SIMULASI RANCANG BANGUN ALAT HITUNG SEPEDA MOTOR
MEMANFAATKAN INFRAMERAH SEBAGAI
INPUT PADA PINTU GERBANG
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat Memproleh gelar Ahli Madya
DEDI M SEMBIRING 112408008
PROGRAM STUDI D3 FISIKA
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERSETUJUAN
Judul : SIMULASI RANCANG BANGUN ALAT HITUNG SEPEDA MOTOR MEMANFAATKAN
INFRAMERAH SEBAGAI INPUT PADA PINTU GERBANG
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : DEDI M SEMBIRNG
Nomor Induk Mahasiswa : 112408008 Program Studi : FISIKA D-III
Departemen : FISIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Diluluskan di Medan, Juli 214
Diketahui/Disetujui oleh Program Studi Fisika D-III
Ketua Pembimbing
( Dr.Susilawati, M.Si ) Junedi Ginting, M.Si
PERNYATAAN
SIMULASI RANCANG BANGUN ALAT HITUNG SEPEDA MOTOR MEMANFAATKAN INFRAMERAH SEBAGAI
INPUT PADA PINTU GERBANG
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa Laporan Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juli 2014
DEDI M SEMBIRING
PENGHARGAAN
Puji dan Syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang dengan limpah karunia-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas proyek dalam waktu yang telah ditetapkan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Junedi Ginting,M.Si, Selaku dosen pembimbing pada penyelesaian Tugas akhir ini, yang telah memberikan panduan dan perhatian kepada penulis untuk menyempurnakan tugas akhir ini. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada ketua program studi D3 Fisika Instrumentasi yaitu Ibu Dr. Susilawati, M.Si dan Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan FMIPA Universitas Sumatera Utara, dan kepada semua dosen pengajar dan staf pegawai di Departemen Fisika FMIPA USU.
Terimakasih juga penulis ucapkan teristimewa kepada orang tua penulis Ibunda tercinta yang telah banyak memberikan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis dalam
menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada teman penulis yang selalu memberikan doa dan membantu saya,. Dan kawan - kawan mahasiswa Fisika Instrumentasi yang tidak bias penulis sebutkan satu-persatu, khususnya stambuk 2011 sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik, Semoga kita semua tetap kompak dibawah balutan Ikatan Mahasiswa Instrumentasi (IMI) dan menjadi Alumni yg berhasil serta beramal. Sekali lagi Penulis mengucapkan banyak ribuan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dan mendukung, Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan
ABSTRAK
Rancang bangun peralatan ini di buat dalam bentuk diagram blok untuk mempermudah dan analisa peralatan. Diagram blok yang dibuat terdiri dari
Sensor pemancar, inframerah, sensor penerima, fotodioda, penguat, setabilisator,
Chimit trigger, counter, driver, dan display. Perancangan/Analisa dilakukan berdasarkan diagram blok yang ada yaitu inframerah dipasang berhadapan dengan fotodioda.
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujan i
Pernyataan ii
Penghargaan iii
Abstrak iv
Daftar isi v
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Batas Masalah 3
1.4 Manfaat Pembuatan Proyek 3
1.5 Tempat Penelitian 3
1.6 Sistematika Penulisan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Op - Amp 6
2.2 Terimpot (potensiometer) 11
2.3 Regulator 12
2.5 Decoder 16
2.5 Fotodioda 19
2.6 Counter 25
2.7 seven Segment 30
BAB III PERANCANGAN DAN SISTEM KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok 38
3.2.Perancangan Sensor pemancar dan sensor penerima 35
3.2.1 Perancangan penguat dan regulator 40
3.2.2 Perancangan counter pada driver seven segment 37
BAB IV PENGUJIAN RANGKAIAN 4.1 Pengujian Sensor pemancar, sensor penerima dan penguat 42
4.2 Pengujian counter pada driver seven segment 43
4.3 Perancangan rangkaian dan komponen 45
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 46
5.2 Saran 47
ABSTRAK
Rancang bangun peralatan ini di buat dalam bentuk diagram blok untuk mempermudah dan analisa peralatan. Diagram blok yang dibuat terdiri dari
Sensor pemancar, inframerah, sensor penerima, fotodioda, penguat, setabilisator,
Chimit trigger, counter, driver, dan display. Perancangan/Analisa dilakukan berdasarkan diagram blok yang ada yaitu inframerah dipasang berhadapan dengan fotodioda.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bumi dan ekosistemnya yang berkembang begitu pesat menghadirkan inovasi dan pemikiran yang lebih berkembang bagi manusianya. Pengembangan dan penataan bumi sebagai tempat tinggal manusia memberikan kita suatu kesimpulan yakni pengolahan struktur ruang dan bangun. Pengembangan berbagai jenis alat transportasi pada nyatanya mempermudah jangkauan manusia untuk mencapai suatu tempat. Dengan menggunakan kapal laut Colombus membuktikan bahwa bumi bulat, penemuan pesawat mengantarkan Neil Amstrong menuju bulan yang selama ini jauh dari jangkauan manusia.
Pada kehidupan sehari – hari di tengah masyarakat, kita juga tak lepas dari alat transportasi. Berbagai alat transportasi yang paling sering digunakan pada kehidupan sehari-hari yaki sepeda, sepeda motor, mobil, kereta api dan juga pesawat. Penggunaan alat transportasi ini ternyata memunculkan suatu problem baru yakni kebutuhan akan lokasi parkir.
Pada kenyataannya bertambah banyaknya jumlah kendaraan dari tahun ke tahun mengakibatkan kesulitan mencari lokasi parkir bagi pengendara sepeda motor maupun mobil. Namun seiring perkembangan jaman yang juga berkembang pesat kini telah dikembangkan sistem parkir dengan berbagai teknologi.
Inframerah adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio. Namanya berarti "bawah merah" (dari bahasa Latin infra, "bawah"), merah merupakan warna dari cahaya tampak dengan gelombang terpanjang. Dengan memanfaatkan inframerah pada sistem parkir sebagai penghitung jumlah kendaraan yang masuk dan keluar maka kendaraan di lokasi parkir lebih teratur dan tidak terlalu padat. Dengan demikian kendaraan yang diparkir akan lebih
teratur dan keluar/masuknya kendaraan akan lebih mudah.
