• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PROGRAM BUS SEKOLAH GRATIS DI KOTA METRO (Studi Di Sekretariat Daerah Kota Metro)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PROGRAM BUS SEKOLAH GRATIS DI KOTA METRO (Studi Di Sekretariat Daerah Kota Metro)"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTATION OF THE FREE SCHOOL BUS PROGRAM IN METRO

(Studies in Regional Secretariat Metro)

By

Andry Misna Aprilia

Lack of transportation for school students in Metro City and many underage students who use motor vehicles to get to school causing transportation problems for students in Metro City. Therefore, the Government of Metro City in early 2015 to implement the free school bus program targeting senior and junior high school students in Metro City.

This study aimed to analyze the implementation of the free school bus program in Metro City. This research is qualitative descriptive type. In this study, researchers focused on the research issues Implementation Free School Bus Program in Metro City, which is associated with indicators of program performance by Ripley (1986). There are seven dimensions of performance according to Ripley, namely access, coverage, bias, frequency, provision of services, accountability, and compliance programs with community needs. The data source using the words and actions, and written sources. Data were analyzed using data reduction, data presentation and conclusion. Technique authenticity of data using credibility, transferability, dependability and confirmability

(2)

IMPLEMENTASI PROGRAM BUS SEKOLAH GRATIS DI KOTA METRO

(Studi Di Sekretariat Daerah Kota Metro)

Oleh

Andry Misna Aprilia

Kurangnya transportasi bagi siswa/i sekolah di Kota Metro dan banyaknya siswa/i di bawah umur yang menggunakan kendaraan bermotor untuk menuju sekolah menyebabkan timbulnya masalah transportasi bagi siswa/i di Kota Metro. Oleh karena itu Pemerintah Kota Metro pada awal tahun 2015 melaksanakan program bus sekolah gratis dengan sasaran siswa/i SMP dan SMA di Kota Metro.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi program bus sekolah gratis di Kota Metro. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Pada penelitian ini peneliti memfokuskan masalah penelitian pada Implementasi Program Bus Sekolah Gratis di Kota Metro, yang dihubungkan dengan indikator kinerja program menurut Ripley, yaitu akses, cakupan, bias, frekuensi, ketetapan layanan, akuntabilitas, dan kesesuaian program dengan kebutuhan masyarakat. Sumber data menggunakan kata-kata datindakan serta sumber tertulis. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Teknik keabsahan data menggunakan teknik memeriksa derajat kepercayaan, teknik memeriksa keteralihan data, teknik memeriksa kebergantungan data dan kepastian data.

Dari hasil penilaian terhadap program bus sekolah gratis di Kota Metro dengan tujuh dimensi tersebut, maka penulis menghubungkannya dengan tujuan dari pengadaan bus sekolah gratis. Dari tiga tujuan program bus sekolah gratis tidak ada yang terlaksana dengan baik. Jadi implementasi program bus sekolah gratis di Kota Metro tidak berjalan optimal. Pemertintah Daerah Kota Metro seharusnya menyediakan layanan pengaduan yang dapat diakses oleh siswa/i, guru, orang tua murid dan masyarakat, menambah jumlah bus sekolah gratis, titik antar jemput bus sekolah gratis tidak hanya di Taman Kota Metro serta menambahkan besi pegangan bagi penumpang yang berdiri, alat pemadam kebakaran, serta kotak sampah.

(3)

Seba S

FAKUL

Oleh

Andry Misna Aprilia

Skripsi

ebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA ADMINISTRASI NEGARA

Pada

Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

ULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLIT UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015

r

(4)
(5)
(6)
(7)

Andry Misna Aprilia, dilahirkan di Purwosari

Kota Metro pada tanggal 30 April 1993, merupakan anak pertama dari dua bersaudara, dari Bapak Miswantoro dan Ibu Ruminah.

Jenjang akademik penulis dimulai dari Taman Kanak-Kanak (TK) Dharma Wanita Purwosari

tahun 1998 dan lulus pada tahun 1999, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SD Negeri 4 Kota Metro yang diselesaikan pada tahun 2005. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Kota Metro dan diselesaikan pada tahun 2008, kemudian penulis melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Kota Metro dan diselesaikan pada tahun

2011. Pada tahun 2011 penulis terdaftar sebagai Mahasiswi Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

(8)

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas kebesaran-Nya

saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

Kupersembahkan karya tulis ini kepada

:

Bapak dan Ibuk Ku tersayang,

Adik kecil ku tercinta, serta nenek ku

Jequeline Suwarsi.

Keluarga besar yang selalu memberikan do a dan dukungan kepadaku

Para pendidik dan Almamater Universitas Lampung Yang selalu memberikan bekal ilmu dan pesan moral untuk

(9)

Ingatlah bahwa setiap hari dalam sejarah kehidupan kita ditulis dengan tinta yang tak dapat terhapus lagi

(Thomas Carlyle)

Kebijakan akan sekedar impian dan rencana yang bagus bila tidak diimplementasikan

(Chief JO. Udoji)

Sayangi alam maka alam akan menyayangimu dan apa yang kita dapatkan di masa depan adalah buah dari

(10)

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan puji syukur atas

kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Implementasi Bus Sekolah Gratis Kota Metro (Studi di Sekretariat Daerah Kota Metro) dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Pada kesempatan

ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini antara lain:

1. Bapak Dr. Noverman Duadji, M.Si., selaku dosen pembimbing utama penulis.

Terimakasih untuk ilmu, waktu, nasehat dan bimbingannya yang telah banyak membantu Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Devi Yulianti S.A.N, M.A, selaku dosen pembimbing kedua penulis. Terimakasih atas saran, waktu, serta nasihat yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaika skripsi ini.

3. Ibu Dr. Novita Tresiana, S.Sos, M.Si, selaku dosen pembahas dan penguji penulis. Terimakasih untuk segala kritik dan saran yang diberikan, agar skripsi

ini dapat terlihat lebih baik.

(11)

5. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

6. Bapak Dr. Dedy Hermawan, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara.

7. Bapak Dr. Bambang Utoyo, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik penulis. 8. Seluruh dosen Ilmu Administrasi Negara (Ibu Rahayu, Ibu Meiliyana, Pak Simon, Pak Yuli, Pak Bambang, Pak Samsul, Pak Fery, Ibu Dian, Ibu Dewi,

Ibu Indri, Ibu Intan, Ibu Ani, Ibu Selvi), terima kasih atas segala ilmu yang telah diberikan. Semoga ilmu dan pengalaman yang telah penulis peroleh pada

saat perkuliahan dapat menjadi bekal berharga dan bermanfaat dalam kehidupan penulis ke depannya.

9. Ibu Nur’aini sebagai Staf Jurusan Ilmu Administrasi Negara yang selalu memberikan pelayanan bagi penulis berkaitan dengan administrasi dalam penyusunan skripsi.

10. Pihak Sekretariat Daerah Kota Metro Bapak Kuswidaryanto (selaku Kepala Sub Bagian Urusan Dalam), Bapak Tri Katmiko, Bapak Sigit Kurniawan dan Bapak Sukriyadi selaku pegawai Bagian Urusan Dalam Sekretariat Daerah

Kota Metro, yang telah memberikan izin penelitian serta bersedia memberikan banyak data dalam proses penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan

(12)

menyelesaikan skripsi ini. Semoga kebahagiaan selalu dilimpahkan untuk kita.. 12. Untuk Ady Guna Pamungkas, terimakasih atas dukungan, pengorbanan,

kebahagiaan, serta bantuan yang diberikan, semoga selalu diberikan kebahagiaan.

13. Sahabat SMP ku Desi Indra Sari, Aulia Rosi dan Yunia Rahayu, terimakasih atas dukungannya.

14. Sahabat SMA ku Ria O, Ririn Widyaningtyas, Yuni Apriyani dan Putu Vineta

Dofani Putri, terima kasih atas nasihat dan masukannya.

15. Sahabat ku Meigarani, Siti Khayati, Nova Ardiana dan Yuliantika Sari

terimakasih atas kebahagiaan selama ini.

16. Sahabat dan teman-temanku Hesti, Cindy, Seza, Astri, Raras, Farrah, Iid, Kartika, Kristi, Tiwi, Vike, Okta, Ninda, Leli, Kiyo, Yana, Intan, Danisa,.

terima kasih untuk semua bantuannya. Semoga semua kebaikannya dibalas dengan hal yang jauh lebih baik oleh Allah. Aamiin..

