• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perhatian orang tua dalam upaya pembentuka kepribadian anak (studi penelitian di Rw.04 kel Gondrong Kec. Cipondoh Kota Tangerang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perhatian orang tua dalam upaya pembentuka kepribadian anak (studi penelitian di Rw.04 kel Gondrong Kec. Cipondoh Kota Tangerang)"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

PERHATIAN ORANG TUA DALAM UPAYA PEMBENTUKAN

KEPRIBADIAN ANAK

(Studi Penelitian di RW.04 Kel. Gondrong Kec. Cipondoh Kota Tangerang)

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Skripsi

Oleh:

Syarif Hidayatullah NIM : 106011000195

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH & KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Perhatian Orang tua dalam Upaya Pembentukan Kepribadain Anak.

Penelitian lapangan (field Research) ini menjadi salah satu pendekatan keilmuan dalam menyelesaikan problematika keluarga yaitu pada aspek pembentukan kepribadian anak. Kaitannya dengan tujuan penelitian dalam hal ini adalah untuk mengetahui fungsi perhatian orang tua kepada anak, untuk mengetahui upaya yang dilakukan orang tua dalam membentuk keparibadian anak, unutk mengetahui hubungan perhatian orang tua dengan pembentukan kepribadian anak.

Data dikumpulkan melalui observasi, penyebaran angket, dan wawancara mendalam. Data dianalisis secara pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Subjek penelitian orang tua, dan setting penelitian lokasinya yaitu, Rw. 04 Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang. Populasi yang diteliti berjumlah 591, responden berjumlah 50 orang, dan 20% dari sampel diwawancarai secara mendalam.

Perhatian orang tua adalah upaya atau sikap orang tua mencurahkan waktu dan ruang dengan penuh kesadaran dengan cara memberikan kebutuhan-kebutuhan anak baik kebutuhan-kebutuhan fisik jasmaniah maupun kebutuhan-kebutuhan mental rohaniah serta menciptakan keadaan dan suasana di dalam rumah yang dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan pribadi anak secara baik. Bentuk perhatian orang tua yang dibutuhkan anak diantaranya yaitu; memberikan kebutuhan pokok jasmaniah, memberi kebutuhan agama (keimanan), memberi kebutuhan kasih dan sayang, memberi rasa aman, memberi rasa penerimaan dan memberi rasa ingin tahu (pendidikan akal). Dari perhatian orang tua yang dibutuhkan anak tersebut diharapkan terbentuk kepribadian anak yaitu; bersikap terbuka, mudah bergaul, percaya diri, mandri, ekspresif dan ceria.

Berdasarkan analisa temuan lapangan dapat disimpulkan bahwa perhatian orang tua di wilayah Rw. 04 Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang cukup tinggi sehingga tinggi pula implikasinya terhadap pembentukan kepribadiana anak. Hal ini bisa dilihat dari hasil temuan lapangan mengenai kepribadian anak yang terbentuk dari perhatian yang diberikan orang tua bahwa kerpibadian anak-anak di wilayah tersebut yaitu sikap anak baik ketika di rumah dan di luar rumah, sikap anak baik, hormat dan patuh kepadan orang tua, anak tertarik belajar agama Islam, anak mengerjakan tugasnya sendiri, anak rajin melaksanakan ibadah sholat, puasa dan mengaji, dan anak dapat membaca al-Qur’an dengan baik.

(5)

LEMBAR PERSEMBAHAN

Syukur Alhamdulillah, Puji-pujian hanya milik Illahi Robbi yang telah melimpahkan

Karunia, Rahmat dan Hidayah-Nya.

Tanpa ke-Ridhoan-Mu hamba tidak mungkin mampu menyelesaikan tugas ini.

Karya ilmiah ini ku persembahkan untuk Ibu dan Bapak tercinta

Semoga Allah selalu menyayangi beliau….amin.

Untuk kaka-kaka ku tercinta terima kasih do’a dan dukungannya

Untuk adik-adik ku semoga kalian menjadi orang yang sukses dunia akhirat.

Untuk Teh Icha yang selalu mendukung dan medo’akan dalam penulisan skripsi ini.

Tanpa kalian penulis bukanlah siapa-siapa.

Semoga Allah Swt. senantiasa memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya untuk kita

semua.

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirrobil’alamiin. Segala Puji hanya milik Allah dan atas limpahan Rahmat dan Karunia serta Hidayah Allah swt, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul ”Perhatian Orang Tua dalam Upaya Pembentukan Kepribadian Anak”, disusun sebagai persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam.

Selama dalam penyusunan tugas akhir ini penulis mendapat banyak bantuan dan didukung serta bimbingan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Dan juga tak sedikit hambatan yang penulis hadapi saat menyelesaikan tugas akhir ini. Karena bantuan dari orang-orang terdekatlah penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir ini, khususnya penulis megucapkan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah banyak memberi masukan untuk penulis. Kepada Bapak Prof. Dr. H. Rusmin Tumanggor, MA. penulis mengucapkan rasa syukur dan

rasa terima kasih yang mendalam atas semua bimbingan dan arahannya.

Selanjutnya tak lupa, penulis haturkan syukur Alhamdulillah dan terima kasih yang mendalam kepada semua pihak, karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kepada Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Kepada Bapak Bahrissalim, M.Ag., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam dan Bapak Drs. Sapiudin Shiddiq, M.Ag., Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Kepada segenap dosen pengajar Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan kuliah dan membekali penulis dengan pengetahuan yang bermanfaat.

4. Kepada segenap keluarga-Ku Ibu, Bapak, Kakak dan adik-adiku tercinta,. Syarif bukan siapa-siapa tanpa ikatan tali silaturrahmi dari keluarga, semangat,

(7)

Syarif menyelesaikan tugas akhir perkuliahan ini, terima kasih-Ku ucapkan untuk Teh Icha yang telah memberikan banyak dukungan dalam penulisan skripsi ini, semoga karya ini dapat bermanfaat.

5. Kepada seluruh sahabat-sahabat kelas jurusan PAI, terutama saudara Ahmad Hidayat, Deden Supriyadi, Panji, Toto Priyanto, Ahmad Mudasir, Ahmad Fadil From Batu Ceper, Saiful Makmur from Ciledug, Dwi Priyo Utomo from Tangerang, Akhi Hardiansyah dan Akhi Haris from Lampung, Ade Husni Mubarok from Ciamis, Dokter Herbal Akhi Imanulhaq dan sahabat-sahabat lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

6. Kepada orang yang sangat berharga dalam hidup-Ku, Teh Icha, sahabat-sahabat di Tarbiyah; Akhi Taufik Hidayat, Akhi lefi, , Akhi Abdu, Akhi Agus,

dan Abu Muflih.

Semoga kebaikan yang telah diberikan dibalas dengan setimpal oleh Allah Swt. Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan nama dan gelar. Semoga dapat bermanfaat, khususnya bagi civitas akademis dunia pendidikan dan umumnya bagi masyarakat yang cinta akan ilmu. Amin.

Tangerang, 14 Maret 2011 M. 09 Sili Mulud 1432 H.

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

ABSTRAK

LEMBAR PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR BAGAN ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

F. Metode Penelitian Yang Digunakan ... 6

G. Pendekatan Ilmu Pendidikan dan Ilmu Sosial ... 10

BAB II DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Perhatian Orang Tua kepada Anaknya ... 12

1. Pengertian Perhatian Orang Tua ... 12

(9)

4. Kedudukan Orang Tua dalam Keluarga ... 19

5. Hubungan Orang Tua dengan Anak ... 23

B. Pembentukan Kepribadian Anak ... 27

1. Pengertian Kepribadian ... 27

2. Sifat Kepribadian Anak yang Diharapkan Orang Tua ... 29

3. Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian Anak ... 31

C. Kerangka Konseptual dan Pengajuan Hipotesis ... 34

1. Kerangka Konseptual ... 34

2. Pengajuan Hipotesis ... 34

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 35

1. Letak Geografis Wilayah Rukun Warga 04 ... 35

2. Tugas Pokok Rukun Warga ... 35

3. Keadaan Penduduk ... 37

4. Sarana Pendidikan dan Ibadah ... 40

B. Susunan Kepengurusan RW. 04 ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN PERHATIAN ORANG TUA DALAM UPAYA PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK A. Peran Perhatian Orang Tua dalam Upaya Pembentukan Kepribadian Anak ... 42

B. Bentuk Perhatian Orang Tua kepada Anaknya ... 70

C. Kepribadian Anak yang Diharapkan dari Perhatian yang Diberikan Orang Tua ... 73

D. Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Pembentuakan Kepribadian Anak ... 74

BAB V ANALISA HASIL TEMUAN LAPANGAN A. Ketepatan Hipotesis ... 76

(10)

C. Perspektif Peneliti Mengenai Perhatian Orang Tua dalam Upaya Pembentukan Kepribadian Anak ... 80

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ... 82 B. Rekomendasi ... 83

DAFTAR PUSTAKA

BIOGRAFI PENULIS

(11)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Daftar Jumlah Kepala Keluraga di Rw. 04 Kel. Gondrong

Kec. Cipondoh Kota Tangerang ... 37 2. Tabel 2 Daftar Jumlah Rumah Tinggal dan Kontrakan di Rw. 04

Kel. Gondrong Kec. Cipondoh Kota Tangerang ... 38 3. Tabel 3 Daftar Tingkat Pendidikan Warga Rw. 04 Kel. Gondrong

Kec. Cipondoh Kota Tangerang ... 38 4. Tabel 4 Daftar Pekerjaan Warga di Rw. 04 Kel. Gondrong Kec.

