:. '
Olch:
Achmad Fauzie
NIM: 1984314916
Jurusan Pcrbandingan Mazhab dan Hukllm
Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN SyarifHidayatllllah
STUDI METODOLOGI DAN HASIL IJTII-IAD
K.H.M. SYAFI'I HADZAMI YANG TERKAIT DENGAN
PERSOALAN-PERSOALAN KEKINL\N
Skripsi ini,
Diajukan Kepada Fakultas Syari'ah dan Hukum
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana (Sl) Syari'ah
Olch:
Achmad Fauzic
NIM. 1984314916
Di bawah l3imbingan,
,
JURUSAN PERBANDINGAN MAZHAB DAN HOKUM
FAKULTASSYARI'AH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDATULLAI:IJAKARTA
PERSOALAN KEKINIAN. Telah diujikan dalam Sidang Munaqosah Fakultas
Syari'ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tanggal
13 Juli 2006. Skripsi ini telah Diterima sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi
Gelar Sarjana Program Strata I (S-I) pada JUrllsan Perbandingan Mazhab dan
Hukum.
Jakarta, 21 Juli 2006
Disahkan oleh
dセォ。ョ
(
fP-./,'/
...
ZGNNNZZセ
Z1,'
- ...
... . '
Dewan Sidang Munaqosah
Ketua
NIP.
Sekretaris
NIP.
Penguji I
NIP.
Penguji II
NIP.
Pembimbing
NIP.
Yayan Sopyan, M.Ag.
150277 99]
Kamarusdiana, S.Ag, MH.
150285972
Prof. DR. H. Fathurrahman Djamil, MA.
150222824
Kamarusdialla, S.Ag, MH.
150285972
Dr. H. A. Mllkri Adji, MA.
150220544
r
( )(
:::
)( )
セ|NMMMN
KATA PENGANTAR
Puju clan puji serta rasa syukur penulis haturkan kepada i\llah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat, hiclayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelcsaikan
shipsi ini dengan judul: "Stucli Mctodologi dan Basil Ijtihad KI-1. Syafi'i I-Jad%ami yang
Terkait dengan Persoalan-Persoalan Kekinian."
Salam scjahtera penulis haturkan ke pangkuan beliau junjungan kita Nabi i\gung
Tvluhulllinad saw. yang 111Cll1bawa risalah ilahi ul1tuk kcsclatnatan dan kcbahagiaan U111at
111anuSla.
Penulis tnengucapkan terilnakasih kepada seU1tul pihak yang tebh 111C111bantu
dalam stucli dan penulisan skripsi ini, khususnya kepada:
1. Bapak Dekan Fakultas Syari'ah dan Bukum Bapak Prof. Dr. Amin Summa, lVI,i\.,
S.H., para Pembantu Dekan dan segenap staf dan karyawan akademik Fakultas
Syari'ah dan I-Iukum. Ketua Jurusan Perbanclingan Mazhab Bukum, yang terhormat
Bapak Dr. B. A. Muhi i\dji, M.A Di tengah kesibukannya sebagai ketua jurusan
sckaligus 111cngajar yang 111crupakan k0111itlTIcnnya tcrhadap U111at, bcliau rela
membimbing proses penulisan shipsi ini clan juga segenap closen yang ikhlas
mengajar penulis.
2. Pimpinan dan segenap karyawan perpustakaan Fakultas Syari'ah dan I-Iukum,
Perpustakaan Pusat clan Perpusatakaan Pascasarjana UIN Syorif Bidayatullah Jakarta
yang tdah memberi pinjaman bukunya.
4. Terkhusus kepaela kc!uarga eli tanah Betawi Menteng Dalam, tanah kelahiran penuJis.
Beliau aclalah Ayahancla Achmacl Husaini i'vl. Ielris clan Ibuncla Suminah ,\. Suja. Tak
lupa, Yuni Rosita clan ,\chmacl Syarifuddin, al!ik-aclik penu!is.
5. Semua organisasi eli kampus UIN Jakarta (SensaZi, al-Chaza!i centre, AGセijiL HMl,
IMM, PII, KOMPAK, LS-ADI, Semja, Kam-Jak, Makar, teater syahicl, teater altar,
teater c!-nalua, KOPMA, LDK, Pramuka, Kungfu ShaoJin, Bangau l'utih, IH,M
UIN, BEMF Ushuluddin, BEMF Tarbiyah, c1,in semua organisasi k:\l1111llS lail1l1\"a).
TerU11a kasih selnua.
Tegas, pel1ulis katakan bahwa skripsi ini jallh dan keSctnplirnaan. KrHik dan
saran denu optimalisasl l\.arya Inl, penulis nanti-nanti. IZendat.l dC1l1ikian pCI1ulis berharap
skripsi ini bermanfaat, sekecil apapun manfaat itu. WalJahu a'htmu. H'lnp I,epacla-Mu
kmni berserah, tunjukkanlah kaIl1i jaIan yang lurus.
Ciputal, .)0.1 uJi ZOOS
BABI
DAFTARISI
PENDAHULUAN
BAB II
A, Latat 13clakang Masalah "'"
13, l'embatasan dan Rumusan Masalah ""
C. Tujuan I'enclitian , , " '" , "", '" ' " ,
D, Metode Penelitian """'"''''''''''
1::" Sistc111arika Pcnyusunan ., , .
IJTIHAD DAN KEKINIAN
A. Perihalljtihild ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
1. 1)cngcrttal1 , , , ,..
5
5
6
11
11
2, Dasat Ijtihad, Hukum Ijtihad dan lvlasalah-masalah
yang Dlpetkenankan Ijtihadi "","""" "'","',,' 13
3, Syarat-syarat Mujtahic1"""",,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, 14
4, lIaI-hal Yilng Petlu Dipethatikan clalam litihad "" 15
5, Jenis Hukum Ijtihacl "",,,,:,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, 16
6, Tingkatan Mujtahicl ",,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, "" 17
7, Ijtihacl clalam Lintasan Sejatah '"'' " '" '" '" , """ " '" , "" 19
a, Ijtihacl Zaman Rasullah SAW" '" " "" "," "" " ", "" 20
BAB III
c. Awal Abad Kedua Sampai Pcrtcngahan
Abad Kcempat Hijriyah 22
d. Pertengahan Abad Ketujuh Snmpni .
,\wal i\bad Dua Puluh .
e. i\bad Dua Puluh Sampai Sckarang 24
B. Mctodologi ljlihnd 25
c:.
Hubungan ljtihad dengan Pcr$Onlan-PersoalanI(cki11ian." "... :>1
BIOGRAFI SINGKAT KH.M. SYAFI'l HADZAMI
A. Kclahiran, Silsilah Kcluarga dan Masa Kccil . 34
B. Petjalanan Pcndidikan 36
1. Pendidikan Mcmbaca AI-Qur'an 'dari Kaitek 36
2. Pendiclikan Zilill dati Kiai Abdul Farrah 37
3. Mengaji I\l-Qur'an, Dasat-clasat Nahwu,
dan Shoraf dari Pak SholihiI1
,
,...
38
4. Pcmlidikan dari KH. Sa'idan 38
5. Pcndidikan dati Habib Ali bin j-juscin AI-Attas, Bungur ... 38
6. Pemlicliknn dati Habib Ali bin Abdurrahman AI-Habsyi ... 39
7. Pcmliclikan dati Kj-1. Mnhmud Romli 39
8. Pendidiknn dati K]-1. Yn'1mb Saidi 39
10. Pendidikan dari KH. Mukhtar !I'!uhammad 40
11. Pendidikan dari Guru-guru Yang Lain 40
C. Perkawinan dan Keluarga 40
D. Karir dan Profesi 41
E. Karya-ka,,'a 43
1. Sullamul ':\rs)' fi Qira'at Wars)' 43
2. Qi)'as _-\dalah l-Iuj)ah S),ar'i\'yah 44
3. Qabhah Jum 'at .. 44
BABIV 4. Shalat Tara\\'ih 44 5. Ujalat fidyah Shalat 45 6. Mathmah _-\r-l\uI)" fi ilia'rifah 1\r-l\iba 45 7. .-\l-!-Iujajul BalTimh : 45 METODOLOGI DAN IJTIHAD K.H.M. SYAFrI I-IADZAMI DALAM PERSOALAN-PERSOALAN KEK[NIAN A Metodo10gi ljtihadK.H.H SI'afi'i I-Iadzami 46 B. Ijtihad KI-l. \1. S)'afi'j !-Iadzami dalam Persoalan-Persoalan Kekinian 54
,
1. Bunga BanL... .. 552. '1'o1eransi... 56
3. '1'ransfusi Darah... 57
BABV
5. Pandangan tentang Aktivitas dan Peran Wanita... 59
PENUTUP
A. Kesimpulan .
63
B. Saran... 65
DAFTAR PUSTAKA 68
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
l<'ebcradaan hukum Islam Inel11iliki scjarah yang sangar panjang dan
tlTUS-ll1enetus ditantang untuk lnenjawab persoalan-pcrsoalall yang tjn1bul di masyarakat
Isbn1. Dati waktu kc waktu, pcrsoalan-pcrsoalan yang timbul, tl'l1tu bcrbcda anrara
lnasyarakat IslatTIeli suatu wilayah urau eli suatu negul':1 satn, dengull 111:1syarakat IsIan) di wilayah atau di negara lainn)'". Hal ini dikarenakan adanya pcrbedaan buda)'a, sosial, politik, geografi, ekonomi, penguasaan teknologi, dan aspek-aspek kehidupan lainnya.
Sering sekali, persoalan-persoalan yang timbul di tengah mas)'atakat muslim ticlak dapat elitemukan jawabannya secanl tctsurat di elalam al-Qur'an, al-Haelits, maupun ljma '. Maim, untuk mencari jawabannya, para ulama fikih mclakukan ijtihael.
Pcngertian ijtihad eli elalam ilmu fikih adalah mengen,hkan segala tenaga dan pikiran untuk menyelicWu dan mengcluarkan hukum-hukum yang tcrkandung eli dalam al-Qur'an elengan syarat-s),arat tertentu.' Sedangkan dasar hukum ijtihael adalah elalil aI-Qur'an, al-Haclits, dan lima '. I\elapun seseorang yang mclakukan ijtihael atau ahli ijtihael clisebut dengan mutjahiel2
1 .-\bdul i\ziz Dahlan ct.a!. (cd.), "ljtihad ", lhtlam EJu/l:;/ojJetli J.dalN, (I;1karl<l'. Jchli',lf Emu V,Ul Hoeve, 2002), Cet. ke -8, h. 183.