Oleh karena itu Atas dasar pemikiran tersebut maka disini penulis mencoba untuk membuat sebuah simulasi perparkiran secara otomatis sehingga dengan demikian diharapkan alat yang akan dirancang oleh penulis dapat lebih menyempurnakan sistem parki yang telah ada selama ini maka dibuatlah tugas akhir dengan judul “SIMULASI RANCANG BANGUN ALAT HITUNG SEPEDA MOTOR MEMANFAATKAN INFRAMERAH SEBAGAI INPUT PADA PINTU GERBANG”.
1.2. Tujuan
Tujuan dilakukan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Merancang bangun suatu simulator yang dapat menghitung jumlah kendaraan roda dua dalam suatu sistem parkir apabila kendaraan roda dua tersebut melewati sensor yang di pasang di depan pintu gerbang sistem parkir
2. Memanfaatkan sinar infra merah sebagai sensor untuk menghitung jumlah kendaraan yang masuk/keluar dalam suatu lokasi perparkiran
1.3. Batasan Masalah
Adapun yang menjadi batasan masalah pada penelitian ini adalah:
2. Display angka yang menampilkan banyaknya tempat yang masih kosong adalah dengan menggunakan tampilang digital.
1.4. Manfaat Pembuatan Proyek
Manfaat yang diharapkan dari pembuatan proyek ini adalah:
1. Memodernisasi system parkir yang sudah ada selama ini sehingga menjadi lebih efisien. 2. Mempermudah penjaga parkir untuk mengetahui dengan pasti jumlah kendaraan yang
masuk dan keluar.
3. Memberikan informasi bagi pengendara dalam memilih tempat untuk memarkirkan kenderaannya di dalam sebuah lokasi perparkiran.
1.5. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Universitas Sumatera Utara Medan.
1.6. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat sistematika pembahasan bagaimana sebenarnya prinsip kerja dari
“SIMULASI RANCANG BANGUN ALAT HITUNG SEPEDA MOTOR MEMANFAATKAN INFRAMERAH SEBAGAI INPUT PADA PINTU GERBANG”
maka penulis menulis laporan ini dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. LANDASAN TEORI
Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian Teori pendukung itu antara lain tentang Op- Amp sebagai serta cara kerja dari photodioda,infrared.
BAB III. PERANCANGAN ALAT DAN SISTEM KERJA RANGKAIAN
Pada bagian ini akan dibahas perancangan dari alat, yaitu diagram blok dari rangkaian, skematik dari masing-masing rangkaian .
BAB IV. PENGUJIAN RANGKAIAN
Pada bab ini akan dibahas hasil analisa dari rangkaian dan sistem kerja alat, penjelasan dari rangkaian, penjelasan mengenai hubungan fotodioda terhadap display seven segment.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan dari pembahasan yang dilakukan dari tugas akhir ini serta saran apakah rangkaian ini dapat dibuat lebih efisien dan dikembangkan perakitannya pada suatu metode lain yang mempunyai sistem kerja yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Op – Amp (Penguat Operasional)
Penguat operasional (Op Amp) adalah suatu rangkaian terintegrasi yang berisi beberapa tingkat dan konfigurasi penguat diferensial yang telah dijelaskan di atas. Penguat operasional memilki dua masukan dan satu keluaran serta memiliki penguatan DC yang tinggi. Untuk dapat bekerja dengan baik, penfuat operasional memerlukan tegangan catu yang simetris yaitu tegangan yang berharga positif (+V) dan tegangan yang berharga negatif (-V) terhadap tanah (ground). Berikut ini adalah simbol dari penguat operasional:
Gambar 2.1 Op-Amp
Penguat operasional banyak digunakan dalam berbagai aplikasi karena beberapa keunggulan yang dimilikinya, seperti penguatan yang tinggi, impedansi m`sukan yang tinggi, impedansi keluaran yang rendah dan lain sebagainya. Berikut ini adalah karakteristik dari Op Amp :
1. Penguatan tegangan lingkar terbuka (open-loop voltage gain) AVOL = ∞−
2. Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO = 0
3. Hambatan masukan (input resistance) RI = ∞
4. Hambatan keluaran (output resistance) RO = 0
5. Lebar pita (band width) BW = ∞
Kondisi ideal tersebut hanya merupakan kondisi teoritis tidak mungkin dapat dicapai dalam kondisi praktis. Tetapi para pembuat Op Amp berusaha untuk membuat Op Amp yang memiliki karakteristik mendekati kondisi-kondisi di atas.
komperator adalah komponen elektronik yang berfungsi membandingkan dua nilai kemudian memberikan hasilnya, mana yang lebih besar dan mana yang lebih kecil. Komparator bisa dibuat dari konfigurasi open-loop Op Amp. Jika kedua input pada Op Amp pada kondisi open-loop, maka Op Amp akan membandingkan kedua saluran input tersebut. Hasil komparasi dua tegangan pada saluran masukan akan menghasilkan tegangan saturasi positif (+Vsat) atau saturasi negatif (-Vsat).
Sebuah rangkaian komparator pada Op Amp akan membandingkan tegangan yang masuk pada satu saluran input dengan tegangan pada saluran input lain, yang disebut tegangan referensi. Tegangan output berupa tegangan high atau low sesuai dengan perbandingan Vin dan Vref. Dan berikut adalah rangkaian komparator sederhana.
Vref di hubungkan ke +V supply, kemudian R1 dan R2 digunakan sebagai pembagi tegangan, sehingg nilai tegangan yang di referensikan pada masukan + op-amp adalah sebesar :
V = [R1/(R1+R2) ] * Vsupply
Op-amp tersebut akan membandingkan nilai tegangan pada kedua masukannya, apabila masukan (-) lebih besar dari masukan (+) maka, keluaran op-amp akan menjadi sama dengan – Vsupply, apabila tegangan masukan (-) lebih kecil dari masukan (+) maka keluaran op-amp akan menjadi sama dengan + Vsupply.
