• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KELAS X.MIA.2 DI SMA NEGERI 2 KOTA METRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KELAS X.MIA.2 DI SMA NEGERI 2 KOTA METRO"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KELAS X.MIA.2 DI

SMA NEGERI 2 KOTA METRO Oleh

DWI SAKTIA NINGRUM

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses dan langkah-langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran tari sigeh penguten pada kelas X.MIA.2 di SMA Negeri 2 Kota Metro. Teori yang digunakan teori pembelajaran dan seni budaya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Sumber data adalah guru, ragam gerak tari, sarana dan prasarana, dan siswa kelas X.MIA.2. Penelitian ini menggunakan 2 instrumen penilaian yaitu instrumen penilaian aktivitas siswa dan hasil tes praktik siswa. Data dianalisis dengan cara reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Proses pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan pendekatan saintifik dengan enam aspek yaitu, aspek mengamati materi atau objek berupa gambar gerak tari, video, dan keindahan alam yang diberikan oleh guru, aspek menanya siswa bertanya dan berdiskusi tentang seni budaya, aspek menalar siswa menalar dan berimajinasi tentang pemahaman tari sigeh penguten, aspek mencoba siswa mencoba mempresentasikan dan memeragakan gerak tari sigeh penguten, aspek menyimpulkan siswa menyimpulkan dari beberapa pendapat dari siswa lain mengenai materi yang dipelajari, dan aspek mengkomunikasikan siswa mengapresiasi materi pada lingkungan dan kehidupan sehari-hari. Pendekatan saintifik dapat meningkatkan aktivitas, kreativitas, dan pengetahyan siswa. Pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan pendekatan saintifik memperoleh nilai 66.1 dengan kriteria baik. Hasil tes praktik memperoleh nilai 76,1 termasuk dalam kriteria baik, dari aspek hafalan urutan gerak dan ketepatan gerak dengan musik.

(2)

APPROACH AT CLASS X.MIA.2 SMAN 2 METRO CITY By

DWI SAKTIA NINGRUM

This research was aimed to describe process and steps in the scientific approach X.MIA.2 class at SMAN 2 Metro City in sigeh penguten dance learning. The theory used in this research is the theory of learning, arts and culture. This study used a qualitative descriptive study. Data collection techniques in this study are observation, interview and documentation. The source of the data in this study is the teacher and culture, a variety of dance movements, infrastructure, and the students of class X.MIA.2. This research uses 2 instrument rating which is an instrument of student activity and student practicetest results. Data were analyzed by means of the reduction of data, data presentation, and conclusion. The process of learning sigeh penguten dance using a scientific approach with the six aspects namely; on observing the students observe material or object in the form of motion pictures, videos, dance and beauty of nature provided by the teacher, the students asked inquiring into aspects and discuss about things about art and culture, the others are allegorical; others are allegorical; and their imagination students about understanding aspect sigeh penguten dance, trying aspect: students try to present and demonstrate a range of sigeh penguten motion dance aspect concluded: students infer from some opinions from other students regarding the material covered is that artistic activity it was wonderful then sigeh penguten dance need to be preserved, and the aspects of communicating: the case of the student material on environment and everyday life. The result of learning sigeh penguten dance by scientific to improve student’s activity, creativity, and knowledge. Sigeh penguten dance outcomes using scientific approaches in class X. MIA 2 SMAN 2 Metro City averaged 66.1 in criteria well. Practice test scores got 76.1 included in criteria well, the aspect of motion and precision motion with music.

(3)

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KELAS X.MIA.2

DI SMA NEGERI 2 KOTA METRO

Oleh

Dwi Saktia Ningrum

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KELAS X.MIA.2

DI SMA NEGERI 2 KOTA METRO

Oleh

Dwi Saktia Ningrum

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan hidayahnyalah skripsi ini dapat diselesaikan. Tidak terlupa shalawat serta salam kepada Rasullulah Nabi Muhammad SAW atas petunjuk jalan kebenaran bagi umat manusia di muka bumi.

Skripsi ini kepersembahkan kepada :

1. Ibundaku tercinta Siswati yang senantiasa menyayangiku dan mendoakanku serta Ayahandaku tersayang Amad Safe’i yang selalu memberikan dukungan, arahan, dan

semangat untuk keberhasilanku.

2. Saudaraku Wahyu Eko Purnomo, Septa Safe’i, Lisa Ariyani, dan Irgi Pratama yang selalu memberikan doa, dukungan, keceriaan, dan menantikan keberhasilanku.

3. Keluarga besarku yang selalu memberi semangat dan motivasi untuk keberhasilanku. 4. Para pendidik yang kuhormati

(10)

MOTO

“Waktu itu bagaikan pedang, jika kamu tidak

memanfaatkannya menggunakan untuk memotong, ia akan

memotongmu (menggilasmu)”

(H.R. Muslim)

“sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil:

kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya

dengan baik”

(11)

SANWACANA

Allamdulillah, puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang menjadi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Seni Tari, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Penulis menyadari bahwa sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, motivasi, saran dan kritik yang telah diberikan oleh semua pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih seluruhnya kepada :

1. Fitri Daryanti, S.Sn., M.Sn. Ketua Program studi Pendidikan Seni Tari yang telah bersedia menjadi pembimbing 1 dan memberikan bimbingan, dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Susi Wendhaningsih, S.Pd., M.Pd. yang telah bersedia menjadi pembimbing 2 dan memberikan bimbingan, dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Riyan Hidayatullah, S.Pd., M.Pd. yang telah bersedia menjadi pembahas serta memberikan bimbingan, dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., Dekan FKIP Unila

5. Dr, Ngadimun HD terimakasih atas bimbingan dan dukungannya.

6. Dwiyana Habsari, S.Sn.,M.Hum terimakasih atas bimbingan dan dukungannya 7. Hasyimkan, S.Sn.,M.A terimakasih atas bimbingan dan dukungannya

(12)

11.Ibunda Siswati dan Ayahanda Amad Safe’i, saudaraku Wahyu Eko Purnomo, Septa Safe’i, Lisa ariyani, Irgi Pratama, Nenek Sopiah (Alm) dan keluarga besar terimakasih atas do’a, arahan, dan semangat untuk keberhasilanku.

12.Tommi Ardiansyah terimakasih atas doa, arahan dan semangat untuk keberhasilanku. 13.Aling, Ade, Findi, Nia, Raen, Annisa, Keli, Laras, Mita, Vita, Anggun, Reni, Tiara, Septi,

Lela, Putri, Dwi, adik-adik penari SMA Negeri 2 Kota Metro.

14.Al Fisky Kayyasah Amaliyyah dan Nurcahya Surya Barunawati yang selalu memberikan semangat dalam keberhasilanku

15.Geby, Vita, Donna, Dewi, Rendri, Evi, Ical, Fredi, Agnes, Risa, Ardan, Alex, Merdi, terimakasih kebersamaannya.

16.Teman-teman seperjuanganku angkatan 2011.

17.Seluruh kakak tingkat 2008, 2009, 2010, Adik-adikku Cipto, Wulan, Cita, Amel, Putri, Anggun, Kurnia, Nike, Najib, Darma, Asep, Sasa, dan Tina serta adik-adik tingkatku 2012, 2013, dan 2014 semoga sukses.

18.Mas Jaya, Mbak Eva, Mbah Bari, Pak Heru, Pakde, Mbak Jeje, Mbak Hanna, Mbak Dwitiya, Mbak Sendy, Mbak Indah, Mbak Ika, Mbak Nabila, Mbak Adel, Mbak Arum, Kak Ilham, Kak Tanjung, dan Staf TU

19.Teman-teman KKN tersayang Adi, Barry, Nurhayati, Ule, Yeni, Putri, Septi, Ayu, dan Herlina yang telah memberikan semangat dan dukungan.