17. Terima kasih untuk seluruh keluarga besar Ane 2011 (ANTIMAPIA), yang tidak dapat dituliskan satu per satu.

18. Terima kasih untuk teman-teman kost Putri Ayu Mba Fiema, Mba Epoy, Mba

Rika, Lia, Yopi. Semoga kita semua sukses dan menjadi kebanggaan bagi semua. Amin.

19. Teman- teman KKN 2014 Desa Sukorahayu, Labuhan Maringgai, Lampung Timur: Anas Khair Prikurnia, Diana Nur’afni, Anisa Maya Sari, Andi Maelhakhi, Anggih Pararinarno, Angga, Annisa Diandra, Asih Sulistyo Wati,

(13)

Terimakasih atas segala dukungan.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan akan

tetapi sedikit harapan semoga karya sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Desember 2015 Penulis

(14)

Halaman A. Tinjauan Tentang Kebijakan Publik ... 6

1. Pengertian Kebijakan Publik... 6

2. Jenis-jenis Kebijakan Publik... 7

3. Tahapan-tahapan Kebijakan Publik ... 8

4. Implementasi Kebijakan ... 11

5. Model Implementasi Kebijakan ... 12

B. Konsep Program... 16

C. IndikatorPolicy Output... 18

D. Kerangka Pemikiran... 23

III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Tipe Penelitian ... 25

B. Lokasi Penelitian... 26

C. Sumber Data... 26

D. Fokus Penelitian... 28

E. Teknik Analisis Data... 29

F. Teknik Keabsahan Data ... 32

IV. GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Sekretariat Daerah Kota Metro ... 35

(15)

1. Akses... 47

2. Cakupan ... 52

3. Frekuensi... 57

4. Bias ... 58

5. Ketetapan Layanan ... 59

6. Akuntabilitas ... 61

7. Kesesuaian Program ... 71

B. Pembahasan... 73

VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 88

B. Saran ... 89

(16)

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Tabel 1. Banyaknya Sekolah, Murid dan Guru SMP Negeri

di Kota Metro, 2014/2015... 3 2. Tabel 2. Banyaknya Sekolah, Murid dan Guru SMA

di Kota Metro, 2014/2015... 3 3. Tabel 3. Informan Penelitian... 27 4. Tabel 4. Jalur Rute dan Gambar Bus Sekolah Gratis

Kota Metro ... 53 5. Tabel 5. Jumlah Siswa yang telah menggunakan Bus Sekolah

Gratis di Kota Metro ... 55 6. Tabel 6. Jumlah Kelompok Target Bus Sekolah

Kota Metro ... 56 7. Tabel 7. Penilaian Indikator Program Bus Sekolah

Gratis... 72 8. Tabel 8 Pengeluaran Biaya Transportasi Orang Tua dalam

(17)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Gambar 1 Bagan Kerangka Pemikiran Peneliti ... 23

2. Gambar 2 Bagan Analisis Data Model Interaktif... 31

3. Gambar 3 Struktur Organisasi Sekretariat Daerah Kota Metro ... 46

4. Gambar 4 Jalur Lambat Taman Kota Metro ... 49

5. Gambar 5 Kerumunan Siswa/i Pengguna Bus Sekolah ... 51

6. Gambar 6 Penyimpangan Kelompok Sasaran... 59

7. Gambar 7 Bagian Dalam Bus Sekolah Rute Taman Kota-SMAN 3, SMPN 6 ... 62

8. Gambar 8 Bagian Dalam Bus Sekolah Rute Taman Kota-SMPN 4-SMP N 2-SMK 1-SMK 3-SMAN 4-4-SMPN 7... 63

9. Gambar 9 Bagian Dalam Bus Sekolah Rute SMKN 2-SMA Utamawacana-SMA Kartikatama-SMPN 5-Utamawacana-SMAN 6 ... 64

10. Gambar 10 Fasilitas Bus Sekolah Rute SMKN 2-SMA Utamawacana-SMA Kartikatama-SMPN 5-Utamawacana-SMAN 6 ... 65

11. Gambar 11 Suasana Di Dalam Bus Sekolah Kota Metro ... 67

(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu daerah yang menjadi pilot pendidikan adalah Kota Metro. Kota Metro adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Lampung yang memiliki luas 68,74 km dan dipimpin oleh seorang Walikota (Sumber:

www.medialampung.com/kota-metro-sebagai-kota pendidikan, diakses pada 5

September 2014). Salah satu visi dan misi Kota Metro adalah terwujudnya

Kota Metro sebagai kota pendidikan yang unggul dan masyarakat sejahtera. Demi terwujudnya Visi Kota Metro sebagai Kota Pendidikan, maka Pemerintah Kota Metro pada awal tahun 2015 melakukan program bus

sekolah di wilayah Kota Metro.

Bus merupakan kendaraan besar beroda yang dipergunakan untuk membawa penumpang dalam jumlah banyak. Istilah bus ini berasal dari bahasa latin

yaituonimbusyang berarti kendaraan yang berhenti di semua perhentian. Ada berbagai macam jenis bus, salah satunya adalah bus sekolah. Bus sekolah

adalah bus yang dipergunakan untuk mengangkut anak-anak sekolah antara rumah mereka ke sekolah apabila tempat tinggal mereka terlalu jauh untuk ditempuh dengan berjalan kaki (Sumber: https://id.m.wikipedia.org/wiki/bus,

(19)

Pemerintah Kota Metro meluncurkan tiga bus sekolah untuk mengantarkan

siswa dan siswi berangkat dan pulang sekolah. Program ini diwacanakan oleh Walikota Metro, Bapak Lukman Hakim, dan peluncuran bus dilepas oleh

Asisten I, Bapak Haru Nurdi, Kepala Dinas Pendidikan Budaya Pemuda dan Olahraga Kota Metro (Sumber: metrokota.go.id, diakses pada 1 Agustus 2015).

Program bus sekolah ini diharapkan dapat mempermudah transportasi pelajar di wilayah Kota Metro, sehingga tidak ada lagi pelajar yang terkendala

masalah transportasi. Hal tersebut sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 11 yang berbunyi, Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan

kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. Titik antar dan jemput akan dilakukan di jalur lambat samping Masjid Taqwa yang bersebelahan dengan

Taman Kota Metro. Bus akan berangkat dari Taman Kota pukul 06.30 WIB, dan penjemputan akan dilakukan pukul 13.30 WIB kembali ke Taman Kota.

Ada 3 Rute yang ditentukan: Rute pertama Taman Kota– SMPN 4– SMPN 2 –SMK 1– SMK 3– SMAN 4–SMPN 7, rute kedua Taman Kota –SMKN 2 – SMA Utamawacana – SMA Kartikatama – SMPN 5 – SMAN 6 dan rute

ketiga Taman Kota – SMPN 6 – SMAN 3. (Sumber: lampost.co.id, diakses pada 1 Agustus 2015).

(20)

bantuan pemerintah pusat dalam hal ini adalah bantuan dari Kementerian

Perhubungan Republik Indonesia. Sementara, dua unit lainnya merupakan bus operasional Pemerintah Kota Metro yang dialihfungsikan menjadi bus

sekolah. Berikut ini adalah data banyaknya sekolah dan murid SMP dan SMA Negeri di Kota Metro yang diharapkan mendapat akses bus sekolah gratis.

Tabel 1. Banyaknya Sekolah, Murid dan Guru SMP Negeri di Kota Metro, 2014/2015

Kecamatan Sekolah Nama Sekolah Murid Guru

Metro Selatan 2 SMPN 5, SLB 694 50

Metro Barat 1 SMPN 9 527 47

Metro Timur 3 SMPN 2

Sumber: Metro Dalam Angka 2015

Tabel 1 menunjukan banyaknya jumlah Sekolah Menengah Pertama Negeri

(SMPN) di Kota Metro beserta jumlah murid dan guru yang mengajar.

Tabel 2. Banyaknya Sekolah, Murid dan Guru SMA di Kota Metro, 2014/2015

Metro Pusat 1 SMAN5 649 47

Metro Utara 1 SMAN 3 607 53

JUMLAH 6 3069 272

(21)

Tabel 2 menunjukan banyaknya jumlah Sekolah Menengah Atas Negeri

(SMAN) di Kota Metro beserta jumlah murid dan guru yang mengajar.

