• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PERKULIAHAN PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK II (MICROSOFT VISUAL BASIC.NET)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL PERKULIAHAN PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK II (MICROSOFT VISUAL BASIC.NET)"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL PERKULIAHAN

PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK II

(MICROSOFT VISUAL BASIC.NET)

   

DISUSUN OLEH : RICO, S.KOM, M.S.I

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER

STIKOM DINAMIKA BANGSA

2014

(2)

BAB I

PENGENALAN VISUAL BASIC.NET

1.1 Defenisi Visual Basic.Net

Microsoft Visual Basic.NET adalah sebuah alat untuk mengembangkan dan membangun aplikasi yang bergerak di atas sistem .NET Framework, dengan menggunakan bahasa BASIC. Dengan menggunakan alat ini, para programmer dapat membangun aplikasi Windows Forms, Aplikasi web berbasis ASP.NET, dan juga aplikasi command-line.

Alat ini dapat diperoleh secara terpisah dari beberapa produk lainnya (seperti Microsoft Visual C++, Visual C#, atau Visual J#), atau juga dapat diperoleh secara terpadu dalam Microsoft Visual Studio .NET. Bahasa Visual Basic .NET sendiri menganut paradigma bahasa pemrograman berorientasi objek yang dapat dilihat sebagai evolusi dari Microsoft Visual Basic versi sebelumnya yang diimplementasikan di atas .NET Framework. Peluncurannya mengundang kontroversi, mengingat banyak sekali perubahan yang dilakukan oleh Microsoft, dan versi baru ini tidak kompatibel dengan versi terdahulu.

1.2 Sejarah Perkembangan Visual Basic

1. Proyek “Thunder” dirintis.

2. Visual Basic 1.0 (May 1991) di rilis untuk windows pada Comdex/Windows Wordltrade yg dipertunjukan di Atlanta , Georgia. 3. Visual Basic 1.0 untuk DOS dirilis pada bulan September 1992. Bahasa

(3)

ini pada kenyataaanya merupakan versi kelanjutan dari compiler BASIC, QuickBasic dan BASIC Professional Development System.

4. Visual Basic 2.0 dirilis pada November 1992, Cakupan pemrogramannya cukup mudah untuk digunakan dan kecepatannya juga telah di modifikasi. Khususnya pada Form yg menjadikan object dapat dibuat secara seketika, serta konsep dasar dari Class modul yg berikutnya di implementasikan pada VB 4.

5. Visual Basic 3.0 , dirilis pada musim panas 1993 dan dibagi menjadi versi standard dan professional. VB 3 memasukan Versi 1.1 dari Microsoft Jet Database Engine yg dapat membaca serta menulis database Jet (atau Access) 1.x.

6. Visual Basic 4.0 (Agustus 1995) merupakan versi pertama yg dapat membuat windows program 32 bit sebaik versi 16 bit nya. VB 4 juga memperkenalkan kemampuan untuk menulis non-GUI class pada Visual Basic.

7. Visual Basic 5.0 (February 1997), Microsoft merilis secara eksklusif Visual basic untuk versi windows 32 bit . Programmer yg menulis programnya pada versi 16 bit dapat dengan mudah melakukan import porgramnya dari VB4 ke VB5. dan juga sebaliknya, program VB5 dapat diimport menjadi VB4. VB 5 memperkenalakan kemampuan untuk membuat User Control.

8. Visual Basic 6.0 (pertengahan 1998) memperbaiki beberapa cakupan, temasuk kemapuannya untuk membuat Aplikasi Web-based . Visual Basic 6 di jadwalkan akan memasuki Microsoft “fasa non Supported” dimulai pada maret 2008.

9. Visual Basic .NET (VB 7), dirilis pada tahun 2002, Beberapa yang mencoba pada versi pertama .NET ini mengemukakan bahwa bahasa ini sangat powerful tapi bahasa yg digunakan sangat berbeda dengan bahasa sebelumnya, dengan kekurangan diberbagai area, termasuk runtime-nya yang 10 kali lebih besar dari paket runtime VB6 serta peningkatan penggunan memory.

(4)

10. Visual Basic .NET 2003 (VB 7.1) , dirilis dengan menggunakan NET framework versi 1.1.

11. Visual Basic 2005 (VB 8.0) , merupakan iterasi selanjutnya dari Visual Basic .NET. dan Microsoft memutuskan untuk menghilangkan kata kata .NET pada judulnya. Pada Rilis ini , Microsoft memasukan bebrapa fitur baru, diantaranya :

a. Edit and Continue , mungkin inilah kekurangan fitur terbesar dari VB .NET . pada VB 2005 ini kita diperbolehkan melakukan perubahan kode pada saat program sedang dijalankan.

b. Perbaikan pada Konversi dari VB ke VB NET12Visual Basic .NET 2003 (VB 7.1) , dirilis dengan menggunakan NET framework versi 1.1.

12. IsNot Patent, merupakan salah satu fitur dari Visual Basic 2005 merupakan konversi If Not X Is Y menjadi If X IsNot Y.

13. Visual Basic 2005 Express , merupkan bagian dari Product Visual Studio. Microsoft membuat Visual Studio 2005 Express edition untuk pemula dan yg gemar dengan VB, salah satu produknya adalah Visual Basic 2005 Express yg merupakan produk gratis dari Microsoft.

14. Visual Basic “Orcas” (VB 9.0) , dijadwalkan akan dirilis pada tahun 2007 dan dibangung diatas .NET 3.5. Pada rilis ini , Microsoft menambahkan beberapa fitur , diantaranya :

a. True Tenary operator , yaitu fungsi If(boolean,value, value) yg digunakan untuk menggantikan fungsi IIF

b. LINQ Support c. Ekspresi Lambda d. XML Literals e. Nullable types f. Type Inference

15. Visual Basic ‘VBx’ (VB 10.0) , Visual Basic 10, yang juga dkenal dengan nama VBx, akan menawarkan dukungan untuk Dynamic

(5)

Language Runtime. VB 10 direncanakan akan menjadi bagian dari SilverLight 1.1

1.3 Varian Visual Basic.Net

a. Visual Basic .NET 2002 (VB 7.0)

Versi pertama dari Visual Basic .NET adalah Visual Basic .NET 2002 yang dirilis pertama kali pada bulan Februari 2002. Visual Basic .NET 2002 merupakan sebuah bahasa pemrograman visual yang berbasis bahasa BASIC (sama seperti halnya Visual Basic 6.0, tetapi lebih disempurnakan dan lebih berorientasi objek), dan didesain untuk berjalan di atas Microsoft .NET Framework versi 1.0.