Cipondoh Kota Tangerang ... 39 5. Tabel 5 Perhatian Pendidikan Agama Islam pada Anak ... 42 6. Tabel 6 Mengajarkan Pendidikan Agama Islam pada Anak di

Rumah ... 43 7. Tabel 7 Sikap Memeberikan Contoh Teladan yang Baik pada Anak

di Rumah ... 45 8. Tabel 8 Sikap Mencerimkan Perilaku yang Baik Ketika di Rumah

Maupun di Luar Rumah ... 46 9. Tabel 9 Sikap Menegur dan Menasehati Anak Ketika Melakukan

Hal yang Buruk Baik di Rumha Maupun di Luar Rumah .... 47 10.Tabel 10 Sikap Mengarahkan Anak Untuk Bersikap Baik Ketiak di

Rumah Maupun di Luar Rumah ... 48 11.Tabel 11 Penyediaan Pasilitas Pendidikan yang Memadai kepada

Anak ... 49 12.Tabel 12 Sikap Memberikan Semangat dan Motivasi Anak di Rumah 50 13.Tabel 13 Mengadakan Diskusi Keagamaan Bersama Anak di Rumah

... 51 14.Tabel 14 Anak Mengikuti Kursus Tambahan Baik di Rumah

Maupun di Sekolah ... 52

(12)

16.Tabel 16 Sikap Menegur Anak Apabila Tidak Sholat ... 54 17.Tabel. 17 Mendidik Anak Ibadah Shalat dan Puasa ... 55 18.Tabel. 18 Pemibasaan Melakukan Sahalat Berjamaan Bersama Anak

di Rumah ... 56 19.Tabel. 19 Penanaman Sikap Disiplin di Rumah ... 57 20.Tabel. 20 Sikap Memberikan Pengawasan Terhadap Kegiatan Belajar

Anak di Rumah Maupun di Luar Rumah ... 58 21.Tabel. 21 Sikap Selalu Menanamkan Pendidikan Akhlak di Rumah .... 59 22.Tabel. 22 Minat Anak Terhadap Pendidikan Agama Islam ... 60 23.Tabel. 23 Pendapat Anak Tentang Pendidikan Agama Islam ... 61 24.Tabel. 24 Sikap Anak Ketika di Rumah dan di Luar Rumah ... 62

25.Tabel. 25 Setelah Memperoleh Pendidikan Agama Islam Anak

Bersikap Baik, Hormat dan Patuh Pada Orang Tua ... 63 26.Tabel. 26 Setelah Memperoleh Pendidikan Agama Islam Anak

Bersikap Baik, Hormat, Tidak Bertengkar dan Mengharagai

Sesama Kerabat ... 64 27.Tabel. 27 Anak Rajin Melaksanak Ibadah Seperti Shalat, Puasa dan

(13)

DAFTAR GAMBAR

1 Gambar 1 Peta Wilayah Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh

Kota Tangerang ... 82 2 Gambar 2 Sarana Ibadah di Wilayah Rw. 04 Kelurahan Gondrong

Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang ... 83 3 Gambar 3 Sarana Pendidikan di Wilayah Rw. 04 Kelurahan Gondrong

Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang ... 85 4 Gambar 4 Sarana Kesehatan di Wilayah Rw. 04 Kelurahan Gondrong

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Pedoman Wawancara Kepala Rw. 04 Kel. Gondrong Kec. Cipondoh Kota Tangerang

2. Daftar Pedoman Wawancara Orang Tua 3. Daftar Pedoman Observasi

4. Angket Orang Tua 5. Pedoman Peliputan Data

6. Surat Keterangan Pengajuan Proposal Skripsi 7. Surat Keterangan Bimbingan Skripsi

8. Surat Keterangan Izin Penelitian Dari Fakultas 9. Surat Keterangan Wawancara

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha manusia membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.1 Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.2

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasan belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengemabangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.3

Pendidikan merupakan suatu proses bimbingan, tuntutan atau pimpinan yang di dalamnya melibatkan unsur-unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan dan sebagainya.

Dalam pelaksanaannya keberhasilan pendidikan anak melibatkan ketiga lingkungan pendidikan atau yang dikenal dengan tri pusat pendidikan yaitu:

1

Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006) Ed. Revisi, h. 1

2

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. (Bandung: al-Ma’arif, 1980), Cet. IV, h.19

3

(16)

pertama, pendidikan keluarga, kedua, pendidikan sekolah, dan ketiga,

pendidikan kesatuan sosial (masyarakat).4

Lapangan lingkungan pertama merupakan pendidikan primer khususnya meliputi masa bayi dan masa kanak-kanak sampai sekolah, umumnya meliputi kehidupan sianak sampai ia dewasa dan berdiri sendiri. Lingkungan kedua merupakan pendidikan sekunder meliputi si anak dalam lembaga-lembaga pendidikan formil (sekolah) sampai ia meninggalkan bangku sekolah. Sedangkan lingkungan ketiga adalah pendidikan tersier, yang terakhir tapi bersifat serba tetap, mulai semenjak si anak kontak dengan dunia luar rumahnya, khususnya setelah keluar dari rumah tangga orang tuanya menjadi warga masyarakat yang penuh.

Dari ketiga lingkungan pendidikan tersebut, pendidikan keluarga adalah yang paling mendasar. Tidak berlebih-lebihan kalau dikatakan yang terpenting

dalam pembentukan dasar-dasar keperibadian seseorang. Sebab keluarga merupakan kesatuan kehidupan bersama yang pertama dikenal oleh anak. Keluarga disebut sebagai lingkungan pertama karena dalam keluarga inilah anak pertama kalinya mendapatkan pendidikan dan bimbingan. Dan keluarga disebut pula sebagai lingkungan pendidikan yang utama karena sebagian besar hidup anak berada dalam keluarga.

Anak lahir kedunia dalam keadaan suci dan tidak mengetahui apa-apa, maka dalam hal ini melalui orang tualah anak mengetahui apa-apa dan bisa apa-apa serta kemampuan lain sebagai bekal mereka di masa yang akan datang.

Adapun masa terpenting untuk sebuah pendidikan adalah masa kanak-kanak, karena masa inilah masa yang menentukan terbentuknya dasar-dasar keperibadian. Usia anak ini memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki pada masa sesuadahnya. Saat itu jiwanya yang masih bersih sesuai denga firman Allah, lahir dalam keadaan suci. Dan pada masa itulah seorang pendidik memiliki peluang sangat besar dalam membentuknya menjadi apa

4

(17)

saja sesuai dengan apa yang di inginkan oleh pendidik. Oleh karena itu, orang tua selaku pendidik pertama memiliki peran yang sangat menentukan. 5

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Nomor 2 tahun 1989, pasal 10 ayat 4 dan penjelasannya mengemukakan bahwa pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga yang tugas atau peranannya adalah untuk memberikan/menanamkan keyakinan agama, nilai-nilai budaya, nilai-nilai moral dan keterampilan.6

Dengan demikian pendidikan dilingkungan keluarga ini oleh undang-undang sistem pendidikan nasional, diakui sangat penting perananya dalam

upaya pendidikan pada umumnya, sehingga berarti tanpa adanya pendidikan keluarga yang terlaksana dengan baik maka pembentukan kepribadian yang diharapkan oleh tujuan pendidikan nasional akan sulit dapat diwujudkan oleh lembaga pendidikan selanjutnya karena dasar-dasar kepribadiannya kuarang terbentuk dengan baik waktu di lingkungan pendidikan keluarga.

