• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sebaran Lokasi Pengembangan Hutan Kemasyarakatan (HKm) di Provinsi Nusa Tenggara Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAMPIRAN. Lampiran 1. Sebaran Lokasi Pengembangan Hutan Kemasyarakatan (HKm) di Provinsi Nusa Tenggara Barat"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Provinsi Nusa Tenggara Barat

No Lokasi Nama KTH Luas (hektar) Jumlah

Anggota 1. Kabupaten Lombok Barat

a. Bentek-Kec. Pemenang Klp. Tani Desa Bentek Belum

Berproduksi

30

b. Sesaot-Kec. Narmada Klp. Mitra Pelestari Hutan

400 1000

c. Santong-Kec. Kayangan Koptan Maju Bersama 711 1000

d. Sekotong-Kec. Sekotong KTH. Mete Maju 30 32

e. Gangga-Mongal-Kec. Gangga KTH. Alung Paer KTH. Ridang Gumi KPPH. Garugar KPPH. Lebah Galuh KPPH. Lebah Rinjani KTH. Sari Bunga 40 35 115 25 34 33 38 19

f. Kekait-Kec. Gunung Rinjani KBD. Alam Sari - 25

g. Karang Bayan-Kec. Narmada - 25

h. Pusuk-Kec. Batu Layar Budidaya Gaharu 40 25

i. Sekotong-Kec. Sekotong 750 1500

2. Kabupaten Lombok Tengah a. Dusun Lendang

Lantung-Desa Tumpak Kec. Pujut

Klp. Tani Cipta Karya 30

b. Plambek-Kec. Barat Daya Koperasi Mekar Jaya 30

c. Aik Berik-Kec. Batukliang Keppontren Darussidiqqien

1809 4000

d. Rembitan-Kec. Pujut KTH. Tirta Urip 50 50

3 Kabupaten Lombok Timur a. Desa Lendang Nangka-Kec.

Masbagik

Klp. Tani Ingin Bahagia 30

b. Sapit-Kec. Swela KTH. Rimba Sejahtera 500 987

600 601

c. Sambelia-Kec. Sambelia HKM-OECF 750 352

d. Sekaroh-Kec. Jeroaru HKM-JIFPRO 350 350

(2)

Lampiran 1. Lanjutan ……….

No

Lokasi

Nama KTH

Luas

(hektar)

Jumlah

Anggota

4.

Kabupaten Sumbawa

a. Desa Batu Dulang-Kec.

Batu Lanteh

Klp. Tani Alam

Lestari

27

b. Klungkung-Kec.

Sumbawa

Koperasi Wana

Kembang Sari

27

c. Bangkat Monteh-Kec.

Brang Rea

Klp. Tani Sarara Ate

200

135

Kabupaten Dompu

a. Madaprama-Kec. Woja KTH. Madalatu

30

b. Calabai-Kec. Pekat

Klp. Usaha Mujur

30

c. Rababaka

KTH. Kapahu

100

120

d. Sonco

KTH. Kuncoba

400

181

e. Saneo

KTH. Saneo Ntoi

25

f. Hu’u

10

25

Kabupaten Bima

a. Desa Rora

Klp. Tani Desa Rora

164

b. Wawo-Kec. Wawo

Klp. Tani Oi Ndano

Rasa

45

80

40

27

c. Parado-Kec. Parado

380

500

d. Santil

85

155

e. Nggelu-Kec. Lambu

300

300

12.042

(3)

Lampiran 2. Perubahan Konsep, Hak dan Kewajiban Kebijakan tentang HKm

mulai tahun 1995 sampai dengan tahun 2007

Isi

Kebijakan Tentang Hutan Kemasyarakatan (HKm) SK Mehutbun Nomor 622/Kpts II/1995 SK Menhut Nomor 677/Kpts-II/1998 SK Menhut Nomor 31/Kpts-II/2001 Peraturan Menhut No.P-37/ Menhut-II/2007 1. Konsep HKm Sistem pengelolaan hutan berdasarkan fungsinya dengan mengikutsertakan masyarakat Hutan negara yang dicadangkan atau ditetapkan oleh Menteri untuk diusahakan oleh masyarakat setempat ... Hutan negara dengan sistem pengelolaan hutan yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat setempat tanpa mengganggu fungsi pokoknya

