• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) (studi pada Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) (studi pada Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan)"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

Yoshida Murry

208046100019

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A

(2)
(3)
(4)

iii Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) di Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, April 2014

(5)

iv

/ 2014 M. Judul Skripsi: Analisis Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui tentang kebijakan dan faktor-faktor kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh Dinas Koperasi Kota Tangerang Selatan dan KJKS dalam rangka pengembangan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah. Dinas Koperasi dan UKM didalam Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Koperasi dan UKM yaitu Penyusunan, perumusan, program kerja strategis dan teknis dalam pemberian bimbingan dibidang perkoperasian dan usaha mikro kecil serta memfasilitasi pembiayaan promosi dan informasi usaha.

Penelitian ini menggunakan dua metode: pertama, studi pustaka (library research)

yang bersumber dari buku-buku yang berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, majalah surat kabar, internet serta beberapa artikel yang relevan yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti dalam skripsi ini. Kedua, studi lapangan (field research) dengan mengadakan pengamatan langsung ke Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dan KJKS dengan teknik wawancara dan studi dokumenter.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa pembinaan dan pengembangan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM dalam mengembangkan Koperasi jasa Keuangan Syariah adalah dengan cara melakukan kegiatan dan program baik jangka pendek maupun jangka panjang, yaitu dengan cara bekerja sama dengan lembaga lain, berbagai pihak, antar daerah dan dengan cara melakukan sosialisasi, pelatihan, pembinaan serta pendataan KJKS.

(6)

v

Alhamdulillah, Segala puji dan syukur kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-NYA, shalawat dan salam semoga senantiasa Allah SWT limpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya.

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai salah satu tugas akhir memenuhi syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) pada Konsentrasi Perbankan Syariah Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “ANALISIS KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH.”

Dengan selesainya penulisan skripsi ini, sudah sepantasnya pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang talah membantu dan mendukung penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini yang tidak akan mendekati kesempurnaan tanpa bantuannya. Oleh karena itu dalam kesempatan ini mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Kepada Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM. Selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan banyak kesempatan kepada penulis dapat belajar dan menggali ilmu pada Fakultas yang beliau pimpin.

2. Kepada Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag. Ketua Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Kepada Ibu Mufidah, SHI Sekretaris Non Reguler yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.

4. Kepada Bapak H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., MH. Dosen pembimbing penulis yang telah memberikan banyak arahan, saran dan masukan dalam penulisan skripsi.

(7)

vi

motivasi, ilmu pengetahuan, bimbingan, wawasan dan pengalamannya yang menjadikan penulis percaya diri akan prinsip-prinsip syariah khususnya dibidang ekonomi. Serta staff Program Non Reguler Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Kepada orang tua tercinta Almarhum Bapak (H. Syarifuddin), Ibu Titin hartini, yang telah memberikan seluruh jiwa raga untuk mendidik, membesarkan, dan menyayangi penulis. Serta sodara Akiki-ka ika, ka ade-teh oce dan nanda, keluarga besar dan Nandi Hermawan yang selalu membantu dan memberikan semangat kepada penulis.

9. Kepada Pimpinan dan segenap karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum maupun Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi perpustakaan.

Pada akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan pada umumnya bagi pembaca. Amin Ya Rabbal Alaamin.

Tangerang Selatan, April 2014

(8)

vii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Metode Penelitian ... 8

E. Teknik Pedoman Penulisan ... 10

F. Tinjauan Pustaka ... 11

G. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Pembinaan ... 15

B. Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) ... 17

(9)

viii

d. Fungsi Koperasi Syariah ... 19

e. Hukum Pendirian Koperasi ... 22

f. Landasan Kerja Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah ... 23

g. Tujuan Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah ... 24

h. Prinsip Operasional Koperasi Syariah ... 25

i. Struktur Organisasi Koperasi Jasa Keuangan Syariah ... 28

BAB III DINAS KOPERASI DAN UKM KOTA TANGERANG SELATAN A. Sejarah Singkat Dinas Koperasi dan UKM ... 30

B. Visi dan Misi Dinas Koperasi dan UKM ... 30

C. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Koperasi dan UKM ... 33

D. Struktur Organisasi Dinas Koperasi dan UKM ... 35

E. Data Perkembangan Koperasi ... 35

F. Kebijakan pada Urusan Koperasi dan UKM ... 35

(10)

ix

C. Analisis SWOT Dinas Koperasi dan UKM Kota

Tangerang Selatan ... 48

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 55

B. Saran-saran ... 56

(11)

x

Tabel 2. Kebijakan Urusan Koperasi dan UKM ... 36

(12)

xi

Gambar 2. Struktur Organisasi Syariah ... 28

(13)

1

A. Latar Belakang

Dalam pertumbuhan dan perkembangan tidak sedikit koperasi yang

mengalami situasi yang tidak kondusif dalam pelaksanaannya. Banyak

koperasi yang mempunyai modal cukup tetapi selanjutnya merosot ke tingkat

kehancuran yang berakhir dengan pembubaran atau tidak sedikit pula yang

namanya tetap ada tetapi tidak berfungsi sama sekali. Menurut beberapa

pengamatan hal ini terjadi dikarenakan pengurus kurang memiliki kecakapan

dan kemampuan dalam mengelola koperasi dan selain itu kurangnya peran

serta para anggotanya didalamnya.1

Pemerintah dalam membina dan mengembangkan koperasi

terkadang kurang menyadari bahwa hakekat sistem ekonomi Indonesia adalah

sistem ekonomi pasar. Koperasi harus dikembangkan dalam kerangka dan

ruang lingkup ekonomi pasar tanpa komando dan monopoli. Koperasi tidak

dapat dipaksa beroperasi sebagai alat kebijaksanaan pemerintah, tetapi

sebaliknya Koperasi juga tidak bisa berkembang bila diberi monopolidan

hak-hak istimewa yang mematikan mekanisme ekonomi pasar. Koperasi

adalah sokoguru atau tiang-tiang pokok penyangga ekonomi rakyat banyak,

1

(14)

dan sokoguru hanya akan kuat apabila peran serta anggotanya benar-benar

berjalan secara aktif dan efektif.2

Di Indonesia kehadiran Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)

sangat membantu akan peningkatan ekonomi nasional, dimana kehadiran

KJKS bertujuan untuk memperkokoh perekonomian syariah sebagai dasar

kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai

sokogurunya, membangun dan mengembangkan potensi ekonomi masyarakat

serta meningkatkkan kesejahteraan ekonomi dan sosial memberikan modal

kepada pedagang-pedagang kecil.

Dalam GBHN 2004, tertulis bahwa upaya pembinaan dan

pengembangan UKM merupakan suatu keharusan agar industri kecil dapat

tumbuh sebagai bagian dari dunia usaha yang kuat, tangguh, efisien, dan

mandiri. Sehingga diharapkan pengoptimalan dan pengembangan KJKS dapat

dilaksanakan secara simultan dalam kerangka kerja yang komperhensif

dengan berbagai upaya lain seperti pendidikan, pemberdayaan masyarakat,

pembangunan sosial, dan penyediaan berbagai infrastruktur pendukung

lainnya.

