• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI BISNIS PADA UMKM CLOTHING JOVENS

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI BISNIS PADA UMKM CLOTHING JOVENS"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI BISNIS PADA UMKM CLOTHING JOVENS

Achmad Aji Suseno

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya ajisus22@gmail.com

Dosen Pembimbing:

Dr. Nanang Suryadi, SE., MM.

Abstrak

Ketatnya kompetisi didalam berbisnis saat ini menuntut setiap pelaku usaha lebih teliti dan terarah dalam menentukan strategi supaya lebih memfokuskan diri dalam persaingan baik pengembangan produk maupun pemasarannya. Oleh sebab itu pentingnya perumusan strategi bagi pelaku bisnis untuk keberlangsungan jalannya usaha agar dapat bersaing dengan banyaknya pesaing yang ada. Clothing JOVENS merupakan salah satu UMKM yang bergerak dibidang fashion menciptakan kaos dengan desain unik berdiri pada tahun 2018 di Grati kabupaten Pasuruan. Selama sekitar satu tahun lebih usaha berjalan, penjualan produk yang ditawarkan Clothing JOVENS bisa dikatakan belum stabil.

Minimnya kegiatan pemasaran dan belum maksimal dalam perencanaan menjalankan usaha menjadi penyebab ketidakstabilan penjualan pada Clothing JOVENS. Hal tersebut yang melatarbelakangi untuk melakukan penelitian ini, dengan mengidentifikasi faktor eksternal dan internal usaha Clothing JOVENS, melakukan formulasi strategi, hingga menghasilkan keputusan strategi utama yang tepat guna kelangsungan jalannya usaha.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer dari wawancara dan data sekunder dari dokumentasi dan observasi. Alat analisis yang digunakan adalah Matriks IFE-EFE, SWOT, IE dan QSPM.

Hasilnya menunjukkan bahwa strategi yang tepat untuk digunakan Clothing JOVENS adalah strategi penetrasi pasar, dengan upaya meningkatkan pangsa pasar atau market share dari suatu produk melalui usaha yang lebih besar.

Kata kunci: strategi, analisis SWOT, strategi penetrasi pasar

(2)

ANALYSIS OF THE FORMULATION OF BUSINESS STRATEGY FOR CLOTHING JOVENS MSME

Achmad Aji Suseno

Faculty of Economics and Business, Universitas Brawijaya ajisus22@gmail.com

Advisor:

Dr. Nanang Suryadi, SE., MM.

Abstract

The current high competition in business requires businesspeople to be more meticulous and well-oriented in determining their strategies for both product development and marketing purposes. Therefore, strategy formulation is crucial for them to ensure their business sustainability amidst the emergence of competitors. Clothing JOVENS is a micro, small, and medium-sized enterprise engaged in fashion business. Established in 2018 in Grati sub-district of Pasuruan regency, this venture produces t-shirt with distinctive designs. After one year of operation, the sales of this company have not reached stability;

poor marketing activities and sub-optimal planning are the causes. Using the fact as the research background, this study tries to identify the internal and external factor of the company, from which strategies can be derived to be used by the company to improve its business sustainability. This qualitative descriptive study uses primary data from interviews and secondary data form documentations and observations. Using IFE-EFE, SWOT, IE, and QSPM matrices, this study suggests Clothing JOVENS to apply market penetration strategy by expanding the market share of their products through a larger business.

Keywords: strategy, SWOT analysis, market penetration strategy

(3)

PENDAHULUAN

Dewasa ini semakin berkembang pesatnya bisnis dari usaha mikro hingga usaha makro dapat menyebabkan pasar mengalami persaingan yang ketat dan kian menajam. Perkembangan yang dinamis membuat pelaku usaha harus melakukan perencanaan yang matang sebelum menjalankan usaha.

Clothing JOVENS

merupakan unit bisnis UMKM di kabupaten Pasuruan yang bergerak dibidang fashion. Clothing JOVENS merupakan usaha start-up yang masih banyak permasalahan serta membutuhkan perencanaan strategi yang matang guna perkembangan dan keberlangsungan jalanya usaha.