Hutan negara dengan sistem pengelolaan hutan yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat setempat tanpa mengganggu fungsi pokoknya 2. Hak 1. Hak pengusahaan hutan setiap 5 tahun 2. Memungut dan memanfaatkan hasil hutan bukan kayu 1. Hak pengusahaan hutan selama 35 tahun 2. Menerapkan sistem pengusahaan hutan tradisional dan atau teknologi lainnya 1. Hak pengusahaan hutan selama 25 tahun 2. Melakukan dan pemanfaatan hutan dan lahan 3. Mengajukan permohonan perpanjangan jangka waktu pengelolaan. 4. Mengajukan permohonan fasilitasi dan atau bantuan dana dari Pemerintah 5. Mengajukan permohonan dana dari pihak lain 6. Berpartisipasi dalam kegiatan evaluasi HKm 1. Hak pengusahaan hutan selama 35 tahun 2. Mendapat fasilitasi 3. Memanfaatkan

hasil hutan non kayu,

4. Memanfaatkan jasa lingkungan 6. Memungut dan menebang hasil

hutan kayu dari hasil penanamannya. 7. Mendapat

pelayanan dokumen sahnya hasil hutan sesuai ketentuan. 8. Apabila jangka waktu IUPHHK HKm telah berakhir, dan dalam areal IUPHKm masih terdapat tanaman yang akan ditebang, maka pemegang IUPHKm dapat mengajukan permohonan IUPHHK HKm yang baru.

(4)

Lampiran 2. Lanjutan ...

Isi

Kebijakan Tentang Hutan Kemasyarakatan (HKm) SK Mehutbun Nomor 622/Kpts II/1995 SK Menhut Nomor 677/Kpts-II/1998 SK Menhut Nomor 31/Kpts-II/2001 Peraturan Menhut No.P-37/ Menhut-II/2007

Kewajiban 1. Terlibat secara

langsung dalam proses penyusunan rencana pengusahaan dan pelaksanaan kegiatan HKm 2. Menjaga keamanan dan mencegah kebakaran hutan., dan kerusakan pohon-pohon serta hasil hutan lainnya 3. Memperbanyak tanaman dengan jenis pohon serbaguna 4. Melakukan penataan batas areal kerjanya 5. Melaksanakan isi perjanjian HKm. 6. Mekengkapi dokumen semua hasil hutan 7. Membayar Iuran Hasil Hutan (IHH) bukan kayu 8. Melaporkan adanya perburuan satwa liar. 1. Menyusun RIPHKm, RKLHKm dan RKTHKm. 2. Melakukan penataan batas areal kerja. 3. Melaksanakan perlindungan hutan. 4. Membayar iuran kehutanan sesuai ketentuan yang berlaku. 1. Penataan areal kerja dan penyusunan rencana pengelolaan; 2. Rehabilitasi dan perlindungan hutan; 3. Pengendalian internal; 4. Terlibat dalam pengelolaan hutan dan pengendalian internal. 5.. Membayar provisi sumber daya hutan. 1. Melakukan penataan batas areal kerja; 2. menyusun rencana kerja; 3. Melakukan penanaman, pemeliharaan, dan pengamanan; 4. Menyampaikan laporan kegiatan pemanfatan HKm. 5 Membayar Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH); 6. Menyusun rencana kerja pemanfaatan hasil hutan kayu 7. Melaksanakan

penataan batas areal pemanfaatan hasil hutan kayu 8. Melakukan

pengamanan areal 9. Melaksanakan

penatausahaan hasil hutan sesuai tata usaha kayu hutan tanaman.

Sumber. Analisis SK Mehutbun Nomor 622/Kpts II/1995; SK Menhut Nomor

677/Kpts-II/1998; SK Menhut Nomor 31/Kpts-II/2001 dan Peraturan

Menhut No.P-37/ Menhut-II/2007.

(5)

Lampiran 3. Hasil Analisis Muitinominal Logit Tahap Perencanaan : Pengaruh

Faktor Sosial Ekonomi dan Kelembagaan Terhadap Bentuk

Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan HKm pada Kawasan

Hutan Lindung di Pulau Lombok

Likelihood Ratio Tests

Effect Model Fitting Criteria -2 Log Likelihood of Reduced Model

Likelihood Ratio Tests

Chi-Square df Sig. Intercept 3,013(a) ,000 0 . Tingkat Usia (X1) 45,627 42,613 4 0,000 Tingkat Pendidikan (X2 34,837(b) 31,824 8 0,000 Ukuran Tumahtangga (X3) 25,201(b) 22,188 4 0,000 Persepsi (X4) 4,842(b) 1,828 2 0,401 Pengetahuan HKm (X5) 8,708(b) 5,695 2 0,058 Sejarah Demografi (X6) 3,008(b) . 2 . Kohesifitas (X7) 3,010(b) . 2 . Tipe Kepemimpinan (X8) 9,600(b) 6,587 2 0,037 Kepengurusan (X9) 26,770(b) 23,757 2 0,000 Kesejahteraan Rumahtagga (X10) 31,290(b) 28,276 2 0,000 Pendapatan HKm (X11) 19,971(b) 16,958 4 0,002

