Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
Yoshida Murry
208046100019
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A
iii Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, April 2014
iv
/ 2014 M. Judul Skripsi: Analisis Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui tentang kebijakan dan faktor-faktor kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh Dinas Koperasi Kota Tangerang Selatan dan KJKS dalam rangka pengembangan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah. Dinas Koperasi dan UKM didalam Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Koperasi dan UKM yaitu Penyusunan, perumusan, program kerja strategis dan teknis dalam pemberian bimbingan dibidang perkoperasian dan usaha mikro kecil serta memfasilitasi pembiayaan promosi dan informasi usaha.
Penelitian ini menggunakan dua metode: pertama, studi pustaka (library research)
yang bersumber dari buku-buku yang berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, majalah surat kabar, internet serta beberapa artikel yang relevan yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti dalam skripsi ini. Kedua, studi lapangan (field research) dengan mengadakan pengamatan langsung ke Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dan KJKS dengan teknik wawancara dan studi dokumenter.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa pembinaan dan pengembangan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM dalam mengembangkan Koperasi jasa Keuangan Syariah adalah dengan cara melakukan kegiatan dan program baik jangka pendek maupun jangka panjang, yaitu dengan cara bekerja sama dengan lembaga lain, berbagai pihak, antar daerah dan dengan cara melakukan sosialisasi, pelatihan, pembinaan serta pendataan KJKS.
v
Alhamdulillah, Segala puji dan syukur kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-NYA, shalawat dan salam semoga senantiasa Allah SWT limpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya.
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai salah satu tugas akhir memenuhi syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) pada Konsentrasi Perbankan Syariah Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “ANALISIS KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH.”
Dengan selesainya penulisan skripsi ini, sudah sepantasnya pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang talah membantu dan mendukung penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini yang tidak akan mendekati kesempurnaan tanpa bantuannya. Oleh karena itu dalam kesempatan ini mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada:
1. Kepada Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM. Selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan banyak kesempatan kepada penulis dapat belajar dan menggali ilmu pada Fakultas yang beliau pimpin.
2. Kepada Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag. Ketua Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Kepada Ibu Mufidah, SHI Sekretaris Non Reguler yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.
4. Kepada Bapak H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., MH. Dosen pembimbing penulis yang telah memberikan banyak arahan, saran dan masukan dalam penulisan skripsi.
vi
motivasi, ilmu pengetahuan, bimbingan, wawasan dan pengalamannya yang menjadikan penulis percaya diri akan prinsip-prinsip syariah khususnya dibidang ekonomi. Serta staff Program Non Reguler Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Kepada orang tua tercinta Almarhum Bapak (H. Syarifuddin), Ibu Titin hartini, yang telah memberikan seluruh jiwa raga untuk mendidik, membesarkan, dan menyayangi penulis. Serta sodara Akiki-ka ika, ka ade-teh oce dan nanda, keluarga besar dan Nandi Hermawan yang selalu membantu dan memberikan semangat kepada penulis.
9. Kepada Pimpinan dan segenap karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum maupun Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi perpustakaan.
Pada akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan pada umumnya bagi pembaca. Amin Ya Rabbal Alaamin.
Tangerang Selatan, April 2014
vii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 6
D. Metode Penelitian ... 8
E. Teknik Pedoman Penulisan ... 10
F. Tinjauan Pustaka ... 11
G. Sistematika Penulisan ... 13
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Pembinaan ... 15
B. Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) ... 17
viii
d. Fungsi Koperasi Syariah ... 19
e. Hukum Pendirian Koperasi ... 22
f. Landasan Kerja Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah ... 23
g. Tujuan Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah ... 24
h. Prinsip Operasional Koperasi Syariah ... 25
i. Struktur Organisasi Koperasi Jasa Keuangan Syariah ... 28
BAB III DINAS KOPERASI DAN UKM KOTA TANGERANG SELATAN A. Sejarah Singkat Dinas Koperasi dan UKM ... 30
B. Visi dan Misi Dinas Koperasi dan UKM ... 30
C. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Koperasi dan UKM ... 33
D. Struktur Organisasi Dinas Koperasi dan UKM ... 35
E. Data Perkembangan Koperasi ... 35
F. Kebijakan pada Urusan Koperasi dan UKM ... 35
ix
C. Analisis SWOT Dinas Koperasi dan UKM Kota
Tangerang Selatan ... 48
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 55
B. Saran-saran ... 56
x
Tabel 2. Kebijakan Urusan Koperasi dan UKM ... 36
xi
Gambar 2. Struktur Organisasi Syariah ... 28
1
A. Latar Belakang
Dalam pertumbuhan dan perkembangan tidak sedikit koperasi yang
mengalami situasi yang tidak kondusif dalam pelaksanaannya. Banyak
koperasi yang mempunyai modal cukup tetapi selanjutnya merosot ke tingkat
kehancuran yang berakhir dengan pembubaran atau tidak sedikit pula yang
namanya tetap ada tetapi tidak berfungsi sama sekali. Menurut beberapa
pengamatan hal ini terjadi dikarenakan pengurus kurang memiliki kecakapan
dan kemampuan dalam mengelola koperasi dan selain itu kurangnya peran
serta para anggotanya didalamnya.1
Pemerintah dalam membina dan mengembangkan koperasi
terkadang kurang menyadari bahwa hakekat sistem ekonomi Indonesia adalah
sistem ekonomi pasar. Koperasi harus dikembangkan dalam kerangka dan
ruang lingkup ekonomi pasar tanpa komando dan monopoli. Koperasi tidak
dapat dipaksa beroperasi sebagai alat kebijaksanaan pemerintah, tetapi
sebaliknya Koperasi juga tidak bisa berkembang bila diberi monopolidan
hak-hak istimewa yang mematikan mekanisme ekonomi pasar. Koperasi
adalah sokoguru atau tiang-tiang pokok penyangga ekonomi rakyat banyak,
1
dan sokoguru hanya akan kuat apabila peran serta anggotanya benar-benar
berjalan secara aktif dan efektif.2
Di Indonesia kehadiran Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)
sangat membantu akan peningkatan ekonomi nasional, dimana kehadiran
KJKS bertujuan untuk memperkokoh perekonomian syariah sebagai dasar
kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai
sokogurunya, membangun dan mengembangkan potensi ekonomi masyarakat
serta meningkatkkan kesejahteraan ekonomi dan sosial memberikan modal
kepada pedagang-pedagang kecil.
Dalam GBHN 2004, tertulis bahwa upaya pembinaan dan
pengembangan UKM merupakan suatu keharusan agar industri kecil dapat
tumbuh sebagai bagian dari dunia usaha yang kuat, tangguh, efisien, dan
mandiri. Sehingga diharapkan pengoptimalan dan pengembangan KJKS dapat
dilaksanakan secara simultan dalam kerangka kerja yang komperhensif
dengan berbagai upaya lain seperti pendidikan, pemberdayaan masyarakat,
pembangunan sosial, dan penyediaan berbagai infrastruktur pendukung
lainnya.