Oleh karena demikian besar dan sangat mendasar pengaruh keluarga terhadap perkembangan pribadi anak, maka kehidupan dalam keluarga jangan sampai memberikan pengalaman-pengalaman atau meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik yang akan merugikan perkembangan hidup anak kelak di masa dewasa.

Pengalaman-pengalaman yang dialami di waktu kecil, baik pengalaman pahit maupun pengalaman yang menyenangkan, semua mempunyai pengaruh dalam kehidupan anak nantinya karena kepribadian anak terbentuk dari pengalaman sejak kecil, terutama pada tahun-tahun pertama kehidupan anak. Pengalaman itu termasuk pendidikan dan perhatian orang tua terhadap anak.

5

Muhammad Nur Abdul Hafizh, Mendidik Anak Bersama Rosulullah terj. Dari manhaj al-tarbiyah al-nabawiyyah li al-thifl oleh kuswandani, dkk., (Bandung: al-Bayan, 1997), Cet. II, h. 108

6

Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Th. 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, h. 6

(18)

Perhatian orang tua dapat ditunjukkan dengan cara orang tua memberikan kebutuhan anak dalam hidup, mulai dari kebutuhan-kebutuhan pokok (jasmani) seperti makan, minum, dan sebagainya, sampai kebutuhan-kebutuhan jiwa dan sosial (rohaniah) seperti kasih sayang, rasa aman, dan sebagainya, serta menciptakan keadaan dan suasana keluarga adalah pula syarat supaya anak merasa aman. Kehilangan rasa aman, terutama masa kanak-kanak akan membawa pengaruh buruk terhadap pembentukan pribadi anak.

Terjalinnya hubungan antara orang tua dengan anak berdasarkan rasa

kasih sayang yang ikhlas, dan kesediaan mengorbankan segala-galanya, adalah hanya untuk melindungi dan memberikan pertolongan kepada anak, dalam membimbing mereka agar pertumbuhan dan perkembangannya menjadi

sempurna, sebagaimana yang diharapkan.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil judul yaitu

”PERHATIAN ORANG TUA DALAM UPAYA PEMBENTUKAN

KEPRIBADIAN ANAK (Studi penelitian di RW. 04 Kel. Gondrong Kec.

Cipondoh Kota Tangerang)”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Masih banyak orang tua yang tidak menyadari tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik yang pertama dan utama, karena kurang menyadari bertapa pentingnya fungsi perhatian orang tua dalam pembentukan kepribadian anak.

2. Kesibukan orang tua dalam bekerja menyebabkan lemahnya kontrol orang tua terhadap perkembangan kepribadian anak.

(19)

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi masalah dalam penelitiana ini yaitu:

1. Masih banyak orang tua yang tidak menyadari tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik yang pertama dan utama, karena kurang menyadari bertapa pentingnya fungsi perhatian orang tua dalam pembentukan kepribadian anak.

2. Masih banyak orang tua yang kurang memperhatiakan kebutuhan anaknya.

D. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas penelitian ini dapat dirumuskan yaitu banyaknya orang tua yang belum menyadari tugas dan tanggung jawab

utamanya sebagai pendidik menyebabkan lemahnya perhatian orang tua dalam pemenuhan kebutuhan anaknya.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Secara rinci sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan dan kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui fungsi perhatian orang tua terhadap anak.

2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan orang tua dalam membentuk kepribadian anak.

3. Untuk mengetahui hubungan perhatian orang tua dengan pembentukan kepribadian anak.

4. Dari tulisan ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan para orang tua dalam upaya membentuk kepribadian anak.

5. Untuk memperluas pradigma berfikir dan khazanah keilmuan dalam bidang pendidikan.

(20)

F. Metodologi Penelitian Yang Digunakan

1. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Yang dimaksud dengan populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian”.7

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah kepala keluarga Rw. 04 Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang. Dalam penelitian ini penulis nanti akan membatasi populasinya hanya pada kepala keluarga Rt. 03, 04, 06 dan 08 yang memiliki anak yang berumur 0-12 tahun.

b. Informan

Penelitian ini tidak menggunakan sampel karena bersifat kualitatif. Penulis mengambil informan sebanyak kebutuhan penelitian perhatian orang tua dalam upaya pembentukan kepribadian anak dari sejumlah kepala keluarga. Dalam penelitian ini penulis mengambil sebanyak 50 informan yang memiliki anak 0-12 tahun.

Dengan teknik penarikan secara acak (random)dari masing-masing informan. Selanjutnya, informan ini akan diberikan angket dan dari hasil data angket akan dilanjutkan dengan wawancara, yaitu lebih kurang 20 persen dari sejumlah informan, dengan tujuan mendapatkan data lebih mendalam.

2. Teknik Pengumpulan Data

Agar data yang terkumpul dapat terbaca dan penelitian ini dapat dipercaya, maka data tersebut harus dianalisis sehingga diperoleh kesimpulan. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif analisis karena data yang diperoleh dalam penelitian ini lebih banyak

7

(21)

bersifat kualitatif maka dengan sendirinya dalam penganalisaan data-data, penulis lebih banyak menganalisa.

Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi. Ia juga bersifat komperatif dalam korelatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk pemecahan masalah secara sistematis dan faktual mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi.8

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa instrumen penelitian antara lain:

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Metode penelitian kepustakaan merupakan penelitian yang bersifat

teoritis yang diperoleh dari berbagai literatur untuk menjelaskan masing-masing variabel penelitian.

b. Penelitian Lapangan (Field Reserach)

Penelitian lapangan merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan data secara langsung ke objek penelitian guna memperoleh data yang sebenarnya. Dengan menggunakan cara:

1) Observasi atau “pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki”. 9

Observasi ini dilakukan untuk

memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai kondisi objek yang sedang diteliti.

2) Wawancara yaitu “suatu kegiatan dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada para responden”. 10

Wawancara tersebut

8

Cholid Narbuko dan H. Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), Cet. VI, h. 44.

9

Cholid Narbuko, Abu Achmad, Metodologi…, h. 70

10

Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), Cet. IV, h. 39.

(22)

dilakukan kepada responden yang terkait dengan masalah yang akan diteliti.

3) Angket adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Untuk memperoleh data, angket disebarkan kepada responden, terutama pada penelitian survai. Angket bertujuan untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian dan memperoleh informasi mengenai suatu masalah secera sertentak.11

Dalam buku yang berjudul metode penelitian karangan P. Joko

Subagyo, SH meneyebutkan bahwa, tujuan pembuatan angket adalah: 1) Lebih mengarahkan informasi yang diperoleh secara relevan

sehingga terhindar data tidak terpakai.

2) Membantu responden memberikan jawaban dalam waktu relatife lebih cepat dibandingkan cara lain.

3) Mengarah dalam pemakaian analisa kuantitatif sebagai maksud utama, ditunjang analisis kuantitatif atau sebaliknya.

4) Mempercepat pengumpulan data. 12

Angket mempunyai kelebihan tersendiri apabila dibandingkan dengan alat bantu lainnya, misalnya dengan cara wawancara yang mempunyai kemampuan jelajah terbatas pada keadaan pewawancara.

Angket dapat disebarluaskan sesuai dengan keperluan pada setiap responden dalam waktu relatife singkat dengan mengerahkan seluruh jajaran peneliti untuk membagikannya secara langsung yang nantinya anakn diisi oleh para orang tua yang mempunyai anak berumur antara 0-12 tahun.

3. Metode Analisis Data

Agar data yang terkumpul dapat terbaca dan penelitian ini dapat dipercaya, maka data tersebut harus dianalisis sehingga diperoleh kesimpulan. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptip

11

Cholid Narbuko, Abu Achmad, Metodologi…, h. 76

12

(23)

analisis karena data yang diperoleh dalam penelitian ini lebih banyak bersifat kualitatif maka dengan sendirinya dalam penganalisaan data-data, penulis lebih banyak menganalisa.

Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi. Ia juga bersifat komperatif dalam korelatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk pemecahan masalah secara sistematis dan faktual mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi.13

Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Analisa Kualitatif

Analisa kualitatif dilakukan terhadap data baik brupa data kulitatif maupun data kuantitatif. Data kualitatif dikemukakan dalam bentuk kalimat sehingga nantinya dapat diambil kesimpulan. Yang dianalisa adalah data tentang peran perhatian orang tuan dalam upaya pembentukan kepribadian anak yang bersumber dari observasi, wawancara dan angket.

b. Analisa Kuantitatif

Penelitian kuantitatif selalu berbicara variabel, variabel adalah perubahan-perubahan perilaku yang dapat diukur. Kuantitatif adalah data tentang fenomena yang hanya bisa dijelaskan dan ditrasformasikan keangka.

