• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kedudukan kitab kuning (kitab fiqh) setelah lahirnya kompilasi hukum islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kedudukan kitab kuning (kitab fiqh) setelah lahirnya kompilasi hukum islam"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

LAHIRNYA KOMPILASI HUKUM ISLAM

Oleh

DR. H.

HUZAEMAH TAHIDO

NIP. 150 165 267

FAKULTAS SYARI'AH

lAIN SYARIF ffiDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga penelitian tentang

"Kedudu-kan Kitab Kuning (Kitab Fiqh) setelah lahirnya Kompilasi

Hu-kum Islam" berhasil diselesaikan dengan baik. Salawat dan

salam Jeepada Nabi Muhammad s.a.w., para sahabat dan keluarga Beliau serta orang-orang yang taat mengikuti Sunnahnya sampai hari kiamat.

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini hingga se1esai yai-tu

1.

Bapak Rektor lAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

menetapkan kebijakan berupa program Penelitian Individual

disamping program penelitian yang dilaksanakan secara

ko-1ektif bagi dosen-dosen di lingkungan lAIN Syarif

Hidaya-tullah Jakarta yang pembiayaannya dibebankan kepada

angga-ran DPP lAIN Jakarta tahun

1993/1994.

2. Bapak Dekan Fakultas Syari'ah IAIN Syarif Hidayatu11ah Jakarta, yang te1ah memberikan kepercayaan kepada pene1iti untuk melaksanakan tugas penelitian individual dosen Fakul-tas Syari'ah tersebut dan sekaligus sebagai konsultan.

3.

Bapak Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Masyarakat

IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang te1ah memberikan persetujuan terhadap jUdul pene1ictian yang peneliti ajukan.

4. Bapak Pimpinan Perpustakaan IAIN Syarif Hidayatu1lah Jakar-ta beserJakar-ta seluruh sJakar-tafnya, yang telah melayani dan memberi-kan bantuan serta fasilitas,.

5.

Semua pihak yang tidak dapat pene1iti sebutkan satu persatu

yang telah ikut serta membantu dan memberi dorongan untuk

kelancaran ーセョ・ャゥエゥ。ョ ini hingga terlaksana dengan baiko

Selanjutnya ォイゥセゥォ dan saran yang konstruktif sangat

(3)

dalam penyelesaian penelitian ini, juga semoga hasil pene-. Ii tian ini, bermanfaat khususnya bagi yang terkai t dengannya'. Amin.

iii

Jakarta : BGRBBoNNNN[[Ljセオセョ[NNZNNZ[ゥセMNL[NNQ MUharram 1415 H*99;"'44--nrq

(4)

Hslmrlsn

KATA PRNGANTAR •• ••• •• .. .. .. .. .. •• •• ••• •• .. .. •••• ••• .. .. .. .. .. .. i i

D.J\FTAR IS I -" .- -•..••- - _ - ,... .. .. .. .. .. .. .. .. i v

BAB I. PENDAHULUAN ;,. o. .,: .. - _ II .. .. 1

A. Lstar Belskang Penelitisn •••••••••••••••••• 1

B. Pokok l1asalah 2

C. Tujuan Feneli tien 2

D. Manfaat Penelitian ••••.••••••••••••••••.•.•• 3

E. Metode Penelitian ••••••••••••••.••.••..••••• 3

5

5

10

15

F. Sistematil{a LsporsnPeneli tisn •••••••.••••• 3

II. KITAB KUNING (KITABFIQH) DALAM PANDANGAN ULAMA

DAN CENDEKIAWAN MUSLIM INDONESIA ••••••••.••••. BAB

A. Pengertian Kitab Kuning ••••••••••••••••••••

B. Metode Pengksjian Kitab Kuning •••••••••••••

C. Psndangan Dlama dan Cendekiswan Muslim

ten-tang Kedudukan Kitab Kuning ••••••••••••••••

BAB III. HUKUM ISLAMDALAM LINTASAN SEJARAH HUlWM

INDONE-SI-A· •••.••••••• :... 19

A. Hu]{Um Islam Indoensia Sebelum Lshirnys

Kom-pila si Hukum Islam " " .. """" .. ""... 19

B. Pengertisn Kompilasi Hukum Islam ••••••••••• 24

C. Latar Belakang Lshirnya Kompilasi Hukum

Is-lam " : ;, '. .. .. .. .. .. .. 25

BAB IV. HUBUNGAN KITAB KUNING (KITAB FI0.H) DEHGAN

KOM-PILASlHUKUM ISLAH " ••• ;, " ." " .. .. 27

(5)

B. Analisis Tentang Peranan dan Keberadaan

Ki-tab Kuning (KiKi-tab Fiqh) Setelah Lahirnya ••

KOmpila si Hulrum Islam ...•.•.•..•...•••.• 89

BAB V. PEN1JTUP 97

A. I'Cesimpulan·... 97

B. Saran-Saran 100

DAFTAR PUST.AJ\.A # " " 1 01

LANPIRAN I. Surat Keputusan Delran Falrultas Syari 'ah •••

lAIN Syarif Hidayatullah Jakarta ••••.••••• 102

LAMPIRAN II. Term Of Reference (TOR) ••••••••.•....••••• 104

(6)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian :

Bagi umat Islam Indonesia Kitab Kuning bukanlah

merupa-kan hal baru, terutama bagi para Ulama dan Ahli Hukum.

Ki-tab Kuning merupakan rujukan utama dalam memecahkan masalah

yang aktual. Khusus bagi Peradilan セァ。ュ。 di Indonesia,

te-lah ditetapkan beberpa kitab セゥアィ sebagai pedoman para

Ha-kim dalam menyelesaikan perkara.

Dengan berpedoman kepada beberapa buku kuning fiqh yang

telah ditetapkan itu, dalam menetapkan dan memutuskan suatu

perkara yang sama, sering terjadi putusan yang berbeda oleh

dua ッセ。ョァ Hakim yang ュ・ョ。セ。ョゥョケ。 sesuai dengan refrensi

Ki-tab Fiqh yang digunakan, sehingga terjadilah ketidak

sera-gaman hukum antara satu pengadilan dengan pengadilan yang

lain.

Untuk mengatasi ketidak pastian hUkum tersebut, maka

timbullah usaha untuk melahirkan satu pedoman bagi Hakim di

Pengadilan Agama dalam menetapkan hukum suatu perkara.usaha

tersebut akhirnya terwujud dengan lahirnya Kompilasi Hukum

Islammelalui Instruksi Presiden No. I Tahun 1991.

Kompila-si inilah yang dijadikan sebagai pedoman bagi para Hakim

A-gama dalam menyelesaikan suatu perkara.

Dengan lahirnya Kompilasi HUkum Islam lni, timbul

per-tanyaan :"Bagaimana Kedudukan Kitab Kuning (Kitab-kitab

Fiqh) yang se1ama ini dijadikan pedoman pokok bagi para

(7)

mengkajinya secara sistematis dengan judul :"Kedudukan Kitab Kuning

(Kitab Fiqh) setelah Lahirnya Kompilasi Hukum Islam".

3; Pokok Masalah :

Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, maka pokok masalah

dalam penelitian ini difokuskan pada :

1. Sejauh manakah perlman Kitab-kitab kuning (Kitab-kitab nqh)

dalam menetapkan hukum Islam dan memutuskan perkara ?

2. Apa yang melatar belakangi lahirnya Kompilasi Hukum Islam ?

3.

Apa hubungan Kitab Kuning (Kitab Fiqh )dengan Kompilasi

Hukum Islam ?

4.

Bagaimanakah kedudukan Kitab-Kitab Kuning (Kitab-kitab Fiqh)

setelah lahirnya Kompilasai Hukum Islam ?

セN Tujuan Penelitian

1. Untuk menambah pengetahuan peneliti tentang Kedudukan

Kitab-kitab Kuning (Kitab-Kitab-kitab Fiqh) dan Kompilasi HUkum Islam

dalam menetapkan dan memutuskan perkara pada Pengadilan

Agama di Indonesia.

2. Untuk menambah pengetahuan peneliti tentang hubungan

anta-ra Kitab Kuning (KitabFiqh) dengan Kompilasi Hukum Islam.

3.

Untuk mengetahui secara jelas bagaimana Kedudukan Kitab

Kuning (Kitab Fiqh) setelah lahirnya Kompilasi Hukum Islam.

4. Untuk memberikan informasi ten tang Peranan dan Kedudukan

Kitab Kuning (Kibab Fiqh) setelah lahirnya Kompilasi Hukum

(8)

D. Manfaat Pene1itian

Hasi1 pene1itian ini diharapkan bermanfaat, utamanya

ba-gi yang berkompoten dengan Kompi1asi Hukum Islam, yaitu para

Hakim Pengadi1an Agama di Indonesia, Penye1enggara Pendidikan

Ga10n Hakim Pengadi1an Agama dan yang terkait dengannya de1am

mengaktua1isasikan ni1ai-ni1ai yang terkandungdalam Hukum

Is-lam pada Badan Peradi1an Agama di Indonesia.

E. Metode Pene1itian :

Dalam pene1itian ini, digunakan metode library research

(PenelitianKepustakaan), yaitu mene1a'ah buku-buku fiqh dan

Kompilasi Hukum Islam dan pendapat para U1ama Fiqh dan

Sarja-na Hukum Hukum yang berta1ian dengan masalah yang diteliti.

F. Sistematika Laporan Penelitian :

Laporan pene1itian dibuat dalam bent'Llk tertulis sacara

sistematika sbb :

BAB I : Pendahu1uan berisikan Latar Be1akang Pene1itian,

Pokok Masa1ah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,

Meto-de dan Sistematika Pene1itian.

BAB I I : Kitab Kuning (Kitab Fiqh) da1am Pandangan U1ama dan

Cendekiawan Muslim Indonesia berisikan pengertian

Kitab Kuning, Metode Pengkajiannya serta Pandangan

Ulama dan Cendekiawan Muslim Indonesia tentang

Kedu-dukan Kitab Kuning.

BAB III : Hukum 'Islam da1am Lintasan Sejarah Hukum Indonesia

berisikan tentang Hukum Islam di Indonesia sebe1um

(9)

BAB IV: Hubungan Kitab Kuning (Kitab Fiqh) dengan Kompilasi

Hukum Islam, meliputi : lsi Kompilasi Hukum Islam

serta Analisis tentang Peranan dan Keberadaan Kitab

Kuning setelah lahirnya Kompilasi Hukum Islam.

BAB V: Penutup, terdiri dari Kesimpulan dan Saran-saran

DAFTAR KEPUSTAKAAN

(10)

KITAB KUNING (KITAe FIQH} DALAM PANDANGAN ULAMA

DAN CENDEKIAWAN MUSLIM INDONESIA

A. PENGERTIAN KITAB KUNING DAN CIRI-CIRINYA :

Sampai sekarang ini istilah Kitab Kuning masih populer.