Clothing JOVENS berdiri pada tahun 2018 dan berlokasi di desa Sumberdawesari RT02/RW01, kecamatan Grati kabupaten Pasuruan.

Clothing JOVENS menawarkan produk berupa kaos dengan desain unik dan menawarkan jasa pembuatan kaos komunitas, organisasi dan lain- lain. Produk kaos yang ditawarkan Clothing JOVENS terbuat dari bahan jenis cotton combed (20s/24s/30s)

jahitan yang rapi, sablon yang baik, kuat dan sudah melewati Iquality control. Memberikan kualitas dan pelayanan yang terbaik selalu menjadi acuan bagi Clothing JOVENS dalam aktivitas usahanya, dengan harapan mampu memberikan kepuasan dan kepercayaan dari konsumen. Segmen pasar Clothing JOVENS yaitu para kaum pemuda dengan usia 17-22 tahun, fans club, komunitas, dan organisasi. Penjualan selama setahun awal berdirinya Clothing JOVENS mengalami fluktuasi, karena masih belum menemukan strategi yang tepat guna untuk menjangkau target pasar. Maka dari itu agar usaha tetap berjalan dan berkembang diperlukan formulasi strategi oleh pihak perusahaan untuk mendapatkan strategi yang tepat guna mencapai tujuan perusahaan.

Pada penelitian ini dilakukan analisis perumusan strategi untuk mendapatkan strategi yang tepat guna perkembangan dan keberlangsungan jalanya usaha pada Clothing JOVENS dengan menggunakan metode SWOT Analysis melalui Matriks IFE-EFE sebagai tahap masukan, kemudian menggunakan Matriks SWOT dan

(4)

Matriks Internal-Eksternal (I-E) sebagai tahap pencocokan dan Matriks Quantitative Strategic Planning Matriz (QSPM) sebagai tahap keputusan dan didapatkan strategi yang tepat.

LANDASAN TEORI Manajemen Strategi

Manajemen strategi dalam memandang perusahaan adalah sebagai suatu rangkaian proses yang saling berkaitan serta mencoba menjelaskan bagaimana perusahaan tersebut dapat berkembang dan sukses dalam menghadapi lingkungannya. Pada dasarnya pengertian manajemen strategi sesuai dengan pengertian manajemen pada umumnya, khususnya tentang peran

dalam perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian hal-hal yang bersifat strategis dalam rangka mencapai tujuan organisasi (Arifin, 2017).

Manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai teknologi dan pengetahuan untuk membuat, mengimplementasikan, dan

mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuannya. Sebagaimana yang sudah dijelaskan, manajemen strategis

berfokus pada upaya

mengintegrasikan manajemen sumber daya, keuangan/akuntansi, pemasaran, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem infomasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi (David, 2015).

Analisis Lingkungan Internal Analisis lingkungan internal mengarah pada analisis intern perusahaan dalam menilai dan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari tiap divisi, seperti keuangan dan akuntansi, pemasaran, riset dan pengembangan, personalia serta operasional (David, 2017).

Menurut David (2017), tujuan pendekatan fungsi bisnis yaitu untuk mengidentifikasi serta mengevaluasi faktor internal, termasuk kemampuan dan keterbatasan perusahaan, yang pada umumnya dibagi ke dalam kategori sebagai berikut:

(5)

a. Manajemen

Manajemen adalah tingkat sistem manajerial organisasi, termasuk produksi, pemasaran, manajemen sumber daya manusia dan keuangan. Terdapat lima aktivitas dasar dari fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, mengkoordinasi, dan pengendalian.

b. Pemasaran

Pemasaran merupakan proses mengidentifikasi, memprediksi, menciptakan dan memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan untuk produk dan jasa.

Pada pemasaran terdapat tujuh fungsi dasar yaitu analisis konsumen, penjualan produk dan jasa, perencanaan, penetapan harga, distribusi, riset pasar dan analisis peluang.

c. Keuangan

Status keuangan sering digunakan sebagai metode terbaik untuk menentukan posisi kompetitif.

