• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN KANDUNGAN PROTEIN, ZAT BESI DAN DAYA TERIMA PADA PEMBUATAN BAKSO DENGAN PERBANDINGAN JAMUR TIRAM (Pleurotus Sp) DAN DAGING SAPI YANG BERBEDA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN KANDUNGAN PROTEIN, ZAT BESI DAN DAYA TERIMA PADA PEMBUATAN BAKSO DENGAN PERBANDINGAN JAMUR TIRAM (Pleurotus Sp) DAN DAGING SAPI YANG BERBEDA."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN KANDUNGAN PROTEIN, ZAT BESI DAN DAYA TERIMA PADA PEMBUATAN BAKSO DENGAN PERBANDINGAN JAMUR TIRAM (Pleurotus

Sp) DAN DAGING SAPI YANG BERBEDA

SKRIPSI

Skripsi ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi

Disusun Oleh:

DIYAN RISNA WATI HAYYUNINGSIH J 310 040 009

PROGRAM STUDI GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SURAKARTA

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pangan dan gizi merupakan salah satu komponen yang sangat penting

dalam pembangunan. Komponen ini memberikan kontribusi dalam

mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga mampu

berperan secara optimal dalam pembangunan. Begitu penting perannya,

pangan dan gizi dapat dianggap sebagai kebutuhan dan modal dasar

pembangunan serta dijadikan indikator atas keberhasilan pangan.

Penganekaragaman pangan merupakan salah satu cara memperbaiki status

gizi masyarakat. Usaha penganekaragaman pangan dapat dilakukan dengan

mencari bahan makanan yang baru atau bahan pangan yang sudah ada

dikembangkan menjadi bahan pangan yang beranekaragam dengan harga

yang relatif terjangkau (Karsin, 2000).

Jamur termasuk bahan pangan yang mudah rusak. Beberapa hari

setelah pemanenan jamur akan mengalami perubahan sehingga tidak bisa

diterima langsung sebagai bahan pangan. Perubahan yang segera dapat

dilihat pada jamur setelah pemanenan adalah kelayuan, warna menjadi

coklat, tekstur lunak dan aroma langu (Koesnandar, 2005).

Terdapat dua jenis jamur yaitu jamur pangan (Edibel) dan jamur

berbahaya (Non Edibel). Salah satu jamur pangan adalah jamur tiram. Jamur

tiram adalah jenis jamur kayu yang mempunyai kandungan nutrisi lebih tinggi

dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya. Kandungan nutrisi setiap 100

(3)

Karbohidrat (56,6 %), lemak (1,7-2,2 %), tiamin (0,20 mg), riboflavin (4,7-4,9

mg), niasin (77,2 mg) dan kalsium (314,0 mg) (Koesnandar, 2005).

Jamur tiram memiliki kandungan protein yang tinggi. Protein ini

berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul dari pada sebagai

sumber energi (Winarno, 1992). Selain kandungan protein jamur tiram juga

mengandung Fe yang merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat

di dalam tubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3-5 gram di dalam tubuh

manusia dewasa (Almasier 2004). Besi mempunyai beberapa fungsi esensial

di dalam tubuh, diantaranya sebagai alat angkut oksigen ke paru-paru dan

jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron di dalam sel dan sebagai bagian

terpadu berbagai reaksi enzim di dalam jaringan tubuh. Walaupun banyak

terdapat di dalam makanan, banyak penduduk di dunia mengalami

kekurangan besi termasuk di Indonesia. Kekurangan zat besi sejak 30 tahun

terakhir, diakui berpengaruh terhadap produktivitas kerja dan sistem

kekebalan. Menurut Koesnandar (2005), jamur sebagai bahan pelengkap dan

pengolahan jamur juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan pelengkap

kosmetik, bahan pangan seperti keripik jamur dan pepes jamur.

Keanekaragaman makanan yang lain, daging merupakan salah satu bahan

makanan yang banyak digunakan untuk menganekaragamkan makanan,

karena daging banyak mengandung zat gizi dan daging juga dapat diolah

menjadi berbagai macam masakan salah satunya pembuatan bakso. Bakso

adalah salah satu bentuk olahan daging yang sangat berpotensi di pasaran

Indonesia (Buckle, 1987).

