• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Sistem Pengendalian Interna, Audit Efforrt, Absolute Level of Total Accrual, dan Leverage Terhadap Audit Delay Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Sistem Pengendalian Interna, Audit Efforrt, Absolute Level of Total Accrual, dan Leverage Terhadap Audit Delay Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT

EFFORT, ABSOLUTE LEVEL OF TOTAL ACCRUAL, DAN

LEVERAGE TERHADAP AUDIT DELAY DENGAN UKURAN

PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat - Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Ibrahim Esandika NIM:1112082000013

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

ii

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT

EFFORT, ABSOLUTE LEVEL OF TOTAL ACCRUAL, DAN

LEVERAGE TERHADAP AUDIT DELAY DENGAN UKURAN

PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat - Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Ibrahim Esandika NIM:1112082000013

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

iii

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT

EFFORT, ABSOLUTE LEVEL OF TOTAL ACCRUAL DAN

LEVERAGE TERHADAP AUDIT DELAY DENGAN UKURAN

PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh: Ibrahim Esandika NIM: 1112082000013

Di Bawah Bimbingan Pembimbing

Yulianti, SE.,M.Si. NIP.19820318 201101 2 011

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(4)

iv

Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, Audit

Effort,Absolute Leve of Total Accrual, dan Leverage

terhadap Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini selasa 9 agustus 2016 telah dilaksanakan ujian komprehensif atas mahasiswa/i:

1. Nama : Ibrahim Esandika

2. NIM : 1112082000013

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi :

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka dipastikan bahwa mahasiswa/i tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperole h gelar sarjana ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Syarif Hidayattullah Jakarta.

Jakarta, 9 Agustus 2016

1. Fitri Yani Jalil, SE., M.Sc.

NIP: -

2. Husnul Khotimah,SE.,MS.AK

NIP: - (____________)

(5)

v

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Kamis, 20 Oktober 2016 telah dilakukan Ujian Skripsi atas

mahasiswa/i:

1. Nama : Ibrahim Esandika

2. NIM : 1112082000013

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : Pengaruh Sistem Pengendalian Interna, Audit Efforrt, Absolute Level of Total Accrual, dan Leverage Terhadap

Audit Delay Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa / i

tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 20 Oktober 2016

1. Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA (_________________)

NIP: 19760924 200604 2 002 Ketua

2. Yulianti, SE., M.Si (_________________)

NIP: 19820318 201101 2 011 Sekretaris

3. Reskino, SE., M.Si., Ak., CA (_________________)

NIP: 19740928 200801 2 004 Penguji Ahli

4. Yulianti, SE., M.Si (__________________)

(6)

vi

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ibrahim Esandika

NIM : : 1112082000013

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, September 2016

Yang Menyatakan,

(7)

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Ibrahim Esandika

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 16 Maret 1995

3. Alamat : Jl. Kalimulya, RT 01 RW 03, Depok,

Cilodong

4. Telepon : 087885365845

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SD Islam Amarlilis Tahun 2000-2006

2. SMP Bintara Tahun 2006-2009

3. SMA Bintara Tahun 2009-2012

4. S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012-2017

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Anggota Rohis SMA Bintara

IV. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Djoko Wiyono

(8)

viii

(9)

ix

THE INFLUENCE OF INTERNAL CONTROL SYSTEM, AUDIT EFFORT, ABSOLUTE LEVEL OF TOTAL ACCRUAL, AND LEVERAGE ON AUDIT DELAY WITH COMPANY SIZE AS

MODERATING VARIABLE

ABSTRACT

The purpose of this research was found evidences regarding the influence of internal control system, audit effort, absolute level of total accrual and leverage on audit delay. This also examined whether the company size can make strong or weak the influence of internal control system, audit effort, absolute level of total accrual and leverage on audit delay.

The sample of this research used manufacture industry which listed in Indonesia Stock Exchange during 2013-2015 period. The number of manufacture industries were consisted of 137 companies with 3 years observation. This research based on purposive sampling method. The total of research samples are 147 financial statements. Hypothesis in this research are tested by multiple regression analysis and MRA (Moderated Regression Analysis).

The results of this research indicated that internal control system, absolute level of total accrual and leverage did not give influence to audit delay. Audit effort give influence to audit delay. This research did not found envidence that interaction between internal control system and company size gave influence to audit delay as well as the interaction between absolute level of total accrual and company size did not give influence to audit delay, and the interaction between leverage and company size did not give influence to audit delay. This reasearch did found envidence that interaction between audit effort and company size gave influence to audit delay.

(10)

x

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, AUDIT

EFFORT, ABSOLUTE LEVEL OF TOTAL ACCRUAL DAN

LEVERAGE TERHADAP AUDIT DELAY DENGAN UKURAN

PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti mengenai pengaruh sistem pengendalian internal, audit effort, absolute level of total accrual dan leverage

terhadap audit delay. Penelitian ini juga menguji apakah ukuran perusahaan dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh sistem pengendalian internal, audit effort, absolute level of total accrual dan leverage terhadap audit delay.

Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2013-2015. Jumlah perusahaan manufakt ur yang dijadikan sampel penelitian adalah 137 perusahaan dengan pengamatan selama 3 tahun. Penelitian ini berdasarkan purposive sampling. Total sampel penelitian ini adalah 147 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelit ia n ini menggunakan teknik analisis regresi berganda dan MRA (Moderated Regression Analysis).

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sistem pengendalian interna l,

absolute level of total accrual dan leverage tidak berpengaruh terhadap audit delay.

Audit effort berpengaruh terhadap audit delay. Penelitian ini tidak menemuka n bukti bahwa interaksi antara sistem pengendalian internal dengan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay sama halnya dengan interaksi antara

absolute level of total accrual dengan ukuran perusahaan terhadap audit delay, dan interaksi antara leverage dengan ukuran perusahaan terhadap audit delay. Penelit ia n ini menemukan bukti mengenai interaksi antara audit effort dengan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay.

(11)

xi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Pengaruh Sistem Pengendalian Internal , Audit Effort, Absolute

Level Of Total Accrual dan Leverage terhadap Audit Delay dengan Ukuran

Perusahaan sebagai Variabel Moderasi” dengan lancar. Shalwat serta salam

senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, teladan bagi setiap

manusia di bumi Allah.

Skripsi ini merupakan tugas yang diselesaikan sebagai syarat guna meraih

gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada

semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu

tersusunnya skripsi ini terutama kepada:

1. Kedua orang tua (Mami dan Bapak) yang selalu mendukung penulis dalam hal

pendidikan.

2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Yessy Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan

Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Yulianti, SE., M.Si selaku dosen pembimbing yang bersedia meluangka n

waktu, serta dengan sabar memberikan pengarahan dan bimbingan dalam

penulisan skrispsi ini.

6. Seluruh staf pengajar dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah banyak memberikan bantuan kepada penulis.

7. Teman-teman Forum Komunikasi Akuntansi (Forkast) 2012 yang banyak

(12)

xii

8. Teman-teman KKN Bebas yang telah bersamasama melewati sebulan KKN

penuh kebersamaan.

9. Teman-teman sahabat selama di kampus. Terima kasih atas setiap waktu

terbaik yang pernah kita lewati. Semoga Allah memberikan satu jalan kepada

kita, jalan kesuksesan.

