• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prevalensi Tumor Payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik-Medan Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Prevalensi Tumor Payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik-Medan Tahun 2012"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Judul : Prevalensi Tumor Payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik-Medan Tahun 2012

Nama : Michael Judika Deardo Purba NIM : 100100179

Pembimbing Penguji I

(dr. Alya Amila Fitrie, M.Kes., Sp. PA) (dr. Ilham, Sp. PD)

NIP: NIP:

Penguji II

(dr. Selvi Nafianti, Sp. A) NIP:

Medan, Desember 2013 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRAK

Tumor merupakan perkembangan sel yang abnormal, dimana sel mengalami pertumbuhan secara berlebihan dan menetap, meskipun rangsangan yang memicu pertumbuhan tersebut telah dihilangkan. Berdasarkan sifatnya, tumor dibagi menjadi tumor jinak dan tumor ganas. Saat ini, tumor payudara merupakan salah satu neoplasma yang paling banyak dijumpai, terutama untuk jenis tumor ganas dan merupakan penyebab kematian yang cukup tinggi di dunia. Kejadian tumor payudara menjadi tinggi di masyarakat mengingat banyak hal bisa menjadi faktor resiko membuat seseorang cenderung lebih mudah terkena tumor payudara. Untuk itulah penelitian ini dilaksanakan guna mengetahui prevalensi tumor payudara dan faktor-faktor resiko yang mempengaruhinya.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional yang dilakukan di Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan. Pengumpulan data dilakukan melalui analisis pada 323 data rekam medis pasien tumor payudara pada tahun 2012 yang dipilih dengan metode total sampling. Angka kejadian tumor payudara yang didapat dianalisis beserta faktor-faktor resiko yang turut didokumentasikan dalam rekam medis.

Hasil penelitian ini menunjukkan jenis tumor payudara yang terserig dijumpai di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan pada tahun 2012 adalah adalah tumor ganas payudara. Gambaran histopatologi tumor payudara Invasive Ductal Carcinoma sebagai tumor ganas terbanyak yaitu 264 orang (81.8%) dari 307 orang penderita tumor ganas dan Fibroadenoma Mammae sebagai tumor jinak terbanyak yaitu 11 orang (68.8%) dari 16 orang penderita tumor jinak. Beberapa faktor resiko juga didapatkan berpengaruh terhadap tingginya kejadian tumor payudara.

(5)

ABSTRACT

Tumor is an abnormal growth of cells, where the cell is overgrowth and settled, though the stimulus that triggers the growth has been removed. By its type , tumor is classified into benign tumor and malignant tumour. Today, breast tumor is one the most commonly found neoplasms, especially for the malignant and cause high mortality in the world. The incidence of breast tumour becomes this high considering a lot of things could be a risk factor tends to make everybody more susceptible to suffer the breast tumor. This research is conducted to find out the prevalence of breast tumors and the risk factor that also influence.

The method of this descriptive study is cross sectional, which is conducted in the Medical Record Installation of Haji Adam Malik General Hospital, Medan. Data collecting procedure was carried out through analysis to each 323 medical record of the breast tumor patients in 2012, selected by the method of total sampling. The incidence of breast tumors were analyzed, as well as the risk factor documented in the medical record.

The results of this study indicate that the most common type of breast tumor found in the Haji Adam Malik General Hospital, Medan in 2012 is the malignant tumor. By the histopathological found, Invasive ductal carcinoma is the most common to be found with 264 (81.8%) from 307 patients of malignant tumor. Fibroadenoma mammae as the most common benign tumor with 11 (68.8%) patients out of 16. Some risk factors are also found to have influence for the high incidence of the breast tumor.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan hasil penelitian ini. Sebagai salah satu area kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang dokter umum, laporan hasil penelitian ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan di program studi Sarjana Kedokteran, Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah turut serta membantu penulis dalam menyelesaikan laporan hasil penelitian ini, diantaranya:

1. Kepada Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Kepada dosen pembimbing dalam penelitian ini, dr. Alya Amila Fitrie, M.Kes., Sp. PA, yang dengan sepenuh hati telah meluangkan segenap waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis, mulai dari awal penyusunan penelitian, pelaksanaan di lapangan, hingga selesainya laporan hasil penelitian ini. Juga kepada dr. Ilham, Sp. PD dan dr. Selvi Nafianti, Sp. A selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan yang membangun untuk penelitian ini.

3. Kepada kedua orangtua penulis, Ayahanda Ir. Sahat M. H. Purba dan Ibunda dr. Rosida Sinaga, abang penulis, Andreas Riahdo Purba, A.Md, serta adik penulis Jeremy Dosdo Purba yang senantiasa mendukung dan memberikan bantuan dalam menyelesaikan laporan hasil penelitian ini. 4. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh

(7)

dan bang Anto atas dukungan dan motivasi yang sangat membantu penulis.

Cakupan belajar sepanjang hayat dan mengembangkan pengetahuan baru telah memotivasi penulis untuk melaksanakan dan menyelesaikan penelitian yang berjudul ”Prevalensi Tumor Payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik-Medan Tahun 2012” ini. Semoga penelitian ini dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu kedokteran.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan hasil penelitian ini masih belum sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan laporan hasil penelitian ini di kemudian hari.

Medan, Desember 2013

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... ... x

DAFTAR SINGKATAN ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Prevalensi ... 5

2.2. Payudara ... 5

2.2.1. Anatomi Payudara ... 5

2.2.2. Embriologi Payudara ... 6

2.2.3. Histologi Payudara ... 7

2.2.4. Fisiologi Payudara ... 7

2.3. Tumor Payudara ... 8

2.3.1. Defenisi ... 8

2.3.2. Etiologi dan Patogenesis Molekuler ... 9

2.3.3. Faktor Resiko ... 12

2.3.4. Gejala Klinis ... 15

(9)

2.3.6. Penatalaksanaan ... 17

2.3.7. Deteksi Dini ... 18

2.3.8. Klasifikasi Tumor Payudara ... 20

2.3.9. Staging Tumor Payudara ... 20

2.3.10.Prognosis ... 22

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 23

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 23

3.2. Definisi Operasional ... 23

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 25

4.1. Jenis Penelitian ... 25

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 25

4.2.1. Waktu Penelitian ... 25

4.2.2. Tempat Penelitian ... 25

4.3. Populasi dan Sampel ... 25

4.3.1. Populasi ... 25

4.3.2. Sampel ... 25

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 26

4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 26

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 27

5.1. Hasil Penelitian ... 27

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 27

5.1.2. Deskripsi Data Penelitian ... 27

5.2. Pembahasan ... 37

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 42

6.1. Kesimpulan ... 42

6.2. Saran ... 43

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1. Gen BRCA1 dan Gen BRCA2 10

Tabel 2.2. Tumor Jinak dan Tumor Ganas Payudara 20 Tabel 2.3. Staging Tumor Payudara Sistem TNM 21 Tabel 2.4. Stage Grouping Tumor Payudara Berdasarkan Sistem TNM 22 Tabel 2.5. Data statistik 5-years Survival Rate Tumor Payudara

Berdasarkan Sistem TNM 22

Tabel 5.1. Distribusi Penderita Tumor Payudara Berdasarkan Kelompok

Usia Tahun 2012 28 Tabel 5.2. Distribusi Penderita Tumor Payudara Berdasarkan Gambaran

Histopatologi 29 Tabel 5.3. Distribusi Penderita Tumor Payudara Berdasarkan Kelompok

Usia dan Jenis Tumor 30 Tabel 5.4. Distribusi Penderita Tumor Payudara Berdasarkan Ras atau Suku

Dan Jenis Tumor 31 Tabel 5.5. Distribusi Penderita Tumor Payudara Berdasarkan Riwayat

Keluarga dengan Penyakit yang Sama dan Jenis Tumor 32 Tabel 5.6. Distribusi Penderita Tumor Payudara Berdasarkan Riwayat

Tumor Payudara Sebelumnya dan Jenis Tumor 33 Tabel 5.7. Distribusi Penderita Tumor Payudara Berdasarkan Riwayat

Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal dan Jenis Tumor 34 Tabel 5.8. Distribusi Penderita Tumor Payudara Berdasarkan Pengukuran

Indeks Massa Tubuh dan Jenis Tumor 34 Tabel 5.9. Distribusi Penderita Tumor Payudara Berdasarkan Usia Menarche

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

(12)

DAFTAR SINGKATAN

ACS American Cancer Society

AJCC American Joint Committee on Cancer

IDC Invasive Ductal Carcinoma

IMT Indeks Massa Tubuh RSUP Rumah Sakit Umum Pusat TDLUs Terminal Duct Lobular Units

TNM Tumor Nodule Metastase

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Peneliti

Lampiran 2 Data Induk

Lampiran 3 Output Data Penelitian

Lampiran 4 Ethical Clearance

(14)

ABSTRAK

Tumor merupakan perkembangan sel yang abnormal, dimana sel mengalami pertumbuhan secara berlebihan dan menetap, meskipun rangsangan yang memicu pertumbuhan tersebut telah dihilangkan. Berdasarkan sifatnya, tumor dibagi menjadi tumor jinak dan tumor ganas. Saat ini, tumor payudara merupakan salah satu neoplasma yang paling banyak dijumpai, terutama untuk jenis tumor ganas dan merupakan penyebab kematian yang cukup tinggi di dunia. Kejadian tumor payudara menjadi tinggi di masyarakat mengingat banyak hal bisa menjadi faktor resiko membuat seseorang cenderung lebih mudah terkena tumor payudara. Untuk itulah penelitian ini dilaksanakan guna mengetahui prevalensi tumor payudara dan faktor-faktor resiko yang mempengaruhinya.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional yang dilakukan di Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan. Pengumpulan data dilakukan melalui analisis pada 323 data rekam medis pasien tumor payudara pada tahun 2012 yang dipilih dengan metode total sampling. Angka kejadian tumor payudara yang didapat dianalisis beserta faktor-faktor resiko yang turut didokumentasikan dalam rekam medis.