Di dalam scjarah dan pcrkcmbangannya, ijtihad tdah ada scjak zaman Rasulullah
saw. Bahkan, Rasulullah saw. mempakan mujtahiel pertama elaInm IsInm, elisusul
kCll1udian oleh para GVセャィ。ャI\ャエL para illlatl1 l11,l'zh,tb, JlII.'j/ahid Il!tf':J)(f/J, 111II(ja//iddan 111/!)It//;id
tllula'akIJir.:>
Pada akhir ahael dua puluh sampai saat ini, perkembangan hukum Islam
memasuki babak bam, yaitll telah tllmbllh kesadaran dari kalangan ahli alall lliama fikih
untuk membebaskan diri dari ke-({{qlid-an. Kesadaran ini pert'ama kali mllnclll di kalangan
ulama fikih yang bcrijtihad eli Mesir. Hal ini dikarcnakan banyak persoalan-persoalan
yang timbul di abad modern yang tidak d'lpat ditemui jawabannya dari tlkih yang sudah
ada. Mulailah para n1Ujtahid yang nota bene adaInh uInma fikih melakukan ijrihad tanpa
hams memjuk kepaela fikih yang sudah ada dan langsung kepada sumber hukum Islam,
yaitu aI-Qur'an elan al-Hadits serta am'll para Salaf Saleh. Merck:! bcrpcndapat b"hwa
ll1ilzhab-tnazhab yang dipcgang oleh Jumhur UI:lll1il -scl11uanya juga kcmbali kcpada
prinsip pokok agat11a Allah yang bcnar dan bcrsumbcr dari sLll11ber-sumbcr scbagaimana
yang tdah discbutkan.4
Dengan kesadaran ini, banyak persoalan dapat terjawab oleh hukum Islam. Dari
pcrsoalan bayi tabung sampai pada pcrsoalan bank. Dari aspek ekono111i 5;lmpai pada
aspck seni dan budaya. Nall1uIl dClnikian, banyak pula ulam:l fikih !nasa kini yang rcrap
berpegang pada salah satll elmi mazhab tlkih yang ada atau ({{qlid di d'llam 111cInkllkan
, Ibi,!.
ijtihad untuk menetapkan suatu hukum. Dengan fenomena seperti di atas, maim ulama
ahli ushlll fikih membagi ahli Ilkih ke dal:1111 rujllh ringkaran. I'mpar lingbl:\l1 pel'l:1111a
tcrgolong 111ujtahid. Tiga tingkatan berikutnya ョャセャsャャォ kc d'ahl11 kategori IJIJlCjtl//irl, bclu111
sampai ke derajat mujtahid.5
I<csadaran untuk ll1C111bcbaskan diri dari la/did, juga 111cnjalar kc Indonesia,
\X!alau di Indonesia mazhab yang dianllt oleh umat Islam kebanyalmn adalah Mazhab
Syafi'iyyah, namun banyak ulama fikih di Indonesia yang ridak lagi terik-It p:!da salah satu
mazhab ketika melakukan ijtihad. Selain banyak pula yang retap bersandar dan mengikllti
pada inlanl 111azhabnya. 1\ta1..1 dcngan kata lain, ulanla fikih atau 11111jtahid di Indonesia
tclah memenuhi empat pengclo111pokkan 111ujtahid sebagaimana yang dijelask:ln di atas.
Hal ini tentu menjadikan hasil ijrihad dmi seorang 11111jtahid dengan 11111jl:!hid lainnya
terhadap suatu pcrsoalan l11cnjadi bcraganl, tCfutanla
bila
111cnyangkul" pcrsoalnn-persoalan kekinian."_1;\fuhamad Abu Zahrah, UJhtll'i'kih, Hj[、セ。イャ。Z Pusfaka l'irdaus, 200U), ecl. b.:'-(l,h.Sif).
r, Pada <twal abad 20 l'crjadi pcrkcl11bangan pcnting, walaupul1 masih dalam kcrangka fikih.
Perkembangan ihl semakin jelas sctelah 1Ilama-lilama Indonesia kC1l1bali dari plisat-ptlSal fikib eli Timur Tcngah, schingga pemaham'Jn fikih ュ・イ」ォセ| setmlkin mcnd'llal11. D',\bm k,lit,Ul ini, .\1l1ir Syarifuddin mengatakan: "\\fabuplln pada mulanya IHnat Islam Legitu tcrikat secant l11Cnyclurllh dengan 11cm1kjran fikih Syafi'i, dalam pcrkembangan berikutnya tcrjadi bcbcrapa bcntuk pcrubahan. Sccara ratti-rata dapat dikatabn lnhwa semua lIlama yang tdah ke1l1bali dari pergllruan eli Ti1l1llf 'I'cngah scmakin kay',\
pengctahuan dan pengala1l1annya dcngan berbagai 1l1:1Zhab fikih yang ada. i\bta merck:\ lcbih tcrbuka pada pemikimn fikih eli Iuar paham Syafi'i . Na1l1un dalamュ」ュ。ョゥヲ」セ^ャ。ウゥォ。ョ pcngcrahllan fikih ll1c:rcka kc dalam \vujud nyata pcngalaman ter lihat ada perbcdaan. Kebcmnian scmac:lln -ini akan mcmbawa implik.\si penting tcrhachlp apresiasi metodologis umat Islam Indancsi,\ yang dimnl;ti d:ui pcrguruan tinggi ag:ul1a Islam, sehinggaa perkembangan fikih ke depan akan lcbih be1'1luansa. Pergcseran ini dahlin skala 1l1akro diharapklHl mampu merubah orientasi k.ajian hukulll Islam eli Indocnsia, dari orientasi fikih scbagai produk jadi kepasa ushul セiMヲゥアィ selngai fonnubsi hnkllm." Unruk pcnjdasan kbih jauh, lih...:\1l1ir Syarifllddin,
PcmbaharlfaJl Pcmikiml1 da/am Hllkum l.dam, (Padang: .:\ngkasa Raya, 1993), h. 127. Pcnjc1asan lcbih jauh mcngenai pcrkcmbangan htlkum Islam ini, lih. juga Rumadi, A/-Ala.daf,al/1/-AJllo'(d({1 tit/lam jJcm/;af,arJftlll Ht/kli!J1 Islam til fur/ones-la, (padang: Tesis L-\IN Imam Bonjol, 1997), h. 77セ159.
Salah seorang Ulan1;1 di Indonesia yang saat ini scring 111cnjadi tClnpat bcrtanya
umat clan umara aclalah KH.M. Syafi'i Haclzami. Bcliau adalah snsnk ulama "procluk
lakal'! yang ll1clnang diakui olch bcrbagai !mlangan sangat iョ」ャQァャャ。ウセャゥ huku111 Isbn1
(fikih). Prof. Dr. Sayyicl Agil ,\I-l\lunawwar, M£\ mcngatakan, "KH.l\l. Svafi'i Hadzami
itu seorang 111ulticlisiplincr. Ta scorallg faclih, sekaligus scorang //,l/lIIli, sl'orang JII/(/rIJJiJ;
seorang QIjiiiHOjィエャjjIススjセェ[ dan scorang IJlldJtlrldilJ, Jadi, iln111 beliau irLl komplir.""7 b。ィォセャョ Prof.
K.H. Ali Yafie menga takan:
Scjak pertama mcngcnal K.H.M. Syafi'i Hadzami, saya tcrkcsan dcngan
pCl1a1npilannya yang benar-bennr Inenunjukkan scbagai sosok ulama. Sara
lnenyaksikan sifat tawadhu 'nyu, adabnya, dan tertib 「ャcャヲGLャョyセャ rang mCfupakan
tanda-tanda awnl dari scofang ulan1a yang scsungguhnya. Kualitas kciln1uan
KH.M. Syafi'i Hadzami juga tidak bisa disangsikan lagi. Tidak ada cclah bagi seseorang ul1tuk lnenlgukal1 kcili11uannya.ll
Pcnguasannya terhadap fikih dan hasil ijtihaclny,\, banyak dijadikan landasan bagi
U111at dan U111ata di dalan1 111cnghadapi pcrsoalan-persoalan kchidupan, tcruran1:l yang
berkaitan clengan isu-isu kckinian. Sclain hasil ijtihad bcliau yang scjalan dcngan LImara,
acla pula hasil ijtihad bcliau yang tidak scjaIan dcngan kcbijakan umara. Misalnya, dalam
hal bursa sahmn. Di saat scbagian ulalna fikih ll1cngatakan bursa saham hukllll1nya
adalah balch atau halal, beliau 111:lSuk ke dalan1 jajaran ulan1:l yang ll1cngatakan bahwa
7,Ali Yah)'a,of, cit.,h.Vl1
! ..
bursa ウ。ィセオャQ hukt1l11nya bar:ull; karena sanla dcngall praktil\ (/tJl/,'j Sikap bdiau yang
dC1l1ikian ini, 1l1enccr1l1inkan bahwa apa-apa yang direrapkann)'a {jdak terpengaruh oleh
kepentingan siapa pun; ll1clninkan karcna denlikianlah hasLl ijtihadnya yセ|ャャァ harns
dikc1l1ukakan.
Dengall alasan-alasan eli atas, pcnulis tertarik ullwk 111.cnjadikan sosok l(,1-1.1\J.
Syafi'i Hadza1l1i sebagai bahan dari penulisan skripsi ini, rerura1l1a yang berkaitan dengan
1l1ctodologi dan hasil ijitihadnya yang bcrhubungan dengan pcrsoalan-pcrsoa!an kckinian.
B. Pcmbatasan dan Rumusan Masalah
PCll1bahasan I11flsalah pada 8krips1 in1 dibatasi
p:I<..I,\
pcrsl)alal1 Inctudulogi cla!1 hasil ijrihad dari K.H.M. Syafi'i Hadzami yang bcrkaitan dcngan pcrsoa!an-pcrsoalankekinial1, diantaranya adalahpluralis111c, pornografi, transfusi (latah, akrivitas pcrempuan,
dan bunga bank. Adapun pcru111usunmasalahnya ウ」「。ァセャゥ bcrikut:
1. Bagaimana metodologi dan ijtihad K.H.M. Syafi'i Hadzami?
2. Bagai1l1ana pandangan KH.i'v1. Syafi'i Haclza1l1i menjawab soal-soal kckinian?
C.
Tujuan PenelitianJ\dapun tujuan-tujuan dari pcnulisan skripsi ini ada!ah scbagai berikur:
1. Unruk mcngetahui lebih mcndala1l1 pcmikiran K.H. M. Syafi'i Hadzami clalnm
wacan:l huku111 Ishul1,
9Junacdi, Tramak.riJill';Beli Jahll/II dtll! o「サセエオゥ tli PII,J'W A1oda/ ]lItlo/l(}.ria lJilil!jl!lf tim?j|セゥ rJllkll1ll
2. Untuk mengetahui metodologi ijtihad yang digunakan oleh K.H. M. Syafi'i Hadzami.
3. Untuk mengctahui hasil-hasil ijtihad yang telah dilakukannya terutama yang bcrkaitan
dcngan ー・イウッ。ャ。ョMー・イウッセャャゥャiQ l<:.ckinian.
4. Untuk mengetahui posisi K.I-I. M. Syafi'i I-Iadzami di dalnm tujuh ringkatan ahh
fikih.
5. Sebagai sumbangsih dalam khazanah pengctahuan scjarah dan perkembangan fikih di
Indonesia.
D. MctodoIogiPenelitian
1.
J
enis PenelitianPcnclitian in1 bcrjcllis penclitian kuahtatif, yaitu, sebngain1ana yang dinyatakan
oleh Lexy
J.
Moleong, penehtian yang bermaksud unruk mcm"hami fcnomena ten tangapa yang dialanu oleh subyck pcnelitian nlisalnya pcrildku, pcrscpsi, motivasi, tindakan,
dll., seeara holistik, dan dengan eara deskripsi dalnm bentuk kara-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfa,1tkan berbagai metode
alarniah
1 !1.2.
Sumber
DataPada penchtian kuahratif, sebagaimana yang dinyatakan oleh Lexy
I.
Molcong, sumber data primernya adalah kata-kata dan tindakan."IOLexy J. Moleong, Metoc!%gi Pellelit;al/ Kualitalij. (Bandung: PT, Rcmaja Rosdakarya, 2006), Cet.ke-22, h. 3.
I(ata-kata dan tindakan orang-orang yang dianlati atJU cliw<lwancarai, dalam hal ini I<..H. :tvI. Syafi'i Haclzanli, l11crupakan セオョャ「」イ data utama. S\Jll1bcr data umlna dicatat Inelalui catatan tcrtulis atau mdalui perckanlan liideo/ t111r1io lape.;, pcngambilan foro, atau film.