Akhir kata, penulis sadar bahwa skripsi ini masih perlu banyak saran dan

masukan yang membangun dari para pembaca. Penulis berharap semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Depok, September 2016

(13)

xiii

DAFTAR ISI COVER

COVER DALAM ... ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI...v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KAR YA ILMIAH ... vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP... viii

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 14

A. Teori yang berkenaan dengan variabel yag diambil ... 14

1. Teori Agensi (Agency Theory) ... 14

2. Teori Sinyal (Signalling Theory) ... 15

3. Audit Delay ... 16

4. Sistem Pengendalian Internal... 17

5. Audit Effort... 20

6. Absolute Level of Total Accrual... 21

7. Leverage... 23

8. Ukuran Perusahaan ... 24

(14)

xiv

C. Kerangka Pemikiran ... 30

D. Perumusan Hipotesis... 31

1. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal terhadap Audit Delay... 31

2. Pengaruh Audit Effort terhadap Audit Delay ... 31

3. Pengaruh absolute level of total accrual terhadap audit delay ... 32

4. Pengaruh leverage terhadap audit delay ... 33

5. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal dengan Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan sebagi Moderasi ... 34

6.Pengaruh Audit Effort terhadap Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan sebagai Moderasi... 35

7. Pengaruh Absolute Level of Total Accrual terhadap Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan sebagai Moderasi... 36

8. Pengaruh Leverage terhadap Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan sebagai Moderasi... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 39

A. Ruang Lingkup Penelitian... 39

B. Metode Penentuan Sampel... 39

C. Metode Pengumpulan Data ... 40

D. Metode Analisis Data... 41

1. Analisis Statistik Deskriptif ... 41

2. Uji Asumsi Klasik ... 41

3. Koefisien Determinasi (Adj R2) ... 44

4. Uji Hipotesis ... 44

5. Moderated Regression Analysis (MRA)... 45

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 47

1. Variabel Bebas ... 47

2. Variabel Terikat ... 49

3. Variabel Pemoderasi ... 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 54

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 54

(15)

xv

1. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 55

2. Hasil Statistik Deskriptif ... 62

3. Hasil Koefisien Determinasi (R2) ... 64

4. Hasil Uji Hipotesis ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

A. Kesimpulan ... 77

B. Saran... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 79

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Jumlah Perusahaan Terdaftar di BEI yang terlambat Menyampaikan

Laporan Keuangan Periode 2010-2014...4

Tabel 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu...26

Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel...51

Tabel 4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian...54

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas: Kolmogorov Smirnov dengan 312 Sampel...56

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov Smirnov...57

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikoloniaritas dengan Uji VIF...59

Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskesdasitas dengan Uji Glejser...60

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi:Run Test...62

Tabel 4.7 Statatistik Deskriptif...63

Tabel 4.8 Hasil Koefisien Determinasi...65

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Skema Kerangka Pemikiran...30

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas dengan grafik Histogram...58

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas dengan P-Plot...58

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Perusahaan Maufaktur yang Menjadi Sampel...84

Lampiran 2 Hasil Perhitungan...86

(19)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan merupakan sarana utama yang digunakan oleh

perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan perusahaan kepada pihak

luar. Menurut Baridwan (2004: 17), laporan keuangan adalah ringkasan proses

pencatatan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun

buku yang bersangkutan.

Tujuan laporan keuangan adalah sebagai media bagi perusahaan untuk

mengkomunikasikan berbagai informasi dan pengukuran secara ekonomis

mengenai kinerja keuangan perusahaan, perubahan posisi keuangan, arus kas

serta sumber daya yang dimiliki perusahaan kepada berbagai pihak yang

mempunyai kepentingan terhadap informasi tersebut. Laporan keuangan

sebaiknya dibuat dan dipublikasikan sesegera mungkin agar tidak

mempengaruhi kapasitasnya dalam mempengaruhi pengambilan keputusan

para pemakainya. Perusahaan diharapkan untuk tidak menunda penyajia n

laporan keuangan yang dapat menyebabkan manfaat informas i disajikan

menjadi berkurang (Sa’adah, 2013).

Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan laporan audit

(timeliness) merupakan syarat utama bagi peningkatan harga pasar saham perusahaan-perusahaan go public. Timeliness adalah karakteristik yang penting dalam sistem informasi akuntansi, karena ketepatan waktu penyampaia n

(20)

2 keputusan. Audit delay dapat mempengaruhi ketepatan waktu informas i laporan keuangan dikeluarkan (Asthon, 1987). Maka dari itu audit delay

merupakan determinan yang penting dalam penelitian yang berhubunga n

dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan atau timeliness

(Givoly dan Palmon, 1982). Ketepatan waktu penyampaian laporan keuagan

merupakan bagaian terpenting dalam fungsi dari capital market, selain itu dapat mengurangi asimetri informasi dan mempertajam pengambilan keputusan yang

lebih efektif.

Menurut Givoly dan Palmon (1982) Informasi yang diperlukan oleh

pihak-pihak yang berkepentingan dapat bermanfaat bilamana disajikan secara

akurat dan tepat pada saat dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan, namun

informasi tidak lagi bermanfaat bila tidak disajikan secara akurat dan tepat

waktu. Nilai dari ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan faktor

penting bagi kemanfaatan laporan keuangan tersebut. Regulator memanda ng

Perlu menentukan suatu regulasi yang mengatur batas waktu penerbitan laporan

keuangan yang harus dipenuhi oleh setiap emiten (Wirakusuma, 2004).

Sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap masyarakat, khususnya

investor dan calon investor perusahaan yang terdaftar di BEI wajib menerbitka n

laporan leuangan pada setiap akhir periode akuntansi. Proses audit yang

dilakukan untuk perusahaan - perusahaan yang go public tidaklah mudah, karena dibutuhkan waktu yang lama, sehingga menyebabkan pengumuma n

laporan keuangan menjadi tertunda. Dalam pelaksanaannya, auditor wajib

(21)

3 menjadi tanggung jawab yang besar untuk auditor agar bekerja secara lebih

profesional sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik, karena auditor

harus memberikan opini atas laporan keuangan tersebut (Mulyadi, 2006).

Semakin cepat informasi laporan keuangan dipublikasikan ke publik,

maka informasi tersebut semakin bermanfaat bagi pengambilan keputusan. Dan

sebaliknya, jika terdapat penundaan yang tidak semestinya, maka informas i

yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya dalam hal pengambilan suatu

keputusan. Oleh karena itu, informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk

dapat digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan-keputus a n

ekonomi (Baridwan, 2011). Berkaitan dengan ketepatan waktu publikas i

laporan keuangan tersebut, Bursa Efek Indonesia (BEI) mewajibka n

perusahaan-perusahaan yang terdaftar untuk menyerahkan laporan keuangan

tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik dalam waktu selambat

-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan

tahunan. Hal tersebut berdasarkan Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampira n

Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor KEP-346/BL/2011 tentang

Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten dan Perusahaan

Publik.

Lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan

tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan audit disebut sebagai audit delay (Lawrence dan Bryan, 1998). BAPEPAM mengenakan sanksi keterlambatan kepada emiten yang terlambat menyampaikan laporan hasil audit

(22)

4 yaitu pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Denda

maksimal yang dikenakan untuk emiten yang terlambat menyampaikan laporan

hasil audit adalah Rp 500.000.000, ketentuan ini diatur sesuai dengan UU R.I

No.8/1995 Bab XIV pasal 102 dan diperjelas dalam PP.No.45/1995 Bab XII

pasal 63. Namun pada kenyataannya, banyak emiten yang terdaftar di BEI tidak

mampu tepat waktu dalam publikasi laporan keuangannya.

Tabel 1. 1 Jumlah Perusahaan Terdaftar di BEI yang terlambat Menyampaikan Laporan Keuangan Periode 2010-2014

Tahun Jumlah perusahaan Persentase

2010 100 -

2011 92 8 % (menurun)

2012 126 36,96 % (meningkat)

2013 162 28,57 %(meningkat)

2014 143 11,73 % (menurun)

Sumber : BEI (2015)

Tabel 1.1 menunjukkan jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI yang

terlambat menyampaikan laporan keuangan pada tahun 2010 berjumlah 100

perusahaan. Pada tahun 2011 terjadi penurunan menjadi 92 perusahaan (turun

sebanyak 8 persen). Selanjutnya pada tahun 2012 perusahaan yang terlambat

menyampaikan laporan keuangan meningkat kembali menjadi 126 perusahaan

(naik sebanyak 36,96 persen). Pada tahun 2013 meningkat lagi menjadi 162

(naik sebanyak 28,57 persen). Terakhir, pada tahun 2014 menurun menjadi 143

(turun sebanyak 11,73 persen). Hal ini dikarenakan adanya berbagai faktor yang

diduga mempengaruhi penyampaian laporan keuangan pada suatu perusahaan.

Untuk mendapatkan laporan akuntan alam rangka audit atas laporan

(23)

5

audit delay. Lamanya proses penyelesaian audit ini dapat mempengar uhi ketepatan waktu perusahaan dalam mempublikasikan laporan keuangan kepada

masyarakat umum dan kepada BAPEPAM. Rentan waktu penyelesaia n

pelaksanaan audit atas laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya

hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas audit

laporan keuangan tahunan perusahaan. Lamanya waktu penyelesaian audit

dihitung mulai dari tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tangga l

diterbitkannya laporan audit disebut audit delay (Dyer & McHugh, 1975). Menurut Lawrence dan Bryan (1998) mendefinisikan audit delay adalah lamanya hari yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan audit

yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya

laporan audit. Sedangkan Menurut Ashton et al. (1987) audit delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit dari akhir tahun fiskal perusahaan sampai

tanggal laporan audit dikeluarkan.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi audit delay. Dalam

penelitian Sa’adah (2013) salah satu faktor yang mempengaruhi audit delay

adalah sistem pengendalian internal. Sistem pengendalian internal adalah

prosedur yang dirancang untuk memberikan kepastian yang layak mengena i

pencapaian tujuan manajemen yang terdiri atas reliabilitas pelaporan keuangan,

efektivitas dan efisiensi operasi, dan ketaatan pada ketentuan hukum dan

peraturan (Arens, 2015). UU Sarbanes- Oxley Section 404, auditor diharuska n

untuk memberikan atestasi mengenai efektivitas pengendalian internal atas

(24)

6 mengeluarkan laporan tentang reliabilitas suatu asersi yang disiapkan pihak

lain. Atestasi berupa audit atas laporan keuangan dan atestasi mengena i

pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Atestasi menghasilk a n

pendapat opini yang dikeluarkan auditor atas efektivitas pengendalian interna l.

Efektivitas pengendalian internal dapat dilihat dari opini audit yang diterima

oleh perusahaan. Perusahaan yang pengendalian internalnya efektif menerima

opini wajar tanpa pengecualian dan perusahaan pengendalian internalnya

kurang efektif menerima opini selain wajar tanpa pengecualian.

Perusahaan yang memiliki sistem pengendalian internal yang baik

dapat mengurangi kesalahan dalam menyajikan laporan keuangan perusahaan,

sehingga memudahkan auditor dalam melakukan pengauditan laporan

keuangan. Lemahnya pengendalian internal memberikan dampak audit delay

yang semakin lama karena auditor membutuhkan sejumlah waktu untuk

mencari bahan bukti yang lengkap dan kompleks untuk mendukung opininya

(Sa’adah, 2013).

Semakin banyak hari yang dihabiskan oleh seorang auditor menamba h

panjang rentan waktu penyampaian laporan hasil audit yang berujung pada

audit delay. Beberapa faktor yang terindikasi menambah panjang hari yang dihabiskan auditor dalam mengaudit sustu entitas, diantaranya adalah audit effort. Menurut penelitian Vuko dan Marko (2014) audit effort diartikan sebagai lamanya waktu yang diperlukan tim audit dalam menyelesaikan pekerjaanya.

Lamanya waktu tersebut banyak dipengaruhi oleh perencanaan audit yang

(25)

7 suatu perusahaan maka semakin rumit dan panjang waktu yang dibutuhkan oleh

seorang audit dalam menyelesaikan tugasnya dengan kata lain ukuran

perusahaan menentukan seberapa besar audit effort yang akan dihasilk a n

(O’Keefe et al., 1994; Palmrose, 1989).

Salah satu pertimbangan dalam tugas audit oleh auditor dalam

mengaudit suatu entitas adalah risiko audit yang akan dihadapi selama proses

pelaksanaan audit berlangsung. Variabel yang cocok untuk mengukur resiko

audit adalah Absolute Level of Total Accrual (Vuko dan Marko, 2014). Total akrual mencerminkan resiko audit yang terdapat pada suatu entitas atau

perusahaan .Argumentasi yang muncul dalam penelitan Francis dan Krishnan

(1999) mengatakan bahwa semakin besar total akrual yang ada maka ancaman

yang tidak menentu mengenai resiko audit akan semakin besar. Total akrual

dapat dihasil dari selisih dari net income dengan operating cash flow lalu hasil dari pengurangan tersebut dibagi oleh total aset yang ada, maka Absolute Level of Total Accrual akan didapat. Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar aset yang dimiliki dan semakin besar pula total akrual yang akan

dihasilkan. Aset yang dimaksud adalah aset yang tidak terdeteksi yang dimilik i

oleh entitas. Besarnya total akrual yang dimiliki perusahaan berpengaruh

terhadap banyaknya aset yang tidak terdeteksi tersebut dan menimbulk a n

masalah going concern (Vuko dan Marko, 2014).

Penelitian yang dilakukan Carslaw dan Kaplan (1991); Bamber et al.

(1993) mengemukakan bahwa leverage berpengaruh terhadap audit delay.

(26)

8 dalam memenuhi liabilitasnya. Terdapat beberapa cara untuk menghitung rasio

leverage, dalam penelitian ini peneliti menggunakan total debt to assets sebagai acuan dalam menghitung rasio leverage karena terdapat hubungan antara kondisi keuangan perusahaan dengan tindakan manajemen. Manajer cenderung

menggunakan manajemen laba dalam mengatasi kondisi keuangan perusahaan

yang memburuk. Hal dapat menambah rentan waktu yang ada dalam audit delay

(Jörg-Markus Hitz et al., 2013).