Hasil penelitian ini menunjukkan jenis tumor payudara yang terserig dijumpai di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan pada tahun 2012 adalah adalah tumor ganas payudara. Gambaran histopatologi tumor payudara Invasive Ductal Carcinoma sebagai tumor ganas terbanyak yaitu 264 orang (81.8%) dari 307 orang penderita tumor ganas dan Fibroadenoma Mammae sebagai tumor jinak terbanyak yaitu 11 orang (68.8%) dari 16 orang penderita tumor jinak. Beberapa faktor resiko juga didapatkan berpengaruh terhadap tingginya kejadian tumor payudara.

(15)

ABSTRACT

Tumor is an abnormal growth of cells, where the cell is overgrowth and settled, though the stimulus that triggers the growth has been removed. By its type , tumor is classified into benign tumor and malignant tumour. Today, breast tumor is one the most commonly found neoplasms, especially for the malignant and cause high mortality in the world. The incidence of breast tumour becomes this high considering a lot of things could be a risk factor tends to make everybody more susceptible to suffer the breast tumor. This research is conducted to find out the prevalence of breast tumors and the risk factor that also influence.

The method of this descriptive study is cross sectional, which is conducted in the Medical Record Installation of Haji Adam Malik General Hospital, Medan. Data collecting procedure was carried out through analysis to each 323 medical record of the breast tumor patients in 2012, selected by the method of total sampling. The incidence of breast tumors were analyzed, as well as the risk factor documented in the medical record.

The results of this study indicate that the most common type of breast tumor found in the Haji Adam Malik General Hospital, Medan in 2012 is the malignant tumor. By the histopathological found, Invasive ductal carcinoma is the most common to be found with 264 (81.8%) from 307 patients of malignant tumor. Fibroadenoma mammae as the most common benign tumor with 11 (68.8%) patients out of 16. Some risk factors are also found to have influence for the high incidence of the breast tumor.

(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan data World Health Organization (WHO), tumor ganas merupakan salah satu penyebab kematian yang cukup tinggi. Terhitung ditemukan 7.6 juta kasus tumor ganas terjadi pada tahun 2004 di seluruh dunia dan 13% dari segala jenis kematian global disebabkan oleh keganasan (WHO, 2008).

Diantara seluruh jenis keganasan, tumor ganas payudara adalah tumor ganas yang paling sering ditemukan, khususnya pada wanita. Prevalensi tumor ganas payudara mencapai 23% dari seluruh kejadian keganasan dengan 14% diantaranya menyebabkan kematian (CA Cancer J Clin, 2011). Sementara itu, 238.130 wanita di Amerika Serikat didiagnosa menderita tumor ganas payudara dengan 39.520 orang meninggal (American Cancer Society, 2011). Data statistik menunjukkan bahwa tumor ganas payudara menempati urutan pertama dengan jumlah kasus terbanyak dari seluruh jenis kasus keganasan di seluruh dunia (WHO Global Burden of Disease, 2008).

Menurut WHO dalam WHO Global Burden of Disease (2008), 69% kejadian tumor payudara di seluruh dunia terjadi di negara-negara berkembang, walaupun di Afrika dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, tumor ganas payudara menempati urutan kedua kejadian tertinggi setelah kanker leher rahim. Statistik di Indonesia menunjukkan penderita tumor ganas payudara meningkat setiap tahunnya. Terdapat 5.207 kasus pada tahun 2004, meningkat menjadi 7.850 kasus pada tahun 2005. Selanjutnya pada tahun 2006 penderita tumor ganas payudara terus meningkat hingga 8.328 kasus dan mencapai 8.377 kasus pada tahun 2007 (Profil Kesehatan Indonesia, 2008).

(17)

responsivitas terhadap faktor pengendali pertumbuhan yang normal (Underwood, 1996)

Berdasarkan sifatnya, tumor dibagi menjadi tumor jinak dan tumor ganas atau maligna (kanker). Tumor jinak tidak mempunyai kemampuan untuk menginfiltrasi jaringan sekitar, tidak bermetastasis ke organ lain, serta sebagian besar diantaranya tumbuh perlahan, walaupun sebagian tumor jinak mampu tumbuh lebih cepat dibanding sel kanker. Sel tumor dikatakan maligna ketika sel tersebut cenderung tumbuh lebih cepat dan tumbuh dengan cara infiltrasi, invasi, destruksi hingga metastasis ke jaringan lain (Kumar, 2007). Kanker sendiri merupakan kata yang lebih sering digunakan dalam lingkungan masyarakat dibanding dalam lingkungan kedokteran; yang mempunyai konotasi emosional dan secara umum mempunyai arahan kepada tumor ganas atau maligna (Underwood, 1996). Tumor payudara adalah sekelompok sel yang tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berlipat ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Pada umumnya, tumor payudara bisa berasal dari jaringan ikat atau struktur epitel. Tumor payudara juga dapat tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara (Kumar, 2007). Perlu diketahui, tumor ganas adalah penyebab kematian tersering ketiga di dunia setelah penyakit kardiovaskular dan penyakit infeksi.

(18)

Selain itu, faktor resiko lain yang diduga meningkatkan kejadian tumor payudara adalah keluarga yang mempunyai riwayat penyakit yang sama yang diturunkan secara herediter. Life style yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok dan kebiasaan mengonsumsi alkohol dan obesitas juga menjadi faktor resiko seseorang menderita tumor payudara.

Data statistik yang didapatkan menunjukkan bahwa, tumor payudara, baik tumor jinak ataupun tumor ganas, merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting karena mempunyai tingkat morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk mendapatkan data yang menunjukkan prevalensi tumor payudara, baik tumor jinak maupun tumor ganas dan faktor resiko yang telah disebutkan diatas.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

Bagaimanakah prevalensi tumor payudara di RSUP H. Adam Malik-Medan tahun 2012?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Yang menjadi tujuan umum dalam penelitian ini adalah mengetahui prevalensi tumor payudara di RSUP H. Adam Malik-Medan tahun 2012.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui prevalensi tumor jinak payudara di RSUP H. Adam Malik-Medan pada tahun 2012.

2. Mengetahui prevalensi tumor ganas payudara di RSUP H. Adam Malik-Medan pada tahun 2012.

(19)

4. Mengetahui jenis tumor ganas payudara di RSUP H. Adam Malik-Medan pada tahun 2012.

5. Mengelompokkan kejadian tumor payudara dengan faktor-faktor resiko tumor payudara di RSUP H. Adam Malik-Medan pada tahun 2012.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, diantaranya : 1. Manfaat bagi pihak RSUP H. Adam Malik-Medan adalah berupa

bantuan bagi pihak rumah sakit dalam hal pengolahan data tentang prevalensi tumor payudara di RSUP H. Adam Malik-Medan dan menjadikan hasil penelitian sebagai landasan untuk penelitian-penelitian tentang tumor payudara dimasa mendatang, baik bagi peneliti ataupun oleh pihak lainnya.

2. Manfaat bagi masyarakat luas adalah tersedianya informasi tentang tingginya angka kejadian tumor payudara sehingga masyarakat menjadi lebih peka dan menghindari faktor-faktor resiko sebagai upaya untuk pencegahan menderita tumor payudara.

(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Prevalensi

Prevalensi adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan proporsi subyek yang sakit pada suatu waktu tertentu (kasus lama dan kasus baru). Namun, istilah prevalensi harus dibedakan dengan insidensi yang berarti proporsi subyek yang semula sehat kemudian menjadi sakit (kasus baru) dalam periode tertentu. Walaupun istilah prevalensi sering dihubungkan dengan penyakit, tetapi dapat juga diartikan sebagai bukan penyakit, misalnya prevalensi dari faktor resiko, atau faktor lain yang akan diteliti. Prevalensi sering digunakan oleh perencana kesehatan untuk mengetahui berapa banyak penduduk yang terkena panyakit tertentu dan juga penting di klinik untuk mengetahui penyakit yang banyak terdapat dalam suatu pusat kesehatan (Sastroasmoro, 2011).

Statistik menunjukkan kejadian tumor ganas payudara menempati urutan pertama dengan jumlah kasus terbanyak dari seluruh jenis kasus keganasan (WHO, 2008). Sedang di Indonesia sendiri, tumor ganas payudara menempati urutan kedua setelah kanker leher rahim (Profil Kesehatan Indonesia, 2008).