Untuk membuat bakso tidak hanya menggunakan bahan hewani saja

(4)

dikarenakan jamur tiram juga memiliki kandungan protein (10,5-30,4%) dan

zat besi (3,4-18,2 mg) yang tinggi.

Dari latar belakang di atas penulis ingin mengetahui kandungan protein

dan zat besi pada pembuatan bakso dengan perbandingan jamur tiram dan

daging sapi dilakukan uji daya terima.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian tersebut, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah ”apakah ada perbedaan kandungan protein, zat besi dan

daya terima pada pembuatan bakso dengan perbandingan jamur tiram

(Pleurotus sp) dan daging sapi” yang berbeda?”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Mengetahui perbedaan kandungan protein, zat besi dan daya terima pada

pembuatan bakso dengan perbandingan jamur tiram dan daging sapi

yang berbeda.

2. Tujuan khusus

a. Menghitung kandungan kadar protein pada bakso dengan

perbandingan jamur tiram dan daging sapi yang berbeda.

b. Menghitung kandungan kadar zat besi pada bakso dengan

perbandingan jamur tiram dan daging sapi yang berbeda.

c. Mengetahui daya terima pada bakso dengan perbandingan jamur

(5)

d. Menganalisis perbedaan kandungan protein pada bakso dengan

perbandingan jamur tiram dan daging sapi yang berbeda.

e. Menganalisis perbedaan kandungan kadar zat besi pada bakso

dengan perbandingan jamur tiram dan daging sapi yang berbeda.

f. Menganalisis perbedaan daya terima pada bakso dengan

perbandingan jamur tiram dan daging sapi yang berbeda.

D. Manfaat

1. Bagi Masyarakat

Dapat memberikan informasi dan pengetahuan tentang pemanfaatan

jamur tiram sebagai bahan bakso dan penganekaragaman pengolahan.

2. Bagi mahasiswa

Dapat menambah pengetahuan/referensi tentang jamur tiram dan

penganekaragaman pengolahan Jamur tiram.

E. Hipotesis

1. Terdapat perbedaan kandungan protein pada pembuatan bakso dengan

perbandingan jamur tiram dan daging sapi yang berbeda.

2. Terdapat perbedaan kandungan zat besi pada pembuatan bakso dengan

perbandingan jamur tiram dan daging sapi yang berbeda.

3. Terdapat perbedaan daya terima pada pembuatan bakso dengan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Biologi siswa pada materi sistem organisasi kehidupan dengan penerapan model pembelajaran Group

menyelesaikan tugas akhir dengan judul Aktivitas Public Relations The Sunan Hotel Solo Dalam Pemanfaatan Jaringan Online Sebagai Media Informasi Tahun 2014 dengan lancar

Berdasarkan uraian di atas dapat diasumsikan bahwa model pembelajaran kooperatif Group Investigation dengan Charta dapat meningkatkan hasil belajar siswa, oleh

Kandungan kalsium yang cukup tersedia pada kisaran pH 7,0–8,5 dan kandungan kalsium menurun pada pH kurang dari 7,0 serta lebih tinggi dari 8,5 , jika dibandingkan

1) Tidak dilakukan peninjauan terhadap struktur bawah bangunan gedung. 2) Penilaian kondisi bangunan eksisting berdasarkan softwar e keandalan bangunan gedung yang

Berikut ini adalah kasus untuk menguji perangkat lunak yang sudah dibangun menggunakan metode BlackBox berdasarkan gambar rencana pengujian yang telah dibuat sebelumnya. Gambar

Di Indonesia kekuasaan kehakiman menurut UUD 1945 merupakan kekuasaan yang merdeka yang dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan Peradilan yang berada di

Dalam hal perilaku konsumsi yang cukup berlebihan dilaku- kan oleh seorang individu yang dilatarbelakangi suatu prospek, akan dianggap rasional bagi individu tersebut,