Analisa kuantitatif yaitu analisa yang dilakukan terhadap data yang berwujud angka dengan mengklasifikasikan, mentabulasikan dan dilakukan perhitungan dengan menggunakan statistik sederhana untuk memperoleh hasil penelitian. Untuk data kuantitatif penulis menggunakan perhitungan prosentase dari hasil angket. Hasil penelitian disajikan dengan menggunakan ferkuensi distribusi dan prosentase dengan rumus

perhitungannya:

13

Cholid Narbuko, Abu Achmad, Metodologi…, h. 44

(24)

P = �

x 100 %

P = Angka Persentase

ƒ = Frekuensi yang dicari persentasenya

N = Number of cases (jumlah frekuensi / banyaknya individu) 100 % = Bilangan tetap.14

Untuk mengukur tinggi rendahnya perhatian orang tua dalam upaya pembentukan kepribadian anak di Rw. 04 Kelurahan Gondrong Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang, maka penulis memilih ketentuan dengan keriteria sebagai berikut:

a. Apabila jawaban orang tua yang memilih jawaban A dan B mencapai 90% - 100%, ini berarti baik sekali.

b. Apabila jawaban orang tua yang memilih jawaban A dan B mencapai 70% - 80%, ini berarti baik.

c. Apabila jawaban orang tua yang memilih jawaban A dan B mencapai 50% - 60%, ini berarti sedang atau cukup.

d. Apabila jawaban orang tua yang memilih jawaban A dan B kurang dari 50%, ini berarti kurang.

F. Pendekatan Ilmu Pendidikan dan Ilmu Sosial

Pendekatan ilmu pendidikan merupakan teknik yang dilakukan dengan

mencocokan antara teori ilmu pendidikan dan temuan lapangan.

Menurut H.P. Fairchild dalam bukunya Dictionary Of Sociology mengatakan bahwa, “sosiologi pendidikan adalah ilmu sosial yang diterapkan

14

(25)

untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental, jadi tergolong applied sociologi”.15

Dari keterangan di atas memberi kesimpulan bahwa pendekatan ilmu dalam penulisan skripsi ini direlevansikan dengan teori ilmu pendidikan dan teori ilmu sosial (sosiologi).

15

Drs. H. Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1982), Cet. IV, h. 11.

(26)

BAB II

DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. Perhatian Orang Tua Kepada Anaknya

1. Pengertian Perhatian Orang Tua

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, perhatian berarti hal perbuatan memperhatikan.16 Menurut Bimo Walgito, Perhatian merupakan pemusatan atau konsentarasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. Makin diperhatikan sesuatu objek akan semakin disadari objek itu dan makin jelas bagi individu. 17

Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata dalam bukunya ”Psikologi Pendidikan” perhatian berdasarkan intensitasnya dibagi menjadi dua macam, yaitu : (1) Pehatian intensif (2) Perhtian tidak intensif. Semakin banyak kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas batin berarti semakin intensiflah perhatiannya. Semakin intensif perhatian yang menyertai sesuatu aktivitas akan semakin sukseslah aktivitas itu.18

Dari beberapa pengertian diatas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa yang dimakusd perhatian adalah suatu aktivitas jiwa yang diarahkan kepada suatu objek, dimana semakin banyak kesadaran

16

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 245

17

Bimo Walinggo, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset, 1981), h. 56

18

(27)

yang menyertai aktivitas tersebut berarti semakin intensiflah perhatiannya. Dan semakin intensif perhatian yang menyertai sesuatu aktivitas akan semakin sukselah aktivitas itu.

Adapun yang dimaksud dengan pengertian perhatian orang tua, maka penulis mendefinisikan sebagai berikut ”Perhatian orang tua adalah upaya atau sikap orang tua mencurahkan waktu dan ruang dengan penuh kesadaran dengan cara memberikan kebutuhan-kebutuhan anak baik kebutuhan fisik jasmaniah maupun kebutuhan mental rohaniah serta menciptakan keadaan dan suasana di dalam rumah yang dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan pribadi anak secara baik.

2. Pengertian Orang Tua

Menurut kamus besar bahasa indonesia istilah orang tua diartikan dengan: (1) ayah dan ibu kandung (2) orang tua (3) orang yang dianggap tau (cerdik, pandai, ahli dan sebagainya) (4) orang yang dihormati (disegani) di kampung.19

Sedangkan dalam pengertian Arab istilah orang tua dikenal dengan sebutan al-walid.20

Adapun dalam pengertian bahasa inggris istilah orang tua dikenal dengan sebutan ”parent” yang artinya ”orang tua laki-laki atau ayah, orang tua perempuan atau ibu.”21

Dari beberapa pengertian di atas penulis dapat meyimpulkan bahwa orang tau adalah ayah dan ibu kandung yang harus disegani dan dihormati, yang memberikan kasih sayang, bimbingan, latihan, dan pendidikan serta memenuhi setiap kebutuhan baik sandang, pangan dan papan bagi anaknya.

19

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia…, h. 627

20

Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Muanawwir Arab-Indonesia Terlengkap, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), Cet. XIV, h. 1580

21

Atabih Ali, Kamus Inggris Indonesia Arab, (Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 2003), Cet. I, h. 593

(28)

3. Bentuk Perhatian Orang Tua Yang Dibutuhkan Anaknya

a. Memeberikan Kebutuhan Pokok Jasmaniah

Meskipun hakikat manusia adalah jiwanya dan tujuan asli dari pendidikan adalah mendidik sifat-sifat kesempurnaan jiwa namun dimensi jasmani anak juga tidak boleh diabaikan. Karena untuk bisa menyempurnakan jiwanya manusia harus hidup dan sehat. Di samping itu, antar jiwa manusia dan jasmaninya terdapat hubungan yang sangat erat dimana satu sama lainnya saling mempengaruhi. Kecerdasan yang baik dan sifat yang terpuji dapat tumbuh pada saraf dan tubuh yang sehat. Saraf yang lemah menjadi sumber bagi akhlak yang buruk. Oleh karena itu,

salah satu kewajiban terpenting kedua orang tua ialah menjaga perkembangan jasmani dan anggota tubuh anaknya secara benar dan berusaha sekuat tenaga memelihara kesehatannya.

Peran keluarga dalam menjaga kesehatan anaknya sudah dapat dilakasanakan sebelum bayi lahir. Yaitu melalui pemeliharaan terhadap kesehatan ibu dan memberinya makanan yang baik dan halal selama mengandung, sebab hal itu berpengaruh pada anak dalam kandungan ibu.

Setelah bayi lahir maka tanggung jawab keluarga terhadap kesehatan anak dan ibunya menjadi berlipat ganda, dan dapat menggunakan berbagai cara untuk melindungi dan memelihara anak-anak agar menjadi sehat.

As-sayyid menyatakan :

Dalam pendidikan Islam, tuntunan yang baik untuk melindungi kesehatan badan, adalah dengan cara wiqoyah, yaitu penjagaan kesehatan (tindakan preventif). Metode ini lebih efektif bila dibandingkan dengan pengobatan (kuratif). Sungguh merupaka konsepsi pendidikan kesehatan yang sangat bagus, jauh melampaui pendapat para ahli medis, yang saat ini juga mengandalkan teroi serupa.22

22

(29)

Tidak memberikan makanan kepada anak atau lalai dalam memberikannya dapat menyebabkan anak melihat anak yang laini yang kemudian akan menimbulkan perasaan dengki atau iri kepadanya. Bahkan dapat meniombulkan tingkah laku mencuri. Di samping itu ada pula dampak-dampak yang lainnya, yaitu: (i) kecerdasan yang lemah yang kemudian akan menimbilkan keterlamabatan dlam belajar (ii) tidak memiliki kemampuan untuk berkonsentrasi (iii) tidak memiliki keseimbangan dalam pergerakan.23

Dalam mengembangkan jasmani anak ada dua masalah penting yang harus menjadi perhatian para orang tua: pertama, memberi makan anak secara benar, dan kedua, menjaga kebersihan anak. Selain itu,

Muhammad Said Mursi mengatakan bahwa makanan yang deberikan kepada anak harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut: bersih, mudah dikunyah dan dicerna, pemberian makanan harus dengan cara-cara yang tenang dan tidak memaksa anak untuk makan.

