• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL 3 PASCA PANEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODUL 3 PASCA PANEN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL 3

PASCA PANEN JAHE

PEMBUATAN JAHE INSTAN

A. TUJUAN

 Mengetahui cara pasca panen dalam proses pembuatan jahe instan sehingga

memberikan nilai tambah pada panen jahe

 Mengetahui cara penanganan yang baik pada jahe  Serta dapat membedakan beberapa veriatas jahe

Indikator Keberhasilan

 Didapat serbuk jahe instan yang kering dan berwarna agak putih dan jika diseduh

dengan air panas dapat larut dan tidak meninggalkan ampas

B. PENDAHULUAN

PASCA PANEN JAHE

Pemanenan jahe tergantung pada produk akhir yang diinginkan walaupun umumnya jahe dipanen setelah umur 8-12 bulan. Untuk konsumsi segar sebagai bumbu, maka jahe dipanen pada umut 8 bulan. Sedangkan untuk keperluan bibit,maka jahe dipanen umur 10 bulan atau lebih. Sementara untuk keperluan asinan jahe, dipanen muda, yaitu umur 3-4 bulan.

Mutu jahe yang baik hanya akan diperoleh bila pemanenan dilakukan pada tingkat kematangan yang cukup. Pemanenan dilakukan pada pagi hari dan produk harus diletakkan ditempat yang teduh.

Panen jahe dilakukan dengan cara membongkar seluruh tanaman menggunakan cangkul atau pupuk. Agar rimpang hasil panen tidak lecet dan tidak terpotong, maka perlu kehati-hatian waktu panen karena akan mengurangi mutu jahe. Rimpang dibersihkan dari kotoran dan tanah yang menempel.

(2)

Pengangkutan jahe dari kebun ke tempat pengumpulan yang kuranng baik mengakibatkan kerusakan fisik pada jahe tersebut. Lokasi dan kondisi tempat pengumpulan jahe perlu diperhatikan agar dapat memperkirakan penanganan jahe yang harus dilakukan.

Prose pengumpulan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

 Lokasi pengumpulan atau penampungan harus dekat dengan tempat penanaman agar

tidak terjadi penyusutan atau penurunan kualitas akibat pengangkutan dari dan ke tempat penampungan.

 Wadah sebagai tempat penempungan antara lain berupa keranjang,peti atau karung

goni yang digunakan untuk mengangkut hasil panen ke tempat penampungan sementara atau gudang penyimpanan. Hindarkan dari kontak langsung dengan sinar matahari.

 Perlakuan /tindakan penanganan dan spesifikasi wadah yang digunakan harus

disesuaikan dengan sifat dan karakteristiknya.

Pencucian

Pencucian dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan kotoran (tanah) serta residu pestisida. Pembersihan kotoran berupa debu, tanah, serpihan dedaunan dapat disemprot dengan air. Pada saat pencucian jahe tidak boleh di gosok agar tidak lecet.

Cara pencucian hendaknya mengikuti cara yang baik, yaitu :

 Menggunakan standar bahanmutu air (standar air minum) untuk mencuci, guna

menghindari kontaminasi terhadap produk dari organisme serta bahan pencemar lainnya.

 Menurunkan panas lapang atau berfungsi sebagai pre cooling.

 Pengeringan dapat dilakukan dengan menggunakan alat penirisan (spiner) atau

hembusan angin ke arah komoditas yang telah dicuci.

Grading

(3)

Berdasarkan standar perdagangan, mutu rimpang jahe segar dikategorikan sebagai beriku

 Kategori Persyaratan

 Mutu I Bobot 250 g/rimpang, kulit tidak terkelupas, tidak mengandung benda asing

dan kapang

 Mutu II Bobot 150-249 g/rimpang, kulitnya tidak terkelupas, tidak mengandung

benda asing dan kapang

 Mutu III Bobot sesuai analisis, kulit yang terkelupas maksimum 10%, benda asing

maksimum 3% dan kapang maksimum 10%

Pasca panen

Untuk di jual segar, jahe dapat langsung dikemas dengan menggunakan peti kayu berongga agar sirkulasi udara lancar. Tetapi bila diinginkan dalam bentuk kering atau simplisia, dilakukan penirisan rimpang setebal 1-4mm. Untuk mendapatkan simplisia dengan tekstur menarik, sebelum diiris rimpang di rebus beberapa menit sampai terjadi proses gelatinisasi. Rimpang yang sudah diiris, selanjutnya dikeringkan dengan panas matahari atau dengan pengeringan buatan/oven pada suhu 36-460C. Bila kadar air telah mencapai 8-10%, yaitu rimpang sudah bisa dipatahkan, maka pengeringan sudah dianggap cukup.

