• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Pembuatan dan Bakso Ikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Pembuatan dan Bakso Ikan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PENANGANAN PASCA PANEN PEMBUATAN BAKSO IKAN

Oleh :

TRI SUNTARI B0A013002

MUTHIA RAIDHA B0A013015

ALMA SURYA NAINGGOLAN B0A013024

AIDA SAFITRI B0A013032

LATHIFAH B0A013042

IQBAL RONA FATKANA B0A013053

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGI

PROGRAM STUDI D III PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN

(2)

ii DAFTAR ISI

COVER ... i

DAFTAR ISI... ii

I. PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan... 1

1.3 Rumusan Masalah ... 2

II. PEMBAHASAN ... 3

III. PENUTUP ... 8

3.1 Kesimpulan... 8

3.2 Saran... 8

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia yang tiga perempat wilayahnya berupa laut (5,8 juta km2 ) dan merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki potensi lestari (maximum sustainable yield) ikan laut seluruhnya 6,4 juta ton/tahun atau sekitar 7 % dari

total potensi lestari ikan laut dunia. Artinya jika kita dapat mengendalikan tingkat penangkapan ikan laut lebih kecil dari 6,4 juta ton/tahun maka kegiatan usaha perikanan tangkap semestinya dapat berlangsung secara lestari (Dahuri, 2004).

Dibandingkan dengan nilai gizi daging hewan darat, misalnya daging sapi, kedudukan ikan boleh dikatakan jauh lebih tinggi. Sedangkan dibandingkan dengan telur kedudukan ikan sebagai bahan pangan juga tidak jauh berbeda. Protein ikan mempunyai nilai biologis tinggi. Meskipun tiap jenis ikan angka biologisnya berbeda tetapi umumnya sekitar 90. Derajat penerimaan seseorang terhadap ikan sangat tinggi. Hal ini karena ikan memberikan rasa yang khas yaitu gurih, warna dagingnya kebanyakan putih, jaringan pengikatnya halus sehingga jika dimakan terasa enak (Hadiwiyoto, 1993).

Pengembangan berbagai produk olahan hasil perikanan dapat dijadikan alternatif menumbuhkan kebiasaan mengkonsumsi ikan bagi masyarakat Indonesia, sekaligus merupakan upaya untuk meningkatkan nilai gizi masyarakat.

Salah satu bentuk dari produk olahan ikan tersebut adalah bakso ikan. Bakso merupakan produk olahan dari daging yang cukup digemari masyarakat. Pada umumnya bakso dibuat dari daging sapi tetapi akhir-akhir ini banyak dijumpai di pasaran bakso dibuat dari daging ikan. Hampir semua jenis ikan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan bakso termasuk ikan hiu dan ikan pari dengan cara pengolahan yang tepat.

1.2 Tujuan

(4)

2 1.3 Rumusan Masalah

(5)

BAB II PEMBAHASAN

Bakso adalah salah satu bentuk olahan hasil perikanan berupa daging yang merupakan produk pangan berbentuk bola atau yang lain, yang diperoleh dari

campuran daging/ikan yang telah dihaluskan dengan cara digiling (kadar daging/ikan minimal 50%) dan pati atau serealia dengan atau tanpa penambahan

bahan-bahan kimia lain serta bahan tambahan makanan yang diizinkan (Dewan Standar Nasional, 1995).

Ikan yang digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan bakso ikan haruslah dipilih dari jenis yang memiliki kadar gizi dan kelezatan yang tinggi, tidak terlalu amis, dan benar-benar masih segar. Beberapa jenis ikan, baik ikan air tawar, air payau ataupun air asin (laut) dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan bakso ikan. Adapun beberapa jenis ikan air tawar yang dapat digunakan dalam pembuatan bakso ikan, antara lain adalah lele, ikan mas dan nila merah. Sedangkan Ikan air payau adalah bandeng, payus, dan mujair (Suprapti, 2003).

