Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh:
Dini Indriani
NIM: 108051000125
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
▸ Baca selengkapnya: pesan moral yang terdapat dalam cerpen bingkisan lebaran
(2)(3)(4)Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 Mei 2013
i
Judul Skripsi
: Analisis Narasi Pesan Moral dalam Novel
Bumi Cinta
Karya sastra adalah ciptaan yang imajinatif, baik lisan maupun tulisan.
Sebagai media novel salah satu bentuk karya sastra yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan atau nilai dari suatu karya. Sebab, realitas dalam karya sastra
sudah dibumbui oleh pengarang. Dengan demikian, kebenaran dalam karya sastra
adalah kebenaran yang dianggap ideal oleh pengarangnya. Hal inilah yang
menjadikan penulis ingin mengetahui elemen-elemen apa saja yang membuat sebuah
novel dapat dengan efektif menyampaikan informasi di dalamnya khususnya
mengenai analisis narasi.
Berdasarkan latar belakang di atas, muncul pertanyaan: bagaimana pesan
moral dalam novel
Bumi Cinta
dinarasikan? Adapun pertanyaan minornya adalah:
Siapa sajakah tokoh yang berperan di dalam novel
Bumi Cinta
karya Habiburrahman
El Shirazy? Bagaimana alur cerita dalam novel
Bumi Cinta
karya Habiburrahman El
Shirazy?
Pesan moral lebih banyak dinarasikan pengarang dalam bentuk dialog antar
tokoh serta paparan-paparan kejadian atau peristiwa yang dialami. Bahasa narasi atau
ujaran yang digunakan lugas dan sesekali menggunakan perumpamaan untuk
menambah estetika membaca bagi pembaca. Nilai-nilai moral yang terdapat dalam
novel ini mengenai aspek dalam kehidupan sehari-hari.
Model analisis yang digunakan oleh peneliti adalah model Vladimir Propp
dan Tzvetan Todorov. Menurut penelitian narasi tidak cukup hanya didasarkan pada
analisis atas teks semata. Inti analisis narasi adalah menggabungkan dua dimensi
narasi yaitu tokoh dan alur kedalam satu kesatuan analisis.
Metodologi penelitian yang digunakan skripsi ini adalah kualitatif melalui
analisis narasi (
narative analysis
) yaitu studi tentang struktur pesan atau telaah
mengenai delapan karakter serta alur permulaan, pertengahan, dan akhir cerita. Maka
dengan metode ini tidak hanya diketahui pesan apa saja yang terkandung dalam novel
Bumi Cinta
, tetapi bagaimana pesan itu dikemas dan diatur sedemikian rupa dalam
bentuk cerita.
Tokoh-tokoh yang ada dalam novel
Bumi Cinta
adalah Muhammad Ayyas,
Yelena dan Linor. Mereka sebagai tokoh utama. Dibantu dengan tokoh lainnya
seperti, David, Dr. Anstasia, Bibi Margareta, dan Madam Ekaterina. Alur yang
diceritakan dalam novel
Bumi Cinta
menggunakan alur maju dan alur mundur.
Namun, lebih banyak menceritakan menggunakan alur maju.
Di dalam menganalisis narasi pesan moral pada novel
Bumi Cinta
sebagai
suatu kajian dan informasi, penulis mendeskripsikan dan menjabarkan ujaran-ujaran
melalui paparan cerita yang mengandung pesan-pesan moral.
ii
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT.
Dialah sumber tempat bersandar, dan sumber kenikmatan hidup yang tanpa batas,
Rahman dan Rahim tetap menghiasi asma-Nya, sehingga penulis diberikan
kekuatan fisik dan psikis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
Analisis Narasi Pesan Moral dalam Novel Bumi Cinta.
Salawat beserta salam tetap tercurahkan atas penghulu umat Islam Nabi
Muhammad SAW beserta para keluarganya, sahabat dan para pengikutnya yang
telah membuka pintu keimanan yang bertauhidkan kebenaran, kearipan hidup
manusia dan pencerahan atas kegelapan manusia serta uswatun hasanah yang
dijadikan sebuah pembelajaran bagi muslim dan muslimah hingga akhir zaman.
Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penulis menyampaikan rasa
hormat dan ucapan terimakasih pada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah
memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini, terutama kepada:
1. Dr. Arief Subhan M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi,
Drs. Wahidin Saputra M.A, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Drs.
Mahmud Djalal, M.A, selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi dan
Keuangan, dan Drs. Study Rizal, L.K, M.A, selaku Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan.
2. Drs.Jumroni, M.Si. selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
iii
4. Nasichah, M.A, selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan dan arahan praskripsi.
5. Prof. Dr. Andi M. Faisal Bakti, MA, selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan dan
inspirasinya yang sangat berharga.
6. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang selama ini telah
memberikan ilmu pengetahuan. Semoga ilmu yang diberikan bermanfaat.
7. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Yang telah melayani penulis dalam mempergunakan
buku-buku dan literatur yang penulis butuhkan selama penyusunan skripsi
ini.
8. Kedua orang tua tercinta, ayahanda Nahrowi dan ibunda Yusnah atas
segala kasih sayang, perhatian, dorongan, yang tidak pernah lelah dan
bosan dalam membiayai kuliah serta do’a yang selalu engkau panjatkan
untuk buah hatimu ini. .
9. Adikku Muhammad Raghib Farhan dan nenekku Hj. Asnewi yang
senantiasa selalu memberi dukungan moril maupun materil, motivasi dan
kasih sayang yang tak terhingga.
10. Keluarga besar H. Mursalih dan Hj. Asnewi yang selalu memeberikan
iv
dengan kalian.
12. Seluruh teman-teman FIDKOM angkatan 2008, yang selalu kompak dalam
berbagi suka maupun duka di kampus tercinta.
13. Sahabat-sahabat Dewi Angela, Nuris Annisa, Iis Rachmania, Leni Cahyani,
Renita Azhari, Vivi Fydiani Pratiwi, Ika Kurnia Utami, Gana Buana, Rani
Novianty, Anissa Turrohmah, Herdina, Aimmatunisa, Siti Innaya, Nur
Azhima, dan Nuris Zuliastanti.
14. Sahabat-sahabat Pejantan Muhammad Dhiyaa, Azrul Azwar, Bobby Dwi
Sanjaya, Ibnu Tsani, Chairul Umam, Nurul Fachri, Rifki Ncek, Iqbal
Maulana, Akmal Fauzi, Dang Krisandy, Zico Khadafi, Rangga Petruk.
15. My PSYCHEZND, Phyosca Alcautsar, Sukma Dara Septya, Sofya
Andarina, Narizka Dyan, Elia Amlina, Zahara Daulay Noor, dan Junita
Wedaring Tyas.
16. Kakanda Achmad Husni Muhammad yang selalu membantu, mendampingi
dan mensupport dalam menyelesaikan skripsi ini.
17. Teman-teman KKN Saketi Sakti 46, dayak-dayak dan “lana” yang ga
pernyah nyatu tapi selalu kompak. Miss You guys
18. Para senior Bang Fahdi, Ka Adit, Bundo Kiki, Bang Ridho, Bang Ega, Ka
Tika. Serta adik-adik junior Ajeng Retno, Dwi Isti, Ainun Najib, Edi Laras
Kasman, Eron Sumantri, Popi, Yunita yang selalu memberikan dukungan
v
ganda. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat berguna bagi wacana
keilmuan dan ke-Islaman. Akhirnya kepada-Nyalah segala urusan akan
kembali dan kepada-Nyalah kita memohon hidayah dan taufiq serta
ampunan.