Secara umum prinsip kerja rangkaian komparator adalah membandingkan amplitudo dua buah sinyal, jika +Vin dan −Vin masing -masing menyatakan amplitudo sinyal input tak
membalik dan input membalik, Vo dan Vsat masing-masing menyatakan tegangan output dan
tegangan saturasi, maka prinsip dasar dari komparator adalah
+Vin ≥ −Vin maka Vo = Vsat+
+Vin < −Vin maka Vo = Vsat−
Keterangan: +Vin = Amplitudo sinyal input tak membalik (V)
−Vin = Amplitudo sinyal input membalik (V)
Vsat+ = Tegangan saturasi + (V) Vsat− = Tegangan saturasi - (V) Vo = Tegangan output (V)
Tipe IC LM324 merupakan IC Operational Amplifier, IC ini memiliki 4 buah Op-Amp yang
berfungsi sebagai comparator atau IC pembanding yang membandingkan 2 buah terminal inputan. Dan IC ini mempunyai tegangan kerja antara +5 Volt sampai +15 Volt untuk +Vcc dan -5 Volt sampai -15 Volt untuk –Vcc.
Keterangan:
− Pin 1, 7, 8, 14 (Output)
Merupakan sinyal output.
− Pin 2, 6, 9, 13 (Inverting Input)
Semua sinyal input yang berada di pin ini akan mempunyai output yang berkebalikan dari input.
− Pin 3, 5, 10, 12 (Non-inverting input)
Semua sinyal input yang berada di pin ini akan mempunyai output yang sama dengan input (tidak berkebalikan).
− Pin 4 (+Vcc)
Pin ini dapat beroperasi pada tegangan antara +5 Volt sampai +15 Volt.
− Pin 11 (GND)
Pin ini adalah sebuah Ground.
Komparator merupakan salah satu aplikasi yang memanfaatkan batas simpal terbuka operasional khusus yang memang difungsikan semata-mata untuk penggunaan ini dan agak berbeda dari penguat operasional lainnya dan umum disebut juga dengan komparator (bahasa Inggris: comparator).Komparator membandingkan dua
keluarannya untuk menunjukkan tegangan mana yang lebih tinggi dimana adalah tegangan
catu daya dan penguat operasional beroperasi di antara dan .
Penguat pembalik.Sebuah penguat pembalik menggunaka membalik dan menguatkan sebuah tegangan. Resistor Rf melewatkan sebagian sinyal
tersebut secara efektif mengurangi besar masukan. Ini mengurangi bati keseluruhan dari
penguat dan disebut dengan umpan balik negatif.
Di mana,
• (karena adalvirtual ground)
• Sebuah resistor dengan nilai , ditempatkan di
antara masukan non-pembalik dan bumi. Walaupun tidak dibutuhkan, hal ini mengurangi galat karena arus bias masukan.
Bati dari penguat ditentukan dari rasio antara Rf dan Rin, yaitu:
Tanda negatif menunjukkan bahwa keluaran adalah pembalikan dari masukan. Contohnya jika Rf adalah 10.000 Ω dan Radalah 1.000 Ω, maka nilai bati adalah -10.000Ω / 1.000Ω,
yaitu -10.
2.2Terimpot (Potensiometer)
Resistor tidak tetap adalah resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah. Jenisnya yang digunakan: Trimpot.
Trimpot adalah resistor yang nilai resistansinya dapat diubah-ubah dengan cara memutar porosnya dengan menggunakan obeng.
2.3 Regulator
Regulator tegangan adalah bagian power supply yang berfungsi untuk memberikan stabilitas output pada suatu power supply. Output tegangan DC dari penyearah tanpa regulator mempunyai kecenderungan berubah harganya saat dioperasikan. Adanya perubahan pada masukan AC dan variasi beban merupakan penyebab utama terjadinya ketidakstabilan pada power supply. Pada sebagian peralatan elektronika, terjadinya perubahan catu daya akan berakibat cukup serius. Untuk mendapatkan pencatu daya yang stabil diperlukan regulator tegangan. Regulator tegangan untuk suatu power supply paling sederhana adalah menggunakan dioda zener.
Gambar 2.5 Regulator 7805
IC regulator yang digunakan pada rangkaian ini adalah 7805 yang akan mengatur tegangan output, adapun kuat arus maksimum yang dapat dialirkannya adalah 1A dengan jangkau tegangan input 6 – 25 V.Regulator Tegangan Pada Power Supply regulator tegangan,regulator tegangan zener,regulator zener,teori regulator,fungsi regulator,rangkaian regulator,skema regulator,regulator power supply,membuat regulator,dasar regulator,rangkaian regulator zener,teori regulator tegangan,contoh regulator tegangan Rangkaian pencatu daya (power supply) dengan regulator diode zener pada gambar rangkaian diatas, merupakan contoh sederhana cara pemasangan regulator tegangan dengan dioda zener. Diode zener dipasang paralel atau shunt dengan L dan R .
pemasangan ini, diode zener hanya akan berkonduksi saat tegangan reverse bias mencapai tegangan breakdown dioda zener. Penyearah berupa rangkaian diode tipe jembatan (bridge) dengan proses penyaringan atau filter berupa filter-RC. Resistor seri pada rangkaian ini berfungsi ganda. Pertama, resistor ini menghubungkan C1 dan C2 sebagai rangkaian filter. Kedua, resistor ini berfungsi sebagai resistor seri untuk regulator tegangan (dioda zener). Diode zener yang dipasang dapat dengan sembarang dioda zener dengan tegangan breakdown misal dioda zener 9 volt. Tegangan output transformer harus lebih tinggi dari tegangan breakdown dioda zener, misalnya untuk penggunaan dioda zener 9 volt maka
2.4Schmit Trigger
Schmitt trigger merupakan suatu rangkaian yang dapat mendeteksi tegangan input yang
melintasi suatu peringkat tertentu. Selain itu schmitt trigger sangat berguna untuk pengkondisi sinyal
segitiga ataupun bentuk gelombang lainnya, maka output schmitt trigger akan menghasilkan suatu
keluaran gelombang segi empat dengan pinggiran naik dan pinggiran turun yang tajam.