Tidak jelas dalam sejarah asal mula mengapa dinamakan Kitab

Kuning, yang jelas istilah tersebut lazim dipakai untuk

menunjukan karya-karya tulis berbahasa Arab yang disusun

oleh para Ul ama beberapa abad yang silam.

Ada beberapa pendapat Dlama dan Cendekiawan Muslim

Indo-nesia tentang pengertian Kitab Kuning dan ciri-cirinya,

anta-ra lain sbb :

i . Muntaha Azhari mengatakan

"Kitab Kuning adelah buku tentang ilmu-ilmu keislaman yang

dipelajari dipesantren, ditulis dalam tulisan bahaaa Arab

dengan sistematika klasik. 1

2. A. Chozin Nasuhalllenje"laskan :

"Kiteb Kuning edalah kepustakaan dan pegangan para Kiyai

di Pesantren, behkan antara Kiyai dan Kitab Kuning tidak

dapat dipisahkan. Kitab Kuning merupakan kodifikasi

nilai-nilai ajaran Islam. Sedangkan Kiyai merupakan

personafika-si dari nilai-nilai itu. Seorang Kiyai disebut alim bila

ia benar-benar memahami, mengamalkan dan memfatwakan Kitab

Kuning. 2

(11)

3.

H. Mohammad Daud Ali mengatakan : "Penamaan Kitab Ktining

tidak boleh diasosiasikan dengan yellow paper, yaitu

su-rat kabar yang selalu membuat dan memuat berita kotor

se-hingga disebut juga koran got. Disebut Kitab Kuning,

ka-rena pada waktu dulu ilmu pengetahuan tentang ajaran

Is-lam ditulis di atas kertas warna kuning yang tidak

diji-lid. 3

Dari beberapa pendapat yang telah disebutkan, dapat di

ambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Kitab Kuning ada

dan ilmu-ilmu

lah Kitab-kitab yang mengandung nilai-nilai

yang berkaitan dengan ajaran Islam, ditulis dalam. bahasa

Arab dan pada mUlanya dipelajari di Pesantren-pesantren.

An-tara Kitab Kuning dengan dunia Pesantren sulit dipisahkan,

pesantren karena di pesantren itu, Kitab i;'uning sangat dominan, ia

ti-dak saja sebagai khazanah keiImuan, tetapi juga sebagai

sis-tem nilai yang dipegangi dan memwarnai seluruh aspek

kehidu-pan, ia menjadi tolok ukur keiImuan dan kesalehan. Kitab

Ku-ning mewujud dalam faham keagamaan, tata cara peribadatan,

pergaulan, etik dan cara pandang kehidupan warga

dan masyarakat pengikutnya.

Masdar F. セ。ウGオ、ゥ telah mengungkapkan dalam tuIisannya

sbb "Seorang Kiyai baru disebut Kiyai, apabila ia benar-be_

nar telah memahami dan mendalami isi ajaran-ajaran yang

ter-dapat dalam Kitab Kuning dan mengamalkan dengan penuh kesung_

guhan dan keikhlasan. Kadar kedalaman dan pengamalan

3.

H. Mohammad Daud Ali, Hukum Islam dan Masalahnya
(12)

te;t:'hadap Kitab Kunig adalah salah satu keriteria yang paling

repsentatip untuk mengukur derajat seorang Kiyai atas

yang lain. 4

kiyai

Bagi santri, Kitab Kuning dijadikan pedoman berfikir atau

tingkah laku apabila telah dikajikan dihadapan Kiyai atau

se-kurang-kurangnya sang Kiyai telah mengatakan isinya untuk

menjadikan Kitab Kuning sebagai dasar berfikir para santeri

tersebut.

Adapun ciri-ciri yang membedakan antara Kitab Kuning

de-ngan Kitab lainnya adalah sbb :

1. Bahasa dan kalimat yang dipakai adalah pendek-pendek, bila

ada kata yang dianggap sUlit, langsung dibelakang kata ter

sebut diberi syarah dan kalau masih memerlukan lagi

kete-rangan yang lebih mendetail, maka diberi ketekete-rangan lagi

yang disebut dengan hasyiyah.

2 0 Kitab Kuning ditulis dalam bahasa Arab yang tidak diberi

harakat/syakal, tidak diberi tanda baea, koma dan titik,

karena inilah Kitab Kuning diistilahkan juga dengan kitab

gundul. Maka untuk dapat mengetahui dimana seseorang

ha-rus berhenti membacanya atau dimana letak koma dan titik

dituntut benar mengetahui ilmu nahu.

3. Dicetak di atas kertas kuning, lembaran-Iembarannya

terle-pas tidak terjilid, sehingga mudah diambil

bahagian-baha-gian yang diperlukan tanpa harus membawa suatu kitab yang

(13)

Menurut Masdar F. l-las'udi :"Penjilidan Kitsb-kitab Kuning

biasanya dengan sistem koras, dimana lembaran-lembaranya dapat

.

、ゥーセ。ィMーゥウ。ィォ。ョ sehingga memudahkan para pembaca untuk

menela-ahnya sambil santai atau tiduran tanpa harus menggotong semua

tubuh Jtab yang terkadang mencapai ratusan halaman. 6

Menurut Ali Yaf'ie : "Saat sekarang sudah banyak di temui

Id-tab kuning dalam bentuk cetakan baru dengan menggunakan kertas

nutih yang sudah umum dipakai di dunia percetakan dan sudah

a-da diberi syakal untuk memua-dahkan membacanya a-dan sebagian

be-sar sudah dijilid rapi. Penampilan pisiknya tidak mudah lagi

dibedakan dengan karangan baru yang biasa disebut 'ashriyah,

perbedaannya terletak pada isi, sistematika,metodologi, bahasa

dan pengarangnya. Ciri yang paling menonjol adalah "bahasanya

yang diremajakan dan diperkaya dengan tashawwurat

jadidah/lwn-sep-konsep baru yang diadaptasi dari peradaban modern barat,

disamping penggunaan metologi dan anal:ilsisnya,,7

Ada beberapa f'aktor yang menunjukan sebutan Kitab l\uning

an tara lain karena kertas yang digunakan dalam penyusunan

Ki-tab Kuning ini berwarna kuning dan sekarang ini sebagian dari

Kitab-kitab Kuning sudah dicetak di atas kertas berwarna putih.

lsi Kitab Kuning meliputi bermacam ilmu yang sudah dikenal

dan berkembang di dunia Islam selama 14 abad yang lampau, baik

menyangkut ilmu-ilmu syari 'at, adab, bahasa, f'ilsaf'at, tasawuf'

dll. Namun yang paling mendominasi Kitab Kuning ini, ialah

5.

Nuchozin, "Kitab Kuning dan l-lasalahnya di Pengadilan Agama"

Mimbar Hukum, No. III, 1991 h. 61

(14)

Artinya :

Kitab-kitab Ilmu Fiqh dan Ilmu-ilmu pembantunya. Di dalam

pe-nelitian ini dibatasi pada pepe-nelitian Kitab Kuning "Fiqh".

Fiqh, menurut bahasa berasal dari kata

8 r)lSjl)i

Gセi

lセ

- <l.-.-.i'-1 _ 4-5.'

yang berarti mengerti, faham akan sesuatu. Sedangkan menurut

terminologi adalah :

セNイ「

セi

;;,,1"0;';11

L,.:;J",i

V" ;;"'l...

ᄋ[セBGッNNjliャ

;;.,.1.11

[[BBGNiセi

rli,.. ':/1

、イNセMGZMAGZ

9 • BGセ ':/1 Fiqh adalah kumpulan hukum-hukum Islam yang berkaitan

dengsn perbuatan yang digali dari dslil-dslil Sysrs'

yang terperinci melalui metode ijtihad.

Metode-metode ijtihad yang digunakan untuk mengetahui dan

memahami ketentuan-ketentuan hukum Islam ini disebut ushul Fiqh

Ilmu Fiqh adalah bagian dari ilmu syari'at, karena, syari'st

me-rupakan hukum yang ditetapkan Allah S.W.T. dengan perantaraan

Rasulnya Muhammad s.a.w. baik yang mengatur hubungan antara

manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, maupun hubungan

manusia dengan alam sekitarnya. Syari'at yang mengatur

hUbung-an mhUbung-anusia denghUbung-an Allah tersebut adalah masalah i'tiqad dhUbung-an

ini merupakan ajaran yang sangat mendasar dalam syari'at Islam

yang banyak sekali disebutkan dalam Alqur'an dan Al Sunnah,

sedangkan fiqh adalah hukum-hukum Islam (hukum-hukum Allah)

yang berkaitan dengan perbuatan manusia (mukallaf) yang

diga-Ii dari dalil syara' yang terperinci. Oleh karena itu ilmu

fiqh sebenarnya sudah ada sejak syari'at Islam diturunkan

ke-pada Nabi Muhammad s.a.w. Walaupun ke-pada saet itu belum

(15)

C\

digunkan dalam penulisan Kitab Kunin{3 adalah bahasa Arab tnnpa

syakal. Agar depet membace den memahaminya deng8n

baik,memer-Iukan beberapa cabang ilmu sebagai alat bantu, seperti llmu

Nahu, Ilmu Saraf, perbendaharaan kata dll. Di samping itu

ha-rus didukung oleh metode dan sistematika dalam penerapannya,

sehingga dapat dicapai epa yang diharapkan.

Sebagai pusat dan titik sentral lembaga セ。ェゥ。ョ dan

pengem-bangan Kitab Kuning, Pesantren sudah berupaya menerapkan

bebe-rapa metode dalam sistem pendidikannya. Kita tidak bisa

meng-ingkari bahHa sistembelajar diPesantr'en 8elama irii rneru.pakan

suatu prestesi yang telahdicapai oIehpesantren dalam

memper-エ。セョォ。ョ Kitab Kuning. Kita haru.s mengakui dengan secars jujur

bahHa pesantren teleh banyak berperan dalam memelihsra

keilmu-an Islamdari gensrasi ltegenarasidan menjagakesinambtmgsnnya

dalam memasuki babak baru. Disamping nu, Pesahtrehtelah

ba-nyak berperan sebagai pranata keilmuan yang berhasil

menselek-si orang-orang yang berbaket menjadi ulama yang berprestamenselek-si.

Metode pengkajian Kitab Kuning yang ditempuh di Pesantren

antara lain adalah metode sorogan dan metode bandongan.

1. Metode sorogan adalah santri satu persatu merighadap Kiyai/

Guru dengan membawa Kitab tertentu.. Kiyai/Gurt1.membacakan

beberapa baris dengan makna yang IazirndipakaLdiPesantren.