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya,

menunjukkan hasil yang tidak konsisten antara faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap audit delay. Oleh karena itu, diduga ada variabel yang memoderas i pengaruh faktor- faktor tersebut terhadap audit delay. Menurut Sembiring

(2012), ukuran perusahaan diduga moderasi karena besar kecilnya ukuran

perusahaan sangat mempengaruhi keputusan manajemen dalam menjalank a n

kegiatan operasionalnya, sehingga perusahaan bisa menentukan tingkat

seberapa mudah perusahaan memperoleh dana dari pasar modal. Perusahaan

yang mempunyai aset lebih besar cenderung lebih bebas melakukan kebijakan

apapun. Besar kecilnya ukuran perusahaan juga dipengaruhi oleh kompleksita s

operasional, variabilitas, dan intensitas transaksi perusahaan tersebut yang

tentunya akan berpengaruh terhadap kecepatan dalam menyajikan laporan

keuangan kepada publik. Ukuran perusahaan mencerminkan perusahaan

tersebut agar dapat berkompetisi dengan pesaingnya karena memiliki aktiva

atau aset yang lebih besar. Di samping itu, ukuran perusahaan juga berpengaruh

(27)

9 sehingga perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang lebih besar

cenderung memiliki audit delay yang lebih pendek bila dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang lebih kecil.

Menurut Dyer dan McHugh (1975) mengenai ukuran perusahaan,

perusahaan besar lebih konsisten untuk tepat waktu dibandingkan perusahaan

kecil dalam menginformasikan laporan keuangannya. Pengaruh ini ditunjukk a n

dengan semakin besar nilai aktiva perusahaan maka semakin pendek audit delay

dan sebaliknya. Perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya

lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan karena

manajemen perusahaan berskala besar cenderung diberikan insentif untuk

mengurangi audit delay dikarenakan perusahaan- perusahaan tersebut dimonito r

secara ketat oleh investor dan pemerintah.

Pada penelitian Ashton et al. (1987) dan Pourali, et al. (2013),

Khalatbari, et al. (2013) menunjukkan hasil bahwa ukuran perusahaan

berpengaruh terhadap audit delay. Sementara itu menurut hasil penelit ia n Lianto dan Budi (2010) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak

berpengaruh terhadap audit delay. Dengan hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa, semakin besar ukuran perusahaan berarti memiliki waktu tunda audit

yang sangat pendek atau dapat dikatakan memiliki tingkat ketepatan waktu

yang tinggi dalam menyampaikan laporan keuangan kepada publik.

Dalam penelitian Putra dan I Made (2016) menggunakan variabel

(28)

10 profitabilitas, dan debt equity to ratio sebagi variabel independen untuk menguji pengaruh terhadap audit delay menunjukan hasil bahwa ukuran perusahaan memederasi pengaruh opini auditor tetapi tidak memoderas i

profitabilitas dan debt equity to ratio. Sedangkan dalam penelitian Made dan Gede (2016) menunjukan hasil bahwa ukuran perusahaan tidak mampu

memoderasi pengaruh opini auditor terhadap audit delay.

Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian oleh Vuko

dan Marko (2014) dengan tujuan untuk mempertegas hasil dari penelit ia n

sebelumnya dengan rancangan yang berbeda. Perbedaan yang signifik a n

terhadap penelitian sebelumnya terdapat pada komposisi variabel. Pada

penelitian ini menggabungkan beberapa unsur dari variabel penelitian lain.

Variabel company size atau ukuran perusahaan yang sebelumnya merupakan variabel independen menjadi variabel moderasi. Variabel moderasi ini juga

digunakan dalam peneletian milik Putra dan I Made (2016), dan Miradhi dan

Gede (2016), selain itu terdapat variabel sistem pengendalian internal sebagai

variabel indenpenden yang diambil dari penelitian milik Sa’adah (2013).

Berdasarkan latar belakang dan hasil dari penelitian sebelumnya yang

menunjukan hasil yang berbeda sehingga menarik untuk membuat penelit ia n

yang sama dengan data yang berbeda dan penambahan variabel moderasi.

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul

Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, Audit Effort, Absolute Level of

Total Accrual, dan Leverage terhadap Audit Delay dengan Ukuran

(29)

11

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan yang

hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah sistem pengendalian internal berpengaruh terhadap audit delay ? 2. Apakah audit effort berpengaruh terhadap audit delay ?

3. Apakah absolute level of total accrual berpengaruh terhadap audit delay ? 4. Apakah leverage berpengaruh terhadap audit delay ?

5. Apakah ukuran perusahaan perusahaan memoderasi pengaruh sistem

pengendalian internal terhadap audit delay ?

6. Apakah ukuran perusahaan memoderasi pengaruh audit effort terhadap

audit delay ?

7. Apakah ukuran perushaan memoderasi pengaruh abslute level of total accrual terhadap audit delay ?

8. Apakah ukuran perusahaan memoderasi pengaruh leverage terhadap audit delay ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk hal-hal sebagai

berikut:

a. Untuk mengetahui pengaruh sistem pengendalian internal terhadap

audit delay

(30)

12 c. Untuk mengetahui pengaruh absolute level of total accrual terhadap

audit delay

d. Untuk mengetahui pengaruh leverage terhadap audit delay

e. Untuk mengetahui moderasi ukuran perusahaan terhadap pengaruh

sistem pengendalian internal terhadap audit delay

f. Untuk mengetahui moderasi ukuran perusahaan terhadap pengaruh

audit effort terhadap audit delay

g. Untuk mengetahui moderasi ukuran perusahaan terhadap pengaruh

absolute level of total accrual terhadap audit delay

h. Untuk mengetahui moderasi ukuran perusahaan terhadap pengaruh

leverage terhadap audit delay

2. Manfaat Penelitian

a. Kontribusi Teoritis

1) Memberikan pengetahuan tambahan secara lebih mendalam tentang

ilmu pengauditan, secara khusus terkait wawasan tentang audit delay.

2) Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai

bahan referensi penelitian selanjutnya.

b. Kontribusi Praktis

1) Memberikan informasi kepada perusahaan untuk melihat fenomena

audit delay di dalam sebuah unit perusahaan.

2) Memicu perusahaan untuk lebih mengendalikan faktor-faktor yang

(31)

13 keuangan secara tepat waktu karena perusahaan keuangan cenderung

(32)

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Teori yang berkenaan dengan variabel yag diambil

1. Teori Agensi (Agency Theory)

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa hubungan keagenan

adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan pemegang saham (principal). Hubungan keagenan tersebut terkadang menimbulkan masalah antara manajer dan pemegang saham. Konflik yang terjadi karena manusia

adalah makhluk ekonomi yang mempunyai sifat dasar mementingk a n

kepentingan diri sendiri. Pemegang saham dan manajer memiliki tujuan yang

berbeda dan masing- masing menginginkan tujuan mereka terpenuhi, akibat

yang terjadi adalah munculnya konflik kepentingan. Pemegang saham

menginginkan pengembalian yang lebih besar dan secepat–cepatnya atas

investasi yang mereka tanamkan sedangkan manajer mengingink a n

kepentingannya diakomodasi dengan pemberian kompensasi atau insentif yang

sebesar-besarnya atas kinerjanya dalam menjalankan perusahaan.