Situasi keuangan perusahaan yang sehat dan stabil juga dapat menarik investor untuk melakukan investasi modal.

d. Produksi dan Operasional

Produksi dan operasional adalah semua kegiatan usaha dalam organisasi/perusahaan dari barang mentah atau input menjadi output produk atau jasa.

e. Penelitian dan Pengembangan Penelitian dan pengembangan dilakukan untuk mengembangkan produk baru baik melalui penyempurnaan produk yang sudah ada, duplikat dari pesaing atau produk inovatif dengan tujuan untuk meningkatkan frekuensi penjualan sehingga berkontribusi pada laba perusahaan.

Analisis Lingkungan Eksternal Menurut David (2017), lingkungan eksternal adalah suatu proses yang digunakan perencanaan strategis untuk memantau sektor lingkungan dalam menentukan perencanaan strategis untuk memantau sektor lingkungan dalam menentukan peluang atau ancaman terhadap perusahaan. Kekuatan eksternal dapat dibagi menjadi lima kategori besar, yaitu: kekuatan ekonomi, kekuatan sosial budaya, demografi lingkungan, teknologi,

(6)

kompetitif serta pemerintahan politik dan hukum.

a. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi berpengaruh langsung terhadap potensi menarik atau tidaknya dari strategi.

Pertimbangan ekonomi yang perlu dianalisis pada pengambilan suatu keputusan adalah beberapa faktor ekonomi dalam lingkungan yang mana perusahaan tersebut beroperasi. Hal yang perlu

diperhitungkan dan

dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan seperti perkembangan global pada bidang ekonomi, pertumbuhan ekonomi,

munculnya korporasi

multinasional, kejutan dibidang energi, dan pendanaan.

b. Faktor Sosial Budaya, Demografis, dan Lingkungan Faktor sosial budaya yang mempengaruhi perusahaan meliputi kepercayaan, nilai, sikap, pandangan dan gaya hidup orang di luar perusahaan. Faktor-faktor ini dikembangkan oleh pengaruh ekologi budaya, populasi, agama, pendidikan dan ras. Perubahan permintaan akan produk primer

atau produk sekunder juga dipengaruhi oleh adanya perubahan pada faktor sosial budaya di daerah tersebut.

c. Faktor Pemerintah, Politik dan Hukum

Trend dan arah ekonomi nasional juga dipengaruhi oleh stabilitas politik dan kebijakan pemerintah.

Serta keadaan situasi politik memiliki dampak strategi yang signifikan pada kondusifitas berlangsungnya kegiatan usaha.

d. Faktor Teknologi

Perubahan teknologi juga akan berdampak kepada pertumbuhan dan perkembangan perusahaan.

Perubahan teknologi juga dapat memperpendek siklus produksi, meminimalkan biaya perusahaan dan menyebabkan kurangnya keterampilan teknis, serta inovasi dan adaptasi perusahaan kedalam teknologi kreatif akan memunculkan kemungkinan bahwa perusahaan akan dapat mengikuti perkembangan zaman.

e. Faktor Lingkungan Kompetitif Lingkungan kompetitif merupakan lingkungan dimana perusahaan yang bergerak pada sektor tertentu

(7)

saling bersaing. Lingkungan kompetitif memiliki efek yang besar terhadap kelangsungan hidup perusahaan.

Klasifikasi Strategi

Menurut David (2017), klasifikasi strategi perusahaan terdiri dari empat alternatif strategi, yaitu:

a. Strategi Integrasi

Strategi integrasi merupakan upaya untuk mengendalikan dan mengupayakan kepemilikan terhadap distributor (forward integration), kepada pemasok perusahaan (backward integration), ataupun kepada pesaing yang bergerak pada usaha sejenis (vertical integration).

b. Strategi Intensif

Strategi intensif adalah strategi yang mewajibkan perusahaan untuk melakukan upaya-upaya intensif untuk meningkatkan posisi perusahaan dipasar melalui produk yang ada. Terdapat 3 opsi untuk penerapan strategi intensif, yakni melakukan penetrasi pasar, pengembangan jangkauan geografis layanan baru atau strategi pengembangan pasar, dan

pengembangan produk yang lebih inovatif.

c. Strategi Diversifikasi

Strategi diversifikasi merupakan strategi yang dimaksudkan untuk menambah suatu produk baru.