Diantara kebutuhan-kebutuhan jasmaniah anak yang lain yaitu pakaian. Pakaian yang baik adalah pakaian yang sesuai dengan iklim yang sedang dialami anak. Pada musim panas, pakaian anak haruslah yang ringan/tipis sehingga dapat memantulkan panas matahari. Sedangkan pada musim dingin, pakaian yang dipakai anak harus yang berat/tebal sehingga dapat memberikan kehangatan, misalnya pakaian dari wool. Mengetahui kebutuhan-kebutuhan anak dan bagaimana mewujudkannya serta memberikan kepuasan kepadanya merupakan sesuatu yang sangat penting agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan sempurna dan seimbang dalam semua isi kepribadiannya, baik fisik, mental, sosial, kecerdasan maupun rohani.

b. Memberikan Kebutuhan Agama (Keimanan)

23 Muahammad Sa’id Mursi,

Melahirkan Anak Masya Allah: Sebuah Terobosan Baru Dunia Pendidikan Modern Terj. Dari fan Tarbiyah al-Awlad fi al-Islam oleh Ali Yahya, (Jakarta: Cendikia Sentra Muslim, 2001), Cet. I, h. 17

(30)

Bayi yang baru lahir memang belum mampu mengenal apapun dan belum mengerti arti kata dan kalimat. Namun demikian saraf dan otaknya sudah memiliki kesiapan untuk menerima pengaruh dari apa yang dilihatnya dan apa-apa yang di dengarnya. Oleh karenanya dari sejak lahir seorang anak sudah membutuhkan agama.

Untuk mencapai pendidikan sebagaimana di canangkan oleh Rasulullah, agar terbentuk manusia yang utuh disetiap aspek baik akal, jasmani, rohani dan keserasiannya dengan kehidupan kemasyarakatan, pendidikan anak perlu disempurnakan dengan pendidikan keimanan.

Di dalam ajaran Islam yang disampaikan oleh Rasulullah SAW yang padat makna, yaitu iman dan taqwa. Kedua konsep ini tidak dapat di

pisahkan. Taqwa merupakan azas dari berbagai kebajikan, dan bahkan sebagai iduk dari segala perbuatan dan ibadah manusia. Sedangkan iman merupakan pernyataan pembenaran dengan kalbu sehingga manusia terbebas dari berbuat dusta. Lebih jauh lagi iman menurut syariat islam adalah i’tikad dalam qalbu dan iqrar dengan lisan yang diwujudkan dalam berbagai amalan segala rukunnya. Ini berarti bahwa seorang yang beriman, pasti berserah diri kepada Allah SWT, dalam arti bahwa dia muslim hakiki.24

Menurut Zuhairini dkk., ”bahwa semenjak lahirnya manusia sudah membawa fitrah beragama”. 25

Agama disebut fitrah karena merupakan dasar-dasar teoritis dan aturan-aturan praktis, jalan hidup yang dapat menjamin kehagagiaan hakiki manusia sebagai tujuan perkembangan martabat insani. Dengan demikian agama merupakan tuntutan fitrah, dan karenanya tidak boleh diubah.

c. Memberikan Kasih Sayang

Rasa kasih sayang adalah kebutuhan jiwa yang paling pokok dalam hidup manusia. Anak kecil yang merasa kurang disayangi oleh ayah

24

Ramayulis dkk, Pendidikan Islam Dalam Rumah Tangga…,h. 96

25

(31)

ibunya akan menderitanya batinnya, kesehatan badannya mungkin terganggu, kecerdasannya mungkin akan berkurang, kelakuannya munekin menjadi nakal, keras dan sebagainya.

Seorang anak sangat membutuhkan pemeliharaan orang tua, terutama pada tahun-tahun pertama pada umur anak. Pada tahun-tahun pertama anak sangat bergantung kepada orang tuannya dan dengan sendirinya membutuhkan kasih sayang, ketentraman dan penerimaan.

Muahammad Said Mursi menyebutkan bahwa di antara cara-cara menyayangi anak yaitu : berbicara dengan anak sesuai kemampuan akalnya, memanggilnya dengan nama yang paling ia sukai, memberikan hadiah dalam bentuk barang, memaafkannya apabila ia berbuat salah,

bercanda, bersenda gurau, dan bermain bersamanya, menciumnya, memandangnya dan tersenyum kepadanya, menyentuh anak dengan sentuhan yang menujukkan kecintaan, dan lain sebagainya.

d. Memberi Rasa Aman

Seorang anak akan merasa diterima oleh orang tuannya, bila ia merasa bahwa kepantingannya diperhatikan, serta merasa bahwa ada hubungan yang erat antara ia dan keluarganya. Ketenangan suasana keluarga adalah pula syarat supaya anak merasa aman.

Unsur-unsur pokok dalam rasa aman adalah kasih sayang, ketentraman dan penerimaan. Maka anak yang merasa sungguh dicintai oleh orang tua dan keluarganya, pada umumnya akan merasa bahagia dan aman.

Kebutuhan akan rasa aman sangat dirasakan, terutama ketika anak masih kecil. Karena itu, ia harus merasa aman dengan kehadiran sang ibu di sisinya di dunia yang asing dan baru ini baginya. Ia juga merasa aman dengan kehadiran ayahnya dan senda guraunya bersamanya. Anak akan

merasa tersia-sia dan cemas apabiloa ditinggalkan oleh ibunya di tempat pengasuhan atau bersama pembantu sepanjang harinya. Berganti-gantinya

(32)

pengganti ibu akan membuat anak kehilangan rasa amanya dan akan tertanan dalam dirinya perasaan ragu dan bingung.

e. Memberikan Rasa Penerimaan

Seorang anak butuh untuk disenangi dan diterima oleh kedua orang tuanya dan orang-orang lain. Ia butuh untuk diterima apa adanya tanpa memandang jenis kelaminnya, warna kulitnya, bentuknya, dan apa-apa yang dapat dianggap kelemahan atau kekurangan pada dirinya.

Penerimaan orang tua terhadap anaknya dengan mencintainya, lembut terhadapnya, bermain bersamanya, mengarahkannya dengan halus,

menghormatinya ketika ia salah, memberikan pujian ketika ia benar dan tidak memisahkan antara ia dengan salah satu saudaranya terutama yang lebih kecil darinya, semua itu akan meningkatkan percaya dirinya, lebih cenderung kepada kasih sayang, mampu menjalin interaksi sosial yang baik, serta menyayangi saudara-saudaranya.

Muhammad said mursi mengatakan bahwa di antara tanda-tanda mengesampingkan anak adalah membencinya, mangabaikannya, memusuhinya, lebih mementingkan saudara-saudaranya dari pada dirinya, atau sering membanding-bandingkannya dengan anak-anak lain. Hal ini dapat menumbuhkan pada anak perasaan bermusuhan, keinginan untuk melakukan pembalasan, perasaan iri, tidak dapat menyesuaikan diri, dan sebagainya.

f. Memberikan Rasa Ingin Tahu (Pendidikan Akal)

Seorang anak membutuhkan rasa ingin tahu. Di antara gerak dan tingkah laku anak banyak menunjukkan bahwa ia ingin tahu, misalnya setiap benda atau apa saja yang terdapat di sekitarnya, menggugah

perhatiannya, lalu benda itu diperiksanya dengan tangan dan mulutnya. Karena itu tidak patut apabila orang tua membentak anak ketika ia sedang

(33)

tanpa suatu alasan. Dan kalaupun tujuannya untuk mendidik maka tidaklah hal itu dilakukan terlalu lama.

Menurut Zakiyah Daradjat kebutuhan ingin tahu tentang lingkungannya adalah termasuk faktor yang penting untuk menumbuhkan kesanggupan padanya. Oleh karena itu orang tua harus memperhatikan hal ini dalam mendidik anaknya. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan ini ialah dengan aktivitas sediri (permainan). Akan tetapi permainan pada umur kanak-kanak itu permainannya tidak menentu, karena itu orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam memimpin anak-anak.

Ramayulis dalam bukunya ”Pendidikan Islam Dalam Rumah Tangga” menyebutkan langkah-langkah yang harus di tempuh dalam pendidikan akal anak-anak adalah :

1) Anak-anak harus diberi kesempatan bergerak dan diajar cara yang akan menolongnya untuk mencapai kebutuhan jiwanya. Supaya jangan mereka merasa tidak tentram dan merasa tidak mendapat perhatian dan penghargaan. Juga dalam mendidik anak-anak jangan digunakan cara-cara ancaman, kekejaman dan siksaan badan, dan ia juga jangan merasa diabaikan dan merasa kekurangan dan kelemahan. Begitu juga jangan dilukai perasaan mereka dengan keritik tajam, ejekan cemoohan, mengangap enteng pendapatnya serta membandingaknya dengan anak-anak tetangga dan kaum kerabat yang lain.

