• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS STRATEGI BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS STUDI PADA ORAQLE DISTRO AND CLOTHING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS STRATEGI BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS STUDI PADA ORAQLE DISTRO AND CLOTHING"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

BUSINESS STRATEGY ANALYSIS USING A BUSINESS MODEL CANVAS STUDIES ON ORAQLE DISTRO AND CLOTHING

By

AHMAD NASIRUL HUDA

This study aims to determine the Business Strategy Oraqle Distro and Clothing to use Business Model Canvas. This study used qualitative research methods with descriptive study. The instrument of this study are researchers. Technique sampling data sources / informants using snowball sampling. Informants in this study are the owners, employees and customers Oraqle Distro and Clothing. Data collection procedures used were observation, interviews and documentation. Test the validity of the data using triangulation and using reference materials. Data analysis techniques used are data reduction, data presentation, and conclusion. These results indicate that the Business Model Canvas as an analytical tool, helps in viewing strategy of a company. The strategy adopted by Oraqle Distro and Clothing is a market penetration strategy, that strategy by offering value to the efforts of a larger marketing (using social media, among others, facebook, twitter, instagram and websites) and product development strategies, ie more to alter, modify or enhance the value of products sold (perform design-design unique and interesting), which both entered into the block value propositions.

(2)

ABSTRAK

ANALISIS STRATEGI BISNIS

DENGAN MENGGUNAKANBUSINESS MODEL CANVAS STUDI PADAORAQLE DISTRO AND CLOTHING

Oleh

AHMAD NASIRUL HUDA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Strategi Bisnis Oraqle Distro and Clothing dengan menggunakan Business Model Canvas. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Instrumen penelitian ini adalah peneliti. Teknik pengambilan sampel sumber data/informan menggunakan snowball sampling. Informan dalam penelitian ini adalah pemilik, karyawan dan konsumen Oraqle Distro and Clothing. Prosedur pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Uji keabsahan data dengan menggunakan trianggulasi dan menggunakan bahan referensi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Business Model Canvas sebagai alat analisis, membantu dalam melihat strategi sebuah perusahaan. Strategi yang diterapkan oleh Oraqle Distro and Clothing adalah strategi penetrasi pasar, yaitu strategi dengan cara menawarkan value dengan upaya-upaya pemasaran yang lebih besar (menggunakan media sosial antara lain facebook,twitter,instagram dan juga website) dan juga strategi pengembangan produk, yakni lebih kepada mengubah, memodifikasi atau meningkatkan nilai dari produk yang dijual (melakukan design-design unik dan menarik), yang keduanya masuk ke dalam blokvalue propositions.

(3)

ANALISIS STRATEGI BISNIS

DENGAN MENGGUNAKANBUSINESS MODEL CANVAS STUDI PADAORAQLE DISTRO AND CLOTHING

Oleh

Ahmad Nasirul Huda

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA ADMINISTRASI BISNIS

Pada

Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

ANALISIS STRATEGI BISNIS

DENGAN MENGGUNAKANBUSINESS MODEL CANVAS STUDI PADAORAQLE DISTRO AND CLOTHING

(Skripsi)

Oleh

AHMAD NASIRUL HUDA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1Business Model Canvas... 5

2.1 Segmentasi, Penentuan Pasar Sasaran dan Positioning... 22

2.2 Proses perancangan dan pengevaluasian penjualan dan distribusi... 26

2.3 Kerangka Pemikiran... 40

4.1 CelanaJeans... 53

4.2Rivets... 54

4.3Chainstitch... 55

4.4Dry Denim... 55

4.5Washed Denim... 56

4.6Prewashed Denim... 57

4.7Selvedge... 57

4.8Twill... 59

4.9Oz... 60

4.10 Celana Formal ... 60

4.11 celanachino... 61

4.12 celanacargo... 62

4.13 Bahan untuk kaos oblong ... 63

4.14Lacoste... 65

4.15 Sepatu... 72

4.16 TopiFedora... 77

4.17 TopiBeanie... 78

4.18 TopiSnapback... 79

4.19 TopiFlat... 80

4.20 TopiBowler... 80

4.21 Jenis Bahan Topi ... 81

4.22Business Model Canvas Oraqle Distro and Clothing... 92

4.23Chartpenjualan produkOraqle Distro and Clothing... 105

(6)

DAFTAR ISI A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Strategi... 8

B. Manajemen Strategis ... 12

C. Model Bisnis... 13

D. Business Model Canvas... 14

1. Customer Segmen ... 14

2. Value Propositions ... 22

3. Channels... 24

4. Costumer Relationships... 27

5. Revenue Streams ... 29

6. Key Resources ... 32

7. Key Activities... 33

8. Key Partnerships ... 34

9. Cost Structure... 35

E. Penelitian Terdahulu... 37

F. Kerangka Pemikiran ... 39

III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian... 41

B. Fokus Penelitian ... 42

C. Tempat Penelitian ... 42

D. Instrumen Penelitian... 43

E. Sumber data dan Jenis Data... 43

F. Teknik Pengumpulan Data ... 45

(7)

2. Wawancara ... 46

3. Dokumentasi... 47

G. Uji Keabsahan Data... 47

1. Trianggulasi... 47

2. Menggunakan Bahan Referensi ... 48

H. Teknik Analisis Data ... 48

1. DataReduction(Reduksi Data)... 48

2. Data Display(penyajian data)... 49

3. Conclusion Drawing / Verification ... 49

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. ProfilOraqle Distro and Clothing... 50

B. Deskripsi Hasil Wawancara ... 83

C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 101

1. Analisis Strategi Bisnis ... 101

2. Memetakan Bisnis ke dalamBusiness Model Canvas ... 107

D. Pembahasan ... 108

1. Pola Model Bisnis ... 109

2. Desain... 110

3. Penerapan Strategi... 113

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 118

B. Saran... 119 DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

(9)
(10)
(11)
(12)

MOTO

“Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita

selalu menyesali apa yang belum kita capai." (Schopenhauer)

(13)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT yang berkat rakhmat dan hidayahnya sehingga

memberikanku kekuatan dan kegigihan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kusayangi dan

kucintai Ibu, bapak, kakak-kakak dan adik yang selalu memberikan dukungan

do’a dan motivasi buat aku.

Terimakasih banyak buat dosen-dosen yang telah mendidikku, terimakasih

pembimbing yang sudah menuntun dan mengarahkanku. Terimakasih juga aku

persembahkan untuk sahabatku, yang selalu membantu dan mendukungku, tanpa

adanya sahabat aku tidak bisa berkeluh kesah.

Untuk teman-teman seangkatanku, kita belajar bersama, kita melalui lika liku

perkuliahan bersama, merasakan suka dan duka bersama. Terima kasih banyak,

(14)

RIWAYAT HIDUP

Dilahirkan di Desa Sukaraja Nuban Kec. Batanghari Nuban Lampung Timur pada

tanggal 30 Nopember 1994, Ahmad Nasirul Huda merupakan anak ketiga dari

pasangan Wawan S dan Rujiati. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di

Sekolah Dasar Negeri 1 Sukaraja Nuban, Kec. Batanghari Nuban Lampung Timur

pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis terdaftar sebagai siswa di Sekolah

Menengah Pertama Negeri 1 Raman Utara, Lampung Timur. Sewaktu di SMP

penulis mengikuti ekstra kulikuler tari, tetapi tidak bertahan lama dikarenakan

penulis merasa minder/kurang pede ketika menari, penulis lebih tertarik untuk

mengikuti ekskul olahraga yakni sepakbola. Kemudian jenjang di SMP dilalui

dengan lancar dan lulus pada tahun 2009.

Penulis masuk ke sekolah menengah atas pada tahun 2009, yakni di SMKN 3

Metro, kota Metro. Penulis masuk ke jurusan Teknik Komputer dan Jaringan.