Luas Lahan Dikelola (X12) 3,008(c) . 4 .

Jarak Rumah dengan Lokasi

HKm (X13) 29,934(b) 26,921 4 0,000

Sejarah Aktivitas Ekonomi

(X14) 3,008(c) . 2 .

Pekerjaan Pokok Sekarang

(X15) 3,008(b) . 2 .

Jenis Kelamin (X16) 3,023(b) 0,009 2 0,995

The chi-square statistic is the difference in -2 log-likelihoods between the final

model and a reduced model. The reduced model is formed by omitting an effect

from the final model. The null hypothesis is that all parameters of that effect are 0.

a This reduced model is equivalent to the final model because omitting the effect

does not increase the degrees of freedom.

b Unexpected singularities in the Hessian matrix are encountered. This indicates

that either some predictor variables should be excluded or some categories

should be merged.

c There is possibly a quasi-complete separation in the data. Either the maximum

likelihood estimates do not exist or some parameter estimates are infinite.

(6)

Lampiran 4. Hasil Analisis Muitinominal Logit Tahap Implementasi: Pengaruh

Faktor Sosial Ekonomi dan Kelembagaan Terhadap Bentuk

Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan HKm pada Kawasan

Hutan Lindung di Pulau Lombok

Likelihood Ratio Tests

Effect Model Fitting Criteria -2 Log Likelihood of Reduced Model

Likelihood Ratio Tests

Chi-Square df Sig. Intercept 34,047(a) ,000 0 . Tingkat Usia (X1) 38,056 4,010 4 0,405 Tingkat Pendidikan (X2 97,267(b) 63,221 8 0,000 Ukuran Tumahtangga (X3) 43,424(c) 9,378 4 0,052 Persepsi (X4) 34,519(c) 0,472 2 0,790 Pengetahuan HKm (X5) 41,966 7,919 2 0,019 Sejarah Demografi (X6) 36,431(c) 2,385 2 0,304 Kohesifitas (X7) 38,413 4,366 2 0,113 Tipe Kepemimpinan (X8) 34,651 0,605 2 0,739 Kepengurusan (X9) 43,622(c) 9,575 2 0,008 Kesejahteraan Rumahtagga (X10) 34,924 0,878 2 0,645 Pendapatan HKm (X11) 39,953 5,906 4 0,206

Luas Lahan Dikelola (X12) 41,056(c) 7,010 4 0,135

Jarak Rumah dengan Lokasi HKm

(X13) 44,461(c) 10,414 4 0,034

Sejarah Aktivitas Ekonomi (X14) 37,178 3,132 2 0,209

Pekerjaan Pokok Sekarang (X15) 38,585(c) 4,539 2 0,103

Jenis Kelamin (X16) 36,439(c) 2,393 2 0,302

The chi-square statistic is the difference in -2 log-likelihoods between the final

model and a reduced model. The reduced model is formed by omitting an effect

from the final model. The null hypothesis is that all parameters of that effect are 0.

a This reduced model is equivalent to the final model because omitting the

effect does not increase the degrees of freedom.

b The log-likelihood value cannot be further increased after maximum number

of step-halving.

c Unexpected singularities in the Hessian matrix are encountered. This indicates

that either some predictor variables should be excluded or some categories

should be merged.