Setelah Kiyai/Gurumernbaca, Ialu Santrirnehg;u.Iariginya seca.vo

(16)

2. Metode bandongan adalah santri tidak menghadapi Kiyai/ Guru

satu persatu, tetapi semua santri yang ikut serta,menghadap

Kiyai/Guru dengan membawa kitab tertentu yang telah

diprog-ramkan. Kiyai membacakan dengan makna dan penjelasan

secu-kupnya, sedang semua santri peserta pengajian tersebut,

mencatat dalam kitabnya masing-masing.

Dalam mengikuti kedua metode yang telah

disebutkan,san-tri bebas untuk mengikuti pengajian kaTena pelajaran tidak

diatur dalam silabus yang diprogramkan, melainkan berpegang

kepada bab-bab yang tercantum dalam kitab yang dibaca.

Kedua metode yang telah disebutkan, adalah metode yang

diterapkan selama ini di pesantren-pesantren dan telah

di-akui keberhasilannya selama ini, tetapi pada masa sekarang

dan yang akan datang, metode tersebut nampaknya menemui

ba-nyak kendala dan hambatan, sehingga menimbulkan anggapan

yang ョ・ァ。エゥセ terhadap Kitab Kuning, bahwa membaca dan

mema-hami Kitab Kuning itu sUlit, sebagaimana diungkapkan oleh

pイッセN Dr. H. Peunoh Daly dalam tUlisannya sbb :"pengajaran

Kitab Kuningdengan membacakan dan menterjemahkan kalimat

perkalimat serta beris perbaris, menurut saya sangat sulit.

Cara pengajaran yang demikian masih dipakai dibeberapa

Pe-santren tidak akan mengembangkan kemampuan santri dan

ti-dak ・セ・ォエゥセ untuk menangkap kandungan yang dimaksud oleh

kitab tersebut. Sebagai 。ャエ・イョ。エゥセ pemecahannya, beliau セ。ャ。ィ

seorang p・ョァセェ。イ Kitab Kuning di Fakultas Syari'ah lAIN

Sya-イゥセ Hidayatullah Jakarta menggunakan metode khulashah atau

(17)

dan pedoman dalam memec:ailkan masalah....rnasalah yang aktual

3. Sisws/Sant!'i dspst mengistinbstkan hukum dsri IiJti3b-kitsb

Kuning Fiqh.

Keberhasilan memahami dan mengussai ilmu fiqhdalam Kitab

Kuning sebagai konsekwensi logis dari ォ・セ。ョ、。ゥ。ョ Guru/Tutor

di Pesantren mempergunakan metode yang relevan dengan

materi-materi yang dibahas dalam Kitab Kuning Fiqh, baik dalam

kegia-tsn intra kurikuler. maupun dalam kegiatan tutorial pengkajian

Kitab-kitab Kuning tersebut. tergantung pada ilmu alat yang di

miliki oleh para Santri itu sendiri serta tepat tidaknya

peng-gunaan metode yang relevan oleh tenaga guru/Tutor.

Adapun metode-metode yang kemungkinan dapat ditarafkan

untuk mengajarkan Kitsb Kuning (Kitab fiqh) agar dapat mencapsi

sa saran sesuai dengan yang diinginkan. yaitu pengussaan dan

pengembangan materi Hukum Islam yang terdapat dalam Kitab

Ku-ning adalah sebagai berikut :

1. Sorogan : Guru membaca Kitab Kuning (Kitab Fiqh) serta

menterjemahkan dan menjelaskan pengertiannya dihadapan

sis-wa/santri. kemudisn sisws mengikutinya atau sebaliknya guru

mengamati dan membenarkan kesalahandari siswa/santri

terse-but.

2. Munazharah (diskusi). para Santri ditugaskan untuk

mendisku-sikan suatu masalah fiqh. guru mengamati dan mengarahkannya.

3.

Muhadharah (Ceramah). guru membaca Kitab Kuning (Kitab fセアィI

menterjemahkan dan menerangkan pemahsmannya. kemudian

(18)

memberi tugas untuk membuat makalah, kemudian guru

menilai-nya/memperbaikinya.

4. Guru menugaskan Siswa/Santri untuk menterjemahkan

fasal-fa-sal/bab-bab tertentu serta menerangkan pemahamannya,

kemu-dian guru menilai dan meperbaikinya bila ada yang salah.

5. Membaea dan menterjemahkan Kitab Kuning Fiqh oleh beberapa

orang siswa/santri setiap jam pelajaran seeara

bergilir,wa-laupun yang Iainnya nanti pada kesempatan berikutnya,

kemu-dian guru meneruskan baeaan sesuai dengan yang ditdgetkan

sambil menterjemahkan dan menjelaskan

pemahamanjpengertian-nya, juga bila memungkinkan dapat menyesuaikan hukum yang

terdapat dalam kゥエ。「Mォセエ。「 Kuning fiqh itu dengan kondisi

sekarang, kemudian diadakan tanya jawab atau diskusi (pakai

makalah atau tidak, tergantung dari waktu yang disediak,m).

Disamping itu,guru harus membagi waktunya setiap memberi

ー・ョァ。セ。ィ。ョ Kitab Kuning Fiqh untuk membaea berapa menit)

menterjemahkan berapa menitdan tanyajawab/diskusi berapa

menit pula.

6. Peragaan (demontrasi), riset/penelitian tentang hukum yang

telah dia jarkan ('studi lapangan).

7. Melalui praktikum. misalnya praktikum ke Pengadilan Agama,

KUA dan Bp4 pada masalah hukum yang ada kaitannya dengan

yang disebutkan.

8. Rasitasi, siswa/santri disuruh menghafal dikelas tentang

(19)

nik pengajaran Kitab Ktining (KitabFiqh) yang relevan antara

lain :

1. Membentuk kelompok belajar yang besarsejumlah .:!:: 10 orang

siswa/santri.

C. Pandangan Ulama dan Cendekiawan Muslim Indonesia tentang

Ke-dudukan Kitab Kuning.

1. Kelompok yang menolak sama sekali Kitab Kuning dan

mengan8-gapnya sebagei karya yang tidak relevan. Mereka

bersngga-pan, bahwa Kitab Kuning aebagai hasil karya manusia semata

yang tidak mempunyai nilai ilmiyah dan sandaran dalil

kea-ァ。ュセ。ョ yang bisa dipertanggung jawabkano

2. Kelompok yang menerima Kitab Kuning sepenuhnya. Ape セ。ョァ

dinyatakan dalam セゥエ。「 Kuning dianggap sebagai suatu

pro-duk yang final yang tidak boleh dipersoalkan. Tugas kita

menerima, melestarikan, mempelajari dan mengamalkannye.

Bahkan ada yang berlebihan rnengat;akan segala persoalan

yang rodah lewat maupun yang akan datang, semuanya sudah

dijawab dan dicakup oleh Kitab Kuning.

3. Kelompok yang apresiatif, tapi juga kritis terhadap Kitab

(20)

Dilihat dari keberadaan Kitab Kuning, Jalaluddin Hshmat

mengatakan bahwa : "Ki tab Kuning dari segi penga jarannya

tercls-pat bebersps kelemahan, terutama dalam metodologi dan

sistema-tiks. Belisu menjelaskan :"pengajaran Kitab Kuning di

Pesant-ren tidak menekankan aspek penalaran, kaPesant-rena di sana tidak

di-ajarkan metodologi dan sistematika berfikir yang rasional.

Orang Pesantren kaya dengan informasi, tetapi tidak mampu

mengo-lah menjadi konsep yang aktual. Dalam hal ini bukan berarti

di Pesantren tidak 、ゥ。ェセイォ。ョ metodologi dan sistematika

berfi-kir, di Pesantren terdapat pelajaran mantiq dan Ushul Fiqh.

Keduanya iniadalah oabang ilmu yang melatihuntuk berfikir

se-oara sistematis, kelemahannya para santri tidak bela jar

bagai-mana menggunakan kedua oabang ilmu itu.12

Pendapat ini sesuai dengan pendapat K.H.Dawam Anwar,

be-liau berpendapat : "Para Ulama sudah "mktunya menyusun buku

dengan oara penyajian zaman sekarang dan mengangkat soal-soal

kekinian, yang bahan-bahannya diambil dari Kitab Kuning. 13

Kedua pendapat di atas, lebih menekankan pada aspek

me-todologi dan sistematil{a s'esuai dengan tuntunan zaman sekarang.

Berbeda dengan pandapat K.H.Ali Yafie dan Prof. Dr. E.

Peunoh Daly, keduanya lebih menekankan pada nilai-nilai

iImi-yah yang terkandung di dalamnya. Ali Yafie dalam tulisannYa

menjelaskan sbb : "Melalui syarah dan hasyiyah serta taqrirat/

ta'liqat, nampaknya ada koreksi terus menerus dan evaluasi

12. 'Ibid.

13. Dawam Anwar, Tak perlu malu dengan Kitab Baru,

(21)

nya kepada orang yang mempelajari Kitab Kuning,

mempelajari-nya harus didasari dengan iman, akhlak dan kesungguhan hati,

sebagaimana diungkapkan oleh beliau : "Ilmu Kitab Kuning

mem-bS11a dan menetrapkan ilmu asli ilmiah yang dipela jari dengan

sungguh h@ti dan budi pekerti. Ilmu i tu dids sari oleh iman

yang diliputi oleh keyskinan yang suci. Ilmu i tu me letal{an

dasar pokok bagaimana untuk hidup yang lama dan

selama-lama-nya. ,,18

Oleh sebab itu ilmu ini dipelajari denganmngguh-sungguh,

dengan meletakan kaedah-kaedah yang tahan uji dan tangguh

di-lengkari dengan dalil-dalil yang bersifat abadi, Para Ulama

,

pengarang Kitab-kitab ini tidak dibawa oleh rat1 0 semata,

ra-tio tanpa resiko, tetapi dikendali oleh iman sebgai teman

yang berperan untuk melawan hawa nafsu dan iblis yang

durha-ka ,,19

Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa Ulama dan

Cendekiawan Muslim Indonesia berbeda pendapat dalam menilai

Kedudukan Kitab Kuning (Kitab Fiqhl. Sebagian menolak Kitab

Kuning Fiqh seoara mutlak, Sebagian menerimanya dengan

sepenuh-nya dan Sebagian lagi bersifat apresiatif, tapi juga kritis

terhadap Kitab-Kitab Kuning, Dari Ketiga pendapat tersebut,

pendapat terakhir merupakan pendapat yang benar. Dari

penda-pat ini perlu adanya kontektualisasi pemahamanKitab Kuning,

agar keberadaannya bisa memberikan sumbangan yang berarti

un-tuk menghadapi mqsalah-masalah aktual.

18. Fuad M. Fakhruddin, Urgensi Kitab Kuning Sebagai sarana

(22)

HUKUM ISLAM DALAM LINTASAN SEJARAH HUKID1 INDONESIA

A. Hukum Islam di Indonesia Sebelum Lahirnya Kompilasi Hukum

Islam :

Jika ditinjau dari segi sejarah perkembangan hukum Islam

di Indonesia, perkembangannya dapat dibagi kepada empat priode

yaitu :

1. Priode sebelum pemerintahan kolonil Belanda.

2. Priode penjajahan Belanda.

3.