Versi 7.0 ini dirilis bersamaan dengan Visual C# dan ASP.NET. Bahasa C#, yang dianggap sebagai jawaban terhadap Java, mendapatkan perhatian yang lebih banyak dibandingkan dengan VB.NET yang kurang begitu banyak diulas. Hasilnya, sedikit orang di luar komunitas Visual Basic yang memperhatikan VB.NET. Versi pertama ini kurang mendapat sambutan yang bagus dari para programmer, dan pada saat itu, program berbasis Visual Basic 6.0 sedang marak-maraknya dibuat. Para programmer yang mencoba Visual Basic .NET untuk pertama kali akan merasakan bahwa Visual Basic .NET sangatlah berbeda dibandingkan dengan Visual Basic sebelumnya. Contoh yang paling mudah adalah runtime engine yang lebih besar 10 kali lipat dibandingkan Visual Basic 6.0, dan juga meningkatkan beban di memori.

b. Visual Basic .NET 2003 (VB 7.1)

Selanjutnya, pada bulan Maret 2003, Microsoft pun merilis lagi versi yang lebih baru dari Visual Basic .NET, Visual Basic .NET 2003. Versi ini berisi beberapa perbaikan dibandingkan dengan versi sebelumnya, dan aplikasi yang dibuatnya dapat berjalan di atas .NET Framework versi 1.1. Fitur yang ditambahkan adalah dukungan terhadap .NET Compact Framework dan mesin

(6)

wizard upgrade VB6 ke VB.NET yang telah ditingkatkan. Peningkatan yang lainnya adalah peningkatan pada performa dan keandalan dari Integrated Development Environment (IDE) Visual Basic itu sendiri, dan juga runtime engine.

Visual Basic .NET 2003 tersedia dalam beberapa jenis cita rasa : Professional, Enterprise Architect dan Academic Edition. Khusus untuk Visual Basic .NET 2003 Academic Edition, versi tersebut didistribusikan secara gratis untuk beberapa sekolah di dalam setiap negara; versi Professional dan Enterprise Architect merupakan produk komersial.

c. Visual Basic 2005 (VB 8.0)

Setelah itu, Microsoft pun berkonsentrasi dalam mengembangkan Microsoft .NET Framework 2.0, dan tentunya alat bantu untuk membangun program di atasnya. Hingga pada tahun 2005, mereka pun merilis versi terbaru dari Visual Basic .NET, yang kali ini disebut dengan Visual Basic 2005 (dengan membuang kata “.NET”), bersama-sama dengan beberapa aplikasi pengembangan lainnya.

Untuk rilis 2005 ini, Microsoft menambahkan beberapa fitur baru, di antaranya adalah:

Edit and Continue

Fitur ini sebelumnya terdapat di dalam Visual Basic, akan tetapi dihapus di dalam Visual Basic .NET. Dengan keberadaan fitur ini, para programmer dapat memodifikasi kode pada saat program dieksekusi dan melanjutkan proses eksekusi dengan kode yang telah dimodifikasi tersebut.

• Evaluasi ekspresi pada saat waktu desain

Munculnya Pseudo-Namespace “My”, yang menyediakan:

o Akses yang mudah terhadap beberapa area tertentu dari dalam .NET

(7)

o Kelas-kelas yang dibuat secara dinamis (khususnya My.Forms).

• Peningkatan yang dilakukan terhadap konverter kode sumber dari Visual Basic ke Visual Basic .NET.

Penggunaan kata kunci (keyword) Using, yang menyederhanakan penggunaan objek-objek yang membutuhkan pola Dispose untuk membebaskan sumber daya yang sudah tidak terpakai.

Just My Code, yang menyembunyikan kode reusable yang ditulis oleh alat bantu Integrated Development Environment (IDE) Visual Studio .NET. • Pengikatan sumber data (Data Source binding), yang mampu mempermudah

pengembangan aplikasi basis data berbasis klien/server.

Fungsi-fungsi yang tersebut di atas (khususnya My) ditujukan untuk memfokuskan Visual Basic .NET sebagai sebuah platform pengembangan aplikasi secara cepat dan “menjauhkannya” dari bahasa C#.

Bahasa Visual Basic 2005 memperkenalkan fitur-fitur baru, yakni:

• Bawaan .NET Framework 2.0:

o Generics

o Partial class, sebuah metode yang dapat digunakan untuk mendefinisikan beberapa bagian dari sebuah kelas di dalam sebuah berkas, lalu menambahkan definisinya di lain waktu; sangat berguna khususnya ketika mengintegrasikan kode pengguna dengan kode yang dibuat secara otomatis.

o Nullable Type

• Komentar XML yang dapat diproses dengan menggunakan beberapa alat

bantu seperti NDoc untuk membuat dokumentasi secara otomatis. • Operator overloading

• Dukungan terhadap tipe data bilangan bulat tak bertanda (unsigned integer) yang umumnya digunakan di dalam bahasa lainnya.

(8)

d. Visual Basic 9.0 (Visual Basic 2008)

Versi ini merupakan versi terbaru yang dirilis oleh Microsoft pada tanggal 19 November 2007, bersamaan dengan dirilisnya Microsoft Visual C# 2008, Microsoft Visual C++ 2008, dan Microsoft .NET Framework 3.5.

Dalam versi ini, Microsoft menambahkan banyak fitur baru, termasuk di antaranya adalah:

• Operator If sekarang merupakan operator ternary (membutuhkan tiga

operand), dengan sintaksis If (boolean, nilai, nilai). Ini dimaksudkan untuk mengganti fungsi IIF.

• Dukungan anonymous types

• Dukungan terhadap Language Integrated Query (LINQ) • Dukungan terhadap ekspresi Lambda

• Dukungan terhadap literal XML

(9)

BAB II

ELEMEN – ELEMEN PROGRAM

2.1 User Identifier

User identifier terdiri dari dua kata yaitu user dan indentifier yang memiliki pengertian masing-masing diantaranya :

User

Disebut jugan pemakai yaitu suatu nama yang digunakan sebagai pengenal konstanta, variable, prosedur, fungsi, field atau file.

Indentifier

Disebut juga dengan pengenal yaitu suatu nama yang digunakan dalam suatu program. Suatu identifier dapat didefinisikan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Suatu identifier adalah gabungan huruf dan angka, dengan huruf sebagai karakter pertama.

b. Dalam penulisan nama user identifier tidak boleh ada spasi.

c. Nama user identifier tidak boleh mengandung symbol khusus, kecuali garis bawah (_).

d. Panjang maksimum nama user identifier tergantung pada bahasa pemrograman yang digunakan.

(10)

2.2 Tipe Data

Tipe Data .Net Class Keterangan

Byte System.Byte (Structure) Tipe data ini berkisar antara 0-255.

Berukuran 1 byte.

Short System.Int16 (Structure) Tipe data ini dapat menampung

bilangan bulat antara -32,768 hingga 32,767. Tipe data ini berukuran 2 byte.

Integer System.Int32 (Structure) Tipe data ini dapat menampung

bilangan bulat antara -2,147,483,648 hingga 2,147,483,647. TIpe data ini berukuran 4 byte.

