• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Operasional Pada Poliklinik Rehabilitasi Medik Di Rumah Sakit Ananda Bekasi : tinjauan dari perspektif manajemen operasional rehabilitasi yang islami

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manajemen Operasional Pada Poliklinik Rehabilitasi Medik Di Rumah Sakit Ananda Bekasi : tinjauan dari perspektif manajemen operasional rehabilitasi yang islami"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN OPERASIONAL PADA POLIKLINIK REHABILITASI MEDIK DI RUMAH SAKIT ANANDA BEKASI :

(Tinjauan dari Perspektif Manajemen Operasional Rehabilitasi yang Islami)

Disusun Oleh : Chairil Bastian

0046119545

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji, serta syukur, penulis panjatkan kepada Dzat yang Maha

Mengetahui semua yang ada di bumi dan di langit, baik yang zohir dan yang bathin.

Dialah Pemilik alam semesta ini Allah Swt. Yang berkat taufiq, hidayah dan inayah-Nya penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam, semoga selalu tercurahkan kepada Baginda alam, Nabi Muhammad saw, beserta keluarga, sahabatnya dan seluruh umat manusia yang setia mengikuti ajaran beliau hingga akhir zaman nanti.

Banyak sekali rintangan serta hambatan yang penulis rasakan dalam penulisan skripsi ini, namun Alhamdulillah berkat pertolongan Allah Swt dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu perkenankanlah penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. M Amin Suma, SH., MA., MM. Selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Euis Amalia, M.Ag dan Bapak Ah. Azharuddin Lathif M.Ag. Selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

3. Drs. H. Anwar Abbas, M.AG., MM. Selaku pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan ketekunan serta keikhlasan beliau berkenan memberikan bimbingan bagi penulis di sela-sela kesibukannya. Banyak sekali masukan yang sangat berharga bagi penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

(3)

5. Seluruh staff terapis pada Poli RM RS Ananda Bekasi, khususnya Neni Apriyanti selaku koordinator yang bersedia membantu penulis dengan memberikan data-data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.

6. Ibunda dan Ayahanda tercinta, terima kasih atas jasa-jasamu selama ini yang telah membesarkan dan mendidik serta memberikan yang terbaik bagi penulis hingga saat ini.

7. Kakak-kakakku semuanya khususnya Elly Navidar, SE, Vitri Yuliany. Yang telah memberikan bantuan bagi penulis selama masa pendidikan SI ini baik berupa moril maupun materil. Semoga Allah Swt memberikan limpahan rahmat-Nya kepada kita semua.

8. Teman-teman MPI NOCHENX,teman-teman seperjuangan yang telah melewati suka dan duka bersama-sama selama masa di bangku kuliah.

Akhirnya kepada mereka semua yang telah membantu penulis, tidak ada yang dapat penulis berikan selain hanya bisa berdoa semoga Allah Swt yang Maha Rahman dan Rahim melimpahkan rahmat dan pahala yang berlipat ganda atas kebaikan semuanya. Amin.

Jakarta, September 2008

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iv

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ... 4

D. Review Studi Terdahulu ... 5

E. Metode Penelitian ... 6

F. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II Manajemen Operasional Rehabilitasi Medik Dalam Islam A. Pengertian Manajemen Operasional Rehabilitasi Medik ... 10

B. Fungsi dan Tujuan Manajemen Operasional Rehabilitasi Medik ... 13

C. Ruang Lingkup Manajemen Operasional Rehabilitasi Medik ... 17

D. Konsep-Konsep Manajemen Operasional dalam Islam 1. Konsep Maksimasi ... 20

2. Konsep Laba ... 21

3. Keseimbangan Dunia dan Akhirat ... 22

4. Konsep Hak Milik ... 23

5. Konsep Pengawasan... 27

BAB III Gambaran Umum Rumah Sakit Ananda Bekasi A. Sejarah berdirinya Rumah Sakit Ananda ... 32

B. Visi dan Misi ... 33

C. Moto kerja ... 33

D. Nilai ... 34

E. Tujuan Rumah sakit Ananda ... 34

F. Pedoman Rumah sakit Ananda ... 34

G. Struktur Organisasi ... 35

H. Ketenagaan ... 37

I. Produk Pelayanan ... 37

(5)

Berlandaskan pada Konsep Manajemen yang Islami ... 54 BAB V Penutup

A. Kesimpulan ... 65 B. Saran ... 66 DAFTAR PUSTAKA

(6)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Berdasarkan data terakhir dari badan statistik Indonesia pada tahun 2005, jumlah penduduk Indonesia mencapai 218.868.791 jiwa1. Dengan sekian banyak jumlah penduduk Indonesia maka semakin tinggi pula permintaan akan rumah sakit, klinik dan institusi kesehatan lainnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kesehatan. Sebagaimana diketahui bahwa kesehatan merupakan kebutuhan primer setiap orang, selain sandang pangan dan papan. Tentu saja hal ini harus diimbangi dengan adanya pelayanan kesehatan yang berkesinambungan, guna memberikan pelayanan kesehatan yang terpadu dan sesuai dengan standar operasional pelayanan kesehatan.

Fungsi dari pelayanan kesehatan mencakup upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.2 Oleh karena itu dibutuhkan suatu institusi berupa klinik ataupun poliklinik dan instalasi rehabilitas medik yang khusus menangani tujuan akhir dari sebuah upaya pelayanan kesehatan pada rumah sakit yaitu rehabilitatif yang bertujuan untuk membantu pasien yang telah melewati masa pengobatan penyakitnya untuk mengembalikan fungsi organ motorik pasien agar dapat berfungsi secara optimal.

1

www.badan_statistik_indonesia.com.

2

(7)

Jumlah penyandang cacat akan bertambah terus sejalan dengan perubahan demografi ke arah umur menua dan perubahan epidemologi ke arah kronik degeneratif. Di samping itu tingginya angka kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan kerja memberikan kontribusi makin banyaknya jumlah penyandang cacat.

Modernisasi dan globalisasi juga memberikan andil dalam bertambahnya jumlah penyandang cacat karena mengakibatkan pola hidup yang berubah serta ketatnya persaingan disegala bidang dimana sebagian besar penduduk belum siap dengan menghadapi perubahan tersebut. Akibatnya kebutuhan akan pelayanan rehabilitasi medik akan semakin meningkat3

Dengan bertambahnya jumlah penyandang cacat baik yang diakibatkan oleh penuaan umur, kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan kerja maka rehabilitasi medik dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanannya, sebagaimana tujuan dari rehabilitasi medik yaitu untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas hidup pasien sehingga dapat melakukan fungsinya di masyarakat.

Untuk itu manajemen operasional dibutuhkan untuk menghasilkan jasa kesehatan yang baik untuk melayani pasien dengan menggunakan input yang ada secara maksimal berupa dokter, perawat, staf, peralatan, fasilitas dan tenaga yang dimiliki.

3

(8)

Dalam pandangan Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu tidak boleh dilakukan secara asal-asalan. Hal ini merupakan prinsip dalam ajaran Islam.

Arah pekerjaan yang jelas, landasan yang mantap, dan cara-cara mendapatkannya yang transparan merupakan amal perbuatan yang dicintai Allah Swt. Sebenarnya, manajemen dalam arti mengatur segala sesuatu agar dilakukan dengan baik, tepat, dan tuntas merupakan hal yang disyariatkan dalam ajaran Islam.