2) Berikanlah ia peluang untuk menyatakan diri, keinginan, pikiran dan pendapat mereka dengan menyatakan secara sopan dan hormat, disamping menolong mereka berhasil dalam pelajaran dan menunaikan tugas yang di pikulkan kepadanya.

3) Ajarkan kepada mereka berbagai jenis ilmu yang dapat merangsangnya untuk mempergunakan fikirannya, seperti ilmu mantik, matematika dan sebagainya.26

4. Kedudukan Orang tua dalam Keluarga

Keluarga adalah persatuan yang kecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Dalam pengertian lain desebtukan keluaga merupaka unit sosial terkecil yang bersifat universal, karenanyua ia terdapat pada setiap masyarakat di dunia ini. Dilihat dari sudut pandang sosiologi, keluarga

26

Ramayulis dkk, Pendidikan Islam Dalam Rumah Tangga…,h. 86-87

(34)

pada dasarnyatidak hanya sebagai kindship grop yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang terhimpun atas dasar darah atau perkawinan, tetapi juga ditempatkan sebgai unit sosial terkecil dalam masyarakat.

Orang tua sebagai bagian dari keluarganya biasa disebut sebagai ”Primary community”, yaitu sebagai lingkungan pendidikan pertama dan utama. Disebut lingkungan pendidikan pertama karena dalam keluarga inilah anak pertama kalinya mendapatkan pendidikan dan bimbingan. Dan disebut sebagai lingkungan pendidikan utama karena sebagi besar hidup anak berada dalam keluarga. 27

Menurut Hery Noer Aly bahwa orang tua adalah orang dewasa pertama yang memikul tanggung jawab pendidikan, sebab secara alami

anak pada masa-masa awal kehidupannya berada di tengah-tengah ibu dan ayahnya. Dari merekalah anak mulai mengenal pendidikannya. Dasar-dasar pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup banyak tertanam sejak anak berada di tengah-tengah orang tuanya. 28

Oleh karena itu kedudukan orang tua dalam keluarga adalah sangat penting dan memiliki pengaruh yang sangat mendasar terhadap perkembangan pribadi anak terutama dasar-dasar kelakuan seperti sikap, reaksi, kebiasaan makan, minum, berbicara dan kebiasaan lainnya. Dengan demikian kehiduapan dalam keluarga jangan sampai memberikan pengalaman-pengalaman dan kebiasaan yang tidak baik, yang nantinya akan merugikan perkembangan hidup anak di masa dewasa.

Dalam ajaran Islam orang tua di samping sebagai pendidik, juga sebagai kepala dan pemimpin dalam keluarganya serta berkewajiban untuk memelihara keluarganya dari siksa api neraka. 29 hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. At-Tahrim ayat 6 sebagai berikut:

























....



27

M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999), Cet. 1 h. 15

28

Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. II, h.5

29

(35)

Artinya:

”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka....” (QS. At-Tahrim: 6)30

Dan dalam firmannya yang lain Allah menjelaskan dengan tersirat bagaimana posisi orang tua terhadap anaknya dalam hubungannya sebagai penanggung jawab dan pelindungnya, namun dalam situasi yang sedemikian rumit hanya doa dan penyerahan yang tulus kepada Sang Maha Pencipta. Allah berfirman dalam surat Ibarahim ayat 37:



































































Artinya:

Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan Kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, Maka Jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, Mudah-mudahan mereka bersyukur.31

Memberi kasih sayang dan perhatian kepada anak adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap orang tua, supaya mental anak dapat tumbuh sehat. Hal itu disebabkan karena kasih sayang orang tua sangat mempengaruhi perkembangan jiwa anak.

Nabi Muhammad SAW berkata dalam sabdanya bahwa hak anak terhadap orang tuanya ada tiga yaitu sebagai berikut:

30

Departemen Agama RI, al-Quran dan terjemahannya, h. 448

31

Departemen Agama RI, al-Qura’an dan terjemahnnya, h. 386

(36)

ج زي أ ح س سحي أ كلا عي أ لا ع ل لا ّح ا

غ ا إ

)

ر خ ل ا ر

(

Artinya : Sesungguhnya hak anak dari orang tuanya yaitu akan menerima pelajaran menulis, diberi nama yang baik, dan mengawinkannya jika telah dewasa. (HR. Bukhari)32

Menurut Zakiah Daradjat, kata ”mental” sering digunakan sebagai

kata ganti dari kata persoality (kepribadian) yang berarti bahwa mental adalah semua unsur-unsur jiwa termasuk fikiran, emosi, sikap (attitude) dan perasaan yang dalam keseluruhan dan kebulatannya akan menentukan corak laku, cara menghadapi suatu hal yang menekan perasaan, mengecewakan atau menggembirakan, menyenangkan dan sebagainya.33

Dalam kaitannya dengan mental, dikemukakan beberapa faktor pendukung dalma pembinaan mental anak yaitu kerukunan orang tua yang saling mengerti, saling menerima dan sayang pada anak. Hal ini akan menjadikan pembentukan kepribadian mental anak dapat berjalan lancar sesuai dengan apa yang diharapkan orang tuanya.34

Oleh karena itu diharapkan adanya keluarga yang harmonis

dimana orang tua mampu memberikan perhatian mengenai pertumbuhan akal, emosi, dan gejala-gejala perilaku lainnya. Tidak hanya memberikan kebutuhan jasmani semata, sehingga terbentuknya peribadi anak yang seimbang dan dapat megendalikan emosi menjadi pribadi yang sehat jasmani dan rohani.

Orang tua merupakan bagian terpenting dalam keluarga, karena merekalah yang pertama kali memberikan bimbingan dan kasih sayang terhadap anak-anaknya. Orang tua sangat berperan sekali terhadap

32

Husein Bahreisj, Ensiklopedi Hadis Nabi Sahih Bukhari – Muslim, (Surabaya : Bintang Usaha Jaya,1994) h. 13

33

Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Mental, (Jakarta: Bulan Bintang) h. 38-39

34Sri Suharyani, “

Keluraga dan peranannya dalam pendidikan Aqidah dan Akhlaq Anak,

(37)

pertumbuahan dan perkembangan anak-anak. Mereka merasa senang karena memperoleh kasih sayang yang penuh dari orang tuanya.

Jadi keluarga adalah tempat pertama kali anak dibentuk, dibimbing dan dididik dan keluarganyalah yang menjadikan anak tersebut menjadi generasi penerus bangsa yang kuat. Jika proses pembentukannya baik, insya Allah akan berguna di masa yang akan datang.

5. Hubungan Orang Tua dengan Anak

Hubungan orang tua dengan anak sangat besar artinya dan pengaruhnya bagi perkembangan kepribadian anak, sebab orang tualah yang merupakan orang pertama yang dapat memberikan bimbingan,

arahan, dan pendidikan serta orang yang pertama kali dikenal oleh anak. Oleh karena itu, pendidikan yang dilaksanakan di lingkungan keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama. Membina hubungan yang positif antara orang tua dengan anak, diawali dari menciptakan hubungan yang harmonis antara semua anggota keluarga sehingga tercipta rumah tangga yang sehat dan bahagia.

Dalam membina hubungannya dengan anak, orang tua hendaknya menunjukkan kasih sayang dan menciptakan suasana kehangatan atau kenyamanan pada diri anak. Jika seorang anak merasakan dari reaksi orang tuanya bahwa dirinya mendapatkan pengakuan sebagai individu yang menjadi bagian yang penting dalam keluarganya, jika ia merasakan tinggal dalam suasana rumah yang aman sejahtera, jika ia diberikan perlakuan dengan kata-kata yang adil antara yang “boleh” dan “tidak boleh” maka ia akan berkembang menjadi anak yang memiliki kepribadian yang sehat.35

Islam mengatur serta membimbing bagaimana hendaknya orang tua mendidik anak-anaknya. Ayah sebagai kepala keluarga berkewajiban mendidik, membimbing, mengarahakan serta berkewajiban memberikan

suri tauladan yang baik. Ibu berkewajiban membantu dan mendampingi

35

M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993), Cet. I, h. 106

(38)

ayah menyelamatkan keluarga, mengatur rumah, dan menyediakan makanan yang sehat dan halal, mengasuh dan mendidik serta menyiapkan keperluan sehari-hari demi anak-anaknya.

