• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelayanan Jamaah Haji Di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pelayanan Jamaah Haji Di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan Tahun 2015"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh: SELVIANA 1112053100008

KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERITS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

iv ABSTRAK

Selviana

1112053100008

Pelayanan Jamaah Haji di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan Tahun 2015

Pelayanan Jamaaah Haji di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan adalah salah satu bentuk pelayanan yang diberikan kepada tamu Allah dengan niat untuk memudahkan para calon jamaah haji dalam melaksanakan ibadah haji dari awal pemberangkatan sampai di tanah suci hingga kembali di tanah air dengan selamat dan mendapatkan Ridho-Nya.

Adapun pelayanan yang diberikan kepada calon jamaah haji diantaranya pelayanan pendaftaran, bimbingan manasik haji, pelayanan akomodasi, pelayanan transportasi, pelayanan konsumsi, pelayanan kesehatan dan keamanan atau perlindungan.

Adapun tujuan penelitian pada Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan adalah untuk mengetahui bentuk pelayanan jamaah haji, tantangan serta harapan dalam memberikan pelayanan kepada calon jamaah haji dan apakah pelayanan jamaah haji sudah memenuhi standar pelayanan atau belum.

Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif yakni mendapatkan data dan informasi dengan wawancara kepada narasumber, yang meliputi kepala seksi penyelenggara haji dan umrah, jamaah haji serta yang berhubungan dengan pelaksanaan pelayanan jamaah haji.

Setelah melalukan penelitian, dapat diketahui bahwa pelayanan jamaah haji pada Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan mulai dari pendaftaran, manasik haji, transportasi, akomodasi, kesehatan, konsumsi dan keamanan atau perlindungan sudah cukup memenuhi standar dan sebagian besar memuaskan jamaah haji, ini berdasarkan wawancara kepada jamaah haji yang telah berangkat ke tanah suci. Untuk tantangan yang dihadapi adalah mayoritas jamaah haji pertama kali naik pesawat dan ke Luar Negeri dengan jarak cukup jauh dan lansia. Untuk harapannya adalah pemerintah lebih banyak memberikan pembinaan kepada jamaah dengan cara meningkatkan jumlah frekuensi pembinaan.

(6)

v

KATAPENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Sang Malikul

a‟lam Allah SWT, yang telah memberikan cinta dan kasih sayang Allah kepada setiap makhluk serta menurunkan rahmat dan hidayah kepada kita semua. Shalawat serta salam senantiasa Allah limpahkan kepada Rasulullah SAW

penerima al qur‟an dan pembawa as-sunnah yang berisi petunjuk, rahmat, serta kabar gembira bagi seluruh kaumnya. Shalawat beserta salam mudah-mudahan Allah limpahkan pula pada keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Alhamdulillah hanya atas petunjuk dan kemurahanNya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Dengan rasa syukur, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Pelayanan Jamaah Haji di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan

Tahun 2015” yang bertujuan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

sarjana strata satu di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi pada Program Studi Manajemen Haji dan Umrah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selanjutnya dengan penuh hormat, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

2. Bapak Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Ibu Dra. Hj. Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi dan Bapak Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni. 3. Ibu Dra. Hj. Mastanah. M.Si selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan ilmunya dan meluangkan banyak waktu untuk penulis.

(7)

vi

5. Bapak Drs. Hasanuddin, MA selaku Pembimbing Akademik kelas Manajemen Haji dan Umrah angkatan 2012 dan selaku penguji I (satu). 6. Bapak Lili Bariadi, MM, M.Si selaku Penguji II (dua)

7. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, khususnya dosen – dosen di Jurusan Manajemen Dakwah Konsentrasi Manajemen Haji dan Umrah yang telah memberikn ilmunya kepada penulis.

8. Seluruh staff Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan seluruh staff Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

9. Bapak Drs. H. Hamidullah AR, M.Si selaku Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan

10. Seluruh staff Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan

11. Ayahanda Jabir dan Ibunda Risma yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada anak yang dicintainya.

12. Seluruh keluarga Dershane (Asrama) Turky dan keluarga khususnya yang di Makassar yang selalu memberikan semangat dan dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini.

13. Keluarga MHU angkatan 2012 yang telah memberikan banyak cerita dan berbagai pengalaman selama masa perkuliahan.

Semoga semua bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan pahala yang berlimpah dari Allah SWT. Aamiin.

Jakarta, 28 Juni 2016 Ramadhan, 1437 H

Penulis

(8)

vii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...i

LEMBAR PERNYATAAN ...ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIAN UJIAN ...iii

ABSTRAK ...iv

KATA PENGANTAR ...v

DAFTAR ISI ...vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Metodologi Penelitian ... 7

E. Tinjauan Pustaka ... 9

F. Sistematika Penulisan ...10

BAB II LANDASAN TEORI A. Pelayanan ...12

1. Pengertian Pelayanan ...12

2. Ciri-ciri Pelayanan yang Baik . ...14

3. Kualitas Pelayanan ...17

4. Standar Pelayanan minimal ...18

B. Jamaah Haji ...20

1. Pengertian Jamaah Haji ...20

2. Hukum Haji ...22

3. Syarat, Rukun dan Wajib Haji ...23

(9)

viii

BAB III PROFIL KANTOR KEMENTERIAN AGAMA

KOTA JAKARTA SELATAN

A. Profil Umum ...29

B. Visi Misi dan Tugas pokok dan Fungsi Penyelenggara Haji dan Umrah ...30

C. Struktur Organisasi ...31

D. Struktur Organisasi Penyelenggara Haji dan Umrah ...33

BAB IV PELAYANAN JAMAAH HAJI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA JAKARTA SELATAN A. Pelayanan Jamaah Haji ...34

B. Tantangan Dan Harapan ...49

C. Standar Pelayanan Jamaah Haji ...50

D. Analisis Pelayanan Jamaah Haji ...52

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...56

B. Saran ...57

DAFTAR PUSTAKA ...59

(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ibadah haji dilaksanakan setiap tahun di mana seluruh dunia umat Islam datang ke Tanah Suci dan melakukan ibadah haji. Adapun bagi mereka yang belum mampu, akan terus berusaha mengumpulkan uang mereka untuk mendaftar menjadi calon jamaah haji. Begitupun sebaliknya bagi mereka yang sudah mampu, maka segera mendaftarkan diri mereka dan menunggu beberapa tahun kemudian.

Kegiatan inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 Dzulhijjah ketika umat Islam bermalam di Mina, wukuf (berdiam diri) di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, bermalam di Muzdalifah, dan berakhir setelah melempar jumrah (melempar batu simbolisasi setan) pada tanggal 10, 11 dan 12 Dzulhijjah.1

Menururt bahasa, haji berarti keinginan keras menuju ke suatu tempat yang sangat diagungkan. Sedangkan menurut syari‟at haji berarti berangkat

ke tempat yang suci untuk melakukan thawaf, sa‟i, wukuf di Padang Arafah

dan seluruh amalan manasik lainnya.2

Haji adalah datang ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan serangkaian ibadah pada waktu yang telah ditentukan, dengan

1

Gus Arifin, Peta Perjalanan Haji dan Umrah, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009), h.9

2

(11)

syarat-syarat yang telah ditetapkan. Maksud tempat-tempat tertentu adalah

Ka‟bah, Mas‟a (tempat Sa‟i), Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Sedangkan

waktu haji yang telah ditentukan yaitu mulai dari bulan Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah (disebut juga bulan-bulan haji). Adapun yang dimaksud dengan syarat-syarat adalah ketentuan-ketentuan yang menajdi dasar diwajibkan haji bagi seseorang.3

Allah SWT berfirman:























































































Artinya : “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang Telah ditentukan atas rezki yang Allah Telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.”(QS: Al-Hajj :27-28)

Jamaah di Indonesia di mana setiap tahunnya berganti orang, tentunya akan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan tentang pelayanan haji ataupun manasik yang pada akhirnya mempengaruhi pelayanan yang akan diberikan. Juga petugas haji yang melayani jamaah, baik dari petugas kloter

3

(12)

maupun nonkloter selalu berubah setiap tahunnya sehingga mempengaruhi tingkat pelayanan yang diberikan. Kenyamanan calon jamaah haji tergantung bagaimana pelayanan yang diberikan oleh petugas pelayanan tersebut. Karena semua calon jamaah haji tentunya menginginkan pelayanan yang baik.