Strategi diversifikasi dibagi lagi menjadi dua, untuk penambahan produk baru yang masih berkaitan disebut dengan diversifikasi terkait, sedangkan untuk penambahan produk yang benar- benar baru dan tidak terkait dengan produk lama dinamakan diversifikasi tidak terkait. Untuk jenisnya, strategi diversifikasi terdapat tiga jenis, yaitu diversifikasi konsentrik, konglomerat, dan horizontal.

Strategi diversifikasi ini makin kurang popular karena adanya tingginya tingkat kesulitan manajemen dalam mengandalkan aktivitas perusahaan yang berbeda-beda.

d. Strategi Bertahan (Defensive Strategy)

Implementasi dari strategi ini dapat berupa joint venture, penciutan perusahaan, penjualan salah satu cabang produk

(8)

(divestasi), atau penuualan asset perusahaan (likuidasi). Strategi ini bertujuan untuk menyelamatkan perusahaan dari kerugian dengan angka besar.

Analisis SWOT

Menurut Rangkuti, (2017), Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi usaha.

Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan hambatan (threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan.

Menurut David (2017), semua organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak ada perusahaan yang sama kuatnya atau lemahnya dalam semua area bisnis. Kekuatan atau kelemahan internal digabungkan dengan peluang atau ancaman dari eksternal dan pernyataan misi yang jelas, menjadi dasar untuk penetapan tujuan dan strategi.

a. Kekuatan (Strength)

Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keunggulan lain yang terkait dengan pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar, perusahaan yang diharapkan untuk melayani dan dapat memenuhi kebutuhan.

b. Kelemahan (Weakness)

Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan, termasuk sumber daya, keterampilan, dan kemampuan yang secara efektif menghambat kinerja perusahaan.

c. Peluang (Opportunity)

Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.

d. Ancama (Threat)

Ancaman adalah gangguan utama dengan posisi perusahaan saat ini atau yang diharapkan. Ancaman merupakan situasi yang tidak menguntungkan di lingkungan perusahaan.

Perumusan Strategi

Menurut David (2017), terdapat tiga tahapan dalam pengambilan keputusan yang dimana disetiap tahapan terdapat alat analisis

(9)

yang akan digunakan untuk melakukan analisis dan pemetaan strategi. Pada poin ini, tahapan dan alat analisis yang akan digunakan adalah:

1. Tahap Masukan

Tahap masukan berisikan informasi dasar yang dibutuhkan untuk merumuskan suatu strategi.

Pada tahap masukan ini alat analisis yang digunakan adalah Matriks IFE dan Matriks EFE.

Hasil analisis yang di peroleh dari matriks IFE dan EFE akan menjadi informasi masukan dasar untuk matriks-matriks pada tahap pencocokan dan keputusan.

Analisis menggunakan matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang menunjukkan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan. Sedangkan analisis menggunakan matriks EFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang menunjukkan peluang dan ancaman eksternal yang dimiliki oleh perusahaan.

Alat analisis pada tahap masukan mendorong para penyusun strategi untuk mengukur subjektivitas

selama tahap awal proses perusmusan strategi. Dibutuhkan penilaian intuitif yang baik dalam menentukan bobot dan peringkat yang tepat. Pembobotan dapat dilakukan oleh peneliti dengan dasar pertimbangan yang sudah ditentukan sebelumnya oleh peneliti itu sendiri.