Jakarta, 10 Mei 2013
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... vi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan, Perumusan dan Pernyataan penelitian ... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9
D. Metodologi Penelitian ... 10
E. Kajian Teori ... 12
F. Tinjauan Pustaka ... 14
G. Sistematika Penulisan ... 15
BAB II LANDASAN TEORITIS ... 17
A. Pengertian Analisis Narasi ... 17
B. Ruang Lingkup Novel ... 26
C. Pesan Moral ... 28
BAB III BIOGRAFI HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SINOPSIS NOVEL BUMI CINTA ... 35
A. Biografi Habiburrahman El Shirazy ... 35
B. Karya-karyanya... 39
vii
BAB IV TEMUAN DAN HASIL ANALISIS ... 48
A. Tokoh dan Penokohan Novel Bumi Cinta ... 49
B. Alur Cerita Novel Bumi Cinta ... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 69
A. Kesimpulan ... 69
B. Saran-saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA ... 73
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di zaman yang sudah semakin berkembang pada saat ini sudah sering
disebut dengan era globalisasi. Tidak terkecuali, teknologi komunikasi yang
berkembang pesat saat ini bermanfaat sebagai sebuah sarana komunikasi
masyarakat dari suatu tempat ke tempat lain.
Urgensi dakwah sangat diperlukan tatkala manusia modern semakin
lupa tujuan hidupnya. Mereka hanya menjadikan dunia sebagai orientasi dan
tujuan, suatu yang sangat terbatas. Jauh dari yang dipesankan agama,
kehidupan di kemudian hari yang kekal abadi.1
Merebaknya media massa saat ini, khususnya media cetak membuat
berbagai informasi dengan mudah dapat diakses setiap hari dan setiap saat.
Perkembangan ini semakin pesat dan bila dicermati maka hal ini dapat
dijadikan sebagai media dakwah. Namun, ini tidak lantas membuat media
komunikasi konvensional yang sebelumnya tidak berfungsi dan tidak bisa
dimanfaatkan lagi. Jelasnya, pemanfaatan media cetak sebagai salah satu sarana dakwah merupakan upaya untuk menghindari kecenderungan
dakwah-dakwah konvensional agar tidak monoton. Dakwah melalui media tulisan atau
sering kita sebut dengan dakwah bi al-qalam yaitu sarana dan metode dalam
menyampaikan pesan-pesan dakwah kepada mad’u melalui media cetak.
Justru, media sebelumnya membuat para da’i dapat lebih meningkatkan
strategi dan kinerja dakwahnya. Para da’i harus mampu memanfaatkan media
1
massa dan media konvensional untuk berdakwah, salah satunya dengan
menggunakan metode dakwah bi al qalam melalui media cetak, seperti karya
sastra.
Ketika berbicara mengenai tulisan, sebagai salah satu media dalam
berdakwah, agaknya sastra merupakan salah satu aspek penting dari dunia
tulis-menulis yang sarat dengan nilai-nilai hidup dan pesan moral patut untuk
diperhatikan. Selain itu, lewat karya sastra baik berupa roman, novel, cerpen
atau karya sastra lainnya akan membuat kemasan dakwah terasa lebih
menarik. Karena ketika kita memberikan nasihat (dakwah konvensional)
kepada orang lain, kita sering dianggap menggurui orang tersebut. Namun
tidak demikian dengan sastra. Pemberian cerita yang tepat kepada pembaca
akan mampu menamkan nilai-nilai moral dan pekerti yang lebih mendalam.
Cerita juga mampu meningkatkan kemampuan kognitif untuk lebih kritis
menelaah suatu permasalahan.2
Karya sastra secara umum adalah karya imajinatif. Sebuah karya
sastra, meskipun inspirasinya diambil dari dunia nyata, tetapi sudah diolah
pengarang melalui imajinasinya. Sehingga, karya itu tidak dapat diharapkan
sebagai karya sastra yang sama dengan realitas dunia nyata. Sebab, realitas
dalam karya sastra sudah dibumbui oleh pengarang. Dengan demikian,
kebenaran dalam karya sastra adalah kebenaran yang dianggap ideal oleh
pengarangnya.
Karya sastra merupakan karya yang bersifat kreatif. Artinya, sebagai
hasil ciptaan manusia yang berupa karya bahasa. Karya sastra yang ditulis
2
oleh seseorang tidak semata-mata mengukir keindahan dengan kata-kata.
Tetapi, mereka menyampaikan suatu pesan dan amanat yang ingin
disampaikan kepada pembaca.
Melalui karya sastra kita dapat mengetahui eksistensi kehidupan suatu
masyarakat di suatu daerah atau tempat. Karya sastra pada umumnya memuat
cerita tentang keadaan lingkungan, kebudayaan suatu daerah dan kejadian
tentang tingkah laku manusia.3 Dalam hal ini, karya sastra merupakan salah
satu bentuk tulisan yang dapat dijadikan sebagai media dakwah. Dalam karya
sastra yang menceritakan suatu kisah baik yang fiksi maupun nonfiksi terdapat
pesan dakwah dan pesan moral. Pengetahuan dan pesan-pesan yang
disampaikan pengarang melalui tulisannya seperti novel, diharapkan dapat
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan para pembacanya.
Novel adalah salah satu bentuk karya sastra. Sastra adalah salah satu
karya seni, karya seni itu mengandung unsur estetika. Karena karya sastra
yang berbentuk novel tidak lepas dari latar belakang pengarangnya. Apalagi,
pengarang tersebut seorang muslim, kemungkinan besar karya tersebut
dilatarbelakangi oleh motivasinya untuk menyampaikan pesan moral yang
terkandung alam ajaran agamanya, yaitu peristiwa yang berlangsung atau
dialaminya.4
Novel merupakan cerita prosa tentang kehidupan manusia seperti
halnya cerpen dan roman. Perbedaannya, novel memiliki cerita yang lebih
3
Alam Tahruddin, “Analisis Pendekatan Struktur dan Nilai Budaya dalam Kumpulan Cerita Pendek Jodoh Karya A. A Navis” (Tesis Program Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, 2011).
4
panjang, lebih kompleks dibandingkan dengan cerita pendek (cerpen). Tetapi
isinya lebih terbatas dari pada roman.5
Bentuk ujaran narasi moral sebagai sebuah pesan dalam novel inilah
yang menjadi aspek garapan atau perhatian penulis dalam skripsi. Narasi
belum lumrah dalam studi komunikasi. Padahal, narasi adalah salah satu
pendekatan studi media dan komunikasi.6 Moral dalam karya sastra dapat
dipandang sebagai pesan, amanat atau message. Bahkan unsur amanat itu
sebenarnya merupakan gagasan yang mendasari penulisan karya itu, sebagai
pendukung pesan. Hal itu didasarkan pada pertimbangan bahwa pesan moral
yang disampaikan lewat cerita fiksi tentulah berbeda efeknya dibandingkan
lewat cerita nonfiksi. Karya sastra fiksi senantiasa menawarkan pesan moral
yang berhubungan dengan sifat-sifat luhur kemanusiaan, memperjuangkan
harkat dan martabat manusia. Sifat-sifat luhur kemanusiaan tersebut pada
dasarnya bersifat universal. Artinya, sifat-sifat itu dimiliki dan diyakini
kebenarannya oleh seluruh manusia. Ia tidak hanya bersifat kebangsaan,
apalagi keseorangan, walau pada praktiknya memang terdapat ajaran moral
kesusilaan yang berlaku dan diyakini oleh kelompok tertentu. Sebuah karya
fiksi, yang menawarkan pesan moral yang bersifat universal, akan dapat
diterima kebenarannya secara universal.
Sebagai makhluk sosial, manusia dalam menjalani hidupnya harus
mengikuti aturan atau norma yang ada. Maka dalam kehidupannya, manusia
diberikan oleh Allah aturan agama agar dapat hidup sesuai dengan aturan
5
Terry Eogleton, Teori Sastra Sebuah Pengantar Komperhensif (Jakarta dan Bandung: Jalan Sutra, 2006), h. 60.
