PENGARUH PH SALIVA TERHADAP FORCE DECAY
ELASTOMERIC CHAIN
( Penelitian In Vitro )
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh :
RENY DIAH SIREGAR NIM : 060600026
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Ortodonsia
Tahun 2010
Reny Diah Siregar
Pengaruh pH Saliva Terhadap Force Decay Elastomeric Chain
xiv + 49 halaman
Elastomeric Chain adalah salah satu jenis elastik terbuat dari bahan sintetis
polyurethane yang digunakan untuk menghasilkan tarikan atau kekuatan untuk
menggeser gigi dalam perawatan ortodonti. Karakteristik dari elastomeric chain yakni dalam aplikasinya besar gaya yang dihasilkan dapat mengalami perubahan akibat deformasi dan perubahan mikrostruktur dari ikatan internalnya, hal ini akan mengakibatkan elastomeric chain tidak menghasilkan kekuatan yang berkelanjutan yang baik untuk pergerakan gigi, hal ini yang disebut force decay. Laporan penelitian menunjukkan adanya pengurangan kekuatan sebesar 50 persen sampai 70 persen dari kekuatan awal setelah 24 jam pertama aplikasi.
Menurut Ferriter dkk, faktor yang mempengaruhi force decay elastomeric
chain adalah pH saliva. Hasil penelitian Ferriter dkk menunjukkan bahwa force decay
terhadap force decay yang dihasilkan elastomeric chain dengan waktu dan jarak peregangan tertentu.
Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium (in vitro) dilakukan pada beberapa pH dengan menggunakan saliva buatan. Sampel berjumlah 140 buah
elastomeric chain dengan panjang 20 mm yang diregang 60 persen dari panjangnya.
Data diambil dengan mengukur force dari sampel pada masing-masing pH saliva dan waktu tertentu.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan besarnya
force decay elastomeric chain berdasarkan pH yang berbeda dengan p > 0,05 dan
ada perbedaan yang signifikan rata-rata force decay elastomeric chain berdasar pH saliva yang berbeda pada waktu perendaman tertentu dengan p < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa force decay elastomeric chain terjadi pada masing-masing pH saliva seiring dengan berjalannya waktu.
Kesimpulan penelitian ini adalah force decay elastomeric chain akan dipengaruhi oleh pH saliva jika dikaitkan dengan waktu. Semakin lama waktu perendaman elastomeric chain pada pH saliva dengan suasana basa maka besarnya
force decay akan lebih besar daripada pH saliva dengan suasana asam.
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 23 JULI 2010
Oleh Pembimbing
NIP. 19580828 198803 1 002 Muslim Yusuf,drg.,Sp.Ort (K)
Mengetahui,
Ketua Departemen Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN PERSETUJUAN Skripsi berjudul
PENGARUH PH SALIVA TERHADAP FORCE DECAY ELASTOMERIC CHAIN Yang dipersiapkan dan disusun oleh
060600026
RENY DIAH SIREGAR
Telah dipertahankan didepan tim penguji skripsi pada tanggal 23 Juli 2010
dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima Susunan Tim Penguji
Ketua
NIP. 19580828 198803 1 002 Muslim Yusuf,drg.,Sp.Ort (K)
Anggota Anggota
Siti Bahirrah,drg
NIP. 197711162000212 2 002 NIP. 19540212 198102 2 001 Erna Sulistyawati,drg.,Sp.Ort (K)
Medan, 23 Juli 2010 Ketua Departemen Ortodonsia
Fakultas Kedokteran Gigi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.
Rasa terima kasih yang tak terhingga secara khusus penulis tujukan kepada orang tua tercinta, ayahanda Alm.Rusman Siregar dan teristimewa ibunda Darmawati Harahap telah memberikan kasih sayang, do’a, bimbingan, dukungan baik moril maupun materil, motivasi dan semangat yang tak henti-hentinya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan masa pendidikan akademik di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Medan serta Uwak Drs.H.Jalaluddin Siregar, Abangda Anwar Sastrawan, Adinda Umi, Yusuf, Dina dan Indah yang telah banyak membantu dan memberikan semangat penulis selama ini.
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis telah banyak mendapat pengarahan, bantuan, bimbingan dan motivasi serta saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Prof. Ismet Danial Nasution, drg., Ph.D, Sp.Pros (K), selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
3. Muslim Yusuf, drg., Sp.Ort (K), selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu untuk mengarahkan, membimbing, memotivasi dan memberikan masukan kepada penulis selama masa penyelesaian skripsi ini.
4. Ibu Mardhiah, selaku konsultan penelitian yang telah banyak meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam melakukan penelitian di Laboratorium Terpadu FK USU sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
5. Drs. Abdul Jalil A.A, M.Kes, selaku konsultan penelitian yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan uji statistik hasil penelitian dalam skripsi ini.
6. Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort (K), selaku Ketua Departemen Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan dosen penguji yang telah menyediakan waktu dan memberikan bantuan serta saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Nurhayati Harahap,drg.,Sp.Ort(K),selaku koordinator skripsi Departemen Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
8. Siti Bahirrah, drg selaku dosen penguji yang telah menyediakan waktu dan masukannya untuk penulis.
9. Seluruh staf pengajar dan pegawai Departemen Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, khususnya kak Emi dan Bang Tulus.
10. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara
12. Teman-teman, Kak Nia, Kak Dian, Kak Elsa, Kak Citra, Kak Tassa, Kak Ade, Kak Dira, Kak Irni, Kak Marta, Bang Agung, Bang Akbar, Habib, Kak Aida, Kak Ulfa, Kak Linni, Bang Eko, Kak Lucy, Kak Rita, Bang Hafiz, Bang Boy, Namira, Dimas Nofa, Monalisa, Kak Aini, Kak Icha, Bang Irun, Farida, Budi, Ikhsan, Nuria, Utha, Mei, Suci, Nanda, Cut Ati, Kartika, Fitri, Elissa, Ayu, Antony, Una, Evi, Mona, Mourent dan juga semua teman stambuk 2006 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Akhirnya penulis ingin meminta maaf kepada semua pihak apabila ada kesalahan selama melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi fakultas khususnya dibidang perkembangan ilmu Ortodonsia.
Medan, 23 Juli 2010 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Hipotesis ... 4
1.5 Manfaat Penelitian ... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Elastik Ortodonti ... 5
2.2 Elastomeric Chain ... 6
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Elastomeric Chain ... 6
2.4 Force Decay Elastomeric Chain ... 7
2.5 Kekuatan awal ( Initial Force ) ... 8
2.6 Jenis-jenis Elastomeric Chain ... 8
2.7 Pengaruh pH Saliva Terhadap Force Decay Elastomeric Chain . 9
2.8 Penggunaan Elastomeric Chain ... 10
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 11
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 11
3.2.1 Lokasi penelitian ... 11
3.3 Variabel Penelitian ... 11
3.4 Sampel Penelitian ... 12
3.5 Besar Sampel ... 12
3.6 Defenisi Operasional ... 13
3.7 Alat dan Bahan ... 14
3.7.1 Alat ... 14
3.7.2 Bahan ... 16
3.8 Prosedur Kerja ... 18
3.9 Cara Pengumpulan Data ... 22
3.10 Analisa Data ... 23
BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 24
BAB 5 PEMBAHASAN ... 43
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 46
6.2 Saran ... 47
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 1. Komposisi masing-masing pH saliva buatan ... 17 2. Perbedaan force decay elastomeric chain berdasarkan pH Saliva ... 24 3. Perbedaan force decay elastomeric chain berdasarkan saliva yang
berbeda-beda pada waktu perendaman 0 jam ... 25 4. Perbedaan force decay elastomeric chain berdasarkan pH saliva yang
berbeda-beda pada waktu perendaman 1 hari ... 26 5. Uji komparasi ganda (LSD) untuk rata-rata yang berbeda berdasarkan pH
saliva yang berbeda-beda pada waktu perendaman 1 hari ... 27 6. Perbedaan force decay elastomeric chain berdasarkan pH saliva yang
berbeda-beda pada waktu perendaman 1 minggu ... 28 7. Uji komparasi ganda (LSD) untuk rata-rata yang berbeda berdasarkan pH
saliva yang berbeda-beda pada waktu perendaman 1 minggu ... 27 8. Perbedaan force decay elastomeric chain berdasarkan pH saliva yang
