• Tidak ada hasil yang ditemukan

Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU (Studi Korelasional antara Motif Penggunaan Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU (Studi Korelasional antara Motif Penggunaan Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011"

Copied!
186
0
0

Teks penuh

(1)

INSTAGRAM

DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGGUNA

INSTAGRAM

DI KALANGAN MAHASISWA ILMU

KOMUNIKASI FISIP USU

(Studi Korelasional antara Motif Penggunaan

Instagram

dan

Pemenuhan Kebutuhan Pengguna

Instagram

di Kalangan Mahasiswa

Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU Medan)

Diajukan oleh :

ADINDA MEIDINA LUBIS

100904017

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

INSTAGRAM

DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGGUNA

INSTAGRAM

DI KALANGAN MAHASISWA ILMU

KOMUNIKASI FISIP USU

(Studi Korelasional antara Motif Penggunaan

Instagram

dan

Pemenuhan Kebutuhan Pengguna

Instagram

di Kalangan Mahasiswa

Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU Medan)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara

Diajukan oleh :

ADINDA MEIDINA LUBIS

100904017

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh :

Nama : Adinda Meidina Lubis

NIM : 100904017

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna

Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu

Komunikasi FISIP USU

(Studi Korelasional antara Motif Penggunaan

Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna

Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU Medan).

Medan, April 2014

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Yovita Sabarina Sitepu, S.sos, M.Si

NIP. 198011072006042002 NIP. 196208281987012001

Dra.Fatma Wardy Lubis, M.A

Dekan Fisip USU

(4)

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip

maupun dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika dikemudian

hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya bersedia diproses

sesuai dengan hukum yang berlaku.

Nama : Adinda Meidina Lubis

Nim : 100904017

Tanda Tangan :

(5)

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Adinda Meidina Lubis

Nim : 100904017

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul Skripsi : Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu

Komunikasi FISIP USU (Studi Korelasional antara Motif Penggunaan Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU Medan).

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Majelis Penguji

Ketua penguji : ( )

Penguji : ( )

Penguji Utama : ( )

Ditetapkan di :

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan rahmatNya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini

dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu s yarat untuk mencapai gelar

Sarjana Ilmu Komunikasi Fakuktas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)

Universitas Sumatera Utara (USU). Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan

skripsi ini sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena

itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua peneliti, Ayah dan Mama tercinta, Drs. Syafaruddin

Lubis M.SP dan Elfinda Lolosari Nasution, atas rasa sayang dan cinta,

terima kasih diucapkan karena telah mendukung sepenuhnya melalui

dukungan dan doa yang diberikan kepada penliti yang akhirnya

menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula peneliti

sampaikan rasa terima kasih kepada Abang dan Adik tercinta Rifki Respati

Ashari Lubis dan Alya Fadillah Lubis yang telah memberikan doa dan

selalu memberikan semangat kepada peneliti.

2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Drs. Fatma Wardy Lubis, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu

Komunikasi.

4. Kak Yovita S. Sitepu, S.sos, M.Si selaku dosen pembimbing, yang dengan

tekun dan sabar dan bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam

memberikan masukan-masukan bagi skripsi ini dan mendorong peneliti

agar dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

5. Bapak Mukti Sitompul, M.Si selaku dosen pembimbing akademik selama

peneliti menjalani masa perkuliahan.

6. Kak Maya, yang telah membantu peneliti dalam menjalani segala proses

administrasi semasa perkuliahan di FISIP USU, serta seluruh staf

perpustakaan, karyawan bagian pendidikan FISIP USU yang membantu

(7)

7. MHD. Fahmi Apriza yang selalu memberikan dukungan, kasih sayang,

semangat dan perhatiannya kepada peneliti selama menulis skripsi.

8. Semua teman-teman Ilmu Komunikasi angkatan 2010 yang telah

memberikan semangat terutama kepada Yesi, Cindy, Liza, Nina dan Trian.

9. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung jalannya proses

penelitian dan penulisan skripsi ini.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas

segala kebaikan semua pihak yang membantu. Semoga skripsi ini membawa

manfaat bagi pengembangan ilmu.

Medan, April 2014

(8)

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan

di bawah ini :

Nama : Adinda Meidina Lubis

NIM : 100904017

Departemen : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)

Universitas : Sumatera Utara (USU)

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Ekslusif (Non-Ekslusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU (Studi Korelasional antara Motif Penggunaan Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di KalanganMahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU Medan) beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non Ekslusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan,

mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai

pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Medan

Pada Tanggal :

(9)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU (Studi Korelasional antara Motif Penggunaan Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU Medan). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui motif pengguna Instagram, mengetahui pemenuhan kebutuhan pengguna Instagram, dan untuk mengetahui hubungan antara motif dengan pemenuhan kebutuhan dalam penggunaan

Instagram. Teori yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teori

komunikasi, komunikasi massa, Uses and Gratification, Gratification Sought dan

Gratification Obtained, Motif penggunaan media, media baru dan sosial

networking. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

korelasional, yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, seberapa besar hubungan tersebut dan berarti tidaknya hubungan antara penggunaan Instagram terhadap pemenuhan kebutuhan pengguna Instagram. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna Instagram di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU yang berjumlah 132 orang. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan tabel dari Krejcie dan Morgan 1970 dengan presisi 5% dan taraf kepercayaan 95% sehingga diperoleh sampel sebanyak 97 orang. Sementara teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu proposional stratified sampling dan simpel random sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, analisa tabel silang dan uji hipotesis melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order) oleh Spearman, dengan menggunakan aplikasi Statistical Product and System Solution (SPSS) 16. Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat hubungan yang cukup berarti antara motif penggunaan Instagram dan pemenuhan kebutuhan pengguna Instagram dikalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU. Motif penggunaan Instagram adalah diversi (hiburan) yaitu menjelajahi timeline Instagram ketika sedang mengisi waktu luang sedangkan pemenuhan kebutuhan yang terpenuhi juga terdapat pada kepuasan hiburan yaitu Instagram memberikan hiburan dengan melihat foto lucu yang diunggah oleh teman pengguna lainnya.

Kata Kunci:

(10)

ABSTRACT

This research titeld Instagram and needs fulfilment Instagram users among students of communication departement of social faculty of USU (studies correlational between use of Instagram motive and need fulfilment of Instagram users among students in communication departement of social faculty 2011 and 2012 USU Medan). The purpose of this study to determine the motive Instagram users, knowing the need fulfilment of Instagram users, and to determine the correlation between the motive and the needs in the use of Instagram. The theory used in this study using the theory of Communication, Mass Communication, Uses and Gratification, Gratification Sought and Gratification Obtained, Motive use of media, New media, and Social Networking. The method use in this study are correlation method, which aims to find the correlation, and how much the correlation menas and the correlation between the use Instagram to fulfilling the needs of Instagram Users. The population in this study are all Instagram users among students of Communication Sciences class of 2011 and 2012 USU FISIP totaling 132 people. To determine the number of samples used tables of Krejcie and Morgan 1970 with a precision of 5% and a confidence level of 95% in order to obtain a sample of 97 people. While the sampling technique used in this study is the analysis of a single table, cross table analysis and hypothesis testing through correlation coefficient formula administration study (Rank Order) by Spearman, using the application of statistical product and system solution (SPSS) 16. Based on the result of this study are significant correlation between the use of Instagram motives and the needs fulfillment of Instagram users among students of communication departement of social faculty 2011 and 2012 of USU. The use of Instagram motive is diversioned (entertainment) when brwose Instagram timeline in a spare time while also meeting the needs that are met to the satisfaction of entertainment is Insygram provide entertainment to see cute photos uploaded by other users friends.

