• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Pengembangan Sorik Marapi Sebagai Objek Wisata Di Kabupaten Mandailing Natal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Upaya Pengembangan Sorik Marapi Sebagai Objek Wisata Di Kabupaten Mandailing Natal"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENGEMBANGAN SORIK MARAPI SEBAGAI

OBJEK WISATA DI KABUPATEN MANDAILING

NATAL

KERTAS KARYA

OLEH

A. GANI SURYA

082204011

PROGRAM STUDI D3 PARIWISATA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Karya

: UPAYA PENGEMBANGAN

LEMBAH SORIK MARAPI

SEBAGAI OBJEK WISATA DI

KABUPATEN MANDAILING

NATAL

Oleh

: A. GANI SURYA

NIM

: 082204011

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dekan,

NIP. 19511013 197603 1 001

Dr. Syahron Lubis, M.A.

PROGRAM STUDI D3 PARIWISATA

Ketua,

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

UPAYA PENGEMBANGAN SORIK MARAPI SEBAGAI

OBJEK WISATA DI KABUPATEN MANDAILING

NATAL

OLEH

A. GANI SURYA

082204011

Dosen Pembimbing, Dosen Pembaca,

Mukhtar Majid, S.Sos., S.Par.,M.A.

(4)

ABSTRAK

Pengembangan kepariwisataan merupakan kegiatan dan usaha yang terkoordinir untuk menarik wisatawan, menyediakan semua sarana dan prasarana, barang dan jasa fasilitas yang dibutuhkan guna melayani kebutuhan wisatawan. Pengembangan kepariwisataan ini membutuhkan pihak umum, seperti masyarakat disini kita tidak hanya mengandalkan upaya pemerintahan saja, tanpa adanya dukungan dari pihak lain, upaya pengembangan sebuah objek wisata akan sia-sia.

Seperti halnya pengembangan objek wisata Lembah Sorik Marapi ini, keadaan alam, suasana dan budaya disana sangat cocok dikembangkan sebagai sebuah objek wisata. Akan tetapi apabila masyarakat tidak memperdulikan pengembangan ini, perencanaan pengembangan ini tidak akan berjalan baik.

Ada banyak objek-objek wisata yang tersembunyi dan mempunyai potensi besar untuk menjadi objek wisata andalan di Lembah Sorik Marapi, seperti desa wista Sibanggor, Pamardian (Hotspring) Sibanggor Pendakian Puncak Gunung Sorik Marapi dan lain-lain. Apabila ini dikembangkan dengan baik dan dengan semua dukungan yang mengalir dari berbagai pihak bukan tidak mungkin Lembah Sorik Marapi akan menjadi objek wisata andalan.

Kata Kunci : Pengembangan Sorak Marapi sebagai Objek Wisata di

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan rezekiNya, penulis dapat menyelesaikan kertas karya dengan judul “Upaya Pengembangan Lembah Sorik Marapi sebagai Objek Wisata di Kabupaten Mandailing Natal” ini sebagaimana mestinya.

Penulisan kertas karya secara akademik dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan perkuliahan Program D III Pariwisata Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan kertas karya ini, penulis banyak mendapat informasi, bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Arwina Sufika, SE, MSi, selaku Ketua Program Studi D III Pariwisata 3. Bapak Mukhtar Majid, S.Sos, S.Par, MA, selaku Dosen Pembimbing

dalam penyusunan kertas karya ini.

4. Bapak Drs. Haris Sutan Lubis, MSP, selaku Dosen Pembaca

5. Teristimewa kepada ibu saya Masrani Lubis yang tak henti-hentinya memberikan doa dan dorongan kepada saya.

(6)

iii

7. Saudara-saudaraku tercinta bang Ucok, bang Budi, kak Mora, bang Gunawan, bang Nirwan, kak Adek dan kak Eva. Atas doa, dukungannya serta nasehat-nasehatnya dalam mengikuti perkuliahan.

8. Teman-temanku, Yasin Akhsay, Jo, Hendri, Iwan, Rosi, Eki, Muin, bang Khairil, Jeki dan lain-lain.

9. Mahasiswa Pariwisata T.A. 2008-2009.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan kertas karya ini masih terdapat kekurangan baik dalam cara penguraian, dari segi susunan maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis tidak menutup diri terhadap saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga kertas karya ini bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Medan, Maret 2011 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2 Batasan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penulisan ... 2

1.4 Metode Penulisan... 3

1.5 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG PENGERTIAN OBJEK WISATA DAN PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN .... 5

2.1. Pengertian Objek Wisata ... 5

2.2. Pengembangan Kepariwisataan ... 7

BAB III LEMBAH SORIK MARAPI DI KABUPATEN MANDAILING NATAL... 11

3.1. Kabupaten Mandailing Natal ... 11

3.2. Potensi Lembah Sorik Marapi ... 12

3.2.1. Potensi flora ... 12

3.2.2. Potensi fauna ... 13

BAB IV UPAYA PENGEMBANGAN LEMBAH SORIK MARAPI SEBAGAI OBJEK WISATA DI KABUPATEN MANDAILING NATAL... 14

4.1. Upaya Pengembangan Lembah Sorik Marapi Menjadi Objek Wisata ... 14

4.2. Objek Wisata yang Diandalkan dan akan Dikembangkan di Lembah Sorik Marapi ... 26

4.2.1. Pemandian Air Panas (Hot Spring) di Sibanggor Tongga ... 28

(8)

v

4.2.3. Desa Wisata (Tradisional) di Sibanggor Julu... 32

4.2.4. Wisata Budaya Gordang Sambilan ... 34

4.3. Pengembangan dan Peranan Langsung dari Pemerintah dan Masyarakat Terhadap Objek-objek Wisata Lembah Sorik Marapi ... 37

4.3.1. Menjaga kebersihan dan kenyamanan wisatawan di objek pemandian Air Panas Lembah Sorik Marapi ... 38

4.3.2. Keamanan pendakian Puncak Sorik Marapi dan kelestarian hutan yang menjadi jalur pendakian ... 38

4.3.3. Mempertahankan tradisi dan bangunan fisik yang ada di desa wisata (tradisional) di Sibanggor Julu ... 39

4.3.4. Memperkenalkan wisata budaya Gordang Sambilan kepada wisatawan ... 39

4.3.5. Potensi Lembah Sorik Marapi sebagai ekowisata ... 40

BAB V PENUTUP ... 43

5.1. Kesimpulan ... 43

5.2. Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45

(9)

ABSTRAK

Pengembangan kepariwisataan merupakan kegiatan dan usaha yang terkoordinir untuk menarik wisatawan, menyediakan semua sarana dan prasarana, barang dan jasa fasilitas yang dibutuhkan guna melayani kebutuhan wisatawan. Pengembangan kepariwisataan ini membutuhkan pihak umum, seperti masyarakat disini kita tidak hanya mengandalkan upaya pemerintahan saja, tanpa adanya dukungan dari pihak lain, upaya pengembangan sebuah objek wisata akan sia-sia.

Seperti halnya pengembangan objek wisata Lembah Sorik Marapi ini, keadaan alam, suasana dan budaya disana sangat cocok dikembangkan sebagai sebuah objek wisata. Akan tetapi apabila masyarakat tidak memperdulikan pengembangan ini, perencanaan pengembangan ini tidak akan berjalan baik.

Ada banyak objek-objek wisata yang tersembunyi dan mempunyai potensi besar untuk menjadi objek wisata andalan di Lembah Sorik Marapi, seperti desa wista Sibanggor, Pamardian (Hotspring) Sibanggor Pendakian Puncak Gunung Sorik Marapi dan lain-lain. Apabila ini dikembangkan dengan baik dan dengan semua dukungan yang mengalir dari berbagai pihak bukan tidak mungkin Lembah Sorik Marapi akan menjadi objek wisata andalan.