Demikian ketika kita melakukan sesuatu itu dengan benar, rapi, terencana dan terorganisasi dengan rapi, maka kita akan terhindar dari keragu-raguan dalam memutuskan sesuatu atau dalam mengerjakan sesuatu. Kita tidak boleh melakukan sesuatu yang didasarkan pada raguan. Sesuatu yang didasarkan pada keragu-raguan biasanya akan melahirkan hasil yang tidak optimal dan mungkin akhirnya tidak bermanfaat.4

Didasari atas keinginan penulis untuk mengetahui sejauh mana prinsip-prinsip ajaran Islam telah diterapkan pada berbagai macam bidang, khususnya pada manajemen yang ada pada poliklinik rehabilitasi medik rumah sakit Ananda Bekasi dengan menitik beratkan pada manajemen operasional, sehingga penulis bermaksud membuat skripsi yang berjudul “Manajemen operasional pada poliklinik rehabilitasi medik di rumah sakit Ananda Bekasi (tinjauan dari perspektif manajemen operasional rehabilitasi medik yang islami)”

4

(9)

B Pembatasan dan Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas pada skripsi yang berjudul “Manajemen operasional rehabilitasi medik di rumah sakit Ananda Bekasi (tinjauan dari perspektif manajemen operasional rehabilitasi medik yang islami)” ditekankan pada manajemen operasional klinik rehabilitasi medik pada rumah sakit ananda Bekasi berdasarkan prinsip-prinsip manajemen yang sesuai dengan Islam.

Untuk mengarahkan pada permasalah dan pembahasan sehingga tidak menyimpang dari pokok pembahasan, maka dirumuskan beberapa pokok masalah sebagai berikut:

1 Bagaimanakah manajemen operasional yang sesuai dengan konsep manajemen operasional dalam Islam?

2 Bagaimanakah manajemen operasional yang diterapkan pada poliklinik rehabilitasi medik pada rumah sakit Ananda Bekasi.?

3 Sejalankah aplikasi manajemen operasional rehabilitasi medik dengan konsep manajemen operasional rehabilitasi medik dalam Islam?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

(10)

1. Untuk mengetahui manajemen operasional yang sesuai dengan konsep manajemen operasional dalam Islam.

2. Untuk mengetahui manajemen operasional yang diterapkan pada poliklinik rehabilitasi medik.

3. Untuk mengetahui kesesuaian aplikasi manajemen operasional poliklinik rehabilitasi medik pada rumah sakit Ananda dengan prinsip-prinsip manajemen operasional dalam Islam.

Manfaat yang diharapkan dari penulisan skripsi ini adalah bagi masyarakat umumnya yang membaca tulisan ini adalah untuk mengetahui tentang bagaimana manajemen operasional yang sesuai dengan Islam. Bagi rumah sakit dan poliklinik-poliklinik yang berada di bawah naungan rumah sakit Ananda Bekasi dapat mengambil pengetahuan tentang manajemen operasional Islami. Dan bagi penulis sendiri khususnya sebagai sarana untuk menerapkan teori-teori yang telah didapatkan selama masa kuliah, serta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam pada fakultas Syariah dan Hukum yang ditetapkan oleh Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Review Studi Terdahulu

(11)

terhadap manajemen operasional koperasi yaitu pertama hanya terletak pada tipe manajer yang mengawasi operasional koperasi tersebut. Manajer yang memimpin sekaligus mengawasi koperasi memiliki sifat ketegasan, musyawarah, keterbukaan dan pemahaman yang mendalam terhadap tujuan organisasi dari koperasi, hal ini sesuai dengan kriteria dari tipe manajer yang seharusnya dalam Islam. Kedua, yang menjadi sorotan ini adalah dari segi produk operasional koperasi. Ada beberapa point yang tidak disebutkan mengenai aspek bagaimana SDM yang ada selain dari manajer, bentuk pelayanan terhadap masyarakat, bentuk pelaporan dan pencatatan keuangan koperasi. Hanya ada dua aspek yang diteliti dalam skripsi ini yaitu dari segi manajer dan produk koperasi.

Sedangkan skripsi yang penulis buat, lebih banyak mendeskripsikan aspek-aspek dari manajemen operasional rehabilitasi medik yaitu SDM, Tarif pelayanan, Bentuk pelayanan dan pencatatan serta pelaporan.

E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

(12)

kesesuaian aplikasi manajemen operasional poliklinik rehabilitasi medik pada rumah sakit Ananda dengan prinsip-prinsip manajemen operasional dalam Islam. Sehingga dapat menghasilkan sebuah kesimpulan dari kedua metode tersebut.

2. Sumber Data

Untuk mendapatkan data lapangan yang diperlukan, penulis melakukan observasi terkait dengan manajemen operasional yang diterapkan oleh poliklinik rehabilitasi medik rumah sakit Ananda, dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap manajemen operasional yang diterapkan, melihat bentuk laporan keuangan dan obat poliklinik rehabilitasi medik. Untuk melengkapi hasil observasi penulis melakukan wawancara dengan koordinator poliklinik rehabilitasi medik, dan pemilik sekaligus pengelola poliklinik rehabilitas medik rumah sakit Ananda Bekasi.

Sebagai referensi mengenai kepustakaan, bahan-bahan yang dibutuhkan berasal dari buku-buku yang berhubungan dengan penulisan, dan juga mendapatkan data dari internet.

3. Teknik Penulisan

(13)

E. Sistematika Penulisan

Bahasan-bahasan dalam skripsi ini terbagi dalam lima bab dan dari tiap bab tersebut terdiri dari sub bab dengan penjelasan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, metode penelitan dan teknik penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II Manajemen Operasional Rehabilitasi Medik dalam Islam. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengertian dari manajemen operasional rehabilitasi medik, lalu fungsi serta tujuan manajemen operasional rehabilitasi medik, kemudian akan dijelaskan ruang lingkup manajemen operasional rehabilitasi medik dan terakhir adalah konsep-konsep manajemen operasional rehabilitasi medik dalam Islam

BAB III Gambaran umum rumah sakit Ananda Bekasi. Pertama akan dijelaskan tentang gambaran umum dari rumah sakit Ananda Bekasi dengan menjelaskan bagaimana sejarah berdirinya rumah sakit Ananda, visi dan misi dari rumah sakit, moto kerja, Nilai, tujuan rumah sakit, pedoman rumah sakit, struktur orgainisasi dan produk pelayanan.

(14)

medik rumah sakit Ananda berlandaskan pada perspektif manajemen yang islami

(15)

BAB III.

GAMBARAN SINGKAT RUMAH SAKIT ANANDA

A. Sejarah berdirinya Rumah Sakit Ananda

Rumah sakit Ananda Bekasi adalah rumah sakit umum swasta yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan. Rumah sakit Ananda didirikan pada Januari 2001 berdasarkan surat keputusan Kepala dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat No. 503/SK. 214 - RS/2001, merupakan pengembangan dari kllinik spesialis yang berdiri sejak tahun 1994. Izin operasional dalam melaksanakan pelayanan kesehatan didapat pada Januari 2002.

Pada mulanya rumah sakit Ananda merupakan poliklinik umum pelayanan 24 jam yaitu melayani pengobatan masyarakat/pasien dilakukan oleh dokter umum. Poliklinik ini juga melayani pemeriksaan kebidanan/kehamilan dilakukan oleh bidan. Poliklinik tersebut didirikan pada tanggal 5 Desember 1992.