Long System.Int64 (Structure) Tipe data ini dapat menampung

bilangan bulat antara -

9,223,372,036,854,775,808 hingga 9,223,372,036,854,775,807

Single System.Single (Structure) Tipe data ini dapat menampung

bilangan real antara -3.4028235E+38 hingga -1.401298E-45 untuk nilai negative, sedangkan untuk nilai positif antara 1.401298E-45 hingga

(11)

3.4028235E+38

Double Systm.Double (Structure) Tipe data ini dapat menampung

bilangan real antara

-1.79769313486231570E+308 hingga -4.94065645841246544E-324

sedangkan untuk nilai positif antara 4.94065645841246544E-324 hingga 1.79769313486231570E+308 Decimal System.Decimal

(Structure)

Tipe data ini dapat menampung

bilangan decimal dengan jumlah digit 0 sampai 28.

Boolean System.Boolean (Structure)

Tipe data ini hanya dapat menampung 2 jenis nilai, yaitu true dan false. Jika direpresentasikan dengan angka nilai false dinyatakan dengan 0 dan nilai true dinyatakan dengan nilai selain 0. Date System.DateTime

(Structure)

Tipe data ini dikhususkan untuk menampung nilai yang berupa tanggal dan waktu. Dengan memanfaatkan tipe data ini kita dapat mengolah data tanggal dengan memakai fungsi-fungsi

(12)

tertentu.

Char System.Char (Structure) Tipe data ini hanya dapat menampung

satu buah karakter. Jika diisi lebih dari satu karakter maka secara otomatis akan dipotong menjadi satu.

String System.String ( Class ) Tipe data ini digunakan untuk

menampung rangkaian karakter atau kata. Jumlah memory yang dipakai sesuai dengan jumlah karakter.

Object System Object (Class) Tipe data ini digunakan untuk

menyimpan form, control, dan sebagaianya Tipe ini mempunyai ukuran 4 byte

2.3 Variable

Variable adalah suatu tempat dalam memori komputer yang digunakan untuk menyimpan sementara data-data selama dioperasikan seperti menghitung, member informasi dan sebagainya. Variable memiliki nama dan isinya disesuaikan dengan tipe data yang disimpan.

Beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam menuliskan nama suatu variable yaitu :

¾ Karakter pertama harus dimulai dengan huruf (abjad).

(13)

¾ Panjang namanya tidak boleh lebih dari 255 karakter. ¾ Tidak boleh mengandung spasi.

¾ Namanya harus unik atau tidak boleh sama dalam sebuah lingkungan variable.

Contoh : Sub Main ()

Dim Nilai As Integer Dim Ket As String Nilai = 80

Ket = “LULUS” End Sub

2.4 Konstanta

Konstanta atau sering disebut dengan literal adalah suatu variable yang mempunyai nilai tetap. Konstanta diperlukan jika dalam suatu operasi memerlukan sebuah nilai tetap yang senantiasa digunakan pada banyak bagian dari suatu rutin atau untuk mengingat suatu bilangan yang sulit. Notasi untuk menyatakan konstanta adalah “Const”. berikut ini adalah cata penulisan konstanta :

1. Konstanta Numerik

Konstanta numeric (angka) seperti Byte, Integer, Single, Double, dan lainnya ditulis langsung apa adanya.

(14)

2. Konstanta String

Konstanta string ditulis dengan dibatasi oleh tanda kutip (“”); Contoh : “Visual Basic”,”2014”,”Jl. Kutilang I”

3. Konstanta Date

Konstanta date digunakan untuk data tanggal dan jam dimana penulisannya dibatasi oleh tanda pagar (# #).

Contoh : #17/07/1997#,#22:30#,4:00PM# 4. Konstanta Boolean

Konstanta Boolean hanya berisikan dua nilai yaitu True atau False. Contoh : True, False.

Sub Main ()

Const Phi As Single = 3.14

Const Sandi As String = “ABCDE” Const Tgl_Lahir As Date = #03/17/1986# End Sub

2.4 Operator dan Operand

Operator dan operand merupakan dua elemen dasar pada proses operasi. Dengan kata lain keberadaan operator dalam suatu operasi senantiasa diikuti oleh operand.

(15)

Operator adalah suatu tanda yang digunakan untuk menghubungkan satu variable atau konstanta dengan variable lain atau konstanta lain dengan tujuan melakukan berbagai manipulasi dan pengolahan data. Sedang operand adalah suatu data atau variable yang dikenai operasi tersebut. berikut ini adalah bentuk beberapa operator diantaranya :

1. Operator Assignment

Operator penugasan (assignment) merupakan operator yang berfungsi untuk memasukan suatu data ke dalam suatu variable. Simbol dari operator penugasan adalah tanda sama dengan (=) atau panah ( )

2. Operator Aritmatika

Operator aritmatika adalah operator yang digunakan untuk melakukan perhitungan matematika seperti penjumlahan, pengurangan, dan sebagainya. Operator aritmatika mempunyai hirarki paling tinggi dibandingkan dengan operator pembanding dan operator logika.

PRIORITAS OPERATOR OPERASI CONTOH

1 ^ Pemangkatan X = 5 ^ 2 2 * Perkalian X = 4 * 3 / Pembagian X = 6 / 2 \ Pembagian Integer (DIV) X = 10 \ 4

Mod Modulus (Sisa

hasil bagi)

X = 10 Mod 4

(16)

- Pengurangan X = 3 – 2

4 - Tanda Negatif X = - 10

Perlu diperhatikan bahwa dalam pemakaian operator aritmatika hendkanya melihat prioritas dari masing-masing operator. Artinya operator pemangkatan prioritas paling tinggi dari seluruh operator aritmatika, operator perkalian dan pembagian prioritasnya lebih tinggi dari operator penambahan dan pengurangan.

Misalnya terdapat operasi 4+3*2 nilainya adalah 10 bukan 14. Proses yang dikerjakan dahulu adalah mengalikan angka 3 dengan 2 setelah itu menambahkan hasilnya dengan 4. Tetapi jika diinginkan hasilnya 14 maka diberi tanda kurung pada angka yang diprioritaskan yaitu (4+3) kemudian dikalikan dengan 2.

Sub Main ()

Dim Luas, Panjang, Lebar, As Single Panjang = 10

Lebar = 5

Luas = Panjang * Lebar End Sub

3. Operator String

Operator string merupakan operator yang digunakan untuk menggabungkan dua buah string atau lebih. Symbol dari operasi string adalah + , &.

(17)

Operator string merupakan operator berdiri sendiri dan bukan bagian dari operator aritmatika meskipun hirarkinya persis di bawah operator aritmatika dan di atas operator pembanding.

Sub Main ()

Dim Ucapan, Topik As String Dim Topik = “Ulang Tahun” Ucapan = “Selamat “ &Topik End Sub

4. Operator Relational

Operator pembanding (relasi) merupakan operator yang digunakan untuk membandingkan suatu data / ekspresi dengan data / ekspresi lain dan menghasilkan nilai logika (boolean) Benar atau Salah. Syarat yang harus dipenuhi agar kedua data bisa dibandingkan yaitu harus mempunyai tipe data yang sama.