Sebagai bagian dari program yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota Metro

diharapkan dengan adanya bus sekolah tersebut maka akan mempermudah transportasi bagi siswa untuk menuju sekolah. Program bus sekolah gratis ini diadakan kerena untuk memenuhi kebutuhan transportasi ke sekolah bagi para

pelajar. Hal tersebut dikarenakan tidak semua sekolah di Kota Metro mendapatkan akses dari angkutan umum.

Kota Metro yang memiliki visi menjadi sebuah Kota Pendidikan, maka seluruh program mengenai dunia pendidikan harus terimplementasi dengan baik. Mulai dari tenaga pengajar, sarana dan prasarana tiap sekolah, hingga

bus antar jemput yang disediakan oleh pemerintah, sehingga pemerintah harus bekerja ekstra dalam mengimplementasikan setiap program kebijakan yang

mendukung terwujudnya Kota Metro sebagai Kota Pendidikan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Udoji dalam Agustino (2008:140) mengatakan bahwa: pelaksanaan kebijakan adalah sesuatu yang penting bahkan mungkin jauh

lebih penting dari pada pembuatan kebijakan. Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui implementasi dari pengadaan program bus sekolah gratis di

Kota Metro, dan masalah implementasi program bus tersebut dapat dikaitkan dengan dimensi kinerja menurut Ripley (1986) yaitu dimensi cakupan, akses, bias, frekuensi, ketetapan layanan, akuntabilitas serta kesesuaian program

(22)

mengkaji dan mengangkat judul penelitian ”Implementasi Program Bus

Sekolah Gratis Di Kota Metro”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana Implementasi Program Bus Sekolah Gratis Di Kota Metro?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah

untuk menganalisis Implementasi Program Bus Sekolah Gratis Di Kota

Metro.”

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian meliputi dua aspek yaitu (1) secara teoritisi penelitian ini dapat menambah penelitian/kajian dalam Ilmu Administrasi Negara khususnya tentang implementasi kebijakan publik dan (2) secara praktis

penelitian ini dapat berguna sebagai masukan bagi instansi dan pihak - pihak terkait dalam membuat dan menyempurnakan Program Bus Sekolah Gratis Di

(23)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Kebijakan Publik

1. Pengertian Kebijakan Publik

Sangat banyak definisi mengenai apa yang disebut dengan kebijakan publik, pada setiap definisi memiliki penekanan yang berbeda pula. Banyaknya perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan latar belakang yang dimiliki oleh

para ahli. Menurut Dye dalam Suharto (2005: 44) kebijakan publik adalah “whatever governments choose to do or not to do”.

Menurut William N Dunn dalam Pasolong (2010: 39), mengatakan bahwa:

“Kebijakan publik adalah suatu rangkaian pilihan-pilihan yang saling berhubungan yang dibuat oleh lembaga atau pejabat pemerintah pada bidang-bidang yang menyangkut tugas pemerintahan, seperti pertahanan keamanan, energi, kesehatan, pendidikan, kesejahteraan masyarakat, kriminalitas, perekonomian dan lain-lain”

Sementara Friedrich dalam Agustino, (2008: 7) mengungkapkan bahwa

kebijakan publik adalah serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana

(24)

Berdasarkan pengertian di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa yang

dimaksud dengan kebijakan publik adalah suatu keputusan atau tindakan yang diputuskan oleh suatu lembaga atau pejabat pemerintah yang bertujuan untuk

mengatur masyarakat demi terciptanya kesejahteraan. Berdasarkan hal tersebut Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur di Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Metro diharapkan dapat

menciptakan kesejahteraan di dalam masyrakat.

2. Jenis-jenis Kebijakan Publik

Menurut James E. Anderson dalam Agustino (2008: 86-95) jenis-jenis kebijakan publik sebagai berikut:

a. Substantive and Procedural Policies

1. Substantive Policy, suatu kebijakan dilihat dari substansi masalah yang dihadapi oleh pemerintah.

2. Procedural Policy, suatu kebijakan dilihat dari pihak pihak yang terlibat dalam perumusannya (Policy Stakeholders).

b. Distributive, Redistributive and Reegulatory Policies

1. Distributive Policy, suatu kebijakan yang mengatur tentang pemberian pelayanan/keuntungan kepada individu-individu, kelompok-kelompok

atau perusahaan-perusahaan.

2. Redistributive Policy, suatu kebijakan yang mengatur tentang pemindahan

(25)

3. Regulatory Policy, suatu kebijakan yang mengatur tentang

pembatasan/pelarangan terhadap perbuatan atau tindakan.

c. Material Policy, suatu kebijakan yang mengatur tentang pengalokasian

atau penyediaan sumber-sumber material yang nyata bagi penerimanya.

d. Public Goods and Private Goods Policies, suatu kebijakan yang mengatur tentang penyediaan barang-barang atau pelayanan-pelayanan oleh

pemerintah, untuk kepentingan orang banyak.

3. Tahapan-tahapan Pada Kebijakan Publik

Dunn (2003: 22), proses kebijakan adalah serangkaian aktivitas intelektual

yang dilakukan di dalam proses kegiatan yang pada dasarnya bersifat politis, aktivitas politis tersebut divisualisasikan sebagai serangkaian tahap yang

saling tergantung yang diatur menurut urutan waktu.

Sementara Winarno (2012: 35) mengemukakan bahwa proses pembuatan kebijakan publik merupakan proses yang kompleks karena melibatkan banyak

proses maupun variabel yang harus dikaji. Proses-proses penyusunan kebijakan publik tersebut dibagi kedalam beberapa tahapan. Tahapan-tahapan kebijakan publik adalah sebagai berikut:

a. Tahap Penyusunan Agenda

Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan masalah pada agenda

(26)

masuk ke agenda kebijakan para perumus kebijakan. Pada tahap ini suatu

masalah mungkin tidak disentuh sama sekali, sementara masalah yang lain ditetapkan menjadi fokus pembahasan, atau ada pula masalah karena

alasan-alasan tertentu ditunda untuk waktu yang lama.

b. Tahap Formulasi Kebijakan

Masalah telah masuk ke agenda kebijakan kemudian dibahas oleh para

pembuat kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk kemudian dicari pemecahan masalah terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari

berbagai alternatif atau pilihan kebijakan (policy alternatives / policy options) yang ada. Sama halnya dengan perjuangan suatu masalah untuk masuk ke dalam agenda kebijakan, dalam tahap perumusan kebijakan masing-masing

alternatif bersaing untuk dapat dipilih sebagai kebijakan yang diambil untuk memecahkan masalah. Pada tahap ini, masing-masing aktor akan mengusulkan pemecahan masalah terbaik.

c. Tahap Adopsi Kebijakan

Dari sekian banyak alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh para perumus

kebijakan, pada akhirnya salah satu alternatif kebijakan tersebut diadopsi dengan dukungan dari mayoritas legislatif, konsensus antara direktur lembaga atau keputusan peradilan.

d. Tahap Implementasi Kebijakan

Suatu program kebijakan hanya akan menjadi catatan-catatan elit, jika

(27)

program kebijakan yang telah diambil sebagai alternatif pemecahan masalah

harus diimplementasikan, yakni dilaksanakan oleh badan-badan administrasi maupun agen-agen pemerintah di tingkat bawah. Kebijakan yang telah

diambil dilaksana- kan oleh unit-unit administrasi yang memobilisasikan sumberdaya finansial dan manusia.

e. Tahap Evaluasi Kebijakan

Pada tahap ini kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau dievaluasi, untuk melihat sejauh mana kebijakan yang dibuat telah mampu memecahkan

masalah. Kebijakan publik pada dasarnya dibuat untuk meraih dampak yang diinginkan.

Pemaparan tentang tahap kebijakan diatas telah menjelaskan bahwa tahap

kebijakan tersebut merupakan suatu proses yang saling terkait yang mempengaruhi satu sama lain. Tahap awal adalah penyusunan agenda, dalam tahap tersebut dilakukannya identifikasi persoalan (masalah) publik yang akan

dibahas dalam tahap berikutnya, yaitu formulasi. Setelah diformulasikan, pada tahap adopsi akan dipilih alternatif yang baik untuk dijadikan solusi bagi

pemecahan masalah publik. Selanjutnya, Kebijakan yang telah diputuskan dan disahkan akan diimplementasikan untuk meraih tujuan awal yang ditentukan. Pada akhir, evaluasi (penilaian) kebijakan akan menilai ketepatan,

manfaat, dan efektivitas hasil kebijakan yang telah dicapai melalui implementasi. Dari kelima tahap dalam kebijakan publik, yang menjadi fokus

(28)

4. Implementasi Kebijakan

Implementasi kebijakan merupakan tahap yang krusial dalam proses kebijakan publik. Suatu program kebijakan harus diimplementasikan agar mempunyai

dampak atau dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Studi implementasi merupakan suatu kajian mengenai studi kebijakan yang mengarah pada proses pelaksanaan dari suatu kebijakan.