Semakin banyak pasien yang berobat, poliklinik Spesialis Ananda dituntut untuk meningkatkan pelayanan yang komplit dan berkualitas dalam profesinya, maka pada tahun 2001 pihak pengelola poliklinik (Yayasan Ananda) meningkatkan pelayanan kesehatan dan merubah statusnya menjadi Rumah Sakit Umum. 5

5

(16)

B. Visi dan Misi

Visi menjadi rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik dan terpadu sesuai dengan standar profesi bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan suku, golongan, status sosial dan agama.

Misi rumah sakit :

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan rasional 2. Menjadi mitra yang baik bagi masyarakat, sarana pelayanan kesehatan

lain, asuransi kesehatan, instansi pemerintah, instansi swasta dan perusahaan.

3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dapat menciptakan kepuasan bagi semua.

4. Menjadi rumah sakit yang peduli akan lingkungan6 C. Moto Kerja

Yang menjadi pegangan bagi seluruh karyawan rumah sakit Ananda dalam bekerja adalah selalu bekerja dengan benar, ilmiah, trampil, rasional dan mengutamakan keamanan.7

6

Ibid., h. 12

7

(17)

D. Nilai

Nilai yang dipegang seluruh karyawan dalam memberikan pelayanan adalah :

1. Mengutamakan keselamatan dan kesembuhan pasien 2. Bersikap setia, jujur, ramah dan bertanggung jawab.8 E. Tujuan Rumah Sakit Ananda

Tujuan pendirian rumah sakit Ananda adalah : 1. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat

2. menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang terbaik 3. meningkatkan kesejahteraaan karyawan

F. Pedoman Operasional Rumah Sakit Ananda

Dengan adanya pedoman ini dimaksudkan untuk dapat menjadi acuan dalam berprilaku dan menjadi budaya yang mewarnai suasana kerja sehari-hari : 1 Pasien yang paling utama

Kami menganggap setiap pasien yang datang ke rumah sakit Ananda adalah yang paling uatama untuk dilayani sebaik mungkin

2 Pelayanan secara paripurna

Kami memberikan pelayanan dengan berupaya memperhatikan faktor psikososial, kultural dan spiritual.

3 Karyawan sangat berarti

8

(18)

Kami menganggap karyawan sebagai asset utama yang dapat diandalkan untuk memajukan Rumah sakit dalam menghadapi perkembangan jaman. 4 Semangat persaudaraan

Kami berupaya menumbuhkan nuansa persaudaraan dan kekeluargaan diantara sesama karyawan, juga dengan pasien dan keluarganya serta pengguna jasa lainnya. 9

G. Struktur Organisasi Rumah Sakit Ananda

Susunan organisasi rumah sakit Ananda terdiri dari : 1 PT RAHIM ( Rajut Hidup Mandiri)

Sebagai pemilik yayasan Rumah Sakit Ananda 2 Direksi :

1) Direktur Utama

2) G.M Keuangan & Umum a) Personalia & Umum

• Staf Personalia & Umum

• Adm. Gudang Umum

• Pemeliharaan • RT Kantor

• Laundry

• Satpam

• Sopir Ambulance

9

(19)

b) Keuangan

• Staf Keuangan

• Kasir

• Penagihan

c) Humas & Marketing

• Staf Humas & Marketing • Operator

• (Cleaning Service)

• ( Parkir)

3) G. M Pelayanan

a) Pelayanan Medis • Staf YanMed

• EDP

• Medical Record • Fisioterapi

b) Keperawatan • Rawat Jalan

• Perawatan Umum (PU)

• Perawatan Anak (PA)

• Perinatalogi

(20)

• ICU

• Kamar Operasi (OK)

c) Penunjang Medis • Inst Farmasi • Inst. Laboratorium

• Inst. Radiologi

• Inst. Gizi

• Gud. Obat / Farmasi

4) Komite Medik 5) Internal Audit10 H. Ketenagaan

Jumlah tenaga medis dan non medis di rumah sakit Ananda terus meningkat seiring dengan perkembangan rumah sakit Ananda. Data jumlah ketenagaan baik medis maupun non medis pada tahun 2005 sebesar 286 orang. I. Produk Pelayanan

1. Unit Rawat Jalan

Pelayanan rawat jalan untuk semua pasien, baik pasien dewasa maupun pasien anak dengan jaminan perusahaan ataupun jaminan pribadi.

Jam pelayanan dan jam pendaftaran dilakukan setiap hari kecuali hari minggu mulai pukul 08.00 s/d 21.00

10

(21)

Jenis pelayanan kesehatan yang terdapat di rumah sakit Ananda adalah : 1) Poliklinik THT

2) Kinik Gigi 3) Poliklinik Mata 4) Poliklinik Anak 5) Poliklinik Syaraf

6) Poliklinik Rehabilitasi Medik 7) Poliklinik Umum

8) Poliklinik Kulit Kelamin 9) Poliklinik Psikiater Anak 10) Poliklinik Penyakit Dalan

11) Poliklinik Akupuntur kesehatan dan kecantikan 12) Poliklinik Kebidanan dan Kandungan

13) Poliklinik Bedah 14) Konsultasi Gizi

15) Pelayanan 24 jam: Unit Gawat Darurat 16) Ruang Tindakan Operasi

Unit penunjang rumah sakit Ananda : 1) Instalasi farmasi 24 jam

(22)

2. Unit Rawat Inap

Berdasarkan data dari laporan tahunan periode tahun 2005 kapasitas yang tersedia berjumlah 85 tempat tidur dengan kelas rawat terdiri dari kelas VIP, Utama, Kelas I, Kelas II, Kelas III.

Ruang perawatan terbagi menjadi 6 bagian : 1) Ruang Perinatalogi (Ruang Anggrek)

Ruang perinatalogi adalah ruang khusus bayi setelah post partus, sebelum dibawa pulang, diruangan ini dibagi menjadi 2 kelas perawatan :

a) Kelas I terdiri dari 4 tempat tidur b) Kelas II terdiri dari 6 tempat tidur 2) Ruang Perina

Ruang perina adalah ruang khusus pasien bayi dengan berbagai penyakit. Usia < 40 hari. Diruang ini disediakan kelas II dengan kapasitas 7 tempat tidur.

3) Ruang Perawatan Anak (Ruang Cempaka)

Ruang Cempaka dikhususkan bagi pasien anak dengan berbagai penyakit. Kategori pasien yang masuk ke ruangan ini adalah pasien dari usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun, di ruangan ini disediakan kelas I, Kelas II dan ruang isolasi yang terdiri dari :

(23)

d) Ruang isolasi terdiri dari 1 tempat tidur. 4) Ruang perawatan umum ( Ruang Kemuning)

Adalah ruang perawatan khusus pasien > 17 tahun. Di ruangan Kemuning disediakan kelas I, kelas II, kelas III dan ruang isolasi yang terdiri dari :

a) Kelas I terdiri dari 5 tempat tidur b) Kelas II terdiri dari 8 tempat tidur c) Kelas III terdiri dari 16 tempat tidur d) Ruang isolasi terdiri dari 1 tempat tidur 5) Ruang Flamboyan