adalah komparator dengan 2 nilai pembanding (upper trip point/UTP dan lower trip point/LTP). Bekerjanya sebagai berikut. Misalkan sinyal digital dimasukan ke schmitt triger. Pada saat sinyal berada di logika 1, maka output schmitt trigger harus 1 juga (tergantung jenis, apabila digital buffer input dan output sama, tapi untuk inverter, outputnya kebalikan input). Apabila sinyal tersebut mendapat gangguan noise sehingga level menjadi turun, maka selama levelnya masih diatas LTP, output akan tetap. Kebalikannya jika sinyal berada di logika rendah, pada saat sinyal mendapat noise dan level jadi naik, maka selama level tidak melebihi UTP, output akan tetap. Jadi schmitt triger akan menghilangkan pengaruh noise tersebut
Output akan tetap pada keadaan yang diberikan sampai masuknya melebihi tegangan referensi, misalnya bila keluarannya mengalami kejenuhan positif, maka tegangan referensinya adalah +B.vjen tegangan masukan B.vjen harus dinaikkan lebih sedikit dari +B.vjen dengan demikian tegangan kesalahannya berbalik polaritas dengan tegangan keluarannya beralih kekeadaan rendah pada. B.vjen. Sebaliknya, bila keluarannya ada pada keadaan negatif, maka akan tetap negatif sampai tegangan masuknya menjadi lebih negatif dari pada B.vjen. Pada saat itu keluarannya beralih dari negatif ke positif. Umpan balik positif mengakibatkan efek yang tidak wajar pada rangkaian, dimana ia menguatkan tegangan referensi. Agar mempunyai polaritas yang sama dengan tegangan keluaran. Tegangan referensi menjadi positif bila keluaran tinggi dan negatif bila keluaran rendah
2.5Decoder
g. Jalur LT (Lamp Test) yang berfunsi untuk menyalakan semua led pada penampil 7 segmen, jalur LT akan aktif pad saat diberikan logika LOW pad jalut LT tersebut. Jalur RBI (Riple Blanking Input) yang berfungsi untuk menahan sinyal input (disable input), jalur RBI akan aktif bila diberikan logika LOW. Jalur RBO (Riple blanking Output) yang berfungsi untuk menahan data output ke penampil 7 segmen (disable output), jalur RBO ini akan aktif pada sat diberikan logika LOW. Dalam aplikasi decoder, ketiga jalur kontorl (LT, RBI dan RBO) harus diberikan logika HIGH dengan tujuan data input BCD dapat masuk dan
penampil 7 segmen dapat menerima data tampilan sesuai data BCD yang diberikan pada jalur input. Rangkaian Aplikasi Dekoder BCD Ke 7 Segmen Common Anoda (IC 7414) TTL BCD to 7 Segment Decoder CA,decoder BCD ke 7 segmen,aplikasi dekoder bcd ke 7
segmen,driver penampil 7 segmen,konfigurasi penampil 7 segmen,IC 7447,rangkaian
IC7447,konfigurasi IC 7414,fungsi dekoder BCD ke 7 segment,skema IC7447,skema driver 7 segmen comon anoda,rangkaian driver 7 segmen common anoda,driver display common anoda,fungsi pin 7414,fungsi kaki ic 7414
Rangkaian Aplikasi Dekoder BCD Ke 7 Segmen Common Anoda (IC 7414).
Decorder jenis ini seringkali didesain sedemikian rupa sehingga jika ada kode kode yang tidak di aplikasikan ke masukkan maka tidak satupun saluran keluaran akan diaktifkan .Decorder ini dapat disebut dengan juga decorder 3 ke 8 saluran , karena decorder ini memiliki 3 saluran masukkan dan 8 saluraan keluran .Decorder ini dapat disebut juga decorder biner ke oktal , atau konverter , karena decorder ini mengabil 3-bit biner dari kode masukkan dan mengaktivkan 1 dan 8(oktal) keluaran bersesuaian kepada kode tersebut.Decorder ini juga menunjukkan sebuah decorder 1 ke 8 , karena hanya 1 dan 8 keluaran yang aktif pada sutu saat.
Demultipelixer dapat digunakkan sebagai digital decorder . Suatu digital decorder mempunyai keluaran 2� dan masukkan n . hanya keluaran yang mempunyai hubungan dengan bilangan biner pada bagian masukkan yang akan diaktifkan demultipixer digunakan sebagai 4 line to 16 line decorder dengan cara menghubungkan kedua masukkan G menjadi LOW .Kemudian keluaran yang berhubungan dengan masukkan SELECT adalah LOW , Dan semua keluaran Suatu decorder 3 line to 8 line dapat dibuat dari 74155. prosessor mengirim sinyal pengendali yang menunjukkan bahwa siklus sekarang ini hanya untuk mengakses alat-alat I/O. masukan keluaran yang dipetakan dalam memori memungkinkan prosessor menggunakan intruksi yang sama untuk alih memori seperti yang digunakan untuk alih masukan keluaran.Ada tiga metode pengendalian masukan keluaran yang akan dibahas dalam bagian
cepat bagi pengolahan yang membutuhkan transfer data langsung dari memori seperti Disk drive dan CRT.Biner adalah sistem nomor yang digunakkan oleh perangkat digital seprti komputer , pemutar cd ,dll biner berbasis 2 , tidak seperti menhitung sistem desimal yang basiBinary Digit, dan 10 (desimal) Dengan kata lain hanya memiliki 2 angka yang berbeda (0 dan 1) untuk menunjukkan nilai, tidak seperti Desimal yang memiliki 10 angka(o,1,2,3,4,5,6,7,8 dan 9).contoh dari bilangan biner:10011100 seperti yang dilihat hanya Dengan kata lain jika tegangan rendah maka akan mewakili 0 (off), dan jika tegangan yang tinggi akan mewakili 1 (On).Konversi biner ke desimal Untuk mengkonversi biner ke desimal adalah sangat sederhana dan dapat dilakukan seperti yang ditunjukkan di bawah ini:Misalkan kita ingin mengkonversi nilai 8 bit 10011101 menjadi nilai desimal, kita dapat menggunakan rumus seperti di bawah ini bahwa:
128 64 32 16 8 4 2 1
1 0 0 1 1 1 0 1
Dengan numeri terbalik. Untuk mengkonversi, Anda hanya mengambil nilai dari baris atas di mana ada angka 1 di bawah, dan kemudian menambahkan nilai-nilai . IC LM324 merupakan komponen elektronik yang berfungsi sebagai penguat tegangan atau penguat signal atau sebagai amplifier. IC LM324 umumnya dikenal dengan Op Amp (Operational Amplifier). Bentuk fisik dan simbol IC LM324 dapat dilihat pada gambar dibawah ini
2.6 Fotodioda
Fotodioda persambungan p-n bertegangan balik disinari, maka arus akan berubah secara linier dengan kenaikan fluks cahaya yang dikenakan pada persambungan tersebut.