berbeda-beda pada waktu perendaman 2 minggu ... 30 9. Uji komparasi ganda (LSD) untuk rata-rata yang berbeda berdasarkan pH
saliva yang berbeda-beda pada waktu perendaman 2 minggu ... 30 10. Perbedaan force decay elastomeric chain berdasarkan pH saliva yang
berbeda-beda pada waktu perendaman 3 minggu ... 31 11. Uji komparasi ganda (LSD) untuk rata-rata yang berbeda berdasarkan pH
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Elastomeric chain ... 6
2. Beberapa ukuran elastomeric chain ... 9
3. Penggunaan elastomeric chain ... 10
4. Pelat plastik yang dipasang paku ... 14
5. Correxmeter ... 14
6. Inkubator ... 15
7. pH meter digital ... 15
8. Timbangan listrik ... 15
9. Tempat merendam pelat plastik ... 16
10. Elastomeric chain merk Ortho organizer ... 16
11. Komposisi saliva buatan ... 17
12. Elastomeric chain dengan panjang 32 mm ... 18
13. Elastomeric chain yang dibagi dalam 7 kelompok sesuai pH masing-masing.. 18
14. Peregangan elastomeric chain diantara 2 buah paku statis pada pelat plastik... 19
15. Pengadukan larutan saliva buatan ... 19
16. Penentuan masing-masing pH dengan menggunakan pH meter digital ... 20
17. Perendaman elastomeric chain pada saliva buatan yang terdapat di dalam kotak plastik yang bertutup ... 21
18. Penyimpanan kotak berisi rendaman elastomeric chain pada masing-masing pH saliva di inkubator dalm suhu 370 19. Cara pengukuran besar gaya dari elastomeric chain dengan menggunakan correxmeter ... 22
C ... 21
21. Grafik force decay elastomeric chain berdasarkan pH saliva yang berbeda- beda pada waktu perendaman 0 jam ... 26 22. Grafik force decay elastomeric chain berdasarkan pH saliva yang berbeda- beda pada waktu perendaman 1 hari ... 28 23. Grafik force decay elastomeric chain berdasarkan pH saliva yang berbeda- beda pada waktu perendaman 1 minggu ... 29 24. Grafik force decay elastomeric chain berdasarkan pH saliva yang berbeda- beda pada waktu perendaman 2 minggu ... 31 25. Grafik force decay elastomeric chain berdasarkan pH saliva yang berbeda- beda pada waktu perendaman 3 minggu ... 32 26. Grafik force decay elastomeric chain berdasarkan waktu perendaan yang
berbeda-beda pada pH 4 ... 34 27. Grafik force decay elastomeric chain berdasarkan waktu perendaan yang
berbeda-beda pada pH 5 ... 35 28. Grafik force decay elastomeric chain berdasarkan waktu perendaan yang
berbeda-beda pada pH 6 ... 36 29. Grafik force decay elastomeric chain berdasarkan waktu perendaan yang
berbeda-beda pada pH 7 ... 38 30. Grafik force decay elastomeric chain berdasarkan waktu perendaan yang
berbeda-beda pada pH 8 ... 39 31. Grafik force decay elastomeric chain berdasarkan waktu perendaan yang
berbeda-beda pada pH 9 ... 40 32. Grafik force decay elastomeric chain berdasarkan waktu perendaan yang
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Kerangka Teori 2. Kerangka Konsep
3. Jadwal Pelaksanaan Skripsi 4. Jadwal Pelaksanaan Penelitian 5. Alur Penelitian
6. Hasil Rerata Pengukuran Force Decay Elastomeric Chain 4 Sampel dari Masing-Masing pH dan Waktu
7. Hasil Perhitungan Perbedaan Force Decay Elastomeric Chain Berdasarkan pH Saliva
8. Hasil Perhitungan Perbedaan Force Decay Elastomeric Chain Berdasarkan pH Saliva yang Berbeda-Beda pada Waktu Perendaman 0 Jam
9. Hasil Pengukuran Perbedaan Force Decay Elastomeric Chain Berdasarkan pH Saliva yang Berbeda-Beda pada waktu perendaman 1 Hari
10.Hasil Pengukuran Perbedaan Force Decay Elastomeric Chain Berdasarkan pH Saliva yang Berbeda-Beda pada Waktu Perendaman 1 Minggu
11.Hasil Pengukuran Perbedaan Force Decay Elastomeric Chain Berdasarkan pH Saliva yang Berbeda-Beda pada Waktu Perendaman 2 Minggu
12.Hasil Pengukuran Perbedaan Force Decay Elastomeric Chain Berdasarkan pH Saliva yang Berbeda-Beda pada Waktu Perendaman 3 Minggu
13.Hasil Pengukuran Perbedaan Force Decay Elastomeric Chain Berdasarkan Waktu Perendaman yang Berbeda-Beda pada pH 4
14.Hasil Pengukuran Perbedaan Force Decay Elastomeric Chain Berdasarkan Waktu Perendaman yang Berbeda-Beda pada pH 5
16.Hasil pengukuran Perbedaan Force Decay Elastomeric Chain Berdasarkan Waktu Perendaman yang Berbeda-Beda pada pH 7
17.Hasil Pengukuran Perbedaan Force Decay Elastomeric Chain Berdasarkan Waktu Perendaman yang Berbeda-Beda pada pH 8
18.Hasil pengukuran Perbedaan Force Decay Elastomeric Chain Berdasarkan Waktu Perendaman yang Berbeda-Beda pada pH 9
Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Ortodonsia
Tahun 2010
Reny Diah Siregar
Pengaruh pH Saliva Terhadap Force Decay Elastomeric Chain
xiv + 49 halaman
Elastomeric Chain adalah salah satu jenis elastik terbuat dari bahan sintetis
polyurethane yang digunakan untuk menghasilkan tarikan atau kekuatan untuk
menggeser gigi dalam perawatan ortodonti. Karakteristik dari elastomeric chain yakni dalam aplikasinya besar gaya yang dihasilkan dapat mengalami perubahan akibat deformasi dan perubahan mikrostruktur dari ikatan internalnya, hal ini akan mengakibatkan elastomeric chain tidak menghasilkan kekuatan yang berkelanjutan yang baik untuk pergerakan gigi, hal ini yang disebut force decay. Laporan penelitian menunjukkan adanya pengurangan kekuatan sebesar 50 persen sampai 70 persen dari kekuatan awal setelah 24 jam pertama aplikasi.
Menurut Ferriter dkk, faktor yang mempengaruhi force decay elastomeric
chain adalah pH saliva. Hasil penelitian Ferriter dkk menunjukkan bahwa force decay
terhadap force decay yang dihasilkan elastomeric chain dengan waktu dan jarak peregangan tertentu.
Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium (in vitro) dilakukan pada beberapa pH dengan menggunakan saliva buatan. Sampel berjumlah 140 buah
elastomeric chain dengan panjang 20 mm yang diregang 60 persen dari panjangnya.
Data diambil dengan mengukur force dari sampel pada masing-masing pH saliva dan waktu tertentu.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan besarnya
force decay elastomeric chain berdasarkan pH yang berbeda dengan p > 0,05 dan
ada perbedaan yang signifikan rata-rata force decay elastomeric chain berdasar pH saliva yang berbeda pada waktu perendaman tertentu dengan p < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa force decay elastomeric chain terjadi pada masing-masing pH saliva seiring dengan berjalannya waktu.
Kesimpulan penelitian ini adalah force decay elastomeric chain akan dipengaruhi oleh pH saliva jika dikaitkan dengan waktu. Semakin lama waktu perendaman elastomeric chain pada pH saliva dengan suasana basa maka besarnya
force decay akan lebih besar daripada pH saliva dengan suasana asam.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan bersifat eksperimental laboratorium (in vitro)
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi penelitian : Laboratorium Terpadu FK USU 3.2.2 Waktu penelitian : 1 bulan
3.3 Variabel Penelitian
Variabel Terikat Besar Force Decay
elastomeric chain
Variabel Bebas
• pH Saliva
• Waktu peregangan
elastomeric chain
Variabel yang dikendalikan
• suhu kamar
• warna elastomeric chain
• merk elastomeric chain
• jarak peregangan
3.4 Sampel Penelitian
Adalah elastomeric chain merk Ortho Organizer berwarna bening dengan panjang 20 mm dan tipe long.
3.5 Besar Sampel
Perhitungan besar sampel ditentukan berdasarkan rumus sampel penelitian eksperimental
( 1 – r ) ( 1 – n ) ≥ 15
15 :
( 1 – 7 ) ( 1 – n ) ≥ 15 -6 + 6n ≥ 15 6n ≥ 21 n ≥ 3,5 Keterangan :
r = jumlah kelompok perlakuan
n = jumlah replikan atau sampel
Sampel yang dipakai pada setiap kelompok perlakuan pada penelitian ini adalah dibulatkan menjadi 4 sampel. Bila diuji pada setiap pH dan waktu maka total sampel yang digunakan 4 x 7 x 5 = 140 sampel
Keterangan : 4 = jumlah sampel setiap perlakuan
7 = berdasarkan variasi keasaman pH ( pH4, pH5, pH6, pH7, pH8, pH9 dan pH10 )
3.6 Defenisi Operasional
1. Force decay elastomeric chain :
adalah selisih besar gaya (kekuatan) antara pengukuran yang diakibatkan dari destruksi internal elastomeric chain disebabkan hasil peregangan pada waktu tertentu.