(7)

Lampiran 5. Hasil Analisis Muitinominal Logit Tahap Evaluasi : Pengaruh Faktor

Sosial Ekonomi dan Kelembagaan Terhadap Bentuk Partisipasi

Masyarakat dalam Pembangunan HKm pada Kawasan Hutan

Lindung di Pulau Lombok

Likelihood Ratio Tests

Effect Model Fitting Criteria -2 Log Likelihood of Reduced Model

Likelihood Ratio Tests

Chi-Square df Sig. Intercept 6,232(a) ,000 0 . Tingkat Usia (X1) 68,705(b) 62,473 6 0,000 Tingkat Pendidikan (X2 8,538(b) 2,307 12 0,999 Ukuran Tumahtangga (X3) 6,934(b) 0,703 6 0,994 Persepsi (X4) 6,634(b) 0,402 3 0,940 Pengetahuan HKm (X5) 6,232(b) 0,001 3 1,000 Sejarah Demografi (X6) 6,289(b) 0,057 3 0,996 Kohesifitas (X7) 6,232(b) . 3 . Tipe Kepemimpinan (X8) 16,375(b) 10,143 3 0,017 Kepengurusan (X9) 6,232(b) . 3 . Kesejahteraan Rumahtagga (X10) 6,232(b) ,000 3 1,000 Pendapatan HKm (X11) 6,461(b) ,229 6 1,000

Luas Lahan Dikelola (X12) 9,963(b) 3,731 6 0,713

Jarak Rumah dengan Lokasi HKm

(X13) 6,232(b) 0,000 6 1,000

Sejarah Aktivitas Ekonomi (X14) 6,232(b) . 3 .

Pekerjaan Pokok Sekarang (X15) 18,005(b) 11,774 3 0,008

Jenis Kelamin (X16) 6,232(b) ,000 3 1,000

The chi-square statistic is the difference in -2 log-likelihoods between the final

model and a reduced model. The reduced model is formed by omitting an effect

from the final model. The null hypothesis is that all parameters of that effect are 0.

a This reduced model is equivalent to the final model because omitting the

effect does not increase the degrees of freedom.

b Unexpected singularities in the Hessian matrix are encountered. This indicates

that either some predictor variables should be excluded or some categories

should be merged.

(8)

Lampiran 6. Hasil Analisis Muitinominal Logit: Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi

dan Kelembagaan Terhadap Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam

Pembangunan HKm pada Kawasan Hutan Lindung di Pulau Lombok

Effect

Model Fitting Criteria Likelihood Ratio Tests

AIC of Reduced Model BIC of Reduced Model -2 Log Likelihood of Reduced Model Chi-Square df Sig. Intercept 162,898 296,539 62,898(a) ,000 0 . Tingkat Usia (X1) 181,386 304,336 89,386(b) 26,488 4 0,000 Tingkat Pendidikan (X2 204,242 316,501 120,242 57,344 8 0,000 Ukuran Tumahtangga (X3) 181,573 304,523 89,573 26,675 4 0,000 Persepsi (X4) 184,295 312,590 88,295 25,397 2 0,000 Pengetahuan HKm (X5) 159,782 288,078 63,782(b) ,885 2 0,643 Sejarah Demografi (X6) 159,420 287,716 63,420(b) ,522 2 0,770 Kohesifitas (X7) 159,336 287,632 63,336(b) ,439 2 0,803 Tipe Kepemimpinan (X8) 160,517 288,813 64,517(b) 1,619 2 0,445 Kepengurusan (X9) 203,413 331,709 107,413 44,515 2 0,000 Kesejahteraan Rumahtagga (X10) 167,222 295,518 71,222(b) 8,324 2 0,016 Pendapatan HKm (X11) 193,865 316,815 101,865 38,967 4 0,000

Luas Lahan Dikelola

(X12) 190,176 313,126 98,176 35,278 4 0,000

Jarak Rumah dengan

Lokasi HKm (X13) 187,387 310,337 95,387 -32,489 4 0,000 Sejarah Aktivitas Ekonomi (X14) 188,290 316,586 92,290 29,392 2 0,000 Pekerjaan Pokok Sekarang (X15) 159,091 287,387 63,091(b) ,193 2 0,908 Jenis Kelamin (X16) 159,323 287,619 63,323(b) ,425 2 0,808

(9)

Lampiran 7. Hasil Analisis Korelasi Antara Partisipasi dengan Pertumbuhan

Tanaman Kayu

Correlations

Tumbuh Partisipasi

Tumbuh Pearson Correlation 1 ,128

Sig. (1-tailed) ,094

N 107 107

Partisipasi Pearson Correlation ,128 1

Sig. (1-tailed) ,094

N 107 107

Correlations

Tumbuh Partisipasi

Kendall's tau_b Tumbuh Correlation Coefficient 1,000 ,107

Sig. (1-tailed) . ,056

N 107 107

Partisipasi Correlation Coefficient ,107 1,000

Sig. (1-tailed) ,056 .