Dalam kegiatan KJKS terdapat kendala-kendala yang mempengaruhi
perkembangan KJKS seperti kurangnya pemahaman pengururs terhadap
KJKS, kurangnya pembinaan terhadap usaha mereka, baik itu dari
lembaga-lembaga terkait terhadap berdirinya KJKS maupun pihak lain, legalitas
hukum, akses ke lembaga terkait dikarenakan kehadiran KJKS yang masih
2
baru, menyebabkan sulitnya pemberian modal3, kebijaksanaan dan
penanaman modal dirasa kurang menunjang usaha peningkatan modal
koperasi, yang umumnya dimiliki dan dikelola oleh masyarakat penghasilan
rendah.4
KJKS dikembangkan untuk mewujudkan demokrasi ekonomi yang
antara lain, terjelma dalam pemerataan pendapatan dimasyarakat melaluli
pertumbuhan koperasi-koperasi yang sehat. KJKS digerakkan agar distribusi
dari pemilikan asset (kekayaan) dan kesempatan berusaha dalam masyarakat
diperbaiki secara fungsional dan terus-menerus. Bahkan sementara para ahli
mengatakan koperasi sebagai gerakan yang beperan untuk turut mempercepat
proses capital ownership reform. Karena koperasi muncul sebagai
countervailing power atau balance wheel (roda pengimbang) terhadap
kapitalisme yang tak terbendung. Rasanya untuk indonesia akan lebih dari itu,
koperasi akan berperan sebagai subtantive power (kekuatan subtantif) dalam
sistem perekonomian.5
Untuk mengatasi masalah yang dihadapi KJKS dibutuhkan kehadiran
suatu lembaga yang dapat membantu mengembangkan, membina,
mengayomi dan memajukan usaha mereka, sehingga KJKS dapat bertahan
dan berkembang pesat. Dimana lembaga tersebut bertugas sebagai motivator,
komunikator, dinamisator, dan fasilitator yang merupakan peran
pengembangan koperasi melalui kelembagaan sehingga para pelaku KJKS
3
Wawancara pribadi dengan Husen Ketua KJKS Hijrah Usaha Mikro, Ciputat Oktober 2012.
4
Ahmad Dimyati, Dkk., Islam dan Koperasi : Telaah peran serta umat islam dalam pengembangan koperasi, (Jakarta, 1989), Cet. I, h. 199.
5
dapat memberi kemaslahatan bagi masyarakat khususnya masyarakat muslim.
Dinas koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan mempunyai peran penting
dalam pengembangan KJKS, karena dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat kecil, terutama kalangan menengah kebawah, serta koperasi di
Indonesia makin berkembang.
Latar belakang berdirinya Dinas Koperasi dan UKM ini berlandaskan
pada banyaknya koperasi dan para pelaku usaha kecil dan menengah yang
belum terbina terdiri 294 unit koperasi aktif dan 77 unit koperasi tidak aktif,
modal sendiri 153.493,26 modal luar 64.793,55 volume usaha 131.699,13
dan 1700 UKM.6 Dan dari data ditahun terakhir terdapat KJKS di Kota
tangerang Selatan sebanyak 27 KJKS yang diantaranya KJKS Ittihad,
Al-Hurriyah dan Al-Jibal. 7 Jika dirata-ratakan, satu koperasi beranggota 20 orang
maka 7120 orang atau sekitar 15 % warga tangsel adalah anggota koperasi.8
Pada Dinas Koperasi Usaha kecil dan Menengah Kota Tangerang
Selatan, struktur organisasi tertinggi dikepalai oleh seorang Kepala Dinas
yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh seorang Sekretaris dan 3
(tiga) kepala bidang yaitu bidang koperasi, bidang UMKM dan bidang
fasilitasi dan pembiayaan, yang masing-masing membawahkan 3 kepala seksi
/ kasubag.9
6
Data Koperasi berdasarkan Kab atau Kota Provinsi Banten
7
Husen http://www.himkopsyahtangsel.blogspot.com/, diakses pada 8 Oktober 2012.
8
Abdul biya http://dekopindatangsel.com/berita/38-utama/56-airin-ajak-mahasiswa-kembangkan-koperasi.htm diakses pada Oktober 2012
9
Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan sebagai lembaga
yang bergerak dibidang ekonomi tentunya tidak lepas dari masalah-masalah
yang dihadapi dalam menjalanjakan roda organisasinya yang dipengaruhi
perkembangan, pertumbuhan dan pola hidup masyarakat. Untuk
mengatisipasi kondisi tersebut tentunya pengelola Dinas Koperasi dan UKM
Kota Tangerang Selatan bekerja sama dengan KJKS, perlu pengembangan
dan pembinaan yang tepat sehingga Dinas Koperasi dan UKM Kota
Tangerang Selatan dapat bertahan dan terus mengambangkan perekonomian
rakyat, khususnya diwilayah Tangerang Selatan. Berdasarkan uraian diatas,
maka untuk mengetahui lebih jauh mengenai pembinaan dan pengembangan
KJKS pada Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan, penulis
bermaksud mengadakan penelitian ilmiah yang akan dituangkan kedalam
skripsi dengan judul “Analisis Kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
topik yang dibahas pada analisa kebijakan Dinas Koperasi dan UKM Kota
Tangsel dalam pembinaan dan pengembangan KJKS, maka analisis penulis
dari aspek internal dan eksternal.
Masalah yang diteliti Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel dan
pelaksana KJKS. Masalah yang diteliti pembinaan dan pengembangan
KJKS di Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan.
2. Perumusan Masalah
Dengan membatasi pembahasan, penulis merumuskan pokok
masalah dalam skripsi ini sebagai berikut :
a. Kebijakan apa yang dilakukan Dinas Koperasi dan UKM Kota
Tangsel dalam membina dan mengembangkan KJKS?
b. Bagaimana pola Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel untuk
membina dan mengembangkan KJKS?
c. Analisis hambatan (tantangan) yang dihadapi Dinas Koperasi dan
UKM dalam melakukan pembinaan dan pengembangan KJKS?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan beberapa permasalahan
sebagai berikut:
a. Mengetahui kebijakan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang
b. Untuk mengetahui pola apa saja yang mempengaruhi Dinas Koperasi
dan UKM Kota Tangsel dalam upaya pembinaan dan pengembangan
KJKS
c. Menganalisa hambatan dan tantangan Dinas Koperasi dan UKM Kota
Tangsel dalam pembinaan dan pengembangan KJKS.
2. Manfaat Penelitian
Sejalan dengan tujuan penelitian maka penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat bagi peneliti, civitas akademika, dan para praktisi
koperasi jasa keuangan syariah.
1. Bagi peneliti, mendapat pengetahuan dan pemahaman tentang
koperasi dan UKM, memperoleh bukti yang signifikan terhadap
masalah yang diteliti
2. Bagi Program Studi Muamalat, penelitian ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan dan informasi yang berharga mengenai
pembinaan koperasi dan usaha kecil menengah.
3. Bagi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan, diharapkan
menghasilkan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan
D. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan ditempat :
a. Dinas Koperasi dan UKM Tangsel Komplek Balai Latihan Kerja
Industri (BLKI) Jl. Raya Serpong KM. 12 Villa Serpong BSD
Serpong Utara Kota Tangerang Selatan 15323.
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif, yaitu penelitian yang
menggambarkan suatu gejala data-data dan informasi yang berdasarkan
pada fakta yang diperoleh dari lapangan.10 Penelitian ini menganalisa
kebijakan dalam pembinaan dan pengembangan Koperasi Jasa keuangan
Syariah (KJKS) pada Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan
yang ditinjau dari internal dan eksternal.
3. Jenis Data
a. Data Primer yaitu data yang terkait dengan kebijakan pembinaan dan
pengembangan pada Dinas Koperasi dan UKM berupa observasi
lapangan terbatas (dialog dan berwawancara dengan pihak DINKOP
yang terlibat langsung dalam pembinaan terhadap KJKS yang
menjadi binaannya) melalui wawancara kepada KJKS setelah dibina
oleh Dinas Koperasi dan UKM.
10
b. Data Sekunder yaitu data-data yang diperoleh dari berbagai literature
dan referensi lain seperti buku, majalah, jurnal, surat kabar, serta
setiap artikel yang mengandung informasi berkaitan dengan masalah
yang dibahas, duhimpun dari berbagai tempat mulai dari
perpustakaan hingga situs internet.