Dalam kegiatan KJKS terdapat kendala-kendala yang mempengaruhi

perkembangan KJKS seperti kurangnya pemahaman pengururs terhadap

KJKS, kurangnya pembinaan terhadap usaha mereka, baik itu dari

lembaga-lembaga terkait terhadap berdirinya KJKS maupun pihak lain, legalitas

hukum, akses ke lembaga terkait dikarenakan kehadiran KJKS yang masih

2

(15)

baru, menyebabkan sulitnya pemberian modal3, kebijaksanaan dan

penanaman modal dirasa kurang menunjang usaha peningkatan modal

koperasi, yang umumnya dimiliki dan dikelola oleh masyarakat penghasilan

rendah.4

KJKS dikembangkan untuk mewujudkan demokrasi ekonomi yang

antara lain, terjelma dalam pemerataan pendapatan dimasyarakat melaluli

pertumbuhan koperasi-koperasi yang sehat. KJKS digerakkan agar distribusi

dari pemilikan asset (kekayaan) dan kesempatan berusaha dalam masyarakat

diperbaiki secara fungsional dan terus-menerus. Bahkan sementara para ahli

mengatakan koperasi sebagai gerakan yang beperan untuk turut mempercepat

proses capital ownership reform. Karena koperasi muncul sebagai

countervailing power atau balance wheel (roda pengimbang) terhadap

kapitalisme yang tak terbendung. Rasanya untuk indonesia akan lebih dari itu,

koperasi akan berperan sebagai subtantive power (kekuatan subtantif) dalam

sistem perekonomian.5

Untuk mengatasi masalah yang dihadapi KJKS dibutuhkan kehadiran

suatu lembaga yang dapat membantu mengembangkan, membina,

mengayomi dan memajukan usaha mereka, sehingga KJKS dapat bertahan

dan berkembang pesat. Dimana lembaga tersebut bertugas sebagai motivator,

komunikator, dinamisator, dan fasilitator yang merupakan peran

pengembangan koperasi melalui kelembagaan sehingga para pelaku KJKS

3

Wawancara pribadi dengan Husen Ketua KJKS Hijrah Usaha Mikro, Ciputat Oktober 2012.

4

Ahmad Dimyati, Dkk., Islam dan Koperasi : Telaah peran serta umat islam dalam pengembangan koperasi, (Jakarta, 1989), Cet. I, h. 199.

5

(16)

dapat memberi kemaslahatan bagi masyarakat khususnya masyarakat muslim.

Dinas koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan mempunyai peran penting

dalam pengembangan KJKS, karena dapat meningkatkan perekonomian

masyarakat kecil, terutama kalangan menengah kebawah, serta koperasi di

Indonesia makin berkembang.

Latar belakang berdirinya Dinas Koperasi dan UKM ini berlandaskan

pada banyaknya koperasi dan para pelaku usaha kecil dan menengah yang

belum terbina terdiri 294 unit koperasi aktif dan 77 unit koperasi tidak aktif,

modal sendiri 153.493,26 modal luar 64.793,55 volume usaha 131.699,13

dan 1700 UKM.6 Dan dari data ditahun terakhir terdapat KJKS di Kota

tangerang Selatan sebanyak 27 KJKS yang diantaranya KJKS Ittihad,

Al-Hurriyah dan Al-Jibal. 7 Jika dirata-ratakan, satu koperasi beranggota 20 orang

maka 7120 orang atau sekitar 15 % warga tangsel adalah anggota koperasi.8

Pada Dinas Koperasi Usaha kecil dan Menengah Kota Tangerang

Selatan, struktur organisasi tertinggi dikepalai oleh seorang Kepala Dinas

yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh seorang Sekretaris dan 3

(tiga) kepala bidang yaitu bidang koperasi, bidang UMKM dan bidang

fasilitasi dan pembiayaan, yang masing-masing membawahkan 3 kepala seksi

/ kasubag.9

6

Data Koperasi berdasarkan Kab atau Kota Provinsi Banten

7

Husen http://www.himkopsyahtangsel.blogspot.com/, diakses pada 8 Oktober 2012.

8

Abdul biya http://dekopindatangsel.com/berita/38-utama/56-airin-ajak-mahasiswa-kembangkan-koperasi.htm diakses pada Oktober 2012

9

(17)

Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan sebagai lembaga

yang bergerak dibidang ekonomi tentunya tidak lepas dari masalah-masalah

yang dihadapi dalam menjalanjakan roda organisasinya yang dipengaruhi

perkembangan, pertumbuhan dan pola hidup masyarakat. Untuk

mengatisipasi kondisi tersebut tentunya pengelola Dinas Koperasi dan UKM

Kota Tangerang Selatan bekerja sama dengan KJKS, perlu pengembangan

dan pembinaan yang tepat sehingga Dinas Koperasi dan UKM Kota

Tangerang Selatan dapat bertahan dan terus mengambangkan perekonomian

rakyat, khususnya diwilayah Tangerang Selatan. Berdasarkan uraian diatas,

maka untuk mengetahui lebih jauh mengenai pembinaan dan pengembangan

KJKS pada Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan, penulis

bermaksud mengadakan penelitian ilmiah yang akan dituangkan kedalam

skripsi dengan judul “Analisis Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

topik yang dibahas pada analisa kebijakan Dinas Koperasi dan UKM Kota

Tangsel dalam pembinaan dan pengembangan KJKS, maka analisis penulis

dari aspek internal dan eksternal.

(18)

Masalah yang diteliti Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel dan

pelaksana KJKS. Masalah yang diteliti pembinaan dan pengembangan

KJKS di Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan.

2. Perumusan Masalah

Dengan membatasi pembahasan, penulis merumuskan pokok

masalah dalam skripsi ini sebagai berikut :

a. Kebijakan apa yang dilakukan Dinas Koperasi dan UKM Kota

Tangsel dalam membina dan mengembangkan KJKS?

b. Bagaimana pola Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel untuk

membina dan mengembangkan KJKS?

c. Analisis hambatan (tantangan) yang dihadapi Dinas Koperasi dan

UKM dalam melakukan pembinaan dan pengembangan KJKS?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan beberapa permasalahan

sebagai berikut:

a. Mengetahui kebijakan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang

(19)

b. Untuk mengetahui pola apa saja yang mempengaruhi Dinas Koperasi

dan UKM Kota Tangsel dalam upaya pembinaan dan pengembangan

KJKS

c. Menganalisa hambatan dan tantangan Dinas Koperasi dan UKM Kota

Tangsel dalam pembinaan dan pengembangan KJKS.

2. Manfaat Penelitian

Sejalan dengan tujuan penelitian maka penelitian ini diharapkan

dapat bermanfaat bagi peneliti, civitas akademika, dan para praktisi

koperasi jasa keuangan syariah.

1. Bagi peneliti, mendapat pengetahuan dan pemahaman tentang

koperasi dan UKM, memperoleh bukti yang signifikan terhadap

masalah yang diteliti

2. Bagi Program Studi Muamalat, penelitian ini diharapkan dapat

menambah pengetahuan dan informasi yang berharga mengenai

pembinaan koperasi dan usaha kecil menengah.

3. Bagi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan, diharapkan

menghasilkan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan

(20)

D. Metode Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan ditempat :

a. Dinas Koperasi dan UKM Tangsel Komplek Balai Latihan Kerja

Industri (BLKI) Jl. Raya Serpong KM. 12 Villa Serpong BSD

Serpong Utara Kota Tangerang Selatan 15323.

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif, yaitu penelitian yang

menggambarkan suatu gejala data-data dan informasi yang berdasarkan

pada fakta yang diperoleh dari lapangan.10 Penelitian ini menganalisa

kebijakan dalam pembinaan dan pengembangan Koperasi Jasa keuangan

Syariah (KJKS) pada Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan

yang ditinjau dari internal dan eksternal.

3. Jenis Data

a. Data Primer yaitu data yang terkait dengan kebijakan pembinaan dan

pengembangan pada Dinas Koperasi dan UKM berupa observasi

lapangan terbatas (dialog dan berwawancara dengan pihak DINKOP

yang terlibat langsung dalam pembinaan terhadap KJKS yang

menjadi binaannya) melalui wawancara kepada KJKS setelah dibina

oleh Dinas Koperasi dan UKM.

10

(21)

b. Data Sekunder yaitu data-data yang diperoleh dari berbagai literature

dan referensi lain seperti buku, majalah, jurnal, surat kabar, serta

setiap artikel yang mengandung informasi berkaitan dengan masalah

yang dibahas, duhimpun dari berbagai tempat mulai dari

perpustakaan hingga situs internet.