2. Tahap Pencocokan

Tahap pencocokan berfokus pada penciptaan strategi alternatif yang tepat dengan memerhatikan faktor- faktor internal dan eksternal perusahaan. Teknik yang digunakan pada tahap pencocokan pada penelitian ini yaitu matriks SWOT dan matriks IE. Matriks SWOT adalah alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategi perusahaan. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal (Rangkuti, 2017). Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis, yaitu:

a. Strategi SO

(10)

Strategi ini didasarkan pada cara berpikir perusahaan yaitu dengan menggunakan semua kekuatannya untuk dapat memanfaatkan peluang semaksimal mungkin.

b. Strategi ST

Strategi ini didasarkan pada bagaimana perusahaan menggunakan kekuatannya sendiri untuk mengatasi ancaman.

c. Strategi WO

Strategi ini didasarkan pada memanfaatan peluang yang ada dengan meminimalkan kelemahannya.

d. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif atau bertahan dengan meminimalkan kelemahan yang dimiliki untuk menghindari ancaman dari lingkungan perusahaan.

Matriks IE (Internal-Eksternal) merupakan matriks yang meringkas hasil evaluasi faktor internal dan eksternal yang menempatkan perusahaan pada

salah satu kondisi di dalam sembilan sel, dimana tiap-tiap sel merupakan kondisi langkah yang harus ditempuh perusahaan.

Matriks IE didasari pada dua dimensi kunci: total rata-rata terimbang IFE pada sumbu x dan total rata-rata tertimbang EFE pada sumbu y (David, 2017).

3. Tahap Keputusan

Pada tahap keputusan melibatkan satu alat analisis saja, yaitu matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matriks) yang merupakan suatu teknik analisis dalam literatur yang dirancang untuk menetapkan daya tarik relatif dari tindakan alternatif yang dapat dijalankan (David, 2017).

QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi yang didasarkan sampai seberapa jauh faktor keberhasilan analisis internal dan eksternal kunci dimanfaatkan atau ditingkatkan.

Menentukan dampak kumulatif dari masing-masing faktor keberhasilan analisis internal dan eksternal, menghitung daya tarik relatif masing-masing strategi.

(11)

METODE PENELITIAN

Berdasarkan dari beberapa masalah dan tujuan, metode pengumpulan data pada jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan studi kasus. Sugiyono (2017) menyebutkan bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan fenomenologi dan paradigma

konstruktivisme dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan.

Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau dalam bentuk hitungan lainnya, contohnya dapat berupa penelitian tentang kehidupan, riwayat, dan perilaku seseorang, disamping juga tentang peranan organisasi, pergerakan sosial atau hubungan timbal balik. .

Pendekatan deskriptif adalah metode pilihan yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri atau variabel bebas) tanpa membuat perbandingan variabel itu sendiri dan mencari

hubungan dengan variabel lain (Sugiyono, 2017). Sedangkan pendekatan studi kasus menurut Yin (2015) adalah suatu inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena dan konteks kehidupan nyata, bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas, serta memanfaatkan beberapa sumber.

Lokasi penelitian ditentukan dengan sengaja yaitu di lingkup wilayah kecamatan Grati kabupaten Pasuruan yang menjadi daerah unit usaha start-up Clothing JOVENS sebagai objek penelitian dan menjalankan usahanya. Clothing JOVENS berlokasi di desa Sumberdawesari RT02/RW01, Kecamatan Grati Pasuruan.

Jenis data yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini bersumber dari dua jenis data yang dikumpulkan oleh peneliti yaitu data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti menggunakan tiga metode yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Kegiatan wawancara dilakukan dengan mengajukan

(12)

pertanyaan secara langsung kepada pihak internal dan pihak eksternal.

Wawancara kepada pihak eksternal dilakukan kepada beberapa konsumen Clothing JOVENS yang sudah melakukan transaksi pembelian produk, serta beberapa target konsumen yaitu mereka yang sudah mengetahui mengenai produk Clothing JOVENS namun belum pernah melakukan transaksi pembelian. Responden dalam wawancara eksternal dipilih secara sengaja (purposive) yang diberikan pertanyaan mengenai kondisi usaha fashion terutama clothing line di Pasuruan, minat serta daya beli konsumen terhadap produk clothing line dan bagaimana tanggapan mengenai Clothing JOVENS.

