• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontrak Kerja pondasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kontrak Kerja pondasi"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

SURAT PERJANJIAN BORONGAN No. 021/SPK/RUM-SS/GIDURI/2008

PELAKSANAAN PEKERJAAN : ELEKTRIKAL – MEKANIKAL BAY TRAFO PERALATAN 150kV dan 20 KV SERTA TRAFO RELOKASI 30 MVA DI Gardu Induk DURI

.

Pada hari ini tanggal Dua Puluh Sembilan bulan Agustus tahun Dua Ribu Delapan, kami yang bertanda tangan dibawah ini :

I. Nama : Afrinaldi Pekerjaan : Direktur

Alamat : Jl. Rajawali No. 86 F Sukajadi Pekanbaru

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. Rianda Usaha Mandiri, berkedudukan di Jalan Rajawali No. 86, Kotamadya Pekanbaru, Propinsi Riau, selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

II. Nama : Sudarto Pekerjaan : Swasta

Alamat : Jln. Aluminium 1 LK XII – Tanjung Mulia - Medan

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama sendiri, berkedudukan di Jln. Aluminium 1 LK XII – Tanjung Mulia, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera, Utara selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Berdasarkan Kepada :

- Surat Penawaran Pekerjaan

“PIHAK PERTAMA” dan “PIHAK KEDUA” telah sepakat dan setuju untuk mengikat diri dalam suatu perjanjian borongan dengan ketentuan – ketentuan dan syarat – syarat sebagaimana tercantum dalam pasal – pasal dibawah ini.

Pasal 1 Maksud Perjanjian

“PIHAK PERTAMA” memberikan tugas kepada “PIHAK KEDUA” untuk melaksanakan pekerjaan tersebut dalam pasal 2 dan “PIHAK KEDUA” mengaku telah menerima tugas tersebut dan mengikatkan diri sebagai pemborong pelaksana pekerjaan tersebut untuk “PIHAK PERTAMA” dengan sebaik – baiknya sesuai dengan hasil analisa dari pihak pemberi pekerjaan kepada “PIHAK KEDUA”.

Pasal 2 Pokok Pekerjaan Pekerjaan yang dimaksud dalam Pasal-1 adalah :

ELEKTRIKAL – MEKANIKAL BAY TRAFO PERALATAN 150kV dan 20 KV SERTA TRAFO RELOKASI 30 MVA DI Gardu Induk DURI,

Meliputi pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :

1. Paralel Kubikel

2. Sistem Pentanahan Lengkap 3. Jumper busbar

4. Function Test

(2)

Pasal 3

Referensi Pelaksanan Pekerjaan

1. Untuk pelaksanaan pekerjaan ini berlaku dan mengikat :

 Rencana Kerja dan Syarat – Syarat Pekerjaan, Jadwal Waktu, Gambar – Gambar Kerja serta dokumen yang terkait dengan pelelangan (RKS). No.009.RKS/P2BJ-TEK1/P3BS/2007, Tanggal 13 Juli 2007.

 Pola Kerja yang telah ditentukan dan petunjuk – petunjuk baik secara tertulis maupun secara lisan yang diberikan oleh PT. PLN (Persero) P3BS.

 Peraturan-peraturan Pemerintah dan Peraturan-peraturan Daerah serta peraturan-peraturan lainnya yang berlaku dan yang bersangkutan dengan pekerjaan yang dimaksud dalam pasal-2 termasuk ketentuan-ketentuan yang menyangkut pekerjaan-pekerjaannya maupun yang menyangkut “PIHAK KEDUA” selaku Pelaksana, juga berlaku dan mengikat pelaksanaan pekerjaan ini.

Pasal 4

Pimpinan dan Laporan Pelaksanaan Pekerjaan Di Lapangan

1. PIHAK KEDUA harus menunjuk salah satu staffnya yang berkompeten sebagai pimpinan pelaksana pekerjaan yang mempunyai wewenang / kuasapenuh untuk mewakili PIHAK KEDUA dalam Pelaksanaan Pekerjaan sesuai petunjuk - petunjuk dari PIHAK PERTAMA.