4. Pengumpulan Data

a. Kajian pustaka yang dilakukan untuk mencapai pemehaman yang

komperhensif tentang konsep-konsep yang akan dikaji. Bahan yang

digunakan untuk kajian pustaka ini yaitu buku-buku yang berkaitan

dengan penelitian yang penulis lakukan, majalah surat kabar, serta

beberapa artikel yang relevan yang berkaitan dengan masalah yang

penulis angkat, yaitu yang berkaitan dengan Koperasi Jasa Keuangan

Syariah.

b. Studi lapangan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang

berkaitan tentang pembinaan dan pengembangan KJKS pada Dinas

Koperasi dan UKM Kota Tangsel. Untuk memperoleh data yang ada

di lapangan, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai

berikut:

1) Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi langsung dari

responden (baik dari pejabat DINKOP dan UKM Kota Tangerang

(22)

dengan tanya jawab yang dikerjakan berlandaskan pada tujuan

penelitian dengan menggunakan panduan wawancara.11

Wawancara dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data

sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada

tujuan penelitian.12

2) Studi Dokumenter

Dilakukan dengan mempelajari dokumen-dokumen yang

sehubungan dengan aktifitas yang dilakukan oleh Dinas Koperasi

dan UKM Kota Tangerang Selatan mengenai pembinaan dan

pengembangan KJKS.

5. Teknik Analisis Data

Dalam melakukan analisa data, data yang dikumpulkan dianalisis dengan

menggunakan metode deskriptif kualitatif, dimana penulis terlebih dahulu

mengumpulkan dan memaparkan data yang diperoleh dari hasil

wawancara dengan berbagai pihak.

E. Teknik Pedoman Penulisan

Pada penulisan skripsi ini berpedoman pada buku pedoman penulisan

skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012

yang merupakan pedoman penulisan karya ilmiah mahasiswa UIN Jakarta,

khususnya Fakultas Syariah dan Hukum.13

11

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta 2012), Cet 12, h. 235

12

Sutrisno Hadi, Metodologi Research: Jilid 2, (Yogyakarta: Andi 2004), Cet 10, h. 218

13

(23)

F. Tinjauan Pustaka

No Peneliti Judul Hasil

1. Herni Murniasih

(Skripsi FSH

UIN Jakarta,

2003)

Peran Perbankan

Syari’ah dalam

Membangun Usaha

Kecil dan Menengah

Pola penyaluran pembiayaan

secara syariah kepada

pengusaha kecil dan

menengah memiliki

kekhususan, mengingat setiap

jenis bidang usaha atau

proyek yang akan dibiayai

memerlukan skema fiqih yang

spesifik. Pola penyaluran dana

syari’ah memiliki keunggulan

komperatif dibandingkan pola

konvensional, karena

pembiayaan berkaitan

langsung dengan sektor rill

dan ditunjukan kepada usaha

yang halal, tidak ada peluang

melipatgandakan serta lebih

adil dalam mendapatkan

keuntungan dan

(24)

dengan prinsip bagi hasil.

2. Najibul Millah

(Skripsi FSH

UIN Jakarta,

2008)

Strategi Pusat

Koperasi Syariah

dalam upaya

Pengembangan

Koperasi Syariah

primer

Strategi yang dilakukan

Puskopsyah kepada

koperasi-koperasi primer syariah

sebagai mitranya adalah

dengan melakukan sosialisasi

dalam bentuk pengajian,

manajer oprasional dan

keuangan melakukan analisa

kelayakan pembiayaan,

koperasi primer membuat

permohonan pembiayaan

Usaha Ekonomi Rumah

Tangga.

3. Sentot Harman

Glendoh (Jurnal

FE Universitas

Kristen Petra,

2001)

Pembinaan dan

Pengembangan

Usaha Kecil

Pembinaan dan

pengembangan usaha kecil

dilaksanakan dengan

memperhatikan klasifikasi dan

tingkat perkembangan usaha

kecil. Ruang lingkup

pembinaan dan

(25)

meliputi bidang produksi,

pengolahan, sumber daya,

manusia dan teknologi.

G. Sistematika Penulisan

Hasil akhir dari penelitian ini akan dituangkan dalam laporan tertulis

dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I Pada bab ini membahas latar belakang masalah, tujuan

penelitian dan manfaat penelitian, pembatasan dan perumusan

masalah, metode penelitian, teknik penulisan, tinjauan pustaka

dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan teoritis tentang pengertian kebijakan dan

pembinaan, tujuan, serta pengertian KJKS, tujuan, peran dan

fungsi, hukum pendirian, landasan kerja, tujuan, prinsip

operasional dan struktur organisasi.

BAB III Tinjauan umum tentang sejarah singkat Dinas Koperasi dan

UKM Kota Tangerang Selatan, Visi dan Misi, Struktur

Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi.

BAB IV Kebijakan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan,

analisis pembinaan dan pengembangan KJKS, analisis faktor

internal Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dan

(26)

BAB V Penutup yang terdiri dari kesimpulan dari keseluruhan

pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya

dan saran-saran. Bab ini juga dilengkapi dengan Daftar

(27)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pembinaan dan Kebijakan

Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah

ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman atau petunjuk

dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program dan kegiatan guna

tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan,

visi dan misi instansi pemerintah, kebijakan merupakan arah tindakan yang

diambil untuk menentukan program-program dan kegiatan untuk mencapai

tujuan dan sasaran pelayanan SKPD.

Pengertian Pembinaan secara umum diartikan sebagai usaha untuk

memberi pengarahan dan bimbingan guna mencapai suatu tujuan tertentu.

Kata membina berarti membangun, mendirikan atau mengusahakan supaya

lebih baik (maju, sempurna dan sebagainya). Sedangkan pembinaan berarti

proses, cara perbuatan membina atau usaha tindakan dan kegiatan yang

dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang baik.14

Menurut Peraturan Mentri nomor 21/Per/M.KUKM/XI/2008 pasal 10

objek pemeriksaan KSP dan USP Koperasi meliputi : aspek organisasi, aspek

pengelolaan, aspek keuangan, produk dan layanan dan aspek pembinaan

anggota, pengurus, pengelola, pengawas dan karyawan.15

14

Kementrian Pendidikan Nasional RI, http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php. di akses pada 8 April 2013

15

(28)

Pasal 15 Aspek Pembinaan anggota, pengurus, pengelola, pengawas dan

karyawan KSP dan USP Koperasi meliputi kebijakan tertulis mengenai

pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia KSP dan USP Koperasi

yang meliputi : program pembinaan, tujuan pembinaan, kelompok sasaran,

jadwal dan anggaran biaya pembinaan. Evaluasi pelaksanaan kebijakan

pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia KSP dan USP Koperasi.

Konfirmasi dan pengecekan ulang dengan melakukan uji petik terhadap

bukti-bukti pendukung laporan pembinaan maupun memperoleh informasi

langsung dari beberapa kelompok sasaran pembinaan.16

Tujuan pembinaan adalah mengamalkan hukum-hukum Islam,

melaksanakan system syariah Islam, memproklamasikan prinsip-prinsip dan

nilai-nilai islam dan menyampaikan dakwah islamiyah dengan bijaksana

kepada seluruh umat manusia.

Jadi, lembaga pemberdayaan dan pembinaan berarti suatu badan atau

organisasi yang melakukan usaha, tindakan atau kegiatan dalam bentuk

penumbuhan iklim usaha, pemberian bimbingan dan bantuan peningkatan

kemampuan yang dilakukan secara efektif dan efisien Koperasi dan UKM

agar mamapu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan

mandiri.

16

(29)

B. Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)

1.Pengertian Koperasi Jasa Keuangan Syariah

Berdasarkan ketentuan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil

dan Menengah menerbitkan Surat Keputusan Nomor

91/Kep/MKUKM/IX/2004 disebutkan bahwa Koperasi Jasa Keuangan

Syariah (KJKS) adalah koperasi yang kegiatan usahanya bergerak

dibidang pembiayaan, investasi dan simpanan sesuai pola bagi hasil

(syariah).17

Koperasi syariah berdiri untuk meningkatkan kesejahteraan

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta turut

membangun tatanan perekonomian yang berkeadilan sesuai dengan

prrinsip-prinsip Islam. Membentuk koperasi memang diperlukan

keberanian dan kesamaan visi dan misi didalam intern pendiri.