Kriteria bakso ikan yang baik dapat dilihat dari syarat mutu bakso yang terdapat didalam SNI 01-3818-1995 berdasarkan pernyataan Daniati (2005), adalah:

a. Bentuk bulat halus, berukuran seragam, bersih dan cemerlang. b. Warna putih merata tanpa warna asing lain.

c. Rasa lezat, enak, rasa Ikan dominan sesuai jenis ikan yang digunakan. d. Aroma bau khas ikan segar rebus dominan dan bau bumbu cukup tajam. e. Tekstur kompak, elastis, tidak liat atau membal, tidak ada serat daging, tanpa

duri atau tulang, tidak lembek, tidak basah berair, dan tidak rapuh.

A. Bahan 1. Ikan

(6)

4

baik dibekukan secara cepat sebelum digiling. Ikan beku akan memberikan rasa dan aroma bakso yang lebih gurih.

2. Tepung tapioka/kanji 3. Bumbu-bumbu

Rempah-rempah apa saja dapat dijadikan bumbu. Akan tetapi biasanya pengusaha baso menggunakan bawang merah, bawang putih, merica bubuk, jahe, gula dan garam.

4. Putih telur

Putih telur digunakan agar adonan lebih halus, dan rasanya lebih enak. Walaupun demikian, putih telur tidak selalu digunakan dalam pembuatan bakso.

5. Larutan garam dingin/es B. Peralatan

1. Penggiling dan Pencampur

Alat ini terdiri dari bagian penggiling bakso berupa extruder dan pencampur adonan. Pencampur adonan berupa piring baja yang dilengkapi pengaduk sentrifugal yang dipasang mendatar. Pengaduk tersebut beputar dengan kecepatan tinggi sehingga bahan-bahan yang tidak liat dan tidak keras akan dihancurkan.

2. Ketel Perebus

Alat ini digunakan untuk merebus bakso mentah menjadi matang.

Pengusaha baso biasanya menggunakan panci sebagai ketel perebus. C. Cara Pembuatan

1. Proses Pendahuluan

Proses pendahuluan dilakukan untuk penyiangan, dan filleting. a. Penyiangan

(7)

disikat dengan ujung pisau untuk membuang sisa-sisa darah. Setelah itu, ikan dicuci sampai bersih.

b. Filleting

Daging rusuk disayat dari arah kepala ke ekor sehingga diperoleh fillet. Daging yang tersisa pada tulang dikerok dengan pisau dan dicampurkan dengan fillet. Kulit pada fillet dikelupas dan dipisahkan. Kulit ini tidak digunakan untuk membuat baso.

c. Pembekuan fillet

Fillet dibekukan secara cepat. Kemudian digiling sampai halus menjadi bubur ikan. Fillet tidak harus dibekukan, dan dapat langsung digiling.

Tabel 1. Komposisi Bahan-Bahan Penyusun Baso

2. Penyusunan Bahan Bakso

Komposisi bahan penyusun bakso tergantung kepada rasa bakso yang diinginkan. Semakin banyak kandungan ikan, semakin enak rasa baksonya.

3. Penggilingan Ikan Menjadi Adonan Bakso

Bubur ikan diaduk dan lebih dihaluskan di dalam bagian alat pencampur adonan. Setelah bubur ikan benar-benar rata dan halus ditambahkan bumbu dan tepung sedikit demi sedikit sambil terus diaduk dengan kecepatan tingi. Selama pengadukan, ditambahkan butiran atau bongkahan es. Pengadukan dianggap selesai jika terbentuk adonan yang rata, halus dan dapat dibulatkan bila di remas dengan tangan, kemudian dikeluarkan melalui lubang yang dibentuk oleh telunjuk dan ibu jari.

(8)

6

Adonan diremas-remas dengan telapak tangan, kemudian dibuat bulatan dengan meremas-remas adonan, kemudian dikeluarkan melalui lubang yang dibentuk oleh telunjuk dan ibu jari. Dengan bantuan ujung sendok terbalik, bulatan adonan secara cepat dimasukkan ke dalam air mendidih. Bila sudah matang, bakso akan mengapung. Bakso ini dibiarkan mengapung selama 5 menit, kemudian diangkat untuk ditiriskan. Hasil yang diperoleh disebut bakso ikan.