Kata Kunci : Pengembangan Sorak Marapi sebagai Objek Wisata di

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Alasan Pemilihan Judul

Sektor industri pariwisata sangat mendapat perhatian dari pemerintah Republik Indonesia, karena sektor ini merupakan penghasil devisa bagi negara, juga masyarakat mendapatkan keuntungan yang sangat bagus dari sektor ini, dan kita ketahui juga alam di negara kita ini sangat berpotensi untuk dijadikan objek-objek wisata yang mengundang daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara, dimasa sekarang ini bidang kepariwisataan akan sangat maju dan menghasilkan sesuatu yang luar biasa apabila dikembangkan dengan baik.

Pulau Sumatera merupakan salah satu pusat kepariwisataan yang sangat potensial untuk dijadikan daerah tujuan wisata yang akan diunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara. Dalam pengembangan sektor ini amat sangat penting kerja sama dari banyak pihak, misalnya masyarakat setempat, masyarakat harus ikut campur tangan dalam hal ini, seperti untuk menjaga kelestarian alam, mendukung upaya pemrintah dalam memajukan suatu daerah di bidang ini, dan keramah tamahan penduduk pun sangat dibutuhkan juga, dengan bersama-sama kita akan bisa memajukan sektor pariwisata di objek wisata tersebut dan akan saling menguntungkan satu sama lain.

(11)

perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara, yaitu kejadian-kejadian aneh yang ada di puncak gunung Sorik Marapi serta budaya-budayanya.

Selain itu juga budaya-budaya di daerah Mandailing sangat menarik untuk dibahas dalam hal ini. Dengan hal tersebut pula, maka penulis sangat tertarik untuk menulis dan mengembangkannya dalam sebuah kertas karya yang berjudul ”UPAYA PENGEMBANGAN LEMBAH SORIK MARAPI SEBAGAI

OBJEK WISATA DI KABUPATEN MANDAILING NATAL”.

1.2 Batasan Masalah

Di dalam kertas karya ini penulis menguraikan tentang bagaimana upaya pengembangan Lembah Sorik Marapi, bagaimana pula upaya objek wisatanya dan bagaimana pengembangan Lembah Sorik Marapi dilakukan dan objek-objek wisatanya.

Dengan batasan masalah tersebut diharapkan agar pembaca lebih mudah memahami apa yang dijabarkan dalam kertas karya ini

1.3Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah:

1. Sebagai salah satu syarat akademis untuk menyelesaikan pendidikan diploma III Program Studi Usaha Wisata Fak. Sastra USU.

(12)

3

4. Mempelajari masalah-masalah yang ada di dalam industri kepariwisataan khususnya objek wisatanya.

5. Sebagai bahan kajian dan masukan bagi pihak yang berkepentingan dalam industri pariwisata.

1.4 Metode Penelitian

Dalam penulisan kertas kaya ini, penulis mendapatkan informasi langsung maupun tidak langsung yang berkitan dengan judul kertas karya ini. Dalam pengumpulan data-data yang akurat penulis mengambil dari beberapa sumber yaitu:

1. Penelitian lapangan (field research).

Cara ini merupakan cara mengumpulkan data yang didapat langsung dari praktek kerja lapangan.

2. Penelitian pustaka (library research).

Dalam hal ini penulis mengambil informasi yang berkaitan dengan judul melalui sumber tulisan dari data-data dan sumber data serta informasi yang dapat

di Pertanggung jawabkan.

1.5 Sistematika Penulisan

(13)

Bab I : Merupakan bab pendahluan tentang alasan pemilihan judul, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II : Mencakup pengembangan kepariwisataan dan pengertian objek

wisata.

Bab III : Berisikan tentang Lembah Sorik Marapi di Kabupaten Mandailing

natal, potensi Lembar Sorik Marapi, Potensi flora dan faunanya.

Bab IV : Upaya pengembangan Lembah Sorik Marapi sebagai salah satu

objek wisata Mandailing natal yaitu: upaya pengembangan Lembah Sorik Marapi menjadi objek wisata, objek wisata yang diandalkan dan akan dikembangkan di Lembah Sorik Marapi, pengembangan dan peranan langsung dari pemerintah dan masyarakat terhadap objek-objek wisata Lembah Sorik Marapi.

Bab V : Merupakan bab penutup yang berisikan tentang kesimpulan dan saran.

(14)

BAB II

URAIAN TEORITIS TENTANG PENGERTIAN OBJEK

WISATA DAN PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN

2.1 Pengertian Objek Wisata

Perencanaan pengembangan dan pemasaran suatu objek (destinasi) memerlukan kerjasama erat dari pejabat pemerintah, perencana fisik, arsitek analisis finansial dan infestor, juga bisa memerlukan bantuan dari pakar ekonomi, sosiologi, purbakala dan banyak profesional lain.

Objek wisata merupakan perwujudan ciptaan manusia, tata hidup seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi (Anonymous, 1986). Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Alam (1979) mengasumsikan objek wisata merupakan pembinaan terhadap kawasan beserta seluruh isinya maupun terhadap aspek-aspek pengusahaan yang meliputi kegiatan pemeliharaan dan pengawasan terhadap kawasan wisata.

Objek wisata mempunyai unsur fisik lingkungan berupa tumbuhan satwa,

geomorfologi, tanah, air, udara serta suatu atribut lingkungan yang menurut

(15)

Objek wisata alam dikelompokkan menjadi dua yaitu :

1 Objek yang terdapat di kawasan konservasi yang terdiri dari taman nasional, taman buru, taman wisata, taman laut, taman hutan raya, semua kawasan ini dibawah tanggung jawab direktorat jenderal perlindungan dan pelestarian alam.

2 Di dalam kawasan konservasi yang ditanggung jawabi oleh pihak swasta, dan perum perhutani salah satunya adalah wana wisata.

Wana wisata ini adalah objek-objek wisata alam yang dikembangkan oleh perum perhutani dalam kawasan hutan produksi atau hutan lindung secara terbatas dan tidak mengubah fungsi pokoknya.

Sedangkan menurut Pandit dalam bukunya Ilmu Pariwisata (1994) pengertian objek wisata adalah di dalam dunia pariwisata segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat. (atau disebut juga ditraksi wisata)

Sebuah kawasan dinamakan objek wisata mempunyai syarat-syarat yakni : - Kegiatan (act) dan objek (artifact) yang merupakan atraksi itu sendiri harus

dalam keadaan baik.

- Karena atraksi itu disajikan dihadapan wisatawan, maka cara penyajiannya harus tepat.

- Objek atau atraksi wisata adalah perjalanan dan harus memenuhi semua determinan mobilitas spasial yaitu akomodasi, transportasi dan promosi serta pemasaran.

(16)

7

2.2 Pengembangan Kepariwisataan

Pengembangan pariwisata merupakan segala kegiatan dan usaha yang tekoordinir untuk menarik wisatawan , menyediakan semua sarana dan prasarana , barang dan jasa fasilitas yang dibutuhkan guna melayani kebutuhan wisatawan. Larry E. Herber mengemukakan di dalam PATA workshop 1979 unsur-unsur dalam rencana pengembangan destinasi, unsur yang diutamakan adalah analisa pasar, atraksi budaya, tenaga kerja, sarana dan prasarana, transfortasi, jasa pendukung, dan akomodasi, selain itu juga pemasaran, analisis ekonomis dan financial, lingkungan dan dampak sosial.

Salah satu upaya pemerintah untuk mendapatkan devisa dalam era pembangunan ini adalah dengan menggalakkan sektor pariwisata. Secara sederhana diperkirakan yang disebut pengembangan ini adalah pengembangan hotel dan penambahan jumlah penerbangan yang akan memperlancar arus wisatawan. Ada beberapa tujuan dan sasaran nasional dalam pelaksanaan kebijakan umum dalam pengembangan kepariwisataan :

a. Sasaran internasional

- Penerimaan devisa yang meningkat

- Pengembangan ekonomi yang lebih banyak memberi kesempatan kerja

- Pendapatan nasional meningkat, lebih banyak penerimaan pajak, perluasan prasarana.

