Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial Islam (S,Sos I)
Disusun Oleh : IKHWANUL HAKIM
Nim :107053002656
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial Islam (S,Sos I)
Oleh :
Ikhwanul Hakim NIM : 107053002656
Pembimbing,
Drs. Hasanudin Ibnu Hibban,MA
19660605 199403 1 005
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Hari Senin, tanggal 20 Juni 2011, Skripsi telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I) pada Jurusan Manajemen Dakwah.
Jakarta, 20 Juni 2011
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap
Anggota
Drs. Wahidin Saputra., MA H. Mulkanasir., BA, S.Pd., MM
NIP. 197009031996031001 NIP. 195501011983021001
Anggota,
Penguji I Penguji II
Drs. M. Sungaidi., MA Drs. H. Mahmud Jalal.,MA
NIP. 196008031997031006 NIP. 195204221981031002
Pembimbing
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar strata 1 (S1) di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, Juni 2011
Kabupaten Serang
Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten Serang merupakan lembaga pengelola zakat yang dibentuk oleh pemerintah yang berada di daerah Kabupaten Serang. Salah satu hal yang menarik bagi penulis ialah besarnya potensi zakat yang dapat digali di lingkungan daerah Kabupaten Serang, terutama di lingkungan Pemerintah Daerah, Kawasan Industri dan sektor swasta lainnya sebagai upaya untuk memperluas cakupan dana zakat yang digunakan untuk pengentasan kemiskinan dan kesejahtraan social umat.
Pembahasan dalam skripsi ini lebih terfokus kepada Strategi Penggalangan Dana Zakat Profesi di Daerah Kabupaten Serang, suatu cara yang dilakukan untuk menghimpun dana zakat dari hasil profesi seperti Pegawai Negri Sipil, Karyawan dan jenis profesi lainnya yang berada di daerah Kabupaten Serang.
Dalam hal metode penelitian penulis menggunakan pendekatan kualitatif dalam menyusun penelitian skripsi ini. Dan untuk melengkapi data yang diperlukan, penulis menggunakan langkah pengumpulan data di perpustakaan yang telah disediakan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Metode survey langsung ke Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten Serang dengan mencari data-data yang berhubungan dengan penelitian ini. Wawancara dan observasi langsung ke kantor Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten Serang, dan penulis juga menggunakan media internet untuk melengkapi pembuatan skripsi ini.
memuji dan mensyukuri nikmat, rahmat, taufik dan hidayah yang diberikan Allah
SWT kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta
salam penulis sampaikan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW, yang
telah menuntun umatnya dengan penuh kesabaran dan kasih sayang menuju jalan
yang diridhai Allah SWT, juga kepada keluarga, sahabat dan umatnya yang
senantiasa melaksanakan sunnahnya hingga akhir zaman. Amiin
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu, membimbing dan
memotivasi penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada mereka yang berjasa diantaranya adalah:
1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen
Dakwah dan Bapak Drs. H. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA selaku
pembimbing yang telah banyak membantu dalam memberikan pengarahan
dan saran yang sangat berharga sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
3. Bapak Mulkan asir, MA Sebagai Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah
yang telah banyak membantu dan memberikan pengarahan dalam
5. Ayahanda dan Ibunda tercinta, Bapak Khazwini dan Ibu Rohani yang
sangat berjasa mengasuh dan membimbing penulis serta senantiasa
memberikan dorongan baik berupa do’a maupun materi hingga penulis
bisa menyelesaikan studi di UIN Syarif Hidayatullah.
6. Bapak Drs. H. Ihud Hudori, MM dan Ibu Wasliah, Spd yang sangat
berjasa memberikan dorongan berupa do’a dan materi hingga penulis
dapat kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Kakak-kakakku dan juga Adikku yang telah memberikan semangat kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Sodari Mabrurrohmah yang sangat berjasa memberikan dorongan yang
begitu besar berupa do’a, moril dan materil sehingga penulis dapat
bertahan dan menyelesaikan study dan skripsi ini.
9. Kakakku K’ Arul yang sudah memberikan banyak sekali masukan kepada
penulis sehingga dapat segera menyelesaikan skripsi ini.
10. Seluruh dosen pengajar Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah
memberikan bekal pengetahuan kepada penulis, dan kepada karyawan
serta staf tata usaha Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif
dana yang telah memberikan informasi dan masukan untuk skripsi ini.
12. Sahabat-sahabat karibku semua teman MD angkatan 2007 yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan motivasi
kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya hanya kepada Allahlah kita kembalikan segala urusan. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan juga pada pembaca
umumnya. Amiin
Jakarta, Juni 2011
LEMAR PERNYATAAN
ABSTRAK...i
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI... ..v
BAB 1 PENDAHULUAN...1
A. Latar Belakang Masalah...1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah...5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...6
D. Tinjauan Pustaka...6
E. Metodelogi Penelitian...8
F. Sistematika Penulisan...10
BAB II TINJAUAN TEORITIS...11
A. Strategi Penggalangan Dana...11
1. Pengertian Stertegi...11
2. Pengertian Penggalangan Dana...13
3. Pengertian Strategi Penggalangan Dana...14
4. Perumusan, Implementasi dan Evaluasi Strategi Penggalangan dana...14
B. Zakat Profesi...19
BAB III GAMBARAN UMUM BADAN AMIL ZAKAT DAERAH
KABUPATEN SERANG BANTEN……...………..…...………...…22 A. Sejarah dan Profil Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten
Serang...22 1. Sejarah dan Perkembangan Badan Amil Zakat Daerah
Kabupaten Serang………..…...…….…22 2. Visi dan Misi Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten
Serang...24 3. Struktur Organisasi Badan Amil Zakat Daerah
Kabupaten Serang...25 B. Program Kerja Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten Serang...27 C. Program dan Aktivitas BAZDA Kabupaten Serang Banten...30
BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGGALANGAN DANA ZAKAT PROFESI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH KABUPATEN
SERANG BANTEN………...………...36
A. Potensi Zakat Profesi di Kabupaten Serang………...………..……..36
B. Strategi Penggalangan Dana Zakat BAZDA Kabupaten
Serang...38
4. Kampanye di Media………...…….……39
5. Penerbitan Buku dan Media Informasi...40
6. Kunjungan Kerja...41
C. Prosedur Penggalangan Dana Zakat Profesi………...41
1. Muzakki Menghitung Kewajiban Zakat Profesi Sendiri dan Memutuskan Menyetorkan Zakat Profesinya ke BAZDA...41
2. BAZDA dan UPZ Di Lingkungan Kabupaten Serang Melayani Muzakki dan memproses Storan Zakat...42
3. Muzaki Menerima Bukti Setoran Zakat Yang Dapat Digunakan Sebagai Bukti Pengurangan Penghasilan Kena Pajak. Muzaki Menerima Nomor Pokok Wajib Zakat. (NPWZ)...43
A. Latar Belakang Masalah
Zakat merupakan ibadah yang memiliki dimensi ganda, trasendental dan
horizontal. Oleh sebab itu zakat memiliki banyak arti dalam kehidupan ummat
manusia, terutama Islam. Zakat memiliki banyak hikmah, baik yang berkaitan
dengan Sang Khaliq maupun hubungan sosial kemasyarakatan di antara manusia.
Zakat merupakan salah satu dari lima rukun Islam yang wajib dilaksanakan
sesuai firman Allah SWT :
َﻦْﯿِﻌِﻛاَﺮﻟا َﻊَﻣ اﻮُﻌَﻛْراَو َةﻮَﻛﱠﺰﻟا اﻮُﺗاَو َةﻮﻠﱠﺼﻟا اﻮُﻤْﯿِﻗَأَو
“Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat dan rukuklah bersama-samaorang yang rukuk. (Q.S.Al-Baqoroh (2):43)
Sumber zakat merupakan harta yang menjadi objek zakat. dan salah satu
zakat yang diperintahkan Rasulullah adalah zakat maal, dan pada dewasa ini zakat
profesi atau zakat penghasilan merupakan kelompok zakat maal yaitu Mal
Al-Mustafad (kekayaan yang dimiliki umat muslim melalui bentuk usaha yang sesuai
dengan syari’at agama).
Zakat profesi sejalan dengan tujuan di syari’atkannya zakat seperti untuk
membersihkan dan mengembangkan harta serta menolong para mustahik, zakat
profesi juga mencerminkan ras keadilan yang merupakan ciri utama ajaran Islam,
yaitu kewajiban zakat pada semua penghasilan dan pendapatan.
Landasan hukum kewajiban zakat profesi sesuai dengan firman Allah SWT
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah dijalan Allah, sebagian dari
hasil usaha mu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari
bumi untuk kamu, dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu
nafkahkan dari padanya padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya dan ketahuilah bahwa Allah
maha kaya lagi maha terpuji”.(Q,S.Al-Baqarah :267)
Dalam pemberdayaannya, zakat tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk
hal-hal yang bersifat konsumtif, tetapi juga untuk sesuatu yang bersifat produktif.