2. Lama peregangan :
adalah lamanya peregangan elastomeric chain sebelum dilakukan pengukuran yaitu pada: 0 jam, 1 hari, 1 minggu, 2 dan 3 minggu setelah peregangan. 3. Elastomeric chain
Adalah elastomeric chain buatan Ortho organizer berwarna bening dan tipe
long yang dipotong sepanjang 20 mm.
4. Jarak peregangan
Adalah panjang peregangan dari elastomeric chain adalah sebesar 60 persen dari panjang mula-mula yaitu 32 mm.
5. Saliva
Adalah saliva buatan yang dibuat dengan variasi keasaman yaitu pH4, pH5, pH6, pH7, pH8, pH9 dan pH10 terbuat dari potassium chloride, natrium chloride, magnesium chloride, kalsium chloride, potassium phosphate, acid of potassium phosphate, sorbitol, natrium benzoate dan aquades.
6. Suhu
3.7 Alat dan Bahan 3.7.1 Alat penelitian
- Pelat plastik sebanyak 7 pasang ukuran 25 cm x 8 cm.
Gambar 4. Pelat plastik yang dipasang paku
- Alat ( Correxmeter ) merk Dentaurum ; rentang force 0- 250 gr.
- inkubator ( merk emmert,buatan Jerman )
Gambar 6. Inkubator
- pH meter digital ( merk Hanna, buatan Portugal )
Gambar 7. pH meter digital
- Timbangan listrik ( merk Sartorius, buatan Jerman )
- Tempat merendam pelat plastik yang ada tutupnya
Gambar 9. Tempat merendam pelat plastik
3.7.2 Bahan penelitian:
- Elastomeric chain dengan buatan Ortho organizer, tipe long dan
berwarna bening
.Gambar 10. Elastomeric chain
merk Ortho organizer
potasium posfat (KH2PO4), sorbitol 70%, natrium benzoat dan aquades
dalam suhu 370
Adapun komposisi dari masing-masing pH saliva buatan disajikan pada tabel berikut :
C. Saliva buatan diganti 3 hari sekali.
Tabel 1 . Komposisi masing-masing pH saliva buatan
NO Jenis Bahan pH 4 pH 5 pH 6 pH 7 pH 8 pH 9 pH 10
1. KCl 3,125 gr 3,125 gr 3,125 gr 3,125 gr 3,125 gr 3,125 gr 3,125 gr 2. NaCl 4,325 gr 4,325 gr 4,325 gr 4,325 gr 4,325 gr 4,325 gr 4,325 gr 3. MgCl2 2,790 gr 2,790 gr 2,790 gr 2,790 gr 2,790 gr 2,790 gr 2,790 gr 4. CaCl2 0,831 gr 0,831 gr 0,831 gr 0,831 gr 0,831 gr 0,831 gr 0,831 gr 5. K2HPO4 4,017 gr 4,017 gr 4,017 gr 4,017 gr 4,017 gr 4,017 gr 4,017 gr
6. KH2PO4 1,630 gr 1,630 gr 1,630 gr 1,630 gr 1,630 gr 1,630 gr 1,630 gr
7. Sorbitol70 % 2,135 gr 2,135 gr 2,135 gr 2,135 gr 2,135 gr 2,135 gr 2,135 gr
8. Na Benzoat 5 mg 5 mg 5 mg 5 mg 5 mg 5 mg 5 mg
9. Aquades 1 Liter 1 Liter 1 Liter 1 Liter 1 Liter 1 Liter 1 Liter 10. HCl 5M ± 150 tetes ± 75 tetes ± 10 tetes - - - -
Gambar 11. Komposisi saliva buata
3.8 Prosedur Kerja
1. Pemilihan sampel elastomeric chain bening dan tipe long yang dibuat dengan panjang 20 mm sebanyak 140 buah.
Gambar 12. Elastomeric chain dengan panjang 20 mm
2. Melakukan pengelompokan masing-masing sampel menjadi 7 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 20 buah elastomeric chain
Gambar 13. Elastomeric chain dibagi dalam 7 kelompok sesuai pH masing-masing
3. Melakukan peregangan elastomeric chain diantara 2 buah paku statis pada pelat dengan jarak sama yakni sebesar 60 persen dari panjang mula-mula yaitu 32 mm.
Gambar14. Peregangan elastomeric chain diantara 2 buah paku statis pada pelat plastik
4. Bahan-bahan untuk membuat saliva buatan ditimbang sesuai takaran masing-masing lalu di campur dalam suatu wadah dan aduk hingga homogen pada suatu alat pengaduk khusus, lalu tentukan masing-masing pH dengan menggunakan pH meter digital.
Gambar 16. Penentuan masing-masing pH dengan menggunakan pH meter digital
5. Elastomeric chain pada pelat plastik direndam ke dalam larutan saliva buatan
Gambar 17. Perendaman Elastomeric chain pada saliva buatan dengan pH masing-masing
Gambar 18. Penyimpanan kotak berisi rendaman
elastomeric chain pada masing-masing pH saliva di inkubator dengan suhu 370C
6. Melakukan pengukuran besar gaya elastomeric chain sebanyak empat kali dengan alat correxmeter dan mengambil rata-ratanya padaCara pengukuran adalah setelah elastomeric chain diregang pada paku yang sejajar, lalu lepaskan regangan elastomeric chain pada salah satu paku, lalu ujung correxmeter dimasukkan ke dalam ujung lubang elastomeric chain yang dilepas tadi, kemudian tarik sampai dititik paku yang tidak dikaitkan
elastomeric chain, setelah itu tentukan forcenya yang sesuai arah jarum pada
correxmeter. Hal ini dapat dilihat pada gambar 19 sebagai berikut :
Gambar 19. Cara pengukuran besar gaya dari elastomeric chain
dengan menggunakan correxmeter
3.9 Cara Pengumpulan Data
correxmeter sehingga data dapat diketahui dengan valid. Setelah itu, pengukuran dimulai dari t nol untuk mengetahui force mula-mula dari elastomeric chain tanpa memperhitungkan waktu. Selanjutnya dilakukan pengukuran force dari seluruh sampel elastomeric chain dari masing-masing pH pada interval waktu yang telah ditentukan. Sehingga dapat diambil rata-rata dari 4 sampel pada masing-masing pH dan interval waktu .
3.10 Analisa Data
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Pada awal penelitian telah dilakukan analisis untuk melihat tingkat kemahiran peneliti dalam mengumpulkan data. Sebanyak lima sampel dipilih secara acak kemudian dilakukan pengukuran secara intraexaminer terhadap besarnya force
elastomeric chain. Sampel penelitian berjumlah 140 buah dengan panjang awal
elastomeric chain 20 mm. Lalu dibagi pada 7 pH saliva yang berbeda, sehingga
masing-masing pH berjumlah 20 sampel. Selanjutnya 20 sampel ini dibagi pada 5 interval waktu sehingga masing-masing waktu berjumlah 4 sampel, kemudian diregang pada plat plastik yang dipasang paku dengan panjang 60 persen dari panjang awal (32 mm) kemudian direndam kedalam larutan saliva buatan dengan pH yang berbeda pada interval waktu tertentu. Data diambil dengan mengukur besarnya force
elastomeric chain dengan menggunakan correxmeter sehingga dapat diketahui besar
force decay yang terjadi. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan terhadap sampel
diperoleh gambaran rerata besar force decay elastomeric chain berdasarkan pH saliva dan waktu sebagai berikut.
Tabel 2. Perbedaan force decay elastomeric chain berdasarkan pH saliva
pH N x ± SD Minimum Maximum Sig.
4 20 171,995 ± 42,261 128,1 246,7
0,665
5 20 168,280 ± 44,906 124,8 246,7
6 20 166,250 ± 44,870 124,8 246,7
7 20 162,575 ± 46,357 118,6 246,7
8 20 159,290 ± 47,035 115,6 246,7
9 20 153,605 ± 50,162 106,2 246,7
Hasil uji Anova yang disajikan pada tabel 2 di atas menunjukkan p > 0,05 (Ho ditolak), artinya tidak ada perbedaan yang signifikan force decay elastomeric chain berdasarkan pH saliva yang berbeda. Hal ini dapat dilihat dari penyajian grafik dibawah ini :
Gambar 20. Grafik force decay elastomeric chain berdasarkan pH Saliva
Tabel 3. Perbedaan force decay elastomeric chain berdasarkan saliva yang berbeda beda pada waktu perendaman 0 jam
Hasil uji Anova yang disajikan pada tabel 3 di atas menunjukkan p > 0,05 (Ho ditolak), artinya tidak ada perbedaan yang signifikan force decay elastomeric
chain berdasar pH saliva yang berbeda-beda pada waktu perendaman 0 jam. Hal ini
dapat dilihat pada penyajian grafik di bawah ini :
Gambar 21. Grafik force decay elastomeric chain berdasarkan pH Saliva
yang berbeda-beda dengan waktu perendaman 0 jam
Tabel 4. Perbedaan force decay elastomeric chain berdasarkan pH saliva yang berbeda-beda pada waktu perendaman 1 hari
pH N x ± SD Minimum Maximum Sig.