Di ruang Flamboyan tidak dibedakan usia pasien, pasien bayi sampai pasien dewasa dapat menggunakan fasilitas yang ada di ruangan Flamboyan, di ruangan Flamboyan terdapat kelas VIP, kelas utama dan kelas II yang terdiri dari :

a) Kelas VIP terdiri dari 3 tempat tidur b) Kelas utama terdiri dari 2 tempat tidur c) Kelas II terdiri dari 4 tempat tidur 6) Ruang kebidanan

Adalah ruangan khusus pre dan post natal, dengan fasilitas kelas III yang terdiri dari 7 tempat tidur.11

11

(24)

BAB IV

ANALISIS TERHADAP MANAJEMEN OPERASIONAL POLIKLINIK REHABILITASI MEDIK PADA RUMAH SAKIT ANANDA BEKASI

A Deskripsi Manajemen Operasional Rehabilitasi Medik Pada Rumah Sakit Ananda Bekasi

Sebelum masuk pada pembahasan berikutnya terlebih dahulu penulis akan mencoba memaparkan bentuk-bentuk dari rehabilitasi medik. Sebagaimana telah dijelaskan pada bab II tentang rehabilitasi medik sebagai suatu upaya yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan cara mencegah, mengurangi kelainan, ketidakmampuan dan ketunaan. Dilihat dari tempat diselenggarakannya rehabilitasi medik, terdapat dua macam bentuk dari rehabilitasi medik yaitu instalasi rehabilitasi medik dan poliklinik rehabilitasi medik. 12 Hal yang akan penulis jabarkan pada pembahasan berikut ini adalah poliklinik rehabilitasi medik yaitu suatu sub atau bagian dari Rumah Sakit yang menyelenggarakan pelayanan rehabilitasi medik. Masalah yang menjadi objek penelitian adalah poliklinik rehabilitasi medik Rumah Sakit Ananda Bekasi.

Tidak seperti poliklinik-poliklinik lain pada RS Ananda yang merupakan satu kesatuan dengan RS Ananda baik pengelolaan ataupun modalnya berasal dari RS Ananda Bekasi sendiri, Poli RM merupakan suatu hasil dari bentuk kerjasama antara

12

(25)

RS Ananda dengan seorang dokter spesialis rehabilitasi medik sebagai pemilik modal sekaligus pengelola Poli RM RS Ananda, dengan ketentuan serta perjanjian bagi hasil yang telah disepakati.

Berikut pokok-pokok terkait dengan Kegiatan operasional pada poli RM RS Ananda berkaitan dengan manajemen yang diterapkan oleh poli RM itu sendiri.

1. Ketenagaan / Sumber Daya Manusia

Untuk operasional poli RM, pemilik Poli RM merekrut sumber daya manusia berjumlah delapan orang termasuk beliau sebagai tenaga dokter spesialis dengan perincian sebagai berikut: dua orang dokter spesialis rehabilitasi medik, tiga orang fisioterapis, satu orang okupasi terapis dan dua orang terapis wicara.

Antara tenaga terapis (fisioterapis, okupasi terapis dan terapis wicara) dengan pemilik Poli RM memiliki ikatan kontak kerja yang dituangkan dalam sebuah bentuk perjanjian kerjasama. Perjanjian tersebut berisi mengenai jenis dan tugas serta tanggung jawab masing-masing dari tenaga terapis, pembagian hasil antara pemilik Poli RM dengan tenaga terapis setiap bulannya dihitung berdasarkan jumlah pasien yang datang untuk menjalani terapi baik fisioterapi, terapi wicara, dan okupasi terapi dengan perincian sebagai berikut; fisioterapi 30%, okupasi terapi 25% dan terapi wicara 25%. Hasil tersebut diberikan setelah terlebih dahulu dikurangi untuk pembagian kerjasama dengan pihak RS, barulah sisa pendapatan dibagi sesuai dengan persentase sesuai dengan kesepakatan13.

13

(26)

Pertimbangan dari pemilik poli RM dalam menggunakan sistem bagi hasil dengan tenaga terapis yang bekerja pada poli RM adalah beliau mencoba untuk memberikan suatu rasa memiliki kepada tenaga terapis, dengan adanya sistem pembagian hasil ini diharapkan tenaga terapis akan bekerja dengan sebaik-baiknya sehingga dapat menghasilkan pendapatan yang besar bagi poli RM. Dengan begitu, penghasilan untuk merekapun akan semakin besar pula, juga untuk menumbuhkan rasa memiliki dari poli RM tempat mereka bekerja selama ini.14

2. Sarana, Prasarana dan Peralatan

Lokasi poli RM terletak di sebelah kanan sebelum pintu masuk Rumah Sakit Ananda Bekasi, dan sebelum pintu masuk ruang rawat inap. Letak dari poli RM sangat strategis sehingga dapat dilihat setiap orang yang keluar masuk dari Rumah Sakit Ananda ataupun yang ingin menjenguk pasien rawat inap.

Sarana dan prasarana ini disiapkan oleh pihak Rumah Sakit sebagai pihak yang mengadakan kerja sama dengan pemilik poli RM. Kerjasama ini tertuang dalam sebuah bentuk perjanjian kerjasama dengan poin-poin sebagai berikut 15:

1. Kontrak kerjasama dilakukan dalam waktu 1 tahun. Apabila tidak ada permasalahan, kontrak kerjasama secara otomatis dilanjutkan.

14

dr. Syarief Hasan Lutfie, Pemilik Poli RM RS Ananda Bekasi, Wawancara Pribadi, Bekasi 11 September 2006

15

(27)

2. kerjasama dilakukan dalam bentuk bagi hasil pendapatan (proyek sharing) dengan pembagian sebagai berikut :

a. Konsul / visit dokter, RS Ananda mendapatkan keuntungan 20% dari jumlah kunjungan pasien perbulannya.

b. Pelayanan Fisioterapi, RS Ananda mendapatkan keuntungan 30% dari jumlah kunjungan pasien perbulannya

c. Pelayanan Okupasi Terapi, RS Ananda mendapatkan keuntungan 25% dari jumlah kunjungan pasien perbulannya

d. Pelayanan Terapi Wicara, RS Ananda mendapatkan keuntungan 25% dari jumlah kunjungan pasien perbulannya

Dari pihak RS Ananda menyediakan tempat untuk melakukan kegiatan pelayanan kesehatan rehabilitasi medik yaitu sebuah ruangan dengan diberi sekat tembok dimana satu ruangan digunakan untuk konsul/pemeriksaan oleh dokter dan ruangan lainnya digunakan untuk melakukan pengobatan/terapi rehab medik. Serta peralatan kerja kantor berupa peralatan umum, tempat tidur, fasilitas meubelair, listrik, dan obat-obatan yang diperlukan sesuai kebutuhan. Sedangkan peralatan untuk pelayanan kesehatan lainnya disediakan sendiri oleh rehab medik.16

Sedangkan dalam pengadaan peralatan rehabilitasi medik, pemilik sekaligus pengelola poli RM menggunakan jasa dari Bank Bukopin Syariah dengan menggunakan sistem Murabahah. Penulis tidak mengetahui secara jelas

16

(28)

jumlah nominal dari pinjaman tersebut serta jangka waktu yang digunakan dalam pinjaman tersebut.