Bentuk dari operator relasional / pembanding seperti yang terpampang pada tabel berikut ini :

OPERATOR OPERASI CONTOH

= Sama dengan Nilai = 10

<> Tidak sama dengan Nilai <> 10

< Lebih kecil Nilai < 10

> Lebih besar Nilai > 10

(18)

>= Lebih besar sama dengan Nilai >= 10

Like Mempunyai ciri yang sesuai “Rini“ like “R*”

5. Operator Logika

Operator logika merupakan operator yang digunakan untuk mengekspresikan satu atau lebih data (ekspresi) logika (Boolean) yang menghasilkan data logika baru. Tabel operator logikan dengan hirarki dari atas ke bawah adalah sebagai berikut :

OPERATOR OPERASI CONTOH

Not Tidak Not 60 > 55

And Dan (60 > 55) And (60 > 66)

Or Atau (30 > 40) Or (70 > 65)

Xor Exclusive Or (50 < 40) XOR (70 > 65)

Eqv Ekivalen (50 < 40) Eqv (70 > 65)

Imp Implikasi (50 < 40) Imp (70 > 65)

Operator Ekspresi 1 Ekspresi 2 Hasil

AN

D

True True True True False False False True False False False False

(19)

Operator Ekspresi 1 Ekspresi 2 Hasil

OR

True True True True False True False True True False False False

Operator Ekspresi 1 Ekspresi 2 Hasil

XO

R

True True False True False True False True True False False False

Operator Ekspresi 1 Ekspresi 2 Hasil

An d A ls o ( E qv

) True True True

True False False

False Tidak Dievaluasi False

Operator Ekspresi 1 Ekspresi 2 Hasil

Or Els

e

(Imp)

True Tidak Dievaluasi True

(20)

False False False

2.5 Perubahan Nilai

Nilai atau ekspresi yang dimasukkan ke dalam suatu variable dapat diubah secara sistematis. Dikatakan sistematis karena perubahan nilainya sangat beraturan. Perubahan nilai ini dalam suatu variable yaitu counter, accumulator, dan switching.

Counter : variable yang dapat digunakan untuk menghitung berapa kali suatu loop blok yang akan diulang atau berapa kali blok yang telah diulang. Ciri dari proses counter adalah nilai perubahannya selalu sama untuk variable yang sama pula.

Sub Main () Sub Main ()

Dim Jumlah As Integer atau Dim Jumlah As Integer

Jumlah = Jumlah + 1 Jumlah += 1

End Sub End Sub

Accumulator : variable yang isinya adalah jumlah atau hasil proses total pada suatu loop yang disebut dengan proses akumulasi. Ciri dari proses ini adalah nilai perubahannya tidak selalu sama untuk variable yang sama pula.

Sub Main () Sub Main ()

Dim Total Jumlah As Integer atau Dim Total, Jumlah As Integer

Total = Total + Jumlah Total += Jumlah

(21)

Switching : Penggunaan indicator yang mengatur alur intruksi yang harus dilalui dan biasanya di dalam program suatu counter (hanya berisi dua kondisi) dalam memori. Contoh dari pemakaian switching yaitu untuk mencetak setiap 20 baris pencetakan, proses cetaknya akan berpindah ke halaman berikutnya dan akan dicetak header lagi.

Sub Main () Dim SW As Boolean SW = True …………. …………. SW = False End Sub

(22)

BAB III

STRUKTUR PERCABANGAN

3.1 Struktur IF – THEN

Struktur IF-THEN disebut juga dengan Branch Structure merupakan struktur percabangan dimana suatu ekspresi akan dikerjakan bila kondisinya terpenuhi. Tetapi jika kondisinya tidak terpenuhi maka ekspresi di dalam struktur IF-THEN tidak akan dijalankan dan blok IF akan dilompati serta program akan melakukan tindakan berikutnya. Bentuk penulisan dari struktu IF-THEN sebagai berikut :

IF (kondisi) Then

Ekspresi

End IF

Keterangan :

- Kondisi : berisi perbandingan antara satu variable/konstanta dengan variable/konstanta yang lain dengan menggunakan tanda <, >, =, <> dari suatu keadaan yang menghasilkan nilai “Benar” atau “Salah”.

- Ekspresi : rangkaian kode program (blok program) yang akan dijalankan jika kondisinya memenuhi syarat.

(23)

Kode Program Output

Imports System.Console Usia Anak : 4

Module Module1 BALITA

Sub Main ()

Dim XUsia As Integer Write (“Usia Anak : “) XUsia = Readline() IF XUsia <= 5 Then Write (“BALITA”) End If Readline() End Sub End Module

3.2 Struktur IF – THEN - ELSE

Struktur IF-THEN-ELSE disebut juga dengan Selection Structure merupakan struktur percabangan dimana suatu ekspresi akan dikerjakan bila kondisinya terpenuhi. Tetapi jika kondisinya tidak terpenuhi maka ekspresi yang lainnya dikerjakan. Bentuk penulisan dari struktur IF – THEN – ELSE, yaitu :

(24)

IF (kondisi) Then Ekspresi 1 Else Ekspresi 2 End IF Keterangan :

- Kondisi : berisi perbandingan antara satu variable/konstanta dengan variable/konstanta yang lain dengan menggunakan tanda <, >, =, <> dari suatu keadaan yang menghasilkan nilai “Benar” atau “Salah”.

- Ekspresi 1 : rangkaian kode program (blok program) yang akan dijalankan jika kondisinya bernilai “Benar” (memenuhi syarat).

- Ekspresi 2 : rangkaian kode program (blok program) yang akan dijalankan jika kondisinya bernilai “Salah” (tidak memenuhi syarat) Kode Program Output

Imports System.Console Nilai Akhir : 80

Module Module1 LULUS

Sub Main ()

Dim NA As Integer Write (“Nilai Akhir : “) If NA> = 55 Then Write (“LULUS”)

(25)

Else Write (“GAGAL”) End If Readline() End Sub End Module 3.3 Struktur NESTED IF

Pada kondisi pemrograman tertentu di dalama struktur IF – THEN atau IF – THEN – ELSE dapat ditempatkan struktur IF – THEN atau IF – THEN – ELSE yang lain. Bentuk semacam ini disebut dengan IF Bersarang atau

Nested IF. Bentuk penulisan dari IF Bersarang dengan struktur IF – THEN

atau IF – THEN – ELSE sebagai berikut :

IF (kondisi 1) Then IF (kondisi 2) Then Ekspresi 1 End IF Else IF (kondisi 3) Then Ekspresi 2 End IF End IF

(26)

IF (kondisi 1) Then IF (kondisi 2) Then Ekspresi 1 Else Ekspresi 2 End IF Else IF (kondisi 3) Then Ekspresi 3 Else Ekspresi 4 End IF End IF Keterangan :

- Kondisi 1 : berisi perbandingan antara satu variable/konstanta dengan variable/konstanta yang lain dengan menggunakan tanda <, >, =, <> dari suatu keadaan yang menghasilkan nilai “Benar” atau “Salah”.