N 107 107

Spearman's rho

Tumbuh Correlation Coefficient

1,000 ,159

Sig. (1-tailed) . ,051

N 107 107

Partisipasi Correlation Coefficient ,159 1,000

Sig. (1-tailed) ,051 .

(10)

Lampiran 8. Hasil Analisis AHP dalam Penilaian Pakar (Skor)Terhadap Sistem

Agroforestri untuk Pengembangan Kawasan HKm di Pulau Lombok

Kriteria Penilaian Agroforestry Pangan Agroforesry Buah Agroforstry Kopi Agroforestry Gaharu Agroforestry Vanili Agroforestry Sengon Model Weights Budaya Usahatani Masy. 0,755 0,649 0,606 0,468 0,426 0,202 0,067 Konservasi Kawasan 0,277 0,67 0,5 0,713 0,502 0,553 0,22 Ketersediaan Teknologi 0,582 0,564 0,59 0,553 0,553 0,394 0,049 Kestabilan Harga Produk 0,723 0,723 0,67 0,457 0,468 0,532 0,037 Penutupan Areal 0,17 0,511 0,66 0,734 0,44 0,34 0,158 Pendapatan 0,223 0,681 0,67 0,891 0,521 0,351 0,35 Pemasaran 0,532 0,84 0,553 0,468 0,394 0,128 0,12 Results 0,336 0,665 0,609 0,716 0,482 0,366

Lampiran 9. Hasil Analisis AHP dalam Penilaian Pakar (Skor) pada Kriteria

Fokus Terhadap Model Integrasi untuk Pengembangan Kawasan

HKm di Pulau Lombok

Kriteria Fokus Partisipasi Aktif MSY Penataan Kelembagaan Agroforestry Basis Gaharu Pemberdayaan Eko. MSY Model Weights Kesejahteraan MSY 0,774 0,489 0,862 0,755 0,3 Hutan Lestari 0,702 0,849 0,894 0,721 0,35 Penyerapan T. Kerja 0,702 0,479 0,798 0,575 0,27 Sumber PAD 0,692 0,511 0,872 0,638 0,08 Results 0,723 0,614 0,856 0,684

(11)

Lampiran 10. Hasil Analisis AHP dalam Penilaian Pakar (Skor) Terhadap Model

Prioritas Model Integrasi Perhutanan Social Berkelanjutan dalam

Kawasan HKm di Pulau Lombok

Goal Level

Wieghts Priorities Rating Set

Faktor Weights Priorities Rating Set

1 2 3 4 5 6 7 8

Fokus Pairwise 0,519 SDM SDM Pairwase 0,256 Dishut

Pairwise 0,295 Konsevasi Hutan

Pairwase 0,182 BPDAS Pairwise 0,065 SD. Modal Pairwase 0,227 D.Koperasi

Pairwise 0,078 Teknologi Pairwase 0,208 LSM

Pairwise 0,043 Kebijakan Pairwase 0,062 PDAM

Pairwase 0,065 Pgr.Tinggi Konsevasi Hutan Pairwase 0,355 Dishut Pairwase 0,350 BPDAS Pairwase 0,097 D.Koperasi Pairwase 0,070 LSM Pairwase 0,097 PDAM Pairwase 0,031 Pgr.Tinggi SD. Modal Pairwase 0,372 Dishut

Pairwase 0,193 BPDAS Pairwase 0,272 D.Koperasi Pairwase 0,054 LSM Pairwase 0,080 PDAM Pairwase 0,029 Pgr.Tinggi Teknologi Pairwase 0,453 Dishut

Pairwase 0,268 BPDAS Pairwase 0,069 D.Koperasi Pairwase 0,111 LSM Pairwase 0,037 PDAM Pairwase 0,063 Pgr.Tinggi Kebijakan Pairwase 0,480 Dishut

Pairwase 0,277 BPDAS Pairwase 0,059 D.Koperasi Pairwase 0,107 LSM Pairwase 0,040 PDAM Pairwase 0,038 Pgr.Tinggi

(12)

Lampiran 10. Lanjutan...

Aktor Wieghts Priorities Rating Set Atribut Partisip asi aktif Partisipa-si Aktit Penataan Kelemba-gaan Penataan Kelemba-gaan 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Dishut Pairwise 0,235 Penyerapa n Tk Penyera pan TK 70,21 0,702 47,87 0,479 Pairwise 0,362 Kesejahter aan Msy Kesejah teraan Msy. 77,45 0,744 48,94 0,489 Pairwise 0,305 Hutan Lestari Hutan :Lestari 70,21 0,702 84,89 0,849 Pairwise 0,080 Sumber PAD Sumber PAD 69,15 0,692 51,06 0,511 BPDAS Pairwise 0,258 Penyerapa

n Tk Pairwise 0,258 Kesejahter aan Msy Pairwise 0,391 Hutan Lestari Pairwise 0,094 Sumber PAD D. Koperasi Pairwise 0,298 Penyerapa n Tk Pairwise 0,281 Kesejahter aan Msy Pairwise 0,350 Hutan Lestari Pairwise 0,071 Sumber PAD LSM Pairwise 0,279 Penyerapa n Tk Pairwise 0,279 Kesejahter aan Msy Pairwise 0,369 Hutan Lestari Pairwise 0,074 Sumber PAD PDAM Pairwise 0,309 Penyerapa

n Tk Pairwise 0,221 Kesejahter aan Msy Pairwise 0,372 Hutan Lestari Pairwise 0,098 Sumber PAD Pgr. Tinggi Pairwise 0,335 Penyerapa n Tk Pairwise 0,251 Kesejahter aan Msy Pairwise 0,343 Hutan Lestari Pairwise 0,071 Sumber PAD

(13)

Lampiran 10. Lanjutan ...

Aktor Wieghts Priorities Rating Set Atribut Agrofo restri Basis Gaharu Agrofores tri Basis Gaharu Pemberda-yaan Masyarakat Pemberday aan Masyarakat 9 10 11 12 13 18 19 20 21

Dishut Pairwise 0,235 Penyerapa n Tk Penyera pan TK 79,79 0,798 57,45 0,575 Pairwise 0,362 Kesejahter aan Msy Kesejah teraan Msy. 86,17 0,862 75,53 0,755 Pairwise 0,305 Hutan Lestari Hutan: Lestari 89,36 0,894 72,13 0,721 Pairwise 0,080 Sumber PAD Sumber PAD 87,23 0,872 63,83 0,638 BPDAS Pairwise 0,258 Penyerapa

n Tk Pairwise 0,258 Kesejahter aan Msy Pairwise 0,391 Hutan Lestari Pairwise 0,094 Sumber PAD D. Koperasi Pairwise 0,298 Penyerapa n Tk Pairwise 0,281 Kesejahter aan Msy Pairwise 0,350 Hutan Lestari Pairwise 0,071 Sumber PAD LSM Pairwise 0,279 Penyerapa n Tk Pairwise 0,279 Kesejahter aan Msy Pairwise 0,369 Hutan Lestari Pairwise 0,074 Sumber PAD PDAM Pairwise 0,309 Penyerapa

n Tk Pairwise 0,221 Kesejahter aan Msy Pairwise 0,372 Hutan Lestari Pairwise 0,098 Sumber PAD Pgr. Tinggi Pairwise 0,335 Penyerapa n Tk Pairwise 0,251 Kesejahter aan Msy Pairwise 0,343 Hutan Lestari Pairwise 0,071 Sumber PAD

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data dan simulasi kerja koordinasi proteksi dengan menggunakan software ETAP pada jaringan distribusi di Gardu Induk Majenang 150 kV yang

Latar Belakang: Bunuh diri kini telah menjadi suatu masalah global dan merupakan salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Bunuh diri di Indonesia

Dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa intensitas bermain game online berpengaruh terhadap perilaku agresivitas anak-anak dan remaja di Kecamatan

Garis kedua , terdiri dari kumpulan warga Aceh yang berada di luar Aceh, serta garis ketiga iaitu terdiri dari penyokong , yang berisikan kumpulan masyarakat

Pertumbuhan populasi jamur pada perlakuan oleh konsentrasi ekstrak daun cempaka yang semakin meningkat juga menunjukkan penekanan pertumbuhan yang ditandai dengan makin renggangnya

Subbagian Akademik Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Kendari, 2015.. dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik

Karena karakteristik yang ada pada barang industri berbeda dengan barang konsumsi, maka saluran distribusi yang dipakainya juga agak berbeda. Saluran distribusi barang industri

Untuk penciptaan karya seni lukis kinetik dengan gagasan permasalahan dalam lukisan pemandangan Indonesia maka tujuan penciptaan dapat dibuat sebagai berikut:?. Untuk