2. PIHAK KEDUA wajib menyampaikan laporan progress berupa laporan kemajuan pekerjaan, foto dan dokumentasi yang memuat bagian – bagian penting dari Pelaksanaan Pekerjaan secara berkala dimulai dari waktu pelaksanaan hingga berakhirnya pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat 1 perjanjian ini.

Pasal 5

Waktu Pelaksanan dan Tempat Penyerahan Pekerjaan

1. Jangka waktu pelaksanan pekerjaan termaksud dalam pasal-2 sampai saat ini penyerahan hasil pekerjaan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA ditetapkan selama pekerjaan tersebut hingga beroperasinya pekerjaan ELEKTRIKAL – MEKANIKAL BAY TRAFO PERALATAN 150kV dan 20 KV SERTA TRAFO RELOKASI 30 MVA DI Gardu Induk DURI.

2. Apabila tidak ditentukan lain jangka waktu pelaksanaan pekerjaan tersebut dalam Ayat 1 pasal ini serta kondisi jadwal.

3. Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Surat Perjanjian ini harus diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA di GI Duri Unit Pelayanan Transmisi Padang PT. PLN (Persero) P3B Sumatera.

Pasal 6

Harga Borongan, Syarat dan Tata Cara Pembayaran

1. Jenis Kontrak adalah "“Lump Sum Contract” “Kontrak harga borongan. 2. Harga borongan yang telah disetujui oleh kedua belah pihak untuk jasa

(3)

3. Harga Pekerjaan sebagaimana dimaksud didalam ayat 2 pasal ini adalah tetap, tidak berubah dan tidak tergantung pada kurs mata uang asing. 4. Harga Jasa Pekerjaan Borongan dalam ayat 2 Pasal ini, termasuk semua

biaya peralatan kerja, biaya angkut, biaya tenaga kerja, biaya upah supervisi, teknisi dan lain sebagainya yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan sesuai Pasal 2 perjanjian ini menjadi tanggungan PIHAK KEDUA.

5. PIHAK KEDUA tidak dapat menuntut perubahan harga/kenaikan harga pekerjaan yang telah disepakati sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 pasal ini atau tambahan biaya apapun juga, walaupun terjadi kenaikan harga barang ataupun yang berhubungan dengan pelaksanaan perjanjian ini kecuali terjadi tindakan kebijakan pemerintah dibidang ekonomi dan moneter yang diumumkan secara resmi dan diatur dalam Peraturan Pemerintah.

6. PIHAK PERTAMA berkewajiban menyelesaikan pembayaran – pembayaran dalam Ayat 2 Pasal ini dengan mekanisme sebagai berikut : a. Pembayaran Tahap 1 dibayarkan sebesar 30% dari jumlah biaya sesuai

ayat 1 pasal ini diawal perjanjian dalam kondisi 0 % (nol persen) progress pekerjaan.

b. Pembayaran Tahap II sebesar 35 % dari nilai pekerjaan setelah dikurangi pembayaran tahap 1, apabila PIHAK KEDUA telah menyelesaikan 75 % sesuai progress pekerjaan.

c. Pembayaran Tahap III sebesar 35% dari nilai pekerjaan, setelah dikurangi pembayaran tahap 1 dan II, , apabila PIHAK KEDUA telah menyelesaikan 100 % sesuai progress pekerjaan.

7. Pembayaran Pekerjaan dilaksanakan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dengan cara pemindahbukuan kedalam rekening PIHAK KEDUA sesuai ayat 7 pasal ini..

8. Penagihan harga Pekerjaan Borongan diajukan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dengan melampirkan Progres Report pekerjaan yang telah diselesaikan dan Nota Penagihan yang telah ditandatangani oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan ayat 7 pasal ini.

Pasal 7

Denda Keterlambatan

1. Apabila penyelesaian pekerjaan sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat 1 surat perjanjian ini melampaui batas waktu yang telah ditetapkan dalam pasal 4 ayat 1 surat perjanjian ini, maka PIHAK KEDUA akan dikenakan sanksi denda keterlambatan sebesar 1/1000 (satu per seribu) dari jumlah nilai pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 surat perjanjian ini untuk setiap hari keterlambatan.

2. PIHAK KEDUA dibebaskan dari denda sebagaimana dimaksud ayat 1 (satu) pasal ini apabila keterlambatan tersebut dapat dibuktikan sebagai force mejeure.

