• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan 3 ahli kepelatihan bolabasket

4.7 Prototipe Produk

Berdasarkan penelitian pengembangan latihan dribble menggunakan metode DELTA JAMBU pada SMP Pangudi Luhur Ambarawa, dapat diambil garis besar bahwa melalui motode tersebut efektif digunakan pada saat latihan

dribble sebagai alternatif dan variasi latihan dalam ekstrakulikuler bolabasket. Model latihan dribble menggunakan metode DELTA JAMBU dapat meningkatkan keterampilan dribble sekaligus koordinasi, sehingga pemain akan melakukan

dribble dengan tangan kiri ataupun tangan kanan tanpa melihat ke arah bola

basket. Secara tidak sengaja saat melakukan dribble pemain juga akan terbagi konsentrasinya, yaitu saat melakukan dribble pemain juga melakukan lempar tangkap jambu. Penggunaan bola tenis sebagai media dalam metode DELTA JAMBU ini yaitu supaya membiasakan pandangan mata tidak melihat bola basket saat melakukan dribble. Metode tersebut sangat dibutuhkan untuk perkembangan kemampuan pemain yang masih termasuk dalam tingikat awal. Media yang digunakan dalam metode DELTA JAMBU, yaitu:

1. Bola Tenis

Garis tengah 63,50 mm – 66,67 mm Beratnya 56,70 gram – 58,48 gram

2. Bola Basket

Keliling : 75 cm – 78 cm Berat : 600 gram – 650 gram

Gambar 8. Bola basket

Latihan dribble dengan metode DELTA JAMBU dibagi menjadi 8 tahap, yaitu sebagai berikut:

1. Pada tahap DELTA JAMBU 1

Siswa melakukan latihan tahap paling awal yaitu dribble di tempat dengan tangan kanan sedangkan secara bersamaan tangan kirinya bermain lempar tangkap Jambu (bola tenis) sendiri vertical ke atas. Setelah beberapa menit kemudian dribble dilakukan dengan menggunakan tangan yang sebaliknya.

Gambar 9. Model tatihan DELTA JAMBU 1 2. Pada tahap DELTA JAMBU 2

Latihannya yaitu masih melakukan dribble diam ditempat. Siswa melakukan dribble, lalu dibantu dengan 1 teman yang berada 2 meter di depannya hanya memberikan umpan Jambu (bola tenis) dengan cara diayunkan

dari bawah dan lemparannya tersebut harus tepat ke arah yang melakukan

dribble, tidak boleh menyulitkan untuk ditangkap karena latihan ini masih dalam

latihan awal. Setelah beberapa menit kemudian dribble dilakukan dengan menggunakan tangan yang sebaliknya.

Gambar 10. Model tatihan DELTA JAMBU 2 3. Pada tahap DELTA JAMBU 3

Siswa A melakukan dribble di tempat dengan tangan kanan sedangkan secara bersamaan tangan kirinya bermain lempar tangkap Jambu (bola tenis) dengan Siswa B yang ada di hadapannya. Siswa B juga melakukan dribble di tempat dengan tangan kanan dan secara bersamaan tangan kirinya bermain lempar tangkap Jambu (bola tenis) dengan siswa A. Setelah beberapa menit kemudian dribble dilakukan dengan menggunakan tangan yang sebaliknya. Lempar tangkap antar siswa dilakukan dengan menggunakan satu Jambu.

4. Pada tahap DELTA JAMBU 4

Siswa A melakukan dribble dengan tangan kanan sedangkan secara bersamaan tangan kirinya bermain lempar tangkap Jambu (bola tenis) dengan siswa B yang ada di hadapannya. Siswa B juga melakukan dribble dengan tangan kanan dan secara bersamaan tangan kirinya bermain lempar tangkap Jambu (bola tenis) dengan siswa A. Lempar tangkap antar pemain dilakukan dengan menggunakan satu Jambu. Latihan dilakukan kedua pemain sambil berjalan menyamping dari cone 1 ke cone 2. Siswa mengubah dribble mereka dengan tangan kiri pada saat kembali dari cone 2 ke cone 1.

Gambar 12. Model tatihan DELTA JAMBU 4 5. Pada tahap DELTA JAMBU 5

Latihan dilakukan seperti DELTA JAMBU 3 akan tetapi masing-masing siswa memegang “Jambu” untuk dilempar secara bersamaan ke lawan mainnya, dan masing-masing siswa juga melakukan dribble bola secara bersamaan.

6. Pada tahap DELTA JAMBU 6

Latihan dilakukan seperti DELTA JAMBU 5 akan tetapi siswa A, B dan C membentuk segitiga kemudian bersama-sama melakukan lemparan “Jambu” kearah yang sama (searah dengan jarum jam) dan juga menangkap lemparan dari rekannya. Setelah beberapa menit arah lemparan “Jambu” dibalik (kebalikan dari arah jarum jam).