Keywords :

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

LEMBAR PENGESAHAN... ii

KATA PENGANTAR... iii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... v

ABSTRAK... vi

1.2 Perumusan Masalah... 10

1.3 Pembatasan Masalah... 10

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian... 11

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori... 13

2.1.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa... 13

2.1.2 Teori Uses and Gratification... 25

2.1.2.1 Perkembangan Terkini dalam Penelitian Uses and Gratification... 29

2.1.3 Gratification Sought and Gratification Obtained... 30

2.1.4 Motif Penggunaan Media... 31

2.1.5 New Media (Media Baru)... 34

2.1.6 Social Networking (Jejaring Sosial)... 38

2.2 Kerangka Konsep... 39

2.2.1 Model Teoritis... 39

2.3 Variabel Penelitian... 40

2.4 Defenisi Operasional... 40

2.5 Hipotesis... 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian... 45

3.1.1 Sejarah Fisip USU... 45

3.1.2 Sejarah Perkembangan Departemen Ilmu komunikasi Fisip USU... 47

3.1.2.1 Visi, Misi dan Sasaran Departemen Ilmu Komunikasi Fisip USU... 49

3.1.2.2 Struktur Departemen Ilmu Komunikasi Fisip USU 50 3.1.3 Sejarah Instagram... 51

3.1.3.1 Fitur-Fitur Instagram... 53

3.1.3.2 Peraturan di dalam Instagram... 60

3.1.3.3 Komunitas Instagram... 60

(12)

3.3 Populasi dan Sampel... 62

3.3.1 Populasi... 62

3.3.2 Sampel... 63

3.3.3 Teknik Penarikan Sampel... 65

3.4 Teknik Pengumpulan Data... 66

3.5 Teknik Analisis Data... 66

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian... 69

4.1.1 Tahap Awal... 69

4.1.2 Pengumpulan Data... 69

4.1.3 Teknik Pengolahan Data... 70

4.2 Analisa Tabel Tunggal... 70

4.2.1 Karakteristik Responden... 70

4.2.2 Motif Penggunaan Instagram... 75

4.2.2.1 Motif Kognitif (Informasi)... 75

4.2.2.2 Motif Diversi (Hiburan)... 81

4.2.2.3 Motif Personal Identity (Identitas Pribadi)... 85

4.2.2.4 Motif Personal Relationship (Interaksi sosial).... 88

4.2.3 Pemenuhan Kebutuhan Penggunaan Instagram... 92

4.2.3.1 Kepuasan Kognitif (Informasi)... 92

4.2.3.2 Kepuasan Diversi (Hiburan)... 99

4.2.3.3 Kepuasan Personal Identity (Identitas Pribadi).. 103

4.2.3.4 Kepuasan Personal Relationship (Interaksi Sosial) 107 4.2.3.5 Kepuasan Pengetahuan... 110

4.2.3.5 Dependensi Media... 113

4.3 Analisis Tabel Silang... 114

4.4 Uji Hipotesis... 119

4.5 Pembahasan... 121

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 125

5.2 Saran Responden Penelitian... 127

5.3 Saran dalam Kaitan Akademis... 128

5.4 Saran dalam Kaitan Praktis... 128

(13)
(14)
(15)
(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Prinsip Komunikasi 13

2.2 Model Komunikasi Massa Paradigma Lama 17

2.3 Model Komunikasi Massa Paradigma Baru 18

2.4 Tipologi Lalu Lintas Informasi 24

2.5 Model Uses and Gratification 27 2.6 Teori Hierarki Kebutuhan Maslow (1970) 28 2.7 Model Expectancy-Values 31

2.8 Teknologi Media Baru 37

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

1 Kuesioner Penelitian

2 Daftar Nama Sampel Angkatan 2011

3 Daftar Nama Sampel Angkatan 2012

4 Tabulasi Data Mentah Penelitian

5 Tabel Statistik

6 Surat Keterangan Penelitian

7 Daftar Bimbingan

(18)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU (Studi Korelasional antara Motif Penggunaan Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU Medan). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui motif pengguna Instagram, mengetahui pemenuhan kebutuhan pengguna Instagram, dan untuk mengetahui hubungan antara motif dengan pemenuhan kebutuhan dalam penggunaan

Instagram. Teori yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teori

komunikasi, komunikasi massa, Uses and Gratification, Gratification Sought dan

Gratification Obtained, Motif penggunaan media, media baru dan sosial

networking. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

korelasional, yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, seberapa besar hubungan tersebut dan berarti tidaknya hubungan antara penggunaan Instagram terhadap pemenuhan kebutuhan pengguna Instagram. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna Instagram di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU yang berjumlah 132 orang. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan tabel dari Krejcie dan Morgan 1970 dengan presisi 5% dan taraf kepercayaan 95% sehingga diperoleh sampel sebanyak 97 orang. Sementara teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu proposional stratified sampling dan simpel random sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, analisa tabel silang dan uji hipotesis melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order) oleh Spearman, dengan menggunakan aplikasi Statistical Product and System Solution (SPSS) 16. Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat hubungan yang cukup berarti antara motif penggunaan Instagram dan pemenuhan kebutuhan pengguna Instagram dikalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU. Motif penggunaan Instagram adalah diversi (hiburan) yaitu menjelajahi timeline Instagram ketika sedang mengisi waktu luang sedangkan pemenuhan kebutuhan yang terpenuhi juga terdapat pada kepuasan hiburan yaitu Instagram memberikan hiburan dengan melihat foto lucu yang diunggah oleh teman pengguna lainnya.

Kata Kunci:

(19)

ABSTRACT

This research titeld Instagram and needs fulfilment Instagram users among students of communication departement of social faculty of USU (studies correlational between use of Instagram motive and need fulfilment of Instagram users among students in communication departement of social faculty 2011 and 2012 USU Medan). The purpose of this study to determine the motive Instagram users, knowing the need fulfilment of Instagram users, and to determine the correlation between the motive and the needs in the use of Instagram. The theory used in this study using the theory of Communication, Mass Communication, Uses and Gratification, Gratification Sought and Gratification Obtained, Motive use of media, New media, and Social Networking. The method use in this study are correlation method, which aims to find the correlation, and how much the correlation menas and the correlation between the use Instagram to fulfilling the needs of Instagram Users. The population in this study are all Instagram users among students of Communication Sciences class of 2011 and 2012 USU FISIP totaling 132 people. To determine the number of samples used tables of Krejcie and Morgan 1970 with a precision of 5% and a confidence level of 95% in order to obtain a sample of 97 people. While the sampling technique used in this study is the analysis of a single table, cross table analysis and hypothesis testing through correlation coefficient formula administration study (Rank Order) by Spearman, using the application of statistical product and system solution (SPSS) 16. Based on the result of this study are significant correlation between the use of Instagram motives and the needs fulfillment of Instagram users among students of communication departement of social faculty 2011 and 2012 of USU. The use of Instagram motive is diversioned (entertainment) when brwose Instagram timeline in a spare time while also meeting the needs that are met to the satisfaction of entertainment is Insygram provide entertainment to see cute photos uploaded by other users friends.

Keywords :

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi komunikasi masa kini menyuguhkan media

komunikasi yang semakin variatif. Dahulu kita hanya mengenal media

komunikasi tradisional, seperti radio, televisi, dan media cetak. Seiring dengan

perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan informasi menyebabkan semakin

meningkat pula perkembangan teknologi dalam hal pemenuhan kebutuhan akan

informasi. Dengan kemajuan dibidang teknologi informasi serta komunikasi

sekarang ini, dunia tidak lagi mengenal batas, jarak, ruang dan waktu. Sebagai

contoh kini orang dapat dengan mudah memperoleh berbagai macam informasi

yang terjadi di belahan dunia tanpa harus datang ke tempat tersebut. Bahkan orang

dapat berkomunikasi dengan siapa saja di berbagai tempat di dunia ini, hanya

dengan memanfaatkan seperangkat komputer yang tersambung ke internet yang

muncul pada tahun 1990-an atau yang biasa kita kenal dengan media baru. Secara

umum Rogers (1991) telah membagi sejarah perkembangan media dan teknologi

komunikasi ke dalamempat era utama yaitu :

1) Era penulisan berawal sejak tahun 4000 SM yang dimulai saat orang-orang Sumeria menulis di atas papan batu.

2) Era percetakan berawal pada tahun 1456 pada saat terciptanya mesin cetak Gutenberg dari Jerman. Dengan penemuan mesin cetak ini buku dapat dicetak dan diedarkan sehingga menjadikan ilmu pengetahuan dapat berkembang dan media massa surat kabar juga muncul pada saat itu.