6
Ilahi. Agama adalah suatu manifestasi akan suatu keyakinan dan kepercayaan
(spiritualitas) kepada Tuhannya sebagai Sang Pencipta. Berdasarkan tuntutan
agama, kualitas dan ketinggian derajat seseorang itu ditentukan oleh
ketakwaan yang ditujukan oleh prestasi kerjanya yang bermanfaat bagi
manusia.7
Manusia sebagai makhluk sosial, terkadang dalam memandang
hubungannya dengan manusia lain serasa dibatasi oleh sekat-sekat perbedaan
secara fisik. Masyarakat berperilaku berdasarkan dengan pola pikir yang telah
dikondisikan secara sosial kultural bahwa memiliki kelebihan dari orang lain
adalah wajar. Dakwah melalui tulisan dilihat dari segi isinya mengalami
perluasan yang sangat penting, yang tidak hanya mengajarkan atau memuat
tentang ajaran-ajaran Islam yang berisikan ketuhanan, aqidah, dan ibadah
tetapi juga memuat aspek-aspek yang lebih kompleks, seperti sosial, politik,
ekonomi, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Dakwah antar ras dan
etnis masih kurang, karena itu salah satu unsur penting yang diangkat novel
ini, karena mengandung unsur KAB. Perspektif komunikasi KAB ini dapat
menambah khazanah pendekatan media.
Dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy yang akan
diteliti ini sebagai adikarya novelis no.1 di Indonesia. Dia adalah sastrawan
peraih penghargaan Sastra Nusantara Tingkat Asia Tenggara. Sehingga
penulis tertarik untuk meneliti novel yang menceritakan kehidupan seorang
santri salaf yang bernama Muhammad Ayyas, yang hidup di negeri yang
terkesan menjunjung tinggi kehidupan bebas, yaitu Rusia.
7
Rusia dipilih sebagai negara untuk menyelesaikan tugas tesisnya
karena orang-orang yang beriman tidaklah mudah menjaga dan
mempertahankan imannya. Musuh iman di mana-mana. Berkeliaran setiap
detik. Mereka lebih kejam, lebih buas, lebih licik, dan lebih sadis. Bila
dibandingkan dengan musuh-musuh iman yang ada di negara yang terkenal
bebas dan sekular seperti Amerika Serikat sekalipun, Rusia lebih parah lagi.
Di Rusia, tokoh Ayyas berjuang mati-matian menghadapi
musuh-musuh iman. Ia berjuang sampai titik darah penghabisan. Dan agar
memenangi pertarungan melawan musuh-musuh iman itulah dalam jiwa sosok
Ayyas, menurut Habiburrahman El-Shirazy ditiupkan QS. Al-Anfal: 45-47
Artinya:“Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), Maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya [620] agar kamu beruntung. Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya' kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah, dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan.
[620] Maksudnya Ialah: memperbanyak zikir dan doa.
Maka penulis tertarik untuk meneliti pesan moral yang disampaikan
belakang di atas, maka penulis mengambil judul pada penelitian ini yaitu
“Analisis Narasi Pesan Moral dalam Novel Bumi Cinta.”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Dalam novel Bumi Cinta terdapat banyak pesan-pesan moral yang
bisa kita jadikan contoh dalam kehidupan sehari-hari. Merebaknya gaya
hidup bebas yang datang dari pola hidup di luar sendi budaya islam dan jati
diri bangsa beradab telah banyak merusak tatanan moral yang sebelumnya
sudah ada. Dan cerita dalam novel Bumi Cinta ini mengandung unsur KAB
yang dapat memberikan pembelajaran bagi kita.
2. Pembatasan Masalah
Untuk membatasi agar tidak terlalu luas pembahasan dalam skripsi ini,
maka permasalahan hanya dibatasi pada analisis narasi pesan moral dalam
novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy. Fokus yang diteliti,
yaitu bagaimana narasi pesan moral yang terkandung di novel ini. Dengan
demikian, pesan moral yang ditekankan dalam penelitian ini adalah
pesan-pesan yang mengandung ajaran dan tingkah laku yang baik (islami),
termasuk di dalamnya pelajaran hidup, penerapan terhadap sikap yang
sesuai dengan nilai-nilai kemasyarakatan.
3. Perumusan masalahnya sebagai berikut:
Pertanyaan utama skripsi ini adalah bagaimana pesan moral dalam
novel Bumi Cinta dinarasikan? Adapun pertanyaan turunannya adalah
1. Siapa sajakah tokoh yang berperan menyampaikan pesan moral di
dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy?
2. Bagaimana alur cerita pesan moral dalam novel Bumi Cinta karya
Habiburrahman El Shirazy?
4. Pernyataan Penelitian
Novel Bumi Cinta adalah sebuah novel yang bernuansa islami dan
banyak mengandung pesan-pesan di dalamnya. Pesan yang terdapat di
dalamnya di antaranya adalah pesan moral yang disampaikan oleh
pengarang kepada pembaca melalui narasi-narasi dalam novel Bumi Cinta.
Dalam novel ini pesan-pesan moral lebih banyak dinarasikan
pengarang dalam bentuk dialog antar tokoh serta paparan-paparan kejadian
atau peristiwa yang dialami. Bahasa narasi atau ujaran yang digunakan
lugas dan sesekali menggukan perumpamaan untuk menambah estetika
membaca bagi pembaca. Boleh jadi hal ini dimaksudkan agar pesan-pesan
moral di dalamnya lebih mudah dicerna dan ditangkap pembaca. Hal ini
dapat dilihat pada uraian tentang tokoh dan penokohan serta alur cerita.
Dari Novel Bumi Cinta ini, pengarang kelihatannya ingin
menggambarkan situasi nestapa kehidupan dunia modern. Yang mana di
satu sisi harus memperhatikan kesuksesan hidup yang layak dan nyaman.
Sementara, di sisi lain banyak juga orang yang setelah mendapatkan
kenikmatan hidup justru mengalami kekeringan spiritual. Sedangkan Islam
memiliki konsep hidup ideal dalam ajarannya. Bilamana itu dijalankan
dengan baik, maka akan mendapatkan kesuksesan hidup baik dari aspek
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui narasi pesan moral yang terkandung dalam novel Bumi
Cinta karya Habiburrahman El Shirazy tentang tokohnya dan alur cerita.
2.Manfaat penelitian
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini dapat menjadi sebuah kajian yang menarik dalam
menyampaikan pesan moral yang akan diharapkan akan memberikan
kontribusi yang bagus dan positif pada khazanah keilmuwan dalam
bidang dakwah dan moral melalui media novel. Manfaat lainnya
adalah tulisan ini dapat menambah aspek kajian KAB.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan menambah
wawasan yang dalam untuk mahasiswa dan elemen masyarakat luas.
Serta memberikan wawasan pada generasi muda tentang bagaimana
kita tetap menerapkan ajaran-ajaran Islam yang baik dalam kehidupan
sehari-hari.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan analisis narasi
aneka fungsi bahasa (pragmatic).8 Metode analisis narasi berbeda dengan
metode kuantitatif yang menekankan pada pertanyaan “apa” (what), analisis
narasi lebih melihat “bagaimana” (how) dari suatu pesan atau teks komunikasi.
Dengan metode ini, tidak hanya diketahui pesan apa saja yang terkandung
dalam novel Bumi Cinta, tetapi bagaimana pesan itu dikemas dan diatur
sedemikian rupa dalam bentuk cerita. Melalui analisis narasi tidak hanya
mengetahui isi teks. Tetapi bagaimana juga pesan itu disampaikan lewat
cerita. Macam apa yang disampaikan. Analisis narasi lebih melihatbagaimana
isi pesan yang akan diteliti.
Mengolah narasi atau cerita yaitu dengan cara di mana makna dan
kegemaran dapat terbina dan tersusun baik dari dalam dan luar media. Dua
poin kajian sistematik dari narasi di media modern, adalah sebagai Pertama,
teori narasi menganjurkan bahwa cerita/kisah dalam media apapun dan budaya
manapun saling berbagi keunggulan tertentu. Kedua, tetapi media
tertentu/khusus mampu untuk “menceritakan” kisah dengan cara yang
berbeda. Hal ini sangat berharga bahwa manusia hampir tidak pernah
menemukan pemisahan suatu cerita dari harapan tersebut.9
V. Propp menyimpulkan ke dalam delapan ruang tindakan atau
peranan, yaitu: 1. The villain atau Tokoh jahat dalam cerita rakyat adalah
seorang tokoh yang memerankan peran penjahat atau atagonis. 2. The Hero
atau pahlawan. 3. The donor atau donor, yang menyediakan sebuah objek
dengan beberapa properti. 4. The Helper atau penolong, yang membantu
pahlawan. 5. The Princess atau sang putri.6. Her Father atau ayahnya. 7. The
8
Alex Sobur, Analisis Teks Media-Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotic, Dan Analisis Framing (Bandung: PT. Reamaja Rosdakarya, 2001).