4. Pengumpulan Data
a. Kajian pustaka yang dilakukan untuk mencapai pemehaman yang
komperhensif tentang konsep-konsep yang akan dikaji. Bahan yang
digunakan untuk kajian pustaka ini yaitu buku-buku yang berkaitan
dengan penelitian yang penulis lakukan, majalah surat kabar, serta
beberapa artikel yang relevan yang berkaitan dengan masalah yang
penulis angkat, yaitu yang berkaitan dengan Koperasi Jasa Keuangan
Syariah.
b. Studi lapangan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang
berkaitan tentang pembinaan dan pengembangan KJKS pada Dinas
Koperasi dan UKM Kota Tangsel. Untuk memperoleh data yang ada
di lapangan, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai
berikut:
1) Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi langsung dari
responden (baik dari pejabat DINKOP dan UKM Kota Tangerang
dengan tanya jawab yang dikerjakan berlandaskan pada tujuan
penelitian dengan menggunakan panduan wawancara.11
Wawancara dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data
sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada
tujuan penelitian.12
2) Studi Dokumenter
Dilakukan dengan mempelajari dokumen-dokumen yang
sehubungan dengan aktifitas yang dilakukan oleh Dinas Koperasi
dan UKM Kota Tangerang Selatan mengenai pembinaan dan
pengembangan KJKS.
5. Teknik Analisis Data
Dalam melakukan analisa data, data yang dikumpulkan dianalisis dengan
menggunakan metode deskriptif kualitatif, dimana penulis terlebih dahulu
mengumpulkan dan memaparkan data yang diperoleh dari hasil
wawancara dengan berbagai pihak.
E. Teknik Pedoman Penulisan
Pada penulisan skripsi ini berpedoman pada buku pedoman penulisan
skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012
yang merupakan pedoman penulisan karya ilmiah mahasiswa UIN Jakarta,
khususnya Fakultas Syariah dan Hukum.13
11
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta 2012), Cet 12, h. 235
12
Sutrisno Hadi, Metodologi Research: Jilid 2, (Yogyakarta: Andi 2004), Cet 10, h. 218
13
F. Tinjauan Pustaka
No Peneliti Judul Hasil
1. Herni Murniasih
(Skripsi FSH
UIN Jakarta,
2003)
Peran Perbankan
Syari’ah dalam
Membangun Usaha
Kecil dan Menengah
Pola penyaluran pembiayaan
secara syariah kepada
pengusaha kecil dan
menengah memiliki
kekhususan, mengingat setiap
jenis bidang usaha atau
proyek yang akan dibiayai
memerlukan skema fiqih yang
spesifik. Pola penyaluran dana
syari’ah memiliki keunggulan
komperatif dibandingkan pola
konvensional, karena
pembiayaan berkaitan
langsung dengan sektor rill
dan ditunjukan kepada usaha
yang halal, tidak ada peluang
melipatgandakan serta lebih
adil dalam mendapatkan
keuntungan dan
dengan prinsip bagi hasil.
2. Najibul Millah
(Skripsi FSH
UIN Jakarta,
2008)
Strategi Pusat
Koperasi Syariah
dalam upaya
Pengembangan
Koperasi Syariah
primer
Strategi yang dilakukan
Puskopsyah kepada
koperasi-koperasi primer syariah
sebagai mitranya adalah
dengan melakukan sosialisasi
dalam bentuk pengajian,
manajer oprasional dan
keuangan melakukan analisa
kelayakan pembiayaan,
koperasi primer membuat
permohonan pembiayaan
Usaha Ekonomi Rumah
Tangga.
3. Sentot Harman
Glendoh (Jurnal
FE Universitas
Kristen Petra,
2001)
Pembinaan dan
Pengembangan
Usaha Kecil
Pembinaan dan
pengembangan usaha kecil
dilaksanakan dengan
memperhatikan klasifikasi dan
tingkat perkembangan usaha
kecil. Ruang lingkup
pembinaan dan
meliputi bidang produksi,
pengolahan, sumber daya,
manusia dan teknologi.
G. Sistematika Penulisan
Hasil akhir dari penelitian ini akan dituangkan dalam laporan tertulis
dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I Pada bab ini membahas latar belakang masalah, tujuan
penelitian dan manfaat penelitian, pembatasan dan perumusan
masalah, metode penelitian, teknik penulisan, tinjauan pustaka
dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan teoritis tentang pengertian kebijakan dan
pembinaan, tujuan, serta pengertian KJKS, tujuan, peran dan
fungsi, hukum pendirian, landasan kerja, tujuan, prinsip
operasional dan struktur organisasi.
BAB III Tinjauan umum tentang sejarah singkat Dinas Koperasi dan
UKM Kota Tangerang Selatan, Visi dan Misi, Struktur
Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi.
BAB IV Kebijakan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan,
analisis pembinaan dan pengembangan KJKS, analisis faktor
internal Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dan
BAB V Penutup yang terdiri dari kesimpulan dari keseluruhan
pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya
dan saran-saran. Bab ini juga dilengkapi dengan Daftar
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pembinaan dan Kebijakan
Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman atau petunjuk
dalam pengembangan ataupun pelaksanaan program dan kegiatan guna
tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan,
visi dan misi instansi pemerintah, kebijakan merupakan arah tindakan yang
diambil untuk menentukan program-program dan kegiatan untuk mencapai
tujuan dan sasaran pelayanan SKPD.
Pengertian Pembinaan secara umum diartikan sebagai usaha untuk
memberi pengarahan dan bimbingan guna mencapai suatu tujuan tertentu.
Kata membina berarti membangun, mendirikan atau mengusahakan supaya
lebih baik (maju, sempurna dan sebagainya). Sedangkan pembinaan berarti
proses, cara perbuatan membina atau usaha tindakan dan kegiatan yang
dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang baik.14
Menurut Peraturan Mentri nomor 21/Per/M.KUKM/XI/2008 pasal 10
objek pemeriksaan KSP dan USP Koperasi meliputi : aspek organisasi, aspek
pengelolaan, aspek keuangan, produk dan layanan dan aspek pembinaan
anggota, pengurus, pengelola, pengawas dan karyawan.15
14
Kementrian Pendidikan Nasional RI, http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php. di akses pada 8 April 2013
15
Pasal 15 Aspek Pembinaan anggota, pengurus, pengelola, pengawas dan
karyawan KSP dan USP Koperasi meliputi kebijakan tertulis mengenai
pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia KSP dan USP Koperasi
yang meliputi : program pembinaan, tujuan pembinaan, kelompok sasaran,
jadwal dan anggaran biaya pembinaan. Evaluasi pelaksanaan kebijakan
pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia KSP dan USP Koperasi.
Konfirmasi dan pengecekan ulang dengan melakukan uji petik terhadap
bukti-bukti pendukung laporan pembinaan maupun memperoleh informasi
langsung dari beberapa kelompok sasaran pembinaan.16
Tujuan pembinaan adalah mengamalkan hukum-hukum Islam,
melaksanakan system syariah Islam, memproklamasikan prinsip-prinsip dan
nilai-nilai islam dan menyampaikan dakwah islamiyah dengan bijaksana
kepada seluruh umat manusia.
Jadi, lembaga pemberdayaan dan pembinaan berarti suatu badan atau
organisasi yang melakukan usaha, tindakan atau kegiatan dalam bentuk
penumbuhan iklim usaha, pemberian bimbingan dan bantuan peningkatan
kemampuan yang dilakukan secara efektif dan efisien Koperasi dan UKM
agar mamapu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan
mandiri.