Wawancara kepada pihak internal dilakukan kepada rekan tim Clothing JOVENS selaku informan yang diberikan pertanyaan tentang lingkungan strategis perusahaan terkait dengan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada pada Clothing JOVENS. Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi partisipan, dimana peneliti juga berpartisipasi serta melakukan

proses usaha obyek penelitian Clothing JOVENS. Dokumentasi yang diperlukan dalam penelitian ini adalah transkrip serta rekaman wawancara, foto kegiatan penelitian, dan dokumen tertulis lainnya yang berkaitan dengan pengembangan bisnis.

Metode analisa pada penelitian ini dalam penentuan strategi menggunakan alat analisis yang berupa matriks dan melalui tiga tahapan, yakni masukan, tahap pencocokan strategi, dan tahap keputusan. Dalam penelitian ini pada tahap masukan menggunakan matriks IFE-EFE. Setelah hasil matriks IFE- EFE keluar, langkah selanjutnya ke tahap pencocokan strategi yaitu menggunakan matriks SWOT, matriks IE. Yang terakhir, hasil dari pencocokan strategi akan dievaluasi dalam tahap keputusan menggunakan matriks QSPM.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Matriks IFE

Hasil analisis matriks IFE menunjukkan skor total 2,11. Dapat

(13)

disimpulkan bahwa total skor pembobotan IFE yang masih dibawah 2,5 menunjukkan bahwa perusahaan masih lemah secara internal. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa Clothing JOVENS masih belum efektif dan optimal pada lingkungan internal usahanya, karena akan cukup rentan dengan berbagai macam ancaman yang datang dan juga dikhawatirkan munculnya pesaing yang sejenis dengan modal yang lebih mumpuni di Pasuruan.

Tabel 1. Matriks IFE Clothing JOVENS

Sumber: Data Diolah, 2020 2. Matriks EFE

Hasil analisis matriks EFE menunjukkan total skor pembobotan sebesar 2,33. Total skor 2,33 masih dibawah rata-rata skor yaitu 2,5, hal ini menunjukkan bahwa Clothing JOVENS masih belum mampu

merespon peluang yang ada. Maka dari itu perlu dilakukan evaluasi dari pihak Clothing JOVENS supaya bisa memaksimalkan peluang yang ada dan mengatasi ancaman dari lingkungan eksternal.

Tabel 2. Matriks IFE Clothing JOVENS

Sumber: Data Dioalah, 2020 3. Matriks SWOT

Berikut ini adalah penjelasan dari hasil matriks SWOT yang dapat dijelaskan dibawah ini:

1. Strategi SO

a. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk dan pelayanan (S3,S4,O2,O3,O4,O9).

b. Memanfaatkan sosial media, platform jual beli online, toko penjual baju, organisasi dan komunitas untuk bekerjasama

(S1,S2,S5,O4,O7,O8,O9).

(14)

2. Strategi WO

a. Meningkatkan kegiatan promosi dan pemasaran (W1,W6,W7,W11,O2,O3,O8).

b. Mengevaluasi konsep business plan dan perencanaan strategi (W2,W12,O5,O12).

3. Strategi ST

a. Mengadakan promo diskon, mengikuti even dan melakukan riset pasar

(S1,S2,S3,T4,T5,T7,T8,T9,T10).

b. Meningkatkan hubungan dengan pelanggan (S4,T1,T2,T6).

4. Strategi WT

a. Mengajak kerjasama dengan industri lain untuk membuat paket bundling (W1,T1,T7,T9,T10).

b. Menambahkan nilai-nilai serta varian produk baru (W10,W12,T2,T4,T8).

Berdasarkan strategi alternatif yang dihasilkan melalui matriks SWOT usaha Clothing JOVENS, dari empat sub strategi tersebut menghasilkan delapan alternatif strategi yang cenderung mengarah

pada strategi pengembangan produk (product development) dan strategi penetrasi pasar (market penetration).

