• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi manajemen penaggulangan bencana banjir berbasis teknologi SMS short message service pada kelurahan karet tengsin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aplikasi manajemen penaggulangan bencana banjir berbasis teknologi SMS short message service pada kelurahan karet tengsin"

Copied!
188
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR

BERBASIS TEKNOLOGI SMS (SHORT MESSAGE SERVICE)

PADA KELURAHAN KARET TENGSIN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komputer (S.Kom)

Oleh

Achmad Taufik

NIM: 104093002953

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

APLIKASI MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR

BERBASIS TEKNOLOGI SMS (SHORT MESSAGE SERVICE)

PADA KELURAHAN KARET TENGSIN

Oleh

Achmad Taufik

NIM: 104093002953

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

APLIKASI MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR BERBASIS TEKNOLOGI SMS (SHORT MESSAGE SERVICE)

PADA KELURAHAN KARET TENGSIN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Sains dan Teknologi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komputer (S.Kom)

Oleh Achmad Taufik NIM : 104093002953

Menyetujui, Pembimbing I,

Nida’ul Hasanati, MMSI

Pembimbing II,

Zulfiandri, MMSI NIP. 19700130 200501 1 003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Sistem Informasi

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Juni 2011

(5)

Achmad Taufik – 104093002953Aplikasi Manajemen Penanggulangan Bencana Banjir Berbasis Teknologi SMS (Short Message Service) pada Kelurahan Karet Tengsin. Di bawah bimbinganNida’ul Hasanatidan Zulfiandri.

Kelurahan Karet Tengsin merupakan salah satu daerah yang sangat beresiko terkena bencana banjir. Untuk menanggulangi bencana di wilayahnya Pemerintah Kelurahan Karet Tengsin memiliki Tim SIBAT (Siaga Bencana Berbasis Masyarakat) untuk menanggulangi bencana di tingkat kelurahan. Tim SIBAT sebenarnya sudah memiliki sebuah standar untuk menanggulangi bencana di wilayahnya, yaitu Manajemen Penanggukangan Bencana. Namun ada beberapa kegiatan dalam Manajemen Penanggulangan Bencana yang belum dilakukan dengan optimal. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain pemberian informasi-informasi yang berkaitan dengan musibah banjir dilakukan dengan melakukan pelatihan dan pemasangan poster, mengadakan pelatihan dan pembuatan poster memerlukan biaya yang relatif mahal. Peta yang dimiliki Tim SIBAT hanya peta konvensional, dengan peta tersebut sulit untuk menentukan daerah mana yang rawan bencana. Penyebaran status siaga hanya melalui lisan, sehingga informasi yang didapat masyarakat tidak akurat dan tidak jelas dari mana datangnya informasi tersebut. Pendataan korban (assessment)dilakukan secara kolektif oleh masing-masing RT, data yang diterima sering terlambat tentunya bantuan yang akan diterima masyarakat juga akan terlambat. Berdasarkan uraian tersebut diatas saya selaku penulis tertarik memilih untuk mengembangkan konsep sms (short

message service)sebagai basis perancangan sistem informasi yang dapat memberi

solusi dari masalah yang ada. Oleh karena itu sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan terhadap pengolahan informasi inilah penulis mengambil tema: “Aplikasi Manajemen Penanggulangan Bencana Banjir Berbasis Teknologi SMS (Short Message Service) pada Kelurahan Karet Tengsin”. Dalam merancang sistem ini, penulis menggunakan metode Siklus Hidup Pengembangan Sistem (System Development Life Cycle - SDLC) dengan tools Data Flow

Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), Normalisasi, dan Kamus

Data. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah Personal Home Page (Php), MySql sebagai basis data, serta menggunakan SMS sebagai teknologi mobiledan Gammu sebagai enginenya. Harapannya, penelitian ini dapat membantu mengurangi resiko bencana yang disebabkan kurangnya informasi tentang bencana yang diterima masyarakat, terlambat dan tidak jelasnya status siaga, dan terlambat masuknya data assessment.

Kata kunci: Aplikasi Manajemen Penanggulangan Bencana, Bencana banjir, Peringatan Dini, Assessment, sms, waterfall strategy,php, mysql V Bab + xxv Halaman + 147 Halaman + Gambar + Tabel + 4 Simbol + Daftar Pustaka + Lampiran

(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala

karunia-Nya karena dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini dengan Judul Aplikasi Manajemen Penaggulangan Bencana Banjir Berbasis Teknologi SMS (Short Message Service) pada Kelurahan Karet Tengsin dengan baik. Shalawat serta salam dihaturkan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat dan keluarga beliau.

Setelah seluruh penulisan Skripsi ini terlaksana, ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu baik itu berupa motivasi, bimbingan, moril maupun materil, yang ditujukan kepada:

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Nur Aeni Hidayah, MMSI selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Ibu Nida’ul Hasanati, MMSI, M.Kom selaku dosen pembimbing I yang selalu memberikan bimbingan, semangat dan selalu meluangkan waktunya walaupun sedang sangat sibuk.

4. Bapak Zulfiandri, MMSI selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan pengarahan dan membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

(7)

6. Keponakan-keponakanku yang sudah memberikan warna tersendiri dalam menyusun skripsi ini.

7. Bapak Maskur S.Sos, selaku Lurah Karet Tengsin yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di Kelurahan Karet Tengsin.

8. Staf-staf Kelurahan Karet Tengsin, Bapak Prayudi (Wakil Lurah), Bapak Warsino (Sekretaris Lurah), dan bapak-bapak staf kelurahan lainnya yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu, terimakasih telah memberikan informasi penulis butuhkan untuk menyusunan skripsi ini.

9. Bapak Bambang Tri Margono, Komandan Tim SIBAT Kelurahan Karet Tengsin, terimakasih telah memberika alur sistem berjalan tentang penanggulangan bencana jika akan terjadi bencana banjir.

10. Bang M Wawan Nurdin, petugas sosial senior yang telah berbagi pengetahuan

dan pengalaman tentang kondisi Kelurahan Karet Tengsin dalam hal penanggulangan bencana.

11. Untuk sahabatku Isrorudin, terimakasih atas keikhlasannya dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, terutama dalam memecahkan masalah logika-logika pemrograman yang dahsyat.

12. Peserta tetap Mantabbun, Bule, Gambir, Agus, dan Dhikov yang selalu membawa keceriaan dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Teman-teman Mantabbun (SI-B angkatan 2004) Asko, Andi, Aris, Apit, Angga, Abdullah, Esa, Dika, Didit, Fadlan, Daus, Kosmara, Ichsan, Ryan, Syahril, Sandra, Rika, Ulfah, Indri, Nelly yang tidak pernah bosan menemani,

(8)

Jakarta, Juni 2011

Achmad Taufik 104093002953

14. Dan juga untuk teman-teman SI dan TI angkatan 2003, 2004, 2005 yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Semuanya terima kasih banyak untuk semua halnya.

15. Terakhir keberhasilan bukan hanya hasil jerih payah kita sendiri tetapi hasil dari do’a tiada henti yang kita panjatkan kepada Allah SWT dan do’a serta restu orang tua kita juga orang-orang yang selalu menyayangi kita. I Love You All.