Pada poli RM RS Ananda terdapat tujuh buah alat terapi kesehatan yang digunakan yaitu Microwave Diathermi (MWD), Trans Cuteneus Electrical Stimulation (TENS), Electrical Stimulations (ES), Infra Red (IR), Nebulizer, Suction, Vibrator. Peralatan-peralatan tersebut digunakan sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing pasien setelah diberikan program terapi oleh dokter spesialis rehabilitasi medik. Bisa dibilang peralatan merupakan modal utama poli RM untuk melayani pasien, karena Poli RM memberikan pelayanan kesehatan berupa terapi fisik dengan menggunakan alat bantu terapi yang ada untuk membantu mencapai tingkat kesembuhan pasien.

3. Pelayanan Kesehatan Pasien

Poin-poin yang akan dijelaskan pada pelayanan kesehatan Poli RM RS Ananda meliputi bentuk pelayanan kesehatan rehabilitasi medik, jadwal konsul dokter dan pelayanan kesehatan rehabilitasi medik, dan alur pelayanan kesehatan bagi pasien.

a. Bentuk pelayanan kesehatan rehabilitasi medik

(29)

1) Fisioterapi (Physiotheraphy)

Yaitu penanganan kasus pasien yang mengalami gangguan pada motorik kasar. Pelayanan kesehatan yang diberikan adalah Pediatrik, Muskuloskeletal, Neuromuscular, Kardiovaskuler.

Pada poli RM RS Ananda, pelayanan fisioterapi ditangani oleh tiga orang fisioterapis (tenaga terlatih yang memberikan pelayanan fisioterapi). Ketiga fisioterapis ini bekerja dari hari senin sampai dengan sabtu, mulai pukul 08.00 pagi hingga 21.00. sesuai dengan jam kerja Rumah Sakit Ananda.

2) Okupasi Terapi (Occupational Therapy)

Okupasi terapi adalah suatu proses kesehatan yang menolong individu yang mempunyai kelainan atau kecacatan fisik atau mental yang bersifat sementara atau menetap dengan menggunakan aktivitas-aktivitas yang telah diprogram atau disesuaikan untuk membantu pemulihan fungsi fisik, mental, maupun sosial secara optimal dibidang perawatan diri, produktivitas serta yang bersifat rekreasi.

3) Terapi Wicara (Speech Therapy)

(30)

4) Ortotik Prostetik

Ortotik prostetik adalah suatu pelayanan kesehatan dalam pembuatan alat bantu (Ortose) pasien yang mengalami kecacatan (amputasi)

b. Jadwal konsul dokter dan pelayanan poliklinik rehabilitasi medik

Berikut Jadwal konsul dokter dan pelayanan poliklinik rehabilitasi Medik Rumah Sakit Ananda Bekasi setiap hari senin sampai dengan sabtu mulai pukul 08.00 hingga pukul 21.00. jadwal ini disesuaikan dengan jadwal pelayanan poliklinik pada Rumah Sakit Ananda Bekasi pada umumnya.

Jadwal Konsul Poliklinik Rehabilitasi Medik Tahun 2006

Jadwal Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik

Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik Jadwal Konsultasi

1. dr. Syarief Hasan Lutfie, SpRM

2. dr. Anita Linda, SpRM

1) Senin s/d Sabtu : Pkl 08.30-09.30 WIB

2) Senin s/d Kamis : Pkl 19.00-20.00 WIB

3) Selasa dan Jum’at: Pkl 17.00-18.30 WIB

Jadwal Pelayanan Poliklinik Rehabilitasi Medik Tahun 2006

Jadwal Pelayanan

1. Fisioterapi 1) Setiap hari (Senin s/d Sabtu : Pkl 08.00-21.00WIB)

2. Okupasi Terapi 1) On Call

(31)

c. Alur pelayanan kesehatan

Pasien yang datang ke poli RM dapat berasal dari Instalasi Gawat darurat RS Ananda, Instalasi rawat jalan, Instalasi rawat inap, konsul dari dokter praktek swasta/klinik, rujukan dari Rumah Sakit/institusi kesehatan lainnya.

Berikut ini akan penulis jabarkan bagaimana alur pelayanan kesehatan pasien pada Poli RM mulai mendaftar hingga selesai berobat. 1) Pendaftaran

Sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan, pasien terlebih dahulu mendaftarkan dirinya ke loket pendaftaran Rumah Sakit. Jika pasien baru, pasien terlebih dahulu membuat kartu berobat, ini diperlukan agar Rumah Sakit dan Poli RM dapat membuatkan rekam medik untuk mencatat dan memantau perkembangan kesehatan pasien. Bila pasien yang datang adalah pasien lama, maka pasien akan langsung mendapat nomor pendaftaran lalu menunggu giliran untuk mendapatkan pelayanan.

2) Pelayanan Kesehatan

(32)

Bagi pasien baru / rujukan terlebih dahulu melakukan konsultasi dengan dokter spesialis rehabilitasi medik agar dokter dapat menilai dan mengetahui kondisi pasien, untuk kemudian membuat program terapi yang akan diberikan kepada pasien. Selanjutnya akan memberitahukan kapan saja waktu untuk melakukan terapi dan kapan untuk konsul kembali ke dokter spesialis rehabilitasi medik untuk melihat sejauh mana perkembangan kesehatan pasien itu sendiri.

Pasien akan ditangani oleh tenaga terapis yang memberikan terapi-terapi seperti fisioterapi-terapi, okupasi terapi-terapi dan terapi-terapi wicara. Pada fisioterapi-terapi akan dibantu dengan alat-alat penunjang seperti microwave diatermi, Infra Merah, Vibrator dan lain sebagainya.

Kemajuan pasien dievaluasi secara berkala dan direncanakan program selanjutnya. Catatan medik pasien disimpan di dalam rekam medik. Rekam medik ini yang nantinya akan memberikan semua informasi yang diperlukan oleh dokter untuk melihat perkembangan si pasien itu sendiri.

Catatan medik terdiri dari dua macam yaitu catatan medik mengenai hasil dari pemeriksaan konsul dokter, dan catatan medik tentang pelaksanaan terapi yang diberikan.

3) Pembayaran biaya pelayanan kesehatan

(33)

untuk diberikan pada loket pembayaran Rumah Sakit sebagai bukti bahwa pasien telah mendapatkan pelayanan kesehatan. Satu lagi berwarna merah disimpan oleh rehab medik sebagai pegangan untuk bukti laporan kepada dokter.17

Dengan adanya pembayaran pelayanan kesehatan poli RM pada kasir Rumah Sakit Rumah Sakit dapat mengetahui jumlah pasien yang datang pada poli RM yang nantinya digunakan sebagai acuan dalam pemberian bagi hasil antara pihak Rumah Sakit dengan poli RM. Dengan adanya dua buah struk tadi baik dari poli RM ataupun pihak Rumah Sakit dapat mengetahui seberapa besar pendapatan yang harus mereka terima setiap bulannya, dan juga untuk menghindari kesalah pahaman.

4. Penetapan Tarif Pelayanan Kesehatan

Dalam penetapan tarif pelayanan kesehatan, ini tergantung atau sesuai dengan keputusan dari pemilik tunggal Poli RM RS Ananda sendiri yaitu dr Syarief Hasan Lutfie, SpRM. Sebagai orang yang berwenang menetapkan kebijakan-kebijakan pada oleh Poli RM, maka dalam menetapkan biaya yang akan dibebankan pada pasien pun harus sesuai dengan keputusan beliau.