Menddirikan koperasi syariah memerlukan perencanaan yang cukup bagus

agar tidak berhenti ditengah jalan.

Usaha koperasi syariah meliputi semua kegiatan usaha yang halal,

baik dan bermanfaat (thayib) serta menguntungkan dengan sistem bagi

hasil, dan tidak riba, perjudian (maysir) serta ketidak jelasan (gharar).

Untuk menjalankan fungsi perannya, koperasi syariah menjalankan usaha

sebagai mana tersebut dalam sertifikasi usaha koperasi. Usaha-usaha yang

diselenggarakan koperasi syariah harus dinyatakan sah berdasarkan fatwa

dan ketentuan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia.

17

(30)

usaha yang diselenggarakan koperasi syariah harus dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.18

2. Landasan Hukum Koperasi Syariah

Landasan didirikannya pembinaan ini antara lain :

a. Koperasi syariah berlandasakan syariah islam yaitu Al-Qur’an dan As

-Sunnah dengan saling tolong menolong (ta’awun) dan saling menguatkan

(takaful)

b. Berlandaskan pada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 serta

berdasar atas asas kekeluargaan

c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 Tahun 1995 tentang

Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi

d. Keputusan Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia No.

91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha

Koperasi Jasa Keuangan Syariah

e. Undang-undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 tentang

Perkoperasian

f. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Republik Indonesia No. 21/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman

Pengawasan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi

18 M Shodiq Mustika, “

(31)

g. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Republik Indonesia No. 35.2/Per/M.KUKM/X/2007 tentang Pedoman

Standar Operasional Manajemen Koperasi Jasa Keuangan Syariah

3. Tujuan Koperasi Syariah

Tujuan sistem koperasi syariah yaitu Mensejahterakan ekonomi

anggotanya sesuai norma dan moral Islam, menciptakan persaudaraan dan

keadilan sesama anggota, pendistribusian pendapatan dan kekayaan yang

merata sesama anggota berdasarkan kontribusinya, kebebasan pribadi dalam

kemaslahatan social yang didasarkan pada pengertian bahwa manusia

diciptakan hanya untuk tunduk kepada Allah, meningkatkan kesejahteraan

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta turut

membangun tatanan perekonomian yang berkeadilan sesuai dengan

prinsip-prinsip Islam.19

4. Peran dan Fungsi Koperasi Syariah

Dalam koperasi konvensional lebih mengutamakan mencari

keuntungan untuk kesejahteraan anggota, baik dengan cara tunai atau

membungakan uang yang ada pada anggota. Para anggota yang meminjam

tidak dilihat dari sudut pandang penggunanya hanya melihat uang pinjaman

kembali ditambah dengan bunga yang tidak didasarkan kepada kondisi hasil

usaha atas penggunaan uang tadi. Bahkan bisa terjadi jika ada anggota yang

19

(32)

meminjam untuk kebutuhan sehari-hari (makan dan minum), maka pihak

koperasi memberlakukannya untuk usaha yang produktif dengan mematok

bunga sebagai jasa koperasi.

Pada koperasi syariah hal ini tidak dibenarkan, karena setiap transaksi

(tasharuf) di dasarkan atas penggunaan yang efektif apakah untuk pembiayaan atau kebutuhan sehari-hari. Kedua hal tersebut diperlukan secara

berbeda. Untuk usaha produktif, misalnya anggota akan berdagang maka

dapat menggunakan prinsip bagi hasil (Musyarakah atau Mudharabah) sedangkan untuk pembelian alat transportasi atau alat-alat lainnya dapat

menggunakan prinsip jual beli (Murabahah).

Berdasarkan peran dan fungsinya maka, Koperasi Syariah memiliki

fungsi sebagai berikut:

a. Sebagai Manajer Investasi

Manajer investasi yang dimaksud adalah, koperasi syariah

dapat memainkan perannya sebagai agen atau sebagai penghubung

bagi para pemilik dana. Koperasi syariah akan menyalurkan kepada

calon atau anggota yang berhak mendapatkan dana atau bisa juga

kepada calon atau anggota yang sudah ditunjuk oleh pemilik dana.

Umumnya, apabila pemilihan penerima dana (anggota atau

calon anggota) di dasarkan ketentuan yang diinginkan oleh pemilik

dana, maka koperasi syariah hanya mendapatkan pendapatan atas jasa

(33)

Misalnya jasa atas proses seleksi anggota penerima dana atau

biaya administrasi yang dikeluarkan koperasi atau biaya monitoring

termasuk reporting. Kemudian apabila terjadi wanprestasi yang

bersifat force major yakni bukan kesalahan koperasi atau bukan

kesalahan anggota, maka sumber dana tadi (pokok) dapat dijadikan

beban untuk resiko yang terjadi. Akad yang tepat untuk seperti ini

adalah Mudharabah Muqayyadah.

b.Sebagai Investor

Peran sebagai investor (Shahibul Maal) bagi koperasi

syariah adalah jika sumber dana yang diperoleh dari anggota

maupun pinjaman dari pihak lain yang kemudian dikelola secara

professional dan efektif tanpa persyaratan khusus dari pemilik dana

dan koperasi syariah memiliki hal untuk terbuka dikelolanya

berdasarkan program-program yang dimilikinya. Prinsip

pengelolaan dana ini dapat disebut sebagai Mudharabah Mutlaqah,

yaitu investasi dana yang dihimpun dari anggota maupun pihak lain

dengan pola investasi yang sesuai dengan syariah.

c. Fungsi Sosial

Konsep koperasi syariah mengharuskan memberikan

pelayanan social baik kepada anggota yang membutuhkannya

maupun kepada masyarakat dhuafa. Kepada anggota yang

membutuhkan pinjaman darurat (emergency loan) dapat diberikan

(34)

sumber dananya berasal dari modal maupun laba yang dihimpun.

Dimana anggota tidak dibebankan bunga dan sebagainya seperti

koperasi konvensional. Sementara bagi anggota masyarakat dhuafa

dapat diberikan pinjaman kebajikan dengan atau tanpa

pengembalian pokok (Qardhul Hasan) yang sumber dananya dari dana ZIS (Zakat, Infaq, Shadaqoh). Pinjaman Qardhul Hasan ini diutamakan sebagai modal usaha bagi masyarakat miskin agar

usahanya menjadi besar, jika usahanya mengalami kemacetan, ia

tidak perlu dibebani dengan pengembalian pokoknya.

Fungsi ini juga membedakan antara koperasi konvensional

dengan koperasi syariah dimana konsep tolong menolong begitu

kentalnya sesuai dengan ajaran Islam.

5. Hukum Pendirian Koperasi

Di dalam Alquran surat Al-Maidah ayat 2 Allah SWT. Berfirman :

ها َّإ هاا قَتاو اوْدعلاو مْثإا لع ا نو عت لو ْقَّلاو ِّبْلا لع ا نو عت و قعلا دْيدش

“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan ketaqwaan dan janganlah kamu tolong menolong dalam permusuhan dan perbuatan dosa.”

Berdasarkan pada ayat Alquran di atas kiranya dapat dipahami

bahwa tolong-menolong dalam kebajikan dan dalam ketakwaan dianjurkan

oleh Allah. Koperasi merupakan salah satu bentuk tolong-menolong, kerja

sama dan saling menutupi kebutuhan. Menutupi kebutuhan

tolong-menolong kebajikan adalah salah satu wasilah untuk mencapai ketakwaan

(35)

Di dalam salah satu hadis diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan

Imam Ahmad dari Anas bin Malik r.a. berkata bahwa Rasulullah Saw.

Bersabda :

Rasul saw bersabda: “Tolonglah saudaramu yang menganiaya dan yang aniaya dan yang dianiaya, sahabat bertanya : ya Rasulullah aku dapat menolong orang yang dianiaya, tapi bagaimana menolong yang menganiaya? Rasul menjawab : kamu tahan dan mencegahnya dari menganiaya itulah arti menolong daripadanya.”