Islam mengatur agar para orang tua melaksanakan kewajibannya kepada anaknya, adapun yang menjadi kewajiban orang tua terhadap anaknya yaitu:

a. Memberi nama yang baik bagi anak

Sesungguhnya Allah itu maha indah dan menyukai keindaha. Diantar keindahan adalah memberikan nama yang baik bagi anak dan tidak memberikan nama yang mengandung makna yang buruk. Untuk itu Rasulullah SAW. mengatakan dalam sabdanya:

ح قأ

ر ح ق صا حرلا ع ها لإ ء سأا حا

ر رح

“Nama yang paling disukai oleh Allah adalah Abdullah dan Abdur

Rahman dan nama yang paling baik adalah Harits dan Hammam, sedang nama yang paling buruk adalah Harb (perang) dan Murrah

(pahit).” (HR. Abu Daud)

b. Memberi nafkah yang baik

Kewajiban orang tua kepada anak yang ke dua adalah member nafkah yang baik kepada anak. Rasulullah SAW. bersabda:

أ ع قف س لا ّف أ ا إ

ق ص ل ت ك س حي

“Jika seorang muslim memberi nafkah kepada keluarganya sedang dia

mengharap pahala darinya, maka yang demikian itu sebagai sedekah

darinya.” (HR. Bukhari )

c. Menikahkan anak ketika sudah dewasa

(39)

dahulu meminta izinnya untuk menikahkannya. Rasulullah SAW. bersabda:

ت كس إ ر أ ست رك لا يل سف ّحأ يّلا

“Seorang janda lebih berhak atas dirinya dari pada walinya. Sedangkan seorang gadis diminat izin dan pengizinannya adalah sikap diamnya.”

(HR. Muslim)36

Hubungan orang tua yang efektif dan penuh kemesraan dan tanggung jawab yang didasari oleh kasih sayang yang tulus, menyebabkan anak-anaknya mampu mengembangkan aspek-aspek kegiatan manusia pada umumnya ialah kegiatan yang bersifat individual, kegiatan sosial dan keagamaan.37

Menurtu Hery Noer Aly bahwa suasana lingkungan dalam keluarga yang baik sekurang-kurangnya harus ditunjang oleh tiga faktor antara lain:38

a. Keluarga (orang tua) dapat memberikan suasana emosional yang baik bagi anak-anak, misalnya perasaan senang, aman, disayangi dan dilindungi. Suasana ini dapat tercipta apabila kehidupan rumah tangga diliputi suasana yang sama.

b. Mengetahui dasar-dasar kependidikan terutama yang berkaitan dengan kewajiban dan tanggung jawab orang tua terhadap perkembangan mental anak. Lebih lanjut orang tua juga bertanggung jawab pada tujuan dan isi pendidikan yang diberikan kepada anaknya.

c. Bekerja sama dengan lembaga pendidikan dimana orang tua memberikan amanatnya dalam mendidik anaknya. Bentuk kerja sama ini antara lain menyangkut anak belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah (PR) dari lembaga pendidikan tersebut.

Menurut Syamsu Yusuf, bahwa sikap dan prilaku orang tua terhadap anak mempunyai pengaruh bagi kepribadian anak. Dibawah ini beberapa sikap atau perlakuan orang tua dan dampaknya terhadap kepribadian anak, yaitu:

36

Ummu Salmah As-Salafiyyah, Dapatkan Hak-Hakmu Wahai Muslimah, (Bogor :Pustaka Ibnu Katsir, 2005) hal. 58

37

Sri suharyani, Kelurga dan Peranannya Dalam..., h. 14

38

Hery Noer Ali, Ilmu Pendidikan Islam..., h. 212-217

(40)

a. Overprotection (terlalu melindungi). Perlakuan ini ditunjukkan dengan melakukan kontak yang berlebihan dengan anak, perawatan/pemberian bantuan kepada anak terus menerus dan sebagainya. Perlakuan ini menjadikan anak tidak aman, kurang percaya diri, sulit dalam bergaul dan sebagainya.

b. Permissiveness (pembolehan). Perlakuan ini ditunjukkan dengan selalu memberikan kebebasan untuk berfikir atau berpendapat, cenderung selalu memerikan apa yang diminta anak dari pada menerima dan sebagainya. Perlakuan ini mengakibatkan anak menjadi lebih percaya diri, menuntu dan tidak sabaran dan sebagainya.

c. Rejection (penolakan). Perlakuan ini ditunjukkan dengan orang tua bersikap masa bodoh, kurang memperdulikan kesejahteraan anak dan sebagainya. Perlakuan ini menjadikan anak agresif, sulit bergaul, pendiam dan sebagainya.

d. Acceptance (penerimaan). Perlakuan ini ditunjukkan dengan memberikan perhatian dan cinta kasih sayang yang tulus kepada anak, menempatkan anak pada posisi yang penting di dalam rumah, mengembangkan hubungan yang hangat dengan anak dan sebagainya. Perlakuan ini mengkibantkan anak menjadi ceria, optimis, mau menerima tanggung jawab dan sebagainya.

e. Domination (dominasi). Perlakuan ini ditujukkan dengan selalu mendominasi (menguasai) anak. Akibatnya anak menjadi bersikap sopan dan sangat berhati-hati, pemalu, penurut dan sebagainya. f. Submission (penyerahan). Perlakuan ini ditunjukkan dengan

senantiasa memberikan sesuatu yang diminta anak dan membiarkan anak berprilaku semaunya di rumah. Perlakuan ini menyebabkan anak menjadi tidak patuh, agersif, terlalu percaya diri dan sebagainya.

g. Punitiveness/overdiscipline (terlalu disiplin). Perlakun ini ditunjukan dengan mudah memberikan hukuman, dan menanamkan kedisiplinan secara keras. Akibatnya anak tidak dapat mengambil keputusan, nakal, agresif dan sebagainya.39

Dari ketujuh sikap atau perlakuan orang tua tersebut di atas, maka penulis berkesimpulan bahwa sikap atau perlakuan yang sebaiknya orang tua lakuan adalah sikap “acceptance”. Oleh karena dengan sikap atau perlakuan tersebut diharpkan anak dapat terbentuk menjadi pribadi yang sehat dan baik.

39

(41)

B. Pembentukan Kepribadian Anak

1. Pengertian Keparibadian Anak

Secara etimologis, istilah ”personalitiy” atau ”kepribadian” itu asal

mulanya berasal dari kata latin ”per” dan ”sonare”, yang kemudian berkembang menjadi kata ”persona” yang berarti ”topeng”, pada zaman

romawi dulu, aktor drama menggunakan topeng itu untuk

menyembunyikan identitas dirinya. Dari ”tehnik drama” itulah kemudian dikembangkan istilah ”personality”.40

Kepribadian bukanlah sesuatu yang dapat dikenakan ataupun di tinggalkan sebagaimana orang mengenakan pakaian ataupun mengikuti gaya mode tertentu. Kepribadian adalah tentang diri pribadi secara

keseluruhan, kepribadian adalah sesuatu yang unik pada diri masing-masing individu.

DR. Sarlito Wirawan Sarwono dalam bukunya Pengantar Umum Psikologi mengemukakan bahwa Kepribadian adalah sebuah konsep yang sangat sukar di mengerti dalam psikologi, meskipun istilah ini di pergunakan sehari-hari. Ada beberapa definisi yang di kemukakan oleh beberapa sarjana mengenai kepribadian yaitu :

a) Definisi anekawarna :

”Kepribadian adalah kumpulan pembawaan biologis berupa dorongan, kecendrungan, selera dan instink yang dicampuri oleh sifat dan kecendrungan yang di dapat melalui pengalaman yang terdapat pada diri seseorang.” (Morton Prience, 1924).

b) Definisi Integratif dan Konfiguratif yang menekankan pada pengorganisasian sifat-sifat yang ada pada pribadi seseorang : ”Keseluruhan organisasi yang terdapat pada diri manusia, pada

setiap tingkat perkembangannya”. (Warren dan Carmichael,

1930).