Scdnngkan sumber sekunder dari pcnclitian kualiwlif, sebagai1l1ana yang
dinyatakan oleh Lexy
J.
Mokong", adalah berasal dari sumber rertulis, seperri buku clanmajalah ilnuah, arsip, dokull1en pribadi, clan doku111cn resDl.!.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan clara yang digunakan pada pcnelirian ini, scperti yang
dinyarakan olch Lexy
J.
Mokong'" aclalah:a. Pcnganlatan
Pcnganlatanpada pcnclitian kualitatif adalah mcpgamati orang-orang yang diteliti dununa penganlatanini dapat diklasifikasikan atas pcnga111atan lllClalui cant bcrpcranscrta
dan yang tidakberperanserta atau dikbsifikasikan atl1s pengamatan tcrbuka dan
pcngan1atan tertutup. Pada pcnclitian ini) pcngan1atan yang digtl11akan adabh
pcngamaran rerbl1ka, yairu pengamatan diketahui oleh or,mg--orang yang clitcliri dan
clengan sukarcla memberikan kcsemparan kepada pcngamat untuk menga1l1atinya.
b. Wawancara
Wawancara ll1erupakall pcrcakapan dengal1 111aksud tcrtcl1tu. Percakapan itu
cliIakl1kan oleh dua pihak, yairu pcwawancara (il/l,,,,ieJllCl) yang mcngajukan perranyaan
"Ibid.,h. 159.
dan terwawancara (il/lerlJieJJJee) yang l1lcn1bcrikan jawaban atas pcrtanyaan itu. Jcnis
wawancata pada pcnelitian ini adalah wawancara dcngan lllcllggunakan pc.:tunjuk u111u111
dimana pewawancara membual kerangka dan garis besar pokok-pokok yang dirumuskan
tidak perlu ditanyakan seeara berurutan.
c. Catatan Lapangan
Pcneliti kualitatif tncngandalkan pengan1atnn c.bn wawancnra dalanl
pcngull1pulan data
eli
lapangan. Pada waktu beradaeli
lap,u1gan, pcncliri I11C111buatcatatal1, dan sctelah pulang ke rUll1ah atau ten1pat tinggal barulah ia nlcnyusun eatatan
lapangan. Catatan yang dibuat
eli
lapangan sangat berbeda dcngan catatan 「ーセャョァ。ョNCatatan lapangan berupa core tan seperlunya png sangat dipcrsingkat, berisi
kata-kata kunei, frasa, pokok-pokok isi pCll1biearaan atau ーサセョァ。ョQ。エ。ョN Catatan itu
kemudian diubah ke dalam catatan yang 1engkap dan dinamakan catatan lapangan sete!ah
peneliti tiba eli rumah.
d. Penggunaan Dokumen
Dokumen yang digunakan untuk pcngumpulan data adalah clokumcn pribaeli,
buku harian, karya-katya dalam bcntuk buku artike! dan lain-lain , surat pribadi,
otobiografi, biografi, dan clokumcn resmi.
4. Teknik Pengelolahan Data
Karena sebagian besar clata yang clibutllhkan berasal dan berupa dokumen, maIm,
menurut Lexy
J.
Moleong"', tcknik pcnge10lahan data yang digunakan adalah COlilellltltlaIyJi.,-atau kajian isi.
Adapun prosedur dari kajian isi adalah sebagai bcrikut:
a. Membuat pertanyaan penelitian.
b. Menentukan definisi kategori clan tingkat abstraksi untuk kategori induktif.
c. Ivlen1fonnulasikan langkab den11 langkah kategori induktif dari matcri, dengan
mcmpertimbangkan clefinisi kategori dan tingkat abstmksi. Mengurutkan kategori
la1nJ atau fonnulasi kategori 「セャイオN
d. Revisi kategori sesudah '10-1 5l
Yo
ll1atcri dan 111clakukan pcngecckan rcliabilitas sccaraformatif.
e. Mclakukan pekerjaan akhir dati kescluruhan teks deng"n mclakukan pengccckan
reliabili tas secara sumatif.
f. Interpretasi hasil.
E. Sistematika Penyusunan
Sistcn1utika penulisan skripsi in1 tcrdiri atas lin13 bab, dcngan penjclasan scbagai
berikut:
BABI
BAB II
PENDAHULUJ\N, berisi tentang: Iatar belakang masaJ"h, tujuan penclitian,
pCll1batasan dan penll11USan Inasabh, ll1Ctodc pcnelitian, dan sistcll1atika
penyusunan.
IJTIHAD DAN KEKINIAN, mcnguraikan tcntang: perihal ijtihad,
metoclologi ijtihad, dan hubungan ijtihad clengan persoal"n-persoalan
Bi\B III BlOGlv\FI SINGL\T K,H,M, SYAFI'I l-L\DZAMI, mcmbahas rcnrang:
kelahiran, silsilah kcluarga dan masa keeil; perjahtnan pendidikan dari kecil
hingga dcw:lsa, karir dan profcsi; serta karya-karya belial!.
BAB IV METODOLOGI DAN HASIL IJTIHAD K,H,l\l. SY,\lTl H:\DZr\MI
Di\Li\M PERSO[\Lf\N-PERSOAL[\N KEKINL\N, mcmbahas tenrang
mcrodologi ijtihad KH,IVl. Syafi'i Hadzami serra hasil-hasil ijrihad bcli:lU yang
reknit dengan persoalan-persoalan kckinian.
Bi\B V KESIMPULf\N, membahas rentang beberapa kesl111pulan y:lng bisa disarikan
dati skripsi ini, juga disertai saran-saran yang akan s.-Ingat bergul1a kdanjut<ln
IJTIHAD DAN KEKINIAN
A. Perihal Ijtihad
1.
Pengertian
Kata !jtzlJdd tcran1bil dari kara dasarjdbar/a.! Kjlta 1111 secant ball'tlsa I)i::",l diartikan
I " l ' I t! If . II II 1 " I " 1 111 セ • 1 1 . 'I 1
(cngan: \.Cl'Ja (cras , gin!", Ie ';'lIll ,l all sunggul-SLll1ggu 1 ,- セャGl allg,,:Ill :-;ccara lsl'iit 1,
ijtihad l11cnUliki pengertian: pcncurahan tennga pikiran untuk 111cngaI11bil huku111 yang
bukanqalli'i dari suatu dahl.' ljrihad l11enurut Ulal11a Ushul ialah usaha seorang yang ahli
fibh yang menggunakan seluruh kemampuannya untuk menggali hukul11 yang bersifat
'a1lla/iali(praktis) dari daW-dalil yang terperinci:
J;lzJ}ad sccara harfiah berarti usaha keras dan gigih. Sedangkan secara teknis
berarti penggunaan penalarall hukU111 seeara indepcndcn, untuk lltcnlberikan jmvaban utns
suatu masalah ketika al-Qur'an dan al-Hadits "cliam" tak rnembeti jawaban. Konsep ij1lla'
(konsensus) muncul sebagai hasil upaya percobaan ijiihar!. Arliny", ijiihadtdah menul1tun
para pCl'intis hukuln kepada kesinlpulan bahwa konscl1sus rnasyarakat atau para ulmna
1Kamus 1Junjid, h. '106.
:; ..Atabik ..-\lidan A. Zuhdi l\1uhdlorh,Kt./IJII/i J(raj!J,,,k IAI_'.A.rIJr/',C'{ogyabrta: PeSalHrCl1 K..rapyak, 1996), h. 27
:> .-\hmad \V'arson 7Vlunawwir, ./l/-Al/1I1tII/JJJ!iJ:· KtI!JJ/lj" Ara/;H]lIdol/{;,ria, (Yogyakarta: Unit Pcngada,lll Bukll-bukll Ilmiah Keagaam,lan Pondok Pcsantrcn ".-\l-j\Junawwir" Krapy,lk,I984), h. 235.
Mas snatu 111:lSalah, harus dijadikiln ウセ、。ィ satu sumber syadnh. Sunnah mL'ndukullg ijtihacl sebagaisUll1bersyari1ah.S
Pengcrtian ijtihad, yang I11cnurut penulis cukup reprcscnrariful1tuk karya i1i111ah
Ull adalah yang tdah diberikan oJeh Imam j\sy-Syatibi. Mcnurut:nya, ijtihad mcmiliki
pengcrtian: "Mcnggerakkan scgcnap kcmampuan dan mcncurahkannya kcpada tujuan
yang Iuas; tcrkadang bcrtujuan untuk mcmahami ',ltau mcnelapatkan hukum-hukum
syari'at dan terkadang bcrtujuan untuk111cncocokkan huku111··huku1l1 syari'al'.!!('
Adapun tujuan ijtihad untuk mcncocokkan hukum-hukum syarl'at mcrupakan
jenis yang pertatl1fl yang bisa dilakukan oleh Se111Ua orang tanpa pengecualian, scdangkan
tujuan ijtihad untuk mcmahami atau mcndapatkan hukum-hukum syari' at mcrupakan
jcnis kcelua yang hanya bisa diIakukan olch orang yang ahli(/IIlIjtallid)7
Jadi, dari pcngcrtian di at'as dan pcnjdasan yang dibc:rikall olch lmanl
1\5Y-Syatibi, pcngcrtian ijtihad Lii sl11i adalah QQQ」ョァァ」イ。ャセォ。ョウ」ァ」ャQ。ー kcmanlpWll1 dan
111cncurahkaDnya yang benujuan untuk ll1clnahanli atau 111cndapatkan huku111-huku1l1
syari'at dari elaIiI-daW yang bukan qalliiyang dilakukan olch orang yang ahli. Orang yang
ahli eli bielang ini, elisebut elcnganIm/jta/lid.
) Abdullahi Ahmed セM|iQMnLiGゥュL TO/llord til/ 1.r/tlNli( ャ|セOッQWjャエエャゥHIQO Civil Ljlmic.f, 1IllNldll ャサlセOjOjB mut II/tematiol/til I-"IIIJ,(terj.)セM|ィュ。、 Sucdy dan ;\miruddin ;\n,l1li, (\'ogyaknna: LI(;S,1994), h. 53.
(, .Abu Ishag Asy-Syal'ibi,/1I-Alu(1fclqdlji UJ/JIII AD'-.f)'tlrl'a/J, (Beirur-Libanon: Dilr.:\I··i\fa'riEth, Lt.),
Juz
4, h. 89.2. Dasar Ijtihad, Hukull1 Ijtihad dan Masalah-ll1asalah yang Diperkenankan
Ijtihad
Adapun dasar untuk mdakukan ijithad adalah al-Qur'an, al-Hadits atau Sunnah
Rasulullah saw., ljma' dan Qiyas. Sedangkan para ulama Fikih sepakat bal1\va hukum
ijtihad adalah wajib. Alasannya adalah QS. AI-Hasyr apt 2, QS. j\n-Nisa ay"t 5'>; clan
juga hadis Rasulullah saw., "ljtihadlah bll1u, brena tiap-uap orang akan 1l1udah
Incncnpai apn yang dipcruntukkan kcpacIanya.llH rVIcngewli 111asabh-n1:lSabh yang balch di-ijtihadi, Prof. Abdul Wahhab K.hallaf mengatakan, "Tidak bolch mdakukan ijtihad
dalam masalah yang sudah ada nashnya seeara pasti (dalil qiJt!II).'" Hal ini mcmberikan
pengertian bahwa seorang mujtahid tidak boleh meneari hukum lain jib sudah ada
ketetapan hukumnya seeara jelas di dalam al-Qur'an, al-Hadils atau Sunnah Rasulullah
saw., dan ljma'. Misalnya, jumlah hukumjilidyang scratus kali tidak dapat cli-ijtihadkan
lagi. K.arena 1l1C1l1iliki )J(JJb yang qa/b'()'1/d dci/o/a!; (pasti pcnunjukannya pada 111akna
tcrtemu). Yang menjelaskan lcntang hal ini, terdapal dalam QS. J\n-Nur
[24]:2.'"