- Kondisi 2 : kondisi yang dikerjakan jika kondisi 1 terpenuhi. - Kondisi 3 : kondisi yang dikerjakan jika kondisi 1 tidak terpenuhi.

- Ekspresi 1 : rangkaian kode program (blok program) yang akan dijalankan jika kondisi 2 bernilai “Benar” (memenuhi syarat).

(27)

- Ekspresi 2 : rangkaian kode program (blok program) yang akan dijalankan jika kondisi 2 bernilai “Salah” (tidak memenuhi syarat)

Kode Program Output

Imports System.Console Usia Anda : 23

Module Module1 REMAJA

Sub Main ()

Dim Usia As Integer Dim Ket As String Write (“Usia Anda : “) Usia = Readline() If Usia <= 5 Then Ket = “BALITA” Else If Usia <=16 Then Ket = “ANAK-ANAK” Else If Usia <= 24 Then Ket = “REMAJA” Else Ket = “DEWASA” End If

(28)

End If

End If

Write (“Keterangan : “&ket) Readline()

End Sub End Module

3.4 Struktur IF Dengan Operator And

Pemakaian struktur IF yang dikombinasikan dengan operator AND akan menghasilkan proses penyeleksian yang sangat ketat. Kombinasi ini mempunyai ketentuan bahwa suatu proses yang akan dijalankan bila semua kondisi yang dipersyaratkan terpenuhi. Bentuk penulisan dari struktur IF dengan Operator AND sebagai berikut :

IF (kondisi 1 AND kondisi 2) Then

Ekspresi

End IF

Keterangan :

- Kondisi 1 dan Kondisi 2 : berisi perbandingan antara satu variable/konstanta dengan variable/konstanta yang lain dengan menggunakan tanda <, >, =, <> dari suatu keadaan yang menghasilkan nilai “Benar” atau “Salah”.

- AND : operator logika yang menggabungkan dua pernyataan atau lebih dengan menghasilkan nilai kondisi “Benar” jika semua pernyataan yang menyertai juga bernilai “Benar”.

(29)

- Ekspresi : rangkaian kode program (blok program) yang akan dijalankan jika kondisi seluruh penyataan bernilai “Benar” (memenuhi syarat). Kode Program Output

Imports System.Console Jenis Kelamin : Pria

Module Module1 Usia : 55

Sub Main () Anda seorang :Kakek

Dim Jenis As String Dim Usia As Integer Write (“Jenis Kelamin : “) Jenis = Readline()

Write (“Usia : “) Usia = Readline()

If Jenis = “Pria” And Usia >50 Then Write (“Anda seorang : Kakek”)

Readline()

End If

End Sub

(30)

3.5 Struktur IF Dengan Operator Or

Pemakaian struktur IF yang dikombinasikan dengan operator OR akan menghasilkan proses penyeleksian yang lebih longgar dibandingkan struktur IF dengan operator AND. Kombinasi ini mempunyai ketentuan bahwa suatu proses yang akan dijalankan bila salah satu kondisi yang dipersyaratkan terpenuhi. Bentuk penulisan dari struktur IF dengan Operator AND sebagai berikut :

IF (kondisi 1OR kondisi 2) Then

Ekspresi

End IF

Keterangan :

- Kondisi 1 dan Kondisi 2 : berisi perbandingan antara satu variable/konstanta dengan variable/konstanta yang lain dengan menggunakan tanda <, >, =, <> dari suatu keadaan yang menghasilkan nilai “Benar” atau “Salah”.

- OR : operator logika yang menggabungkan dua pernyataan atau lebih dengan menghasilkan nilai kondisi “Benar” jika salah satu pernyataan yang menyertai juga bernilai “Benar”.

- Ekspresi : rangkaian kode program (blok program) yang akan dijalankan jika kondisi seluruh penyataan bernilai “Benar” (memenuhi syarat).

Contoh : Buatlah kode program untuk kasus berikut ini. Dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh tanggal 17 Agustus 2013, salah satu super mall di jambi akan mengadakan lomba lukis dan mewarnai untuk TK,SD, dan SMP. Panitia menetapkan biaya pendaftaran sebesar Rp 50.000 tetapi bagi peserta yang tanggal lahirnya17 atau 08 akan mendapatkan potongan 50% dari biaya pendaftaran. Data –

(31)

data peserta yang dimasukan antara lain : Nama, Tgl, Bln, Thn. Sedang besar pendaftaran dibuat sebagai konstanta. Cetak besar diskon yang diperoleh peserta lomba.

Kode Program Output

Imports System.Console Nama Peserta : Agung

Module Module1 Tanggal Lahir : 17

Sub Main () Bulan Lahir : 04

Dim Nama As String Tahun Lahir : 2002

Dim Tgl, Bln, Thn As Integer Besar Discount : 25000

Const Biaya As Integer = 50000 Write (“Nama Peserta : “) Nama = Readline() Write (“Tanggal Lahir : “) Tgl = Readline()

Write (“Bulan Lahir : “) Bln = Readline()

Write (“Tahun Lahir : “) Thn = Readline()

If Tgl = 8 Or Tgl = 17 Then Disc = (Biaya*50)/100

(32)

Readline()

End Sub

End Module

3.5 Struktur CASE

Struktur CASE digunakan untuk menjalankan satu blok perintah yang jumlah penyeleksiannya banyak atau bertingkat-tingkat. Struktur ini mirip dengan struktur IF – THEN – ELSE, tetapi struktur CASE mempunyai penulisan yang lebih mudah sehingga programnya lebih efisien dan mudah dibaca.

1. Struktur SELECT CASE

Struktur SELECT CASE mempunyai ungkapan logika disebut dengan

Selector dan sejumlah statemen yang diawali dengan suatu label

permasalahan (Case Label) yang mempunyai tipe yang sama dengan selector. Statemen yang mempunyai Case Label yang bernilai sama dengan nilai selector akan diproses, sedang statemen lainnya tidak. Perbedaan antara struktur SELECT CASE dengan struktur IF – THEN – ELSE adalah bila struktur IF – THEN – ELSE menyeleksi suatu kondisi dan terpenuhi, selanjutnya proses penyeleksian masih melakukan terhadap struktur IF – THEN – ELSE berikutnya. Sedang pada struktur SELECT CASE bila salah satu kondisi sudah terpenuhi dan blok program telah diproses, selanjutnya blok program lainnyadalam lingkungan SELECT CASE tidak terseleksi lagi. Bentuk penulisan dari struktur SELECT CASE dapat digambarkan sebagai berikut ini.

Select Case (Ungkapan)

(33)

Case (Case Label 2) : Ekspresi 2 Case (Case Label 3) : Ekspresi 3

.

.