Fotodioda terbuat dari bahan semikonduktor. Biasanya yang dipakai adalah silicon (Si) atau gallium arsenide (GaAs), dan lain-lain termasuk indium antimonide (InSb), indium arsenide (InAs), lead selenide (PbSe), dan timah sulfide (PBS). Bahan-bahan ini menyerap cahaya melalui karakteristik jangkauan panjang gelombang, misalnya: 250 nm ke 1100 untuk
nm silicon, dan 800 nm ke 2,0 μm untuk GaAs.
Dioda foto adalah jenis diode biasa, kompone yang dapat dideteksi oleh diode foto ini mulai dari cahaya umum secara otomatis, pengukur cahaya pada kamera serta beberapa peralatan di bidang medis.
Alat yang mirip dengan Dioda foto adalah Transistor foto (Phototransistor) base-collector untuk menerima cahaya.
Komponen ini mempunyai sensitivitas yang lebih baik jika dibandingkan dengan Dioda Foto. Hal ini disebabkan karen injeksikan di bagian Base dan diperkuat di bagian Kolektornya. Namun demikian, waktu respons dari Transistor-foto secara umum akan lebih lambat dari pada Dioda-Foto.
pada kondisi reverse bias dimana resistansi dari photo dioda akan turun seiring dengan intensitas cahaya yang masuk.
Komponen ini mempunyai sensitivitas yang lebih baik jika dibandingkan dengan diodapeka cahaya. Hal ini disebabkan karena electron yang ditimbulkan oleh foton cahaya pada junction ini diinjeksikan di bagian Base dan diperkuat di bagian kolektornya. Namun demikian,waktu respons dari transistor foto secara umum akan lebih lambat dari pada dioda peka cahaya.
Jika photo dioda tidak terkena cahaya, maka tidak ada arus yang mengalir ke rangkaian pembanding, jika photo dioda terkena cahaya maka photodiode akan bersifat sebagai tegangan, sehingga Vcc dan photo dioda tersusun seri, akibatnya terdapat arus yang mengalir ke rangkaian pembanding.Fotodioda terbuat dari bahan semikonduktor yaitu silicon (Si), atau Galium Arsenida, dan yang lain adalah Insb, InAs, PbSe. Material-material ini meyerap cahaya dengan karakteristik panjang gelombang mencangkup: 2500 Å – 11000 Å untuk silicon, 8000 Å – 20,000 Å untuk GaAs.
Ketika sebuah photon (satu satuan energi dalam cahaya) dari sumber cahaya diserap, hal tersebut membangkitkan suatu elektron dan menghasilkan sepasang pembawa muatan tunggal, sebuah elektron dan sebuah hole, di mana suatu hole adalah bagian dari kisi-kisi semikonduktor yang kehilangan elektron. Arah Arus yang melalui sebuah semikonduktor adalah kebalikan dengan gerak muatan pembawa.cara tersebut didalam sebuah photodiode digunakan untuk mengumpulkan photon – menyebabkan pembawa muatan (seperti arus atau tegangan) mengalir/terbentuk di bagian-bagian elektroda.
Prinsip kerja photodioda :
1. Cahaya yang diserap oleh photodiode 2. Terjadinya pergeseran foton
4. Electron menuju [+] sumber & hole menuju [-] sumber 5. Sehingga arus akan mengalir di dalam rangkaian
Saat photodiode terkena cahaya, maka akan bersifat sebagai sumber tegangan dan nilai resistansinya akan menjadi kecil. Saat fotodiode tidak terkena cahaya, maka nilai resistansinya akan besar atau dapat diasumsikan tak hingga.
Setiap warna bisa disusun dari warna dasar.Untuk cahaya, warna dasar penyusunnya adalah warna Merah, Hijau dan Biru, atau lebih dikenal dengan istilah RGB (Red-Green-Blue). Perancangan dan Pembuatan Sensor Sistim sensor yang digunakan adalah sensor warna. Rangkaian sensor terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian pemancar cahaya dan penerima cahaya.
Rangkaian pemancar terdiri dari resistor sebagai pembatas arus serta LED sebagai piranti yang memancarkan cahaya. Sedangkan rangkaian penerima terdiri dari resistor sebagai pull-up tegangan dan photodioda sebagai piranti yang akan menerima pantulan cahaya LED obyek. Rangkaian komparator akan membandingkan tegangan input dari sensor dengan tegangan referensi untuk menghasilkan logika ’0′ dan ’1′ untuk memb edakan warna merah dan warna hijau.
LED akan memancarkan cahaya ke obyek dan photodioda akan menerima cahaya yang dipantulkan oleh obyek tersebut. Intensitas cahaya yang diterima oleh photodioda akan mempengaruhi nilai reistasinya. Obyek berupa Warna merah dan Warna biru akan memantulkan cahaya dengan intensitas yang berbeda. Warna merah akan memantulkan cahaya dengan intensitas yang lebih tinggi daripada Warna hijau, sehingga nilai resistansinya akan berbeda.
merah atau Warna hijau akan dideteksi oleh rangkaian komparator. Tegangan referensi dapat diatur dengan memutar variabel resistor.untuk dapat membedakan Warna merah atau Warna hijau, nilai tegangan referensi diatur sehingga memiliki nilai diantara nilai tegangan output dari photodioda saat menerima pantulan cahaya dari obyek.
Untuk mendeteksi warna merah maka digunakan sensor photodioda yang disinari dengan LED superbright warna merah. Pada saat photodioda menerima pantulan cahaya dari Warna merah, nilai tegangan output pada photodioda akan lebih kecil dari tegangan referensi, sehingga output dari komparator akan bernilai “0”. Sedangkan saat photodioda menerima pantulan cahaya dari Warna hijau, nilai tegangan outputnya akan lebih besar dari tegangan referensi, sehingga output dari komparator bernilai “1”. Sebaliknya, Untuk mendeteksi warna hijau maka digunakan sensor photodioda yang disinari dengan LED superbright warna hijau.
Pada saat photodioda menerima pantulan cahaya dari Warna hijau, nilai tegangan output pada photodioda akan lebih kecil dari tegangan referensi, sehingga output dari komparator akan bernilai “0”. Sedangkan saat photodioda menerima pantulan cahaya dari Warna merah, nilai tegangan outputnya akan lebih besar dari tegangan referensi, sehingga output dari komparator bernilai “1”.