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN... iv

LEMBAR PERNYATAAN... v

ABSTRAKSI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR SIMBOL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xxi

DAFTAR TABEL ... xxiii

DAFTAR LAMPIRAN... xxiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah...5

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1.4.1 Tujuan Penelitian ... 6

1.4.2 Manfaat Penelitian ... 6

(10)

1.5.1 Metode Pengumpulan Data ... 7

1.5.2 Model Pengembangan Sistem ... 8

1.6 Sistematika Penulisan ... 10

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem ... 12

2.1.1 Pengertian Sistem ... 12

2.1.2 Karakteristik Sistem ... 13

2.1.3 Klasifikasi Sistem ... 14

2.2 Konsep Dasar Informasi ... 16

2.2.1 Data versusInformasi ... 16

2.2.2 Siklus Informasi ... 17

2.2.3 Kualitas Informasi ... 18

2.2.4 Nilai Informasi ... 19

2.3 Konsep Sistem Informasi ... 19

2.3.1 Pengertian Sistem Informasi ... 19

2.3.2 Komponen Sistem Informasi ... 20

2.4 Aplikasi Web ... 21

2.4.1 Web Statis ... 21

2.4.2 Web Dinamis ... 22

(11)

2.5.3 Peringatan Dini ... 26

2.5.4 Assessment ... 26

2.6 Aplikasi Manajemen Penanggulangan Bencana ... 26

2.7 Pengembangan Sistem ... 27

2.8 Konsep Basis Data dan DBMS (DataBase Management System).... 30

2.8.1 SQL (Structured Query Language) ... 31

2.9 ToolsPengembangan Sistem ... 31

2.9.1 Flowchart ... 32

2.9.2 Data Flow Diagram (DFD)... 34

2.9.3 State Transition Diagram (STD)... 37

2.9.4 Kamus Data ... 37

2.9.5 ERD (Entity Relationship Diagram) ... 38

2.9.6 Normalisasi ... 42

2.10 Teknologi Mobiledan Nirkabel ... 45

2.10.1 Perkembangan GSM ... 45

2.10.2 Jaringan GSM ... 46

2.10.3 Pengertian SMS Gateway... 47

2.10.4 Sistem Kerja SMS ... 48

2.10.5 Arsitektur dan Teknologi SMS ... 50

2.10.6 Format Protocol Description Unit (PDU)... 52

2.11 SoftwarePengembangan Sistem ... 53

2.11.1 Web Server ... 53

(12)

2.11.3 Adobe Photoshop ... 54

2.11.4 PHP ... 54

2.11.5 My SQL ... 56

2.11.6 Gammu ... 58

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data ... 59

3.1.1 Wawancara ... 59

3.1.2 Pengamatan ... 60

3.1.3 Kajian Pustaka ... 61

3.1.4 Studi Literatur ... 61

3.2 Metode Pengembangan Sistem ... 65

3.2.1 System Initiation... 66

3.2.2 System Analysis... 67

3.2.3 System Design... 68

3.2.4 System Implementation... 68

3.3 Kerangka Berfikir BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1 System Initiation... 70

(13)

4.1.4 Tujuan Sistem ... 77

4.2System Analysis ... 77

4.2.1 Analisis Persyaratan ... 74

1. Funtional Requirement(Persyaratan Fungsional) ... 77

2. Nonfuntional Requirement(Persyaratan Nonfungsional) .... 79

4.2.2 Analisis Sistem Berjalan ... 79

4.2.3 Analisis Sistem yang Diusulkan ... 82

4.3System Design... 85

4.3.1 Perancangan Proses ... 85

1. Diagram Konteks yang Diusulkan ... 85

2. DFD Level 0 (zero) yang Diusulkan ... 86

3. DFD Level 1 ... 87

4. DFD Level 2 ... 91

5. Spesifikasi Proses ... 94

6. Kamus Data ... 100

4.3.2 Perancangan Database ... 114

1. Entity Relationship Diagram (ERD)... 114

2. Normalisasi ... 115

3. Spesifikasi Database ... 121

4.3.3 Perancangan Interface ... 126

1. State Transition Diagram (STD) ... 126

(14)

4.4System Implementation... 140

4.4.1. Spesifikasi Kebutuhan Komputer ... 140

4.4.2. Menguji dan Mempertahankan Sistem ... 140

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ... 145

5.2 Saran ... 146

Daftar Pustaka ... 147

(15)

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Siklus Informasi

Gambar 2.2Kualitas Informasi

Gambar 2.3The sequential / waterfall strategy

Gambar 2.4Langkah-langkah normalisasi

Gambar 2.5Skema cara kerja SMS

Gambar 2.6Arsitektur jaringan SMS

Gambar 2.7 Logo web server APACHE

Gambar 3.1Perancangan Informasi Aliran Pesan

Gambar 3.2Perancangan Flowchart Program

Gambar 3.3Kerangka Berfikir

Gambar 4.1Struktur Organisasi Tim SIBAT Kelurahan Karet Tengsin

Gambar 4.2Flowchart Sistem Berjalan

Gambar 4.3Flowchart Sistem yang Diusulkan

Gambar 4.4Diagram konteks pada sistem yang diusulkan

Gambar 4.5DFD Level 0 pada sistem yang diusulkan

Gambar 4.6DFD level 1 Proses ke-1 (Mengolah Data Warga)

Gambar 4.7DFD level 1 Proses 3.0 (Mengolah Data Himbauan)

Gambar 4.8DFD level 1 Proses 5.0 (Mengolah Data Assessment)

Gambar 4.9DFD level 1 Proses 6.0 (Mengolah Data RT RW)

Gambar 4.10DFD level 2 Proses 1.1 (Mengolah Registrasi)

Gambar 4.11DFD level 2 Proses 1.2 (Mengolah Unreg)

Gambar 4.12DFD level 2 Proses 6.1(Mengolah Data RT)

Gambar 4.13DFD level 2 Proses 6.2 (Mengolah Data RW)

(16)

Gambar 4.16Perancangan STD untuk halaman menu peta

Gambar 4.17Perancangan STD untuk halaman menu himbauan

Gambar 4.18Perancangan STD untuk halaman menu pringatan dini

Gambar 4.19Perancangan STD untuk halaman menu pringatan dini

Gambar 4.20Perancangan STD untuk halaman menu daftar warga

Gambar 4.21Perancangan STD untuk halaman menu user

Gambar 4.22Perancangan STD untuk halaman menu logout

Gambar 4.23Perancangan STD untuk halaman utama guest

Gambar 4.24Perancangan STD untuk halaman menu peta

Gambar 4.25 Perancangan interface untuk halaman utama

Gambar 4.26Perancangan interface untuk halaman peta RW

Gambar 4.27 Perancangan interface untuk halaman peta RT

Gambar 4.28Perancangan interface untuk halaman himbauan

Gambar 4.29Perancangan interface untuk halaman tambah himbauan

Gambar 4.30Perancangan interface untuk halaman status siaga

Gambar 4.31Perancangan interface untuk halaman assessment

Gambar 4.32Perancangan interface untuk halaman detail assessment

Gambar 4.33Perancangan interface untuk halaman pilih jenis warga

Gambar 4.34Perancangan interface untuk halaman daftar RW

Gambar 4.35 Perancangan interface untuk halaman daftar RT

Gambar 4.36 Perancangan interface untuk halaman daftar Warga

Gambar 4.37 Perancangan interface untuk halaman user

Gambar 4.38 Perancangan interface untuk halaman utama

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1Tabel korelasi antara general problem-solving dan proses pengembangan sistem Tabel 4.1 Tabel Warga (UNF)

Tabel 4.2Tabel Warga (1 NF) Tabel 4.3Tabel Warga (2 NF) Tabel 4.4Tabel Warga (3 NF)

Tabel 4.5 Tabel RT (3 NF)

Tabel 4.6 Tabel RW (3 NF)

Tabel 4.7 Tabel Assessment (3 NF)

Tabel 4.8 Tabel Kebutuhan (UNF dan 1 NF)

Tabel 4.9 Tabel Kebutuhan (2 NF dan 3 NF)

Tabel 4.10 Tabel status (UNF dan 1 NF)

Tabel 4.11 Tabel status (2 NF dan 3 NF)

Tabel 4.12 Tabel status (UNF dan 1 NF)

Tabel 4.13 Tabel status (2NF dan 3 NF)

Tabel 4.14 Tabel status (UNF dan 1 NF) Tabel 4.15 Tabel status (2NF dan 3 NF)

Tabel 4.16 Spesifikasi Database Tabel Warga

Tabel 4.17 Spesifikasi Database RT

Tabel 4.18 Spesifikasi Database Tabel RW

Tabel 4.19 Spesifikasi Database Tabel Assessment

Tabel 4.20 Spesifikasi Database Tabel Kebutuhan

Tabel 4.21 Spesifikasi Database Tabel Status

Tabel 4.22 Spesifikasi Database Tabel User

(18)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bencana banjir merupakan bencana alam yang selalu datang pada musim hujan setiap tahunnya, terutama di daerah-daerah dengan dataran rendah dan terdapat aliran sungai. DKI Jakarta merupakan daerah yang sangat

beresiko terkena bencana banjir, karena wilayah DKI Jakarta berada pada dataran yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan daerah-daerah disekitarnya, selain itu ada tiga belas aliran sungai yang membelah DKI

Jakarta (Data Primer).