Priode penjajahan Jepang.

4. Priode setelah Indonesia merdeka.

1. Priode sepelum Pemerintahan kolonial Belanda

Jauh sebelum datang kolonial Belanda di Indonesia,

Hu-kum Islam telah berkembang di Tanah Air. Hal ini dibuktikan

dengan kedatangan Pengembara Arab Islam Maroko tahun 1345

Masehi yang bernama Ibnu Batutah : Menurut be Ii au :"Raja

Al Malik Al Zahir yang menjadi Sultan di Samudra Pasai, ia

juga adalah salah seorang fuqaha yang mahir tentang Hukum

Islam'. Yang dianut di Kerajaan Pasai pada waktu i tu

ada-lah hukum Islam Mazhab Syafi

'i".

1 ])ari samudra Pasai

ini-lah Hukum Islam menyebar keseluruh peloaok Tanah Air.

Proses Islamisasi di Tanah Air dilakukan oleh para

saudagar melalui perdagangan dan perkawinsn dengan

pendu-duk pribumi. ,Setelah agama Islam berakar dalsm masyarakat,

1. H. Mohammad Daud aャゥセ Sejarah Perkembangan Hukum Islam

di Indonesia, Makslah untuk Pendidikan Hakim Senior

(23)

peranan saudagar dalam penyebaran Islam diganti oleh para

Ula-ma yang bertindak sebagai Guru dan pengawal hukum Islam,

seba-gai buku pedoman bagi Guru dan Ulama dipakailah buku hukum

Is-lam berjudul Sirata Al Mustaqim yang dikarang oleh Nuruddin, , aセ

Raniry pada tahun 1628, buku inilah yang merupakan kitab hukum

Islam yang pertama di Tanah Air, Kemudian Idta b Sirata,

.

A1-mオウエ。アiセ、ゥー・イャオ。ウ uraiannya oleh Syekh Arsyad Al Banjardengsn

kitab hukumnya yang bernama Sabilu Al l1uhtadin.

Setelah kehadiran

VaG

di Indonesia yang telah merobah

msk-sudnya semula ingin menguasai kepulauan Indonesia dan berusaha

menerapkan hukum Belanda di Indonesia, namun usaha tersebut

ti-dak berhasil, akhirnya hukum asli yang telah ada dibiarkan

ber-jalan seperti sebelumnya, sebagaimana yang dioantumkan dalam

statuta Jakarta tahun 1642. Mengenai soal kewarisan orang

Indonesia yang beragama Islam harus dipergunakan hukum Islam

yakni hukum yang dipakai oleh rakyat sehari-hari.2

Untuk kelanjutan pemikiran di atas. pemerintah

VaG

memin-ta D.W.Frejer untuk menyusun oompidium yang memuat hukum

perka-winan dan hukum perkaperka-winan Islam. Setelah disempurnakan dan

diperbaikioleh penghulu Islam, kitab hultum tersebut diterima

oleh pemerintah

vaG

danmpergunakan oleh pengadilan dalam

me-nyelesaikan sengketa yang terjadi dikalangan umat Islem

di-daerah yang dikuasai

VaG.

Kitab Hukum inilah yang dikenal

dengan nama compedium freijer.

Posisi hukum Islam di zaman

VaG

berlangsung selama lebih

kurang dua abad. Pelaksanaan hukum Islam dalam masa ini

(24)

2. Priode Penjajahan Belanda.

Pada masa pemerintahan penjajahan Belanda, timbul

usa-ha untuk mengusa-hapuskan hukum Islam di Indonesia. Dengan

berbagai upaya ditempuh oleh pemerintah Belanda agar

penga-ruh Islam hi lang dari sebahagian besar orang Indonesia.

De-ngan ュ・ュ。ョセ。。エォ。ョ ja$a Snouck Hurgronye sebagai penasihat hukum,Belanda berusaha menerapkan berbagai teori untuk

me-rintangi kemajuan Islam di Tanah Air.

Salah satu teori yang populer adalah teori resepsi

yang berarti :"Hulrum Islam berlaluapabila diterima atau

di-kehendaki oleh hukum adat.3 Teori ini merupakan bantahan

terhadap teoriyang berlaku sebelumnya yaitu teori reseptio

in compexuyang dikemukakan oleh LWC van den Berg.

Kon-sep Snouck inilah yang selalu yang 、ゥュ。ョセ。。エォ。ョ oleh

0-rang-orang yang berusaha merusak citra Islam di tanah air.

Setelah masa penjajahan Belanda, sehingga Hazairin

menye-butkan dengan teori Iblis.

Disamping teori イ・ウ・ーウゥョケ。セ Snouck memberikan

nasi-hat kepada pemerintah Belanda yang terkenal dengan

sebu-tan Islam Policy. Inti dari nasihat tersebut adalah

bi-dang ibadah diberikan kemerdekaan, dalam bibi-dang

kemasyara-lratan ュ・ュ。ョセ。。エォ。ョ adat istiadat yang berlaku dan dalam

bidang ke Tata Negaraan semua kegiatan kepada fanatisme

Islam dan Pan Islam dilarang.

4

3.

Dr. Juhaya S. Praja, Hukum Islam di Indonesia, Bandung,

Remaja Rosdakarya, 1991, h.X

(25)

Henurut pendapat' Snoueh : "Kusuh. kol.')niilli sme bulnmlah

Is-lam sebagai?gama, melail1kiln Islilm sebagaidoktrin politiJ,.5

Pengaruh. teori resepsi initerilsa sekalipengaruhnya

sam-pai Indonesia merdeka. Hukum Islam yang menjadi hulmm yanp;

pen-t

hidup di dalem mesyerakat Islam diteken

..'." , "

"",

,_ ,,, ;

.

dehan.

3. Priode Penja jahan Jepang.

Dimase penjajahan Jepang, tidak adaperobahan kedudukan

hulrum Islam di Tenah Air. Keadaan yang telah ada di ma sa

pe-merintahan Belanda tetap dilanjutkan sampei Jepang kalah

da-lam perang dunie kedua. Pade maSil inidikslangan Pemimpin

Indonesia yang berelihan nesiona1is Islam tetep berupaya eger

kedudukan PengedilanAgsl11e dspetdikllkllhkenkembeli sehingga

ia dapat berfungsi kembeli sebagsi Pengedilen yang berwenang

menyeleseikan sengketa umat Islem. Sedangkan dipihak lain

yang beraliran sekuler l11enghendaki agar pengadilan Agame

di-hapusl{an sa j a.

Namun bagaimanilpun rintangan yang diletilkan, usaha Pemim.

pin Islam untuk mengembelil{andan l11enempatkan hukumIslam

da-lam kedudukilnnya sel11ula, terus dilalrukan dada-lam berbagai

)wsem-patan yang terbuka.

• Priode setelah Indonesia 11erdeka.

Perjalanan sejareh hukllm Islam setelah Indonesia merdeka

melalui rental'Jg sejarah yang panjang mempunyai banyak

permasa-lahan, baik yang timbul dari kilangan umat Islam sendiri

(26)

pun orang-orang rionMuslim. Pengarul1 politik pemerintah

penjajah masihberbekas. Ini dapat dilihat dalam menetapkan

rumusan uョ、。ョァセuョ、。ョァ Dasar 1945 dan Pancasila sebagai dasar

dan Falsafah Negara. Umat Islam harus merelakan penghapusan

7 kata yang terdapat dalam rumusan Paneasila yang terdapat

セ。ヲャァ berdapat dalam Piagam Jakarta.

Pengaruh

dap orang non

politik penjajah tidak hanya berpengaruh |Gセゥ

muslim, tetapi juga membekas orang Islam

terha-

sendi-rio Akibatnya orang Islam sendiri salah faham terhadap Islam

dan hukum Islam. Faktor penyebab di antaranya adalah :

a. Salah memahamiruang lingkup ajaran Islam.

b. Salah menggambarkan kerangkadasar ajaran Islam.

e. Salah mempergunakan metode mempelajari Islam. 6

Lahirnya Undang-undang perkawinan dan Unsang-undang

Pe-radilan Agama, tidaklah menempuh jalan yang mulus, tetapi

ba-nyak hambatan dan rintangan yang harUs dilalui oleh umat

Is-lam Indonesia. Merekaharus berjtiang mati"'matianmenghadapi

serangan genear teru.tama dari kalangannon muslim.

Kalau dirinei Satu persatu problem yangdihadapi ummat

Islam Indonesia, terutama dalam masalah hukum Islam, banyak

nian permasalahan yang dihadapinya. Ini disebabkan masih

a-danya pengaruh politik jajahan yang tidak menerima hukum

Is-lam. Teori resepsi yang diwariskan Snoueh Hurgronye telah

terkubur dengan lahirnya UU.

No.1

Tahun

1974,

namun roknJa

m,sih bergentanyangan di Tanah Air.

6. Prof. Dr. H.M. Daud Ali, S.H, Asas-asas Hukum Islam,

(27)

B. Pengertian Kompilasi Hukum Islam

Kata Kompilasi berasal dari bahasa Inggris yaitu :

Compile yang berarti menghimpun, mengara'r1g dengan mengutip

da-ri buku-bul{U'lain.7

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan, bahwa

ditinjau dari segi bahasa, Kompilasi dapat diartikan sebagai

kegiatan pengumpulan dari berbagai bahan tertulis yang diambil

dari berbagai buku/tulisan mengenai sesuatu persoalan

terten-tuuntuk ditulis dalam suatu buku tertentu, sehingga dengan de_

mikian semua bahan-bahan yang dibutuhkan/diperlukan dapat di-8

temukan dengan mudah.

Sedangkan Kompilasi menurut hukum adalah : Sebuah buku

hukum atau buku kumpulan yang memuat uraian atau bahan-bahan

hukum tertentu, pendapat hukum atau juga aturan hukum. 9

Jika pengertian Kompilasi dikaitkan dengan Hukum Islam

maka ia bermakna yaitu : Suatu usaha untuk menghimpun dan

me-ngumpulkan bahan-bahan tertulis dibidang hukum materiel bagi

para Hakim di lingkungan Peradilan Agama, yaitu : bahan-bahan

yang diangkat dari berbagai sumber kitab-kitab yang biasa

jadikan rujukan pengambilan putusan hukum oleh para Hakim

di-Pengadilan Agama. Dengan kata lain Kompilasi Hukum Islam

adalah suatu upaya merangkum berbagai pendapat hukum yang

di-ambil dari berbagai Kitab yang ditulis oleh para Dlama fiqh

yang digunakan sebagai refrensi hukum pada Pengadilan Agama

7.

Prof.Drs. Hojowasitodan W,J,s. Poerwadarminta, Kamus

Lengkap Inggeris Indonesia, Bandung, PT. Hasta, 1980.h.28.