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2015 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Agama Nomor 14 Tahun 2012 tentang Penyelenggara Ibadah Haji Reguler yang tercantum dalam pasal 3 (tiga)4 dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggraan Ibadah Haji yakni pemerintah berkewajiban memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan. Adapun pelayanan seperti administrasi, bimbingan ibadah haji, perlindungan atau keamanan, dan segala hal yang diperlukan oleh jamaah haji tersebut.

Penyelenggaraan ibadah haji dan pemerintah beratnggung jawab untuk memberikan kepastian keberangkatan dan memberi kemudahan dalam pelayanan kepada jamaah haji. Tanggung jawab tersebut bukan hanya pelayanan yang bersifat fisik, akan tetapi juga dalam pelaksanaan ibadah. Tanggung jawab ini sangat berat karena tidak hanya dipertanggungjawabkan kepada umat Islam tetapi kepada Allah SWT. Pemerintah maupun lembaga dalam penyelenggaraan ibadah haji, setiap tahun tak pernah lepas dari kritik masyarakat.5

Adapun pelayanan haji di Arab Saudi membutuhkan petugas haji yang sudah profesional dan dedikatif. Karena profesionalitas belum tentu

4

http : // www.PDFZilla.com

5

(13)

menjamin seorang petugas haji akan melaksanakan tugasnya dengan baik jika tidak memiliki dedikasi dan begitupun sebaliknya hanya dedikasi saja tidak menjamin terlaksananya tugas dengan baik. Maka untuk mencapai keduanya harus menerapkan pola rekrutmen yang ketat dan terbuka, memberikan pelatihan yang cukup, memberikan orientasi di Arab Saudi sebelum jamaah haji tiba dan juga memberikan penghargaan (reward) dan sanksi (punishment) secara konsekuen.6

Pelayanan yang baik adalah yang diharapkan semua calon jamaah. Apabila pelayanan yang diberikan kepada para calon jamaah memuaskan, maka kualitas pelayanan bisa dikatakan berhasil atau baik, tapi jika sebaliknya maka kualitas pelayanan dapat dikatakan buruk dan memberi kesan yang negatif.

Pelayanan ibadah haji juga sangat mempengaruhi nama lembaga, maka dari itu untuk menjaga nama baik lembaga tersebut salah satunya adalah dengan memberikan pelayanan yang maksimal kepada calon jamaah. Sehingga calon jamaah juga merasa nyaman selama melaksanakan ibadah haji.

Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan merupakan salah satu lembaga yang mengurus perjalanan haji dan terus berusaha memberikan pelayanan semaksimal mungkin dalam pelaksanaan ibadah haji. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pelayanan ibadah haji di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan, serta keberhasilan dan kekurangannya dalam memberikan pelayanan pelaksanaan ibadah haji, maka

6

(14)

penulis menuangkan dalam sebuah karya tulis ilmiah skripsi dengan judul :

“Pelayanan Jamaah Haji di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan

Tahun 2015”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini, maka penulis memberikan batasan dan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Pembatasan Masalah

Untuk lebih jelas pembahasan skripsi ini, maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas, yaitu pelayanan ibadah haji di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan Tahun 2015.

2. Perumusan Masalah

Dilihat dari batasan masalah di atas, maka penulis merumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana bentuk pelayanan yang diberikan oleh Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan terhadap jamaah haji? b. Bagaimana tantangan dan harapan dalam pelaksanaan pelayanan

ibadah haji di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan? c. Apakah pelayanan jamaah haji di Kementerian Agama Kota Jakarta

(15)

C. Tujuan danManfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui gambaran yang lebih jelas mengenai pelayanan jamaah haji di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan.

b. Untuk mengetahui tantangan dan harapan dalam pelaksanaan pelayanan jamaah haji di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan.

c. Untuk mengetahui standar pelayanan di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang bisa diberikan dari penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah pegangan serta dijadikan sebagai bahan informasi dan bermanfaat bagi yang membacanya.

(16)

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode penelitian kualitataif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah. Kriteria data dalam penelitian kualitataif adalah data yang pasti, sedangkan data yang pasti adalah data yang sebenarnya terjadi sebagaimana adanya.7

Adapun untuk lebih memperkuat penelitian ini, maka penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden yang berupa catatan tertulis dari hasil wawancara dan dokumentasi.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber yang tertulis yang terdapat dalam buku atau file.

2. Teknik Analisis Data

Pada proses analisis data, peneliti menggunakan analisis deskriptif yaitu menggambarkan obyek penelitian (pelayanan jamaah haji) dengan apa adanya dan sesuai dengan kenyataan yang ada di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan.

7

(17)

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Peneliti melakukan komunikasi langsung dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada beberapa pihak yang bersangkutan dengan secara lisan atau mendengarkan langsung informasi-informasi dari pihak yang bersangkutan.

b. Observasi

Observasi adalah Peneliti melakukan pengamatan dan mencatat langsung proses-proses pelayanan haji atau yang terkait dengan jamaah haji di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang akan dilakukan oleh penulis untuk mencari data-data yang sebenarnya baik melalui wawancara maupun observasi.

4. Waktu dan Tempat Penelitian

(18)

E. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan tinjauan yang sudah dilakukan oleh beberapa sumber, maka penulis menemukan skripsi yang dijadikan tinjauan pustaka sebagai perbandingan bertujuan untuk menghindari adanya penjiplakan dalam skripsi yang akan dibuat. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Maisurih “Manajemen Pelayanan Jamaah Haji pada Asrama Haji

Embarkasi DKI Jakarta Pondok Gede Tahun 2014” skripsi ini membahas

tentang fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan bahwa pelayanan yang diberikan berjalan sesuai yang diinginkan sedangkan penulis hanya membahasas tentang pelayanan jamaah haji di Kantor kementerian Agama Kota Jakarta Selatan Tahun 2015.

2. Dwi Febrianto “Manajemen Pelayanan Calon Jamaah Haji dan Umrah di

PT. Gema Shafa Marwa Jakarta” karya ini membahas tentang pelayanan

jamaah haji yang diberikan di PT. Gema Shafa Marwa Jakarta dan tidak jauh berbeda dengan penulis hanya saja tempat penelitian dan cara pelayanannya berbeda.

3. Wasilaturohmah “Evaluasi Pelayanan Manasik Haji pada Kementerian

Agama Jakarta Timur Tahun 2013”, skripsi ini menjelaskan tentang

(19)

sedangkan penulis membahas tentang pelayanan secara keseluruhan mulai dari administrasi sampai dengan perlindungan/keamanan.

F. Sistematika Penulisan

Agar lebih mudah memahami pembahasan dan penulisan skripsi Sistematika Penulisan skripisi ini terdiri dari lima bab, yaitu sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Terdiri dari : pengertian pelayanan, ciri-ciri pelayanan yang baik, kualitas pelayanan, standar pelayanan minimal, pengertian jamaah haji, pengertian pelayanan jamaah haji. BAB III : PROFIL KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA

JAKARTA SELATAN

[image:19.595.101.515.232.580.2]
(20)

BAB IV: PELAYANAN JAMAAH HAJI DI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA JAKARTA SELATAN Dalam bab ini penulis menerangkan analisis bentuk pelayanan Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan, hambatan dan harapan, standar pelayanan jamaah dan analisis evaluasi pelayanan jamaah.

BAB V : PENUTUP

(21)

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pelayanan

1. Pengertian Pelayanan

Menurut Kolter dalam Sampara Lukman8 bahwa pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan dan menawarkan kepuasan khususnya meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik.

Kemudian Sampara berpendapat bahwa pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antar seseorang dengan orang lain dan menyediakan kepuasan pelanggan.9 Adapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa pelayanan merupakan sebagai hal, cara, atau hasil pekerjaan melayani.10

Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangakaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan.11

8

Sampara Lukman, Manajemen Kualitas Pelayanan, (Jakarta : STIA LAN Press, 2000), h. 8

9

Ibid, h. 6

10

Lijan Poltak Sinambela, Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan, dan Implemetasi, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2010), h. 4

11

(22)

Berdasarkan pengertian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pelayanan adalah sebuah kegiatan atau interaksi yang dilakukan seseorang untuk membantu orang lain atau para calon jamaah haji untuk mencapai tujuan dan memberikan kepuasan pelayanan terhadap calon jamaah haji tanpa mengharap imbalan, akan tetapi mengharap ridho-Nya.