Bendungan Katulampa merupakan check point pertama guna mengetahui debit aliran air sungai Ciliwung dari kawasan hulu di Puncak, yang menuju ke DKI Jakarta setelah melalui pintu air di Depok. Pos Pemantau Air Sungai Bendung Katulampa yang sering dijadikan indikator tingkat bahaya air dari Bogor yang menuju DKI Jakarta mampu memantau curah hujan di sekitar daerah hulu yang masuk melalui Sungai Ciliwung dan Ciesek (Data Primer). Pihak Bendungan Katulampa akan memberikan informasi peringatan dini bencana banjir secara berkala kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Untuk siaga IV ketinggian air mencapai 100-170 cm, siaga III 170-240 cm, siaga II 240-300 cm, siaga I ketinggian air di atas 300 cm (PBP:Posko Bencana Provivsi).

(19)

DKI Jakarta. Satkorlak PBP DKI Jakarta akan memberikan bantuan kepada warga DKI Jakarta yang terkena musibah banjir dengan mendirikan tenda darurat, dapur umum serta menyalurkan bantuan pangan dan obat-obatan bagi korban banjir yang mengalami masalah kesehatan karena musibah banjir. Selain memberikan bantuan material secara langsung, Satkorlak PBP juga memberikan informasi peringatan dini bencana banjir kepada masyarakat

lewat kelurahan masing-masing.

Kelurahan Karet Tengsin merupakan salah satu daerah yang sangat beresiko terkena bencana banjir, karena letak geografis Kelurahan Karet

Tengsin. Kondisi di Kelurahan Karet Tengsin disebabkan daerah tersebut bersinggungan dengan Sungai Krukut di sebelah barat, Sungai Ciliwung sebelah utara, Kelurahan Bendungan Hilir sebelah selatan, Jalan H. Mas Mansyur sebelah timur. Bila curah hujan di Jakarta dan sekitarnya lebat, maka Sungai Ciliwung dan Sungai Krukut meluap hingga ke rumah warga (Data Primer).

(20)

Warga memerlukan pengetahuan tentang informasi-informasi yang berkaitan dengan musibah banjir, seperti pencegahan banjir, bahaya banjir, dan penanggulangannya. Informasi ini merupakan tindakan pencegahan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya musibah banjir sehingga dapat mengurangi resiko musibah banjir yang disebabkan oleh masyarakat sendiri.

Saat ini Tim SIBAT belum memiliki peta rawan bencana, yaitu peta yang didalamnya terdapat informasi daerah yang rentan terhadap bencana banjir yang seharusnya dimiliki oleh sebuah tim penanggulangan bencana.

Saat ini mereka hanya memiliki peta konvensional untuk membantu mereka dalam bekerja.

Sesaat sebelum bencana banjir terjadi warga memerlukan informasi peringatan dini (early warning system) bencana banjir dengan cepat dan akurat sebelum bencana banjir benar-benar terjadi. Saat ini di belum ada sistem peringatan dini yang informasinya cepat dan akurat, karena penyebaran informasi status siaga hanya mengandalkan lisan dan tidak jelas dari mana datangnya informasi tersebut.

Sesaat setelah musibah banjir biasanya Tim SIBAT melakukan pendataan secara manual untuk mendapatkan data jumlah korban, yang bertujuan menentukan jumlah dan jenis pasokan bantuan yang akan diberikan kepada korban (assessment).

(21)

bencana dengan optimal, sehingga mengurangi dampak buruk bencana banjir bagi masyarakat dan lingkungan.

Berdasarkan uraian tersebut diatas saya selaku penulis tertarik memilih untuk mengembangkan konsep sms (short message service) sebagai basis perancangan sistem informasi yang dapat memberi solusi dari masalah yang ada. Oleh karena itu sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan terhadap

pengolahan informasi inilah penulis mengambil tema: “Aplikasi Manajemen Penanggulangan Bencana Banjir Berbasis Teknologi SMS (Short Message Service)pada Kelurahan Karet Tengsin”.

Untuk mendukung aplikasi diatas penulis menggunakan PHP sebagai bahasa pemograman, Dreamweaver sebagai interface dan MySQL sebagai

database, serta menggunakan SMS sebagai teknologi mobile dan Gammu

sebagai enginenya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis mendapati permasalahan yang sering terjadi pada sistem yang sedang berjalan antara lain:

1. Bagaimana memberikan pengetahuan tentang musibah banjir kepada masyarakat?

2. Bagaimana cara membantu tim penanggulangan bencana mendapatkan data korban bencana, pos pengungsian dan kebutuhan korban bencana? 3. Bagaimana memberikan status siaga secara resmi dalam peringatan dini

(22)

4. Bagaimana membantu ketua RT mengirim data assessment kepada tim penanggulangan bencana?

1.3 Batasan Masalah

Untuk lebih memfokuskan penelitian ini, khususnya pada penanggulangan bencana banjir di Kelurahan Karet Tengsin. Permasalahanan

dibatasi sebagai berikut:

Membuat sebuah aplikasi yang memiliki fitur-fitur yang diharapkan dapat meringankan tugas Tim SIBAT dalam Manajemen Penanggulangan

Bencana, seperti:

1. Melakukan pendataan dan pemetaan daerah rawan bencana.

2. Memberikan himbauan yang berisi informasi-informasi yang berkaitan dengan musibah banjir kepada warga.

3. Memberikan peringatan dini kepada warga sebelum bencana banjir benar-benar terjadi, yaitu dengan memberikan informasi status siaga.

4. Melakukan assessment setelah terjadi bencana banjir.

5. Menggunakan Handphone Samsung J200i sebagai modem sms gateway, dan menggunakan sim card IM3 dari Indosat dengan nomor 085692117023.

6. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP, dreamweaver sebagai

(23)

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian untuk membuat aplikasi manajemen penanggulangan bencana banjir adalah:

1. Menganalisis kebutuhan informasi yang diperlukan oleh tim penanggulangan bencana, agar kelemahan-kelemahan yang ada pada

sistem berjalan dapat diketahui.

2. Merancang aplikasi manajemen penanggulangan bencana berbasis teknologi sms, yang dapat membantu kegiatan manajemen

penangggulangan bencana di Kelurahan Karet Tengsin.

3. Mengimplementasikan aplikasi manajemen penanggulangan bencana, sehingga dapat menunjang kegiatan manajemen penanggulangan bencana di Kelurahan Karet Tengsin.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang didapat dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

a. Untuk memenuhi salah satu syarat didalam menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu pada Fakultas Sains dan Teknologi program studi Sistem Informasi.

(24)

2. Bagi Kelurahan Karet Tengsin

a. Meningkatkan pelayanan Pemerintah Kelurahan Karet Tengsin kepada masyarakat Kelurahan Karet Tengsin.

b. Menjadi sumber informasi yang terpercaya, terutama dalam menyebarkan informasi peringatan dini musibah banjir.