Dengan pemanfaatan zakat untuk kegiatan yang produktif akan memberikan
income (pemasukan) bagi para penerima zakat dalam kelangsungan hidupnya. Para penerima zakat akan terbantu untuk mendapatkan lapangan pekerjaan yang
akan meningkatkan kesejahteraan bagi dirinya dan keluarganya yang selanjutnya
berdampak bagi kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu,
apabila zakat dikelola dengan baik, maka zakat akan dapat dipergunakan sebagai
sumber dana yang potensial yang berasal dari masyarakat sendiri dan dapat
dimanfaatkan untuk kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. Pengelolaan zakat ini
akan optimal apabila dapat dilakukan secara bersama-sama antara pemerintah,
Dalam lima belas tahun terakhir ini, perkembangan pengelolaan zakat di
Indonesia sangat menggembirakan. Jika sebelum tahun 1990-an pengelolaan zakat
masih bersifat terbatas, tradisional, dan individual, namun kemudian, pengelolaan
zakat memasuki era baru. Unsur-unsur profesionalisme dan manajemen modern
mulai dicoba diterapkan. salah satu indikatornya adalah bermunculannya
badan-badan dan lembaga-lembaga amil zakat baru yang menggunakan
pendekatan-pendekatan baru yang berbeda dengan sebelumnya.
Pada akhir dekade 90-an, tepatnya pada tahun 1999, pengelolaan zakat
mulai memasuki level negara, setelah sebelumnya hanya berkutat pada tataran
masyarakat. Hal tersebut ditandai dengan disahkannya Undang-undang (UU) No
38/1999 tentang Pengelolaan Zakat. UU inilah yang menjadi landasan legal
formal pelaksanaan zakat di Indonesia.
Dalam upaya pengumpulan zakat, pemerintah telah mengukuhkan Badan
Amil Zakat (BAZ), yaitu lembaga pengelola zakat yang dibentuk oleh pemerintah,
yang personalia pengurusnya terdiri atas ulama, cendekiawan, profesional, tokoh
masyarakat, dan unsur pemerintah. Salah satu contohnya adalah Badan Amil
Zakat Daerah Kabupaten Serang Banten.
Pengelolaan zakat di Indonesia hingga kini belum memberikan hasil yang
optimal. Pengumpulan maupun pemberdayaan dana zakat masih belum mampu
memberikan pengaruh terlalu besar bagi terwujudnya kesejahteraan masyarakat.
Padahal, pengelolaan zakat telah ditopang oleh sebuah perangkat hukum yaitu UU
Pengelolaan zaka bukanlah persoalan yang mudah dilakukan, mengingat
pertama : zakat merupakan amanah umat Islam yang pengelolaannya memerlukan
pengetahuan sekaligus yakni : tentang fiqih zakat dan keterampilan manajemen
pengelolaan zakat. Kedua : pengelolaan zakat memerlukan kepercayaan.
Kepercayaan diperoleh dari tata kerja pengelola yang amanah, professional dan
memahami fiqih zakat. Ketiga : mengelola zakat dalam masa sekarang, menuntut
sumber daya manusia pengelola yang handal, proaktif, amanah dan memiliki
keikhlasan yang kuat. Hal ini menjadi penting mengingat para muzzaki kini
mengharapkan adanya keterbukaan dan pelaporan dana zakat yang dapat
dipercaya dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat.
Hal ini tentu saja menjadi tantangan tersendiri bagi pengurus BAZDA
Kabupaten Serang. Selain hak tersebut di atas, potensi dan zakat yang jumlahnya
cukup banyak dapat digali kembali terutama dilingkungan Pemerintah Daerah,
kawasan industri dan sektor swasta lainnya sebagai upaya untuk memperluas
cakupan dana zakat yang digunakan untuk mengurangi kemiskinan dan
kesejahteraan sosial umat, dalam konteks ini, Pemerintah Kabupaten Serang telah
mengeluarkan kebijakan kewajiban bagi para PNS disemua jenjang untuk
mengeluarkan zakat sesuai ketentuan yang ada. dan secara bertahap Pemerintah
Daerah Kabupaten Serang akan mendorong sektor swasta lainnya untuk juga
mengoptimalkan pendapatan dana zakat.1
BAZDA Kabupaten Serang berhasil meraih dana zakat profesi pada tahun
2009 sebesar Rp. 2,846,327,075. (Dua milyar delapan ratus empat puluh enam
1
Juta tiga ratus dua puluh tujuh ribu tujuh puluh lima rupiah). dan pada tahun 2010
diperoleh zakat profesi sebesar Rp. 3,041,609,600.29 ( Tiga milyar empat puluh
satu juta enam ratus Sembilan juta enam ratus rupiah).2
Dari angka tersebut terlihat selama dua tahun terakhir adanya kenaikan dana
zakat profesi yang diperoleh BAZDA Kabupaten Serang sebesar
Rp.195,282,525.29 atau kenaikan zakat profesi dari tahun 2009 ke 2010 sebesar
6,8%.
Berdasarkan data dari dinas kependudukan dan pencatatan sipil Kabupaten
Serang bahwa jumlah penduduk Kabupaten Serang sesuai dengan jenis pekerjaan
sebanyak 1.571.174 orang, kemudian jumlah penduduk yang wajib dikenakan
zakat profesi sebanyak 231.402 orang. Ini menunjukan bahwa masih besrnya
potensi zakat profesi yang harus digali oleh BAZDA Kabupaten Serang.
Atas dasar pemikiran tersebutlah penulis tertarik untuk membahas masalah
badan amil zakat dengan judul “Strategi Penggalangan Dana Zakat Profesi Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten Serang Banten.”
B. Pembatasan dan perumusan masalah
Agar masalah dalam skripsi ini lebih terarah penulis merasa perlu membuat
batasan masalah yang akan dibahas. Pembatasan tersebut ada pada strategi
penggalangan dana zakat profesi BAZDA Kabupaten Serang.
Dan berkenaan dengan Batasan tersebut dapat diajukan beberapa rumusan
permasalahan yaitu sebagai berikut :
2
1. Seberapa besar potensi zakat profesi di Kabupaten Serang ?
2. Bagaimana strategi penggalangan dana zakat profesi dan Amil Zakat Daerah
(BAZDA) Kabupaten Serang ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui seberapa besar potensi zakat profesi Kabupaten Serang.
2. Mengetahui strategi penggalangan dana zakat profesi Badan Amil Zakat
Daerah Kabupaten Serang.
Sedangkan yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk dapat menambah Ilmu pengetahuan bagi mahasiswa Fakultas Dakwah
dan komunikasi khususnya jurusan Manajemen Dakwah.
2. Sebagai wacana bagi peneliti maupun pihak terkait dalam mengembangkan
Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten Serang, sehingga dapat dikenal di
masyarakat.
D. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan skripsi ini sebelum penulis mengadakan penelitian
lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi sebuah karya ilmiah, maka
langkah awal yang penulis tempuh adalah mengkaji terlebih dahulu terhadap
skeripsi-skeripsi terdahulu yang hampir sama dengan yang akan penulis teliti.
Maksud pengkajian ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang penulis
Adapun setelah penulis mengadakan kajian kepustakaan, Penulis
menemukan beberapa skripsi yang memiliki judul hampir sama dengan yang
penulis teliti. Judul-judul tersebut antara lain adalah karya milik “Nasikhin” yang berjudul “Manajemen Zakat badan Amil zakat Infaq dan Shodaqoh BAZIZ DKI JKT” dalam skripsi ini Nasikhin hanya memaparkan kegiatan
zakat Baziz DKI. Mulai dari Pengumpulan dana zakat secara umum,
Pendistribusian, dan pendayagunaan dalam upaya pemberdayaan umat. Dan
tidak menganalisa acuan strategi penggalangan dana zakat profesi.
Skripsi yang ke dua adalah milik Putri Restu pratiwi dengan skripsi yang
berjudul “strategi penggalangan dana zakat Lazis PP Muhammadiyah” dalam
skripsi ini Putri Pratiwi hanya memaparkan strategi penggalangan dana pada
salah satu strategi pelayanan di lazis PP Muhammadiah, namun tujuan skripsi
ini lebih pada strategi pelayanan di lazis PP Muhammadiah.
Berbeda dengan kedua skripsi diatas bahwa penelitian yang akan penulis
lakukan pada Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten Serang adalah bertujuan
memberikan penilaian secara kritis teori dan realita suatu badan yang ada serta
menilai bagaimana setrategi penggalangan dana zakat Profesi yang dilakukan.
Demikian perbedaan pokok bahasan atau materi antara yang akan penulis
teliti dengan skripsi-skripsi terdahulu. Bahwa pada penelitian terdahulu hanya
E. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian.