3) Era telekomunikasi yang berawal pada tahun 1844 dengan menciptakan telegraf oleh Morse. Teknologi ini mengizinkan seseorang berkomunikasi dengan jarak jauh. Ciptaan-ciptaan lain yang muncul dalam era ini adalah telepon, radio, dan televisi. Tetapi media tradisional yang kini semakin ber-umur, memiliki sebuah kekurangan yaitu tidak adanya saluran interpesional di dalamnya kemudian lahirlah era perkembangan teknologi yang terakhir.

4) Era komunikasi interaktif berawal pada tahun 1946 dengan terciptanya komputer yang dimana pada era ini masyarakat harus aktif memilih informasi yang dikehendaki nya. Teknologi pada era ini mengizinkan penyatuan berbagai media dan hasilnya sesuatu media itu dapat melakukan beberapa fungsi (Rogers, 1991: 46).

Kebutuhan dan kepuasan yang berbeda-beda dalam penggunaan media

(21)

Akhirnya media baru bermunculan dan berkembang di antara media lainnya.

Seperti yang diketahui, internet (interconnection networking) merupakan bentuk konvergensi dari beberapa teknologi penting terdahulu, seperti komputer, televisi,

radio dan telepon (Bungin, 2006: 135).

Teknologi seakan tidak pernah berhenti untuk menghasilkan produk

teknologi yang tidak terhitung jumlahnya. Produk teknologi yang beragam jenis

dimaksudkan untuk memberikan manfaat dan kemudahan bagi setiap individu,

mulai dari manfaat pendidikan, pengetahuan, kesehatan, atau bahkan untuk

hiburan semata

Kehadiran teknologi memberikan pengaruh sangat besar dalam kehidupan

manusia. Dengan adanya teknologi, kehidupan dan kegiatan manusia menjadi

sangat mudah dan cepat. Misalnya dalam pencarian informasi, kini masyarakat

tidak perlu lagi menunggu informasi disiarkan di televisi, radio, maupun surat

kabar. Masyarakat dapat langsung mencari sendiri informasi yang dibutuhkan

melalui situs internet. Manusia menggunakan teknologi dan dikelilingi teknologi

hampir dalam setiap gerak kehidupannya. Manusia menggunakan teknologi ketika

bekerja sepanjang hari dan bahkan menjelang tidur. Disadari atau tidak, kita

menjadi tergantung kepada teknologi. Teknologi membentuk perasaan, pikiran,

dan tindakan manusia. Manusia memiliki hubungan simbolik dengan teknologi.

Kita menciptakan teknologi dan teknologi pada gilirannya menciptakan kembali

siapa diri kita (McLuhan dalam Morissan dkk, 2010:30).

Internet muncul di pertengahan tahun 1990-an sebagai media massa baru

yang sangat kuat (Jhon, 2008: 262). Secara sederhana media baru terbentuk dari

interaksi antara manusia dengan komputer dan internet secara khusus termasuk di

dalamnya adalah web, blog, online social network, online forum yang menggunakan komputer sebagai medianya (www.kompasiana.com).

Menurut McQuail media baru adalah:

“Tempat dimana saluran pesan komunikasi terdistribusi lewat satelit sehingga meningkatkan penggunaan jaringan kabel dan komputer. Keterlibatan audiens dalam proses komunikasi yang semakin meningkat, semakin sering terjadinya komunikasi interaktif (dua sisi) dan juga meningkatnya derajat fleksibilitas untuk menentukan bentuk dan konten melalui digitalisasi pesan” (McQuail, 2011).

(22)

Produk dari media baru sangat identik dengan beberapa teknologi baru

seperti CD/DVD-ROM, televisi kabel, jaringan komputer (internet maupun LAN)

dan berbagai turunan dari internet (milis, chat, web, email, newsgroup, jejaring sosial). Seperti teknologi komunikasi baru lainnya, internet membentuk kembali

pola komunikasi dan interaksi sosial, karena pengenalan metode komunikasi yang

baru akan selalu memodifikasi bagaimana orang menerima pesan (McLuhan

2007).

Sebuah aspek yang terbilang baru di dunia internet adalah media sosial.

Media sosial adalah sebuah bentuk media untuk bersosialisasi satu sama lain dan

dilakukan secara online yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu. Media sosial dibantu dengan sebuah media

teknologi komunikasi salah satunya yaitu smartphone.

Media komunikasi smartphone adalah sebuah media hasil konvergensi media lama dan media baru, yaitu sebuah telepon yang berkonvergensi dari media

televisi, radio, sehingga menghasilkan sebuah mobile phone. Kemudian mobile phone berinovasi lagi dengan sistem jaringan internet dan komputer yang menghasilkan sebuah telepon pintar yang tidak hanya berguna untuk melakukan

panggilan atau mengirim pesan singkat, tetapi dapat melakukan segala macam hal

seperti layaknya komputer yang disebut dengan smartphone. Dengan kehadiran jejaring sosial, saluran komunikasi di internet semakin menjadi kuat, dan kini

komunikasi instan pun semakin berkembang.

Berdasarkan data yang diperoleh dari situs online tekno.liputan.6.com, mengenaihasil studi bertajuk "Getting Mobile Right"yang diprakarsai oleh Yahoo dan Mindshare, media yang paling banyak digunakan saat ini adalah smartphone, dimana penggunanya di Indonesia saat ini ada sekitar 41,3 juta pengguna.

Smartphone adalah telepon genggam yang memiliki sistem operasi untuk

masyarakat luas, dimana pengguna dapat dengan bebas menambahkan aplikasi,

menambah fungsi-fungsi atau mengubah sesuai keinginan pengguna. Dengan kata

lain, telepon cerdas merupakan komputer mini yang mempunyai kapabilitas

sebuah telepon (Shiraisihi, 2010).

Pemanfaatan internet akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang

(23)

semata, tetapi juga sebagai bagian yang tak terpisahkan dari dunia bisnis, industri,

pendidikan, kesukaan, dan pergaulan sosial. Khususnya pada jejaring sosial yang

pertumbuhannya sangat meningkat.

Jejaring sosial adalah sebutan dari web community. Jejaring sosial atau jaringan sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari hubungan kesamaan

sosialitas seperti visi, ide, teman, keturunan dan lain-lain baik yang dikenal

sehari-hari maupun yang baru dikenal. Layanan jejaring sosial biasanya berbasis web yang menyediakan cara yang beragam bagi pengguna untuk berinteraksi seperti

chat, messaging, email, video, foto, chat suara, file, blog, diskusi grup dan lainnya. Umumnya jejaring sosial memberikan layanan untuk membuat biodata

dirinya. Pengguna dapat mengunggah foto dirinya dan dapat menjadi teman

dengan pengguna lainnya.

Jejaring sosial yang marak belakangan ini seperti Facebook, Twitter, Instagram, Path, Skype, dan Google+ adalah produk teknologi media baru yang kini sedang digemari banyak kalangan. Pada awalnya jejaring sosial digunakan

hanya sebatas pengiriman pesan. Semakin lama jejaring sosial tersebut semakin

berkembang dengan kreasi dan perubahan disetiap fiturnya.

Kini, jejaring sosial bisa dimanfaatkan lebih jauh. Tidak hanya untuk

memberi kabar tentang keberadaan saja, lebih dari itu jejaring sosial kini sudah

bisa digunakan sebagai sarana pengganti kehidupan kita di dunia maya. Seperti

mengirim pesan, berkomentar terhadap pesan orang lain, menjalin pertemanan

lebih banyak, mencari pasangan, berkirim foto, ruang untuk saling tukar pendapat

dan lain sebagainya.