Adapun yang menjadi pertimbangan dalam menetapkan tarif yang dibebankan kepada pasien, beliau melihat kepada tarif yang diberlakukan poli RM

17

(34)

yang ada di sekitar daerah Bekasi khususnya dan yang ada di sekitar Jakarta pada umumnya, ini pun disesuaikan dengan kondisi ekonomi masyarakat sekitarnya. 18 5. Pengawasan, Pelaporan dan Evaluasi

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa poli RM pada Rumah Sakit Ananda Bekasi dipimpin dan dikelola oleh seorang dokter spesialis rehabilitasi medik. Beliau juga sebagai pemilik saham tunggal. Untuk pengawasan operasional rehabilitasi sehari-hari beliau menunjuk seorang koordinator sekaligus tenaga fisoterapis yang bertugas memantau poli RM setiap harinya, dan juga membuatkan laporan pendapatan serta pemasukan dan penggunaan obat, untuk kemudian setiap bulannya dilaporkan kepada pemilik poli RM untuk diperiksa dan diteliti.

Penunjukan seorang koordinator dilakukan karena pemiliknya tidak dapat setiap hari dan setiap saat mengawasi dan memantau kegiatan serta perkembangan yang dialami dalam poli RM dikarenakan beliau memiliki tugas-tugas lain yang tidak dapat ditinggalkan. Tetapi dalam waktu-waktu tertentu, beliau juga berpraktek sebagai dokter spesialis pada poli RM pada Rumah Sakit Ananda.

Ada dua macam bentuk laporan dalam poli RM yang dibuat oleh koordinator poli RM yaitu laporan keuangan dan laporan penggunaan obat berikut akan penulis uraikan lebih terperinci

18

(35)

a) Laporan Keuangan

Laporan keuangan dibuat oleh koordinator poli RM dalam sebuah buku besar dengan periode dari tanggal 26 hingga tanggal 25 pada tiap bulannya. Metode yang digunakan dalam pencatatan sangat sederhana karena tidak menggunakan istilah-istilah akuntansi maupun aturan baku dalam sebuah laporan yang biasa dipakai dalam sebuah laporan keuangan baku. Di bawahnya juga diberikan keterangan-keterangan mengenai laporan yang ada di atasnya.

Secara garis besar ada beberapa poin yang dapat dilihat pada laporan keuangan tersebut antara lain yaitu :

1) Pendapatan konsultasi dokter setelah dipotong 20% untuk Rumah Sakit, dari pasien rawat jalan dan pasien rawat inap.

2) Pendapatan Fisioterapi dari pasien rawat inap dan pasien rawat jalan setelah dipotong 30% untuk Rumah Sakit.

3) Pendapatan Okupasi terapi dari pasien rawat inap dan rawat jalan setelah dipotong 25% untuk Rumah Sakit

4) Pendapatan Terapi Wicara dari pasien rawat inap dan rawat jalan setelah dipotong 25% untuk Rumah Sakit.

(36)

6) Kekurangan yang belum diterima oleh poli RM dari pasien yang masih dirawat ketika tutup buku dilakukan19.

b) Laporan pemasukan dan penggunaan obat

Pada laporan pemasukan dan penggunaan obat juga menggunakan periode yang sama yaitu dari tanggal 26 – 25 tiap bulannya. Disini dijelaskan jumlah obat yang masuk dari tanggal 26-25 yang digunakan dalam pemberian terapi kepada pasien bersamaan dengan penggunaan alat.

Laporan-laporan ini kemudian diserahkan kepada pemilik poli RM secara berkala tiap bulan pada tanggal 5 setiap bulannya untuk diperiksa dan diteliti, hal ini dilakukan setelah uang hasil pendapatan Poli RM selama satu bulan diberikan oleh pihak Rumah Sakit. Apakah sesuai antara laporan dan uang yang diterima oleh dokter rehab medik.

Evaluasi dilakukan sebulan sekali bersamaan dengan pemeriksaan laporan dari koordinator poli RM yang dilakukan oleh pemilik poli RM. Sedangkan untuk evaluasi yang lebih besar diadakan setiap enam bulan sekali, evaluasi ini biasanya diadakan di rumah pemilik Poli RM, tenaga terapis pada poli RM RS Ananda dikumpulkan beserta dengan tenaga terapis poli RM lain milik beliau yang kini berjumlah sekitar empat buah poliklinik dan tersebar di daerah Bekasi, Cikarang dan Tambun. Dalam evaluasi enam bulanan ini dibahas mengenai masalah-masalah intern antara pegawai Poli RM, kendala-kendala yang dialami dalam pelayanan, pelaporan mengenai alat-alat, cara ini dilakukan antara lain untuk

19

(37)

mendekatkan antara pemilik poli RM dengan pegawainya dan antara sesama pegawai, sehingga tercipta suasana kekeluargaan dan kebersamaan yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan kinerja mereka dalam melayani pasien.

B Analisa Operasional Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Ananda Bekasi Berlandaskan pada Konsep Manajemen yang Islami

Konsep manajemen sudah sepatutnya dibangun berlandaskan pada suatu ideologi yang memberikan tujuan, ketetapan dan prinsip-prinsip sehingga manajemen Islami merupakan kumpulan dan ketetapan dan prinsip-prinsip yang seterusnya berproses menuju pencapaian tujuan dan dengan Islam sebagai dasar yang dapat mengujinya secara obyektif.20

Hukum dalam ajaran Islam ada lima kategori, yaitu wajib, sunah, haram, mubah dan makruh. Bila dilihat dari materinya, hukum Islam dapat berbentuk ibadat dan dapat berbentuk adat, sesuatu perbuatan ibadat tidak boleh dilakukan kecuali ada dalil atau ketentuan yang terdapat dalam Al-Qur’an atau Hadis bahwa perbuatan itu boleh dilakukan. Sedangkan perbuatan adat adalah semua perbuatan yang boleh dilakukan kecuali ada ketentuan dalam Al-Qur’an dan Hadis, yang menyatakan perbuatan itu tidak boleh dilakukan

Semua aktivitas yang dilakukan diluar ibadat maka termasuk perbuatan adat, yaitu perbuatan yang bersifat duniawi yang boleh dan dapat dilakukan dengan bebas

20

(38)

waktunya sepanjang tidak ada larangan di dalam Al-Qur’an dan Hadis, dan tidak bertentangan dengan aturan-aturan akhlak. 21

Allah SWT tidak melarang umatnya baik secara individu maupun bersama-sama untuk melakukan segala macam aktifitas ekonomi selama cara-cara yang mereka lakukan tidak bertentangan atau melanggar nilai-nilai syariah yang telah ditetapkan Allah SWT dalam Al-Qur’an dan yang dicontohkan oleh sunah Rasulullah Saw.

Pada prinsipnya poli RM merupakan produsen jasa kesehatan. Poli RM memproduksi suatu bentuk jasa kesehatan untuk ditawarkan kepada masyarakat umum yang membutuhkan dengan mendapatkan kompensasi atas jasa kesehatan yang telah diberikan. Hal ini tidaklah bertentangan dengan ajaran Islam karena Islam meperbolehkan umatnya untuk memproduksi atau menghasilkan barang maupun jasa yang dihalalkan serta tidak memudharatkan orang lain, dan cara-cara dalam menghasilkannya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip yang diajarkan dalam Islam.

Melihat dari Produk poli RM berupa jasa kesehatan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan, tidaklah bertentangan dengan ajaran Islam karena prinsipnya adalah perniagaan atau jual beli. Berikut akan dipaparkan prinsip-prinsip dari manajemen operasional poli RM yang digunakan dalam menghasilkan jasa

21

(39)

kesehatan ditinjau dari nilai-nilai Islam yang ada berdasarkan Al-Qur’an dan Sunah Rasulullah Saw.