Dengan adanya pelayanan tersebut, maka dapat memudahkan orang lain khususnya para calon jamaah untuk menunaikan ibadah haji. Pelayanan yang baik akan menghasilkan respon yang baik. Maka dari itu, pelayanan tentunya akan memberi dampak yang sangat besar khususnya bagi calon jamaah haji. Karena tanpa pelayanan yang baik maka suatu kegiatan tidak akan berjalan dengan baik.

Dalam sebuah konteks penyelenggaraan dan pelaksanaan ibadah haji sebagai salah satu bentuk pelayanan yang selalu mengundang banyak perhatian dari berbagai pihak. Departemen Agama sebagai penyelenggara formal ibadah haji, menjadi sasaran kritik yang berkembang di masyarakat. Dan kritik yang sering muncul adalah masalah profesionalisme pelaksanaan haji, efisiensi, akuntabilitas, dan tentunya tingkat kepuasan dan kenyamanan para jamaah haji, maka diharuskan adanya pelayanan yang profesional dalam pelaksanaan ibadah haji tersebut.12

12

(23)

2. Ciri-ciri Pelayanan yang Baik

Beberapa ciri pelayanan yang baik bagi perusahaan dan karyawan yang bertugas untuk melayani calon jamaah haji adalah sebagai berikut:13 a. Tersedia sarana dan prasrana yang baik

Jamaah ingin dilayani dengan baik. Untuk melayani jamaah salah satu hal yang paling penting harus diperhatikan adalah sarana dan prasarana yang dimiliki lembaga. Meja dan kursi harus nyaman untuk diduduki. Udara dalam ruangan juga harus tenang dan tidak berisik. Kelengkapan dan kenyamanan sarana dan prasarana ini akan mengakibatkan calon jamaah haji betah untuk berurusan dengan perusahaan tersebut.

b. Tersedianya karyawan yang baik

Kenyamanan calon jamaah juga sangat tergantung dari karyawan yang melayaninya. Karyawan harus ramah, sopan dan menarik. Di samping itu, karyawan juga harus cepat tanggap, pandai bicara dengan lembut sertajuga pintar. Karyawan juga harus mampu memikat sehingga calon jamaah haji semakin tertarik. Untuk melakukan ini semua tentunya harus dengan pendidikan dan pelatihan khusus.

c. Bertanggung jawab kepada setiap calon jamaah haji sejak awal hingga selesai. Dalam menjalankan kegiatan pelayanan maka karyawan harus mampu melayani dari awal sampai selesai. Calon

13

(24)

jamaah haji akan merasa puas jika bertanggung jawab terhadap pelayanan yang diinginkannya. Jika terjadi sesuatu maka segera karyawan yang dari semula mengerjakannya mengambil alih tanggung jawabnya.

d. Mampu melayani secara cepat dan tepat

Dalam melayani calon jamaah haji diharapkan karyawan harus melakukannya sesuai prosedur. Layanan yang diberikan sesuai jadwal untuk pekerjaan tertentu dan jangan membuat kesalahan dalam arti pelayanan yang diberikan sesuai dengan keinginan calon jamaah.

e. Mampu berkomunikasi

Karyawan harus mampu berbicara kepada setiap calon jamaah haji. Karyawan mampu dengan cepat memahami keinginan calon jamaah. Maksudnya karyawan harus dapat berkomunikasi dengan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti. Jangan menggunakan istilah yang sulit dimengerti oleh jamaah.

f. Tersedianya produk-produk yang diinginkan

Lembaga harus menyediakan produk-produk yang akan digunakan oleh calon jamaah haji.

g. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik

(25)

calon jamaah, maka perlu dididik khusus mengenai kemampuan dan pengetahuannya untuk menghadapi calon jamaah.

h. Berusaha memahami kebutuhan calon jamaah haji

Karyawan harus cepat tanggap apa yang diinginkan oleh calon jamaah. Karyawan yang lamban akan membuat konsumen atau calon jamaah lari. Usahakan mengerti dan memahami keinginan dan kebutuhan calon jamaah haji.

i. Mampu memberikan kepercayaan kepada calon jamaah haji

Kepercayaan calon jamaah kepada lembaga mutlak diperlukan sehingga calon jamaah mau menjadi konsumen di lembaga tersebut. Demikian juga untuk menjaga calon jamaah yang lama agar tidak lari perlu dijaga kepercayaannya. Semua ini melalui pelayanan para karyawan.

(26)

3. Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan adalah sebagai sistem manajemen strategik dan integratif yang melibatkan semua manajer dan karyawan, serta menggunakan metode-metode kualitatif dan kuantitatif untuk memperbaiki secara berkesinambungan proses-proses organisasi, agar dapat memenuhi dan melebihi kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan.14

Untuk mencapai pelayanan yang maksimal kepada calon jamaah haji diharuskan adanya kualitas pelayanan, diantaranya:15

a. Transparansi, yakni bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.

b. Akuntabilitas, yakni dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

c. Kondisional, yakni sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas.

d. Partisipatif, yakni dapat mendorong peran serta jamaah dalam penyelenggaraan pelayanan dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan jamaah

14

Bambang Istianto, Manajemen Pemerintahan dalam Perspektif Pelayanan Publik, (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2011), h. 118

15

(27)

e. Kesamaan hak, yakni tidak melakukan diskriminasi dilihat dari aspek apapun khususnya suku, ras, agama, golongan, status sosial dan sebagainya

f. Keseimbangan dan hak kewajiban, yakni mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan.

Sebagai Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Slamet Riyanto tak pernah berhenti mengupayakan penyelenggaraan haji yang lebih baik agar dapat memberikan kemaslahatan yang lebih besar kepada umat. Upaya tersebut telah membuahkan hasil sehingga penyelenggaraan haji mengalami peningkatan dan perbaikan dari tahun ke tahun.16

Dengan adanya kualitas pelayanan tersebut, maka calon jamaah haji tidak lagi meragukan akan pelayanan yang diberikan oleh lembaga yang bersangkutan karena pelayanan yang berkualitas besar harapan untuk memberikan kepuasan kepada calon jamaah dan nama baik lembaga pun juga akan diketahui oleh calon jamaah haji.

4. Standar Pelayanan Minimal

Ketentuan tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) diatur di dalam Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 100/757/OTDA

16

(28)

Tahun 2002, kemudian diatur lebih lanjut di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2005.17

Standar pelayanan adalah mengatur tentang apa yang minimal harus dilakukan oleh ketentuan lembaga pelayanan dalam melayani calon jamaah haji. Yang termasuk dalam standar pelayanan adalah standar sikap dan perilaku petugas pelayanan ketika berhubungan dengan para calon jamaah haji sehingga dapat memuaskan pelanggan dan pelanggan pun akan merasa diperhatikan, dan dipentingkan.18 Standar pelayanan meliputi:19

a. Prosedur pelayanan, yakni yang dibakukan bagi jamaah dan petugas pelayanan termasuk pengaduan.

b. Waktu penyelesaian, yakni yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan.

c. Biaya pelayanan, yakni tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan.

d. Produk pelayanan, yakni hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

e. Sarana dan prasarana, yakni penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan publik.

17

Ratminto dan Atik Septi Winarsih, Manajemen Pelayanan, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2005), h. 255

18

Agus Wiyanto, Manajemen Pelayanan Publik: Peduli, Inklusif, dan

Kolaboratif, (Yogyakarta : Gadja Mada University Press, h. 87)

19

(29)

f. Kompetensi petugas pemberi pelayanan, yakni harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan.

Standar pelayanan minimal cukup mulai dari perilaku, cara berkomunikasi dan sopan santun. Setelah itu mengatur tata cara pelayanan yang sudah ditentuksn sebelumnya oleh lembaga itu sendiri. Standar pelayanan minimal sangat membantu bagi lembaga untuk memberikan pelayanan kepada calon jamaah dan lebih memudahkan bagi mereka mengatur persyaratan-persyaratan yang akan dikumpulkan.

