• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PERKULIAHAN KREATIF FUNDAMENTAL. Berfikir Kreativitas dan Problem Solving. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL PERKULIAHAN KREATIF FUNDAMENTAL. Berfikir Kreativitas dan Problem Solving. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL PERKULIAHAN

MODUL PERKULIAHAN

MODUL PERKULIAHAN

MODUL PERKULIAHAN

KREATIF

KREATIF

KREATIF

KREATIF

FUNDAMENTAL

FUNDAMENTAL

FUNDAMENTAL

FUNDAMENTAL

Berfikir Kreativitas dan Problem Solving

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

ILMU KOMUNIKASI MARCOMM

& ADVERTISING

0

06

0

0

6

6

6

43037 Robby, S.Sos, MM

Abstract

Kompetensi

Berpikir kreatif merupakan suatu cara yang dianjurkan. Dengan cara itu seseorang akan mampu melihat persoalan dari banyak perspektif. Pasalnya, seorang pemikir kreatif akan menghasilkan lebih banyak alternatif penyelesaian masalah.

Setelah mempelajari modul ini, mahasisiwa diharapkan mengerti akan memecahkan ksus masalah dengan berfikir secara kreatif.

(2)

Pendahuluan

Sesuai dengan perkembangan zaman yang semakin kompleks dan banyak macamnya, maka masalah-masalah kehidupan itupun muncul dan semakin kompleks. Perkembangan zaman tersebut menuntut kita untuk berkompetisi dan dalam memenuhi segala kebutuhan hidup. Hanya orang-orang yang tangguh, disiplin, dan tekunlah yang dapat bersaing dalam kehidupan yang demikian.

Kesuksesan hidup individu sangat ditentukan oleh kemampuannya untuk secara kreatif menyelesaikan masalah, baik dalam skala besar maupun kecil. Individu yang kreatif dapat memandang suatu masalah dari berbagai persepktif. Cara pandang demikian memungkinkan individu tersebut memperoleh berbagai alternatif solusi yang sesuai untuk menyelesaikan masalah tersebut. Betapa pentingnya kreativitas juga dikemukakan oleh DeBono (McGregor, 2007). Menurutnya, individu memerlukan kreativitas untuk meningkatkan kualitas hidup mereka, mendesain sesuatu, menyelesaikan masalah, mengkreasi perubahan, dan meningkatkan efisiensi serta efektivitas suatu sistem.

Dalam kehidupan maupun dunia kerja sangat dibutuhkan sekali berfikir kreatifitas serta cekatan dalam menyelesaikan dalam suatu masalah yang terjadi. Menurut Career

Center Maine Department of Labor beberapa karakteristik individu yang dikehendaki dunia

kerja adalah:

(1) mempunyai kepercayaan diri.

(2) mempunyai motivasi untuk berprestasi.

(3) menguasai keterampilan-keterampilan dasar seperti membaca, menulis, mendengarkan, berbicara, dan melek komputer (computer literacy).

(4) menguasai keterampilan berpikir, seperti memecahkan masalah (problem solving), membuat soal (problem posing), mengambil keputusan (decision making), berpikir analitis (analythical thinking), dan berpikir kreatif (creative thinking) .

(5) menguasai keterampilan interpersonal, seperti kemampuan berkerja dalam tim dan melakukan negosiasi.

Kreativitas dan pemecahan masalah juga menjadi kemampuan yang dituntut dunia bisnis sebagaimana dikemukakan Business in the Community/BITC (McGregor, 2007) bahwa dunia bisnis memerlukan individu-individu dengan kemampuan komunikasi baik, kemampuan bekerja dalam tim, dan kemampuan pemecahan masalah.