(13)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima. Namun demikian, penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bandar Lampung, Juni 2015 Penulis

(14)

i

2.7 Pendekatan Pembelajaran Saintifik ... 14

2.7.1 Langkah-langkah Pendekatan Saintifik ... 15

2.7.2 Kriteria Pembelajaran Pendekatan Saintifik ... 19

2.7.3 Tujuan Pembelajaran Pendekatan Saintifik ... 20

2.8 Evaluasi Belajar ... 21

2.9 Seni Tari ... 23

(15)

ii

2.9.3.4 Gambar dan Hitungan Gerak Tari Sigeh Penguten ... 28

2.9.3.5 Musik Pengiring dan Property Tari Sigeh Penguten ... 48

(16)

iii

Tabel Halaman

1.1. Waktu Penelitian ... 8

2.1. Gambar dan Hitungan Tari Sigeh Penguten ... 28

3.1. Lembar Pengamatan Tes Praktik ... 61

3.2. Penilaian Siswa dalam Aspek Pendekatan Saintifik ... 63

3.3. Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ... 66

3.4. Penentuan Patokan dengan Nilai Skala Lima ... 72

4.1. Daftar Pertemuan Penelitian ... 82

4.2. Lembar Pengmatan Pendekatan Saintifik pertemuan pertama... 89

4.3. Lembar Pengamatan Pendekatan Saintifik pertemuan kedua ... 97

4.4. Lembar Pengamatan Pendekatan Saintifik pertemuan ketiga ... 107

4.5. Lembar Pengamatan Pendekatan Saintifik pertemuan keempat ... 116

4.6. Lembar Pengamatan Pendekatan Saintifik pertemuan kelima ... 127

4.7. Lembar Pengamatan Pendekatan Saintifik pertemuan keenam ... 133

4.8. Hasil Pengamatan Tes Praktik Aspek Hafalan Urutan Gerak ... 136

4.9. Hasil Pengamatan Tes Praktik Aspek Ketepatan Gerak dengan Musik ... 137

4.10. Penemuan Permasalan dan Solusi ... 138

4.11. Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ... 155

4.12. Penilaian Tes Praktik ... 160

(17)

v DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran 2. Penilaian Pendekatan Saintifik Lampiran 3. Penilaian Aktivitas Siswa

(18)

iv Gambar

2.1. Ragam gerak tari sigeh penguten ... 28

2.2. Alat musik pengiring tari sigeh penguten ... 48

2.3. Busana tari sigeh penguten ... 50

4.1. Lokasi SMAN 2 Metro... 79

4.2. Situasi saat proses pembelajaran berlangsung ... 88

4.3. Siswa menanggapi materi seni budaya ... 88

4.4. Siswa memahami materi seni budaya pada buku paket ... 96

4.5. Siswa saling menanggapi pendapat siswa lain ... 96

4.6. Guru memberi contoh ragam gerak lapah tebeng ... 105

4.7. Siswa berpose ragam gerak merunduk ... 105

4.8. Siswa berpose ragam gerak tari Padang ... 106

4.9. Siswa berpose ragam gerak tari piring ... 106

4.10. Siswa dengan pasangan presentasi gerak jong ippek ... 114

4.11. Siswa dengan pasangan ragam gerak jong sembah... 115

4.12. Siswa lain dan pasangan ragam gerak mampan bias ... 115

4.13. Siswa lain dan pasangan ragam gerak belah hui ... 116

4.14. Siswa menyelesaikan ragam gerak tambahan ... 125

4.15. Siswa latihan di luar jam pelajaran ... 125

4.16. Siswa menyelesaikan ragam gerak Tari Sigeh Penguten ... 126

(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pendidikan terdapat elemen-elemen yang bertujuan untuk mendukung suatu pendidikan, seperti adanya kurikulum, pembelajaran, model, strategi, teknik dan segala sesuatu yang membantu berlangsungnya suatu pendidikan. Demikan juga dengan pendidikan seni tari yang diajarkan di sekolah-sekolah. Pendidikan seni tari mencapai tujuan pendidikan melalui pengenalan terhadap budaya tari dengan penguasan tari-tari lokal ataupun tarian yang ada di Nusantara.Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu perubahan dan perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan kebudayaan kehidupan (Amri, 2013:1).

(20)

pembentukan pengetahuan oleh siswa dan untuk siswa melalui optimalisasi kerja kognitifnya. Suatu pembelajaran dianggap berhasil jika proses pelaksanaanya bisa mengubah pengetahuan, kemampuan, sikap peserta didiknya kearah yang lebih positif. Selain itu, indikator keberhasilan pembelajaranpun ditentukan oleh daya tarik mata pelajaran yang termasuk didalamnya adalah tanggapan peserta didik terhadap pelaksanaan pembelajaran. Oleh sebab itu, belajar sendiri dapat dikatakan sebagai proses yang ditempuh siswa untuk memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya (Abidin, 2014 : 1).

Melalui observasi SMA Negeri 2 Kota Metro merupakan salah satu sekolah Negeri di Kota Metro yang melaksanakan pembelajaran seni budaya yang terdiri dari seni rupa, seni musik, seni tari dan seni teater. Pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015, seni tari yang merupakan salah satu cabang seni budaya diajarkan kepada siswa kelas X, XI dan XII. Hal tersebut berkaitan dengan kompetensi dasar untuk tingkat SMA Kelas X sebagai berikut:

3.1 Memahami konsep, teknik dan prosedur dalam meniru ragam gerak dasar tari 3.4 Memahami konsep, teknik dan prosedur dalam pergelaran meniru ragam gerak

dasar tari

4.1 Menirukan ragam gerak dasar tari sesuai dengan hitungan/ketukan

(21)

3

Tari merupakan bentuk perpaduan gerak dengan cabang-cabang seni yang meliputi seni gerak (tari), seni musik (iringan dan suasana tari), seni rupa (rias dan kostum tari), dan seni teater (tata teknik pentas dan tata lampu). Seni tari sebagai salah satu cabang seni budaya yang diajarkan di sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan diri individu, kemampuan berfikir logis dan kemampuan mengembangkan potensi diri yang terus menerus digali dan dikembangkan berdasarkan bakat dan kreativitas peserta didik (setiawati, 2008 : 40).

Proses pembelajaran menerapkan kemampuan dan menggunakan sarana serta mengikuti mekanisme yang telah diatur dengan baik dalam RPP. Proses pembelajaran yang telah direncanakan dengan baik akan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selain menerapkan proses pembelajaran yang telah ditata dengan baik, juga harus selalu timbal balik dan melakukan kajian untuk terus membenahi proses pembelajaran. Dalam pembelajaran terdapat kurikulum, metode, teknik, pendekatan pembelajaran (Abidin, 2014 : 13).SMA Negeri 2 Kota Metro merupakan salah satu sekolah Negeri di kota Metro yang menerapkan kurikulum 2013. Penerapan kurikulum 2013 di sekolah ini baru terlaksana di kelas X, dikarenakan kelas XI dan XII masih menggunakan kurikulum KTSP. Sekolah dapat membedakan hasil belajar siswa yang menerapkan kurikulum 2013, dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

(22)

pendekatan ilmiah. Pembelajaran seni tari di SMA Negeri 2 Kota Metro dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Tari yang diajarkan yaitu tari sigeh penguten, pembelajaran tari tersebut sebagai salah satu upaya untuk melestarikan dan memperkenalkan budaya Lampung. Melalui pembelajaran tari sigeh penguten diharapkan siswa memperoleh pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekpresi, berkreasi, dan berapresiasi.