Hal-hal yang disukai penulis pada saat duduk di bangku SMK adalah ketika

membuat/mendesain sebuah website. Karena dengan melakukan kegiatan ini,

penulis menjadi tertantang untuk dapat menghasilkan sebuah website yang

menarik dan memiliki isi yang bermanfaat. Belum sempat menyelesaikan website

yang penulis inginkan, penulis sudah dihadapkan pada kegiatan-kegiatan sebelum

UAS (Ujian Akhir Sekolah) yang cukup padat sehingga pembuatan website yang

(15)

SMKN 3 Metro, kota Metro pada tahun 2012. Di tahun 2012 juga, penulis

memutuskan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dan alhamdulillah dapat

diterima diperguruan tinggi UNILA tepatnya di jurusan Ilmu Administrasi Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Pada semester satu penulis mendapatkan kesempatan untuk dapat membantu

dosen mengelolawebsitefakultas yakni http://fisip.unila.ac.id/. Penulis mengelola

dengan cara selalu mengupdate postingan-postingan terkait informasi seputar

kampus secara berkala dan juga mengikuti pelatihan website unversitas. Selain

mengelola website, di semester dua penulis mendapatkan kesempatan untuk

menjadi asisten dosen matakuliah komputer sekretaris dan diberikan tiga kali

pertemuan untuk mengajar. Hal tersebut didapat berkat kepercayaan dosen karena

materi yang diajarkan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki penulis. Masih di

semester dua, penulis mendapatkan beasiswa PPA yang membuat penulis semakin

terpacu untuk terus berprestasi. Selanjutnya di semester tiga penulis tidak lagi

membantu dosen dalam mengelola website karena jadwal kuliah yang semakin

padat dan banyak tugas untuk masing-masing mata kuliahnya. Pada saat semester

empat penulis mendapatkan kesempatan lagi untuk mengajar sebanyak lima kali

pertemuan di mata kuliah komputer bisnis karena dianggap mampu oleh dosen.

Selain aktif dikampus penulis juga aktif diluar dengan mengikuti komunitas sulap

di kota Metro, yakni nama komunitasnya adalah AM2C (Amazing Metro

Magician Comunity). Dan pada tahun 2014 penulis membuka toko online

Magicshop (Website: http://magicshop-skawan.blogspot.co.id/ dan Fb pages:

https://id-id.facebook.com/Jualanalatsulap/) dan sempat meduduki urutan

(16)

hanya menjual, penulis juga melakukanprivatsulap karena penulis merasa senang

ketika mengajari seseorang. Kemudian, penulis memperoleh pengalaman sosial

bermasyarakat pada saat Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Posdaya periode juli

2015 di desa/pekon Paku Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus yang

bekerja sama dengan rekan-rekan mahasiswa Fakultas Pertanian, Hukum, dan

Ekonomi. Kemudian di semester enam, kembali lagi diberikan kesempatan

membantu mengajar sebanyak empat kali pertemuan untuk mata kuliah statistika.

“Analisis Strategi Bisnis Dengan Menggunakan Business Model Canvas Studi

Pada Oraqle Distro And Clothing” menjadi judul Skripsi penulis untuk

menyelesaikan studi Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan

(17)

SANWACANA

Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelasaikan Skripsi yang berjudul

“Analisis Strategi Bisnis Dengan Menggunakan Business Model Canvas Studi

PadaOraqle Distro And Clothing

Dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis miliki maka selama

penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, dukungan, arahan serta

bantuan dari berbagi pihak. Penulis sangat mengakui dan menyadari, bahwa

dalam penulisan skripsi ini sangatlah sederhana dan masih banyak kekurangan.

Untuk itu, penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah banyak

membantu penulis didalam menyelesaikan Skripsi ini.

Dengan demikian penulis tidaklah lupa mengucapkan rasa hormat dan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Ahmad Rifa’i, S.Sos., M.si., selaku Ketua Jurusan S-1 Ilmu

Administrasi Bisnis.

3. Bapak Suprihatin Ali, S.Sos., M.Sc., selaku Sekretaris Jurusan S-1 Ilmu

(18)

4. Bapak Drs. A. Efendi, M.M., selaku Pembimbing Akademik yang telah

banyak memberikan bimbingan, motivasi, dukungan dan juga saran yang

sangat berarti selama penulis menyelesaikan studi Sarjana.

5. Ibu Mediya Destalia, S.A.B., M.A.B., selaku Pembimbing Utama yang telah

meluangkan waktu dan memberikan banyak pelajaran, bimbingan, arahan,

masukan, nasehat, saran dan kritik sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan Skripsi ini.

6. Bapak Hartono, S.Sos., M.A., selaku Dosen Penguji yang telah banyak

memberikan bimbingan, motivasi, gagasan, dan saran yang sangat berarti

selama penulis menyelesaikan penulisan Skripsi ini.

7. Semua Dosen dan Staff Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lampung, terima kasih atas ilmu dan pengalaman hidup yang berharga yang

telah memperlancar semua urusan akademik penulis.

8. Ibu dan Ayah yang yang selalu memberikan dukungan, do’a dan motivasi

untuk keberhasilan anak-anaknya.

9. Kakak-kakakku dan adikku, kalian adalah penyemangat dan inspirasiku untuk

dapat terus berkarya.

10. Buat Aan, yang selalu ada saat susah, seneng, jenuh, dll. Sahabat senasip

seperjuangan. Semoga segera menyusul, tetap semangat menyelesaikan

skripsinya.

11. Untuk sahabat-sahabatku yang senasip seperjuangan juga, tapi jarang ketemu.

Arif Rachman, Ivan Sanjaya, Dwi Prasetyo yang membantu mengisi waktu

(19)

skripsinya. Apriana Dwifoni Putri, Riza Merinda, Nani Dwi Nurjanah yang

udah bantu seminar usul dan seminar hasil.

12. Kepada para jones, karena dukungan kalian lah penulis dapat menyelesaikan

ini dengan waktu yang efisien. Pertahankan kalian para jones, sebelum jones

punah.

13. Untuk teman-teman Administrasi Bisnis 2012 semoga segera menyusul dan

(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri fashion di Indonesia saat ini berkembang dengan sangat pesat.

Kondisi tersebut sejalan dengan semakin berkembangnya kesadaran

masyarakat akan fashion yang sudah mengarah pada pemenuhan gaya hidup

dalam berbusana, sehingga dapat dikatakan bahwa kebutuhan berbusana pada

zaman sekarang tidak hanya untuk menutupi tubuh, tetapi juga sebagai sarana

berkomunikasi dan menunjukkan gaya hidup dan identitas pemakaianya

(Rachmawati, 2013).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), selama periode tahun

2007-2011 ekspor fashion Indonesia mengalami tren positif sebesar 12,4 persen,

dengan negara tujuan ekspor utama Amerika Serikat, Singapura, Jerman,

Hongkong, dan Australia. Selama periode Januari-November 2012, data

ekspor fashion mencapai 12,79 miliar dollar AS, meningkat 0,5 persen

dibandingkan nilai ekspor periode sebelumnya. Melihat potensinya yang

begitu besar terhadap perekonomian Indonesia, sektor fashion Indonesia

dengan kekuatan lokalnya dapat terus dikembangkan sehingga menjadi pusat

mode di kawasan regional, serta memainkan peranan penting di tingkat global

(21)

2

Berkembangnya industri/bisnisfashionjuga bisa dilihat banyaknya outlet dan

distro yang menjual berbagai jenis pakaian. Distro merupakan singkatan dari

distribution store yakni suatu jenis usaha di Indonesia yang menjual pakaian

dan aksesoris penunjang fashion yang dititipkan oleh pembuat pakaian, atau

diproduksi sendiri. Koran Sindo (diakses pada 16 september 2015),

menyebutkan bahwa distro di Indonesia mulai dikenal sejak pertengahan

1990-an di Kota Bandung. Distro awalnya hanya toko kecil yang menjual

barang-barang yang tidak ditemui di kebanyakan toko, shoppingmall, dan

factory outlet.

Berbekal modal seadanya, ditambah hubungan pertemanan dan sedikit

kemampuan membuat dan memasarkan produk sendiri, lalu muncul

komunitas-komunitas yang menjadi pelanggan tetap. Kurangnya modal

membuat daya kreativitas pemilik distro diasah. Perkembangan musik dan

street fashion mendorong pertumbuhan distro.Booming pakaian yang terjadi

pada 2003 membuat pertumbuhan distro di Indonesia makin bergeliat. Kini

sejumlah kota besar di Indonesia model bisnis distro mengalami

perkembangan signifikan.

Umumya distro adalah industri kecil dan menengah (IKM) dengan

menonjolkan merek independen yang dikembangnkan oleh kaula muda.

Produk yang dijual ataupun dihasilkan oleh distro diupayakan tidak

diproduksi massal, supaya nilai keistimewaan produk tersebut tetap terjaga.

Sebuah distro haruslah memiliki ciri khas yang bisa ditonjolkan, sehingga

(22)

3

untuk menarik minat beli konsumen antara lain penetapan harga yang akurat,

pemilihan bahan yang bagus, tempat yang menarik, dan pelayanan prima

yang diberikan kepada pelanggan. Menurut Ajay dan Goodstein dalam

Yoestini dan Eva (2007), jika ingin mempengaruhi seseorang, maka cara

yang terbaik adalah mempelajari apa yang dipikirkannya, dengan demikian

yang akan didapatkan tidak hanya sekedar informasi tentang orang itu tentu

lebih bagaimana proses infromasi itu dapat berjalan dan bagaimana

memanfaatkannya. Hal ini yang dinamakan “The Buying Process” (proses

pembelian).