B. Jamaah Haji

1. Pengertian Jamaah Haji

Jamaah adalah kata bahasa Arab yang artinya “kelompok” atau

“bersama-sama” ungkapan shalat berjamaah berarti shalat yang

dikerjakan secara bersama-sama dibawah pimpinan seorang imam. Jamaah berartisekelompok manusia yang terikat oleh sikap, pendirian, keyakinan, dan tugas serta tujuan yang sama. Islam mengajarkan menggalang kekompakan dan kebersamaan, yaitu suatu masyarakat yang terdiri dari pribadi-pribadi Muslim, yang berpegang pada norma-norma

(30)

sama) untuk tegaknya kekuatan bersama demi tercapainya tujuan yang sama.20

Haji menurut etimologi berarti menyengaja (al-qashd). Adapun menurut syara‟, haji bermakna beribadah kepada Allah (Jalla wa „Ala) dengan menunaikan manasik menurut apa yang diajarkan dalam sunnah Rasulullah SAW.21

Haji merupakan salah satu rukun Islam yang kelima dan setiap umat Islam wajib melaksanakan sekali seumur hidup bagi mereka yang mampu, baik dari segi materi, kesehatan maupun ilmu. Tidak ada umat Islam yang tidak menginginkan ibadah haji (ke Baitullah). Maka dari itu, banyak umat Islam yang selalu berusaha agar bisa melaksanakan ibadah haji sebagaimana yang diimpikan semua umat Islam.

Perjalanan haji akan dilaksanakan bila memenuhi unsur-unsur

pokok yaitu adanya calon haji yang istitho‟ah secara syariah dan tentunya

memiliki pengetahuan tentang manasik haji serta mampu dalam hal pembiayaan, transportasi, kelengkapan administrasi yaitu dokumen perjalanan untuk izin masuk ke negara Arab Saudi.22

Setiap jamaah haji menginginkan haji yang mabrur. Namun tidak banyak yang memahami dengan benar, apa dan bagaimana haji mabrur tersebut. Haji mabrur dapat dijelaskan sebagai haji yang dapat

20

Maisurih, Manajemen Pelayanan Jamaah Haji Pada Asrama Haji Embarkasi DKI Jakarta Pondok Gede Tahun 2014, h. 30

21

Syaikh Muhammad, Shahih Fiqih wanita: Menurut Al-qur‟an dan As-Sunnah, (Jakarta : AKBARMEDIA, 2009),

22

(31)

disempurnakan segala ketentuan berdasarkan perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW. Meskipun pada hakikatnya bahwa hanya Allah-lah yang menentukan dan mengetahui apakah diterima atau tidaknya haji yang kita tunaikan.23

Dari pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa jamaah haji adalah sekelompok Warga Negara yang beragama Islam dan telah mendaftarkan diri sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dan menyengaja untuk menunaikan ibadah haji ke Baitullah di antaranya ihram, wukuf, thawaf, sa‟i, tahallul dengan niat untuk mendapat ridho Allah SWT.

2. Hukum Haji

Menunaikan ibadah haji adalah wajib bagi orang Islam yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah.

Allah SWT. berfirman:

ۚ اًّيبَس هيَلإ َعاطَتسا نَم تيَبلا ّح سانلا ىََّع هّلَو Artinya : “ Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah,

yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah ”. (Q.S. Ali Imran [3] : 97)24

23

Mudatsir Muslim, Panduan Lengkap Haji dan Umrah, (Jakarta : PT. Borobudur Inspira Nusantara, 2013), h. 138

24

(32)

Berdasarkan Hadits Nabi SAW yang berbunyi:

Artinya: “wahai manusia, sesungguhnya Allah telah mewajibkan haji kepada kalian, maka laksanakanlah. Seorang laki-laki bertanya : apakah setiap tahun wahai Rasulullah? Rasulullah SAW menjawab: jika saya mengatakan “ya” maka harus dilaksanakan (setiap tahun) dan kalian telah memiliki kemampuan (istitho‟a). Haji diwajibkan sekali seumur hidup, dan haji yang dilaksanakan lebih (dari satu kali) adalah sunnat”. (HR.Muslim)

Dapat disimpulkan bahwa kewajiban haji bagi orang Islam yang mampu melaksanakan perjalanan ke Baitullah hanya sekali. Namun, Allah SWT. tidak pernah memaksakan ummatnya menunaikan ibadah haji jika belum mampu.

3. Syarat, Rukun dan Wajib Haji

a. Syarat haji ada lima, yaitu: 1) Islam

(33)

5) Mampu (istitha‟ah) yakni dari segi fisik, materi maupun keamanan.25

Penulis dapat menyimpulkan bahwa jika calon jamaah haji belum memenuhi salah satu syarat-syarat diatas, maka belum wajib untuk melaksananakan ibadah haji artinya tidak ada kewajiban untuk melaksanakan ibadah haji seperti orang gila.

b. Rukun Haji

Rukun haji ada enam, yaitu: 1) Ihram

Ihram adalah berniat untuk menunaikan ibadah haji. 2) Wuquf

Wuquf adalah jamaah berada di Padang Arafah, mulai dari tergelincir matahari pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah.

3) Thawaf

Thawaf juga disebut dengan thawaf ifadah yakni berkeliling

ka‟bah sebanyak tujuh kali.

4) Sa‟i

Sa‟i adalah berjalan atau lari-lari kecil antara bukit Shafa dan

Marwa.

25 Zurinal Z dan Aminuddin, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Lembaga

(34)

5) Tahallul

Tahallul adalah mengakhiri ihram dengan menggunting rambut atau mencukur rambut.

6) Tertib

Tertib yakni berurutan dalam menunaikan rukuk haji tersebut.26 Maka dari itu, penulis menyimpulkan bahwa selama proses pelaksanaan ibadah haji, maka semua rukun-rukun haji diatas tidak boleh ditinggalkan artinya semuanya harus dilaksanakan. Karena apabila salah satu tidak dilaksanakan maka haji dikatakan tidak sah. c. Wajib Haji

Wajib haji yang berkonsekuensi dam, yaitu: 1) Ihram dari miqat (waktu yang ditentukan) 2) Sa‟i antara Shafa dam Marwa

3) Mabit di Muzdalifah pada waktunya, meskipun hanya sesaat setelah wukuf di Arafah.

4) Melempar jamrah (kerikil) setelah hari nahar sebanyak tiga jamrah (jumrah „ula, wustha, dan aqabah) setiap hari.

5) Mabit di Mina 6) Mencukur rambut27

26

Zurinal Z dan Aminuddin, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008)

27

(35)

Penulis menyimpulkan bahwa apabila salah satu wajib haji ditinggalkan atau tidak dilaksanakan maka haji tetap sah, akan tetapi diwajibkan membayar dam (denda).

4. Hikmah Haji

Setiap syariat tentunya memiliki hikmah-hikmah tertentu. Hikmah adalah mengetahui keunggulan sesuatu melalui ilmu pengetahuan, bijaksana, dan sesuatu yang tergantung kepadanya akibat sesuatu yang terpuji. Hikmah juga merupakan suatu motivasi dalam persyari‟atan hukum dalam rangka pencapaian suatu kemaslahatan atau menolak suatu kerusakan.

Setelah melaksanakan syarat, wajib dan rukun haji diantaranya

ihram (niat), wukuf di Padang Arafah, thawaf ifadah, sa‟i, tahallul dan

tertib ada beberapa hikmah haji, adalah sebagai berikut: a. Kepatuhan, yakni patuh terhadap aturan

b. Keikhlasan, yakni tidak mengharap imbalan dan melaksanakan karena Allah SWT.

c. Kedisiplinan, yakni dari segi waktu, sikap dan sebagainya. d. Semangat meraih kehidupan dunia akhirat

e. Mengingat kematian, yakni dorongan untuk selalu melakukan kebaikan

(36)

h. Sampai pada mengenal diri kita, mau kemana dan apa yang dibawa dihadapan Allah SWT kelak.28

Persyariatan ibadah haji yang terwujud melalui berbagai jenis gerakan dan ritual mempunyai beberapa hikmah yang dapat diambil, yaitu:

a. Ibadah haji yang dilakukan dengan niat ikhlas, dan memenuhi ketentuannya, maka Allah menghapuskan dosa yang menunaikannya. b. Melaksanakan ibadah haji dapat memperteguh dan memperbaharui

keimanan dan penolakan terhadap segala bentuk kemusyrikan, baik berupa patung-patung, bintang, bulan dan matahari bahkan segala sesuatu selain Allah SWT.

c. Mempertebal rasa sabar dan meningkatkan ketataan terhadap ajaran-ajaran agama.

d. Meningkatkan rasa syukur yang sedalam-dalamnya atas segala karunia Allah SWT. Kepada hambanya sehingga mempertebal rasa pengabdian kepada-Nya.

e. Haji merupakan kongres tahunan umat Islam yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana memupuk kesatuan dan persatuan umat. Persatuan antara sesama umat Islam melalui haji ini sangat potensial dikembangkan karena semua jamaah haji selama melaksanakan ibadah dilatih dalam suasana dan siatuasi yang sama melalui rangkaian ritual haji. Dengan adanya keseragaman rangkaian

28

(37)

pelaksanaan ibadah haji memberikan pelajaran bahwa umat Islam harus mempunyai visi dan misi yang sama yaitu menegakkan syari‟at Islam.

f. Kesadaran akan nilai-nilai kemanusiaan yang universal dapat dirasakan selama ibadah haji dilakukan. Melalui sarana ibadah haji, terbuka kesempatan seluas-luasnya untuk saling mengenal dan bertukar pikiran yang dibangun atas dasar nilai-nilai kemanusiaan yang universal.

g. Dari segi ekonomi, ibadah haji memberikan manfaat yang besar bagi perkembangan ekonomi umat Islam, baik bagi negara Saudi Arabia maupun negara-negara asal jamaah. Jumlah jamaah haji dari berbagai penjuru Dunia, membuka peluang untuk meningkatkan pendapatan negara-negara Islam.