Metode penelitian adalah cara untuk mencapai suatu maksud sehubungan
dengan upaya tertentu, maka metode menyangkut masalah kerja yaitu cara
kerja untuk mengetahui obyek dan metode yang digunakan adalah
menggunakan pendapatan kualitatif yaitu menggunakan penelitian yang
menghasilkan dan diskriptif. Yaitu penelitian dengan pengamatan langsung
yang bersifat interaktif dan memaparkan sesuai dengan data-data yang
didapat.3
Penelitian deskriptif yaitu mencatat secara teliti segala gejala-gejala
(Fenomena) yang dilihat dan didengar dan dibacanya (Via wawancara, foto,
video, tape, dokumen pribadi, brosur dan lain-lain) dan Peneliti juga
membandingkan dan mengkombinasikan dan menarik kesimpulan.4
2. Subyek dan Obyek Penelitian
Penelitian ini berkonsentrasi pada subjek Badan Amil Zakat Daerah
Kabupten Serang sedangkan obyek penelitian ini adalah penelitian pada
Strategi Penggalangan Dana Zakat Profesi.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian: Kantor BAZDA Kabupaten Serang; Jln. Yumaga Gg.
Penerangan No. 3 Kabupaten Serang Banten.
4. Teknik pengumpulan data
3
S.Nasution,Metode Penelitian Naturalistic Kualitatif, (Bandung: Tasiti,1989), h.9
4
Dalam tekhnik pengumpulan data, penulis menempuh langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Observasi
Yaitu penulis mengamati secara langsung. Yakni pengumpulan data dimana
penulis mengadakan pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti.5
Agar lebih mudah mendapatkan data yang kongkrit. Maka penulis
mengadakan kunjungan dan pengamatan secara langsung pada pihak yang
bersangkutan pada hal ini adalah “BADAN AMIL ZAKAT DAERAH KABUPATEN SERANG BANTEN”dalam menentukan teknik penelitian.
b. Wawancara
Yaitu sebuah dialog yang dilakukan pewawancara (Interveewer) untuk
memperoleh Informasi dari berwawancara dengan staaf dan karyawan Badan
Amil Zakat Daerah Kabupaten Serang. Dalam hal ini penulis mewawancarai
Bapak Drs. H. Muchlasin selaku ketua bagian pengumpulan dana.
c. Dokumentasi
Adalah data-data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan.
Transkip, buku, surat kabar, makalah, brosur dan sebagainya.6
5. Analisis data.
Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode deskriptif analisis,
yaitu suatu teknik analisis data dimana penulis membaca, mempelajarinya,
memahami kemudian menguraikan semua data yang di proleh lalu membuat
analisa konfrehensif sesuai dengan rumusan dan tujuan penelitian.
5
Winarto Surakmat,Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsito, 1980), h. 102
6
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan penulis terdiri dari 5 (lima) bab yang
disesuaikan dengan pokok masalah yang hendak di bahas antara lain :
Bab I : Pendahuluan, Meliputi : Latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodelogi
penelitian, tinjauan pustaka, sistematika penulisan.
Bab II : Merupakan tinjauan teoritis, membahas tentang strategi, teori
penggalangan dana dan teori zakat.
Bab III : Membahas tentang gambaran umum Badan Amil Zakat Daerah
Kabupaten Serang, Sejarah dan Perkembangannya, stuktur
Organisasi, Visi dan Misi serata Program kerja Badan Amil
Zakat Daerah Kabupaten Serang, Our Program dan Activity
BAZDA Kabupaten Serang Banten
Bab IV : Membahas Potensi zakat profesi di Daerah Kabupaten Serang dan
Strategi penggalangan dana zakat profesi Badan Amil Zakat
Daerah Kabupaten Serang meliputi: Strategi Penggalangan Dana
Zakat BAZDA Kabupaten Serang, Prosedur Penggalangan dana
zakat Profesi BAZDA Kabupaten Serang.
11 A. Strategi Penggalangan Dana
1. Pengertian Strategi
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, pengertian dari strategi
adalah:1
a. Ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk
melaksanakan kebijaksanaan dalam perang dan damai.
b. Ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh dalam
perang, dalam kondisi yang menguntungkan.
c. Tempat yang baik menurut siasat perang.
d. Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran
khusus.
Secara etimologi, strategi berasal dari Bahasa Yunani, Strategos yang berarti
jenderal. Strategi pada mulanya berasal dari peristiwa peperangan yaitu sebagai
suatu siasat untuk mengalahkan musuh. Namun pada akhirnya strategi
berkembang untuk semua kegiatan organisasi termasuk keperluan ekonomi.2
1
Depdiknas,Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h.1092
2
Definisi yang diberikan oleh para ahli berbeda-beda. Berikut ini berbagai
definisi dari para ahli :
a. Menurut Candler yang di kutip supriyono, strategi adalah penuntun
dasar goals jangka panjang dan tujuan perusahaan serta pemakaian cara-cara bertindak alokasi sumber-sumber yang diperlukan untuk
mencapai tujuan.3
b. Menurut Sondang Siagin, Strategi adalah cara terbaik untuk
menggunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia sesuai dengan
tuntunan perubahan lingkungan.4
c. Menurut Onong Uchjana, strategi pada hakikatnya adalah perencanaan
dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan.5
d. Menurut Steiner dan Minner, strategi adalah penempatan misi dan
penetapan sasaran organisasi, dengan mengingat kekuatan eksternal dan
internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai
sasaran dan memastikan implementasinya secara cepat, sehingga tujuan
dan sasaran utama organisasi akan tercapai.6
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan tentang
strategi, antara lain :
3
Supriyono,Manajemen Strategik dan Kebijaksanaan Bisnis, (Yogyakarta: BPFE, 1985), h.8
4
Sondang Siagin,Analisis Serta Perumuusan Kebijaksanaan Strategi Organisasi, (Jakarta: PT Gunung Agung,1986), cet Ke-2, h.17
5
Onong Uchjana Efendi,Ilmu Komunikasi dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1999), h.32
6
a. Strategi adalah : Cara terbaik untuk menggunakan dana, daya dan
tenaga yang tersedia sebagai penuntun dasar tujuan jangka panjang dan
tujuan perusahaan serta pemakaian cara-cara bertindak alokasi
sumber-sumber yang diperlukan.
b. Strategi adalah : Serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang
menentukan penempatan misi dan penetapan sasaran organisasi, dengan
mengingat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan
strategi untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya
secara cepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan
tercapai.
2. Pengertian Penggalangan Dana
Yang dimaksud dengan penggalangan dalam kamus Indonesia-Inggris
adalah Fundraising, sedangkan orang yang mengumpulkan dana disebut Fundraiser.7 Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan penggalangan lebih dekat maknanya kepada pengumpulan
adalah proses, cara perbuatan; mengumpulkan; perhimpunan; pengarahan.8
Penggalangan dana adalah sebuah proses menggalang dana bukan
mengenai meminta uang tetapi lebih menjual ide bahwa donor dapat
7
Peter Salim,Salim’s Ninth Collegiate English-Indonesia Dictionory,(Jakarta: Modern English Press, 2000), h. 607
8
mewujudkan perubahan masyarakat. Bila orang telah menerima ide itu, maka
mereka mau menyumbang.9
Penggalanagn dana berperan penting bagi lembaga atau organisasi
sosial dalam upaya mendukung jalannya program dan menjalankan roda
oprasional yang telah digariskan.10
3. Pengertian Strategi Penggalangan Dana
Strategi penggalangan dana adalah cara terbaik untuk menentukan
langkah-langkah yang dilakukan dalam menghimpun dana dengan
memperhatiakan kondisi internal dan situasi eksternal perusahaan.
4. Perumusan, Implementasi dan Evaluasi Strategi Penggalangan dana
a. Perumusan Strategi Penggalangan Dana
1) Menentukan Kebutuhan
Titik tolak dalam merumuskan strategi fund Raising adalah menentukan
kebutuhan organisasi, hal ini dapat dilakukan pada tiga tingkat:11
a) Agar bisa terus melalukan kegiatan
b) Meningkatkan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan yang terus
bertambah
c) Perkembangan organisasi di masa depan
9
Micheal Norton,Menggalang Dana, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2002), h.11
10
Iqbal Setyarso,Manajemen Zakat Berbasis Korporat, Kiprah Lembaga Pengelola Zakat Pulau Sumatra, (Jakarta: Khairul Bayan, 2008), h. 72
11
2) Perkembangan Organisasi
Di samping tugas-tugas menyangkut dana, sebuah organisasi
juga perlu membiayai kegiatan sendiri dan masa depannya. Ada
beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan:12
a) Pengembangan modal
b) Dana Abadi (Corpus und)
c) Mengurangi hidup bergantung pada pihak luar dan
mengembangkan sumber dana independen
d) Mengembangkan landasan keanggotaan dan pendukung
e) Kemampuan berdiri sendiri untuk jangka panjang
3) Mengidentifikasi Sumber Daya
Dalam menyusun strategi fund raising titik tolak yang baik
adalah mengidentiikasi sumber-sumber dana yang mungkin dapat
digali:13
a) Dukungan dari perorangan, diajak menjadi anggota atau
member sumbangan.
b) Sumbangan besar selama hidup, dan warisan setelah
meninggal.
c) Dukungan dari kegiatan fundraising seperti, meminta
sumbangan dari masyarakat, mengadakan malam hiburan, dan
acara masal lainnya.