Dengan demikian terdapat dua kepentingan yang berbeda di dalam

perusahaan untuk mencapai tingkat kemakmuran yang dikehendaki. Inti dari

teori keagenan adalah pembuatan kontrak yang tepat untuk menyelarask a n

(33)

15 Dalam audit delay dimana terdapat rentang waktu antara pelaporan dan tanggal opini auditor sangat mempengaruhi keputusan baik itu principal

maupun agent, karena pada dasarnya laporan keuangan yang sudah di audit oleh auditor eksternal memilki pengaruh terhadap pengambilan keputusan ekonomi.

Teori agensi menjadi tolak ukur bagaimana manajer dengan pemilik saham

bersikap dalam mengambil keputusan.

2. Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori sinyal menyatakan bahwa adanya kandungan informasi pada

pengumuman suatu informasi yang dapat menjadi sinyal bagi investor dan

pihak potensial lainnya dalam mengambil keputusan ekonomi. Suatu

pengumuman dikatakan mengandung informasi apabila dapat memicu reaksi

pasar, yaitu dapat berupa perubahan harga saham atau abnormal return. Apabila pengumuman tersebut memberikan dampak positif berupa kenaikan harga

saham, maka pengumuman tersebut merupakan sinyal positif. Namun jika

pengumuman tersebut memberikan dampak negatif, maka pengumuma n

tersebut merupakan sinyal negatif. Berdasarkan teori ini maka pengumuma n

laporan keuangan atau laporan audit merupakan informasi yang penting dan

dapat mempengaruhi dalam proses pengambilan keputusan (Scott, 2010).

Manfaat utama teori ini adalah akurasi dan ketepatan waktu penyajia n

laporan keuangan ke publik adalah sinyal dari perusahaan akan adanya

informasi yang bermanfaat dalam kebutuhan untuk pengambilan keputusan dari

(34)

16 harga saham (Wiwik, 2006). Investor dapat mengartikan lamanya audit delay

disebabkan perusahaan memiliki informasi atau berita yang buruk yang

dianggap sebagai sinyal negatif karena tidak segera mempublikasikan laporan

keuangannya, yang akan berakibat pada penurunan harga saham perusahaan.

3. Audit Delay

Menurut Ashton et al. (1987) Audit delay diartikan sebagai rentang waktu antara tanggal pelaporan (fiskal akhir tahun) dan tanggal opini auditor.

Ini merupakan ukuran kuantitatif waktu dan sumber daya yang dihabiska n

untuk proses audit. Namun, kualitas indikatif audit delay untuk tujuan ini terbatas. Pertama, pengukuran audit delay menyiratkan upaya audit yang relatif invarian per hari (Ruhnke dan Au, 1998).

Sedangkan Menurut Dyer & McHugh (1975) definisi audit delay atau audit report lag adalah sebagai berikut:

“Auditors’ report lag is the open interval of number of days from the year end to the date recorded as the opinion signature date in the auditor’s report”.

Artinya audit delay atau audit report lag adalah suatu interval hari dari akhir tahun sampai tanggal penyampaian data penandatangana n opini

Menurut Knechel dan Payne (2001) audit delay atau audit reporting lag

dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

(35)

17 b. Fieldwork lag, yaitu selisih waktu antara dimulainya pekerjaan

lapangan dan saat penyelesaiannya.

c. Reporting lag, yaitu selisih waktu antara saat penyelesaian pekerjaan lapangan dengan tanggal laporan auditor.

Menurut Halim (2000) audit delay didefinisikan sebagai lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga

tanggal diterbitkannya laporan audit. Senada dengan pernyataan Halim, Aryati

(2005) menyebutkan audit delay sebagai rentang waktu penyelesaian laporan audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari yang

dibutuhkan untuk memperoleh laporan keuangan auditor independen atas audit

laporan keuangan perusahaan sejak tanggal tutup buku perusahaan, yaitu per 31

Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen.

Berdasarkan berbagai definisi diatas, pengertian audit delay atau audit report lag adalah suatu interval atau rentan waktu hari dari tanggal dimana perusahaan melakukan penutupan tahun buku sampai diterbitkanya laporan

audit oleh auditor.

4. Sistem Pengendalian Internal

Menurut Arens & Mark S. Beaslev (2015) sistem pengendalian interna l

terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberika n

manajemen kepastian yang layak bahwa perusahaan telah mencapai tujuan dan

sasarannya. Tujuan tersebut terdiri atas: Reliabilitas pelaporan keuangan,

(36)

18 Lima elemen pengendalian internal COSO menurut Arens (2015) :

a. Lingkungan pengedalian

Lingkungan pengendalian terdiri atas tindakan, kebijakan, dan

prosedur yang mencerminkan sikap manajemen puncak, para direktur,

dan pemilik entitas secara keseluruhan. Subelemen yang harus

dipertimbangkan auditor untuk memahami dan menilai lingkunga n

pengendalian:

1. Intregitas dan nilai-nilai etis

2. Komitmen dan kompetensi

3. Partisipasi dewan komisaris atau komite audit

4. Filosofi dan gaya operasi manajemen

5. Kebijakan dan praktik gaya kepemimpinan manusia

b. Penilaian risiko

Penilaian risiko atas pelaporan keuangan adalah tindakan yang

dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko

-risiko yang relavan dengan laporan keuangan yang sesuai dengan

GAAP.

c. Aktivitas pengendalian

Kebijakan dan prosedur, selain yang termasuk dalam komponen

lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikas i,

(37)

19 diperlukan telah diambil untuk menangani risiko guna mencapai tujuan

entitas. Lima jenis aktivitas pengendalian:

1. Pemisahan tugas yang memadai

2. Otorisasi yang tepat atas transaksi dan aktivitas

3. Dokumen yang memadai

4. Pengendalian fisik atas aset dan catatan

5. Pemerikasaan indepen atas kinerja

d. Informasi dan komunikasi

Tujuan sistem informasi dan komunikasi akuntansi dari entitas

adalah untuk memulai, mencatat, memproses, dan melaporkan transaksi

yang dilakukan entitas tersebut serta mempertahankan akuntabilitas aset

terkait. Sistem informasi dan komunikasi akuntansi mempunya i

beberapa subkompenen, yang biasanya terdiri atas kelas-kelas transaksi

seperti penjualan, retur penjualan, penerimaan kas, akuisisi, dan

sebagainya.

e. Pemantauan

Penilaian mutu pengendalian internal secara berkelanjutan atau

periodik oleh manajemen untuk menentukan bahwa pengendalia n

tersebut telah beroperasi seperti yang diharapkan, dan telah dimodifikas i

sesuai dengan perubahan kondisi.

Tanggung jawab auditor untuk memahami pengendalian interna l:

Standar pekerjaan lapangan yang kedua dari GAAS (Arens, 2015) menyataka n

(38)

20 lingkungannya, termasuk pengendalian internalnya, untuk menilai apakah

risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan disebabkan oleh

kekeliruan atau kecurangan, dan untuk merancang sifat, penetapan waktu, dan

luas prosedur audit lebih lanjut”.