3. Bagi Tim SIBAT

Meringankan tugas Tim SIBAT dalam menangani bencana di wilayahnya. Terutama dalam memberikan informasi tentang musibah banjir kepada masyarakat, penerimaan data assessment, dan

memberikan peringatan dini. 4. Bagi Pihak lain

Semoga penulisan ini juga dapat bermanfaat bagi pihak lain atau pembaca sebagai media informasi khususnya bagi pembaca yang memiliki minat dan kepentingan yang sama.

1.5 Metodologi Penelitian

1.5.1. Metode Pengumpulan Data

Metodologi yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Metode Wawancara

(25)

keterangan dan penjelasan untuk membantu bahan dalam penulisan skripsi.

2. Metode Observasi

Melakukan peninjauan dan pengamatan secara langsung terhadap suatu kegiatan yang sedang dilakukan. Kebetulan penulis sendiri adalah anggota dari Tim SIBAT, sehingga sedikit banyak mengerti

tentang sistem yang sedang berjalan. 3. Metode Studi Pustaka

Melakukan studi pustaka sebagai bahan tambahan guna melengkapi

kekurangan-kekurangan data yang diperoleh dari interview dan observasi. Pengumpulan data dengan cara mengambil dari sumber-sumber media cetak maupun elektronik yang dapat dijadikan acuan pembahasan masalah.

1.5.2. Model Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang penulis gunakan untuk mengembangkan Aplikasi Manajemen Penanggulangan Bencana adalah strategi air terjun (waterfall strategy).

Adapun tahapan dalam proses pengembangan sistem adalah sebagai berikut: (Whitten, et al., 2004:32-34)

1. System initiation, yaitu mengidentifikasi masalah yang dihadapi

(26)

2. System analysis, yaitu memahami dan menganalisis masalah. Selain itu, juga dilakukan identifikasi terhadap solusi yang diharapkan. System analysis mempelajari permasalahan untuk merekomendasikan peningkatan dan spesifikasi kebutuhan bisnis serta prioritas solusi. System analysis diharapkan dapat memberikan pemahaman masalah yang lebih dan kebutuhan

proyek kepada tim proyek.

3. System design, yaitu mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih

solusi yang terbaik, kemudian merancang solusi yang telah dipilih.

System design membuat spesifikasi teknis dengan solusi berbasis

komputer yang telah diidentifikasi pada system analysis.

4. System implementation, yaitu mengimplementasikan solusi yang

(27)

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan, keseluruhan perancangan sistem ini dibagi menjadi lima bab dengan pokok pikiran dari tiap-tiap bab sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini, penulis mengemukakan tentang latar

belakang penelitian, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, metodologi pengembangan sistem dan sistematika

penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini, penulis mengemukakan dan membahas teori tentang konsep dasar sistem informasi, analisa dan perancangan sistem, teori konsep Manajemen Penanggulangan Bencana, teknologi GSM dan sms, sekilas tentang apache sebagai web server, PHP sebagai bahasa pemograman, MySQL sebagai database dan Gammu sebagai sms engine.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

(28)

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

Bab ini merupakan inti dari perancangan aplikasi manajemen penanggulangan bencana banjir, seperti gambaran umum organisasi, analisis sistem yang sedang berjalan dan pengembangan sistem yang baru dengan membuat perancangan Aplikasi Manajemen

Penanggulangan Bencana.

BAB V PENUTUP

(29)

BAB II

LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem

Sistem merupakan sekumpulan dari subsistem-subsistem yang saling

terintegrasi untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk lebih mendalami suatu

konsep dasar dari sistem terdapat beberapa ahli yang berpendapat mengenai

apa itu sistem, karakteristik sistem dan klasifikasi sistem.

2.1.1 Pengertian Sistem

Sistem sebagai suatu komponen atau variabel yang terorganisir,

saling berinteraksi, saling bergantung satu sama lainnya dan terpadu.

(Ladjamuddin, 2005:3).

Sistem adalah kumpulan dari komponen atau elemen yang saling

berhubungan satu dengan lainnya membentuk satu kesatuan untuk

mencapai tujuan tertentu (Jogiyanto HM, 2005:1).

Pada dasarnya, sistem adalah sekumpulan elemen yang saling

terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan

(Kadir, 2003:54).

Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi

dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan (McLeod dan

(30)

2.1.2 Karakteristik Sistem

Sistem memiliki sifat-sifat atau karakterist ik untuk dapat

menjalankan suatu fungsi tertentu. Suatu sistem mempunyai

karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu (Ladjamudin, 2005:3):

1. Komponen Sistem

Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat

berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap

subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan

suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara

keseluruhan.

2. Batasan Sistem

Merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan

sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem

ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan

dan menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari

sistem yang memepngaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem

dapat bersifat menguntungkan dan juga merugikan. Lingkungan luar

yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan demikian

harus dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan yang merugikan

(31)

4. Penghubung Sistem

Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan

subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini, sumber-sumber

daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya.

5. Masukan Sistem

Merupakan segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan

selanjutnya menjadi bahan untuk diproses.

6. Keluaran Sistem

Merupakan hasil dari pemrosesan sistem, yang bisa berupa suatu

informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainnya.

7. Pengolahan Sistem

Merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari

masukan menjadi keluaran yang berguna.

8. Sasaran Sistem

Suatu sistem mempunyai tujuan atau sasaran, kalau sistem tidak

mempunyai sasaran maka sistem tidak akan ada. Suatu sistem

dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya. Sasaran

sangat berpengaruh pada masukan dan keluaran yang dihasilkan.

2.1.3 Klasifikasi Sistem

Suatu sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang,

(32)

1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

Sistem abstrak (abstract system) adalah sistem yang berupa

pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya

sistem teologi, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran

hubungan antara manusia dengan Tuhan.

Sistem fisik (physical system) merupakan sistem yang ada secara

fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akuntansi, sistem produksi

dan lain sebagainya.

2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia

Sistem alamiah (natural system) adalah sistem yang terjadi melalui

proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi.

Sistem buatan manusia (human made system) adalah sistem yang

dirancang oleh manusia. Sistem informasi merupakan contohnya,

karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan

manusia.

3. Sistem Tertentu dan Sistem Tak Tentu

Sistem tertentu (deterministic system) beroperasi dengan tingkah

laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi diantara

bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti, sehingga keluaran dari

sistem dapat diramalkan. Sistem komputer adalah contoh dari sistem

tertentu yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan

(33)

Sistem tak tentu (probabilistic system) adalah sistem yang kondisi

masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur

probabilitas.

4. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka

Sistem tertutup (closed system) merupakan sistem yang tidak

berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya.

Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan

dari pihak diluarnya.

Sistem terbuka (open system) adalah sistem yang berhubungan dan

terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima

masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau

subsistem yang lainnya. Karena sistem sifatnya terbuka dan

terpengaruh oleh lingkungan luarnya, maka suatu sistem harus

mempunyai suatu sistem pengendalian yang baik.

2.2 Konsep Dasar Informasi

Untuk lebih mengenal apa itu data dan apa itu informasi, terlebih

dahulu harus mengenal definisi dari data dan informasi itu sendiri.

2.2.1 Data versusInformasi

Data terdiri dari fakta-fakta dan angka-angka yang relatif tidak

berarti bagi pemakai. Informasi adalah data yang telah diproses atau

data yang memiliki arti (McLeod dan Schell, 2004:12). Definisi data

yang lain adalah data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu

(34)

suatu objek nyata seperti tempat, benda dan orang yang betul-betul ada

dan terjadi. Untuk pengambilan keputusan bagi manajemen, maka

faktor-faktor tersebut harus diolah lebih lanjut untuk menjadi suatu

informasi (Ladjamudin, 2005:8).

Sedangkan informasi adalah data yang telah diproses atau data

yang memiliki arti (McLeod dan schell, 2004:12). Informasi sebagai

data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan

pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut (Kadir,

2003:31).