9
dispatcher atau orang yang menyuruh, 8. The false hero atau pahlawan
palsu.10
Tzvetan Todorov; mengatakan bahwa semua cerita dimulai dengan
‘keseimbangan’ di mana beberapa potensi pertentangan berusaha
‘diseimbangkan’ – pada suatu waktu. Teorinya mungkin terdengar seperti
klise bahwa semua cerita punya awal, pertengahan dan sebuah akhir. Ide
keseimbangan menandai sebuah keadaan, dalam sebuah cara-cara terntentu.11
2. Subjek dan Objek Penelitian
Adapun subjek penelitian ini adalah novel Bumi Cinta karya
Habiburrahman El Shirazy. Sedangkan objek penelitiannya hanya fokus pada
analisis narasi pesan moral yang terdapat pada novel Bumi Cinta.
3. Teknik dan Alat Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik catat,
karena data yang ada berupa teks. Sedangkan, langkah-langkah pengumpulan
data adalah membaca novel Bumi Cinta secara berulang-ulang kemudian
mencatat kalimat-kalimat yang menyatakan isi pesan yang mengandung nilai
moral dari delapan karakter tokoh dan alur diatas..
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini, adalah studi
dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data-data berupa buku-buku
penelitian, buku dakwah, buku komunikasi, yang berkaitan dengan cerita
(narasi) yang ada dalam novel yang diteliti ini.
10
Ibid, h. 34.
11
4. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan analisis narasi. Narasi
adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan
sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi.12 Titik perhatian
dari analisis narasi adalah menggambarkan tokoh, alur, dan sifat secara
bersama-sama dalam suatu proses komunikasi. Namun, analisis narasi yang
digunakan sebagai metode dalam penelitian ini adalah model Vladimir Propp
dan Tzvetan Todorov. Alasan penulis menggunakan analisis narasi karena
penelitian ini tidak hanya menganalisis teks semata, tetapi juga menganalisis
karakter pelaku dan alur ceritanya.
5. Pedoman Penulisan
Adapun penulisan skripsi ini menggunakan pedoman penulisan
Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang di terbitkan
oleh CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.
E. Kajian Teori
Dalam kajian teori Novel Bumi Cinta dianalisis berdasarkan
pendekatan narasi. Teori yang digunakan ada dua: Pertama, analisis Vladimir
Propp, yang menurutnya narasi tidak cukup hanya didasarkan pada analisis
atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang
diamati. Inti analisis narasi adalah menggabungkan dimensi narasi ke dalam
satu kesatuan analisis. Dimensi tersebut adalah dimensi tokoh, dan alur.
Kedua, Tzvetan Todorov, yang mengatakan bahwa semua cerita dimulai
12
dengan ‘keseimbangan’ di mana beberapa potensi pertentangan berusaha
‘diseimbangkan’ – pada suatu waktu. Teorinya mungkin terdengar seperti
klise bahwa semua cerita punya awal, pertengahan dan sebuah akhir. Ide
keseimbangan menandai sebuah keadaan, dalam sebuah cara-cara terntentu.
Inilah yang akan digunakan sebagai bingkai yang akan dikaji dalam
pesan moral yang ada di dalam Novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El
Shirazy (Lihat bagan 0.1. Bingkai Teoritis).
Bagan 01. Bingkai Teoritis
Gill Braston dan Roy Stafford (2003)
Bumi Cinta
Karya: Habiburrahman El Shirazy (2012)
Narative Theory (Vladimir Propp)
Narative Theory (Tzvetan Todorov)
“Equlibrium”
All stories has a stuructures such as:
- A biginning
- A middle
- The end of story “Sphere of Action”
- The Villain (penjahat)
- The Hero (pahlawan)
- The Donor (donor)
- The Helper (penolong)
- The Princess (sang putri)
- The Father (ayah)
- The Dispatcher (orang yang menyuruh)
- The False Hero (pahlawan palsu)
PESAN MORAL
Moral antara manusia dengan Tuhan
Moral antara manusia dengan manusia
Moral antara manusia dengan diri sendiri dan alam (Abuddin Nata,
Dari bagan diatas dapat dijelaskan skripsi ini meneliti novel Bumi Cinta
karya Habiburrahman El Shirazy. Menggunakan teori narasi Vladimir Propp dan
Tzvetan Todorov untuk menganalisis delapan karakter tokoh dan alur cerita yang
mengandung pesan moral seperti diuraikan di atas.
F. Tinjauan Pustaka
Dalam menentukan judul skripsi ini penulis sudah mengadakan
tinjauan pustaka ke perpustakaan yang terdapat di Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Menurut pengamatan penulis dari hasil observasi yang telah penulis lakukan
sampai saat ini tidak menemukan judul yang serupa dengan judul yang penulis
ajukan dan perbedaan antara judul penulis dengan judul sebelumnya.
1. Sri Utami, NIM 208051000010, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dengan judul
”Analisis Wacana Pesan Dakwah Islam dalam Buku “Beyond The
Inspiration” karya Felix Y. Siauw, 2012.”
2. Moch. Arifin, NIM 105051102020, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi konsentrasi Jurnalistik dengan judul “Analisis Wacana Teun
Van Djik Berita Tentang Calon Presiden RI 2009 Partai Keadilan
Sejahtera di Harian Republika, 2009.”
3. Hikmatunnisa, NIM 104051001786, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dengan judul
“Analisis Wacana Pesan Teologis dalam Novel Musafir Cinta Karya
4. Mella Mawaddah, NIM 107051002685, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dengan judul
“Analisis Wacana Charatcter Building pada Program ESQ 165 For Succes
di Metro TV, 2012.”
5. Ferdi Yulian, NIM 207051000225, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik dengan judul “Analisis Wacana
Terhadap Album Musik Anti Korupsi Group Band Slank, 2012.”
Yang membuat penelitian ini berbeda dari penelitian ke-lima skripsi di
atas, karena tidak ada satupun yang menganalisis sebuah novel dengan judul
Bumi Cinta. Juga, penulis akan menjelaskan kesamaan dan perbedaan dengan
salah satu judul skripsi yang di atas yang sama-sama meneliti sebuah novel
dan perbedaannya adalah novel yang dipakai peneliti di sini berjudul Bumi
Cinta karya Habiburrahman El Shirazy, sedangkan novel yang dipakai
Hikmatunnissa adalah novel Musafir Cinta Karya Taufiqurrahman Al-Azizy.
Selain itu, skripsi penulis ini menggunakan teori narasi Vladimir Propp dan
Tzvetan Todorov.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan susunan skripsi ini, maka dibuatlah sistematika
penulisan yang yang dibagi menjadi 5 (lima) bab yang terdiri atas beberapa
sub bab, yaitu sebagai berikut:
Pendahuluan yang merupakan bab 1 menguraikan latar belakang
masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kajian teori, serta sistematika
Selanjutnya kajian teoritis yang ditempatkan pada bab 2 menguraikan
tentyang penegertian analisis narasi, pengertian novel, prinsip-prinsip novel,
dan pengertian pesan moral.
Pada bab berikutnya (bab 3), memaparkan biografi tentang penulis
Habiburrahman El Shirazy, karya sastranya, serta sinopsis tentang Novel Bumi
Cinta.
Sebagai temuan analisis narasi pesan moral dalam Novel Bumi Cinta
karya Habiburrahman El Shirazy dilihat dari tokoh dan alur ini diuraikan di
bab 4.
