• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pekerjaan Itu Sendiri, Penyelia, Rekan Kerja, Promosi, Gaji Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada PT. BRI (Persero) Tbk Cabang Medan Putri Hijau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pekerjaan Itu Sendiri, Penyelia, Rekan Kerja, Promosi, Gaji Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada PT. BRI (Persero) Tbk Cabang Medan Putri Hijau"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEKE PROMOSI, GAJI

BEHAVIO

PROG

U

SKRIPSI

KERJAAN ITU SENDIRI, PENYELIA, REK AJI TERHADAPORGANIZATIONAL CITIZ VIOR(OCB) PADA PT. BRI (PERSERO) T

CABANG MEDAN PUTRI HIJAU

OLEH :

SHARRAH RAMADHANI 080521195

OGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2012

EKAN KERJA,

ITIZENSHIP

) Tbk

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN MANAJEMEN MEDAN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

Nama : Sharrah Ramadhani

Nim : 080521195

Program Studi : Strata-I Manajemen Ekstensi

Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia

Judul Skripsi : Pengaruh Pekerjaan itu sendiri, Penyelia, Rekan Kerja,

Promosi, Gaji TerhadapOrganizational Citizenship Behavior (OCB) Pada PT. BRI Tbk Cabang Medan Putri Hijau.

Medan, Mei 2012

Peneliti

Sharrah Ramadhani

(3)
(4)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

Pengaruh Pekerjaan itu sendiri, Penyelia, Rekan Kerja, Promosi, Gaji Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada PT. BRI Tbk

Cabang Medan Putri Hijau.

Adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akhir guna untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Medan, Mei 2012

Sharrah Ramadhani

(5)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN MANAJEMEN MEDAN

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Sharrah Ramadhani

Nim : 080521195

Program Studi : Strata-I Manajemen Ekstensi Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia

Judul Skripsi : Pengaruh Pekerjaan itu sendiri, Penyelia, Rekan Kerja, Promosi, Gaji TerhadapOrganizational Citizenship Behavior (OCB) Pada PT. BRI Tbk Cabang Medan Putri Hijau.

Ketua Program Studi S 1 Pembimbing Skripsi Manajemen

Dr. Endang Sulistya Rini, SE. Msi Dr. Elizabet Siahaan,SE,Mc NIP. 19641216 19900 3 001 NIP. 197803132002122001

Pembaca Penilai

(6)

ABSTRAK

Penelitian ini beertujuan untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja yang meliputi, pekerjaan itu sendiri, penyelia, rekan kerja, promosi dan gaji terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada PT. BRI (PERSERO) Tbk Cabang Medan Putri Hijau. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu apakah ada pengaruh kepuasan kerja yang meliputi, pekerjaan itu sendiri, penyelia, rekan kerja, promosi dan gaji terhadapOrganizational Citizenship Behavior (OCB)pada PT. BRI (PERSERO) Tbk Cabang Medan Putri Hijau.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 54 responden sebagai sampel penelitian. Agar penganalisaan lebih terarah, peneliti melakukan pengolahan data dengan menggunakan SPSS Versi 16,0 For Windows. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan regresi linier berganda

Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa OCB dipengaruhi oleh tingkat kepuasan kerja yang meliputi, pekerjaan itu sendiri, penyelia, rekan kerja, promosi, dan gaji sebesar 92,6%. Sedangkan sisanya 7,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

(7)

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of job satisfaction included, the job itself, supervisor, co-workers, promotion and salary of Organizational Citizenship Behavior (OCB) at PT. BRI (LIMITED) Limited Branch of Medan Putri Hijau. Problems in this study is whether there are effects that include job satisfaction, job itself, supervisor, co-workers, promotion and salary of Organizational Citizenship Behavior (OCB) at PT. BRI (LIMITED) Limited Branch of Medan Putri Hijau.

The data used in this study is the primary data and secondary data.

The population in this study were as many as 54 respondents as the study sample. To be more focused analysis, researchers perform data processing by using SPSS version 16.0 for windows. Data analysis methods used is descriptive quantitative by using multiple linier regression.

The study is based on multiple linear regression analysis showed that the OCB is influenced by the level of job satisfaction included, the job itself, supervisor, co-workers, promotion, and salary of 92.6%. While the remaining 7.4% influenced by other factors not described in this study.

(8)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat hidayah

dan kehendaknya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang

berjudul Pengaruh Kepuasan Kerja yang meliputi pekerjaan itu sendiri, penyelia,

rekan kerja, promosi dan gaji terhadapa Organizational Citizenship Behavior

(OCB) pada PT Bank Rakyat Indonesia Cabang Medan Putri Hijau, tidak lupa

pula peneliti sampaikan salawat beriring salam atas junjungan besar dan suri

teladan sekalian Alam Nabi Muhammad SAW semoga kita mendapatkan

safa’atnya.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih

banyak kekurangan dalam penyajiannya karena kemampuan yang masih terbatas.

Penulis dengan rendah hati akan menerima saran-saran dan petunjuk yang bersifat

membangun yang ditujukan untuk lebih menyempurnakan skripsi ini.

Selama Peneliti menjalani masa perkuliahan di Fakultas Ekonomi USU dan

menyusun Skripsi ini, peneliti banyak memperoleh pendidikan, bimbingan dan

bantuan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh sebab itu,

pada kesempatan ini dengan hati yang tulus peneliti ucapkan terima kasih yang

tak terhingga kepada kedua orang tua yaitu Hara Marzuki dan Syarifah Nadrah

(9)

Pada kesempatan ini peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M, Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistia Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi

Manajemen Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Elisabeth Siahaan, SE, MEc, selaku Dosen Pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktu, tenaga dan menyumbangkan pikiran untuk

kesempurnaan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Komaria Pandia, M.Si, selaku Dosen Pembaca yang telah

memberikan saran dan kritik kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staf dan pegawai Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara yang telah membantu, mendidik dan membimbing

peneliti selama masa perkuliahan.

7. Pimpinan dan seluruh karyawan PT Bank Rakyat Indonesia Cabang Medan

Putri Hijau yang telah banyak membantu penulis dalam menyediakan

data-data yang diperlukan guna menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada keluarga besar tercinta yang telah mendoakan peneliti hingga saat ini

9. Kepada teman-teman yang telah mendukung peneliti, terima kasih atas

(10)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, masih

banyak kekurangan baik dari isi maupun penyajiannya. Kepada Allah SWT

peneliti mohon ampun atas segala kesalahan dan kekhilafan selama membuat

skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Mei 2012

Peneliti

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL... iii

DAFTAR GAMBAR... iv

DAFTAR LAMPIRAN... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis ... 8

2.1.1 Definisi Kepuasan Kerja ... 8

2.1.2 Dimensi Kepuasan Kerja... 9

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ... 13

2.1.4 DefinisiOrganizational Citizenship Behavior(0CB)... 15

2.1.5 Faktor yang MempengaruhiOrganizational Citizenship Behavior(OCB) ... 17

2.1.6 Aspek-Aspek dalamOrganizational Citizenship Behavior(OCB) ... 20

2.1.8 Manfaat dalamOrganizational Citizenship Behavior(OCB) ... 21

2.2 Penelitian Terdahulu ... 22

2.3 Kerangka Konseptual... 22

2.4 Hipotesis ... 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 25

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 25

3.3 Batasan Operasional ... 25

3.4 Definisi Operasional ... 26

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 28

3.6 Populasi dan Sampel... 28

3.7 Jenis Data... 31

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 31

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas... 32

(12)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan... 39

4.1.1 Sejarah dan Perkembangan PT. Bank Rakyat Indonesia ... 39

4.1.2 Visi dan Misi PT. Bank Rakyat Indonesia... 41

4.1.3 Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia ... 42

4.1.4 Tanggung Jawab Struktur Organisasi PT Bank Rakyat Indonesia... 43

4.1.5 Produk PT Bank Rakyat Indonesia ... 45

4.2 Teknik Analisis ... 48

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 48

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 60

4.2.3 Analisis Regresi Berganda ... 64

4.3 Pembahasan... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 75

5.2 Saran ... 76

(13)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

3.1 Operasional Variabel... 27

3.2 Instrumen Skala Likert ... 28

3.3 Tabel Data Populasi dan Rencana Sampling ... 30

3.4 Validitas Butir Pertanyaan ... 32

3.5 Reliabilitas Kuesioner ... 34

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur... 48

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 49

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan ... 49

4.4 Pendapat Responden Terhadap Variabel Pekerjaan itu sendiri... 50

4.5 Pendapat Responden Terhadap Variabel Penyelia... 51

4.6 Pendapat Responden Terhadap Variabel Rekan Kerja ... 53

4.7 Pendapat Responden Terhadap Variabel Promosi ... 54

4.8 Pendapat Responden Terhadap Variabel Gaji... 55

4.9 Pendapat Responden Terhadap Variabel OCB ... 57

4.10 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 59

4.11 Uji Nilai Tolerance dan VIF ... 64

4.12 Variable Entered/Removed ... 65

4.13 Identifikasi Determinan... 66

4.14 Hasil Uji-F... 67

(14)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1. Kerangka Konseptual ... 24