Menurut Udoji dalam Agustino (2008:140) mengatakan bahwa : pelaksanaan kebijakan adalah sesuatu yang penting bahkan mungkin jauh lebih penting

dari pada pembuatan kebijakan. Kebijakan-kebijakan hanya akan sekedar berupa impian atau rencana bagus yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak diimplementasikan.

Implementasi kebijakan merupakan persoalan yang penting di Indonesia. Pasalnya setiap tahun pemerintah mengeluarkan dana ribuan triliun rupiah

untuk mendanai berbagai program pembangunan. Kebijakan yang telah direkomendasikan untuk dipilih oleh pembuat kebijakan bukanlah jaminan bahwa kebijakan tersebut pasti berhasil dalam implementasinya. Ada banyak

hal yang memengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan baik yang bersifat individual maupun institusi. Implementasi dari suatu program

(29)

Van Meter dan Van Horn dalam Winarno (2012: 149) mendefinisikan

implementasi sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu-individu atau kelompok pemerintah maupun swasta yang diarahkan untuk

mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan-keputusan kebijakan sebelumnya”.

Keberhasilan suatu implementasi kebijakan dapat diukur atau dilihat dari

proses dan pencapaian tujuan hasil akhir (output), yaitu tercapai atau tidaknya tujuan-tujuan yang ingin diraih. Hal ini tak jauh berbeda dengan apa yang

diutarakan Grindle dalam Agustino (2008:139) bahwa pengukuran keberhasilan implementasi dapat dilihat dari prosesnya, dengan mempertanyakan apakah pelaksanaan program sesuai dengan yang telah

ditentukan yaitu melihat pada action program dari individual projects dan yang kedua apakah tujuan program tersebut tercapai.

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa implementasi kebijakan merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok untuk melaksanakan keputusan untuk mencapai tujuan dan sasaran

yang diinginkanya.

5. Model Implementasi Kebijakan Publik

Model dalam buku Indiahono (2009: 19) adalah sebuah kerangka sederhana

(30)

terdapat dua pemilihan jenis model implementasi kebijakan publik yaitu

implementasi kebijakan publik yang berpola dari atas ke bawah (top-downer prespective) dan dari bawah ke atas (bottom-upper).

Agustino (2008: 140) pendekatan model “top down”, merupakan pendekatan

implementasi kebijakan publik yang dilakukan tersentralisir dan dimulai dari aktor tingkat pusat, dan keputusannya pun diambil dari tingkat pusat.

Pendekatan top down bertitik tolak dari perspektif bahwa keputusan-keputusan politik (kebijakan) yang telah ditetapkan oleh pembuat kebijakan

harus dilaksanakan oleh administrator-administrator atau birokrat-birokrat

pada level bawahnya, sedangkan pendekatan model “bottom up” bermakna

meski kebijakan dibuat oleh pemerintah, namun pelaksanaannya oleh rakyat.

Implementasi kebijakan mempunyai berbagai macam model dalam perkembangannya yaitu:

a. Model Implementasi Kebijakan Van Meter Van Horn

Model pertama adalah model yang paling klasik, yakni model yang diperkenalkan oleh duet Donald Van Meter dengan Carl Van Horn (1975). Model ini mengandaikan bahwa implementasi kebijakan berjalan secara linear

dari kebijakan publik, implementor dan kinerja kebijakan publik. Menurut Van Meter dan Van Horn dalam Nugroho (2011: 627) beberapa variabel yang

dimasukkan sebagai variabel yang memengaruhi kebijakan publik adalah sebagai berikut:

1. Aktivitas implementasi dan komunikasi antarorganisasi.

(31)

3. Kondisi ekonoi, sosial dan politik.

4. Kecenderungan (disposition) pelaksana / implementor.

Model implementasi kebijakan dari Meter dan Horn dalam Indiahono (2009:

38) menetapkan beberapa variabel yang diyakini dapat mempengaruhi implementasi dan kinerja kebijakan. Beberapa variabel tersebut adalah sebagai berikut :

a. Standar dan sasaran kebijakan, standar dan sasaran kebijakan pada dasarnya adalah apa yang hendak dicapai oleh program atau kebijakan,

baik yang berwujud maupun tidak, jangka pendek, menengah, atau panjang. Kejelasan dan sasaran kebijakan harus dapat dilihat secara spesifik sehingga di akhir program dapat diketahui keberhasilan atau

kegagalan dari kebijakan atau program yang dijalankan.

b. Kinerja kebijakan merupakan penilaian terhadap pencapaian standar dan

sasaran kebijakan yang telah ditetapkan di awal.

c. Sumber daya menunjuk kepada seberapa besar dukungan finansial dan sumber daya manusia untuk melaksanakan program atau kebijakan.

d. Komunikasi antar badan pelaksana, menunjuk kepada mekanisme prosedur yang dicanangkan untuk mencapai sasaran dan tujuan program.

e. Karakteristik badan pelaksana, menunjuk seberapa besar daya dukung struktur organisasi, nilai-nilai yang berkembang, hubungan dan komunikasi yang terjadi di internal birokrasi.

f. Lingkungan sosial, ekonomi dan politik, menunjuk bahwa lingkungan dalam ranah implementasi dapat mempengaruhi kesuksesan implementasi

(32)

g. Sikap pelaksana, menunjuk bahwa sikap pelaksana menjadi variabel

penting dalam implementasi kebijakan. Seberapa demokratis, antusias dan responsif terhadap kelompok sasaran dan lingkungan beberapa yang

dapat ditunjuk sebagai bagian dari sikap pelaksana ini.

b. Model Implementasi Kebijakan George C. Edward III

Menurut George C.Edward III, studi implementasi kebijakan adalah krusial

bagi public administration dan public policy. Implementasi kebijakan adalah salah satu tahap kebijakan publik, antara pembentukan kebijakan dan konsekuensi- konsekuensi kebijakan bagi masyarakat yang dipengaruhinya.

Jika suatu kebijakan tidak tepat atau tidak dapat mengurangi masalah yang merupakan sasaran dari kebijakan, maka kebijakan itu mungkin akan

mengalami kegagalan sekalipun kebijakan itu diimplementasikan dengan sangat baik. Sementara itu, suatu kebijakan yang telah direncanakan dengan sangat baik mungkin juga akan mengalami kegagalan, jika kebijakan tersebut

kurang diimplementasikan dengan baik oleh para pelaksana kebijakan (Winarno, 2012: 177).

Model implementasi kebijakan publik yang berperspektif top down

dikembangkan oleh George C. Edward III. Pendekatan yang dikemukakan ole Edward III mempunyai empat variabel yang sangat menentukan keberhasilan

suatu implementasi kebijakan, yaitu (1) komunikasi, (2) sumber daya, (3) disposisi dan (4) struktur birokrasi. Keempat variabel dalam model yang dibangun oleh Edward III tersebut memiliki keterkaitan satu dengan yang lain

(33)

bersinergi dalam mencapai tujuan dan satu variabel akan sangat

mempengaruhi variabel yang lain.

B. Konsep Program

Program di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) di definisikan sebagai

rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha yang akan dijalankan. Jones dalam Arif Rohman (2009: 101-102) menyebutkan program merupakan salah satu

komponen dalam suatu kebijakan.

Menurut Tayibnapis program merupakan segala sesuatu yang dilakukan dengan harapan akan mendatangkan hasil, pengaruh atau manfaat. Widiyoko

mengartikan program sebagai serangkaian kegiatan yang direncanakan dengan seksama dan dalam pelaksanaannya berlangsung dalam proses yang

berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan orang banyak. Sedangkan, Sukardi menyatakan bahwa program merupakan salah satu hasil kebijakan yang penetapannya melalui proses panjang dan disepakati oleh

para pengelolanya untuk dilaksanakan.