Integrasi interes-intere yang menyebabkan individu yang bersangkutan cenderung untuk bertingkahlaku tertentu”. (McCurdy, 1928)

40

M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum Dan Perkembangan, (Jakrata: Pedoman Ilmu Jaya, 1993), Cet. 1, h. 90

(42)

c) Definisi hirarkis :

Tingkatan sifat-sifat di mana biasanya sifat yang tinggi tingkatannya mempunyai pengaruh yang menentukan”. (McDougall dan kawan-kawan, 1930).

d) Definisi penyesuaian diri :

”Integrasi daripada sistim kebiasaan-kebiasaan yang

menunjukkan cara khas pada individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya”. (E. Y. Kempt, 1921).41

Menurut Gordon Allport (1951), seorang psikolog jerman yang merupakan pakar kepribadian, kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisik yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan. (personality is the dinamic organization within the individual of those psychophysical systems that determine his unique adjustment to his environment).42

M. Ngalaim purwanto menyatakan bahwa kepribadian atau personality itu dinamis tidak statis atau tetap saja tanpa perubahan. Keparibadian menjukkan tingkah laku yang terintegrasi dan merupakan interaksi antara kesanggupan-kesanggupan bawaan yang ada pada individu dengan lingkungannya. Di samping itu juga keparibadian besifat psikofisik, yang berarti baik faktor jasmaniah maupun rohaniah individu itu samam-sama memegang peranan dalam kepribadian. Kepribadian bersifat unik, artinya kepribadian seseorang sifatnya khas, mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan dari individu lain.43

Mengnai defnisi kepribadian, ada satu definisi yang disetujui oleh

para ahli psikologi, yaitu definisi kepribadian menrut ”Allprot” di mana kepribadian didefinisikan sebagai: ”the dynamic organization within the

individual of those psychopysical systems that detemine the individual’s unique adjustments to the enviornment”. Kepribadian pada haikatnya

adalah organisasi/susunan yang dinamis dari pada sistem psikopisik dalam

41

Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta : Bulan Bintang, 2000), Cet. VIII. h. 78-79.

42

Inge Hutagalung, Pengembangan Kepribadian, Tinjauan Praktis Menuju Pribadi Positif, (Jakarta : Bulan Bintang, 2001) Cet. h. 1-2

43

(43)

diri individu yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik (khas) terhadap lingkungannya.44

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keparibadian adalah keseluruhan sifat-sifat yang ada dalam diri seseorang atau dapat dikatak juga sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang yang membedakan dari orang lain.

2. Sifat Kepribadian Anak yang diharapkan Orang Tua

Sebelum membahas tentang sifat kepribadian anak yang diharapkan

orang tua terlebih dahulu akan dijelaskan tentang pengertian sifat-sifat kepribadian. Menurut M. Ngalim purwanto, sifat-sifat kepribadian (personality traits) adalah sifat-sifat yang ada pada individu atau sifat-sifat

yang merupakan kecendrungan-kecendrungan umum pada seorang individu untuk menilai situasi-situasi dengan cara-cara tertentu dan bertindak sesuai dengan penilaian itu. 45

Adapun sifat-sifat kepribadian anak yang diharapkan orang tua pada penelitian ini akan disesuaikan dengan usia anak yang penulis maksud, yaitu anak usia 0-12 tahun. Dan oleh karena ciri khas yang dimiliki anak pada usia 0-12 tahun adalah perkembangan dipusatkan untuk menjadi manusia sosial (belajar bergaul dengan orang lain),46 maka beberapa sifat-sifat pribadi yang diharapkan dapat terbentuk adalah sebagai berikut: a) Bersikap terbuka

Dalam kamus besar bahasa indonesia kata terbuka berarti keadaan buka, tidak tertutup.47 Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa bersikap terbuka berarti anak berani untuk terbuka dan tidak sungkan mengemukakan pendapatnya atau keluh kesah dan lain sebagainya.

44

M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi…, h. 91

45

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan…, h. 157

46

Netty Hartati, dkk., Islam Dan Psikologi…, h. 34

47

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahsa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 132

(44)

b) Mudah bergaul

Gaul secara bahasa adalah hidup berteman/berkawan dengan akrab.48 Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa mudah bergaul berarti anak mudah untuk berteman/berkawan dengan akrab bersama teman-teman dilingkungan sekitarnya atau dapat dikatakan memiliki penyesuaian diri yang baik dengan lingkungan sekitar dan memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi.

c) Percaya diri

Kata percaya diri terdiri dari dua kata yaitu percaya dan diri. Dalam kamus besar bahasa indonesia kata percaya berarti yakin benar atau

memastikan akan kemampuan atau kelebihan seseorang atau sesuatu (bahwa akan dapat memenuhi harapannya, dan sebaginya). 49 Sedangkan kata diri berarti orang seorang(terpisah dari yang lain).50 Dari pengertian tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa percaya diri adalah anak memiliki keyakinan pada dirinya sendiri bahwa ia dapat melakukan sesuatu hal dengan baik.

d) Mandiri

Secara bahasa mandiri adalah keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantung pada orang lain.51 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mandiri artinya anak mampu melakukan sesuatu hal dengan sendiri tanpa bergantung dengan orang lain.

e) Ekspresif

Ekspresif dalam kamus besar bahasa indonesia berarti tepat (mampu) memberikan/mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan.52

48

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahsa Indonesia…, h. 258

49

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahsa Indonesia…, h. 669

50

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahsa Indonesia…, h. 208

51

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahsa Indonesia…, h. 555

52

(45)

Dengan demikian dapat disimpulka bahwa anak yang ekspresif adalah anak yang dalam mengemukakan pendapatnya terlihat adanya eksprsi yang baik tidak hanya bersikap diam.

f) Ceria

Secara bahasa ceria berarti kecerahan sinar (seri) muka yang menandakan bahagia, gembira, dan sebagainya.53 Maka disimpulkan bahwa anak yang ceria berarti anak memiliki perasaan yang baik dan bahagia sehingga hal itu terlihat dari tingkah lakunya yang selalu bersemangat dalam melakukan sesuatu.

3. Fakor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian Anak

Pribdi manusia itu dapat berubah-ubah, itu berarti bahwa manusia itu mudah atau dapat di pengaruhi oleh sesuatu. Menurut Sjarkawi faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang itu ada dua, yaitu faktor-faktor eksternal dan faktor internal.54 Faktor internal adalah faktro yang berasal dari dalam diri orang itu sendiri.faktor internal ini biasanya merupakan faktor genetik atau bawaan. Faktro genetik maksudnya adalah faktor yang berupa bawaan sejak lahir dan merupakan pengaruh keturunan dari salah satu sifat yang dimiliki oleh orang tuanya.

Sedangkan faktor ekternal adalah faktro yang berasal dari luar orang tersebut. Faktro eksternal ini biasanya merupakan pengaruh yang berasal dari lingkungan seseorang mulai dari lingkungan terkecilnya yakni keluarga, teman, tetangga, sampai dengan pengaruh dari berbagai media audiovisual seperti TV dan VCD, atau media cetak seperti koran, majalah dan lain sebagainya.

Sedangkan menurut Alisuf Sabri bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian anak yaitu, faktor

53

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahsa Indonesia…, h. 165

54

Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak: Peran moral intelektual, emosional, dan sosial sebagai wujud integritas membangun jati diri, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), Cet. I h. 19

(46)

heredity/pembawaan, pengalaman-pengalaman yang aktual bagi individu

dan kebudayaan. 55

Yang dimaksud faktor heredity adalah faktor bawaan sejak lahir. Sedangkan faktor pengalaman yang dimaksud disini dapat berupa pengalaman-pengalaman yang diras

Gambar

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
No Tabel 3 Pendidikan
No Tabel 4 Pekerjaan
Tabel 5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Cases of suspected child maltreatment were identified from state-based child protection records, along with the date of each episode of substantiated harm or risk, the subtypes

Data bahan makanan yang digunakan sebanyak 100 data dan dari hasil pengolahan data menggunakan algoritma genetika di dapatkan nilai dari rata- rata fitness adalah

Luaran dari penelitian yang dilakukan adalah artikel ilmiah dengan gambaran nyata mengenai pengaruh pola tidur terhadap prestasi Mahasiswa di

“ Kamu adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan bagi umat manusia, (kerana) kamu menyuruh melakukan perkara yang ma’ruf dan mencegah daripada perkara yang mungkar” 8..

(Sumber: http://bappeda.jatimprov.go.id/ diakses tanggal 10 Februari 2014) Konsep Sustainable Agriculture-System (SAc-S) adalah rancang bangun sebagai alternatif baru dalam

Kemudian selanjutnya apakah dengan pemodifikasian sistem injeksi Biosolar pada mesin diesel tersebut dapat menekan jumlah konsumsi bahan bakar yang diinjeksikan, tahapan akhir

Adanya kekhasan dalam konstelasi geografis dan keragaman suku, ras, budaya, agama dan bahasa dalam negara, menjadikan bangsa Indonesia harus memiliki sikap dan cara pandang

[r]