8. H. Abd. Rahman, SH.,MH.,Kompilasi Hukum Islam di Indonesia,

(28)

untuk diolah, dikembangkan dan dihimpun dalsm suatu ouku atau

ld ta b. Himpunan inilah yangdi sebut KOl1l'piJ.a si Hulrum Islam,

J. Latar Belakang Lahirnya Kompilasi Hukum Islam.

Kompilasi hukum Islam merupakan suatu keberhasilan yang

besar bagi umat Islam Indonesia pada pemerintahan Orde

Baru,lw-rena dengan lahirnya Kompilasi tersebut, umat Islam Indonesia

telah mempunyai セアゥィ yang seragam dan telah menjadi hukum

posi-tifyang wajib dipatuhi oleh seluruh Bangsa Indonesia yang

bera-gama Islam,

Dengan lahirnya Kompilasi Hukum Islam ini, diharapkan

ti-dak akan terjadi lagi kesimpang siuran ォ・ーオセオウ。ョ pada

Lembaga-lembaga Peradilan Agama, diman!sering terjadi adanya Keputusan

Pengadilan Agame saling berbeda pada halkasusnyasama.

Perbe-dean keputusan ini disebabkan karena dalammenyelesaikan

perka-ra di Pengadilan Agamatelah ditetapkan sejumlah Kitab Kuning

(Kitab Fqih) untuk dijadikanpedoman. Kitab....ldtab kuning

(ki-tab fiqh) iniadalah karya daripara U18tna pada zaman klasik

atau para ulama pada :oaman lElasi1Eetau

pat'-fJ-'.-lll.a.me---p-afJ:abebera-pa abad yang lampat'-fJ-'.-lll.a.me---p-afJ:abebera-pau yang ォ。、。ョァセォ。、。イゥァ bahkan セ・イゥョァ dalam

setiap masalah ditemukan lebih dari satu qaul (pendapat).

Kiteb-kiteb Kuning (kiteb Fiqh) yang telah ditetepkan

untuk menjadi pedoman para Hakim Pengadilan Agama adalah sbb:

1. Al Ba juri.

2. Fathu Al Mu'in dan Syarahnya.

3. Syarqawi 'Ala' Al Tahrir.

(29)

6. tオィセ。ィN

7.

Targibu Al Musytaq.

8. 'AI Qawaninu Al Syar'iyyah Li Al Saiyid Dsman bin Yahya.

9. Al Qawaninu Al Syar'iyyah Li Al Sayid Sadaqah Dahlan.

10. Syamsuri 1i aiセ。イ。ゥ、N

11. Bugyatu Al Mustarsyidin.

12. Al Fiqh Ala Al Mazahibi Al Arba'ah.

13.

Mugni Al Muhtaj.

Materi dalam Kitab-kitab tersebut agaknyamasih belum

me-madai, sehingga seringkali dikeluarkan instruksi maupun surat

edaran untuk menyeragamkan penyelesaian perkara.

, Perbedean satu keputusan antera satu Pengadilan Agama

de-ngan Pengadilan Agama yang lainnya dapat membuka peluang bagi

terjadinya pembangkangan atau keIuhan dari pihak yang kalah

da-lam perkara, bahkan para Hakim Agama sendiri sering beraelisih

dalam memilih kitab rujukan dinntara kitab-kitab yang telah

di-tetapkan.

Dntuk mengatasi masalah yang telah disebutkan di atas, maka

timbuIIah usaha untuk membuat suatu pedoman bagi para Hakim

Pe-セ。、ゥャ。ョ Agama untuk menetapkan hukum dan menyelesaikan perkara.

Dsaha tersebut terwujud dengan lahirnya Kompilasi Hukum Islam

melalui instruksi Bapak Presinden R.I. No.1. Tahun 1991. Inilah

yang melatar belakangi Iahirnya Kompilasi Hukum Islam di

(30)

HUBUNGAN KITAB KUNING (KITABFIQH) DENGAN

KOMPILASI HUKUM ISLAM.

A. lsi Kompilasi Hukum Islam.

Kompilasi Hukum Islam terdiri dari 3 buku :

Buku I

Buku II

Buku III

tentang Perkawinan

ten tang Kewarisan

ten tang Perwakaran.

Sistematika masing-masing buku dibagi dalam beberapa bab

dan pada setiap bab tertentu dibagi pulak"beberapa 「セァゥ。ョ yang

dirinci dalam rasal-rasal.

kッューゥャセウゥ Hukum Islarn terdiri dari 229 pasal dengan

dis-tribusi yang berbeda"'beda untuk rnasing"'masing buku. Porsi

yang terbesar adalah pada buku Hukum Perkawinan, kemudian

Hu-kum Ke1"larisan dan yang paling sedikitadalah Hulrum Per1"lakaran.

Perbedaan ini timbulbukan ruanglinglrup materi yang berbeda

al{;an tetapi hanya karen a intensU danterurai. atau tidaknya

pengaturannya masing"'masing yang>tergantung pada tingkat

peng-garapannya. Hukum Perka1"linan karenakita sudah mtggarapnya

sampai pada hal-hal yang detail dan hal yang sedemildan dapat

dilakukan mencontoh pengaturanyang ada dalam

perundang-unda-ngan tentang perkawinan. .3eb13liknyakarena hukum Ke1"larisan

tidak pernah digarap demikian maka ia hanya muncul secara

ga-ris besarnya dan dalam jumlah yang cUkup terbatas.

Selain itu pengaturan yang ada delam Kompilasi Hukum

(31)

ha-BAB X :

BAB XI

BAB XII

BAB XIII

BAB XIV

BAB XV

BAB XVI

BAB XVII

PencegahanPerkawinan (Pasal 60 - 69)

Batall1ya Perkawinan (Pasal 60 - 69)

Hak dan Kewajiabn Suami - Isteri (pasal 77 - 84).

Harta kekayaan dalam perkawinan (Pasal 85 - 97).

Pemeliharaan Anak (Pasal 98 - 106)

Perwalian (Pasal 107 - 112)

Putusnya Perkawinan (Pasal 149 - 162)

Akibat Putusnya Perkawinan (Pasal 149 - 162)

BAB XVIII: Rujuk (Pasal 163 - 169)

BAB XIX: Masa berkabung (Pasal 170)

2. HUKill1 KEWARISAN

Sistematika Kompilasi Hukum Islam mengenai Hulrum

Kewari-san adalah sbb :

BAB I Ketentuan umum (pasal 171 )

BAB II Abli ltlaris (Pasal 172

-

175)

BAB III Besarnya bahagian (Pasal 176

-

191)

BAB IV 'Aul dan nad (Pasal 192

-

193)

BAB V Vlasiat (pasal 194 - 209)

BAB VI Hibah

3. HUKill-1 PERHAKAFAN

Sistematika Kompilasi HUkum Islam mengenai Hukum

Perwa-kafan adalah sbb :

BAB I : Ketentuan Umum (Pasal 215)

BAB I I : Fungsi, Unsur-unsur dan syarat-syarat wakaf

(Pa-sal 216 - 222)

(32)

BAB IN: Perubahan, Petlyelesaiatl danpengaHasan benda kat (Pasa1 225 -227)

BAB V: Ketentuan Pera1ihan (Pasal 228)

Demikianlah isi dari Kompi1asi Hukum Islam secsra

singkat atau secara global, baik dari Hukum PerkaHinan

hukum Kewarisan, maupun Hukum Perwakafan. Sedangkan

isi Kompilssi secara rinci ada1sh sbb

KOMPILASI HUKUM ISLAM

BUKU I

HUKUM PERKAWINAN

BAB. I

KETENTUAN Ul1UM

_ Pasal 1

Yang dimaksud Ilcngan:

a. Pcminangan iaIahkegiatan upaya ke arah terjaelinya hubungan IJCljodohan anlal'a seorllng pria dengan scorang \\!anita;

b. Wali hakim ialafiwa1inik:iliyangditnnjukolellMcnteri Agama atau pejabat yang dltunjuk olchnya, yang diberi hak dan -kewemmgan untuk bertindak sebagai wali nikah;

c. Akad nikah nmgkaian ijab yang diucapkan olel! wali dan kabul yang dillcapkan oleh mempelai pria atau waldlnya disaksikan olch dua orang saksi;

d. Mahar adalah pemberian dari calon mempelai pria kepada calon mcmpd:H

wanita, baik berbentuk barang, uang alau jasa yang !idak IJClientlmgan

dengan hukum Islam; . .

c. Taklik talak ialah perjanjian yang diucapkan calon mempelai pria selehi!

akad nikah yangdicantumkan daiam Akla l\Hkah bempa janji Wlak yang

diganlunglmn kepada snatu keadaan tertentu yang mungkintCl'jadidi masa

yang aknn dalang;

f. Harta keh\yaan dillam pcrkawinan atau Syirkllh adalall harIa ym,g

diperolch baik sendiri-sendiri alan bersama suami istri selamad,liam ikatm

perkawinan berlangsung dan seianjulnya disebut haria bersam:l, tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama siapapun;

g. Peme!iharnan anal< atau hadllOnah adalah kegiatan mengasuh, memeliham dan mendidik anak hingga dewasa amu marnpu beriliri scheliri;

h. Pelwalian ada1al1 kewenangan yang diberikankepada seseoranguntuk melakukan seSualu perbuataJi hukum sebagai wakiluntuk keperitingan dan

(33)

I. Khuluk adalah perecraian yang lerjadiataspermintXln istli dengan

memberikantebusanatau •iwadlkepada danataspersetujuan suaminya;

J. Mut'ahadalahpemberianbekassuamikepada istriyangdijatuhi talak

berupa benda atau uang danlahinya.

BAB HI

ョasaᄏセ ..l)ASAR PERKAWINAN

.

,

Pasal2

Pcrkawinan mcnurut hllkum Islam adalah pcmikahan, yaitu akad y:lJ,,:

sangat kuat atau miitsaaqan gholiidhan untuk mcntaati per;.nlah A/hill dc',n

melaksanakm1l1ya mempakan ibadah.

'w

Perkawimm bertujllan untuk mewujudkan kehidupan rumah langg:, yang sakinah, mawaddah,dan rahmah.

Pasal4

Perkawinan adalah

sail,

apabiladilakukan menUlut Ilukum Islam sesuai

dengan pasal 2 ayat (1) Undang-Undal1g No. 1 Tahun 1974 lentang perkawinan.

PusalS

(1) Agar lerjarnin ketertiban perkawinan bagi masyarakat Islam setiap

pcr-kawinanharus dieataL

(2) Pencatatanperkawinan tersebutpada ayat (1), dilakukan oieh Pegawai

PencatatNikahsebagaimanayang diaturdalarn Undang-Und:mg1'To. 22

Tahlln 1946 jo Undang..Undang No. 32 Tahml 1954.