4.1 Struktur Organisasi Perusahaan ... 42

4.2 Histogram Uji Normalitas ... 60

4.3 Normal P-P Plot ... 61

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Data Kuesioner... 78

2 Jawaban Kuesioner Uji Validitas dn Realibilitas... 84

3 Tabel Kuesioner Uji Sampel ... 86

4 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas... 90

5 Hasil Aanalisis Frekuensi... 93

6 Hasil Crosstab Data Responden...103

7 Charts...105

(16)

ABSTRAK

Penelitian ini beertujuan untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja yang meliputi, pekerjaan itu sendiri, penyelia, rekan kerja, promosi dan gaji terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada PT. BRI (PERSERO) Tbk Cabang Medan Putri Hijau. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu apakah ada pengaruh kepuasan kerja yang meliputi, pekerjaan itu sendiri, penyelia, rekan kerja, promosi dan gaji terhadapOrganizational Citizenship Behavior (OCB)pada PT. BRI (PERSERO) Tbk Cabang Medan Putri Hijau.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 54 responden sebagai sampel penelitian. Agar penganalisaan lebih terarah, peneliti melakukan pengolahan data dengan menggunakan SPSS Versi 16,0 For Windows. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan regresi linier berganda

Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa OCB dipengaruhi oleh tingkat kepuasan kerja yang meliputi, pekerjaan itu sendiri, penyelia, rekan kerja, promosi, dan gaji sebesar 92,6%. Sedangkan sisanya 7,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

(17)

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of job satisfaction included, the job itself, supervisor, co-workers, promotion and salary of Organizational Citizenship Behavior (OCB) at PT. BRI (LIMITED) Limited Branch of Medan Putri Hijau. Problems in this study is whether there are effects that include job satisfaction, job itself, supervisor, co-workers, promotion and salary of Organizational Citizenship Behavior (OCB) at PT. BRI (LIMITED) Limited Branch of Medan Putri Hijau.

The data used in this study is the primary data and secondary data.

The population in this study were as many as 54 respondents as the study sample. To be more focused analysis, researchers perform data processing by using SPSS version 16.0 for windows. Data analysis methods used is descriptive quantitative by using multiple linier regression.

The study is based on multiple linear regression analysis showed that the OCB is influenced by the level of job satisfaction included, the job itself, supervisor, co-workers, promotion, and salary of 92.6%. While the remaining 7.4% influenced by other factors not described in this study.

(18)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Organisasi pada umumnya percaya bahwa untuk mencapai keberhasilan

harus mengusahakan kinerja individu yang setinggi-tingginya, karena pada

dasarnya kinerja individual mempengaruhi kinerja tim atau kelompok kerja dan

pada akhirnya mempengaruhi kinerja organisasi secara keseluruhan. Namun

dalam kenyataan sehari-hari, kinerja tinggi bagi pegawai bukanlah hal mudah

untuk dicapai.Banyak hal yang menghalangi seorang pegawai mencapai kinerja

tinggi tersebut.

Untuk mencapai kinerja yang setinggi-tingginya dituntut "perilaku sesuai"

karyawan dengan harapan organisasi.Oleh karena itu ada deskripsi formal tentang

perilaku yang harus dikerjakan (perilakuintra-role).Realitas yang ada adalah

banyak perilaku yang tidak terdeskripsi secara formal yang dilakukan oleh

karyawan, misalnya membantu rekan kerja menyelesaikan tugas, kesungguhan

dalam mengikuti rapat-rapat perusahaan, sedikit mengeluh banyak bekerja, dan

lain-lain.Perilaku-perilaku ini disebut sebagai perilakuextra-role (Bateman &

Organ,2004:529).Perilakuextra-role dalam organisasi juga dikenal dengan istilah

Organizational Citizenship Behavior (OCB), dan orang yang menampilkan

perilaku OCB disebut sebagai karyawan yang baik(good citizen).Contoh perilaku

yang termasuk kelompok OCB adalah membantu rekan kerja, sukarela melakukan

kegiatan ekstra di tempat kerja, menghindari konflik dengan rekan kerja,

melindungi properti organisasi, menghargai peraturan yang berlaku di organisasi,

(19)

saran-saran yang membangun di tempat kerja, serta tidak membuang-buang waktu

di tempat kerja (Robbins P, 2004: 105-106).

OCB merupakan istilah yang digunakan untuk mengidentifikasi perilaku

karyawan sehinggadia dapat disebut sebagai “anggota yang baik”.Perilaku ini

cenderung melihat seseorang (karyawan) sebagai makhluk sosial (menjadi

anggota organisasi), dibandingkan sebagai makhluk individual yang

mementingkan diri sendiri. Sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai

kemampuan untuk memiliki empati kepada orang lain dan lingkungannya dan

menyelaraskan nilai-nilai yang dianutnya dengan nilai-nilai yang dimiliki

lingkungannya untuk melakukan segala sesuatu yang baik manusia tidak selalu

digerakkan oleh hal-hal yang menguntungkan dirinya, misalnya seseorang mau

membantu orang lain jika ada imbalan tertentu. Jika karyawan dalam organisasi

memiliki OCB, maka usaha untuk mengendalikan karyawan menurun, karena

karyawan dapat mengendalikan perilaku sendiri atau mampu memilih perilaku

terbaik untuk kepentingan organisasinya.

Performa kerja maupun produktivitas karyawan sering kali dikaitkan

sebagai pengaruh dari kepuasan kerja. Begitu juga dengan munculnya perilaku

OCB pada karyawan yang merupakan hasil dari kepuasan yang dirasakan oleh

karyawan terhadap pekerjaan dan organisasinya.Studi yang dilakukan Ostroff

menyimpulkan bahwa organisasi yang memiliki karyawan yang dengan tingkat

kepuasan kerja yang tinggi cenderung berbicara positif mengenai organisasinya,

bersedia membantu orang lain, mengerjakan tugas diluar batas minimal yang

(20)

dilakukan karyawan karena mereka ingin membalas perasaan nyaman yang

mereka peroleh dengan perilaku kerja yang produktif terhadap organisasinya

( Robbins,2001:80).

Berdasarkan penjelasan di atas diperoleh gambaran bahwa dalam

membangun OCB diperlukan beberapa syarat diantaranya kepuasan

kerja.Kepuasan kerja yang dipersepsi oleh karyawan dapat mendukung

penyelesaian tugas dan tanggung jawabnya cenderung mengarahkan karyawan

tersebut untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu di luar tugas dan tanggung

jawabnya sendiri dengan tujuan untuk membantu pencapaian tujuan

organisasi.Inilah yang disebut dengan OCB.

Tidak mengherankan jika kajian terhadap OCB ini menjadi begitu penting

khususnya bagi organisasi yang terus ingin meningkatkan performa dan

produktivitasnya. Sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh PT. Bank Rakyat

Indonesia yang kini telah membuktikan dirinya sebagai salah satu perbankan

milik negara terkemuka yang senantiasa mengedepankan kepuasannya

nasabahnya dengan cara mempertahankan dan meningkatkan prestasi kerja

karyawannya.

PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk Kantor Cabang Medan Putri Hijau, adalah

salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam usaha

perbankan. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya perusahaan harus

bersaing dengan bank-bank lain baik milik negara maupun milik swasta. PT. BRI

Tbk Kantor Cabang Medan Putri Hijau juga bertujuan memberikan pelayanan

(21)

ini akan memudahkan perusahaan dalam mencapai tujuannya baik jangka pendek

maupun jangka panjang.

Perhatian terhadap nasabah ini tidak hanya diwujudkan dalam pelaksanaan

tugas sesuai dengan standar prosedur kerja yang ada, tetapi juga melampaui hal

tersebut.Tidak mengherankan jika para karyawan PT. BRI Tbk Kantor Cabang

Medan Putri Hijau pernah melakukan tugas tertentu di luar tangggung jawabnya

demi menyesuaikan dengan tuntutan lapangan sehingga mereka cepat tanggap

dengan kebutuhan nasabahnya

Namun masalah yang timbul dalam pekerjaan yang dilakukan karyawan

adalah terlalu banyaknya beban kerja yang menuntut para karyawan untuk tetap

bertindak cepat, tepat dan akurat yang didukung dengan keluwesan dan

keramahan dalam melayani nasabah.Dengan terlalu banyaknya beban pekerjaan

tersebut membuat para karyawan kurang peduli dengan keadaan di lingkungan

sekitar perusahaan.Karyawan merasa apa yang selama ini mereka lakukan tidak

dinilai cukup baik bagi perusahaan. Sehingga para karyawan tersebut tidak

sepenuh hati dalam menjalankan tugas dan peraturan-peraturan yang berlaku di

perusahaan.Tentu saja hal ini mengakibatkan kurangnya kesadaran karyawan

dalam menjalankan tugasnya karena tidak adanya kepuasan kerja yang dirasakan

oleh para karyawan.

Dimana kepuasan kerja menurut Robbins (2007:40) terdiri dari pekerjaan

itu sendiri yaitu isi pekerjaan yang dilakukan seseorang apakah memiliki elemen

yang memuaskan. Tetapi karyawan merasa pekerjaan yang mereka lakukan terlalu

(22)

dapat menurunkan produktivitas karyawan. Selanjutnya penyelia, sebagai

seseorang yang memberikan perintah atau petunjuk dalam pelaksanaan kerja,

seharusnya dapat menjaga hubungan yang baik dengan para bawahannya.

Sehingga terjadi komunikasi yang sehat antara atasan dan bawahan. Rekan kerja

juga sangat mempengaruhi timbulnya kepuasan kerja dimana dalam mengerjakan

tugas pun terlihat bahwa mereka lebih cenderung bekerja sendiri-sendiri dan demi

kepentingan sendiri tanpa ada rasa saling bantu membantu antar sesama rekan

kerja.Pada saat seorang rekan kerjanya mengalami kesulitan dalam menyelesaikan

tugas maka rekan yang lain tidak peduli atau acuh dengan hal tersebut. Karena

mereka menganggap tugas tersebut bukanlah tanggung jawabnya. Maka rekan

mereka tersebut terpaksa bekerja lembur sendiri untuk menyelesaikan tugasnya.

Selajutnya promosi sebagai salah satu kesempatan bagi karyawan yang ingin

berkarir lebih maju lagi seharusnya sering dilakukan promosi agar memberi rasa

semangat dalam bekerja. Dan yang terakhir adalah gaji, diberikan kepada

karyawan sebagai jumlah bayaran yang wajib diterima sebagai akibat dari

pelaksanaan kerja dan harus sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. Namun

kadang beban pekerjaan yang terlalu banyak membuat para karyawan merasa gaji

yang diberikan oleh perusahaan tidak sesuai.

Tindakan-tindakan tersebut sebagai bukti masih rendahnya kontribusi

peran ekstra atau OCB dalam diri sebagian karyawan PT. BRI Tbk Kantor

Cabang Medan Putri Hijau

Apabila tingkatan kepuasan kerja dalam suatu perusahaan rendah maka

(23)

seperti gejala kemangkiran, malas bekerja,banyaknya keluhan, rendahnya prestasi

kerja dan indisipliner.

Karyawan yang dapat diandalkan oleh perusahaan adalah karyawan yang

puas terhadap kerjanya,sehingga mereka memiliki OCB yang tinggi terhadap

perusahaan yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi lebih bagi

perusahaan.

Pengalaman di atas memberi gambaran yang cukup jelas mengenai

fenomena pengaruh kepuasan kerja tehadap munculnya OCB pada karyawan PT.

BRI Tbk Kantor Cabang Medan Putri Hijau.Maka penulis tertarik untuk meneliti

secara lebih lanjut mengenai kepuasan kerja karyawan yang diyakini sebagai

faktor utama yang mempengaruhi munculnya OCB pada karyawan PT. BRI Tbk

Kantor Cabang Medan Putri Hijau.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang maka perumusan masalah yang dijadikan objek penelitian adalah sebagai berikut :“Apakah KepuasanKerja Berpengaruh Positif dan Signifikan TerhadapOrganizational Citizenship Behavior(OCB) Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cab. Medan Putri Hijau?”

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap OCB pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cab. Medan Putri Hijau.

1.4. Manfaat Penelitian

(24)

Untuk memberi saran dan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan dalam mengembangkan karyawan dan organisasi melalui program OCB. b. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan kesempatan yang baik bagi penulis untuk dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menjalani perkuliahan dan memperluas wahana berfikir ilmiah.

c. Bagi Pihak Lain

Sebagai salah satu sumber informasi yang diperlukan dalam melakukan

penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan masalah kepuasan kerja dan

OCB.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis

2.1.1. Definisi Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja merupakan cara pandang seseorang baik yang bersifat positif maupun negatif tentang pekerjaannya.Pemahaman yang lebih tepat tentang kepuasan kerjadikaitkan dengan prestasi kerja, tingkat kemangkiran, keinginan pindah, usia pekerjaan, tingkat jabatan dan besar kecilnya organisasi (Siagian, 2005).

(25)

Untuk memberi saran dan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan dalam mengembangkan karyawan dan organisasi melalui program OCB. b. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan kesempatan yang baik bagi penulis untuk dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menjalani perkuliahan dan memperluas wahana berfikir ilmiah.

c. Bagi Pihak Lain

Sebagai salah satu sumber informasi yang diperlukan dalam melakukan

penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan masalah kepuasan kerja dan

OCB.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis

2.1.1. Definisi Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja merupakan cara pandang seseorang baik yang bersifat positif maupun negatif tentang pekerjaannya.Pemahaman yang lebih tepat tentang kepuasan kerjadikaitkan dengan prestasi kerja, tingkat kemangkiran, keinginan pindah, usia pekerjaan, tingkat jabatan dan besar kecilnya organisasi (Siagian, 2005).

(26)

menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan sikap yang ditinjau dari evaluasi afeksi, kepercayaan dan perilaku. Hal ini berarti bahwa sikap yang dimiliki seseorang terhadap pekerjaannya akan mempengaruhi bagaimana perasaan, kepercayaan serta perilaku kerja yang ditunjukkannya (Luthans, 2006:243).

Kepuasan kerja juga dimaknai sebagai keadaan emosional yang menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka.Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap

pekerjaannya.Ini tampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya (Kreitner & Kinicki, 2005).

Jadi dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan evaluasi

seseorang terhadap kerja dan pekerjaannya berupa perasaan mendukung atau tidak mendukung dirinya yang dialami karyawan dalam bekerja.

