10 100 Baik

RATA-RATA 80,67 BAIK

(48)

4.3.2 Tes Penilaian Kemampuan Dribble (Tes Praktik) pada Uji Coba

Kelompok Kecil

Tabel 7. Hasil Tes Penilaian Kemampuan Dribble (Tes Praktik) pada Uji Coba Kelompok Kecil (Pre-test)

No. Nama Siswa Posisi

Kaki Pandangan Mata Posisi Tangan Kecepatan Dribble Jumlah Skor

1. Dunga Adriano 3 3 3 3 12

2. Natito Aristia

Wijaya 3 3 3 2 11

3. M. Arvin

Indrastata 3 4 3 1 11

4. Thaariq

Prayoga A. 3 3 4 1 11

5. Brahmadeva

A. 3 2 3 3 11

6. Daniel M. P. 3 2 3 1 9

7. Adam vinaldo 2 3 4 2 11

8. Gani Putra G. 3 3 2 2 10

9. Prahestu S. P. 2 3 3 2 10

10. Arif Gati A. 4 3 4 4 15

Jumlah Skor 29 29 32 21 111

Jumlah Skor

Maksimal 50 50 50 50 200

Nilai Rata-rata 0,58 0,58 0,64 0,42 0,555

Persentase Skor

Tercapai 58,0% 58,0% 64,0% 42,0% 55,5%

Data hasil pre-test kelompok kecil menunjukan persentase rata-rata skor penilaian posisi kaki sebesar 58%, rata-rata persentase penilaian pandangan mata para siswa sebesar 58%, rata-rata persentase penilaian posisi tangan sebesar 64%, rata-rata persentase penilaian kecepatan dribble sebesar 42% dan rata-rata keseluruhan penilaian sebesar 55,5%.

Tabel 8. Hasil Tes Penilaian Kemampuan Dribble (Tes Praktik) pada Uji Coba Kelompok Kecil (Post-test)

No. Nama Siswa Posisi

Kaki Pandangan Mata Posisi Tangan Kecepatan Dribble Jumlah Skor

1. Dunga Adriano 5 4 5 3 17

2. Natito Aristia W. 4 5 5 2 16

3. M. Arvin I. 3 4 3 3 13

[image:48.595.114.532.181.505.2]
(49)

5. Brahmadeva A. 2 3 3 4 12

6. Daniel M. 3 3 3 2 11

7. Adam vinaldo 3 4 3 3 13

8. Gani Putra G. 4 3 3 3 13

9. Prahestu Surya 3 3 3 2 11

10. Arif Gati Atmaja 4 3 4 5 16

Jumlah Skor 33 35 35 30 133

Jumlah Skor

Maksimal 50 50 50 50 200

Nilai Rata-rata 0,66 0,70 0,70 0,60 0,665

Prosentase Skor

Tercapai 66,0% 70,0% 70,0% 60,0% 66,5%

Hasil post-test kelompok kecil menunjukan persentase rata-rata skor penilaian posisi kaki sebesar 66%, rata-rata persentase penilaian pandangan mata para siswa sebesar 70%, rata-rata persentase penilaian posisi tangan sebesar 70%, rata-rata persentase penilaian kecepatan dribble sebesar 60% dan rata-rata keseluruhan penilaian sebesar 66,5%.

4.3.3 Penjelasan Peningkatan Penilaian Kemampuan Dribble (Tes Praktik)

[image:49.595.113.534.112.291.2]

pada Uji Coba Kelompok Kecil

Gambar 5. Grafik Perbandingan Hasil Penilaian Pre-test dan Post-test Uji CobaKelompok Kecil

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%

posisi kaki pandangan mata

(50)

Grafik diatas menunjukkan perbandingan penilaian kemampuan dribble

(tes praktik) pada siswa ekstrakulikuler bolabasket SMPN 1 Ungaran sebelum dan setelah melakukan latihan DELTA JAMBU. Aspek-aspek yang dijelaskan meliputi penilaian kemampuan posisi kaki, pandangan mata, posisi tangan dan kecepatan pada saat dribble. Persentase penilaian posisi kaki pada saat pre-test

sebesar 58% dan saat post-test sebesar 66%. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan memposisikan kaki dengan benar saat dribble

sebesar 8% yang terjadi pada siswa setelah melakukan DELTA JAMBU.

Persentase penilaian pandangan mata pada saat pre-test sebesar 58% dan saat post-test sebesar 70%. Hasil tersebut menunjukkan peningkatan yang terjadi pada kemampuan pandangan mata saat dribble sebesar 12% yang terjadi pada siswa setelah melakukan DELTA JAMBU. Setelah siswa mendapatkan latihan DELTA JAMBU yang diberikan oleh peneliti, mereka dapat meningkatkan kemampuan pandangan matanya sehingga ketika melakukan dribble pandangan mata siswa tidak terlalu fokus hanya pada bola.

Hasil grafik di atas juga menunjukkan persentase penilaian posisi tangan pada saat pre-test sebesar 64% dan saat post-test sebesar 70%. Hasil tersebut menunjukkan terdapat peningkatan kemampuan memposisikan tangan dengan benar saat dribble sebesar 6% yang terjadi pada siswa setelah melakukan DELTA JAMBU. Latihan DELTA JAMBU terbukti dapat meningkatkan kemapuan siswa dalam memposisikan tangannya dengan benar ketika melakukan dribble.

Penilaian kecepatan dribble memperoleh persentase pada saat pre-test

sebesar 42% dan saat post-test sebesar 60%. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan kecepatan dribble sebesar 18% yang terjadi pada siswa setelah melakukan DELTA JAMBU. Kecepatan dribble siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan setelah melakukan latihan DELTA JAMBU. Latihan ini membutuhkan konsentrasi dan kelincahan yang cukup tinggi sehingga mendorong siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan kecepatan

dribble.

(51)

saat dribble pada kelompok kecil dapat meningkat. Oleh karena itu DELTA JAMBU layak untuk diujicobakan pada kelompok besar.

4.4 Revisi Produk I

4

Gambar

Grafik Perbandingan Hasil Penilaian
Gambar 1. Prosedur Pengembangan
Gambar 3. AAHPER control-dribble test (left hand)
Gambar 4. Ukuran Daerah Keyhole
+7

Referensi

Dokumen terkait