Fotodioda berbeda dengan dioda biasa. Jika fotodioda persambungan p-n bertegangan balik disinari, maka arus akan berubah secara linier dengan kenaikan fluks cahaya yang dikenakan pada persambungan tersebut. Berdasarkan hal tersebut dapat dibuat alat untuk mendeteksi intensitas cahaya dengan memanfaatkan karakteristik fotodioda sebagai salah satu alternatif pendeteksi intensitas cahaya.
yang dihasilkan fotodioda berubah berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari sumber cahaya dengan arus lampu tetap.
Karakteristik photo dioda
1. Photodioda mempunyai respon 100 kali lebih cepat daripada phototransistor
2. Dikemas dengan plastik transparan yang juga berfungsi sebagai lensa. Lensa tsb lebih dikenal sebagai ‘lensa fresnel’ dan ‘optical filter’
3. Penerima infra merah juga dipengaruhi oleh ‘active area’ dan ‘respond time’.
2.7Counter
Counter merupakan rangkaian logika pengurut, karena counter membutuhkan karakteristik memori, dan pewaktu memegang peranan yang penting. Counter digital mempunyai karakteristik penting yaitu sebagai berikut :
1. Jumlah hitungan maksimum (modulus N-counter)
2. Menghitung ke-atas atau ke-bawah (up atau down - counter) 3. Operasi asinkron atau sinkron
4. Bergerak bebas atau berhenti sendiri
Sebagaimana dengan rangkaian sekuensial yang lain, untuk menyusun counter digunakan flip-flop. Counter dapat digunakan untuk menghitung banyaknya clock-pulsa dalam waktu yang tersedia (pengukuran frekuensi), Counter dapat juga digunakan untuk membagi frekuensi dan menyimpan data.
Down proses yang akan dilakukan. Contoh rangkaian up/down counter yang disusun dari synchronous counter 4 bit dapat dilihat pada gambar rangkaian berikut.
Gambar 2.7Rangkaian up down
Rangkaian up/down counter diatas merupakan counter synchronous 4 bit yang disusun dengan JK-FF. Proses hitung naik (count up) akan terjadi apabila jalur input Up/Down diberikan logika HIGH dan akan melakukan hitung mundur (count down) apabila jalur input
up/down tersebut diberikan input LOW.
Bagian up counter dari rangkaian up/down counter diatas nampak jelas terpisahsetelah jalur input up/down diberikan logika input HIGH. Sehingga terlihat jelas susunan synchronous up counter 4 bit pada rangkaian up/down counter diatas. Kemudian bagian down counter juga terlihat jelas terpisah setelah input up/down diberikan input logika LOW.
Contoh : 0-1-2-3-4-5-6-7-0-1-2-….
Sedangkan Down Counter adalah Counter yang dapat menghitung secara berurutan dari bilangan terbesar ke bilangan terkecil.
2.6.2 Contoh Up Down counter 3 bit.
Tabel PS/NS untuk Up dan Down Counter 3 bit seperti ditunjukan pada Tabel :
Gambar 2.8
Rangkaian Up/Down Counter merupakan gabungan dari Up Counter dan Down Counter. Rangkaian ini dapat menghitung bergantian antara Up dan Down karena adanya input eksternal sebagai control yang menentukan saat menghitung Up atau Down. Pada gambar ditunjukkan rangkaian Up/Down Counter Sinkron 3 bit. Jika input CNTRL bernilai ‘1’ maka Counter akan menghitung naik (UP), sedangkan jika input CNTRL bernilai ‘0’, Counter akan menghitung turun (DOWN).Untuk membuat sebuah rangkaian Up Counter, lakukan langkah-langkahsintesa rangkaian yang telah dijelaskan sebelumnya. Dari hasil persamaan logikaberdasarkan Tabel PS/NS di atas didapatkan rangkaian seperti di bawah ini
Berdasarkan Tabel, dapat dilihat bahwa Down Counting merupakan kebalikan dari Up Counting, sehingga rangkaiannya masih tetap menggunakan rangkaian Up Counter, hanya outputnya diambilkan dari Q masing-masing Flip-flop. Bentuk rangkaian Down Counter adalah seperti gambar di bawah ini :
Gambar 3.0 Counter down
IC 74LS192 dilengkapi juga dengan pin keluaran CO (Carry Out) dan BO (Borrow
Out) yang masing-masing adalah normally high dan bekerja secara terpisah. Transisi keluaran
desimal dari 9 ke 0 (counting up) men-trigger pin CO mengeluarkan pulsa 0 ke 1 (Low to
High). Sebaliknya transisi desimal dari 0 ke 9 (counting down), men-trigger pin BO
mengeluarkan pulsa 0 ke 1. Dengan demikian kedua keluaran ini dapat dipakai sebagai
trigger clock untuk tingkat
Komponen utama IC 74LS192 adalah sebuah up/down decade counter, yaitu
sebuah komponen yang dapat melakukan pencacahan sampai 10 (0 sampai 9) naik dan turun. Komponen 16 pin ini cukup banyak dapat dijumpai di toko komponen elektronika. 74LS192 dibangun dengan beberapa flip-flop JK dan gerbang-gerbang logik. Transisi logik dari 0 ke 1
(Low to High) pada pin UP (pin 5), menyebabkan keluaran BCD (binary code decimal)
kode biner 4 bit QD .. QA me-representasikan kode desimal dari 0 hingga 9. pencacahan berikutnya. Seperti contoh pada rangkaian-1 di bawah ini, 2 buah IC 74LS192 di-cascade
untuk membuat pencacah nilai satuan dan puluhan. Pembaca dengan mudah tentu dapat melanjutkannya jika perlu membuat pencacah tingkat berikutnya untuk nilai ratusan, ribuan dan seterusnya.
Komponen utama IC 74LS192 adalah sebuah up/down decade counter, yaitu sebuah komponen yang dapat melakukan pencacahan sampai 10 (0 sampai 9) naik dan turun. Komponen 16 pin ini cukup banyak dapat dijumpai di toko komponen elektronika. 74LS192 dibangun dengan beberapa flip-flop JK dan gerbang-gerbang logik. Transisi logik dari 0 ke 1 (Low to High) pada pin UP (pin 5), menyebabkan keluaran BCD (binary code decimal) QA,QB,QC dan QD menaik 1 digit. Demikian juga jika ada transisi logik 0 ke 1 pada pin DN (pin 4), menyebabkan keluaran BCD turun 1 digit. Ada baiknya jika dijelaskan sedikit tentang aturan dari BCD seperti yang ada pada tabel disebelah ini. Pada tabel ini ditunjukkan
kode biner 4 bit QD .. QA me-representasikan kode desimal dari 0 hingga 9.