12
Ibid, h.54
13
d) Pemberian dalam bentuk barang (oleh perorangan atau
lembaga).
e) Hibah dari lembaga pemerintah pusat maupun dari lembaga
nono pemerintah.
f) Hibah dari lembaga donor internasional atau nasional.
g) Hibah dari yayasan internasional atau local.
4) Menilai Peluang
Butir-butir diatas adalah gambaran yang cukup lengkap
mengenai sumber dana yang dapat digali. Sebelum memutuskan
sumber-sumber mana yang akan digali, perlu diperhatikan
factor-faktor berikut ini :14
a) Pengalaman dimasa lalu.
b) Pendukungyang sewajarnya.
c) Organisasimacam apa yang akan di bentuk.
d) Gayadalammelakukan kegiatan.
e) Sumberdayadan keahlian yang dimiliki.
f) Sumber dana yang ada sekarang.
g) Peluang yang terbuka.
h) Siapa saja yang kita kenal.
14
b. Implementasi Strategi Penggalangan Dana
Secara umum ada tiga pola penggalangan dana yang dilakukan oleh
organisasi sosial yaitu:
1) Menggalang dana dari sumber yang tersedia, baik dari per orangan,
perusahaan, atau pun pemerintah. Untuk menggalangnya mereka
menggunakan beberapa strategi, yaitu: direct mail, media
compaign, keanggotaan, special event, endowment, dan
sebagainya.
2) Menciptakan Sumber Dana Baru. Upaya ini dilakukan dengan cara
membangun unit-unit usaha dan ekonomi yang menghasilkan
pendapatan bagi lembaga, ada beberapa bentuk earned income
yang dilakukan LSM, yaitu: penjualan jasa, menyewakan sarana
atau fasilitas yang dimiliki, menjual produk, biro perjalanan, kredit
dan dana bergulir.
3) Mengkapitalisasi sumber non financial. Strategi yang diterapkan
adalah dengan menggalang sumbangan dalam bentuk in kind
relawan.
Dari sebagian banyak LSM yang dikaji hampir semuanya
menggunakan lebih dari satu strategi dalam melakukan penggalangan
dana masyarakat. Sumber penggalangan dananya juga tidak terbatas
pada satu sumber atau donor.
Variasi atau keragaman dalam pola dan sumber penggalangan
sebagai langkah antisipasi bila salah satu strategi tidak berfungsi secara
efektif. LSM umumnya mengawali kegiatan penggalangan dananya
dari satu kegiatan atau strategi. Kemudian, mereka mencoba
mengembangkan dengan memanfaatkan peluang dan potensi yang
dimiliki lembaga.
Pemakaian strategi itu harus di sesuaikan dengan sumber atau
donor yang akan digalang. Karena itu, beberapa lembaga juga
melakukan donor profiling dengan melakukan segmentasi,
katagorisasi, dan pengelompokan donor. Hal ini dilakukan agar
penggalangan dana dapat dilakukan secara efesien dan tepat sasaran.15
c. Evaluasi Strategi Penggalangan Dana
Penggalang dana harus tahu persis apa yang sedang terjadi dan
bagaimana dia memperoleh hasil yang lebih baik. Kontrol atas
penggalangan dana terpusat dimaksudkan untuk memastikan perolehan
dana yang sebesar-besarnya dengan biaya yang sekecil-kecilnya.
Untuk membuktikan metode mana yang paling tepat dengan biaya yang
rendah dan perolehan dananya besar di perlukan tolok ukur yang
menghubungkan efektifitas suatu metode menggalang dana dengan
metode menggalang yang lain. Pada akhirnya, anda harus memantau
dan mengevaluasi terus apa yang anda lakukan dan membandingkan
hasil kinerja yang anda capai dengan hasil kinerja dimasa lalu dan
bagaimana organisasi-organisasi lain, berhasil atau tidak.
15
B. Zakat Profesi
1. Pengertian Zakat Profesi
Kata zakat semula bermakna: al-thaharah (bersih),al-nama’ (tumbuh, berkembang), al-barakah (anugerah yang lestari), al-madh (terpuji) dan al-shalah (kesalehan). Kemudian kata zakat dipergunakan untuk menyebut nama hak Allah yang harus dikeluarkan oleh orang kaya dan disalurkan
kepada fakir miskin dengan harapan agar memperoleh keberkahan dan
kebersihan jiwa serta dapat menunbuhkan kebaikan-kebaikan yang banyak.
Sedangkan kataprofesiberasal dari bahasa Inggris“profession”yang artinya pekerjaan.16 Dengan demikian yang dimaksud “zakat profesi” dalam tulisan ini ialah zakat hasil kerja dari pekerja-pekerja yang bergerak di bidang jasa
seperti pegawai negeri, pegawai perusahaan, dokter, pengacara dan
sebagainya.
2. Aspek Fiqih Zakat Propesi
Ada tiga pendapat ulama kontenporer tentang nisab serta jumlah zakat
propesi yang wajib di keluarkan :
a. Pendapat Dr. Yusuf Qardhawi yang menganalogikan zakat propesi dengan zakat
uang. Sehingga persentase zakatnya disamakan dengan zakat uang; yaitu 2,5%
dari sisa pendapatan bersih setahun.
b. Pendapat yang dinukil dari Syaikh Muhammad al-Ghazali yang
menganalogikan zakat profesi dengan zakat pertanian, baik dalam nisab
16
maupun persentase zakat yang wajib dikeluarkan. Yaitu 10% dari sisa
pendapatan bersih.
c. Pendapat mazhab Imamiyah (atau yang biasa juga disebut mazhab
Ahlul-Bait) yang menetapkan zakat profesi sebesar 20% dari hasil pendapatan
bersih.17
Perbedaan pendapat ini dapat pula dijadikan acuan bagi penentuan
besarnya persentase zakat bagi masing-masing karyawan:
Pertama, seorang karyawan atau lainnya yang penghasilannya hanya
mencukupi kebutuhan hidupnya secara pas-pasan, dan kalaupun masih
memiliki sedikit kelebihan untuk ditabung, jumlahnya pada akhir tahun tidak
mencapai nisab. Orang seperti ini, tidak wajib mengeluatrkan zakat atas
penghasilannya tersebut.
Kedua, seorang karyawan yang penghasilannya sedikit melebihi kebutuhan hidupnya bersama keluarganya, sehingga ia mampu, atau
diperkirakan mampu menabung sejumlah tertentu yang pada akhir tahun
dapat mencapai nisab atau sedikit di atas itu. Orang seperti ini mengeluarkan
zakat, paling sedikit 2,5% dari kelebihan penghasilannya itu.
Ketiga, seorang karyawan yang menempati posisi cukup tinggi dalam
sebuah perusahaan atau departemen dan sebagainya. Sehingga
penghasilannya melebihi apa yang diterima oleh karyawan dalam kedua
contoh di atas, bahkan dapat digolongkan sebagai cukup kaya. Orang seperti
ini seyogianya mengeluarkan zakat sedikitnya 2,5% langsung dari seluruh
17
penghasilannya (sebelum dikurangi untuk keperluan hidupnya yang wajar).
Atau 10% dari penghasilan bersihnya (setelah dikurangi untuk keperluan
hidup).
Keempat, seorang karyawan yang penghasilannya lebih tinggi lagi dari
contoh ketiga. Apalagi jika di samping penghasilan tetapnya, ia
sewaktu-waktu masih menerima pula berbagai honorarium hasil seminar, wawancara,
tulisan dan sebagainya. Sehingga di samping zakat seperti tersebut di atas,
sudah selayaknya pula ia mengeluarkan 20% dari penghasilannya yang tak
terduga itu.18
18
BAB III
GAMBARAN UMUM BADAN AMIL ZAKAT DAERAH KABUPATEN SERANG BANTEN
A. Sejarah dan Profil Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten Serang
1. Sejarah Pendirian BAZDA Kabupaten Serang
Keberhasilan pelaksanaan zakat, infaq dan sedekah baik dari segi
penggalangan maupun pendayagunaannya banyak ditentukan oleh unsur
pengelolaannya, yang biasanya menjadi tanggung jawab amil zakat (amilin). Pada
konteks ke Indonesia-an, pengelola ZIS (amil) ini biasanya diperankan oleh
swasta atau unsur masyarakat non-pemerintah dan pemerintah. Dan hal ini terjadi
sejak zaman pra-kemerdekaan hingga kini. Misalnya pada saat zaman
pemerintahan penjajah yang dipegang oleh non-Muslim. Meski non-Muslim,
mereka turut mengambil peran dengan mengeluarkan peraturan yang berkaitan
dengan zakat seperti Bijblad Nomor 2 Tahun 1893 Tanggal 9 Agustus 1893 dan
Bijblad Nomor 6200 Tanggal 28 Februri 1905.