(38)

pula menggunakan wangi-wangian, bercumbu atau kawin, dan berhias, agar setiap jamaah menyadari bahwa manusia bukan materi semata-mata dan hiasan yang dinilai Allah SWT. Adalah ketakwaan setiap umat Islam. 29

Dari berbagai hikmah haji di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa begitu banyak hikmah yang dapat diambil dalam pelaksanaan ibadah haji. Mengajarkan umat Islam untuk ikhlas, adanya dunia dan akhirat, saling bersatu, saling melindungi, dan saling menghargai, karena ibadah haji merupakan ibadah yang mempersatukan umat Islam di seluruh Dunia. Disisi lain, pelaksanaan ibadah haji juga mengajarkan umat Islam untuk menahan hawa nafsu dan tidak melakukan segala sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT, seperti merusak alam, membunuh binatang yang tidak bersalah dan sebagainya. Namun, bukan berarti setelah pasca haji bisa melakukan hal itu kembali, akan tetapi bagaimana umat Islam ketika tiba di Tanah Air kembali akan tetap bertawakkal kepada Allah SWT dan menjadi haji yang mabrur.

29

(39)

29

BAB III

GAMBARAN UMUM KANTOR KEMENTERIAN AGAMA

KOTA JAKARTA SELATAN

A. Profil Umum30

Pada masa reformasi tepatnya pada tahun 1999 akhirnya dimulailah era baru pada penyelenggaraan haji di Indonesia dengan keluarnya UU No. 17 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji. Dengan keluarnya Undang-Undang ini diharapkan Penyelenggaraan Ibadah Haji di Indonesia dapat dilakukan dengan lebih berkualitas. Pasal 5 UU No. 17 Tahun 1999

mengatur bahwa ”Penyelenggaraan ibadah haji bertujuan untuk memberikan

pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang sebaik-baiknya melalui sistem dan manajemen penyelenggaraan yang baik agar pelaksanaan ibadah haji dapat berjalan dengan aman, tertib, lancar, dan nyaman sesuai dengan tuntunan agama serta jamaah haji dapat melaksanakan ibadah secara mandiri

sehingga diperoleh haji mabrur” inilah hal yang dituju dalam Undang

-Undang tersebut dalam hal penyelenggaraan Ibadah Haji, yaitu memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang sebaik-baiknya melalui sistem dan manajemen penyelenggaraan yang baik. Tetapi, dalam Undang-Undang ternyata tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Dari tahun ke tahun tidak ada gerakan pembenahan sistem dan manajemen penyelenggaraan Ibadah Haji yang lebih baik. Hal tersebut

30

(40)

diperparah oleh kejadian pada musim haji tahun 2006 Masehi/1427 Hijriyah dimana terjadi kelaparan pada jamaah haji reguler disebabkan keterlambatan yang amat sangat lama dalam menyediakan dan membawa makanan oleh pihak penyedia katering makanan bagi jamaah haji reguler.

Dengan berbagai pertimbangan diatas UU nomor 17/1999 di revisi dengan UU nomor 13/2008 yang menegaskan bahwa Pemerintah dalam hal ini Depag masih menjadi Operator penyelenggaraan ibadah haji Indonesia.

Hal itu tertuang jelas dalam Pasal 10 ayat (1) yang berbunyi “Pemerintah

sebagai penyelenggara Ibadah Haji berkewajiban mengelola dan melaksanakan Penyelenggaraan Ibadah Haji.

Maka dari itu, seiiring berjalannya waktu berdirilah sebuah Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan yang beralamat di Jl. Buncit Raya No.2 Pejaten Barat, Pasar Minggu, samping Kantor Republika/Pejaten Village yang diresmikan oleh Menteri Agama Republik Indonesia.

B. Visi Misi, Tugas Pokok dan Fungsi Penyelenggara Haji dan Umrah31

Dalam melaksanakan tugas, tentunya ada banyak hal yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

Visi

Terwujudnya masyarakat Kota Jakarta Selatan yang taat beragama, rukun, cerdas, mandiri, dan sejahtera lahir batin.

31

(41)

Misi

Meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji.

1. Tugas Pokok Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah

Melaksanakan pelayanan, bimbingan, pembinaan, dan pengelolaan sistem informasi di bidang penyelenggaraan haji dan umrah berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama.

2. Fungsi Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah

a. Penyiapan kebijakan teknis dan perencanaan di bidang penyelenggaraan haji dan umrah;

b. Pelaksanaan pelayanan, bimbingan, dan pembinaan di bidang pendaftaran, dokumen, akomodasi, transportasi, perlengkapan haji, pengelolaan keuangan haji, pembinaan jemaah haji dan umrah, serta pengelolaan sistem informasi haji; dan

c. Evaluasi dan penyusunan laporan di bidang penyelenggaraan haji dan umrah.

C. Struktur Organisasi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan32

Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan dalam menjalankan sebuah tugas dan fungsi, juga terdapat struktur organisais yang dapat digambarkan sebagai berikut:

32

(42)

Organisasi Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan : 1. Kepala Kantor

2. Subbag Tata Usaha

(43)

D. Struktur Organisasi Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor

Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan33

Mengetahui

Drs. H. Hamidullah AR, M.Sijn

33

File Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan, Tanggal 31 Mei 2016

Kasi PHU

Drs. H. Hamidullah AR M.Si

Pendaftaran dan Pembatalan

1. Husni SH 2. Sri

Purwaningsih SH

3. Feriyanto SE 4. Cecep Mahyudin S.Pd Pembinaan Jamaah, petugas dan KBIH 1. H.Tb. Muhaimin S.Pd 2. Hj. Asiah 3. Dra. Hj.

Luthfiah

Sarana & Informasi

1. Drs. H. Ahmad Kasir 2. Fadilah SEI 3. Riza Fadhly

S.Kom

4. Sonia Melinda SH

5. Ahmad Fikri

Perencanaan & Anggaran

1. Ngatuwasno

S.Sos

2. Vitri Sarastuti

SH

3. Ahadian

(44)

34

BAB IV

PELAYANAN JAMAAH HAJI

KEMENTERIAN AGAMA KOTA JAKARTA SELATAN TAHUN 2015

A. Pelayanan Jamaah Haji Tahun 2015

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada Bab I, di dalamnya terdapat Undang-undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggraan Ibadah Haji dan salah satunya memberikan pelayanan pendaftaran, bimbingan ibadah haji, pelayanan kesehatan, pelayanan transportasi, pelayanan konsumsi, dan perlindungan atau keamanan kepada calon jamaah haji, sehingga para calon jamaah haji dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku atau menurut ajaran agama Islam. Maka dari itu, Kementerian Agama sangat berperan penting dalam memudahkan pelayanan jamaah haji mulai dari pendaftaran sejak awal hingga berangkat dan kembali ke Tanah Air dengan selamat.

(45)

Bentuk pelayanan jamaah haji di Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan adalah sebagai berikut:

1. Pendaftaran

Calon jamaah haji membuka tabungan haji minimal Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah), sesuai dengan penetapan oleh Menteri Agama yaitu Bank BNI Syariah, Bank BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Permata Syariah, Bank CIMB Niaga Syariah, Bank Muamalat Indonesia, Bank Tabungan Negara, dan Bank DKI.

a. Calon jamaah haji wajib datang langsung ke Kantor Kementerian Agama Kota / Kabupaten dengan tidak diwakilkan dan tidak melalui perantara dengan membawa persyaratan KTP dan foto copy KTP sebanyak lima lembar, KK (Kartu Keluarga) dan foto copy KK sebanyak dua lembar, Surat keterangan sehat dokter dan foto copynya sebanyak satu lembar, Buku tabungan dan foto copynya sebanyak satu lembar, Akte kelahiran atau ijazah atau akta nikah dan foto copynya sebanyak dua lembar, dan semua dokumen persyaratan haji di foto copy di atas kertas A4.