Akhirnya penutup (bab 5) memaparkan tentang kesimpulan,
saran-saran serta bagian terakhir memuat tentang daftar pustaka dan
17 BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Analisis Narasi
Model analisis yang digunakan oleh peneliti adalah model
Vlidamir Propp dan Tzvetan Todorov. Propp adalah salah seorang yang
fokus bekerja meneliti mitos, novel, dan cerita rakyat untuk mencoba
memahami bagaimana narasi membentuk dan mempunyai nilai dalam
budaya tertentu.1 Menurut penelitian V. Propp dan Todorov narasi tidak
cukup hanya didasarkan pada analisis atas teks semata, karena teks hanya
hasil dari suatu praktik produksi yang diamati. Inti analisis narasi adalah
menggabungkan dimensi narasi ke dalam satu kesatuan analisis. Dimensi
tersebut adalah dimensi tokoh, dan alur.
Narasi menurut Propp, sebagaimana analisanya terhadap dongeng
lebih ditekankan kepada struktur atau anatomi cerita dan pada karakter
tokoh di dalam cerita. Dengan pendekatan model Propp ini, terutama
analisis karakter tokoh dalam sebuah cerita akan mempermudah
menemukan “lompatan-lompatan baru” atau kejutan narasi. Propp
menyimpulkan ke dalam delapan ruang tindakan atau peranan, yaitu: 1.
The villain atau Tokoh penjahat dalam cerita rakyat adalah seorang tokoh
yang memerankan peran penjahat atau atagonis. 2. The Hero atau
pahlawan, yaitu salah satu istilah yang tidak berarti sama dalam teori
1
seperti halnya dalam kehidupan di luar, di mana pahlawan biasanya
mengacu pada laki-laki, dan heroik, memiliki konotasi moral
mengagumkan atau baik. Misalnya, seorang tokoh dalam cerita yang
mulanya dinarasikan sebagai sosok yang baik (pahlawan, penolong)
tiba-tiba tanpa disadari ternyata berubah menjadi karakter seorang tokoh yang
jahat itu. Contoh kasus seperti dalam film “The Usual Suspects” (US
1995) atau dalam film “Pshyco” (US 1960); di mana penonton dibuat
terkejut, pahlawan wanita dapat terbunuh sebanyak tiga kali dalam film
tersebut; dan pemuda pemalu yang tampak jadi penolong berubah
“menjadi sangat berbeda.”2 3. The donor atau donor, yang menyediakan
sebuah objek dengan beberapa properti. 4. The Helper atau penolong, yang
membantu pahlawan. 5. The Princess atau sang putri, hadiah untuk
pahlawan dan objek skema yang penjahat ini.
6. Her Father atau ayahnya, yang memberikan penghargaan kepada
pahlawan. 7. The dispatcher atau orang yang menyuruh, yang
mengirimkan pahlawan dalam perjalanan. 8. The false hero atau pahlawan
palsu.3
Propp meneliti ratusan contoh dari salah satu jenis cerita rakyat,
cerita pahlawan, untuk meninjau apakah mereka (pembuat cerita) dari
berbagai struktur.4 Pendekatan Propp berlanjut menjadi sangat
berpengaruh, mencoba membuka struktur lapisan bawah yang berbeda,
peredaran yang luas, bentuk-bentuk yang popular. Hal ini mengingatkan
2
Ibid, h. 35.
3
Ibid, h. 34.
4
kita bahwa melalui karakter-karakter dalam sebuah cerita memungkinkan
terlihat sangat “nyata” (terutama dalam film dan TV). Mereka harus
memahami karakter-karakter yang telah dibangun.
Dalam penerapan Propp ada pahlawan dan penjahat. Prop
mengambil contoh untuk memahami konstruksi Osama bin Laden tahun
2001, sering kali membutuhkan teori naratif untuk menerapkan
pengetahuan genre (aliran) atau corak, tanpa alasan. Beberapa jenis
penjahat:
Dia berhubungan dengan generasi cerita aksi petualangan, buku
dan film menggambarkan orang timur, yang percaya pada hal-hal
gaib yang tidak dapat diketahui untuk melawan orang barat.
Susunan media yang lebih spesifik terkadang berkaitan dengan
tokoh penjahat seperti James Bond, musuh Superman yang sering
bersembunyi di dalam sarang. 5
Propp menyimpulkan bahwa semua cerita yang
diselidiki memiliki struktur yang sama. Artinya, dalam sebuah cerita
para pelaku dan sifat-sifatnya dapat berubah, tetapi perbuatan dan
peran-perannya sama. Oleh karena itu, penelitian Propp disebut
sebagai usaha untuk menemukan pola umum plot dongeng Rusia
bukan dongeng pada umumnya. Menurutnya, dalam struktur naratif
yang penting bukanlah tokoh-tokoh, melainkan aksi tokoh-tokoh yang
selanjutnya disebut fungsi. Menurut Propp dan Teeuw, tujuan Propp
5
bukan tipologi struktur tetapi melalui struktur dasar dapat ditemukan
bentuk-bentuk purba. Dengan kalimat lain, dengan menggabungkan
antara struktur dan genetiknya (struktur mendahului sejarah), maka
akan ditemukan proses penyebarannya kemudian. Model Propp
mendasari penelitian dari Greimas, Bremond, dan Todorov.6
Tzvetan Todorov; mengatakan bahwa semua cerita dimulai dengan
‘keseimbangan’ di mana beberapa potensi pertentangan berusaha
‘diseimbangkan’ – pada suatu waktu. Teorinya mungkin terdengar seperti
klise bahwa semua cerita punya awal, pertengahan dan sebuah akhir.
Namun, keseimbangan menandai sebuah keadaan, dalam sebuah cara-cara
terntentu.7
Seperti dalam terapan Todorov yang menceritakan sangat menarik
perhatian tentang bom bunuh diri di New York dan Washington pada 11
September 2001. Di mana tidak dapat diduga itu adalah “cerita baru” yang
pertama kali dimulai. Kemudian itu adalah kemungkinan untuk melihat
konflik apa yang mereka anggap penting. Namun, pada saat pemberitaan
bom bunuh diri itu selesai tetapi naratif tidak selesai atau terhenti, atau
berhenti. Media sering memiliki struktur akhir yang lama berjalan seperti
peperangan, meninggalkan elemen yang susah dihilangkan. Faktanya tidak
berakhir tetapi terus berlanjut. Dalam terapan naratif, menurut Todorov
6
Sastra dan Seni, http://sastra-sastradanseni.blogspot.com/2011/03/metode-penelitian-sastra-disusun-oleh.html, diakses pada hari Jumat, tanggal 3 Mei 2012, pukul. 17.00.
7
sebuah cerita mempunyai keseimbangan dimana awal cerita, pertengahan
cerita, dan akhir cerita.8
Dalam menganalisis tokoh-tokoh, Todorov menyarankan untuk
melakukannya melalui tiga dimensi, yaitu: kehendak, komunikasi, dan
partisipasi. Menurutnya, objek formal puitika bukan interpretasi atau
makna, melainkan struktur atau aspek kesastraan yang terkandung dalam
wacana.
Todorov mengungkapkan teori sebagai berikut: berdasarkan fakta
bahwa teks sastra menggunakan bahasa sebagai bahan dasarnya, maka
aspek sintaksis, semantik dan verbal adalah model dasar aturan naratif.9
Seiring dengan ekspoitasi, argumentasi dan deskripsi, narasi,
didefinisikan secara luas adalah salah satu dari empat model retorika
wacana. Atau secara lebih sempit itu adalah modus penulisan fiksi di mana
narator berkomunikasi dengan pembaca.
Pengertian narasi itu mencakup dua unsur dasar, yaitu pembuatan
atau tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu, menggambarkan
suatu objek secara statis, maka narasi mengisahkan suatu kehidupan yang
dinamis dalam suatu rangkaian waktu. Berdasarkan uraian tersebut, narasi
dapat dibatasi sebagai suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah
tindak-tanduk moral yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah
peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu.
8
Gill Braston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book (London dan New York: Routledge), 2003, h. 56.