Case (Case Label n) : Ekspresi n End Case

Keterangan :

o Ungkapan : merupakan nilai yang akan diseleksi kebenarannya sesuai dengan kondisi (Case Label).

o Case Label : merupakan daftar yang berupa konstanta atau batasan (range) dari konstanta atau dapat juga berbentuk sebuah kondisi logika.

o Ekspresi : merupakan rangkaian kode program yang akan

dijalankan jika Case Label terpenuhi.

Contoh : Buatlah kode program untuk kasus penentuan nilai huruf berdasarkan nilai angka yang diinputkan dengan ketentuan di bawah ini :

Nilai Akhir (NA) Nilai Abjad (Huruf)

85 – 100 A

70 – 84 B

55 – 69 C

40 – 54 D

(34)

Kode Program Output

Improts System.Console Nilai Akhir : 90

Module Module1 Nilai Huruf : A

Sub Main ()

Dim NA As Integer Dim Huruf As String Write (“Nilai Akhir : “) NA = Readline()

Select Case NA

Case 85 To 100 : Huruf =”A” Case 70 To 84 : Huruf =”B” Case 55 To 69 : Huruf =”C” Case 40 To 54 : Huruf =”D” Case 0 To 39 : Huruf =”E”

End Select

Write (“Nilai Huruf : “&huruf) Readline()

End Sub

(35)

2. Struktur CASE – ELSE

Struktur Case – Else merupakan pengembangan dari struktur Select Case. Pada struktur Select Case bila tidak ada kondisi yang terpenuhi berarti tidak ada ekspresi yang di dalam lingkungan Select Case yang diproses. Sedangkan pada struktur Case – Else bila tidak ada kondisi yang terpenuhi maka ekspresi yang akan diproses di dalam lingkungan Case – Else adalah ekspresi yang ada di Else. Bentuk penulisan dari struktur Case – Else dapat digambarkan seperti berikut ini.

Select Case (Ungkapan)

Case (Case Label 1) : Ekspresi 1 Case (Case Label 2) : Ekspresi 2 Case (Case Label 3) : Ekspresi 3

.

.

Case Else : Ekspresi lain

End Case

Keterangan :

o Case - Else : merupakan kondisi yang tidak terpenuhi dari semua kondisi yang ada di dalam struktur Case - Else.

o Ekspresi Lain : hasil dari kondisi yang tidak terpenuhi di dalam struktur Case - Else.

(36)

Contoh : buatlah kode program untuk menampilkan rasa dari bahan-bahan masakan (BM) dimana bahan-bahan masakan diinputkan dan kriterianya seperti berikut ini :

Bahan Masakan Keterangan Rasa

Gula Manis Garam Asin Cuka Asam Cabe Pedas Lainnya Tawar

Kode Program Output

Improts System.Console Nama Bahan : Cabe

Module Module1 Rasanya :Pedas

Sub Main ()

Dim BM As String Dim Rasa As String Write (“Nama Bahan : “) BM = Readline()

Select Case BM

Case “Gula” : Rasa =”Manis” Case “Garam” :Rasa =”Asin”

(37)

Case “Cuka” : Rasa =”Kecut” Case “Cabe” : Rasa =”Pedas” Case Else : Rasa =”Tawar”

End Select

Write (“Rasanya : “&Rasa) Readline()

End Sub

(38)

BAB IV

STRUKTUR PERULANGAN

4.1 Struktur FOR – NEXT

Struktur For – Next digunakan untuk mengulang blok pertama dalam jumlah yang sudah ditentukan. Pada struktur ini anda tidak perlu menuliskan kondisi yang akan diuji tetapi hanya menuliskan nilai awal dan akhir variable penghitung. Nilai variable perhitungan secara otomatis bertambah atau berkurang setiap kali pengulangan dikerjakan. Bentuk penulisan struktur For – Next sebagai berikut :

For Var = Awal To Akhir Step Pertambahan

Ekspresi

Next Counter

Keterangan :

- Var : Nama variable integer yang digunakan untuk melakukan proses pengulangan.

- Awal : Nilai suatu variable integer untuk menentukan harga awal suatu pengulangan.

- Akhir : Nilai suatu variable integer untuk menentukan harga akhir suatu pengulangan.

- Pertambahan : Besar nilai perubahan dari nilai awal sampai nilai akhir. Jika pengulangannya menurun yaitu nilai yang besar menuju ke nilai kecil, maka

(39)

nilai pertambahannya harus negatif. Nilai standar untuk pertambahan adalah 1, kecuali jika mendefenisikan sendiri.

- Ekspresi : suatu blok perintah yang akan dikerjakan jika kondisi dari proses pengulangan memenuhi syarat.

1. Pengulangan Positif

Pengulangan positif merupakan pengulangan dengan nilai perhitungan (counter) dari kecil sampai ke besar atau pertambahannya positif. Beberapa ketentuan dari proses pengulangan positif yaitu :

a. Variable penghitung atau pencacah harus bertipe data yang memiliki nilai pendahulu (predecessor ) dan nilai penerus (successor) yaitu integer.

b. Nilai awal harus lebih kecil atau sama dengan nilai akhir

c. Pertama – tama variable penghitung diinisialisasi dengan dari nilai akhir. d. Secara default nilai awal akan bertambah 1 (Satu) setiap kali proses

pengulangan dilakukan sampai akhirnya nilai penghitung sama dengan nilai akhir.

e. Jumlah pengulangan yang terjadi dalam satu proses dapat dirumuskan dengan nilai akhir – nilai awal + 1.

Kode Program Output

Improts System.Console 1 2 3 4 5

Module Module1 Sub Main ()

Dim BIL As Integer For BIL = 1 To 5

(40)

Next

Readline ()

End Sub

End Module

2. Pengulangan Negatif

Pengulangan negatif merupakan pengulangan dengan nilai perhitungan (counter) dari besar sampai ke kecil atau pertambahannya negatif. Beberapa ketentuan dari proses pengulangan negatif yaitu :

a. Variable penghitung atau pencacah harus bertipe data yang memiliki nilai pendahulu (predecessor ) dan nilai penerus (successor) yaitu integer.

b. Nilai awal harus lebih besar atau sama dengan nilai akhir

c. Pertama – tama variable penghitung diinisialisasi dengan dari nilai awal. d. Besarnya pertambahan (Step) dari nilai awal ke nilai akhir harus ditentukan

berdasarkan kebutuhan setiap kali proses pengulangan dilakukan sampai akhirnya nilai penghitung sama dengan nilai akhir.

e. Jumlah pengulangan yang terjadi dalam satu proses dapat dirumuskan dengan nilai awal – nilai akhir + 1.