Keterangan : * signifikan
Hasil uji Anova yang disajikan pada tabel 4 di atas menunjukkan p < 0,05 (Ho diterima), artinya ada perbedaan yang signifikan rata-rata force decay elastomeric
chain berdasar pH saliva yang berbeda-beda pada waktu perendaman 1 hari. Rata-rata
yang berbeda tersebut dilihat dengan uji komparasi ganda (LSD), seperti yang disajikan dalam tabel 5 berikut :
Tabel 5. Uji komparasi ganda (LSD) untuk rata-rata yang berbeda berdasar pH saliva yang berbeda-beda pada waktu perendaman 1 hari
Hal ini dapat dilihat pada penyajian grafik dibawah ini :
Gambar 22. Grafik force decay elastomeric chain berdasarkan pH Saliva
yang berbeda-beda dengan waktu perendaman 1 hari
Tabel 6. Perbedaan force decay elastomeric chain berdasarkan pH saliva yang berbeda-beda pada waktu perendaman 1 minggu
pH N x ± SD Minimum Maximum Sig.
Keterangan : * signifikan
Hasil uji Anova yang disajikan pada tabel 6 di atas menunjukkan p < 0,05 (Ho diterima), artinya ada perbedaan yang signifikan rata-rata force decay elastomeric
chain berdasar pH saliva yang berbeda-beda pada waktu perendaman 1 minggu.
Rata-rata yang berbeda tersebut dilihat dengan uji komparasi ganda (LSD), seperti yang disajikan dalam tabel 7 berikut :
Tabel 7. Uji komparasi ganda (LSD) untuk rata-rata yang berbeda berdasar pH saliva
Hal ini dapat dilihat pada penyajian grafik dibawah ini :
Gambar 23. Grafik force decay elastomeric chain berdasarkan pH Saliva
Tabel 8. Perbedaan force decay elastomeric chain berdasarkan pH saliva yang berbeda-beda pada waktu perendaman 2 minggu
pH N x ± SD Minimum Maximum Sig.
Keterangan : * signifikan
Hasil uji Anova yang disajikan pada tabel 8 di atas menunjukkan p < 0,05 (Ho diterima), artinya ada perbedaan yang signifikan rata-rata force decay elastomeric
chain berdasar pH saliva yang berbeda-beda pada waktu perendaman 2 minggu.
Rata-rata yang berbeda tersebut dilihat dengan uji komparasi ganda (LSD), seperti yang disajikan dalam tabel 9 berikut :
Hal ini dapat dilihat pada penyajian grafik dibawah ini :
Gambar 24. Grafik force decay elastomeric chain berdasarkan pH Saliva
yang berbeda-beda dengan waktu perendaman 2 minggu.
Tabel 10. Perbedaan force decay elastomeric chain berdasarkan pH saliva yang berbeda-beda pada waktu perendaman 3 minggu.
pH N x ± SD Minimum Maximum Sig
Keterangan : * signifikan
Hasil uji Anova yang disajikan pada tabel 10 di atas menunjukkan p < 0,05 (Ho diterima), artinya ada perbedaan yang signifikan rata-rata force decay
elastomeric chain berdasar pH saliva yang berbeda-beda pada waktu perendaman 3
minggu. Rata-rata yang berbeda tersebut dilihat dengan uji komparasi ganda (LSD), seperti yang disajikan dalam tabel 11 berikut :
Tabel 11. Uji komparasi ganda (LSD) untuk rata-rata yang berbeda berdasar pH saliva yang berbeda-beda pada waktu perendaman 3 minggu
Rata-rata yang berbeda Sig pH 4 dengan pH 5 0,0001 pH 4 dengan pH 6 0,0001 pH 4 dengan pH 7 0,0001 pH 4 dengan pH 8 0,0001 pH 4 dengan pH 9 0,0001 pH 4 dengan pH 10 0,0001 pH 5 dengan pH 7 0,001 pH 5 dengan pH 8 0,0001 pH 5 dengan pH 9 0,0001 pH 5 dengan pH 10 0,0001 pH 6 dengan pH 7 0,003 pH 6 dengan pH 8 0,0001 pH 6 dengan pH 9 0,0001 pH 6 dengan pH 10 0,0001 pH 7 dengan pH 9 0,0001 pH 7 dengan pH 10 0,0001 pH 8 dengan pH 9 0,0001 pH 8 dengan pH 10 0,0001 pH 9 dengan pH 10 0,0001
Hal ini dapat dilihat pada penyajian grafik dibawah ini :
Gambar 25. Grafik force decay elastomeric chain berdasarkan pH Saliva
Tabel 12. Perbedaan force decay elastomeric chain berdasarkan waktu perendaman yang berbeda-beda pada pH 4
Waktu N x ± SD Minimum Maximum Sig
0 4 245,150 ± 1,789 243,6 246,7
0,0001* 1 hari 4 174,900 ± 0,081 174,8 175,0
1 minggu 4 174,600 ± 0,230 174,4 174,8 2 minggu 4 131,675 ± 1,839 130,0 134,3 3 minggu 4 133,650 ± 4,572 128,1 137,4
Keterangan : * siginifikan
Hasil uji Anova yang disajikan pada tabel 12 di atas menunjukkan p < 0,05 (Ho diterima), artinya ada perbedaan yang signifikan rata-rata force decay
elastomeric chain berdasar waktu perendaman yang berbeda-beda pada pH 4.
Rata-rata yang berbeda tersebut dilihat dengan uji komparasi ganda (LSD), seperti yang disajikan dalam tabel 13 berikut :
Tabel 13. Uji komparasi ganda (LSD) untuk rata-rata yang berbeda berdasar waktu perendaman berbeda-beda pada pH 4
Rata-rata yang berbeda Sig awal dengan 1 hari 0,0001
Hal ini dapat dilihat pada penyajian grafik di bawah ini :
Gambar 26. Grafik force decay elastomeric chain waktu perendaman
yang berbeda-beda pada pH 4.
Tabel 14. Perbedaan force decay elastomeric chain berdasarkan waktu perendaman yang berbeda-beda pada pH 5
Keterangan : * signifikan
Hasil uji Anova yang disajikan pada tabel 14 di atas menunjukkan p < 0,05 (Ho diterima), artinya ada perbedaan yang signifikan rata-rata force decay
elastomeric chain berdasar waktu perendaman yang berbeda-beda pada pH 5.
Rata-rata yang berbeda tersebut dilihat dengan uji komparasi ganda (LSD), seperti yang disajikan dalam tabel 15 berikut :
Tabel 15. Uji komparasi ganda (LSD) untuk rata-rata yang berbeda berdasar waktu perendaman berbeda-beda pada pH 5
Rata-rata yang berbeda Sig awal dengan 1 hari 0,0001
awal dengan 1 minggu 0,0001 awal dengan 2 minggu 0,0001 awal dengan 3 minggu 0,0001 1 hari dengan 2 minggu 0,0001 1 hari dengan 3 minggu 0,0001 1 minggu dengan 2 minggu 0,0001 1 minggu dengan 3 minggu 0,0001
Hal ini dapat dilihat pada penyajian grafik dibawah ini :
Gambar 27. Grafik Force Decay Elastomeric Chain waktu perendaman
yang berbeda-beda pada pH 5.
Tabel 16. Perbedaan Force Decay Elastomeric Chain berdasarkan waktu perendaman yang berbeda-beda pada pH 6
Keterangan : * signifikan
Hasil uji Anova yang disajikan pada tabel 16 di atas menunjukkan p < 0,05 (Ho diterima), artinya ada perbedaan yang signifikan rata-rata force decay
elastomeric chain berdasar waktu perendaman yang berbeda-beda pada pH 6.