2.2.2 Siklus Informasi

Data merupakan bentuk yang masih mentah, belum dapat

bercerita banyak, sehingga harus diolah lebih lanjut. Data diolah

melalui suatu model untuk dihasilkan informasi (Jogiyanto HM,

2005:8).

Untuk memperoleh informasi yang bermanfaat bagi penerimanya,

perlu untuk dijelaskan bagaimana siklus yang terjadi atau dibutuhkan

dalam menghasilkan informasi (Ladjamudin, 2005:11)

(35)

2.2.3 Kualitas Informasi

Informasi yang baik adalah informasi yang berkualitas. John

Burch dan Gary Grudnitski menggambarkan kualitas dari informasi

dengan bentuk bangunan yang ditunjang oleh tiga buah pilar (Jogiyanto

HM, 2005:10).

Sumber :Jogiyanto, 2005:10 Gambar 2.2Kualitas Informasi

Informasi yang baik adalah informasi yang berkualitas, informasi

yang berkualitas ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut: (Kadir, 2003:

46)

1. Akurat (accurate)

Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak

menyesatkan, informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.

2. Tepat waktu (timelines)

Informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan tidak boleh terlambat,

karena nantinya tidak mempunyai nilai yang baik, sehingga apabila

dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan akan berakibat fatal

(36)

3. Relevan (relevance)

Informasi harus memberikan manfaat yang baik untuk pemakai

informasi tersebut.

2.2.4 Nilai Informasi

Nilai dari informasi ditentukan oleh dua hal, yaitu: manfaat dan

biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila

manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk

mendapatkannya. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang

digunakan di dalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk

beberapa kegunaan. Sehingga tidak memungkinkan dan sulit untuk

menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah tertentu

dengan biaya untuk memperolehnya, karena sebagian besar informasi

dinikmati tidak hanya oleh satu pihak di dalam perusahaan (Jogiyanto

HM, 2005:11).

2.3 Konsep Sistem Informasi

Sistem informasi merupakan hal yang sangat penting untuk

menghasilkan informasi yang berkualitas, dan dapat digunakan untuk

mengambil keputusan.

2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi

(37)

organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan

yang diperlukan (Jogiyanto HM, 2005:11).

Sistem informasi adalah pengaturan orang, data, proses, dan

teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan,

memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai output informasi

yang diperlukan untuk mendukung sebuah organisasi (Whitten,

2004:10).

2.3.2 Komponen Sistem Informasi

Dalam suatu sistem informasi terdapat komponen-komponen

seperti: (Kadir, 2003:70)

1. Perangkat keras (hardware)

Mencakup peranti-peranti fisik seperti komputer dan printer.

2. Perangkat lunak (software) atau program

Sekumpulan intruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk

memproses data.

3. Prosedur

Sekumpulan aturan yang diapakai untuk mewujudkan pemrosesan

data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.

4. Orang

Semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem

informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem informasi.

5. Basis data (database)

Sekumpulan tabel, hubungan, dan lain-lain yang berkaitan dengan

(38)

6. Jaringan komputer dan komunikasi data

Sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources)

dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.

2.4 Aplikasi Web

Pada awalnya aplikasi web dibangun hanya menggunakan bahasa yang

disebut HTML (Hyper Text Markip Language). Pada perkembangan

berikutnya, sejumlah skrip dan objek dikembangkan untuk memperluas

kemampuan HTML. Pada saat ini, banyak skrip seperti itu antara lain yaitu

PHP dan ASP, sedangkan contoh yang berupa objek adalah APPLET (Kadir,

2003:386).

Aplikasi webitu sendiri dibagi dua, yaitu :

2.4.1 WebStatis

Web statis adalah web yang berisi atau menampilakn

informasi-informasi yang sifatnya statis (tetap). Disebut statis karena penggguna

tidak dapat berinteraksi dengan webtersebut. Pada webstatis pengguna

hanya dapat melihat isi dokuman pada halaman web dan apabila diklik

akan berpindah kehalaman web yang lain. Interaksi pengguna hanya

terbatas pada melihat informasi yang ditampilkan, tetapi tidak dapat

mengolah informasi yang dihasilakan. Web statis biasanya merupakan

(39)

2.4.2 WebDinamis

webdinamis adalah webyang menampilkan informasi serta dapat

berinteraksi dengan pengguna. Web yang dinamis memungkinkan

pengguna untuk berinteraksi menggunakan form sehingga dapat

mengolah informasi yang ditampilkan. Web dinamis bersifat interaktif,

tidak kaku dan terlihat lebih indah.

2.5 Manajemen Penanggulangan Bencana Banjir

Dalam kondisi bencana banjir diperlukan sebuah tindakan

penanggulangan yang terkordinasi dengan baik, sehinga tidak berdampak

terlalu buruk bagi masyarakat. Adapun pengertian tentang apa itu manajemen

penanggulangan bencana, bencana banjir, peringatan dini dan assessment:

2.5.1 Manajemen Penanggulangan Bencana

Manajemen Penanggulangan bencana adalah serangkaian

kegiatan, yang dilaksanakan sejak sebelum terjadinya suatu peristiwa

bencana, selama kejadian bencana, mengurangi dan mengatasi dampak

bencana yang ditimbulkannya.

Dalam konteks penanggulangan bencana tujuannya adalah

membantu dan bekerjasama dengan pemerintah, terutama dalam

menangani aspek bantuan kemanusiaannya. Upaya penanggulangan

bencana dilaksanakan sejak masa sebelum terjadinya bencana, saat

bencana terjadi dan masa sesudah bencana. Tugas-tugas dalam bidang

penanggulangan bencana disemua tingkatan dilaksanakan secara

(40)

Secara umum peran pada sebelum, saat dan paska bencana

dijabarkan sebagai berikut (Modul PMI).

1. Sebelum Bencana

a. Melaksanakan tugas memberikan penyuluhan dan pelatihan untuk

meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan kewaspadaan bagi

masyarakat dalam menghadapi bencana.

b. Melakukan penyadaran dampak dan resiko bencana (disaster risk

awarness) serta permasalahan social, kesehatan dan lingkungan

yang timbul dalam masyarakat, melalui berbagai media publikasi

dan informasi.

c. Melatih dan menyiapkan Tim Khusus Penanggulangan Bencana

sesuai dengan standar kompetensi ketrampilannya.

d. Mengembangkan CBDP (Community Based Disaster

Preparedness (Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat)

maupun ICBRR (Integrated Community Based Risk Reduction –

Pengurangan Resiko Terpadu Berbasis Masyarakat) di

daerah-daerah yang rawan bencana.

e. Pendataan dan pemetaan daerah rawan bencana (HVCR Mapping)

f. Meningkatkan kesiapsiagaan logistik di gudang Nasional,

Regional, maupun Emergency Storage.

g. Meningkatkan kapasitas dan sumber daya organisasi di semua

(41)

h. Mengembangkan Sistem Peringatan Dini dan akses informasi

bencana, khususnya pada daerah yang rawan bencana.

i. Melakukan assessment komprehensif.

j. Melakukan upaya-upaya pengurangan resiko yang structural

maupun non struktural.

k. Melihat perencanaan kesiapsiagaan bencana secara terpadu dan

komprehensif.

l. Meningkatkan kordinasi, komunikasi, dan jaringan kerjasama

dengan, Bakornas, Satkorlak dan Satkorlak PBP serta institusi

terkait lainnya seperti BMG, Badan Vulkanologi, SAR dan

lain-lain.