(46)

c. Calon jamaah menerima bukti setoran BPIH awal yang tercantum nomor porsi.

d. Calon jamaah haji melapor atau daftar ulang BPIH awal ke Kantor Kementerian Agama Kota / Kabupaten paling lambat 7 (tujuh) hari kerja, dan calon jamaah haji menunggu sampai waktu berangkat sesuai dengan nomor urut porsi.

2. Pendaftaran Pelunasan

Calon jamaah haji melaksanakan pelunasan di Bank setoran BPIH awal, besaran biaya sesuai dengan Peraturan Presiden di tahun berjalan. a. Calon jamaah haji kembali melapor atau daftar ulang BPIH lunas ke

Kantor Kementerian Agama Kota / Kabupaten dengan membawa bukti setoran BPIH lunas, surat kesehatan yang dikeluarkan oleh Puskesmas Kecamatan, dan foto copy KTP 3 lembar.

b. Calon jamaah haji yang sudah tercantum keberangkatan haji di tahun keberangkatan harus memiliki paspor.

c. Pembuatan paspor di Kantor Imigrasi Kota, dengan syarat membawa foto copy KTP dan KK, dan foto copy Akte Kelahiran / Ijazah / Surat Nikah.34

Calon jamaah haji ke Bank membuka tabungan dan menyetor kurang lebih Rp. 20.000.000-, sekaligus mendaftarkan diri untuk mendapatkan nomor porsi. Setelah mendapatkan nomor porsi calon jamaah ke Kantor Kementerian Agama dengan membawa nomor porsi

34

(47)

tersebut dan menungggu panggilan berdasarkan kuota. Kemudian calon jamaah haji melakukan pelunasan kurang lebih Rp. 14.000.000-, dan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya memang lebih murah di tahun 2015 karena salah satunya ongkos naik haji sedang turun pada tahun tersebut. Pelayanan yang diberikan oleh Kantor Kementeian Agama Kota Jakarta Selatan sangat baik dan sangat banyak membantu jamaah haji.35

Berdasarkan pengamatan penulis, bahwa Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan telah memberikan pelayanan administrasi kepada jamaah haji dengan cukup baik.

3. Bimbingan Manasik Haji

a. Bimbingan manasik haji tahun 2015 tingkat Kabupaten/Kota dengan jumlah pertemuan sebanyak 2 (dua) kali dan materinya adalah sebagai berikut:

1) Kebijakan pemerintah dalam penyelenggaraan ibadah haji dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman jamaah haji terhadap kewajiban pemerintah dalam memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan terhadap jamaah. Sedangkan pokok bahasannya adalah tanggung jawab pemerintah dalam penyelenggaraan haji dan bentuk pembinaan, pelayanan, dan perlindungan bagi jamaah haji di tanah air dan Arab Saudi

35

(48)

2) Kebijakan teknis pelayanan kesehatan jamaah haji dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang kebijakan pemerintah tentang kesehatan jamaah haji. Sedangkan pokok bahasannya adalah pelayanan kesehatan terhadap jamaah haji sebelum keberangkatan dari Tanah air, pelayanan kesehatan terhadap jamaah haji selama di penerbangan dan pelayanan kesehatan di Arab Saudi

3) Bimbingan perjalanan haji dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman jamaah haji terhadap proses perjalanan ibadah haji. Sedangkan pokok bahasannya adalah proses perjalana menuju Asrama Haji / transit, proses perjalanan dari Asrama Haji ke Embarkasi / Debarkasi, proses perjalanan haji sejak dari Tanah Air, selama di Arab Saudi hingga kembali ke daerah asal dan kegiatan shalat Arba‟in dan ziarah.

4) Keselamatan penerbangan dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman jamaah haji terhadap ketentuan dan larangan untuk keselamatan dalam penerbangan. Sedangkan pokok bahasannya adalah aturan dan tata tertib penerbangan, larangan dalam penerbangan, ketentuan tentang keselamatan penerbangan yaitu tas koper bagasi 32 kg, tas tentengan 7 kg dan tas paspor / dokumen.

(49)

pentingnya organisasi kloter. Sedangkan pokok bahasannya adalah tugas dan fungsi karu / karom, pembentukan karu dan karom, dan peran karu dan karom dalam kloter.

6) Hikmah haji dan pelestarian haji mabrur dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman jamaah haji terhadap hikmah dan upaya melestarikan kemabruran haji. Sedangkan pokok bahasannya adalah hikmah menunaikan ibadah haji, nilai dan ciri-ciri kemabruran ibadah haji dan haji mabrur dan pembentukan karakter bangsa.

b. Bimbingan manasik haji tahun 2015 tingkat Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan dengan jumlah pertemuan sebanyak 4 (empat) kali dan materinya adalah sebagai berikut:

(50)

2) Bimbingan pelaksanaan ibadah haji / umrah dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan jamaah haji tentang tata cara pelaksanaan ibadah haji dan umrah. Sedangkan pokok bahasannya adalah miqat, pakaian ihram dan shalat sunnah ihram, niat dan bacaan talbiyah, thawaf, sa‟i, tahallul dan larangan-larangan selama ihram

3) Bimbingan pelaksanaan ibadah umrah dengan tujuan untuk meningkatkan meningkatkan keterampilan jamaah haji dalam mempraktekkan pelaksanaan umrah. Sedangkan pokok bahasannya adalah ihram / Miqot, praktik memakai pakaian ihram, praktik niat dan shalat sunnah ihram, praktik tawaf, praktik sa‟i dan praktik tahallul.

4) Bimbingan pelaksanaan ibadah haji / manasik haji dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan jamaah tentang tata cara / urutan pelaksanaan manasik haji. Sedangkan pokok bahasannya adalah ihram / Miqot, wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, mabit di Mina, melontar jumrah, thawaf ifadah, tahallul awal dan tahallul tsani dan nafar awal dan nafar tsani. 5) Bimbingan pelaksanaan ibadah haji / manasik haji dengan

(51)

jumrah, praktik tawaf ifadah dan praktik tahallul / memotong rambut.

6) Ibadah dan kegiatan selama di Pesawat dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan jamaah haji tentang tata cara pelaksaan ibadah di pesawat dan menjaga keselamatan penerbangan. Sedangkan pokok bahasannya adalah bersuci / tayamum di Pesawat, shalat di Pesawat, membaca Al-Qur‟an,

dzikir dan do‟a, memanfaatkan fasilitas selama di Pesawat dan

menjaga keselamatan penerbangan.

7) Hak dan kewajiban jamaah dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman jamaah haji terhadap hak dan kewajibannya selama di Tanah Air dan Arab Saudi. Sedangkan pokok bahasannya adalah hak jamaah haji yaitu memperoleh bimbingan manasik dan memperoleh pelayanan dokumen, akomodasi, transportasi, konsumsi dan pelayanan kesehatan selama di Tanah Air dan Arab Saudi. Adapun kewajiban jamaah haji yaitu mematuhi tata tertib dan aturan-aturan tentang penyelenggara haji dan menjaga nama baik Bangsa dan Negara selama di Arab Saudi.