Rata-rata yang berbeda tersebut dilihat dengan uji komparasi ganda (LSD), seperti yang disajikan dalam tabel 17 berikut :
Tabel 17. Uji komparasi ganda (LSD) untuk rata-rata yang berbeda berdasar waktu perendaman berbeda-beda pada pH 6
Rata-rata yang berbeda Sig awal dengan 1 hari 0,0001
awal dengan 1 minggu 0,0001 awal dengan 2 minggu 0,0001 awal dengan 3 minggu 0,0001 1 hari dengan 1 minggu 0,0001 1 hari dengan 2 minggu 0,0001 1 hari dengan 3 minggu 0,0001 1 minggu dengan 2 minggu 0,0001 1 minggu dengan 3 minggu 0,0001
Hal ini dapat dilihat pada penyajian grafik di bawah ini :
Gambar 28. Grafik force decay elastomeric chain waktu perendaman
Tabel 18. Perbedaan force decay elastomeric chain berdasarkan waktu perendaman yang berbeda-beda pada pH 7
Waktu N x ± SD Minimum Maximum Sig
0 4 245,150 ± 1,789 243,6 246,7
0,0001* 1 hari 4 166,900 ± 5,201 159,3 171,1
1 minggu 4 156,975 ± 1,550 156,2 159,3 2 minggu 4 123,700 ± 1,270 122,6 124,8 3 minggu 4 120,150 ± 1,789 118,6 121,7
Keterangan : * signifikan
Hasil uji Anova yang disajikan pada tabel 18 di atas menunjukkan p < 0,05 (Ho diterima), artinya ada perbedaan yang signifikan rata-rata force decay
elastomeric chain berdasar waktu perendaman yang berbeda-beda pada pH 7.
Rata-rata yang berbeda tersebut dilihat dengan uji komparasi ganda (LSD), seperti yang disajikan dalam tabel 19 berikut :
Tabel 19. Uji komparasi ganda (LSD) untuk rata-rata yang berbeda berdasar waktu perendaman berbeda-beda pada pH 7.
Rata-rata yang berbeda Sig awal dengan 1 hari 0,0001
Hal ini dapat dilihat pada penyajian grafik di bawah ini :
Gambar 29. Grafik force decay elastomeric chain waktu perendaman
yang berbeda-beda pada pH 7.
Tabel 20. Perbedaan force decay elastomeric chain berdasarkan waktu perendaman yang berbeda-beda pada pH 8
Keterangan : * signifikan
Hasil uji Anova yang disajikan pada tabel 20 di atas menunjukkan p < 0,05 (Ho diterima), artinya ada perbedaan yang signifikan rata-rata force decay
elastomeric chain berdasar waktu perendaman yang berbeda-beda pada pH 8.
Rata-rata yang berbeda tersebut dilihat dengan uji komparasi ganda (LSD), seperti yang disajikan dalam tabel 21 berikut :
Tabel 21. Uji komparasi ganda (LSD) untuk rata-rata yang berbeda berdasar waktu perendaman berbeda-beda pada pH 8.
Rata-rata yang berbeda Sig awal dengan 1 hari 0,0001
awal dengan 1 minggu 0,0001 awal dengan 2 minggu 0,0001 awal dengan 3 minggu 0,0001 1 hari dengan 2 minggu 0,0001 1 hari dengan 3 minggu 0,0001 1 minggu dengan 2 minggu 0,0001 1 minggu dengan 3 minggu 0,0001
Hal ini dapat dilihat pada penyajian grafik dibawah ini :
Gambar 30. Grafik force decay elastomeric chain waktu perendaman
yang berbeda-beda pada pH 8.
Tabel 22. Perbedaan force decay elastomeric chain berdasarkan waktu perendaman yang berbeda-beda pada pH 9
Keterangan : * signifikan
Hasil uji Anova yang disajikan pada tabel 22 di atas menunjukkan p < 0,05 (Ho diterima), artinya ada perbedaan yang signifikan rata-rata force decay
elastomeric chain berdasar waktu perendaman yang berbeda-beda pada pH 9.
Rata-rata yang berbeda tersebut dilihat dengan uji komparasi ganda (LSD), seperti yang disajikan dalam tabel 23 berikut :
Tabel 23. Uji komparasi ganda (LSD) untuk rata-rata yang berbeda berdasar waktu perendaman berbeda-beda pada pH 9. 2 minggu dengan 3 minggu 0,005
Hal ini dapat dilihat pada penyajian grafik di bawah ini :
Gambar 31. Grafik force decay elastomeric chain waktu perendaman
Tabel 24. Perbedaan force decay elastomeric chain berdasarkan waktu perendaman yang berbeda-beda pada pH 10
Waktu N x ± SD Minimum Maximum Sig
0 4 245,150 ± 1,789 243,6 246,7
0,0001* 1 hari 4 140,500 ± 3,579 137,4 143,6
1 minggu 4 135,850 ± 1,789 134,3 137,4 2 minggu 4 114,725 ± 4,650 109,3 118,6 3 minggu 4 99,875 ± 0,095 99,8 100,0
Keterangan : * signifikan
Hasil uji Anova yang disajikan pada tabel 24 di atas menunjukkan p < 0,05 (Ho diterima), artinya ada perbedaan yang signifikan rata-rata force decay
elastomeric chain berdasar waktu perendaman yang berbeda-beda pada pH 10.
Rata-rata yang berbeda tersebut dilihat dengan uji komparasi ganda (LSD), seperti yang disajikan dalam tabel 25 berikut :
Tabel 25. Uji komparasi ganda (LSD) untuk rata-rata yang berbeda berdasar waktu perendaman berbeda-beda pada pH 10.
Rata-rata yang berbeda Sig awal dengan 1 hari 0,0001
Hal ini dapat dilihat pada penyajian grafik di bawah ini :
Gambar 32. Grafik force decay elastomeric chain waktu perendaman
yang berbeda-beda pada pH 10.
waktu perendaman
3 minggu 2 minggu
1 minggu 1 hari
awal
Mean
of
Force
D
ecay
250.0
200.0
150.0
100.0
BAB 5 PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh pH saliva terhadap force decay elastomeric chain dimana dilakukan secara in vitro dengan cara melakukan percobaan yang disesuaikan semirip mungkin dengan keadaan didalam mulut. Suhu pada percobaan ini diatur sesuai keadaan dalam mulut yaitu 370
Cara pengukuran besar force dari elastomeric chain dilakukan masing-masing 4 kali untuk tiap pH dan waktu dan diambil rata-ratanya. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan pengukuran. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan uji Anova dan Uji Komparasi Ganda (LSD). Hasilnya, bahwa pH saliva tidak secara langsung berpengaruh terhadap force decay elastomeric chain, dimana p > 0,05 artinya tidak ada perbedaan yang signifikan force decay elastomeric chain berdasarkan pH yang berbeda-beda akan tetapi besarnya force decay elastomeric
chain akan dipengaruhi oleh pH saliva jika dikaitkan dengan waktu, dimana p < 0,05
besarnya force decay akan lebih besar dari pada pH saliva dengan suasana asam. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian pada tabel 3 sampai 6.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ferriter dkk yang meneliti efek pH pada tingkat degradasi kekuatan terhadap elastomeric chain yang dievaluasi dalam suatu studi in vitro. Pada penelitiannya nilai pH 4,95 dan 7,26 diseleksi untuk pengujian karena hal tersebut menghadirkan nilai yang berdekatan dengan nilai ekstrim plak yang dilaporkan dan pH air liur (saliva) yang dilakukan pengujian
elastomeric chain dengan jarak yang sama, tingkat kekuatan awal yang sama dan
tingkat degradasi kekuatan dicatat dalam kurun waktu 4 minggu. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tingkat degradasi kekuatan yang lebih besar pada suasana basa (pH 7,26) daripada yang ada dalam suasana asam (pH 4,95). Brawley melaporkan dalam penelitiannya force decay yang tejadi lebih besar pada pH basa dibandingkan dengan pH asam dalam kurun waktu 3 minggu.
Tanpa melihat jarak peregangan, semua elastomeric chain mengalami force
decay seiring dengan berjalannya waktu, bila dibandingkan dengan force awalnya.
Tetapi ada elastomeric chain yang mengalami sedikit peningkatan gaya dalam periode waktu berikutnya. Hal ini dimungkinkan karena kesalahan pengukuran dan bukan merupakan masalah dari dalam bahan itu sendiri.
2,3,7,9
Adreasen (1970) bahwa efek deformitas plastis bermanifestasi sebagai suatu pengurangan dalam gaya atau kekuatan elastomeric chain.
Secara keseluruhan terlihat bahwa terjadi force decay elastomeric chain pada masing-masing pH saliva seiring dengan berjalannya waktu. Hal ini terbukti dari uji Anova pada tabel 7 sampai 13. Penurunan terbesar terjadi pada 24 jam pertama ( 1 hari ) setelah elastomeric chain diregang lalu dilakukan perendaman ke dalam saliva buatan, dimana terjadi penambahan panjang yakni 50 persen sampai 70 persen dari panjng mula-mula. Waktu terjadinya force decay terbesar pada penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bishara dan Andreasen (1970) dimana penurunan terbesar terjadi setelah 1 jam.
2,8
2,3,13,14
Secara klinis, jelas bahwa pH oral yang lebih rendah dari pada 7 akan memperlambat force decay elastomeric chain. Sebelum studi ini, peneliti tidak berharap menemukan bahwa pengurangan pH berkaitan dengan plak gigi dengan adanya karbohidrat yang dapat mengurangi force decay elastomeric chain dan kemudian menambah elastisitasnya. Ahli klinis harus memiliki kemampuan untuk mengendalikan kondisi mulut pasien dan harus mempunyai kemampuan untuk elemen tertentu yang dapat mempengaruhi rencana mekanik yang perlu diseleksi.