Selain itu, dikenal pula jahe gelondongan (jahe putih kecil dan jahe merah) yang diproses dengan cara rimpang jahe utuh ditusuk-tusuk agar air keluar sebagian, kemudian di jemur panas matahari atau di oven sampai kering atau kadar airnya mencapai 8-10%. Rimpang kering dapat dikemas dalam peti, karung atau plastik yang kedap udara dan dapat disimpan dengan aman apabila kadar air sudah rendah.

Untuk proses pengangkutan harus memperhatikan hal-hal berikut :

 Dalam pengangkutan jahe mulai dari lapangan (tempat pengumpulan hasil panen)

sampai ke konsumen perlu di perhatikan sifat/karakteristik jenis produk tersebut yang diangkut, lamanya perjalanan, serta alat/sarana pengangkutan yang digunakan.

 Jahe yang diangkut sebaiknya terhindar dari sinar matahari secara langsung selama

(4)

 Selama pengangkutan, jahe yang diangkut dijaga dari kemungkinan terjadinya

benturan, gesekan dan tekanan yang terlalu berat sehingga dapat menimbulkan kerusakan atau menurunnya mutu produk jahe.

JAHE INSTAN

Membuat Jahe Instan - Jahe memiliki manfaat yang luar biasa bagi kesehatan manusia. Tanaman Jahe mengandung minyak atsiri dan oleoresin yang bisa digunakan untuk bahan kecantikan maupun obat-obatan. Selain itu, jahe juga dapat berfungsi sebagai peluruh lambung, mengobati sakit pinggang dan ecok yang sering menyerang otot, mengobati demam, nyeri, dan muntah-muntah, serta bermanfaat untuk menambah stamina agar tubuh tetap bugar. Oleh karena itu, mengkonsumsi jahe secara ruting sangat baik pengaruhnya bagi kesehatan dan kebugaran tubuh.

JAHE INSTAN

Jahe selain dapat digunakan untuk bumbu masakan, juga sering dikonsumsi sebagai wedang jahe, terutama di daerah dingin untuk menghangatkan tubuh. Di daerah bersuhu dingin, meminum wedang jahe hangat memiliki kenikmatan tersendiri. Namun, kadang kala kita sedikit malas untuk membuat wedang jahe karena memang sediki rumit, apalagi harus membersihkan rimpang terlebih dahulu, kemudian dibakar, sebelum akhirnya jahe direbus. Untuk mengatasi kemalasan itu, salah satu upaya pengolahan jahe adalah dengan membuat jahe instan. Sehingga jahe bisa dibuat minuman dengan mudah sewaktu-waktu membutuhkan.

(5)

tinggi, hal ini terbukti dari peningkatan kebutuhan bahan baku jahe dari perusahaan-perusahaan yang memproduksi jahe instan. Disamping itu, pembuatan jahe instan ini juga bertujuan memberikan nilai tambah terhadap produk pertanian terutama pada pelaku usaha budidaya jahe ketika harga jahe sedang jatuh. Dengan teknik pengolahan jahe instan ini, diharapkan petani memiliki peluang untuk meningkatkan penghasilan, dan merupakan kegiatan subsektor pertanian yang dapat dikerjakan oleh ibu-ibu yang notabenenya berasal dari keluarga petani. Namun, sebetulnya usaha pengolahan hasil ini juga bisa dilakukan secara profesional oleh setiap orang yang mau dan berkeinginan untuk terjun di bidang ini dan memiliki peluang pemasaran yang besar.

C. METODOLOGI PERCOBAAN

1. Rimpang jahe dikupas dan dibersihkan dari kotoran dengan cara dicuci dengan air bersih bersama dengan sereh dan daun pandan

2. Parut semua bahan hingga menjadi adonan yang halus danlembut, kemudian diperas untuk diambil sarinya dengan penyaringan

(6)

4. Kemudian dimasak denganapi sedang bahkan sedikit kecil. Perhatian wajan yang digunakan haruslah benar-benar bersih dari kotoran dan minyak karena bisa menyababkan produkk gagal

5. Selama pemanasan pengadukan terus dilakukan agar tidak terjadi penggumpalan dan hangus. Pemasakan terus dilakukan hingga terbentuk adonan yang kental dan berkesan berminyak

6. Selanjutnya ditambahkan setengah volume gula pasir yang masih tersisa dengan terus dilakukan pengadukan

7. Pemasakan dan pengadukan terus dilakukan hingga adonan yang semula basah berubaha menjadi kering dan berbentuk kristal atau serbuk

8. Dalam keadaan panas, serbuk dihancurkan atau dihaluskan dnegan menggunakan pengaduk hingga menjadi serbuk yang ,lembut

9. Serbuk yang telah hancur kemudian diayak hingga diperoleh jahe instan yang bernar – benar lembut

Referensi

Dokumen terkait