2. Saat Bencana

a. Mengaktifkan posko-posko Penanggulangan Bencana didaerah.

b. Melakukan upaya pertolongan dan penyelamatan para korban.

c. Memobilisasi sumber daya untuk melakukan bantuan-bantuan

lanjutan kepada para korban.

d. Meningkatkan kordinasi, komunikasi dan jaringan kerjasama

dengan Bakornas, Satkorlak dan Satkorlak PBP serta institusi

terkait lainnya yang terlibat dalam operasi tanggap darurat

(42)

3. Setelah Bencana

a. Melakukan assessment dan pengkajian tentang dampak bencana

yang telah terjadi.

b. Melakukan pengkajian dan identufikasi kebutuhan untuk

upaya-upaya operasi pada tahap rehabilitasi, seperti menelusuri korban

yang dirawat, mendata kehilangan mata pencaharian sehari-hari

karena cacat dan lain-lain.

c. Melakukan upaya-upaya rehabilitasi dan rekonstruksi, sesuai

dengan kapasitas dan kemampuan serta mandate.

d. Penggalangan bantuan dan dukungan dari LSM dan badan-badan

bantuan nasional maupun internasional untuk penanganan korban

paska bencana.

2.5.2 Bencana Banjir

Bencana merupakan suatu gangguan serius terhadap

keberfungsian masyarakat sehingga menyebabkan kerugian yang

meluas pada kehidupan manusia dari segi materi, ekonomi atau

ligkungan dan yang melampaui kemampuan masyarakat yang

bersangkutan untuk mengatasi dengan menggunakan sumber daya

mereka sendiri.

Bencana banjir dikategorikan sebagai bencana alam, karena

bencana banjir merupakan suatu peristiwa atau serangkaian peristiwa

(43)

2.5.3 Peringatan Dini

Serangkaian kegiatan dalam upaya memberikan peringatan

tentang kemungkinan akan terjadinya bencana, disampaikan secara

resmi, menjangkau seluruh masyarakat dengan segera, tegas dan tidak

membingungkan (CWS).

2.5.4 Assessment

Assessment adalah identifikasi dan analisa atas sebuah situasi

tertentu dan solusi-solusi yang diusulkan, yang menjadi sebuah

landasan bagi sebuah proyek, program, atau kegiatan (Modul PMI).

Adapun tujuan dari assessment adalah:

1. Mengidentifikasi dampak suatu konflik.

2. Mengumpulkan informasi dasar.

3. Mengidentifikasi kelompok yang paling rentan.

4. Upaya observasi situasi.

5. Mengidentifikasi kemampuan respons semua pihak yang terkait.

6. Mengidentifikasi jenis bantuan yang dibutuhkan.

2.6 Aplikasi Manajemen Penanggulangan Bencana Banjir

Setelah mengetahui pengertian dari aplikasi web dan juga pengertian

Manajemen Penanggulangan Bencana banjir, maka penulis menyimpulkan

bahwa Aplikasi Manajemen Penanggulangan Bencana Banjir adalah aplikasi

berbasis web yang fitur-fiturnya dapat membantu penggunanya dalam

(44)

2.7 Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem (system development) dapat berarti menyusun

suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara

keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada (Jogiyanto, 2005:35).

Metodologi pengembangan sistem / system development methodology

adalah sebuah proses pengemban gan terstandarisasi yang mendefinisikan

satu set aktivitas, metode, praktek terbaik, produk jadi, dan perangkat

terotomasi yang akan digunakan oleh para pengembang sistem dan para

manajer proyek untuk mengembangkan dan memperbaiki sistem informasi

dan perangkat lunak. Padanan kata yang umum adalah proses pengembangan

sistem (system development process) (Whitten, 2004:81).

Meskipun proses bisnis pada masing-masing organisasi berbeda,

mereka memiliki karakteristik umum yang sama, yaitu kebanyakan proses

pengembangan sistem pada organisasi mengikuti pendekatan pemecahan

masalah (problem-solving). Pendekatan tersebut biasanya terdiri dari

beberapa langkah problem-solvingsecara umum (Whitten, 2004:31-32):

1. Mengidentifikasi masalah.

2. Memahami dan menganalisis masalah.

3. Mengidentifikasi solusi yang diharapkan.

4. Mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih solusi yang terbaik.

5. Merancang solusi yang telah dipilih.

(45)

Untuk mempermudah pendekatan problem-solving, terdapat empat

tahapan yang harus diselesaikan untuk proyek pengembangan sistem, yaitu

system initiation, system analysis, system designdan system implementation.

Tabel di bawah menunjukkan korelasi antara general problem-solving dan

proses pengembangan sistem (Whitten, 2004:32-34).

Tabel 2.1Tabel korelasi antara general problem-solving dan proses pengembangan sistem

Proses pengembangan sistem General problem-solving

System initiation 1. Mengidentifikasi masalah (juga

membuat rencana untuk

menyelesaikan masalah tersebut).

System analysis 2. Memahami dan menganalisis masalah.

3. Mengidentifikasi persyaratan dan

solusi yang diharapkan.

System design 4. Mengidentifikasi solusi alternatif dan

memilih solusi yang terbaik.

5. Merancang solusi yang telah dipilih.

System implementation 6. Mengimplementasikan solusi yang

telah dipilih.

7. Mengevaluasi hasil (jika masalah tidak

terpecahkan, kembali ke langkah 1

(46)

Penjelasan tahapan dalam proses pengembangan sistem adalah sebagai

berikut:

1. System initiation, yaitu mengidentifikasi masalah yang dihadapi dan

membuat rencana untuk menyelesaikan masalah tersebut. Di dalam system

initiation,kita membuat lingkup proyek, tujuan, jadwal dan anggaran yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah atau sebagai gambaran

keuntungan dari proyek.

2. System analysis, yaitu memahami dan menganalisis masalah. Selain itu,

juga dilakukan identifikasi terhadap solusi yang diharapkan. System

analysis mempelajari permasalahan untuk merekomendasikan peningkatan

dan spesifikasi kebutuhan bisnis serta prioritas solusi. System analysis

diharapkan dapat memberikan pemahaman masalah yang lebih dan

kebutuhan proyek kepada tim proyek.

3. System design, yaitu mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih solusi

yang terbaik, kemudian merancang solusi yang telah dipilih.System design

membuat spesifikasi teknis dengan solusi berbasis komputer yang telah

diidentifikasi pada system analysis.

4. System implementation, yaitu mengimplementasikan solusi yang telah

dipilih, kemudian mengevaluasi sistem informasi yang telah dibuat.System

implementation merupakan tahapan terakhir dalam proses pengembangan

sistem. System implementation meliputi kegiatan membangun,

(47)

Pengembangan dengan strategi waterfall (sequential)

menggambarkan bahwa tiap tahapan dimulai dan diselesaikan secara

menyeluruh secara berurutan, akan tetapi pada kenyataannya, seringkali

overlap satu sama lain, seperti system design dapat dimulai sebelum

system analysisselesai (Whitten, 2004:36).

Sumber:Whitten, 2004:35

Gambar 2.3The sequential / waterfall strategy

2.8 Konsep Basis Data dan DBMS (DataBase Management System)

Basis data (database) adalah suatu pengorganisasian sekumpulan data

yang saling terkait sehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh

informasi. Basis data dimaksudkan untuk mengatasi problem pada sistem

(48)

Untuk mengelola basis data diperlukan perangkat lunak yang disebut

DBMS. DBMS adalah perangkat lunak sistem yang memungkinkan para

pemakai membuat, memelihara, mengontrol dan mengakses basis data

dengan cara yang praktis dan efisien. DBMS dapat digunakan untuk

mengakomodasikan berbagai macam pemakai yang memiliki kebutuhan

akses yang berbeda-beda (Kadir, 2003:254).

