• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Penderita Karsinoma Payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakteristik Penderita Karsinoma Payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada tahun 2013"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Abdel.H, Amasha.R, 2013. Breast Self-examination and risk factor of breast cancer: awareness of Jordanian nurses

American Cancer Society, types of breast cancer . Available from : http://www.cancer.org/cancer/breastcancer/detailedguide/breast-cancer-breast-cancer-types

American Cancer Society, Breast cancer. Available at : http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003090-pdf.pdf

American Cancer Society, Breast cancer overview. Available at : http://www.cancer.org/asianlanguagematerials/breast-cancer-overview-pdf

Bertrand.K.A, Tamimi.R.M, Scott.C.G, Jensen.M.R, Norman.A, Couch.F, Shepherd.J, Chen.Y.Y. et al., 2013. Breast Cancer Research, Mammographic density and risk of breast cancer by age and tumor characteristic

Boehringer Ingelheim, The pathogenesis of breast cancer. Available at : http://www.inoncologyus.com/pathogenesis-of-cancer/breast-cancer-hormones-and-receptors/index.jsp

Breast Cancer Organisation, sign and symptom of invasive lobular carcinoma. Available at : http://www.breastcancer.org/symptoms/types/ilc/symptoms

Breast Cancer Organisation, ILC-Invasive lobular carcinoma. Available at : http://www.breastcancer.org/symptoms/types/ilc

Breast Cancer Organisation, sign and symptom of invasive lobular carcinoma. Available at : http://www.breastcancer.org/symptoms/types/ilc/symptoms

(2)

Cancer Research UK, Breast cancer risk factor. Available at :

http://www.cancerresearchuk.org/cancer-info/cancerstats/types/breast/riskfactors/breast-cancer-risk-factors

Cancer Organisation, Overview of cytology types. Available at : http://www.cancer.org/treatment/understandingyourdiagnosis/examsandtestdescriptio

ns/testingbiopsyandcytologyspecimensforcancer/testing-biopsy-and-cytology-specimens-for-cancer-cytology-types

Cancer Organisation, Breast Cancer type. Available at :

http://www.cancer.org/cancer/breastcancer/detailedguide/breast-cancer-breast-cancer-types

Charles.E.A, Douglas.C.A, Jon.C.A,James.M.C, Christoper.P.C , et.al. 2004. Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease 7th Edition : Laster.S.C. The Breast p. 1181-1219

Desantis C.E, Lin C.C, Mariotto A.B, et al. 2014. Cancer Treatment and survivorship statistic 2014.

Fiorica.J.V, 2004, 2004.Breast Disease. In: Clinical Gynecology Oncology, p 411-445

Frank.H.N, 2011, Netter Atlas Of Human Anatomy 5th Edition, 176-178

Globocan 2012, Age Specific Table, Available from : http://globocan.iarc.fr/old/age-specific_table_r.asp?selection=90360&selection=118458&title=Indonesia%2C+Mala ysia&sex=2&type=0&stat=0&window=1&sort=0&submit=%C2%A0Execute%C2% A0

(3)

Globocan, Fact Sheet by Population : http://globocan.iarc.fr/Pages/fact_sheets_population.aspx

Globocan, insidensi/mortality age specific table. Available at : http://globocan.iarc.fr/Pages/age-specific_table_sel.aspx

Harrison.P.A, Srinivasan.K, Binu.V.S, Vidyasagar.M.S, Nair.S, 2010. Risk Factor for breast cancer among women attending tertiary care hospital in Southern India

Kouame J.N, Troh E, Kouakou E.K, et al, 2012. Epidemiology and histology aspect of breast cancer of woman in Ivory Coast.

Lakshmi R, Athira R, Joy T.M, et al. 2012. Breast cancer risk factor preventable and non-preventable.

Lewis.N.L, Weiner.L.M. The Cancer Handout Book. p 42-43

Maher A.S, Al-Khwaja M.M, Massarweh S, et al. 2006. Prevalance of hormone receptor and HER2/neu in breast cancer cases in Jordan.

Martin.A.M, Weber.B.L, 2000. Genetic and Hormonal Risk Factors in Breast Cancer

Meshram.I.I, Hiwarkar.P.A, Kulkarni.P.N, 2009. Reproductive Risk Factor For Breast Cancer

Medscape Referance, Breast cancer histology. Available at : http://emedicine.medscape.com/article/1954658-overview#showall

Mortimer P.S, Bates D.O, Brassington H.D, Stanson A.W.B, Stracchan D.P, et al. 2011. The prevalence of arm oedema following treatment for breast cancer.

Paul D. T, Thomas E.R, Franceschi.S, Weiderpass.E, 2002. Cigarette smoking and the risk of endometrial cancer , In: The Lancet Oncology

(4)

Taylor, Clive.R, Chandrasoma.P, 2006. Lange Pathology Sistemic Pathology : The female Reproduction System Chapter 56 : The Breast

Wax.A, 2012. Ductal carcinoma in situ. In: WebMD Available at : http://www.webmd.com/breast-cancer/ductal-carcinoma-invasive-in-situ

Wax.A, 2012. Ductal carcinoma invasive and in situ. In: WebMD. Available at : http://www.webmd.com/breast-cancer/ductal-carcinoma-invasive-in-situ?page=3

Webster L.R, Bllous A.M, Wills L, Byth K, Burgemeister F.C, et al. 2005. Histopathologic indicator of breast cancer biology : insights from population mammographic screening.

Woman Shealth, Breast Cancer risk factor and prevention. Available at : http://www.womenshealth.gov/breast-cancer/risk-factors-prevention/

WHO, Breast Cancer : Prevention and Control. Available at : http://www.who.int/cancer/detection/breastcancer/en/index2.html

(5)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 KERANGKA KONSEP

Gambar 3.1 Kerangka konsep usia, faktor risiko, gambaran patologi anatomi dan penatalaksanaan pada pasien karsinoma payudara.

Variable Independent Variable Dependant

Usia

Faktor Risiko

Karsinoma payudara

(6)

3.2 Definisi Operasional

Karsinoma payudara adalah keadaan kanker dimana diagnosis pasien ditegakkan melalui klinis dan pemeriksaan patologi anatomi.

3.2.1 Golongan Usia

Definisi Operasional: Usia adalah angka yang menunjukkan lamanya hidup seseorang dalam satuan tahun.

Cara Ukur:Dilakukan melalui analisa data yang tercantum dalam rekam medis (data sekunder).

Alat Ukur:Data-data yang tercantum dalam rekam medis

Hasil ukur:Klasifikasi golongan usia berdasarkan IARC, 2014 :

1. 0-14 tahun

2. 15-39 tahun

3. 40-44 tahun

4. 45-50 tahun

5. 50-54 tahun

6. 55-60 tahun

7. 60-64 tahun

8. 65-70 tahun

9. 70-74 tahun

10. 75 tahun dan ke atas

(7)

Definisi Operasional:gangguan hormonal dari tingkat usia menearche dan menopause berserta pengunaan Obat KB

Cara Ukur: Dilakukan melalui analisa data yang tercantum dalam rekam medis(data sekunder).

Alat Ukur:Data-data yang tercantum dalam rekam medis

Hasil Ukur:

1. Menarche

Definisi Operasional : Usia pasien pertama kali mendapat haid. Hasil Ukur : Usia

2. Menopause

Definisi Operasional : Usia pasien pertama kali berhenti haid. Hasil ukur : <50 tahun, >50 tahun, sudah tidak jelas, belum. 3. Pengunaan KB hormonal

Definisi Operasional : Pasien yang mempunyai riwayat mengunakan KB jenis pil, susuk dan suntik

Hasil Ukur : Mengunakan & Tidak mengunakan

3.2.2.2 Faktor Gaya Hidup

Definisi Operasional: Gaya hidup adalah cara kehidupan dan perkara yang sering dilakukan oleh seseorang.

Cara Ukur: Dilakukan melalui analisa data yang tercantum dalam rekam medis(data sekunder).

Alat Ukur:Data-data yang tercantum dalam rekam medis

Hasil Ukur:

(8)

Definisi Operasional : Pasien yang mempunyai riwayat meghisap rokok dan minum alkohol

Hasil Ukur : Alkohol , merokok , tidak mengunakan

2. Obesitas

Definisi Operasional : Mengunakan BMI untuk menentukan apakah pasien BMI >30.

Hasil Ukur : Underweight <18.5 , normal 18.6-24.9 , overweight 25-29.9 , obesity >30.

3.2.2.3 Faktor Genetik

Definisi Operasional: Faktor genetik adalah riwayat keturunan dari keluarga ibu yang menderita kanker.

Cara Ukur:Dilakukan melalui analisa data yang tercantum dalam rekam medis(data sekunder).

Alat Ukur:Data-data yang tercantum dalam rekam medis

Hasil Ukur: Ada , tidak ada

3.2.2.4 Faktor Parietas

Definisi Operasional:jumlah riwayat kelahiranan anak yang masih hidup

Cara Ukur: Dilakukan melalui analisa data yang tercantum dalam rekam medis(data sekunder)

Alat Ukur:Data-data yang tercantum dalam rekam medis

Hasil Ukur: Jumlah anak

3.2.2.5 Faktor Menyusui anak

(9)

Cara Ukur: Dilakukan melalui analisa data yang tercantum dalam rekam medis(data sekunder)

Alat Ukur:Data-data yang tercantum dalam rekam medis

Hasil Ukur: menyusu, tidak menyusu

3.2.3 Gambaran Patologi Anatomi 3.2.3.1 Jenis-jenis Karsinoma Payudara

Definisi Operasional: Jenis-jenis karsinoma payudara adalah perbedaan tempat pencetusan karsinoma pada payudara yang ditentukan dari pemeriksaan patologi anatomi.