Salah satu jejaring sosial yang diminati dan banyak diakses di smartphone maupun tablet PC adalah “Instagram”. Hal ini diketahui melalui rating unduhan aplikasi terbanyak yang terdapat pada aplikasi apple store maupun android market. Instagram menduduki posisi ke-5 pada peringkat unduhan terbanyak dibandingkan Facebook, path, ataupun Twitter yang selalu berada diposisi bawah setelah Instagram. Hal ini diperkuat juga dengan hasil laporan penelitian comScore pada bulan Agustus di Amerika Serikat bahwa Instagram berhasil mengungguli Twitter dalam halmobile untuk pertama kalinya. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa sepanjang bulan Agustus

(24)

Instagram memiliki pengguna aktif haria Sedangkan Twitter berada di bawahnya yakni dengan 6,9 juta pengguna. Pengguna Instagram juga cenderung lebih sering kembali mengunjungi web dan menghabiskan waktu lebih lama daripada Twitter. Setiap pengguna mobile Instagram dilaporkan menghabiskan waktu 257 menit dalam memakai aplikasi. Angka itu jauh lebih banyak dari pengguna Twitter yang rata-rata 170 menit. Tak hanya aktivitas harian, Instagram juga menambah pengguna baru hampir 10 kali lipat dalam waktu 6 bulan terhitung sejak Maret. Pengguna Twitter juga melonjak namun dalam jumlah yang lebih sedikit. Rentang usia penggunanya

berada di antara usia 15-35 tahun (www.detik.com).

Kata Instagram berasal dari kata “insta” yang berarti instan (foto instan), dan “gram” yang berarti telegram. Jadi, secara etimologis bisa diartikan sebagai foto instan yang bisa dikirim dengan cepat seperti cara kerja telegram. Instagram adalah media jejaring sosial yang memberikan layanan aplikasi berbagi foto yang

pertama kali muncul melalui aplikasi store pada produk elektronik apple pada tahun 2010 dengan berdirinya burbn.inc. Instagram memungkinkan bagi penggunanya untuk mengambil foto, mengedit, menerapkan filter digital, video

dan membagi foto ke situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Foursquare, Tumblr, Flickr, Posterous, dan juga jejaring sosial milik Instagram sendiri (www.Instagram.com).

Instagram sama seperti jejaring sosial lainnya, namun lebih fokus kepada foto atau pengeditan foto. Instagram adalah jejaring sosial yang dapat digunakan sebagai salah satu wadah penyaluran bagi orang-orang yang memiliki minat di

bidang fotografi. Instagram bisa membantu mengabadikan peristiwa di sekelilingnya melalui foto.

Keunikan dari media Instagram ini tidak hanya dapat berkomunikasi dengan hanya berbagi foto saja, namun sudah merambah ke video yang

memungkinkan setiap orang dapat membagi berbagai video yang menghibur,

menginformasi berbagai event, pariwisata, dan sebagai ajang aktualisasi diri. Kekuatan gambar telah menghubungkan orang-orang dengan apa yang sedang

(25)

dengan Instagram, lalu berbagi gambar dengan orang lain di berbagai belahan dunia (www.tekno.kompas.com).

Di Indonesia Instagram banyak digunakan dan menjadi salah satu media sosial yang populer mulai dari masyarakat seperti remaja, publik figur, bahkan ibu

Presiden Republik Indonesia Ibu Ani Yudhoyono pun memiliki akun resmi

Instagram yang bernama “@Aniyudhoyono” dan aktif menggunakan Instagram untuk berbagi hasil-hasil foto jepretan karyanya dan moment kegiatan dirinya serta keluarga.

Instagram selain digunakan untuk memperlihatkan hasil fotografi dan berbagi seputar informasi mengenai kuliner, tempat wisata, cuaca, dan

lain-lainnya menggunakan foto atau video yang diunggah oleh si pengguna Instagram. Instagram juga digunakan masyarakat Indonesia untuk sarana berwirausaha yaitu dengan memasarkan sebuah produk yang mereka tawarkan ke konsumen atau

sering disebut dengan etalase online shop. Melalui foto dan video, konsumen dapat melihat langsung produk yang dijual secara jelas dan informasi barang yang

dicantumkan oleh si penjual. Tidak hanya masyarakat biasa saja yang dapat

memasarkan produknya di Instagram, namun brand ternama pun tak mau kalah menggunakan media sosial ini untuk memasaran produknya agar lebih dikenal

konsumen seperti brand celana jeans merek levis. Di Instagram pengunjung dapat berinteraksi dengan media kolom komentar yang disediakan sehingga

memudahkan para pengguna untuk saling berinteraksi dan memudahkan

pencarian dengan menggunakan hashtag.

Berdasarkan data yang diperoleh dari jurnal penelitian yang berjudul

“Motif Mahasiswa Surabaya Dalam Menggunakan Situs Twitter di Internet” oleh Dianita Milanie pada tahun 2010 dari Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” (UPN) Jawa Timur ada beberapa alasan mengapa masyarakat

menggunakan jejaring sosial:

1. Mencari teman yaitu bagi sebagian orang dengan menggunakan jejaring sosial, kita bisa mencari teman baru, mencari teman lama yang hilang dan teman-teman lainnya.

2. Berkomunikasi yaitu dengan jejaring sosial, para anggotanya bisa saling berkomunikasi dan saling bertukar informasi baik dalam video, foto, dan lain sebagainya.

(26)

3. Mencari informasi yaitu dengan jejaring sosial, para pengguna bisa mencari berbagai informasi yang diinginkan dengan keunggulan masing-masing media sosial.

4. Mencari popularitas yaitu bila ingin terkenal, jejaring sosial juga bisa dijadikan sarana untuk membuat orang terkenal atau populer di dunia maya yang pada akhirnya terkenal di dunia nyata.

5. Mencari dukungan yaitu dengan membuat jejaring sosial akan semakin ramai di kenal dan mudah mencari dukungan.

6. Tempat kritik dan saran yaitu melalui jejaring sosial, pengguna dapat menerima masukan, saran atau kritik dari pengguna lain.

7. Mengisi waktu luang yaitu bergabung dengan jejaring sosial setelah melakukan aktivitas sehari-hari, orang dapat merasa terhibur dengan berbagai fasilitas yang tersedia.

8. Aktualisasi diri yaitu dengan berbagi pendapat dengan teman-teman sesama pengguna, mereka bisa mengetahui tentang bakat, potensi dan kemampuan yang dimiliki dan juga bagaimana cara mengembangkan atau memanfaatkannya.

9. Media promosi yaitu bila mempunyai dagangan atau barang yang mempunyai nilai jual dan ingin menjualnya, bisa juga mempromosikan barang di jejaring sosial (www.ejournal.upnjatim.ac.id).

Salah satu tradisi riset media yang kini cukup populer di kalangan peneliti

yaitu penelitian tentang penggunaan media, yang mengacu pada teori penggunaan

dan gratifikasi atau Uses and Gratification. Berbeda dengan teori efek media lainnya yang menitikberatkan pada “apa yang dilakukan media terhadap

khalayak” dan menganggap pengguna media bersifat homogen, teori U&G lebih

memberikan perhatian pada “apa yang dilakukan khalayak terhadap media”

sebagai bentuk perilaku individu sebagai khalayak aktif.

Penelitian mengenai motif penggunaan media dan pemenuhan kebutuhan

salah satunya banyak dilakukan oleh Bradley Greenberg tahun 1974, yaitu

berjudul Gratifications of Television Viewing and Their Correlates for British

Children. Dalam kesimpulannya menjelaskan bahwa ada 6 alasan dibalik

penggunaan televisi oleh anak-anak, yakni pembelajaran (learning), kebiasaan

(habit), hubungan pertemanan (championship), keaktifan (arousal),

istirahat/relaksasi (relaxation), dan menghabiskan waktu (passing time) (Greenberg, 1974).

Di Indonesia penelitian jejaring sosial dan motif penggunaan media sering

dilakukan. Salah satunya mengenai “Motif Pengguna Jejaring Sosial Google+ di

(27)

Dalam jurnalnya ditemukan sebuah kesimpulan bahwa dari pengguna jejaring

sosial, motif tertinggi adalah untuk memperbaharui status, dimana mereka mampu

menyatakan eksistensi dirinya serta mendapatkan informasi melalui stream dalam jejaring sosial (www.studentjournal.petra.ac.id).