16
B. Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)
1.Pengertian Koperasi Jasa Keuangan Syariah
Berdasarkan ketentuan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah menerbitkan Surat Keputusan Nomor
91/Kep/MKUKM/IX/2004 disebutkan bahwa Koperasi Jasa Keuangan
Syariah (KJKS) adalah koperasi yang kegiatan usahanya bergerak
dibidang pembiayaan, investasi dan simpanan sesuai pola bagi hasil
(syariah).17
Koperasi syariah berdiri untuk meningkatkan kesejahteraan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta turut
membangun tatanan perekonomian yang berkeadilan sesuai dengan
prrinsip-prinsip Islam. Membentuk koperasi memang diperlukan
keberanian dan kesamaan visi dan misi didalam intern pendiri.
Menddirikan koperasi syariah memerlukan perencanaan yang cukup bagus
agar tidak berhenti ditengah jalan.
Usaha koperasi syariah meliputi semua kegiatan usaha yang halal,
baik dan bermanfaat (thayib) serta menguntungkan dengan sistem bagi
hasil, dan tidak riba, perjudian (maysir) serta ketidak jelasan (gharar).
Untuk menjalankan fungsi perannya, koperasi syariah menjalankan usaha
sebagai mana tersebut dalam sertifikasi usaha koperasi. Usaha-usaha yang
diselenggarakan koperasi syariah harus dinyatakan sah berdasarkan fatwa
dan ketentuan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia.
17
usaha yang diselenggarakan koperasi syariah harus dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.18
2. Landasan Hukum Koperasi Syariah
Landasan didirikannya pembinaan ini antara lain :
a. Koperasi syariah berlandasakan syariah islam yaitu Al-Qur’an dan As
-Sunnah dengan saling tolong menolong (ta’awun) dan saling menguatkan
(takaful)
b. Berlandaskan pada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 serta
berdasar atas asas kekeluargaan
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 Tahun 1995 tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi
d. Keputusan Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia No.
91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Koperasi Jasa Keuangan Syariah
e. Undang-undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian
f. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia No. 21/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman
Pengawasan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi
18 M Shodiq Mustika, “
g. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia No. 35.2/Per/M.KUKM/X/2007 tentang Pedoman
Standar Operasional Manajemen Koperasi Jasa Keuangan Syariah
3. Tujuan Koperasi Syariah
Tujuan sistem koperasi syariah yaitu Mensejahterakan ekonomi
anggotanya sesuai norma dan moral Islam, menciptakan persaudaraan dan
keadilan sesama anggota, pendistribusian pendapatan dan kekayaan yang
merata sesama anggota berdasarkan kontribusinya, kebebasan pribadi dalam
kemaslahatan social yang didasarkan pada pengertian bahwa manusia
diciptakan hanya untuk tunduk kepada Allah, meningkatkan kesejahteraan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta turut
membangun tatanan perekonomian yang berkeadilan sesuai dengan
prinsip-prinsip Islam.19
4. Peran dan Fungsi Koperasi Syariah
Dalam koperasi konvensional lebih mengutamakan mencari
keuntungan untuk kesejahteraan anggota, baik dengan cara tunai atau
membungakan uang yang ada pada anggota. Para anggota yang meminjam
tidak dilihat dari sudut pandang penggunanya hanya melihat uang pinjaman
kembali ditambah dengan bunga yang tidak didasarkan kepada kondisi hasil
usaha atas penggunaan uang tadi. Bahkan bisa terjadi jika ada anggota yang
19
meminjam untuk kebutuhan sehari-hari (makan dan minum), maka pihak
koperasi memberlakukannya untuk usaha yang produktif dengan mematok
bunga sebagai jasa koperasi.
Pada koperasi syariah hal ini tidak dibenarkan, karena setiap transaksi
(tasharuf) di dasarkan atas penggunaan yang efektif apakah untuk pembiayaan atau kebutuhan sehari-hari. Kedua hal tersebut diperlukan secara
berbeda. Untuk usaha produktif, misalnya anggota akan berdagang maka
dapat menggunakan prinsip bagi hasil (Musyarakah atau Mudharabah) sedangkan untuk pembelian alat transportasi atau alat-alat lainnya dapat
menggunakan prinsip jual beli (Murabahah).
Berdasarkan peran dan fungsinya maka, Koperasi Syariah memiliki
fungsi sebagai berikut:
a. Sebagai Manajer Investasi
Manajer investasi yang dimaksud adalah, koperasi syariah
dapat memainkan perannya sebagai agen atau sebagai penghubung
bagi para pemilik dana. Koperasi syariah akan menyalurkan kepada
calon atau anggota yang berhak mendapatkan dana atau bisa juga
kepada calon atau anggota yang sudah ditunjuk oleh pemilik dana.
Umumnya, apabila pemilihan penerima dana (anggota atau
calon anggota) di dasarkan ketentuan yang diinginkan oleh pemilik
dana, maka koperasi syariah hanya mendapatkan pendapatan atas jasa
Misalnya jasa atas proses seleksi anggota penerima dana atau
biaya administrasi yang dikeluarkan koperasi atau biaya monitoring
termasuk reporting. Kemudian apabila terjadi wanprestasi yang
bersifat force major yakni bukan kesalahan koperasi atau bukan
kesalahan anggota, maka sumber dana tadi (pokok) dapat dijadikan
beban untuk resiko yang terjadi. Akad yang tepat untuk seperti ini
adalah Mudharabah Muqayyadah.
b.Sebagai Investor
Peran sebagai investor (Shahibul Maal) bagi koperasi
syariah adalah jika sumber dana yang diperoleh dari anggota
maupun pinjaman dari pihak lain yang kemudian dikelola secara
professional dan efektif tanpa persyaratan khusus dari pemilik dana
dan koperasi syariah memiliki hal untuk terbuka dikelolanya
berdasarkan program-program yang dimilikinya. Prinsip
pengelolaan dana ini dapat disebut sebagai Mudharabah Mutlaqah,
yaitu investasi dana yang dihimpun dari anggota maupun pihak lain
dengan pola investasi yang sesuai dengan syariah.
c. Fungsi Sosial
Konsep koperasi syariah mengharuskan memberikan
pelayanan social baik kepada anggota yang membutuhkannya
maupun kepada masyarakat dhuafa. Kepada anggota yang
membutuhkan pinjaman darurat (emergency loan) dapat diberikan
sumber dananya berasal dari modal maupun laba yang dihimpun.
Dimana anggota tidak dibebankan bunga dan sebagainya seperti
koperasi konvensional. Sementara bagi anggota masyarakat dhuafa
dapat diberikan pinjaman kebajikan dengan atau tanpa
pengembalian pokok (Qardhul Hasan) yang sumber dananya dari dana ZIS (Zakat, Infaq, Shadaqoh). Pinjaman Qardhul Hasan ini diutamakan sebagai modal usaha bagi masyarakat miskin agar
usahanya menjadi besar, jika usahanya mengalami kemacetan, ia
tidak perlu dibebani dengan pengembalian pokoknya.
Fungsi ini juga membedakan antara koperasi konvensional
dengan koperasi syariah dimana konsep tolong menolong begitu
kentalnya sesuai dengan ajaran Islam.
5. Hukum Pendirian Koperasi
Di dalam Alquran surat Al-Maidah ayat 2 Allah SWT. Berfirman :
ها َّإ هاا قَتاو اوْدعلاو مْثإا لع ا نو عت لو ْقَّلاو ِّبْلا لع ا نو عت و قعلا دْيدش
“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan ketaqwaan dan janganlah kamu tolong menolong dalam permusuhan dan perbuatan dosa.”
Berdasarkan pada ayat Alquran di atas kiranya dapat dipahami
bahwa tolong-menolong dalam kebajikan dan dalam ketakwaan dianjurkan
oleh Allah. Koperasi merupakan salah satu bentuk tolong-menolong, kerja
sama dan saling menutupi kebutuhan. Menutupi kebutuhan
tolong-menolong kebajikan adalah salah satu wasilah untuk mencapai ketakwaan
Di dalam salah satu hadis diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan
Imam Ahmad dari Anas bin Malik r.a. berkata bahwa Rasulullah Saw.