Menurut Charles O. Jones dalam Suryana (2009: 28), pengertian program adalah cara yang disahkan untuk mencapai tujuan, beberapa karakteristik tertentu yang

dapat membantu seseorang untuk mengindentifikasi suatu aktivitas sebagai program atau tidak yaitu:

(34)

2. Program biasanya memiliki anggaran tersendiri, program kadang biasanya

juga diidentifikasikan melalui anggaran.

3. Program memiliki identitas sendiri, yang bila berjalan secara efektif dapat

diakui oleh publik.

Lanjut menurutnya terdapat tiga pilar aktivitas dalam mengoperasikan program yaitu :

1. Pengorganisasian

Struktur oganisasi yang jelas diperlukan dalam mengoperasikan program sehingga

tenaga pelaksana dapat terbentuk dari sumber daya manusia yang kompeten dan berkualitas.

2. Interpretasi

Para pelaksana harus mampu menjalankan program sesuai dengan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksana agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

3. Penerapan atau Aplikasi

Perlu adanya pembuatan prosedur kerja yang jelas agar program kerja dapat berjalan sesuai dengan jadwal kegiatan sehingga tidak berbenturan dengan

program lainnya.

Suatu program yang baik menurut Bintoro Tjokromidjojo (1987;181) harus memiliki ciri- ciri sebagai berikut :

1. Tujuan yang dirumuskan secara jelas.

2. Penentuan peralatan yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.

(35)

4. Pengukuran ongkos ongkos yang diperkirakan dan keuntungan keuntungan

yang diharapakan akan dihasilkan program tersebut.

5. Hubungan dengan kegiatan lain dalam usaha pembangunan dan program

pembangunan lainnya. Suatu program tidak dapat berdiri sendiri.

6. Berbagai upaya dibidang manajemen, termasuk penyediaan tenaga, pembiayaan, dan lain lain untuk melaksanakan program tersebut. Dengan

demikian dalam menentukan suatu program harus dirumuskan secara matang sesuai dengan kebutuhan agar dapat mencapai tujuan melalui partisipasi dari

masyarakat.

Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa sebelum suatu program diimplementasikan, terlebih dahulu harus diketahui secara jelas mengenai uraian

pekerjaan yang dilakukan secara sistematis, tata cara pelaksanaan, jumlah anggaran yang dibutuhkan dan kapan waktu pelaksanaannya agar program yang direncanakan dapat mencapai target yang sesuai dengan keinginan.

C. IndikatorPolicy Output

Indikator Policy Output menurut Ripley dalam Purwanto dan Sulistyastuti (2012: 106-110) digunakan untuk mengetahui konsekuensi langsung yang

dirasakan oleh kelompok sasaran sebagai akibat adanya realisasi kegiatan, aktivitas, pendistribusian, hibah, subsidi, dan lain - lain yang dilakasnakan

(36)

Langkah- langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi policy ouput dari suatu kebijakan atau program yang akan dievaluasi.

b. Mengidentifikasi kelompok sasaran kebijakan atau program, apakah kelompok sasaran tersebut individu, keluarga, komunitas, dan lain- lain. c. Mengidentifikasi frekuensi kegiatan penyampaian output yang dilakukan

oleh implementor.

d. Mengidentifikasi kualitas produk yang disampaikan oleh implementer

kepada kelompok sasaran.

Menurut Ripley indikator yang dapat digunakan untuk menilai kualitaspolicy outputadalah sebagai berikut:

a. Akses

Indikator akses digunakan untuk mengetahui bahwa program atau pelayanan

yang diberikan mudah dijangkau oleh kelompok sasaran. Selain itu akses juga mengandung pengertian bahwa orang - orang bertanggung jawab untuk mengimplementasikan kebijakan atau program mudah dikontak oleh

masyarakat yang menjadi kelompok sasaran kebijakan atau program tersebut apabila mereka membutuhkan informasi atau ingin menyampaikan

pengaduan. Akses juga mengandung pengertian terjadinya kesamaan kesempatan bagi semua kelompok sasaran, apapun karakteristik individual atau kelompok yang melekat pada dirinya, seperti: gender, etnisitas, agama,

(37)

diskriminasi untuk terlibat dan menikmati manfaat kebijakan atau program

karena karakteristik yang melekat pada individu atau kelompok.

b. Cakupan(coverage)

Indikator ini digunakan untuk menilai seberapa besar kelompok sasaran yang sudah dapat dijangkau (mendapatkan pelayanan, hibah, transfer dana, dan sebaginya) oleh kebijakan publik yang diimplementasikan. Prosedur yang

digunakan untuk mengukur cakupan adalah:

1. Menetapkan siapa saja yang menjadi kelompok sasran. Idealnya

evaluator memiliki data seluruh kelompok sasaran yang memiliki hak (eligible) untuk menjadi kelompok sasaran tersebut.

2. Membuat proporsi (perbandingan) jumlah kelompok sasaran yang sudah

dapat layanan terhadap total kelompok target.

c. Frekuensi

Frekuensi merupakan indikator untuk mengukur seberapa sering kelompok sasaran dapat memperoleh layanan yang dijanjikan oleh suatu kebijakan atau

program. Semakin tinggi frekuensi layanan maka akan semakin baik implementasi suatu kebijakan atau program tersebut. Indikator frekuensi sangat penting dan relevan untuk mengetahui keberhasilan implementasi atau

program yang jenis layanan tidak hanya diberikan sekali, namun berulang kali seperti: program raskin, bantuan langsung tunai, dan program pemberian

(38)

berkali- kali secara berkala, yaitu: mingguan atau bulanan. Dengan rancangan

program yang demekian maka menjadi jelas keberhasilan berbagai program yang disebutkan tadi keberhasilannya sangat tergantung pada frekuensi

layanan yang diberikan oleh implementer terhadap kelompok sasaran.

d. Bias

Bias merupakan indikator yang digunakan untuk menilai apakah pelayanan

yang diberikan oleh implementer bias (menyimpang) kepada kelompok masyarakat yang bukan menjadi sasaran atau kelompok masyarakat yang

tidakeligibleuntuk menikmati bantuan, hibah, atau pelayanan yang diberikan oleh pemerintah melalui suatu kebijakan atau program.

e. Ketetapan Layanan (Service Delivery)

Indikator ini digunakan untuk menilai apakah pelayanan yang diberikan dalam implementasi suatu program dilakukan tepat waktu atau tidak. Indikator sangat penting untuk menilai output suatu program yang memiliki sensivitas

terhadap waktu. Artinya keterlambatan dalam implementasi program akan membawa implikasi kegagalan mencapai program tersebut.

f. Akuntabilitas

Indikator ini digunakan untuk menilai apakah tindakan para implementer dalam menjalankan tugas mereka untuk menyampaikan keluaran kebijakan

kepada kelompok sasaran dapat dipertanggung jawabkan atau tidak. Pertanyaan - pertanyaan penting yang perlu diajukan adalah menyangkut

(39)

-hak kelompok sasaran apakah tindakan tersebut dapat dipertanggung

jawabkan atau merupakan bentuk penyimpangan.

g. Kesesuaian Program dengan Kebutuhan

(40)

D. Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran

Sumber: Diolah Oleh Peneliti

Salah satu visi Kota Metro adalah terwujudnya Kota Metro sebagai kota

pendidikan yang unggul dan masyarakat sejahtera. Namun dalam perjalanan untuk mencapai visi tersebut tidak mudah. Permasalahan yang terjadi adalah

kurangnya transportasi bagi siswa/i sekolah di Kota Metro dan banyaknya siswa/i di bawah umur yang menggunakan kendaraan bermotor di sekolah. Oleh karena itu Pemerintah Kota Metro pada awal tahun 2015 melaksanakan

Program Bus Gratis

Dimensi untuk mengukur kinerja suatu program: 1) Akses

1) Mempermudah transportasi gratis bagi pelajar untuk menjangkau sekolah yang dituju.

2) Membantu dan meringankan beban orang tua dalam pembiayaan tansportasi

3) Meningkatkan aktivitas belajar bagi pelajar.

Kinerja Program (Ripley) Permasalahan:

1. Kurangnya sarana transportasi bagi siswa/i ke sebagian sekolah di Kota Metro.

(41)

program bus sekolah gratis dengan sasaran siswa/i SMP dan SMA di Kota

Metro.