Distro dikenal luas di kalangan anak muda zaman sekarang, dimana pakaian

ataupun aksesoris distro memiliki nilai prestige yang tinggi, dengan brand

image yang kuat juga. Hal ini menjadi penentu di kalangan muda untuk

membeli dan menggunakan produk-produk dari sebuah distro. Oraqle Distro

and Clothing adalah sebuah distro yang terletak di Bandar Lampung yang

mana menjual pakaian khusus untuk pria serta menjual berbagai macam

barang seperti celana, tas, topi, dompet, jaket, sepatu, gelang, sweater, sandal,

boxer, dari berbagai macam merek diantaranya evil army, uncle, dan moskav.

Di Lampung ada dua cabang diantaranya di jalan Jendral Sudirman No 26

Enggal, Bandar Lampung dan jalan Z.A Pagar Alam No 12 C Kedaton,

Bandar Lampung yang mulai buka dari pukul 09.00 sampai pukul 21.00 WIB.

Harga yang ditawarkan cukup terjangkau yakni mulai dari Rp

95.000,-sampai Rp 150.000,- dengan t-shirt yang paling banyak digandrungi karena

(23)

4

distro menjadi menarik adalah masing-masing distro memiliki cara tersendiri

untuk tampil beda lewat layout interior yang menarik, karena mereka ingin

menampilkan identitasnya.

Selain itu juga, yang membuat distro menjadi menarik adalah suasana

nyaman, sejuk, dan eksklusif sehingga konsumen menjadi betah

berlama-lama berada dalam distro. Kebanyakan lahan distro tidak terlalu luas tetapi

dengan kreatifitas pemilik distro, lahan tersebut dapat dibuat menjadi sebuah

tempat yang memiliki nilai prestige yang tinggi, dan menarik untuk

dikunjungi dalam hal membeli ataupun hanya sekedar melihat tren fashion

terbaru. Harga yang ditawarkanpun tidak terlalu mahal dibandingkan dengan

kualitas produk yang didapat, hal ini membuat distro semakin diminati oleh

para remaja.

Menjalankan bisnis distro tidak lepas dari adanya pesaing, saat ini persaingan

bisnis semakin kompetitif, setiap pelaku bisnis dituntut lebih kreatif dan

inovatif guna memberikan apa yang sebenarnya di inginkan oleh konsumen.

Konsumen merupakan sasaran dari sebuah aktifitas bisnis, karena pada

hakekatnya bisnis tidak akan berjalan tanpa adanya pembeli. Menurut Kotler

(2000), konsumen adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli

atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi. Salah satu cara

yang digunakan untuk bisa memikat dan mempertahankan pembeli adalah

dengan menerapkan strategi usaha yang akurat dan tepat sasaran.

Sebuah strategi yang dibuat oleh pelaku usaha/perusahaan harus dengan

(24)

5

dan selanjutnya melakukan penilaian terhadap apa saja yang nantinya dapat

menjadi keunggulan bersaing. Menurut Morrisey (1995), strategi

adalah proses untuk menentukan arah yang harus dituju oleh perusahaan agar

misinya tercapai dan sebagai daya dorong yang akan membantu perusahaan

dalam menentukan produk, jasa, dan pasarnya di masa depan. Dalam

menjalankan aktifitas operasional setiap hari di perusahaan, para pemimpin

dan manajer puncak selalu merasa bingung dalam memilih dan menentukan

strategi yang tepat karena keadaan yang terus menerus berubah.

Banyak metode yang digunakan untuk menganalisis strategi dalam suatu

usaha/bisnis, salah satu caranya yakni dengan menggunakan sebuah model

bisnis. Menurut Osterwalder dan Pigneur (2012), Model bisnis merupakan

gambaran dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi menciptakan,

memberikan, dan menangkap nilai. Business Model Canvas merupakan

model bisnis yang lengkap dan terpadu. Dijelaskan melalui sembilan blok

bangunan yang memperlihatkan cara berpikir tentang bagaimana sebuah

perusahaan menghasilkan uang.

(25)

6

Sembilan blok tersebut, yaitu: Customer Segments (Segmen Pelanggan),

Value Propositions (proposisi nilai), Channel (Saluran), Customer

Relationships (Hubungan Pelanggan), Revenue Streams (Arus Pendapatan),

Key Resources (Sumber Daya Utama), Key Activities (Aktivitas Kunci), Key

Partnerships (Kemitran Utama) dan Cost Struktur (Struktur Biaya).

Kesembilan blok tersebut mencakup empat bidang utama dalam suatu bisnis,

yaitu pelanggan, penawaran, infrastruktur dan keberlangsungan finansial.

Model bisnis ibarat cetak biru sebuah strategi yang diterapkan melalui

struktur organisasi, proses dan sistem.

Berdasarkan uraian latar belakang, peneliti berminat untuk meneliti dan

membedah sebuah bisnis distro dengan menggunakan pendekatan business

model canvas yang berguna untuk menganalisis strategi bisnis. Maka peneliti

tertarik untuk meneliti lebih dalam serta memberi judul skripsi ini :

“ANALISIS STRATEGI BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS STUDI PADA ORAQLE DISTRO AND CLOTHING

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan

masalahnya adalah Bagaimanakah strategi bisnis yang diterapkan olehOraqle

Distro and Clothing dengan menggunakan pendekatan Business Model

(26)

7

C. Tujuan penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan Untuk mengetahui Strategi Bisnis yang

diterapkan oleh Oraqle Distro and Clothing dengan menggunakan

pendekatanBusiness Model Canvas.

D. Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat dalam penelitian ini yaitu:

1. Aspek Teoritis

a. Untuk pengembangan keilmuan jurusan Ilmu Administrasi Bisnis.

b. Untuk referensi penelitian selanjutnya dan menambah wawasan

mengenaiBusiness Model Canvas.

2. Aspek Praktis, untuk memberikan sumbangan kepada pelaku bisnis

ataupun perusahaan mengenai pemahaman tentang Business Model

Canvas yang berguna untuk melihat sebuah strategi Bisnis yang

diterapkan oleh perusahaan dan menilai strategi tersebut sehingga dapat

(27)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Strategi

Menurut Webster’s New World Dictionary (1991) dalam Udaya dkk (2013),

strategi adalah (1) ilmu merencanakan serta mengarahkan kegiatan-kegiatan

militer dalam skala besar dan memanuver kekuatan-kekuatan ke dalam posisi

yang paling menguntungkan sebelum bertempur dengan musuhnya; (2) sebuah

keterampilan dalam mengelola atau merencanakan suatu strategem atau cara

yang cerdik untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (1988) dalam Udaya dkk (2013), strategi adalah rencana

yang cermat untuk mencapai sasaran khusus.

Menurut Wit dan Meyer (2004) dalam Udaya dkk (2013), keduanya

mengatakan bahwa strategi harus dilihat dan dipahami berdasarkan tiga

dimensi, yaituprocess,contentdancontext.

1. Strategy Process

Cara bagaimana strategi-strategi timbul, di mana letak strategy process

(proses strategi). Proses strategi menyangkut bagaimana, siapa, dan

bilamana strategi itu sendiri; bagaimana strategi tersebut, dan bagaimana

(28)

9

diimplementasi, diubah dan dikontrol; siapa yang tersangkut; kapankah

kegiatan-kegiatan yang diperlukan dilaksanakan.

2. Strategy Content

Hasil/produk proses strategi disebut strategy content. Jika dinyatakan

sebagai sebuah pertanyaan, strategy content berhubungan dengan apa dari

strategi, apa itu strategi, dan bagaimana isi yang seharusnya dari strategi

tersebut bagi perusahaan serta untuk unitnya masing-masing.

3. Strategy Context

Sekumpulan keadaan berbagai proses strategi dan strategy content

ditentukan disebut strategy context. Bila dinyatakan sebuah pertanyaan,

strategy context tersebut terkait dengan di mana strategi berada,

diperusahaan mana dan di lingkungan apa proses strategi dan strategy

contentitu berada.

Ketiganya merupakan dimensi yang nyata dan bukan bagian terpisah dari

sebuah strategi. Dengan demikian, setiap situasi masalah stratejik pada

dasarnya mempunyai sifat tiga dimensional dengan karakterisktik process,

content, dan context. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa strategi adalah

ilmu merencanakan atau melakukan cara cerdik untuk dapat mencapai tujuan

yang diinginkan.

Menurut David (2011), ada 4 kelompok besar jenis strategi, yaitu:

1. Strategi integrasi

Secara umum menggambarkan mengenai upaya kepemilikan usaha yang

dapat membantu usaha yang sedang di jalankan yang membedakan

(29)

10

a. Integrasi depan, yakni upaya kepemilikian usaha yang dapat membantu

distribusi produk.

b. Integrasi belakang adalah upaya kepemilikian usaha yang dapat

membantu pasokan untuk usaha.

c. Integrasi horizontal adalah upaya kepemilikan usaha pesaing yang

memungkinkan minimal mengurangi “serangan” terhadap usaha Anda,

umumnya hal ini dilakukan dengan cara merger usaha.