2.8 Seven Segment
Gambar 3.1 Karakter Angka Pada Display 7 Segment
Penampil tujuh segmen merupakan susunan dari beberapa LED yang disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan konstruksi seperti diatas. LED-LED penyusun penampil tujuh segmen memiliki batas maksimal mengalirkan arus dari katoda ke anoda pada umumnya, sehingga pada penerapannya penempil tujuh segmen diberi pembatas arus berupa resistor yang dipasang seri padanya.
Display 7 segment merupakan komponen yang berfungsi sebagai penampil karakter angka dan karakter huruf. Display 7 segment sering juga disebut sebgai penampil 7 ruas. Pada display 7 segment juga dilengkapi karakter titik (dot) yang sering dibutuhkan untuk karakter koma atau titik pada saat menampilkan suatu bilangan. Display 7 segment terdiri dari 7 penampil karakter yang disusun dalam sebuah kemasan sehingga dapat menampilkan karakter angka dan karakter huruf.
Terdapat 7 buah penampil dasar dari LED (Light Emiting Diode) yang dinamakan karakter A-F dan karakter dot. Bentuk susunan karakter penampil karakter A-F pada display 7 segmen dapat dilihat pada gambar berikut.
a
b f
e
d c g
Gambar 3.2Bentuk Susunan Karakter Display 7 Segment
anoda untuk mengaktifkan karakter display 7 segment diperlukan logika low (0) pada jalur A-F dan DP dan sebaliknya untuk display 7 segment common cathoda (CA). Penampil tujuh segmen jenis anoda bersama dan jenis katoda bersama yang konstruksi internalnya ditunjukan dalam gambar berikut.
Gambar 3.3 Rangkaian Internal Display 7 Segment Common Cathoda
Untuk menggunakan peraga/penampil 7 segmen katoda bersama (common cathoda) maka pin A – G penampil 7 segment harus diberikan input berupa tegangan DC positif kemudian terminal common pada penampil 7 segmen dihubungkan ke ground. Kemudian untuk mengoperasikan penampil 7 segmen anoda bersama (common anoda) maka terminal input A – G pada penampil 7 segmen harus dihubungkan ke ground kemudian terminal common dihubungkan ke sumber tegangan DC positif.
Gambar 3.4Rangkaian Internal Display 7 Segment Common Anoda
digunakan dalam jam digital, meter elektronik, dan piranti elektronik yang lain. Gambar 3.1 memperlihatkan bentuk fisik dan layout dasar penampil seven segment. Penampil seven segment terdiri atas 8 LED yang disusun seperti dalam Gambar 3.1(b). Setiap LED diidentifikasi sebagai huruf a, b, c, d, e, f, g, yang dimulai dari huruf a di sebelah atas. Di sebelah kanan terdapat satu LED tambahan yang digunakan sebagai koma (dp).
Decorder jenis ini seringkali didesain sedemikian rupa sehingga jika ada kode kode yang tidak di aplikasikan ke masukkan maka tidak satupun saluran keluaran akan diaktifkan .Decorder ini dapat disebut dengan juga decorder 3 ke 8 saluran , karena decorder ini memiliki 3 saluran masukkan dan 8 saluraan keluran .Decorder ini dapat disebut juga decorder biner ke oktal , atau konverter , karena decorder ini mengabil 3-bit biner dari kode masukkan dan mengaktivkan 1 dan 8(oktal) keluaran bersesuaian kepada kode tersebut.Decorder ini juga menunjukkan sebuah decorder 1 ke 8 , karena hanya 1 dan 8 keluaran yang aktif pada sutu saat.
Demultipelixer dapat digunakkan sebagai digital decorder . Suatu digital decorder mempunyai keluaran 2� dan masukkan n . hanya keluaran yang mempunyai hubungan
alat-alat I/O. masukan keluaran yang dipetakan dalam memori memungkinkan prosessor menggunakan intruksi yang sama untuk alih memori seperti yang digunakan untuk alih masukan keluaran.Ada tiga metode pengendalian masukan keluaran yang akan dibahas dalam bagian
Teknik pemilihan saluran memiliki dua keterbatasan yaitu pemborosan waktu prosessor waktu dan lambat. Diperlukan suatu cara agar alat yang membutuhkan pelayanan dapat segera dilayani tanpa menunggu gilirannya tiba. Prosedur ini dinamakan interrupt Teknik interupsi menjamin tanggapan paling cepat yang mungkin terhadap alat masukan – keluaran. Akan tetapi pelayanan ini masih melibatkan perangkat lunak. Hal inidirasa masih kurang cepat bagi pengolahan yang membutuhkan transfer data langsung dari memori seperti Disk drive dan CRT.Biner adalah sistem nomor yang digunakkan oleh perangkat digital seprti komputer , pemutar cd ,dll biner berbasis 2 , tidak seperti menhitung sistem desimal yang basiBinary Digit, dan 10 (desimal) Dengan kata lain hanya memiliki 2 angka yang berbeda (0 dan 1) untuk menunjukkan nilai, tidak seperti Desimal yang memiliki 10 angka(o,1,2,3,4,5,6,7,8 dan 9).contoh dari bilangan biner:10011100 seperti yang dilihat hanya Dengan kata lain jika tegangan rendah maka akan mewakili 0 (off), dan jika tegangan yang tinggi akan mewakili 1 (On).Konversi biner ke desimal Untuk mengkonversi biner ke desimal adalah sangat sederhana dan dapat dilakukan seperti yang ditunjukkan di bawah ini:Misalkan kita ingin mengkonversi nilai 8 bit 10011101 menjadi nilai desimal, kita dapat menggunakan rumus seperti di bawah ini bahwa:
128 64 32 16 8 4 2 1
Dengan numeri terbalik. Untuk mengkonversi, Anda hanya mengambil nilai dari baris atas di mana ada angka 1 di bawah, dan kemudian menambahkan nilai-nilai . IC LM324 merupakan komponen elektronik yang berfungsi sebagai penguat tegangan atau penguat signal atau sebagai amplifier.