(17)

- Apresiasi meningkat di luar negeri mengenai hasil dan kontribusi budaya Indonesia.

- Hubungan diplomatik dengan negara lain terbina baik.

b. Sasaran dalam negeri

- Persatuan dan kesatuan identitas nasional Indonesia

- Pengertian umum, kelembagaan nasional dan dari kewajiban penduduk. - Kesehatan dan kesejahteraan umum

- Pertumbuhan ekonomi dan redistribusi pendapatan nasional yang seimbang. - Perhatian umum terhadap lingkungan

- Preservasi tradisi / adat istiadat daerah serta minoritas - Perlindungan dari hak perseorangan untuk berlibur.

Sasaran-sasaran tersebut tersirat dalam undang-undang No. 5/1992 tentang kepariwisataan. Direktorat Jenderal Pariwisata c.q. Departemen Pariwisata, pos dan telekomunikasi relatif masih muda, maka tugas-tugas belum begitu kental. Mengenai inbound tourism (wisata mancanegara) konflik/kendala bisa terjadi dengan lembaga-lembaga lain seperti misalnya mengenai keamanan negara, pencegahan penyelundupan, perlindungan lingkungan dan preservasi sumber daya dan budaya.

(18)

9

Perencanaan pengembangan pariwisata juga mempunyai dasar pijakan yang kuat, yakni adanya struktur administratif pariwisata yang formal dan banyak melakukan kebijakan dan program yang terkait dengan pariwisata, yakni :

- Departemen Pariwisata

Secara kelembagaan kementrian pariwisata bertanggung jawab dalam perencanaan pariwisata nasional dan pemasarannya di level internasional. - Dinas Pariwisata Daerah

Dinas pariwisata daerah (provinsi maupun kabupaten/kota) sangat intensif melakukan perencanaan makro pariwisata di daerah masing-masing.

- Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

Lembaga ini menyusun rencana pembangunan di semua sektor yang dikenal dengan Rencana Strategis Nasional (RENSTRANAS)

- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)

Lembaga ini adalah lembaga khusus daerah yang menyusun semua perencanaan dan program-program pembangunan daerah.

- Kementerian Lingkungan Hidup

Berkepentingan dalam pengendalian dampak lingkungan dari setiap pembangunan.

- Departemen Pekerjaan Umum

(19)

- Departemen Perhubungan

Transportasi darat, laut dan udara merupakan faktor essensial dalam mengalirkan mobilitas wisatawan menjadi tanggung jawab pokok departemen perhubungan.

- Departemen pertanian dan kehutunan

Pertanian dan kehutanan adalah salah satu bidang yang terkait dalam pariwisata.

- Industri kepariwisataan (PHRI, ASITA, HPI, Assosiasi penyelenggara Mice, dsb)

- Lembaga – lembaga studi kepariwisataan - Lembaga swadaya masyarakat

- Lembaga keuangan

(20)

BAB III

LEMBAH SORIK MARAPI DI KABUPATEN

MANDAILING NATAL

3.1 Kabupaten Mandailing Natal

Kabupaten Mandailing Natal adalah sebuah kabupaten yang berada di bagian paling selatan Sumatera Utara yang mempunyai luas 6.620,70 km (9,23%) dari wilayah Sumatera Utara. Penduduknya berjumlah sekitar 413.750 jiwa dengan 23 kecamatan dan 386 desa. Sebelum Mandailing Natal menjadi sebuah kabupaten wilayah ini termasuk kabupaten Tapanuli Selatan setelah terjadi pemekaran dibentuklah kabupaten Mandailing Natal berdasarkan UU no 12 tahun 1998 , secara formal diresmikan oleh menteri dalam negeri pada tanggal 9 maret 1999.

Letak geografis Mandailing Natal terletak pada 0 derajat 10’-1 derajat 50’ lintang utara dan 98 derajat 10’ – 100 derajat 10’ bujur timur dengan ketinggian 0-2.145 m di atas permukaan laut.

Batas-batasnya adalah :

(21)

Sektor perekonomiannya (mata pencahariannya) adalah: 1. sektor pertanian : 45,42 %.

2. sektor pertambangan dan penggalian : 1,54 %. 3. Industry pengolahan :3,53%.

4. Listrik, gas dan air bersih :0,32 % 5. Bangunan :10,0,5 %.

6. Perdagangan hotel dan restoran :17,79 % 7. Pengangkutan dan komunikasi :4,63 %.

8. Keuangan persewaan dan jasa perusahaaqn :2,01 % 9. Jasa-jasa :14,67 %

3.2 Potensi Lembah Sorik Marapi

Lembah Sorik Marapi merupakan cakupan dari Taman Nasional Batang Gadis, yang memiliki kekayaan flora dan fauna yang luar biasa.

3.2.1 Potensi Flora

Kekayaan hayati yang dimiliki TNBG cukup tinggi, cukup untuk menjadikan alasan bahwa kawasan Batang Gadis ini perlu segera dilindungi, guna menekankan laju kepunahan flora dan fauna.

Di kawasan ini 242 jenis tumbuhan berpembuluh (Vascular plant) atau sekitar 1 % dari flora yang ada di Indonesia yang saat ini jumlahnya sekitar 25.000 jenis tumbuhan berpembuluh.

(22)

13

Padma (Rafflesia Arnoldi R. Brown) yang adalah bunga terbesar di dunia. Bunga yang ditemukan di lereng gunung Sorik Marapi.

Selain itu ada Kantong Semar (nephentes sp). Kantong semar ini merupakan tumbuhan dari suku Nephentaceae. Tumbuhan ini dilindungi berdasarkan undang-undang no. 5 tahun 1990 tentang konservasi SDA hayati dan ekosistemnya.

3.2.2 Potensi Fauna

Dari aspek kekayaan Fauna, di kawasan hutan TNBG termasuk hutan Lembah Sorik Marapi terdapat satwa langka yang dilindungi undang-undang dan konvensi internasional, seperti harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) Kucing Hutan (Catopuma temminckil), tapir (tapirus indicus), kambing hutan (naemorhedus sumatrensis) kancil (tragulus javanicus), binturang (arctitis

binturong), beruang madu (nelarctos malayanus), rusa (cervus unicolor), kijang

(23)

BAB IV

UPAYA PENGEMBANGAN LEMBAH SORIK MARAPI

SEBAGAI OBJEK WISATA DI KABUPATEN

MANDAILING NATAL

4.1 Upaya Pengembangan Lembah Sorik Marapi Menjadi Objek Wisata

Upaya pengembangan Lembah Sorik Marapi ini untuk menjadi sebuah objek wisata harus mempunyai dasar pijakan yang kuat seperti dibicarakan di Bab II yaitu adanya struktur administratif pariwisata, yaitu :

a. Departemen Pariwisata

Setiap tahun lembaga ini menyusun program kerja yang terkait promosi, koordinasi litas-sektoral dalam pengembangan maupun pemasaran produk, penguatan kelembagaan masyarakat, kerjasama internasional dan sebagainya. Sebagai lembaga negara tertinggi yang mengurusi kepariwisataan, kementrian ini sangat berkepentingan dalam merumuskan kebijakan dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan kegiatan pariwisata.

b. Dinas Pariwisata Daerah

(24)

15

c. Departemen Pekerjaan Umum (PU)

Dalam pengembangan suatu destinasi perluasan dan perbaikan insfrastruktur jalan atau akses menuju destinasi sangat diperlukan untuk keamanan dan kenyamanan wisatawan yang berkunjung destinasi atau objek wisata tersebut. d. Lembaga-lembaga studi kepariwisataan

Pusat kajian kepariwisataan juga berkembang sangat pesat, lembaga-lembaga ini melakukan berbagai studi perencanaan pengembangan kepariwisataan. e. Lembaga Swadaya Masyarakat

Dewasa ini banyak organisasi non-pemerintah yang melakukan berbagai kegiatan yang terkait langsung dengan kepentingan pariwisata.