(3)

Hubungan antara berpikir kreatif dan pemecahan masalah menarik untuk dikaji. Selama ini pemecahan masalah sering dipandang sebagai keterampilan yang bersifat mekanistis, sistematis, dan abstrak. Namun, seiring berkembangnya teori-teori belajar kognitif, pemecahan masalah lebih dipandang sebagai aktivitas mental yang kompleks yang memuat berbagai keterampilan kognitif. Dalam konteks sebagaimana diuraikan diatas, berpikir kreatif dipandang sebagai syarat bagi tumbuhnya kemampuan pemecahan masalah. Namun, sebaliknya, pemecahan masalah dapat pula dipandang sebagai sarana untuk menumbuhkan kreativitas. Perlu diketahui bahwa pemecahan masalah mempunyai berbagai peran, yakni sebagai kemampuan, pendekatan, dan sebagai konteks. Mengingat kreativitas tidak tumbuh dalam suasana atau ruang hampa, maka ia memerlukan sarana atau konteks.

Setiap masalah-masalah dalam kehidupan ini harus dipecahkan, kadang kalau tidak dipecahkan maka akan tetap akan menjadi masalah, bahkan bisa membesar atau beranak pada masalah lain. Unsur kreatif dalam memecahkan masalah amatlah penting, semakin kreatif seseorang maka akan semakin banyak jalan untuk menyelesaikan permasalahan. berpikir merupakan alat utama pemecahan masalah dalam kehidupan seseorang,dengan berpikir kita akan lebih mudah menyelesaikan masalah dalam kehidupan. berpikir kreatif merupakan salah satu cara yang dianjurkan oleh para psikolog, dengan cara itu seseorang akan mampu melihat persolan dari banyak perspektif karena seorang pemikir kreatif akan menghasilkan lebih banyak alternatif untuk memecahkan masalah. Para ahli mendefinisikan berfikir kreatif merupakan cara berpikir yang menghasilka sesuatu yang baru dalam konsep, pengertian dan penemuan. Syarat untuk berpikir kreatif ada 2 hal yaitu pertama sesuatu yang dihasilkannya harus dapat memecahkan persoalan secara realistis. Yang kedua hasil pemikirannya harus merupakan upaya mempertahankan suatu pengertian atau pengetahuan yang murni. dengan kata lain, pemikirannya harus murni berasal dari pengetahuan atau pengertiannya sendiri, bukan jiplakan atau tiruan. Ada juga para ahli lain yang menyebutkan bahwa berpikir kreatif bisa dilakukan dengan berpikir analogis, jadi proses berpikirnya dengan cara menganalogikan sesuatu dengan hal lain yang sudah dipahami. Kalau menurut pemahaman si pemikir, kesuksesan adalah keberhasilan mencapai suatu tujuan, maka saat ia berpikir tentang kesuksesan, ciri-ciri berupa ” berhasil mencapai tujuan” menjadi unsur yang dipertimbangkan. Disamping berpikir secara analogis, untuk berpikir secara kreatif si pemikir juga harus mengoptimalkan imajinasinya untuk mereka-reka berbagai hubungan dalam suatu masalah Dengan ketajaman imajinasi, kita mungkin dapat melihat hubungan yang mungkin tidak terlihat oleh orang lain.

(4)

Pengertian Masalah (Problem)

Pengertian Masalah Penelitian Menurut Para Ahli. Sebelum melangkah lebih jauh dalam menjelaskan tentang bagaimana masalah terjadi. Menurut Vincent Gasperz didalam bukunya Integrated Management Problem Solving. Bahwa adalah :

• Suatu masalah didefinisikan sebagai kesenjangan (gap) antara situasi sekarang dan target yang diinginkan!

• Dalam bidang kualitas, masalah adalah kesenjangan antara output dari proses sekarang dan kebutuhan pelanggan (customer needs).

• Masalah pelayanan kualitas (quality service problem) didefenisikan sebagai kesenjangan antara situasi sekarang dan target atau antara output proses jasa sekarang dan kebutuhan pelanggan (customer needs).

• Semua orang HARUS rnenjadi pemecah masalah (problem solving) dengan cara melakukan analisis secara seksama terhadap proses, kemudian berusaha menutup kesenjangan yang terjadi antara situasi sekarang dan target yang diinginkam

• TOPS®—Team oriemed probiem solving merupakan metode solusi masalah menggunakan pendekatan tim (kerjasama).

Menurut Notoatmodjo (2002) masalah penelitian secara umum dapat diartikan sebagi suatu kesenjangan (gap) antara yang seharusnya dengan apa yang terjadi tentang sesuatu hal, atau antara kenyataan yang ada atau terjadi dengan yang seharusnya ada atau terjadi serta antara harapan dan kenyataan.

(5)

Penyebab Masalah (Problem)

Setiap permasalahan pasti ada penyebab adapun permasalahan itu di urutkan oleh Vincent Gasperz dalam bukunya, masalah yang terjadi SELALU bersumber dari elemen-elemen proses 7M, yaitu:

(1) Manpower (tenaga kerja): berkaitan dengan kekurangan pengetahuan (tidak terlatih, tidak berpengalaman), kekurangan dalam keterampilan dasar yang berkaitan dengan mental dan fisik, kelelahan, stres, ketidakpedulian, dll.

(2) Machines (mesin dan peralatan): berkaitan dengan tidak adanya sistem perawatan preventif terhadap rnesin-mesin produksi, termasuk fasilitas dan peralatan lain, ketidaksesuaian mesin dengan spesifikasi tugas, mesin tidak dikalibrasi, terlalu cornplicated, terlalu panas, dll.

(3) Methods (metode kerja): berkaitan dengan prosedur dan metode kerja yang tidak benar, tidak jelas, tidak diketahui, tidak terstandardisasi, tidak cocok, dll. (4) Materials (bahan baku dan bahan penolong) : berkaitan dengan ketiadaan

spesifikasi kualitas bahan baku dan bahan penolong yang digunakan, ketidaksesuaian dengan spesifikasi kualitas bahan baku dan bahan penolong yang ditetapkan, ketiadaan penangnan yang efektif terhadap bahan baku dan bahan penolong, dll.

(5) Media : berkaitan dengan tempat dan waktu kerja yang tidak memperhatikan aspek-aspek kebersihan, kesehatan dan keselamatan kerja. dan lingkungan kerja yang kondusif, kurangan dalam lampu penerangan, ventilasi yang buruk, kebisingan yang berlebihan, dll.

(6) Motivation (motivasi): berkaitan dengan ketiadaan sikap kerja yang benar dan profesional (tidak kreatif, bersikap reaktif, tidak mampu bekerjasama dalam tim, dll), yang dalam hal ini disebabkan oleh sistem balas jasa dan penghargaan yang tidak adil kepada tenaga kerja.

(7) Money (keuangan): berkaitan dengan ketiadaan dukungan finansial (keuangan) yang mantap guna memperlancar proyek pempelancar kualitas yang akan diterapkan.

(6)

Problem Solving atau Pemecahan Masalah adalah kemampuan berpikir yang utama karena hal itu meliputi cara berpikir yang lainnya: berpikir kreatif dan analitis untuk pembuatan keputusan. Berpikir Kreatif, adalah berpikir yang memberikan perspektif baru atau menangkap peluang baru sehingga memunculkan ide-ide baru yang belum pernah ada. Kreatif tidak hanya demikian tetapi kreatif juga sebuah kombinasi baru yaitu kumpulan gagasan baru hasil dari gagasan-gagasan lama. Menggabungkan beberapa gagasan menjadi sebuah ide baru yang lebih baik. Untuk berpikir Analitis, adalah berpikir yang menggunakan sebuah tahapan atau langkah-langkah logis. Langkah berpikir analitis ialah dengan menguji sebuah pernyataan atau bukti dengan standar objektif, melihat bawahpermukaan sampai akar-akar permasalahan, menimbang atau memutuskan atas dasar logika. Dari kedua cara berfikir ini tidak saling bertentangan, tetapi saling melengkapi sesuai konteksnya. Sebagai contoh Anda perlu berpikir kreatif dalam memecahkan sebuah persoalan, namun anda juga perlu berpikir analitis untuk memutuskan mana yang terbaik diantara kemungkinan kreatif anda.

(7)

Langkah-langkah solusi masalah yang efektif

Problem solving merupakan taraf yang harus dipecahkan dengan caramemahami

sejumlah pengetahuan dan ketrampilan kerja dan merupakan hasil yang dicapaiindividu setelah individu yang bersangkutan mengalami suatu proses belajar problem solving yang diajarkan suatu pengetahua tertentu

langkah-langkah solusi masalah yang efektif adalah:

1. Mendefinisikan masalah secara tertulis, diawali dengan pertanyaan-pertanyaan berikut:

• Apa (W hat): Apa aki bat ut am a (Primary Effec t) dari m asalah itu"

• Bilamana (When): Kapan masalah itu terjadi? Sewaktu-waktu atau sepanjang waktu?

• Di mana (Where): Di mana masalah itu terjadi? Dalam sistem, fasilitas, atau komponen?

• Mengapa (Why): Berkaitan dengan signifikansi dampak masalah terhadap tujuan organisasi. m engapa Anda serius mem perhatikan masalah ini?

2. Mem ba ng un d ia gr am s eb ab- ak ih at yan g dim o dif ik as i un tuk mengidentifikasi: (a) akar penyebab masalah (b) penyebab-penyebab yang tidak dapat dikendaIikan. namun dapat diperkirakan. Diagram sebab-akibat ini ditunjukkan dalam bagan di bawah ini.

3. Setiap akar penyebab masalah dimasukkan ke dalam diagram sebab akibat yang dikategorikan berdasarkan prinsip 7M (Man power-tenaga kerja, machines-mesin-mesin, method-metode kerja, material —bahan baku dan bahan penolong,

Mo-tivation—motivasi, Media- lingkungan dan waktu kerja, dan Money-dukungan

finansial yang diberikan). Sedangkan penye b a b - p e n ye b a b y a n g t i d a k d a p a t d i k e n d a l i k a n n am u n d a p a t diperkirakan, dimasukkan pada diagram sebah-akibat itu secara tersendiri (lihat Bagan dibawah). Akar penyebah suatu masalah dapat ditem ukan dengan bertanya “m engapa".

(8)

4. Mangidentifikasi tindakan atau solusi yang efektif dengan memperhatikan dan mempertimbangkan: (a) pencegahan penyebabpenyebab itu muncul kembali, (b) tindakan yang diambil harus berada di bawah pengendalian kita, dan (e) pencapaian tujuan dan target yang ditetapkan.

5. Menerapkan solusi atau tindakan-tindakan yang diajukan. Setiap tindakan perbaikan seyogianya didaftarkan dalam rencana tindakan (action plans) yang memuat secara jelas setiap tindakan perbaikan atau peningkatan mengikuti prinsip 5W-2H (What apa tindakan peningkatan yang diajukan?, When—bilamana tindakan peningkatan itu akan mulai diterapkan?, Where—di mana tindakan peningkatan itu akan diterapkan?, Who—siapa yang akan bertanggungjawab terhadap implernentasi dari tindakan peningkatan itu?, Why--mengapa tindakan peraingkatan itu yang diprioritaskan untuk diterapkan?, How--bagaimana langkah-langkah dalam penerapan tindakan peningkatan itu?, How Much—seberapa besar manfaat yang akan diterima dari implementasi tindakan peningkatan itu dan berapa pula biaya yang harus dikeluarkan untuk membayai implementasi tindakan peningkatan itu).

6. Melakukan standarrisasi lima poin di atas (nomor 1 - 5) melalui penyusunan

(9)

Proses Berfikir dan Pemecahan Masalah secra Kreatif

Unsur kreatif diperlukan dalam proses berpikir untuk menyelesaikan masalah.Semakin kreatif seseorang, semakin banyak alternatif penyelesaiannya. Berpikir merupakan instrumen psikis yang paling penting. Dengan berpikir, kita dapat lebih mudah mengatasi berbagai masalah hidup. Dalam proses mengatasi suatu masalah, kita sering berpikir dengan cara berbeda-beda.

(10)

Para psikolog dan ahli logika mengenal beberapa cara berpikir. Namun, tidak semua efektif bagi setiap masalah. Berpikir kreatif merupakan suatu cara yang dianjurkan. Dengan cara itu seseorang akan mampu melihat persoalan dari banyak perspektif. Pasalnya, seorang pemikir kreatif akan menghasilkan lebih banyak alternatif penyelesaian masalah. Aplikasi metode pemecahan masalah secara kreatif lahir dari satu bentuk pemikiran (mindset) yang menerobos kelaziman paradigma tertentu.

Dalam proses berpikir kreatif untuk memecahkan suatu masalah, ada beberapa tahapan yang dilalui. Namun disisi lain Treffinger mengemukakan bahwa teknik kreatif dalam pemecahan masalah dikelompokkan dalam tiga tingkatan model belajar kreatif. Teknik pertama dimulai dengan memberikan pemanasan (warming up), kemudian dilanjutkan dengan teknik sumbang saran (brainstorming). Teknik kedua yaitu teknik synecitics dan futuristics. Sedangkan teknik ketiga adalah teknik pemecahan masalah (solve the problem) secara kreatif dengan metode Parnes dan metode Shallcross.

Teknik Kreatif Pemecahan

a. Pemanasan (warming up session)

Upaya pemecahan masalah secara kreatif membutuhkan langkah pendahuluan (pre-session) sebagai persiapan pada penetrasi lanjutan. Untuk menumbuhkan iklim atau suasana kreatif dalam kelas yang memungkinkan siswa untuk lebih tenang, merasakan kebebasan, serta adanya perasaan aman dalam mengungkap pikiran dan perasaannya, guru atau pendidik dianjurkan melakukan “pemanasan”, misalnya siswa yang sebelumnya dituntut untuk mengerjakan berbagai tugas yang terstruktur, maka siswa memerlukan switch (pengalihan) mental dari proses pemikiran reproduktif dan konvergen ke proses pemikiran divergen dan imajinatif.

Gagasan untuk mengajak siswa untuk sejenak beralih ke masalah yang lebih imajinatif dan eksploratif merupakan suatu bentuk upaya eksklusif untuk menstimulasi kreatifitas siswa dalam menjawab suatu pertanyaan yang memberi kemungkinan banyak jawaban. Sasaran akhirnya adalah mencoba membuka cakrawala siswa dalam melihat suatu masalah; mengajak siswa melihat suatu hal atau masalah dari berbagai perspektif.

Pemanasan dapat dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan terbuka (opened questions) yang dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu (curiosity) siswa.

(11)

Cara lain yang dapat ditempuh adalah mengajukan pertanyaan terhadap suatu masalah, misalnya pertanyaan mengenai penyebab seringnya terjadi perkelahian antar siswa di sekolah.

b. Sumbang saran (brainstorming)

Teknik sumbang saran merupakan teknik yang dikembangkan oleh Alex F. Osborn, yaitu suatu teknik yang untuk meningkatkan gagasan jika diajarkan dan diterapkan dengan tepat. Brainstorming merupakan teknik pemecahan masalah yang menghasilkan gagasan yang mencoba mengatasi segala hambatan dan kritik. Kegiatan tersebut mendorong timbulnya banyak gagasan, termasuk gagasan yang menyimpang, liar, dan berani, dengan harapan bahwa gagasan tersebut dapat menghasilkan gagasan yang baik dan kreatif. Teknik ini cenderung menghasilkan gagasan baru yang orisinal untuk menambah jumlah gagasan konvensional yang ada. Osborn menentukan empat aturan dasar dalam teknik sumbang sarang, yaitu:

1) Kritik tidak dibenarkan atau ditangguhkan

Asas pertama dari konsep berpikir divergen adalah meniadakan sensor untuk kurun waktu tertentu, karena hal tersebut dampak menghambat kelancaran proses asosiasi . Hal ini dimaksudkan pula untuk mencegah terhambatnya sintesis gagasan atau pemikiran yang muncul dari benak setiap individu yang melakukan sumbang saran. Selain itu, kritik yang diberikan terlalu cepat kepada setiap gagasan yang muncul dapat menghambat kreatifitas karena kesempatan bagi munculnya gagasan lain menjadi berkurang. Individu pun akan lebih selektif dalam mensintesis suatu gagasan, sehingga jumlah gagasan yang muncul menjadi berkurang.

2) Kebebasan dalam memberikan gagasan

Diperlukan iklim tertentu agar seseorang merasa bebas dan nyaman dalam mensintesis suatu gagasan. Apresiasi terhadap individu lain merupakan hal yang sangat penting, terutama ketika individu yang bersangkutan mengungkapkan suatu gagasan.

3) Gagasan sebanyak mungkin

Dalam konteks ini, dikenal asas (quantity breeds quality), yaitu semakin banyak gagasan yang dimunculkan, maka semakin besar kemungkinan adanya gagasan yang berkualitas dan efektif dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Munandar mengemukakan bahwa gagasan yang baik biasanya muncul bukan pada

(12)

saat-saat awal dalam tahap pemberian gagasan. Dengan demikian, ada kesempatan bagi pikiran kita untuk mengembara, mencari kemungkinan gagasan lebih jauh untuk memunculkan gagasan orisinal dan kreatif.

4) Kombinasi dan peningkatan gagasan

Dalam teknik sumbang saran gagasan yang muncul dari satu individu tidak jarang merupakan penjabaran atau pengembangan dari gagasan individu lainnya. Dengan demikian, teknik sumbang saran memberikan peluang yang lebih besar bagi munculnya gagasan-gagasan terbaik.

Teknik sumbang saran dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu:

1. Pertama-tama, salah seorang dari anggota kelompok dipilih menjadi ketua kelompok yang bertugas mengemukakan atau memaparkan masalah, memimpin sidang, dan mengawasi bahwa semua anggota akan mendapat giliran untuk memberikan pendapatnya serta memastikan tidak adanya kritik.

2. Tahap selanjutnya adalah membagikan kepada anggota daftar sumbang saran yang telah diberikan oleh para anggota. Anggota diminta untuk menambahkan ide-ide baru jika masih ada atau saran-saran untuk implementasi solusi.

3. Daftar ide-ide yang telah dihasilkan kemudian dievaluasi (appraisal for ideas). Tahap evaluasi ini dapat dilakukan bersama-sama atau diserahkan pada beberapa anggota saja

c. Pertanyaan yang memacu gagasan

Teknik ini dikenal dengan istilah daftar periksa (checklist) yang dikembangkan oleh Alex Osborn untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas gagasan. Pertanyaan-pertanyaan yang berupa kata kerja “manipulatif” akan membantu individu dalam mengembangkan gagasan kreatif melalui proses asosiasi dan memanipulasi informasi dan gagasan untuk menghasilkan ide yang orisinil

Shallcross membedakan antara primary creativity dan secondary process of creativity. Kreatifitas primer adalah proses pemecahan masalah secara alamiah oleh pikiran individu karena individu tersebut tidak menyadari terjadinya suatu proses dalam dirinya, sedangkan pada kreatifitas sekunder ada peningkatan kesadaran dalam pemecahan masalah yang

(13)

berlangsung dengan tahapan-tahapan tertentu secara gradual. Tahapan pemecahan masalah yang dikemukakan oleh Shallcross meliputi

1. Tahap orientasi

Pada tahap orientasi, masalah dirumuskan ke dalam proposisi tertentu yang lebih komprehensif. Masalah dijabarkan dengan menulis suatu paragraf yang melukiskan bagaimana pikiran dan perasaan seseorang mengenai permasalahan tersebut.

2. Tahap persiapan

Pada tahap ini, individu menghimpun semua fakta yang sudah diketahui mengenai masalahnya dan menanyakan semua fakta yang belum diketahui. Fakta yang dihimpun berupa semua informasi faktual yang sudah diperoleh dan masih perlu untuk diperoleh. Fakta tersebut dihimpun berdasar pertanyaan yang runut mengenai masalah yang sedang dihadapi.

3. Tahap penggagasan

Pada tahap ini, individu menerapkan konsep berpikir divergen untuk menghasilkan gagasan-gagasan sementara dalam rangka pemecahan masalah.

4. Tahap penilaian

Pada tahap ini digunakan konsep berpikir konvergen, yaitu memverifikasi dan menyeleksi gagasan-gagasan terbaik untuk diaplikasikan. Dalam tahap ini, setiap gagasan harus dipertimbangkan secara objektif mengenai kelebihan dan kekurangan serta kelayakannya masing-masing.

5. Tahap pelaksanaan

Solusi yang telah ditetapkan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan sebelumnya. Pelaksanaan disini dapat lebih fleksibel, tergantung pada resistensi dan akseptabilitasnya terhadap masalah yang dihadapi.

Dalam proses mengatasi suatu masalah, kita sering berpikir dengan cara berbeda-beda. Para psikolog dan ahli logika mengenal beberapa cara berpikir. Namun, tidak semua efektif bagi proses pemecahan masalah.

Berpikir kreatif merupakan salah satu cara yang dianjurkan. Dengan cara itu seseorang akan mampu melihat persoalan dari banyak perspektif. Pasalnya,

(14)

seorang pemikir kreatif akan menghasilkan lebih banyak alternatif untuk memecahkan suatu masalah. Untuk dapat memecahkan masalah, seseorang harus betul-betul tahu masalahnya sehinga dapat nencari keputusan yang tepat, efektif dan efisien.

Jadi berpikir adalah proses dinamis melalui proses mendeskripsikan, mengklasifikasikan, mengabstraksi, dan menyisihkan atau membuang suatu objek sehingga akhirnya dapat merumuskan secara verbal, dan mengungkapkan kemungkinan suatu sifat pada suatu hal. Secara garis besar berpikir secara kreatif adalah kemampuan menemukan kemungkinan jawaban-jawaban terhadap suatu masalah dimana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepat gunaan, dan keragaman jawaban. Banyak faktor yang mempengaruhi dalam proses pemecahan masalah antara lain motifasi, kepercayaan dan sikap, kebiasaan, dan emosi.

(15)

Daftar Pustaka

Career Center Maine Departmeny of Labor (2001). Today’s Work Competence in Maine. [Online]. Tersedia: http://www.maine.gov/labor/lmis/pdf/Essential

WorkCompetencies.pdf. [9 Mei 2008]

De Bono, Edward., 2007, How to Have a Beautiful Mind, Penerbit: Kaifa, Bandung.

McGregor, D. (2007). Developing Thinking Developing Learning. Poland: Open University Press.

Munandar, A.S. 1995. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Universitas Terbuka.

Osborn, Alex F. 1963. Applied Imagination. New York: Charles Scribner’s Sons.

Vincent Gaspersz. 2011. Integrate Management problem solving. Vinchristo Publication, Bogor.

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi yang dirancang ini dapat digunakan untuk memberikan kemudahan kepada dokter untuk mendeteksi dan mengetahi suatu gejala penyakit epilepsi yang dialami

Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah agar semua masyarakat dapat menikmati kehidupan yang lebih baik melalui pengembangan system kelompok home industry,

Representasi stereotip perempuan dalam roman Papua Isinga karya Dorothea Rosa Herliany termanifestasikan melalui nasihat-nasihat orang-orang tua baik di perkampungan Aitubu

Allianz tidak menanggung risiko yang terjadi atas diri Tertanggung akibat penyakit, perawatan dan pengobatan, serta biaya yang dikecualikan dalam program Asuransi

Dengan demikian praktik jual beli ini syarat barang yang diperjualbelikan sudah terpenuhi, meskipun barang yang diperjualbelikan tidak bisa diserahterimakan

Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan yang diperoleh adalah komposisi ikan yang tertangkap dengan alat tangkap cantrang di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Bajomulyo terdiri

Terdapat dua upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kebumen dalam pengentasan kemiskinan melalui sektor pariwisata yakni dengan pengembangan desa

Segala Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunianya lah saya masih diberikan kesempatan untuk menyusun