Pasca kemerdekaan pun demikian, pemerintah Republik Indonesia yang
sering disebut Orde Lama mengeluarkan berbagai peraturan yang berkaitan
dengan pengelolaan zakat. Untuk menyebut beberapa diantaranya, adalah: Surat
Edaran Kementrian Agama Nomor A/VII/I/71736 Tanggal 6 Desember 1951,
Peraturan Mentri Agama No. 4 Tahun 1968, Instruksi Mentri Agama Nomor 16
Tahun 1968, Instruksi Agama No. 16 Tahun 1989. Keputusan bersama Mentri
Agama dan Mentri Dalam Negri No. 29 Tahun 1991/No. 47 Tahun1991 Tanggal
19 Maret 1991, yang kemudian disusul oleh Instruksi Mentri Agama No. 5 Tahun
1991 Tanggal 18 Desember 1991 dan instruksi Mentri Dalam Negri No. 7 Tahun
1998.
Tak berbeda dengan priode sebelumnya (pada saat pemerintahan orde lama
dan orde baru), pada era reformasi pun persoalan zakat, infaq dan sedekah tak
luput dari peran pemerintah saat itu. Beberapa peraturan dan perundang-undangan
yang dikeluarkan pada era ini misalnya, Undang-Undang No. 38 Tahun 1999
Tentang Pengelolaan Zakat Tanggal 23 September 1999, tepatnya pada masa
pemerintahan Presiden BJ. Habibie. Dan untuk melaksanakan Undang-Undang
tersebut telah dikeluarkan keputusan Mentri Agama Nomor 581 Tahun 1999
tentang pelaksanaan Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan
zakat dan keputusan Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji No. D/291 Tahun 2000
tentang pedoman teknis pengelolan zakat, yang kemudian dilanjutkan dengan
keputusan Mentri Agama Republik Indonesia No. 373 Tahun 2003 tentang
pelaksanaan Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan zakat.
Mengikuti perkembangan perundang-undangan di atas, di beberapa daerah
telah dibentuk pengurus Badan Amil Zakat Daerah, termasuk di Kabupaten
Serang. Pembentukan BAZDA Serang adalah berdasarkan pada surat Bupati
Serang No. 451.12/Kep.410-Org/2000 Tanggal 19 September 2000, No.
451.12/Kep.12-Org/2001 Tanggal 20 Januari 2001 dan No.
451.12/Kep.113-Org/2004. BAZDA ini pun mengalami perkembangan yang cukup
menggembirakan, misalnya saat ini BAZDA serang telah memiliki kantor yang
Tak dinyana berkat dukungan dan kerjasama semua pihak, pemerintah
daerah dan legislatif, ulama dan tokoh masyarakat meski baru berdiri, BAZDA
Serang telah menunjukkan prestasi yang luar biasa dalam mengelola ZIS yang
dibuktikan dengan penerimaan dan pendayagunaan yang terus meningkat dan
jumlah yang signifikan.
Prestasi ini tentu menjadi kebanggaan masyarakat Serang terutama kaum
Muslim. Namun BAZDA ini tidak a1kan pernah berhenti pada perolehan prestasi
ini saja. BAZDA Serang akan tetap berusaha tanpa pamrih mengeola dana ZIS
agar dapat memberikan manfaat yang maksimal kepada masyarakat (terutama
Muslim) di daerah ini. Sebagai salah satu refleksi dari moto daerah ini yaitu
Serang Bertakwa.1
2. Visi dan Misi Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten Serang
Visi dari BAZDA Kabupaten Serang adalah “Terciptanya Amil Zakat yang
profesional, transparan dan amanah sesuai dengan syari’at Islam”.
Sedangkan Misi dari BAZDA Kabupaten Serang adalah:
a. Membina Potensi Umat untuk Menunaikan Zakat
b. Memungut dan menghimpun serta mengelola dana umat
c. Mendayagunakan dana umat bagi peningkatan kualitas masyarakat yang
Islami2
1
Suparman Usman,Profil BAZDA Serang, (Banten: Grafika, 2007), h. 10
2
3. Struktur Organisasi BAZDA Kabupaten Serang
Struktur Oraganisai Bazda Kabupaten Serang Periode Tahun 2011-2012
adalah sebagai berikut:
I. DEWAN PERTIMBANGAN
a. Ketua : Ketua Majelis Ulama Indonesia Kab. Serang
b. Wakil Ketua : Kepala Kantor Departemen Agama Kab. Serang
c. Sekretaris : Drs. H. Hasan Basri SJ, M.Pd
d. Wakil Sekretaris : Drs. H. Zakaria Syafe’i, M.Pd
e. Anggota : 1. Prof. Dr. H. Suparman Usman, SH.
2. KH. A.S. Hassan
3. KH. Kasman
4. KH. Sohari Hamzah
5. KH.Drs. Sulaiman Ma’ruf
II. KOMISI PENGAWAS
a. Ketua : Sekretaris Daerah Kabupaten Serang
b. Wakil Ketua : Kepala Badan Pengawas Daerah Kab. Serang
c. Sekretaris : Asisten Administrasi Setda Kabupaten Serang
d. Wakil Sekretaris : Drs. Syamsuddin
e. Anggota : 1. Drs. H. Nana Sugana, MM.
2. Drs. H. Khasiful Qurob, M.Si.
3. Drs. Ismanto Ismail, M.Si.
5. KH. Yahya Sanwani
III. BADAN PELAKSANA
a. Ketua : Drs. H. A. Wardi Muslich
b. Wakil Ketua I : Drs. H. Makmun Isro
c. Wakil Ketua II : Drs. H. Habibi Asyafah, M.Pd
d. Sekretaris : H. Iyan Syanwani, BA
e. Wakil Sekretaris : Drs. H. Sakhrudin
f. Bendahara : Drs. H. S. Sutrisno
g. Wakil Bendahara I : H. Baedowi
h. Wakil Bendahara II : Drs. H. Adlani Husni
VI. SEKSI-SEKSI
A. SEKSI PENGUMPULAN
a. Ketua : Drs. H. Muchlasin
b. Anggota : 1. H. Arifudin, S.Ag., M.Si
2. Drs. H. M.A. Sobar
3. Drs. H. Machdum Bachtiar, M.Pd
4. Drs. H. Syibromalisi
5. Dra. Hj. Emi Karmi
B. SEKSI PENDISTRIBUSIAN
a. Ketua : Drs. H. Rahmat Halim
2. Hudari Sohib, S.Ag. M.Si
3. Drs. H. Hudari Idris
4. Hasanudin SN, S.Ag
5. Drs. H. Oo Subagya
C. SEKSI PENDAYAGUNAAN
a. Ketua : Drs. H. Adung Abdul Mukti
b. Anggota : 1. H. M. Ismail S.Sos
2. H. Sanusi, BcHk
3. Drs. H. M. Romli
4. Drs. Usman, M.Si
D. SEKSI PENGEMBANGAN
a. Ketua : H. Amas Tajudin, S.Ag., M.M
b. Anggota : 1. Najiullah, S.Ag
2. Rebudin Salim, S.Ag
3. Drs. Deni Rusli
4. Gausul Alam
5. Nanang Supriyono
6. Iyah Yahliat
B. Program Kerja BAZDA Kabupaten Serang Banten
Program Kerja BAZDA kabupaten Serang adalah sebagai berikut:3
3
1. Membina dan membimbing umat dalam rangka pelaksanaan zakat, infaq
dan shadaqah.
Dalam hal ini BAZDA Kabupaten Serang membimbing Muzaki dalam
pelaksanaan penunaian zakat, infaq dan shadaqah. Yaitu dengan cara
membantu dalam hal penghitungan zakat dan tata cara penunaiannya
sesuai dengan tuntunan agama.
2. Mensosialisasikan Syariat Islam dan UU. No. 38 tahun 1999 tentang
pengelolaan zakat.
Dalam hal ini BAZDA Kabupaten Serang mengadakan kunjugan
langsung ke DINAS, perusahaan, lembaga dan masyarakat Kabupaten
Serang dalam rangka mensosialisasikan UU. No. 38 Tahun 1999 dan
Syariat Islam yang berhubungan dengan penunaian zakat, infaq dan
shadaqah.
3. Memungut, menerima dan menyalurkan zakat, infaq dan shadaqah serta
dana umat lainnya sesuai dengan ketentuan syariat.