"PerC111pUan yang berzina dan laki-laki yang bcrzina, 1v1aka deralah tiap-tiap scorang dari keduanya scratus dali clera... " (QS. l\n-Nur
[241:2).
1\ AJunad Banafi, pOjiャLMセサOャャャ。イ dOltS%rah l-1ltkltlJ/ him}}, (lakana: Bulan Binlang, j(NS), CeLke-7, h. 163.
')セM|N「、オャ \X!ahhab Khallaf,Kaida!.J·kaidabI-Iltklt!!1 hit/ill,(Bandl1ng: l\..isalah, 1983),eel. ke-1, h, 162.
3. Syarat-syarat Mujtahid
LJntuk l11cnjadi ll1ujtahid,seseorang111111i111<11hnrus mcmiliki cmpat syarat,11 yaitu:
a. Me1l1iliki pengetahuan baha,a Arab. dari segi ,intak,i,nya dan filologiny,l. Dala1l1 hal
ini juga l11Cliputikepckaan "rasall (d{ffllq) dalmh
111cnlahalTli susunan k:lta-katanya
(rt/jI
bahasa) yang ia perolch dari upaya 1l1e1l1pelajari ilmu bahasa Arab dan
cabang-cabangnya dan juga 111Cnlpunyai cakrawala yang luns dah1l11 ilnlu sastranya serta
unsur-unsur yang ll1cn1pengaruhikefasihannya,puisi rnau]1l1ll prosanya, dan lain-lain
b. i\Jempunyai pcngetahu:In al-Qul"an, dahun ani ll1l'ngefti hukul11-hukul1l syara' yang
dikandung oleh al-Qur·an. ayat-ayat yang 1l1enjadi nash huku1l1-huku1l1 ini. dan
l11ctode untukll1CI1CnlUkan buku111-hukull1 tcrscbut dari ayat-ayatnya.
c. Me1l1punyai pengetahuan al-I-laclits atau 5unnah Rasulullah saw. Dalam pengertian,
tl1cngertihuku111-huku111syara' yang ada
eli
dalan1sunnah tcrscbut.d. Mengerti segi-segi analogi atau .QiyiI.l. Mcngerti di sini ad"lah I11cngcrti 'illal clan
hikll1ah pClnbcnrukkan syari'at yang karenanya disyari'atk:lnlah bebcrapa hukull1.
e. Pandai Incnghadapi J!{./Jb-II{{Jbyang bcrlawanan, kadang-kadang dalal11 suatu pcrsoalan
terclapat beberapa (ketcntuan) yang bcrlawanan. NaJ/;-lIa.,}1 yang berlawanan tersebut
adakaJanya tidak dapat dikctahui. Kalau dapat diketahui, maka !1i!J/; yang chrtang
terbelakang mcmbatalkan 11m/; yang dikeluarkan terdahnJu. Kalau tidak diketahui
sejarahnya,1naka pertan1a-tan1a diusahakan pCl11aduan
eli
antara kcduanya, dan kalautidak bisa, maIm harus diadakan pen-liltJl/;-kan terhadap salah satunya, artinnya dicari
111flna yanglebih kunt dari scmua scginya, ll1Cl1Urut(:ua-earn yang banyak dibicarakan
dalam buku-buku ushul fikih.'2
Jadi, ijtihad meski tcrkesan l11udah dilakukan siapa snja. Namun pada prakteknya
tctap harus tnelnenuhi pcrsyaratan eli atas yang sangat ketat. .\Iaka LiLlak SCI11Ua orang
clapat ll1clakukan ijtihad. !(arcna ijtihad dapat diartikan kesunggullan scscorang ll1aka
sebelul11 l11elakukan ijtihad untuk l11cncntukan scbuah hukul11 dapat dilihar Icbih dulu
kCSLll1gguhannya dalam bcLlJar, IllCI1CIl'l ilJnu-illllll tli atas. Jika ll'lCl1gU<lS:ll pctlgctahu<ln di
utns) sccara logis seorang yang hcndak bcrijtihad dapat dinibi sebagai orang yang
bcrsllllgguh. l\Jaka upaya ijtihadnY:l juga mCfupakan upaya yang
sungguh-sllngguh. Dcngan J1crsyararan セG。ョァ ketar di :Has pula, din1aksudk;lll bahw:I kcl-ika kc IliaI'
produk hukum cliharapkan akan l11cnjadi hukul11 yang dapat diperr'lnggungJ'lwabkan.
4. Hal-hal yang Periu Diperhatikan dalam Ijtihad
tvlcnUfut Abdul Wahhab Khallaf, ada tiga hal yang perlu diperbarikan oleh
Inlljla/;iddala111 ber-ijtihad," yaitt!:
a. ljtihad tidak bisa dikel0111pok-kelol11pokkan. j\rtiny'l, rid'lk bolch scorang 11111/labid
hanya ahli bcrijti11ad dalal11 hukum-huku111 tertentu sajac Mis'llnya hanya ahli
ber-ijtihad dalam huku111 pidana saja. Seorang /Jlllj!a/!lc!harnslah ahli dalam ber-ijtihad di
segala huku111 syari'at.
12.Ahmad Hanfi,pcGHセ、ャャャHjイ dtll1J!iam/JIJllkllm IJltllJI,(Iabrta: BulanBiiH:lng,1セIャIUIL h. 1()5-167.
b. Seorang lIIlI}tabid eliberi pahala oleh ,\!lah Swt.; bila ijtihadnya benar l11endapat dua
pahala, satu pahala atas ijrihadnya, dan satu pahaIn aras kebenaran ijrihadnya. Jika
salah, dia mendapat satu pahala atas ijtihaclnya.
c. Hasil ijtihacl seorang1IIIIjiahid ticlak bisa c1ibatalkan oleh hasil ijtihad11111}lallidlain yang
sejenisnya. Hal ini dikarenakan, ijtihad kedua riclaklah lebih kuat dari yang perrama,
dan ridaklah ijtihacl seorang di an tara para ulama IlIllJtahidin itu lebih berhak untuk
c1iikuti daripada ijtihadnya1IIIIpaNdyang lain.
5. Jenis
Hukum Ijtihad
Ahli Ushul Fikih 111Cl1ctapkal1 「セエィ|v。 hukut11 ijtihad itu ada tiga 111tlCH11, yaitu;
jimllm 'aill (wajib bagi setiap or;lng),jimlllllkijilyah (cukup dilakukan oleh sebagian orang),
elanlJlcllldllb(sunnah), Penctapan seperri ini terelapat eli dalal11 kitab lhyr( '(JIIIIII ad·D;i,.14
Hukum ijtihacl mcnjaelijim/IIII 'illil apabila til11bul suatu persoalan yang sangat
111endesak untuk ditentukan 。エセャu dicarikan kcpastian huku111l1ya) baik untuk diri sendiri
maupun untuk umat. Hukum ijrihael l11enjadi jim/hll hli/yah apabila ada pcrsoalan yflng
muncul yang diajukan kepada beberapa ulama untuk elijawab dan kewajiban mereka
menjaeli gugur jika salah seorang eli antara mereka memberi jawaban aras persoalan
tersebut. Ijtihael menjadi Illm/dllb apabila masalah-masalah yang "kan dicarilwn kep"stian
hukul11nya adalah l11asalah-l11asalah yang belul11 l11cndcsak, rnisalnya pcrsoalan yang
ditanyakan itu belul11 tcrjadi di masyarakat.';
6. Tingkatan Mujtahid
Ulama ahli Ushul Fikih mcmb'lgi ahli fikih ko clalam rujuh ringk:ltall. Empat
tingkatan pertama tergolong mujtahid. Tiga tingkatan berikutnya masuk ke dalam
katcgori IIJllqallid, belU111 111cncapai derajnt 1lJ1!/!t1hid.!1i Adapul1 pcnjdas:ln tujuh cingkatull
tcrscbut, Muhammad Abu Zahrah clalam bryanya l11cnjclaskm.1 bahwa mercka aclalah
sebagai bcrikut:
a. Tingkatan pertama, 1Il1l/lahid IIJllJtaqi/ atau IIlIlj/ahid yang m;\ndiri. Untuk mcncapai
tingkatan ini, harus dipcnuhi seluruh syarat-syarat mcnjadi 11II/j/aNd. Ulama pada
tingkatun inilah yang ll1CnlpUI1yai o(oritas 111cngkaji ォ」エ」エ。ーセュ hukuJ11 bngsung dari
al-Qur' an clan al-Hadits atau Sunnah Rasul\lllah saw., mclakukall cllyas,
111cngcluarkan fatwa utas pcrtitnbangan 111uslahat, Incncrapkan dalil istihsHn dan
bcrpcnclapat dcngan dasarJaddw;:
1',,,,,,
'i. Dcngall kata lain, ulama c[;t!am lingknlan illibcrwenang Inenggunakan sclufuh rnctode t:rlid/a/ yang dia111bil scbagai pCdOll1:ln,
tidal\. 111cngckor kcpada III/!I/a/lid lain, dan dapat ll1CrLllnUskan l11ctodologi ijtihadnya
scncliri serta l11enerapkannya pada masalah-l11asalah .lim/' (cabang). Pcndapatnya
kcmudian discbarluaskan kc tcngah masyarakat. Tcrmasuk eli elalam karcgori 1IIIIjtahid
ini adalah scluruh Fuqaha Sahabat dan Fuqaha Tabi'jn.
ISIbid.
b. Tingkatan kedua, Ill/!ilahid /J/IIJI!tlJI}; urau lJll!J!abid yang lllcnga111bil atau 111Clnilih
pcndapat-pcndapatinlalnllya dalanl II.rlJII!dan berbcda pendapat dari im:llnnya dalanl
cabang (jell-'ll), lncskipul1 secant Ul11U111 ijtihadnya mcnghasilkan
kC}iimpubn-kcsimpulan yang hampir sama elengan hasil ijtihad yang dipcroleh imamnya. Karena,
sering sekali,
eli
nntara keduanya ada hubungan pcrsahabatan yang cukl1p kent/d.Misalnya muriel-murid Imam J\bu ]-Janifah (J\bu Yusuf, J\bu Hasan ;\I-Karhi dan
l\bu Hasan Al Asham) dengan Imam ;\bu Hanifah sendiri.
c. T'ingkatan ketiga, IJII!j!ahir/}/J{/::.:!hfb utau IJJI.'/{{/hidyang I11cngikuti imamnya baik dalanl
/1.1/1111 maupun jel/"I/ yang telah aela. l'eranan mereka terb:1tas melakukan iflil/btilly
hukum terhaelap masalah-masalah yang belum diriwayatkan imamn"a. Menlltllt
I\/Iazhab NfaWciyah, tidak pernah kosong suaru ll1asa dari IJI/!//obit! QOQゥjセAャHL「N Tugas
mereka elalam ijtihael adalah menerapkan illtil-ilitil fikih yang relah digali oleh para
pendahulunya terhadap masalah-masalah yang belllm dijumpai di masa lampau.
d. Tingkatan keempat, lJIlljltlhid IJIIlml}ih. Mtljl!llJidini tidak l11elakukan i.rlitlhtl!/I terhadap
hukum-hukumjiml'yang belul11 sempat elitetapkan oleh ubma terdahulll dan belum
cliketahui hukull1nya. Yang 111crcka lakukan hanyalah 111Cn-la(]i'/J (l11cngunggulkan) eli
an tara pcndapat-pcndapat yang diriwayatkal1 dari ゥョャセuQQ dcngan alat I(/(jib yang tdah clirumuskan oleh tll/lj/al1idpada tingkaran eli atasnya.
c. 'T'ingkatan kefulla, IJI!!j!abid 111/llJ!(/Zill atau IIII!J/abid yang tnembanding-bandingkan
antara bcbcrapa pcndapat dan l'iwayat. Yang dilakukan oleh IIII!/It/bid ini, misalnya)
chbandingkan penggunaan Qiyas pacla penclapat yang loin; atau penclapat ini 1cbih
shahih riwayatnya atau lcbih Imat clalilnya.
f. Tingkatan keenam, 11lJ/bali,:. Tingkatan ini tcrgolong clalal11 cingkatan IllIIqallid, hanya
saja J)JI//JtffiZ Inc111punyai bl!//a!; dcngan 111cngctabui hasil OHOセェゥOj ulama tcrdahulu.