2.1.2. Dimensi Kepuasan Kerja

Menurut Luthans, (2006:243) mengidentifikasi lima aspek yang terdapat

dalam kepuasan kerja, yaitu :

1. Pekerjaan itu sendiri(Work It Self)

Yaitu evaluasi karyawan terhadap tingkat kesulitan yang harus

dihadapi oleh seorang karyawan ketika menyelesaikan tugas dari

pekerjaannya. Pekerjaan menantang merupakan tugas-tugas yang bersifat

menantang dan memotivasi karyawan.Setiap karyawan lebih menyukai

tugas-tugas tertentu daripada tugas lainnya sehingga dapat menemukan

mana tugas-tugas yang lebih menantang daripada tugas lainnya.Karyawan

yang merasa bertanggung jawab atas pekerjaannya sendiri dapat

meningkatkan kepuasan kerjanya.Karakteristik pekerjaan yang

mempengaruhi kepuasan adalah kejelasan peran, ruang lingkup peran dan

imbalan intrinsik. Kejelasan peran menyangkut seberapa baik karyawan

(27)

membingungkan dan bersifat konflik dapat menurunkan kepuasan kerja di

kalangankaryawan.Ruang lingkup pekerjaan berkaitan dengan banyaknya

variasi, otonomi, tanggung jawab dan umpan balik yang diberikan oleh

pekerjaan itu sendiri.Studi tentang pengaruh ruang lingkup pekerjaan atas

sikap karyawan secara umum ditemukan bahwa ruang lingkup pekerjaan

meningkat berhubungan dengan kepuasan kerja yang

meningkat.Karyawan mungkin tidak melihat pekerjaannya dengan akurat,

dan kepuasan kerja dipengaruhi lebih banyak oleh karakteristik pekerjaan

yang dipersepsikan daripada oleh karakteristik pekerjaan yang

sesungguhnya.

2. Penyelia(Supervisor)

Supervisor adalah seseorang yang diberikan tugas dalam sebuah

organisasi perusahaan dimana mempunyai kekuasaan untuk mengeluarkan

perintah kepada rekan kerja bawahannya.Peran kerja supervisor berada di

level tengah, yaitu di antara para atasan pembuat kebijakan dan di antara

para staf pelaksana rutinitas di lapangan.Dengan fungsi kerja yang berada

di antara itu, maka tugas utama supervisor adalah melakukan supervisi

terhadap para staf pelaksanan rutinitas aktivitas bisnis perusahaan

sehari-hari. Supervisor adalah level kepemimpinan yang tidak boleh membuat

kebijakan yang bersifat strategis, tapi hanya menerjemahkan dan

meneruskan kebijakan strategis atasannya kepada para bawahan untuk

dikerjakan secara efektif dan produktif. Oleh karena itu, seorang

(28)

keterampilan membangun relasi di antara atasan dan bawahan;

keterampilan terhadap fungsi dan peran kerja agar mampu bekerja secara

optimal, kreatif, efektif, berkualitas, produktif, efisien, bersinergi, dan

cerdas melakukan supervisi terhadap bawahan; keterampilan kecerdasan

emosional danmind setpositif.

3. Rekan Kerja(Coworkers)

Yaitu evaluasi karyawan terhadap karyawan lain, baik yang sama

maupun yang berbeda jenis pekerjaannya. Teman sekerja yang setiap hari

biasanya berinteraksi dengan kita, berbagi informasi dan berbagi tugas

dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Hubungan dengan rekan kerja harus

berjalan dengan baik agar tercipta hubungan kerjasama yang baik pula.

Saling menghormati dan menghargai sesama rekan kerja akan

menimbulkan semangat kerja dalam tim.

4. Promosi(Promotion)

Promosi adalah kesempatan dimana seseorang dapat memperbaiki

posisi jabatannya. Promosi berarti perpindahan dari suatu jabatan ke

jabatan yang lain, yang mempunyai status dan tanggung jawab yang lebih

tinggi. Hal ini memiliki nilai karena merupakan bukti pengakuan yang lain

terhadap prestasi kerja yang dicapai seseorang. Seseorang yang

dipromosikan pada umumnya dianggap mempunyai prestasi yang baik,

dan juga ada beberapa pertimbangan lainnya yang menunjang. Ada

pendapat lain yang menyebutkan bahwapromosi adalah dengan

(29)

merasakan adanya ketetapan promosi merupakan salah satu kepuasan dari

pekerjaannya.

Promosi memiliki nilai yang sangat berarti karena merupakan bukti

pengakuan atas hasil atau prestasi kerja karyawan. Promosi memiliki arti

yang penting bagi perusahaan, karena dengan adanya promosi berarti

kestabilan perusahaan dan moral karyawan akan lebih terjamin.

dalambekerja, seorang karyawan pasti mengharapkan adanya peningkatan

– peningkatandalamkarirnya.Salah satu cara agar seorang karyawan dapat

meningkatkan karirnya yaitu melalui jenjang promosi yang ada di

perusahaan tempat karyawan tersebut bekerja. Jenjang promosi dapat

menambah semangat dan gairah karyawan di dalam bekerja, sehingga

karyawan akan bekerja dengan penuh motivasi untuk mendapatkan

promosi dalam karirnya. Apabila seorang karyawan memperoleh promosi,

maka jabatan dan kompensasi yang akan diterima secara otomatis juga

akan meningkat, hal ini akan dapat menimbulkan kepuasan kerja yang

lebih dari yang sebelumnya.

5. Gaji/Upah(Pay)

Gaji adalah salah satu hal yang penting bagi setiap karyawan yang

bekerja dalam suatu perusahaan, karena dengan gaji yang diperoleh

seseorang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Gaji merupakan salah

satu unsur yang penting yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan,

sebab gaji adalah alat untuk memenuhi berbagai kebutuhan pegawai,

(30)

bekerjalebihgiat.Gaji dapat berperan dalam meningkatkan motivasi

karyawan untuk bekerja lebih efektif, meningkatkan kinerja,

meningkatkan produktivitas dalam perusahaan, serta mengimbangi

kekurangan dan keterlibatan komitmen yang menjadi ciri angkatan kerja

masa kini.Perusahaan yang tergolong modern, saat ini banyak mengaitkan

gaji dengan kinerja.

2.1.3. Faktor-faktor yang Memepengaruhi Kepuasan Kerja

Ada beberapa faktor yang menentukan dalam kepuasan kerja yang

disebutkan oleh (Robbins 2002:56)

1. Kerja yang secara mental menantang

Karyawan cenderung menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi

mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan

serta menawarkan tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai seberapa

baik mereka mengerjakan.Karakteristik ini membuat kerja secara mental

menantang.Pekerjaan yang kurang menantang menciptakan kebosanan,

sebaliknya terlalu banyak tantangan dalam pekerjaan dapat menciptakan

frustasi dan perasaan gagal. Pada kondisi tantangan yang sedang,

kebanyakan karyawan akan mengalami kesenangan dan kepuasan.

2. Ganjaran yang pantas

Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi

yang mereka persepsikan sebagai adil, tidak kembar arti, dan selaras

dengan harapan mereka. Bila upah dianggap sebagai kondisi adil yang

(31)

standar upah yang ada, maka karyawan akan cenderung merasakan

kepuasan. Tentu saja, tidak semua orang mengejar uang. Banyak orang

yang bersedia menerima dengan baik gaji yang lebih kecil untuk bekerja

dalam organisasi yang sesuai dengan keinginannya atau dalam pekerjaan

yang kurang menuntut tantangan yang terlalu besar serta mempunyai

keleluasaan yang lebih besar dalam jam kerja. Tetapi kunci penting yang

mengaitkan upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak yang

dibayarkan, akan tetapi yang lebih penting adalah persepsi keadilan.

Demikian pula karyawan yang berusaha untuk mendapatkan kebijakan

dan promosi yang lebih banyak, serta status social yang lebih tinggi. Oleh

karena itu individu-individu yang mempersepsikan bahwa keputusan

promosi dibuat dalam cara yang adil (fair and justice)mereka cenderung

akan mengalami kepuasan yang lebih besar dari pekerjaan mereka.

3. Kondisi kerja yang mendukung

Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan

pribadi maupun untuk memudahkan dalam mengerjakan tugas. Sejumlah

riset menunjukkan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan sekitar fisik

yang tidak berbahaya. Oleh karena itu, seharusnya temperature (suhu),

cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain tidak skstrem.