(52)

Saudi, tata cara bergaul dengan sesama jamaah haji, dan sosial budaya di Arab Saudi.36

c. Pembimbing manasik haji pada KUA dalam lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan tahun 201537

No Nama Jabatan Kecamatan

1 2

H. Fatullah, S.Ag

Hj. Neneng kamalia, S.Ag

Kepala Seksi Syariah

Penyuluh Agama Ahli Muda

Kebayoran Baru Kebayoran Baru 1

2

Hj. Masrifah, S.Ag

Drs. H. Abdul Kholil, MPd

Pelaksanaan pada KUA Guru Agama MAN 13

Mampang Prapatan Mampang Prapatan 1

2

H. Ahmad Sulaeman, S.Ag Dra. Hj. Raudhatul Jannah, M. Ag

Pelaksana pada Seksi PHU Guru Agama MA Nurul Amanah

Jagakarsa Jagakarsa

1 2

H. Saiful Amri, S.Ag Hj. Saidah, MA

Penyuluh Agama Ahli Muda Penyuluh Agama Ahli Muda

Pesanggrahan Pesanggrahan 1

2

Dra. Hj. Siti Pahriyah H. Rizhy Firmansyah, Lc

Penyuluh Agama Ahli Muda Pelaksanan Syariah

Kebayoran Lama Kebayoran Lama 1

2

Drs. H. Amin Daulay, MA Drs. H. Sulaeman, M.Ag

Kasi Kemesjidan Kanwil DKI Pengawas Madya

Pancoran Pancoran 1

2

Drs. H. Moh. Amin, M.Ag H. Saiful Bahri, S.Ag

Pengawas Madya Guru Agama MTs N 1

Tebet Tebet

36

Wawancara dengan Bapak Tb. Muhaimin, karyawan di Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan, Tanggal 7 Juni 2016

37

(53)

1 2

H. Burhanuddin, S.Ag H.Nana Ali Syahbana, S.Ag

Penyuluh Agama Ahli Muda Penyuluh Agama Ahli Muda

Pasar Minggu Pasar Minggu

Manasik haji di tingkat Kota / Kabupaten dan di tingkat (KUA) Kecamatan hanya dilakukan beberapa kali karena di yayasan sendiripun melaksanakan manasik haji yang dilaksanakan kurang lebih 12 (dua belas) kali. Adapun pelaksanaan manasik di Pondok Gede dengan beberapa materi praktik seperti ihram, thawaf, sa‟i dan sebagainya. Materi yang disampaikan pada saat manasik sangat baik dan semuanya dapat diaplikasikan mulai dari keberangkatan hingga sampai di Arab Saudi maupun pada saat pelaksanaan ibadah haji.38

Penulis dapat menyimpulkan bahwa dengan bimbingan manasik haji tersebut, jamaah haji akan lebih terarah terutama bagi calon jamaah haji yang memang masih awam dan baru pertama kali naik pesawat atau ke Luar Negeri. Sehingga calon jamaah haji tentunya tidak melanggar aturan-aturan yang telah ditentukan dan memahami tata cara pelaksanaan ibadah haji, mulai di tanah air sampai di Arab Saudi dan kembali ke daerah asal dengan aman dan selamat.

38

(54)

4. Pelayanan Kesehatan

Pemeriksaaan kesehatan calon jamaaah haji dilakukan oleh dokter di Puskesmas Kecamatan sesuai dengan domisili calon jamaah. Pemeriksaan calon jamaah dilakukan secara keseluruhan, seperti pemeriksaan lab, rongen dan sebagainya. Calon jamaah haji pun rutin setiap hari jumat melaksanakan senam dan diharuskan untuk suntik meningitis terlebih dahulu sebelum keberangkatan.39

Pelayanan kesehatan yang diberikan di Puskesmas adalah hanya chek up secara keseluruhan, kecuali yang mempunyai penyakit khusus maka ditangani secara serius, dan semuanya berjalan dengan baik. akan tetapi pada saat di Pondok Gede sedikit ada kendala yakni alat bantu untuk chek up tidak stabil sehingga ketika pemeriksaan berjalan, hasilnya terkadang berbeda dengan chek up sebelumnya, jadi sekiranya menggunakan alat yang benar-benar bagus sehingga hasilnya pun lebih akurat. Begitupun dengan pelayanan kesehatan di Arab Saudi bahwa dalam satu hotel hanya memiliki satu area khusus pelayanan kesehatan sehingga tidak begitu efektif.40

Maka dari itu, penulis dapat menyimpulkan bahwa pelayanan kesehatan sangat penting bagi calon jamaah haji, seperti pemeriksaan rutin, terutama yang mempunyai penyakit khusus sehingga daya tahan tubuh calon jamaah tetap kuat dan dapat melaksanakan ibadah hajinya dengan baik dan khusyuk.

39

Wawancara dengan Ibu Hj. Sutji, Jamaah Haji 2015, Tanggal 08 Juni 2016

40

(55)

5. Pelayanan Transportasi

Pelaksanaan transportasi jamaah haji di Arab Saudi di bawah koordinasi dan tanggung jawab Menteri Agama.

a. Transportasi udara yakni dimulai dari Tanah Air sampai ke Arab Saudi (Jeddah, Mekkah dan Madinah)

b. Transportasi darat yakni bus angkutan jamaah haji dari embarkasi ke Bandara Jakarta kemudian dari Arab Saudi ke Mekkah, dari Mekkah ke Armina, dari Armina ke Mekkah, dari Mekkah ke Madinah dan dari Madinah ke Bandara kemudian sampai di Bandara Jakarta ke embarkasi di Tanah Air.41

Adapun transportasi di Mekkah selama 24 (dua puluh empat) jam dan memuaskan dan sangat luar biasa. Namun terkadang alur jalan terlalu lama walaupun sebenarnya dekat dikarenakan berputar-putar dan macet, akan tetapi pelayananan yang diberikan oleh pemerintah cukup baik.42

Dapat disimpulkan bahwa pelayanan transportasi yang diberikan oleh Kementerian Agama cukup baik sehingga calon jamaah haji pun merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. Dengan adanya transportasi yang disediakan maka tentu dapat memudahkan calon jamaah haji dalam beribadah.

41

Wawancara dengan Bapak Hamidullah, Kasi Haji dan Umrah Kementerian Agama Jakarta Selatan, Tan ggal 13 Mei 2016

42

(56)

6. Pelayanan Akomodasi

Akomodasi haji pada umumnya diantaranya:43

a. Pengaturan penerimaan jamaah di asrama embarkasi berdasarkan penjadwalan kloter yang telah ditetapkan dan penempatannya disesuaikan dengan daya tampung di asrama haji tertib berdasarkan Surat Panggilan Masuk Asrama (SPMA).

b. Persyaratan Masuk Asrama Haji

1) Memiliki Surat Panggilan Masuk Asrama (SPMA) dilengkapi tanda setor lunas BPIH lembar keempat warna biru.

2) Calon jamaah harus masuk asrama sesuai dengan jadwal (hari, tanggal dan jam) yang tercantum dalam Surat Panggilan Masuk Asrama (SPMA).

3) Petugas kloter diharuskan masuk ke asrama haji bersama dengan kloternya dan membawa SPMA serta melapor ke PPIH setempat: a) Apabila petugas kloter berasal dari daerah yang sama dengan kloternya diharuskan berangkat bersama dengan kloternya dari Daerah Tingkat I.

b) Apabila petugas berasal tidak sama dengan kloternya, maka petugas kloter tersebut harus menunggu kloternya di tempat penerimaan di embarkasi masing-masing pada hari dan jam yang sama.

43

Kementerian Agama RI Direktorat Jendral penyelenggara Haji dan Umrah,

(57)

Adapun akomodasi yang diberikan di Kementerian Agama Jakarta Selatan adalah sebagai berikut:

a. Akomodasi di Tanah Air : Asrama Haji (Masing-masing Embarkasi)

b. Akomodasi Arab Saudi :

Mekkah : Hotel setaraf bintang tiga (***) Madinah : Hotel setaraf bintang tiga (***) Arafah Mina : Dalam Tenda44

Fasilitas yang diberikan kepada jamaah cukup baik seperti Hotel yaitu satu kamar dan isinya empat orang yang dilengkapi dengan kulkas, tv dan sebagainya. Bus juga selalu tepat waktu misalnya dari King Abdul Aziz ke Mekkah kemudian ke Madinah. Selama di Mekkah disediakan transportasi umum 24 jam seperti dari hotel ke Masjidil Haram sehingga jamaah yang ingin melaksanakan ibadah rutin dapat terlaksana.45

Dapat disimpulakan bahwa akomodasi yang diberikan Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan kepada calon jamaah haji dengan fasilitas cukup baik dan tidak membuat calon jamaah haji terlantar begitu saja sehingga dapat melaksanakan ibadah hajinya dengan khusyuk.