Pemahaman pengendalian yang terutama diperhatikan auditor dalam

pengendalian internal (Arens, 2015):

a. Pengedalian atas reliabilitas pelaporan keuangan

b. Pengendalian atas kelas-kelas transaksi

UU Sarbanes-Oxley Section 404 (Arens, 2015) menyatakan auditor

diharuskan untuk memberikan atestasi mengenai efektivitas pengendalia n

internal atas pelaporan keuangan. Atestasi merupakan jasa assurance dimana KAP mengeluarkan laporan tentang reliabilitas suatu asersi yang disiapkan

pihak lain. Atestasi berupa audit atas laporan keuangan dan atestasi mengena i

pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Atestasi menghasilk a n

pendapat opini yang dikeluarkan auditor atas efektivitas pengendalian interna l.

Efektivitas pengendalian internal dapat dilihat dari opini audit yang diterima

oleh perusahaan. Perusahaan yang pengendalian internalnya efektif menerima

opini wajar tanpa pengecualian dan perusahaan pengendalian internalnya

kurang efektif menerima opini selain wajar tanpa pengecualian.

5. Audit Effort

(39)

21 Davidson dan Gist, 1996). Waktu audit mengacu pada jumlah hari yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan proses audit keseluruhan, termasuk

perencanaan audit, fieldwork dan review. Data penelitian di kebanyakan negara diperoleh dari negaranya masing- masing ataupun di luar negara sesuai dari data

apa yang ingin didapat melalui kuisioner yang meliputi proses audit secara

keseluruhan. Audit effort dapat didefinisikan sebagai sebagai log of the product

dari jumlah waktu audit lapangan dan ukuran tim audit.

Ada nilai praktis dan akademis penting dalam mengidentifikasi dan

mengkonfigurasi risiko utama yang mempengaruhi audit effort untuk mengurangi risiko audit dan meningkatkan efisiensi audit dan efektivita s.

Simunic (1980) memandang risiko audit sebagai kerugian pada nilai sekarang

kepada pihak ketiga karena laporan keuangan yang diaudit, dan berpendapat

bahwa investasi dalam sumber daya audit dapat mengurangi risiko.

Houston et al. (1999) memperluas definisi Simunic (1980) untuk risiko

audit, melihatnya sebagai terdiri dari dua bagian: salah saji material yang belum

ditemukan dan immaterial (tidak relevan) salah saji. Mereka berpendapat bahwa auditor harus menilai risiko bisnis dan kemudian menentukan audit effort sesuai dengan itu.

6. Absolute Level of Total Accrual

Total akrual adalah selisih antara laba dan arus kas yang berasal dari

aktivitas operasi. Total akrual dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:

(40)

22 Bagian akrual yang memang sewajarnya ada dalam proses penyusuna n

laporan keuangan, disebut normalaccruals atau nondiscretionary accruals. Nondiscretionary accruals merupakan komponen akrual yang terjadi seiring dengan perubahan dari aktivitas perusahaan. Banyak dari model

estimasi akrual nondiskresioner perusahaan dari level akrual masa lalu

perusahaan sebelum periode ketika tidak terdapat manajemen laba yang

sistematik (Jones, 1991).

b. Discretionary accruals

Bagian akrual yang merupakan manipulasi data akuntansi yang disebut

dengan abnormal accruals atau discretionary accruals. Discretionary accruals merupakan komponen akrual yang berasal dari earnings management yang dilakukan manajer. Akrual diskresioner tidak bisa diobservasi lansung dari laporan keuangan, maka hasus diestimasi melalui

beberap model. Model tersebut membentuk ekspektasi pada level akrual

non diskresioner dan jumlah deviasi yang diobservasi secara aktual, hal ini

diasumsikan sebagai akrual nondiskresioner.Sehingga akrual diskresioner

didefinisikan sebagai akrual melalui model yang digunakan. Apakah ini

proksi yang bagus dan tepat atau tidak untuk manajemen laba atau tidak

akan bergantung pada kemampuan model untuk dengan benar memprediks i

bagaimana perubahan dan kondisi bisnis mempengaruhi akrual. Menurut

(41)

23 Variabel total akrual digunakan sebagai indikator pada resiko bawaan

audit dikarenakan akrual mempunyai risiko yang tinggi terhadap kesahalan dan

memerlukan audit effort yang lebih. Francis dan Krishan (1999) berpendapat bahwa audit dari total akrual yang tinggi pada suatu perusahaan memilik i

ancaman yang tidak menentu dibanding audit yang memiliki total akrual yang

rendah pada suatu perusahaan karena potensi dari estimasi kesalahan dan

kesempatan yang besar dari total akrual yang tinggi di suatu perusahaan yang

memiliki realisasi aset yang tidak terdeteksi dan atau akan masalah going concern terkait dengan tingkat yang lebih tinggi dari total akrual ( Vuko dan Marko 2014).

7. Leverage

Menurut Febrianty (2011) rasio leverage merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi liabilitasnya. Apabila perusahaan memiliki rasio

leverage yang tinggi maka resiko kerugian perusahaan tersebut akan bertambah. Oleh sebab itu, untuk memperoleh keyakinan akan laporan keuangan

perusahaan maka auditor akan meningkatkan kehati-hatiannya sehingga rentang

audit delay akan lebih panjang. Sedangkan menurut Wirakusuma (2004) Rasio

leverage merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang .

Proporsi debt to assets ratio yang tinggi akan meningkatkan kegagalan perusahaan sehingga auditor akan meningkatkan perhatian bahwa ada

(42)

24 yang tinggi memberikan sinyal bahwa perusahaan sedang dalam kesulita n

keuangan. Biasanya perusahaan akan mengurangi resiko dengan memundurk a n

publikasi laporan keuangannya dan mengulur waktu dalam pekerjaan auditnya.

Perusahaan dengan kondisi rasio hutang terhadap modal yang tinggi akan

terlambat dalam penyampaian laporan keuangan, karena waktu yang ada

digunakan untuk menekan debt to total asset ratio serendah-rendahnya (Hassanudin, 2002). variabel ini diukur dengan debt to total assets, dimana pengukurannya dengan membangi total kewajiban dengan total aset.

8. Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan dapat diartikan sebagai suatu skala di mana dapat

diklasifikasikan besar kecil perusahaan dengan berbagai cara antara lain

dinyatakan dalam total aktiva atau aset, nilai pasar saham, dan lain-la i n.

Keputusan ketua Bapepam No. Kep. 11/PM/1997 menyebutkan perusahaan

kecil dan menengah berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah badan hukum yang

memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan perusahaan

besar adalah badan hukum yang total aktivanya diatas seratus milyar.

Aryati dan Maria (2005) dalam penelitiannya menyatakan bahwa

ukuran perusahaan yang diukur dengan total aset memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap audit delay. Pengaruh ini ditunjukkan dengan semakin besar nilai aktiva suatu perusahaan maka semakin pendek audit delay dan sebaliknya. Perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat

dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu

(43)

25 mengurangi audit delay dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut dimonito r secara ketat oleh investor, pengawas modal dan pemerintah. Jadi dapat diartikan

bahwa, ukuran perusahaan adalah suatu ukuran atau besarnya aset yang

diantaranya adalah perolehan laba bersih sesudah pajak, total penjualan, total

(44)

26

f. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat

dilihat dalam tabel 2.1.