2. Strategi intensif

Strategi ini meggambarkan bagaimana agar produk kita dapat menjangkau

konsumen semaksimal mungkin baik dari segi konsumsi dan geografis.

a. Strategi penetrasi pasar adalah dengan menggunakan produk yang sudah

ada kemudian di kembangkan cara pemasarannya untuk dapat

menghasilkan citra.

b. Strategi pengembangan pasar

Hal ini umumnya “meletakan” produk di geografis yang berbeda untuk

menjangkau konsumen baru.

c. Strategi pengembangan produk

Mengembangkan produk yang ada kemudian di perbaiki baik dari segi

kulitas, bentuk atau rasa (variasi).

3. Strategi diversifikasi

Strategi ini secara umum menggambarkan sebuah strategi dimana Anda

mendirikan sebuah usaha lain, yang membedakan adalah apakah usaha

(30)

11

a. Diversifikasi terkait

Anda membuat sebuah usaha yang sama dengan usaha yang Anda

jalankan sekarang.

b. Strategi diversifikasi tidak terkait

Strategi ini dimana Anda mendirikan usaha yang berbeda dengan usaha

yang Anda miliki sekarang.

4. Strategi defensif

Strategi ini menggambarkan ketika Anda harus mempertahankan

keberlangsungan hidup perusahaan Anda atau ingin berhenti berbisnis

dengan mewujudkan usaha Anda dengan nilai kekayaannya.

a. Penciutan

Penciutan bisa dengan mengurangi jumlah karyawan yang cukup

signifikan, atau menutup beberapa toko-toko retail di mall untuk

mengurangi biaya operasional.

b. Strategi divestasi

Menjual divisi dalam usaha Anda yang menurut Anda cukup

merepotkan usaha Anda, Anda dapat menjual divisi dalam usaha Anda

kepada perusahaan lain termasuk dengan karyawan yang bekerja dalam

divisi tersebut.

c. Strategi likuidasi

Likuidasi dapat lakukan jika Anda benar-benar ingin menikmati nilai

kekayaan usaha Anda, Anda dapat menjual aset-aset perusaahaan Anda.

Hal ini juga dapat Anda lakukan ketika Anda ingin benar-benar berhenti

(31)

12

B. Manajemen Strategis

Ketchen (2009) mendefinisikan manajemen strategis sebagai analisis,

keputusan, dan aksi yang dilakukan perusahaan untuk menciptakan dan

mempertahankan keunggulan kompetitif. Definisi ini menggambarkan dua

elemen utama manajemen strategis. Pertama, manajemen strategis dalam

sebuah perusahaan berkaitan dengan proses yang berjalan (on going

processes): analisis, keputusan, dan tindakan. Manajemen strategis berkaitan

dengan bagaimana manajemen menganalisis sasaran strategis (visi, misi,

tujuan) serta kondisi internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan.

Selanjutnya, perusahaan harus menciptakan keputusan strategis. Keputusan ini

harus mampu menjawab dua pertanyaan utama: (1) industri apa yang digeluti

perusahaan dan (2) bagaimana perusahaan harus bersaing di industri tersebut.

Terakhir, tindakan diambil untuk menjalankan keputusan tersebut. Tindakan

yang perlu dilakukan akan mendorong manajer untuk mengalokasikan sumber

daya dan merancang organisasi untuk mengubah rencana menjadi kenyataan.

Elemen kedua, manajemen strategis adalah studi tentang mengapa sebuah

perusahaan mampu mengalahkan perusahaan lainnya. Manajer perlu

menentukan bagaimana perusahaan bisa menciptakan keunggulan kompetitif

yang tidak hanya unik dan berharga, tetapi juga sulit ditiru atau dicari

subtitusinya sehingga mampu bertahan lama. Keunggulan kompetitif yang

mampu bertahan lama biasanya didapatkan dengan melakukan aktivitas

berbeda dengan apa yang dilakukan pesaing, atau melakukan aktivitas yang

(32)

13

(1997) dikatakan bahwa manajemen strategik adalah kumpulan dan tindakan

yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi)

rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi.

Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa manajemen strategik adalah

aktivitas yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam menghasilkan formulasi

dan mengimplementasikan rencana-rencana yang dirancang untuk

menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif.

C. Model Bisnis

Menurut Osterwalder & Pigneur (2012), model bisnis adalah menggambarkan

dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi menciptakan, memberikan, dan

menangkap nilai. Sedangkan menurut Udaya dkk (2013), menyatakan model

bisnis sebagai suatu konsep yang diciptakan para manajer mengenai

bagaimana mereka mampu menyatukan berbagai strategi dan taktik ke dalam

kesatuan untuk memperoleh keunggulan bersaing dan tingkat keuntungan

serta tingkat pertumbuhan keuntungan yang lebih tinggi daripada para

pesaingnya. Model bisnis tersebut menyangkut bagaimana perusahaan secara

keseluruhan dapat:

1. Memilih para pelanggannya

2. Menetapkan dan membedakan penawaran-penawaran akan produk-produk

lain

3. Menciptakan nilai bagi para pelanggan

4. Memproduksi barang atau jasa

(33)

14

6. Menyampaikan barang-barang tersebut ke pasar

7. Melakukan kegiatan-kegiatan di dalam perusahaan

8. Mengatur sumber daya

9. Mencapai tingkat keuntungan yang tinggi dan terus-menerus, dan

10. Menumbuhkan perusahaan

Model bisnis tidak selalu mengakibatkan keunggulan bersaing, tetapi mampu

membantu perusahaan meningkatkan keuntungan sehingga dapat

meningkatkan nilai dari para pemiliknya (Hill dan Jones dalam Udaya dkk,

2013). Berdasarkan uraian diatas dapat diketahu bahwa model bisnis adalah

menggambarkan sebuah bisnis/usaha menjadi lebih ringkat dan jelas.

D. Business Model Canvas (Kanvas Model Bisnis)

Bahasa yang sama untuk menggambarkan, memvisualisasikan, menilai, dan

mengubah model bisnis (Osterwalder & Pigneur, 2012). Business Model

Canvas merupakan wadah untuk melihat penggambaran dari

perusahaan/bisnis dalam media kanvas, dan juga berguna dalam menilai dan

mengubah model bisnis. Model bisnis dapat dijelaskan dengan sangat baik

dengan sembilan blok bangunan dasar yang memperlihatkan cara berfikir

tentang bagaimana sebuah perusahaan menghasilkan uang.

1. Customer Segmen(Segmen Pelanggan)

Blok bangunan segmen pelanggan mengambarkan sekelompok orang atau

organisasi berbeda yang ingin dijangkau atau dilayani oleh perusahaan.

(34)

15

memberikan keuntungan), tidak ada perusahaan yang mampu bertahan dalam

waktu lama. Untuk lebih memuaskan pelanggan, perusahaan dapat

mengelompokkan mereka dalam segmen-segmen berbeda berdasarkan

kesamaan kebutuhan, perilaku atau atribut lain. Sebuah model bisnis dapat

menggambarkan satu atau beberapa segmen pelanggan, besar ataupun kecil.

Suatu organisasi harus memutuskan segmen mana yang dilayani dan mana

yang diabaikan (Osterwalder dan Pigneur, 2012).

a. Definisi Pasar

Menurut Machfeedz (2007), pasar merupakan kelompok konsumen yang

berada di berbagai lokasi yang mempunyai aneka keinginan dan kebutuhan,

sumberdaya, sikap, dan praktik pembelian yang saling berbeda antara satu

dengan yang lain. Sifat pasar yang sangat heterogen memerlukan segmentasi

pasar, suatu proses pemisahan pasar menjadi beberapa segmen atau bagian

yang homogen dalam semua aspek yang berhubungan dengan pemasaran

produk.

Menurut Subagyo (2010), pasar dalam arti sempit adalah tempat permintaan

dan penawaran bertemu, dalam hal ini lebih condong ke arah pasar

tradisional. Sedangkan dalam arti luas adalah proses transaksi antara

permintaan dan penawaran, dalam hal ini lebih condong ke arah pasar

modern. Permintaan dan penawaran dapat berupa barang atau jasa.

Sedangkan secara umum pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual

dan pembeli. Menurut Kotler dalam Sugiyono (2013), melihat arti pasar

(35)

16

1) Dalam pengertian aslinya: pasar adalah suatu tempat fisik di mana

pembeli dan penjual berkumpul untuk mempertukarkan barang dan jasa.