Gambar 14. Model tatihan DELTA JAMBU 6 7. Pada tahap DELTA JAMBU 7

Siswa melakukan dribble zig-zag sesuai gambar lalu pada saat sampai

cone di tengah melakukan lempar tangkap DELTA JAMBU 2. Dribble awalnya menggunakan tangan kanan kemudian kembalinya menggunakan tangan kiri.

Gambar 15. Model tatihan DELTA JAMBU 7 8. Pada tahap DELTA JAMBU 8

Siswa A dan B melakukan dribble ke arah cone yang telah disiapkan, lalu sesampainya di cone terakhir kedua pemain melakukan lempar tangkap DELTA JAMBU 3, kemudian kembali melakukan dribble zig-zag ke tempat awal.

Gambar 16. Model tatihan DELTA JAMBU 8

Dari keseluruhan tahap latihan dribble menggunakan metode DELTA JAMBU yang dikembangkan ini, diharapkan dapat menjadi variasi dalam latihan bolabasket dan dapat meningkatkan kemampuan dribble siswa dengan cepat, sehingga pelatih dapat diuntungkan terhadap lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melakkukan latiahan dasar dribble.

Hasil akhir produk pengembangan latihan metode DELTA JAMBU ini berbentuk VCD. Produk akhir tersebut telah ditinjau oleh ahli media. Berikut ini adalah data hasil tinjauan ahli media mengenai produk DELTA JAMBU yang dikembangkan:

1. Setiap gerakan hendaknya diberi penjelasan berupa tulisan yang terpisah dari gambar sehingga lebih mudah dibaca dan dipahami.

2. Sebaiknya diberikan informasi mengenai lokasi yang digunakan untuk proses pengambilan gambar.

56

Salah satu jenis olahraga yang sedang populer dan banyak diminati oleh kalangan remaja khususnya pelajar dan mahasiswa di luar ataupun dalam negeri saat ini adalah permainan bolabasket. Bola basket kini telah banyak berkembang hingga menjadi salah satu olah raga populer pada sekolah-sekolah ataupun universitas-universitas di Indonesia. Banyak klub bolabasket yang berdiri baik profesional maupun pemula. Bolabasket mendapat perhatian yang besar dikalangan masyarakat. Orang menjadi lebih tertarik lagi untuk mengetahui dan mendalami tentang olahraga bolabasket.

Meningkatkan kemampuan bolabasket salahsatunya dapat dilakukan dengan cara mengikuti ekstrakulikuler bolabasket yang tersedia di sekolah. Ekstrakulikuler bolabasket dapat menjadi sarana siswa untuk menyalurkan hobbi dan bakatnya. Tetapi dalam pelaksanaan ekstrakulikuler ada beberapa kekurangan yang biasanya ditemukan. Salah satu kekurangan tersebut adalah kurangnya variasi latihan yang diberikan oleh seorang pelatih sehingga membuat para siswa jenuh, motivasi berkurang dan kehilangan semangat. Kurangnya variasi latihan itu salah satunya terjadi pada menu latihan dribble. Pelatih biasanya hanya memberikan metode latihan dribble berupa dribble puond, kill,

piston, dan dribble dasar lainnya. Hal ini tentu dapat menghambat kemampuan

berkembang siswa.

Pengembangan variasi latihan dribble akan membuat kemampuan dribble

siswa semakin bertambah. Peneliti kemudian mengembangkan latihan dribble

yang dinamakan DELTA JAMBU. Dengan adanya variasi latihan dribble ini diharapkan dapat meningkatkan semangat latihan siswa sehingga mereka lebih tertarik untuk berlatih dan menambah motivasi mereka untuk mampu meningkatkan kemampuan dribble. Pengembangan latihan ini juga dikemas dalam VCD supaya dapat dengan mudah dilihat dan dipelajari kapanpun kita inginkan. VCD sebelumnya juga telah ditinjau oleh ahli media sehingga layak untuk dipergunakan sebagai media latihan.Variasi latihan DELTA JAMBU ini juga melalui tahapan-tahapan tertentu yang meliputi tinjauan ahli bidang bolabasket,

uji coba kelompok kecil (10 sampel) dan uji coba kelompok besar (20 sampel). Tahapan-tahapan tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa program latihan DELTA JAMBU benar-benar layak digunakan sebagai salah satu alternatif latihan

dribble bolabasket.

Terdapat beberapa revisi yang diberikan ahli bidang kepelatihan bolabasket terhadap produk sebelum dilakukan uji coba kelompok kecil, antara lain:

1. Jumlah anak dan bola tenis setiap kelompok harus bertambah setiap minggunya. Semakin banyak anak dan bola tenis yang digunakan dalam satu kelompok akan menambah daya konsentrasi visual (mata) dan perasaan (feeling) yang semakin baik.