4. Rekan kerja yang mendukung

Karyawan mengharapkan untuk bisa mendapatkan sesuatu yang

lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang berwujud material dari

(32)

kebutuhan akan interaksi sosial. Oleh karena itu tidaklah mengejutkan

bila mempunyai rekan sekerja yang menyenangkan dapat mengarahkan

kepada peningkatan kepuasan kerja.Perilaku seorang atasan juga

merupakan determinan utama dari kepuasan. Penelitian menunjukkan

bahwa kepuasan karyawan akan meningkat bila atasannya langsung

bersifat ramah dan dapat memahami karyawannya, memberikan pujian

atas kinerja yang baik, mendengarkan pendapat karyawan, serta mampu

menunjukkan suatu minat pribadi pada mereka.

5. Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan

Pada hakikatnya individu dengan tipe kepribadian yang kongruen

(sama dan selaras) dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya akan

merasakan bahwa mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat

untuk memenuhi tuntunan dari pekerjaan mereka. Dengan demikian

individu tersebut akan memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk

berhasil pada pekerjaan tersebut, dan karena sukses ini, individu tersebut

juga mempunyai kecenderungan yang lebih besar untuk mencapai

kepuasan yang tinggi dalam pekerjaannya.

2.1.4. DefinisiOrganizational Citizenship Behavior(OCB)

Bateman dan Organ pada 1983 merupakan tokoh yang pertama kali

menggunakan istilah Organizational Citzenship Behavior (OCB) ini untuk

menggambarkan konsep perilaku tersebut. Adapun definisi yang diberikan

(33)

bebas dari ketentuan atau kewajibannya dengan tujuan untuk membantu orang

lain dalam mencapai tujuan organisasi (Bateman & Organ, 2006:530).

Menurut Landy dan Conte, (2004:170) hal ini termasuk juga perilaku kerja yang melebihi standar yang ada serta di luar dari kewajiban tugas yang

dibebankan kepada karyawan tersebut yang biasa disebut dengan istilah“going extra miles”atau melaksanakan tugasnya secara ekstra. OCB juga disamakan dengan istilahcontextual performanceyang menggambarkan perilaku kerja diluar deskripsi jabatan yang ada, namun tetap sesuai dengan tujuan organisasi. Perilaku ini tidak dipersyaratkan bagi anggota organisasi, namun sangat dibutuhkan untuk kemajuan dan efektifitas organisasi.

Menurut Organ, dkk (2006:139) OCB juga diartikan sebagai minat terhadap organisasi hal ini ditampilkan tidak hanya melalui pelaksanaan kewajiban mereka saja, tapi juga termasuk upaya untuk membantu rekan kerja, melindungi sumber daya organisasi serta melakukan segala upaya yang telah melampaui standar minimum yang harus dipenuhi seorang karyawan. Ketika seorang karyawan melakukan hal ini, organisasi tidak memberikan imbalan finansial tertentu buat mereka, akan tetapi perilaku ini menjadi rekomendasi bagi perusahaan untuk melaksanakan kenaikan jabatan dan promosi buat karyawan tersebut. Oleh karena itu, OCB tidak dikaitkan langsung denganrewardtertentu seperti pemberian bonus atau semacamnya.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwaOrganizational Citizenship Behavior(OCB) merupakan:

1. Perilaku yang bersifat sukarela. Bukan merupakan tindakan yang terpaksa

terhadap hal-hal yang mengedepankan kepentingan organisasi.

2. Perilaku individu sebagai wujud dari kepuasan berdasarkanperformance,

tidak diperintahkan secara formal.

3. Tidak berkaitan secara langsung dan terang-terangan dengan sistem

rewardyang formal.

2.1.5. Faktor yang MempengaruhiOrganizational Citizenship Behavior(OCB)

Ada beberapa faktor yang melandasi seorang karyawan melakukan OCB, yaitu :

(34)

Seorang karyawan yang merasa puas terhadap pekerjaan serta

komitmennya kepada organisasi tempatnya bekerja akan cenderung

menunjukkan performa kerja yang lebih baik dibandingkan karyawan

yang merasa tidak puas terhadap pekerjaan dan organisasinya. Penelitian

ini juga menunjukkan bahwa ada korelasi yang negatif antara OCB

dengan perilaku counterproductive karyawan (Robbins & Judge,

2007:40).

OCB hanya dapat dicapai jika didukung oleh faktor dalam

organisasi memungkinkan hal itu, dimana yang paling utama adalah

adanya kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan selama bekerja

dalam organisasi. Karyawan yang merasa puas akan membalas

kenyamanan bekerja yang dirasakannya kepasda organisasi yang telah

mempelakukan dirinya dengan baik dan memenuhi kebutuhannya selama

ini dengan cara melaksanakan tugasnya secara ekstra melebihi standar

yang ada. Hal ini ditunjukkan dengan kesediaan karyawan dalam berbagai

bentuk perilaku OCB secara sukarela demi kemajuan perusahaannya

(George & Jones, 2002:95).

2. Keadilan

Karyawan harus merasakan diperlakukan secara adil oleh organisasi

baru ia akan menunjukkan perilaku OCB. Hal ini termasuk juga bahwa karyawan dapat merasakan prosedur kerja dan hasil kerja yang

diperolehnya adalah sesuatu yang adil.Sejumlah studi juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara keadilan dengan

(35)

mendorong mereka untuk membalas dengan OCB, yakni melakukan tugas di luar persyaratan kerja tertentu (Luthans, 2006:251).

3. Motivasi Intrinsik

OCB muncul sebagai perwujudan dari motivasi intrinsik yang ada

dalam diri seseorang, misalnya kepribadian serta minat tertentu.Lebih

lanjut, motivasi didefinisikan sebagai suatu kecenderungan untuk

beraktivitas, mulai dari dorongan dalam diri dan diakhiri dengan

penyesuaian diri.Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri

karyawan yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi.Dengan

demikian, motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadikan

sebab seseorang melakukan suatu perbuatan yang berlangsung secara

sadar.

4. Gaya Kepemimpinan

Dukungan dan gaya kepemimpinan atasan sangat mempengaruhi

munculnya OCB pada karyawan, hal ini dapat dipahami melalui proses

modeling ataupun vicariouslearning yang dilakukan oleh atasan yang

kemudian menginspirasi para karyawan untuk melakukan juga OCB.

Namun hal ini harus didukung juga dengan kualitas interaksi yang baik

antara atasan dan bawahannya. Dengan begitu, atasan akan berpandangan

positif terhadap bawahan, sebaliknya bawahan pun akan merasa bahwa

atasannya memberi dukungan dan motivasi sehingga mereka akan

menunjukkan rasa hormat dan berusaha berbuat lebih bagi organisasinya

(Gibson, 2003:110).

(36)

Iklim organisasi didefinisikan sebagai pendapat karyawan terhadap

keseluruhan lingkungan sosial dalam perusahaannya yang dianggap

mampu memberikan suasana mendukung bagi karyawan dalam melakukan

pekerjaannya.Istilah ini juga digunakan untuk menggambarkan bagaimana

sejumlah subsistem dalam organisasi berinteraksi dengan anggota

organisasi serta lingkungan eksternalnya.Konsep iklim organisasi ini

sering kali didasarkan pada persepsi individu (Organ, 2007:12).

6. Jenis Kelamin

Studi terbaru menunjukkan bahwa ada pengaruh jenis kelamin

terhadap kinerja OCB. Perilaku kerja seperti menolong orang lain,

bersahabat dan bekerja sama lebih menonjol dilakukan oleh wanita

daripada pria. Oleh karena itu, perilaku OCB lebih menonjol dilakukan

oleh wanita dibanding pria karena mereka merasa bahwa OCB merupakan

bagian dari kewajiban pekerjaan dan bukanlah suatu tugas ekstranya

(Luthans, 2006:251).

7. Masa Kerja

Karyawan yang telah lama bekerja di suatu organisasi akan

memilki keterikatan yang lebih mendalam, baik dengan organisasi

maupun dengan rekan kerjanya sehingga individu memiliki orientasi

kolektif dalam bekerja. Dengan kata lain, mereka akan lebih

mengutamakan kepentingan bersama dibanding ambisi pribadinya

(37)

berbuat lebih terhadap pencapaian organisasi (Ivancevich & Matteson,

2002:157).