Manusia mempunyai otonomi, dan wewenang untuk memperlakukan

media. Pendekatan teori Uses and Gratifications, memengaruhi fungsi komunikasi massadalam melayani pengguna medianya. Penggunaan teori ini bisa dilihat dalam kasus selektivitas hiburan personal. Kita menyeleksi setiap hiburan

tidak hanya karna kita merasa cocok dengan hiburannya, tetapi juga untuk

motif-motif yang lain, misalnya untuk menjadi bahan referensi obrolan dengan orang

lain, ataupun untuk kepuasan batin. Upaya yang diperlukan untuk memenuhi

kebutuhan sangat tergantung pada tersedia atau tidaknya media dan kemudahan

memanfaatkannya.

Pendekatan Uses and Gratification ditunjukkan untuk menggambarkan proses penerimaan dalam komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media

oleh individu atau agregasi individu (Effendy, 2000: 289). Pendekatan ini

menjelaskan tentang motif penggunaan media, dalam hal ini media tersebut adalah

Instagram yang berkaitan dengan pemuasan kebutuhan seperti, kebutuhan untuk mendapatkan informasi, kebutuhan hiburan, interaksi sosial, dan identitas diri.

Perkembangan teknologi yang sangat pesat dan media aplikasi yang terus

berkembang dan terus bermunculan, peneliti memilih Instagram sebagai media aplikasi baru yang muncul dan banyak digemari oleh masyarakat setelah

Facebook dan twitter. Alasan tersebut dipilih dan diperkuat dengan adanya polling yang diadakan oleh sebuah situs yang bernama selular online. Mereka menggelar poling ke-48 dengan tema “Apa Jejaring Sosial Berbasis Foto yang

Paling Baik Menurut Anda?” periode poling berlangsung dari 21 Juli- 23 Agustus

2013 dari total 381 responden (41%) memilih Instagram sebagai aplikasi jejaring sosial berbasis foto terbaik (www.celular.com). Penelitian mengenai motif

penggunaan media komunikasi baru yaitu “Instagram” dan pemenuhan kebutuhan di kalangan mahasiswa dirasa sangat penting dan penelitian ini belum pernah

dilakukan sebelumnya khususnya di Sumatera Utara.

(28)

Berdasarkan beberapa alasan tersebut diatas, maka penelitian ini berusaha

untuk mengetahui sejauhmana hubungan motif penggunaan Instagram dan pemenuhan kebutuhan pengguna Instagram di kalangan mahasiswa yang didasarkan pada motif penggunaan media komunikasi, difokuskan pada motif

penggunaan media yang didasarkan pada pendapat McQuail (2002: 72), yakni : 1)

Informasi, 2) Identitas, 3) Integrasi dan Interkasi sosial, serta 4) Hiburan.

Objek penelitian ini adalah pengguna Instagram di kalangan Mahasiswa Ilmu komunikasi Fisip USU angkatan 2011 dan 2012. Peneliti memilih

Mahasiswa Komunikasi Fisip USU karena hal ini berkaitan dengan Ilmu

Komunikasi yang diantaranya membahas tentang penyampaian pesan atau ide

seseorang kepada orang lain, membahas kontak sosial yang dapat dilakukan

dengan menggunakan teknologi dan membahas teknologi media. Dari hal tersebut

menunjukkan bahwa mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi pastilah akan tetap

berusaha meningkatkan kemampuannya sesuai dengan disiplin ilmunya. Secara

umum, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip USU belajar tentang perkembangan

teknologi komunikasi. Mahasiswa Ilmu Komunikasi juga sangat dekat dengan

dunia fotografi dan Instagram adalah media yang tepat untuk mempublikasikan hasil-hasil fotografi serta peristiwa yang penting sebagai sumber informasi bagi

para pengguna Instagram.

Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan diketahui bahwa Mahasiswa

Ilmu Komunikasi FISIP USU juga berada pada usia 19-20 tahun, dimana pada

usia tersebut merupakan masa awal dewasa. Sangat perlu ditekankan pada tahap

ini merupakan tingkatan perkembangan yang masih potensial, baik dilihat dari

aspek kognitif, emosi maupun fisik. Dengan kata lain kaum muda identik dengan

pribadi yang dinamis dan selalu mengikuti perkembangan teknologi dan memiliki

minat yang sangat tinggi akan penggunaan media internet dan media aplikasinya.

Sebagian besar para pengguna Instagram adalah usia 15-35 tahun yang dimana mahasiswa angkatan 2011 dan 2012 diantara tingkat usia tersebut.

Alasan peneliti menetapkan angkatan 2011 dan 2012 dan tidak memilih

angkatan 2010 dan 2013 adalah karena peneliti sendiri adalah mahasiswa Ilmu

Komunikasi angkatan 2010 sehigga takut terjadinya bias akan data yang diperoleh

(29)

sendiri, kemudian untuk menghindari bahwa tidak menutup kemungkinan peneliti

juga terpilih menjadi responden karena peneliti juga pengguna Instagram. Sedangkan mengapa peneliti tidak memilih angkatan 2013 dikarenakan penelitian

ini dimulai pada tahun 2013 dan angkatan 2013 masih baru menjadi mahasiswa

dan belum mengambil mata kuliah fotografi, yang dimana ada beberapa

pertanyaan pada kuesioner yang mengukur bagaimana mahasiswa komunikasi

memanfaatkan media Instagram untuk menampilkan kemampuan fotografi yang telah mereka pelajari. Peneliti juga sebelum melakukan penelitian sudah

meng-observasi pengguna Instagram di kalangan mahasiswa komunikasi dan didapatlah hasil bahwa pengguna Instagram paling banyak terdapat pada angkatan 2011 dan 2012.

Sehubungan dengan gambaran tentang pemanfaatan Instagram sebagai media teknologi informasi dengan menggunakan pendekatan Uses and Gratifications, yang menekankan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukan apa yang dilakukan media terhadap khlayak, akan tetapi apa yang dilakukan

khlayak terhadap media. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan

mengetahui sejauhmana hubungan motif penggunaan Instagram dan pemenuhan kebutuhan pengguna Instagram di kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan

permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Sejauhmanakah

hubungan motif penggunaan “Instagram” terhadap pemenuhan kebutuhan pengguna Instagram di kalangan Mahasiswa Ilmu komunikasi Angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU yang didasarkan pada motif penggunaan media komunikasi?”

1.3 Pembatasan Masalah

Penelitan merasa perlu untuk membuat pembatasan masalah yang lebih

spesifik dan jelas guna menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas

sehingga dapat mengaburkan penelitian. Adapun yang menjadi pembatasan

masalah dalam penelitian ini adalah :

(30)

1. Penelitian bersifat korelasional, yaitu bersifat mencari atau menjelaskan

hubungan dan menguji hipotesis.

2. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dimana untuk mencari data

dan menyimpulkan apakah ada hubungan antara variabel.

3. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2013 sampai selesai.

1.4Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang di lakukan sudah pasti mempunyai tujuan yang

akan di capai. adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini untuk mengetahui motif pengguna Instagram di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU dalam

penggunaan Instagram.

2. Penelitian ini untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan pengguna

Instagram di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU dalam penggunaan Instagram.

3. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara motif dengan pemenuhan

kebutuhan dalam penggunaaan Instagram oleh pengguna instagram di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 dan 2012 FISIP

USU.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

positif terhadap perkembangan keilmuan Ilmu Komunikasi, khususnya

pada uses and gratification dalam hal pemuasan penggunaan media baru bagi mahasiswa departemen ilmu komunikasi.

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat melengkapi dan

memperkaya khasanah bagi peneliti lain yang ingin mengadakan

(31)

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

pemberian masukan bagi pengguna yang berkaitan dengan motif dan

penggunaannya dalam menggunakan Instagram. Termasuk pemberian masukan terhadap aplikasi Instagram itu sendiri.

(32)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori

2.1.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa

Komunikasi

Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin comunis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.

Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin communico yang artinya membagi. Sama maksudnya disini adalah sama makna. Jika kita

mengadakan komunikasi berarti kita mengadakan “kesamaan” dalam hal ini yang

dimaksud adalah kesamaan pengertian antara si penyampai informasi dan

penerima informasi (Cangara, 2006: 18).