Organisasi pecinta alam atau organisasi perlindungan warisan sejarah dan budaya banyak melakukan usaha-usaha konservasi. Sering juga mereka menyusun strategi pengelolaan heritage yang sesuai dengan kebutuhan pengembangan pariwisata.

Dalam pengembangan Lembah Sorik Marapi ini kita memerlukan beberapa hal yang harus diperbaiki dan dikembangkan.

1. Akomodasi yang ada di sekitar objek wisata.

2. Transportasi menuju Lembah Sorik Marapi (Mandailing Natal). 3. Pemasaran.

(25)

1. Akomodasi

Hotel

Hotel ini sering disebut akomodasi pariwisata, usaha perhotelan ini tumbuh dengan adanya orang yang bepergian yang memerlukan jasa untuk menginap. Syarat-syarat hotel yang baik

- Syarat-syarat fasilitas

Syarat-syarat fasilitas yang terpenting mengenai bentuk, fungsi, lokasi, dan mutu. Bentuk fasilitas hotel harus dapat dikenal oleh tamu-tamunya. Seperti bak mandi yang dikenal di dunia kepariwisataan adalah bak untuk mandi rendam (bath up)

Syarat fasilitas lain adalah fungsi. Fasilitas yang disediakan harus berfungsi seperti yang dimaksudkan, keran air harus mengeluarkan air dengan baik, lampu harus menyala, tempat tidur harus nyaman dan restorannya, makanan yang tercantum di daftar makanan harus tersedia dan seterusnya.

Syarat lokasi, seperti lokasi toilet harus pas dan tepat agar jasanya bermanfaat, dan harus membuat papan penunjuk jalan menuju toilet tersebut. Salah satu syaratnya lagi adalah mutu. Yang termasuk mutu adalah bahan yang digunakan untuk membuat fasilitas.

- Syarat-syarat pelayanan (service)

(26)

barang-17

barang tamu dengan baik, penghidangan makanan di restoran harus lancar dan cepat, dsb.

- Syarat tarif (rate)

Untuk menentukan tarif yang tepat bermacam-macam faktor harus dipertimbangkan diantaranya :

a. Besarnya modal yang ditanam dalam usaha perhotelan yang bersangkutan, termasuk modal untuk prasarana dan biaya-biaya prosedural.

b. Tingkat harga komoditi yang diperlukan untuk pengelolaan hotel. c. Mutu jasa yang diberikan, baik yang berupa fasilitas maupun

pelayanan.

d. Jumlah dan jenis wisatawan yang dapat diharapkan kedatangannya, dari mana dan dari kelas masyarakat yang bagaimana.

e. Lokasi hotel yang letaknya tepat dan bagus dapat memasang tarif yang lebih tinggi.

- Syarat Lokasi

Persyaratan lokasi dalam hotel yang terpenting berupa syarat lingkungan, syarat sentralitas, dan syarat aksesibilitas.

a. Syarat Lingkungan

(27)

b. Syarat sentralitas

Syarat sentralitas hotel menunjukkan hubungan hotel dengan tempat-tempat atraksi wisata dan menentukan bahwa lokasi hotel harus di tengah-tengah atau berdekatan dengan tempat atraksi wisata.

c. Syarat Aksesibilitas

Kalau syarat sentralitas itu menghubungkan hotel dengan atraksi wisata, maka syarat aksesibilitas menghubungkannya dengan angkutan wisata, syarat ini menuntut hotel harus mudah ditemukan dan mudah dicapai.

2. Transportasi

Agar supaya pariwisata di Madina, khususnya di lembah Sorik Marapi bisa berkembang dan maju, maka tentunya destinasi tersebut harus assessible (bisa didatangi). Pengaturan perjalanan nyaman, komparatif ekonomis dari pasar ke destinasi (objek) harus diadakan. Apabila jarak antara pasar wisata ke destinasi melebihi 150 km, maka harus tersedia angkutan nyaman dan modern, seperti angkutan udara, agar destinasi bisa menerima jumlah wisatawan yang cukup besar.

(28)

19

Sorik Marapi tidak terhambat dalam hal transportasi dan aksesnya menuju lembah sorik marapi.

3. Pemasaran pariwisata

Kegiatan pemasaran pariwisata tidak dapat dipisahkan dari kegiatan penelitian pasar, tindakan ini harus didasarkan atas penemuan-penemuan dalam penelitian pasar, sehingga dalam pembicaraan tentang faktor-faktor permintaan pasar, seperti kekayaan dan waktu .

Pemasaran pariwisata itu meliputi sejumlah kegiatan yang maksudnya untuk mempengaruhi, menghimbau dan merayu wisatawan potensial sebagai konsumen agar mengambil keputusan untuk melakukan perjalanan wisata. Kegiatan pemasaran juga menyediakan kemudahan-kemudahan bagi wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata. Tujuan akhir dari pemasaran ialah agar orang membeli produk yang ditawarkan, untuk itu produk tersebut harus dibuat menarik agar orang tertarik produk itu harus tersedia, sehingga orang dapat membelinya, dalam pemasaran ini kita juga harus menetapkan harga produk.

Dalam pemasaran pariwisata dilakukan juga bermacam-macam tindakan, tindakan yang dilakukan bersama-sama dalam pemasaran itu merupakan unsur-unsur pemasaran yang disebut marketing mix.

Masing-masing unsur marketing mix ini adalah a. Kebijaksanaan produk

(29)

sesuai dengan apa yang dicari dan disukai konsumen karena komponen produk pariwisata itu terdiri atas angkutan wisata, atraksi wisata dan akomodasi wisata yang bersama-sama merupakan suatu paket yang disebut produk wisata, maka semua itu harus sesuai dengan permintaan pasar.

b. Kebijaksanaan harga

Harga produk pariwisata adalah jumlah harga komponen-komponennya. Wisatawan akan mengadakan perjalanan ke suatu tempat, kalau biaya yang dikeluarkannya sesuai dengan kemampuannya. Oleh karena itu penghasil produk pariwisata harus berusaha membuat produk yang dapat dibayar oleh calon wisatawan. Inilah yang merupakan kebijaksanaan harga, karena produk pariwisata itu terdiri atas seluruh perjalanan wisata sejak wisatawan meninggalkan rumah sampai ia kembali ke rumah, maka komponen-komponen produk pariwisata itu adalah angkutan. Akomodasi termasuk makan minum dan atraksi wisata.

c. Distribusi

Sesudah menentukan pasar wisata yang menjadi sasaran pemasaran, menyesuaikan produk wisata dengan permintaan pasar dan menentukan harga produk sesuai dengan daya beli wisatawan, langkah selanjutnya dalam pemasaran adalah menghadirkan produk di tengah-tengah pasar. Inilah syarat availability produk harus ada di pasar.

a. Distribusi produk pariwisata

(30)

21

- Angkutan wisata - Akomodasi wisata dan - Atraksi wisata

Ketiga komponen ini diproduksi oleh produsennya masing-masing yaitu perusahaan angkutan, perusahaan perhotelan, dan produsen atraksi wisata.

4. Promosi dan publikasi

A. Promosi

Kegiatan promosi ini suatu kegiatan yang insentif dalam waktu yang relatif singkat. Dalam kegiatan ini dilakukan usaha untuk memperbesar daya tarik terhadap konsumen. Ada dua hal dalam kegiatan promosi ini yaitu :

a1. Promosi langsung (consumer promotion)

Cara-cara yang biasa dilakukan adalah :

- Peragaan (display) misalnya rumah adat, pakaian tradisional, gambar-gambar. Dengan peragaan itu produk dan tempat penjualannya lebih mudah dapat dikenal oleh wisatawan.