2.1.6. Aspek–Aspek dalamOrganizational Citizenship Behavior(OCB)

IstilahOrganizational Citizenship Behavior(OCB) pertama kali diajukan oleh Organ (1988), yang mengemukakan lima dimensi primer dari OCB yaitu :

1. Altruism, yaitu perilaku membantu karyawan lain tanpa ada paksaan pada

tugas-tugas yang berkaitan erat dengan operasi-operasi organisasional.

2. Civic virtue, menunjukkan pastisipasi sukarela dan dukungan terhadap

fungsi-fungsi organisasi baik secara profesional maupun sosial alamiah.

3. Conscientiousness, berarti karyawan mempunyai perilaku tepat pada

waktunya, tinggi dalam hal kehadirannya, dan melakukan sesuatu melebihi

kebutuhan dan harapan normal.

4. Courtesy, yaitu berbuat baik dan hormat kepada orang lain, termasuk

perilaku seperti membantu seseorang untuk mencegah terjadinya suatu

permasalahan, atau membuat langkah-langkah untuk mengurangi

berkembangnya suatu masalah.

5. Sportmanship, yaitu lebih menekankan pada aspek-aspek positif

organisasidaripada aspek-aspek negatifnya, mengindikasikan perilaku

tidak senangprotes, tidak mengeluh, dan tidak membesar-besarkan

masalahkecil/sepele.

2.1.7.Manfaat dalamOrganizational Citizenship Behavior(OCB)

OCB dapat mempengaruhi keefektifan organisasi karena beberapa alasan,

yaitu :

(38)

2. OCB dapat membantu meningkatkan produktivitas manajerial.

3. OCB dapat membantu mengefisienkan penggunaan sumberdaya

organisasional untuk tujuan-tujuan produktif.

4. OCB dapat menurunkan tingkat kebutuhan akan penyediaan sumberdaya

organisasional untuk tujuan-tujuan pemeliharaan karyawan.

5. OCB dapat dijadikan sebagai dasar yang efektif untuk aktivitas-aktivitas

koordinasi antara anggota-anggota tim dan antar kelompok-kelompok

kerja.

6. OCB dapat meningkatkan kemampuan organisasi untuk mendapatkan dan

mempertahankan SDM-SDM handal dengan memberikan kesan bahwa

organisasi merupakan tempat bekerja yang lebih menarik.

7. OCB dapat meningkatkan stabilitas kinerja organisasi.

8. OCB dapat meningkatkan kemampuan organisasi untuk beradaptasi

terhadap perubahan-perubahan lingkungan bisnisnya.

2.2. Penelitian Terdahulu

Pembahasan mengenaiOrganizational Citizenship Behavior(OCB)

pernah dillakukan Marfirani (2008) dengan judul penelitian ”Hubungan Kepuasan

Kerja denganOrganizational Citizenship Behaviorpada karyawan PT. Pelindo I

(Persero)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan cukup signifikan antara kedua variabel tersebut.

Rachmad melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Kepuasan Kerja

(39)

2.3.Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan penjelasan secara teoritis pertautan antara

variabel yang akan diteliti (Sugiyono, 2006 : 47). Pembahasan mengenai kepuasan

kerja menjadi penting karena memiliki hubungan yang erat dengan berbagai

faktor kinerja yang dapat mempengaruhi organisasi secara keseluruhan. Salah

satunya adalah Organizational Citizenship Behavior atau OCB yaitu perilaku

yang dipilih sendiri atas dasar sukarela oleh karyawan dalam melaksanakan

pekerjaannya, dimana sebenarnya perilaku tersebut tidak menjadi bagian dari

kewajiban formal seorang karyawan, namun mendukung berfungsinya organisasi

tersebut secara efektif (Robbins & Judge, 2008:40).

Pembahasan kepuasan kerja menjadi penting karena memiliki hubungan

yang erat dengan berbagai kinerja yang dapat mempengaruhi organisasi secara

keseluruhan. Salah satunya adalah Organizational Citizenship Behavior(OCB)

yaitu perilaku yang dipilih sendiri atas dasar sukarela oleh karyawan dalam

melaksanakan pekerjaannya, dimana sebenarnya perilaku tersebut tidak menjadi

bagian dari kewajiban formal seorang karyawan, namun mendukung berfungsinya

organisasi tersebut secara efektif (Robbins & Judge,2008:40).

Menurut Organ (2006:251) ada lima dimensi utama dalam mengukur OCB

dalam suatu organisasi, diantaranya yaituAltruism (Perilaku membantu orang

lain), Civic Virtue (Mengedepankan kepentingan umum/bersama),

Conscientiousness(Kesungguhan dalam bekerja),Courtesy (Bersikap sopan), dan

(40)

OCB hanya dapat dicapai jika didukung oleh faktor dalam organisasi

memungkinkan hal itu, dimana yang paling utam adalah adanya kepuasan kerja

yang dirasakan oleh karyawan bekerja dalam organisasi. Dennis Organ sebagai

tokoh penting yang mengemukakan OCB, menyatakan bahwa karyawan yang

merasa puas akan membalas kenyamanan bekerja yang dirasakannya kepada

organisasi yang telah memperlakukan dirinya dengan baik dan memenuhi

kebutuhannya selama ini dengan cara melaksanakan tugasnya secara ekstra

melebihi standar yang ada. Hal ini ditunjukkan dengan kesediaan karyawan dalam

berbagai bentuk perilaku OCB secara sukarela demi kemajuan perusahaannya

(George & Jones,2002:95).

Dengan demikian, organisasi yang mampu memacu karyawannya untuk

melakukan OCB akan mampu mencapai kinerja yang lebih baik dibandingkan

organisasi lainnya (Gibson dkk, 2003:140).

Berdasarkan uraian di atas maka kerangka konseptual penelitian ini adalah

sebagai berikut :

[image:40.595.115.525.524.675.2]

Sumber : (Organ dalam George & Jones, 2002:95) diolah

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

Pekerjaan itu sendiri (X1)

Organizational Citizenship Behavior (OCB)

(Y)

Penyelia /Supervisor(X2)

Rekan Kerja (X3) Promosi (X4)

Gaji (X5)

(41)

2.4.Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telah penulis uraikan diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah :“Kepuasan Kerja Berpengaruh Positif dan

Signifikan TerhadapOrganizatioanl Citizenship Behavior(OCB) Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cab. Medan Putri Hijau

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey. Penelitian survey menurut Arikunto (2007: 236) merupakan jenis penelitian yang banyak dilakukan oleh penulis dalam bidang sosiologi, bisnis, politik, pemerintahan dan pendidikan. Penulis menggunakan penelitian survey karena informasi yang diteliti dapat diperoleh teknik wawancara dan penulis juga memberikan kuesioner kepada karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cab. Medan Putri Hijau.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cab. Medan Putri Hijau Jalan Putri Hijau No. 2 Medan. Waktu penelitian

dilaksanakan penulis mulai dari bulan Desember 2011 sampai Maret 2012.

3.3. Batasan Operasional

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan. Penelitian ini dibatasi pada pengaruh kepuasan kerja terhadap OCB pada PT. BRI (Persero) Tbk, Cab. Medan Putri Hijau.

3.4. Definisi Operasional Variabel

(42)

2.4.Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telah penulis uraikan diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah :“Kepuasan Kerja Berpengaruh Positif dan

Signifikan TerhadapOrganizatioanl Citizenship Behavior(OCB) Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cab. Medan Putri Hijau

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey. Penelitian survey menurut Arikunto (2007: 236) merupakan jenis penelitian yang banyak dilakukan oleh penulis dalam bidang sosiologi, bisnis, politik, pemerintahan dan pendidikan. Penulis menggunakan penelitian survey karena informasi yang diteliti dapat diperoleh teknik wawancara dan penulis juga memberikan kuesioner kepada karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cab. Medan Putri Hijau.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cab. Medan Putri Hijau Jalan Putri Hijau No. 2 Medan. Waktu penelitian

dilaksanakan penulis mulai dari bulan Desember 2011 sampai Maret 2012.