Program bus sekolah merupakan sarana transportasi gratis bagi siswa di

wilayah Kota Metro. Terdapat tiga unit bus yang diresmikan oleh Pemerintah Kota Metro, terdapat tiga rute yang ditentukan: Rute pertama Taman Kota – SMPN 4 – SMPN 2 – SMK 1 – SMK 3 – SMAN 4 – SMPN 7. rute kedua Taman Kota – SMKN 2– SMA Utamawacana – SMA Kartikatama – SMPN 5– SMAN 6 dan rute ketiga Taman Kota–SMPN 6 –SMAN 3. Program ini bertujuan untuk mempermudah transportasi gratis bagi siswa/i untuk menjangkau sekolah yang dituju, membantu meringankan beban orang tua dalam pembiayaan transportasi dan meningkatkan aktivitas belajar bagi

siswa/i.

Masalah mengenai implementasi program dapat dikaitkan dengan dimensi kinerja menurut Ripley yaitu dimensi cakupan, akses, bias, frekuensi,

(42)

III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Metode kualitatif menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2004: 3) mengemukakan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan sesuatu yang dapat diamati.

Tipe penelitian deskriptif itu sendiri adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa

berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006: 72). Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang

berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang

berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecenderungan yang tengah berlangsung. Maksud peneliti menggunakan metode tersebut untuk mendeskripsikan dan memperoleh pemahaman menyeluruh dan mendalam

(43)

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam Moleong (2011: 128) merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitian terutama dalam menangkap fenomena atau

peristiwa yang sebenarnya terjadi dari objek yang diteliti dalam rangka mendapatkan data-data penelitian yang akurat.

Lokasi yang menjadi tempat penelitian ini adalah Sekretariat Daerah Kota

Metro. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada data yang dimiliki oleh penulis bahwa Sekretariat Kota Metro adalah instansi yang mengelola program bus

sekolah gratis tersebut. Lokasi kedua adalah daerah sekitar Taman Kota Metro, hal ini dikarenakan daerah tersebut merupakan titik antar dan jemput dari semua rute operasi bus sekolah tersebut.

C. Sumber Data

Menurut Lofland dan Lofland yang dikutip dalam Moleong (2011: 157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan,

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi ke dalam kata-kata dan

tindakan, sumber data tertulis, foto, dan statistik. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah:

1. Kata-kata dan Tindakan

Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan

(44)

film. Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau pengamatan

merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya.

Dalam penelitian ini, penulis mendapatkan data mengenai kata – kata serta tindakan melalui proses wawancara dan pengamatan (observasi). Informan yang diwawancarai dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, untuk masalah

yang berkaitan dengan akses, cakupan, frekuensi, dan akuntabilitas bersumber dari implementator penanggungjawab program bus sekolah di Pemerintah

Kota Metro. Untuk masalah akses, ketetapan layanan, bias, dan kesesuaian program dengan kebutuhan bersumber dari kelompok sasaran yaitu siswa SMP dan SMA yang menggunakan jasa bus sekolah gratis tersebut.

Adapun observasi yang peneliti lakukan yaitu mengamati secara langsung kegiatan dan perilaku stakeholder serta kelompok sasaran yang terlibat dalam

implementasi program bus sekolah gratis di Kota Metro.

Untuk mempermudah pembaca, maka peneliti membuat tabel informan penelian.

Tabel 3. Informan Penelitian No Nama Informan Jabatan/Status Instansi 1. Kuswidaryanto S.IP Kepala Sub Bagian

Urusan Dalam

Sekretariat Daerah Kota Metro

2. Sigit Kurniawan Pegawai Bagian umum dan petugas sopir bus sekolah rute Taman Kota SMAN6 Metro selatan

Sekretariat Daerah Kota Metro

3. Tri Katmiko Pegawai Bagian umum dan petugas sopir bus rute taman kota ke SMAN 3

Sekretariat Daerah Kota Metro

(45)

sekolah

5. Sabila Anna Martina, Siswi pengguna bus sekolah

SMAN 3 Kota Metro

6. M. Rizky Rullah Siswa pengguna bus sekolah

SMPN 7 Kota Metro

7. Aura Ristawidya Siswi pengguna bus sekolah

SMAN 3 Kota Metro

8. Yolanda Putri Amelia Siswi pengguna bus sekolah

10. Ilham Maulana Siswa pengguna bus sekolah

SMAN 3 Kota Metro

Sumber: Diolah Oleh Peneliti

2. Sumber Tertulis

Walaupun dikatakan bahwa sumber di luar kata dan tindakan merupakan

sumber kedua, jelas hal itu tidak bisa diabaikan. Dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber

buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi. Adapun sumber tertulis dalam penelitian yang ini didapat dengan menerapkan teknik dokumentasi yaitu surat berupa surat keputusan/instruksi,

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, buku-buku atau literatur, jurnal, skripsi surat kabar yang

berkaitan dengan penelitian.

D. Fokus Penelitian

Ada dua maksud tertentu yang ingin peneliti capai dalam merumuskan

masalah penelitian dengan jalan memanfaatkan fokus. Pertama, penetapan fokus dapat membatasi studi. Kedua, penetapan fokus itu berfungsi untuk

(46)

mantap, seorang peneliti dapat membuat keputusan yang tepat tentang data

mana yang dikumpulkan dan mana yang tidak perlu dijamah ataupun mana yang akan dibuang. (Moleong, 2011: 94). Berdasarkan hal tersebut, pada

penelitian ini peneliti memfokuskan masalah penelitian pada Implementasi Program Bus Sekolah Gratis di Kota Metro, yang dihubungkan dengan indikator kinerja program menurut Ripley (1986). Terdapat tujuh dimensi

kinerja menurut Ripley yaitu akses, cakupan, bias, frekuensi, ketetapan layanan, akuntabilitas, dan kesesuaian program dengan kebutuhan masyarakat.

Ketujuh dimensi tersebut memiliki 12 indikator (Lokasi, Komunikasi, Transaksi, Kesamaan Akses, Perbandingan, Waktu, Fasilitas, Penyimpangan, Aturan, Hak Kelompok Sasaran, Sikap implementor, dan Keseusaian) yang

dapat penulis gunakan sebagai dasar untuk menilai kinerja implementasi program bus sekolah gratis di Kota Metro. Dari hasil penilaian tersebut, penulis dapat menyimpulkan bagaimana implementasi program bus sekolah

gratis tersebut.

E. Teknik Analisis Data

Setelah mendapatkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka langkah yang dilakukan selanjutnya adalah mengolah data yang terkumpul dengan cara menganalisis data, mendeskripsikan data, serta mangambil kesimpulan.

Pada penelitian ini digunakan teknik analisis data kualitatif, karena data-data yang diperoleh merupakan keterangan-keterangan. Proses alanisis data

(47)

yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan

lapangan, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, gambar, foto dan sebagainya dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola,

memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, kemudian membuat kesimpulan yang mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain

(Sugiyono, 2010: 244). Aktivitas dalam menganalisis data kualitatif yaitu:

1. Reduksi Data

Yaitu proses pemilihan pemusatan perhatian pada penyederhanaan,

pengabstrakan dan transformasi data mentah atau data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Dengan kata lain proses reduksi data ini dilakukan oleh penulis secara terus menerus saat penelitian berlangsung.

Pada penelitian ini data yang diperoleh dipilih diseleksi serta dirangkum, difokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan implementasi Program Bus

Gratis Di Kota Metro.

2. Penyajian Data

Yaitu penyusunan informasi yang kompleks ke dalam suatu bentuk sistematis,

(48)

penyajian data ini penulis telah siap dengan data yang telah disederhanakan

dan menghasilkan informasi yang sistematis.

Pada penelitian ini penyajian data diwujudkan dalam bentuk uraian, dan foto

atau gambar sejenisnya. Akan tetapi, teks naratif paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian ini.

3. Penarikan Kesimpulan

Yaitu merupakan tahap akhir dalam proses analisa data. Pada bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh dari

observasi, wawancara, dan dokumentasi serta studi pustaka. Dengan adanya kesimpulan penulis akan terasa sempurna kerena data yang dihasilkan benar-benar valid atau maksimal. Berikut ini adalah bagan analisis data model

Miles dan Huberman, yang menggambarkan bahwa analisis data dalam penelitian kualitatif berlangsung secara terus menerus sampai tuntas hingga datanya jenuh.