Cara Ukur:Dilakukan melalui analisa data yang tercantum dalam rekam medis(data sekunder)

Alat Ukur:Data-data yang tercantum dalam rekam medis

Hasil Ukur:

1. IDC 2. ILC

3. Subtipe Invasive (metaplastik karsinoma, mucinous karsinoma, papillari karsinoma, tubular karsinoma)

3.2.3.2 Hasil Grading

Definisi Operasional: Hasil grading adalah hasil yang bisa menandakan tingkat keparahan karsinoma payudara yang ditantukan dari pemeriksaan patologi anatomi.

Cara Ukur: Dilakukan melalui analisa data yang tercantum dalam rekam medis(data sekunder)

(10)

Hasil Ukur:Grade I, II, III

3.2.4 Pemeriksaan Reseptor Hormon

Definisi Operasional: Pemeriksaan Reseptor hormon adalah pemeriksaan untuk menilai apakah terdapat reseptor hormon estrogen dan progestron yang ditentukan dari pemeriksaan IHC.

Cara Ukur: Dilakukan melalui analisa data yang tercantum dalam rekam medis(data sekunder)

Alat Ukur:Data-data yang tercantum dalam rekam medis

Hasil Ukur:

1. Pemeriksaan Imunohistokimia ER

Definisi Operasional : Pemeriksaan yang memeriksa apa adanya reseptor estrogen

Hasil Ukur : positif(+) , negative (-) 2. Pemeriksaan Imunohistokimia PR

Definisi Operasional : Pemeriksaan yang memeriksan apa adanya reseptor progestron

Hasil Ukur : positif(+) , negative (-)

3.2.5 Pemeriksaan Her2

Definisi Operasional:Penilaian Her2 adalah untuk menilai tingkat ekspresi HER2 yang ditentukan dari pemeriksaan IHC.

Cara Ukur: Dilakukan melalui analisa data yang tercantum dalam rekam medis(data sekunder)

Alat Ukur:Data-data yang tercantum dalam rekam medis

(11)

3.2.6 Penatalaksanaan

3.2.6.1 Penatalaksanaan Umum

Definisi Operasional: Penatalaksanaan adalah pengobatan atau penaganan yang akan dilakukan pada pasien untuk memulihkan kondisi patologi pada pasien.

Cara Ukur: Dilakukan melalui analisa data yang tercantum dalam rekam medis(data sekunder)

Alat Ukur:Data-data yang tercantum dalam rekam medis

Hasil Ukur:

1. Kemoterapi

2. Targeted Therapy : Herceptin® (Trastuzumab) 3. Terapi Radiasi

3.2.7 Pembedahan

Definisi Operasional: Pembedahan adalah untuk mengeluarkan jaringan yang patologis dari payudara agar tidak menyebar kebahagian organ yang lain.

Cara Ukur: Dilakukan melalui analisa data yang tercantum dalam rekam medis(data sekunder)

Alat Ukur:Data-data yang tercantum dalam rekam medis

Hasil Ukur:

1Lumpectomy/ Quadrantomy

(12)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Pada penelitian ini peneliti mengunakan design penelitian deskriptif yang akan melihat gambaran usia, faktor resiko, gambaran patologi anatomi berserta penatalaksanaan yang diberikan pada pasien karsinoma payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik(RSUP HAM) Medan pada tahun 2013 dengan dilakukan pengambilan rekam medis.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan. Penelitian ini dijangkau akan dilakukan pada bulan Agustus sehingga September 2014.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah semua sampel pasien yang pernah didiagnosis di Depertement Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik pada 1 Januari hingga 31Desember tahun 2013 yang telah didiagnosa mengalami karsinoma payudara. Jumlah populasi tersebut diambil dari rekam medis yang terdapat pada Department Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik.

Sampel yang digunakan adalah total sampling yaitu keseluruhan populasi adalah sempel karena perlu didapatkan jumlah atau nomor sebenar penderita karsinoma payudara secara keseluruhan untuk mengetahui gambaran usia dan faktor resiko bersetra gambaran patologi anatomi dan penatalaksanaan yang telah dilakukan pada penderita.

(13)

1. Penderita mengalami karsinoma payudara.

2. Penderita karsinoma payudara telah dirawat hingga ke penatalaksanaan. 3. Penderita karsinoma payudara telah dilakukan pemeriksaan patologi anatomi.

Kriteria Ekslusi

1. Penderita yang memiliki tumor kewanitaan yang lain

4.4 Metode Pengumpulan Data

Responden pada penelitian ini adalah penderita karsinoma payudara yang datang ke Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan. Rekam medis diambil bagi semua pasien yang telah didiagnosa menderita karsinoma payudara dan dilihat golongan usia, faktor resiko, gambaran patologi anatomi dan penatalaksanaan yang telah dilakukan.

4.5 Metode Analisa Data

(14)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Karakteristik Pasien

Sebanyak 331 orang responden telah diambil datanya dengan membuka rekam medis mereka ianya merupakan penderita karsinoma payudara yang mendapatkan rawatan di Rumah Sakit Haji Adam Malik, Medan pada tahun 2013.

5.1.1.1 Penderita Karsinoma Payudara

Sebanyak 331 penderita karsinoma payudara itu dilihat beberapa aspek, Antaranya golongan usia, menarche,menopause, pemakaian KB hormonal, merokok,

minum alkohol, obesitas, riwayat keluarga,riwayat kehamilan, jenis karsinoma, grade

biopsy, pemeriksaan hormon imunohistokimia ER, PR dan HER2, penatalaksanaan dan pembedahan. Semua aspek itu dirangkumkan dalam tabel-tabel dibawah ini. Tabel 5.1 Klasifikasi golongan usia pasien karsinoma payudara

(15)

70-74 tahun 6 1.8

>75 tahun 2 0.6

Total 331 100.0

Dari penelitian ini, keseluruhan pasien penyakit karsinoma payudara yang jumlahnya 331 orang, diketahui bahwa sebanyak 3 orang (0.9%) tidak dikatahui usia, 1 orang (0.3%) adalah berusia 0-14 tahun, 47 orang (14.2%) adalah berusia 15-39 tahun, 56 orang (16.9%) adalah berusia 40-44 tahun, 65 orang (19.6%) adalah berusia 45-49 tahun, 58 orang (17.5%) adalah berusia 50-54 tahun, 59 orang (17.8%) adalah berusia 55-59 tahun, 25 orang (7.6%) adalah berusia 60-64 tahun, 9 orang (2.7%) adalah berusia 65-69 tahun, 6 orang (1.8%) adalah berusia 70-74 tahun dan 2 orang (0.6%) adalah berusia lebih dari 75 tahun.

Tabel 5.2 Usia menarche pasien karsinoma payudara

(16)

Dari penelitian ini, keseluruhan pasien penyakit karsinoma payudara yang jumlahnya 331 orang, diketahui bahawa sebanyak 205 orang (52.2%) menarchenya tidak diketahui, 2 orang (0.6%) menarchenya pada usia 10 tahun, 4 orang (1.2%) menarchenya pada usia 11 tahun, 27 orang (8.2%) menarchenya pada usia 12 tahun, 26 orang (7.9%) menarchenya pada usia 13 tahun, 24 orang (7.3%) menarchenya pada usia 14 tahun, 21 orang (6.3%) menarchenya pada usia 15 tahun, 10 orang (3%) menarchenya pada usia 16 tahun, 5 orang (1.5%) menarchenya pada usia 17 tahun, 4 orang (1.2%) menarchenya pada usia 18 tahun dan 2 orang (0.6%) menarchenya pada usia 19 tahun.

Tabel 5.3 Usia menopause pasien karsinoma payudara

Usia Menopause Pasien Karsinoma Payudara

Frekuensi (n)

Presentase (%)

Not available 152 45.9

<50 14 4.2

>50 16 4.8

Sudah, Tidak jelas 24 7.3

Belum 125 37.8

Total 331 100.0

(17)

Tabel 5.4 Pemakaian KB hormonal oleh pasien kasinoma payudara

Dari penelitian ini, keseluruhan pasien penyakit karsinoma payudara yang jumlahnya 331 orang, diketahui bahawa sebanyak 224 orang (67.7%) tidak ditemui data pemakaian obat hormonal seperti KB pada rekam medis pasien, 65 orang (19.6%) memakai obat hormonal dan 42 orang (12.7%) tidak memakai KB hormonal.

Tabel 5.5 Riwayat merokok dan minum alkohol pada pasien karsinoma payudara

RiwayatPasien Merokok

(18)

(0.6%) pasien merokok, dan 24 orang (7.3%) pasien yang tidak merokok atau

Dari penelitian ini, keseluruhan pasien penyakit karsinoma payudara yang jumlahnya 331 orang, diketahui bahawa sebanyak 158 orang (47.7%) tidak ditemui data untuk

perhitungan BMI, 2 orang (0.6%) adalah underweight, 95orang (28.7%) adalah

normal, 60 orang (18.1%) adalah overweight dan 16 orang (4.8%) adalah obesitas.

Tabel 5.7 Riwayat keluarga pasien karsinoma payudara yang menderita kanker

Riwayat Keluarga Pasien

(19)

riwayat keluarga pasien, 5 orang (1.5%) ada riwayat keluarga menderita kanker dan 49 orang (18.8%) tidak ada riwayat keluarga menderita kanker.

Tabel 5.8 Jumlah anak pasien karsinoma payudara

Jumlah Anak Pasien Karsinoma Payudara

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Not Available 197 59.5

1 21 6.3

2 28 8.5

3 33 10.0

4 22 6.6

5 18 5.4

6 4 1.2

7 5 1.5

8 3 0.9

Total 331 100.0

(20)

Tabel 5.9 Riwayat pasien karsinoma payudara menyusukan anak

Dari penelitian ini, keseluruhan pasien penyakit karsinoma payudara yang jumlahnya 331 orang, diketahui bahawa sebanyak 317 orang (95.8%) tidak mempunyai rekod data mengenai penyusuan anak, 10 orang (3%) pasien yang menyusukan anak dan 4 orang (1.2 %) pasien yang tidak menyusukan anak.

Tabel 5.10 Jenis karsinoma pada pasien karsinoma payudara Jenis Karsinoma Pada

(21)

Tabel 5.11 Biopsy grade pada pasien karsinoma payudara

Dari penelitian ini, keseluruhan pasien penyakit karsinoma payudara yang jumlahnya 331 orang, diketahui bahawa sebanyak 198 orang (59.8%) tidak mempunyai data

mengenai biopsy grade, 48 orang (14.5%) adalah grade 1, 55 orang (16.6%) adalah

grade 2 dan 30 orang (9.1%) adalah grade 3.

Tabal 5.12 Pemeriksaan reseptor estrogen pada pasien karsinoma payudara Pemeriksaan Reseptor

(22)

Tabel 5.13 Pemeriksaan reseptor progestron pada pasien karsinoma payudara

Dari penelitian ini, keseluruhan pasien penyakit karsinoma payudara yang jumlahnya 331 orang, diketahui bahawa sebanyak 289 orang (87.3%) data tidak terdapat di rekam medis, 14 orang (4.2%) positif reseptor progestron dan 28 orang (8.5%) negatif reseptor progestron.

Tabel 5.14 Pemeriksaan Imunohistokimia reseptor HER-2 pada pasien karsinoma payudara

(23)

Tabel 5.15 Penatalaksanaan pasien karsinoma payudara

Dari penelitian ini, keseluruhan pasien penyakit karsinoma payudara yang jumlahnya 331 orang, diketahui bahawa sebanyak 87 orang (26.3%) tidak terdapat data di rekam medis, 212 orang (64%) dilakukan kemoterapi, 21 orang (6.3%) dilakukan terapi radiasi dan 11 orang (3.3%) dilakukan pembedahan.

Tabel 5.16 Jenis pembedahan yang dilakukan oleh pasien karsinoma payudara

Jenis Pembedahan Frekuensi

(24)

5.2 Pembahasan

Dari hasil penelitian, sebanyak 331 orang responden merupakan penderita karsinoma payudara pada tahun 2013. Dan dari angka tertebut diketahui bahwa usia 45-49 tahun merupakan penderita yang paling terbanyak dengan persentase 19.6% seperti dalam [table 5.1]. Menurut penelitian Harisson PA persentase tertinggi untuk usia 45-54 tahun sebanyak 46% (Harisson PA, et al, 2010). Menurut penelitian, penderita karsinoma adalah rata-rata berusia sekitar 45 tahun sekian,

(25)

Seterusnya, pembahasan dari gaya hidup pasien yang bisa mengakibatkan

karsinoma payudara adalah pasien yang overweight dilihat melalui BMI pasien

karsinoma payudara. Dapat dilihat nilai tertinggi adalah pasien yang BMI normal sebanyak 28.7% dan nilai obesitas hanyalah 4.8% [tabel5.5] dan menurut Meshram II juga nilai BMI normal adalah persentase tertinggi yaitu sebanyak 78.1% (Meshram II, 2009). Pada kedua penelian menunjukkan bahawa berat badan tidak memainkan peranan sebagai faktor resiko ada pasien karsinoma payudara. Riwayat merokok dan minum alkohol turut diteliti dalam penelitian ini dan mendapat sebanyak 14.8% pasien yang tercatat bahawa ia tidak menkonsumsi alkohol maupun merokok dan 83.7% datanya tidak tersedia didalam rekam medis. Pasien mungkin tidak merokok tetapi berkemungkinan pasien adalah perokok sekunder dimana resikonya adalah lebih tinggi. [Tabel 5.6]. Menurut Lakshmi R,persentase pasien yang mengkonsumsi alkohol sebanyak 10% dan pasien premenopause yang tidak merokok tetapi menjadi perokok sekunder mempunyai persentase sebanyak 70% menderita kanker payudara (Lakhsmi R, et al, 2013). Kedua-dua penelitian ini menunjukkan bahawa pasien wanita kebanyakkan tidak mempunyai riwayat merokok atau menkonsumsi alkohol tetapi ada kemungkinan wanita sebagai perokok pasif menjadi faktor resiko wanita terkena karsinoma payudara.

Selanjutnya faktor genetik yang diteliti dalam penelitian ini melalui riwayat keluarga yang menderita kanker di rekam medis menunjukkan hasil 14.8% menyatakan bahawa pasien tidak mempunyai riwayat keluarga yang menderita kanker [Tabel 5.7]. Menurut Kouame JN, nilai yang didapat pasien karsinoma payudara yang mempunyai riwayat keluarga menderita kanker adalah sebanyak 8.78% (Kouame JN, 2012). Menurut penelitian peneliti pasien berkemungkinan terdapat riwayat keluarga yang menderita kanker tetapi data tidak tersedia karena bisa diturunkn gen abnormal dari orang tua ke anaknya.

(26)

sebanyak 10.47% (Kouame JN.et.al, 2012). Seterusnya jumlah anak pasien karsinoma payudara data tertinggi adalah 10% sebanyak 33 orang pasien setiap satu mempunyai 3 anak dan 59.5% datanya tidak tersedia di rekam medis [Tabel 5.9]. Menurut Lakshmi R, peningkatan setiap anak memperi penurunan resiko terkena kanker payudara adalah sebanyak 7% (Lakshmi R, et al, 2013). Wanita yang jumlah anaknya kurang dan wanita yang tidak menyusui anaknya mempunyai resiko yang lebih rendah karena lebih banyak terpapar pada hormon estrogen.

Dari penelitian ini jenis karsinoma pada pasien karsinoma payudara mencatat

nilai tertinggi adalah pasien yang menderita Invasive Ductal Carcinoma (IDC)

sebanyak 49.2% dan nilai kedua tertinggi sebanyak 45% adalah data tidak tersedia di rekam medis [Tabel 5.10]. Menurut penelitian Maher AS, dari 267 kasusnya terdapat sebanyak 89.9% adalah menderita IDC (Maher AS,2006). Jenis karsinoma payudara

seringnya diikuti dengan biopsy grade, pada penelitian ini hasil dari biopsy grade

yang tertinggi adalah 16.6% yaitu biopsy grade : II namun 59.8% datanya tidak

tercatat di dalam rekam medis [Tabel 5.11]. Menurut penelitian Webster LR ,

penelitiannya mendapati grade 1 adalah persentase tertinggi sebanyak 39.9 manakala

grade II adalah 39% (Webster LR.et al, 2005). Menurut kedua-dua penelitian ini, menunjukkan bahawa jenis karsinoma IDC yang rering dirawat adalah menunjukkan karsinoma yang muncul dari bahagian duktal adalah lebih tinggi dari lobular dan bagian lain dari payudara. Manakala pada grading di penelitian peneliti adalah grade II dimana kebanyakkan pasien datang dengan kondisi sel-sel didiferensiasi secara sedang.

(27)

ER positif sebanyak 50.8%, PR positif sebanyak 57.5% dan HER-2 sebanyak 17.5% (Maher AS, 2006). Pada penelitian ini menunjukkan bahawa hasil pemerikasaan immunohistokimia masih rendah dilakukan sehingga menganggu prevasensi hasil IHC pada pasien karsinoma payudara.

Penelitian bagi penatalaksanaan pasien karsinoma payudara menunjukkan 64% pasien menggunakan kemoterapi sebagai penatalaksanaan, dan 26% dari penelitian penatalaksanaan ini adalah data tidak tersedia di rekam medis [ Tabel

5.15]. Menurut Desantis CE, Pasien yang grade I dan II melakukan kemoterapi

adalah sebanyak 37% dan terapi radiasi adalah sebanyak 65%, dan pasien grade III

dan IV yang melakukan kemoterapi adalah sebanyak 74% dan yang melakukan terapi radiasi adalah sebanyak 65% (Desantis CE, et al, 2014). Pada kedua-dua penelitian ini menunjukkan bahawa pasien karsinoma payudara kebanyakkan melakukan kemoterapi sebagai penatalaksanaan karena ia adalah untuk membunuh sel-sel yang membelah.

Penelitian ini turut meneliti pasien yang melakukan pembedahan yg dimana 26.9% adalah pasien yang melakukan pembedahan mastektomi dan 71% adalah pasien yang datanya tidak tertulis di rekam medis dimana kemungkinan pasien tidak melakukan pembedahan [Tabel 5.16]. Menurut penelitian Mortimer PS, pembedahan yang dilakukan pada pasien 29% adalah mastektomi, 19% adalah lumpektomi dan 52% tidak dilakukan pembedahan (Mortimer PS, 2011).Menurut Desantis CE, pasien

dengan grade I dan II yang melakukan lumpektomi adalah sebanyak 59% dan yang

melakukan mastektomi adalah sebanyak 39%. Manakala pasien yang grade III dan

(28)
(29)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahawa, karakteristik pasien karsinoma payudara di Rumah Sakit Umum Pusat haji Adam Malik adalah tidak lengkap pada rekam medis. Ini adalah berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh seperti berikut, Klasifikasi golongan usia yang pasing sering menderita karsinoma payudara adalah 45-49 tahun yaitu sebanyak 19.6%Usia menarche pasien yang persentase tertinggi adalah yang berusia 12 tahun 8.2% namun 62.2% dimana tiada data tersedia di rekam medis.Usia menopause pasien yang persentase tertinggi adalah yang masih belum menopause sebanyak 37.8% namun 45.9% dimana tiada data tersedia di rekam medis. Pemakaian KB hormonal oleh pasien yang persentase tertinggi adalah pemakai obat sebanyak 19.6% namun 67.7% dimana tiada data tersedia di rekam medis. BMI pasien yang persentase tertinggi pasien mengalami obesitas hanyalah 4.8% dan yang tertinggi ada lah normal senayak 28% namun 47.7% dimana tiada data tersedia di rekam medis. Riwayat pasien merokok atau mengkonsumsi alkohol persentase tertinggi adalah tidak mengunakan adalah 7.3% namun 91.8% dimana tiada data tersedia di rekam medis. Riwayat keluarga pasien yang menderita kanker persentase tertinggi adalah 14.8% namun 83.7% dimana tiada data tersedia di rekam medis. Riwayat pasien menyusukan anak persentase tertinggi adalah sebanyak 3% namun 95.8% dimana tiada data tersedia di rekam medis. Jumlah anak pasien karsinoma payudara persentase tertinggi adalah 3 anak sebanyak 10% namun 59.5% dimana tiada data tersedia di rekam medis. Jenis karsinoma payudara persentase tertinggi adalah 49.2% adalah pasien yang menderita invasive ductal carcinoma (IDC) numun 45% dimana tiada data tersedia di rekam

medis. Biopsy grade pasien karsinoma payudara persentase tertinggi adalah grade 2

(30)

Pemeriksaan reseptor estrogen persentase tertinggi adalah negatif sebanyak 6.6% namun 87.3% dimana tiada data tersedia di rekam medis. Pemeriksaan reseptor progestron persentase tertinggi adalah negatif sebanyak 8.5% namun 87.3% dimana tiada data tersedia di rekam medis. Pemeriksaan HER-2 persentase tertinggi adalah nilai 1 sebanyak 5.4% namun 87.3% dimana tiada data tersedia di rekam medis. Penatalaksanaan pasien karsinoma persentase tertinggi adalah 64% pasien melakukan kemoterapi namun 26.3% dimana tiada data tidak tersedia di rekam medis. Jenis pembedahan yang dilakukan pasien persentase tertinggi adalah mastektomi sebanyak 26.9% namun 71% dimana tiada data tersedia di rekam medis pasien atau pasien tidak melakukan pembedahan. Terdapat lebih 47% data pada setiap variable tidak tersedia di dalam rekam medis.

6.2 Saran

1. Kepada petugas kesihatan di Rumah Umum Sakit Haji Adam Malik supaya melakukan anamnesis dan pencatatan data dapat dibuat selangkap-lengkapnya agar penelitian pada masa hadapan dapat di laksanakan dengan sempurna datanya.

2. Selain itu, untuk masyarakat diharapkan untuk menjaga kesihatan dan mengelak dari melakukan faktor resiko untuk menjaga kesihatan agar sihat dari penyakit kronik. 3. Kepada mahasiswa kedokteran agar meningkatkan mengetahuan agar dapat melakukan anamnesis dan pencatatan data secara lengkap di masa hadapan.

(31)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Payudara

Lokasi payudara untuk orang dewasa adalah di antara interkosta 2-6 di garis vertikal dan diantara pinggiran sternum dan pertengahan linea axilaris pada garis horizontal. Payudara biasanya berukuran sekitar 10-12 cm diameter dan ketebalan 5-7cm. Payudara terdiri dari 3 struktur yaitu kulit, jaringan subkutaneous dan jaringan payudara. Jaringan payudara mengandungi parenkima dan stroma. Parenkima terdiri dari 15-20 bagian yang convergepuing pada susunan radial. Collecting duct setiap segmen 2mm diameter, subareolar lactiferous 5-6mm diameter, 5-10 major collecting duct terbuka pada putting dan 5-10 duktus tertutup. Setiap ductus mempunyai 20-40 lobule dan setiap lobulus mengandungi 10-100 alveoli atau tubulasaccular secretary unit pada stroma dan jaringan subkutaneous mengandungi lemak, jaringan ikat, pembunuh darah, nervus, dan lymphatic. (Fiorica.J.V, 2004).

Padakulit payudara yang tipis mempunyai folikel rambut, kelenjar sebaseous dan kelenjar eccrine. Lokasi puting payudara terletak pada interkosta 4 dan mengandungi nervus sensorik pada hujung. Areola adalah sirkular, berpigmentasi dan berukuran 15-60mm diameter. Dibawah pada pectoral fascia terdapat muskulus mayor dan muskulus anterior serratus, yang menyambung kedua lapisan fascia adalah fibrous adalah jaringan fibrous yang berguna untuk support payudara (Fiorica.J.V, 2004).

2.2 Definisi Karsinoma Payudara

(32)

menyebar ke seluruh tubuh dengan berbagai cara. Karsinoma payudara adalah tipe kanker payudara yang tercetus mulai dari jaringan payudara biasanya dari inner lining duktus susu atau lobulus yang menyalurkan susu pada duktus. Kanker yang bermula dari duktus dikenali sebagai karsinoma duktus dan jika bermula dari lobulus maka dikenali sebagai karsinoma lobulus (National Cancer Institute, 2013). Karsinoma payudara sendiri mempunyai 2 tipe, invasive dan invasive. Pada Carsinoma non-invasive terdapat duktal karsinoma in situ (DCIS) dan lobular karsinoma in situ (LCIS) (Stanford Medicine Cancer Institute, 2014). DCIS adalah pertumbuhan sel

abnormal pada duktal payudara, dan “in situ” bermakna “tempat original” dan tipe

(33)

Gambar 2.1. Perubahan sel normal menjadi sel metastatic (Genestie.C , 2011)

2.3 Faktor Risiko Karsinoma Payudara 2.3.1 Faktor Usia

Faktor usia memainkan peranan yang cukup tinggi dalam faktor risiko karsinoma payudara. Terdapat penelitan yang menunjukkan risiko terkena karsinoma payudara kian meningkat seiring usia meningkat yang dimana bisa dilihat mengunakan statistic dibawah. (Rick Alteri. et al, 2012)

Gambar 2.2 Insidensi pada tingkat-tingkat usia (Globocan, 2013)

(34)

Menopause tidak menyebabkan timbulnya karsinoma, tetapi meningkatkan risiko wanita yang umurnya meningkat. Menopause adalah sewaktu ovarium wanita berhenti mengeluarkan ovum dan melalui menopause normal, tubuh badan wanita akan mengeluarkan kadar hormon estrogen dan progesteron yang rendah dan mengakibakan menstruasi irregular dan akhirnya berhenti. Biasanya usia menopause bagi wanita adalah diantara 40-50 tahun. Namun bisa terjadi menopause awal jika dilakukan chemotherapy atau terapi hormonal. Wanita yang menopausenya setelah usia 55 tahun mempunyai risiko yang tinggi terkena kanker ovarium, payudara dan uteri. Bagi wanita yang menarchenya sebelum usia 12 mempunyai risiko yang lebih tinggi karena terpapar pada estrogen pada waktu yang lebih dari normal (American Society of Clinical Oncology, 2014).Kelebihan estrogen endogen , atau lebih tepatnya , ketidakseimbangan hormon , jelas memiliki peran penting . peningkatan paparan puncak estrogen selama siklus menstruasi. Berfungsi tumor ovarium yang rumit estrogen yang dikaitkan dengan kanker payudara pada wanita pascamenopause . Estrogen merangsang produksi faktor pertumbuhan dengan sel epitel payudara normal dan oleh sel-sel kanker . Ini adalah hipotesis bahwa reseptor estrogen dan progesteron biasanya hadir dalam epitel payudara , dan sering hadir dalam sel-sel kanker payudara , dapat berinteraksi dengan promotor pertumbuhan , seperti

transforming growth factor α , faktor pertumbuhan platelet diturunkan , dan faktor

pertumbuhan fibroblast diuraikan oleh payudara manusia sel-sel kanker , untuk menciptakan mekanisme autokrin perkembangan tumor (Lester.S.C, 2005) .

2.3.3 Faktor Riwayat Hamil

(35)

telah dijelaskan estrogen merangsang produksi faktor pertumbuhan dengan sel epitel payudara normal dan oleh sel-sel kanker(Lester.S.C, 2005).

2.3.4 Faktor Genetik

(36)

DNA. Mereka bertindak sebagai gen supresor tumor , karena kanker muncul ketika kedua alel tidak aktif atau rusak - satu disebabkan oleh mutasi germ - line dan yang kedua oleh mutasi somatik berikutnya . Pengujian genetik tersedia , tetapi rumit oleh ratusan alel mutan yang berbeda , hanya beberapa yang memberi kerentanan kanker . Tingkat penetrasi , usia saat onset kanker , dan asosiasi dengan kerentanan terhadap jenis kanker lainnya dapat bervariasi dengan jenis mutasi . Namun, sebagian besar operator akan mengembangkan kanker payudara pada usia 70 tahun , dibandingkan dengan hanya 7 % dari wanita yang tidak membawa mutasi . Peran gen pada kanker payudara sporadis nonhereditary adalah kurang jelas , karena mutasi BRCA1 dan BRCA2 yang mempengaruhi jarang terjadi pada tumor tersebut . Ada kemungkinan bahwa mekanisme lain , seperti metilasi daerah peraturan , bertindak untuk menonaktifkan gen kanker sporadis(Lester.S.C, 2005).

2.3.5Faktor Gaya Hidup

Konsumsi alkohol merupakan salah satu gaya hidup yang bisa meningkatkan risiko menderita karsinoma payudara. Terdapat penelitian yang mengatakan meningkatnya risiko adalah berkaitan dengan jumlah konsumsi alkohol karena dengan mengkonsumsi alkohol bisa meningkatkan tingkat serum estradiol dan meningkatkan paparan terhadap estrogen. Selain itu, diet yang tidak seimbang, obesitas,kurang berolahraga turut bisa menaikkan faktor risiko menderita karsinoma payudara. konsumsi lemak yang berlebihan bisa menjadi faktor tidak langsung untuk menaikkan kadar estrogen dalam tubuh (Martin.A.M, Weber.B.L, 2000). Faktor merokok juga bisa mengakibatkan meningkatnya risiko karsinoma payudara. Pada karsinogen yang ditemui dalam asap tobacco bila melewati alveolar membrane dan melewati saluran darah dan bisa sampai ke payudara via lipoprotein. Karsinogen tersebut bisa di simpan di jaringan adipose dan di metabolisme dan seterusnya di aktivasi oleh sel epithelial yang di ketahui sebagai tempat metastasis karsinoma(Paul D. T, Thomas E.R, 2002).

(37)

Her2 adalah Human Epidermal growth factor reseptor 2dan merupakan keluarga ErbB protein. Sel membrane HER2 melekat bersama reseptor tyrosine kinase dan biasanya termasuk dalam signal transduction pathway yang mengontrol pengembangan sel dan diferensiasi sel. Kanker payudara biasanya terjadi karena overekspresi kandungan protein(Boehringer Ingelheim, 2014).

Patogenesis kanker payudara bisa terjadi karena aktivasi hormon steroid, seperti estrogen dan progesterone yang melekat pada reseptor di sel epithelial payudara untuk cell growth, differensiasi dan survival. Signal transduksi dari reseptor tyrosine kinase (RTKs), yang berlokasi di permukaan sel epithelial memainkan peranan penting untuk perkembangan kanker payudara. Keluarga ErbB dimana termasuk EGFR(ErbB1), HER2(ErbB2), ErbB3, dan ErbB4 termasuk dalam pathogenesis kanker payudara. Keluarga ErbB berespon pada stimulasi Grow Factor melaluai hetero- dan homodimerisasi dan selanjutnya aktivasi dari downstream signaling pathway(Boehringer Ingelheim, 2014).

Seperti jalur onkologi yang lain, penderita yang tergolong dalam keluarga ErbB adalah berassosiasi dengan sejumlah nomor jenis-jenis tumor, termasuk kanker paru-paru dan kanker payudara. Keluarga ErbB mengandungi 4 transmembran RTKs : EGFR(ErbB1), HER2(ErbB2), ErbB3, dan ErbB4. Pada respon di stimulasi grow factor, reseptor ini akan bergabung menjadi 1 daripada 4 homodimer atau 6 homodimer. Keluarga ErbB termasuk dalam pengembangan permbesaran payudara yang normal. Dalam banyak kasus kanker dimana keluarga ErbB diekspresikan secara berlebihan dan memberi signal onkologik. Terdapat bukti-bukti dimana EGFR(ErbB1), HER2(ErbB2), ErbB3, dan ErbB4 bisa mengakibatkan kanker payudara(Boehringer Ingelheim, 2014).

(38)

hadapan. EGFR-HER2 heterodimer telah menunjukkan peningkatan pada potensi metastatic pada garis kanker payudara. Sebagai penambahan kontribusi pada disregulasi signal transduksi. EGFR diekspresikan berlebihan berhubungan dengan penurunan kadar survival pada pasien kanker payudara(Boehringer Ingelheim, 2014).

HER2 diekspresikan berlebihan diekstimasi 25% pada kanker payudara. HER2 adalah reseptor unik dikalangan ErbB dimana ia tidak bergabung dengan mana-mana reseptor ligand, walaupun ia mempunyai intrinsic tyrosine kinase activeity. Aktivasi HER2 adalah melalui homodimerisasi ataupun heterodimerisasi bersama keluarga ErbB. Pada HER2 homo- dan Heterodimers inisiasi suatu signal onkologik yang tinggi dan mengakibatkan peningkatan angiogenesis, poliferasi, metastasis dan invasi berserta menurunkan apoptosis. Tambahan, HER2-ErbB3 dimers memberikan signal mitogenik yang kuat pada sel proliferasi. Peningkatan ekspresi HER2 berassosiasi dengan penyakit ganas dan memberi prognosis buruk(Boehringer Ingelheim, 2014).

ErbB3 turut merupakan unik diantara keluarga ErbB kerena kekurangan intrintsic tyrosine kinase activity. Walau bagaimanapun, ia bisa mengeluarkan signal transduksi apabila heterodimerisasi bersama keluarga BrbB yang lain. Pada ErbB3 ini biasanya ia heterodimerisasi bersama HER2. Her2-ErbB3 heterodimer memberikan signal mitogenik yang kuat pada sel proliferasi dan bisa mengaktivasi beberapa downstream target, termasuk PI3 kinase/AKT pathway, dan membentuk suatu signaling cascade critical for tumorigenesis. ErbB3 diekspresikan secara berlebihan di tumor payudara(Boehringer Ingelheim, 2014).

(39)

2.5 Gejala dan Tanda

Terdapat beberapa gejala dan tanda-tanda karsinoma payudara yang kita ketahui. Secara umum, kanker payudara pada deteksi awal tidak mempunyai sintom maupun rasa nyeri. Dan apabila kanker sudah mulai ada pada duktus, sintom yang ada pada duktus karsinoma in situ adalah nyeri padudara, nyeri puting payudara dan keluar darah pada puting susu manakala invasive duktus karsinoma dikatakan bahawa tidak mempunyai simpton atau apa-apa tanda. Pada lobular pula, lobular karsinoma in situ dikatakan tidak mempunyai sebarang sintom. Manakala invasive lobular karsinoma dapat terasa sepeti gumpalan atau teraba keras, penebalan atau puting susu mereng menghadap ketiak, jika tumornya besar akan terdapat lekukan pada kulit payudara (Wax.A, 2012). Menurut Breast Cancer Society berdasarkan America Cancer Society, sintom yang biasanya dijumpai adalah benjolan ataupun massa. Massa yang dimana tidak meyebabkan rasa nyeri, keras dan tidak rata dikatakan adalah kanker, tetapi juga bisa massa tersebut berupa lunak dan bulat dan nyeri. Selain itu pembengkakan menyeluruh atau sebagian payudara, iritasi kulit atau lekukan , nyeri payudara, nyeri puting susu, kemerahan, bersisik, penebalan puting susu atau payudara, keluar cairan pada puting susu dan terdapat gumpalan pada bawah axilaris dikatakan sebagai tanda pertama kanker payudara. Jika kanker payudara telah merebak ke lymph node dibawah lengan atau pada collar bone dan meyebabkan benjolan atau pembengkakan, tumor tersebut akan menjadi cukup besar untuk bisa diraba(Lester.S.C, 2005).

2.6 Pemeriksaan

2.6.1 Pemeriksaan Fisik

(40)

terdapat kelainan pada kelenjar lymph. Aksilaris diperiksa dengan posisi tangan kanan pasien menyentuh bahu kontra lateral kemudian dipalpasi aksilaris kiri dengan tangan kanan dan aksilaris kanan dipalpasi dengan tangan kiri. Jika kelenjar lymph node teraba maka pemeriksa harus mencatat ukuran, jumlah, mobilitas, konsistensi. Kemudian diperiksa pasien dalam posisi supinasi, diganjal dengan bantal pada bahu ipsilateral untuk menaikkan payudara dan tangan pada sisi ipsilateral di letangkan pada atas kepala. Pemeriksa harus bisa mempalpasi keseluruh payudaradimana sternum hingga ke mid-aksilari line dan superior daripada klavikular ke ribcage lower dan diraba pada seluruh quadrant (Fiorica.J.V, 2004).

Selain itu, bisa juga dilakukan breast self examination disertai 5 langkah, pertama adalah melihat payudara di cermin sambil tangan di pinggang dan bahu di luruskan dan perhatikan apakah saiz, bentuk, warna, posisi dan apakah terdapat lekukan, kerutan atau pembengkakan. Kedua, dinaikan lengan dan perhatikan apakah terdapat keluhan yang sama. Ketiga, perhatikan apakah terdapat cairan yang keluar dari puting susu. Keempat, palpasi secara sirkular pada payudara saat baring dengan menggunakan tangan kanan untuk palpasi payudara kiri, tangan kiri untuk payudara kanan, dan yang terakhir dilakukan palpasi saat duduk atau berdiri (Breast Cancer Organisation, 2013).

2.6.2 Pemeriksaan Penunjang

(41)

2013).Mammogram adalah x-ray pada payudara untuk mencari kelainan pada payudara untuk wanita yang tidak mempunyai sebarang sintom atau tanda-tanda. Mammogram adalah pengambilan jarinagn lunak radiografi untuk identifikasi kewujudan karsinoma payudara sebelum mencapai ke stase yang biasa di palpasi kelainannya. Mammografi sangat berguna untuk prosedur screening untuk memonitor pasien yang resiko tingi karsinoma payudara (Chandrasoma.P, 2006).

Magnnetic resonance imaging (MRI) pada payudara digunakan bersamaan mammogram pada pasien yang mempunyai resiko yang tinggi terhadap terkena kanker payudara, atau ia bisa digunakan untuk memeriksa bagian yang dicurigai mempunyai kelainan atau abnormal pada mammogram. MRI turut digunakan pada pasien yang sudah terkena kanker payudara untuk mengetahui ukuran kanker pada payudara yang sebarang kelainan pada payudara.Pada pasien yang sudah pernah mengalami kanker payudara, MRI turut digunakan untuk memeriksa payudara kontralateral apakah terdapat pertumbuhan tumor (American Cancer Society, 2013).Magnnetic resonance imaging (MRI) adalah lebih sensitive dibandingkan mammogram. Biasanya MRI digunakan saat pasien telah didiagnosa dengan karsinoma payudara oleh mammogram atau dengan screening yang lain.MRI digunakan untuk mentukan ukuran dan dijadikan petunjuk untuk dilakukan biopsi (Chandrasoma.P, 2006).

(42)

Sebagian besar adalah papiloma , yang massa non - kanker dari saluran susu . Mereka mungkin pra- kanker , dan kadang-kadang akan dihapus . Kurang dari 10 persen cairan mengisi adalah kanker .Galactogram tidak hanya akan menemukan massa kecil , tetapi juga akan menunjukkan di mana ia berada (Chandrasoma.P, 2006).

Selanjutnya Ultrasound atau dikenali sebagai sonografi, mengunakan gelombang bunyi untuk outline bagian dari tubuh. Pada pemeriksaan ultrasound ini digunakan sebuah peralatan kecil yang meyerupai mikrofon yang dipanggil sebagai transduser, transducer ini akan diposisikan di kulit dimana telah dioles jelly lubrikan ultrasound dan ia akan mengeluarkan gelombang bunyi dan akan memungut lantunan gelombang dari jaringan. Lantunan tersebut akan diinterpretasi oleh komputer sebagai gambaran hitam putih dan pemeriksaan ini tidak menyakitkan atau menggunakan radiasi. Ultrasound ini biasanya digunakan bersama mammogram kerana ia mudah didapati dan lebih murah dibanding MRI. Ultrasound tidak dicadangkan untuk mengganti mammogram, ultrasound dicadangkan digunakan setelah dilakukan mammogram untuk melihat jaringan abnormal dengan lebih teliti. Ultrasound berguna untuk membedakan kista dan massa yang padat dan juga bisa membedakan benign atau kanker . Ultrasound turut berguna untuk wanita yang mempunyai payudara yang tebal atau besar (American Cancer Society, 2013).

2.6.3 Pemeriksaan Patologi Anatomi 2.6.3.1 Pemeriksaan Sitologi

(43)

prerikardial, cairan ascitik. Untuk karsinoma payudara, pemeriksaan sitologi yang akan digunakan hanyalah FNA (American Cancer Society, 2013). Uji sitologi terdapat 2 cara untuk diagnosis mahupun screening . (FNA) Fine Needle Aspiration sitologi atau biopsi inti lesi teraba mungkin memerlukan gambar – dipandu lokalisasi. Penggunaan bimbingan image baik untuk FNA sitologi atau biopsi inti meningkatkan kemungkinan mendapatkan sampel yang representatif dari penggunaan lesi. Bimbingan gambar mungkin dipengaruhi oleh kemampuan klinis untuk menentukan lesi dari jaringan payudara yang berdekatan, ukuran lesi, kedekatan lesi pada dinding dada, kedekatan lesi untuk prostesis payudara (Grace.J, 2004).

2.6.3.2 Biopsi / Pemerikasaan Histopatologi

(44)

dikeluarkan lebih banyak dari core needle biopsy. Surgical open biopsy adalah yang paling sering dilakukan, tetapi surgical open biopsy ini dilakukan untuk mengeluarkan keselurah gumpalan untuk diperiksa dan dilihat dibawah mikroskop. Lymph node biopsy dilakukan jika lymph node di bawah lengan membengkak dan ingin memeriksa apakah ia adalah kanker (American Cancer Society, 2013).Biopsi adalah pemeriksaan mikroskopik dari jaringan lunak dan bisa mengevaluasi massa jaringan lunak. Biopsy bisa dilakukan dengan beberapa cara. Diantaranya adalah Fine needle aspiration, ini adalah untuk pemeriksaan sitologi karena cara ini adalah cara pling efektif dan tepat untuk mengenal pasti karsinoma payudara. Keduanya adalah Core Needle Biopsy. Ini adalah untuk dilakukan pemeriksaan histologi. Cara ini juga memerlukan untuk mengambil secebis jaringan lunak dari payudara yang didiagnosa karsinoma payudara. Ketiga adalah Insisional atau Eksisional Open Biopsy. Ini adalah untuk mengambil jaringan secukupnya untuk pemeriksaan sitologi dan pemeriksaan histologi. Cara ini lebih digunakan untuk pemeriksaan histopatologi karena bisa digunakan untuk mendiagnosa lebih tepat (Chandrasoma.P, 2006).

Pada karsinoma payudara terdapat DCIS, LCIS, IDC dan ILC seperti yang telah dijelaskan pada definisi.Padainvasive breast cancer terdapat beberapa subtipe. Antaranya adalah medullary carcinoma dimana adalah subtipe yang kurang terjadi dan nama tipe ini ada lah dari tumor yang lembut pada bagian totak yang dipanggil medulla. Metaplastic Carcinoma ada lah tipe jarang terjadi dimana sebagian dari sel pada tumor telah berubah menjadi alternate breast cancer. Mucious carcinoma pula adalah tipe yang jarang terjadi dimana tumor membentuk mucin yang banyak dimana adalah salah satu komponen pada saliva. Papillary carcinoma adalah tipe yang jarang terjadi dan pada kanker ini biasanya terjadi benjolan yang berbeda yang berupa seperti jari-jemari menghala ke luar. Selain itu, terdapat juga tubular carcinoma yang turut merupakan tipe yang jarang terjadi dan inibiasanya terbentuk oleh koleksi sel-sel kecil yang berupa tube kira-kira kurang dari 1.0cm pada diameter ( Standford Medicine, 2014).

(45)

Tabel 2.1. Holland nuclear grade 1994 (Genestie.C , 2011)

Tabel 2.2. Silverstein grading 1995 (Genestie.C , 2011)

2.6.4 Pemeriksaan Laboratori

(46)

dari grade 1 dan grade 2. Grade 3 adalah diferensiasi yang buruk dimana pertumbuhan kanker tersebut cepat dan lebih mengganas(American Cancer Society, 2013).

Seterusnya pemeriksaan lab termasuk status reseptor hormone yaitu pada estrogen reseptor(ER) dan progesteron reseptor(PR). Reseptor merupakan protein dan bisa berikatan bersama hormon dan bersirkulasi ke darah. Sel payudara yang normal dan sel kanker payudara mempunyai reseptor yang bisa berikatan bersama estrogen dan progesteron, kedua-dua hormon ini bisa meningkatkan kadar pertumbuhan sel kanker. Setelah dibiopsi, penting untuk diperiksa apakah terdapat reseptor estrogen atau progesteron karena ia bisa mempunyai salah satu atau keduanya sekali. Kanker payudara yang mempunyai reseptor estrogen dipanggil ER-positive (ER+) cancer, manakala yang mempunyai reseptor progesteron diganggil PR-positive (PR+) cancer dan jika kanker payudara tersebut mempunyai kedua-dua reserptor ia dipanggil hormone receptor-positive. Hormone reseptor-positive kanker payudara akan menumbuh dengan perlahan dan berespon pada terapi hormonal. Pada kesemua kanker payudara jika diuji hormone receptor status , 2-3 dari kankerpayudara tersebut akan mempunyai minimal 1 reseptor dan prevalensi wanita tua adalah lebih tinggi dari wanita muda(American Cancer Society, 2013).

(47)

mikroskop. Kebanyakan ahli mengatakan bahawa FISH adalah lebih akurat dari IHC tetapi ia adalah lebih mahal dan menggunakan waktu yang panjang. Test gene pattern adalah pemeriksaan dimana melihat pola gen-gen pada masa yang sama bisa memprediksi apakah atau tidak kanker payudara bisa kambuh setelah diberi pengobatan (American Cancer Society, 2013).

DCIS memiliki berbagai penampilan histologist, sering dicampur dan termasuk padat , komedo , berkisi , papiler , micropapillary , dan menempel jenis . Nekrosis mungkin ada dalam salah satu jenis . Penampilan nuklir cenderung seragam dalam kasus tertentu , dan berkisar dari ( nuklir kelas rendah ) hambar dan monoton untuk pleomorfik ( nuklir kelas tinggi ) . Komedo subtipe khas dan ditandai oleh sel-sel dengan inti bermutu tinggi distending ruang dengan nekrosis sentral yang luas. Nama ini berasal dari jaringan nekrotik pasta gigi seperti yang dapat dikeluarkan dari saluran ditranseksi dengan tekanan lembut . Kalsifikasi sering dikaitkan dengan DCIS , sebagai akibat dari baik debris nekrotik kalsifikasi atau bahan sekretorik. LCIS , seperti rendah - nuklir kelas DCIS dan tidak seperti tinggi - nuklir - kelas DCIS , memiliki penampilan seragam . Sel-sel yang monomorfik dengan hambar , inti bulat dan terjadi dalam kelompok longgar kohesif dalam saluran dan lobulus. Vakuola musin intraseluler ( sel cincin meterai ) yang umum . LCIS hampir selalu temuan insidental dan tidak seperti DCIS yang tidak membentuk massa dan jarang berhubungan dengan kalsifikasi . Oleh karena itu , kejadian LCIS hampir tidak berubah di mammographically. Sekitar sepertiga dari wanita dengan LCIS akhirnya akan mengembangkan karsinoma invasif (Lester.S.C, 2005).

(48)

fiksasi akibat lesi , serta kepatuhan terhadap kulit di atasnya , dengan pencabutan atau dimpling kulit atau puting . Keterlibatan jalur limfatik dapat menyebabkan lymphedema lokal . Dalam kasus ini kulit menjadi menebal di sekitar folikel rambut yang berlebihan , perubahan yang dikenal sebagai peau d' orange ( kulit jeruk ) (Lester.S.C, 2005).

2.7 Penatalaksanaan

Terdapat beberapa penatalaksanaan yang seringdilakukan, diantaranya adalah pembedahan, radiasi, kemoterapi, terapi hormon, targeted therapy, bone-directed therapy.Terapi adjuvan adalah dimana pasien kelihatan seperti tidak mempunyai kanker setelah dilakukan pembedahan dan diberi terapi tambahan. Doctor ketahui bahawa sel kanker bisa terlepas dari tumor dan mula menyebar pada saluran darah pada fasa awal penyakit. Sukar untuk mengenal pasti dan meramal saat mulanya tetapi jika ia berlaku maka tumor akan menumbuh pada organ lain ataupun di tulang. Tujuan terapi adjuvant adalah untuk membunuh sel kanker yang tersembunyi. Kedua terapi sistemik seperti kemoterapi, terapi hormon, targeted therapy dan radiasi bisa digunakan sebagai terapi adjuvan. Beberapa pasien yang diberikan terapi radiasi atau terapi sistemik untuk mengecilkan tumor, ia dipanggil terapi neoadjuvan(American Cancer Society, 2013). Sel kanker bisa terlepas dari tumor dan mula menyebar pada saluran darah pada fasa awal penyakit. Tujuan terapi adjuvant adalah untuk membunuh sel kanker yang tersembunyi diantaranya adalah kemoterapi adjuvant dan terapi radiasi adjuvant. Terapi radiasi juga biasanya dilakukan setelah dilakukan (BCS) breast conserving surgery. Kedua terapi sistemik seperti kemoterapi, terapi hormon, targeted therapy dan radiasi bisa digunakan sebagai terapi adjuvant (Chandrasoma.P, 2006).

(49)

mungkin dan untuk membentuk payudara setelah dilakukan mastectomi dan untuk mengelakkan dari pada penyebaran kanker (Taylor, Clive.R, 2006). Pembedahan yang sering dilakukan adalah Breast-conserving surgery(BCS). BCS adalah pembedahan yang membuang hanya sebagian dari payudara dan jumlah yang dibuang adalah bergantung pada berapa ukuran tumor.BCS juga dikenali sebagai partial or segment mastectomy selain itu sering juga dipanggil lumpectomy atau quandrantectomy(American Cancer Society, 2013). pembedahan yang sering dilakukan adalah mastektomi dimana adalah membunag seluruh payudara bersama muskukus pektoralis dan kandungan di aksila. Seterusnya terdapat jenis yang baru dimana pasien karsinoma payudara tidak perlu membuang keseluruh payudara. Pembedahan yang di panggil modified radical mastectomy atau (BCS) Breast conserving surgery dan juga bisa dipanggil lumpectomy ini adalah dimana membunag bagian yang patologis dan kelenjar getah bening tetapi tidak membuang muskulus pektoralis dan diikuti dengan terapi radiasi atau ketoterapi adjuvant (Chandrasoma.P, 2006).

(50)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Karsinoma adalah kanker atau malignansi yang bermula dari jaringan epithelial. Karsinoma bisa mengenai payudara, paru-paru, prostat, kolon dan lain-lain yang biasanya terjadi pada orang dewasa. Karsinoma adalah sebuah penyakit parah yang sering melanda dan prevalensi meningkat tahun demi tahun. Berdasarkan WHO, terdapat 14.090 kasus karsinoma dan 8.201 kematian akibat karsinoma. Karsinoma payudara merupakan karsinoma yang paling sering berlaku pada kaum wanita dan masih menjadi masalah, baik di negara maju maupun berkembang. Karsinoma payudara merupakan karsinoma tertinggi di dunia di kalangan wanita (Global Health Estimates, WHO 2013). Menurut WHO, terdapat kira-kira 1,38 juta kasus baru dan 458.000 kematian akibat karsinoma payudara (IARC Globocan, 2008). Estimasi bahwa 508.000 wanita meninggal pada tahun 2011 karena karsinoma payudara di seluruh dunia (Global Health Estimates, WHO 2013). Karsinoma payudara dikatakan hampir 50% dinegara maju dan hampir 58% di negara berkembang (GLOBOCAN 2008). Walau bagaimanapun prevalensi karsinoma payudara di Asia adalah lebih rendah dari negara barat. Di Indonesia, pada tahun 2012 terdapat 244.769 kasus karsinoma, 299 kasus baru dan 194 angka kematian pada tahun tersebut (GLOBOCAN, 2012). Berdasarkan data WHO untuk Indonesia, karsinoma yang tertinggi menurut angka incident 5 year prevelance masih adalah karsinoma payudara. Karsinoma payudara tercatat sebagai karsinoma tertinggi diikuti oleh karsinoma serviks pada wanita-wanita di Indonesia. Prevalensi selama 5 tahun di Indonesia, angka kejadian adalah 48.998 dan kematian sebanyak 19.750 (Global Health Estimates, WHO 2012).

(51)
(52)

jika terdapat riwayat keluarga yang pernah mengidap karsinoma payudara (Cancer Research Program, 2013).

Karsinoma payudara yang sering terjadi adalah bermula dari lobular dan duktus. Terdapat 2 jenis non-invasive carcinoma, antaranya adalah duktal karsinoma in situ (DCIS) yang terjadi pada bagian duktal dimana sel-sel berisi gambaran malignan tetapi tidak menyebar ke bagian tubuh yang lain dan dikatakan sebagai karsinoma non invasive paling sering terjadi. Seterusnya adalah lobular karsinoma in situ(LCIS) yang terjadi pada bagian lobular susu atau pun kelenjar susu (Stanford Medicine Cancer Institute, 2014). Terdapat 2 jenis infiltrating carcinoma yang diantaranya adalah infiltrating ductal carcinoma(IDC) dan infiltrating lobular carcinoma(ILC). IDC merupakan kanker payudara yang paling biasa berlaku, 8 daripada 10 invasive breast cancer adalah IDC (American Cancer Society,2013). ILC merupakan 5-10% daripada kesemua kanker payu dara dan kadar terkena ILC rendah dari IDC ( Radswiki et al, 2012). Terdapat beberapa subtype invasive carcinoma, antaranya adalah medullary carcinoma, metaplastic carcinoma, mucinous carcinoma, papillary carcinoma, tubular carcinoma. Subtype carsinoma invasive ini tergolong kedalam karsinoma yang jarang terjadi (Stanford Medicine Cancer Institute, 2014).

(53)

Untuk itu, peneliti memilih untuk melakukan penelitian karakteristik karsinoma payudara pada wanita karena ingin mengetahui insidensi mengenai faktor resiko, gambaran patologi anatomi dan panatalaksanaan di tempat penelitian saya yaitu di RSUP H. Adam Malik, Medan karena ia merupakan pusat rumah sakit rujukan di Sumatera Utara .

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian: bagaimanakah karakteristik pasien karsinoma payudara berdasarkan faktor resiko, usia, gambaran pada patologi anatomi dan penatalaksanaan di RSUP H. Adam Malik, Medan?

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Umum

Mengetahui karakteristik pasien karsinoma payudara berdasarkan faktor resiko, usia, gambaran patologi anatomi dan penatalaksanaan di RSUP H. Adam Malik, Medan.

Tujuan Khusus

1. Mengetahui karakteristik pasien karsinoma payudara berdasarkan faktor resiko hormon, gaya hidup, riwayat keluarga dan riwayat hamil di RSUP H. Adam Malik, Medan.

2. Mengetahui karakteristik pasien karsinoma payudara berdasarkan usia di RSUP H. Adam Malik, Medan.

3. Mengetahui karakteristik patologi anatomi karsinoma payudara berdasarkan jenis karsinoma, biopsy grade dan pemeriksaan reseptor hormon di RSUP H. Adam Malik, Medan.

(54)

1.4 Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini bermanfaat agar peneliti bisa meningkatkan pengetahuan dan kesempatan penerapan ilmu yang diperoleh sewaktu perkuliahan.

(55)

Abstrak

Karsinoma payudara merupakan kanker tertinggi dikalangan wanita seluruh dunia dan di seluruh Indonesia dan dapat dipicu oleh berbagai faktor resiko seperti usia, usia menarche dan menopause, pemakaian KB hormonal, gaya hidup serta riwayat keluarga. Karsinoma payudara bisa diklasifikasikan jenis karsinoma dan gradingnya. Penatalaksanaan dan pembedahan turut dilakukan untuk mengatasi karsinoma payudara.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan deskriptif terkini mengenai karakteristik pasien karsinoma payudara seperti usia, faktor resiko, gambaran patologi anatomi dan penatalaksanaan di RSUP Haji Adam Malik, Medan pada tahun 2013. Penelitian ini bersifat deskriptif, populasi dalam penelitian ini adalah pasien karsinoma payudara. Besar sampel digunakan adalah seramai 331 orang. Penelitian ini dilakukan dengan membuka rekam medis pasien karsinoma payudara yang terdiri dari 331 orang yang didiagnosa menderita karsinoma payudara.

Hasil penelitian analisis data, golongan umur yang tertinggi menderita karsinoma payudara adalah 45-49 tahun sebanyak 19.6%. 8.2% adalah menarche usia 12 tahun dan 62.2% tiada data. 37.8% masih belum menopause dan 45.9% tiada data. 19.6% adalah mengunakan KB hormonal dan 67.7% tiada data. 28.7% BMI normal yaitu tidak obesitas dan 47.7% tiada data. 7.3% adalah tidak merokok maupun minum alkohol dan 91.8% tiada data. 14.8% adalah tidak mempunyai riwayat keluarga menderita kanker dan 83.7% tiada data. 10% mempunyai 3 anak dan 59.5% tiada data. 3% pernah menyusui anak dan 95.8% tiada data. 49.2% adalah penderita IDC dengan 16.6% grade 2 dan 45% tiada data. Pemeriksaan IHC 6.6% nilai negatif untuk ER, 8.5% nilai negatif untuk PR dan 5.4% nilai 1 positif untuk HER2 dan masing-masing 87.3% tiada data. 64% dari penatalaksanaan adalah kemoterapi dan 26.3% tiada data. 26.9% pembedahan dilakukan adalah mastektomi dan 71% adalah data tidak tersedia dan berkemungkinan tidak menjalani pembedahan.

Penelitian menunjukkan bahwa data karakteristik pasien karsinoma payudara adalah melebihi 47% pada hampir setiap variable tidak tersedia di RSUP Haji Adam Malik, Medan pada tahun 2013.

(56)

Abstract

Breast carcinoma is the highest among woman around the world and in Indonesia, it may be triggered by various risk factors such as age, age of menarche and menopause, hormonal contrasepcy, lifestyle and family history. Breast carcinoma can be categorized and determine its grading. There several management and surgery been conducted to overcome the breast carcinoma.

The purpose of this study is to obtain the description of current breast carcinoma patient characteristics such as age, risk factors, pathology anatomy and management in Haji Adam Malik Hospital, Medan in 2013. This study is descriptive, population in this study were breast carcinoma patients. The sample size used was 331 people. This research was carried out by opening the medical records of 331 patients who were diagnosed breast.

The results from the study data analysis, the highest age group suffer from breast carcinoma was 19.6% are 45-49 years. 8.2% age of menarche are year 12 and 62.2% no data available. 37.8% premenopausal and 45.9% no data available. 19.6% were using hormonal contrasepcy and 67.7% no data available . 28.7% of BMI are normal and not obesity and 47.7% no data available. 7.3% non smoker or drink alkohol and 91.8% no data available. 14.8% not having family history of cancer and 83.7% no data available. 10% had 3 children and 59.5% no data. 3% breastfed and 95.8% no data available. 49.2% is 16.6% of patients with grade IDC 2 and 26.9% no data available. Examination of 6.6% IHC negative value for ER, 8.5% negative values for PR and 5.4% positive-1 for HER2 and each 87.3% no data available. 64% of the management are chemotherapy and 26.9% no data available. 26.9% surgery are mastectomy and 71% no data available and likely did not undergo surgery.

Research shows that breast carcinoma patient characteristic data is 47% insufficient and many are not available in Haji Adam Malik Hospital, Medan in 2013.

(57)

KARYA TULIS ILMIAH

KARAKTERISTIK PASIEN KARSINOMA PAYUDARA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2013

OLEH :

NOR NAZURAH NADIAH BINTI NOR HISHAM 110100409

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(58)
(59)

Penelitian dengan Judul :

Karakteristik Penderita Karsinoma Payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada tahun 2013

Yang dipersiapkan oleh :

NOR NAZURAH NADIAH BINTI NOR HISHAM 110100409

Medan, 8 Januari 2014 Disetujui, Dosen pembimbing,

(60)

Abstrak

Karsinoma payudara merupakan kanker tertinggi dikalangan wanita seluruh dunia dan di seluruh Indonesia dan dapat dipicu oleh berbagai faktor resiko seperti usia, usia menarche dan menopause, pemakaian KB hormonal, gaya hidup serta riwayat keluarga. Karsinoma payudara bisa diklasifikasikan jenis karsinoma dan gradingnya. Penatalaksanaan dan pembedahan turut dilakukan untuk mengatasi karsinoma payudara.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan deskriptif terkini mengenai karakteristik pasien karsinoma payudara seperti usia, faktor resiko, gambaran patologi anatomi dan penatalaksanaan di RSUP Haji Adam Malik, Medan pada tahun 2013. Penelitian ini bersifat deskriptif, populasi dalam penelitian ini adalah pasien karsinoma payudara. Besar sampel digunakan adalah seramai 331 orang. Penelitian ini dilakukan dengan membuka rekam medis pasien karsinoma payudara yang terdiri dari 331 orang yang didiagnosa menderita karsinoma payudara.

Hasil penelitian analisis data, golongan umur yang tertinggi menderita karsinoma payudara adalah 45-49 tahun sebanyak 19.6%. 8.2% adalah menarche usia 12 tahun dan 62.2% tiada data. 37.8% masih belum menopause dan 45.9% tiada data. 19.6% adalah mengunakan KB hormonal dan 67.7% tiada data. 28.7% BMI normal yaitu tidak obesitas dan 47.7% tiada data. 7.3% adalah tidak merokok maupun minum alkohol dan 91.8% tiada data. 14.8% adalah tidak mempunyai riwayat keluarga menderita kanker dan 83.7% tiada data. 10% mempunyai 3 anak dan 59.5% tiada data. 3% pernah menyusui anak dan 95.8% tiada data. 49.2% adalah penderita IDC dengan 16.6% grade 2 dan 45% tiada data. Pemeriksaan IHC 6.6% nilai negatif untuk ER, 8.5% nilai negatif untuk PR dan 5.4% nilai 1 positif untuk HER2 dan masing-masing 87.3% tiada data. 64% dari penatalaksanaan adalah kemoterapi dan 26.3% tiada data. 26.9% pembedahan dilakukan adalah mastektomi dan 71% adalah data tidak tersedia dan berkemungkinan tidak menjalani pembedahan.

Penelitian menunjukkan bahwa data karakteristik pasien karsinoma payudara adalah melebihi 47% pada hampir setiap variable tidak tersedia di RSUP Haji Adam Malik, Medan pada tahun 2013.

(61)

Abstract

Breast carcinoma is the highest among woman around the world and in Indonesia, it may be triggered by various risk factors such as age, age of menarche and menopause, hormonal contrasepcy, lifestyle and family history. Breast carcinoma can be categorized and determine its grading. There several management and surgery been conducted to overcome the breast carcinoma.

The purpose of this study is to obtain the description of current breast carcinoma patient characteristics such as age, risk factors, pathology anatomy and management in Haji Adam Malik Hospital, Medan in 2013. This study is descriptive, population in this study were breast carcinoma patients. The sample size used was 331 people. This research was carried out by opening the medical records of 331 patients who were diagnosed breast.

The results from the study data analysis, the highest age group suffer from breast carcinoma was 19.6% are 45-49 years. 8.2% age of menarche are year 12 and 62.2% no data available. 37.8% premenopausal and 45.9% no data available. 19.6% were using hormonal contrasepcy and 67.7% no data available . 28.7% of BMI are normal and not obesity and 47.7% no data available. 7.3% non smoker or drink alkohol and 91.8% no data available. 14.8% not having family history of cancer and 83.7% no data available. 10% had 3 children and 59.5% no data. 3% breastfed and 95.8% no data available. 49.2% is 16.6% of patients with grade IDC 2 and 26.9% no data available. Examination of 6.6% IHC negative value for ER, 8.5% negative values for PR and 5.4% positive-1 for HER2 and each 87.3% no data available. 64% of the management are chemotherapy and 26.9% no data available. 26.9% surgery are mastectomy and 71% no data available and likely did not undergo surgery.

Research shows that breast carcinoma patient characteristic data is 47% insufficient and many are not available in Haji Adam Malik Hospital, Medan in 2013.

Gambar

Tabel 5.1 Klasifikasi golongan usia pasien karsinoma payudara
Tabel 5.2 Usia menarche pasien karsinoma payudara
Tabel 5.3 Usia menopause pasien karsinoma payudara
Tabel 5.4 Pemakaian KB hormonal oleh pasien kasinoma payudara
+7

Referensi

Dokumen terkait

Introduction: This study aims to determine the level of physical fitness related to gateball players' health of Bantul Regency which includes: heart lung endurance, muscular

Sikap dasar kuda – kuda dari beladiri dapat menguatkan otot adalah.. Sikap dasar beladiri pada gambar di

Bagi Peserta yang berkeberatan dapat menyampaikan sanggahan secara tertulis kepada Panitia Lelang Sederhana atas penetapan pemenang dan diberi waktu 5 ( lima)

Berdasarkan Berita Acara Penetapan Pemenang pada Hari Senin Tanggal Empat Bulan Juli Tahun Dua Ribu Sebelas ( 04- 07 -2011)Nomor:08 /PKN- SMG lVIll2011 untuk

Berilah tanda silang (x) pada huruf di depan jawaban yang paling

Pekerjaan : Pembangunan Jalan Paving Dan Saluran Buis Beton U - 30, dengan ini Pokja Pengadaan Bidang Perumahan Dinas Crpta Karya Dan Tata Ruang Provinsi

perencanaan awal. Pada tahap ini pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan berdasarkan langkah-langkah pembelajaran model kooperatif tipe jigsaw. 3)Tahap pengamatan

Dimana diajukan lima variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan dan empati sebagai variabel bebas dan