Dalam hal ini BAZDA Kabupaten Serang dapat memungut langsung
dana dari muzaki atau menjemput bola, dan menerima langsung dana
zakat, infaq dan shadaqah dari muzaki atau UPZ-UPZ yang sudah
dibentuk oleh BAZDA di Wilayah Kabupaten Serang serta
menyalurkannya kepada yang berhak menerima sesuai dengan tuntunan
4. Melakukan kejasama dengan berbagai pihak dalam peningkatan kuantitas
pungutan zakat dan kualitas manajemen pengelolaan zakat.
Dalam hal ini BAZDA Kabupaten Serang melakukan kerja sama
dengan:
a. Lembaga pendidikan seperti sekolah dan perguruan tinggi dengan
cara memungut zakat, infaq dan shadaqah pada guru, staf dan
mahasiswa yang sebagian dananya dialokasikan untuk beasiswa di
lembaga pendidikan tersebut.
b. Bank. Untuk dapat memudahkan muzaki dalam menunaikan
zakatnya BAZDA mengadakan kerjasama dengan Bank. Bank yang
dimaksud adalah Bank Jabar, Bank BRI Syariah, Bank Syariah
Mandiri, Bank BNI’46, Bank Jabar Syariah, Bank BRI dan Bank
Muamalat.
5. Membuat jaringan pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah dengan
organisasi lembaga zakat.
Dalam hal ini BAZDA Kabupaten Serang membentuk UPZ pada
organisasi atau lembaga-lembaga yang ada di Kabupaten Serang agar
dapat mempermudah dalam hal pengumpulan dan pengelolaan dana
C. Program dan Aktivitas BAZDA Kabupaten Serang Banten
1. Beasiswa
Pemberian beasiswa adalah salah satu prioritas sasaran distribusi dana yang
dihimpun oleh BAZDA Kabupaten Serang. Beasiswa yang diberikan mencakup
seluruh jenjang pendidikan dari Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyyah, SMP/MTs,
SMA/SMK/MA dan bantuan untuk santri salafiyah serta beasiswa untuk jenjang
sarjana (S1, S2, S3). Alokasi beasiswa untuk jenjang sarjana diambil dari dana
infaq sementara alokasi untuk beasiswa jenjang di bawahnya diambil dari dana
zakat. tahun 1428 H/2007 M BAZDA Kabupaten Serang mempunyai program
beasiswa berlanjut yang akan memberikan beasiswa untuk jenjang SLTP/sederajat
dan SLTA/sederajat yang berupa beasiswa berlanjut yaitu pemberian beasiswa
selama satu tahun. Beasiswa ini diberikan kepada dhuafa berprestasi dengan
sistem seleksi.
2. Bedah rumah
Santunan bedah rumah diberikan oleh BAZDA Kabupaten Serang kepada
para mustahik yang kehilangan tempat tinggal karena terkena musibah bencana
atau mustahik yang tempat tinggalnya tidak layak huni. Program yang sama telah
dilaksanakan pada Tahun 2009 di Kecamatan Baros, Ciomas, Padarincang dan
Cinangka. Pada Tahun 2010 BAZDA Kabupaten Serang merealisasikan program
yang sama di Kecamatan Serang (2 Lokasi), Walantaka (2 lokasi) dan Gunungsari
3. Modal bergulir
Merupakan program bantuan yang bersifat pinjaman murni kebajikan
(Qardhul Hasan) kepada mustahik sehingga diharapkan bantuan yang diberikan
akan memberikan efek positif dalam jangka panjang. Dalam hal ini Badan Amil
Zakat Daerah (BAZDA) Kabupaten Serang telah mengalokasikan dana khusus
setiap tahunnya. Dari nilai tersebut tak kurang dari 380 orang peminjam telah
menjadi binaan. Melalui Modal bergulir ini mustahik diharapkan dapat terlepas
dari jeratan rentenir maupun pelaku bank ribawi (bank keliling) yang menerapkan
bunga berlipat atas pinjaman. Para mustahik yang menjadi peminjam Modal
Bergulir hanya diwajibkan untuk mengembalikan pokok modal yang dipinjamnya,
tanpa beban bunga atau biaya administrasi sekalipun. Sebagai salah satu bagian
syiar dan pembinaan zakat, Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kabupaten
Serang menganjurkan pemberian infaq oleh peminjam modal bergulir yang
besarnya tidak ditentukan sama sekali. Hal ini sangat berdampak positif bagi
mustahik karena mustahik akan memahami bahwa infaq merupakan tabungan
untuk diri mereka sendiri. Hal yang sangat bertolak belakang dengan bunga yang
diterapkan oleh bank keliling. Dengan sendirinya dalam jangka panjang
perekonomian umat Islam akan semakin kokoh dengan bisnis yang berbasis
syari’ah meski dalam skala mikro seperti paramustahik peminjam modal bergulir
4. Bantuan kesehatan
Berbagai aktivitas yang berkaitan dengan kesehatan juga mendapatkan
perhatian khusus dari BAZDA Kabupaten Serang. Pembelian alat-alat kesehatan,
khitanan massal, bantuan kesehatan untuk perorangan dan berbagai hal yang
terkait telah dilaksanakan oleh BAZDA Kabupaten Serang. Sementara untuk
tahun 1430 H ini BAZDA Kabupaten Serang memprogramkan bantuan pos
yandu, pengadaaan air bersih, bantuan kesehatan insidentil dan bantuan kesehatan
lingkungan (renovasi rumah).
5. Kunjangan kerja
Selama kurun waktu Tahun 2003-2010 BAZDA Kabupaten Serang telah
mendapatkan kunjungan dari 38 dinas/instansi/pemda/DPRD. Selain itu BAZDA
KAbupaten Serang juga telah melakukan kunjungan kerja dalam rangka
meningkatkan kualitas pengelolaan zakat di BAZDA Kabupaten Serang, termasuk
di dalamnya undangan-undangan dari berbagai lembaga sebagai narasumber
berkaitan dengan pengelolaan zakat.
6. Peningkatan keterampilan
Ibarat kata pepatah “berilah kail jangan diberi ikan”. Dengan pelatihan
keterampilan ini dharapkan para mustahik akan mempunyai pegangan (berupa
“kail”) untuk mencari penghidupan (berupa “ikan”) untuk jangka waktu yang
panjang. Sehingga akan tercipta kemandirian bagi mustahik. Kerjasama dengan
berbagai pihak (LPK, Salon, Pengusaha, Lembaga Pemasyarakatan, Panti Asuhan,
oleh BAZDA Kabupaten Serang dalam kegiatan ini. Pelatihan menjahit, otomotif,
komputer, hingga pelatihan pembuatan makanan tradisional khas Banten.
7. Rakerda
Berbagai kegiatan pembinaan dan sosialisasi juga dilakukan oleh BAZDA
Kabupaten Serang. Pembinaan muallaf, pembinaan manajemen Unit Pengumpul
Zakat (UPZ) dan pembinaan lainnya. Kegiatan sosialisasi juga merupakan agenda
rutin BAZDA kabupaten Serang. Sosialisasi ke berbagai dinas/instansi,
perusahaan dan sekolah sebagai salah satu bentuk syiar per-zakat-an untuk
menggugah kesadaran masyarakat tentang kewajiban-kewajiban, keutamaan dan
fungsi zakat bagi pribadi muzakki maupun masyarakat mustahik. Forum Rakerda
dan Rakorda merupakan salah satu media untuk curah gagasan dan koordinasi
antara BAZDA Kabupaten Serang dengan UPZ maupun dengan BAZDA
Kecamatan.
8. Desa binaan
Guru ngaji dan guru madrasah pada umumnya merupakan ujung tombak
pendidikan ke-Islam-an bahkan di pelosok desa sekalipun. Namun kebanyakan
kesejahteraan mereka secara ekonomi kurang mendapatkan perhatian. Sehingga
BAZDA Kabupaten Serang mencoba untuk menyentuh golongan ini meski
dengan dana yang tidak seberapa namun hal tersebut merupakan salah satu bentuk
9. Ramadhan
Merupakan program rutin BAZDA Kabupaten Serang yang berupa bantuan
untuk Panti Asuhan. Teknis pelaksanaan pendistribusian dilaksanakan pada Bulan
Ramadhan dan pada Hari Lebaran Anak Yatim (Bulan Muharram). Bantuan
konsumtif untuk foqoro masakin ini jug merupakan program rutin yang diberikan
oleh BAZDA kabupaten Serang setiap menjelang Hari Raya Idul Fitri. Dibagikan
kepada para mustahik yang tersebar di 34 Kecamatan se-Kabupaten Serang.
10. Bantuan khusus
BAZDA Kabupaten Serang memberikan bantuan kepada muallaf dan
gharimin. Bantuan bencana BAZDA Kabupaten Serang telah mengalokasikan
dana siaga yang dapat digunakan sewaktuwaktu sebagai antisipasi terjadinya
bencana. Bencana gempa bumi, Tsunami, angin putting beliung, banjir dan
bencana alam lain.Hal ini merupakan salah satu program yang telah diantisipasi
oleh BAZDA Kabupaten Serang.