2.2 Payudara 2.2.1. Anatomi Payudara

Payudara adalah organ modifikasi dari kelenjar keringat yang nantinya berfungsi untuk mensekresikan susu selama masa laktasi. Payudara terdiri dari berbagai struktur yaitu parenkim epitelial, lemak, pembuluh darah, saraf, saluran getah bening, otot dan fasia. Payudara terletak di bagian superior dari dinding dada. Pada wanita, payudara adalah organ yang berperan dalam proses laktasi, sedangkan pada pria organ ini tidak berkembang dan tidak memiliki fungsi dalam proses laktasi seperti halnya pada wanita (Van De Graaff, 2001).

(21)
(22)

berpenetrasi ke jaringan mesenkim dan kemudian membentuk semacam 16-24 pucuk. Pada akhir masa prenatal, pucuk epitel tersebut terhubung membentuk duktus laktiferus dan berkembang menjadi saluran-saluran kecil dan kelenjar alveoli. Duktus laktiferus kemudian terbentuk, terbuka membentuk lubang epitel yang berkembang menjadi puting (nipple) oleh proliferasi mesenkim (Sadler, 2010)

2.2.3. Histologi Payudara

Payudara pada wanita dewasa disusun oleh sistem kelenjar, duktus, dan stroma yang terdiri dari jaringan ikat fibrosa dan jaringan lemak. Setiap kelenjar payudara terdiri dari 15-20 lobus. Bagian dasar dari setiap lobus tersebut berada di daerah proksimal dekat tulang iga sedangkan bagian puncaknya adalah puting yang merupakan muara dari duktus setiap lobus. Lobus-lobus tersebut terbentang secara radial dari papila mammae atau puting susu. Lobus-lobus terdiri atas sejumlah duktus yang bermuara ke dalam duktus terminal, yaitu Terminal Duct Lobular Units (TDLUs) yang terdiri atas tubuloalveolar gland yang bercabang

dan dipisahkan oleh jaringan ikat stroma dan jaringan lemak. Kelenjar tubuloalveolar merupakan modifikasi dari kelenjar keringat terletak pada jaringan subkutan. Setiap lobus terdapat dalam jaringan ikat longgar yang memisahkan lobus-lobus. Beberapa jaringan ikatnya bernama Cooper’s ligaments (Ross, 2011).

Dekat dengan muara papila mammae, duktus laktiferus menjadi lebar dan membentuk sinus laktiferus. Lapisan duktus laktiferus dan duktus terminal merupakan epitel selapis kuboid. Setiap duktus terminal terhubung dengan duktus laktiferus kemudian menuju sinus laktiferus dan akhirnya bermuara pada puting (nipple) (Junqueira, 2005).

2.2.4. Fisiologi Payudara

(23)

memproduksi susu sebagai nutrisi bagi bayi. Pertumbuhan payudara selama masa pubertas ini dipengaruhi oleh hormon estrogen yang juga mengatur pigmentasi pada areola. Pertumbuhan lobulus dan alveolus dirangsang oleh hormon progesteron. Progesteron menginduksi diferensiasi duktus payudara dan mendorong fungsi sekresi susu oleh payudara selama masa laktasi (Ganong, 2005).

Fungsi dari kelenjar payudara adalah sintesis, sekresi, ejeksi dari air susu, fungsi ini disebut laktasi, yang berhubungan dengan masa kehamilan dan kelahiran. Produksi susu tersebut secara umum distimulasi oleh pengeluaran hormon prolaktin oleh kelenjar hipofisis anterior, yang sekresikan dipengaruhi oleh hormon progesteron dan estrogen. Ejeksi air susu distimulasi oleh hormon oksitosin, yang disekresi oleh kelenjar hipofisis posterior sebagai respon terhadap gerakan menghisap puting susu ibu oleh bayi (Tortora, 2009).

2.3. Tumor Payudara 2.3.1. Definisi

Kata tumor secara literatur mempunyai arti pembengkakan yang abnormal. Dalam bahasa kedokteran modern, kata tersebut mempunyai arti yang lebih spesifik. Tumor merupakan suatu lesi sebagai hasil pertumbuhan abnormal dari sel yang otonom atau relatif otonom, yang menetap, walaupun rangsang penyebabnya telah dihilangkan. Sel yang telah mengalami transformasi tersebut disebut sel neoplastik. Sel menjadi neoplastik ketika sel melepaskan diri secara permanen dari mekanisme pengatur pertumbuhan normal (Underwood, 1996).

(24)

menimbulkan kematian, walaupun tidak semua tumor ganas mempunyai kemampuan bermetastasis yang setara (Kumar, 2007).

Tumor payudara adalah sekelompok sel yang tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berlipat ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Pada umumnya, tumor payudara bisa berasal dari jaringan ikat atau struktur epitel (Kumar, 2007). Kanker payudara juga dapat tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara.

2.3.2. Etiologi dan Patogenesis Molekuler

Tidak hanya satu perubahan genetik atau perubahan fungsional ditemukan pada kasus tumor atau kanker payudara. Pemeriksaan penampakan histologis dari tumor dan keganasan payudara ditemukan manifestasi dari ratusan perubahan biologi pada daerah lesi, mengarah kepada kompleks dan pathway dari karsinogenesis. Menurut Mitchell dalam Zebua (2011), karsinogenesis terkait dalam proses-proses yang meliputi :

a. Menghasilkan sendiri sinyal pertumbuhan

b. Insensivitas terhadap sinyal penghambat pertumbuhan c. Menghindari apoptosis

d. Potensi replikasi tanpa batas e. Angiogenesis berkelanjutan

f. Kemampuan menginvasi dan beranak sebar

(25)

a. Gen BRCA1 dan BRCA2

Tanda lain dapat ditemukan bervariasi sesuai tipe mutasi gen yang terjadi. Dalam Kumar (2007) dikatakan sekitar 50% perempuan dengan kanker payudara herediter memperlihatkan mutasi pada gen BRCA1 (pada kromosom 17q21.3) dan sepertiga lainnya mengalami mutasi di BRCA2 (kromosom 13q12-13).

Tabel 2.1. Gen BRCA1 dan Gen BRCA2

Characteristic BRCA1 BRCA2

Chromosome 17q21 13q12.3

Gene size 81 kb 84 kb

Protein size 1863 amino acids 3418 amino acids

Function Tumor supressor

Transcriptional regulation

Role in DNA repair

Tumor supressor Transcriptional regulation

Role in DNA repair Mutations >500 identified >300 identified Mutations in population about 0.1% about 0.1% Risk of breast cancer 60-80% 60-80% Age at onset Younger age (40s-50s) 50 years Families with breast

cancer due to a single gene (%)

52% 32%

Families with breast and ovarian cancer (%)

81% (20-40%) 14% (10-20% risk)

Families with male and female breast cancer

>20% 76%

Risk of other tumors (varies with specific mutation)

Prostate, colon, pancreas Prostate, pancreas, stomach, melanoma, colon

Mutations in sporadic breast cancer

Very rare (<5%) Very rare (<5%)

Epidemiology Specific mutations are found in certain ethnic groups

Specific mutations are found in certain ethnic groups

(26)

Gen BRCA1 yang termutasi ditandai juga dengan peningkatan resiko terjadinya karsinoma ovarium, mencapai 20% - 40%. BRCA2 hanya dengan resiko yang lebih kecil (10% - 20%) untuk karsinoma ovarium, tetapi mutasi gen ini berkaitan dengan kanker payudara pada laki-laki. Gen BRCA1 dan BRCA2 juga berperan dengan kejadian kanker lain, misalnya kanker kolon, prostat, dan pankreas dengan pengaruh yang lebih kecil. Walaupun BRCA1 dan BRCA2 tidak menunjukkan hubungan secara homologi, gen ini berinteraksi pada kompleks multiprotein yang sama dengan pathway yang sama. Keduanya adalah tumor supressor gen. Ketika gen ini mengalami mutasi, gen ini kehilangan fungsinya

dan meningkatkan resiko keganasan (Cotran, 2005).

b. Mutasi Germline

Menurut Kissane dalam Zebua (2011), pada penderita sindroma Li-Fraumeni terjadi mutasi dari tumor suppressor gen p53. Keadaan ini dapat

menyebabkan keganasan pada otak dan kelenjar adrenal pada anak-anak dan kanker payudara pada orang dewasa. Ditemukan sekitar 1 % mutasi p53 pada penderita kanker payudara yang dideteksi pada usia sebelum 40 tahun.

c. Mutasi Sporadik

(27)

d. HER2 Status

Gen HER2 bertanggung jawab dalam pembentukan protein HER2. Protein HER2 adalah reseptor pada sel payudara. Dalam keadaan normal, reseptor HER2 mengontrol bagaimana seharusnya payudara bertumbuh, membelah, dan meregenerasi diri. Pada 25% kejadian kanker payudara, gen HER2 menjadi abnormal (terjadi amplifikasi gen HER2) yang menyebabkan terjadi overekspresi protein HER2 sehingga sel payudara membentuk terlalu banyak reseptor. Overekspresi reseptor ini menyebabkan sel-sel payudara tumbuh dan berkembang secara tak terkendali (Breast Cancer Organization, 2011).