Guru diharapkan mampu memberikan peranannya dengan baik kepada siswa dalam pembelajaran. Peranan guru sebagai korektor, inspirator, informator, fasilitator, organisator, motivator, dan evaluator dibutuhkan dalam pembelajaran tari sigeh penguten sehingga siswa mampu mencapai KKM dengan hasil yang baik. Guru seni sangat berperan aktif dalam pembelajaran seni budaya di kelas salah satunya sebagai informator dan fasilitator. Untuk membantu siswa dalam memahami materi, guru memberikan informasi pengetahuan yang berhubungan dengan pelajaran juga menyediakan sarana dan prasana bagi siswa. Dalam proses pembelajaran seni budaya guru menggunakan media pembelajaran seperti memperlihatkan contoh-contoh tarian dalam berapresiasi melalui, LCD, DVD dan internet.

(23)

5

Pengunaan DVD untuk materi praktik ikut serta membantu proses pembelajaran seperti video tarian sehingga tidak hanya guru mata pelajaran yang mempraktikkan tarian di depan kelas, dikarenakan siswa dituntut untuk lebih aktif saat proses pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran melalui internet juga mendorong siswa lebih kreatif dalam mengerjakan tugas pekerjaan rumah yang ada kaitannya dengan internet atau browsing, seperti mencari gambar-gambar contoh tari.

Fasilitas yang tersedia dengan baik dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Seperti ruang praktik yang dimiliki SMA Negeri 2 Kota Metro, ruang yang khusus untuk kegiatan tari dan teater, ruang tersebut dinamakan kelas tari terletak di antara ruang laboratorium dan aula yang luasnya sama dengan lapangan basket. Kelas tersebut dapat digunakan untuk mengembangakan kreativitas berkesenian, dengan adanya kelas tari di SMA Negeri 2 Kota Metro bertujuan agar tidak mengganggu ruang kelas lain. Ruangan tersebut dilengkapai dengan kelengkapan menari seperti speaker, kipas tari, sampur atau selendang untuk memfasilitasi siswa yang tidak memiliki perlengkapan tari dan untuk memudahkan proses pembelajaran tari.

(24)

diambil adalah “Pembelajaran Tari Sigeh Penguten Menggunakan Pendekatan

Saintifik Pada Kelas X.MIA.2 di SMA Negeri 2 Kota Metro”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut

1. Bagaimana proses pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan pendekatan saintifik pada kelas X.MIA.2 di SMA Negeri 2 Kota Metro?

2. Bagaimana langkah-langkah pendekatan saintifik pada kelas X.MIA.2 di SMA Negeri 2 Kota Metro pada pembelajaran tari sigeh penguten?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:

1. Mendeskripsikan proses pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan pendekatan saintifik pada kelas X.MIA.2 di SMA Negeri 2 Kota Metro

2. Mendeskripsikan langkah-langkah pendekatan saintifik pada kelas X.MIA.2 di SMA Negeri 2 Kota Metro pada pembelajaran tari sigeh penguten.

1.4 Manfaat Penelitian

(25)

7

2. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai referensi pada penelitian berikutnya. 3. Hasil penelitian dapat dijadikan informasi kepada guru pengampu mata pelajaran

seni tari dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam proses pembelajaran yang diajarkan di kelas pada mata pelajaran seni budaya.

4. Hasil penelitian diharapkan berguna bagi siswa disaat pembelajaran seni tari siswa dapat terdorong untuk belajar lebih aktif dalam suasana yang menyenangkan dan dapat lebih jelas dalam menerima pemahaman materi tari yang disampaikan serta meningkatkan keterampilan dan kreativitas siswa dalam bidang seni tari.

5. Hasil penelitian dapat dijadikan informasi kepada sekolah lain, agar proses pembelajaran seni budaya khususnya seni tari meningkat dan bertambahnya minat siswa dalam bidang seni tari.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian 1. Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah pembelajaran tari sigeh penguten dengan menggunakan pendekatan saintifik pada kelas X.MIA.2 di SMA Negeri 2 Kota Metro.

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas X.MIA.2 yang berjumlah 33 siswa di SMA Negeri 2 Kota Metro.

3. Tempat Penelitian

(26)

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap selama dua bulan yaitu pada bulan Januari sampai Maret tahun pelajaran 2015/2016.

Tabel 1.1 Waktu Penelitian

No Kegiatan

Bulan

November Januari Febuari Maret April

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1

Pengajuan Izin

Penelitian x 2

Seminar

Proposal x 3 Penelitian xx xx xx xx xx xx xx xx

4

Bimbingan dan

Koreksi x x x 5

Seminar

Hasil

Keterangan:

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Sebagai acuan penelitian ini dapat disebutkan beberapa hasil penelitian sebelumnya, yaitu:

(28)

2. Kartika (2008), penelitian berjudul gerak dasar tari sigeh penguten pada kegiatan ektrakulikuler di SD Negeri 5 Lampung Selatan. Penelitian ini hanya memfokuskan gerak dasar yang dilakukan siswa, peniliti sebagai fasilitator secara langsung, metode dan teknik pembelajaran di terapkan langsung oleh peneliti, dapat dikatakan sebagai partisipan. Hasil pembelajaran tari sigeh penguten pada kegiatan ekstrakulikuler dapat melatih siswa untuk aktif setelah jam pelajaran selesai. Proses pembelajaran yang di pimpin oleh peneliti itu sendiri, setiap pertemuan ada 4 ragam gerak yang diajarkan. Kegiatan ekstrakulikuler hanya diikuti siswa perempuan dengan jumlah 10 orang, dikarenakan siswa laki-laki tidak tertarik pada kegiatan ekstrakulikuler cabang tari. nilai yang diperoleh 10 siswa dikatakan baik sekali karena dapat memeragakan 17 ragam gerak tari sigeh penguten tanpa ada kesalahan. Pada skripsi ini, peneliti kurang konsentrasi jika pusat perhatian yang diamati secara bersamaan yaitu, aktivitas siswa dan materi yang akan disampaikan.

(29)

11

2.2. Pembelajaran

Pembelajaran didefinisikan sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengontruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang terhadap materi pelajaran. Pembelajaran dalam definisi ini bukanlah sebuah proses pemberian pengetahuan, melainkan proses pembentukan pengetahuan oleh siswa dan untuk siswa melalui optimalisasi kinerja kognitifnya (Abidin, 2014: 1). Pembelajaran yang baik di SMA Negeri 2 Kota Metro dapat melatih siswa dalam berfikir secara aktif, sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih efektif.

(30)

2.3. Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan adalah tingkat tertinggi, yang kemudian dijabarkan ke dalam metode-metode, dan metode ini diwujudkan dalam teknik. Pendekatan pembelajaran sebagai seperangkat asumsi yang paling berkaitan dan bersangkutan dengan hakikat belajar, hakikat mengajar, dan hakikat disiplin ilmuyang dipelajari. Pendekatan bisa diartikan sebagai cara pandang filosofis terhadap sebuah objek tertentu yang dipercayai tanpa harus dibuktikan lagi kebenarannya. Pendekatan pembelajaran berfungsi sebagai panduan dasar tentang mengajarkan sesuatu dan bagaimana sesuatu itu dapat dipelajari dengan mudah. Pendekatan pada kurikulum 2013 ada, pendekatan kontruktivis, penekatan kooperatif, pendekatan pendekatan multisensory, dan pendekatan saintifik (Abidin, 2014 : 109). Pendekatan pembelajaran termasuk dalam kurikulum, pendekatan merupakan dasar pembelajaran yang dapat dikembangkan ke dalam model, strategi, metode, dan teknik pembelajaran.