11. Sosialisasi zakat
Kegiatan ini dimasudkan untuk mengembangkan wawasan ke-Islam-an bagi
masyarakat umum dengan tema-tema kontemporer yang disajikan oleh para pakar
di bidangnya masing-masing. Seminar tetang zakat, zakat fitrah, zakat profesi dan
lain sebagainya. Pembinaan untuk remaja dalam Studi Islam Intensif juga
merupakan kegiatan rutin BAZDA Kabupaten Serang yang biasanya
diselenggarakan setiap Bulan Ramadhan untuk remaja-remaja usia SLTA dan
12. Mushola
Bantuan lembaga keagamaan yang dimaksud adalah bantuan kepada
A. Potensi Zakat Profesi di Kabupaten Serang
Untuk mengetahui seberapa besar potensi zakat di Kabupaten Serang akan
digunakan suatu metode perkiraan yang sederhana. Diakui dengan metode yang
digunakan ini belum mencerminkan hasil yang akurat. Namun demikian hasil
perkiraan tersebut dapat digunakan sebagai tolok ukur pembanding sejauh mana
realisasi pengumpulan zakat profesi yang telah dilakukan oleh BAZDA dengan
potensi zakat profesi yang ada. Bila rasio antara realisasi dengan potensi masih
kecil berarti penggalian potensi zakat masih belum optimal, tetapi bila rasionya
cukup besar maka dapat dikatakan bahwa upaya yang dilakukan cukup optimal.
Metode perkiraan potensi zakat profesi yang digunakan dalam tulisan ini
didasarkan pada asumsi dimana kadar zakat minimal adalah 2,5 % dan asumsi
pendapatan setiap tenaga kerja Rp. 1.500.000,- perbulan.
Di bawah ini adalah potensi zakat profesi kabupaten serang sesuai dengan
jumlah tenaga kerja pada tahun 2010:
NO KECAMATAN
4 PULO AMPEL 4824 7,236,000,000 180,900,000
5 CIRUAS 17587 26,380,500,000 659,512,500
15 TUNJUNG TEJA 4655 6,982,500,000 174,562,500
16 BAROS 8410 12,615,000,000 315,375,000
Dari hasil perhitungan sederhana tentang perkiraan potensi zakat di atas,
ternyata potensi zakat di Kabupaten Serang cukup besar. Bila dibandingkan
3,041,609,600.29 maka besarnya potensi zakat profesi hampir mencapai 2,85 kali dari zakat profesi yang diperoleh BAZDA Kabupaten Serang. Dengan kata lain,
apabila potensi zakat tersebut dapat digali secara optimal, maka sumber baru dana
pembangunan yang dapat digunakan untuk mengentaskan ummat Islam dari
kemiskinan cukup besar.
B. Strategi Penggalangan Dana Zakat BAZDA Kabupaten Serang
1. Menggalang Dana di DINAS Kabupaten Serang
Dalam upaya penggalangan dana di DINAS Kabupaten Serang BAZDA
mensosialisasikan UU. No. 38 Tahun 1999, PERDA No. 6 Tahun 2002, dan
Intruksi Bupati No. 2 Tahun 2004 dengan cara mengadakan kunjungan langsung
ke DINAS se Kabupaten Serang tentang kewajiban pegawai yang gajinya di atas
Rp1.500.000 untuk segera membayarkan zakat profesi sebesar 2,5% melalui UPZ
(Unit Pengumpul Zakat) yang telah dibentuk oleh BAZDA di DINAS
masing-masing.
2. Menggalang Dana Perusahaan
Upaya yang dilakukan oleh BAZDA Kabupaten Serang dalam menggalang
dana perusahaan adalah dengan cara menekankan kepada pimpinan perusahaan
baik BUMN maupun Swasta agar memerintahkan kepada karyawannya untuk
membayar zakat profesi melalui BAZDA Kabupaten Serang atau melalui Unit
bersangkutan sesuai dengan PERDA No.6 Tahun 2002 dan Intruksi Bupati No. 2
Tahun 2004.
3. Menggalang Dana di Lembaga Pendidikan
Upaya yang dilakukan BAZDA Kabupaten Serang dalam menggalang dana
di lembaga pendidikan adalah dengan cara mengadakan kunjungan dan
mensosialisakan langsung kepada guru dan pegawai SLTP/MTS dan SLTA/SMA
se Kabupaten Serang untuk ikut serta bekerjasama merealisasikan pengumpulan
dan pendayagunaan zakat dengan cara membayar zakat profesi ke BAZDA
Kabupaten Serang melalui UPZ (Unit Pengumpul zakat) UPTD Pendidikan yang
dibentuk oleh BAZDA. Sebagian dari dana zakat yang terkumpul akan
dialokasikan untuk beasiswa di lembaga pendidikan tersebut.
4. Kampanye di Media
Untuk meningkatkan penerimaan zakat terutama zakat profesi BAZDA
Kabupaten Serang melakukan kampanye melalui media seperti:
a. Mengadakan kerja sama dengan Bank Jabar dan Kabar Banten untuk
dapat mempublikasikan seruan zakat kepada masyarakat Serang melalui
media surat kabar atau koran. Dalam hal ini Kabar Banten
mempublikasikan dan memberikan potongan harga kepada BAZDA,
dan seluruh biayanya di bayar oleh Bank Jabar.
b. Membuat buletin Az-zakat, di mana dalam pendistribusiannya melalui
Serang, yang setiap waktu selalu dikunjungi jamaah yang datang
dengan jumlah yang banyak. Buletin Az-zakat memuat
kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan BAZDA.
c. Membuat website http:/www.bazdaserang.org. yang bertujuan selalu
berusaha semaksimal mungkin menyajikan data-data terbaru sebagai
media pertanggungjawaban publik meski tak lepas dari kekurangan di
sana-sini.
5. Penerbitan Buku dan Media Informasi
Sebagai media informasi maupun syiar zakat, BAZDA Kabupaten Serang
menerbitkan berbagai buku dalam rangka mendukung program kesadaran zakat
untuk masyarakat Kabupaten Serang. Buku-buku yang pernah diterbitkan antara
lain buku Perundang-Undangan yang berkaitan dengan Zakat, Buku Himpunan
Materi Rakerda (Rapat Kerja Daerah) dan Rakorda (Rapat Koordinasi Daerah),
Profil BAZDA Kabupaten Serang, dan beberapa buku lainnya. Sebagai media
informasi sekaligus media pertanggungjawaban publik BAZDA Kabupaten
Serang menerbitkan Bulletin “Az-Zakat” yang saat ini terbit hingga edisi ke 20/21
dengan oplah sebanyak 5000 exemplar dibagikan gratis kepada khalayak yang
membutuhkan. Selain media bulletin BAZDA Kabupaten Serang secara rutin
telah menayangkan laporan keuangan setiap bulan di harian umum lokal (HU
6. Kunjungan Kerja
Selama kurun waktu Tahun 2003-2010 BAZDA Kabupaten Serang telah
mendapatkan kunjungan dari 34 dinas/instansi/pemda/DPRD. Selain itu BAZDA
KAbupaten Serang juga telah melakukan kunjungan kerja dalam rangka
meningkatkan kualitas pengelolaan zakat di BAZDA Kabupaten Serang, termasuk
di dalamnya undangan-undangan dari berbagai lembaga sebagai narasumber
berkaitan dengan pengelolaan zakat
C. Prosedur Penggalangan Dana Zakat Profesi
1. Muzakki Menghitung Kewajiban Zakat Profesi Sendiri dan Memutuskan Menyetorkan Zakat Profesinya ke BAZDA.
Pengumpulan Zakat tidak dapat dilakukan dengan paksaan terhadap
muzakki, melainkan muzaki melakukan dengan kesadaran sendiri, menghitung
sendiri jumlah harta hasil kerja profesinya yang harus dibayar. Dalam hal ini apa
bila muzakki mengalami kesulitan dalam hal penghitungan, muzakki dapat
meminta bantuan kepada BAZDA Kabupaten Serang, BAZDA meberikan
panduan penunaian zakat.
Zakat yang telah dihitung sendiri oleh Muzakki kemudian disetorkan
2. BAZDA dan UPZ Di Lingkungan Kabupaten Serang Melayani Muzakki dan memproses Storan Zakat
Ada tiga cara dana zakat diterima yaitu, melalui transfer di Bank, di
Setorkan langsung melalui UPZ atau BAZDA Kabupaten Serang, dan ”menjemput
bola”. Termasuk dalam cara dana diterima adalah pilihan tempat di mana masing-masing Muzakki menyetorkan zakatnya. Artinya di Bank mana BAZDA
Kabupaten Serang membuka rekening, di lokasi mana BAZDA berada dan UPZ
di bentuk, dan di wilayah mana yang akan dilayani dengan jemput bola merupakan bagian dari cara dana diterima. Muzaki dapat memilih salah satu dari
cara tersebut.