Hadis tersebut dapat dipahami lebih jauh (luas), yaitu umat Islam

dianjurkan untuk menolong orang-orang yang ekonominya lemah (miskin)

dengan cara berkoperasi dan menolong orang-orang kaya jangan sampai

mengisap darah orang-orang miskin, seperti dengan cara mempermainkan

harga, menimbun barang, membungakan uang dan cara yang lainnya.20

6. Landasan Kerja Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan

Syariah

Landasan kerja KJKS dan UJKS adalah sebagai berikut :

a. KJKS dan UJKS Koperasi menyelenggarakan kegiatan usahanya

berdasarkan nilai-nilai, norma dan prinsip Koperasi sehingga dapat

dengan jelas menunjukkan perilaku koperasi. KJKS dan UJKS

Koperasi menyelenggarakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip

syariah dan fatwa Dewan Syariah Nasional.

20

(36)

b. KJKS dan UJKS Koperasi adalah alat dari rumah tangga anggota

untuk mandiri dalam mengatasi masalah kekurangan modal (bagi

anggota pengusaha) atau kekurangan likuiditas (bagi anggota rumah

tangga) sehingga berlaku asas self help.

c. Maju mundurnya KJKS dan UJKS Koperasi menjadi tanggung jawab

seluruh anggota sehingga berlaku asas self responsibility.

d. Anggota pada KJKS dan UJKS Koperasi berada dalam satu kesatuan

sistem kerja Koperasi, diatur menurut norma-norma yang terdapat di

dalam AD dan ART KJKS atau Koperasi yang menyelenggarakan

UJKS.

e. KJKS dan UJKS Koperasi wajib dapat memberikan manfaat yang

lebih besar kepada anggotanya jika dibandingkan dengan manfaat

yang diberikan oleh lembaga keuangan lainnya.

f. KJKS dan UJKS Koperasi berfungsi sebagai lembaga intermediasi

dalam hal ini KJKS dan UJKS Koperasi bertugas untuk melaksanakan

penghimpunan dana dari anggota, calon anggota, koperasi lain dan

atau anggotanya serta pembiayaan kepada pihak-pihak tersebut.21

7. Tujuan Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa

Keuangan Syariah

Adapun tujuannya, yaitu :

21

(37)

a. Meningkatkan program pemberdayaan ekonomi, khususnya

dikalangan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi melalui sistem

syariah.

b. Mendukung kehidupan ekonomi syariah dalam usaha mikro, kecil,

menengah dan khususnya dan ekonomi Indonesia pada umumnya.

c. Meningkatkan semangat dan peran seta anggota masyarakat dalam

kegiatan KJKS.22

8. Prinsip Operasional Koperasi Syariah

Koperasi syariah memiliki keluwesan dalam menerapkan

akad-akad muamalah, yang umumnya sulit dipraktekan pada perbankan syariah

karena adanya keterbatasan peraturan dari Bank Indonesia – PBI

(Peraturan Bank Indonesia). Prinsip dasar oprasional koperasi syariah

tersebut dapat digambarkan berikut.23

Dari bagan diatas digambarkan bahwa sumber dana koperasi

syariah diperoleh dari simpanan sukarela seperti simpanan wadiah dan simpanan berjangka Mudharaba, investasi pihak lain, dana zakat infaq dan

shodaqoh dan dari modal koperasi seperti simpanan pokok, simpanan

wajib, dana hibah dan laba rugi sisa hasil usaha berjalan. Dari sumber dana

koperasi syariah tersebut kemudian disalurkan untuk pembiayaan seperti

22

Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Kepuasan Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah RI No.91/KEP/M/KUKM/IX/2004 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah, 2005.

23

(38)

1. Simpanan Sukarela

- Simp Wadiah

- Simp Berjangka (mudharabah)

2. Investasi Pihak Lain - Investasi Terkait - Investasi Tidak Terkait 3. Dana ZIS

- Zakat

- Infaq dan Shodaqoh

4. Model Koperasi

- Simpanan Pokok + Wajib

- Dana Hibah

- L/R SHU berjalan

Sumber Dana Koperasi Syariah

2. Kafalah 3. Hawalah 4. Ijaroh Jual Beli 1. Murabahah 2. Salam 3. Istishna Investasi Pembiayaan 1. Mudharabah 2. Musyarakah Penempatan Lainnya

1. Bank Syariah 2. Koperasi Syariah

Penempatan Lainnya

1. Bank Syariah 2. Koperasi Syariah

Porsi

1. Simp. Berjangka 2. Investasi Pihak Lain

Bagi Hasil Margin

Bagi Hasil

Bank / Kep

(39)

dalam bentuk jasa dengan akad pembiayaan Wakalah, Kafalah, Hawalah dan Ijaroh yang kemudian akan mendapatkan fee. Dalam bentuk

jual-beli dengan akad pembiyaan Murabahah, Salam dan Istishna yang kemudian akan memperoleh margin. Dalam bentuk investasi pembiayaan

dengan akad Mudharabah dan Musyarakah dengan porsi bagi hasil, dan penempatan lainnya seperti penempatan pada bank syariah dan koperasi

syariah dengan mendapatkan bagi hasil dari bank syariah dan koperasi

syariah. Dari hasil yang diperoleh seperti fee, margin dan bagi hasil maka

distribusi pembagiannya 55% porsi koperasi syariah untuk laba rugi SHU

berjalan dan 45% untuk bagi hasil simpanan berjangka dan investasi pihak

lain dan bonus untuk penempatan pada bank syariah dan koperasi

syariah.24

24

(40)
(41)

Dalam struktur organisasi koperasi syariah terdiri dari rapat

anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi, keputusan rapat

anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mencapai

mufakat dimana tiap-tiap anggota mempunyai hak suara yang sama.

Kepengurusan koperasi syariah seperti pengurus dipilih oleh anggota

koperasi syariah dalam rapat anggota dimana untuk pertama kalinya

susunan dan nama-nama pengurus dicatat dalam akta pendirian dan masa

jabatanya paling lama 5 (lima) tahun. Pengurus minimal terdiri dari ketua

yang sejajar dengan dewan syariah dan dewan pengawas, sekretaris dan

bendahara.

Dalam mengelola koperasi syariah, pengurus dapat menunjuk

pengelola yang dianggap cakap dan professional dengan jabatan manager

atau jika memungkinkan dan memiliki cakupan usaha yang luas maupun

system organisasinya yang besar maka manager tersebut dapat

disertarakan sebagai direktur dan dibawahnya boleh disebut manager.

Koperasi syariah dapat dikelola oleh seorang direktur yang dibantu oleh

para manager seperti manager unit jasa keuangan syariah yang

membawahi bagian operasional dan marketing. Dan manager sektor rill

(42)

30

A. Sejarah Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan

Mengacu pada pembentukan Tangerang Selatan berdasarkan UU No

51 tahun 2008, maka pada 29 Mei 2009 berdirilah Dinas Koperasi dan UKM

Kota Tangerang Selatan yang pada awalnya digabung dengan Diperindag

(Dinas Perindustrian dan Perdagangan) Koperasi dan UKM.

Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan terbentuk

berdasarkan Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 01 tahun 2009

tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Walikota Nomor 07 tahun 2009 tentang

Perubahan atas Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 01 Tahun 2009

tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan. Pada tahun

2011 kembali dilakukan penyempurnaan terbitnya Peraturan Daerah Nomor

06 Tahun 2011 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan

(Berita Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2011 Nomor 06).30

B. Visi dan Misi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan

Sebagai suatu lembaga maka dinas koperasi dan UKM Kota

Tangerang Selatan Mempunyai visi dan misi sebagai berikut :

30

(43)

1. Visi

Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang

diinginkan pada akhir periode perencanaan (Undang-Undang No 25

Tahun 2004 tentang SPPN). Berdasarkan kondisi saat ini dan isu-isu

strategis pada 5 tahun mendatang, serta penggalian aspirasi dan

persepsi masyarakat yang telah dilakukan, maka visi Pemerintah Kota

Tangerang Selatan Tahun 2011 – 2016 yaitu : “Terwujudnya Kota

Tangerang Selatan yang Mandiri, Damai dan Asri (MaDaNi). Dalam rangka mendukung terwujudnya visi daerah tersebut dan sesuai

dengan tugas pokok dan fungsi serta masukan-masukan dari

stakeholders, maka Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kota Tangerang Selatan menetapkan Visi yaitu :31

“Terwujudnya Koperasi dan UMKM Kota Tangerang

Selatan sebagai penggerak perekonomian daerah yang mandiri dan berdaya saing berlandaskan ekonomi kerakyatan” .