- Barang cetakan prospectus, leaflet, folder, booklet atau brochure yang disebarkan ke pasar. Informasi dan imbauan dapat dicantumkan didalamnya.

- Pameran khusus seperti benda-benda kebudayaan pertunjukan kesenian dan sebagainya. Seperti pesta danau toba.

- Pemberian “rabat” selama jangka waktu tertentu

(31)

a.2. Promosi tidak langsung (dealer promotion)

Promosi tidak langsung biasanya ditunjukkan kepada penyalur produk wisata, seperti biro perjalanan umum dan cabang-cabangnya, agar perjalanan, organisasi-organisasi perjalanan dan sebagainya. Tujuan promosi kepada penyalur adalah :

1. Menarik perhatian mereka kepada komponen-komponen produk pariwisata yang ditawarkan dan membuat mereka bersedia untuk menjualkannya dalam produk pariwisata yang mereka susun.

2. Menciptakan kondisi dan menyediakan sarana bagi mereka untuk menyusun produk pariwisata yang tepat untuk dijual kepada wisatawan.

Cara-cara yang banyak digunakan untuk keperluan tersebut antara lain : - Pemberian informasi dalam bentuk cetakan

- Publikasi dalam majalah-majalah profesi yang beredar di daerah perusahaan penyalur.

- Kunjungan kepada perusahaan-perusahaan penyalur.

- Pertemuan-pertemuan dengan perusahaan penyalur untuk memberi informasi

- Menyelenggarakan temu karya (work shop)

(32)

23

Berhasil tidaknya promosi dapat diukur dari : 1. Banyaknya informasi yang diminta 2. Besarnya volume kedatangan wisatawan

B. Publikasi

Berbeda dengan promosi yang berusaha lebih menyesuaikan produk dengan permintaan pasar, maka publikasi berusaha menciptakan permintaan atau mempengaruhi permintaan dengan cara menonjolkan kesesuaian produk wisata dengan permintaan, tujuan pokok dari publikasi adalah memancing reaksi pasar, menggerakkan calon konsumen agar mencari produk yang ditawarkan.

Didalam publikasi terlihat adanya tiga tahapan pokok yaitu : - Penyebaran informasi

- Penanaman kepercayaan dan keyakinan - Penjualan

Publikasi juga mengandung empat unsur pokok yaitu :

- Tujuan harus jelas dan tetap oleh karenanya harus teliti dan khusus

- Poros (axis), yaitu gagasan pokok yang hendak disampaikan konsumen, disini gambaran pokok dari citra pariwisata (tourist image)

(33)

- Pesan (massage) publikasi yang disusun berdasarkan tema yang dipilih dan berupa rumusan yang disampaikan kepada publik atau calon konsumen.

Publikasi ini juga dapat disampaikan kepada konsumen di pasar atau melalui media massa.

b.1 publikasi langsung

Publikasi langsung ini agak sulit dibedakan dengan promosi.

- Leaflet dan folder sebagai sarana publikasi tidak menawarkan rabat atau

pemberian hadiah kepada konsumen. Isinya berupa pesan (massage) yang menggelitik konsumen potensial agar timbul keinginannya untuk membeli produk tersebut.

- Brosur dalam publikasi memberikan data dna uraian yang menarik tentang perjalanan wisata yang ditawarkan lengkap dengan rutenya, atraksi, hotel, kendaraan yang digunakan, makannya harganya dan sebagainya, brosur ini dinamakan itinerary.

- Lain-lain yang dapat berupa pameran “pekan pariwisata” laporan perjalanan dan sebagainya.

b.2. Publikasi dalam Media Massa

(34)

25

Di bawah ini sedikit tentang publikasi dalam media massa.

- Harian, iklan dalam harian dapat menjangkau pasar yang luas, seluas sirkulasi harian yang bersangkutan.

- Mingguan, karena kertasnya berkualitas baik dan sering mengkilap, mingguan lebih cocok untuk mencetak iklan. Kecuali teks dapat disajikan gambar-gambarnya.

- Bulanan dan berkala lainnya, isinya lebih khusus lagi untuk elektronika. Olah raga, profesi tertentu termasuk juga majalah ilmiah.

- Poster, banyak digunakan untuk iklan pariwisata baik poster dinding maupun poster rentang.

- Radio, media yang efektif karena memberi informasi secara terinci dan dapat diulang-ulang.

- Film, sebagai media untuk iklan pariwisata sangat cocok. Film tidak hanya dilihat oleh penonton akan tetapi seolah-olah membawa penonton untuk mengalami apa yang diiklankan

- Televisi, media massa yang ideal untuk iklan pariwisata agak sama dengan film.

b.3. Publikasi Intern

Agar promosi dan publikasi dapat diharapkan berhasil dalam kegiatan-kegiatannya maka harus didasarkan atas :

(35)

- Pilihan taktik pemasaran yang tepat - Pilihan sarana komunikasi yang sesuai.

Keberhasilan promosi dan publikasi dapat dilihat dari hal-hal berikut : - Semakin besarnya arus kedatangan wisatawan.

- Semakin lamanya wisatawan tinggal di daerah yang dipromosikan. - Makin besarnya pengeluaran wisawatan

- Makin besarnya kecenderungan wisatawan untuk berkunjung lagi ke daerah pariwisata yang sama.

4.2 Objek Wisata Yang Diandalkan dan akan dikembangkan di Lembah

Sorik Marapi

4.2.1 Pemandian air panas (hot spring) di Sibanggor Tonga

Kawasan Sibanggor yang terdiri dari tiga desa yaitu Sibanggor Jae, Sibanggor Tonga dan Sibanggor Julu. Ketiga desa ini mempunyai parorama hijau dengan lansekap pegunungan, yang sangat bisa memanjakan mata seorang wisatawan apabila memandangnya. Di desa Sibanggor Tonga kita bisa menikmati pemandian air panas (solftara) yang mengandung belerang. Lokasi tersebut berada persis di tepian jalan sehingga dapat memudahkan wisatawan untuk mengunjunginya.

(36)

27

lebih hangat bersumber dari aliran kolam yang pertama, jika ingin mandi disediakan beberapa kamar ganti.

Tidak jauh dari situ terdapat aliran sungai yang bernama sungai Aek Milas, aliran sungai itu berbatasan langsung dengan tembok perbukitan disini juga terdapat beberapa sumber air panas, letupan-letupan kecil dari sumber air panas itu bisa melentik hingga satu meter. Panasnya bisa mencapai 70 derajat celsius sehingga wisatawan bisa membawa telur dan memasaknya disitu kadar panas itu membuat batu-batuan di sekitarnya berubah warna menjadi merah dan kuning. Aliran air panas yang masuk ke batang aliran sungai membuat sungai aek Milas menjadi hangat. Aliran sungai ini deras dan banyak bebatuan di tengahnya sehingga menjadi daya tarik tersendiri untuk menjadi wisata sungai, akan tetapi belum bisa dibuat menjadi wisata arung jeram dikarenakan sungai ini dangkal.

(37)

4.2.2 Pendakian Menuju Puncak Gunung Sorik Marapi

Salah satu yang menjadi daya tarik wisatawan adalah mendaki puncak gunung Sorik Marapi. Pendakian menuju Sorik Marapi bisa dilakukan melalui Sibanggor Julu. Titik awal pendakian dapat ditemui setelah melewati perumahan penduduk, jalur ini melewati perkebunan coklat, karet, kopi, dan tanaman keras lainnya milik penduduk. Titik awal ini adalah sebuah tanjakan ekstrim sekitar 75 derajat. Dengan stamina yang harus bagus diperlukan sekitar 15 menit untuk melalui tanjakan ini. Tanjakan yang berada di ketinggian 1.100 meter ini dari permukaan laut (MDLPL) ini merupakan tantangan pertama. Namun setelah itu kita bisa menjumpai sheller atau tempat peristirahatan pertama. Posisinya persis di dinding bukit paling ujung, jadinya pandangan luas ke arah timur, dan tampak rumah-rumah penduduk mengecil. Pemandangan yang memanjakan mata pendaki sejenak sebelum melakukan perjalanan selanjutnya.