Kesamaan dalam berkomunikasi dapat diibaratkan dua buah lingkaran

yang bertindihan satu sama lain. Daerah yang bertindihan itu disebut kerangka

pengalaman (field of experience), yang menunjukkan adanya persamaan antara A dan B dalam hal tertentu, misalnya bahasa atau simbol. Menurut Cangara, ada tiga

prinsip komunikasi yakni:

Gambar 2.1 : Pinsip Komunikasi (Cangara, 2006: 20)

1. Komunikasi hanya bisa terjadi bila terdapat pertukaran pengalaman yang sama antara pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi (sharing similar experience).

2. Jika daerah tumpang tindih (the field of experience) menyebar menutupi lingkaran A atau B, menuju terbentuknya satu lingkaran yang sama, maka makin besar kemungkinannya tercipta suatu proses komunikasi yang mengena (efektif).

3. Tetapi kalau daerah tumpang tindih semakin mengecil dan menjauhi sentuhan kedua lingkaran, atau cenderung mengisolasi lingkaran masing-masing, maka komunikasi yang terjadi sangat terbatas. Bahkan besar kemungkinannya gagal dalam menciptakan suatu proses

(33)

Terdapat tiga unsur penting yang selalu hadir dalam setiap komunikasi,

yaitu sumber informasi (receiver), saluran (media), dan penerima informasi (audience). Sumber informasi adalah seseorang atau institusi yang memiliki bahan informasi (pemberitaan) untuk disebarkan kepada masyarakat luas. Saluran adalah

media yang digunakan untuk kegiatan pemberitaan oleh sumber berita, berupa

media interpersonal yang digunakan secara tatap muka maupun media massa yang

digunakan khalayak umum. Sedangkan audience adalah per orang atau kelompok dan masyarakat yang menjadi sasaran informasi atau yang menerima informasi

(Bungin, 2006: 57).

Kehidupan manusia ditandai dengan pergaulan di antara manusia dalam

keluarga, lingkungan masyarakat, sekolah, tempat bekerja, organisasi sosial, dan

lain sebagainya. Sebagai makhluk sosial, komunikasi merupakan unsur terpenting

dalam kehidupan manusia. Menurut Lasswell dalam bukunya “The Structure and Function of Communication in Society”, cara yang baik untuk mendefenisikan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut : who, says, what, in which channel, to whom, with what effect (Effendy, 2004: 33).

Menurut Shannon dan Weaver (dalam Cangara, 2006: 19) komunikasi

adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi, sengaja maupun

tidak sengaja. Tidak terbatas pada konteks komunikasi verbal, tapi juga dalam

konteks ekspresi muka, seni dan teknologi.

Effendy dalam bukunya “Ilmu Komunikasi dalam Teori dan Praktek”, menyatakan fungsi komunikasi adalah sebagai berikut :

1. Menginformasikan (to inform) yang memberikan informasi kepada masyarakat, memberitahukan kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide, atau fikiran, dan tingkah laku orang lain. Serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain.

2. Mendidik (to educate) yaitu sebagai sarana pendidikan, dengan komunikasi manusia dapat menyampaikan ide dan pikirannya kepada orang lain sehingga orang lain mendapatkan informasi dan pengetahuan. 3. Menghibur (to entertain) yaitu komunikasi berfungsi untuk

menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain.

4. Mempengaruhi (to influence) yaitu fungsi mempengaruhi setiap individu yang berkomunikasi, tentunya dengan cara saling mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan lebih jauh lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan yang di harapkan

(Effendy, 2004: 31).

(34)

Komunikasi Massa

Komunikasi massa (Mass Communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik

(radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan

yang ditunjukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat,

anonim dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara tepat,

serentak dan selintas khususnya media elektronik. Komunikasi massa memiliki

ciri yaitu melibatkan banyak komunikator, berlangsung melalui sistem bermedia

dengan jarak fisik yang rendah (artinya jauh), memungkinkan penggunaan satu

atau dua saluran indrawi (pengelihatan, pendengaran), dan biasanya tidak

memungkinkan umpan balik segera (Mulyana, 2004: 71-75).

Pengertian komunikasi massa, merujuk pada pendapat Tan dan Wright,

yaitu merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam

menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak,

bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek

tertentu. Jadi sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang

banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh ribuan, bahkan

puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan media

massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran, dan

televisi keduanya dikenal sebagai media elektronik, surat kabar dan majalah

keduanya disebut sebagai media cetak serta media film, film sebagai media

komunikasi massa adalah film bioskop (Ardianto, 2004: 3).

Rakhmat merangkum defenisi-defenisi komunikasi massa menjadi :

“Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditunjukkan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, anonim melalui media cetak atau elektronik sebagai pesan yang sama yang dapat diterima secara serentak dan sesaat.”

Menurut Bungin (2006: 71) komunikasi massa adalah :

(35)

Dengan demikian, maka unsur-unsur penting dalam komunikasi massa adalah : a) Komunikator

b) Media massa c) Informasi (pesan) d) Gatekeeper

e) Khalayak (publik) f) Umpan balik tertunda

Ciri-ciri komunikasi massa adalah:

1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga

Komunikator dalam komunikasi massa itu bukan satu orang, tetapi kumpulan orang-orang. Artinya, gabungan antar berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Komunikator dalam komunikasi massa adalah organisasi sosial yang mampu memproduksi pesan dan mengirimkannya secara serempak, ke sejumlah khlayak yang banyak dan terpisah. Komunikator dalam media massa biasanya adalah media massa (surat kabar, jaringan televisi, stasiun radio, majalah atau penerbit buku).

2. Komunikan dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen

Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen/ beragam. Artinya, penonton televisi itu beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, punya jabatan yang beragam, punya agama atau kepercayaan yang tidak sama. Herbert Blumer memberikan ciri tentang karakteristik audience/ komunikan sebagai berikut:

Audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen. Artinya, ia mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan. Jika ditinjau dari asalnya, mereka bersal dari berbagai kelompok dalam masyarakat. • Berisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain.

Disamping itu, antara individu tidak berinteraksi satu sama lain secara langsung.

• Mereka tidak mempunyai kemimpinan atau organisasi formal.

3. Pesannya Bersifat Umum

Pesan-pesan dalam komunikasi massa itu tidak ditunjukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesannya ditunjukan pada khalayak yang plural. Oleh karena itu, pesan-pesan yang dikemukakanya pun tidak boleh bersifat khusus. Khusus di sini, artinya pesan itu memang tidak disengaja untuk golongan tertentu.

4. Komunikasinya Berlangsung Satu Arah

Contohnya pada saat kita membaca surat kabar komunikasi hanya berlangsung satu arah yakni dari media massa (koran itu) ke pembaca dan tidak sebaliknya. Kita tidak bisa langsung memberikan respon kepada komunikatornya (media massa yang bersangkutan) kalaupun bisa pasti sifatnya tertunda.

(36)

5. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan

Serempak di sini berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut hampir bersamaan. Contohnya pada saat penayangan langsung siaran bola piala dunia dimana pada saat peristiwa penyetakan gol semua audience yang menonton sama-sama menerima pesan yang serempak bahwa tim sepak bola tersebut mencetak gol. Namun ketika penonton yang ketinggalan menonton tetap bisa mengetahui skor pertandingan yang tidak disiarkan secara langsung melalui news sport.

6. Komunikasi Menggandalkan Peralatan Teknis

Peralatan teknis yang dimaksud misalnya pemancar untuk media elektronik (mekanik atau elektronik). Televisi disebut media massa yang kita bayangkan saat ini tidak akan lepas dari pemancar. Peran satelit akan memudahkan proses pemancaran pesan yang dilakukan media elektronika seperti televisi.

7. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeeper

Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau

mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang diserbarkan lebih mudah dipahami. Gatekeeper yang dimaksud antara lain reporter, editor film//surat kabar/buku, manajer pemberitaan, penjaga rubrik, kameraman, sutradara dan lembaga sensor film yang semuanya mempengaruhi bahan-bahan yang akan dikemas dalam sebuah pesan-pesan dari media massa masing-masing (Nurudin, 2006: 16-30).