44

Wawancara dengan Bapak Hamidullah, Kasi Haji dan Umrah Kementerian Agama Jakarta Selatan, Tan ggal 13 Mei 2016

45

(58)

7. Pelayanan Konsumsi

a. Konsumsi di Tanah Air yakni di Asrama Haji

b. Konsumsi Arab Saudi yakni di Madinah sebanyak dua kali makan (siang dan malam) selama 8 hari dan sarapan pagi. Mekkah sebanyak dua kali makan (siang dan malam) selama 15 hari dan tidak ada sarapan pagi.Arafah Mina sebanyak tiga kali makan (pagi, siang dan malam) selama 5 hari.46

Adapun konsumsi pada saat di Mekkah dan Madinah sedikit berbeda karena di Mekkah rata-rata orang asing yang masak sedangkan di Madinah makanannya seperti di Indonesia sendiri, disatu sisi selera orang Indonesia dengan orang Arab Saudi memang berbeda. Akan tetapi penyajian makanannya selalu rutin dan tepat waktu dan jamaah haji tidak pernah kelaparan menunggu makanan datang. 47

Penulis dapat menyimpulkan bahwa pelayanan konsumsi yang diberikan Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan kepada calon jamaah haji baik di tanah air maupun di tanah suci, selalu membagikan makanan dengan rutin dan tepat waktu sehingga calon jamaah haji tidak kelaparan menunggu makanan tersebut.

46

Wawancara dengan Bapak Hamidullah, Kasi Haji dan Umrah Kementerian Agama Jakarta Selatan, Tan ggal 13 Mei 2016

47

(59)

8. Keamanan atau Perlindungan

Kementerian Agama berkewajiban untuk memberikan pelayanan keamanan dan perlindungan kepada calon jamaah haji khususnya perlindungan keamanan asuransi48. Agar supaya calon jamaah dapat melaksanakan ibadah hajinya dengan lancar dan aman. Keamanan dan perlindungan dilakukan selama perjalanan dan dalam pelaksanaan ibadah haji.

B. Tantangan dan Harapan dalam Pelaksanaan Pelayanan Ibadah Haji

Adapun tantangan dan harapan Kementerian Agama Jakarta Selatan adalah sebagai berikut:49

1. Tantangan

a. Hampir semua calon jamaah haji adalah orang yang pertama kali naik haji dan pertama kali ke luar negeri dengan jarak yang cukup panjang atau jauh sehingga mereka awam segala-galanya.

b. Calon jamaah haji yang sudah berumur dan sulit untuk bepergian jauh seperti ziarah dan sebagainya.

c. Daftar tunggu terlalu lama sehingga calon jamaah kurang sabar menunggu bertahun-tahun bahkan puluhan tahun.

48

Wawancara dengan Bapak Hamidullah, Kasi Haji dan Umrah Kementerian Agama Jakarta Selatan, Tan ggal 13 Mei 2016

49

(60)

2. Harapan

a. Agar pemerintah lebih banyak memberikan pembinaan kepada calon jamaah dengan cara meningkatkan jumlah frekuensi pembinaan. Misalnya, sampai dengan 15 (lima belas) kali pertemuan di tingkat Kecamatan dan tiga sampai lima kali di tingkat Kota.

b. Agar pemerintah bisa menetapkan BPIH lebih awal, sehingga calon jamaah haji bisa lebih mempersiapkan diri secara maksimal.

c. Agar pemerintah dapat mengatur kembali daftar tunggu keberangkatan calon jamaah haji.

Dengan adanya tantangan dan harapan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa jamaah yang sudah lanjut usia maupun pertama kali naik pesawat ataupun pertama kali bepergian jauh agar supaya pemerintah dapat meningkatkan pelayanan ataupun pembinaan semaksimal mungkin terhadap calon jamaah haji tersebut.

C. Standar Pelayanan Jamaah Haji

Pelayanan yang baik dan kepuasaan jamaah haji merupakan tujuan utama suatu lembaga karena tanpa jamaah maka lembaga tersebut tidak akan ada. Sehingga kesetiaan diperoleh melalui kepuasan yang diterima seiring berjalannya waktu. Oleh sebab itu, pelayanan merupakan salah satu faktor kunci untuk keberhasilan suatu lembaga.

(61)

manasik haji, kesehatan, transportasi, akomodasi, konsumsi, dan perlindungan atau keamanan adalah sebagai berikut:

1. Pendaftaran, yakni setiap warga negara yang akan menunaikan ibadah haji diwajibkan untuk mendaftarkan diri ke Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.

2. Bimbingan manasik haji, yaitu dilaksanakan di tingkat Kabupaten / Kota dan di tiingkat KUA Kecamatan.

3. Pelayanan kesehatan yakni pelayanan yang diberikan kepada calon jamaah haji mulai dari sebelum keberangkatan hingga berada di Arab Saudi menjadi tanggung jawab dokter yang telah ditentukan.

4. Pelayanan transportasi, yakni pelayanan yang diberikan kepada calon jamaah haji dari awal keberangkatan sampai kembali ke tanah air yang menjadi tanggung jawab Menteri Agama.

5. Pelayanan akomodasi yakni Kementerian Agama berkewajiban menyediakan akomodasi kepada jamaah di Asrama Haji Embarkasi dan Arab Saudi. Akomodasi jamaah haji di Arab Saudi meliputi pemondokan di Mekkah, Madinah dan Arafah Mina.

6. Pelayanan konsumsi, yakni Kementerian Agama berkewajiban menyediakan konsumsi kepada jamaah haji di Asrama Haji Embarkasi dan Arab Saudi. Penyediaan konsumsi jamaah haji di Arab Saudi diberikan di Mekkah, Madinah, dan Arafah Mina.

7. Perlindungan atau keamanan

(62)

D. Analisis Pelayanan Jamaah Haji

No Bentuk-bentuk Pelayanan

Kementerian Agama Jakarta Selatan

Evaluasi Pelayanan Jamaah Haji 1. Pendaftaran

Awal

Calon jamaah haji membuka tabungan ke bank yang telah ditentukan oleh Menteri Agama kemudian datang ke Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan membawa persyaratan yang telah ditentukan setelah itu kembali ke Bank menyerahkan SPPH dan foto 3x4 sebanyak lima lembar dan mentransfer dana ke rekening Kementerian Agama. Selanjutnya jamaah menerima bukti setoran BPIH awal dan nomor porsi dan daftar ulang BPIH awal ke Kementerian Agama Jakarta Selatan dan menunggu sampai berangkat sesuai nomor porsi

Calon jamaah haji ketika melakukan pendaftaran awal, tidak pernah ada kendala apapun dan semua berjalan dengan lancar sesuai yang diinginkan.

2. Pendafataran Pelunasan

Calon jamaah haji kembali melapor BPIH lunas ke Kementerian Agama Jakarta Selatan dengan membawa bukti setoran BPIH lunas dan surat kesehatan yang dikeluarkan oleh Puskesmas dan foto copy KTP sebanyak tiga lembar, setelah itu ketika sudah tercantum ditahun keberangkatan maka harus memiliki paspor dan pembuatan paspor dilakuka di Kantor Imigrasi Kota.

Calon jamaah haji ketika melakukan pendaftaran

pelunasan, tidak pernah ada kendala karena calon jamaah

melaksanakan aturan atau membawa

(63)

3. Bimbingan Manasik

Tingkat Kabupaten/Kota dengan jumlah pertemuan sebanyak 2 (dua) kali dengan materi kebijakan pemerintah dalam penyelenggaraan ibadah haji, kebijakan teknis pelayanan kesehatan j

Gambar

Gambaran umum tentang Kementerian Agama Kota Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui: (1) perkembangan usaha kelompok baik dari segi usaha maupun dari aspek finansial kelompok usaha; (2) produktivitas

Hal yang diajukan oleh peneliti adalah berupa saran-saran dan keterbatasan yang ada,demi untuk perbaikan dimasa yang akan datang.Penelitian ini adalah penelitian

Al-Saleh, I.A., Billedo, G., El-Doush, I.I., 2006, Levels of selenium, DL-a- tocopherol, DL-g-tocopherol, all-trans-retinol, thymoquinone and thymol in different brands of

Penulis menggunakan konsep strategi politik untuk menganalisa pola pergerakan dari kader-kader HTI pasca pembubaran oleh pemerintah, dikarenakan HTI merupakan organisasi

Berdasarkan uraian di atas maka diambil judul artikel “Perancangan Multimedia Interaktif Tentang Kesenian Jaranan Turangga Yaksa Sebagai Media Pembelajaran di SDN 3

Penelitian ini dilakukan denga tujuan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara kecerdasan emosional dengan kekerasan dalam pacaran pada siswa kelas XII Bahasa

Variabel pengembangan karier pada PDAM tirta mon pase, menunjukan bahwa pengembangan karier sudah baik hal ini dapat dilihat melalui distribusi frekuensi yang

Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yangmemungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan system sebagai suatu jaringan proses fungsional yang