(38)

29

Bukit belerang ini merupakan peristirahatan kedua jika berangkat sangat pagi, maka di tempat ini sarapan sangat nikmat, teh manis panas akan sangat membantu, setiap teguk yang mengalir di tenggorokan akan mengusir dingin. Suhu yang mencapai 20 derajat celcius bisa menjadi akan sangat menyiksa.

Dari bukit belerang tadi, pendakian akan terasa menguras tenaga. Pemandangan pun monoton, hanya dominasi pohon-pohon besar. Sesekali tanaman berduri menyabet wajah sebab berada persis di tengah lintasan pendakian. Karena relatif jarang dilewati, maka jalur pendakian seringkali harus ditebas ulang. Terkadang lintasan itu berbentuk terowongan dari pepohonan liar. Tanah Lembab

Tetapi, kemungkinan untuk tersesat sangat kecil. Ada kabel yang mengikuti alur pendakian. Kabel ini mengalirkan listrik untuk sebuah tonggak pemancar di puncak gunung. Memegang kabel ini tentu saja sangat tidak dianjurkan. Walau menurut warga belum memakan korban, namun harap diingat selalu ada yang pertama untuk semuanya, termasuk tersengat listrik di lereng gunung.

(39)

(Tapirus indicus), kucing hutan (catopumatem minckii), kancil (Tragulus javanicus), binturong (Arctitis binturong), beruang madu (Helarctos malayanus), rusa (Cervus unicolor) dan kijang (Muntiacus muntjac) atau landak (Hystix

brachyura). Kebanyakan pemburu yang berasal dari warga desa, hanya berhasil

menembak burung. Sementara bintang buas lainnya, sudah jarang ditemukan. Setelah melewati sekitar lima peristirahatan, dengan waktu tempuh sekitar tiga jam lebih dari awal titik pendakian, kawasan puncak gunung mulai terlihat. Pohon-pohon perdu khas ketinggian berjejer di kiri dan kanan. Struktur tanah pun sudah berubah. Dari tanah lembab, berubah menjadi pasir. Kaki pun melangkah lebih riingan. Hingga akhirnya tiba di puncak pertama.

Jika telah sampai di sini, ada baiknya mengikuti tradisi masyarakat sekitar yang masih terjaga. Pendaki disarankan untuk melakukan adzan. Selain untuk memuji keagungan Sang Maha Pencipta, adzan ini merupakan upaya spritual agar dapat selamat hingga waktu turun nanti

(40)

31

Jalurnya tejral, dan pijakan juga tanah pasir yang gampang runtuh. Bila tak awas, bisa terjun ke dasar danau yang dalamnya kira-kira 100 meter dari puncak pertama.

Tetapi dari atas saja, bisa dinikmati panoramanya. Dinding-dinding kawah danau terlihat menghitam, mencirikan kekokohannya. Sementara di beberapa sudut dinding, semburan asap solfatara perdengarkan suara menderu. Seringkali suaranya tidak terdengar karena tertimbun desau angin berkecepatan sekitar 40 kilometer per jam. Kadang angin seolah ingin membawa serta semua yang ada di puncak gunung untuk melayang bersamanya.

Berdiri berlama-lama di sini, akan membuat tubuh menggigil. Setidaknya butuh dua lapis jaket. Namun jika ingin mengambil visual danau dengan handycam maupun kamera, tantangan suhu dingin ini harus dihadapi. Kabut sering kali tidak bersahabat. Menutupi permukaan bahkan hingga keseluruhan danau. Makanya hampir tidak ada yang berhasil mengabadikan danau ini dengan utuh, tanpa sapuan kabut.

(41)

Sebab itu, ada baiknya menitipkan ransel atau bawaan kepada teman, agar bisa melangkah dengan tenang.

Sementara puncak itu sendiri hanyalah sebuah tonggak batu putih setinggi satu meter. Di sana tertulis angka 2.100. kemungkinan maksud awalnya untuk menjelaskan tinggi gunung, namun angka ini salah. Ketinggian Gunung Sorik Marapi sebenarnya 2.145 meter dari permukaan laut (mdpl).

Berdiri di atas tonggak batu putih itu, pandangan hanya lepas ke arah utara dan selatan. Pohon-pohon perdu menghalangi pandangan ke arah lain. tapi tidak mengapa dari kedua arah tadi, gugusan Bukit Barisan akan menjadi kenangan untuk dibawa pulang. Tapi jangan terlalu lama di puncak, selain dingin menusuk tulang, kabut juga akan menjadi masalah jika pulang lebih dari jam lima sore. Perlu waktu sekitar tiga jam untuk mendaki, serta satu jam lebih untuk turun. Lewat dari jam lima, senter akan sangat dibutuhkan agar tidak terjerembab waktu turun.

Posted by AR Lubis at 2:34 AM

4.2.3 Desa Wisata (tradisional) di Sibanggor Julu

(42)

33

tradisional menjadi salah satu daya tarik yang unik sebagai salah satu pemandangan yang eksotis. Desa ini terdapat tepat di kaki gunung Sorik Marapi.

Desa ini menyimpan aneka keindahan dan pelajaran tersendiri. Desa yang mayoritas penduduknya beragama Islam sangat kental sekali dengan Nuansa Keagamaannya. Aktifitas penduduk sehari-hari juga bisa kita lihat sebagai salah satu daya tarik bagi siapapun yang berkunjung kemari.

Beberapa hal yang menjadi daya tarik wisata di desa tradisional Sibanggor Julu ini adalah :

- Deretan perumahan penduduk dari bahan kayu dan atap ijuk yang sangat alamiah. Kelompok – kelompok rumah yang terbentuk secara alamiah menciptakan suatu ruang terbuka sosial dan fungsional.

- Aktifitas keseharian masyarakat mulai dari subuh pergi ke ladang sampai sore dan malam hari sangat menginspirasi kita akan kebersamaan dan persaudaraan satu sama lain.

- Di sekitar desa Sibanggor julu ini tepatnya di desa Sibanggor Tonga terdapat pemandian air panas yang banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun luar. - Pada hari-hari tertentu acara adat menjadi tontonan yang sangat menarik

seperti pertunjukan Gordang Sambilan dan juga pada acara makan bersama di Mesjid pada 10 Zdulhijjah.

- Masjid yang begitu kontras pada pemukiman merupakan hasil sumbangsih masyarakat yang ada di perantauan. Bila kita ada di lantai 2 maka kita akan menikmati indahnya pemukiman secara menyeluruh.

(43)

- Beberapa fasilitas yang juga banyak disediakan pemerintah pusat maupun daerah yang ingin menjadikan desa Sibanggor sebagai desa wisata. Salah satunya adalah pembangunan Sopo Godang (gedung serbaguna) untuk tempat bersosialisasi atau tempat pertemuan.

4.2.4 Wisata Budaya Gordang Sambilan

1. Gordang Sambilan

Gordang Sambilan adalah warisan budaya bangsa Mandailing dan tidak

ada duanya dalam budaya etnis lainnya di Indonesia dan Malaysia. Gordang

Sambilan diakui oleh ahli / pakar etnomusikologi sebagai satu ensembel muzik

yang teristimewa di dunia. Bagi orang Mandailing terutama di masa lalu,

Gordang Sambilan merupakan musik adat sakral (kudus) yang terpenting.