2.4. Metode Pembelajaran

(31)

13

2 Kota Metro saat melaksanakan proses pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, strategi pembelajaran, dan model pembelajaran sehingga hasil belajar maksimal. Guru seni budaya di SMA Negeri 2 Kota Metro menggunakan pendekatan saintifik sesuai dengan kurikulum 2013 dalam melaksanakan proses pembelajaran seni budaya.

2.5. Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai teknik yang digunakan guru agar dapat melaksanakan pembelajaran secara tepat sasaran. Strategi pembelajaran dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar yakni strategi langsung dan strategi tidak langsung. Strategi langsung merupakan strategi secara langsung berorientasi pada penguasaan materi pembelajaran yang biasanya digunakan guru agar siswa lebih cepat memahami materi pembelajaran. Strategi tidak langsung adalah strategi yang dipilih guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa walaupun jenis kegiatannya tidak langsung menyentuh materi pembelajaran. Strategi pembelajaran dapat direncanakan sebelum memulai proses belajar mengajar. Guru dapat menggunakan strategi pembelajaran yang tepat atau sesuai dengan materi yang akan disampaikan, sehingga proses belajar mengajar terlaksana dengan baik (Abidin, 2014 : 120).

2.6. Teknik Pembelajaran

(32)

bermacam-macam teknik pembelajaran agar siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Beberapa teknik pembelajaran yang biasanya digunakan dalam pembelajaran adalah ceramah, tanya jawab, diskusi, curah pendapat, penugasan, latihan, kerja mandiri, demontrasi, simulasi, dan lain-lain. Penggunaan teknik tersebut akan sangat bergantung pada kebutuhan guru sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus yang hendak dicapai (Abidin, 2014 : 113). Teknik pembelajaran merupakan cara yang secara langsung diterapkan guru untuk menyampaikan materi pelajaran, teknik dapat dirubah saat proses belajar mengajar berlangsung yang menurut guru tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran, sehingga dapat menggunakan teknik yang lain.

2.7. Pendekatan Pembelajaran Saintifik

Salah satu perubahan mendasar dalam Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran. Model pembelajaran kurikulum 2013 berbasis saintifik dengan enam langkah pembelajaran yaitu mengamati, bertanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Sedangkan metode pembelajaran dalam kurikulum sebelumnya (KTSP) menggunakan tiga langkah dalam metode pembelajarannya, yaitu elaborasi, eksplorasi dan konfirmasi.

(33)

15

2.7.1. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik

Langkah-langkah pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara procedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat non ilmiah (Daryanto, 2014:59).

a. Mengamati

Mengamati merupakan metode pembelajaran, sehingga siswa saat mengamati dapat menggunakan berbagai metode pembelajaran. Mengamati ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi (Abidin, 2014 : 128). Dalam aspek mengamati terdapat (1) metode observasi, metode observasi merupakan pengamatan langsung pada objek yang akan dipelajari sehingga siswa mendapatkan fakta berbentuk data yang objektif yang kemudian dianalisis sesuai tingkat perkembangan siswa (Hosnan, 2014 : 39).

b. Menanya

(34)

yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya untuk belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itupula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik (Abidin, 2014 : 128). (1) Metode yang dapat digunakan dalam model questioning yaini metode tanya jawab. Metode tanya jawab merupakan cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, siswa kepada guru, atau siswa kepada siswa (Hosnan, 2014 : 50). (2) metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa-siswi dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pertanyaan atau pernyataan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama (Djamarah, 2010 : 87).

c. Menalar

(35)

17

digunakan dalam berfikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. (2) metode deduktif merupakan metode berfikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus (Hosnan, 2014 : 73).

d. Mencoba

(36)

demontrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan (Djamarah, 2010 : 90).

e. Menyimpulkan

Menyimpulkan merupakan metode pembelajaran. Kemampuan menganalisis data adalah kemampuan mengkaji data yang telah dihasilkan. Berdasarkan pengkajian ini, data tersebut selanjutnya dimaknai. Kemampuan menyimpulkan merupakan kemampuan membuat intisari atas seluruh proses kegiatan penelitian yang dilaksanakan (Abidin, 2014 : 128). Pada aspek menyimpulkan terdapat metode problem solving, yaitu metode pemecahan masalah bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat mencari data samapai kepada menarik kesimpulan (Djamarah, 2010 : 91).

f. Mengkomunikasikan

(37)

kebiasaan-19

kebiasaan tertentu, juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan (Djamarah, 2010 : 95).

2.7.2 Kriteria Pendekatan Pembelajaran Saintifik

Proses pembelajaran yang mengimplementasikan pendekatan saintifik akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). Dengan proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Pendekatan pembelajaran dikatakan sebagai pendekatan ilmiah atau pendekatan saintifik apabila memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.

2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.

3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.

(38)

5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.

6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.

7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya (Abidin, 2014 : 130).

2.7.3 Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Metode pembelajaran dalam kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pembelajaran berbasis saintifik, karena metode tersebut dipandang mampu memberikan pengalaman tersendiri baik bagi guru maupun siswa. Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa.

2. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.

3. Terciptanya kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.

4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.

5. Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan siswa dalam ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah.

(39)

21

2.8Evaluasi Belajar

Evaluasi belajar merupakan suatu komponen dalam sistem pengajaran, sedangkan sistem pengajaran itu sendiri merupakan implementsi kurikulum. Sebagai upaya untuk menciptakan belajar di kelas. Evaluasi belajar siswa adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan derajat perubahan tingkah laku siswa (Hamalik, 2012 : 159).

Dalam penelitian ini menggunakan evaluasi belajar dalam pengukuran ranah psikomotor. Pengukuran ranah psikomotor dilakukan terhadap hasil-hasil belajar yang berupa kemampuan gerak tari sigeh penguten yang prosesnya dalam penerapan kurikulum 2013. Penilaian yang dilakukan oleh guru di kelas terkait dengan kegiatan belajar mengajar merupakan sebuah proses penghimpun fakta-fakta dan dokumen belajar siswa untuk melakukan perbaikan program pembelajaran (Sani, 2014 : 201).

(40)

(Hosnan, 2014 : 393). Penilaian autentik meminta peserta didik untuk menampilkan tugas atau situasi yang sesungguhnya yang mendemonstrasikan penerapan keterampilan dan pengetahuan esensial yang bermakna. Adapun pengertian dari macam-macam penilaian autentik adalah:

1. Portofolio

Portofolio adalah penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan proses belajar peserta didik, termasuk penugasan perseorangan dan/ atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas, khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan. Portofolio kumpulan dari berbagai keterampilan ide, minat, dan keberhasilan atau prestasi siswa selama jangka waktu tertentu.

2. Ulangan

Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.

3. Ulangan Akhir

(41)

23

2.9Seni Tari 2.9.1 Seni

Seni adalah suatu kegiatan manusia yang secara sadar menyampaikan perasaan-perasaan yang telah dihayatinya kepada orang lain, dengan menggunakan simbol-simbol tertentu. Jadi, seni adalah bahasa komunikasi antara seniman dan penanggapnya. Seni merupakan suatu karya yang dibuat atau diciptakan dengan kecakapan yang luar biasa sehingga merupakan sesuatu yang elok atau indah. Menurut Ki Hajar Dewantara, seni merupakan hasil keindahan sehingga dapat menggerakkan perasaan indah orang yang melihatnya, oleh karena itu perbuatan manusia yang dapat mempengaruhi dapat menimbulkan perasaan indah itu seni. Menurut Aristoteles dalam Mulyadi (2014:150), seni adalah bentuk yang pengungkapannya dan penampilannya tidak pernah menyimpang dari kenyataan dan seni itu adalah meniru alam. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa seni adalah hasil aktivitas batin yang direfleksikan dalam bentuk karya yang dapat membangkitkan perasaan orang lain. Dalam pengertian ini yang termasuk seni adalah kegiatan yang menghasilkan karya indah.