2.8.1 SQL (Structured Query Language)

SQL (Structured Query Language) adalah bahasa yang digunakan

untuk mengakses basis data yang tergolong relasional. Standar SQL

mula-mula didefinisikan oleh ISO (International standard Organization

dan ANSI (the Amrican National Standards Institute) yang dikenal

dengan sebutan SQL 86 (Kadir, 2003:285)

SQL (dibaca "es-que-el" atau “sequel”) singkatan dari Structured

Query Language. SQL adalah bahasa yang digunakan untuk

berkomunikasi dengan database. Menurut American National

Standards Institute (ANSI), bahasa ini merupakan standar untuk

Relational Database Management System(RDBMS) (Sidik, 2005:49).

2.9 ToolsPengembangan Sistem

Tools pengembangan sistem merupakan alat atau metode yang

(49)

2.9.1 Flowchart

Bagan alir (flowchart) adalah bagan (chart) yang menunjukkan

alir (flow) di dalam program atau prosedur sistem secara logika.

Digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk

dokumentasi. Pedoman untuk menggambarkannya: (Jogiyanto HM,

2005:795)

1. Sebaiknya digambar dari atas ke bawah dan mulai dari bagian kiri

suatu halaman

2. Kegiatannya harus ditunjukkan dengan jelas

3. Ditunjukkan dengan jelas dimulai dan berakhirnya suatu kegiatan

4. Masing-masing kegiatan sebaiknya digunakan suatu kata yang

mewakili suatu pekerjaan

5. Kegiatannya sudah dalam urutan yang benar

6. Kegiatan yang terpotong dan akan disambung ditunjukkan dengan

jelas oleh simbol penghubung

7. Gunakan simbol-simbol yang standar

Ada lima macam bagan alir (flowchart), yaitu sebagai berikut:

(Jogiyanto HM, 2005:796-807)

1. Bagan alir sistem (system flowchart)

Merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara

keseluruhan dari sistem, menjelaskan urut-urutan dari

prosedur-prosedur yang ada didalam sistem, dan menunjukkan apa yang

dikerjakan di sistem. Simbol-simbol yang digunakan dalam bagan

(50)

2. Bagan alir dokumen (document flowchart)

Disebut juga bagan alir formulir (form flowchart) atau paperwork

flowchartmerupakan bagan alir yang menunjukkan arus dari laporan

dan formulir termasuk tembusan-tembusannya. Bagan alir dokumen

ini menggunakan simbol-simbol yang sama dengan bagan alir

sistem.

3. Bagan alir skematik (schematic flowchart)

Merupakan bagan alir yang mirip dengan bagan alir sistem, yaitu

menggambarkan prosedur di dalam sistem. Perbedaannya adalah

bagan alir skematik selain menggunakan simbol-simbol bagan alir

sistem juga menggunakan gambar-gambar komputer dan peralatan

lainnya yang digunakan. Fungsi penggunaan gambar tersebut adalah

untuk memudahkan komunikasi kepada orang yang kurang mengerti

dengan simbol-simbol bagan alir.

4. Bagan alir program (program flowchart)

Merupakan bagan yang menjelaskan secara rinci langkah-langkah

dari proses program. Bagan alir program dapat terdiri dari dua

macam, yaitu:

a. Bagan alir logika program (program logic flowchart) yang

digunakan untuk menggambarkan setiap langkah di dalam

program komputer secara logika. Bagan alir ini disiapkan oleh

(51)

b. Bagan alir komputer terinci (detailed computer program

flowchart) yang digunakan untuk menggambarkan

intruksi-intruksi program komputer secara terinci. Bagan alir ini disiapkan

oleh pemrogram.

Simbol-simbol yang digunakan dalam bagan alir program dapat

dilihat pada halaman daftar simbol.

5. Bagan alir proses (process flowchart)

Merupakan bagan alir yang banyak digunakan di teknik industri.

Berguna bagi analis sistem untuk menggambarkan proses dalam

suatu prosedur. Juga dapat menunjukkan jarak kegiatan yang satu

dengan yang lainnya serta waktu yang diperlukan oleh suatu

kegiatan. Bagan alir proses menggunakan lima buah simbol

tersendiri. Gambar simbol-simbol bagan alir proses dapat dilihat

pada halaman daftar simbol.

2.9.2 DFD (Data Flow Diagram)

Data flow diagram merupakan model dari sistem untuk

menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil. Salah

satu keuntungan menggunakan data flow diagramadalah memudahkan

pemakai atau user yang kurang menguasai bidang komputer untuk

mengerti sistem yang yang akan dikerjakan. (Ladjamudin, 2005 : 64)

1. Diagram Konteks

Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses

dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks

(52)

tentang keseluruhan sistem. Sistem dibatasi oleh boundary (dapat

digambarkan dengan garis putus). Dalam diagram konteks hanya ada

satu proses. Tidak boleh ada storedalam diagram konteks.

2. Diagram Nol/ Zero (Overview Diagram)

Diagram nol adalah diagram yang menggambarkan proses dari

data flow diagram. Diagram nol memberikan pandangan secara

menyeluruh mengenai sistem yang ditangani, menunjukkan tentang

fungsi-fungsi utama atau proses yang ada, aliran data dan eksternal

entity. Pada level ini sudah dimungkinkan adanya/digambarkannya

data store yang digunakan. Untuk proses yang tidak rinci lagi pada

level selanjutnya. Simbol atau ’P’ (functional primitive) dapat

ditambahkan pada akhir nomor proses. Keseimbangan output dan

input(balancing) antara diagram konteks harus dipelihara.

3. Diagram Rinci (Level Diagram)

Diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses apa

yang ada dalam diagram zeroatau diagram level atasnya.

Elemen dasar dari DFD dapat terdiri dari sebagai berikut:

(Ladjamudin, 2005:67)

a. Kesatuan luar (External Entity)

Sesuatu yang berada di luar sistem, tetapi ia memberikan data ke

dalam sistem atau memberikan data dari sistem, disimbolkan

(53)

(departemen) maka bagian lain yang masih terkait menjadi

external entity.

b. Arus data (Data Flow)

Arus data merupakan tempat mengalirnya informasi dan

digambarkan dengan garis yang menghubungkan komponen dari

sistem. Arus data ditunjukkan dengan arah panah dan garis

diberi nama atas arus data yang mengalir. Arus data ini mengalir

di antara proses, data store, dan menunjukkan arus data dari

data yang berupa masukan untuk sistem atau hasil proses sistem.

c. Proses (Process)

Proses merupakan apa yang dikerjakan oleh sistem. Proses dapat

mengolah data atau aliran data masuk menjadi aliran data

keluar. Proses berfungsi mentransformasikan satu atau beberapa

data masukan menjadi satu atau beberapa data keluaran sesuai

dengan spesifikasi yang diinginkan. Setiap proses memiliki satu

atau beberapa masukan serta menghasilkan satu atau beberapa

data keluaran.

d. Simpanan data (Data Store)

Simpanan data merupakan tempat penyimpanan data pengikat

data yang ada dalam sistem. Data store dapat disimbolkan

dengan sepasang dua garis sejajar atau dua garis dengan salah

satu sisi samping terbuka. Proses dapat mengambil data dari

atau memberikan data ke database. Gambar simbol-simbol

(54)

2.9.3 State Transition Diagram(STD)

State Transition Diagram (STD) menggambarkan bagaimana

kerja sistem melalui kondisi (state) dan kejadian yang menyebabkan

kondisi berubah. STD juga menggambarkan aksi yang dilakukan karena

kejadian tertentu (Pressman, 2001:218).

2.9.4 Kamus Data

Kamus data atau data dictionary atau disebut juga dengan istilah

system datadictionaryadalah katalog fakta tentang data dan

kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan

kamus data, analis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di

sistem dengan lengkap. Kamus data dibuat pada tahap analisis sistem

dan digunakan baik pada tahap analisis maupun pada tahap

perancangan sistem. Pada tahap analisis, kamus data dapat digunakan

sebagai alat komunikasi antara analisis sistem dengan pemakai sistem

tentang data yang mengalir di sistem, yaitu tentang data yang masuk ke

sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem.