Penghimpunan zakat dapat dilakukan oleh BAZDA Kabupaten Serang
dengan cara muzaki menyetorkan zakatnya melalui Bank yang telah ditunjuk oleh
BAZDA untuk memproses setoran zakat profesi muzaki. Dalam pelaksanaan
pengumpulan dana zakat, BAZDA bekerja sama dengan beberapa bank di daerah
Kabupaten Serang.
Rekening Zakat BAZDA Kabupaten Serang
Bank Jabar : 07.0003.000935.1
Bank BRI Syari’ah : 702.33.41.0315-3
Bank Syari’ah Mandiri : 019.002.0333
Bank BNI ’46 : 046.000.838762.901
Bank Jabar Syari’ah : 096.3.02.000184.7
Bank Muamalat : 904.83296.99
3. Muzaki Menerima Bukti Setoran Zakat Yang Dapat Digunakan Sebagai Bukti Pengurangan Penghasilan Kena Pajak. Muzaki Menerima Nomor Pokok Wajib Zakat. (NPWZ)
Selain jenis dana, panduan yang harus dibuat terkait degan pengimpunan
adalah cara penerimaan dana. Penentuan cara penerimaan dana akan berpengaruh
signifikan terhadap efektifitas penghimpunan dana. BAZDA Kabupaten Serang
menyediakan kwitansi sebagai bukti penerimaan zakat dan muzakki menerima
nomor pokok wajib zakat (NPWZ) sebagai bukti pengurangan penghasilan kena
pajak.
4. Rekapitulasi hasil penerimaan zakat profesi
BAZDA Kabupaten Serang selalu berupaya untuk meningkatkan
penerimaan zakat terutama zakat profesi yang tujuannya digunakan untuk
mengurangi kemiskinan da kesejahteraan social umat yang kini hidup semakin
sulit. Penerimaan zakat profesi sejak tahun 2001 sampai dengan tahun 2010
selalui mengalami kenaikan. Dibawah ini adalah rekapitulasi penerimaan zakat
Rekapitulasi Zakat Profesi Tahun 2001 s.d. 2010
Tahun Zakat Profesi % Kenaikan
2000 55,518,085.00 0
2001 178,693,847.00 222
2002 348,732,377.00 95
2003 482,023,090.00 38
2004 767,642,091.00 59
2005 1,060,125,995.00 38
2006 1,626,567,063.00 53
2007 2,105,401,243.00 29
2008 2,643,508,715.00 26
2009 2,846,327,075.00 8
2010 3,041,609,600.29 7
TOTAL 15,156,149,181.29
45 A. Kesimpulan
Dalam pembahasan skripsi ini telah diuraikan secara jelas mengenai
potensi zakat profesi yang berada di daerah kabupaten serang, dan strategi
penggalangan dana zakat profesi badan amil zakat daerah kabupaten serang.
Berikut ini dalah hasil kesimpulan dari penelitaian skripsi ini:
1. Potensi Zakat Profesi di Kabupaten Serang
Dari hasil perhitungan sederhana tentang perkiraan petensi zakat di atas,
ternyata potensi zakat di Kabupaten Serang cukup besar yaitu
Rp.8,677,575,000 . Bila dibandingkan dengan Pendapatan zakat profesi pada
BAZDA Kabupaten Serang sebesar Rp.3,041,609,600.29 maka besarnya potensi
zakat profesi hampir mencapai 2,85 kali dari zakat profesi yang diperoleh
BAZDA Kabupaten Serang. Dengan kata lain, apabila potensi zakat tersebut
dapat digali secara optimal, maka sumber baru dana pembangunan yang dapat
digunakan untuk mengentaskan ummat Islam dari kemiskinan cukup besar.
2. Strategi Penggalangan Dana Zakat Daerah Kabupaten Serang
a. Menggalang dana di DINAS Kabupaten Serang, Perusahaan dan Lembaga
Pendidikan dengan cara mensosialisasikan UU. No. 38 Tahun 1999,
dengan mengadakan kunjungan langsung ke DINAS se Kabupaten
Serang.
b. Kampanye melalui media seperti: Memilih Kabar Banten untuk
mempublikasikan seruan zakat, Membuat buletin Az-zakat dimana dalam
pendistribusiannya melalui masjid-masjid dan Membuat website
http:/www.bazdaserang.org. yang bertujuan menyajikan data-data terbaru
sebagai media pertanggungjawaban publik.
c. Menerbitkan berbagai buku dalam rangka mendukung program kesadaran
zakat untuk masyarakat Kabupaten Serang. Buku-buku yang pernah
diterbitkan antara lain buku Perundang-Undangan yang berkaitan dengan
Zakat, Buku Himpunan Materi Rakerda (Rapat Kerja Daerah) dan
Rakorda (Rapat Koordinasi Daerah), Profil BAZDA Kabupaten Serang,
dan beberapa buku lainnya. Sebagai media informasi sekaligus media
pertanggungjawaban publik.
B. Saran
Saran-saran yang akan penulis ajukan selama menyusun skripsi ini dan
selama melaksanakan penelitian di BAZDA Kabupaten Serang adalah sebagai
berikut:
1. Penggalangan zakat profesi yang dilakukan lebih di perluas lagi dengan
mensosialisasikan seruan zakat kepada lembaga, Instansi, perusahaan dan
perorangan sehingga dana yang terhimpun akan terus mengalami
2. Hubungan komunikasi antara para donatur dan pihak BAZDA Kabupaten
Serang harus tetap dipertahankan, karena hal ini merupakan salah satu cara
yang efektif untuk mempertahankan kesetiaan para donatur.
3. Upaya pemberdayaan mustahik harus terus ditingkatkan karena,
diharapkan mustahik yang telah diberdayakan akan dapat segera menjadi
muzaki baru yang ikut serta memberikan kontribusi dalam hal peningkatan
penggalangan dana.
Demikianlah saran-saran yang penulis kemukakan. Semoga dapat
membantu memecahkan masalah yang terjadi di Badan atau Lembaga-lembaga
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi.Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998.
Al-Habsyi, Muhammad Bagir.Fiqih Prektis. Bandung: Mizan, 1999.
BAZDA Kabupaten Serang. Pengelolaan Zakat dan Wakaf. Banten: Grafika, 2007.
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010.
Departemen Pendidikan Nasional.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
Norton, Micheal.Menggalang Dana. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2002. Rafi’udin dan Abd. Djaliel, Maman. Prinsip dan Strategi Dakwah. Bandung:
Pustaka Setia, 2000.
Salim, Peter. Salim’s Ninth Collegiate English-Indonesia Dictionory. Jakarta: Modern English Press, 2000.
Setyarso, Iqbal. Manajemen Zakat Berbasis Korporat, Kiprah Lembaga Pengelola Zakat Pulau Sumatra. Jakarta: Khairul Bayan, 2008.
Siagin, Sondang. Analisis Serta Perumuusan Kebijaksanaan Strategi Organisasi. Jakarta: PT Gunung Agung,1986.
Supriyono. Manajemen Strategik dan Kebijaksanaan Bisnis. Yogyakarta: BPFE, 1985.
Surakmat, Winarto.Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito, 1980.
Uchjana Efendi, Onong. Ilmu Komunikasi dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1999.
Lampiran-lampiran Data Hasil Wawancara
Nama : Drs. H. Muchlasin
Jabatan : Ketua Bagian Pengumpulan Dana
Tempat : Jln Yumaga Gg. Penerangan No. 3 Serang-Banten
Tanggal : 14 dan 28 April 2011-06-13
T : Bagaimana strategi penggalangan dana zakat profesi yang di lakukan
BAZDA Kabupaten Serang kepada Muzakki?
J : Ada beberapa strategi yang dilakukan, seperti mensosialisasikan UU.
No. 38 Tahun 1999, PERDA No. 6 Tahun 2002, dan Intruksi Bupati No. 2 Tahun
2004 dengan cara mengadakan kunjungan langsung ke DINAS se Kabupaten
Serang, Menekankan kepada seluruh pimpinan Perusahaan baik BUMN atau
swasta untuk memerintahkan kepada karyawan untuk menunaikan zakatnya
melalui BAZDA.
T : Bagaimana prosedur penggalangan dana zakat profesi yang dilakukan?
J :prosedur yang dilakukan adalah: 1. Muzakki menghitung sendiri Zakat
profesi yang akan disetorkan.. 2. BAZDA atau UPZ yang dibentuk melayani dan
memproses setoran zakat. 3. Bila muzakki menginginkan menyetorkan zakatnya
melalui bank, maka muzaki dapat melalui bank yang telah ditunjuk oleh BAZDA