'1'ugasnya bukan 111clakukan akan tctap' 111CJ1Fctahui pel1clapat van<T
• b
diunggulkan bcscrta Ufut,lll tingkatan iHOセェゥO[ scsuai dcngan hasil g<lrnpan IIJI,t)/(/!Jid
tlJllnyi'ziJ.
iVll1hajiZ ll1cll1punyai hak arau wcwcnang,nlcngcluarkan fatw:l scbagainlanaulanl:l pada tingkataneliatasnya, akan tctapi han)'a elidaln1l1 11l1gkuI1gan lcr!J;lfas.
g. Tingkatan kctujuh, jJlllqrd/iri. Tingkatan ini bcrada di bawah Sl'lllu:t lJl1gk;\tan yang
tclah eliuraikan eli atas. i\1l1qallid adalah ulama yang l11ampu I11cl11alnmi kitab-kitab,
tctapi tidak mampu mclokukan ImJII; terhadap bcberapa pcnclapar atau riwayat. Ia
hanya mcncrima apa aclanya terhacbp pendapat Futpha tanpa berusaha mengetahui
dalil dari pendapat yang ditcrilnanya dan 111CnCrUl1aapa adanya yang tcrdapat eli
clalam JUtab-JUtab scbagaimana adanya serta tidak mampu mengklasiltkasikan
dalil-dahl, pcndapat-pcndapat mauIJul1 riw:lyat-riwuyat.17
7. Ijtihad daIam Lintasan Scjarah
Ijtihac1 memililci sejarah yang panjang daIam Islam. Bahkan, seJ'lk Islam ada,
ijtihad telah Inel1jadi aktiviras pcnting untuk tnctnberikan ォcーセャウエゥ。ョ dan pcdo111an bagi
Inasyarakat awal 1s1a111. Bahkan san1pai sckarang dan smnpai akhir zan1an, ijtihad tctap
luenclnpati posisi penting dalan1 111asyarakat181a111.
Dalam hal ini, ulal11a Hambaliyah mengatakan bahwa udak bo!eb suatu periodc
kosong dari scorang III/!Jlt/hid )'ang 1111'l11CI1uhi j1crsyaral';lll-Ill.TsY:lnll-all !/Iihrtd /)Jllllflq.
Sebab dengan denukian, eksistellsi Isbn1 akan tents tcjaga, rcrhindar dari berbagi upaya
pcnyclcwcngan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
l(arcnanya, Prof. l\luhul111nad Abu Zahrah' l11cngarakan bahwa sulit din1cngcrti
mengapa ada pihak yang dcngan l11udab l11cnutup pintu ijtibad yang tclab dibuka ,,!eh
Allah Swt. untuk lapangan akal.'" Berikut ini, elijclaskan mcngcnai scjarab iJribad dari
2a111an Rasulullah saw, sanlpai ZiUl1ansckarang.
a. ljtihael Zaman Rasulullah saw.
Rasulullah saw. adalah seorang IJJJJjll/liid (abli ijrihad) dCl1gan schlllal1 Bセャオェエ。ィゥ、
Pcrtama". ljtibad beliau rerhatas eli dalal11 masalah-masalab yang hclum diterapkan
hukumnya olch wabyu (al-Qur'an). I\pahila hasil ijrihad RasuluUab saw. itu henar, maka
tUtllll wahyu membenarkannya. Dan jika ijtihad Rasululhih saw. sahib, rurun wahyu
untuk111cluruskankesalahan itu.
Conroh ijtihad Rasulullah saw. yang salah ialah keputusannya tentang pCl11berian
izin orang-orang 1l1unaflkuntuk tidak ikut dalall1 pcpcrangan. I(enludian turun QS.
At-Taubah ayat 43-45 yang menyatakan kekcliruan ijtihad Rasulullah saw. terscbur.
''I
b. ljtihael Zaman KhulafaAr-Rasyidun dan Sababat
"Ibid, h. 592.
Pada zaman K.hulaf', i\r-Rasyidun, hukum Islam ditewpkan mclailli al-Qur'an,
Sunnah Rasulullah saw" ijma " dan I<Ijll (pendapat),'" Eajlldi sini identik dengan ijtihad
dan ticlak terbatas pada analogi atau Nqセᄋケ。j saja, ウ」「セァ。ゥョQ。ョ。 dikcllal sckarang in1, tctapi
mencakup jugahtihJrlJl, /JI·lJal<l 'ah /JI-/1.r!JIiyah, Jaddll f):;al<l'i. dan MaJlJIrr/{lh1\{IliJa/ah,11
i\danya iJillfl'dan I<Ijllyang merupakan metode dalam berijtihad pada zaman ini
karena dengan wafarnya RaslIllIllah saw" wahyu dengan sendirinya tldak lagi dltllrllnkan
dan haths Juga tidak lagi bcrtambah. SCl1lCl1tara itu, m:lsalah-ma-:-::dah yang dihadapi lImat
Isbn1 terus bertan1bah dan 111c111crlukan kerclltuan dan kcpastian hukul11. Pada musa
1<:.halifah Abu Bakar, jika 111cngbadapi scsuatu persoalall dan tidak ll1CnCI11ukan nashnya
eli dalan1 al-Qur'an dan al-Hadits, in tnengu111pulkan para sahabat untuk bCrlnusyawarah
dan 111cnentukan huklUll dati 111asalah-rnasalah itu (!iJlla'). Dcmikian pula p:H.h lnasa
Khalifah Llmar bin Khattab, Khalifah Utsman bin i\lfan, dan Khalilah ,\li bin Abi
Thalib, Mercka mcnggunakan ijtihad lerhadap masaInh-masalah yang tidak didapati
daWnya di dalam al-Qur'an dan al-Hadits, Akan tcrapi, di antara keempat Khalifah
terscbut, hanya Khalifah Umar bin Khattab yang diketahui paling banyak mcmakai
ijtihad (dengan Rojll)22
Sclain empat khalifah di alas, scbagian sahabat lainnya juga dikenal sebagai ahli
ijtihad atau JJiJlJlahiddan bahkan diposisikan oleh umat Islam pada waktu im sebagaiJlIlllii
20 Syckh 'tvIuhammaci .-\11 .\s-Sayis, jセェ。イ。Aj PellJbelllJlkall rlOII Perk,etll!Jtll{gtllJ lfllhfJl1 l,dIfJJJ, (Jakarta:
.;\kaclcmika Pressindo, 1996), h. 18-72.
21 Ibid,h. 59.
(pemberi fatwa dari hasil ijtihadnya). Di kota Madinah, mufti-mufti dari k:dangan sahabar
yaitu: Zaid bin Tsabit, Ubay bin Ka 'ab, J\bdullah bin Umar, dan Ibunda Siti ,\siyah.
i\dapun di kota Makkah iabh i\bJul Isbh bin J\bbas. Di kot,.,. Kuffah ialah ,\bdullah bin
Ivlas'ud. Di kota Bashrah ialah ,\bu Musa Al-,\sy'ari. Di kota Svam ialah セiオGZエ、コ bin
Jabal dan Ubadah bin Shamit; dan di Mesir ialah l\bdullah bin AmI.
Jika dihitung, maka ada 130 orang sahabat yang ahli ijtihad dan ,hpCl:caya oleh
U1l1at Qセャ。ョQ untuk lnembcrikan fal-w:I, termasuk yang sudah discbulk:lll di at'as.
Kcbanyakan para sahabat tCfsl'but pad a :twalnya ]x:rdiam tli [\Ltdin,lh, lbn kCll1udi,1ll
berpindab ke kota-kota lain. Karenan)"', pada permulaan ijnbad mCl:cka bcrslfat Ijlilhld
jalJ1a'!)'(//J 0)CrSalna). Sesudah mercka pindah kc kora-kota lain, barulah ijtihad mcrcka
clilakukan secara pcrorangan UtI/fit).?)
c. Awal i\bad Kedua Sampai l'ertengahan ,\bad Keel11pat Hijriyah
l'eriode ini adalah periode para Imam Fikih yang memiliki pengaruh luas atau
zaman Imam Mazhab, yaitu Imam Malik, Imam Syafi'i, Imam Abu Hanifah, dan Imam
Ahmad Ibn Hamba!' Selain empat mazhab ini, ada mazhab-mazhab lainnya di dunia
Sunni yang pernah dikenal dan kini tdah lenyap, di antaranya yaitu: J'I'lazhab l\I-Auza'iy,
Mazhab j\ts-Tsauri)" Mazhab J\J-Laitsi)', IvIazhab Dhahiri)" dan IVlazhab j\th-Thabariy.24
2J Teungku }·"fuhammad Hasbi セ|ウィMsィゥ、、ゥ・ァケL Pe/lgall/ar I!IlI/! J'lki/i, (Scmarang: Pustaka R..i.zki
Putta, 1999), Cet. ](e-2, h. 43-44.
Lenyapnya mazhab-mazhab tersebut dari dunia Sunni karena discbabkan oleh
bcbcrapa hal, yang lItama adalah tidak adanya pengikut mazhab rcrscbut yang
ll1cnycbarkan secarn gencar, ll1cluas, dan 111cngakar<..Ii milsyarakat lsla111 scpcrri pcngikut
mazhab yang empat.
Pada pertcngahan abad kccmpat sampai jatuhnya Kota Baghdad di tahun 656 H,
olch para pcngikut mazhab, hukum Islam ditctapkan mel'llui (tIIlili, yaitu dcngan
mcn-iHOセェゥ「 pcndapat-pendapat yang bcrtcntangan dalanl mazhab.:::.i
d. Pcrtcngahan Abad Kctujuh Sampai i\wal J\bad l)ua l'uluh
i\dapun pada zaman pcrtcngahan abad kctujuh sampai orwol! ,rhorcl clua puluh,
terjadi apa yang discbut dengan pcn-/aklid-an, yaitu kcwajiban untuk mcnyandarkan
ijtihad kepada salah sam dari cmpat mazhab, dcngan kata lain pintu ijtihad telah tcrtutup.