9
“Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha
menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu
peristiwa yang telah terjadi. Narasi berusaha menjawab pertanyaan
“Apa yang telah terjadi?”10
a. Beberapa Bentuk Khusus Narasi
1. Autobiografi dan Biografi
Pengertian autobiografi dan biografi sudah sering
diungkapkan. Perbedaannya terletak dalam masalah naratornya
(pengisahnya), yaitu siapa yang berkisah dalam bentuk wacana ini.
Pengisah dalam autobiografi adalah tokohnya sendiri, sedangkan
pengisah dalam biografi adalah orang lain.11 Sasaran utama
autobiografi dan biografi adalah menyajikan atau mengemukakan
peristiwa-peristiwa yang dramatis, dan berusaha menarik manfaat
dari seluruh pengalaman pribadi yang kaya-raya itu bagi pembaca
dan anggota masyarakat lainnya.
2. Anekdot dan Insiden
Anekdot adalah semacam cerita pendek yang bertujuan
untuk menyampaikan karakteristik dan yang menarik atau aneh
mengenai seseorang atau suatu hal lain. Anekdot yang menjadi
bagian dari narasi yang lebih luas, sama sekali tidak menunjang
gerak umum dari narasi. Namun, perhatian sentral yang dibuatnya
10
Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi (Jakarta: PT. Gramedia, 1986), h. 136. 11
dapat menambah daya tarik bagi latar belakang dan suasana secara
keseluruhan.
Skripsi ini mencoba menarasikan kembali narasi yang
sudah ada berdasarkan analisis tokoh dan alur cerita.
b. Unsur-Unsur Pembentuk dan Pembangun Karya Sastra
1. Tokoh dan Penokohan (Perwatakan)
Tokoh adalah pelaku cerita yang mengemban peristiwa
dalam cerita yang memiliki kualitas moral dan kecenderungan
tertentu yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan
dalam tindakan. Ada tokoh sentral atau tokoh utama (central
character) yang biasanya tokoh yang mengambil bagian terbesar
dalam cerita yang paling terlibat dengan tema, yang paling banyak
berhubungan dengan tokoh lain atau yang paling banyak waktu
penceritaan. Karena tokoh utama paling banyak diceritakan dan
selalu berhubungan dengan tokoh-tokoh lain, ia sangat menentukan
perkembangan plot secara keseluruhan. Ia selalu hadir sebagai
pelaku atau yang dikenai kejadian dan konflik penting yang
mempengaruhi plot. Di pihak lain, ada tokoh tambahan atau
bawahan (peripheral character), tokoh yang hanya dimunculkan
sekali atau beberapa kali dalam cerita.12 Ada juga tokoh
pendamping, yaitu tokoh yang mendampingi tokoh utama.
12
Istilah penokohan dapat diartikan sebagai teknik pengarang
mengembangkan watak tokoh dalam sebuah cerita pendek atau
novel. Penokohan merupakan menghadirkan karakter seorang
tokoh dalam sebuah cerita pendek. Dalam proses menghadirkan
penokohan ada dua teknik, yakni dengan teknik naratif di mana
penuturan watak tokoh secara langsung melalui paparan narasi ada
juga dengan cara teknik dramatik yaitu pemaparan langsung
melalui sebuah peristiwa, percakapan, perilaku, tanggapan atas
pernyataan atau perbuatan dari tokoh lain dan sindiran.
Berdasarkan penjelasan di atas ada perbedaan yang nyata
antara tokoh dengan penokohan. Tokoh mengacu kepada orangnya
sedangkan penokohan berorientasi kepada karakter tokoh. Namun,
keduanya tidak dapat dipisahkan. Lebih khusus lagi delapan
karakter yang sudah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya dan
akan dikemukakan pada bab berikutnya.
2. Plot (Alur)
Alur merupakan jalinan peristiwa yang satu ke peristiwa
yang lain sehingga membentuk sebuah cerita yang utuh atau
memuat sederetan peristiwa yang dialami para tokoh. Hubungan
peristiwa tidak hanya sekedar berurutan secara kronologis tetapi
peristiwa itu terjadi ada sebabnya. Plot mengandung unsur jalan
cerita yang susul-menyusul. Plot sebuah cerita tentulah
eksplisit maupun implisit. Oleh karena itu, dalam sebuah cerita
tentu ada awal kejadian, kejadian-kejadian berikutnya, dan
barangkali ada pula akhirnya. Namun, plot sebuah karya sastra
sering tidak menyajikan urutan peristiwa secara kronologis dan
runtut. Melainkan, penyajian yang dapat dimulai dan diakhiri
dengan kejadian yang manapun juga tanpa adanya keharusan untuk
memulai dan mengakhiri dengan kejadian awal dan kejadian akhir.
Dengan demikian, tahap awal cerita tidak harus berada di awal
cerita atau dibagian awal teks, melainkan dapat terletak di bagian
manapun.13
Alur dikembangkan dengan sejumlah peristiwa yang
dialami tokoh. Para tokoh memilki watak yang berbeda-beda.
Sehingga menimbulkan konflik. Konflik antar tokoh dapat
menyebabkan munculnya perubahan peristiwa. Melalui peristiwa
yang dialami para tokoh, pengarang menyampaikan pesan kepada
pembaca. Adapun tahapan-tahapan alur (plot) sebagai berikut:
pertama, pengenalan cerita (intro), dibagian ini merupakan awal
cerita dengan memperkenalkan tokoh utama, penataan adegan, dan
pencarian tentang hubungan antar tokoh. Kedua, awal perselisihan
konflik (complication) pada bagian ini penulis mulai memunculkan
bagian-bagian yang menimbulkan bagian masalah. Ketiga, menuju
konflik (rising action) penulis semakin meningkatkan
13
permasalahan yang sedang dihadapi tokoh. Keempat, konflik
memuncak (klimaks) bagian ini merupakan puncak permasalahan
yang dihadapi tokoh. Di bagian ini pula, tokoh dihadapkan dalam
penentuan nasib yang dialaminya. Keberhasilan atau kegagalan
biasanya menjadi penentuan nasib tokoh. Tahapan kedua sampai
keempat ini dalam istilah Todorov disebut pertengahan. Kelima,
penyelesaian (ending) biasanya mejelaskan bagaimana nasib tokoh
setelah mengalami tunning point. Akan tetapi, adapula penulis
yang menyerahkan ending ceritanya kepada para pembaca. Akhir
cerita dibiarkan menggantung.14
B. Ruang Lingkup Novel
1. Pengertian Novel
Kata novel berasal dari kata noveis yang berarti baru. Dikatakan
baru karena dibandingkan dengan karya-karya sastra lainnya seperti
puisi, drama, dan lainnya; novel muncul kemudian. 15 Novel merupakan
sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam
bentuk cerita.
Menurut Abdullah Ambary novel adalah cerita yang
menceritakan kejadian-kejadian luar biasa dari kehidupan pelakunya
yang menyebabkan perubahan sikap atau menentukan nasibnya.16
14
DEPDIKNAS, Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Jakarta: SMP N 238 Jakarta), 2006, h. 29.
15
Henry Guntur Tarigan, Prinsip-prinsip Dasar Sastra (Bandung: Angkasa, 1993), h. 10.
16
Novel menurut Wiyanto adalah, “cerita yang menampilkan
suatu kejadian luar biasa pada kehidupan yang menyebabkan perubahan
sikap hidup atau menentukan nasibnya.”17 Abrams dalam Nurgiyantoro
berpendapat bahwa: Novel (Inggris: novel) dan cerita pendek
(disingkat: cerpen; Inggris: short story) novel merupakan dua bentuk
karya sastra yang sekaligus disebut fiksi. Sebutan novel dalam Bahasa
Inggris dan inilah yang kemudian masuk ke Indonesia. Berasal dari
Bahasa Italia novella (yang dalam bahasa Jerman: novella).18
Novel memungkinkan adanya penyajian secara panjang lebar
mengenai tempat (ruang) tertentu. Oleh karena itu, novel hakikatnya
bercerita tentang kehidupan manusia karena posisi manusia dalam
masyarakat jelas berhubungan dengan waktu. Sebuah masyarakat jelas
berhubungan dengan dimensi tempat, tetapi peranan seorang tokoh
dalam masyarakat berubah dan berkembang dalam waktu. Khasnya,
novel mencapai keutuhan secara inklusi (inclusion), yaitu bahwa
novelis mengukuhkan keseluruhannya dengan kendali tema karyanya.19
2. Unsur Novel
Unsur dalam sebuah karya sastra merupakan pembangun atau
tolok ukur sebuah karya sastra. Nurgiyantoro mengemukakan, bahwa
unsur-unsur tersebut secara garis besar dibagi atas dua bagian, yaitu (1)
17
Wiyanto, Kesusastraan Sekolah (Jakarta: Grasindo Anggota Ikapi, 2005), h. 77. 18
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi (Yogyakarta: Gajah Mada University Press), 2007. h. 9.