2) Bagi seorang ekonom, pasar mengandung arti: semua pembeli dan penjual

yang melakukan transaksi atas barang tertentu.

3) Bagi seorang pemasar: pasar adalah himpunan dari semua pembeli nyata

dan pembeli potensial dari pada suatu produk.

b. Pengukuran Pasar

Masih menurut Subagyo (2010), pengukuran pasar sangat penting dalam

pembuatan keputusan manajemen. Ada tiga tipe utama dalam pengukuran

pasar:

1) Penjualan Aktual (Actual Sales) yaitu penjualan yang menggambarkan

jumlah penjualan produk atau jasa perusahaan dan penjualan semua

perusahaan dalam pasar yang sama yang telah terjadi, baik pada masa lalu

maupun saat ini.

2) Ramalan Penjualan (Sales Forecast) merupakan perkiraan untuk tingkat

permintaan untuk masa yang akan datang. Ramalan penjualan industri

menunjukan tingkat perkiraan akan dicapai oleh seluruh perusahaan yang

memasarkan produk atau jasa ke suatu pasar dalam waktu tertentu di masa

yang akan datang. Ramalan penjualan perusahaan menunjukan tingkat

permintaan yang diharapkan akan dipenuhi oleh perusahaan secara

individual.

3) Potensi Pasar (Market Potential) yaitu menggambarkan batas permintaan

(36)

17

Peluang penjualan maksimum yang dapat dicapai pada seluruh penjualan

pada saat ini disebut potensi pasar saat ini (Current Market Potential),

sedangkan penjualan maksimum yang dapat dicapai dalam periode waktu

yang akan datang disebut potensi pasar masa datang (Future Market

Potential).

c. Segmentasi Pasar

Kotler dan Keller (2009), mengatakan bahwa segmentasi pasar konsumen

memiliki variabel segmentasi utama yaitu:

1) Segmentasi Geografis

Segmentasi geografis mengharuskan pembagian pasar menjadi unit-unit

geografis yang berbeda, seperti negara, negara bagian, wilayah, propinsi,

kota, atau lingkungan rumah tangga. Perusahaan dapat memutuskan untuk

beroperasi dalam satu atau sedikit wilayah geografis atau beroperasi

dalam seluruh wilayah, tetapi memberikan perhatian pada perbedaan

lokal.

2) Segmentasi Demografis

Segmentasi demografis, pasar dibagi menjadi kelompok-kelompok

berdasarkan variabel seperti usia, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga,

jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi,

kewarganegaraan, dan kelas sosial.

3) Segmentasi Psikografis

Psikografis adalah ilmu yang menggunakan psikologi dan demografik

(37)

18

pembeli dibagi menjadi kelompok yang berbeda berdasarkan gaya hidup

atau kepribadian atau nilai.

4) Segmentasi Perilaku

Segmentasi perilaku, pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok

berdasarkan pengetahuan, sikap, pemakaian, atau tanggapan mereka

terhadap produk tertentu.

Menurut Subagyo (2010), Peranan segmentasi dalammarketing:

1) Memungkinkan kita untuk lebih fokus masuk ke pasar sesuai keunggulan

kompetitif perusahaan kita.

2) Mendapatkan input mengenai peta kompetisi dan posisi kita di pasar.

3) Merupakan basis bagi kita untuk mempersiapkan strategi marketing kita

selanjutnya.

4) Faktor kunci mengalahkan pesaing dengan memandang pasar dari sudut

unik dan cara yang berbeda.

d. Pola Segmentasi Pasar

Menurut Tjiptono (2008), segmentasi pasar memiliki tiga macam pola yang

berbeda, yaitu preferensi homogen, preferensi tersebar dan preferensi

terkelompok-kelompok.

1) Preferensi Homogen

Pola ini, semua pelanggan secara kasar memiliki preferensi yang sama.

Pasar tidak menunjukkan segmen alami.

2) Preferensi Tersebar

(38)

19

3) Preferensi terkelompok-kelompok

Pola ini, pasar dapat menunjukkan kelompok-kelompok preferensi yang

terpisah-pisah, yang disebut segmen pasar alami.

e. Prosedur Segmentasi Pasar

Menurut Subagyo (2010), segmentasi pasar dapat diidentifikasikan dengan

membagi-bagi pasar menurut variabel yang banyak sekali jenisnya. Prosedur

untuk mengadakan segmentasi terdiri dari tiga tahap, yaitu:

1) Tahap Survey

Tahap ini peneliti pasar dapat melakukan wawancara informal terhadap

kelompok fokus sebagai calon konsumen untuk mendapatkan wawasan

tentang motivasi, sikap, dan perilaku mereka. Atas dasar temuan tersebut

peneliti perlu mempersiapkan kuisioner formal yang ditunjukan kepada

calon konsumen yang disajikan dengan sampel.

Data yang dikumpulkan berisi hal-hal yang diperlukan seperti:

a) Atribut dan peringkat kepentingannya

b) Kesadaran akan merek dan penilaian akan merek

c) Pola penggunaan produk

d) Sikap terhadap kategori produk

e) Demografi, psikografi, media grafi responden

Diusakan sampel yang diperlukan dapat memenuhi syarat, sehingga

diharapkan dapat terkumpul data untuk membuat profil tiap segmen

(39)

20

2) Tahap Analisis

Tahap ini, peneliti menerapkan analisis faktor pada data untuk

menghasilkan variabel-variabel yang berkorelasi tinggi. Selanjutnya

peneliti analisis (cluster) untuk menciptakan sejumlah tertentu segmen

yang berkelainan secara maksimal.

3) Tahap Penyusunan Profil

Tahap ini, setiap tandan hendaknya disusun profilnya berdasarkan sikap,

perilaku, demografik, psikografik, dan kebiasaan konsumsi medianya.

Selanjutnya masing-masing segmen diberi nama berdasarkan karakteristik

khasnya yang dominan.

Menurut Subagyo (2010) manfaat segmentasi pasar adalah sebagai berikut :

1) Para penjual atau perusahaan akan berada dalam posisi yang lebih baik

untuk mendapatkan serta membandingkan kesempatan-kesempatan dalam

marketing.

2) Perusahaan dapat menggunakan pengetahuannya terhadap respon

marketing yang berbeda-beda, sehingga dapat mengalokasikanbudgetnya

dengan lebih tepat terhadap berbagai segmen.

3) Perusahaan dapat mengatur lebih baik produknya dan marketing

appealnya.

f. Targeting

Menurut Tjiptono (2008), targeting merupakan proses mengevaluasi dan

memilih satu atau beberapa segmen pasar yang dinilai paling menarik untuk

(40)

21

Menurut Subagyo (2010), terdapat tiga faktor utama dalamtargeting:

1) Mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen menggunakan

varibel-varibel yang dapat mengkuantifikasi kemungkinan permintaan dari setiap

segmen, biaya melayani setiap segmen, biaya memproduksi produk dan

jasa yang diinginkan pelanggan, dan kesesuaian antara kompetensi inti

perusahaan dan peluang pasar sasaran.

2) Memilih satu atau lebih segmen sasaran yang ingin dilayanin berdasarkan

potensi laba segmen tersebut dan kesesuaiannya dengan strategi

perusahaan.

3) Kesesuaian antara produk dan pasar.

g. Positioning

Positioning berkenaan dengan upaya menciptakan persepsi merek, produk,

maupun perusahaan yang unik dan unggul dalam benak konsumen.

h. STP (Segmenting, Targeting, Positioning)

Menurut Tjiptono (2008), inti pemasaran strategis modern terdiri atas tiga

langkah pokok yaitu segmentasi, penentuan pasar sasaran, dan positioning.

Ketiga langkah ini sering disebut STP (Segmenting, Targeting, Positioning).

Langkah pertama adalah segmentasi pasar, yakni mengidentifikasi dan

membentuk kelompok pembeli yang terpisah-pisah yang mungkin

membutuhkan produk dan bauran pemasaran tersendiri. Langkah kedua

adalah penentuan pasar sasaran, yakni tindakan memilih satu atau lebih

(41)

22

yaitu tindakan membangun dan mengkomunikasikan manfaat pokok yang

istimewa dari produk di dalam pasar.

Sumber: Kotler (1994)dalamTjiptono (2008)

Gambar 2.1 Segmentasi, Penentuan Pasar Sasaran danPositioning

2. Value Propositions(Proposisi Nilai)

Blok bangunan proposisi nilai mengambarkan gabungan antara produk dan

layanan yang menciptakan nilai untuk segmen pelanggan spesifik. Proposisi

nilai adalah alasan yang membuat pelanggan beralih dari satu perusahaan ke

perusahaan lain. Proposisi nilai dapat memecah masalah pelanggan atau

memuaskan kebutuhan pelanggan. Setiap Proposisi nilai berisi gabungan

produk dan jasa tertentu yang melayani kebutuhan segmen pelanggan

spesifik. Dalam hal ini proposisi nilai merupakan kesatuan atau gabungan

manfaat-manfaat yang ditawarkan perusahaan kepada pelanggan.