Seseorang yang berijtihad unmk mcnetapkan suatu hu!<um tanpa bcrsumbcr dari salah
satu C111pat ll1azhab tcrscbut rclah dianggap bit/'tI!).2(, Da1:lm ringk:n:lll JJII!jlalJ/c/
sebagaimana yang dijelaskan di atas, !JJlJj/aliid-!JJllj/aliid yang muncul pada zaman ini
kebanyakan adalah JJJlIhaJiz dan IJJI/qa//irl. Schingga, ticlak ada yang bam pacl>! zaman
tersebut, selain pemikiran-pemikiran atau pendapat yang scmakill mcmpcrkuat salah satu
dari empat mazhab tersebut."
25Ibid,h.128-131
2(,Syckh j\luhammaclセ|ャゥ .-\s-Sayis,o;;,dl.,h. 180.
c. l\bad Dua Puluh Sampai Sekarang
Seiring dcngan kenlajuan Za111:1n dan sC111akin til1ggillya pcradnbal1 11l11at Inanusia
yang ditandai banyakn)'" pcnemuan-penemuan baru di segala aspek kehidLlpal1 yang tidak
pernah ada eli 2a111an sebelu111nya. Terkadang, penc111uan-pcncl11uan tcrscbut 1l1C111bentur
pcrsoalan-persoalan yang telah clitctapkan oleh syari'at maul' un fikih. Nal11ul1, terkadang
pula pencluuan-penenluan tersebur 111C111butuhkan jawaban dari svari 'at Isla!11,
khususnya dari ketetapan fikih karcna sudah l11cnyangkut kcpcntingan uma!: 1::;I<11nsteara
luas. Tvlisalnyu, seperti h1.1k1.1111 bayi tabung, bank, obligasi, cangkok organ tubuh, 111cnikah
mclalui telcpon, dan sebagainya.'"
Dengan keadaan sepetti di atas, dan agar syari'at Islam tetap l11el1Jadi jawaban
bagi pcrsoalan Ulnat l11unusia sanlpai akhir za111a11, Fucpha yang dipclopori ularna IVLesit
menggalakkan ijtihad dcngan merLljuk pendapat ulal11a Hal11baJiyah bahwa tidak bolch
ada periocle kosong dari scorang JJIIljlalJidyang 111clncnuhi J1crsyaratan-pcrsyaratan !/Iihtld
JJJlItlaq."
Babkan Prof. Muhammad l\bll Zahrah, scorang u!.ama Mcsil' tcrkcl11uka,Incngatakan:
"Sulit climengel'ti mengapa ada orang yang dengan mudah menlltllp pintll ijtihacl yang telah clibuka oleh Allah untuk lapangan aka!. Kalaulah ia berpcndapat
denlikian, I11ana (blilnya, dan 111engapn in 111elarang orang lain selncntara
mempel'bolehkannya untllk dirinya sencliri. Penutllpan pintll ijrihad almn
Inenjauhkan tnasyarakat dati s\.unber-s\.unber huku111 1s1a111 yang pcrtall1a: al-1(itnb, as-Sunnah dan peninggalan-pcninggalan
mlajil!" !"balib,
sdlingga l11cl11bawa mercka25
yang berlebihan dalam bcrtacllid kcpada suatu pandangan bnhwa pennfsiran al-Qur'an dan al-I-Iadits tidak perlulagisetelah tertutupnya pintu ijtihad,"'"
I'vlaka di Zalnan sekarang inl, ijtihad sud-ah 111cnjadi kcbutuhan )'ang tidak
terpisahkan dcngan U111at Isbn1 itu sendiri. Bahkan banyak fatwa-fatwi\ yang l11CrLlpakan
hasil ijtihad dihasilkan dengannuansa lokal yang sangat kentn!. Hal ini diknrenakan umat
Islam tidak lagi hidup dalam sistem kekhalifahan (sam pemeJ:intahan), tetapi dengan
konsep negara bangsa (!la/illl/-J/a/e), terlebih Islam tdah clipeluk oleh banyak etnis, bangsa,
clan dengan banyak kepentingan politik, sosial, dan ekonomi, Sehingga, mau tidak mau,
sangat mempengaruhi Islam dari segl kcbudayaan dan peradaban dan Juga
mempengaruhi ijtihad yang dihasilkan,
B, MetodoIogi I jtihad
llrv'1ctode" artinya "eam yang tcratllt dan sistinlatis untuk pclaksilnuan sesuatull ; "nleto e Jugad ' b'lsabcrartl' "earn I ' "wfJa ." '" e ang can 111CtO 0 oglli S d I d I ' I I I 'Inca a 11111U 111CtOC1e; 1 11U'lr
cara-cara dan Iangkah-langkah yang tepat (unmk menganalisa sesuatu); penjdasan serta
menerapkan caran i\dapun yang dimaksud dcngan metodologi ijtihad adalah ilmu
cara-cara dan langkah-Iangkah yang tcpat untuk melakukan ijtihnd,
lOIbid.
.11 Pius.!\ Partanto dan :\1. Dahlanセ|ャ Barry,KIlJ)J///Ilm;ahPojJII!c'r,(Surab;lya:."\rkola, 1994), h. 461.
[vletade-metode ijtibad vang pcrtama kali 111uneul ada t:ga, (I) lea'vll, (2) Qiyas,
dan (3) Istihsan," Disusld kcmudian f\laslahah IvJursalah, ;\1- 'Urf, ;\I-Isrisbab, Syar'll
Man Qablana, clan Mazbab Sababi.'·' Dalam bahasan ini, dengan segaLl kekllrangan dan
kelebihannya, penulis hanya akan coball1cn1aparkan riga rnctodc ijtjhad<..Ii atas.
L Ra'Yll
Seeara harfiyah ra1yu berarti pcndapat dan pertin1bangan.
セイ」イ。ーゥ
orang-orangArab tdah mempergllnabnny:r bagi pendapat dan keahhan yang dipcrrimbangbn
dengan baik dalat11 lucnangani urUS:ln yang dihadapi. Sescorang yang mcmiliki perscpsi
mental clan pertimbangan yang bijaksana dikenal sebagai d,:/I·m'),- Lawan kara dilli
d,II'I-ra)adalah !Jll(/c/lmtld, seseorang yang lCll1ah (blanl pertin1bangan dan tak bijaksana cLtlanl
bcrpikiL ' \ Jlllukan lJJJljilJ/J/ad ini diriwayarkan banya bcrlakll bagi laki--laki dan ridak bagi
perCll1puan, karcna 111cnuflltッイセャjQァMHIイ。ョァ Arab pcrClnpU:ln taklYlcrniliki I'fI,/)' l11cskipun eli
1 I . 1 · 1 ( ,
1l1aSa ll1UC anya, apa agl C1 111:lSa tuanya,
Istilah ini juga c1itcrapkan pada pandangan-panclangan dari kaum Khawarij dan
mereka disebut sebagai abl
,,1.m)..'7
1\la5an munculnya Jlllukan ini tampaknya aclalahkarena pandangan-pandangan mereka me-nyimpang dari panclangan-pandang'lll ahf al·
.I.'Ahmad J+as,lll,Pilltll !itibad JebeilllJJ Teflltlllp, (B,mdung: Pus taka,20(1),CCLkc-3, h. 103.
\1.-\bJul \X/ahhab KhaHaf,op. ai.,h. xxi .
.15.Ahmad Hasan,op. aI" h. 104-105,
-'(JIbn j\Ianclzur,L/:ro"AI-/lrll/;dalam .\hmad Hasan,Ibid.,h. 105.
SJlJlllab. Dari sini dapat disimpulkan bahwa m'ymemiliki clemen pcmikiran idiosinkretik
yang cksldusif dan indcpenden, yang bisa jadi tak diterima oloch orang lain. al-Qur'an
mcnunjukkan bahwa kaum Nuh tclah menolak pcsan bcliau brena bcliau diikuti olch
orang-orang yang lenlah dan rak matang dalanl pcrtil11bangan (badi t/!-n/
)0.
AI-Qur1an sendiri seem'a bcrulang-ulang 111cnyenl untuk berpikir daLtnl-dala111
dan 111crcnungkan ayat-ayatnY;l.
"Maka apakah mcrcka tidak mcmpcrhatibn aI-Quran ataukah hati mercka terkunei?" (QS. Muhammad 147]:24)
j\dapun Rasulullah SAW, juga mcmbcrikan contoh dengan menerima pcndapat
para sahabat dalam pcrsoalan-persoalan di mana beliau tidak dituntun oleh wahyu.
Sebagai contoh, pada pcristiwa Perang Badr, Rasulullah mcmilih sam tcmpat tertcntll
untuk membangun satu perkcmahan bagi pasukan Ml1,slimin. Scorang sahabat, Hubab
bin al-Mundzir, bertanya apakah bcliau memilih tempat itu 'lias pertimbangan (n/y)
bcliau atau atas petunjuk ,\lIah. Rasulullah menjawab bahwa pcmilihan tempat itu
berdasarkan pertlll1bangan bcliau sendir!. I(ctika sahabat 1m 111cnyaranknn suatLl tC111pat
yang lebih cocok, Rasulullah mcnyatakan padanya: "Engkau tclah mcmberikan alasan
yang masuk akal(/aqadaJ)!l/ril/b/I.",'y).,,1H
2. Qiyas
l'v'Icnu1'ut ulanla lI.rlml, dcfinisi Qiyas adalah tTIcnghubungkan suntll kcjaclian yang
tidak aela nashnya kepaela kejaelian lain yang 'lela nashnya, elalam hukum y"ng telah
ditctapkan alch nash ka1'cna adanya kcsarnaan dua kcjadian itll (1<l1n111 illtilhuku111llya.")
i\.faka, jika suatu nash tclah mcnunjukkan hukum 111cngcnai suatll kcjadian, dan
telah dikctahui illal hukll111 itu dcngan ョャ・エセ、」 di セャャャエ。イ。 mctodc-mctodc untllk
mengctahui ilia!huku1l1, kemuelian terelapat nashnya dala1l1 illtl!sepeni ill,,!hukum elalam
kejndian itu, 111aka kcjadian lain itll hanls disalnakan dcngan kcpdian yang ada nashnya
elala1l1ilia!sepertiilia!hl1kum elalam kejaelian itu elengan elasar menyamakan elu" kejaelian
terscbut dalam illa!nya. Hal ini elikarenakan huku1l1 itu elapat elitemukan kctika tclah
ditemukan illa!-nya. Seelangkan ani ilia! seneliri elalam pengcrian ilmu usul aelalah sebab
dihukmTIinya sesuatu,·lll
Untuk mudahnya aelalah contoh tentang 'liyas elalam masalah kbalJl( (arak). Okh
nash, dalanl hal ini al-Qllf' an, bukum mClnil1l.l111 /:;;/JtlIJJFadalah haram bcrdasarkan HセウL
AI-Maielah ayat 90. Karena elitemukannva ilia! elalam pcnghar:ul1an kb"lll( [c,-schut, yaitu
111cl11abukkan, nlaka setiap minull1,H1 yallg eli dalanlnya {cョ「ーセャエ illal y,lllg mCIl1,lbukkan
lTIaka huku111nya diSall1akan dcngan khCIJJIF, yain..l hara111,41
Menurut pendapat jU1l1hur ula1l1a, (hasil) Qiyas adalah juga hujjah syar'iyah atas
hukum-huku1l1 mcngenai pcrbuatan 1l1anusia (a1l1aliyah), elan Ja menelueluki manabat
yang kec1l1pat eli antara hujjah-hujjah syar'iyah elengan pengertian, apabila tielak elielapati
clalanl suatu kcjadian itu, hllkum 111CnUl'ut nash atall ijm:1 'm akall ll'lapi lerdapat
y) Abdul \'{1ahhal;KhaJlaf, op.dl" h. 76
-10Ibid.