Tabel 2.1

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti(tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan sedangkan keberadaan komite audit memberika n kontribusi untuk laporan keuangan yang tepat waktu dengan memperpendek audit delay.

(45)

27 dengan pasar muncul untuk membentuk durasi audit.

Comparability berpengaruh positif terhadap

timeliness of audit production, mengurangi audit effort, dan menambah keakurasian opini audit.

4. Shohelma

Hasil pengujian secara parsial menunjukk a n bahwa variabel yang- mempengaruhi audit delay

adalah ukuran perusahaan dan sistem

pengendalian internal

(46)

28

opini auditor berpengaruh negatif dan signifik a n terhadap audit delay,profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap audit delay, debt to equity ratio (DER) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap audit delay, ukuran

perusahaan memoderasi (memperkuat) pengaruh opini auditor terhadap audit delay, ukuran

perusahaan tidak memoderasi pengaruh

profitabilitas terhadap audit delay, dan ukuran perusahaan tidak memoderasi pengaruh debt to equity ratio (DER) terhadap audit delay.

Ukuran Perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Audit Delay pada perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013.

(47)

29

Profitabilitas (ROA) berpengaruh negatif

signifikan pada audit delay, Opini auditor tidak berpengaruh signifikan pada audit delay, Ukuran

perusahaan memperkuat interaksi antara

(48)

30

C. Kerangka Pemikiran

kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1

Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, Audit Effort, Absolute Level of Total Accrual dan Leverage terhadap Audit Delay dengan Ukuran

Perusahaan sebagai Variabel Moderating.

Adanya keterlambatan perusahaan-perusahaan Go Public di dalam Menyampaikan Laporan Keuangan

Basis Teori: Teory Agency dan Teory Signaling

Sistem Pengendalian Internal Variabel independen

Audit Effort

Absolute Level Of Total Accrual

Leverage

Ukuran Perusahaan

Audit Delay Variabel dependen

Metode Analisis : Moderated Regression Analysis

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

(49)

31

D. Perumusan Hipotesis

1. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal terhadap Audit Delay Menurut Carslaw (1991), perusahaan yang memiliki pengendalia n

internal yang kuat maka auditor memerlukan waktu yang relatif singkat dalam

melakukan pengujian substansi dan pengujian ketaatan, sehingga mempercepat

proses pengauditan laporan keuangan dan meminimalisasi penundaan laporan

keuangan yang telah diaudit kepada publik. Perusahaan yang memiliki sistem

pengendalian internal yang baik dapat mengurangi kesalahan dalam

menyajikan laporan keuangan perusahaan, sehingga memudahkan auditor

dalam melakukan pengauditan laporan keuangan. Lemahnya pengendalia n

internal memberikan dampak audit delay yang semakin lama karena auditor membutuhkan sejumlah waktu untuk mencari bahan bukti yang lengkap dan

komplek untuk mendukung opininya ( Sa’adah, 2013). Maka hipotesis yang

dapat disusun adalah :

H1 : Sistem Pengendalian Internal berpengaruh terhadap Audit Delay 2. Pengaruh Audit Effort terhadap Audit Delay

Audit effort merupakan jumlah hari yang digunakan oleh auditor atau tim audit untuk mengaudit suatu entitas atau jumlah hari yang dihabiskan oleh

tim audit dalam melakukan pekerjaanya (Lennox, 2008; Palmrose, 1984;

Davidson dan Intisari, 1996). Sama seperti halnya dengan audit delay yang didefinisikan sebagai rentan waktu rentang waktu antara tanggal pelaporan

(50)

32 et al.(1987). Hal ini dapat memungkinkan suatu hubungan yang erat antara

audit effort dengan audit delay yang dimana hal ini dapat membuat seorang auditor menghabiskan hari yang panjang jika suatu entitas memiliki resiko

hutang dan resiko audit yang besar (O’Keefe et al., 1994) dan memperpanjang

rentan waktu antara tanggal pelaporan dan tanggal opini auditor. Maka

hipotesis yang dapat disusun adalah:

H2 : audit effort berpengaruh terhadap audit delay

3. Pengaruh absolute level of total accrual terhadap audit delay

Francis dan Krishan (1999) berpendapat bahwa audit dari total akrual

yang tinggi pada suatu perusahaan memiliki ancaman yang tidak menentu

dibanding audit yang memiliki total akrual yang rendah pada suatu perusahaan

karena potensi dari estimasi kesalahan dan kesempatan yang besar dari total

akrual yang tinggi di suatu perusahaan yang memiliki realisasi aset yang tidak

terdeteksi atau terjadi masalah going concern terkait dengan tingkat yang lebih tinggi dari total akrual.

Dikarenakan level dari total akrual yang tinggi maka risiko dari suatu informasi yang dimiliki entitas menjadi tidak menentu atau memiliki risiko

yang tinggi pula (karena bersifat subjektif, dan mempunyai hubungan yang erat

dengan manajemen laba), ( Vuko dan Marko, 2014).

(51)

33

4. Pengaruh leverage terhadap audit delay

Dikarenakan leverage mengukur financial risk, hal tersebut mengindikasikan bahwa kondisi finansial dari suatu entitas dan hal-hal yang

mendorong sikap dari manajemen dalam mengambil keputusan. Maka dari itu

terdapat indikasi adanya intinsic risk yang membuat audit untuk lebih mengkonsentrasikan kerja mereka jika terdapat peningkatan leverage, dan memperpanjang audit delay (Carslaw dan Kaplan, 1991; Bamber et al., 1993).

Selain menggunakan total debt to equity ratio, leverage dapat dihit ung dengan debt to assets. Proporsi debt to assets ratio yang tinggi akan meningkatkan kegagalan perusahaan sehingga auditor akan meningkatka n

perhatian bahwa ada kemungkinan laporan keuangan kurang dapat dipercaya.

Debt to assets ratio yang tinggi memberikan sinyal bahwa perusahaan sedang dalam kesulitan keuangan. Biasanya perusahaan akan mengurangi resiko

dengan memundurkan publikasi laporan keuangannya dan mengulur waktu

dalam pekerjaan auditnya. Perusahaan dengan kondisi rasio hutang terhadap

modal yang tinggi akan terlambat dalam penyampaian laporan keuanga n,

karena waktu yang ada digunakan untuk menekan debt to total asset ratio

serendah-rendahnya (Hassanudin, 2002). variabel ini diukur dengan debt to total assets, dimana pengukurannya dengan membagi total kewajiban dengan total aset.

(52)

34 H4 : Leverage berpengaruh terhadap audit delay

5. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal dengan Audit Delay

dengan Ukuran Perusahaan sebagi Moderasi

Dalam Arens (2015) Pengendalian internal yang bagus menentuka n

proses audit yang digunakan, besar kecilnya sampel yang harus dikumpulk a n

oleh auditor yang akhirnya dapat menghemat biaya dan waktu, sehingga audit delay akan semakin cepat. Menurt Carslaw dan Kaplan (1991) menyataka n bahwa perusahaan yang memiliki pengendalian internal yang kuat maka auditor

memerlukan waktu yang relatif singkat dalam melakukan pengujian substansif

dan pengujian ketaatan, sehingga mempercepat proses pengauditan laporan

keuangan dan meminimalisasi penundaan laporan keuangan yang telah diaudit

kepada publik.