Menurut Kotler dan Armstrong (2001), nilai pelanggan (customer value)

merupakan selisih antara nilai yang diperoleh pelanggan dengan memiliki dan

menggunakan suatu produk, dengan biaya yang dikeluarkan untuk

(42)

23

mengemukakan bahwa terdapat beberapa nilai yang ditawarkan kepada

konsumen, yaitu:

a. Menyelesaikan pekerjaan

Nilai dapat diciptakan karena membantu pelanggan menyelesaikan

pekerjaannya.

b. Desain

Desain itu penting tapi sulit diukur. Sebuah produk terlihat menonjol

karena desainnya yang superior. Dalam industri fesyen dan produk

elektronik konsumen, desain dapat menjadi bagian proposisi nilai yang

sangat penting.

c. Merek/status

Pelanggan dapat menemukan nilai dalam sebuah tindakan yang sederhana

karena menggunakan atau memasang merek tertentu. Misalnya, memakai

jam tangan Rolex yang menunjukkan kekayaan. Lalu, pemain papan

luncur memakai merek “Underground” terbaru untuk memperlihatkan

bahwa mereka mengikuti mode.

d. Harga

Menawarkan nilai yang sama pada harga yang lebih sering dilakukan

untuk memuaskan kebutuhan segmen pelanggan yang sensitif terhadap

harga. Tetapi proposisi nilai harga murah memberi implikasi penting bagi

seluruh model bisnis.

e. Pengurangan biaya

Membantu pelanggan mengurangi biaya merupakan cara penting untuk

(43)

24

f. Pengurangan resiko

Pelanggan menghargai pengurangan risiko yang muncul ketika mereka

membeli suatu produk atau jasa. Bagi pembeli mobil seken, garansi

layanan satu tahun mengurangi risiko kerusakan dan perbaikan purnajual.

Garansi tingkat-pelayanan mengurangi sebagian risiko yang diterima

pembeli dari layanan TI yang di-outsourcekan.

g. Kemampuan dalam mengakses

Menyediakan produk atau jasa bagi pelanggan yang sebelumnya sulit

mengakses produk atau jasa tersebut merupakan cara lain menciptakan

nilai. Produk atau jasa ini dapat dihasilkan dari inovasi model bisnis,

teknologi baru, atau kombinasi keduanya.

h. Kenyamanan/kegunaan

Menjadikan segala sesuatu lebih nyaman dan lebih mudah digunakan

dapat menciptakan nilai yang sangat berarti. Dengan iPod dan Itunes,

Applemenawarkan kenyamanan bagi pelanggan dalam mencari, membeli,

mengunduh, dan mendengarkan musik digital. Sekarang Apple

mendominasi pasar tersebut.

3. Channels(Saluran)

Blok bangunan saluran menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan

berkomunikasi dengan segmen pelanggannya dan menjangkau mereka untuk

memberikan proposisi nilai. Saluran komunikasi, distribusi dan penjualan

(44)

25

sentuh pelanggan yang sangat berperan dalam setiap kejadian yang mereka

alami (Osterwalder dan Pigneur, 2012).

a. Definisi Saluran Distribusi

Menurut Kotler & Armstrong (2001), saluran distribusi adalah seperangkat

organisasi yang saling bergantung satu sama lain, yang dilibatkan dalam

proses penyediaan suatu produk atau jasa, untuk digunakan atau dikonsumsi

oleh konsumen atau pengguna bisnis. Tidak jauh berbeda menurut Machfeedz

(2007), saluran distribusi adalah kelompok individu atau perusahaan yang

mengarahkan aliran produk dari produsen ke konsumen. Dari uraian tersebut

diketahui bahwa saluran distribusi adalah perusahaan yang mengalirkan

produk dari produsen ke konsumen dengan efektif.

b. Saluran Penjualan dan Distribusi

Tjiptono dan Chandra (2012) mengatakan bahwa program penjualan dan

distributor mencakup semua aktivitas yang berhubungan dengan kontak

personal langsung dengan para pembeli akhir atau dengan pedagang grosir

atau perantara eceran. Proses perancangan dan pengevaluasian program ini

meliputi empat langkah pokok (lihat gambar 2.2):

1) Menentukan tujuan penjualan dan distribusi dalam rangka menerapkan

strategi pemasaran perusahaan.

2) Mengidentifikasi daya tarik penjualan yang paling tepat untuk digunakan

(45)

26

3) Menentukan dan menugaskan sumberdaya manusia dan finansial yang

dibutuhkan untuk program penjualan dan distribusi.

4) Mengevaluasi kinerja program dalam rangka menyesuaikan program bila

perlu.

Sumber: Tjiptono dan Chandra (2012)

Gambar 2.2 Proses perancangan dan pengevaluasian penjualan dan distribusi

Secara garis besar, pemasar bisa menggunakan tiga bentuk dasar sistem

penjualan dan distribusi: sistem personal selling langsung, trade selling

systems, dan missionary selling systems. Tabel merangkum masing-masing

sistem tersebut yang berbeda dalam hal perananpersonal selling. Modifikasi Program

Mengevaluasi Kinerja Program Menentukan Anggaran Memilih Daya Tarik Penjualan Menetapkan Tujuan Penjualan dan

(46)

27

Tabel 2.1 Bentuk dasar sistem penjualan dan distribusi

Tipe Karakteristik Kunci

Sistem Langsung 1. SistemPersonal Selling

Langsung

- Produk didistribusikan secara langsung kepada pembeli akhir

- Pesan penjualan disampaikan secara langsung kepada pembeli individu lewat kontak tatap muka (Telemarketingdanonline marketingbisa digunakan untuk pengambilan pesanan).

- Fungsi utamanya adalah menyediakan informasi produk, saran teknis, layanan pelanggan,

mengidentifikasi perubahan kebutuhan pelanggan. 2. Trade Selling Systems - Produk didistribusikan melalui pedagang grosir

dan/atau pengecer yang biasanya membeli untuk dijual lagi kepada pembeli akhir.

- Pesan penjualan disampaikan lewat kontak tatap muka (TelemarketingdanOnline marketingbisa digunakan untuk pengambilan pesanan).

- Fungsi utamanya adalah mendapatkan dukungan distributor, memberikan informasi produk, menyediakan pelatihan penjualan dan asistensi kepada para distributor.

3. Missionery selling systems

- Produk didistribusikan melalu pedagang grosir dan/atau pengecer yang biasanya membeli untuk dijual lagi ke pembeli akhir.

- Pesan penjualan disampaikan lewat kontak tatap muka.

- Fungsi utamanya adalah menyediakan informasi produk dan layanan pelanggan secara langsung ke pembeli akhir atau mereka yang mempengaruhi pembeli.

Sumber : Tjiptono dan Chandra (2012)

4. Costumer Relationships(Hubungan Pelanggan)

Blok bangunan hubungan pelanggan menggambarkan berbagai jenis

hubungan yang dibangun perusahaan bersama segmen pelanggan yang

spesifik. Sebuah perusahaan harus menjelaskan jenis hubungan yang ingin

dibangun bersama segmen pelanggan. hubungan dapat bervariasi mulai dari

yang bersifat pribadi sampai otomatis.

Beberapa jenis hubungan pelanggan menurut Osterwalder dan Pigneur (2012)

(47)

28

a. Bantuan Personal

Hubungan ini didasarkan pada interaksi antar manusia. Pelanggan dapat

berkomunikasi dengan petugas pelayanan pelanggan untuk mendapatkan

bantuan selama proses penjualan atau setelah pembelian selesai.

Komunikasi ini dapat dilakukan di titik penjualan, melalui call center,

e-mail, atau saluran lainnya.

b. Bantuan personal yang khusus

Dalam hubungan jenis ini, perusahaan menugaskan petugas pelayanan

pelanggan yang khusus diperuntukkan bagi klien individu. Jenis

hubungan ini paling dalam, dan biasanya dikembangkan dalam jangka

panjang.

c. Swalayan

Dalam hubungan jenis ini, perusahaan tidak melakukan hubungan

langsung dengan pelanggan, tetapi menyediakan semua sarana yang

diperlukan pelanggan agar dapat membantu dirinya sendiri.

d. Layanan otomatis

Hubungan jenis ini mencampurkan bentuk layanan mandiri yang lebih

canggih dengan proses otomatis. Misalnya, profil online personal

memberi pelanggan akses menggunakan layanan sesuai dengan yang

diinginkan. Layanan otomatis dapat mengenali pelanggan individu dan

karakteristiknya, dan menawarkan informasi yang terkait dengan pesanan

(48)

29

e. Komunitas

Saat ini, perusahaan semakin banyak memanfaatkan komunitas pengguna

agar lebih terlibat dengan pelanggan dan dapat memfasilitasi hubungan

antar anggota komunitas. Banyak perusahaan mempertahankan komunitas

online yang memungkinkan pengguna bertukar pengetahuan dan saling

membantu dalam memecahkan masalah. Komunitas juga dapat membantu

perusahaan untuk lebih memahami pelanggannya.

f. Kokreasi

Semakin banyak perusahaan yang melakukan lebih dari sekedar hubungan

konvensional pelanggan-vendor untuk menciptakan nilai bersama

pelanggan.