Ada beberapa bentuk komunikasi massa antara lain: televisi, radio,

internet, majalah, koran, tabloid, buku dan film (Nurudin, 2006: 5). Berikut

beberapa contoh media massa dari paradigma lama dengan paradigma baru :

(37)

Gambar 2.3 : Model Komunikasi Massa Paradigma Baru (Nuruddin, 2006: 12)

Jika dilihat dari dua bagan diatas, ada perbedaan mencolok antara

paradigma lama dengan paradigma baru, dalam paradigma baru ada penambahan

dan pengurangan, yakni surat kabar, majalah, tabloid, televisi, radio, film, buku,

tabloid, dan internet sedangkan pengurangannya ada apa CD/kaset. Perubahan

tersebut dimungkinkan kerena perkembangan teknologi komunikasi massa yang

kian cepat. Perubahan tersebut akan membawa konsekuensi pada perubahan ciri

yang melekat pada media massa tersebut.

Kita tidak bisa membayangkan bahwa internet adalah media baru yang

mempunyai keserempakan tinggi dalam penyebaran pesan kepada khalayak.

Sedangkan media lama seperti surat kabar, tabloid, dan majalah pada masa yang

akan datang keserempakan pesannya sangat mungkin harus direvisi pula.

Beruntung saat ini, tiga media massa itu sudah didukung penyebarannya dengan

internet. Dengan demikian alat-alat komunikasi massa akan mengalami perubahan

dari masa ke masa sejalan dengan tingkat perkembangan perubahan manusia dan

peningkatan percepatan teknologi komunikasi (Nurudin, 2006: 14).

Ada beberapa era yang dapat dijadikan pijakan untuk melihat sejarah

perkembangan komunikasi massa. Menurut Melvin DeFleur dan Sandra J. Ball

Televisi Surat

Kabar Film

Radio Alat Komunikasi Majalah

Massa

Internet Tabloid

Buku

(38)

Rokeach dalam bukunya Theories of Mass Communication (1989), setidak-tidaknya disebutkan ada lima revolusi komunikasi massa:

1. Zaman penggunaan tanda dan isyarat sebagai alat komunikasi (the age of signs and signals)

2. Zaman digunakannya percakapan dan bahasa sebagai alat berkomunikasi (the age of speech and language)

3. Zaman digunakannya tulisan sebagai alat komunikasi (the age of writing) 4. Zaman digunakannya media cetak sebagai alat komunikasi (the age of

print)

5. Zaman digunakannya media massa sebagai alat komunikasi (the age of mass communication)

Masing-masing perubahan membawa kepentingan sendiri-sendiri dan

untuk masyarakat yang berbeda satu sama lain. Perubahan dalam cara

berkomunikasi yang dilakukan manusia jelas telah membawa perubahan penting

dalam kehidupan berkomunikasi manusia. Perubahan tersebut bukan hanya

berdampak positif bagi manusia melainkan dampak negatif pun sudah semakin

terasa. Misalnya acara yang disiarkan melalui media elektronik dengan

menggunakan jaringan satelit sehingga dapat menyiarkan acara secara langsung.

Namun dampak yang dirasakan adalah anak-anak memiliki peluang untuk

menghabiskan waktunya berjam-jam di televisi daripada untuk belajar. Ditambah

lagi dengan munculnya internet sebagai bentuk komunikasi massa yang paling

baru. Membawa pengaruh yang tidak sedikit pula. Seperti munculnya

media-media sosial di jaringan internet dan didukung oleh media-media telepon pintar yang

mengakibatkan setiap orang dengan mudah dan dapat mengakses internet kapan

saja dan dimana saja. Hal inilah yang mengakibatkan masyarakat banyak

menghabiskan waktu dengan teknologi daripada bersosialisasi dengan lingkungan

disekitar mereka.

Internet telah mengambil peran revolusi komunikasi yang kian kompleks.

Orang tidak perlu lagi susah-susah mengirim surat dengan jasa pos, tetapi cukup

memakai surat elektronik (e-mail). Inilah abad komunikasi massa pada zaman sekarang ini. Semua dipercepat, dipermudah, disederhanakan, tetapi dampak

negatif yang ditimbulkan juga akan lebih nyata dan besar. Munculnya era

komunikasi massa adalah keniscayaan sejarah perkembangan manusia dalam

melakukan komunikasi. Semakin cerdas manusia, semakin kompleks dan rumit

(39)

Menurut Wright (dalam Severin dan Tankard, 2008: 4), perubahan

teknologi baru menyebabkan perubahan dalam defenisi komunikasi massa yang

mempunyai tiga ciri, yaitu :

1. Komunikasi massa yang diartikan kepada audiens yang relatif besar, heterogen dan anonim.

2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan unruk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara.

3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar.

Menurut McManus (dalam Severin dan Tankard, 2008: 4) ada beberapa

ciri lingkungan media baru adalah sebagai berikut:

1. Teknologi yang terdahulu berbeda dan terpisah seperti percetakan dan penyiaran sekarang bergabung.

2. Kita sedang bergeser dari kelangkaan media menuju media yang melimpah.

3. Kita sedang mengalami pergeseran dari mengarah kepuasan massa audiens kolektif menuju kepuasan grup atau individu.

4. Kita sedang mengalami pergeseran dari media satu arah ke media interaktif.

Media baru merujuk pada dunia metamorfosis di mana banyak bentuk

komunikasi elektronik dipakai. Porsi terbanyak adalah menggunakan internet

yaitu jaringan dari komputer yang berkembang pesat. Internet merubah

komunikasi dengan sangat mendasar, termasuk melibatkan banyak interaktivitas

antara komunikator dan pengguna. Dunia maya (internet) menawarkan

kesempatan membentuk komunitas yang sebenarnya, orang yang memiliki

kesamaan ketertarikan bertemu hanya melalui elektronik. Maka defenisi

komunikasi massa bahwa audiens yang bersifat heterogen dan tidak saling mengenal dan berinteraksi tidaklah sama dengan prinsip pada media baru

terutama pada jejaring sosial. Kemudian, pesan tidak lagi dijadwalkan secara

umum dan komunikator berada dalam sebuah organisasi. Dalam media baru

semua orang dapat menyebarkan pesan kepada semua orang baik bersifat umum

maupun khusus baik itu penting ataupun tidak penting. Media baru dalam

(40)

dalam menyebarkan informasi yang sering kita kenal citizen journalism (Saverin and Tankard, 2008 : 465).

Merton (dalam Bungin, 2006: 78) mengemukakan bahwa fungsi aktivitas

sosial memiliki dua aspek, yaitu fungsi nyata (manifest function) adalah fungsi nyata yang diinginkan, kedua fungsi tidak nyata atau tersembunyi (latent function), yaitu fungsi yang tidak diinginkan. Sehingga pada dasarnya setiap fungsi sosial dalam masyarakat itu memiliki efekfungsional dan disfungsional.

Fungsi komunikasi media massa sebagai bagian dari komunikasi massa

terdiri atas:

a. Fungsi pengawasan

Berupa peringatan dan kontrol sosial maupun kegiatan persuasif.

Pengawasan dan kontrol sosial dapat dilakukan untuk aktivitas preventif

untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Fungsi persuasif

sebagai upaya memberi reward dan punishment kepada masyarakat sesuai dengan apa yang dilakukannya. Contoh nya saja seperti dalam jejaring

sosial Instagram para pengguna Instagram bisa mengunduh gambar ataupun video mengenai HIV/AIDS. Sehingga orang yang melihat bisa

terpengaruh untuk ikut menjahui hubungan seksbebas.

b. Fungsi social learning

Melakukan guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat. Media massa bertugas untuk memberikan pencerahan-pencerahan kepada

masyarakat dimana komunikasi massa itu berlangsung. Contohnya seperti

dalam jejaring sosial Instagram dapat dijelaskan dengan menggunakan video yang berdurasi 15 detik serta ditambahkan dengan caption mengenai sebuah produk yang dapat memberikan pencerahan dan pengetahuan

terhadap produk tersebut.

c. Fungsi penyampaian informasi

Komunikasi massa menjadi proses penyampaian informasi kepada

masyarakat luas, yang memungkinkan informasi dari sebuah institusi

publik tersampaikan kepada masyarakat secara luas dalam waktu cepat.