Sumber: Data Diolah, 2020

Gambar 1. Matriks SWOT Clothing JOVENS

4. Matriks IE

Berdasarkan hasil dari Matriks Internal-Eksternal (IE), Clothing JOVENS menempati posisi kuadran V yang merupakan wilayah dengan strategi mempertahankan dan memelihara (hold and maintain).

Sehingga alternatif strategi yang tepat untuk diterapkan dalam kuadran V adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.

Sumber: Data Diolah, 2020

Gambar 2. Matriks IE Clothing JOVENS

(15)

5. Matriks QSPM

Berdasarkan hasil dari analisis matriks QSPM, menunjukkan bahwa Total Attractiveness Score (TAS) dari strategi pengembangan produk didapatkan angka sebesar 4,56 sedangkan strategi penetrasi pasar mendapatkan angka 5,21. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa strategi penetrasi pasar mendapatkan nilai yang tertinggi sehingga strategi utama yang tepat untuk diterapkan oleh Clothing JOVENS adalah strategi penetrasi pasar.

Tabel 3. QSPM Clothing JOVENS

Sumber: Data Diolah, 2020

Strategi penetrasi pasar merupakan upaya peningkatan

pangsa pasar atau market share dari suatu produk atau jasa melalui usaha- usaha pemasaran yang lebih besar.

Strategi penetrasi pasar yang dapat dilakukan oleh Clothing JOVENS antara lain:

1. Mengevaluasi kegiatan pemasaran yang telah dilakukan untuk mengetahui dimana letak kekurangan dan kesalahan selama berjalannya usaha.

2. Mengalokasikan dan menambah biaya pemasaran yang lebih besar lagi untuk dapat memasarkan produk lebih gencar, lebih masih dan terstruktur.

3. Menggunakan iklan berbayar untuk dapat menjangkau segmen pasar yang lebih luas.

4. Memaksimalkan kegiatan pemasaran baik melalui media online maupun offline.

5. Memaksimalkan adanya platform jual beli online seperti marketplace, shoopee, lazada, bukalapak dan sebagainya 6. Membuat saluran distribusi yang

tepat dan baik seperti bekerja sama dengan menitipkan produk ke beberapa pihak atau store.

(16)

7. Memberikan pelayanan dan pendekatan yang lebih baik kepada konsumen dengan aktif di media sosial.

8. Bekerjasama dengan industri lain untuk membuat paket bundling

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Analisa lingkungan perusahaan terdapat dua faktor yaitu internal dan eksternal, analisis faktor internal perusahaan memuat poin- poin kekuatan (Strengths) serta kelemahan (Weaknesses) Clothing JOVENS, sedangkan analisis lingkungan eksternal perusahaan memuat poin-poin peluang (Opportunities) serta ancaman (Threats) terhadap Clothing JOVENS. Beberapa poin kekuatan dari lingkungan internal Clothing JOVENS yaitu antara lain hubungan antar SDM yang solid, pelayanan yang baik, harga yang terjangkau, kualitas produk yang baik, kemudahan konsumen dalam memperoleh produk dan lokasi

yang strategis. Poin-poin kelemahan dari lingkungan internal Clothing JOVENS antara lain brand yang belum dikenal banyak orang, keterbatasan modal usaha, manajemen waktu yang kurang baik, job description yang kurang baik, belum mempunyai store, pemasaran yang masih kurang, penggunaan sosial media yang belum efektif, belum mempunyai konveksi sendiri, keterbatasan pada desain, belum menemukan saluran distribusi, belum bisa bekerja sama dengan model (talent), kurangnya perencanaan strategi, keterampilan SDM tenaga kerja masih rendah dan kurang konsisten dalam kegiatan operasional. Beberapa poin peluang yang dimiliki Clothing JOVENS antara lain perekonomian daerah yang stabil, target pasar yang luas, budaya masyarakat yang konsumtif, banyaknya organisasi dan komunitas, dukungan pemerintah terhadap pelaku usaha UMKM, adanya platform jual beli online (e- commerce), banyaknya pengguna sosial media, pelaku usaha

(17)

clothing yang masih minim, peluang untuk benchmarking dan kemudahan dalam memperoleh bahan baku. Poin-poin ancaman terhadap Clothing JOVENS dari lingkungan eksternal antara lain adanya pesaing yang memiliki brand besar, terdapat pihak yang memanipulasi produk, harga bahan baku mengalami kenaikan, munculnya pesaing baru yang sejenis, respon negatif dari sosial media, manipulasi dalam pemasaran secara online, perbandingan harga, daya tawar konsumen yang tinggi, budaya masyarakat dalam menentukan pembelian dan perbedaan selera konsumen.