Gambar 2. Bagan Analisis Data Model Interaktif

Sumber: Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2010: 247)

Pengumpulan data Penyajian data

(49)

Gambar mengenai komponen analisis data model interaktif Miles dan

Huberman di atas menjelaskan bahwa dalam melakukan analisis data kualitatif dapat dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data.

Proses yang bersamaan tersebut meliputi reduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan.

F. Teknik Keabsahan Data

Menurut Moleong (2011: 324) untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan

didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian

(confirmability).

1. Teknik memeriksa Derajat Kepercayaan (credibility)

Dalam penelitian ini, kriteria keabsahan data yang digunakan adalah kriteria

derajat kepercayaan, penerapan derajat kepercayaan pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal dan nonkualitatif. Kriteria ini

berfungsi untuk melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayan penemuannya dapat dicapai dan mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada

kenyataan ganda yang sedang diteliti. Adapun untuk memeriksa derajat kepercayaan ini menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah teknik

(50)

itu. Denzin yang dikutip dalam Moleong (2011: 330) membedakan empat

macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.

Untuk menguji kredibilitas data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode triangulasi sumber. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi

yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.

2. Teknik memeriksa Keteralihan Data (transferability)

Teknik ini dilakukan dengan menggunakan “uraian rinci”, yaitu dengan

melaporkan hasil penelitian seteliti dan secermat mungkin yang

menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan. Derajat keteralihan dapat dicapai lewat uraian yang cermat, rinci, tebal, atau mendalam serta adanya kesamaan konteks antara pengirim dan penerima.

Upaya untuk memenuhi hal tersebut, peneliti melakukannya melalui tabulasi data serta disajikan oleh peneliti dalam hasil dan pembahasan.

3. Teknik Memeriksa Kebergantungan (dependability)

Dalam penelitian kualitatif, uji kebergantungan dilakukan dengan melakukan

pemeriksaan terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan penelitian di lapangan tetapi bisa memberikan data. Peneliti seperti ini perlu diuji dependability-nya, dan untuk mengecek apakah hasil

(51)

pembimbing. Hasil yang dikonsultasikan antara lain proses penelitian dan

taraf kebenaran data serta penafsirannya.

4. Kepastian Data (confirmability)

Kepastian data berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang ada dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada tetapi hasilnya ada. Derajat ini dapat dicapai melalui audit atau pemeriksaan yang cermat terhadap

seluruh komponen dan proses penelitian serta hasil penelitiannya. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pembimbing menyangkut kepastian

(52)

IV. GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Sekretariat Daerah Kota Metro

Sekretariat Daerah mempunyai tugas membantu Walikota dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan dinas daerah, lembaga teknis daerah dan lembaga.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat Daerah menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan kebijakan pemerintahan daerah;

b. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas dinas daerah, lembaga teknis daerah dan lembaga lain;

c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah;

d. Pembinaan administrasi dan aparatur pemerintah daerah; dan

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas dan

fungsinya;

(53)

a. Bagian Administrasi Pemerintahan

Bagian Administrasi Pemerintahan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan, pembinaan, pemantauan dan evaluasi kebijakan Pemerintah

Daerah serta melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas di bidang pemerintahan umum, bina otonomi dan kerjasama daerah serta pembinaan kecamatan dan kelurahan.

1. Sub Bagian Pemerintahan Umum

Sub Bagian Pemerintahan Umum mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan, pemantauan dan evaluasi kebijakan pemerintah daerah serta melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas di bidang pemerintahan umum dan pertanahan.

2. Sub Bagian Bina Otonomi dan Kerjasama Daerah

Sub Bagian Bina Otonomi dan Kerjasama Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan, pemantauan dan evaluasi kebijakan Pemerintah

Daerah serta melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas di bidang otonomi dan kerjasama daerah

3. Sub Bagian Pemerintahan Kecamatan dan Kelurahan

Sub Bagian Pemerintahan Kecamatan dan Kelurahan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan, pemantauan dan evaluasi kebijakan Pemerintah

(54)

b. Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat

Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas, melaksanakan penyusunan, pembinaan, pemantauan dan evaluasi kebijakan Pemerintah

Daerah serta melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas di bidang agama dan kemasyarakatan, kesehatan, sosial dan pemberdayaan perempuan serta pendidikan, kebudayaan pemuda dan olahraga.

1. Sub Bagian Agama dan Kemasyarakatan

Sub Bagian Agama dan Kemasyarakatan mempunyai tugas, melaksanakan

penyusunan, pemantauan dan evaluasi kebijakan Pemerintah Daerah serta melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas di bidang keagamaan dan kemasyarakatan.

2. Sub Bagian Kesehatan, Sosial dan Pemberdayaan Perempuan

Sub Bagian Kesehatan, Sosial, dan Pemberdayaan Perempuan mempunyai tugas, melaksanakan penyusunan, pemantauan dan evaluasi kebijakan

pemerintah daerah serta melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas di bidang kesehatan, sosial, keluarga berencana, pemberdayaan perempuan dan program

lintas sektoral.

3. Sub Bagian Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga

Sub Bagian Pendidikan, Budaya, Pemuda dan Olahraga mempunyai tugas,

melaksanakan penyusunan, pemantauan dan evaluasi kebijakan pemerintah daerah serta melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas di bidang

(55)

a. Bagian Protokol

Bagian Protokol mempunyai tugas, menyiapkan dan melaksanakan kegiatan keprotokolan, agenda dan kegiatan pimpinan serta administrasi perjalanan

dinas pimpinan.

1. Sub Bagian Administrasi Pimpinan

Sub Bagian Administrasi Pimpinan mempunyai tugas, melaksanakan kegiatan

administrasi, ketatausahaan dan pengendalian perjalanan dinas pimpinan.

2. Sub Bagian Tamu

Sub Bagian Tamu mempunyai tugas, melaksanakan pengaturan dan pelayanan tamu pimpinan dan daerah.

2. Sub Bagian Acara

Sub Bagian Acara mempunyai tugas, melaksanakan protokoler, pengaturan dan pengendalian acara Walikota.

2. ASISTEN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN

Asisten Perekonomian dan Pembangunan mempunyai tugas, membantu Sekretaris Daerah dalam melaksanakan tugas di bidang perekonomian dan

pembangunan.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Asisten Perekonomian dan Pembangunan menyelenggarakan fungsi :

(56)

b. Pemantauan, pembinaan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang

perekonomian dan pembangunan;

c. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang perekonomian dan pembangunan;

d. Pengkoordinasian pelaksanaan pengkajian/analisis pengembangan perekonomian dan pembangunan;

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

a. Bagian Administrasi Perekonomian

Bagian Administrasi Perekonomian mempunyai tugas, melaksanakan penyusunan, pembinaan, pemantauan dan evaluasi kebijakan pemerintah daerah serta melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas di bidang

perekonomian produksi, perekonomian umum dan pengembangan perekonomian.

1. Sub Bagian Perekonomian Produksi

Sub Bagian Perekonomian Produksi mempunyai tugas, melaksanakan penyusunan, pemantauan dan evaluasi kebijakan pemerintah daerah serta

melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas di bidang produksi pertanian, tanaman pangan, dan hortikultura, peternakan, perikanan dan perkebunan.

2. Sub Bagian Perekonomian Umum

(57)

melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas di bidang koperasi dan UMKM,

perindustrian, perdagangan dan pasar serta perhubungan.

3. Sub Bagian Pengembangan Perekonomian

Sub Bagian Pengembangan Perekonomian mempunyai tugas, melaksanakan penyusunan, pemantauan dan evaluasi kebijakan pemerintah daerah serta melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas di bidang pengembangan

perekonomian, penanaman modal dan pelayanan perizinan, pertambangan dan energi, pengembangan pariwisata dan badan usaha milik daerah.

b. Bagian Administrasi Pembangunan

Bagian Administrasi Pembangunan mempunyai tugas, melaksanakan penyusunan, pembinaan, pemantauan dan evaluasi kebijakan pemerintah

daerah serta melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas di bidang administrasi program, pengendalian dan analisis, evaluasi dan pelaporan.

1. Sub Bagian Administrasi Program

Sub Bagian Administrasi Program mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan kebijakan Pemerintah Daerah dan melaksanakan

koordinasi pelaksanaan tugas di bidang pekerjaan umum, litbang, statistik dan perencanaan pembangunan.