Pasal 8 Force Majeure

(4)

2 Bila Force Majure, PIHAK KEDUA harus memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA secara tertulis selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah terjadinya Force Majeure.

3 Segala akibat yang timbul akibat Force Majeure akan segera diselesaikan bersama oleh Para Pihak atas dasar musyawarah dan mufakat.

Pasal 9

Masa Pemeliharaan

1. PIHAK KEDUA dalam jangka waktu 180 (seratus delapan puluh) hari kalender terhitung setelah dilakukan penyerahan pekerjaan, wajib melakukan pemeliharaan terhadap pekerjaan tersebut yang selanjutnya jangka waktu dimaksud disebut Masa Pemeliharaan.

2. Apabila dalam Masa Pemeliharaan PIHAK KEDUA terjadi kecacatan atas pekerjaan yang telah diserahkan kepada PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA wajib melakukan perbaikan – perbaikan yang dianggap perlu. 3. Seluruh biaya yang timbul untuk melaksanakan perbaikan sepenuhnya

menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA. Pasal 10 Asuransi

1. PIHAK KEDUA berkewajiban mengasuransikan tenaga kerjanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku

2. PIHAK KEDUA berkewajiban mengasuransikan barang dan atau perlatan yang mempunyai resiko tinggi terjadi kecelakaan.

3. Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat memenuhi ketentuan pada ayat 1 dan 2 pasal ini, maka proses pembayaran tidak dapat dilaksanakan.

Pasal 11

Perubahan dan Penambahan Surat Perjanjian

Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat Perjanjian ini maupun penambahan atas Surat Perjanjian ini, bila dianggap perlu oleh kedua belah pihak akan diatur dalam Addendum ataupun amandemen dari Surat Perjanjian ini.

Pasal 12

Penyelesaian Sengketa Dan Pemilihan Domisili Hukum

1. Bila terjadi kurang persesuaian paham antara kedua belah pihak, maka pada dasarnya akan diselesaikan secara musyawarah.

2. Apabila penyelesaian secara musyawarah tidak dapat disepakati atau diselesaikan secara damai maka Para Pihak sepakat untuk menyelesaikannya di hadapan Pengadilan yang berwenang.

3. Mengenai perjanjian dan segala akibat yang ditimbulkannya, Para Pihak memilih domisili hukum secara tetap dan tidak berubah di Kantor Panitera Pengadilan Negeri Pekanbaru.

(5)

Pasal 13 Penutup

Surat Perjanjian ini aslinya dibut dalam rangkap 2 (dua) yang mempunyai kekuatan hukum yang sama dan ditandatangani diatas materai secukupnya masing-masing untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.

Demikian surat perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di Pekanbaru, pada hari tanggal bulan dan tahun tersebut diatas serta berlaku sehari setelah tanggal tersebut.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

PT. RIANDA USAHA MANDIRI

AFRINALDI Sudarto

Referensi

Dokumen terkait

Syarat sahnya perjanjian kerja menurut Pasal 52 ayat (1) Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yaitu Perjanjian Kerja harus dibuat berdasarkan kesepakatan

(2) Ketentuan mengenai prosedur pelayanan perizinan terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Bupati.. (2) Batas waktu proses

Apabila waktu penyelesaian tersebut pada ayat (1) pasal ini PIHAK KEDUA tidak dapat memenuhi dan tidak mengajukan permintaan amandemen kontrak untuk perpanjangan waktu

(1) Penyusunan Rencana Umum Jaringan Trayek perkotaan yang melampaui batas wilayah kabupaten/kota dalam 1 (satu) provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (3)

Apabila sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) di atas untuk melaksanakan Penugasan Pelaksanaan Program Pengabdian

(1)   Apabila  penyelesaian  kerugian  Daerah  melalui  Upaya  Damai  sebagaimana  dimaksud  pada  Pasal  15  ayat  (1)  tidak  berhasil,  maka  Ketua 

(1) Keputusan dan/atau Tindakan yang ditetapkan dan/atau dilakukan dengan melampaui Wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf a dan Pasal 18 ayat (1)

Apabila dalam pelaksanaan perjanjian kerja ini terjadi perselisihan, maka Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah; b.. Apabila penyelesaian