3.3. Batasan Operasional

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan. Penelitian ini dibatasi pada pengaruh kepuasan kerja terhadap OCB pada PT. BRI (Persero) Tbk, Cab. Medan Putri Hijau.

3.4. Definisi Operasional Variabel

(43)

Isi pekerjaan yang dilakukan seseorang apakah memiliki elemen yang memuaskan.

b. Penyelia(X2)

Seseorang yang senantiasa memberi perintah atau petunjuk dalam

pelaksanaan kerja.

c. Rekan kerja(X3)

Teman-teman kepada siapa seseorang senantiasa berinteraksi dalam

pelaksanaan pekerjaan.

d. Promosi(X4)

Kemungkinan seseorang dapat berkembang melalui kenaikan jabatan.

e. Gaji(X5)

Bayaran yang diterima seseorang sebagai akibat dari pelaksanaan kerja

apakah sesuai dengan kebutuhan dan dirasakan adil.

f. Organizational Citizenship Behavior(OCB) (Y)

Setiap perilaku yang dilakukan oleh seorang karyawan di luar tugas

dan tanggung jawab yang telah dirumuskan dalam Job

Description.Perilaku ini ditampilkan tidak hanya melalui pelaksanaan

kewajiban mereka saja tetapi juga melakukan segala upaya yang telah

melampaui standar minimum yang harus dipenuhi seorang karyawan.

Tabel 3.1. Operasional Variabel

(44)

Pekerjaan itu sendiri

(X1)

Isi pekerjaan yang dilakukan sesorang apakah memiliki elemen yang memuaskan

a. Variasi pekerjaan

b. Latar belakang pendidikan c. Kejelasan tugas dan

wewenang d. Tantangan bekerja

Likert

Penyelia (X2) Seseorang yang senantiasa member perintah atau petunjuk dalam pelaksanaan kerja

a. Kecermatan komunikasi dengan pengawas

b. Perlakuan dengan bawahan c. Disiplin dalam menerapkan

peraturan-peraturan d. Perilaku pengawas

Likert

Teman Sekerja (X3)

Teman-teman kepada siapa seseorang senantiasa berinteraksi dalam pelaksanaan pekerjaan.

a. Tingkat keeratan hubungan dalam kelompok kerja

b. Kekompakan dalam kelompok kerja

c. Rasa saling menghargai d. Rasa saling menghormati

Likert

Promosi (X4) Kemungkinan seseorang dapat berkembang melalui kenaikan jabatan

a. Keadilan dalam memberikan promosi b.Kesempatan peningkatan

karir

c. Penyesuaian promosi d.Pelatihan

Likert

Gaji (X5) Jumlah bayaran yang diterima seseorang sebagai akibat dari pelaksanaan kerja apakah sesuai dengan kebutuhan dan dirasakan adil

a. Kesesuaian dalam pemberian gaji

b.Kelayakan gaji yang diterima

c. Kelayakan tunjangan yang diterima

d.Kepuasan dalam memperoleh gaji

Likert

Organizational Citizenship Behavior (OCB)

Setiap perilaku yang dilakukan oleh seorang karyawan di luar tugas dan tanggung jawab yang

a.Perilaku membantu orang lain(Altruism)

b. Kesungguhan (Conscientiousness)

(45)

(Y) Description. Perilaku ini ditampilkan tidak hanya melalui pelaksanaan kewajiban mereka saja tetapi juga melakukan segala upaya yang telah melampaui standar minimum yang harus dipenuhi seorang karyawan

c. Sikap sportif (Sportmanship)

d. Partisipasi / kepatuhan (Civic Virtue)

e. Menghormati(Courtessy)

Sumber: Uraian Definisi Operasional Variabel (data diolah)

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian ini menggunakan

skala likert, tujuannya adalah untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena yang ada. Variabel yang

diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut

dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa

[image:45.595.175.456.486.658.2]

pertanyaan (Sugiyono 2004:86).

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No. Pernyataan Skor

1. Sangat setuju 5

2. Setuju 4

3. Kurang setuju 3

4. Tidak setuju 2

5. Sangat tidak setuju 1

Sumber : Sugiyono (2006 : 86)

(46)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan tetap pada PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk Cab. Putri Hijau Medan yang berjumlah 117 orang.

b. Sampel

Untuk menentukan jumlah sampel , penulis menggunakan rumus slovin , sebagai berikut :

n 2 1 Ne N  Keterangan:

n= Jumlah Sample

N= Ukuran Populasi

e= Standar error: 0,10 (10%)

2 ) 10 , 0 ( 117 1 117   n 17 , 1 1 117   n 17 , 2 117  n 917 , 53 

n (dibulatkanmenjadi 54)

Melalui perhitungan Slovin maka didapatkan jumlah sampel sebanyak 54 karyawan. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini dengan metode

purposive sampling,yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,2008).

(47)
[image:47.595.148.495.157.313.2]

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disusun peritungan sampel sebagai berikut :

Tabel 3.3

Tabel data populasi dan rencana sampling

Divisi Jumlah Populasi Jumlah Sampel

Manajemen Pemasaran (MP) 21 10

Asisten Bisnis Mikro(ABM) 20 9

Manajemen Operasional (MO) 76 35

TOTAL 117 54

Sumber: data diolah

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jumlah sampel minimal yang

harus dipenuhi dalam penelitian ini adalah 54 orang. Jumlah ini direncanakan

akan dipenuhi dengan memilih secara acak individu per individu dari setiap

cluster.

3.7. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yaitu data primer dan

data sekunder :

a. Data Primer, merupakan data yang diperoleh dari responden dengan

memberikan kuesioner/daftar pertanyaan kepada karyawan PT. Bank

(48)

b. Data Sekunder, merupakan data yang diperoleh melalui penelitian

kepustakaan yaitu berasal dari buku-buku bacaan, jurnal-jurnal, dan

internet untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian

ini.

3.8. Metode Pengumpulan Data

a. Kuesioner

Kuesioner adalah seperangkat pertanyaan tertulis yang disusun oleh

peneliti yang berisikan pertanyaan-pertanyaan tentang variabel disiplin

kerja dan prestasi kerja.

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan oleh

peneliti untuk mendapatkan informasi dengan melakukan tanya jawab

secara lisan dan tatap muka dengan responden.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu mengadakan pencatatan langsung terhadap

dokumen atau arsip yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan realibilitas akan dilakukan kepada 30 responden yang

berasal dari luar sampel yaitu pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cab.

Medan Putri Hijau. Pengujian validitas menggunakan bantuan program SPSS 16.0

for windows.

(49)

Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu

mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas digunakan oleh peneliti

untuk mengukur data yang telah didapat setelah penelitian yang merupakan

data yang valid dengan alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner. Kriteria

dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:

a. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid

[image:49.595.149.438.307.748.2]

b. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid

Tabel 3.4

Validitas Butir Pertanyaan

Corrected Item Total R-Tabel Keputusan Correlation

Q1 .537 0,361 Valid

Q2 .747 0,361 Valid

Q3 .728 0,361 Valid

Q4 .594 0,361 Valid

Q5 .587 0,361 Valid

Q6 .623 0,361 Valid

Q7 .654 0,361 Valid

Q8 .623 0,361 Valid

Q9 .450 0,361 Valid

Q10 .537 0,361 Valid

Q11 .623 0,361 Valid

Q12 .450 0,361 Valid

Q13 .728 0,361 Valid

Q14 .510 0,361 Valid

Q15 .654 0,361 Valid

Q16 .539 0,361 Valid

Q17 .594 0,361 Valid

Q18 .537 0,361 Valid

Q19 .654 0,361 Valid

Q20 .728 0,361 Valid

Q21 .654 0,361 Valid

Q22 .539 0,361 Valid

(50)

Q24 .587 0,361 Valid

Q25 .623 0,361 Valid

Q26 .450 0,361 Valid

Q27 .537 0,361 Valid

Q28 .623 0,361 Valid

Q29 .450 0,361 Valid

Q30 .383 0,361 Valid

Sumber: Hasil Perhitungan SPSS

Berdasarkan data tabel 3.4 diketahui bahwa r hitung untuk seluruh butir pertanyaan dari seluruh variabel bebas adalah positif dan nilainya di atas 0,361 (r tabel). Karena r hitung > r tabel maka disimpulkan semua pertanyaan dari seluruh variabel bebas adalah valid sehingga dapat digunakan untuk memperoleh data penelitian.