2.9.2 Tari

(42)

menggambarkan tarian yang bernilai, secara tradisional maupun modern (Mustika, 2012 : 44).

Tari tradisional merupakan tari yang berasal dari daerah tertentu tanpa belum ada perubahan gerak, gerak banyak menggunakan gerak murni dan gerak ekspresif serta imitatif yang telah diperhalus (Tim Abdi Guru, 2006 : 121). Tari kreasi merupakan ungkapan ekspresi yang dituangkan melalui gerak dengan mengutamakan unsur-unsur kebebasan. Tari kreasi memiliki dua macam bentuk, yaitu tari kreasi baru dan tari kreasi non-etnik. Tari kreasi dengan pola tradisi merupakan bentuk tari yang mengutamakan unsur kebebasan dalam mengungkapkannya dan tidak bertumpu pada suatu unsur tari etnik (Wibowo, 2012 : 54).

(43)

25

Tari merupakan alat ekspresi ataupun sarana komunikasi seorang seniman kepada orang lain (penonton atau penikmat) sebagai alat ekspresi, tari merupakan untaian gerak yang dapat membuat penikmatnya peka terhadap sesuatu yang ada dan terjadi disekitamya, sebab tari adalah ungkapan, pernyataan dan ekspresi memuat komunitas realitas kehidupan yang bisa merasuk dibenak penikmatnya setelah pertunjukkan selesai. Tari adalah gerak indah oleh anggota tubuh manusia yang mempunyai maksud dan sesuai dengan iringan musik pengiring. Ruang lingkup mata pelajaran tari meliputi pengetahuan tari, wiraga, wirama, wirasa (Tim abdi guru, 2006:8). 1) Wiraga

Wiraga keterampilan penari diukur melalui indeks yang menentukan kualitas tarinya. Kualitas menyangkut kepada bentuk sikap dan geraknya secara berkisinambungan dan memenuhu standar kualitas penghayatan gerak.

2) Wirama kemampuan penguasaan irama, baik hubungan dengan gerak dan musiknya. Kepekaan tari menentukan kualitas penghayatan atas gerak dan musiknya.

3) Wirasa

Tari melalui simbol gerak direpresentasikan membawa misi. Misi inilah yang digunakan oleh wirasa untuk disampaikan kepada penonton. Oleh sebab itu, wujud penghayatan atas wirasa lebih ditekankan pada penghayatan karakter peran, gerak yang dilakukan, dan ekspresi yang ditampilkan menjadi bagian dari wirasa tari (Setiawati, 2008 : 87).

(44)

wirasa/penghayatan, dan wirupa/wujud. Seni tari adalah karya seni yang disampaikan dengan media gerak, misalnya seni tari, senam irama, dan sendratari. Seni tari merupakan gerak tubuh manusia yang terangkai yang berirama sebagai ungkapan jiwa atau ekspresi manusia yang didalamnya terdapat unsur keindahan gerak, ketepatan irama, dan ekspresi (Mustika, 2012 : 22).

Tari tidak hanya berfungsi sebagai hiburan atau sarana pertunjukan, tetapi tari juga berfungsi sebagai media pendidikan. Tari menjadi media untuk mendidik siswa, mengembangkan kreatifitas dan sensitifitas yang dalam kegiatan intruksionalnya sangat memperhatikan perkembangan kemampuan siswa yang mencakup kognitif, afektif, dan psikomotorik. Saat ini dalam dunia pendidikan khususnya di lembaga formal, seni tari sangat diminati oleh para guru dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK). Guru mencoba memperkenalkan tarian-tarian yang ada di Nusantara khususnya tarian Lampung. Namun karena belum terdapat guru yang berlatar belakang seni tari, banyak guru yang mencoba cara alternatif dengan menggunakan media pembelajaran dan metode pembelajaran yang dapat menunjang kemampuan siswa.

2.9.3 Tari Sigeh Penguten

2.9.3.1 Sejarah tari sigeh penguten

(45)

27

penguten dalam penampilannya sangat menonjolkan ciri-ciri budaya adat istiadat Lampung, terutama dalam busana yang dikenakan oleh para penari adalah busana asli daerah seperti yang dikenakan asli suku Lampung.

Sikap masyarakat Lampung bahwa tamu adalah orang yang patut dihormati dan disuguhi sesuatu. Hal ini sesuai dengan prinsip hidup mereka yaitu nemui nyimah yang artinya suka memberi dan menerima dalam suasana suka dan duka. Prinsip ini didukung dengan prinsip hidup yang lain yaitu nengah nyappur yang artinya adalah suka bergaul. Kedua prinsip ini yang mendasari hadirnya tari sigeh pengunten di acara-acara penyambutan tamu pada upacara adat masyarakat Lampung.

2.9.3.2Jenis dan fungsi tari sigeh penguten

(46)

2.9.3.3Ragam gerak tari sigeh penguten

Gerak tari sigeh penguten sebagian merupakan pengulangan dari gerak sebelumnya. Berikut ragam gerak tari sigeh penguten berupa gerak lapah tebeng, seluang mudik, sembah, jong ippek, kilat mundur, mempan bias, tolak tebeng, sabung melayang, samber melayang, ngiyau bias, kenui melayang, gubuh gakhang, ngerujung level rendah, sedang, dan tinggi (Mustika, 2012 : 41). Pola lantai merupakan jalur garis lantai yang akan dilewati penari, untuk pola lantai yang umum digunakan pada tari

sigeh pengunten berbentuk “V”, dengan arah hadap ke pononton (Mustika, 2012 :49).

Lampiran video sesuai dengan ragam gerak tari pada gambar.

2.9.3.4Gambar dan hitungan gerak tari sigeh penguten Tabel 2.1 Gambar dan hitungan gerak tari sigeh penguten

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

(47)

29

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

3 – 4 Selanjutnya kedua tangan diukel di sebelah kiri, lalu tangan kanan diukel diatas tangan kiri dengan posisi badan jongkok

5 – 6 Selanjutnya mengalir tangan kanan diukel di bawah tangan kiri dengan posisi badan level sedang

7 – 8 Tangan kanan diukel kembali di depan dada dengan tangan kiri berada di bawah tangan kanan dengan posisi badan duduk simpuh dengan sikap sikut diangkat

(48)

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

diukel di depan dada dengan tangan kanan berada di atas tangan kiri

3 - 4 Sikap badan mulai

merunduk

5 – 6 Posisi simpuh dan merundukkan badan dengan posisi tangan diletakkan ke bawah tepat di depan kaki serta kepala menunduk ke bawah

7 – 8 Badan kembali duduk tegap dengan arah pandang ke depan

3 Jong ippek 1 Diawali dengan sikap

(49)

31

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

2 Kaki kiri menjadi

tumpuan badan sehingga penari menjatuhkan tubuhnya di sebelah kiri

3 Kaki kanan diangkat kearah depan

4 Lanjutan proses hitungan ketiga kaki kiri sedikit diangkat ke depan membelakangi kaki kanan sehingga badan terlihat tegap

(50)