5. Revenue Streams(Arus Pendapatan)

Blok bangunan arus pendapatan menggambarkan uang tunai yang dihasilkan

perusahaan dari masing-masing segmen pelanggan (biaya harus mengurangi

pendapatan untuk menghasilkan pemasukan). Jika pelanggan adalah inti dari

model bisnis, arus pendapatan adalah urat nadinya. Perusahaan harus bertanya

kepada dirinya sendiri, untuk apakah masing-masing segmen pelanggan

benar-benar bersedia membayar? Jika pertanyaan tersebut terjawab dengan

tepat, perusahaan dapat menciptakan satu atau lebih arus pendapatan mungkin

memiliki mekanisme penetapan harga yang berbeda seperti daftar harga yang

tetap, penawaran, pelelangan, kebergantungan pasar kebergantungan volume

(49)

30

Menurut Dyckman (2002), pendapatan adalah arus masuk atau peningkatan

lainnya atas aktiva sebuah entitas atau penyelesaian kewajiban (atau

kombinasi dari keduanya) selama satu periode dari pengiriman atau produksi

barang, penyediaan jasa, atau aktivitas lain yang merupakan operasi utama

atau sentral entitas yang sedang berlangsung. Sementara itu Machfeedz

(2007), berpendapat bahwa pendapatan ialah jumlah uang penjualan ditambah

pendapatan lain yang diterima dari berbagai sumber seperti bunga, deviden,

dan sewa.

Dari uraian tersebut diketahui bahwa pendapatan adalah arus masuk atas

aktiva berupa uang penjualan dan pendapatan lain yaitu bunga, deviden, dan

sewa yang diperoleh selama satu periode.

Osterwalder dan Pigneur (2012), menyatakan ada beberapa cara untuk

membangun arus pendapatan yaitu:

a. Penjualan aset

Pengertian arus penjualan yang paling luas berasal dari penjualan hak

kepemilikan atas produk fisik.Amazon.commenjual buku, musik, produk

konsumen elektronik dan sebagainya secara online. Fiat menjual mobil

yang dapat dengan bebas dikendarai, dijual kembali, atau bahkan

dihancurkan pembelinya.

b. Biaya penggunaan

Arus pendapatan dihasilkan dari penggunaan layanan tertentu. Semakin

sering layanan tersebut digunakan, maka akan semakin banyak pelanggan

yang membayar. Contohnya adalah operator telekomunikasi menarik

(50)

31

Hotel menarik biaya dari pelanggan untuk lama menginap atas kamar

yang digunakan. Layanan pengiriman paket menarik biaya dari

pelanggan untuk pengiriman parsel dari satu lokasi ke lokasi tertentu.

c. Biaya Berlangganan

Arus pendapatan dihasilkan dari penjualan akses yang terus menerus atas

suatu layanan. Sebuah gym menjual langganan keanggotaannya secara

bulanan atau tahunan sebagai pertukaran untuk akses atas fasilitas

olahraganya.

d. Pinjaman/Penyewaan/Leasing

Arus pendapatan tercipta karena memberi seseorang hak eksklusif

sementara untuk menggunakan aset tertentu pada periode tertentu sebagai

ganti atas biaya yang ditarik. Untuk meminjamkan, cara seperti ini

memberikan keunggulan dalam pengembalian pendapatan. Di sisi lain,

penyewa menikmati keuntungan karena tidak perlu mengeluarkan uang

untuk menanggung biaya penuh atas kepemilikan. Zipcar.com menjadi

contoh yang tepat untuk ini. Perusahaan ini memungkinkan pelanggan

menyewa mobil per jam di kota-kota Amerika Utara.

e. Lisensi

Lisensi adalah biaya dalam industri media. Arus pendapatan ini muncul

karena memberi izin kepada pelanggan untuk menggunakan properti

intelektual terproteksi sebagai pertukaran atas biaya lisensi. Lisensi

memungkinkan pemegang hak menghasilkan pendapatan dari properti

mereka tanpa harus memproduksi atau mengomersialkan suatu layanan.

(51)

32

lisensi pemakaian kepada pihak ketiga. Sama halnya, di sektor teknologi,

pemegang paten memberi hak kepada perusahaan lain untuk

menggunakan teknologi yang dipatenkan tersebut sebagai imbalan atas

biaya lisensi.

6. Key Resources(Sumber Daya Utama)

Blok bangunan sumber daya utama mengambarkan aset-aset terpenting yang

dipelukan agar sebuah model bisnis dapat berfungsi. Setiap model bisnis

memungkinkan perusahaan menciptakan dan menawarkan proposisi nilai,

menjangkau pasar mempertahankan hubungan dengen segmen pelanggan dan

memperoleh pendapatan. Kebutuhan sumber daya utama berdeda-beda sesuai

jenis model bisnis. Perusahaan microchip memerlukan fasilitas produksi

padat modal, sementara desainernya lebih berfokus pada sumber daya

manusia. Sumber daya utama dapat berbentuk fisik finansial, intelektual atau

manusia. Sumber daya utama dapat dimiliki atau disewa oleh perusahaan atau

diperoleh oleh mitra utama.

Menurut Osterwalder dan Pigneur (2012), sumber daya utama dapat

dikategorikan sebagai berikut:

a. Fisik

Kategori ini meliputi semua bentuk aset fisik seperti fasilitas pabrikan,

bangunan, kendaraan, mesin, sistem, sistem titik penjualan, dan jaringan

(52)

33

b. Intelektual

Sumber daya intelektual seperti merek, pengetahuan yang dilindungi,

paten dan hak cipta, kemitraan dan database pelanggan merupakan

komponen-komponen yang semakin penting dalam model bisnis yang

kuat. Sumber daya intelektual sulit dikembangkan, tetapi jika berhasil,

akan memberikan nilai yang sangat berarti.

c. Manusia

Setiap manusia memerlukan sumber daya manusia, tetapi orang-orang

akan menonjol dalam model bisnis tertentu.

d. Finansial

Beberapa model bisnis membutuhkan sumber daya finansial dan jaminan

finansial, seperti uang tunai, kredit, atau opsi saham untuk merekrut

karyawan andalan.

7. Key Activities(Aktivitas Kunci)

Blok bangunan aktivitas kunci menggambarkan hal-hal terpenting yang harus

dilakukan perusahaan agar model bisnisnya dapat berkerja. Setiap model

bisnis membutuhkan sejumlah aktivitas kunci yaitu tindakan-tindakan

terpenting yang harus diambil perusahaan agar dapat beroperasi dengan

sukses. Seperti halnya sumber daya utama, aktivitas-aktivitas kunci juga

diperlukan untuk menciptakan dan memberikan proposisi nilai, menjangkau

pasar, mempertahankan hubungan pelanggan dan memperoleh pendapatan.

(53)

34

jenis model bisnisnya. untuk produsen software microsot, aktivitas-aktivitas

kunci mencakup pengembangansoftware.

Menurut Osterwalder dan Pigneur (2012), Aktivitas-aktivitas kunci

dikategorikan sebagai berikut:

a. Produksi

Aktivitas ini terkait dengan perancangan, pembuatan, dan penyampaian

produk dalam jumlah besar dan kualitas unggul. Aktivitas produksi

mendominasi model bisnis perusahaan pabrikan.

b. Pemecahan Masalah

Aktivitas-aktivitas kunci jenis ini terkait dengan penawaran solusi baru

untuk masalah-masalah pelanggan individu.

c. Platform/Jaringan

Model bisnis yang dirancang denganplatformsebagai sumber daya utama

didominasi oleh platform atau aktivitas kunci yang terkait dengan

jaringan. Jaringan, platform matchmaking, software, dan bahkan merek

dapat berfungsi sebagaiplatform.