2.3.3. Faktor Resiko

Selain faktor yang bersifat herediter, faktor-faktor eksternal juga dapat mempengaruhi kerentanan seseorang menderita tumor payudara. Faktor-faktor resiko tersebut terbagi menjadi faktor resiko yang dapat dimodifikasi dan yang tak dapat dimodifikasi, antara lain:

a. Jenis Kelamin

Berjenis kelamin perempuan adalah faktor resiko utama menderita tumor atau kanker payudara. Laki-laki bisa saja menderita tumor payudara, tetapi penyakit ini berkembang 100 kali lebih sering pada perempuan daripada laki-laki. Ini dikarenakan kaum perempuan memproduksi lebih banyak hormon estrogen dan progesteron yang diduga mampu mempercepat pertumbuhan sel kanker (American Cancer Society, 2013).

b. Usia

(28)

semua usia, 77 % terjadi pada wanita di atas 50 tahun dan rata-rata diagnosis ditegakkan pada wanita usia 64 tahun.

c. Ras dan Etnis

Secara keseluruhan, wanita kulit putih lebih mudah menderita tumor payudara daripada wanita Afrika ataupun wanita Amerika. Tetapi statistik menunjukkan bahwa kematian akibat kanker payudara lebih banyak ditemukan pada wanita Afrika-Amerika. Penduduk Asia dan negara-negara lain memiliki resiko lebih rendah untuk menderita suatu tumor payudara (American Cancer Society, 2013).

d. Riwayat Keluarga Menderita Tumor Payudara

Tumor dan kanker payudara beresiko lebih tinggi pada wanita yang mempunyai hubungan darah dengan seseorang yang mengidap penyakit ini juga. Memiliki hubungan sedarah langsung dengan orang yang menderita tumor ataupun kanker payudara (misalnya ibu, adik, kakak atau anak perempuan) meningkatkan resiko hingga 2 kali lipat. Wanita dengan ayah ataupun adik laki-laki yang memiliki riwayat tumor payudara juga mengalami peningkatan resiko meskipun resiko pastinya masih belum diketahui (American Cancer Society, 2013).

e. Riwayat Personal Menderita Tumor Payudara

Wanita dengan tumor payudara pada salah satu payudaranya memiliki resiko hingga 3–4 kali lipat mendapat tumor payudara yang baru pada payudara yang lainnya maupun pada bagian lain di payudara yang sama (American Cancer Society, 2013)

f. Periode Menstruasi

(29)

mereka yang tidak. Peningkatan resiko ini terkait dengan terpaparnya wanita tersebut dengan hormon estrogen dan progesteron dalam jangka waktu yang relatif lebih lama dibanding wanita pada umumnya (American Cancer Society, 2013).

g. Obesitas

Obesitas meningkatkan resiko seseorang menderita tumor payudara baik jinak ataupun ganas, terutama tumor payudara pascamenopause. Hal ini dikarenakan sirkulasi estrogen pada wanita yang telah memasuki masa-masa menopause diatur oleh jaringan lemak. Semakin banyak jaringan lemak dimiliki oleh individu, semakin tinggi resiko orang tersebut menderita tumor atau kanker payudara. Dibuktikan dengan sebuah penelitian yang dilakukan 80.000 suster di rumah-rumah sakit, didapatkan wanita yang telah memasuki usia 18 tahun cenderung mengalami peningkatan berat badan hingga 55 pons dan 50% diantaranya memiliki resiko terkena kanker payudara (American Cancer Society, 2011)

h. Paparan Estrogen Eksogen

(30)

Hormone Replacement Therapy; Penelitian tentang terapi hormon

menopausal menunjukkan bahwa terjadi peningkatan resiko kanker berkaitan dengan kondisi estrogen tak terlawan akibat pemberian hormone replacement therapy . Hubungan antara terapi hormon menopause dan kanker payudara juga

terus diperdebatkan. Menurut penelitian WHI (The Women’s Health Initiative), wanita yang mengonsumsi terapi hormon kombinasi estrogen dan progestin, mempunyai resiko untuk terkena kanker payudara dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi plasebo (Berek, 2007).

i. Mengonsumsi Alkohol dan Merokok

Peningkatan resiko terjadi sejalan dengan jumlah pengonsumsian alkohol. Dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsi alkohol, wanita yang mengonsumsi alkohol segelas perhari mengalami peningkatan resiko walaupun kecil. Mereka yang minum 2 – 5 kali perhari mempunyai resiko hingga 1.5 kali lipat lebih tinggi.

The International Agency for Research on Cancer (2009) menyimpulkan

terdapat bukti yang menunjukkan bahwa merokok dan menjadi perokok pasif dapat menyebabkan kanker payudara. Percobaan pemberian paparan zat-zat yang terkandung dalam rokok pada konsentrasi tinggi menyebabkan kanker payudara pada mencit. Zat-zat tersebut mencapai jaringan payudara dan ditemukan pada air susu (American Cancer Society, 2013).

2.3.4. Gejala Klinis

Gejala utama dari kejadian tumor payudara adalah massa dan benjolan. Benjolan yang tidak sakit, keras, mempunyai batas yang ireguler. Sedangkan kanker payudara bisa saja lunak, lembut, atau bulat rapi, dan bisa terasa nyeri (American Cancer Society, 2013).

(31)

lunak dan tidak bisa digerakkan (Kumar, 2007). Perubahan kulit pada payudara seperti kulit tertarik (skin dimpling), benjolan yang terlihat (visible lump), gambaran kulit jeruk (peau d’ orange), eritema ulkus dan kelainan pada puting, retraksi puting (nipple retraction), sekret puting (nipple discharge), eksema merupakan tanda keganasan lainnya pada payudara (Ndhluni, 2009).

2.3.5. Diagnosis

Menurut Carey (2009), keluhan pada pasien biasanya bermula dari tumor dengan keadaan jinak, tidak teratasi, kemudian menjadi semakin parah. Keluhan-keluhan tersebut antara lain adanya massa pada payudara, keluarnya sekret dari puting, nyeri pada payudara. Untuk segera menegakkan diagnosis segera dapat langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain:

a. Anamnesis

Anamnesis berperan besar dalam pengelolaan pasien kanker payudara. Dokter dapat memperoleh informasi tentang kondisi medis yang relevan. Hal-hal bersifat simtomatis, riwayat menstruasi, riwayat keluarga dan riwayat pengobatan, obstetri, dan informasi tentang latar belakang pasien sangat berguna untuk mendiagnosa. Selain itu, mendapatkan rincian situasi sosial pasien bisa memberikan informasi tentang meningkatnya risiko akibat menderita gangguan emosi dan psikososial (National Breast Cancer Centre, 2001).

b. Pemeriksaan Fisik

(32)

c. Pemeriksaan Pencitraan

Mammografi; Diagnostic mammography, harus dibedakan dengan screening mammography, dilakukan setelah abnormalitas pada payudara telah

terdeteksi melalui pemeriksaan fisik. Diagnostic mammography bertujuan untuk mengevaluasi payudara sebelum dilakukan biopsi. Mammografi termasuk bagian dari triple-test sebelum menyingkirkan kemungkinan perlakuan biopsi (Longo, 2010).

Ultrasonografi Payudara; Ultrasonografi payudara adalah pemeriksaan tambahan setelah dilakukan mammografi. USG payudara biasanya dilakukan pada wanita berusia dibawah 35 tahun, pada pasien yang telah dilakukan mammografi tetapi massa tidak teraba, pasien yang menolak tindakan aspirasi, dan pasien yang tidak bisa diaspirasi. Kegunaan utama dilakukannya pencitraan dengan ultrasonografi adalah untuk menginvestigasi lesi target yang ditemukan oleh mammografi (Carey, 2009)

d. Pemeriksaan Patologi Anatomi

Fine Needle Aspiration (FNA); FNA memiliki peranan penting sebagai

bagian dari triple-test bersama pemeriksaan fisik, mamografi untuk menegakkan kejadian tumor atau kanker payudara. Fine needle aspiration dapat memberikan informasi yang cepat apakah masa yang teraba adalah massa padat ataupun cair (kista). FNA payudara dilakukan dengan menggunakan syringe 10cc dan jarum 23-gauge, kemudian dapat dilakukan drainase pada masa kistik (Hall, 2005).

Biopsi Payudara; dilakukan setelah mammogram, tes pencitraan lain ataupun pemeriksaan fisik dilakukan. Biopsi payudara terdiri atas beberapa tipe, antara lain Core Needle Biopsy, Surgical (open) Biopsy, Lymph node dissection and sentinel lymph node biopsy

2.3.6. Penatalaksanaan

(33)

pembedahan, yaitu lumpectomy di mana tumor tersebut diangkat, atau dengan pembedahan mastectomy, di mana sebagian payudara yang mengandung sel kanker diangkat, atau seluruh payudara diangkat. Selain terapi pembedahan ada radioterapi adjuvan, dimana terapi ini berfungsi untuk mengurangi resiko rekurensi tumor lokal setelah operasi dengan membunuh sel-sel kanker yang tersisa. Selain pembedahan, terapi sistemik yang berhubungan secara hormonal, kemoterapi, dan mengobati sel-sel target juga dipertimbangkan dalam manajemen terapi tumor dan kanker payudara (Rubin, 2012).

2.3.7. Deteksi Dini

Skrining tumor dan kanker payudara penting dilakukan sebagai primary care untuk mencegah terjadinya tumor payudara. Skrining tumor payudara dapat

dilakukan dengan cara berikut, antara lain:

a. Pemeriksaan Payudara Sendiri

Menurut American Cancer Society, wanita berusia 20-an haruslah diberikan pendidikan mengenai manfaat dan keterbatasan melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Wanita haruslah mengetahui bagaimana keadaan payudara normal dengan melihat dan merasakan, dengan itu setiap perubahan pada perubahan dapat dideteksi dini dan diberikan perhatian profesional. Payudara diperiksa sendiri setiap bulan 5-7 hari sesudah haid berhenti. Tahap-tahap melakukan pemeriksaan payudara sendiri:

a. Memperhatikan di depan kaca dengan kedua tangan diletakkan di pinggang. Meliputi bentuk dan ukuran, warna kulit kemerahan, tekstur kulit tampak menebal dengan pori-pori melebar atau mulus, adakah puting lurus ke depan atau tertarik ke dalam, puting atau kulit ada yang lecet, pembengkakan (payudara yang normal adalah payudara dengan bentuk sempurna tanpa perubahan warna, tekstur dan pembengkakan).

b. Mengangkat kedua tangan, tetap perhatikan di depan cermin.

(34)

d. Dalam keadaan berbaring, melakukan perabaan dengan kedua tangan pada payudara. Dilakukan dengan gerakan memutar mulai dari tepi payudara hingga ke puting, masing-masing gerakan memutar dilakukan dengan kekuatan tekanan berbeda-beda. Pastikan bahwa seluruh regio payudara telah teraba.

e. Meraba payudara dalam keadaan berdiri atau duduk, biasanya dilakukan saat sehabis mandi (Breast Cancer Organization, 2012).

b. Skrining Mammografi

(35)

2.3.8. Klasifikasi Tumor Payudara

Tabel 2.2. Tumor Jinak dan Tumor Ganas Payudara

Tumor Jinak Tumor Ganas

Carsinoma In Situ Malignant Tumour

a) Intraductal Papillary Neoplasms

1) Central papilloma 2) Peripheral

papilloma b) Adenomas

1) Tubular adenoma 2) Lactating adenoma 3) Apocrine adenoma 4) Pleomorphic

g) Granular cell tumour h) Neurofibroma

i) Schwannoma j) Leiomyoma k) Fibroadenoma l) Phyllodes tumour m) Nipple adenoma

a) Invasive ductal carcinoma b) Invasive lobular carcinoma c) Tubular carcinoma

d) Invasive cribiform carcinoma

e) Medullary carcinoma f) Mucinous carcinoma and

the other tumours with abundant mucin

g) Neuroendocrine tumours h) Invasive papillary

carcinoma

i) Invasive micropapillary carcinoma

j) Apocrine carcinoma k) Metaplastic carcinoma l) Lipid-rich carcinoma m) Secretory carcinoma n) Oncocytic carcinoma o) Adenoid cystic carcinoma p) Acinic cell carcinoma q) Glycogen-rich clear cell

carcinoma

r) Sebaseous carcinoma s) Inflammatory carcinoma (dikutip dari: World Health Organization, 2003)

2.3.9. Staging Tumor Payudara

(36)

T pada sistem TNM merupakan kategori untuk tumor primer, N kategori untuk nodul regional ataupun yang bermetastase ke kelenjar limfe regional, dan M merupakan kategori untuk metastase jauh.

Tabel 2.3. Staging Tumor Payudara Sistem TNM Primary Tumor (T)

TO Tidak ditemukan adanya tumor payudara TIS Karsinoma In Situ, belum invasif

T1 Tumor berukuran 2 cm atau kurang

T1a Ukuran tumor 0,1 - 0,5 cm dan tidak ditemukan adanya perlekatan ke fasia pektoralis

T1b Ukuran tumor 0,1 - 0,5 cm dan ditemukan adanya perlekatan ke fasia pektoralis

T1c Tumor berukuran 1 cm – 2 cm T2 Tumor berukuran 2 cm – 5 cm

T3 Tumor berukuran lebih besar dari 5 cm

T4 Tumor dengan infiltrasi ke dinding toraks, inflamasi terbentuk ulserasi

Regional Lymph Nodes (N)

N0 Belum ada terjadi metastasi ke kelenjar limfe N1a Metastasis 1-3 nodul ke kelenjar limfe aksila N1b Metastasis 1-3 nodul ke internal mammary

N1c Metastasis 1-3 nodul ke kelenjar limfe aksila dan limfe internal mammary dengan kelainan secara mikroskopis tapi tidak kelihatan gejala kilnis

N2 Metastasis 4-9 nodul ke kelanjar limfe aksila atau nodul pada internal mammary terlihat secara klinis tanpa nodul di aksila

N3 Metastasis lebih dari 10 nodul di limfe infraklavikula dengan atau tanpa metastasis kelenjar limfa aksila, atau kelihatannya nodul di limfa internal mammary

Distant Metastasis (M)

M0 Tak terjadi metastasis yang jauh

M1 Metastasis jauh (termasuk metastasis ke supraklavikula ipsilateral)

(Sumber: AJCC Cancer Staging Manual Sixth Edition, 2002)

(37)

Tabel 2.4. Stage Grouping Tumor Payudara Berdasarkan Sistem TNM

(Sumber: AJCC Cancer Staging Manual Sixth Edition, 2002)

2.3.10. Prognosis

Kelangsungan hidup pasien kanker payudara dipengaruhi oleh banyak hal seperti karakteristik tumor, status kesehatan, faktor genetik, tingkat stress, imunitas, keinginan untuk hidup dan lain-lain. Stadium klinis dari kanker payudara merupakan indikator terbaik untuk menentukan prognosis penyakit ini. Harapan hidup pasien kanker payudara dalam lima tahun digambarkan dalam five-year survival rate (American Cancer Society, 2013)

Tabel 2.5. Data statistik 5-years Survival Rate Tumor Payudara Berdasarkan Sistem TNM

Stage 5-years Survival Rate

(38)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Definisi Operasional

Prevalensi adalah jumlah proporsi subyek yang sakit pada waktu tertentu (kasus lama dan baru).

Faktor Resiko:

 Jenis Kelamin

 Usia

 Ras/Suku

 Riwayat Tumor Payudara Keluarga

 Riwayat Tumor Patyudara Sebelumnya

 Penggunaan Kontrasepsi Hormonal

 IMT Berlebih

 Periode Menstruasi

 Jumlah Anak Tumor Jinak

Payudara

(39)

Tumor payudara adalah segala bentuk pembesaran yang tidak normal pada organ payudara tanpa memperhatikan jenisnya apakah jinak atau ganas.

Tumor jinak payudara adalah pembesaran abnormal pada organ payudara dengan sifat lesi terlokalisasi, tidak dapat menyebar ke tempat lain dan cenderung tidak membahayakan.

Tumor ganas payudara adalah pembesaran abnormal pada organ payudara dengan lesi yang tumbuh dengan cara infiltrasi, invasi, destruksi, hingga menyebar ke tempat jauh (metastasis) bahkan mampu menyebabkan kematian.

Faktor resiko adalah karakteristik, tanda dan gejala pada individu yang secara statistik berhubungan dengan peningkatan insidensi penyakit, yang ada sebelum terjadinya penyakit.

Cara pengukuran adalah dengan analisis data rekam medik pasien penderita tumor payudara yang ada di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2012.

Alat ukur yang digunakan adalah data rekam medis yang menunjukkan jumlah penderita serta faktor-faktor resiko yang tercantum pada rekam medis pasien tumor payudara.

(40)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, dengan desain penelitian cross sectional (potong lintang). Dengan satu kali pengamatan didapatkan data prevalensi tumor payudara di RSUP H. Adam Malik tahun 2012.

4.2. Waktu & Tempat Penelitian 4.2.1. Waktu Penelitian

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan selama tiga bulan, yaitu dari bulan Juli 2013 hingga OktoberSeptember 2013.

4.2.2. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah RSUP H. Adam Malik-Medan. Tempat penelitian ini dipilih karena RSUP H. Adam Malik adalah Rumah Sakit tipe A sesuai SK MENKES No. 335/MENKES/SK/VII/1990 yang merupakan tempat rujukan dari berbagai sarana pelayanan kesehatan sehingga cukup representatif untuk dijadikan acuan sumber data epidemiologi khusunya di propinsi Sumatera Utara. Selain itu RSUP H. Adam Malik juga adalah Rumah Sakit Pendidikan sesuai SK MENKES No. 502/MENKES/SK/IX/1991.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah semua data rekam medik dari tumor payudara dari bulan Januari 2012 sampai Desember 2012 di RSUP H. Adam Malik-Medan.

4.3.2. Sampel

(41)

4.4. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data rekam medik pasien tumor payudara pada bulan Januari 2012 sampai Desember 2012 di Instalasi Rekam Medis RSUP H. Adam Malik-Medan. Data dikumpulkan kemudian diolah dan dikelompokkan sesuai faktor-faktor resiko yang ditemukan dan jenis tumor payudaranya.

4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

(42)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VII/1990 dan sesuai dengan SK Menkes No. 502/Menkes/SK/IX/1991, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik juga sebagai Pusat Rujukan wilayah Pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, dan Riau.

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik terletak di Jalan Bunga Lau No. 17 Km. 12 Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan di Instalasi Rekam Medik Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik-Medan. Instalasi Rekam Medik ini berada di lantai satu gedung Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik-Medan.

5.1.2. Deskripsi Data Penelitian

Data penelitian yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang berasal dari rekam medis penderita tumor payudara yang berisi hasil pemeriksaan histopatologi dari tumor payudara di Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan. Data yang diambil berada pada kurun waktu 1 tahun, yaitu dari 1 Januari 2012 sampai 31 Desember 2012.

Jumlah data keseluruhan adalah 323 data rekam medis lengkap yang berisi data dasar berupa nomor rekam medis, umur, jenis kelamin, dan hasil pemeriksaan histopatologi tumor payudara serta data tambahan berupa beberapa faktor resiko yang turut didokumentasikan.

(43)

5.1.2.1. Distribusi Penderita Tumor Payudara Berdasarkan Kelompok Usia Distribusi data penelitian yang menunjukkan kelompok usia penderita tumor payudara pada tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.1. Distribusi Penderita Tumor Payudara Berdasarkan Kelompok Usia

Kelompok Usia N %

21-30 tahun 11 3,4

31-40 tahun 65 20,1

41-50 tahun 108 33,4

51-60 tahun 93 28,8

61-70 tahun 35 10,8

71-80 tahun 11 3,4

Total 323 100

Berdasarkan tabel 5.1., didapati bahwa jumlah pasien tumor payudara terbanyak terdapat pada kelompok usia 41-50 tahun dengan 108 orang (33.4%), diikuti oleh kelompok usia 51-60 tahun sebanyak 93 orang (28.8%). Kelompok usia dengan jumlah pasien tumor payudara paling sedikit adalah kelompok usia 21-30 tahun dan 71-80, masing-masing dengan jumlah pasien sebanyak 11 orang (3.4%).

5.1.2.2. Distribusi Penderita Tumor Payudara Berdasarkan Gambaran Histopatologi

(44)

Tabel 5.2. Distribusi Penderita Tumor Payudara Berdasarkan Gambaran Histopatologi

Gambaran Histopatologi N % Menurut

Jenis Tumor % Total

Tumor Jinak

Fibroadenoma Mammae 11 68.8 3.4

Phylloides Tumor 3 18.7 1.0 Fibrocystic Disease 2 12.5 0.6 Total Tumor

Jinak Payudara 16 100 5

Tumor Ganas

Invasive Ductal

Carcinoma 264 85.9 81.8 Invasive Lobular

Carcinoma 36 11.7 11.1

Sarcoma Phylloides 1 0.3 0.3

Sarcoma Mammae 1 0.3 0.3

Medullary Carcinoma 1 0.3 0.3 Adenocarcinoma

Mammae 2 0.7 0.6

Fibrosarcoma 1 0.3 0.3

Papilary

Adenocarcinoma 1 0.3 0.3

Total Tumor

Ganas Payudara 307 100 95

Total Tumor

Payudara 323 100

Berdasarkan tabel 5.2., dapat dilihat bahwa pada tahun 2012, total penderita tumor jinak pada payudara berjumlah 16 orang (4.4%) dengan penyebaran jenis gambaran histopatologi antara lain, Fibroadenoma mammae sebanyak 11 orang (68.8%). Phylloides tumor sebanyak 3 orang (18.7%), dan Fibrocystic disease sebanyak 2 orang (12.5%)

(45)

sebanyak 36 orang (11.7%), Adenocarcinoma Mammae sebanyak 2 orang (0.7%), kemudian Sarcoma Phylloides, Sarcoma Mammae, Medullary Carcinoma, Fibrosarcoma dan Papilary Adenocarcinoma masing-masing sebanyak 1 orang (0.3%).

5.1.2.3. Distribusi Penderita Tumor Payudara Berdasarkan Kelompok Usia dan Jenis Tumor

Jika ditinjau dari distribusi penderita tumor payudara berdasarkan kelompok usia dan jenis tumor, maka penyebaran data penelitian tumor payudara untuk tahun 2012 adalah sebagai berikut.

Tabel 5.3. Distribusi Penderita Tumor Payudara berdasarkan Kelompok Usia dan Jenis Tumor

Kelompok Usia

Jenis Tumor Total

N (%) Tumor Jinak

N (%)

Tumor Ganas N (%)

21-30 tahun 2 (0.6) 9 (2.8) 11 (3.4)

31-40 tahun 3 (0.9) 62 (19) 65 (20.1)

41-50 tahun 6 (1.9) 102 (31.5) 108 (35.5)

51-60 tahun 4 (1.2) 89 (28) 93 (28.8)

61-70 tahun 0 (0) 35 (10.8) 35 (10.8)

71-80 tahun 1 (0.3) 10 (3) 11 (3.4)

Total 16 (4.9) 307 (95.1) 323 (100)

(46)

payudara yang kejadian tertinggi berada pada kelompok usia 41-50 tahun dengan kejadian 102 orang (31.5%).

5.1.2.4. Distribusi Penderita Tumor Payudara Berdasarkan Ras atau Suku dan Jenis Tumor

Jika ditinjau dari distribusi penderita tumor payudara berdasarkan ras atau suku dan jenis tumor, maka penyebaran data penelitian tumor payudara untuk tahun 2012 adalah sebagai berikut.

Tabel 5.4. Distribusi Penderita Tumor Payudara Berdasarkan Ras atau Suku dan Jenis Tumor

Suku

Jenis Tumor Total

N (%) Tumor Jinak

N (%)

Tumor Ganas N (%)

Aceh 1 (0.3) 37 (11.5) 38 (11.8)

Batak 9 (2.8) 134 (41.5) 143 (44.3)

Cina 0 (0) 3 (0.9) 3 (0.9)

Jawa 4 (1.2) 109 (33.7) 113 (35.0)

Melayu 1 (0.3) 13 (4.0) 14 (4.3)

Padang 1 (0.3) 11 (3.4) 12 (3.7)

Total 16 (5.0) 307 (95.0) 323 (100.0)

(47)

5.1.2.5.Distribusi Penderita Tumor Payudara berdasarkan Riwayat Keluarga dengan Penyakit yang Sama dan Jenis Tumor

Jika ditinjau dari distribusi penderita tumor payudara berdasarkan riwayat keluarga dengan penyakit yang sama dan jenis tumor, maka penyebaran data penelitian tumor payudara untuk tahun 2012 adalah sebagai berikut.

Tabel 5.5. Distribusi Penderita Tumor Payudara berdasarkan Riwayat Keluarga dengan Penyakit yang Sama dan Jenis Tumor

Riwayat Keluarga

Jenis Tumor Total

N (%) Tumor Jinak

N (%)

Tumor Ganas N (%)

Positif 0 (0) 16 (5.0) 16 (5.0)

Disangkal 4 (1.2) 81 (25.1) 85 (26.3)

Tidak Tercantum 12 (3.7) 210 (65.0) 222 (68.7)

Total 16 (5.0) 307 (95.0) 323 (100.0)

Berdasarkan tabel 5.5., didapati jumlah pasien penderita tumor payudara dengan adanya riwayat penyakit yang sama pada anggota keluarga adalah 16 orang (5%) dengan tidak ada seorangpun terkena tumor jinak payudara. Sedangkan pasien dengan riwayat penyakit yang sama pada anggota keluarga yang disangkal berjumlah 85 orang (26.3%) dengan 81 orang diantaranya menderita tumor ganas. Namun terdapat 222 orang (68.7%) dengan keterangan mengenai riwayat penyakit yang sama pada keluarganya tidak dicantumkan pada data rekam medis dan 210 orang diantaranya menderita tumor ganas, lebih tinggi dibandingkan dengan tumor jinak.

5.1.2.6. Distribusi Penderita Tumor Payudara Berdasarkan Riwayat Tumor Payudara Sebelumnya dan Jenis Tumor

(48)

Tabel 5.6. Distribusi Penderita Tumor Payudara berdasarkan Riwayat Tumor Payudara Sebelumnya dan Jenis Tumor

Riwayat Tumor Payudara

Jenis Tumor Total

N (%) Tumor Jinak

N (%)

Tumor Ganas N (%)

Positif 2 (0.6) 18 (5.6) 20 (6.2)

Disangkal 0 (0) 9 (2.8) 9 (2.8)

Tidak Tercantum 14 (4.3) 280 (86.7) 294 (91)

Total 16 (5) 307 (95) 323 (100)

Berdasarkan tabel 5.6., dapat dilihat bahwa jumlah pasien tumor payudara dengan adanya riwayat tumor payudara sebelumnya adalah 20 orang (6.2%), sedangkan pasien penderita tumor payudara dengan riwayat tumor payudara sebelumnya yang disangkal sebanyak 9 orang (2.8%). Dan untuk keduanya, hampir keseluruhan pasien diantaranya menderita tumor ganas payudara. Begitu juga dengan 294 pasien dengan keterangan tentang riwayat tumor payudara sebelumnya tidak dicantumkan, hanya 14 orang (4.3%) yang menderita tumor jinak payudara, sisanya (86.7%) menderita tumor ganas.

5.1.2.7.nDistribusi Penderita Tumor Payudara Berdasarkan Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal dan Jenis Tumor

(49)

Tabel 5.7. Distribusi Penderita Tumor Payudara Berdasarkan Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal dan Jenis Tumor

Riwayat Kontrasepsi

Hormonal

Jenis Tumor Total

N (%)

Tabel 5.7., memperlihatkan bahwa jumlah pasien tumor payudara dengan adanya riwayat penggunaan alat kontrasepsi hormonal lebih banyak dibanding dengan mereka yang tidak. Terdapat 52 orang (16.1%) dengan riwayat penggunaan alat kontrasepsi hormonal, sedangkan pasien penderita tumor payudara dengan riwayat penggunaan alat kontrasepsi hormonal yang disangkal sebanyak 17 orang (5.3%). Namun terdapat 254 orang (78.6%) yang tidak dicantumkan keterangan mengenai riwayat penggunaan alat kontrasepsi hormonal pada data rekam medis.

5.1.2.8. Distribusi Penderita Tumor Payudara Berdasarkan Pengukuran Indeks Massa Tubuh dan Jenis Tumor

Berdasarkan pengukuran indeks massa tubuh dan jenis tumor, maka penyebaran data penelitian tumor payudara untuk tahun 2012 adalah

Tabel 5.8. Distribusi Penderita Tumor Payudara berdasarkan Pengukuran Indeks Massa Tubuh dan Jenis Tumor

Pengukuran Indeks Massa Tubuh

Jenis Tumor Total

(50)

Berdasarkan tabel 5.8., pasien yang menderita tumor payudara dengan indeks massa tubuh yang berlebihan (overweight/obesitas) berjumlah 90 orang (27.9%) dan 84 orang diantaranya adalah penderita tumor ganas, 6 lainnya menderita tumor jinak. Sedangkan pasien penderita tumor payudara dengan indeks massa tubuh normal sebanyak 2 orang (0.6%) dengan keseluruhannya terkena tumor ganas payudara. Namun terdapat 231 orang (71.5%) yang tidak dicantumkan keterangan mengenai pengukuran indeks massa tubuh pada data rekam medis.

5.1.2.9. Distribusi Penderita Tumor Payudara Berdasarkan Usia Menarche dan Jenis Tumor

Jika ditinjau dari distribusi penderita tumor payudara berdasarkan usia menarche dan jenis tumor, maka penyebaran data penelitian tumor payudara untuk tahun 2012 adalah sebagai berikut.

Tabel 5.9. Distribusi Penderita Tumor Payudara Berdasarkan Usia Menarche dan Jenis Tumor

Riwayat Usia Menarche

Jenis Tumor Total

N (%) Tumor Jinak

N (%)

Tumor Ganas N (%)

Menarche Prekok 1 (0.3) 9 (2.8) 10 (3)

Normal 2 (0.6) 115 (35.6) 117 (36.2)

Menarche Terlambat 0 (0) 3 (0.9) 3 (0.9) Tidak Tercantum 13 (4.1) 180 (55.7) 193 (59.8)

Total 16 (5) 307 (95) 323 (100)

(51)

riwayat usia menarche tidak dicantumkan pada data rekam medis, 180 diantaranya adalah penderita tumor ganas payudara.

5.1.2.10. Distribusi Penderita Tumor Payudara Berdasarkan Jumlah Anak Distribusi data penelitian penderita tumor payudara berdasarkan jumlah anak untuk tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.10. Distribusi Penderita Tumor Payudara Berdasarkan Jumlah Anak

Jumlah Anak N %

0 12 3.7

1 18 5.6

2 43 13.3

3 53 16.4

4 44 13.6

5 15 4.6

6 5 1.5

7 8 2.5

8 7 2.2

10 3 0.9

13 1 0.3

Tidak Tercantum 114 35.3

Total 323 100

(52)

5.2. Pembahasan

5.2.1. Analisis Distribusi Jenis Tumor Payudara

Berdasarkan tabel distribusi dari penelitian yang dilakukan, didapati bahwa kejadian tumor ganas payudara lebih tinggi dibandingkan dengan tumor jinak payudara. Kejadian tumor ganas payudara yang ditemukan sebanyak 307 kasus (95%), sementara tumor jinak sebanyak 16 kasus (5%).

Hal serupa juga didapati dari penelitian yang dilakukan oleh Zebua (2011), juga di RSUP Haji Adam Malik, Medan, untuk periode tahun 2009-2010. Dari 279 kasus tumor payudara, didapatkan 194 kasus (69.5%) diantaranya adalah tumor ganas dan 85 kasus (30.5%) lainnya merupakan tumor jinak payudara.

Penelitian diatas menunjukkan tingginya angka kejadian tumor ganas payudara dibanding jenis tumor yang jinak. Pada penelitian ini, sangat tingginya angka kejadian tumor ganas payudara bila dibandingkan dengan hanya sedikitnya kejadian tumor jinak bisa terjadi mengingat RSUP Haji Adam Malik merupakan rumah sakit pusat rujukan wilayah Pembangunan A, sehingga pasien-pasien yang berada dalam kondisi parah dan membutuhkan pelayanan lebih lanjut akan dirujuk ke rumah sakit ini.

5.2.2. Analisis Distribusi Gambaran Histopatologi Tumor Payudara

Berdasarkan gambaran histopatologinya, hanya terdapat 16 kejadian (5%) tumor jinak payudara di RSUP Haji Adam Malik, Medan yang dilaporkan pada tahun 2012. Dari 16 orang penderita tumor jinak payudara, tipe gambaran histopatologi yang tersering adalah Fibroadenoma mammae, yaitu sebanyak 11 orang (68.8%), diikuti oleh Phylloides tumor sebanyak 3 orang (18.7%) dan Fibrocystic disease sebanyak 2 orang (12.5%)

(53)

merupakan tumor jinak paling sering dijumpai diantara seluruh jenis tumor jinak payudara lainnya. Ditambahkan juga oleh NSW Breats Cancer Institute, yang mengatakan bahwa Fibroadenoma mammae umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50.

Untuk kasus tumor ganas, ditemukan 307 kejadian di RSUP Haji Adam Malik, Medan. Didapati tumor dengan gambaran histopatologi Invasive Ductal Carcinoma dengan kejadian tertinggi, yaitu sebanyak 264 kasus (85.9%), di

urutan selanjutnya ada Invasive Lobular Carcinoma sebanyak 36 kasus (11.7%), Adenocarcinoma Mammae sebanyak 2 kasus (0.7%), dan jenis tumor ganas

lainnya masing-masing dengan kejadian 1 kasus (0.3%).

Dari data pada tabel distribusi yang didapatkan pada penelitian, terlihat bahwa Invasive ductal carcinoma (IDC) merupakan jenis tumor payudara yang paling sering ditemukan diantara jenis tumor ganas payudara lainnya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh College of American Pathologists, dikatakan bahwa kejadian IDC mencapai 65%-85% dari seluruh kejadian tumor ganas payudara. Dari penelitian yang sama, dikatakan lebih dari 50% kejadian IDC terjadi setelah usia 65 tahun dan ditambahkan juga oleh National Breast Cancer Foundation (2012), IDC juga mampu menyerang kaum pria.

5.2.3. Analisis Distribusi Usia Penderita Tumor Payudara

Pada penelitian ini, distribusi kelompok usia pasien tumor payudara memiliki kesamaan jika dihubungkan dengan jenis tumor yang diderita. Untuk tumor jinak payudara, frekuensi tertinggi berada pada kelompok usia yang relatif tidak muda, yaitu rentang 41-50 tahun dengan 6 kasus. Sedangkan pasien dengan usia muda, hanya ditemukan 2 kasus (0.6%) tumor jinak payudara, yaitu pada kelompok usia 21-30 tahun.

(54)

insidensi tumor jinak payudara mencapai angka kejadian tertinggi, yaitu sebanyak 25 orang (9.0%), kemudian 23 kasus (8.2%) pada rentang usia 20-29 tahun. Walaupun data yang dilaporkan Robbins (2007) menunjukkan bahwa usia puncak penderita tumor jinak payudara, khususnya Fibroadenoma mammae, sebagai tumor jinak yang paling sering adalah pada usia 30-an. Namun, kejadian Fibroadenoma mammae dapat terjadi pula wanita dengan usia yang lebih tua atau

bahkan setelah menopause, tentunya dengan jumlah kejadian yang lebih kecil dibanding pada usia muda.

Untuk tumor ganas payudara, kejadian tertinggi terdapat pada kelompok usia 41-50 tahun, yaitu sebanyak 102 orang (31.5%) dan angka kejadian paling rendah berada pada kelompok usia 21-30 tahun, yaitu sebanyak 9 orang (2.8%).

Hal ini sesuai dengan laporan Wahyuni (2007) pada sebuah penelitian kasus kontrol di Provinsi Yogyakarta, dikatakan bahwa kasus tumor ganas payudara ditemukan pada kelompok usia diatas 40 tahun sebesar 76.6% dari seluruh kejadian yang ada, sedangkan untuk usia dibawah 40 tahun hanya sebesar 23.4%. Hal ini ternyata sesuai dengan pernyataan Cotton dalam Zebua (2011) yang mengatakan bahwa kanker payudara jarang terjadi pada usia sebelum 25 tahun, kecuali pada beberapa kasus yang berhubungan dengan faktor familial. Namun secara keseluruhan dapat terjadi pada semua usia, 77 % terjadi pada wanita di atas 50 tahun dan rata-rata diagnosis ditegakkan pada wanita usia 64 tahun.

5.2.4. Analisis Distribusi Faktor Resiko Penderita Tumor Payudara

(55)

menurut Berek dan Novak (2007), resiko bisa berbeda-beda akibat perbedaan genetik, gaya hidup, diet pada tiap-tiap ras diseluruh dunia.

Menurut American Cancer Society (2013), riwayat tumor payudara, baik dari keluarga maupun diri sendiri, meningkatkan resiko kejadian tumor payudara. Penelitian yang dilakukan Breast Cancer Organization pada tahun 2013, menunjukkan tingginya angka penderita tumor dengan riwayat tumor sebelumnya, terdapat hingga 2.8 juta wanita di Amerika Serikat mempunyai riwayat menderita tumor payudara. Tabel distribusi penelitian menunjukkan meningkatnya resiko dengan adanya riwayat pernah mempunyai tumor payudara sebelumnya. 20 pasien (6.2%) memiliki riwayat pernah menderita tumor payudara, sedangkan hanya 9 pasien (2.8%) yang menyangkal. Hal yang berbeda didapati pada tabel dengan riwayat keluarga pernah menderita penyakit yang sama, 85 pasien (26.3%) menyangkal, sedangkan hanya 16 pasien (5.0%) yang mempunyai riwayat tumor payudara pada anggota keluarga, sedang sisanya tidak mencantumkan keterangan mengenai riwayat tumor tersebut.

Paparan estrogen berlebihan (unopposed estrogen) juga terkait dengan tingginya resiko tumor payudara (Berek, 2007). Paparan estrogen berlebihan bisa berasal dari overweight/obesitas, penggunaan alat kontrasepsi hormonal, dan usia menarche dini. Dari masing-masing tabel distribusi penelitian, didapatkan 90 orang (27.9%) adalah penderita dengan indeks massa tubuh berlebih dan 52 orang (16.1%) adalah penderita yang sedang ataupun pernah menggunakan alat kontrasepsi hormonal, dimana lebih banyak dibanding pasien yang memiliki indeks massa tubuh normal dan menyangkal riwayat penggunaan kontrasepi hormonal. Data tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh J. National Cancer Institute (2013) pada 9.300 penderita tumor payudara di Amerika Serikat,

(56)

American Cancer Society yang mengatakan bahwa resiko meningkat pada pasien

dengan usia menarche terlalu dini (<12 tahun).

Jumlah anak ternyata tidak terlalu menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap terjadinya tumor payudara. American Cancer Society mengatakan bahwa ibu dengan nullipara memiliki resiko tinggi, namun pernyataan tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian yang tercantum dalam tabel distribusi, hanya terdapat 12 orang (3.7%) dengan status nullipara dari seluruh 323 kasus. Kejadian tertinggi didapatkan pada pasien dengan 3 orang anak yaitu 53 kasus (16.4%) diikuti oleh pasien dengan 4 orang anak, sebanyak 44 kasus (13.6%).

(57)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, maka kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Gambaran histopatologi dari penderita tumor payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik-Medan pada tahun 2012 dibedakan menjadi tumor jinak dan tumor ganas. Total penderita tumor payudara adalah sebanyak 323 orang. Jumlah penderita tumor ganas payudara lebih banyak dibandingkan dengan tumor jinak payudara.

2. Prevalensi tumor jinak payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik-Medan pada tahun 2012 adalah sebanyak 16 orang (5%).

3. Prevalensi tumor ganas payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik-Medan pada tahun 2012 adalah sebanyak 307 orang (95%).

4. Gambaran histopatologi dari penderita tumor jinak payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik-Medan pada tahun 2012 yang terbanyak adalah tipe Fibroadenoma mammae, yaitu sebanyak 11 orang (68.8%).

5. Gambaran histopatologi dari penderita tumor ganas payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik-Medan pada tahun 2012 yang terbanyak adalah tipe Invasive Ductal Carcinoma, yaitu sebanyak 264 orang (85.9%).

(58)

6.2. Saran

Berdasarkan hasil yang didapat pada penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Lokasi penelitian sebaiknya diperluas, mengingat masih banyak sentra diagnostik yang lain yang terdapat di kota Medan, sehingga data demografi yang diperoleh semakin akurat.

2. Rekam Medis sebagai sumber data penelitian sebaiknya lebih lengkap dalam melampirkan unsur-unsur demografi, pelaporan pemeriksaan, hasil pemeriksaan dan follow up yang dilakukan, serta lebih spesifik dalam pengklasifikasian serta mencatat informasi-informasi penting lainnya sehingga memudahkan dalam pengolahan data.

3. Mengingat kejadian tumor payudara yang sampai ke petugas kesehatan dominan sudah jatuh ke tingkat yang cukup parah, maka sebaiknya tindakan-tindakan dalam upaya diagnosis dini (skrining) seperti periksa payudara sendiri (SADARI) dan mammography harus secara rutin dilakukan masyarakat sehingga kejadian tumor payudara dapat dicegah lebih awal.

4. Sehubungan angka kejadian tumor payudara yang cukup tinggi di masyarakat, perlu dilakukan penelitian yang berkesinambungan mengenai kejadian tumor payudara ini sebagai langkah awal pengawasan dan kontrol perkembangan tumor payudara di masyarakat.

(59)

DAFTAR PUSTAKA

American Cancer Society (ACS), 2012. Breast Cancer. Atlanta: American Cancer Society, Inc. Available from:

http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003090-pdf. pdf [accessed May 20, 2013]

American Cancer Society (ACS), 2012. Breast Cancer: Early Detection The importance of finding breast cancer early. Atlanta: American Cancer

Society, Inc. Available from : http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003165-pdf.

pdf [accesed May 20, 2013]

American Cancer Society (ACS), 2012. Breast Cancer Facts and Figures 2011-2012. Available from:

http://www.cancer.org/acs/groups/content/@epidemiologysurveilance/doc uments/document/acspc-030975.pdf [accessed May 30, 2013]

Breakthrough Breast Cancer Organization, 2010. Breast Cancer Risk the Fact Obesity. 2nd Edition. London.

Breast Cancer Organization. 2010. Your Guide to the Breast Cancer Pathology Report. Available from:

http://www.breastcancer.org/Images/Pathology_Report_Bro_V14_FINAL _tcm8-333315.pdf [accessed June 1, 2013]

Breast Cancer Organization. 2012. . Available from: http://www.breastcancer.org/symptoms/testing/types/self_exam/bse_steps? gclid=CNbTg_muyrcCFUlV4godM2UAMw [accessed 2 June, 2013]

Gambar

Tabel 2.1. Gen BRCA1 dan Gen BRCA2
Tabel 2.2. Tumor Jinak dan Tumor Ganas Payudara
Tabel 2.3. Staging Tumor Payudara Sistem TNM
Tabel 2.5. Data statistik 5-years Survival Rate Tumor Payudara Berdasarkan Sistem TNM
+7

Referensi

Dokumen terkait

Di bagian ini hukum internasional telah ada semenjak 4000 SM, hubungan yang mengikat terjadi antara setiap individu dan nations, namun pola dan bentuk interaksi yang dilakukan pada

Fasilitas untuk user yang disediakan web site ini adalah dapat mencari data sesuai dengan keinginan user, struktur dari Penulisan Ilmiah, download contoh penulisan dan beberapa

Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka dengan hormat kami mengundang saudara untuk menghadiri acara pembuktian kualifikasi yang akan dilaksanakan pada :. Diharapkan

 Dengan kegiatan membaca teks, siswa mampu menceritakan kembali informasi dalam bentuk tulisan mengenai Gajah Mada menggunakan kosakata baku dengan tepat dan percaya diri.. 

Sehubungan hal tersebut di atas, maka Pokja akan melakukan verifikasi terhadap semua data dan informasi yang ada dalam formulir isian kualifikasi dengan memperlihatkan dokumen

Berdasarkan tahapan dan jadwal lelang yang telah ditetapkan serta memperhatikan hasil evaluasi kualifikasi terhadap peserta yang lulus evaluasi dokumen penawaran,

Pengembangan penelitian secara garis besar dapat dilihat pada Gambar 2 yang mengilustra- sikan sistem penyelenggaraan jalan tol yang terdiri dari tiga elemen untuk

Beberapa peneliti sudah pernah melakukan sintesa N-suksinil kitosan, seperti Noerati (2007) yang mensintesis kitosan suksinat yang larut dalam air dengan menggunakan asam asetat