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

6 Kedua tangan melakukan proses ukel diputar ke arah bawah

7 Kedua jari tangan ditekuk ke dalam

8 Kedua tangan diputar dan diletakkan di atas lutut

4 Sembah 1 – 2 Diawali dengan posisi

(51)

33

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

3 - 4 Tangan melakukan

proses gerak ke arah kanan dengan pandangan mengikuti arah gerak tangan

5 – 6 Tangan melakukan proses bergerak ke arah kiri dengan pandangan mengikuti arah gerak tangan

7 Kedua jari tangan ditekuk ke dalam

(52)

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

5 Kilat Mundur 1 – 2 Posisi penari berdiri mendhak menghadap ke depan dengan kaki kanan ditarik ke belakang, lalu kedua tangan diayunkan ke arah kanan

3 - 4 Selanjutnya kedua tangan

diayunkan ke arah kiri

5 – 6 Kedua tangan diukel ke dalam di samping kiri badan

(53)

35

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

6 Samber melayang 1 Kedua tangan

disilangkan di depan perut dengan posisi jari ke arah bawah

2 Kedua tangan diukel kearah atas

3 – 4 Kedua tangan melakukan proses ayun ke kanan dan kiri

(54)

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

7 – 8 Kedua tangan berada di samping kanan dan kiri diangkat setinggi bahu dengan posisi jari berdiri

7 Gubuh Gakhang 1 – 2 Posisi penari menghadap ke sudut kanan dengan kaki kiri melangkah ke depan dan kedua tangan ke depan posisi jari menghadap bawah

3 - 4 Kaki kanan melangkah,

kedua tangan

menyesuaikan ditarik ke belakang dengan posisi badan ke arah sudut kiri

5 – 6 Kaki kiri kembali

(55)

37

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

7 – 8 Kaki kanan melangkah, kedua tangan

menyesuaikan ditarik ke belakang dengan posisi badan ke arah sudut kiri

(56)

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

9 Kenui melayang 1 – 2 Posisi badan berdiri mendhak dan kedua tangan ditarik dari samping pinggang dengan kedua jari tangan ditekuk ke arah dalam

3 - 4 Kaki sedikit dijinjit dan Kedua tangan melakukan proses mengayun ke arah samping

5 – 6 Kedua kaki dijinjit dan kedua tangan diayun setinggi bahu dengan kedua jari tangan ditekuk ke dalam

(57)

39

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

10 Ngerujung level tinggi

1 – 2 Posisi badan penari berdiri mendhak dengan arah badan menghadap ke sudut kanan, kaki kiri membelakangi kaki kanan. Lalu kedua tangan direntangkan dengan tangan kanan berada di depan dahi dan tangan kiri ditekuk di depan dada

3 - 4 Kedua tangan melakukan

gerak ukel keluar

5 – 6 Kedua tangan melakukan gerak ukel keluar

kembali namun diikuti dengan gerak kepala kesamping kiri bawah

(58)

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

(59)

41

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

(60)

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

13 Tolak tebeng 1 – 2 Sikap badan mendhak, kedua tumit kaki saling bertemu dan kedua tangan ditekuk di samping kanan dengan ditekuk ke dalam

3 - 4 Kedua ibu jari kaki

saling bertemu dan kedua tangan mengayun ke bawah dengan gerak kepala mengikuti gerak tangan

5 – 6 Penari melakukan gerakan menggeser kaki untuk berpindah posisi di mana ibu jari dan tumit kaki saling bertemu

(61)

43

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

14 Belah hui 1 – 2 Penari berada pada posisi saling berhadapan, lalu menarik kaki kanan ke depan dan kedua tangan disilangkan ke depan

3 - 4 Badan kembali ditarik

tegak, dan kedua tangan direntangkan ke samping

(62)

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

(63)

45

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

(64)

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

7 – 8 Tangan melakukan gerak ukel kepala menghadap ke gerakan tangan

17 Lipetto 1 Sikap badan mendhak

menghadap ke sudut kanan dengan posisi kanan

membelakangi kaki kiri dan kaki kiri dijinjit. Tangan kanan berada di atas sejajar dengan dahi dan tangan kiri berada di depan dada, kedua tangan ditekuk ke dalam

2 Sikap badan bergerak ke arah sudut kanan dengan kedua tangan diukel ke luar

(65)

47

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

proses ukel

4 Kedua tangan diukel ke dalam dan kaki kanan melangkah ke belakang dengan dijinjit

5 Kedua tangan berpindah ke samping kanan dengan

(66)

No Nama Ragam Gerak

Hitungan dan

Gambar Gerakan Keterangan

kanan dengan kaki kiri melangkah ke depan membelakangi kaki kanan

8 Kedua tangan diukel ditekuk ke dalam dan berputar keluar (gerakan ini diulang dengan arah berputar 180 derajat)

(Foto, Tia : 2008)

2.9.3.5Musik Pengiring dan Busana tari sigeh penguten a. Musik Pengiring

1.

(67)

49

2.

Gambar 2.2. Gong (Foto, Tia : 2015)

3.

Gambar 2.3. Rebana (Foto, Tia : 2015)

1) Nama alat musik : Seperangakat Talo balak (Kulintang); 2) Nama tabuhan : Gupek dan tari.

Gupek adalah iringan yang memiliki tempo yang cepat. Tari adalah iringan yang memiliki tempo yang lambat digunakan pada pokok atau inti tari.

Tabuh gupek dengan menggunakan not angka sebagai berikut:

││6 .3 6 3 6 36 36 36 │ 55 52 55 52 55 52 53 . ││

(68)

Tabuh tari sigeh penguten dengan menggunakan not angka sebagai berikut:

││: 36 66 36 66 │ 36 65 23 5 │ 25 55 25 55 │ 25 53 12 3 ││

││13 33 13 33 │13 33 13 3 │13 33 13 33 │ 13 33 13 3 ││

││13 56 36 66 │ 36 II 56 i │ 5i ii 5i ii │ 5i i6 35 6 : ││ 20x

b. Busana tari sigeh penguten

Gambar 2.4. Kostum yang dikenakan penari (Foto, Internet : 2015)

1.

(69)

51

Arti siger merupakan mahkota perlambang adat budaya dan tingkat kehidupan terhormat, siger berwarna kuning emas dan dipakai di kepala. Banyaknya gerigi lancip berlekuk Sembilan, sebagai lambang Sembilan sungai yang mengalir di Lampung yaitu: Way Semangka, Way Sekampung, Way Seputih, Way Pangubuan, Way Abung Sarem, Way Sungkai, Way Kanan, Way Tulang Bawang, dan Way Mesuji.

2.

Gambar 2.6. Kembang Melati (Foto, Tia : 2015)

Kembang melati merupakan aksesoris yang dipakai di bagian kepala yang memiliki fungsi untuk memperindah pada sanggul rambut.

3.

(70)

Anting-anting merupakan aksesoris yang digunakan pada telinga untuk memperindah bagian telinga.

4.

Gambar 2.8. Kain Tapis untuk bagian bawah (Foto, Tia : 2015)

Kain tapis adalah kain yang sering dipakai masyarakat Lampung untuk menghadiri upacara-upacara adat atau acara seremonial lainnya. Kain ini merupakan kain tenun yang salah satu bahannya adalah benang emas. Warna dasar kain ini beraneka ragam seperti, merah, hitam, dan hijau.

5.

(71)

53

Baju kurung adalah baju yang dikenakan yang bahannya adalah brokat berwarna putih sepertipada baju pengantin adat Lampung.

6.

Gambar 2.10. Bebe usus ayam (Foto, Tia : 2015)

Bebe usus ayam adalah bagian kostum yang dikenakan untuk menutup bagian dada penari. Warna bebe usus ayam sesuai dengan baju yang dikenakan penari, namun jika ingin berbeda seperti warna merah dan putih.