19
struktur luar (ekstrinsik) dan (2) struktur dalam (intrinsik).20 Para ahli
membagi ke dalam: unsur intrinsik prosa rekaan atas penokohan, latar
cerita (setting), sudut pandang, gaya bahasa, alur, tema dan amanat.
C. PESAN MORAL
1. Konsep Pesan
Pesan diartikan gagasan atau ide yang disampaikan komunikator
kepada komunikan untuk tujuan tertentu.21 Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia “pesan diartikan sebagai perintah, nasihat,
permintaan, amanat yang harus dilakukan atau disampaikan kepada
orang lain”.22
Dalam arti lain dinyatakan pesan adalah suatu pilihan
simbol-simbol teratur yang dimaksudkan untuk mengomunikasikan informasi.
Dalam buku teori komunikasi B. Aubrey Fisher memberikan
pengertian tentang konsep pesan:23
“Sebagai syarat yang disampaikan, pesan dipandang sebagai bentuk dan lokasi pikiran, verbalisasi dan seterusnya dalam diri individu. Sebagai bentuk struktural, pesan sebagai proses penyandian stimuli verbal, fisik, dan vokal sehingga pesan sebagai bentuk yang berstruktur”.
“Dalam suatu kegiatan komunikasi, pesan merupakan isi yang disampaikan oleh komunikator, atau juga keseluruhan daripada apa yang disampaikan oleh komunikator terhadap komunikannya. Pesan dapat disampaikan secara langsung dengan lisan atau tatap muka, bisa juga dengan menggunakan media atau saluran”.
20
Burhan Nurgiyantoro. Teori Pengkajian Fiksi (Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 1994), h. 23.
21
Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam (Jakarta: Gema Insani Press, 1993), h. 25. 22
DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 761. 23
H. A. W. Widjaja menjelaskan bentuk pesan yang bersifat
informatif, persuasif, dan koersif.
1. Informatif berarti memberikan keterangan-keterangan dan kemudian
komunikan dapat mengambil kesimpulan sendiri.
2. Persuasif atau bujukan, yakni membangkitkan pengertian dan
kesadaran seseorang bahwa apa yang disampaikan akan
memberikan rupa pendapat atau sikap sehingga ada perubahan.
3. Koersif, memaksa dengan sanksi-sanksi. Bentuk yang terkenal
dengan penyampaian secara ini adalah agitasi dengan
penekanan-penekanan yang menimbulkan tekanan batin atau ketakutan di
antara sesamanya dan kalangan publik. Koersif dapat berbentuk
perintah, intruksi, dan sebagainya.24
Dalam hal bentuk pesan yang terdapat di atas, maka peneliti
berpendapat bahwa novel merupakan suatu media komunikasi yang
bersifat memberikan informasi sekaligus bujukan yang memberikan
kesadaran bagi pembacanya melalui pesan-pesan yang ada dalam
novel tersebut.
Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh
komunikator. Pesan mempunyai inti pesan yang sebenarnya menjadi
pengarah di dalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku
komunikan. Pesan dapat secara panjang lebar mengupas berbagai segi,
24
namun inti pesan dari komunikasi akan selalu mengarah kepada tujuan
akhir komunikasi itu. 25
Adapun bentuk pesan adalah:
a. Pesan verbal adalah pesan menggunakan simbol-simbol verbal.
b. Pesan non-verbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata.26
Melalui berbagai pengertian yang telah disebutkan di atas, peneliti
menyimpulkan bahwa novel merupakan media komunikasi penyampai
pesan yang memberikan informasi sekaligus bujukan yang
memberikan kesadaran bagi pembacanya melalui pesan-pesan yang
terdapat pada novel tersebut.
2. Pengertian Moral, Etika dan Akhlak
Secara umum moral mengarah pada pengertian (ajaran
tentang) baik dan buruk yang diterima umum mengenai perbuatan,
sikap, kewajiban dan sebagainya: akhlak, budi pekerti, dan susila. 27
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, moral adalah penentuan
baik-buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.28 Kata moral dari segi
bahasa berasal dari bahasa Latin yaitu mores jamak dari kata mos yang
berarti adat kebiasaan. Secara etimologi moral adalah istilah yang
digunakan untuk menentukan batas dari sifat, perangai, kehendak
25
Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi (Jakarta, Rineke Cipta, 1998), h. 32. 26
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung, Remaja
Rosdakarya,2007), h. 343. 27
H. A. W. Widaja, Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat (Jakarta: Rajawali Pers, 2003), cet. ke-5, h. 94.
28
pendapat, atau perbuatan secara layak dapat dikatakan benar, salah,
baik, atau buruk.29
Moral merupakan ajaran-ajaran, wejangan-wejangan,
khutbah-khutbah, patokan-patokan, kumpulan peraturan dan ketetapan lisan
atau tertulis tentang bagaimana harus hidup dan bertindak agar menjadi
manusia baik. Sumber dasar ajaran-ajaran moral adalah tradisi, adat
istiadat, ajaran agama dan ideologi-ideologi tertentu.30
Ajaran Moral memuat tentang nilai dan norma yang terdapat di
antara sekelompok manusia. Adapun nilai moral adalah kebaikan
manusia. Norma moral adalah tentang bagaimana manusia harus hidup
supaya menjadi baik sebagaimana manusia. 31
Moral sebenarnya memuat dua segi yang berbeda, yaitu segi
batiniah dan lahiriah. Artinya orang yang baik, akan memiliki sikap
batin dan perbuatan yang baik. 32
Dalam Ensiklopedia Indonesia disebutkan bahwa moral adalah
kesusilaan atau kebiasaan yang dapat mencakup:
1. Seluruh kaidah kebiasaan dan kesusilaan yang berlaku pada
suatu kelompok tertentu.
2. Ajaran kesusilaan yang dipelajari secara sistematis di dalam
etika, falsafah moral dan teknologi moral.
29
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf (Jakarta: Rajawali Press, 2003), cet. ke-5, h. 94. 30
Sudirman Tebba, Etika dan Tasawuf Jawa (Jakarta: Pustaka Irvan, 2007), h. 11-12. 31
Yadi Purwanto, Etika Profesi (Bandung: PT. Repika Aditama), 2007, h. 45. 32
Menurut Zakiah Darajat, moral adalah kelakuan sesuai
dengan ukuran (nila-nilai) masyarakat yang timbul dari hati dan
bukan paksaan dari luar yang disertai pula oleh rasa tanggung
jawab atas kelakuan tersebut. Ajaran moral membuat pandangan
tentang nilai dan norma yang terdapat di antara sekelompok
manusia.33 Norma moral adalah tentang bagaimana manusia harus
hidup supaya menjadi baik sebagai manusia. Adapun kategori
berdasarkan pesan moral ada tiga macam:
1. Kategori hubungan manusia dengan Tuhan
2. Kategori hubungan manusia dengan diri sendiri. Menjadi sub:
ambisi harga diri, takut dan lain-lain.
3. Kategori hubungan manusia dengan manusia lain dalam
lingkungan sosial termasuk hubungan dengan alam.34
Ketiga kategori inilah yang kemudian menjadi landasan peneliti
dalam menentukan bentuk-bentuk pesan moral yang terdapat dalan
novel Bumi Cinta.