5. Penyimpanan

Bakso merupakan bahan basah yang mudah rusak. Agar dapat tahan lama, baso harus disimpan di dalam ruang pembeku (freezer) dalam kemasan plastik tertutup rapat. Suhu freezer hendaknya di bawah–180C.

D. Pembuatan Kuah Bakso

Kuah baso merupakan kaldu daging yang dibumbui untuk memakan bakso. Kebanyakan kuah bakso berupa kaldu yang sangat encer karena sangat sedikit menggunakan daging. Kuah bakso seperti ini biasanya ditambah monosodium glutamat (MSG) dalam jumlah tinggi (sampai 2% atau 20 gram per liter kuah). Agar kuah bakso terasa enak, daging digunakan untuk membuat bakso sekurang-kurangnya 10% dari jumlah kuah bakso yang dihasilkan. Kuah bakso seperti itu tidak perlu ditambah MSG.

1. Bahan

a. Air (4 liter)

b. Daging cincang kasar (300 gram) c. Tulang cincang kasar (250 gram) d. Bawang putih digiling halus (150 gram) e. Bawang merah digiling halus (150 gram) f. Merica halus (25 gram)

g. Seledri segar (5 tangkai) h. Pala cacahan kasar (10 gram) i. Kapulaga/gardamungu (4 buah) j. Garam (secukupnya)

(9)

a. Daging cincang dan tulang direbus di dalam air mendidih selama 30 menit.

b. Bawang putih, bawang merah dan merica yang telah digiling halus di tumis dengan sedikit minyak sampai harum.

(10)

8 BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan makalah pembuatan bakso ikan, dapat disimpulkan bahwa cara pembuatan bakso ikan dimulai dari proses penyiangan yaitu pembuangan sisik ikan dan jeroannya, kemudian di fillet atau dipisahkan antara daging dengan tulang, lalu dilakukan penggilingan daging ikan beserta bumbu-bumbu kemudian dicetak menggunakan tangan dan direbus dalam air mendidih sampai bakso mengapung, setelah itu disimpan dalam freezer dengan suhu -18 0C atau dapat langsung dikonsumsi dengan penambahan kuah bakso.

3.2 Saran

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Dahuri, R. 2004. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Pradnya Paramita. Jakarta.

Daniati. 2005. Pembuatan Bakso Ikan Cucut Dengan Bahan Tambahan Jenis Tepung yang Berbeda. Skripsi. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Semarang.

Dewan Standar Nasional. 1995. Bakso Daging. Standar Nasional. SNI No. 01-3818-1995. Badan Standarisasi Nasional, Indonesia.

Hadiwiyoto, S. 1993. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan. Liberty. Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Dari ketiga perlakuan terhadap bakso ikan ternyata bakso ikan modifikasi tepung biji cempedak 30% dan tepung biji durian 10% yang paling disukai, dan memiliki kandungan protein

Substitusi jamur tiram pada pembuatan bakso ikan lele dapat. meningkatkan kekerasan pada bakso

Tingginya kadar abu pada bakso ikan komersial 1 diduga karena bahan baku yang digunakan adalah daging lumat ikan dan tidak dilakukan proses pencucian seperti pencucian pada

25 Sesuai dengan selera, alasan: rasa ikannya lebih enak dari bakso ikan lain Tekstur sudah seperti produk bakso. 26 Sesuai dengan selera, alasan: rasa baksonya gurih Tekstur

Berdasarkan hasil penelitian pada bakso sapi yang ditambahkan dengan ikan bandeng presto dapat disimpulkan bahwa bakso sapi yang ditambahkan dengan ikan bandeng presto

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kombinasi jamur tiram putih ( Pleurotus ostreatus ) dengan ikan patin yang berbeda dalam pembuatan

Selain bahan baku dari ikan segar, bakso juga dapat dibuat dari produk yang sudah setengah jadi yang dikenal dengan nama Suzimi (daging ikan lumat).. Jika digunakan bahan baku

Penambahan jantung pisang kepok dalam pembuatan bakso ikan jelawat pada penelitian memiliki karakteristik fisikokimia yang sesuai dengan standar bakso ikan menurut SNI 7266:2014, dengan