Hal tersebut tentu saja dapat dimengerti karena adanya perbedaan merk dan gaya elastik serta jarak peregangannya.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh pH saliva terhadap force decay
elastomeric chain dapat disimpulkan bahwa :
1. pH saliva tidak secara langsung berpengaruh terhadap force decay elastomeric
chain, akan tetapi besarnya force decay elastomeric chain akan dipengaruhi
oleh pH saliva jika dikaitkan dengan waktu. Jadi semakin lama waktu perendaman elastomeric chain pada pH saliva dengan suasana basa maka besarnya force decay akan lebih besar daripada pH saliva dengan suasana asam.
2. Tanpa pengaruh pH semua elastomeric chain mengalami force decay seiring dengan berjalannya waktu dan peregangan.
3. Penurunan terbesar terjadi pada 24 jam pertama ( 1 hari ) setelah elastomeric
chain diregang lalu dilakukan perendaman ke dalam saliva buatan.
4. Ahli klinis harus memiliki kemampuan untuk mengendalikan kondisi mulut pasien dan harus mempunyai kemampuan untuk menentukan waktu yang efektif dalam penggunaan elastomeric chain untuk memaksimalkan hasil perawatan dengan mempertimbangkan pH saliva dikaitkan dengan waktu pengaplikasian elastomeric chain.
memakai elastomeric chain agar mengurangi konsumsi makanan yang dapat menaikkan kadar pH saliva dari pH asam ke pH basa, contohnya makanan atau minuman berkarbonasi dll.
6.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar agar diperoleh tingkat validitas yang tinggi.
2. Penelitian ini dilakukan terhadap elastomeric chain berwarna bening, disarankan agar penelitian berikutnya dilakukan terhadap elastomeric chain dengan berbagai warna.
3. Perlu dilakukan penelitian secara kinis untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi force decay elastomeric chain yang tidak teramati secara laboratorik, mengingat belum banyak penelitian lebih lanjut tentang force
decay elastomeric chain padahal pada perawatan ortodonti bahan ini cukup
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Elastomeric chain adalah salah satu jenis elastik yang sering digunakan untuk
menghasilkan tarikan atau kekuatan dalam menggerakkan gigi pada perawatan ortodonti. Elastomeric chain diperkenalkan pertama kali pada profesi kedokteran gigi pada tahun 1960 yang terbuat dari bahan sintetis polyurethane. Penggunaannya di klinik antara lain untuk penutupan diastema, retraksi gigi kaninus, koreksi rotasi dan midline serta pergerakan gigi intra-arch, yang diaplikasikan tergantung arah dan regangan.
Ada beberapa bahan/alat untuk menghasilkan kekuatan yang diperlukan dalam perawatan ortodonti untuk mempengaruhi dentoalveolar complex.
Masing-masing bahan/alat ini memiliki berbagaikarakteristik, keuntungan, dan kerugian yang berbeda. Keuntungan Elastomeric chain secara umum lebih ekonomis, banyak tersedia di pasaran, relatif nyaman dan higienis serta memiliki biokompatibilaitas yang tinggi. Karakteristik dari elastomeric chain merupakan elastis yang dapat kembali ke bentuk semula setelah peregangan. Kerugiannya mudah rusak karena dalam aplikasinya besar gaya yang dihasilkan dapat mengalami perubahan akibat deformasi dan perubahan mikrostruktur dari ikatan internal elastomeric chain, hal ini akan mengakibatkan elastomeric chain tidak menghasilkan kekuatan yang berkelanjutan yang diperlukan untuk pergerakan gigi.
1,2
Beberapa peneliti telah mempelajari degradasi (berkurangnya kekuatan/force
decay) yang dihasilkan elastomeric chain dalam aplikasinya. Laporan penelitian
menunjukkan adanya pengurangan kekuatan sebesar 50-70 persen dari kekuatan awal setelah 24 jam pertama aplikasi.3
Besarnya kekuatan yang dihasilkan oleh elastomeric chain dipengaruhi oleh jarak, suhu dan waktu.
Berdasarkan hal ini penggunaan elastomeric chain memerlukan penggantian pada saat tertentu untuk mendapatkan efektifitas dalam perawatan.
Selain itu, faktor lingkungan ( pH saliva ) juga berpengaruh terhadap kekuatan yang dihasilkan elastomeric chain. Dalam rongga mulut
elastomeric chain tersebut menyerap saliva, dan menyebabkan adanya pembagian
ikatan internal dan deformasi tetap terhadap materi yang ada.
Ferriter dkk meneliti efek pH saliva terhadap force decay elastomeric chain yang dievaluasi dalam suatu studi in vitro. Pada penelitiannya nilai pH 4,95 dan 7,26 diseleksi untuk pengujian karena hal tersebut menghadirkan nilai yang berdekatan dengan nilai ekstrim plak yang dilaporkan dan pH saliva yang dilakukan pengujian
elastomeric chain dengan jarak yang sama, tingkat kekuatan awal (Initial Force)
yang sama dan tingkat force decay dicatat dalam kurun waktu 4 minggu. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tingkat force decay yang lebih besar pada suasana basa daripada suasana asam selama 4 minggu. Brawley juga melaporkan dalam penelitiannya force decay yang tejadi lebih besar pada pH basa dibandingkan dengan pH asam tetapi diukur dalam kurun waktu 3 minggu.
2,3,7
Memperhatikan hal-hal diatas timbul permasalahan seberapa besar pengaruh pH saliva terhadap force decay elastomeric chain. Adanya perbedaan pada beberapa
literatur mengenai perubahan besar force decay elastomeric chain yang disebabkan oleh waktu dan pH saliva maka akan dilakukan penelitian pada laboratorium ( in vitro ) untuk mengukur force decay elastomeric chain pada suasana pH saliva yang berbeda.
Ahli klinis melakukan kontrol untuk kekuatan awal yang digunakan dan waktu antara perubahan elastomeric chain, namun variabel yang mempengaruhi tingkat force decay elastomeric chain yang berhubungan dengan perawatan ortodonti ternyata belum dipahami sepenuhnya.3
1.2 Rumusan masalah
Untuk meningkatkan efisiensi kerja ortodontis perlu dikembangkan penelitian apakah terdapat pengaruh pH saliva terhadap force
decay elastomeric chain, lalu hasilnya nanti dapat dipergunakan dalam mengevaluasi
dan mempertahankan force elastomeric chain dalam lingkungan konstan pada tingkat pH yang berbeda dan sebagai gambaran dan patokan waktu yang efektif dalam penggunaan elastomeric chain.
1. Apakah ada perbedaan force decay elastomeric chain pada kondisi pH saliva yang berbeda ?
2. Apakah ada perbedaan force decay elastomeric chain pada kondisi pH saliva berbeda dengan waktu tertentu ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Hipotesis
1. Ada perbedaan force decay elastomeric chain pada kondisi pH saliva yang berbeda.
2. Ada perbedaan force decay elastomeric chain pada jarak waktu tertentu.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian dapat digunakan untuk mengetahui lama penggantian
elastomeric chain yang ideal pada kondisi pH saliva yang berbeda
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Elastik Ortodonti
Elastik ortodonti berperan penting pada perawatan maloklusi dengan berbagai tehnik perawatan piranti cekat. Elastik digunakan untuk membantu menghasilkan gaya yang diperlukan untuk menggerakkan gigi yakni berfungsi untuk meretraksi gigi depan, pergeseran molar ke mesial, perawatan pada kasus klas II dan klas III, penutupan ruangan karena pencabutan gigi, koreksi overbite dan overjet, koreksi midline dan sebagainya. Alexander menyebutkan, ada 3 hal yang menjadi dasar penggunaan elastik pada bidang ortodonti, yaitu untuk melakukan koreksi sagital gigi-geligi rahang bawah terhadap gigi-geligi rahang atas, melakukan koreksi midline atau gigitan silang dan untuk membantu menyempurnakan oklusi pada akhir perawatan.
Dikenal ada 2 bahan dasar elastik yang banyak digunakan, yakni elastik sintetis / plastik yang merupakan polimer amorf terbuat dari bahan polyurethane dan elastik lateks/karet yang terbuat dari bahan dasar karet alam. Penurunan force karet lebih kecil dibandingkan dengan elastik sintetis seperti elastomeric chain dan elastik intra oral non lateks.
1,6
4,6
pertama, elastik karet menurun 21,9 persen dan elastik sintetis 60,5 persen. Akhirnya setelah 3 minggu gaya yang masih tersisa elastik karet 74,9 persen, sedangkan pada elastik sintetis 32,5 persen.