2. Sub Bagian Pengendalian

Sub Bagian Pengendalian mempunyai tugas, melaksanakan kegiatan

(58)

melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas di bidang pekerjaan umum,

litbang, statistik dan perencanaan pembangunan.

3. Sub Bagian Analisis, Evaluasi dan Pelaporan

Sub Bagian Analisis, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas, melaksanakan penelaahan dan evaluasi kebijakan pemerintah daerah serta melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas di bidang pekerjaan umum,

litbang, statistik dan perencanaan pembangunan dalam rangka penyusunan laporan.

3. ASISTEN ADMINISTRASI UMUM

Asisten Administrasi Umum mempunyai tugas, membantu Sekretaris Daerah dalam melaksanakan tugas di bidang organisasi, hukum, keuangan,

perlengkapan dan aset serta umum.

a. Bagian Organisasi

Bagian Organisasi mempunyai tugas, melaksanakan penyusunan, pembinaan,

pemantauan dan evaluasi kebijakan pemerintah daerah serta melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas di bidang kelembagaan, ketatalaksanaan,

kepegawaian dan pemberdayaan aparatur.

1. Sub Bagian Kelembagaan

Sub Bagian Kelembagaan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan

bahan kebijakan pemerintah daerah di bidang pembinaan dan penataan organisasi serta pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja dalam

(59)

2. Sub Bagian Tata Laksana

Sub Bagian Tata Laksana mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan, pemantauan dan evaluasi kebijakan pemerintah daerah di bidang

penatalaksanaan organisasi perangkat daerah.

3. Sub Bagian Kepegawaian dan Pemberdayaan Aparatur

Sub Bagian Kepegawaian dan Pemberdayaan Aparatur mempunyai tugas

melaksanakan pembinaan dan pengelolaan administrasi kepegawaian di lingkungan Sekretariat Daerah serta pembinaan dan pendayagunaan aparatur

di lingkungan pemerintah daerah.

b. Bagian Hukum

Bagian Hukum mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penyusunan

program, petunjuk teknis pembinaan dan penyiapan data di bidang perundang-undangan, bantuan hukum dan hak asasi manusia serta administrasi dan dokumentasi hukum.

1. Sub Bagian Perundang-undangan

Sub Bagian Perundang-undangan mempunyai tugas mempelajari, meneliti,

merumuskan, menyiapkan dan menyusun rancangan peraturan, kebijakan daerah serta mengevaluasi pelaksanaan produk hukum daerah

2. Sub Bagian Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia

Sub Bagian Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas menghimpun, mengolah data, memberikan pelayanan yang berhubungan

(60)

3. Sub Bagian Administrasi dan Dokumentasi

Sub Bagian Administrasi dan Dokumentasi mempunyai tugas menghimpun, memelihara dan mengolah data, memberikan pelayanan informasi yang

berhubungan dengan Administrasi dan Dokumentasi Hukum.

c. Bagian Tata Usaha Keuangan

Bagian Tata Usaha Keuangan mempunyai tugas, melaksanakan penatausahaan

keuangan Sekretariat Daerah.

1. Sub Bagian Anggaran

Sub Bagian Anggaran mempunyai tugas mempunyai tugas, melaksanakan pengelolaan anggaran dilingkungan Sekretariat Daerah.

2. Sub Bagian Perbendaharaan

Sub Bagian Perbendaharaan mempunyai tugas, melaksanakan administrasi perbendaharaan dilingkungan Sekretariat Daerah.

3. Sub Bagian Pembukuan Dan Verifikasi

Sub Bagian Pembukuan dan Verifikasi mempunyai tugas, melaksanakan pembukuan dan verifikasi keuangan dilingkungan Sekretariat Daerah.

d. Bagian Umum

Bagian Umum mempunyai tugas, melaksanakan kegiatan penyusunan program, petunjuk teknis pembinaan dan penyiapan data di bidang

(61)

1. Sub Bagian Tata Usaha

Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas, melaksanakan tata usaha di Sekretariat Daerah.

2. Sub Bagian Rumah Tangga

Sub Bagian Rumah Tangga mempunyai tugas, melaksanakan urusan rumah tangga pimpinan.

3. Sub Bagian Urusan Dalam

Sub Bagian Urusan Dalam mempunyai tugas melaksanakan urusan dalam di

lingkungan Sekretariat Daerah.

4. STAF AHLI WALIKOTA

Staf Ahli Walikota mempunyai tugas memberikan telaahan dan kajian

mengenai hukum dan politik, pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan, sumber daya manusia, ekonomi dan keuangan.

a. Staf Ahli Walikota Bidang Hukum Dan Politik

Staf Ahli Walikota Bidang Hukum dan Politik mempunyai tugas memberikan telaahan dan kajian mengenai hukum dan politik.

b. Staf Ahli Walikota Bidang Pemerintahan

(62)

c. Staf Ahli Walikota Bidang Ekonomi, Keuangan Dan Pembangunan Staf Ahli Walikota Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan mempunyai tugas memberikan telaahan dan kajian mengenai ekonomi,

keuangan dan pembangunan.

d. Staf Ahli Walikota Bidang Kemasyarakatan Dan Sumber Daya Manusia

Staf Ahli Walikota Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas memberikan telaahan dan kajian mengenai kemasyarakatan

dan sumber daya manusia.

B. Peratutran Daerah yang Mengatur Tentang Bus Sekolah

Peraturan daerah yang melandasi adanya program bus sekolah adalah Peraturan

Daerah Kota Metro Nomor 01 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Metro 2011 – 2031. Penataan ruang wilayah Kota Metro bertujuan untuk

”Mewujudkan Ruang Kota Metro Sebagai Kota Pendidikan Yang Berbudaya

Bertaraf Nasional”. Hal ini dilatar belakangi demi mengarahkan pembangunan di Kota Metro dengan memanfaatkan ruang wilayah secara serasi, selaras, seimbang,

(63)
(64)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Peneliti dapat mengambil kesimpulan implementasi program bus sekolah gratis dinilai belum berjalan baik, hal itu dinilai dari tujuh dimensi kinerja program yaitu akses, cakupan, frekuensi, bias, ketetapan layanan,

akuntabilitas dan kesesuaian program dengan kebutuhan.

1. Akses program bus sekolah gratis ini belum optimal, karena belum

terdapat saluran komunikasi seperti website sebagai layanan pengaduan yang dapat diakses oleh siswa/i, guru serta orang tua murid.

2. Cakupan program bus sekolah gratis ini masih sangat rendah terlihat dari

total cakupan yang hanya 1,23%.

3. Frekuensi pelajar yang mengunakan fasilitas bus sekolah sudah baik karena pelajar dapat menggunakan fasilitas ini setiap hari pada hari

sekolah.

4. Dimensi bias terjadi penyimpangan karena guru yang bukan menjadi

kelompok sasaran juga menaiki bus sekolah gratis.

Gambar

Tabel 1. Banyaknya Sekolah, Murid dan Guru SMP Negeri di KotaMetro, 2014/2015
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran
Tabel 3. Informan Penelitian
Gambar 2. Bagan Analisis Data Model Interaktif

Referensi

Dokumen terkait

Prosedur Tetap tentang Penyusunan Guide Arsip Kartografik dan Kearsitekturan ini meliputi Penyusunan Guide Arsip Kartografi Dan Kearsitekturan, Identifikasi Fisik,

Telegram, mengarahkan siswa untuk mencermati contoh-contoh pada diktat yang telah dibagikan secara online melalui blog, serta mengamati penjelasan pada channel Youtube

Kebijakan moneter adalah suatu kebijaksanaan yang dilakukan untuk mengontrol penawaran dan permintaan uang (uang yang beredar di masyarakat), persediaan uang yang ada,

[r]

Pada rangkaian di atas, apabila titik A dan B dihubungkan lewat seutas kawat, tidak dapat dipastikan apakah arus akan mengalir dari A ke B atau dari B ke A ataupun tidak ada arus

PARALYMPIC CABANG OLAHRAGA ATLETIK PADA PERSIAPAN ASEAN PARAGAMES KE 9 TAHUN 2017 (Deskripsi Tentang Pembinaan dan Prestasi Cabang Olah Raga Atletik NPC

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja di Kabupaten Mamuju tentang perilaku seks pranikah tergolong baik, hal ini ditunjukkan dengan jumlah