7.

(72)

Gambar 2.12. Kalung papan jajar (Foto, Tia : 2015)

Aksesoris kalung buah jukum dan kalung papan jajar ini dipakai di leher yang memiliki fungsi untuk memperindah bagian leher.

8.

Gambar 2.13. Gelang kano dan gelang pipih (Foto, Tia : 2015) Aksesoris yang dikenakan di lengan penari.

9.

(73)

55

Tanggai yang berjumlah 10 buah adalah aksesoris yang dikenakan pada jari kuku tangan penari, pada tanggai Lampung seluruh permukaan tanggai tertutup sehingga kuku penari tidak terlihat dan terdapat rantai-rantai kecil yang menghubungkan kelima tanggai, warna tanggai kuning emas.

c. properti utama

10.

Gambar 2.15. Tepak tempat daun sirih (Foto, Tia : 2015)

(74)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Desain Penelitian

Penelitian dengan judul “Pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan pendekatan saintifik pada kelas X.MIA.2 di SMA Negeri 2 Kota Metro”, maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran tari sigeh penguten pada kelas X.MIA.2 di SMA Negeri 2 Kota Metro dengan menggunakan pendekatan saintifik.

(75)

57

penguten dengan menggunakan pendekatan saintifik pada kegiatan pembelajaran tari sigeh penguten pada kelas X.MIA.2 SMA Negeri 2 Kota Metro.

Deskriptif kualitatif yang digunakan yaitu:

sarana prasarana sekolah, ragam gerak tari, dan siswa kelas X.MIA.2 SMA Negeri 2 Kota Metro yang mengikuti pembelajaran tari sigeh penguten dengan menggunakan pendekatan saintifik. Sumber data diuraikan seperti di bawah ini :

(76)

Variabel 1 : Pembelajaran tari sigeh penguten Variabel 2 : Pendekatan saintifik

Variabel 3 : X.MIA.2 SMA Negeri 2 Kota Metro

1. Subjek Penelitian : Guru dan siswa kelas X.MIA.2 SMA Negeri 2 Kota Metro yang berjumlah 33 siswa yaitu 23 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki.

2. Objek Penelitian : Pembelajaran tari sigeh penguten

3. Responden : Kepala sekolah, guru seni budaya dan benda, hal, atau orang yang dapat memberikan data atau informasi pada penelitian. 4. Sumber data : Guru, ragam gerak tari, fasilitas, sarana dan prasarana,

benda hal, atau tempat dimana peneliti mengamati, membaca, atau bertanya tentang data.

Sumber data diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :

a. Person (orang) : Kepsek, guru seni budaya dan orang yang dapat memberika informasi

b. Paper (kertas) : Surat izin penelitian, surat izin permohonan, dokumen, dan RKH

c. Place (tempat) : Kelas X.MIA.2 SMA Negeri 2 Kota Metro.

3.3Teknik Pengumpulan Data

(77)

59

adalah mendapatkan data. Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode observasi, wawancara, dokumentasi, tes praktik dan nontes. Langkah-langkah pengumpulan data antara lain:

3.3.1 Observasi

Observasi adalah kegiatan yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Kegiatan mengamati dan mencatat semua yang diperlukan atau yang berhubungan dengan objek yang akan diteliti. Observasi dalam penelitian kualitatif secara esensial adalah pengamatan langsung terhadap objek untuk mengetahui keberadaan objek, situasi, kondisi, konteks, ruang beserta maknanya dalam upaya pengumpulan data penelitian (Sugiyono, 2011:102). Tujuan observasi dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan analisis aktivitas siswa dalam pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, menyimpulkan dan mengkomunikasikan dalam proses pembelajaran tari sigeh penguten pada kelas X.MIA.2 SMA Negeri 2 Kota Metro.

3.3.2 Dokumentasi

(78)

penelitian dan proses pembelajaran tari pada kegiatan pembelajaran tari sigeh penguten di SMA Negeri 2 Kota Metro.

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu berbentuk tulisan, gambar, dan film. Dalam penelitian ini dokumen yang dikumpulkan yaitu berupa tulisan, gambar, dan video. Setelah mendapatkan hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan lebih akurat dengan didukung adanya catatan atau data yang berkaitan dengan proses pembelajaran tari sigeh penguten dengan menggunakan pendekatan saintifik pada kelas X.MIA.2 SMA Negeri 2 Kota Metro.

3.3.3 Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai memberikan jawaban atas pertanyaan (Moleong, 2002:135). Wawancara dalam penelitian ini tergolong dalam wawancara terstruktur karena peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada guru seni budaya dan siswa mengenai proses pembelajaran tari sigeh penguten pada kelas X.MIA.2 SMA Negeri 2 Kota Metro.

3.3.4. Tes Praktik

(79)

61

digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menarikan tari sigeh penguten. Perolehan data tentang hasil belajar siswa digunakan instrumen yang berupa lembar pengamatan tes praktik, seperti yang di bawah ini

3.3.4.1 Pengamatan Tes Praktik

Tabel 3.1. Lembar pengamatan tes praktik No Aspek Keterangan 17 ragam gerak tari sigeh penguten dari awal sampai akhir tanpa ada kesalahan

5

5 b. Siswa memeragakan 17 ragam

gerak tari sigeh penguten akan tetapi mengalami kesalahan 1-2 kali gerakan

4

c. Siswa memeragakan 17 ragam gerak tari sigeh penguten akan tetapi mengalami kesalahan 3-4 kali gerakan

3

d. Siswa memeragakan 17 ragam gerak tari sigeh penguten akan tetapi masih mengalami kesalahan 5-6 kali gerakan

2

e. Siswa tidak hafal kurang dari 17 ragam gerak tari sigeh penguten sehingga siswa tidak

a. Siswa memeragakan 17 ragam gerak tari sigeh penguten dengan ketepatan hitungan gerak dan musik.

5

b. Siswa memeragakan 17 ragam gerak tari sigeh penguten 1-2 gerakan tidak sesuai dengan

(80)

tempo, irama serta hitungan setiap ragam gerak

5 c. Siswa memeragakan 17 ragam

gerak tari sigeh penguten 3-4 gerakan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap ragam gerak

3

d. Siswa memeragakan 17 ragam gerak tari sigeh penguten 5-6 gerakan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap ragam gerak

2

e. Siswa memeragakan 17 ragam gerak tari sigeh penguten tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap ragam gerak.