Pasal (;

(l)lJntuk memenuhLketcntuan dalam pasal 5, setiapperkawimm

umrw;

dilangsungkan dilladapah clan illbawah pengawas1ln Pegawai I'cileataf

Nikah.

(2) Perka\'.inan yang dilakukan ill luar pengawasan Pegawai Pencatai

(34)

(1)

(2)

(3)

4)

7

Perkawinan hanya dapat dibuktikan dengan Akta Nibil yang dibuat

oleh Pegawai Pencatat Nikah. .

Dalam hal perkawinan tidak dapat dibuktikan dengan Akta ]\lika1l, d:lj)al diajukan itsbat nikahnya ke Pengadilan Agama.

Itsbat nikah yang (japat diajukan ke Pengadilan Aija<l1a ted,:.::\::

mengenai hal-hal yang berkenaan dengan:

a. adanya perkawinan daiam rangka penyelcsaian pcrcer:\ian;

b. hilangnya Akm Nikah;

c. adanya keraguan tentang sah alau tidaknya salah sail] syarat pcrkawinall.

d. adanya pcrkawinan yang terjadi scbelum bcrlakunya Undang-Undang No.1 Tahull 1974 dan

c. Pcrkawinan yang dilakukan oleh mereka yang tidak mempunyai

habngan perkawinan menurut Undang-Undang No. I Tahun 1974.

Yang berhak mengajukan permohonan itsbat nikah iatah suami atau

ism,I anale-anal< mercka, waH nikah dan pihak yang berkepcnlingan

dcilgan perkawinan itu.

Pasal8

Putusnya perkawinan 'sclain cerai mati hanya dapat dibuktikan dcngan 1rat cera! berupa putusan Pengadilan Agama baik yang berbentule putusan セイ」・イ。ゥ。ョL ikrar talak, khuluk atau putusan

taklik

talak.

(I)

(})

Pasal9

Apabila buleti sebagaimanapadapasal8

ti

dak

ditemukal1 karellahHang

dan sebagainya, darat dimintakan salinannya. kepada Pcngadllan Agama.

Dalam hal. slli<lt bllkti yangdirnaksnd ida1?m.ayat (1) tidllk <lapal

diperoleh, rnaka dapat diajukan permohonan ke Pengadilan Ag;u!\a.

PasallO

Rujuk hanya dapat dibuktikan dengan 'Kutipan Buku Pendaflaran Rujllk

(35)

d. Dua orang saksi dan e. Ijab dan Kabul.

Bagian Kedua Caloll Mempelai

Pasat 15

(1) Untuk kemaslahatan keluarga d:Ul rumah tangga, pcrkawillan hanya

boleh dilakukan calon mempelai yang telah mencapai umm yang ditctapkan dalam pasal 7 Undang-Undang No. I TaJmn 1.974 yakni

calon suami sekul'ang-kurangnya berumur 19 (anun dan calon istri

sekurang-kurangnya berumur 16 talmn.

(2) Bagi calon mempelai yang belum mencapai umur 21 (,,'mn hams

mendapa! izin sebagaimana yang diatur dalam pas;11 6 aya!

n).

(3), (4)

d,m (5) UU No. I Tahun 1974.

Pasal 16

(1) Perkawinan didasarkan alas pcrsctujmm calon mempeiai.

(2) Bentuk persctujuan calon melupelai wanita, dapat bempa pemyatmm

tegas dan nyata dengan tulisM, lisan atau isyaral tapi dapaljuga bcrupa diam dalanl :uti selama tidak ada penolakan yang tegas.

Pasal 17

(I) Sebelum berlangsungnya pcrkawinan, Pegawai Pencata! Nikah

mena-nyak,m lebih dalmlu persetujuM calon mempclai dihadapkan dua saksi nikah.

(2) Bila ternyata pcrkawinan tidak disetujui oleh salah scoffing calon

mempelai maka pcrkawinan itu tidak dapat diJangsungkan.

(3) Bagi calon mempclai yang menderita tuna wicara atau tuna mugu

pcrsetujuan dapat dinyatakan dellgan tulisan atau isyarat yang dapat dimengerti.

Pasan 18

(36)

Apabila wali nikah yang paling bcrhak, urutannya lidal:

syarat scbagai wali nikah atau olch kcu'cna wali nibh itu memlcrila luna wi':ara,

tuna rungu atau sudah udzur, mab hale menjadi waH bcrgcscr :';epada wali

nikah yang lain mcnurut dcrajm herikutnya.

Pasal

(1) Wali hakim bm'u dapat bcrtinuak sebagai wuE nibth apabiia wali Ila:,:l!>

tidakada aiau tiuak mungkin mcnghadirkannya ,,[all tidak cllkCialiui

tcmpattinggalnya atau gaib atau adlal alau engg'm.

(2) DalamhaLwali adlal alau cngg,m malca waH hakimbaw<lapa! bcrlindak

sebagai waH nikah sctelah ada putusan Pcngadilan Agam;;, icntmg wali

tcrsebut.

Bagi:m Kecmpat Saksi Nikah

l'asal 24

(1) Saksi dalmn perkllwinan merupakan rukunpelaksanaan akad nikal1.

(2) Setiap perkawinanharus disaksikan oleh dua orang salesi.

Pasal25

Yang、。ー。エ、ゥエオョェオォNセI・ョェ。、ゥウ。ォウゥ、。ャャゥュ。ォ。、 ni

kah

iala11 seonll1g laki-Iaki muslim, adil,akilbaligh, tidaktcrganggu ingatan dan tidak luna wngu atau tulL

Pasal26

Saksi harus hadir dan mcnyaksikan

seca.m

langsllng alcad niknh sella

menandatangani Akta Nikah pada Waktll dan di lemjJal aki:C! nika'Ji

di-langsungkan.

Bagian Kelima Akad Nikah

Pasal27

(37)

Akad nikah dilaksanakan scndiri secam pribadi oleh wali nikah yang

bersangkutan. Wali nikah dapat mewakilkan kepada orallg Jain.

Pasal29

(1) Yang berhak mcngucapkan kabul blah cajon mempebi pria s,,;cafa

pribadi.

(2) Dalam hal-hal tcrtcntu tlcapankabul nikah dapat diwakiUmll kepac1rl pria

lain dcngan kctcntuan calon mcmpclai pria membcri kuasa yang iega:;

seeam tertulis bahwa penerimaan wakil atas akad nikahit!ladalah untuk

mempelai pria.

(3) Dalam hal ealon mempelai wanita atau wall keberatan cajon mcrnpclai

pria diwakili, maka akad nikah tidalc bolchdilangsungkan.

BAB V

MAHAR

Pasal30

Calon mempelai pria wajib mcmbayar mahar kepada caloll mcmpelai wamta yang jumlah, bentuk dlm jcnisnya disepakati oleh keaua belah pihak.

Pasal31

Pcncntuan mallaf berdasarkan asas kesederhanaan dan kcmudahall yang dianjurkan oleh ajaran Islam.

Pasal32

Mahar diberikan langsung kepada calon mempelai wanita, dan :;ejak itu menjadi hak pribadinya.

lPasal33

(1) Penyerahan mahar dilakukan dengan tunai.

(2) Apabila calon mempelai wanita menyetujui, penyerahan mahar bolch

(38)

(1)

(2)

setengah mahar yang telah ditentukan dalarnakad nikah.

(2) Apabila suami meninggaldulliaqobla al dukhul seluruh mahar yang

ditetapkan menjadi hak penuh istrinya.

(3) Apabilaー・イ」・イ。ゥ。ョエ・イェ。、ゥアッ「ャ。セ、オォィオiエ・エ。ーゥ besamya mahar belum

ditetapkan, makasuami wajib membayar mahar mitsil.

Pasal36

Apabila. mah

ar

hilang sebelu.m. diserahkan, mahar itu !lapa! diganti

deng

an bar:mg lain yangsa

ll1

3 benluk

dan

jenisnya ataudenganbamng lain

Yangsama nilainyaatau dengan uang yang senilai denganharga barang mall1lf yanghilang.

Pasal37

Apabih terjadi selisih pcndapat mcngenai jcnis dan nila; mahar yang diteWpkan, pcnyclesaiannya diajukan ke Pcngadilan Agama.

Pasal38

Apabila mahar yang diserahkan mengandung cacad at.'1U kurang, lc(api calun mempelai wanita telap bersedia menerimanya tanpa syarat, penyerahan mahar dianggap lunas.

Apabila istri mcnolak untuk menerima mahar karena cacad. suami harus

menggantinya dengan mallar lain yang

tidak

cacad. Selama pengganti.

nya belum diserahkan, mahar dianggap masih belum dibayar.

BAB VI

LARANGAN KAWIN

Pasal39

(39)

a. dengan seorang wanita yang melahirkan atau yang mcnurunkanllya man keturunannya;

b. dengan seorang wanita keturunan ayah atau ibu;

c.

dengan seorang wanita saudara yang melahirkannya;

2. Karena pertalian kembat semenda:

a. dengan seorang wanita yang melahirkan istrinya atau bekas istrinya; b. Gengan seorang wanita bekas istri orang yang menunmkannya; c. dengan seorang wanita keturunan islIi alau bekas istJinya, kl.',cuali

putusnya hubungan perkawinan dengan bekas istrinya itl! 'lobIa ..I

dukhul.

d. dengan seorang wanita bekas istri keturunannya. 3. Karena pertaliun sesusuan:

a. dcngan wanita yang menyusuinya dan seterusnya menUf\Jt g::ris lUnJ.s

ke atas.

b. dengan seorang Mlnita sesusuan dan seterusnya menurutgm'iE, IlJl1ls kG

bawah;

c. dengan seorang wanita saudara sesusuan, dan kemenakan sesusmm l,e bawah;

d. dengan seorang wanita bibi sesusuan dan nenek bibi sesusuan ke al3.;:; e. dengan anak yang disusui oleh islIinya dan keturunannya.

Pasal40

Dilarang melangsungkan perkawinan antara seorang pria dengan seorang wanita karena keadaan tertentu:

a. karena wanita yang bersangkutan masih terikat satu perkawinan dengun pria lain;

b. seorang wanita yang masih berada dalarn masa iddah dengan pria lain; c. seorang wanita yang tidak beragarna Islam.

Pasal41

(1) Seorangpriadilarangmemudu istrinyadengan scorang wanita yang

mempunyai hubungan pertalian nasabatau susuan dengan istrinya;

a.

saudarakandung, seayah atauseibu serta keturunmmya;
(40)

(2) Larangan tcrsebut pada ayat (1) temp berlaku meskipwl istri-istrinya telah ditalak raj'i, tetapi masih dalam masa iddah.