29
kesamaan
ilia!
clcngan suatu kejaclian yang telah terclapat hukumnya di dalam nash, maimcliqiyaskanlah kejaclian yang pertama itu kepada kejaclian y;lng kedua, atau dengan kata
lain: (tiberi hukull1 ll1cnurut huku11111ya, dan huku111 In1 adalah ketctapannya ll1cnurut
syara'. Para jtllnhur ulanla yang ョャ」ョ」エ。ーォ。ョGセ Qiyas discbut dengan orang yang
111cnetapkan Qiyas (J\:lt1l.rbillllq!),(/,I), sedangkan yang 111c1101ak atau 111Ct11buang Hセゥケ。ウ (
yaitu mazhab Nizomiyah, Zahiriyah, dan sebagian kelompok Syi'ah) disebur sebagai
pembuang Qiyas
(N/tjtl!/t/QiYr/.l).12
Berikut contoh dari para Imam Empat Mazhab dalam berijrihad dengan
menggunakan smuber yang sama na111Ut1 dcngan l11ctodologi ijrihad yang bcrbcda.
Adapun penjclasannya adalah sebagai berikut:
1) Imam Maliki. Beliau di dalam ijtihad bersumber pada 。ャMHセオイG。ョL al-Hadirs, dan lima.
Seclangkan metodologi ijrihad yang digunakan adalah amalan-amalan ulama Madinah
atas hadis
ahad,
Qiyas, clan Maslahah Mursalah.2) Imam Syafi'i. Beliau di dalam ijrihad bcrsumbcr pacb al-Qur'an, al-Hadits, dan lima.
Sedangkan metoclologi ijtihad yang digunakan aclalah Qiyas.
3) Imam Hanafi. Beliau di dalam ijtihad bersumbcr pada al-Qm'an, al-Hadtts, dan lima.
Seclangkan metoclologi ijtihad yang digunakan adalab Qiyas clan Istibsan.
4) Imam Hambali. Beliau di c1alam ijtihacl bersumber pada al-Qur'an, al-Hadirs, Ijma
dan Fatwa Shahabi. Sedangkan mctodologi ijtibad yang digunakan adalah Tarjib
Fatwa-fatwa Shahabi dan Qiyas."'
.12Ibid,h. 79
NmTIul1, Qiyas ll1Cl1utut para 1n1<11n IvIazhab eli atas 111Cll1iliki pcngcrtian yang
berbecla-becla. Menurut Imam Syafi'i, Qiyas clan ijtihad adalah dua istilah yang memiliki
arti sama. Sehingga, seperti ijtihad, Qiyas dilakukan bila tidak ada dahl dalam al-Qur 'an
dan al-Hadits dalam suatu persoalan. Hal ini berbeda dengan Imam i\!azhab lainnya yang
tidak111e111'a111akal1 Qiyas dcnganゥェエゥィ。、BGセ
3.lstihsan
Tstihsan ialah 111cninggalkantji)':"ls yangnyat;t Lll1tuk ll1cnjalankall l]l}':lS !";lng ficlnk
nyata (sanlar-samar) ural! mcninggalkan hukum kullj ulltuk rncnjalank,tl1 hukul11 ;.1'/1.1"1/(/;
(pcngecualian) discbabkan ada dahl yang111Cnurutlogika mcmbcnarkannya.-!:'
JelaSl1ya, bila scorang i\Jujrahid 111cnghadapi suatu pctistiWil yang ("idak aela nash
yang mcnctap-kan huku1111lya, sl:dang 1I11tuk ll1cncari huku111ny;t rcn.hpat L1u;l i,dan yang
bcrbeda-becla, jalan yang satu adalah je!as dapat membcri kctetapan hukul11nya dan jalan
yang lain Sn111Ur-Satnaf, yaklli dapat 111cnetapkan huku1l1nya dan dapat pula 111cnctapkan
hukum yang lain, padaha! pada diri Mujtahicl tcrscbut tcrdapa!": suatu dalil yang dapat
digunakan untuk Inentarjihkan jalan yang salnar-san1ar, maka ia lalu mcninggalk:ln jalan
yang nyata tcrscbut untuk 111cncmpuh jalan yang sall1ar-samar itu. DClnikinn jUg'-l hila ia
ll1cndapatkan suatu rla!i! klr/!i yang 111cnctapkan suatu hukli111, kC!lludian sctcbh in menclapatkan claW lain yang mengc-cunlikan snatu hukum dari d,,/illw/litersebut, maka ia
+1Ahmad Hasan,op. fil.h.19'l-193.
menetapkan hukumlain yang berbeda dengan hukum yang ditetapkan oleh dahl kulli itu.
Kedua jalan itu disebut istihsan.
Dengan 111cn1pcrhatikan ta'rif iscihsan scbagairnana ll1kcll1ukakan di atas, nyatalah
bahwa istihsan itu ada 2 macatn. fJedtllllfl, 1l1cntarjihkan lpyas yang tIdak nyat<l
(samar-sal11ar) atas qiyas yang nyata, bcrdasarkan suatu daliI. Ulan1il Hanafiyah I11Cna111akan
istihsan serrracan1 ini denganゥャGOゥAIjHOiiセアAIGヲャj atau アエケHONイセォAャエAOゥN
Kedtla, ll1engecualikan huku111jIlZ'!ytlIJ dari huku111 lUII/f)'aIJ dcngan suatu claW.
Istihsan ll1acan1 kcdua ini oleh ulan1a Hanaflyah disebut IIlstihsnn dilrUnd ' . Sebab
penyimpangan dari hukum /:'.11/// terscbut adalah karena dal'urm atml k'UeJH suatu
kepcntingan yang tllcl1gharuskan adanya penyunpangan dcngan maksud untuk
t11cnghadapi kcacJaan yang mCIH..lcs:lk atau lncnghindari kcsulil-an:I(,
C. Hubungan Ijtihad dcngan PCl'soalan-pcrsoalan Kckinian
"17 I " " - I - d I I "I
J I" 1 " -" 'I I
'-c {lilian seeara ctl1110 Ogl a' a n 1 .;:cauaan 0111 atas sc.Glrang. IVcngacu pac a
definisi ini, kata ini tidak bisa digunakan untuk rncnunjukkan waktu yang sl·atis. Tidak
seperti tanggal atau tahun yang bisa kim Iewati, lalu manjadi !ampau. Kini akan sclalu
menganclaikan sesuatu yang ban!. Kini sclalu berjalan mengarah ke depan. Di sinihh kini
almn sclalu baru. Seiring dcngan pcrjalanan waktll, kini almn senantiasa tnenC111ukan
sesuatu yang barn yang ticlak akan usang.
-1(,Ibid.
Ini berati kini adalah kata yang bcrhubungan dcngan wnktll, 111cski dcmikian kata
ini tidak menujukkan kata waktll tertenru, seperti tanggal 1 .lllni 2U06, tanggal .'> i\gUStLlS
2006 yang kclak akal1 111cnjadi waktu llsang. Kini tidak 111cngcnal 11laSa depan, Juga tidak
Inengenal ll1asa Imnpau. Kini banya 111cngenal waktu sckarang. In1 bcrarti kini sclalu
berjalan liniet mengarah ke depan. Pada perjalanan itulab persoabn-persoahn baru akan
ditC111Ui. Persoalan yang sebdutl1nya tidak ada, hingga tidak dipufllskan olch para ulan1<l
lampau.
Oi sinilah pctan ubrnil masa kini unruk mcn)'u1l1bangkan pcmikiral111ya untuk
mcnjawab masalah yang ada. Dengan demikian mutlak pada setiap 111aO\' //I11//tlllidpastilah
ada. Baik IJII!j!abidyang t11cncnrukan m:tsalah secant parsial, yakni sebat"as mcrul11uskan
hukull1 yang belu111 diputuskan olch ulan1a sebelt1111nya, iltau stearn hoEs!"is dengan
111en1pertanyakan keputusan ulan1a scbcllllnnya.
Scbagai contoh adalah pcrsoalaJ1 「。ョォNᄋャセ Bank adalah.lcmbaga yallg b"ru muncul
pada akhir abad ko-15, yai!u pada saar dunia Islam tclah menu!up pintu ijtihad.
K.en1udian, bank luenjadi scbuah le111baga yang begitu konlplcks SiStC111 opcnlsionalnya
pada saat sekarang ini. K.clnudian, 111uncul persoalan 111cllgenai bunga bank, apakah
haran1 atau ィ。ャ。QNTセ
.!Il Bank adalah lcmbaga ォcャャセュァ。ョ y,mg berfungsi sebagai lllediawr bagi pemilik modal dan yang
tidak memiliki modal. Selain it'll, bank juga berfungsi sebagai lcmb,lga pcnyimpan mc}(bl; baik dabm bentuk nang, surat-surat atau barang-barang berharga. l\fuhammad Syati'i :.Anlonio,Brill!:.LセGIGサOイゥサOO[[ Dar; '['{'ori ke Praktik, Oakarta: Genu 1nsan1 Press - t。コォゥセャ Ccndcki;l, 2001),Cct. kc-2, h. 66.
.ェセ Ibid.
.rika para ulama Fikih l11encari hukumnya pada sumber-sul11ber tcrdahulu, l11aka tidak akan ada fa twa atau hasil iJtihad tcntang bunga bank. Karena hal ini sangat dibutuhkan uleh Ul11at Islam, maka ulam:l 1"ikil1 yang tl'rgabullg Lli dalam J(OllSU! Kajian
Islam Dunia (KKID) pada bulan 1I1ei 1%5 berkul11pul di Universitas ,II-,Izhar, Kairo,
Mesir untuk mclakukan ijtihad dan ke111udian l11engcluarkan t:Jtwa bahwa bunga bank adalah hanun,511
Keputusun ini 111erupakan kej1utllsan J!angpl'l1tingdan dibuluhkan LImaI' Islam se
dunia karen a pada waktu itll dan san1pai saar illi mayoritas um:lt Islnrn dahln
l11cnjalankan aIctifitas schari-harinya tidak tcrlcpas dari bank, scbuah lcmbaga yang tiLbk pcrnah ada eli 23111a11 Rasulullah saw. sarnpai zarl1nn tenutupnYi\ pinru ijtihjld. D,ll1
dcngan ketctapan tcrscbut, ll1ulailah U111ut Islam ll1cngcrnbangkall bank tanpa bUl1ga at:tll
yang disebut dengan Bank Syari-ah.S1
Di atas, Inerupakan salah satli conroh dari ribuan cOl1tDh persoaJan yang telah dibcrikan jawaban dan juga yang bclllll1 dibl,;rikan jawaban; kan.:na ijl'ihad !11l'll1butuhkan
waktu, selnentara persoalan 1I111at datang silih bcrganti tanpa 11H.:ngcnnl waktu.
Karenanya, ijtihad merupakan scsuatu yang tidak loisa dihcntikan atau ditutup_ Ijtihad
dipcrlukan oleh umat Islam di tcngah mus pcrubahan-pcmbahan yang I11cndcranya salnpai akhir zmnan.
50Ibid.
A. Kelahiran, Silsilah Keluarga dan Masa Kecil
Kchadiran Islam di Jakarta dan scmakin banyaknya masjid yang didirikan pada
abad kc-18, tcrutall1<l sctclah ャャQ」ュ「ャオHィォャQyセャ onlng Batitvlit yitng rilCJ111lltur Ilmu di Mekkah, membawa daya jelajab inrelektual yang luar biasa pada abad-abad berikutnya.