2. Uji Reliabilitas

[image:50.595.149.440.111.233.2]

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel (Situmoranget al.2007 : 37). Uji reliabilitas akan dapat menunjukkan konsistensi dari jawaban-jawaban responden yang terdapat pada kuesioner. Uji ini dilakukan setelah uji validitas dan yang diuji merupakan pertanyaan yang sudah valid. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilaiCronbach’sAlpha > dari 0,60.

Tabel 3.5 Reliabilitas Kuesioner

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.942 30

Sumber : Hasil Perhitungan SPSS

[image:50.595.193.402.544.618.2]
(51)

3.10. Teknis Analisis Data a. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk menguji suatu model yang termasuk layak dan tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Uji Normalitas

Pengujian ini dilakukan untuk melihat dalam model regresi apakah

variabel dependen dan independennya memiliki distribusi normal

atau tidak.Model yang paling baik adalah distribusi data normal

atau mendekati normal.

2. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam

sebuah model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual

suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians residual

dari suatu pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas,

dan jika varians berbeda disebut heterokedastisitas. Model yang

paling baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.

3. Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas untuk melihat apakah pada model

regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas.Jika terjadi korelasi

maka dinamakan terjadi masalah multikolinearitas.Cara

mendeteksinya adalah dengan melihat nilai Variance Inflation

Factor (VIF). Nilai yang umum dipakai untuk Tolerance > 0,1

sedangkan VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas. Model

(52)

b. Regresi Linier Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel terikat. Metode regresi berganda dirumuskan sebagai berikut :

Y = a + b1X1+ b2X2 +b3X3 +b4X4 +b5X5 +e

Dimana :

Y = OCB

a = Konstanta

b1,b2,b3,b4,b5= Koefisien Regresi Berganda

X1 =Gaji

X2 =Pekerjaan itu sendiri

X3 =Rekan Kerja

X4 =Penyelia

X5 =Promosi

e =Standar Error

c. Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif yaitu suatu metode dengan

mengumpulakan data dengan menggolongkan, mengklasifikasikan, menginterpretasikan dan selanjutnya dianalisis dengan mengambil kesimpulan secara umum sehingga diperoleh suatu gambaran tentang masalah yang diteliti.

d. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis berdasarkan model regresi yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik kemudian dianalisis dengan cara sebagai berikut:

1. Uji Serentak (Uji-F)

(53)

Hipotesis yang diajukan:

Ho : b1= b2= b3=b4= b5= 0, Artinya variabel independen secara

simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen,

Ho : b1≠b2≠ b3 ≠b4≠b5 ≠ 0, Artinya semua variabel independen

secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima jika fhitung< ftabelpada α 5% Ho ditolak jika fhitung> ftabelpada α 5%

2. Uji Parsial (Uji-t)

Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikansi

individual.Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel

independen secara parsial terhadap variabel dependen. Bentuk

pengujiannya :

Ho : b1= 0, Artinya suatu variabel independen secara parsial tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ho : b1 ≠ 0, Artinya variabel independen secara parsial

berpengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan

keputusan :

(54)

3. Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa

besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika

R2 semakin besar (mendekati 1), maka dapat dikatakan pengaruh

variabel bebas adalah besar terhadap variabel terikat. Hal ini berarti

model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikatnya.

.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

(55)

4.1.1. Sejarah dan Perkembangan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI)

Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan namaHulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenarenatau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi yang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.

Pendiri Bank Rakyat Indonesia Raden Aria Wirjaatmadja Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Adanya situasi perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuk Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN

diintergrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan. Setelah berjalan selama satu bulan keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan Bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim). Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank

Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai Bank Umum. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-undang perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang kepemilikannya masih 100% ditangan Pemerintah.

(56)

pada tahun 1999 sampai dengan bulan September sebesar Rp. 20.466 milyar. Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat maka sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai Unit Kerja yang berjumlah 4.447 buah, yang terdiri dari 1 Kantor Pusat BRI, 12 Kantor Wilayah, 12 Kantor

Inspeksi /SPI, 170 Kantor Cabang (Dalam Negeri), 145 Kantor Cabang Pembantu, 1 Kantor Cabang Khusus, 1New York Agency, 1Caymand Island Agency, 1 Kantor Perwakilan Hongkong, 40 Kantor Kas Bayar, 6 Kantor Mobil Bank, 193 P.POINT,3.705 BRI UNIT dan 357 Pos Pelayanan Desa.

4.1.2. Visi dan Misi PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) 1. Visi

Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah.

2. Misi

a. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan

pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang

peningkatan ekonomi masyarakat.

b. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja

yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang

profesional dengan melaksanakan praktekgood corporategovernance.

c. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada

(57)

4.1.3. Struktur Organisasi PT Bank Rakyat Indonesia (BRI)

[image:57.595.111.526.129.683.2]

Sumber: Bagian Administrasi PT Bank Rakyat Indonesia (BRI)

Gambar 4.1

Struktur Organisasi PT Bank Rakyat Indonesia (BRI)

4.1.4. Tanggung Jawab Struktur Organisasi PT Bank Rakyat Indonesia (BRI)

1. Pimpinan Cabang

a. Mempersiapkan, mengusulkan, melakukan negosiasi, merevisi dan

mengupayakan perencanaan.

b. Menciptakan dan menjamin kelancaran pelayanan operasional di

kantor cabang dan unit.

AMPB AMO Supv. Penunjang Bisnis Supv. Penunjang Internal ADK Program ADK Konsumer ADK Tap/Sun Logistik Sekretariat Kepegawaian Supv. Pelayanan Kas Supv. Pelayanan Dana Jasa Teller Tunai Teller Dana Jasa TKK

Adm dan Jasa

Unit Pelayanan Nasabah Pemimpin Cabang Manajer Pemasaran Manajer Operasional Manajer Bisnis Makro Penilik AO Komersial AO Konsumer AO Program

AMBM BRI Unit

Supv. Adm Unit

(58)

c. Membina dan mengkoordinasikan unit-unit kerja di bawahnya untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

d. Memotivasi semua unit kerja dibawahnya dan pekerja binaan dalam

melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan strategi yang telah

ditetapkan guna mewu

Gambar

Tabel Data Populasi dan Rencana Sampling ......................................30
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
Tabel 3.2Instrumen Skala Likert
Tabel 3.3Tabel data populasi dan rencana sampling
+7

Referensi

Dokumen terkait

Maka akan didesain filter harmonisa untuk memperbaiki permasalahan faktor daya dan voltage bus magnitude yang terjadi pada sistem kelistrikan Pabrik Semen

Faktor ini hanya berlaku untuk pendekat tipe P, tanpa median, tipe jalan dua arah; dan lebar efektif ditentukan oleh lebar masuk, untuk Pada jalan dua arah

Data yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan deskriptif komparatif untuk data kuantitatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah

Jadi setiap guru diberi kesempatan untuk melaporkan kegiatan yang telah dilakukan dalam satu minggu, yang belum tercapai apa, sehingga kepala sekolah tahu dan bisa mendapat

Setelah mengetahui cara pembuatan baso ikan, penulis menyarankan untuk mencoba membuat bakso ikan dengan alasan: 1) Kandungan nutrisi ikan sama dengan daging sapi, 2)

Dari tiga belas peubah yang diduga mempengaruhi inefisiensi teknis usaha tani tebu, terdapat sepuluh variabel yang berpengaruh nyata, yaitu umur petani, pendidikan petani,

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Struktur Aktiva, Profitabilitas (ROA) Terhadap Struktur Modal

Apabila sudah klik Add untuk menambahkan perintah atau menu Data Form pada Group atau TAB baru tersebut.. Klik OK