2. Variasi latihan dasar atau awalan dari metode latihan DELTA JAMBU yang langsung dengan 2 orang melakukan dribble berhadapan dan melakukan lempar tangkap bola tenis untuk mengenalkan terlebih dahulu tentang latihan dari metode tersebut.

3. Jarak saat melakukan lempar tangkap jambu berpasangan harus mengalami peningkatan, tidak langsung dengan jarak yang lebar. Sehingga akan menjadikan metode tersebut lebih efektif.

Beberapa revisi yang diberikan para ahli bidang bolabasket terhadap produk yang dikembangkan peneliti setelah uji coba kelompok kecil, antara lain: 1. Beban di setiap latihan yang masih kurang maksimal. Untuk lebih

meningkatkan kemampuan setiap individu bisa dilakukan disetiap latihan dengan memberikan 3 sampai 4 macam latihan dengan beban yang semakin meningkat.

2. Materi latihan jangan hanya diam ditempat, supaya pemain juga mengalami peningkatan di aspek kelincahan dan kecepatan pada teknik dasar dribble. Memberikan latihan sirkuit untuk melatih kelincahan dan kecepatan dribble setiap individu, bisa dengan dribble jalan zig-zag menggunakan bantuan

cone.

3. Saat melakukan lempar tangkap jambu terdapat pemain yang memiliki postur tubuh yang tinggi sehingga jaraknya juga harus menyesuaikan, tidak sama dengan pemain yang memiliki postur tidak tinggi, bila pemain yang tinggi jaraknya dapat ditambahkan sekitar 30 cm dibandingkan dengan pemain yang memiliki postur tidak tinggi.

Uji kelompok besar telah menunjukkan hasil yang baik sehingga tidak dilakukan revisi produk. Menurut para ahli bolabasket, program latihan telah dibuat semakin meningkat sehingga peningkatan pemain juga semakin terlihat pada tes akhir dribble. Pemberian jarak antar siswa yang melakukan lempar tangkap pada setiap pertemuan sudah efektik dan sesuai dengan tinggi badan siswa. Persentase rata-rata keseluruhan penilaian saat pre-test sebesar 59% dan

post-test sebesar 68%. Rata-rata tersebut mengalami peningkatan sebesar 9%.

Dapat juga dilihat dari hasil kuesioner para ahli setelah uji coba kelompok besar menunjukkan rata-rata persentase sebesar 75,8% yang artinya masuk dalam kategori penilaian “Baik”. Kesimpulan dari hasil data tersebut adalah model latihan DELTA JAMBU layak untuk digunakan sebagai alternatif latihan peningkatan kemampuan dribble siswa dan dapat digunakan untuk alternatif dalam latihan ekstrakulikuler bolabasket.

Kelebihan dari produk ini adalah VCD dapat dilihat secara berulang-ulang dan kapanpun. Hal ini dapat membuat siswa bisa menontonnya diluar jadwal latihan secara berulang-ulang sehingga dapat mempercepat pemahaman siswa. Ada pula kekurangan dalam variasi latihan dribble yang dikemas dalam VCD ini yang meliputi pengambilan video yang belum profesional sehingga kualitas gambar masih belum baik. Pencahayaan dan fokus kamera juga masih banyak kekurangan karena kemampuan peneliti yang masih terbatas dalam pengambilan video. Kendala teknis di lapangan yang tidak terduga juga menjadi salah satu kendala yang tidak dapat dihindari walaupun persiapan peneliti sudah cukup maksimal. Penelitian yang telah dilakukan ini juga dapat digunakan sebagai pembelajaran dan pertimbangan dalam melaksanakan penelitian selanjutnya.

5.2 Saran

Pada bagian ini dikemukakan beberapa saran sehubungan dengan produk yang dikembangkan. Supaya penelitian yang akan datang bisa lebih baik lagi, beberapa saran yang diberikan peneliti adalah:

1. Sampel penelitian sebaiknya dilakukan pada lingkup yang lebih luas, sehingga hasilnya bisa lebih memperlihatkan keadaan yang sebenarnya. 2. Pengembangan variasi latihan ini hanya sampai pada pembuatan produk,

sebaiknya dikembangkan lagi dengan melakukan penelitian mengenai efektivitas produk.

3. Mengembangkan lebih banyak lagi varisi latihan dribble agar siswa bisa lebih semangat berlatih dan memberikan motivasi siswa untuk mengembangkan kemampuan dribble secara maksimal.

Demikian saran-saran terhadap pemanfaatan, diseminasi, maupun pengembangan produk lebih lanjut terhadap pengembangan variasi latihan

dribble yaitu latihan DELTA JAMBU pada Tim Ekstrakurilkuler Bolabasket SMP

60

Dokumen terkait