Pas.:!1 42

Seorang priadilarang melangsungkanperkllwinan dengan seOfallg wanila apabila pna tersebutsedang mempunyai 4 (empat) orang istri yang kcempat-empalnya masih lcrikat tali perkawinan a!an masHI dalam iddah talai\:

raj'i 3taupun salah SCOf3ng di antara mereka mnsih lerikat tali perkawinan

sedang yang lainnya dalam

masa

iddah talak raj'i.

lP'asal 43

(l) Dilarang melangsungkan pcrkawin:m anlara SCOl1lllg pria:

a. dcngan scorang wanila bekas istlinya yang dilaJak tiga leaE,

b. dengan seorang \vaniln bekas istrinya yang dili'an.

(2) Larangan lersebut pacta nyut (1) humf a gugur, kalau h3kas iSiri ladi

telah kawin deng:m pria lain,kemudian pcrkawinan tersebut putusba'da

dukhul dan lelah habis mas:! iddahnya.

lPasal 44

Seorang wanita Islam dilarang melangsungkan perkawin:m dengan scorang pria yang tidak beragama Islam.

BAB VII

PERJANJIANPERKAWINAN

Pasal 45

Kcdua calon

melTl

pelai dapal rriengadakhnpcrjahjianpcrkawillM dal:iih

benluk:

1. Taklik lalak dan

2. Perjanjian lain yang tidakbertentangandengan hukum Islanl.

Piliml 46

(1) lsi taklik talaktidakboleh belientangan dengan hukum Islam.

(2) Apabila keadaah yangdisyaralkan dalam takIik talak betul-betul fcrjadi.

kemudian, tidakdel1gan sel1dirinya talak jaluh.

Supaya !alak SUIgguh-sungguh jatuh, istriharus mcngajukan

(41)

(4) (3)

(2)

(5)

dihadapan Pegawai Pencatat Nikah. .

Perjanjian pcrl:awinan mengenai harta, dapal dicabut alas peJrSctujuan

bersama suami istri dan wajib mendaftarkannya eli Kamar Pegawai

Pencatat Nikah tempat perkawinan dilangsungkan.

Sejak pendaftmun tersebut, pencabutan telah mengikat jZセー。、。 suam!

istri tetnpi terhadap pihak ketiga pcncabutnn bam mcngikat sej::.!:

tanggal pcndaftaran itl! diulllumkan olch suami istri dahjj,j sualu siLral

kabar setempat.

Apabila dalam tempo 6 (enam) bulan pengumuman tidak diJakukan

yang bersangkutan, pendaftaran pencabutan dengan scndirinya gugur dan tidak mengikat kcpada pihak ketiga.

Pencabutan pcrjanjian perkawinan mengenai hariatidal<boleh mcrugilam

perjanjian yang telah dipcrbuat sebelumnya dengun pih<lk ketiga.

Pasal51

Pelanggaran atas perjanjian perkawinan memberi hak kepada istri untuk meminta pcmbalalan nikah atau mengajukannya sebagai alasan gugatan perceraian ke Pengadilan Agama.

Pasal52

Pacla sant dilangsungknn perkawinan dengan islri keduu, kctiga amu keempat, bolch diperjanjikan mengenai tempat kediaman, waktu giliran dan

biaya rumah tangga bagi istri yang akan dinikahinya itu.

BAB

VllI

KAWIN HAMIL

(I)

(2)

(3)

Pasal53

Seorang wanita hamil di

lum

nikah, dapal dikawinkan dcngan pria yang

menghnmilinya.

Perkawinan dengan wanita hamil yang disebut pada ayat (I) dapat dilangsungkan tanpa menunggu lebih dahulu kelahiran anaknya.

Dengan diiangsungkannya perkawinan pada saat wanita hamil, tidak

diperlukan perkawinan uIarig setetah anak yang dikandung tahir.

(1) Selama seseorallg

Pasa154'

(42)

(2)

melangsungkan pcrkawimll1 dan juga tidak bolch bcliindak scbagai wali

nikah. .

Apabila teljacli perkawinan daJEm keadalln ihrum, /lum wall niJmlmya

rnasih bemd:, dalum ihram pcrkawinannya tidak sah.

BAB IX

bセrャistrj{ JLEIUH DARI SA'lI'U ORANG

h""asai 55

(1) Beristri lebih darisafu orang padawaktu yangbersamaan, terbat:ls

hanya sampai ernpatorallg istri.

(2) Syarat ul:lrna beristri lebih dari scorang, suami hams rnampu berlaku

aclil terhadap istxi-islri dananak-anaknya.

(3) Apabila syarat utamayang 、ゥウ・「オエー。セ ayat(2) tidal, mungkin

dipenuhi, suami dilarang beristri !cbili

dan

scorang.

h^。ウZセQ 56

(1) Suami yang hendakberislri lebih dalisatuorangharus mendapat hin

dariPengadHan Agama.

(2) Pengajuanperm6honanizindimaksudpadaayat(1)dilakukall mcnumt

tatacara scbagaimana dialur dalam Bab VIII Peraturan Pemenntah No. 9 Tahun 1975.

(3) Perkawinan yangclilakukafldengan •. islrikedua,kctiga atau ォ・・ューエセNエ

tanpa izin <Inri PengadilanAgama,tidakmempullyai kekuatan hukum.

Pasal 57

Pengadilan Agama hanya memberikan izin kepada seorang suami yang akan beristri lebih dan seorang apabila:

a. isbi tidak dapat lllenjaJankan kewajiban sebagai istri;

b. istri mendapat cacad badan alau penyakit yang tidal<. dapat clisembuhkan: c. ism tidak dapat melahirkan keturunan.

Pasal58

(l) SeIain syarat ul:lrnayangcliscbutpada pasa155 ayat (2) maka untuk

(43)

a. adanyapersetujUlII\istri,

b. arumya kepastianbahwa suamimampu rncnjaminkeperluM hidup istri-istridan anak-anak mereka.

(2) Dengan tidak mengurangi ketentuan,

pasal

41 hum£" b Peratuwn

Pemerifltah

No.9

TahunJ975,persetujuan ism amu istri-istri dapat

diberikansecara tertulisataudengan

Ji

san,

tetapi sekillipun !elall ada

persetujmm tertulis,persetujuanini dipcrtegas dengan ー・ャGウ・エオェオセNョ lisan

ism pada sidang Pengadilan Agama

3) Persetujuan dilnaksudpadaayat (l)humf a tidak diperlu!c,m bagi

seorangウオ。ュゥ。ー。「ゥャセ istriatau istri-istrinya. tidakmungkin diminlai

persetujuannya dantidakdapat menjadipihak dalillll perjanjian alliu

apabila tidak ada kabar dari istri atau istri-istrinya

seknrang-kurangnya2 tahunatau karena sebah lain yang perIn mendapatpcnilui4U!

Hakim.

Pasal59

Dalam hal istritidak mau memberikanpersetujllan, danpcnnohomm .n untukbcristri lcbih dari satn orangbel"ilaSill'kan alas salah saiu alasan yang

ltur dalampasa155 ayat(2) dan 57,Pcngadilan Agamadapat menetapkw0

liang pemberian izinsetel

ah

.memeriksa. dan memlengaristri yang

rsangkuk'ID dipersidang

an

PengadilanAgama, dan terhadap pendapan ini

'i atau suami dapat mengajukanbandingamuka.'>asi.

BAB X

PENCEGAHAN PERKAWINAN

Pasal60

Penccgahan perkawinanbertujuan unluk menghindari suatu

per-kawinan yang dilarnng hukum Islam dan Peraturllil

Perundarlg-undangan.

Pencegahllil pedmwimm dapat dilak'Ukan bila calon suami alau calon

istri yang akan melangsungkan perkawinan tidak memenuhi

syarat-syllint untuk melangsungkan perkawinan menulUt lmkum Islam QUI

Peratunll1 Perundang-undangan.

Pasal61

Tidalc sekufu tidak ililpat dijadlkan alasilll unrok mcncegah perkawinEi1,

(44)

(1)

(2)

(2)

(1)

Pasal 63

p・ョ」・ァ。ィセュ pcrkawinan daptltdilakukan oICh sU{lmi atau istri yang masi!J

terikat dalam perkawimm dengan salah seorang calon istri atau calon suami

yang akan mc1aJ]gswlgkan perkawinan.

Pasal64

Pejabat yang ditunjuk untuk mengawasi perkawinan berkewajiban mencegah perkawinan bila rukun dan syarat perkawinan tidak dipcnuhi.

Pasal65

Pencegahan perkawinan diajukan kepada Pengadilan Agama dalam

daerah hukum di mana perkawinan akan dilangsungkan dengan

mem-beritahuk::m juga kepada Pegawai Pencatat Nikah.

Kepada calon-calon mcmpelai diberitahukan mengenai pcrmohonan pencegalmn perkawinan dimaksud dalarn ayat (1) olch Pegawai Pencatat Nikah.

Pasal 66

Perkawinan tidak dapat dilangsungkan apabila penccgahan bclum di-cabut.

Pasal67

Pencegahan perkawinan dapat dicabut dcngan menarik kemb;lli

pet-mohonan pencegahan pada Pengadilan Agarna oleh yang menceg;'h al;al

dengan putusan Pengadilan Agarna.

Pasal 68

Pegawai Pencatat Nikah tidak diperbolehkan melangsungkan abu

(45)

Undang No.1 Tahun 1974 meskipuntidakadapencegahan perkawinan.

Paslll

«,9

(I) ApabilaPegawai Pencatat Nikallberpendapatbahwa tcrlladap perk,,·

winan tersebutada .larangan menurut Undang-Undallg NO.1 Tahu!]

1974 maka ia akan menolak melangsungkanperkawinan.

(2) Dalam halpenolakan,makapermintaansaiah satupihak yang ingin

melangsungkan perkawinanolehPegawaiPencatat Nikahakan clibcri· kan sualu keterangan lertulis clari penolakan tersebut disertai deng:m alasan-alasan penolakannya.

(3) Para pihak yang perkawin:mnya ditolak berhak men gaj ukan pcrmo!lollan

kepacla Pengadilan Agamadalam wilayahmanaPegawai Penca1at Nikah yang mengadakan penolakan bCrkediJdukan unluk mcmberikan kepulusan, dengan menyerahkan sural kelerangan penola](an terseblll di alas.

. (4) Pengadil:m Agama ak:m memeriksa perkaranya dengan acara singkat

dan akan membcrikankeletapan, apakah iaakanmengualkan pcnoJakan terscbul atatJkah memerinlahkanagar supaya pcrkawinan dilangsungkan.

(5) Ketel'lpM inihilangkekuatnnuya, jikarintangan-rinmnganyang

mcng-akibatkan penolakan tersebuthilang dmrparapihak yang ingin Imwin dapat mengulangi pemberilahuantenmng maksud mercka.