Bersabda :
Rasul saw bersabda: “Tolonglah saudaramu yang menganiaya dan yang aniaya dan yang dianiaya, sahabat bertanya : ya Rasulullah aku dapat menolong orang yang dianiaya, tapi bagaimana menolong yang menganiaya? Rasul menjawab : kamu tahan dan mencegahnya dari menganiaya itulah arti menolong daripadanya.”
Hadis tersebut dapat dipahami lebih jauh (luas), yaitu umat Islam
dianjurkan untuk menolong orang-orang yang ekonominya lemah (miskin)
dengan cara berkoperasi dan menolong orang-orang kaya jangan sampai
mengisap darah orang-orang miskin, seperti dengan cara mempermainkan
harga, menimbun barang, membungakan uang dan cara yang lainnya.20
6. Landasan Kerja Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan
Syariah
Landasan kerja KJKS dan UJKS adalah sebagai berikut :
a. KJKS dan UJKS Koperasi menyelenggarakan kegiatan usahanya
berdasarkan nilai-nilai, norma dan prinsip Koperasi sehingga dapat
dengan jelas menunjukkan perilaku koperasi. KJKS dan UJKS
Koperasi menyelenggarakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip
syariah dan fatwa Dewan Syariah Nasional.
20
b. KJKS dan UJKS Koperasi adalah alat dari rumah tangga anggota
untuk mandiri dalam mengatasi masalah kekurangan modal (bagi
anggota pengusaha) atau kekurangan likuiditas (bagi anggota rumah
tangga) sehingga berlaku asas self help.
c. Maju mundurnya KJKS dan UJKS Koperasi menjadi tanggung jawab
seluruh anggota sehingga berlaku asas self responsibility.
d. Anggota pada KJKS dan UJKS Koperasi berada dalam satu kesatuan
sistem kerja Koperasi, diatur menurut norma-norma yang terdapat di
dalam AD dan ART KJKS atau Koperasi yang menyelenggarakan
UJKS.
e. KJKS dan UJKS Koperasi wajib dapat memberikan manfaat yang
lebih besar kepada anggotanya jika dibandingkan dengan manfaat
yang diberikan oleh lembaga keuangan lainnya.
f. KJKS dan UJKS Koperasi berfungsi sebagai lembaga intermediasi
dalam hal ini KJKS dan UJKS Koperasi bertugas untuk melaksanakan
penghimpunan dana dari anggota, calon anggota, koperasi lain dan
atau anggotanya serta pembiayaan kepada pihak-pihak tersebut.21
7. Tujuan Pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa
Keuangan Syariah
Adapun tujuannya, yaitu :
21
a. Meningkatkan program pemberdayaan ekonomi, khususnya
dikalangan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi melalui sistem
syariah.
b. Mendukung kehidupan ekonomi syariah dalam usaha mikro, kecil,
menengah dan khususnya dan ekonomi Indonesia pada umumnya.
c. Meningkatkan semangat dan peran seta anggota masyarakat dalam
kegiatan KJKS.22
8. Prinsip Operasional Koperasi Syariah
Koperasi syariah memiliki keluwesan dalam menerapkan
akad-akad muamalah, yang umumnya sulit dipraktekan pada perbankan syariah
karena adanya keterbatasan peraturan dari Bank Indonesia – PBI
(Peraturan Bank Indonesia). Prinsip dasar oprasional koperasi syariah
tersebut dapat digambarkan berikut.23
Dari bagan diatas digambarkan bahwa sumber dana koperasi
syariah diperoleh dari simpanan sukarela seperti simpanan wadiah dan simpanan berjangka Mudharaba, investasi pihak lain, dana zakat infaq dan
shodaqoh dan dari modal koperasi seperti simpanan pokok, simpanan
wajib, dana hibah dan laba rugi sisa hasil usaha berjalan. Dari sumber dana
koperasi syariah tersebut kemudian disalurkan untuk pembiayaan seperti
22
Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Kepuasan Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah RI No.91/KEP/M/KUKM/IX/2004 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah, 2005.
23
1. Simpanan Sukarela
- Simp Wadiah
- Simp Berjangka (mudharabah)
2. Investasi Pihak Lain - Investasi Terkait - Investasi Tidak Terkait 3. Dana ZIS
- Zakat
- Infaq dan Shodaqoh
4. Model Koperasi
- Simpanan Pokok + Wajib
- Dana Hibah
- L/R SHU berjalan
Sumber Dana Koperasi Syariah
2. Kafalah 3. Hawalah 4. Ijaroh Jual Beli 1. Murabahah 2. Salam 3. Istishna Investasi Pembiayaan 1. Mudharabah 2. Musyarakah Penempatan Lainnya
1. Bank Syariah 2. Koperasi Syariah
Penempatan Lainnya
1. Bank Syariah 2. Koperasi Syariah
Porsi
1. Simp. Berjangka 2. Investasi Pihak Lain
Bagi Hasil Margin
Bagi Hasil
Bank / Kep
dalam bentuk jasa dengan akad pembiayaan Wakalah, Kafalah, Hawalah dan Ijaroh yang kemudian akan mendapatkan fee. Dalam bentuk
jual-beli dengan akad pembiyaan Murabahah, Salam dan Istishna yang kemudian akan memperoleh margin. Dalam bentuk investasi pembiayaan
dengan akad Mudharabah dan Musyarakah dengan porsi bagi hasil, dan penempatan lainnya seperti penempatan pada bank syariah dan koperasi
syariah dengan mendapatkan bagi hasil dari bank syariah dan koperasi
syariah. Dari hasil yang diperoleh seperti fee, margin dan bagi hasil maka
distribusi pembagiannya 55% porsi koperasi syariah untuk laba rugi SHU
berjalan dan 45% untuk bagi hasil simpanan berjangka dan investasi pihak
lain dan bonus untuk penempatan pada bank syariah dan koperasi
syariah.24
24
Dalam struktur organisasi koperasi syariah terdiri dari rapat
anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi, keputusan rapat
anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mencapai
mufakat dimana tiap-tiap anggota mempunyai hak suara yang sama.
Kepengurusan koperasi syariah seperti pengurus dipilih oleh anggota
koperasi syariah dalam rapat anggota dimana untuk pertama kalinya
susunan dan nama-nama pengurus dicatat dalam akta pendirian dan masa
jabatanya paling lama 5 (lima) tahun. Pengurus minimal terdiri dari ketua
yang sejajar dengan dewan syariah dan dewan pengawas, sekretaris dan
bendahara.
Dalam mengelola koperasi syariah, pengurus dapat menunjuk
pengelola yang dianggap cakap dan professional dengan jabatan manager
atau jika memungkinkan dan memiliki cakupan usaha yang luas maupun
system organisasinya yang besar maka manager tersebut dapat
disertarakan sebagai direktur dan dibawahnya boleh disebut manager.
Koperasi syariah dapat dikelola oleh seorang direktur yang dibantu oleh
para manager seperti manager unit jasa keuangan syariah yang
membawahi bagian operasional dan marketing. Dan manager sektor rill
30
A. Sejarah Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan
Mengacu pada pembentukan Tangerang Selatan berdasarkan UU No
51 tahun 2008, maka pada 29 Mei 2009 berdirilah Dinas Koperasi dan UKM
Kota Tangerang Selatan yang pada awalnya digabung dengan Diperindag
(Dinas Perindustrian dan Perdagangan) Koperasi dan UKM.
Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan terbentuk
berdasarkan Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 01 tahun 2009
tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Walikota Nomor 07 tahun 2009 tentang
Perubahan atas Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 01 Tahun 2009
tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan. Pada tahun
2011 kembali dilakukan penyempurnaan terbitnya Peraturan Daerah Nomor
06 Tahun 2011 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan
(Berita Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun 2011 Nomor 06).30
B. Visi dan Misi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan
Sebagai suatu lembaga maka dinas koperasi dan UKM Kota
Tangerang Selatan Mempunyai visi dan misi sebagai berikut :
30
1. Visi
Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang
diinginkan pada akhir periode perencanaan (Undang-Undang No 25
Tahun 2004 tentang SPPN). Berdasarkan kondisi saat ini dan isu-isu
strategis pada 5 tahun mendatang, serta penggalian aspirasi dan
persepsi masyarakat yang telah dilakukan, maka visi Pemerintah Kota
Tangerang Selatan Tahun 2011 – 2016 yaitu : “Terwujudnya Kota
Tangerang Selatan yang Mandiri, Damai dan Asri (MaDaNi)”. Dalam rangka mendukung terwujudnya visi daerah tersebut dan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi serta masukan-masukan dari
stakeholders, maka Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kota Tangerang Selatan menetapkan Visi yaitu :31
“Terwujudnya Koperasi dan UMKM Kota Tangerang
Selatan sebagai penggerak perekonomian daerah yang mandiri dan berdaya saing berlandaskan ekonomi kerakyatan” .
Yang mendukung makna bahwa Kota Tangerang Selatan
Sebagai sentra perdagangan dan jasa dengan elemen gerakan koperasi
pelaku usaha mikro, kecil dan menengah yang mandiri dalam arti
peran gerakan koperasi dan UMKM yang didasarkan pada penguasaan
31
knowledge system (kualitas IPTEK) dan symbolic system (ketinggian karsa dan karya suatu urban society).
2. Misi
Dalam rangka mewujudkan Visi maka perlu disusun Misi yang
merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan bayangan kondisi tentang masa
depan. Sejalan dengan pembahasan terdahulu bahwa Kota Tangerang
Selatan telah memiliki Walikota dan Wakil Walikota Definitif 2011 –
2016 dimana Visi tersebut dijabarkan dalam Misi sebagai berikut:32
a. Meningkatkan kualitas kehidupan bermasyarakat
b. Meningkatkan keharmonisan fungsi ruang kota yang
berwawasan lingkungan
c. Menata system sarana dan prasarana dasar pendidikan dan
kesehatan masyarakat
d. Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan
masyarakat
e. Meningkatkan fungsi dan peran kota sebagai sentra
perdagangan dan jasa
f. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih
32
Berdasarkan Visi dan Misi Kota Tangerang Selatan diatas serta
Visi dari Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kota Tangerang
Selatan dengan, berpedoman pada Tugas, Fungsi dan Tata Kerja
Dinas Koperasi dan UKM serta masukan dari pihak yang
berkepentingan (stakeholders), ditetapkan Misi Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Tangerang Selatan sebagai berikut:
a. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan
kelembagaan dan manajemen koperasi dan usaha mikro
kecil dan menengah
b. Menciptakan iklim yang kondusif dalam pengembangan
Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
c. Mengembangkan jiwa kewirausahaan (enterpreneurship)
tangguh, mandiri dan berdaya saing tinggi dan berwawasan
lingkungan
d. Meningkatkan kemitraan dan jaringan usaha yang saling
menguntungkan bagi koperasi dan usaha mikro kecil dan
menengah
C. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan
Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah merupakan unsur
pelaksana otonomi daerah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris
Adapun Tugas pokok, fungsi dan tata kerja Dinas Koperasi diatur melalui
Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 14 Tahun 2011.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Dinas Koperasi
mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Penyusunan rencana dan program kerja di bidang Koperasi, Usaha
Mikro Kecil, dan Menengah;
b. Pemberian rekomendasi yang berkaitan dengan kegiatan di bidang
Koperasi, Usaha Mikro Kecil, dan Menengah;
c. Pelaksanaan kegiatan koordinasi dalam rangka penyusunan program,
pengelolaan data dan informasi di bidang perkoperasian dan usaha
mikro kecil, dan memfasilitasi pembiayaan promosi dan informasi
usaha;
d. Penyusunan, perumusan, dan penjabaran kebijakan strategis dan teknis
dalam pemberian bimbingan di bidang perkoperasian dan usaha mikro
kecil serta memfasilitasi pembiayaan promosi dan informasi usaha;
e. Pelaksanaan kebijakan strategis dan teknis dalam pemberian bimbingan
di bidang perkoperasian dan usaha mikro kecil serta memfasilitasi
pembiayaan promosi dan informasi usaha;
f. Pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian teknis atas
penyelenggaraan bimbingan di bidang perkoperasian dan usaha mikro
KEPALA DINAS
SEKRETARIS DINAS
KASUBAG
Umum dan Kepegawaian
KASUBAG
Keuangan
KASUBAG
Program dan
Pelaporan
KABID KOPERASI KABID UMKM
KABID Fasilitasi
Pembiayaan, Pengendalian
dan Evaluasi
KASIE
Kelembagaan Koperasi
KASIE Pengembangan
dan Pembinaan UMKM
KASIE
Monitoring dan Evaluasi
KASIE Pemberdayaan Koperasi KASIE Pemberdzayaan
UMKM
KASIE
Analisa Data
KASIE
Penilaian Koperasi
KASIE
Promosi
KASIE
g. Pelaksanaan pelayanan fasilitator dengan pihak-pihak instansi
pemerintah terkait, BUMN dan swasta dalam rangka peningkatan dan
pertumbuhan koperasi, usaha mikro kecil, dan menengah;
h. Pelaksanaan pengelolaan urusan perencanaan, umum, dan administrasi
kepegawaian serta keuangan.
D. Struktur Organisasi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan
Struktur organisasi Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan
adalah sebagai berikut:33
E. Data koperasi
Data Perkembangan Koperasi Berbadan Hukum di Kota Tangerang Selatan.
Tahun
Jumlah
Koperasi
Penerbitan Badan
Hukum Koperasi
Koperasi
Aktif Tidak Aktif Yang RAT
2011 407 18 177 230 85
2012 432 25 219 231 92
2013 462 30 261 201 110
Tabel. 1
F. Kebijakan Pada Urusan Koperasi dan UKM
Kebijakan pada urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dijabarkan
dalam beberapa program prioritas yang bersifat strategis yang akan
dilaksanakan, yaitu34 :
33
No Usulan Urusan dan Program Indikator Program Rumusan Indikator Capaian Kinerja
2011 2012 2013
1 Penciptaan Iklim
Usaha Kecil
Menengah yang
Kondusif
Persentase
Usaha Mikro
dan Kecil yang
difasilitasi Oleh
Pemda
∑ Usaha Mikro
& Kecil ... x
100% Jumlah
Seluruh UKM 14
unit
16% 31%
Jumlah Usaha Mikro Kecil atau Sektor Informal (K5, asongan) yang memperoleh bantuan 411 unit 75 unit 75 unit Terfasilitasinya Pengembangan Sentra-sentra Potensial UMKM 1 sentra 1 sentra
2 Pengembangan
Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Jumlah UKM aktif non BPR/LKM UKM
∑ Usaha Mikro
& Kecil
...x100%
Jumlah
2-3% 2-3%
34
Kecil Menengah Seluruh UKM
3 Peningkatan
Kualitas
Kelembagaan
Koperasi
Koperasi Aktif ∑ Koperasi
Aktif ...x100%
Seluruh
Koperasi
5% 5%
38
KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH
A. Kebijakan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan
Kebijakan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan Tahun
2011-2016 dalam rangka mengarahkan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, yaitu:1
1) Peningkatan kapabilitas kelembagaan dan ketatalaksanaan Dinas Koperasi
dan UKM, kebijakan:
a. Meningkatkan pelayanan dan ketersediaan sarana administrasi
b. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana aparatur
c. Meningkatnya sistem perencanaan dan akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah
d. Meningkatkan kapasitas SDM aparatur Dinas Koperasi dan UKM Kota
Tangerang Selatan
2) Pengembangan lingkungan usaha yang kondusif, kebijakan:
a. Perbaikan iklim usaha dan daya saing koperasi dan UMKM
b. Meningkatnya jumlah dan peran koperasi dan UMKM dalam
perekonomian Kota Tangerang Selatan
1
3) Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif Koperasi dan
UMKM, kebijakan:
a. Meningkatnya pemberdayaan Koperasi dan UMKM
b. Berkembangnya kewirausahaan
4) Peningkatan akses Koperasi dan UMKM ke sumberdaya produktif,
kebijakan:
a. Penyediaan akses pembiayaan dan penjaminan bagi Koperasi dan UMKM
b. Berkembangnya kerja sama usaha yang saling menguntungkan bagi
Koperasi dan UMKM
c. Meningkatnya pemasaran produk Koperasi dan UMKM
Dilihat dari kebijakan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan,
telah sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan bahwa kebijakan adalah arah atau tindakan yang
diambil oleh Pemerintah Pusat atau Daerah untuk mencapai tujuan.