Gordang Sambilan dipandang sakral karena dipercayai mempunyai kekuatan gaib memanggil roh nenek moyang untuk memberi pertolongan melalui medium atau shaman yang dinamakan Sibaso

(44)

35

2. Instrumen Gordang Sambilan

Gordang Sambilan terdiri dari sembilan buah gendang dengan ukuran

yang relatif sangat besar dan panjang. Ukuran besar dan panjangnya kesembilan gendang tersebut bertingkat mulai dari yang paling besar sampai pada yang paling kecil.

Tabung resonator Gordang Sambilan terbuat dari kayu yang dilumbangi dan salah atu ujung lobangnya (bagian kepalanya) ditutup dengan membran yang terbuat dari kulit lembu yang ditegangkan dengan rotan sebagai alat pengikatnya. Masing-masing gendang dalam ensambel Gordang Sambilan mempunyai nama sendiri. Namanya tidak sama di semua tempat di seluruh Mandailing. Karena masyarakat Mandailing yang hidup dengan tradisi adat yang demokratis punya kebebasan untuk berbeda.

3. Penggunaan Gordang Sambilan

Sebelum zaman Islam, Gordang Sambilan digunakan untuk upacara memanggil roh nenek moyang apabila diperlukan pertolongannya. Upacara tersebut dinamakan paturuan Sibaso (memanggil roh untuk merasuk/menyurupi medium Sibaso). Tujuannya untuk minta pertolongan roh nenek moyang, mengatasi kesulitan yang sedang menimpa masyarakat, seperti misalnya penyakit berjangkit. Gordang Sambilan digunakan untuk upacara meminta hujan atau menghentikan hujan yang turun terlalu lama dan menimbulkan kerusakan. Selain itu dipergunakan pula untuk upacara perkawinan yang dinamakan Orja Godang

(45)

Penggunaan Gordang Sambilan untuk kedua upacara tersebut, karena untuk kepentingan pribadi harus lebih dahulu mendapat izin dari pemimpin tradisional yang dinamakan Namora Natoras dan dari Raja sebagai kepala pemerintahan. Permohonan izin itu dilakukan melalui suatu musyawarah adat yang disebut markobar adat yang dihadiri oleh tokoh-tokoh Namora Natoras dan Raja beserta pihak yang akan menyelenggarakan upacara.

Selain harus mendapat izin dari Namora Natoras dan Raja untuk penggunaan Gordang Sambilan dalam kedua upacara tersebut harus disembelih paling sedikit satu ekor kerbau jantan dewasa. Jika persaratan tersebut tidak dipenuhi maka Gordang Sambilan tidak boleh digunakan.

Untuk upacara kematian (Orja Manbulungi) yang digunakan hanya dua yang terbesar dari instrumen Gordang Sambilan yang digunakan, yaitu yang dinamakan Jangat. Tapi dalam konteks penyelenggaraan upacara kematian ia dinamakan Bombat.

Pengguanan Gordang Sambilan dalam upacara adat disertai dengan peragaan benda-benda kebesaran adat, seperti bendera-bendera adat yang dinamakan Tonggol, payung kebesaran yang dinamakan Payung Raranagan.

Penggunaan Gordang Sambilan dalam upacara adat disertai dengan peragaan benda-benda kebesaran adat, seperti bendera-bendera adat yang dinamakan Tonggol, payung kebesaran yang dinamakan Payung Raranagan.

(46)

37

nenek moyang. Demikian juga halnya dengan pemain Gordang Sambilan. Pada masa belakangan ini Gordang Sambilan selain masih digunakan oleh orang Mandailing sebagai alat musik adat yang sakral, juga sudah ditempatkan sebagai alt musik kesenian tradisional Mandailing yang sudah mulai populer di Indonesia dan bahkan di Eropa dan Amerika Serikat. Karena dalam beberapa lawatan kesenian tradisional Indonesia kedua Kontinen tersebut sudah diperkenalkan

Gordang Sambilan. Orang Mandailing yang banyak terdapat di Malaysia sudah

mulai pula menggunakan Gordang Sambilan untuk berbagai upacara.

Dengan ditempatkannya gordang sambilan sebagai instrumen kesenian di Mandailing, maka gordang sambilan sering digunakan untuk menyambut tamu – tamu agung dan acara besar lainnya.

4.3 Pengembangan Dan Peranan Langsung dari Pemerintah dan

Masyarakat Terhadap Objek-Objek Wisata Lembah Sorik Marapi.

Upaya-upaya yang direncanakan maupun yang akan segera dikembangkan di objek-objek wisata ini harus terkonsep secara bagus dan dijalankan. Atraksi wisata yang ada di Lembah Sorik Marapi ini amat sangat berpotensi untuk dikembangkan

(47)

menjaga dalam pengendalian dampak lingkungan hidup dari setiap pembangunan yang ada di Lembah Sorik Marapi, begitu juga instansi-instansi lainnya.

4.3.1 Menjaga Kebersihan dan Kenyamanan Wisatawan di Objek

Pemandian Air Panas Lembah Sorik Marapi.

Supaya wisatawan merasa nyaman berada di pemandian alam ini maka kebersihan lingkungan sekitar pemandian ini dan airnya harus bersih, dan penjaga pemandian ini harus selalu aktif memeriksa tingkat suhu panas air agar tidak terlalu panas dan dingin. Salah satu hal yang agak sedikit menguntungkan adalah pemandian air panas ini (solftara) berada persis di pinggir jalan dan memudahkan wisatawan untuk mengunjunginya.

Terdapat juga terdapat areal parkir yang cukup luas di dekat pemandian ini, ini adalah salah satu partisipasi masyarakat untuk ikut mengembangkan objek-objek wisata ini.

4.3.2 Keamanan Pendakian Puncak Sorik Marapi dan Kelestarian Hutan

yang Menjadi Jalur dai Pendakian.

(48)

39

segera melakukan tindakan untuk membangun lembaga-lembaga di bidang usaha kepariwisataan ini.

Masyarakat juga sangat dibutuhkan dalam hal menjaga secara langsung kelestarian hutan yang menjadi jalur pendakian gunung Sorik Marapi. Dengan tidak merusak atau menebangi pepohonan yang ada di hutan tersebut. Sebaliknya harus menjaga hutan tersebut.

4.3.3 Mempertahankan tradisi dan bangunan fisik yang ada di desa wisata

(tradisional) di Sibanggor Julu.

Desa ini adalah desa yang sangat unik dan menjadi daya tarik yang bisa menarik wisatawan, rumah warga yang sangat tradisional dengan beratap ijuk dan bermatrial kayu dan juga mempunyai model seperti rumah panggung. Masyarakatnya sendiri sangat berperan aktif dan langsung untuk mempertahankan tradisi dan bangunan yang ada di desa ini, salah satu tradisi yang harus tetap dipertahankan adalah acara adat yang menjadi tontonan yang sangat menarik seperti gordang sambilan dan acara makan bersama di mesjid pada 10 Zdulhijjah.

Beberapa fasilitas juga telah disediakan pemerintah setempat, seperto Sopo

Godang (Gedung Serbaguna) untuk tempat bersosialisasi hatobangon-hatobangon

(tetua-tetua) adat atau sebagai tempat pertemuan. Hal ini adalah salah satu upaya pemerintah untuk menjadikan Sibanggor sebagai desa wisata.

4.3.4 Memperkenalkan Wisata Budaya Gordang Sambilan Kepada

Wisatawan

(49)

satunya yaitu dengan dipertunjukkan di acara-acara adat besar seperti contohnya pesta adat, pesta perkawinan adat, peresmian kantor-kantor dan acara-acara pelantikan dengan sesering mungkin untuk mengadakan pertunjukan Gordang

Sambilan di masyarakat umum, akan bisa membuat wisatawan dan masyarakat

lebih tertarik lagi dengan gordang sambilan ini, dan juga acara-acara adat yang ada di Lembah Sorik Marapi tidak boleh terabaikan begitu saja dan harus dihidupkan kembali. Dalam hal ini pemerintah sangat berperan besar untuk mengadakan acara-acara tersebut begitu juga masyarakat setempat sebagai pemain dalam gordang sambilan ini.