1. Sumber daya manusia

Mengenai sumber daya manusia pada poli RM, ada dua point yang akan dianalisis oleh penulis yaitu mengenai kemampuan sumber daya manusianya akan pekerjaan yang mereka jalani dan kemudian tentang sistem pembayaran gaji kepada masing-masing sumber daya manusia poli RM Rumah Sakit Ananda.

Sumber daya manusia merupakan hal terpenting dalam sebuah badan usaha. Poli RM merekrut sumber daya manusia untuk memberikan pelayanan sesuai dengan prosedur baku dalam standar operasional pelayanan rehabilitasi medik. Sumber daya yang ada harus mengerti akan tugas dan tanggung jawab masing-masing dan menguasai keilmuan mengenai pekerjaan yang mereka jalani. Poli RM memiliki dua orang dokter spesialis rehabilitasi medik lulusan S2 kedokteran rehabilitasi medik dan enam orang tenaga terapis kesemuanya lulusan keperawatan dan telah mengikuti pelatihan rehabilitasi medik. Semuanya merupakan orang-orang yang berkompeten di bidangnya serta menguasai pekerjaan mereka dengan dasar keilmuan yang telah mereka dapatkan.

(40)

diberikan tugas yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya bukan karena faktor-faktor lainnya.

Setiap orang memiliki hak dan kewajiban masing-masing begitu juga dengan hak dan kewajiban yang dimiliki oleh tenaga terapis poli RM. Disamping menjalankan kewajibannya untuk mengerjakan apa yang telah di amanatkan kepadanya dalam bentuk pekerjaan sesuai dengan prosedur yang berlaku, setelah menjalankan tugasnya, maka pemilik poli RM wajib memberikan gaji atau upah sebagai hak mereka. Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa antara pemilik poli RM dengan tenaga terapisnya memiliki sebuah perjanjian yang diantaranya mengenai pembayaran upah dengan menggunakan sistem bagi hasil yang dihitung dari jumlah pasien yang datang untuk melakukan terapi. Persentase bagi hasil ini berbeda antara fisioterapis, okupasi terapis dan terapis wicara. Dengan pembagian 30% untuk fisioterapis, 25% okupasi terapis dan 25% untuk terapis wicara. Fisioterapis mendapatkan persentase paling besar dikarenakan fisioterapi merupakan sumber penghasilan terbesar bagi poli RM bila dibandingkan dengan terapis wicara dan okupasi terapi, dan jumlah tenaga fisioterapis lebih banyak dibandingkan dengan okupasi terapis dan terapis wicara. 22

Sistem bagi hasil ini merupakan sebuah nilai plus bagi poli RM, dengan menggunakan prinsip mudharabah dalam sistem pembayaran gaji tenaga terapis. Yaitu kerjasama antara pemilik poli RM sebagai orang yang memiliki modal dengan tenaga terapis orang yang memiliki keahlian untuk melakukan pelayanan

22

(41)

kesehatan rehabilitasi medik dengan pembagian persentase yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Dengan begitu pendapatan yang diterima oleh tenaga terapis sesuai dengan jumlah pendapatan yang diterima oleh poli RM semakin besar pendapatan yang diterima semakin besar pula jumlah bagi hasil yang diterima oleh tenaga terapis. Karena suatu usaha tidak akan selamanya mengalami keuntungan yang besar adakalanya usaha tersebut hanya mengalami sedikit keuntungan atau bahkan tidak mendapatkan keuntungan sama sekali.

Penggunaan sistem bagi hasil ini sesuai dengan konsep maksimasi yaitu dengan menggunakan sistem bagi hasil, karena dengan adanya rasa memiliki terhadap poliklinik rehabilitasi medik tempat mereka bekerja, akan timbul suatu usaha untuk bekerja seefektif mungkin dalam melayani pasien, dengan begitu biaya operasional yang tidak perlu dapat ditekan sekecil mungkin sehingga menghasilkan pendapatan yang besar tanpa mengurangi kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan.

2. Pelayanan Kesehatan terhadap Pasien

(42)

diantaranya penurunan jumlah pasien, dan akan lebih merugikan bila pasien memberikan gugatan atas Poli RM dan Rumah Sakit sebagai tempat bernaungnya Poli RM.

Untuk itu prosedur mengenai pelayanan kesehatan terhadap pasien harus diikuti dan dijalankan oleh setiap sumber daya manusia pada Poli RM. Karena prosedur pelayanan tersebut dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat menghasilkan suatu jasa kesehatan yang baik, terpadu dan dapat dipertanggung jawabkan. Hal ini sesuai surat Al-Isra ayat 36 yang berbunyi

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai

pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,

semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” ( Al Isra : 36)

(43)

merasa senang dengan pelayanan yang diberikan dan kembali lagi bila mereka membutuhkan pelayanan kesehatan rehabilitasi medik. Kembalinya pasien lama untuk kembali dapat dilihat pada catatan rekam medik Poli RM RS Ananda23. Bila pasien mau, mereka bisa saja datang ke Poli RM yang ada di rumah sakit lain disekitar RS Ananda.

Karena Islam memandang bahwa segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib dan teratur. Proses-proses didalamnya harus dijalankan dan diikuti dengan baik dan tidak boleh dilakukan dengan asal-asalan dan ini merupakan nilai-nilai dari Islam.24

3. Tarif Pelayanan

Mengenai tarif pelayanan pada poli RM. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya kebijakan untuk menetapkan jumlah tarif pelayanan yang dibebankan kepada pasien menjadi hak pemilik poli RM itu sendiri. Seorang pemilik usaha dibolehkan menetapkan harga dari produknya, asalkan harga yang ditetapkan sesuai dengan konsep keadilan dalam Islam yaitu harga dari produk sesuai dengan kualitas dari produk tersebut. karena mahal ataupun murah suatu produk adalah relatif. Suatu tarif bisa dibilang mahal oleh seseorang, tetapi bagi orang lain tarif tersebut adalah murah. Tarif yang diberlakukan harus berbanding lurus dengan pelayanan yang dihasilkan.

23

Laporan keuangan dan obat tahunan Poliklinik Rehabilitasi Medik RS Ananda. tahun 2005-2006.

24

(44)

Islam membolehkan umatnya untuk mencari keuntungan dengan cara perniagaan yang dibolehkan selama dalam perniagaan tersebut tidak menyimpang dari koridor-koridor yang ditetapkan oleh Allah Swt dan sebagaimana telah diajarkan oleh Rasulullah Saw.

Mengenai tarif pelayanan yang ditetapkan oleh Poli RM RS Ananda, penulis melihat bahwa dalam sosialisasi tarif pelayanan pada Poli RM RS Ananda sudah cukup. Karena tarif pelayanan ditempel di depan pintu masuk Poli RM RS Ananda sehingga setiap pasien yang akan masuk dapat mengetahui secara pasti tentang tarif pelayanan yang akan mereka terima. Ini sesuai dengan ajaran Islam bahwa dalam melakukan perniagaan harus jelas harga barang/jasa yang akan diperjual belikan sehingga tidak ada salah satu pihak yang merasa dirugikan dengan harga yang diberlakukan.