Program jangka panjang dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang
Selatan adalah sebagai berikut:2
a. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan perkoperasian
b. Pembangunan sistem informasi perencanaan pengembangan perkoperasian
c. Sosialisasi prinsip-prinsip pemahaman perkoperasian
d. Pembinaan, pengawasan dan penghargaan koperasi berprestasi
e. Peningkatan dan pengembangan jaringan kerja sama usaha koperasi
2
f. Penyebaran model-model pola pengembangan koperasi
g. Rintisan penerapan teknologi sederhana atau manajemen modern pada
jenis-jenis koperasi
Program jangka pendek dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang
Selatan adalah sebagai berikut:3
a. Peningkatan pemahaman prinsip-prinsip koperasi
b. Peningkatan kompetensi pembina koperasi
c. Peningkatan pembinaan koperasi dalam monitoring dan mengevaluasi
d. Pengembangan koperasi
e. Peningkatan kemampuan pengurus dalam pembuatan neraca dan
perhitungan hasil usaha koperasi
f. Peningkatan pengurus dalam manajemen koperasi.
Dilihat dari program jangka panjang dan jangka pendek yang dijalankan
oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan maka dapat disimpulkan
bahwa Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan mempunyai manfaat
dan peran penting dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan para pelaku
KJKS dan UKM dalam menjalankan usahanya, terutama dalam membina dan
mengembangkan usaha mereka menjadi lebih baik, khususnya dalam penyediaan
sarana dan prasarana, sehingga usaha mereka dapat bertahan.
Dalam upaya mengembangkan KJKS Dinas Koperasi dan UKM Kota
Tangerang Selatan merancang beberapa strategi kedepan dan kebijakan yang
meliputi lima ruang lingkup yaitu:4
3
a) Meningkatkan SDM
Dalam upaya meningkatkan SDM kinerja para anggota, pengurus,
pengelola, pengawas dan karyawan KJKS, maka pihak Dinas Koperasi
dan UKM Kota Tangerang Selatan melakukan beberapa program
diantaranya melakukan pembinaan, sosialisasi, penilaian koperasi dan
pelatihan seperti akuntansi, auditing, perpajakan, pembuatan AD ART,
serta marketing dalam pemasaran produk.
Sebagaimana program tersebut bertujuan untuk meningkatkan
kinerja SDM KJKS agar lebih memiliki potensi, keterampilan dan
kompetensi dalam menjalankan usahanya.
b) Financing (keuangan dan modal)
Untuk menjadikan Koperasi Jasa Keuangan Syariah lebih
berkembang terutama dalam hal modal dan financing Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan melakukan kerjasama dengan
instansi lain Bank milik BUMN dan BUMD yang ada di Kota
Tangerang Selatan, dimana Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang
Selatan sebagai fasilitator dengan adanya draft kerjasama. hal ini
dilakukan untuk menunjang permodalan Koperasi dan UKM, serta
menjauhkan lembaga ekonomi masyarakat jatuh ke tangan rentenir.
c) Regulasi
Dalam upaya mengembangkan keberadaan Koperasi dan UKM,
maka Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan membuat
4
payung hukum yaitu Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor
12 Tahun 2012 Tentang Perkoprasian, Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah.
d) Teknologi
Untuk membantu para pelaku KJKS dalam perkembangan
teknologi, maka pihak Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang
selatan selalu berusaha mengikuti perkembangan teknologi yang kian
pesat dengan cara melakukan pelatihan program aplikasi Jasa Koperasi
kepada para Koperasi binaanya.
e) Manajemen
Dalam mengembangkan manajemen Koperasi Jasa Keuangan
Syariah, maka pihak Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan
melakukan pemantauan, evaluasi dan monitoring dalam hal keuangan,
laporan tahunan, kinerja pembina KJKS dan kegiatan dari KJKS.
Tujuan adalah akhir perjalanan yang dicari organisasi untuk dicapai melalui
eksistensi dan operasinya serta merupakan sasaran yang lebih nyata dari
pernyataan misi.5
a. Terwujudnya lembaga Dinas Koperasi dan UKM yang akuntable dan
profesional
b. Terciptanya iklim usaha kondusif bagi pengembangan Koperasi dan
UMKM
5
c. Berkembangnya kewirausahaan dan keunggulan kompetitif Koperasi dan
UMKM
d. Meningkatnya akses informasi promosi dan pembiayaan bagi Koperasi dan
UMKM
e. Berkembangnya promosi dan pemasaran produk Koperasi dan UMKM
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan, artinya
bahwa tujuan akan tercapai atau berhasil apabila sasaran tercapai atau dengan
adanya sasaran maka tujuan akan tercapai.
Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dalam
mengembangkan KJKS adalah seluruh Lembaga Keuangan Mikro Syariah di
Kota Tangerang Selatan.6 Jumlah Koperasi tahun 2012 adalah 432 Koperasi aktif
219 Koperasi tidak aktif 231 dan Koperasi yang mengikuti RAT 92. Maka untuk
mencapai kegiatan-kegiatan serta program yang telah dirancang, agar dapat
terlaksana dengan baik Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan
melakukan sasaran sebagai berikut:
a. Meningkatnya kapabilitas kelembagaan dan ketatalaksanaan Dinas Koperasi
dan UKM
b. Berkembangnya lingkungan usaha yang kondusif bagi Koperasi dan
UMKM
c. Meningkatnya daya saing Koperasi dan UMKM
d. Peningkatan akses informasi promosi Koperasi dan UMKM ke sumberdaya
produktif
6
e. Tersediannya kesempatan dan sarana promosi dan pemasaran produk.
Dan dilihat dari sasaran yang dirancang, menurut penulis telah sesuai dan
sejalan dengan program-program yang telah direncanakan oleh Dinas Koperasi
dan UKM Kota Tangerang Selatan, baik itu program jangka panjang maupun
jangka pendek.
B. Pola Pembinaan dan Pengembangan pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah
a. Keberhasilan program pembinaan
keberhasilan program Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang
Selatan dalam pengembangan KJKS adanya peningkatan pendapatan
usaha dan peningkatan anggota, terjadinya pengembangan usaha serta
terwujudnya kemandirian berusaha.