Banyaknya ulama yang berlllllilCulail di abad ke-:!II di berbag:Li 1,,"l1lurll kota .Jakarta,
dcngnn 111ilSjid dan lclnbaga pcngajian scbagai IOtl/.f intclcktual, I11clnbil\Va dalllpak pada
kecenderungan ll1asyarakat Bctawi (sebagai suku ash) yang dikcnal scbagai 111:lsyarakat
yang taat beragmna (religius). Ihhkall, Raflcss sanlpai Incngakui kcrnajuan pcrkcll1bangan
Islam di kalangan penduduk kota Batavia bentuk asimilasi antara penduduk pribumi
dengan pendatang selalu disebut islamisasi orangSe/tiJlJ.'
Bersamaan dengan pcrkembangan Islam di .Jakarta dan semakin banyaknya
kelompok ulama, lahirlah sosok ulama Betawi yang menjacli generasi kcdua dalam
jaringan intelektual Islam Bctawi pada abad ke-20, )':Llmi K.H.M. Syafi'i l-Iaclzami2
I J\lastuki HS dan )\1. hhom eャMs。ィセQ (cd.), IlltdektJla/ismcPeStlll/Tw, (Jakarta: DivaPllstaka,2003). eel" ke-1, h. 113. Pcnjelas:lll lebih jauh mengcnai Pcrkembangan Islam di Betawi ini, Jill,.Juga .Abdul Aziz,
Is/am daJl1vla[)larakat Bet(l})Ji,(Ciputat: PI',Logos \'\lacana Ilmu, 2002), Cet kc-1, h. 41.
K.H.M. Syafi'i Hadzami rerlahir dengan nama Muhammad Syafi'i pada tanggal
31 Januari 1931 M, berteparan dengan rang.'!;aI12 Ramadhan1349 H dan wafat pada hari
Ahad, 7 Mei 2006 berrepatan dengan ranggal9 Rabiul Akhir 1427H dalam usia 75 r"hun.
Nama Hadzami diberikan oleh jama 'ah pengajiannya, sehingga orang lebih
mengenalnya dengan nama KI-I. Syafi'i Hadzami dari pada nama aslinya, Muhammad
Syafi'i.1Ayahnya bernama i\luhammad Saleh Raidi clilahirkan pada ranggal 31 Desember 1911. Sedangkan Ibunya bernama IVIini yang berasal dari Cireureup, Bogor, Jawa Barat.
Silsilah dati garis ayah hanya diketahui smnpai gl'l1l:rasi ketiga, mcskipuJ1 hanya
dari orang tua laki-lakinya saja. Lcngkapnya: Muhammad S:deh l,aidi hill R"idi bin
Sholihin. Nama yang rerakhir ini berasal dari Sumcdang,
.I
awa Barar. Dengan demikian,nenek moyang K.H.lvl. Syafi'i Hadzami, baik dari gario ibu araupun dari garis ayah,
bcrasal dari .lawn Bnrat. Scdangkan silsilah dari garis ibu; Ibu tvLini, t.idak dikcrahui secant
jelas. Bahkan untuk nama ayah dan ibunya saja tidak dikerahui. Yang jdas, K.H.M. Syafi'i
Hadzanu hanyalnengetahui babw:libunya terscbut 111clnpunyai en1pat orangウセャオ、。イ。ZQ
Bcrbeda dengaI1 saudara-saudaranya, Syafi'i tlkecilll
111cnghabiskan l11asa
kanak-kanak11ya bersama paman ayahnya yang bernama I-Iusin di Baru Tulis XIlI (dulu disebut
Mセ Ali Yahya,op,tit.,h. 11
セ J\,Juhlis, LapOtall Pelle/i/iml rlan Pewdi.I'ClIl13iogrcijiKH, Allf!ItIIJII/wt!J)'.:f/i'] F1ad:::fllJ/i I'llPropiJlll DI(] ]akatta,(Badan Pcnelitian dan Pcngembangan (Litbang) .:\gal11a, Dcpartcmen Agamn RI, Jakarta,
Gang Lebar), PecenongJI1, Jakarta pusセャエN S}'afi'i IJkccill! biasa l11Clllanggilnya dcngan
scbutnnjid(bkck, dnbm bnhns:I 1\1':lb).
[)j" Inasa I<ana (- <-anaI I I
<-uyn
1111, '-" " Sya
fi'" "I1 1 (CCil" tcnnasu \. ana.;: yang pelle laIn.I I I" WalaupUll suka bern1:1in, tcrapi ia tidak scpcrti :lnak-anak yang bin. la l11alah string dianggap penyakitan karcn<1 tidak selincah anak-anak yang lain. Bcbcrapa pcrlllainan yangin subi nd:llnh he/oh h"d,,/da" ldolle/"di. Seda"gka" 'empa' mai" favor;I"ya "dal:lh di
dacrah Pcccnongan, Jakarta Pusat yang ticlak tcrlalu j:tuh dari kcdialn:lllllY:1. Sclain
Pecenongan, 1<1 juga suka bC1'n1:1il1 di dacrah Djuanda ケセエョァ bcrscbcbhan dcngan
Pecenongan. Di Djuancb inl l11clintas Sungai Ciliwung, karcnanya yang paling ia sukai
adalah berenang
eli
sungai tersebut atau dalanl bahasa Betawinya: I\セ」「サOォN J(cbinsann ini terus bcdanjut sampaiゥセ remnja.'B.
Pcrjalanan Pcndidikall1, Pcndidikan Membaca AI-Qur'an dari Kakek
Pendiclikan pertnluanya dipcrolch dari I<akek Husiu. l)nrl orang yang tcrdckat
inilah mental clisiplill clan kceintaallnya pacla ilmu-ilmu kc-IsIan"ln mlliai clibangun.
Dalam mengnjar, Kakek Husin sangat keras. Misalnyn: shalat harus dikerjakan tcpat
waktu. Bila waktu subuh tclah ribn tetnpi ia bclum banglln, maka Knkek H usin akan
mengguyurnya dengan air. Bnhkan pukulan rotanpun scring mcnclarnt ke Syafi'i, jib ia
tedambnt mengc1'jabn sholat zbuhur. Kcpadanyn, Synfi'i "keeil" bclajar mcmbaca
al-Qur'an clan untuk pettamn kalinya khatam pada usia 9 mhun. Dalam mengajarkan
HセャiイG。ョL K.akck I-Jusin sallgat lllcmpcrhatikan kcfasihan lafal dan juga t:lJwidnya. Sclain
itu, dari kakcknya ini, Syafi'i 11kl'cill! juga111<':111p<:1:01<.:h pCllgajaran dasar-das:\l" ill11l1 nahwll
dan iln1u shorof.('
2. Pendidikan Zikir dari Kiai Abdul Fattah
Syafi'i IIkecilll
sering
sekali diajak
kakeknya ullwk 111cngaji dan mcmbaca 2ikireli
kecliamannya K.iai Abdul Farrab (1884-1947), seorang ulama kelabiran Cidabu,
Tasikmalaya, Kabarn),a, beliaulah yang membawa Tarckat Idrisiab kc lndoncsia, la
mendapatkan ajaran Tarekat Idrisiab di lvlekkab, Sepulangnya dari !'vIekkab pada tabun
1932, Kiai Abdul Farrah mengajarkan pertama kali Tarckar ldrisiab di Tasikmala)'a, Ia
diberi panggilan kehormatan: Syekb 1\1-,\kbar (guru agung).'
PCl11bacnan zikir dan tan.:kat illl dilakukan pada 111:11a111 hari. Dari guwnya, l<..iai
Abdul Fattah, Syafi'i yang mcnginjak remaja diberi scbuab do 'a kbusus, l'cmbcrian do 'a
ini Ineluiliki cerita terscndiri: pada saar111clakukan zikirdi suatu waktu, Syafi'i 111cngalnn1i
tahap
.lima
'(lupa dan hilang kcsadaran karena dibimbing agar ingat kepada Allah semata),Ketika ia mengalami hal ini, ia tidak ingat apa-apa walau tebb c1ipanggil-panggil oleb Kiai
1\bdul Farrab, Kemuclian, setelab sadar, ia 、ゥー。ョァァセャ。ョ scnclirian "Jeb Kiai i\bc!ul Fatrab
dan diberikan do 'a khusus, Kiai pun mendo 'akan agar S)'afi'i kelak mcnjadi orang baile"
I·Ibid.h, 12
7 .Abdul Aziz Dahlan (ed.) cLal., '1drisiah ': dalam Eluihlopcdi J.dtfllJ, (Jakarla: IdHiar Bam Van
Boeve.2002). Cet. ke -8, h, 176,
3. Mengaji al-Qur'an, Dasar-dasar Nahwu, dan Shorof dari Pak Sholihin
Syafi'i "belia" juga mengaji kcpada Pak Sholihin yang masih terbilang kcrabat.
Istri Pak Sholihin ini 111ctupakan kcponakan dari ncnck yang tncngasuh Syafi'i. Selal11:l dua tahun, ia mengaji al-Qur'an, Nahwu, dan Shorof dari Pak S1:01ihin.
4. Pendidikan dari KH. Sa'idan
Dari tahun 1948 sampai dengan tahun 1953 atau selama 5 tahun, Syafi'i belajar
kcpada KH. Sa'idan di Kemayoran. Kcpadanya, Syafi'i belajar iln1ll tajwid, ilmu nahwu
(dengan kitab pegangan bcrjudul 1\1l11h"llIl-1'mb) dan ilmu fikih (dcngan blab pcgangan
berjudulAu·Dim,,)" AI- 1'""i',,I; yang mcrupakan sarah dari kitab /lr·l\iy"dh /1/·Badi'ah) .
Selain belajar ilmu-iJmu agama, Syafi'i juga beJajar ilmu silat kcpadanya.
KJ-L Sa'idan juga 111cnyuruhnya unruk bclajar kepada guru-guru yang bin,
misalnya kepada Guru Ya'kub Sa'idi (Kcbon Sirih), Guru Khalid (Gondangdia), Guru
AbdullYlajid (pekojan), dan lain-Jain.
5. Pendidikan dari Habib Ali bin Husein AI-Attas, Bungur
Kepada habib yang biasa clipanggil dcngan sebutan Habib Ali Bungur ini, Syafi'i
"dcwasa" Inengaji sejnk selcitar tahun 1958 san1paidengan gurunya ini diwafatkan pada
tahun 1976. Banyak, kitab-kitab yang dipelajari Syafi'i "dewasa" dari Habib Ali Bungur
yang lahir di I-Iuraidhah, Hadramaut, Yaman pada tanggal 1 Muharram 1309 dan selama
ll1Ctupakan 111Urid kesayangannya yang 111cndapatkan ijazah langsung darinya scn11nggu sebelUll1 wufar.
6. Pendidikan dari Habib Ali bin Abdurrahman AI-Habsyi
Syafi'i "dewasa" juga rajin 111cngikuti pcngajian U!11U111 yang diasuh okh Habib
Ali A-Habsyi Kwitang. I-Iabib kelahiran Kwitang, Jakarta pada tanggal 20 JUl1ladil i\khir
12861-1 (1876M) ini membcriknn pcngajian kepaclanya dengan bcrbagai disiplin ill1lu
kc-Islan1an.
7. Pendidikan dari K.H. Mahmud Romli
Dari K.H. Mahmud Romli yang tinggal di dacrah MCL1tcng, Jakarta Pusat ini,
Syafi'i mcnimba ilinu fikih dan ilmu tasawuf. K.itab fikih yang digunakan dalnl1l belajar
adahh Blljailimi, scdangkan btab tasa\Vufnya adalah JIJ)'a ·UIII/Iliddili. Iliasanya, yang