Akan tetapi elastik karet mempunyai kekurangan, yakni memerlukan kerja sama pasien dalam penggunaannya. Mayoritas dari elastik ortodonti yang di pasarkan adalah elastik karet. Sejak awal tahun 1990 produk sintetik telah ditawarkan di pasar selama pasien-pasien sensitif terhadap elastik karet dan dijual sebagai elastik non karet.
1,2,4
2.2 Elastomeric Chain
2,4,6
Elastomeric chain adalah material yang dapat kembali ke bentuk semula
dengan cepat setelah mengalami perubahan bentuk. Diperkenalkan pertama kali pada profesi kedokteran gigi pada tahun 1960 dan terbuat dari bahan sintetis yaitu elastomer polyurethane. Adapun Rumus molekul elastomeric chain yaitu – (NH) – (C=O) – O -.2,3,5
Gambar 1. Elastomeric chain
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Elastomeric Chain
pembukaan ke lingkungan mulut, elastomeric chain mengabsorpsi air dan saliva, stain permanen, dan mengalami kerusakan dari ikatan internal sehingga mengakibatkan kerusakan permanen. Selain itu, elastomeric chain juga mengalami kehilangan kekuatan gaya (force), sehingga kehilangan keefektifannya. Kehilangan
force ini membuat sulit bagi ortodontis untuk menetapkan force sebenarnya yang
dibutuhkan untuk pergerakan gigi.
2.4 Force Decay Elastomeric Chain
2,3,7,13
Profitt mengatakan bahwa besarnya gerakan gigi secara langsung proporsional dengan tekanan yang ada pada gigi ketika tekanan tersebut berada diatas ambang minimal dan dibawah tingkat kekuatan optimal. Kekutan yang berasal dari
elastomeric chain tergantung pada besarnya kekuatan awal, lamanya waktu sejak
penggunaannya dan besarnya force decay. Dalam hal ini, tergantung pada efek dari faktor-faktor tersebut, maka elastomeric chain dapat digunakan untuk kekuatan yang baik selama beberapa waktu sebelum pasien kembali pada kunjungan selanjutnya. 3
Beberapa peneliti telah mempelajari force decay yang dihasilkan elastomeric
chain dalam aplikasinya. Laporan penelitian menunjukkan adanya pengurangan
kekuatan sebesar 50 persen sampai 70 persen dari kekuatan awal setelah 24 jam pertama aplikasi.
3,7,13
Baty et al., menyimpulkan bahwa salah satu karakteristik dari elastomeric
chain adalah tidak memiliki besar kekuatan yang tepat jika waktu aplikasi lebih lama.
Profitt mengatakan bahwa ketika elastomeric chain digunakan, akan terjadi kehilangan kekuatan dengan cepat dan juga dapat dikarakteristikkan sebagai force yang terputus.2 Pada umumnya, force decay yang paling banyak terjadi pada 1 jam pertama dan kekuatan awal terbesar menimbulkan force decay terbesar pada
elastomeric chain.
2.5 Kekuatan Awal (Initial Force)
9
Pengiriman kekuatan pertama sangat bervariasi dari elastomeric chain yang berbeda merk dimana force decay terjadi 50 persen sampai 75 persen pada 24 jam pertama. Hilangnya sebagian force kekuatan terjadi pada 3 jam pertama. Setelah pengaplikasian, elastomeric chain mengalami force decay hingga 74 persen. Setelah hari pertama, penurunan force secara stabil. Andreasen and Bishara menganjurkan peregangan chain 4 kali dari level force yang diinginkan untuk mengimbangi kehilangan force nya.
Young dan Sandrik menyimpulkan bahwa peregangan elastomeric chain 3 sampai 4 kali dari force yang diinginkan akan menyebabkan deformasi yang permanen dan penurunan yang berikutnya pada level force yang diinginkan. Dan mereka menganjurkan perpanjangan awal dari elastomeric chain adalah 50 persen sampai 75 persen dari panjang mula-mula untuk mendapatkan level force yang optimal.
2,6,8,10
2.6Jenis-Jenis Elastomeric Chain
2,10
short dan long. Sedangkan berdasarkan warnanya terdiri dari warna merah, pink,
kuning, hijau, biru, orange, coklat, abu-abu, bening, putih, dan lain-lain.2
Gambar 2. Beberapa ukuran elastomeric chain
2.7 Pengaruh pH Saliva Terhadap Force Decay Elastomeric Chain
pH saliva mempunyai pengaruh terhadap force decay dari elastomeric chain. Ferriter dkk meneliti efek pH pada tingkat degradasi kekuatan terhadap elastomeric
chain yang dievaluasi dalam suatu studi in vitro. Pada penelitiannya nilai pH 4,95 dan
7,26 diseleksi untuk pengujian karena hal tersebut menghadirkan nilai yang berdekatan dengan nilai ekstrim plak yang dilaporkan dan dilakukan pengujian
elastomeric chain dengan jarak yang sama, tingkat kekuatan awal yang sama dan
tingkat force decay dicatat dalam kurun waktu 4 minggu. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa force decay lebih besar terjadi pada suasana basa (pH 7,26) daripada suasana asam (pH 4,95). Brawley melaporkan dalam penelitiannya force
decay yang tejadi lebih tinggi pada pH basa dibandingkan dengan pH asam dalam
kurun waktu 3 minggu.
pH saliva mempengaruhi force decay elastomeric chain karena dalam rongga mulut elastomeric chain tersebut menyerap saliva, dan menyebabkan adanya pembagian ikatan internal dan deformasi tetap terhadap materi yang ada. Selain itu,
dengan cairan dan kotoran bakteri. Hal ini mengarah pada kekuatan yang sampai ke bagian gigi.
2.8 Penggunaan Elastomeric Chain
2,3,7,12,13
Dibidang ortodonti, Penggunaan elastomeric chain di klinik antara lain digunakan untuk pergerakan gigi. Elastomeric chain dapat menghasilkan force yang digunakan untuk penutupan diastema, retraksi gigi kaninus, koreksi rotasi dan midline serta pergerakan gigi intra-arch, yang diaplikasikan tergantung arah dan regangan.
2
A
Gambar 3. Penggunaan elastomeric chain16-17
A. Penutupan diastema B. Koreksi gigi berjejal
DAFTAR PUSTAKA
1. Bramantio. Pengaruh Lama dan Jarak Peregangan terhadap Besar Gaya Elastik Karet Ortodonti. FKG UI. 1999 : 1-44
2. Hussein El-Hassanein. Otrhodontic elastics. Al-Azhar University Cairo.2007 : 1-30
3. Ferriter J, Meyers C, Lorton L.The effect of hydrogen ion concentration on the
force degradation rate of orthodontic polyurethane chain elastics. Am J
Orthod Dentofac Orthop. 1990 ; 98 : 404-410.
4. Bishara SE, Andreasen GF.A Comparison of time related forces between
plastic Alastiks and Latex elastics.Angle Orthod.1970;40:319-328.
5. Brantley,Wiliam A. Orthodontic Materials : Scientific and Cinical Aspects. Thieme New York. USA. 2001: 174-187.
6. Wong A. Orthodontic elastic materials.Angle Orthod. 1976 ; 46 : 196-205 7. Baty DL et al. Force delivery properties of coloured elastomeric modules.Am
J Orthod. 1994 ;106:40-46
8. Andreasen. GF, Bishara.S. Comparison of alastik chains with elastics involved
with intra-arch molar forces.Angle Orthod. 1970; 40: 151-158
9. Lu T, Wang W, Tang T, Chen J : Force decay of elastomeric chain- A serial
study.Part II. Am j Orthod Dentofac Orthop. 1993 ; 373-377.
10.Young J,Sandrik J.Influence of preloading on stress relaxation of orthodontic
11.Nanda, Ravindra. Biomechanics in clinical orthodontics. W.B Sunders company.Philadelphia. 1996: 206-214
12.Ash J, Nikolai R. Relaxation of orthodontic elastomeric chains and modules in
vitro and in vivo.Angle Orthod. 1970; 40 : 319-328.
13.Storie DV, Regenniter F, von Fraunhofer JA. Characteristics of a
fluoride-releasing elastomeric chain.Angle Orthod. 1994;3:199-210.
14.Von Fraunhofer J.A., Coffelt M-T.P.,Orbell G.M. The effects of artificial
saliva and topical fluoride treatments on the degradation of elastic properties
of orthodontic chains. Angle Orthod.1992; 4 : 265-274.