Yang mendukung makna bahwa Kota Tangerang Selatan

Sebagai sentra perdagangan dan jasa dengan elemen gerakan koperasi

pelaku usaha mikro, kecil dan menengah yang mandiri dalam arti

peran gerakan koperasi dan UMKM yang didasarkan pada penguasaan

31

(44)

knowledge system (kualitas IPTEK) dan symbolic system (ketinggian karsa dan karya suatu urban society).

2. Misi

Dalam rangka mewujudkan Visi maka perlu disusun Misi yang

merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan

dilaksanakan untuk mewujudkan bayangan kondisi tentang masa

depan. Sejalan dengan pembahasan terdahulu bahwa Kota Tangerang

Selatan telah memiliki Walikota dan Wakil Walikota Definitif 2011 –

2016 dimana Visi tersebut dijabarkan dalam Misi sebagai berikut:32

a. Meningkatkan kualitas kehidupan bermasyarakat

b. Meningkatkan keharmonisan fungsi ruang kota yang

berwawasan lingkungan

c. Menata system sarana dan prasarana dasar pendidikan dan

kesehatan masyarakat

d. Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan

masyarakat

e. Meningkatkan fungsi dan peran kota sebagai sentra

perdagangan dan jasa

f. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih

32

(45)

Berdasarkan Visi dan Misi Kota Tangerang Selatan diatas serta

Visi dari Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kota Tangerang

Selatan dengan, berpedoman pada Tugas, Fungsi dan Tata Kerja

Dinas Koperasi dan UKM serta masukan dari pihak yang

berkepentingan (stakeholders), ditetapkan Misi Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Tangerang Selatan sebagai berikut:

a. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan

kelembagaan dan manajemen koperasi dan usaha mikro

kecil dan menengah

b. Menciptakan iklim yang kondusif dalam pengembangan

Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

c. Mengembangkan jiwa kewirausahaan (enterpreneurship)

tangguh, mandiri dan berdaya saing tinggi dan berwawasan

lingkungan

d. Meningkatkan kemitraan dan jaringan usaha yang saling

menguntungkan bagi koperasi dan usaha mikro kecil dan

menengah

C. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan

Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah merupakan unsur

pelaksana otonomi daerah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada

dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris

(46)

Adapun Tugas pokok, fungsi dan tata kerja Dinas Koperasi diatur melalui

Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 14 Tahun 2011.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Dinas Koperasi

mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Penyusunan rencana dan program kerja di bidang Koperasi, Usaha

Mikro Kecil, dan Menengah;

b. Pemberian rekomendasi yang berkaitan dengan kegiatan di bidang

Koperasi, Usaha Mikro Kecil, dan Menengah;

c. Pelaksanaan kegiatan koordinasi dalam rangka penyusunan program,

pengelolaan data dan informasi di bidang perkoperasian dan usaha

mikro kecil, dan memfasilitasi pembiayaan promosi dan informasi

usaha;

d. Penyusunan, perumusan, dan penjabaran kebijakan strategis dan teknis

dalam pemberian bimbingan di bidang perkoperasian dan usaha mikro

kecil serta memfasilitasi pembiayaan promosi dan informasi usaha;

e. Pelaksanaan kebijakan strategis dan teknis dalam pemberian bimbingan

di bidang perkoperasian dan usaha mikro kecil serta memfasilitasi

pembiayaan promosi dan informasi usaha;

f. Pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian teknis atas

penyelenggaraan bimbingan di bidang perkoperasian dan usaha mikro

(47)

KEPALA DINAS

SEKRETARIS DINAS

KASUBAG

Umum dan Kepegawaian

KASUBAG

Keuangan

KASUBAG

Program dan

Pelaporan

KABID KOPERASI KABID UMKM

KABID Fasilitasi

Pembiayaan, Pengendalian

dan Evaluasi

KASIE

Kelembagaan Koperasi

KASIE Pengembangan

dan Pembinaan UMKM

KASIE

Monitoring dan Evaluasi

KASIE Pemberdayaan Koperasi KASIE Pemberdzayaan

UMKM

KASIE

Analisa Data

KASIE

Penilaian Koperasi

KASIE

Promosi

KASIE

(48)

g. Pelaksanaan pelayanan fasilitator dengan pihak-pihak instansi

pemerintah terkait, BUMN dan swasta dalam rangka peningkatan dan

pertumbuhan koperasi, usaha mikro kecil, dan menengah;

h. Pelaksanaan pengelolaan urusan perencanaan, umum, dan administrasi

kepegawaian serta keuangan.

D. Struktur Organisasi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan

Struktur organisasi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan

adalah sebagai berikut:33

E. Data koperasi

Data Perkembangan Koperasi Berbadan Hukum di Kota Tangerang Selatan.

Tahun

Jumlah

Koperasi

Penerbitan Badan

Hukum Koperasi

Koperasi

Aktif Tidak Aktif Yang RAT

2011 407 18 177 230 85

2012 432 25 219 231 92

2013 462 30 261 201 110

Tabel. 1

F. Kebijakan Pada Urusan Koperasi dan UKM

Kebijakan pada urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dijabarkan

dalam beberapa program prioritas yang bersifat strategis yang akan

dilaksanakan, yaitu34 :

33

(49)

No Usulan Urusan dan Program Indikator Program Rumusan Indikator Capaian Kinerja

2011 2012 2013

1 Penciptaan Iklim

Usaha Kecil

Menengah yang

Kondusif

Persentase

Usaha Mikro

dan Kecil yang

difasilitasi Oleh

Pemda

∑ Usaha Mikro

& Kecil ... x

100% Jumlah

Seluruh UKM 14

unit

16% 31%

Jumlah Usaha Mikro Kecil atau Sektor Informal (K5, asongan) yang memperoleh bantuan 411 unit 75 unit 75 unit Terfasilitasinya Pengembangan Sentra-sentra Potensial UMKM 1 sentra 1 sentra

2 Pengembangan

Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Jumlah UKM aktif non BPR/LKM UKM

∑ Usaha Mikro

& Kecil

...x100%

Jumlah

2-3% 2-3%

34

(50)

Kecil Menengah Seluruh UKM

3 Peningkatan

Kualitas

Kelembagaan

Koperasi

Koperasi Aktif ∑ Koperasi

Aktif ...x100%

Seluruh

Koperasi

5% 5%

(51)

38

KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH

A. Kebijakan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan

Kebijakan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan Tahun

2011-2016 dalam rangka mengarahkan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, yaitu:1

1) Peningkatan kapabilitas kelembagaan dan ketatalaksanaan Dinas Koperasi

dan UKM, kebijakan:

a. Meningkatkan pelayanan dan ketersediaan sarana administrasi

b. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana aparatur

c. Meningkatnya sistem perencanaan dan akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah

d. Meningkatkan kapasitas SDM aparatur Dinas Koperasi dan UKM Kota

Tangerang Selatan

2) Pengembangan lingkungan usaha yang kondusif, kebijakan:

a. Perbaikan iklim usaha dan daya saing koperasi dan UMKM

b. Meningkatnya jumlah dan peran koperasi dan UMKM dalam

perekonomian Kota Tangerang Selatan

1

(52)

3) Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif Koperasi dan

UMKM, kebijakan:

a. Meningkatnya pemberdayaan Koperasi dan UMKM

b. Berkembangnya kewirausahaan

4) Peningkatan akses Koperasi dan UMKM ke sumberdaya produktif,

kebijakan:

a. Penyediaan akses pembiayaan dan penjaminan bagi Koperasi dan UMKM

b. Berkembangnya kerja sama usaha yang saling menguntungkan bagi

Koperasi dan UMKM

c. Meningkatnya pemasaran produk Koperasi dan UMKM

Dilihat dari kebijakan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan,

telah sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan bahwa kebijakan adalah arah atau tindakan yang

diambil oleh Pemerintah Pusat atau Daerah untuk mencapai tujuan.