4.3.5 Potensi Lembah Sorik Marapi sebagai Ekowisata

(50)

41

Taman nasional Batang Gadis ini mempunyai luas 108.000 hektar atau total 26 % dari total luas hutan di Kabupaten Madina. TNBG ini mempunyai potensi yang sangat besar sebagai salah satu kawasan ekowisata karena memiliki potensi flora dan fauna yang kaya. Di kawasan ini terdapat 242 jenis tumbuhan berpembuluh (vascular plant). Tingginya nilai kekayaan flora yang ada di kawasan ini harus segera dilindungi karena masih banyak jenis-jenis tumbuhan yang belum diketahui manfaatnya bagi kehidupan manusia sehingga sangat perlu dikaji lebih lanjut lagi. Di TNBG dapat juga kita temukan bunga langka dan dilindungi yaitu bunga PADMA (Raflesia, SP) jenis yang baru yang ada di lereng gunung sorik marapi dan ada juga tumbuhan yang dilindungi UU No. 5 Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yaitu kantong semar (rephentes sp). Tumbuhan ini dari suku Nephentaceae.

Temuan yang paling penting lainnya adalah konservasi mikroba endofisik dari jaringan tumbuhan yang hidup di hutan tropis Mandailing Natal. Konservasi

mikroba endofitik dari hutan tropis Indonesia belum pernah dilakukan oleh

lembaga manapun. Terdapat sebanyak 150 lebih mikroba yang terdiri dari bakteri dan kapang. Mikroba ini sangat bermanfaat sebagai sumber obat-obatan,

bio-fungsida, bio-insektisida serta pupuk bio yang menunjang sektor pertanian

maupun sebagai penghasil berbagia jenis hormon dan enzim yang sangat bermanfaat bagi industri.

(51)

Sampai saat ini adalah 242 jenis, dari 242 jenis tersebut 48 merupakan jenis barang yang dilindungi di Indonesia, 8 jenis secara global terancam punah, 11 jenis mendekati terancam punah. Kawasan TNBG juga merupakan salah satu lokasi transit burung-burung imigran yang datang dari belahan bumi utara. Bila hutan TNBG tidak dilindungi maka akan mempercepat kepunahan mereka. Maka dengan mengembangkan TNBG sebagai salah satu kawasan ekowisata berarti kita juga melindungi flora dan fauna tersebut dari kepunahan.`

Taman Nasional Batang Gadis ini juga mampu memberikan manfaat ekonomi yang besar. Diperkirakan memberikan pemasukan RP 44,4 miliar pertahun (conversation international indonesia, cii). Diperkirakan manfaat ekonomi daerah aliran sungai batang kuis untuk air kebutuhan rumah tanggal Rp. 7 milliar pertahun dan tingkat harga konstan dan faktor diskonto 10 persen dari nilai ini, untuk jangka waktu 25 tahun manfaatnya mencapai Rp. 63 milliar. Sedangkan nilai ekonomi daerah aliran sungai sebagai penyedia tata air ketuban pertanian Rp. 2,6 milliar per tahun dan mencapai Rp. 23,3 milliar per 25 tahun.

(52)

BAB V

PENUTUP

5.1Kesimpulan

Lembah Sorik Marapi dapat dikembangkan secara maksimal sebagai salah satu objek wisata yang banyak dikunjungi wisatawan. Kita ketahui dalam keinginan untuk mengembangkan wilayah lembah sorik marapi menjadi daerah tujuan wisata diperlukan suatu surfei pasar dan surfei potensi wisata sebagai aktifitas pengembangan wilayah, kedua macam tersebut perlu dilakukan bersamaan demikian juga analisis pasar dan analisis potensi wisata apabila hasil analiasis tersebut memuasklan maka persiapan dteruskan dengan perancangan konseptual. Kemudian disusul dengan suatu rencana induk pengembangan pariwisata dan suatu encana pelaksanaan secara bertahap dengan peraturan-peraaturannya.

(53)

Dengan upaya pengembangan Lembah Sorik Marapi dan upaya objek-objeknya maka sangat besar kemungkinan Lembah Sorik Marapi yang berada di kabupaten madina menjadi sebuah objek wisata yang bias diandalkan.

5.2saran

Kawasan Lembah Sorik Marapi harus dikembangkan dengan baik untuk menarik pengunjung, di destinasi ini, harus ada pasilitas pelayanan yang cukup untuk pengunjung, cukup makanan, akomodasi dan fasilitas transportasi, pasilitas pendukung seperti rekreasi hiburan dan pertokoan eceran, pemadam kebakaran polisi dan fasilitas kesehatan juga harus dikembangkan.

Untuk mewujudkan ini semua kita sama-sama harus menciptakan suasana sadar wisata di destinasi ini. Semua kalangan yang bergerak di bidang ini harus bersungguh-sungguh dalam menjalankan pengembangan ini. Masyarakat harus mendukung segala upaya pemerintah dan ikut menjalankannya dalam kepentingan kepariwisataan di daerah lembah Sorik Marapi ini.

Semua tradisi dan kebudayaan-kebudayaan yang menjadi daya tarik di lembah Sorik Marapi ini harus dipertahankan dan dipromosikan lagi dengan gencar.

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Hadinoto, Kusudianto. 1996. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-PRESS)

Soekadijo, 1996. Anatomi Pariwisata. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Damanik, Janianton dan F. Weber, Helmut. 2006. Perencanaan Ekowisata. Yogyakarta : Andi Yogyakarta

Sugiantoro, Ronny. 2000. Pariwisata Antara Obsesi dan Realita. Yogyakarta : Adi Cita

(55)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : A. Gani Surya

Tempat / Tanggal Lahir : Kotanopan, 16 Juli 1989 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Warga Negara : Indonesia

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan No. 123 Kotanopan

Jenjang Pendidikan Formal :

1. SD Negeri 042621 Kotanopan Tahun 1996 - 2002 2. SMP Negeri 1 Kotanopan Tahun 2002 - 2005 3. SMA Negeri 1 Kotanopan Tahun 2005 - 2008 4. Universitas Sumatera Utara Tahun 2008 - 2011

Referensi

Dokumen terkait

Dari prasurvei yang dilakukan, khususnya di Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bolaang Mongondow, ada indikasi belum optimalnya pelaksanaan

Didalam lingkungan masyarakatlah manusia saling berinteraksi, dalam masyarakat tersebut masing – masing menempati struktur sosial yang berbeda dan

Yo soy de casa con alfombra o piso de madera, a veces un auto, Ni aquí ni allá siempre en el viaje.. Yo soy de pasto, clavel

Mengingat beberapa kader Pekka di wilayah masuk kedalam bursa pemilihan calon anggota legislatif di wilayahnya masing- masing, maka titik berat Pendidikan Politik yang

Hasil-hasil tersebut semakin mempertegas bahwa komposisi bongkah paduan Fe-Cr adalah lebih homogen menggunakan serbuk paduan mikro Fe-Cr hasil perlakuan ultrasonik, dan juga

Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar informan mengakui bahwa tugas camat dalam menyelenggarakan tugas umum pemerintahan pada umumnya sudah dapat

Strategi $& - Berbantuan Interaktif Kelas X”. Pemilihan materi suhu dan kalor, dikarenakan hasil pantauan di lapangan menunjukkan bahwa peserta didik

Reva sendiri adalah anak pengusaha kaya, Bei (Adipura), yang memilih kebut-kebutan dengan motornya sebagai bentuk pemberontakan terhadap sikap ayahnya yang menikah lagi dengan