15.Hanafiah, Kemas Ali. Rancangan percobaan aplikatif.Ed1-Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, 2005
16.Moyers, Robert E. Handbook of orthodontics. ed 4.1988:518
17.Viazis, Anthony D. Atlas of rthodontics : principles and clinical
Lampiran 1
Kerangka Teori
Elastik Ortodonti
Elastik karet Elastik sintetis
Elastomeric chain
Bahan dasar dan sifat kimia
Kelebihan dan kekurangan
pH saliva waktu
penggunaan Initial
force
Jenis-jenis
Pergerakan gigi
Force Decay
Lampiran 2 Kerangka Konsep
Elastik Ortodonti
Elastik karet Elastik sintetis
Elastomeric chain
diregang
Force
- pH saliva - waktu
Lampiran 3
Jadwal Pelaksanaan Skripsi
Lampiran 4
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Tanggal penelitian Hal yang dilakukan 1. 19 Apri 2010 - Persiapan alat dan bahan.
- Pengukuran awal
t (0) force elastomeric chain - Pembuatan saliva sesuai dengan pH
masing-masing.
- Peregangan dan perendaman
elastomeric chain ke dalam saliva
- Penyimpanan ke dalam inkubator 2. 20 Apri 2010 - Pengukuran force elastomeric chain
pada waktu 1 hari
3. 23 April 2010 - Penggantian saliva buatan 4. 26 April 2010 - Penggantian saliva buatan dan
Pengukuran force elastomeric chain pada waktu 1 minggu
5. 30 April 2010 - Penggantian saliva buatan buatan 6. 3 Mei 2010 - Penggantian saliva buatan dan
pengukuran force elastomeric chain pada waktu 2 minggu
7. 7 Mei 2010 - Penggantian saliva buatan 8. 10 Mei 2010 - Penggantian saliva buatan dan
Lampiran 5 Alur Penelitian
Elastomeric chain merk Ortho Organizer tipe long berwarna bening
dengan panjang 20 mm sebanyak 140 buah diregang 32 mm diantara paku pada pelat plastik
pH 4
Perendaman ke dalam masing-masing pH saliva dan diangkat pada saat pengukuran
Lampiran 6
Hasil Rerata Pengukuran Force Decay Elastomeric Chain 140 Sampel dari Masing-Masing pH dan Waktu
pH 4 Sampel Rata-rata
Waktu (t) 1 2 3 4
0 243,6 243,6 246,7 246,7 245,15
1 hari 174,8 174,9 174,9 175 174,9
1 minggu 174,4 174,4 174,8 174,8 174,6
2 minggu 130 131,2 131,2 134,3 131,67
3 minggu 128,1 131,7 137,4 137,4 133,65
pH 5 Sampel Rata-rata
Waktu (t) 1 2 3 4
0 243,6 243,6 246,7 246,7 245,15
1 hari 171,7 171,7 174,8 174,8 173,25
1 minggu 168,6 168,6 174,4 174,4 171,5
2 minggu 124,8 124,8 125 125,2 124,95
3 minggu 125 125 128,1 128,1 126,55
pH 6 Sampel Rata-rata
Waktu (t) 1 2 3 4
0 243,6 243,6 246,7 246,7 245,15
1 hari 168,6 171,7 174,8 175 172,52
1 minggu 156,2 159,3 162,4 168,6 161,62
2 minggu 125,7 125,8 125,9 128,1 156,77
3 minggu 124,8 124,8 124,8 127,9 125,57
pH 7 Sampel Rata-rata
Waktu (t) 1 2 3 4
0 243,6 243,6 246,7 246,7 245,15
1 hari 159,3 168,6 168,6 171,7 167,05
1 minggu 156,2 156,2 156,2 159,3 156,97
2 minggu 122,6 122,6 124,8 124,8 123,7
pH 8 Sampel Rata-rata
Waktu (t) 1 2 3 4
0 243,6 243,6 246,7 246,7 245,15
1 hari 153,1 156,2 156,2 162,4 156,97
1 minggu 150 153,1 156,2 156,2 153,87
2 minggu 118,6 124,8 125 125 123,35
3 minggu 118,6 118,6 115,6 115,6 117,1
pH 9 Sampel Rata-rata
Waktu (t) 1 2 3 4
0 243,6 243,6 246,7 246,7 245,15
1 hari 146,6 150 156,2 159,3 153,02
1 minggu 140,3 140,3 149,8 149,8 145,05
2 minggu 112,4 118,6 118,6 118,6 118,6
3 minggu 109,3 109,3 106,2 106,2 107,75
pH 10 Sampel Rata-rata
Waktu (t) 1 2 3 4
0 243,6 243,6 246,7 246,7 245,15
1 hari 137,4 137,4 143,6 143,6 140,5
1 minggu 134,3 134,3 137,4 137,4 135,85
2 minggu 109,3 112,4 118,6 118,6 114,72
Lampiran 7
Hasil Perhitungan Perbedaan Force Decay Elastomeric Chain Berdasarkan pH Saliva
Descriptives
Force Decay
20 171,995 42,2613 9,4499 152,216 191,774 128,1 246,7 20 168,280 44,9060 10,0413 147,263 189,297 124,8 246,7 20 166,250 44,8706 10,0334 145,250 187,250 124,8 246,7 20 162,575 46,3578 10,3659 140,879 184,271 118,6 246,7 20 159,290 47,0353 10,5174 137,277 181,303 115,6 246,7 20 153,605 50,1629 11,2168 130,128 177,082 106,2 246,7 20 147,220 52,5013 11,7396 122,649 171,791 99,8 246,7 140 161,316 46,6554 3,9431 153,520 169,113 99,8 246,7 pH 4
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for
Mean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances
Force Decay
,138 6 133 ,991
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
ANOV A
Force Decay
9014,584 6 1502,431 ,681 ,665
293550,0 133 2207,143
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons Dependent Variable: Force Decay
LSD
3,7150 14,8565 ,803 -25,670 33,100
5,7450 14,8565 ,700 -23,640 35,130
9,4200 14,8565 ,527 -19,965 38,805
12,7050 14,8565 ,394 -16,680 42,090
18,3900 14,8565 ,218 -10,995 47,775
24,7750 14,8565 ,098 -4,610 54,160
-3,7150 14,8565 ,803 -33,100 25,670
2,0300 14,8565 ,892 -27,355 31,415
5,7050 14,8565 ,702 -23,680 35,090
8,9900 14,8565 ,546 -20,395 38,375
14,6750 14,8565 ,325 -14,710 44,060
21,0600 14,8565 ,159 -8,325 50,445
-5,7450 14,8565 ,700 -35,130 23,640
-2,0300 14,8565 ,892 -31,415 27,355
3,6750 14,8565 ,805 -25,710 33,060
6,9600 14,8565 ,640 -22,425 36,345
12,6450 14,8565 ,396 -16,740 42,030
19,0300 14,8565 ,202 -10,355 48,415
-9,4200 14,8565 ,527 -38,805 19,965
-5,7050 14,8565 ,702 -35,090 23,680
-3,6750 14,8565 ,805 -33,060 25,710
3,2850 14,8565 ,825 -26,100 32,670
8,9700 14,8565 ,547 -20,415 38,355
15,3550 14,8565 ,303 -14,030 44,740
-12,7050 14,8565 ,394 -42,090 16,680
-8,9900 14,8565 ,546 -38,375 20,395
-6,9600 14,8565 ,640 -36,345 22,425
-3,2850 14,8565 ,825 -32,670 26,100
5,6850 14,8565 ,703 -23,700 35,070
12,0700 14,8565 ,418 -17,315 41,455
-18,3900 14,8565 ,218 -47,775 10,995
-14,6750 14,8565 ,325 -44,060 14,710
-12,6450 14,8565 ,396 -42,030 16,740
-8,9700 14,8565 ,547 -38,355 20,415
-5,6850 14,8565 ,703 -35,070 23,700
6,3850 14,8565 ,668 -23,000 35,770
-24,7750 14,8565 ,098 -54,160 4,610
-21,0600 14,8565 ,159 -50,445 8,325
-19,0300 14,8565 ,202 -48,415 10,355
-15,3550 14,8565 ,303 -44,740 14,030
-12,0700 14,8565 ,418 -41,455 17,315
-6,3850 14,8565 ,668 -35,770 23,000
(J) pH
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
Lampiran 8
Hasil Perhitungan Perbedaan Force Decay Elastomeric Chain Berdasarkan pH Saliva yang Berbeda-Beda pada Waktu Perendaman 0 Jam
Descriptives
Force Decay
4 245,150 1,7898 ,8949 242,302 247,998 243,6 246,7 4 245,150 1,7898 ,8949 242,302 247,998 243,6 246,7 4 245,150 1,7898 ,8949 242,302 247,998 243,6 246,7 4 245,150 1,7898 ,8949 242,302 247,998 243,6 246,7 4 245,150 1,7898 ,8949 242,302 247,998 243,6 246,7 4 245,150 1,7898 ,8949 242,302 247,998 243,6 246,7 4 245,150 1,7898 ,8949 242,302 247,998 243,6 246,7 28 245,150 1,5784 ,2983 244,538 245,762 243,6 246,7 pH 4
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for
Mean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances
Force Decay
. 6 . .
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
ANOV A