BAB XI

BATALNYA PERKAWINAN

Pasal70

'erkawinan balal apabila:

suami melakukanperkawinan,sedangia tidakberhak melakukan a.kad nikah karena suclah IllCl11punyai cmpat orangistri,sckalipull salah slltiJdarI keempat istrinya itu dalal11iddah talak raj'i;

sescorang menikahi bekasistrinya yang teillhdili'annya;

sescoflmg menikahibekas. istrinyayangpem:ilidijatuhi tigakalimlak olehnya, kecualibilabekas istri tcrsebutpernahmenikalldengunpriaillin

yang kemudian bercerai lagi ba'daal dukhuldaripria tersebut dalllelah /.Iabis

(46)

d. perkawinandilakukanantara duaorangケ。ョァュ・ューオョyセャェ hubungandDrah,

semenda <iallscsusuansampaidecajat tertentuyangmenghalangi

pecka-wina'n menurut pasal8 Undang-Undang No.1 Tahun 1974, yailu:

1. berhubunganctarahd1uamgariskcturunanluruskebawah alau keatas;

2. bcrhubungan darahdalamgarisketurunanmel1yamping yaill! anima

saudara,antara scorangclengal1 saudara<()l'al1gtua dan antara seorang dengan saudara neneknya;

3. berhubungan semenda, yaitu mertua, anak tiri, menantu dan ibu alan ayah tirinya;

4.

berhubungan scsusuan, yaitu orang tua scsusuan, anak scsusuan,

saudara scsusuan dan bibi atau paman scsusuan;

e. istri adalah saudara kandung alau scbagai bibi alau kcmenakan dan islri alan istri-istrinya.

l'asal71 Sualu pcrkawinan dapat dibatalkan apabila:

a. scorang sllami mclakukan poligami tanpa izinPcngadilanAgarna;

b. perempllan yangdikawlni temyatakeuludian dikctahui

masih

menjatli

istri 'pria lain yang mafqlld;

c. pcrempuan :'ang dikawini temyala masih dalam idillih dad .suarni lain;

d. pcrkawinan yang melanggar batas umur pcrkawinan, scbagaimana

(lite-tapkan dalam pasal 7 Undang-Undang 1 Tahun 1974;

e. pcrkawinan dilangsungkan tanpa wali alau d.i.laksanaIcan olch waIi yang

tidak berhak;

f. pcrkawinan yangdilaksanakan clengan paksaan.

Pasal72

(1) scorang sllamialau .istri dapatmengajukan pcrmohonan pcmbmalan

pcrkawinan/lpabilapcrkawinan dilangsungkan dihawah ancaman yang mclanggar hukum.

(2) scorang suami alau .istri dapat mcngajukan pcrmohonan pcmbaralarl

pcrkawinan apabiIapada waktuberlangsungnya pcrkawinan terjadi pcnipuan atau salah sangka mcngenai diri suami alan istri;

(3) ApabiIaancaman telahberhcnti,atau yang bersalahsangka ilu

mcnyadali keadaannya, dan dalamjangka waktu 6 (cnam) bulansctelah

(47)

haknya untuk mengajukan pelmohonan pembataIan; maka haknya gugur.

Pasal73

Yang dapat mengajukan permohonan pembatalan perkawinan adaIah: a. para keluarga dalam garis keturunan lurns ke atas dan ke bawah dari suami

atau istri;

b. suami atau istri;

c. pcjabat yang bcrwenang mengawasi pelaksanaan perkawinan menurnt undang-undang;

d. para pihak yang berkepentingan yang mengetahui adanya cacad dalam mkun <lim syarat perkawinan menurut hukum Islam dan Pcralnr:.m Pcnmdang-und;.mgan scbagaimana lersebut dalam pasa] 67.

(1)

(2)

Pasal74

Permohonan pembalalan perkawinan dapat diajukan kep:!<laPengmlihn

Agama yang mewilayahi tempat tinggaI suami alan ist:ri utau temp"l perkawinun dilangsungkan.

BataInya suatu perkawinan dimulai setelah putnsan Pengadilall Agama mempunyai kckuatan hukum yang tetap dan berlaku sejak saa! ber-langsungnya perkawinan.

Pasal75

Keputusan pembataIan perkawinan tidak berlaku surnt terhadap:

a. perkawinan yang batal khrena salah satu dari suami atau isl.i:i murtad;

b. anak-anak yang dilahirkan dari perkawinan tersebut;

c. pihak ketiga sepanjang mereka memperoleh hak-hak dengan beritikad bail:, sebelum keputusan pembatalan perkawinan mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

Pasal76

Batalnya suatu perkawinan tidak akan memutuskan hubllngan lmkum

(48)

tetapi mengenai hal-hal urusan rumah tangga yang penting-penting diputuskan oleh suami istri bersama.

(2) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu

keper-luan hidup berumah mngga sesuai dengan kemampuannya.

(3) Suamiwajib memberi pcndidikan agama keapda istrinya dan mcrnbcri

kesempatan belajar pengetahuan yang berguna dan bennanfaat bagi agama, dan bangsa.

(4) Sesuai dengan penghasilannya suami meuanggung:

a. nafkah, kiswah dan tempat kediaman bagi istri;

b. biaya rumah tangga, biaya perawalan dan biaya pengobatan bagi istri dan anal:;

c. biaya pcndidikan bagi anak.

(5) Kewajiban suwni lerhadap istrinya seperti tersebut pada ayat(4)humf a

dan b tii atas rnulai berlaku sesudah ada twnkin sempurna dad iSlrinya.

(6) Istri dapat membebaskan suwninya dari kewajiban terhadap dirinya

:,e-bagaimana tersebut pada ayat (4)huruf a dan b.

(7) Kewajiban suami sebagaimana dimaksud ayat (2) gugur apabila iSlri

nusyufz.

Bagian Keempat Tempat Kediam:m

Pasal 81

(I) Suami wajib menyepiakan tempatkediaman bagi isui dan anak-anaknya,

atau bekas istri yang masih dalam iddah.

. (2) Tempat kediaman adalah tempat tinggal yang layak untuk istri scIama

dalam ikatan perkawinan, atau dalam iddah talak atau iddah warat.

(3) Tempat kediaman disediakan untuk melindungi istri dan anak-anaknya

d:ui gangguan pihak lain, sehingga mereka merasa aman dan tenteram. Tempat kediarnan juga berfungsi sebagai !empat penyimpan haria kekayaan, sebagai tempat menata dan rnengatur alat-alat rumah tanggil.

(4) Suami wajib melengkapi tempat kediaman sesuai dengan

(49)

BagianKelima Kewajiban Suami yang Bedstf'i Lebih dari Seorang

Pasal

(1) Suami yang men1punyai istri lebih dari seorang berkewajiban mernberi

tt:mpat tinggal danbiaya hidupkepadamasing-masing istri secara berimbang rnenuhlt hesar kecilnya keluarga yang ditanggung

masing-ュセjウゥョァ istri. kecuali jika ada perjanjianperkawinan.

(2) Dalam hal paraistri rela dan ikhltis. suami dapatmenempatkan istrinya

dalam salU tempat kediaman.

Bagian Keenam Kewajiban Istd

Pasal83

(I) Kewajibanutamabagi seorang Istriialah berbakti lahir dan batin kepada

suami di dalam batascbatas yang dibenarkan oleh hukum Islam.

(2) Istrimenyelenggarakand:1I1 mel\gatur kepcrluan IUmah

tanggaschnri-hnridengan sebaik-baiknya.

Pasal84

(1) Istri dapat dianggap nusyuzjika ia tidak mau melaksanakan

kcwajiban-kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 83 ayat (1) kccuali dengan alasan yang sah.

(2) Sclama istri dalam nuzyuz, kewajiban suami terhadap istrinya tersebut

pada pasal 80 ayat (4) huruf a dan b tidak berlaku kecuali hal-hal untak kepetingan anaknya.

. (3) Kcwajiban suami tcrsebut pada ayat(2)di atas berlakll kembali scsudah

istri tidak nusyuz.

(4) Ketentuan ten tang ada atau tidak adanya nusyuz dari istri hams

didasar-kan alas bakti yang sah.

BAB

xm

HARTA KEKAYAAN DALAM PERKAWINAN

Pasal 85

(50)

rasal86

(1) Pada dasamya tidak: ada percampuran antara harta suami dan harta iislri

karena perkawinan.

(2)Harta istri tetap menjadi hak istri dan dikuasai penuh olehnya, demikian

juga harta suami tetap menjadi hak suami dan dikuasai penuh olehnya.

(1)

(2)

rasal87

Harta bawaan dari masing-masing suami dan islri dan harta yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah alau warisan adalah di hawaII pengllasaan masing-masing, sepanjang para pihak tidak menentllkan lain dalam IYcrjanjian perkawinan.

Suami dan istri rnempunyai hak sepenuhnya untuk mc!akukan

perbuatan hukum alas haria masing-masing bempa hibah, hadiah, sodaqall atau lainnya.

Pasal88

Apabila terjadi perselisihan antara suami istri tcnlang hartabersama,

maka penyclesaianPerselisihan ilu diajukan kepada pcngadilan Agama.

rasal 89

Suami berlunggung jawab menjaga haria bersama, harta istri maupull harlanya sendiri.

rasal90

Istri turnt bertanggung jawab -menjaga harta bersama maupun hnrta suaminya yang ada padanya.

rasal91

(1) Harta bersanm sebagaimana tersebut dalam pasal 85 <Ii alas dnpat

bernpa benda berwujud atau tidak: berwujud.

(2

Referensi

Dokumen terkait

”KEDUDUKAN AHLI WARIS YANG BEDA AGAMA DENGAN PEWARIS TERHADAP PEMBAGIAN HARTA WARIS MENURUT KOMPILASI HUKUM. ISLAM” adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali

Mengenai kitab kuning atau Arab gundul kita katakan ya kalau sudah terjadi kombinasi antara kitab kitab yang kertasnya kuning dengan kertas yang berwarna putih. Pengistilahan

Tinjauan KHI terhadap Ejakulasi Prematur sebagai Alasan Perceraian Dalam Kompilasi Hukum Islam Indonesia, perceraian diatur dalam pasal 116 yang memuat alasan-alasan

Kitab Kuning juga digunakan untuk membantu guru mata pelajaran fiqh dalam menjawab pertanyaan- pertanyaan yang disampaikan peserta didik karena dalam

Perencanaan Pemebelajaran Mata Pelajaran Fiqh Berbasis Kitab Kuning di MTs Sunan Kalijaga Krandig Mojo dan MTs al- Makhrusiyyah Lirboyo Kediri a. Di MTs

Jadi dapat disimpulkan bahwa guru mata pelajaran fiqh selalu berusaha untuk memperluas dan memperdalam pengetahuan peserta didik dengan menggunakan Kitab Kuning sebagai

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN FIQH BERBASIS KITAB KUNING (STUDI MULTISITUS DI MTs SUNAN KALIJAGA KRANDING MOJO.. DAN MTs AL-MAKHRUSIYYAH

Hasil yang diperoleh dari penelitian adalah penerapan hukum oleh hakim terhadap kedudukan cucu sebagai ahli waris pengganti dalam penetapan Pengadilan Agama berdasarkan Kompilasi