Pada tahap perancangan sistem, kamus data digunakan untuk

merancang input, merancang laporan-laporan dan database. Kamus data

dibuat berdasarkan arus data yang ada di DFD. Arus data di DFD

sifatnya adalah global, hanya ditunjukkan nama arus datanya saja

(55)

2.9.5 ERD (Entity Relationship Diagram)

ERD adalah suatu model jaringan yang menggunakan susunan

data yang tersimpan dalam sistem secara abstrak. (Ladjamudin, 2005 :

142).

Diagram hubungan entitas atau yang lebih dikenal dengan sebitan

E-R Diagram, adalah notasi grafik dari sebuah model data atau sebuah

model jeringan yang menjelaskan tentang data yang tersimpan (storage

data) dalam sistem secara abstrak. Diagram hubungan entitas tidak

menyatakan bagaimana memanfaatkan data, membuat data, mengubah

data dan menghapus data. (Ladjamudin, 2005 : 143).

Elemen-elemen ERD adalah sebagai berikut: (Ladjamudin,

2005:143-148)

1. Entitas (Entity)

Entity adalah sesuatu apa saja yang ada di dalam sistem, nyata

maupun abstrak di mana data tersimpan atau di mana terdapat data.

Entitas diberi nama dengan kata benda dan dapat dikelompokkan

dalam empat jenis nama, yaitu orang, benda, lokasi, dan kejadian

(terdapat unsur waktu di dalamnya). Pada ERD, entitydigambarkan

dengan sebuah bentuk persegi panjang.

2. Relasi (Relationship)

Pada ERD, Relationship dapat digambarkan dengan sebuah bentuk

belah ketupat. Relationship adalah hubungan alamiah yang terjadi

antara entitas. Pada umumnya penghubung (relationship) diberi

(56)

kalimat pasif). Penggambaran hubungan yang terjadi adalah sebuah

bentuk belah ketupat dihubungkan dengan dua bentuk empat persegi

panjang.

3. Derajat relasi (Relationship Degree)

Relationship degree atau derajat relasi adalah jumlah entitas yang

berpartisipasi dalam satu relationship.

Derajat relasi yang sering dipakai di dalam ERD:

a. Unary Relationship

Unary relationship adalah model relasi yang terjadi di antara

entityyang berasal dari entityset yang sama. Sering juga disebut

sebagai recursive relationshipatau reflective relationship.

b. Binary Relationship

Binary relationship adalah model relasi antara instansi-instansi

(istances) dari suatu tipe entitas (dua entity yang berasal dari

entity yang sama). Relationship ini paling umum digunakan

dalam pembuatan model data.

c. Ternary Relationship

Ternary relationship merupakan relationship antara

instansi-instansi (istances) dari tiga tipe entitas secara sepihak.

Masing-masing entitas mungkin berpartisipasi satu atau banyak dalam

suatu relationship ternary. Perlu dicatat bahwa relationship

(57)

4. Atribut

Secara umum, atribut adalah sifat atau karakteristik dari tiap entitas

maupun tiap relationship. Maksudnya, atribut adalah sesuatu yang

menjelaskan apa sebenarnya yang dimaksud entitas maupun

relationship, sehingga sering dikatakan atribut adalah elemen dari

setiap entitas dan relationship. Ada dua jenis atribut:

a. Identifier (key), digunakan untuk menentukan suatu entitysecara

unik (primary key).

b. Descriptor (nonkey attribute) digunakan untuk

men-spesifikasikan karakteristik dari suatu entityyang tidak unik.

5. Kardinalitas (Cardinality)

Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum tuple / record

yang dapat berelasi dengan entitas pada entitas yang lain.

Dari sejumlah kemungkinan banyaknya hubungan antar entitas

tersebut, kardinalitas relasi merujuk kepada hubungan maksimum

yang terjadi dari entitas yang satu ke entitas yang lain dan begitu

juga sebaliknya. Terdapat 3 macam kardinalitas relasi, yaitu:

a. One to One

Tingkat hubungan satu ke satu, dinyatakan dengan satu kejadian

pada entitas pertama, hanya mempunyai satu hubungan dengan

satu kejadian pada entitas yang kedua dan sebaliknya.

Yang berarti setiap tuple pada entitas A berhubungan dengan

(58)

sebaliknya setiap tuplepada entitas B berhubungan dengan paling

banyak satu tupel pada entitas A.

b. One to Manyatau Many to One

Tingkat hubungan satu ke banyak adalah sama dengan banyak ke

satu. Tergantung dari arah mana hubungan tersebut dilihat. Untuk

satu kejadian pada entitas yang pertama dapat mempunyai banyak

hubungan dengan kejadian pada entitas yang kedua. Sebaliknya

satu kejadian pada entitas yang kedua hanya dapat mempunyai

satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang pertama.

1) One to Many (satu ke banyak)

Yang berarti satu tuple pada entitas A dapat berhubungan

dengan banyak tuplepada entitas B, tetapi tidak sebaliknya, di

mana setiap tuple pada entitas B, berhubungan dengan paling

banyak satu tuplepada entitas A.

2) Many to One (banyak ke satu)

Yang berarti setiap tuple pada entitas A dapat berhubungan

dengan paling banyak satu tuple pada entitas B, tetapi tidak

sebaliknya, di mana setiap tuple pada entitas A berhubungan

dengan paling banyak satu tuplepada entitas B.

c. Many to Many

Tingkat hubungan banyak ke banyak terjadi jika tiap kejadian

(59)

Yang berarti setiap tuple pada entitas A dapat berhubungan

dengan banyak tuple pada entitas B, dan demikian juga

sebaliknya, di mana setiap tuple pada entitas B dapat

berhubungan dengan banyak tuplepada entitas A.

2.9.6 Normalisasi

Normalisasi adalah teknik analisis data yang mengorganisasikan

data ke dalam kelompok menjadi bentuk yang nonredundant, stable,

flexibledan adaptive entities (Whitten, 2004:306).

Normalisasi terbagi menjadi beberapa tahap, diantaranya:

(Ladjamudin, 2005:176)

1. Bentuk tidak normal (Unnormalized Form)

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada

keharusan mengikuti format tertentu, dapat saja data tidak lengkap

atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai saat

menginput.

2. Bentuk normal kesatu (First Normal Form / 1NF)

Pada tahap ini dilakukan penghilangan beberapa grup elemen yang

berulang agar menjadi satu harga tunggal yang berinteraksi diantara

setiap baris pada suatu tabel, dan setiap atribut harus mempunyai

nilai data yang atomic (bersifat atomic value). Atom adalah zat

terkecil yang masih memiliki sifat induknya, bila ia dipecah lagi

maka ia tidak memiliki sifat induknya.

Gambar

Gambar 2.2 Kualitas Informasi
Tabel di bawah menunjukkan korelasi antara general problem-solving dan
Gambar 2.3 The sequential / waterfall strategy
Tabel bentuk normal Boyce-Codd Form (BCNF)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Artinya siswa ikut-ikutan dalam hal memilih teman kelompok dan ikut-ikutan tidak mau sekolompok dengan teman yang bodoh memiliki kecenderungan konformitas kelompok teman sebaya

Based on the statement of problem above, this research aims to examine the implementation of film-based activity involving a foreign film entitled Charlotte’s

Rekomendasi,

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses

Dari pelaksanaan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan PPL dapat memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam

Temuan penelitian ini mendukung hasil studi yang dilakukan oleh Babin and Attaway (2000) yang menyatakan bahwa emosi positif yang dirasakan oleh konsumen pada saat berbelanja

Memberikan informasi yang bermanfaat mengenai adanya pengaruh decision making style konsumen online terhadap comparison shopping proneness dan kegunaan comparison

Koperasi Unit Desa (KUD) di Berat Kulon ini memiliki banyak peranan ataupun program untuk masyarakat, salah satunya adalah simpan pinjam yang dimana kegiatan