8. Key Partnerships(Kemitraan Utama)

Blok bangunan kemitraan utama menggambarkan jaringan pemasok dan

mitra yang membuat model bisnis dapat bekerja. Perusahaan membentuk

kemitraan dengan berbagai alasan, dan kemitraan menjadi landasan dari

berbagai model bisnis mengurangi risiko atau memperoleh sumber daya

(54)

35

Menurut Osterwalder dan Pigneur (2012), kemitraan dapat dibedakan menjadi

empat jenis, yaitu:

a. Aliansi strategis antara non-pesaing.

b. Competition: kemitraan strategis antarpesaing.

c. Usaha patungan untuk mengembangkan bisnis baru.

d. Hubungan pembeli-pemasok untuk menjamin pasokan yang dapat

diandalkan.

9. Cost Structure(Struktur Biaya)

Struktur biaya menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan untuk

mengoperasikan model bisnis. Blok bangunan ini menjelaskan biaya

terpenting yang muncul ketika mengoperasikan model bisnis tertentu.

Menciptakan dan memberikan nilai mempertahankan hubungan pelanggan

dan menghasilkan pendapatan, menyebabkan timbulnya biaya. Perhitungan

biaya semacam ini relatif lebih mudah setelah sumber daya utama,

aktivitas-aktivitas kunci dan kemitraan utama ditentukan. Meskipun demikian,

beberapa model bisnis lebih terpacu dalam hal biaya daripada model bisnis

lain.

Menurut Wasilah (2009), biaya (cost) adalah pengeluaran-pengeluaran atau

nilai pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk

masa yang akan datang, atau mempunyai manfaat melebihi satu periode

akuntansi tahunan. Biaya perlu diklasifikasikan untuk menyampaikan dan

menyajikan data biaya agar berguna bagi manajemen dalam mencapai

(55)

36

mengalokasikan biaya dengan baik, manajemen dapat melakukan

pengklasifikasian biaya atas dasar:

a. Objek biaya

1) Produk

2) Departemen

b. Perilaku biaya

c. Periode akuntansi

d. fungsi manajemen atau jenis kegiatan fungsional.

Masih dalam pendapat Wasilah (2009), ditinjau dari perilaku biaya terhadap

perubahan dalam tingkat kegiatan atau volume maka biaya-biaya dapat

dikategorikan dalam tiga jenis biaya, yaitu:

a. Biaya variabel

Adalah biaya-biaya yang dalam total berubah secara langsung dengan

adanya perubahan tingkat kegiatan atau volume, baik volume produksi

ataupun volume penjualan. Di samping itu, biaya variabel mempunyai

karakteristik umum yang lain di mana biaya per unitnya tidak berubah.

Contoh dari biaya-biaya produksi yang dapat diidentifikasikan sebagai

biaya variabel adalah biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja

langsung, serta beberapa elemen biayaoverhead pabrik dan elemen biaya

penjualan.

b. Biaya tetap

Adalah biaya-biaya yang secara total tetap tidak berubah dengan adanya

perubahan tingkat kegiatan atau volume dalam batas-batas dari tingkat

(56)

37

unit akan berubah dengan adanya perubahan volume produksi. Dalam

jangka panjang biaya tetap juga akan menjadi biaya variabel.

c. Biaya semi variabel

Adalah biaya-biaya yang mempunyai atau mengandung unsur tetap dan

unsur variabel. Untuk tujuan perencanaan dan pengendalian, biaya ini

harus dipisah menjadi elemen biaya tetap dan elemen biaya variabel.

Unsur tetap ini biasanya merupakan biaya minimum yang harus

dikeluarkan untuk jasa yang digunakan. Sebagai contoh dari biaya semi

variabel ini; biaya listrik, biaya telepon, biaya angkutan dan lain-lain.

E. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang relevan dalam penelitian ini adalah:

1. Dewobroto (2013) “Penggunaan Business Model Canvas Sebagai Dasar

Untuk Menciptakan Alternatif Strategi Bisnis Dan Kelayakan Usaha

berdasarkan penelitian ini dapat dilihat bahwa business model canvas

dapat menjadi tools yang sederhana guna menghasilkan alternatif strategi

perusahaan yang berujung pada kelayakan finansial.

2. Tjitradi (2015) “Evaluasi Dan Perancangan Model Bisnis Berdasarkan

Business Model Canvas” menyatakan analisa swot dan evaluasi blue

ocean digunakan dengan memberikan hasil potret dari model bisnis yang

dijalankan saat ini. Hasil evaluasi ini dijadikan masukan untuk

(57)

38

3. Meitasari dan Tricahyono (2014) “Strategi Pengembangan Bisnis Kuliner

Menggunakan Pendekatan Business Model Canvas (studi kasus pada

restoran Bebek Udig)” Menyatakan bahwa sebuah gambaran mengenai

model bisnis Bebek Udig dipetakan ke dalam sembilan blok business

model canvas yaitu, Value Propositions,Customer Segment, Channel,

Customer Relations, Revenue Streams, Key Resources, Key Activities, Key

Partnerships dan Cost Structure.

Kemudian dilakukan analisis SWOT di dapatkan hasil pembaharuan

model bisnis yang dapat diterapkan oleh Bebek Udig. Hasil yang

diperoleh adalah Bebek Udig memerlukan beberapa perbaikan pada

model bisnisnya yaitu penambahan pada tujuh blok, yaitu Key Activities

pada blok ini ditambahkan pencatatan data pelanggan dan pembuatan

SOP,Key Resourcesditambahkan admin sosial media, mematenkan resep

masakan dan mengokohkan finansial, Customer Relation ditambahkan

loyalty feedbackdan souvenir,Channelsditambahkan pameran danevent,

Customer Segment ditambahkan wisatawan, Cost Structure berdasarkan

efek penambahan souvenir pada blok customer relation maka

ditambahkan biaya pengadaan souvenir, Revenue Streams berdasarkan

efek penambahan souvenir pada blokcustomer relation dan pameran serta

event pada blok channels maka ditambahkan pendapatan penjualan

(58)

39

F. Kerangka Pemikiran

Oraqle Distro and Clothing adalah sebuah distro yang terletak di Bandar

Lampung yang mana menjual pakaian khusus untuk pria serta menjual

berbagai macam barang seperti celana, tas, topi, dompet, jaket, sepatu, gelang,

sweater, sandal, boxer, dari berbagai macam merek diantaranya evil army,

uncle, dan moskav. Kemudian untuk menggambarkan sebuah bisnis ke dalam

wadah yang ringkas dan jelas diperlukan sebuah model bisnis. Model bisnis

yang digunakan dalam penelitian ini adalahBusiness Model Canvas,sehingga

terlihat bagaimana Business Model Canvas memetakan bisnis Distro tersebut

dengan sembilan balok yang menjadi komponennya, yaitu: Segmen

Konsumen, Proposisi Nilai, Saluran, Hubungan Pelanggan, Arus Pendapatan,

Sumber Daya Utama, Aktifitas Utama, Mitra Utama dan Struktur Biaya.

Setelah diketahui apa saja yang terkandung dalam setiap blok dan

menganalisisnya, maka tahapan selanjutnya adalah menciptakan atau

Gambar

Gambar 1.1 Business Model Canvas
Gambar 2.1 Segmentasi, Penentuan Pasar Sasaran dan Positioning
Gambar 2.2 Proses perancangan dan pengevaluasian penjualan dan
Tabel 2.1 Bentuk dasar sistem penjualan dan distribusi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Surya Rianputra Sentosa menunjukan bahwa Strategi Penetrasi Pasar lebih tepat untuk diterapkan oleh perusahaan dengan memperoleh total nilai daya tarik sebesar 6,7754,

Business Model Canvas (BMC) merupakan sebuah gambaran kerangka pemikiran perencana strategi dalam menyusun strategi bisnis baru yang dapat digunakan untuk menentukan

Tahap selanjutnya, berdasarkan strategi yang dihasilkan dibuatlah value proposition canvas, dengan mempertimbangkan customer profile yang dihasilkan sebelumnya, yang

Hasil dari analisis yang dilakukan peneliti terkait Business Model Canvas baru tersebut maka dapat disimpulkan bahwa PT Duta Nusantara dapat memperluas segmen

Maka strategi WO hasil analisis Matriks SWOT adalah membuka peluang lebih besar lagi untuk kegiatan bisnis lain yang erat kaitannya dengan produk sejenis.yang merupakan

Sebaiknya galeripos.com menerapkan model bisnis sebagai strategi yang dibuat oleh peneliti yang berpedoman pada teori Osterwalder dan Pigneur yakni website perlu

Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan hasil analisis akhir, strategi yang paling tepat untuk digunakan Bakso Karangan adalah strategi penetrasi pasar, yaitu upaya peningkatan

Strategi penetrasi pasar pada BRISyariah Kantor Cabang Trunojoyo Jember termasuk ke dalam bentuk pemasaran yang menggunakan strategi Rapid Penetration, strategi ini dijalankan dengan