“Moral dalam karya sastra atau hikmah selalu dalam pengertian yang baik. Dengan demikian, jika dalam sebuah karya ditampilkan sukap dan tingkah laku tokoh-tokoh yang kurang terpuji, baik mereka berlaku sebagai tokoh antagonis maupun protagonis, tidaklah berarti bahwa pengarang menyarankan kepada pembaca untuk bersikap dan bertindak secara demikian. Sikap dan tingkah laku tokoh tersebut hanyalah model. Model sengaja ditampilkan pengarang agar pembaca dapat mengambil hikmah dari cerita yang berkaitan. Karena biasanya,
33
Zakiyah Darajat, Peranan Agama Islam Dalam Kesehatan Mental (Jakarta: Haji Masagung, 1993), h. 63.
34
eksistensi sesuatu yang baik akan lebih mencolok jika dikonfrontasikan dengan sebaliknya.”35
Etika dari segi etimologi (ilmu asal-usul kata), etika berasal dari
bahasa Yunani, ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam
Kamus Umum Bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan
tentang asas-asas akhlak (moral). Dari pengertian kebahasaan ini
terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah
laku manusia. 36
Adapun arti etika dari segi istilah telah dikemukakan para ahli
dengan ungkapan yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya.
Ahmad Amin misalnya mengartikan etika adalah ilmu yang
menjelaskann arti baik dan buruk, menerangkan apa yang harusnya
dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh
manusia. Di dalam perbuatn mereka dan menunjukkan jalan untuk
melakukan apa yang seharusnya diperbuat.37
Selanjutnya Soegarda Poerbakawatja mengartikan etika sebagai
filsafat nilai, kesusilaan tentang baik buruk, serta berusaha
mempelajari nilai dan merupakan juga pengetahuan tentang
nilai-nilai itu sendiri.38
35
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi (Yogyakarta: Gajah Mada University), 1998, h. 322.
36
Abuddin Nata, M.A, Akhlak Tasawuf (PT. Raja Grafindo Permai: Jakarta, 2011), cet. ke-10, h. 89-90.
37
Ahmad Amin, Etika (Ilmu Akhlak), (terj) K.H. Farid Ma’ruf, dari judul asli, Al-Akhlaq
(Bulan Bintang: Jakarta, 1983), cet. III, h. 3. 38
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan
akhlak, yaitu pendekatan linguistic (kebahasaan), dan pendekatan
terminologic (peristilahan). Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari
bahasa Arab, yaitu isim mashdar (bentuk infinitive) dari kata akhlaqa,
yukhliqu, ikhlaqan, sesuai dengan timbangan (wazan) majid af’ala,
yuf’ilu, if’alan yang berarti al-sajiyah (perangai), ath-thabi’ah
(kelakuan, tabiat, watak dasar), al-‘adat (kebiasaan, kelaziman),
al-ma’rufah (peradaban yang baik), al-din (agama).39 Ilmu akhlak adalah
ilmu yang membahas tentang perbuatan manusia yang dapat dinilai
baik atau buruk.
Akhlak terdiri atas dua macam, yaitu: Pertama, akhlak mahmudah
yaitu perbuatan baik terhadap Tuhan, sesama manusia dan
makhluk-makhluknya. Kedua, akhlak madzmumah yaitu perbuatan buruk
terhadap Tuhan, sesama manusia dan makhluk-makhluknya.
Dari berbagai pengertian pesan dan moral diatas dapat disimpulkan
bahwa pesan moral merupakan pesan yang isinya mengandung muatan
moral atau nilai-nilai kebaikan itu terhadap Tuhan, diri sendiri,
maupun hubungan sosial. Nilai-nilai kebaikan tersebut bersumber dari
akal manusia dan budaya yang tumbuh dan dilestarikan dalam
masyarakat. Namun, nilai moral juga banyak diadopsi dari agama.
Untuk ukuran baik dan buruk, sejarah menunjukkan bahwa agamalah
yang lebih berpengaruh, karena bagi orang beragama apapun yang
39
diperintahkan oleh agama ditangkap sebagai sesuatu yang pasti akan
membawa kebaikan, bagi kehidupan individu, maupun sosial.
Kebaikan individu (diri sendiri) pun diyakini bukan hanya membawa
35
BAB III
BIOGRAFI HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SINOPSIS
NOVEL
BUMI CINTA
A.
Biografi (Riwayat Hidup) Habiburrahman El Shirazy
Habiburrahman El Shirazy yang lebih dikenal dengan panggilan Kang
Abik anak sulung dari pasangan KH. Saerozi Noor dan Hj. Siti Khadijah
adalah seorang dai, novelis, dan penyair yang karya-karyanya terkenal tidak
hanya di Indonesia tetapi di negara lain seperti Malaysia, Singapura, dan
Brunei. Nama Kang Abik mulai melambung ketika karya novelnya yang
berjudul
Ayat-ayat Cinta
tampil di layar kaca. Sejak itulah, banyak
karya-karyanya juga difilmkan dan diminati oleh khalayak ramai. Kang Abik lahir di
Semarang, Jawa Tengah, 30 September 1976. Kang Abik adalah sarjana
Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Ia memulai pendidikan menengahnya di
MTs Futuhiyyah 1 Mranggen sambil belajar kitab kuning di Pondok Pesantren
Al Anwar, Mranggen, Demak di bawah asuhan K.H. Abdul Bashir Hamzah.
Pada tahun 1992 ia merantau ke kota budaya Surakarta untuk belajar di
Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Surakarta, lulus pada tahun 1995.
Setelah itu melanjutkan pengembaraan intelektualnya ke Fakultas
Ushuluddin, Jurusan Hadits Universitas Al-Azhar, Kairo dan selesai pada
tahun 1999. Pada tahun 2001 lulus Postgraduate Diploma (Pg.D) di The
Institute for Islamic Studies di Kairo yang didirikan oleh Imam Al-Baiquri.
Ketika menempuh studi di Kairo, Mesir, Kang Abik pernah memimpin
Pengetahuan Islam) di Kairo (1996-1997). Pernah terpilih menjadi duta
Indonesia untuk mengikuti “Perkemahan Pemuda Islam Internasional Kedua”
yang diadakan oleh WAMY (The World Assembly of Muslim Youth) selama
sepuluh hari di kota Ismailia, Mesir (Juli 1996). Dalam perkemahan itu, ia
berkesempatan memberikan orasi berjudul Tahqiqul Amni Was Salam Fil
‘Alam Bil Islam (Realisasi Keamanan dan Perdamaian di Dunia dengan
Islam). Orasi tersebut terpilih sebagai orasi terbaik kedua dari semua orasi
yang disampaikan peserta perkemahan tersebut. Pernah aktif di Mejelis
Sinergi Kalam (Masika) ICMI Orsat Kairo (1998-2000). Pernah menjadi
koordinator Islam ICMI Orsat Kairo selama dua periode (1998-2000 dan
2000-2002). Sastrawan muda ini pernah dipercayai untuk duduk dalam
Dewan Asaatidz Pesantren Virtual Nahdhatul Ulama yang berpusat di Kairo.
Dan sempat memprakarsai berdirinya Forum Lingkar Pena (FLP) dan
Komunitas Sastra Indonesia (KSI) di Kairo.
1Kang Abik adalah fenomena multitalent Indonesia. Dia dinobatkan
sebagai Novelis No.1 di Indonesia oleh INSANI UNDIP (Universitas
Diponegoro), dan dijuluki Si Tangan Emas oleh majalah MATABACA (edisi
Juni 2007) lantaran karya-karyanya yang selalu meledak di pasaran dan terus
diburu para pembaca dan penggemar setianya.
2Setibanya di tanah air pada pertengahan Oktober 2002, ia diminta ikut
mentashih
Kamus Populer Bahasa Arab-Indonesia
yang disusun oleh KMNU
1
Wikipedia, http://id.wikipedia.org/wiki/habiburrahman_el_shirazy diakses pada tgl 18
Desember 2012, hari Selasa pada pukul 19.30.
2