Arens (2015), auditor akan mengeluarkan opini wajar tanpa

pengecualian mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan apabila

pada dua kondisi. Pertama, tidak adanya kelemahan material yang

teridentifikasi. Kedua, tidak adanya pembatasan ruang lingkup pekerjaan

auditor. Apabila salah satu kondisi tersebut terjadi, maka auditor akan

mengeluarkan pendapat selain dari wajar tanpa pengecualian.

Bagi perusahaan besar yang menerima pendapat unqualified opinion

pada perusahaan yang mengalami profitabilitas tinggi akan berusaha

mempercepat penerbitan laporan auditan karena itu adalah berita baik buat

(53)

35 audit dengan tepat waktu. Jika perusahaan berskala kecil memiliki sistem

pengendalian internal dan kinerja manajemen yang baik maka perusahaan

tersebut dapat melaporkan laporan keuangannya tepat waktu, sehingga tidak

memerlukan waktu audit yang lebih panjang (Putra dan I Made, 2016).

Maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :

H5 : Ukuran Perusahaan mampu memoderasi pengaruh antara Sistem

Pengendalian Internal terhadap Audit Delay

6. Pengaruh Audit Effort terhadap Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan sebagai Moderasi

O’keefle et al. (1994) berpendapat bahwa semakin besar suatu

perusahaan maka semakin besar pula audit effort yang diperlukan dalam mengaudit perusahaan tersebut. Asset dan liabilitas rasio (hutang)

mencerminkan bagaimana keadaan dan kemampuan yang dimiliki perusahaan

untuk membayar hutang yang dimilikinya. Semakin besar rasio tersebut maka

semakin besar pula resiko hutang dan resiko audit yang dimiliki oleh suatu

entitas.

Meskipun Houston et al. (1999) mengemukakan bahwa audit effort yang didasarkan pada risiko bisnis, mereka menawarkan ada definisi yang jelas

tentang apa yang merupakan risiko bisnis. Penelitian empiris yang dilakuka n

oleh O'Keefe et al. (1994) untuk mengkarakterisasi risiko bisnis menunjukk a n

bahwa audit effort secara signifikan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, kompleksitas, risiko utang, risiko pengendalian internal dan tegas status

(54)

36 Maka hipotesis yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut:

H6 : Ukuran Perusahaan mampu memoderasi pengaruh antara Audit

Effort dengan Audit Delay

7. Pengaruh Absolute Level of Total Accrual terhadap Audit Delay

dengan Ukuran Perusahaan sebagai Moderasi

Penelitian yang dilakukan Bamber et al.(1993) menggunakan Absolute Level of Total Accrual (TA)sebagai proxy bagi client complexity dan

engagament risk. Selain itu dalam penelitian tersebut terdapat argumen bahwa semakin besar tugas auditor dalam mengaudit klien maka semakin besar pula

risiko bisnis yang dihadapi auditor dengan klienya. Risiko bisnis akan

bertambah seiring dengan kondisi keuangan klien yang memburuk. Variabel

TA digunakan sebagai indikator dari audit inherent risk. Semakin besar total akrual yang dimiliki entitas maka semakin besar pula risiko yang dihadapi (

Francis dan Krishnan, 1999). Disisi lain ukuran perusahaan mengukur seberapa

besarnya suatu perusahaan (Ningsaptiti, 2010), semakin besar perusahaan maka

aset yang dimiliki juga semakin banyak pula. Dengan banyaknya aset yang

dimilki perusahaan baik itu yang terdeteksi atau tidak akan mempengaruhi total

akrual yang dimiliki perusahaan tersebut ( Francis dan Krishnan, 1999).

Maka hipotesis yang dapat disusun adalah sebagi berikut :

H7 : Ukuran perusahaan mampu memoderasi pengaruh antara Absolute

(55)

37

8. Pengaruh Leverage terhadap Audit Delay dengan Ukuran Perusahaan sebagai Moderasi

Pada penelitian Ashton et al. (1987) dan Pourali, et al. (2013),

menunjukkan hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Khalatbari, et al. (2013) yang menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. Sementara itu menurut hasil penelitian Lianto dan Budi (2010) yang

menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay. Dengan hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa, semakin besar ukuran

perusahaan berarti memiliki waktu tunda audit yang sangat pendek atau dapat

dikatakan memiliki tingkat ketepatan waktu yang tinggi dalam menyampaik a n

laporan keuangan kepada publik.

Ukuran perusahaan merupakan fungsi dari kecepatan penyampaia n

laporan keuangan karena perusahaan yang besar cenderung memiliki audit delay yang lebih pendek dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil, karena perusahaan besar diperhatikan oleh pihak investor, kreditor dan

masyarakat yang membutuhkan laporan keuangan untuk keputusan bisnisnya

sehingga perusahaan besar dituntut untuk melaporkan laporan keuangannya

lebih cepat. Bagi Bagi perusahaan besar yang menerima pendapat unqualified opinion pada perusahaan yang mengalami profitabilitas tinggi akan berusaha mempercepat penerbitan laporan auditan karena itu adalah berita baik buat

(56)

38 audit dengan tepat waktu. Jika perusahaan berskala kecil memiliki sistem

pengendalian internal dan kinerja manajemen yang baik maka perusahaan

tersebut dapat melaporkan laporan keuangannya tepat waktu, sehingga tidak

memerlukan waktu audit yang lebih panjang (Putra dan I Made, 2016).

Berdasarkan uraian tersebut, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H8 : Ukuran Perusahaan mampu memoderasi pengaruh antara Leverage

Gambar

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas dengan P-Plot...................................................58
Tabel 1. 1 Jumlah Perusahaan Terdaftar di BEI yang terlambat Menyampaikan
Tabel 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah total aset, solvabilitas, opini auditor, likuiditas, dan ukuran KAP merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi

“ ANALISIS PENGARUH TOTAL ASET, SOLVABILITAS, OPINI AUDITOR, LIKUIDITAS DAN UKURAN KAP TERHADAP AUDIT DELAY ’’ (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ukuran KAP, ukuran perusahaan dan debt to total asset ratio berpengaruh terhadap Audit Report Lag pada perusahaan perbankan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh audit tenure dan ukuran KAP terhadap audit report lag (ARL), serta spesialisasi industri auditor sebagai variabel moderasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah kompetensi SDM, penerapan sistem akuntansi keuangan daerah, dan peran audit internal berpengaruh

Uji F digunakan untuk menguji secara simultan apakah profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas, dan umur perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. Dalam pengujiannya

5 Untuk menguji hubungan interaksi komite audit dan ukuran perusahaan terhadap kualitas laporan keuangan Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan property & real estate yang

vii Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Ukuran Pemerintah Daerah, Tingkat Ketergantungan Daerah, Dan Opini Audit Terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dengan