2. Hasil dari tahap masukan menggunakan analisis matriks IFE dapat dikatakan bahwa Clothing JOVENS masih belum efektif dan optimal pada lingkungan internal usahanya. Hal ini akan cukup rentan dengan berbagai ancaman yang datang dan juga dikhawatirkan munculnya pesaing yang sejenis dengan modal yang lebih mumpuni di Pasuruan. Hasil analisis matriks EFE menunjukkan

bahwa Clothing JOVENS masih belum mampu merespon peluang yang ada, sehingga perlu dilakukan evaluasi supaya bisa memaksimalkan peluanng yang ada dan meminimalisir ancaman dari lingkungan eksternal.

3. Hasil yang didapatkan dari tahap pencocokan menggunakan analisis matriks SWOT dan matriks IE, pada matriks SWOT menunjukkan terdapat berbagai macam pilihan strategi yang dapat digunakan oleh Clothing JOVENS. Berdasarkan analisis matriks SWOT menghasilkan delapan alternatif strategi SWOT, yang dapat dilakukan dengan beberapa upaya seperti mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk dan pelayanan, memanfaatkan sosial media, platform jual beli online, toko penjual baju,organisasi dan komunitas untuk bekerjasama, meningkatkan kegiatan promosi dan pemasaran, mengevaluasi konsep business plan dan perencanaan strategi, mengadakan promo diskon, mengikuti even dan melakukan riset pasar, meningkatkan hubungan dengan

(18)

pelanggan, mengajak kerjasama dengan industri lain untuk membuat paket bundling, dan menambahkan nilai-nilai serta varian produk baru. Hasil dari analisis menggunakan matriks Internal-Eksternal (IE) menunjukkan bahwa Clothing JOVENS menempati posisi kuadran V yang merupakan wilayah dengan strategi mempertahankan dan memelihara (hold and maintain). Alternatif strategi yang tepat untuk diterapkan pada kuadran V adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.

4. Hasil yang didapatkan dari tahap keputusan menggunakan matriks QSPM menunjukkan bahwa strategi penetrasi pasar memiliki nilai yang tertinggi dibandingkan strategi pengembangan produk.

Maka dari itu strategi utama yang paling tepat untuk diterapkan oleh Clothing JOVENS adalah strategi penetrasi pasar. Sedangkan strategi penetrasi pasar yaitu merupakan upaya peningkatan pangsa pasar atau market share dari suatu produk atau jasa melalui

usaha-usaha pemasaran yang lebih besar.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. 2017. Strategi Manajemen Perubahan dalam Meningkatkan Disiplin di Perguruan Tinggi. Jurnal EduTech: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Ilmu Sosial, 3(1). UMSU, Sumatra Utara.

David, F. R. 2015. Manajemen Strategic: Suatu Pendekatan Keunggulan Bersaing–Konsep.

Salemba Empat. Jakarta.

David, F.R, 2017, Strategic Manajement (Manajemen Strategis Konsep), (ed. 16), Pearson.

Rangkuti, F, 2017 Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sugiyono, P. D. (2017), Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, dan R&D, Penerbit CV. Alfabeta.

Bandung.

Yin, R. K, 2015. Studi kasus: desain dan metode, Raja Grafindo Persada.

Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Pancam as Elite Karanglo mengalami masa pertumbuhan, maka strategi yang tepat dilakukan perusahaan adalah strategi (market development) perluasan pasar. Alat analisis yang d

Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha melakukan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru