Maret 2012
ITPC Osaka
Market Brief : HS 9403.40
Kitchen Wooden Furniture
Daftar Isi Kata Pengantar 3 Peta Jepang 4 I. Pendahuluan 5 1. Pemilihan Negara 5 2. Pemilihan Produk 6 3. Profil Jepang 7
II. Potensi Pasar Jepang 10
1. Ekspor Impor Kitchen Wooden Furniture Jepang - Dunia 10
2. Potensi Pasar Ekspor Kitchen Wooden Furniture di Jepang 12
3. Kebijakan Impor Kitchen Wooden Furniture di Jepang 14
4. Saluran Distribusi Kitchen Wooden Furniture di Jepang 15
5. Hambatan Lainnya 16
III. Peluang dan Strategi 18
1. Peluang 18
2. Strategi 20
IV. Informasi Penting 23
1. TPO dan/atau Kedutaan Negara Jepang di Indonesia 23
2. Kamar Dagang Jepang 23
3. Asosiasi Kitchen Wooden Furniture di Jepang 24
4. Daftar Pameran Kitchen Wooden Furniture di Jepang 25
5. Perwakilan Indonesia di Jepang 25
6. Daftar Importir Kitchen Wooden Furniture di Jepang 26
Referensi 28
Daftar Tabel & Gambar
Tabel 2.1. Ekspor Kitchen Wooden Furniture Jepang ke Dunia Periode 2007-2011
10 Tabel 2.2. Impor Kitchen Wooden Furniture Jepang dari Dunia Periode
2007-2011
11 Tabel 2.3. Potensi Ekspor Kitchen Wooden Furniture Indonesia ke Jepang
Tahun 2010
14 Tabel 3.1. Harga Ekspor Per Unit Kitchen Wooden Furniture ke Jepang
Tahun 2010
18 Tabel 3.2. Ekspor Kitchen Wooden Furniture Indonesia ke Dunia Periode
2006-2010
19 Gambar 2.1. Pangsa Pasar Eksportir Kitchen Wooden Furniture ke Jepang
Thn 2011
13
Gambar 2.2. Alur Distribusi Ready Made & Semi-Order Wooden Furniture 15
ITPC Osaka mengucapkan puji syukur pada hadirat Tuhan yang
Maha Esa karena telah dapat menyelesaikan ”Market Brief: HS 9403.40
Kitchen Wooden Furniture” untuk Edisi pada bulan Maret 2012 ini. Market brief (MB) merupakan kajian singkat yang memberikan gambaran kondisi
dan potensi pasar kitchen wooden furniture di Jepang. Adapun isi dari MB
ini dibuat berdasarkan acuan “Outline Market Intelligence dan Market
Brief” yang disampaikan kepada seluruh Perwakilan Luar Negeri
Kementerian Perdagangan tanggal 8 Maret 2011 di Hotel Borobudur, Jakarta.
Selain merupakan bagian dari tugas dan fungsi perwakilan luar negeri, MB disusun untuk memberikan informasi terkini mengenai pasar suatu komoditi, peraturan impor di negara akreditasi setempat, potensi pasar, negara pesaing, strategi penetrasi pasar dan informasi penting lainnya. Sehingga diharapkan secara tidak langsung MB ini dapat menjadi informasi pendukung dalam meningkatkan keunggulan komoditi furniture Indonesia yang bersaing di pasar Jepang.
Akhir kata ITPC Osaka mengharapkan kiranya informasi dalam MB ini dapat bermanfaat bagi pemerintah selaku pembuat kebijakan dan para pelaku usaha dalam menentukan strategi eskpor ke negara Jepang.
Osaka, April 2012
Luas daratan Jepang 378.000 km2, yaitu 1/25 dari luas Amerika Serikat (bandingkan dengan luas daratan Indonesia 2.027.087 km2).
Jepang berbatasan dengan Rusia di sebelah barat, Korea Utara dan Korea Selatan di bagian selatan dan China di bagian barat daya.
Empat pulau utama adalah Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu. Peta Jepang
1. Pemilihan negara
Jepang merupakan negara mitra dagang yang strategis bagi Indonesia karena Jepang menduduki peringkat pertama sebagai tujuan ekspor non-migas Indonesia dan urutan kedua sebagai negara asal impor non-migas setelah China. Selain itu, Jepang juga
merupakan partner pertama Indonesia dalam perjanjian
perdagangan bebas secara bilateral. Pada tahun 2010 Indonesia merupakan negara asal impor di peringkat ke-7 dan negara tujuan ekspor di peringkat ke-12 bagi Jepang.
Berdasarkan data statistik Japan Customs, menyatakan bahwa nilai ekspor non-migas Jepang ke Indonesia pada tahun 2010 adalah sebesar US$ 15,84 milyar dan impor non-migas Jepang dari Indonesia sebesar US$ 18,32 milyar, sehingga Jepang mengalami defisit sebesar US$ 2,48 milyar. Neraca perdagangan Jepang-Indonesia secara keseluruhan selama periode 2006 sd 2010 untuk migas dan non-migas selalu mengalami surplus bagi Indonesia. Impor non-migas Jepang dari Indonesia selama periode 2006 sd 2010 mengalami peningkatan sebesar 32% dengan trend sebesar 18,32.
Produk ekspor non-migas utama Indonesia ke Jepang meliputi: (1) copper ores and concentrates; (2) coal; briquettes, ovoids and
similar solid fuels manufactured from coal; (3) nickel mattes; (4) natural rubber,balata,gutta-percha; (5) refined copper and copper alloys, unwrought; (6) plywood, veneered panels and similar laminated wood; (7) paper and paperboard, uncoated, for writing; (8) insulated wire, cable and other insulated electrical conductors; (9) crustaceans, live, fresh, chilled, frozen; dan (10) unwrought aluminium. (Kemendag)
Sementara dari Jepang, Indonesia mengimpor beberapa produk seperti: (1) incompletely knocked down motor vehicles; (2)
parts of accessories of the motor vehicles of headings no.8701 to 8705; (3) self-propelled bulldozers, angledozers; (4) parts, suitable for use solely or principally with the engines; (5) motor vehicles for the transport of goods; (6) transmission shafts and cranks; bearing housings; (7) flat-rolled products of iron or non-alloy steel; (8) refined copper and copper alloys, unwrought; (9) tubes, pipes and hollow profiles, seamless, of iron dan (10) parts, suitable for use solely or principally with the machinery. (Kemendag)
2. Pemilihan produk
Adapun latar belakang ITPC Osaka memilih komoditi ini dalam pembahasan MB Edisi Maret 2012 ini karena :
a. Indonesia merupakan negara pemasok kitchen wooden
furniture peringkat ke-3 di Jepang setelah Vietnam dan Filipina.
b. Jepang merupakan negara pengimpor kitchen wooden furniture di peringkat ke-7 dunia setelah (1) Amerika Serikat, (2) Perancis, (3) Inggris, (4) Jerman, (5) Swedia, dan (6) Belgia. (ITC)
c. Trend ekspor Indonesia untuk kitchen wooden furniture selama
lima tahun terakhir (2007-2011) cukup baik yaitu 40.01. Selain itu, dalam periode dimaksud ekspor Indonesia meningkat pesat sebesar 329%. Hal ini terlihat dari nilai ekspor pada tahun US$ 5,14 juta pada tahun 2007 menjadi US$ 22,04 juta pada tahun 2011.
3. Profil Jepang
a. Geografi. Berdasarkan keadaan geografis dan sejarahnya, 47
prefektur di Jepan dikelompokkan menjadi 9 kawasan yaitu: Hokkaido, Tohoku, Kanto, Chubu, Kinki, Chugoku, Shikoku, Kyushu, dan Okinawa. Setiap kawasan ini mempunyai dialek dan
adat-istiadat sendiri, serta budaya yang unik. Daerah
pegunungan meliputi lebih dari 70% dari daratan Jepang. Kota-kota utama Jepang terletak di tanah datar, yang meliputi: Tokyo, Osaka, Kobe, Kyoto, Sapporo, Sendai, Nagoya, Hiroshima dan Fukuoka.
b. Pemerintahan. Jepang merupakan negara constitutional monarchy dimana kekuasaan Kaisar sangat terbatas. Kedudukan
rakyat Jepang. Kekuasaan tertinggi pemerintahan terletak pada Perdana Menteri (PM). Badan Legislatif Jepang adalah National
Diet, yang terdiri dari House of Representatives (480 kursi) dan House of Councillors (242 kursi). PM diangkat oleh Kaisar setelah
mendapat persetujuan dari Diet.
c. Demografi. Populasi Jepang diperkirakan sekitar 127.3 juta jiwa,
dimana 98.5% merupakan etnis asli Jepang, dan sisanya imigran asing berasal dari Korea, China, Filipina, Brazil, dan Peru. Jepang merupakan negara yang penduduknya berumur panjang di dunia. Pada tahun 2009 sekitar 22.7% populasi Jepang sudah berumur 65 tahun ke atas, sehingga diperkirakan pada tahun 2050 populasi tersebut akan meningkat menjadi 40%. Pemerintah sedang berusaha keras mencari solusi untuk menyelesaikan isu ini antara lain dengan memberikan bantuan kepada anak dan imigran.
d. Infrastruktur. Berdasarkan Data tahun 2008, 46.4% energi di
Jepang berasal dari minyak bumi, 21.4% batubara, 16.7% gas alam, 9.7% tenaga nuklir dan 2.9% tenaga air. Sebesar 25.1% listrik Jepang dipasok dari tenaga nuklir. Namun sejak gempa bumi Tohoku dan bencana Fukushima Daiichi Nuclear, beberapa reaktor nuklir telah diberhentikan sehingga kebutuhan akan bahan bakar fosil meningkat. Kota besar satu dengan yang lain disambungkan dengan jalan tol yang memampukan pengendara berkecepatan tinggi. Kereta juga merupakan transportasi utama
di Jepang yang terkenal dengan tepat waktu dan aman. Jepang mempunyai 173 bandara, terbesar untuk domestik adalah
Haneda Airport, sedangkan untuk penerbangan internasional
antara lain Narita International Airport, Kansai International
Airport and Chūbu Centrair International Airport. Pelabuhan
terbesarnya adalah Nagoya Port.
e. Ekonomi. Pada tahun 2011 Jepang merupakan negara No. 3
ekonomi terbesar di dunia setelah Amerika Serikat dan China dari segi nominal GDP. Negara ini merupakan basis dan penghasil industri besar dan berteknologi tinggi seperti kendaraan bermotor, elektronika, peralatan mesin, baja dan logam, kapal, bahan kimia, produk tekstil dan makanan olahan. Selain itu, Jepang adalah produser mobil No. 2 di dunia. Industri pertanian mencakup 13% dari lahan Jepang. Jepang mencakup 15% penangkapan ikan dunia atau No. 2 setelah China. Sektor jasa menyumbang 75% GDP Jepang.
1. Ekspor dan Impor Kitchen Wooden Furniture Jepang - Dunia
Pada Tabel 2.1. dibawah ini memaparkan kegiatan ekspor kitchen wooden furniture Jepang ke dunia selama lima tahun terakhir (2007-2011). Trend lima tahun terakhir mengindikasikan trend positif sebesar 1.25%, yang berarti selama periode tersebut terdapat pertumbuhan. Hal ini terbukti dengan meningkatnya nilai eskpor kitchen wooden furniture Jepang ke dunia dari semula US$ 1,89 juta pada tahun 2007 meningkat sebanyak 91% menjadi US$ 3,60 juta pada tahun 2011.
Dari tahun 2007 sampai dengan 2010 terjadi peningkatan ekspor yang tajam, namun di tahun 2011 terjadi penurunan dari semula US$ 5,52 juta pada tahun 2010 menjadi US$ 3,60 juta pada tahun 2011.
Tabel 2.1. Ekspor Kitchen Wooden Furniture Jepang ke Dunia Periode 2007-2011
Rank Importir 2007 2008 2009 2010 2011 Trend
07-11
Pangsa 2011
World 1,886 2,137 2,916 5,517 3,596 1.25 100.00% 1 Chinese Taipei 242 643 701 1,377 1,894 1.63 52.67% 2 Hong Kong, China 989 591 629 1,020 845 1.02 23.50% 3 China 243 178 199 2,609 384 1.43 10.68% 4 Korea 82 121 49 117 144 1.12 4.00% 5 USA 83 105 80 41 47 0.81 1.31% 6 Singapore 61 67 1,105 50 41 0.90 1.14% 8 Malaysia 11 37 17 19 35 1.18 0.97% 11 Philippines - 4 15 17 18 0.50% 12 Viet Nam 60 154 83 185 16 0.78 0.44% 15 Brunei Darussalam - - - - 12 0.33% 18 Thailand - - - - 7 0.19%
Sumber: ITC (Satuan Ribu US$)
Negara tujuan ekspor utama Jepang adalah (1) Taipei dengan pangsa sebesar 52,67%, (2) Hong Kong dengan pangsa 23,50%, (3) China pangsa 10,68%, (4) Korea pangsa 4%, dan (5) Amerika Serikat dengan pangsa 1,31%. Negara ASEAN yang menjadi tujuan ekspor Jepang adalah Singapura di peringkat 6, Malaysia (8), Filipina (11), Vietnam (12), Brunei Darusalam (15) dan Thailand (18).
Selanjutnya pada Tabel 2.2. yang memaparkan kegiatan impor
kitchen wooden furniture Jepang dari dunia selama periode
2007-2011, terlihat bahwa impor Jepang dari dunia mengalami pertumbuhan pesat. Impor Jepang dari dunia pada tahun 2007 sebesar US$ 93,22 juta mengalami peningkatan sebesar 34% menjadi US$ 124,59 juta pada tahun 2011.
Tabel 2.2. Impor Kitchen Wooden Furniture Jepang dari Dunia Periode 2007-2011
Rank Eksportir 2007 2008 2009 2010 2011 Trend
07-11 Pangsa 2011 World 93,220 99,001 94,269 101,630 124,594 6.25 100.00% 1 Viet Nam 19,930 26,884 28,170 31,871 38,647 16.12 31.02% 2 Philippines 14,402 17,365 18,995 19,887 24,680 12.89 19.81% 3 Indonesia 5,141 12,759 18,908 20,088 22,041 40.01 17.69% 4 China 14,060 16,981 13,505 16,079 18,979 5.61 15.23% 5 Thailand 14,959 13,012 5,633 3,520 5,047 -29.39 4.05% 7 Malaysia 629 556 743 2,917 4,067 71.44 3.26% 28 Singapore 5 - 61 - 5 0.00% 32 Myanmar 3 - - 2 - 0.00%
Sumber: ITC (Satuan Ribu US$)
Negara pemasok kitchen wooden furniture ke Jepang adalah (1) Vietnam, (2) Filipina, (3) Indonesia, (4) China, dan (5) Thailand. Vietnam menguasai pasar kitchen wooden furniture Jepang
sebanyak 31,02%, disusul dengan Filipina 19,81%. Sedangkan Indonesia menguasai 17,69% yang kemudian disusul oleh China dengan pangsa sebesar 15,23%. Trend ekspor produk ini bagi Indonesia cukup baik yaitu 40.01, trend tertinggi dibanding negara lima besar lainnya. Ekspor Indonesia meningkat pesat sebesar 329%, hal ini terlihat dari nilai ekspor pada tahun US$ 5,14 juta pada tahun 2007 menjadi US$ 22,04 juta pada tahun 2011.
Negara pengekspor dari ASEAN lainnya adalah Malaysia di peringkat 7, Singapura di peringkat 28 dan Myanmar di peringkat 32.
2. Potensi Pasar Ekspor Kitchen Wooden Furniture di Jepang
Setelah menganalisa data pada tabel 2.1. dan 2.2. terlihat bahwa Jepang lebih cenderung sebagai negara pengimpor kitchen wooden furniture. Dimana tercermin dari nilai ekspor Jepang ke dunia hanya 3% dari nilai impor Jepang dari dunia. Selama periode 2007-2011 perdagangan kitchen wooden furniture Jepang terus meningkat dari US$ 95,1 juta menjadi US$ 128,19 juta dengan trend sebesar 7%. Memperhatikan perkembangan selama lima tahun terakhir dimana pertumbuhan rata-rata per tahunnya sebesar 8% maka dapat disimpulkan bahwa permintaan produk kitchen wooden furniture dari Jepang ke depannya akan semakin bertambah.
Gambar 2.1. Pangsa Pasar Eksportir Kitchen Wooden Furniture ke Jepang Tahun 2011
Diagram pie chart mengenai pangsa pasar eksportir utama kitchen wooden furniture ke Jepang dapat dilihat pada Gambar 2.2. Vietnam merupakan eksportir No. 1 ke Jepang dengan pangsa sebesar 31,02%, kemudian disusul oleh (2) Filipina dengan 19,81%, (3) Indonesia dengan 17,69%, (4) China dengan 15,23%, (5) Thailand 15,23%, sementara 12,20% lainnya merupakan gabungan pangsa pasar dari negara lainnya seperti Amerika Serikat, Malaysia, Jerman, Italia, Canada, dsb Dari gambar tersebut juga terlihat bahwa pasar kopi Jepang tidak didominasi tunggal oleh Vietnam saja, namun bervariasi dimana terlihat dari besarnya pangsa negara satu dengan yang lainnya tidak begitu signifikan.
Tabel 2.3. membahas mengenai potensi ekspor Indonesia ke Jepang untuk tahun 2010. Data ekspor Indonesia diambil pada tahun
31.02% 19.81% 17.69% 15.23% 4.05% 12.20% Viet Nam Philippines Indonesia China Thailand Others
2010 karena pada saat MB ini dilakukan data ekspor Indonesia untuk tahun 2011 belum tersedia.
Tabel 2.3. Potensi Ekspor Kitchen Wooden Furniture Indonesia ke Jepang Tahun 2010
Kode HS Produk Impor Jpn dr Ina Ekspor Ina ke Dunia Impor Jpn dr Dunia Potensi Ekspor Ina* '940340000 Kitchen furniture, wooden, nes 20,138 23,419 101,926 3,281 Sumber: ITC (Satuan Ribu US$) * Indicatif
Dalam tabel terlihat bahwa ekspor kitchen wooden furniture Indonesia pada tahun 2010 senilai US$ 20,14 juta, sedangkan Indonesia mampu mengekspor produk tersebut ke dunia sebesar US$ 23,42 juta. Dilain pihak, Jepang mengimpor kitchen wooden furniture tersebut dari dunia sebanyak US$ 101,93 juta. Dengan demikian indikatif potensi ekspor kitchen wooden furniture Indonesia apabila Indonesia hanya memfokuskan negara tujuan ekspornya ke Jepang adalah sebesar US$ 3,28 juta.
3. Kebijakan Impor Kitchen Wooden Furniture di Jepang
Tidak ada peraturan yang secara spesifik mengatur mengenai impor
Kitchen Wooden Furniture, namun berdasarkan Handbook for Industrial Products Import Regulations 2009 yang diterbitkan oleh
JETRO, produk HS HS 9403.40 tunduk pada Consumer Product
Safety Law. Dalam peraturan ini setiap importir consumer products di
diakibatkan oleh barang yang diimpornya kepada kantor Perdana Menteri dengan melampirkan nama, model produk serta rincian kecelakaan, jumlah produk impor yang telah dijual dalam jangka waktu 10 hari kerja setelah kejadian kecelakaan tersebut.
4. Saluran Distribusi Kitchen Wooden Furniture di Jepang
Gambar 2.2. Alur Distribusi Ready Made & Semi-Order Wooden Furniture
5. Hambatan Lainnya
a. Illegal lodging merusak citra Indonesia di mata internasional
yang saat ini peduli pada lingkungan hidup. Jika citra terus merosot, negara tersebut akan mengeluarkan peraturan untuk menghentikan pembelian produk furniture kayu dari Indonesia. Illegal lodging juga membahayakan keamanan pasokan bahan baku kayu industri furniture Indonesia. Oleh karenanya diperlukan pemberantasan illegal lodging untuk (a) membangun citra produk furniture kayu Indonesia, (b) mengamankan pasokan bahan baku, dan (c) mengurangi biaya produksi.
b. Produk Ekspor. Indonesia tidak mendesain sendiri produknya
ketika melakukan ekspor, pembelilah yang menyediakan desainnya. Perusahaan furniture hanya menjadi tukang jahit atau istilah teknisnya original equipment manufacturer (OEM). Cara seperti ini menghalangi furniture Indonesia memasuki pasar yang lebih luas. Dampak lainnya, industri furniture Indonesia mudah jatuh pada banting harga, karena buyer yang menyediakan desain ini bisa menawarkan ke banyak perusahaan
c. Kualitas Produk Kurang. Kemahiran ukir pengrajin Indonesia
kurang didukung dengan standarisasi kualitas produk, sehingga merusak citra furniture Indonesia. Rusaknya citra ini mengurangi minat pembeli dari luar negeri, dan pada akhirnya mengurangi permintaan mereka. Kurangnya standar ini antara
kandungan air masih tinggi sehingga mudah retak dan masih menggunakan teknologi manual sehingga antara produk sejenis terdapat perbedaan design. Ketepatan waktu produksi juga masih kurang sehingga mengecewakan pelanggan.
d. Pemasaran Pasif. Pada umumnya pengusaha mencari
pelanggan dengan menunggu calon pelanggan datang, maksimal dengan cara pameran. Hampir tidak ada upaya untuk mengenal selera pasar pemakai akhir (end user),
menyesuaikan produk, harga, dan citra dengan selera pasar, mengidenfikasi jalur distribusi, dan melakukan pendekatan pada jalur distribusi, atau membangun jalur distribusi di luar negeri. Hampir tidak ada eksportir furniture Indonesia yang mempunya kantor perwakilan di luar negeri. Pemasaran pasif ini hanya mempertemukan pengusaha furniture dengan broker-broker yang memperpanjang rantai distribusi.
1. Peluang
a. Harga Per Unit. Dari Tabel 3.1. yang memaparkan harga
satuan ekspor kitchen wooden furniture negara eksportir ke Jepang pada tahun 2010, terlihat bahwa harga satuan dari Vietnam senilai US$ 2.327/ton terhitung lebih kompetitif dibandingkan dengan harga satuan rata-rata dunia yaitu US$ 2,760/ton, atau lebih murah US$ 433/ton. Indonesia sebagai peringkat ke-2 mempunyai harga satuan sebesar US$ 2.928 atau lebih tinggi US$ 601/ton dari Vietnam..
Tabel 3.1. Harga Ekspor Satuan Kitchen Wooden Furniture ke Jepang Tahun 2010
Rank Eksportir Nilai Satuan
(USD/Ton)
Selisih Harga dari Eksportir Utama Tarif dikenakan JPN (%) World 2,760 433 1 Viet Nam 2,327 - 0 2 Indonesia 2,928 601 0 3 Philippines 8,107 5,780 0 4 China 1,775 (552) 0 5 Thailand 1,385 (942) 0 6 Malaysia 1,933 (394) 0 24 Myanmar 2,000 (327) 0 Sumber : ITC
Sedangkan Filipina di peringkat 3 mempunyai harga satuan US$ 8.107/ton lebih tinggi US$ 5,780/ton. Namun China yang berada di peringkat ke-5 mempunyai harga lebih rendah dari Vietnam yaitu US$ 1.775/ton atau US$ 552 lebih murah. Demikian juga untuk Thailand dengan harga US$ 1,385/ton
atau lebih murah US$ 942 dari Vietnam. Memperhatikan kondisi ini terlihat bahwa China dan Thailand merupakan pesaing yang dapat menawarkan harga lebih kompetitif bagi Jepang
Pada Tabel 3.2. dapat dilihat kegiatan ekspor kitchen
wooden furniture Indonesia ke dunia selama tahun 2006
sampai dengan 2010. Adapun negara tujuan ekspor Indonesia yang utama adalah (1) Jepang, (2) Amerika Serikat, (3) Korea, (4) Jerman, dan (5) Australia. Sebesar 89.55% kapasitas ekspor kitchen wooden furniture Indonesia ditujukan ke pasar Jepang. Trend selama periode tersebut menunjukkan trend positef sebesar 2,72%. Trend tersebut merupakan nilai terbesar dibandingkan dengan trend ekspor Indonesia terhadap negara lain. Hal ini mengindikasikan bahwa ekspor Indonesia ke negara tersebut masih tetap bertumbuh.
Tabel. 3.2. Ekspor Kitchen Wooden Furniture Indonesia ke Dunia Periode 2006-2010
Rank Importir 2006 2007 2008 2009 2010 Trend
06-10 Pangsa 2010 World 11,331 16,493 21,623 22,232 23,419 1.19 100.00% 1 Japan 179 12,414 18,299 19,899 20,971 2.72 89.55% 2 USA 3,835 622 1,236 1,069 1,346 0.86 5.75% 3 Korea 137 262 156 213 361 1.19 1.54% 4 Germany 435 150 16 10 146 0.61 0.62% 5 Australia 134 11 19 57 81 1.07 0.35% 19 Thailand 92 1 33 1 13 0.68 0.06% 29 China 35 2 10 - 2 0.01%
Sumber: ITC (Satuan Ribu US$)
b. Perjanjian Dagang (FTA). Berdasarkan data yang diterbitkan
9403.40 sudah dibebaskan tarifnya baik dari skema Indonesia-Japan EPA, ASEAN-Indonesia-Japan CEP maupun WTO. Hal ini menambah peluang bagi negara eksportir kitchen wooden
furniture ke Jepang untuk mengekspor produknya dengan
harga yang lebih kompetitif lagi.
2. Strategi
Untuk mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar kitchen
wooden furniture Indonesia dengan negara pesaing lainnya
khususnya di Jepang, maka pengusaha furniture hendaknya dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Melakukan Survey Pasar. Untuk masuk atau memperluas
pasar di Jepang maka perlu mengetahui kondisi langsung di lapangan mengenai produk yang beredar, pilihan konsumen, potensi pasar, strategi kompetisi dan hal-hal yang berlaku terkait dengan peraturan serta standard ukuran yang digunakan di Jepang.
b. Persiapan Katalog Produk. Dalam menyebarluaskan informasi mengenai produk guna menarik minat konsumen maka diperlukan catalog/brosus yang sedap dipandang mata. Adapun catalog dimaksud akan memuat berbagai informasi penting mengenai produk dari gambar, ukuran dan harga. c. Penyediaan showroom untuk menampilkan contoh produk.
Berbeda dengan produk lainnya, furniture umumnya
furniture yang ingin dijual. Hal ini agar konsumen dapat merasakan langsung produk tersebut dan tertarik untuk membelinya. Kantor ITPC Osaka menyediakan ruang display bagi pengusaha furniture yang ingin memamerkan produknya di kantor ITPC tanpa dipungut biaya.
d. Penyediaan after-sales service. Hal ini diperlukan menambahkan nilai produk furniture tersebut. After sales
product service dapat berupa periode garansi, informasi
mengenai yang bertanggung jawab apabila terjadi kerusakan ataupung yang melakukan maintenance, dan trouble-shooting
services.
e. Modifikasi produk agar sesuai dengan selera pasar Jepang.
Produk akan lebih laris terjual apabila produk tersebut sesuai dengan selera masyarakat, budaya dan standar yang berlaku di pasar tersebut.
f. Aktif Berpartisipasi Dalam Pameran. Para pengusaha kitchen
wooden furniture Indonesia diharapkan dapat secara aktif
berpartisipasi dalam mengikuti pameran tahunan terkait furniture yang dilaksanakan di Jepang. Daftar pameran dapat dilihat pada Bab IV.
g. Proaktif dengan Perwakilan Dagang Luar Negeri. Para
pengusaha juga diharapkan secara proaktif menghubungi dan mengikuti perkembangan Kitchen Wooden Furniture dari Perwakilan Perdagangan Luar Negeri Indonesia di Jepang,
dalam hal ini melalui Atase Perdagangan di KBRI Tokyo maupun ITPC Osaka.
1. TPO dan/atau Kedutaan Negara Jepang di Indonesia
Kedutaan Besar Jepang Jakarta Duta Besar : Yoshinori KATORI
Jl.M. H. Thamrin Kav. 24, Jakarta Pusat 10350, Indonesia
Phone : (62-21) 3192-4308 Fax : (62-21) 3192-5460
Website : www.id.emb-Jepang.go.jp
Konsulat Jenderal Jepang - Medan Konsul Jenderal : Mr. Hiroshi HASHI Wisma BII, 5th Floor, Jl. Diponegoro No. 18,
Medan, Sumatera Utara, Indonesia Phone : (62-61) 457-5193
Fax : (62-061) 457-4560 Konsulat Jenderal Jepang - Jakarta
Konsul Jenderal : Yoshihiro TAKESHITA Jl. M.H. Thamrin Kav. 3,
Jakarta Pusat 10350, Indonesia Phone : (62-21) 3192-4308 Fax : (62-21) 3192-5460
Konsulat Jenderal Jepang - Makasar Konsul Jenderal : Mr. Noboru NOMURA Address : Jl. Jenderal Sudirman No. 31, Makasar, Indonesia
Phone : (62-411) 871-030, 872-323, 851-882
Fax : (63-61) 853-946 Konsulat Jenderal Jepang - Surabaya
Konsul Jenderal : Masaaki TAKANO Jl. Sumatera 93,
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia Phone : (62-31) 503-0008 Fax : (62-31) 503-0007
Konsulat Jenderal Jepang Cabang Denpasar
Konsul : Mr. Minoru SHIROTA Address : Jl. Raya Puputan No. 170, Renon, Denpasar, Indonesia
Phone : (62-361) 227-628 Fax : (62-21) 231-308, 265-066
2. Kamar Dagang Jepang Tokyo Chamber of Commerce & Industry (HQ) 3-2-2 Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo 100-0005 Japan T : (813) 3283 7523 F : (813) 3216 6497 W : www.tokyo-cci.or.jp/ E: kokusai@tokyo-cci.or.jp
Fukuyama Chamber of Commerce and Industry 2-10-1 Nishi-machi Fukuyama-City Hiroshima-Prefecture 720-0067 Japan T : (818) 4921 2345 F : (818) 4922 0100 W : www.fukuyama.or.jp/e E: cci@fukuyama.or.jp
BAB IV. INFORMASI PENTING STRATEGI
Hiroshima Chamber of Commerce 44 Matomachi 5-chome, Naka-ku Hiroshima 730 Japan T : (818) 2222 6610 F : (818) 2211 0108 W : www.hiroshimacci.or.jp/
Kawasaki Chamber of Commerce and Industry 11-2, Ekimae Honcho, Kawasaki-ku Kawasaki 210 Japan T : (814) 4211 4111 F : (814) 4211 4118 W : www.kawasaki-cci.or.jp
Kyoto Chamber of Commerce & Industry 240 Shoshoicho Ebisugawa-agaru Karasumadori Nakakyo-ku 604, Japan T : (817) 5212 6450 F : (817) 5255 0428 W : www.kyo.or.jp/kyoto/e/ E: shinkou@kyo.or.jp
Okinawa Chamber of Commerce and Industry 15-20 Chuo 4-chome Okinawa-shi 904 Japan T : (819) 8938 8022 F : (819) 8938 2755 W : www.okinawacci.or.jp E: info@okinawacci.or.jp
Osaka Chamber of Commerce & Industry 2-8 Hommachi-Bashi, Chuo-ku Osaka 540-0029 Japan T : (816) 6944 6400 F : (816) 6944 6293 W : www.osaka.cci.or.jp/e/
Nagahama Chamber of Commerce and Industry 10-1 Takada-cho Nagahama Shiga 526-0037 Japan T : (817) 4962 2500 F : (817) 4962 8001 W : www.nagahama.or.jp E: cci@nagahama.or.jp
3. Asosiasi Furniture di Jepang
International Development Association of Furniture Industry
of Japan (IDAFIJ) - Japan
http://www.idafij.or.jp
Japan Office and Institutional Furniture Association (JOIFA) - Japan
4. Daftar Pameran Terkait Kitchen Furniture di Jepang
Pameran Waktu Keterangan
Tableware Festival Annually
Late January–
Early February
Sponsored by Tableware
Festival Executive Committee (Yomiuri Shimbun, Tokyo Dome Corporation)
Tableware & Dining Expo
Annually July
Sponsored by Reed Exhibitions Japan Ltd. First Expo was held in July 2010. Second Expo to be held in July 2011
Gourmet & Dining Style Show
Biannually Irregularly
Sponsored by Business Guide-Sha, Inc. Tenth tradeshow was held in February 2011
Interior Lifestyle Tokyo Annually June
Sponsored by Mesago Messe
Frankfurt Corporation.
International trade fair for the Japanese interior market IFFT/Interior Lifestyle Living Annually November Cosponsored by International Development Association of The Furniture Industry of Japan and Mesago Messe Frankfurt Corporation. General trade fair
combining interiors and
furniture
5. Perwakilan Indonesia di Jepang KBRI Tokyo
Duta Besar : Muhammad Lutfi Atase Perdagangan : Djatmiko Bris Witjaksono
2-9 Highashi Gotanda, 5-chome, Shinagawa-ku, Tokyo-to, 141-0022, Japan Phone : (+81-3) 3441-4201 Fax : (+81-3) 3447-1697 Email : info@indonesianembassy.jp Website : www.indonesianembassy.jp ITPC Osaka
Kepala : Rosiane C. Frederick Wakil Kepala : Eko Priyantoro
ITM4 J-8 Asia and Pacific Trade Center 2-1-10 Nanko Kita, Suminoe-ku, Osaka 559-0034, Japan
Tel : 06-66155350 Fax : 06-6615-5351
KJRI Osaka
Konsul Jenderal : Ibnu Hadi
Resona Semba Building 6th Floor, 4-4-21, Minami Semba, Chuo-ku, Osaka 542-0081, Japan
Phone : (81-6) 6252-9826 Fax : (81-6) 6252-9872
Email : kjri-osaka@indonesia-osaka.org Website : www.indonesia-osaka.org
6. Daftar Importir Kitchen Wooden Furniture di Jepang
No Nama Perusahaan Alamat Tel Fax
1 Asano Shoji K.K. 24, Kandatomiya-cho, Chiyodaku,
101-0043 Tokyo 03-3252-5016 03- 3252-5094 2 Cleanup Corporation 6-22-22, Nishi-nippori, Arakawaku,
116-8587 03-3894-4771 03- 3893-9577
3 Credo K.K. 3-8-5, Takada, Toshima-ku, Tokyo
171-0033 03-3590-0252 03- 3590-0210 4 Cucina Co.,Ltd. 937-1, Nishigasaki-cho. Higashi-ku,
Hamamatsu 431-3115 Shizuoka 053-433-2811 053- 433-2816 5 Fujimura Kiki K.K. 3-6-2, Takada, Hirosaki 036-8084
Aomori
0172-279141
0172-279-147 6 Hi Serv Ueno, K.K. 8-66, Higashi-honjoji, Sanjo
955-0823 Niigata
0256-455678
0256-455677 7 lino Bussan K.K. 1-51-5, Sakae-machi, Mojiku,
Kitakyushu 801-0863
093-3311738
093-311743
8 Iyo Mokuzai K.K. 1416, Tokunomori, Ozu 795-0061
0893-254411
0893-255393 9 Izumi Shoji Co.,Ltd. 1-2-4, Izumi-cho, Mito 310-0026,
Ibaraki 029-2211631 029-2273037 10 Kamei Seisakusho K.K.
752-1, Iharada, Kuroiwa, Sakahogi-cho, 505-0071
0574-250211
0574-250289 11 Koei Sangyo Inc. 4-9-11, Yanaizucho, Fukuyama
729-0114 Hiroshima
084-9333444
084-9335839 12 Mitsuba Co.,Ltd. 4-1-4, Taito, Taito-ku, 110-0016
Tokyo 03-3834-1021 03- 3837-4490 13 Noda Furniture Ltd. 429, Uchikoshi, Ohiraga,
Tomika-cho, 501-3395 Gifu
0574-542222
0574-543477
087-Works Kagawa Co.,Ltd. 761-2305 Kagawa 8763347 8763315 15 Sanei Industries Co.,Ltd. 3-14-4, Shiratori, Katsushika-ku, 125-0063 Tokyo 03-5629-1102 03- 5629-1031
16 Sanwa Co.,Ltd. 796-5, Ogorishimogo, Yamaguchi,
754-0002 083-9732829 083-9735321 17 Sekikawa Kohnan K.K. 51-1, Matsuhashi, Tsubame 959-1202 Niigata 0256-644605 0256-642267 18 Sun Wave Corporation 2-6-10, Sarugaku-cho, Chiyoda-ku, 101-0064 Tokyo 03-3518 4311 19 Takara Standard Co.,Ltd. 1-2-1, Shigino-higashi, Jotoku, Osaka 536-8536 06-6962-1524 06- 6962-1528 20 Toto Chubu Hambai
K.K.
3-76, Kasatori-cho, Nishiku, Nagoya 451-0072 Aichi
052-5321131
052-5321132
1. Handbook for Industrial Products Import Regulations 2009. Februari 2010. Japan External Trade Organization
2. International Trade Center, April 2012. www.trademap.org
3. ITTO, ITC UNCTAD/WTO. International Wooden Furniture Markets.
Geneva 2004.
4. Japan Customs, April 2012.
5. Japan External Trade Organization, April 2012. www.jetro.go.jp
6. Kompass: Connect business to business, Japan 2011.
7. Ministry of Finance Japan, Februari 2012. www.mof.go.jp
8. Wikipedia, Februari 2012. www.wikipedia.org