1

Total skor maksimum 10

Keterangan :

(81)

63

3.3.4.2 Lembar penilaian aktivitas siswa dengan menggunakan pendekatan saintifik di kelas X.MIA.2 SMAN 2 Metro

Tabel 3.2 Penilaian siswa dalam aspek pendekatan saintifik (Ilmiah) No Aspek yang Dari 33 siswa hanya 28

siswa memperhatikan materi yang diberikan oleh guru

4 Dari 33 siswa hanya 23

siswa memperhatikan materi yang diberikan oleh guru

3 Dari 33 siswa hanya 18

siswa memperhatikan materi yang diberikan oleh guru

2 Dari 33 siswa hanya 13

siswa memperhatikan materi yang diberikan oleh guru

1 2 Menanya Seluruh siswa mampu

bertanya tentang materi Dari 33 siswa hanya 28

siswa yang mampu bertanya tentang materi yang

diberikan oleh guru

4

Dari 33 siswa hanya 23 siswa yang mampu bertanya tentang materi yang

diberikan oleh guru

3

Dari 33 siswa hanya 18 siswa yang mampu bertanya tentang materi yang

diberikan oleh guru

2

Dari 33 siswa hanya 13 siswa yang mampu bertanya tentang materi yang

diberikan oleh guru

1

3 Menalar Seluruh siswa mampu memahami materi yang diberikan oleh guru

(82)

Dari 33 siswa hanya 28 Dari 33 siswa hanya 23

siswa yang mampu memahami materi yang diberikan oleh guru

3

Dari 33 siswa hanya 18 siswa yang mampu memahami materi yang diberikan oleh guru

2

Dari 33 siswa hanya 13 siswa yang mampu memahami materi yang diberikan oleh guru

1

4 Mencoba Seluruh siswa mampu mencoba materi yang Dari 33 siswa hanya 28

siswa yang mampu mencoba materi yang diberikan oleh guru

4

Dari 33 siswa hanya 23 siswa yang mampu mencoba materi yang diberikan oleh guru

3

Dari 33 siswa hanya 18 siswa yang mampu mencoba materi yang diberikan oleh guru

2

Dari 33 siswa hanya 13 siswa yang mampu mencoba materi yang diberikan oleh guru

1

5 Menyimpulkan Seluruh siswa mampu menyimpulkan materi yang diberikan oleh guru

5 Baik Sekali

Baik

Cukup Dari 33 siswa hanya 28

siswa yang mampu

menyimpulkan materi yang diberikan oleh guru

4

Dari 33 siswa hanya 23 siswa yang mampu

(83)

65

menyimpulkan materi yang diberikan oleh guru

Kurang

Kurang Dari 33 siswa hanya 18

siswa yang mampu

menyimpulkan materi yang diberikan oleh guru

2

Dari 33 siswa hanya 13 siswa yang mampu Dari 33 siswa hanya 28

siswa yang mampu mengkomunikasikan tentang materi yang diberikan oleh guru

4

Dari 33 siswa hanya 23 siswa yang mampu mengkomunikasikan tentang materi yang diberikan oleh guru

3

Dari 33 siswa hanya 18 siswa yang mampu

mengkomunikasikan materi yang diberikan oleh guru

2

Dari 33 siswa hanya 13 siswa yang mampu

mengkomunikasikan materi yang diberikan oleh guru

1

(Hasil Pemikiran dari guru seni budaya SMA Negeri 2 Kota Metro)

(84)

kelas dengan pemberian skor yang sudah ditentukan pada tabel yaitu lembar penilaian pembelajaran menggunkan pendekatan saintifik yang memiliki skor maksimum 30. Selanjutnya, setelah skor pendekatan saintifik diperoleh maka diolah menjadi nilai.

3.3.4.3 Lembar aktivitas guru

Lembar pengamatan aktivitas guru digunakan untuk mengecek dan melihat kegiatan guru dalam kegiatan pembelajaran. Guru berperan aktif dalam penggunaan pendekatan saintifik pada pembelajaran tari sigeh penguten.

Tabel 3.3. Lembar Pengamatan Aktivitas Guru

(85)
(86)

1. tulis secara jelas, baik, dan benar Menyampaikan pesan dengan gaya P.7 = Pertemuan ketujuh

Instrumen ini digunakan untuk mengamati aktivitas yang dilakukan guru pada saat sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung tiap pertemuan. Apabila telah dilakukan maka kolom-kolom ini akan diberi chek list sebagai penanda.

3.3.5 Nontes

(87)

69

menggunakan pendekatan saintifik dan aktivitas guru dalam mengajar di kelas dengan menggunakan pendekatan saintifik yang diamati pada lembar pengamatan aktivitas siswa, instrumen pengamatan proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dan aktivitas guru.

3.4 Instrumen Penilaian

Instrumen penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, tes praktik, dan nontes

3.4.1. Panduan Observasi

Lembar pengamatan (observasi) digunakan peneliti pada saat pengamatan. Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian berisi tentang kisi-kisi kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Catatan yang dibuat dalam penelitian ini berisi tentang apa yang dilihat dari hasil pengamatan secara langsung.

3.4.2. Panduan Wawancara

(88)

3.4.3 Panduan Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2011:349). Dalam penelitian ini dokementasi digunakan untuk memperoleh data tambahan atau data perbandingan, berupa dokumentasi laporan maupun rekaman suara. Metode dokumentasi digunakan peneliti untuk mendapatkan informasi tentang sekolah yang dijadikan tempat meneliti serta proses pelaksanaan pembelajaran tari sigeh penguten pada siswa kelas X.MIA.2 SMA Negeri 2 Kota Metro.

1. Tes Praktik

Tes praktik digunakan untuk memperoleh data terhadap hasil belajar tari sigeh penguten dengan menggunakan pendekatan saintifik. Lembar tes praktik yang digunakan instrumen yang berupa aspek-aspek penilaian yang sudah ditentukan. 2. Nontes

Teknik nontes digunakan untuk memperoleh data penelitian tentang aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran tari sigeh penguten melalui penggunaan pendekatan saintifik.

3.5 Teknis Analisis Data

(89)

71

observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikan sebagai temuan bagi orang lain (Muhadjir, 2009:17). Teknik analisis data adalah cara menganalisis data yang diperoleh dari penelitian untuk mengambil kesimpulan hasil penelitian.

Data yang diperoleh penulisan dalam penelitian bersifat kualitatif, sehingga analisis data yang digunakan sesuai dengan data kualitatif yaitu analisis kualitatif. Proses analisis data dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yang telah diperoleh dari penelitian dilapangan, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto (Moelong, 2002 : 190). Pengolahan data dimulai dengan mengelompokkan data-data yang terkumpul melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan kajian pustaka maupun catatan yang dianggap dapat menunjang dalam penelitian untuk mengklasifikasikan dan dianalisa berdasarkan kepentingan penelitihan. Hasil analisis data tersebut selanjutnya disusun dalam bentuk laporan dengan teknik deskriptif analisis, yaitu dengan cara mendeskripsikan keterangan atau data yang telah dikumpulkan dan dianalisis berdasarkan teori-teori yang ada.

Gambar

Gambar 2.1.   Ragam gerak tari sigeh penguten ...........................................................
Tabel 1.1 Waktu Penelitian
Gambar Gerakan
Gambar Gerakan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini, matriks yang digunakan adalah guar gum , dimana dapat membentuk viscous gel sehingga menghambat pelepasan obat dari tablet lepas lambat

“Beres, Putri Sulung itu pasti tidak menyangka kalau bulu-bulunya kutaruh di dalam bambu di bawah atap rumah ini,” kata Yokaga sambil menatap arah tempat bulu-bulu

transmisi data real time dan non real time dapat dilihat pada Gambar 4.8. Gambar 4.6 Tampilan Kapasitas Transmisi Data per

Karakteristik pasien hipertensi yang dapat mempengaruhi sisa makanan yang disajikan di rumah sakit meliputi usia, jenis kelamin, jenis penyakit, lama perawatan,

Melanjuti tindakan yang dilakukan oleh kedua negara terkait tentang permasalahan perbatasan yang telah dilakukan sebelumnya yaitu kedua belah pihak melakukan

Prosedur (PSP) secara lengkap yang meliputi kegiatan kemanan data, backup dan restorasi serta penghapusan berkala data yang tidak berguna, telah mengacu pada standar

1) Syarat-syarat substansial yang diminta berdasarkan Dokumen Pengadaan ini dipenuhi/dilengkapi. 2) Surat penawaran memenuhi ketentuan, ditandatangani, bertanggal, jangka

Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Transportasi Perdesaan (DAK Transdes) Tahun 2014 mengatur tentang tertib pemanfaatan, pelaksanaan dan