(41)

mengenai pemilu 2014 dengan menggunakan video berdurasi 15 detik

yang diunggah oleh institusi yang bersangkutan.

d. Fungsi transformasi budaya

Komunikasi massa menjadi proses transformasi budaya yang dilakukan

bersama-sama oleh semua komponen komunikasi massa, terutama yang

didukung oleh media massa. Contohnya dengan menggunakan Instagram kita dapat berbagi gambar dengan seluruh orang di penjuru dunia. Kita

bisa mengunggah berbagai macam budaya dari Indonesia dan begitu pula

sebaliknya dari negara lainnya. Sehingga tanpa disadari kita mengikuti

budaya lain, misalnya dalam hal berpakaian.

e. Hiburan

Komunikasi massa juga digunakan sebagai medium hiburan, terutama

karena komunkasi massa menggunakan media massa, jadi fungsi-fungsi

hiburan yang ada pada media massa juga merupakan bagian dari fungsi

komunikasi massa. Contohnya dengan adanya Instagram mampu menjadi media hiburan seperti melihat video, melakukan obrolan dan melihat

gambar-gambar yang menarik yang diunggah oleh para pengguna

Instagram.

Khalayak memiliki kebutuhan atau dorongan tertentu yang dipuaskan oleh

sumber media. fungsi media massa ini adalah fungsi sosial yang diinginkan dan

fungsi sosial yang tidak diinginkan yang dimana para pengguna menyadari atau

tidaknya fungsi pada media massa pada kehidupan mereka. Seperti pada fungsi

transformasi budaya yang tanpa audiens sadari mereka telah mengikuti budaya dari negara lain dengan adanya terpaan tayangan di televisi maupun media massa

lainnya termasuk pada media baru. Adapun efek komunikasi massa bisa dibagi

menjadi beberapa bagian: secara sederhana Keith R. Stamm dan Jhon E. Bowes

(1990) membagi kedua bagian dasar, pertama efek primer meliputi terpaan, perhatian, dan pemahaman. Kedua, efek sekunder meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan pengetahuan dan sikap), dan perubahan perilaku (menerima dan memilih) (Nurudin, 2006: 206).

Perkembangan teknologi yang begitu cepatnya menimbulkan suatu era

(42)

Kovergensi media adalah penggabungan atau pengintegrasian media-media yang ada untuk digunakan dan diarahkan kedalam satu titik tujuan. Konvergensi adalah

keadaan dimana semua elemen media baik yang menggunakan teknologi lama

atau baru bersatu untuk menghasilkan produk baru yang terintegrasi. Konvergensi

media yang dimaksud adalah sebuah telepon pintar yang di dalamnya terdapat

internet lengkap dengan aplikasi nya seperti media-media sosial, email, kemudian dilengkapi dengan telepon selular, jaringan nirkabel, radio, kamera, video, dan

lainnya yang tujuan nya adalah memudahkan para pengguna teknologi sehingga

dapat melakukan berbagai hal hanya dengan satu media komunikasi dan dapat

dibawa kemana saja. Perkembangan teknologi yang memicu lahirnya media baru

tidak serta merta menghapuskan atau mengganti media lama. Karena ada beberapa

karakteristik media lama yang tidak bisa digantikan oleh media baru (McQuail,

2011: 153).

Menurut McQuail (2011: 153) terdapat beberapa perbedaan yang muncul

akibat perkembangan teknologi terletak pada :

1. Digitalisasi dan konvergensi media

2. Interktifitas dan konektivitas jaringan yang semakin meningkat, dimana publik bisa secara langsung memberikan feedback terhadap konten.

3. Mobilitas dan delokasi untuk mengirim dan menerima 4. Adaptasi terhadap peranan publikasi dan khalayak

5. Munculnya beragam bentuk baru ‘pintu’ (gateway) media 6. Pemisahan dan pengaburan dari ‘lembaga media’

Perkembangan teknologi tidak hanya memicu lahirnya media-media baru

tapi juga melahirkan pola baru dalam lalu lintas informasi. Bordewijk dan Van

Kaam (dalam McQuail, 2011: 159) mencoba membagi pola tersebut kedalam

beberapa kategori :

Allocution

(43)

• Percakapan

Karakteristik dari pola komunikasi ini adalah memungkin semua orang untuk berinteraksi baik yang dimediasi ataupun secara langsung. Kunci utama dari percakapan ini adalah adanya kesetaraan diantara pihak yang terlibat dalam interaksi. Contohnya adalah percakapan melalui komentar/direct message pada aplikasi Instagram yang dimediasi oleh pihak ketiga berupa aplikasi Instagram itu sendiri.

• Konsultasi

Konsultasi merupakan pola komunikasi dimana antara pihak yang terlibat ada yang berfungsi sebagai bank informasi yang bisa dijadikan tempat untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Surat kabar cetak merupakan salah satu media yang menggunakan pola komunikasi konsultasi, dimana didalamnya terdapat beraneka ragam informasi. Saat ini bank informasi dapat di peroleh dari world wide web / google sebagai search engine yang banyak digunakan dalam pencarian informasi apapun yang khalayak inginkan. Contoh lainnya dalam aplikasi Instagram banyak informasi terdapat pada bagian search dengan menggunakan hashtag maka informasi yang diinginkan akan keluar. Seperti misalnya ingin mencari konsep photo prawedding maka dengan menggunakan hashtag prawedding gambar-gambar yang sesuai dengan hashtag tersebut akan keluar dan dapat dilihat sebagai penambah inspirasi.

• Registrasi

Pola komunikasi registrasi adalah pola konsultasi yang berkebalikan, dimana pusat meminta dan menerima informasi dari partisipan di periferi. Hal ini berlaku kapanpun pencatatan pusat disimpan oleh individu dalam sebuah sistem dan pada semua sistem pengawasan. Misalnya dengan pencatatan otomatis di pusat pertukaran panggilan telepon.

Kontrol Gudang Informasi Pusat

Kontrol Waktu dan Pilihan Subjek

Individual

Gambar 2.4: Tipologi Lalu Lintas Informasi. Sumber: (Bordewijk dan Van Kaam dalam McQuail, 2011: 161).

Allocution Registrasi

Konsultasi Percakapan

Gambar

Gambar 2.2: Model Komunikasi Massa Paradigma Lama
Gambar 2.3 : Model Komunikasi Massa Paradigma Baru
Gambar 2.6 : Teori Hierarki Kebutuhan Maslow (1970)
Gambar 3.1 Struktur Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan penggunaan tepung rumput laut dalam ransum terhadap perlemakan berpengaruh nyata (P<0,05) pada kadar lemak daging ayam

Dalam beberapa tahun terakhir di Semarang khususnya di kawasan Kota Lama dan di kawasan Candi di kota Semarang bagian atas telah bermunculan tempat usaha baru sebagai upaya

Hal tersebut menimbulakn berbagai penafsiran bahwa masih banyak lembaga negara lain selain yang tercantum dalam UUD juga merupakan lembaga negara yang berhak

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai pengaruh pendidikan keluarga terhadap pembentukan karakter anak cenderung harus diperhatikan dan orang tua

Hukum Islam memandang mengenai anak angkat yang ada di Desa Simpang Tiga tidaklah sesuai dengan anjuran yang ada pada ketentuan hukum Islam dan KHI,

RS Karya Medika II sebagal Rumah Sakit yang mengemban Visi menjadi pilihan utama dalam pelayanan kesehatan yang unggulan dengan misi menyediakan pelayanan pasien

Pada Gambar 13 terlihat bahwa peluru jenis Conical nose memiliki volume crater terbesar ketika dapat menembus plat baja 0,2 mm jika dibandingkan 3 jenis peluru

ajar dalam pembelajaran fisika yaitu analisis kepraktisan dan analisis keefektifan. Analisis kepraktisan dilakukan untuk mengetahui apakah bahan ajar yang