4. Pengawasan, pelaporan dan evaluasi

Pembahasan selanjutnya mengenai pengawasan dan pelaporan. Maksud dari pengawasan ialah mengawasi cara kerja dan hasil kerja yang sudah kita laksanakan serta membandingkannya dengan standar yang sudah kita tetapkan. Dengan mengawasi cara kerja dah hasil kerja serta bila dibandingkan dengan standarnya, akan diketahui mutu cara kerja, hasil kerja maupun mutu pekerjanya apakah sama atau diatas atau dibawah standar.25

25

(45)

Pengawasan Pada poli RM tidak berjalan dengan semestinya. dimana pengawasan seharusnya dilakukan oleh dokter spesialis rehabilitasi medik, namun pengawasan ini diwakilkan oleh koordinator sekaligus tenaga fisioterapis. Sedangkan dokter spesialis hanya menerima laporan-laporan yang diberikan baik berupa tulisan maupun lisan dari koordinator, dan tidak melakukan cek dan ricek mengenai laporan dari koordinator dikarenakan kesibukan pemilik dari poli RM. Sedangkan koordinatorpun juga terbatas waktunya. Koordinator hanya berada di poli RM sesuai dengan jadwal tugasnya mulai pukul 4 sore hingga 9 malam senin sampai sabtu, sehingga di luar jam tersebut tidak ada pengawasan sama sekali, yang ada hanyalah pengawasan dari dalam diri masing-masing tenaga terapis untuk bekerja sesuai dengan prosedur yang berlaku dan tidak melakukan penyimpangan-penyimpangan dalam hal pengelolaan Poli RM.

(46)

Melihat dari jenis pelaporan pada poli RM dilakukan hanya ditulis secara otodidak tidak menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku pada laporan akuntansi keuangan secara baku. Untuk mengerti laporan tersebut kita harus bertanya kepada pembuatnya. Hal ini tidak sesuai dengan fungsi dari pelaporan itu sendiri untuk mempermudah bagi orang yang berkepentingan terhadap laporan tersebut (contoh laporan dapat dilihat pada lampiran). Adapun fungsi dari pelaporan itu sendiri menurut Islam adalah untuk menghilangkan sifat keragu-raguan dan saling curiga-mencurigai. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 282

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya”(Al-Baqarah : 282).

Demikianlah operasional Poli RM pada Rumah Sakit Ananda Bekasi ditinjau dari pengamatan penulis dikaitkan dengan menggunakan pendekatan manajemen Islami, secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa manajemen opeasional yang diterapkan pada poliklinik rehabilitasi medik Rumah Sakit Ananda Bekasi sudah sesuai dengan koridor-koridor yang telah ditetapkan oleh Allah SWT melalui Al-Qur’an dan Hadis Rasulullah SAW. Walaupun masih ada kekurangan dalam masalah pengawasan dan pelaporan.

(47)
(48)

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Manajemen operasional rehabilitasi medik yang Islami merupakan suatu prinsip-prinsip dalam pengelolaan sebuah rehabilitasi medik sesuai dengan nilai-nilai keIslaman dalam Al-Qur’an dan As-Sunah. Sehingga apa yang dihasilkan diharapkan menjadi sebuah hasil yang halal dan berkah. Karena produk yang halal jika dalam prosesnya terdapat hal-hal diharamkan, maka produk tersebut menjadi haram

2. Dalam aplikasi manajemen operasional pada Poli RM sudah cukup memenuhi ketentuan-ketentuan dalam hal manajemen operasional yang harus dijalankan oleh polikllinik rehabilitasi medik sebagai institusi yang bergerak di bidang jasa kesehatan.

(49)

SARAN-SARAN

1. Sebagai sebuah institusi yang bergerak di bidang jasa pelayanan kesehatan, maka sudah sepatutnya bagi Poli RM untuk terus meningkatkan pelayanannya kepada pasien yang datang untuk berobat. Hal ini diperlukan guna kelangsungan Poli RM itu sendiri agar dapat terus berkembang dan siap untuk berkompetisi dengan Poli RM lainnya. Tentunya dengan menggunakan prinsip-prinsip yang tidak bertentangan dengan syariah.

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qura’anul Karim

Adikoesoemo Suparto Dr, Manajemen Rumah Sakit, (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan 1997)

Adz Dzahabi Syamsuddin AL Hafizh Al-Imam., Dosa Dosa Besar, diterjemahkan oleh Baihaqi Syaifuddin, (Jakarta :PT Bungkul Indah 1994)

Al-Husaini Abu Bakar Taqiyuddin Al-Imam, Kifayatul Akhyar, penerjemah Achmad Zaidun & A. MA’ruf Asrori, ( Surabaya : PT Bina Ilmu, 1997)

Aripiyanti Neni, Evaluasi Efektifitas Media Promosi Untuk Poliklinik Rehabilitasi Medik Di Rumah Sakit Ananda Bekasi Tahun 2005, (Skripsi Program Sarjana Kesehatan Masyarakat (S1) Peminatan Manajemen Rumah Sakit), Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok 2005

Direktorat Rumah Sakit Umum dan Pendidikan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan, Pedoman Pelayanan Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit Kelas A, B dan C. (Jakarta:Depkes 1997).

Departemen Kesehatan RI , Pedoman Pelayanan Rehabilitasi Medik di Puskesmas,

(Jakarta: Departemen Kesehatan RI 2002)

Effendy, Drs.Ek, Mochtar Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam,

(51)

Effendi Rustam, Produksi Dalam Islam. (Jakarta: Magistra Insania Press, 2003)

Ernie Trisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Prenada Media, 2005)

Jay Heizer dan Barry Render, Operations Management (Manajemen Operasi),

(Jakarta, Salemba Empat, 2005), Edisi VII

Hafidhuddin KH. DR. Didin, M.Sc, Hendri Tanjung, S.Si.,M.M, Manajemen Syariah dalam Praktik, (Jakarta:Gema Insani Pres 2003)

Harahap Sofyan, Akuntansi Pengawasan dan Manajemen dalam Perspektif Islam,

(Jakarta: FE Trisakti, 1992)

Sofyan Syafri Harahap, Manajemen Kontemporer, (Jakarta: FE Trisakti 1992), h. 126

HL Syarief, dr, SpRM, Panduan Prosedur Tetap Pelayanan Medis di Instalasi Rehabilitasi Medik pada Rumah Sakit, Bekasi: 2003,

Husin Hasbullah Drs, H M., Manajemen Menurut Islamologi, ( Jakarta: Gema Insani Press, 1970)

Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (jakarta: UI Press, 1998)

Roger G. Schroeder, Manajemen Operasi Pengambilan Keputusan dalam Suatu Fungsi Operasi, (Jakarta, Penerbit Erlangga, 1989), Edisi III Jilid I,

(52)

Qardhawi Yusuf DR, Norma dan Etika Ekonomi Islam, penerjemah: Zainal Arifin, LC, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997)

Yusanto Ismail Muhammad dan Widjajakusuma Karebet Muhammad, Manajemen Strategis Perspektif Syariah, (Jakarta: Khairul Bayaan 2003)

Lampiran - Lampiran

Laporan Keuangan dan obat Poliklinik rehabilitasi medik Rumah Sakit Ananda Bekasi tahun 2006

Perjanjian kerja sama Pengelolaan Pelayanan Rehabilitasi Medik Antara Rumah Sakit Ananda dengan dr.Syarief Hasan Lutfie, SpRM.

Referensi

Dokumen terkait