Program jangka panjang dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang

Selatan adalah sebagai berikut:2

a. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan perkoperasian

b. Pembangunan sistem informasi perencanaan pengembangan perkoperasian

c. Sosialisasi prinsip-prinsip pemahaman perkoperasian

d. Pembinaan, pengawasan dan penghargaan koperasi berprestasi

e. Peningkatan dan pengembangan jaringan kerja sama usaha koperasi

2

(53)

f. Penyebaran model-model pola pengembangan koperasi

g. Rintisan penerapan teknologi sederhana atau manajemen modern pada

jenis-jenis koperasi

Program jangka pendek dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang

Selatan adalah sebagai berikut:3

a. Peningkatan pemahaman prinsip-prinsip koperasi

b. Peningkatan kompetensi pembina koperasi

c. Peningkatan pembinaan koperasi dalam monitoring dan mengevaluasi

d. Pengembangan koperasi

e. Peningkatan kemampuan pengurus dalam pembuatan neraca dan

perhitungan hasil usaha koperasi

f. Peningkatan pengurus dalam manajemen koperasi.

Dilihat dari program jangka panjang dan jangka pendek yang dijalankan

oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan maka dapat disimpulkan

bahwa Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan mempunyai manfaat

dan peran penting dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan para pelaku

KJKS dan UKM dalam menjalankan usahanya, terutama dalam membina dan

mengembangkan usaha mereka menjadi lebih baik, khususnya dalam penyediaan

sarana dan prasarana, sehingga usaha mereka dapat bertahan.

Dalam upaya mengembangkan KJKS Dinas Koperasi dan UKM Kota

Tangerang Selatan merancang beberapa strategi kedepan dan kebijakan yang

meliputi lima ruang lingkup yaitu:4

3

(54)

a) Meningkatkan SDM

Dalam upaya meningkatkan SDM kinerja para anggota, pengurus,

pengelola, pengawas dan karyawan KJKS, maka pihak Dinas Koperasi

dan UKM Kota Tangerang Selatan melakukan beberapa program

diantaranya melakukan pembinaan, sosialisasi, penilaian koperasi dan

pelatihan seperti akuntansi, auditing, perpajakan, pembuatan AD ART,

serta marketing dalam pemasaran produk.

Sebagaimana program tersebut bertujuan untuk meningkatkan

kinerja SDM KJKS agar lebih memiliki potensi, keterampilan dan

kompetensi dalam menjalankan usahanya.

b) Financing (keuangan dan modal)

Untuk menjadikan Koperasi Jasa Keuangan Syariah lebih

berkembang terutama dalam hal modal dan financing Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan melakukan kerjasama dengan

instansi lain Bank milik BUMN dan BUMD yang ada di Kota

Tangerang Selatan, dimana Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang

Selatan sebagai fasilitator dengan adanya draft kerjasama. hal ini

dilakukan untuk menunjang permodalan Koperasi dan UKM, serta

menjauhkan lembaga ekonomi masyarakat jatuh ke tangan rentenir.

c) Regulasi

Dalam upaya mengembangkan keberadaan Koperasi dan UKM,

maka Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan membuat

4

(55)

payung hukum yaitu Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor

12 Tahun 2012 Tentang Perkoprasian, Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah.

d) Teknologi

Untuk membantu para pelaku KJKS dalam perkembangan

teknologi, maka pihak Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang

selatan selalu berusaha mengikuti perkembangan teknologi yang kian

pesat dengan cara melakukan pelatihan program aplikasi Jasa Koperasi

kepada para Koperasi binaanya.

e) Manajemen

Dalam mengembangkan manajemen Koperasi Jasa Keuangan

Syariah, maka pihak Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan

melakukan pemantauan, evaluasi dan monitoring dalam hal keuangan,

laporan tahunan, kinerja pembina KJKS dan kegiatan dari KJKS.

Tujuan adalah akhir perjalanan yang dicari organisasi untuk dicapai melalui

eksistensi dan operasinya serta merupakan sasaran yang lebih nyata dari

pernyataan misi.5

a. Terwujudnya lembaga Dinas Koperasi dan UKM yang akuntable dan

profesional

b. Terciptanya iklim usaha kondusif bagi pengembangan Koperasi dan

UMKM

5

(56)

c. Berkembangnya kewirausahaan dan keunggulan kompetitif Koperasi dan

UMKM

d. Meningkatnya akses informasi promosi dan pembiayaan bagi Koperasi dan

UMKM

e. Berkembangnya promosi dan pemasaran produk Koperasi dan UMKM

Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan, artinya

bahwa tujuan akan tercapai atau berhasil apabila sasaran tercapai atau dengan

adanya sasaran maka tujuan akan tercapai.

Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dalam

mengembangkan KJKS adalah seluruh Lembaga Keuangan Mikro Syariah di

Kota Tangerang Selatan.6 Jumlah Koperasi tahun 2012 adalah 432 Koperasi aktif

219 Koperasi tidak aktif 231 dan Koperasi yang mengikuti RAT 92. Maka untuk

mencapai kegiatan-kegiatan serta program yang telah dirancang, agar dapat

terlaksana dengan baik Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan

melakukan sasaran sebagai berikut:

a. Meningkatnya kapabilitas kelembagaan dan ketatalaksanaan Dinas Koperasi

dan UKM

b. Berkembangnya lingkungan usaha yang kondusif bagi Koperasi dan

UMKM

c. Meningkatnya daya saing Koperasi dan UMKM

d. Peningkatan akses informasi promosi Koperasi dan UMKM ke sumberdaya

produktif

6

(57)

e. Tersediannya kesempatan dan sarana promosi dan pemasaran produk.

Dan dilihat dari sasaran yang dirancang, menurut penulis telah sesuai dan

sejalan dengan program-program yang telah direncanakan oleh Dinas Koperasi

dan UKM Kota Tangerang Selatan, baik itu program jangka panjang maupun

jangka pendek.

B. Pola Pembinaan dan Pengembangan pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah

a. Keberhasilan program pembinaan

keberhasilan program Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang

Selatan dalam pengembangan KJKS adanya peningkatan pendapatan

usaha dan peningkatan anggota, terjadinya pengembangan usaha serta

terwujudnya kemandirian berusaha.

Hasil penelitian dilapangan menunjukkan program pembinaan dan

pengembangan yang dilakukan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang

Selatan baik, karena adanya penambahan anggota koperasi pada Koperasi

Jasa Keuangan Syariah secara fluktuatif jumlah anggota tahun 2012

sebanyak 3920 dan tahun 2013 sebanyak 4200. 7

b. Pertemuan evaluasi berkala

Pertemuan secara berkala dengan pihak Dinas Koperasi dan UKM

Kota Tangerang Selatan. Pertemuan tersebut dimaksudkan sebagai sarana

untuk membahas berbagai persoalan yang muncul untuk kemudian

7

(58)

dicarikan jalan keluarnya secara bersama. Dengan adanya pertemuan

secara berkala tersebut diharapkan Dinas Koperasi dan UKM Kota

Tangerang Selatan mendapatkan masukan secara spesifik mengenai suatu

persoalan yang khas kemudian dapat memberi arahan dan petunjuk dengan

tepat sehingga KJKS binaanya teraspirasikan.

Hasil dari penelitian dilapangan adanya pertemuan secara berkala

dan komunikasi yang baik, dalam setahun bisa beberapa kali bertemu

bahkan adanya kunjungan dari pegawai lapangan Dinas Koperasi dan

UKM ke KJKS yang ada di Kota Tangerang Selatan.8

c. Tingkat partisipasi KJKS

Partisipasi KJKS terlihat dari apresiasi mereka dalam berpatisipasi

dan terlibat pada program yang diberikan tapi bila sebaliknya maka

muncul sikap apatis, sehingga program pembinaan dan pengembangan

Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan menjadi sia-sia.

Apabila KJKS apresiatif, maka KJKS akan mengerahkan segala

kemampuan dan sumber dayanya untuk mewujudkan program dan menjadi

mitra kerja yang baik untuk Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang

Selatan.

Penelitian dilapangan menujukkan baik karena meraka sering

diundang melalui telephone, surat dan datang langsung ke KJKS untuk

mengikuti kegiatan dalam mengembangkan KJKS seperti pembinaan,

sosialisasi, penilaian koperasi dan pelatihan seperti akuntansi, auditing,

8

(59)

perpajakan, pembuatan AD ART, serta marketing dalam pemasaran

produk.9

d. Hubungan personal antara KJKS dan Dinas Koperasi dan UKM Kota

Tangerang Selatan

Salah satu faktor yang cukup penting dalam menunjang

keberhasilan program adalah kerja sama yang baik antara Dinas Koperasi

dan UKM Kota Tangerang Selatan dengan KJKS binaannya. Kerja sama

akan muncul bila ditopang oleh hubungan personal seluruh tim yang

terlibat dalam merealisasikan program yang ada. Hubungan personal yang

baik akan mendorong kedua belah pihak untuk bekerjasama mencapai

tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam program.

Hasil penelitian dilapangan menunjukkan hubungan personal Dinas

Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dengan pengurus, pengelola

dan pengawas baik.10

e. Kesesuaian program pembinaan dengan kebutuhan KJKS

Setiap usaha tentu memiliki karakteristik yang berbeda antara satu

dengan yang lainnya, tergantung kondisi lingkungan usaha KJKS

masing-masing. Perbedaan karakteristik ini tentu memunculkan pola kebutuhan

usaha yang berbeda pula. Keberhasilan program pebinaan akan banyak

ditemukan oleh tingkat kesesuaian program yang diberikan dengan kondisi

dan kebutuhan KJKS.

9

Wawancara pribadi dengan Rosad Ketua KJKS Al-Ittihad, Ciputat pada 11 Januari 2014.

10

(60)

Hasil penelitian dilapangan tingkat kesesuaian pembinaan dan

pengembangan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dengan

kebutuhan KJKS cukup, karena belum adanya pengklasifikasian dan

pembinaan masih secara makro.11

f. Bentuk kerjasama kemitraan

Kerjasama yang saling menguntungkan akan menghasilkan hak dan

kewajiban masing-masing dengan senang hati tanpa merasa terpaksa dan

dirugikan. Bila kerjasama ini terwujud, maka program pembinaan akan

terlaksana dengan baik dan saling menguntungkan tanpa ada yang merasa

tereksploitasi dan dizhalimi.

Hasil dari penelitian menunjukkan menyatakan cukup baik tetapi

harus ada tindak lanjut dari pembinaan yang diberikan Dinas Koperasi dan

UKM Kota Tangerang Selatan jangan samapai berhenti dan tidak ada

kejelasan diakhir.12

g. Kemampuan persolan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan

Keberadaan personal Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang

Selatan dalam melakukan proses pembinaan, monitoring dan pengawasan

menentukan keberhasilan program pembinaan dilapangan. Program yang

baik tanpa didukung oleh kualitas sumber daya manusia yang mampu

menerjemahkan sekaligus mengaplikasikan program tersebut dilapangan

akan menjadi sia-sia serta tidak memberi hasil kepada KJKS yang

11

Wawancara pribadi dengan Mushawwir ketua KJKS Al-Hurriyah, Ciputat pada 9 Januari 2014.

12

(61)

diberdayakan. Kualitas itu dapat berupa kemampuan dan skill dibidang yang sedang menjadi sektor usaha, pengetahuan dan wawasan yang luas

dibidang teknis usaha KJKS maupun bidang sosial ekonomi,

kemasyarakatan dan yang terpenting dibidang keagamaan khususnya

ekonomi syariah.

Data dilapangan menunjukkan kurangnya tenaga ahli disektor rill

ekonomi, jasa keuangan yang memahami dan menguasai nampaknya

menjadi salah satu sebab kurangnya kemampuan SDM.13

C. Analisis SWOT Pembinaan dan Pengembangan

SWOT adalah sebuah alat pencocokan yang penting yang membantu para

manager mengembangkan empat jenis strategi, strategi SO (kekuatan –

peluang), strategi WO (kelemahan – peluang), strategi ST (kekuatan –

ancaman), dan strategi WT (kelemahan – ancaman). Mencocokkan

faktor-faktor eksternal dan internal utama merupakan bagian tersulit dalam

mengembangkan Matriks SWOT dan membutuhkan penilaian yang baik dan

tidak ada satupun paduan yang paling benar.14

1. Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan)

a. Kekuatan

1) Adanya tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Koperasi dan UKM

13

Wawancara pribadi dengan Mushawwir ketua KJKS Al-Hurriyah, Ciputat pada 9 Januari 2014.

14

(62)

2) Adanya komitmen bagi pembinaan dan pengembangan Koperasi dan

UMKM

3) Jumlah Koperasi dan UMKM yang terus berkembang

4) Telah terjalinnya kerjasama pengembangan dengan berbagai pihak

5) Memiliki daya dukung wilayah yang baik untuk pengembangan

kegiatan sosial ekonomi

b. Kelemahan

1) Terbatasnya jumlah SDM yang menguasai permasalahan KJKS

secara profesional

2) Kegiatan pembinaan secara Makro belum adanya pengklasifikasian

pembinaan

3) Data dan informasi penunjang masih terbatas

4) Metode yang dilakukan kurang menarik

2. Faktor Eksternal (Kelemahan dan Ancaman)

a. Peluang

1) Adanya komitmen dari Pemerintah Pusat, Kabupaten dan Kota

dalam upaya pembinaan dan pengambangan KJKS

2) Tersedianya peluang usaha dan tingginya minat investor

3) Adanya kerjasama antar daerah

4) Letak strategis dan aksesibilitas Kota Tangerang Selatan.

(63)

b. Tantangan

1) Belum tersedianya regulasi lokal yang mengatur pemberdayaan

UMKM

2) Globalisasi dengan masuknya produk yang mengancam eksistensi

UMKM

3) Kerja sama kemitraan yang belum optimal dan menguntungkan

Koperasi dan UMKM

4) Masih rendahnya tingkat partisipasi masyarakat terhadap peran

KJKS

3. Matrik SWOT

Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategi

perusahaan adalah matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan

secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi

perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang

dimilikinnya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan

alternatif strategi.15

15

(64)

Gambar

Tabel 2.  Kebijakan Urusan Koperasi dan UKM  ...................................   36  Tabel 3
Gambar 2.   Struktur Organisasi Syariah  ..............................................

Referensi

Dokumen terkait

Inti Sari Sejarah Tingkatan 4 Kembali Apakah sebab kehidupan di bandar menjadi ciri penting dalam tamadun Mesir Purba.. Terdapat beberapa bandar penting dalam tamadun Mesir

hasil penggalian maupun data etnografi tembikar yang ditemukan dan diproduksi saat ini akan dapat dibandingkan. Dengan demikian akan dapat diketahui pula sejauh mana

Saat ini, lagi dikembangkan model dengan memanfaatkan data-data GCM – yang bersifat global – untuk memprediksi cuaca atau iklim yang bersifat lokal dengan menggunakan

Kondisi tersebutlah yang mengakibatkan profesi penyiar radio semakin banyak dilirik oleh sebagian besar kalangan di Kota Bandung, khususnya kalangan remaja yang

Alhamdulillah, segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

PT.BNI Syari‟ ah Cabang Ngagel Surabaya. Untuk mencapai kesimpulan data ini dianalisis dengan analisis deskriptif dengan menggunakan pola pikir induktif yang berarti pola

Bapak Dr.Agus Samekto, Ak.,M.Si selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi

PETUNJUK TEKNIS PERUNTUKAN DAN PENGELOLAAN BANTUAN KEUANGAN YANG BERSIFAT KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG