• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN SISTEM KELOMPOK HOME INDUSTRY KRIPIK TEMPE PADA DESA BANGUN JAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN SISTEM KELOMPOK HOME INDUSTRY KRIPIK TEMPE PADA DESA BANGUN JAYA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Halaman 283 dari 352 PENGEMBANGAN SISTEM KELOMPOK HOME

INDUSTRY KRIPIK TEMPE PADA DESA BANGUN JAYA

Asriany1

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Palopo1

Masalah kemiskinan di Indonesia ditandai oleh rendahnya mutu kehidupan masyarakat yang ditunjukan oleh masih rendahnya indeks pembangunan masyarakat. Untuk mengantisipasi semakin meningkatnya masyarakat miskin, maka salah satu upaya perguruan tinggi melalui penerapan KKN-PPM guna membuka peluang seluas-luasnya dalam membantu masyarakat untuk bekerjasama dengan perguruan tinggi yang memiliki sumber daya manusia yang cukup handal. Home industry kripik tempe di Desa Bangun Jaya, Kecamatan Tomoni, Kabupaten Luwu Timur memberdayakan masyarakat melalui rekruitmen warga sekitar yang didominasi oleh ibu rumah tangga sebagai tenaga kerja, meliputi bagian produksi dan pemasaran. Olehnya itu, dibutuhkan strategi pemberdayaan industri kecil meliputi strategi manajemen inovasi dan teknologi, pemberdayaan ibu-ibu rumah tangga, dan anak remaja yang putus sekolah. Adapun target terhadap rencana kegiatan KKN-PPM ini adalah agar semua masyarakat dapat menikmati kehidupan yang lebih baik melalui pengembangan sistem kelompok home industry, sehingga mampu menaikkan pendapatan masyarakat. Rencana KKN-PPM untuk merealisasikan tujuan tersebut adalah mengunjungi kelompok/masyarakat yang akan dibina, membentuk binaan berupa kelompok home industry kripik tempe, melakukan pelatihan mutu produk, pembuatan kemasan, pelatihan analisis usaha, dan pengembangan usaha.

Kata Kunci: Home industry, Kripik tempe 1. Pendahuluan

Dinamika demografis dari tahun ke tahun semakin meningkat, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap angka pengangguran dan terjadinya tindak kejahatan. Pertumbuhan penduduk yang tidak diiringi dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat, akan menimbulkan masalah sosial semakin krusial dan mengancam sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Konsumerisme juga menyebabkan masyarakat terjebak dalam slogan “besarpasak daripada tiang.” Kondisi ini menjadi tantangan dan pekerjaan rumah bagi perguruan tinggi ,masyarakat dan pemerintah sebagai pengambil kebijakan. Semuanya harus mampu saling bekerja sama untuk mewujudkan Negara sejahtera. Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia. Masalah kemiskinan ini sangatlah kompleks dan bersifat multi dimensional, dimana berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya,dan aspek lainnya. Kemiskinan terus menjadi masalah fenomenal di belahan dunia, khususnya Indonesia yang merupakan Negara berkembang. Kemiskinan telah membuat jutaan anak tidak bisa mengenyam pendidikan, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya tabungan dan investasi, dan masalah lain yang menjurus ke arah tindakan kekerasan dan kejahatan.

(2)

Halaman 284 dari 352

Selama ini, banyak program pembangunan dari pemerintah yang telah dilakukan dalam rangka mengurangi kemiskinan seperti Inpres Desa Tertinggal (IDT), pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT), Raskin, Kompensasi BBM, dan lain-lain. Namun, dari program yang telah dilaksanakan oleh pemerintah tersebut masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaannya dan belum mampu mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia serta dinilai kurang efektif, karena masyarakat hanya menerima bantuan langsung dan tidak ada partisipasi aktif dari masyarakat dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kondisi kehidupan mereka. Koentjaraningrat (2002:23) mengatakan dalam masyarakat yang sedang bangkit membangun diperlukan konstruk yang berisi akan nilai-nilai yang berisi budaya yang berorientasi masa depan. Sedangkan menurut Gillin dan Gillin (dalam Basrowi 2005:155) juga mengemukakan tentang perubahan social yaitu merupakan variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, yang disebabkan baik karena perubahan-perubahan, kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi atau penemuan-penemuan sanitasi. Untuk melawan himpitan ekonomi, sekelompok pemuda berinisiatif membangun HomeIndustri kripik tempe. Home industry ini diharapkan menyerap tenaga kerja (warga sekitar). Salah satu misi dalam pembagunan Desa Bangun Jaya adalah meningkatkan ketahanan ekonomi dengan menggalakkan usaha ekonomi kerakyatan, melalui program strategis dibidang produksi pertanian, pemasaran, koperasi, usaha kecil dan menengah serta pariwisata. Hal ini dilakukan melalui peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan berkelanjutan dengan tetap memperhatikan kelestarian dari lingkungan desa (RPJM-DES, 2010). Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah agar semua masyarakat dapat menikmati kehidupan yang lebih baik melalui pengembangan system kelompok home industry, sehingga secara otomatis dapat menaikkan pendapatan masyarakat.

2. Metode Penelitian

Pelaksanaan program kegiatan pengabdian ini terdiri dari beberapa tahapan dengan tujuan yang diharapkan. Adapun metode pendekatan program yang dilakukan seperti yang terlihat dalam tabel ini berikut:

(3)

Halaman 285 dari 352 d. Pesiapan Program

Berdasarkan hasil observasi, maka perencanaan pelaksanaan program dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mempersiapkan tutor, peralatan dan tempat untuk diadakan pelatihan; 2. Sosialisasi program kepada mitra mengenai pelaksanaan kegiatan;

3. Pelaksanaan pelatihan menggunakan sistem pembelajaran terbuka yang memungkinkan peserta untuk bereksplorasi dan berimprovisasi sesuai dengan kreatifitas dan keahliannya sendiri dalam mengolah bahan yang telah disiapkan;

4. Pelatihan juga disertai dengan materi tentang manajemen usaha dan pemasaran produk sehingga nantinya selain skill membuat kue kripik tempe, peserta juga memiliki soft skill dalam bidang manajemen;

5. Diadakan sesi untuk bertukar pendapat (konseling kelompok) guna saling menguatkan diantara sesama meraka dan juga untuk menambah semangat dalam menjalani kehidupan dan memiliki visi untuk maju kedepan; dan 6. Melakukan promosi produk kepada khalayak.

e. Pelaksanaan Program

Adapun beberapa pemacahan masalah dalam kegiatan ini diarahkan melalui pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:

1. Membentuk forum bersama kelompok Home Industry. Pengorganisasian ini dapat menekan persaingan yang tidak sehat, serta menaikkan daya tawar produk Home Industri Kripik Tempe dipasar;

Pelatihan Produksi Kripik Tempe Tim Pelaksana

Pelatihan pembuatan Brand/Kemasan Tim Pelaksana

Pelatihan dan Pendampingan teknis/manajemen

Tim Pelaksana

(4)

Halaman 286 dari 352

2. Menggencarkan promosi bersama melalui pembuatan papan nama usaha maupun melalui social media (faceebook). Dengan cara ini, pasar menjadi lebih terbuka dan semakin luas;

3. Labeling yang menarik akan mampu membentuk brand dan memperkuat kharisma rasa yang enak, sehingga Kripik Tempe akan terlihat “elit” dengan harga yang terjangkau;

4. Pelatihan tata kelola usaha, agar kelompok Home Industri Kripik Tempe dapat memproyeksikan keuntungan Home Industri secara tepat, membuat pembukuan standar UKM sehingga akuntabilitasnya dapat dipertanggungjawabkan; dan

5. Pelatihan pembuatan desain/kemasan yang memenuhi standar kemasan makanan yang menyajikan nama/brand, komposisi,dan kandungan gizi diharapkan dapat menaikkan omset Home Industri Kripik Tempe.

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Melalui kegiatan KKN-PPM ini ditawarkan sebagai solusi bagi permasalahan yang telah dirumuskan di atas. Pendekatan yang ditawarkan bagi realisasi program KKN-PPM ini adalah model pemberdayaan dengan beberapa tahap yang meliputi: tahap persiapan, tahap assesment, tahap perencanaan alternatif program, tahap formulasi rencana aksi, tahap pelaksanaan (implementasi) program, tahap evaluasi, dan tahap terminasi. Pelaksanaan program KKN-PPM ini memang dilaksanakan sebagai upaya pemberdayaan mitra dalam bidang aneka produk olahan kripik tempe melalui kegiatan pelatihan kewirausahaan yang menitikberatkan kepada pengembangan usaha.

Metode pelaksanaan program yang akan dilakukan melalui pelatihan manajemen usaha, pelatihan produksi, pelatihan administrasi, dan pendampingan. Semua metode ini merupakan satu kesatuan dari program KKN-PPM ini. Rancangan KKN-PPM Home Industri Kripik Tempe dilakukan melalui pertemuan awal tim di Desa Bangun Jaya, Kecamatan Tomoni, Kabupaten Luwu Timur. Sebagai langkah awal pengabdian kami melakukan diskusi dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) antara tim pengabdi, perwakilan P3M, aparat desa, dan mahasiswa yang akan terlibat dalam kegiatan KKN-PPM. Sosialisasi dilakukan dengan menjelaskan kelebihan dan keuntungan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui KKN-PPM di

(5)

Halaman 287 dari 352

wilayah tersebut. Adapun hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah meliputi beberapa hal berikut ini:

a. Meningkatnya motivasi berwirausaha pada mitra;

b. Meningkatnya pengetahuan teknis petani terhadap teknologi pengolahan kedelai; dan bahan baku lainnya menjadi aneka olahan yang bergizi;

c. Meningkatnya pengetahuan kelompok binaan tentang manajemen Home Industri;

d. Meningkatnya jejaring pemasaran dan produksi Keripik Tempe;

e. Meningkatnya nilai estetika Brand/kemasan Keripik Tempe;

f. Meningkatnya keterampilan mahasiswa sebagai sasaran antara yang strategis dalam mendesain program pemberdayaan masyarakat melalui program KKN-PPM; dan

g. Mulai terlihatnya pola pemberdayaan kolaboratif antara Perguruan Tinggi dan masyarakat.

4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kegiatan pendampingan dan pembinaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kegiatan mampu meningkatn semgat mitra dalam berwirausaha. Selain itu, kegiatan ini juga meningkatkan pengetahuan teknis khususnya petani terhadap teknologi pengolahan kedelai dan bahan baku lainnya menjadi aneka olahan bergizi; pengetahuan kelompok binaan tentang manajemen Home Industry dan mulai berjalannya pola pemberdayaan kolaboratif.

Daftar Pustaka

[1] Basrowi. 2005. Pengantar Sosiologi. Bogor: Ghalia Indonesia.

[2] BelshawCyril, S. 1981. Tukar Menukar Tradisional dan Pasar Modern. Jakarta: PT Gramedia.

[3] Sutedjo, Budi dan Oetomo, Dharma. 2002. Perancangan dan Pengembangan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andipress.

[4] Damsar. 2002. Sosiologi Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

[5] Ditbinlitabnas. 1996. Pedoman Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat oleh Perguruan Tinggi, Ditjen Dikti. Jakarta:Depdikbud. [6] Joyomartono, Mulyono. 1989. Perubahan Kebudayaan dan Masyarakat

dalam Pembangunan. Semarang: IKIP Semarang Press.

Referensi

Dokumen terkait

Jilbab tidak termasuk dalam Standard Operating Procedure (SOP) seragam yang harus dipakai, dan terdapat sanksi bila melanggar peraturan tersebut. Namun pada akhirnya,

Protocorm pada beberapa jenis anggrek tidak saja dibentuk dari jaringan pucuk apikal yang dikulturkan saja, akan tetapi dapat diperoleh dari ekplan jaringan daun,

Pendidikan karakter merupakan isu penting dalam dunia pendidikan yang dewasa ini banyak mendapat perhatian berbagai kalangan. Generasi muda mengalami krisis

Pendapatan yang diterima oleh peternak ayam buras selain dipengaruhi oleh harga jual juga dipengaruhi oleh efisiensi biaya yang dikeluarkan oleh peternak dalam melakukan

Jika perkuatan longitudinal ditinjau terhadap penambahan tegangan normal yang bekerja saat dilakukan pengujian, maka tahanan gesek tulangan rotan akan bernilai semakin

menandakan nilai maksimal efektivitas pengelolaan sumber daya yang dimiliki perusahaan dari ketersediaan total aset cendrung kurang optimal, sehingga ketersediaan aset

Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah peta potensi batuan kapur Kabupaten Tuban yang dibagi kedalam 5 kelas yakni potensi sangat rendah, potensi rendah,

Dengan berlakunya Peraturan Aderah ini ketentuan yang telah ada sebagai pelaksanaan Peraturan Daerah Kotamdya Daerah Tingkat II Sawahlunto Nomor 14 Tahun 1991 tentang Perubahan