Salah satu cara untuk menghasilkan sinyal-sinyal pengendali dari suatu seven segment display yaitu dengan menggunakan sebuah sevent-segment decoder. Seven-segment decoder menbutuhkan 4 input sebagai angka berbasis heksadesimal yang dinyatakan dalam bahasa mesin
(bilangan berbasis biner) kemudian sinyal-sinyal masukan tersebut akan “diterjemahkan” decoder ke dalam sinyal-sinyal pengendali seven-segment display. Sinyal-sinyal pengendali berisi 7 sinyal yang setiap sinyalnya mengatur aktif-tidaknya setiap LED.Selanjutnya kita akan mencoba merancang sebuah hex to seven-segment decoderuntuk seven-segment berjenis common-cathode, yakni seven-segment yang setiap LED nyaaktif jika diberi sinyal HIGH atau 1. Gambar ilustrasi dan tabel kebenaran dari dekodertersebut adalah sebagai berikut.
Gambar 3.5 Decoder Ke 7 segment
BAB III
PERANCANGAN ALAT DAN SISTEM KERJA RANGKAIAN
3.1 Diagram Blok
Secara garis besar, blok rangkaian dari alat hitung sepeda motor otomtis ditunjukkan pada gambar dibawah ini:
Sensor pemancar
Sensor
penerima Penguat Regulator PembentukSinyal
Counter Driver
Display
Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian
3.2. Perancangan sensor pemancar dan sensor penerima
vcc
+
11 1K
1K 1K
1K 1OK
5V
LM324 2
3 1
4
4148 0,1nf
vcc
10u
Gambar 3.2. Rangkaian sensor inframerah dan fotodioda
Sensor inframerahberfungsi sebagai pemancar cahaya dan fotodioda sebagai sensor cahaya yang dapat mengubah besaran cahaya menjadi besaran listrik. Cahaya yang dapat dideteksi oleh fotodioda ini mulai dari cahaya infra merah, cahaya tampak, ultra ungu sampai dengan sinar-X .
3.2.1 Perancangan penguat dan regulator
Gambar 3.2.1 Rangkaian penguat dan regulator
3.3.1 Perancangan counter pada driver seven segment
Gambar 3.3.1 Perancangan counter pada driver seven segment
Seven segement yang digunakkan adalah Commonanoda, disini semua anoda dari dioda disatukan secara parallel dan semua itu dihubungkan ke vcc dan kemudian led dihubungkan melalui tahanan pembatasarus keluar dari penggerak. Karena dihubungkan ke vcc, maka Common anoda ini berada pada kondisi aktif high.Counter sebagai penghitung besaran yang diterima oleh sensor penerima
BAB IV
PENGUJIAN RANGKAIAN
1.1Pengujian sensor pemancar,sensor penerima dan penguat
vcc
Gambar.4.1 Rangkaian inframerah,fotodioda dan op-amp
1.2Pengujian counter pada driver seven segment
Gambar 4.2 Rangkaian counter pada driver seven segment
Display digital berfungsi mengubah/menerjemahkan decoder ( bilangan biner ) ke dalam seven-segment ,dan seven segment mengubah decoder ( bilangan biner ) menjadi bentuk decimal.Sevent segmen dapat menampilkan angka decimal dan beberapa karakter tertentu melalui kombinasi LED ( light Emiting Diode ). Dengan cara diberikan masukan input A,B,C dan D bernilai 0,maka output keluaran ( seven-segment ) segment yang hidup
a,b,c,d,e dan f dan berkarakter
Sebagai contoh, untuk menampilkan angka 6, bagian-bagian c,d,e,f, dan g akan menyala, sedangkan bagian a dan b tidak menyala. Sebuah decorder/penggerak ke -7 segment digunakan untuk menerima masukan decoder 4-bit dan memberikan keluaran yang akan melewatkan arus melalui segment untuk menampilkan angka desimal.. Setiap segment terdiri dari 1 atau 2 led.
decorder/penggerak ā, f,g,c,dan d akan digerakkan low (dihubungkan ke ground),
memungkinkan arus melalui bagian led a,f,g,i,dan d; yang akan menampilkan angka 5. Keluaran b dan e akan high (open),sehingga bagian led b dan e tidak dapat terhubung.
Tabel.4.2 Tampilan pada display digital
Counter Driver Display
D C B A
0 0 0 0 0
1 0 0 0 1
2 0 0 1 0
3 0 0 1 1
4 0 1 0 0
5 0 1 0 1
6 0 1 1 0
7 0 1 1 1
8 1 0 0 0
1.3Pengujian Rangkaian dan komponen
Gambar 4.3 Rangakaian alat hitung sepeda motor
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil kerja alat dapat diambil beberapa kesimpulan dalam penelitian ini. Kesimpulan yang diambil oleh penulis adalah:
1. Jika fototransistor terhalangi maka tidak terjadi konduksi(sinyal listrik)..Hasil pengujian yang di perolehjika foto transistor tidak menerima sinyal inframerah 3.14 volt.
2. Jika fototransistor tidak terhalangi maka akan terjadi konduksi (sinyal listrik) Hasil pengujian yang di peroleh jika foto transistor menerima sinyal inframerah 0.10 volt. 3. Jika fototransistormenerima sinyal inframerah hal ini akan di counter dan display
ditampilkan angka 1 artinya sepeda motor yang masuk ada satu
5.2 Saran
Setelah melakukan penelitian ini diperoleh beberapa hal yang dapat di jadikan saran untuk dapat melakukan penelitian lebih lanjut,yaitu:
1. Dalam desain ini supaya pengerjaan rangkaian tidak menjadi rumit di sarankan mengunakan mikrokontroler
DAFTAR PUSTAKA
Poerwanto juliza. Instrumentasi&alat ukur .edisi 1.geraha ilmu
Yogyakarta,2008.
Saludin muis. Tekhnik digital dasar .edisi 1.Geraha ilmu ,Erlangga
Yogyakarta,2007.
A.N Afandi.2010,operasi sistem tenaga listrik.edisi 1 . penerbit garha media
Yogyakarta,2010.
Muis saludin. Tekhnik digital. Edisi 1 . penerbit ANDI
Jakarta ,2007.