Hasil penelitian dilapangan menunjukkan program pembinaan dan
pengembangan yang dilakukan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang
Selatan baik, karena adanya penambahan anggota koperasi pada Koperasi
Jasa Keuangan Syariah secara fluktuatif jumlah anggota tahun 2012
sebanyak 3920 dan tahun 2013 sebanyak 4200. 7
b. Pertemuan evaluasi berkala
Pertemuan secara berkala dengan pihak Dinas Koperasi dan UKM
Kota Tangerang Selatan. Pertemuan tersebut dimaksudkan sebagai sarana
untuk membahas berbagai persoalan yang muncul untuk kemudian
7
dicarikan jalan keluarnya secara bersama. Dengan adanya pertemuan
secara berkala tersebut diharapkan Dinas Koperasi dan UKM Kota
Tangerang Selatan mendapatkan masukan secara spesifik mengenai suatu
persoalan yang khas kemudian dapat memberi arahan dan petunjuk dengan
tepat sehingga KJKS binaanya teraspirasikan.
Hasil dari penelitian dilapangan adanya pertemuan secara berkala
dan komunikasi yang baik, dalam setahun bisa beberapa kali bertemu
bahkan adanya kunjungan dari pegawai lapangan Dinas Koperasi dan
UKM ke KJKS yang ada di Kota Tangerang Selatan.8
c. Tingkat partisipasi KJKS
Partisipasi KJKS terlihat dari apresiasi mereka dalam berpatisipasi
dan terlibat pada program yang diberikan tapi bila sebaliknya maka
muncul sikap apatis, sehingga program pembinaan dan pengembangan
Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan menjadi sia-sia.
Apabila KJKS apresiatif, maka KJKS akan mengerahkan segala
kemampuan dan sumber dayanya untuk mewujudkan program dan menjadi
mitra kerja yang baik untuk Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang
Selatan.
Penelitian dilapangan menujukkan baik karena meraka sering
diundang melalui telephone, surat dan datang langsung ke KJKS untuk
mengikuti kegiatan dalam mengembangkan KJKS seperti pembinaan,
sosialisasi, penilaian koperasi dan pelatihan seperti akuntansi, auditing,
8
perpajakan, pembuatan AD ART, serta marketing dalam pemasaran
produk.9
d. Hubungan personal antara KJKS dan Dinas Koperasi dan UKM Kota
Tangerang Selatan
Salah satu faktor yang cukup penting dalam menunjang
keberhasilan program adalah kerja sama yang baik antara Dinas Koperasi
dan UKM Kota Tangerang Selatan dengan KJKS binaannya. Kerja sama
akan muncul bila ditopang oleh hubungan personal seluruh tim yang
terlibat dalam merealisasikan program yang ada. Hubungan personal yang
baik akan mendorong kedua belah pihak untuk bekerjasama mencapai
tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam program.
Hasil penelitian dilapangan menunjukkan hubungan personal Dinas
Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dengan pengurus, pengelola
dan pengawas baik.10
e. Kesesuaian program pembinaan dengan kebutuhan KJKS
Setiap usaha tentu memiliki karakteristik yang berbeda antara satu
dengan yang lainnya, tergantung kondisi lingkungan usaha KJKS
masing-masing. Perbedaan karakteristik ini tentu memunculkan pola kebutuhan
usaha yang berbeda pula. Keberhasilan program pebinaan akan banyak
ditemukan oleh tingkat kesesuaian program yang diberikan dengan kondisi
dan kebutuhan KJKS.
9
Wawancara pribadi dengan Rosad Ketua KJKS Al-Ittihad, Ciputat pada 11 Januari 2014.
10
Hasil penelitian dilapangan tingkat kesesuaian pembinaan dan
pengembangan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan dengan
kebutuhan KJKS cukup, karena belum adanya pengklasifikasian dan
pembinaan masih secara makro.11
f. Bentuk kerjasama kemitraan
Kerjasama yang saling menguntungkan akan menghasilkan hak dan
kewajiban masing-masing dengan senang hati tanpa merasa terpaksa dan
dirugikan. Bila kerjasama ini terwujud, maka program pembinaan akan
terlaksana dengan baik dan saling menguntungkan tanpa ada yang merasa
tereksploitasi dan dizhalimi.
Hasil dari penelitian menunjukkan menyatakan cukup baik tetapi
harus ada tindak lanjut dari pembinaan yang diberikan Dinas Koperasi dan
UKM Kota Tangerang Selatan jangan samapai berhenti dan tidak ada
kejelasan diakhir.12
g. Kemampuan persolan Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang Selatan
Keberadaan personal Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangerang
Selatan dalam melakukan proses pembinaan, monitoring dan pengawasan
menentukan keberhasilan program pembinaan dilapangan. Program yang
baik tanpa didukung oleh kualitas sumber daya manusia yang mampu
menerjemahkan sekaligus mengaplikasikan program tersebut dilapangan
akan menjadi sia-sia serta tidak memberi hasil kepada KJKS yang
11
Wawancara pribadi dengan Mushawwir ketua KJKS Al-Hurriyah, Ciputat pada 9 Januari 2014.
12
diberdayakan. Kualitas itu dapat berupa kemampuan dan skill dibidang yang sedang menjadi sektor usaha, pengetahuan dan wawasan yang luas
dibidang teknis usaha KJKS maupun bidang sosial ekonomi,
kemasyarakatan dan yang terpenting dibidang keagamaan khususnya
ekonomi syariah.
Data dilapangan menunjukkan kurangnya tenaga ahli disektor rill
ekonomi, jasa keuangan yang memahami dan menguasai nampaknya
menjadi salah satu sebab kurangnya kemampuan SDM.13
C. Analisis SWOT Pembinaan dan Pengembangan
SWOT adalah sebuah alat pencocokan yang penting yang membantu para
manager mengembangkan empat jenis strategi, strategi SO (kekuatan –
peluang), strategi WO (kelemahan – peluang), strategi ST (kekuatan –
ancaman), dan strategi WT (kelemahan – ancaman). Mencocokkan
faktor-faktor eksternal dan internal utama merupakan bagian tersulit dalam
mengembangkan Matriks SWOT dan membutuhkan penilaian yang baik dan
tidak ada satupun paduan yang paling benar.14
1. Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan)
a. Kekuatan
1) Adanya tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Koperasi dan UKM
13
Wawancara pribadi dengan Mushawwir ketua KJKS Al-Hurriyah, Ciputat pada 9 Januari 2014.
14
2) Adanya komitmen bagi pembinaan dan pengembangan Koperasi dan
UMKM
3) Jumlah Koperasi dan UMKM yang terus berkembang
4) Telah terjalinnya kerjasama pengembangan dengan berbagai pihak
5) Memiliki daya dukung wilayah yang baik untuk pengembangan
kegiatan sosial ekonomi
b. Kelemahan
1) Terbatasnya jumlah SDM yang menguasai permasalahan KJKS
secara profesional
2) Kegiatan pembinaan secara Makro belum adanya pengklasifikasian
pembinaan
3) Data dan informasi penunjang masih terbatas
4) Metode yang dilakukan kurang menarik
2. Faktor Eksternal (Kelemahan dan Ancaman)
a. Peluang
1) Adanya komitmen dari Pemerintah Pusat, Kabupaten dan Kota
dalam upaya pembinaan dan pengambangan KJKS
2) Tersedianya peluang usaha dan tingginya minat investor
3) Adanya kerjasama antar daerah
4) Letak strategis dan aksesibilitas Kota Tangerang Selatan.
b. Tantangan
1) Belum tersedianya regulasi lokal yang mengatur pemberdayaan
UMKM
2) Globalisasi dengan masuknya produk yang mengancam eksistensi
UMKM
3) Kerja sama kemitraan yang belum optimal dan menguntungkan
Koperasi dan UMKM
4) Masih rendahnya tingkat partisipasi masyarakat terhadap peran
KJKS
3. Matrik SWOT
Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategi
perusahaan adalah matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan
secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi
perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinnya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan
alternatif strategi.15
15