Kode Program Output

Improts System.Console 10 8 6 4 2

Module Module1 Sub Main ()

(41)

For BIL = 10 To 1 Step -2 Write (BIL & “ “)

Next

Readline () End Sub End Module

3. Nested For – Next

Di dalam proses pengulangan For – Next diletakkan struktur For – Next lainnya. Bentuk semacam ini disebut dengan Nested For – Next. Pada proses semacam ini, setiap satu proses pengulangan di struktur For – Next bagian luar akan mengerjakan proses pengulangan di struktur For – Next bagian dalam sekian kali, sesuai dengan beberapa banyak pengulangan tersebut dilakukan. Bentuk penulisan dari Nested For sebagai berikut ini :

For Counter1 = Awal1 To Akhir1 Step N For Counter2 = Awal2 To Akhir2 Step N

Ekspresi

Next Counter Next Counter

Keterangan :

- Counter1 : Nama variable integer yang digunakan untuk melakukan proses pengulangan pada struktur For – Next yang pertama, dimana nilai pengulangan dimulai dari Awal1 sampai Akhir1 dengan nilai pertambahan N.

(42)

- Counter2 : Nama variable integer yang digunakan untuk melakukan proses pengulangan pada struktur For – Next yang pertama, dimana nilai pengulangan dimulai dari Awal2 sampai Akhir2 dengan nilai pertambahan N

- Ekspresi : Suatu blok perintah yang akan dikerjakan jika kondisi dari proses pengulangan memenuhi syarat.

Kode Program Output

Improts System.Console 1 2 3 4 5 Module Module1 2 3 4 5 Sub Main () 3 4 5 Dim A, B As Integer 4 5 For A = 1 To 5 5 For B = A To 5 Write (B &” “) Next Writeline() Next Readline() End Sub End Module

(43)

4.1 Struktur FOR EACH – NEXT

Struktur For Each – Next digunakan untuk mengulang suatu blok perintah bagi tiap elemen pada suatu koleksi objek. Koleksi objek ini misalnya berupa kumpulan control pada sebuah modul form dimana masing-masing control tersebut menjadi elemennya. Pemakaian struktur For Each – Next sangat cocok jika anda tidak tahu pasti jumlah elemen pada koleksi objek. Bentuk penulisannya sebagai berikut.

For Each Elemen In Group

Ekspresi

Next

Keterangan :

- Elemen : Nama variable yang digunakan untuk menampung nilai yang ada di dalam group.

- Group : Nama variable yang mewakili suatu komunitas dapat berupa nilai Array, sistem input – output, dan sebagainya.

- Ekspresi : Suatu blok perintah yang akan dikerjakan jika kondisi dari proses pengulangan memenuhi syarat.

Kode Program Imports System.Console Imports System.IO Module Module1

Sub Main ()

(44)

New Directoryinfo(“C:\”) .GetDirectories() For Each SF In SUBFOLDER

Writeline(SF.FullName) Next

Readline() End Sub End Module

4.2 Struktur DO WHILE – LOOP

Struktur DO While – Loop digunakan untuk melakukan pengulangan terus – menerus selama kondisinya memenuhi syarat (bernilai True). Pengulangan ini akan berhenti jika kondisinya tidak memenuhi syarat (bernilai False). Bentuk struktur penulisannya.

DO While (Kondisi)

Ekspresi

Loop

Keterangan :

- Kondisi : Berisi perbandingan antara satu variable / konstanta dengan suatu nilai dengan menggunakan <, >, =, <> dari suatu keadaan yang akan menghasilkan nilai “Benar” atau “Salah”.

- Ekspresi : Suatu blok perintah yang akan dikerjakan jika kondisi dari proses pengulangan memenuhi syarat.

(45)

Contoh : Buat kode program untuk menampilkan deret bilangan seperti dibawah ini :

Input Bilangan : 9

Deret Bilangan : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Total Bilangan : 45

Kode Program Output

Imports System.Console Input Bilangan : 9

Module Module1 Deretan Bilangan : 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Sub Main () Total Bilangan : 45

Dim N, BIL, TOTAL As Integer N = 1

Write (“Input Bilangan : “) BIL = Readline()

Write (“Deret Bilangan : “) Do While N <= BIL Write (N &” “) Total = Total N N += 1 Loop Writeline()

(46)

Readline()

End Sub

End Module

4.3 Struktur DO – LOOP UNTIL

Struktur DO – Loop Until digunakan untuk melakukan pengulangan terus - menerus dikerjakan sampai (until) kondisinya memenuhi syarat (bernilai True), sebelum akhirnya berhenti. Bentuk struktur penulisannya.

DO

Ekspresi

Loop Until (Kondisi)

Keterangan :

- Kondisi : Berisi perbandingan antara satu variable / konstanta dengan suatu nilai dengan menggunakan <, >, =, <> dari suatu keadaan yang akan menghasilkan nilai “Benar” atau “Salah”.

- Ekspresi : Suatu blok perintah yang akan dikerjakan jika kondisi dari proses pengulangan memenuhi syarat.

Contoh : Buat kode program untuk menampilkan deret bilangan seperti dibawah ini :

Input Bilangan : 9

Deret Bilangan : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Total Bilangan : 45

(47)

Kode Program Output

Imports System.Console Input Bilangan : 9

Module Module1 Deretan Bilangan : 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Sub Main () Total Bilangan : 45

Dim N, BIL, TOTAL As Integer N = 1

Write (“Input Bilangan : “) BIL = Readline()

Write (“Deret Bilangan : “) Do

Write (N &” “) Total = Total N N += 1

Loop Until N > BIL Writeline()

Write (“Total Bilangan : “ & TOTAL) Readline()

End Sub End Module

(48)

4.4 Struktur Nested DO While – LOOP

Struktur Nested DO While – Loop dimana pengecekan kondisinya dilakukan di awal pengulangan dapat dibuat bersarang. Prinsipnya hanya menempatkan dua atau lebih struktur Do While – Loop dalam satu ruang lingkup. Bentuk struktur penulisannya.

DO While (Kondisi1) DO While (Kondisi2) Ekspresi1 Loop Ekspresi2 Loop Keterangan :

- Kondisi1 : Berisi perbandingan antara satu variable / konstanta dengan suatu nilai dengan menggunakan <, >, =, <> dari suatu keadaan yang akan menghasilkan nilai “Benar” atau “Salah” pada proses pengulangan pertama.

- Kondisi2 : Berisi perbandingan antara satu variable / konstanta dengan suatu nilai dengan menggunakan <, >, =, <> dari suatu keadaan yang akan menghasilkan nilai “Benar” atau “Salah” pada proses pengulangan kedua.

- Ekspresi1 : Suatu blok perintah yang akan dikerjakan jika kondisi dari proses pengulangan kedua memenuhi syarat.

- Ekspresi2 : Suatu blok perintah yang akan dikerjakan jika kondisi dari proses pengulangan pertama memenuhi syarat dan apapun kondisi yang terjadi pada pengulangan kedua.

(49)

4.5 Struktur Nested DO– LOOP Until

Struktur Nested DO – Loop dimana pengecekan kondisinya dilakukan di akhir pengulangan dapat dibuat bersarang. Prinsipnya hanya menempatkan dua atau lebih struktur Do – Loop Until dalam satu ruang lingkup. Bentuk struktur penulisannya.

DO Ekspresi1 DO

Ekspresi2

Loop Until (Kondisi1)

Loop Until (Kondisi2)

Keterangan :

- Kondisi1 : Berisi perbandingan antara satu variable / konstanta dengan suatu nilai dengan menggunakan <, >, =, <> dari suatu keadaan yang akan menghasilkan nilai “Benar” atau “Salah” pada proses pengulangan pertama.

- Kondisi2 : Berisi perbandingan antara satu variable / konstanta dengan suatu nilai dengan menggunakan <, >, =, <> dari suatu keadaan yang akan menghasilkan nilai “Benar” atau “Salah” pada proses pengulangan kedua.

- Ekspresi1 : Suatu blok perintah yang akan dikerjakan minimal satu kali jika kondisi1 dari proses pengulangan tidak terpenuhi maka blok program tersebut dikerjakan ulang.

(50)

Ekspresi2 : Suatu blok perintah yang akan dikerjakan minimal satu kali jika kondisi2 dari proses pengulangan tidak terpenuhi maka blok program tersebut akan dikerjakan ulang.

(51)

BAB V

PENGGUNAAN ARRAY

Array merupakan tipe terstruktur yang terdiri dari sejumlah komponen yang mempunyai tipe yang sama. Komponen-komponen ini disebut dengan tipe komponen (component type) atau tipe basis (base type). Banyak komponen dalam suatu array ditunjukkan oleh suatu indeks yang disebut dengan Tipe Indeks (indeks type). Setiap komponen pada array dapat diakses dengan menunjukkan nilai indeks (index value) dari masing-masing array disebut dengan Subscript. Variable array juga disebut elemen array dan tebentuk jika instance array dibuat serta akan hilang apabila instance array dihancurkan. Semua tipe array mewarisi member yang dideklarasi oleh system array dan dapat dikonversi menjadi tipe tersebut dan object.

Semua array mempunyai dimensi atau Rank yang menentukan jumlah indeks dari setiap elemen array. Jilai indeks array dimulai dari angka 0 (nol). Nama variable array selalu diikuti dengan lambing “()”.

5.1 Array Dimensi Satu

Struktur array dimensi satu merupakan kumpulan elemen-elemen yang identik, yang tersusun dalam satu baris. Elemen tersebut memiliki tipe data yang sama, tetapi isi dari elemen-elemen tersebut dapat berbeda. Bentuk penulisan struktur array dimensi satu sebagai berikut.

Dim <Nama Array> (elemen) As Tipedata

Keterangan :

- Nama Array : Merupakan Nama dari variable array yang dideklarasikan - Elemen : Merupakan elemen yang diberikan untuk array dimensi satu.

(52)

Contoh : Menampilkan Nama kota yang disimpan dalam variable array berdasarkan data yang diinput.

Kode Program

Imports system.console Module Module1

Sub Main ()

Dim Kota(2) As String

For N As Integer = 0 To Kota.GetUpperBound(0) Write (“Input Nama Kota Ke “ & N+1& “ : “) Kota(N) = Readline()

Next

End Sub

End Module Output

Input Nama Kota Ke 1 : Jakarta Input Nama Kota Ke 2 : Surabaya Input Nama Kota ke 3 : Bandung

(53)

Contoh : Menampilkan Nilai variable array yang telah ditentukan misal nama kendaraan dengan data “Mobil, Bus, Motor, Sepeda”.

Kode Program

Imports system.console Module Module1

Sub Main ()

Dim Kendaraan() As String = {“Mobil”, ”Bus”, “Motor”, “Sepeda”} For N As Integer = 0 To Kendaraan.GetUpperBound(0)

Writeln(Kendaraan(N)) Next Readline() End Sub End Module Output Mobil Bus Motor Sepeda

(54)

5.2 Array Dimensi Dua

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan tentang array yang mempunyai indeks (subscript) hanya sebuah. Bentuk array semacam ini disebut dengan Array Dimensi Satu (One Dimensional Array). Disamping itu juga ada yang mempunyai dimensi banyak yang disebut Array Multi Dimensi (Multidimensional Array). Pemakaian array multi dimensi (2-32) bertujuan untuk meningkatkan daya tampung data. Ciri dari array multi dimensi adalah adanya tanda koma (,) diantara kurung buka-kurung tutup. Bentuk penulisan strukturnya sebagai berikut.

Dim <Nama Array> (Dimensi 1, Dimensi 2, n) As Tipedata

Keterangan :

- Nama Array : Merupakan Nama dari variable array yang dideklarasikan - Dimensi 1 : Nilai elemen yang diberikan untuk variable array dimensi 1. - Dimensi 2 : Nilai elemen yang diberikan untuk variable array dimensi 2. - n : Nilai elemen yang diberikan untuk variable array dimensi n atau banyak. - Tipe data : Jenis data yang digunakan untuk variable array yang sedang

(55)

BAB VI

PENGGUNAAN SUB PROGRAM

Sub program adalah cara yang yang tepat digunakan untuk mengefisienkan dalam penulisan kode program. Sub program disebut juga dengan modul yang dapat diintegrasikan dengan program lain yang membutuhkan. Sub program biasanya juga disebut dengan routine, prosedur, atau fungsi.

Fungsi sub program digunakan untuk penerapan tugas yang diulang-ulang, seperti perhitungan yang sering digunakan. Secara garis besar ada dua keuntungan dari pemakaian subprogram yaitu :

1. Program dapat terbagi-bagi menjadi komponen-komponen yang mandiri. Dengan demikian program menjadi lebih terstruktur sehingga pencarian kesalahan dapat lebih mudah dilakukan.

2. Sub program yang terletak dalam suatu program dapat dipakai berulang-ulang sesuai kebutuhan. Tidak ada aturan khusus dalam penulisan sub program, apakah ingin diletakan di awal atau di akhir program.

Instruksi-instruksi di dalam sub program baru dapat digunakan jika sub program tersebut diakses. Sub program dapat diakses dengan cara memanggil nama sub program dengan perintah Call atau langsung ditulis nama sub programnya dari program pemanggil (program utama). Ketika nama sub program dipanggil, kendali program berpindah secara otomatis ke sub program dan instruksi di dalam sub program akan dikerjakan. Setelah semua instruksi dikerjakan, kendali program berpindah lagi ke instruksi sesudah pemanggilan sub program.

Gambar dari pemanggilan sub program oleh program utama, dapat dilihat dari gambar di bawah ini.

(56)

Program Utama Modul_1 Baris_1 Baris_11 Baris_2 Baris_12 Baris_3 Baris_13 Call Modul_1 Baris_4 Baris_5 Modul_2

Call Modul_2 Baris_21

Baris_6 Baris_22

Call Modul_1 Baris_23

Baris_7

6.1 Prosedur

Subrutin atau prosedur merupakan blok perintah yang dijalankan sebagai tanggapan atas terbentuknya kejadian (event) dan tidak dapat mengembalikan nilai. Tujuan dari pemakaian prosedur adalah untuk mengerjakan tugas yang lebih spesifik bertujuan untuk menghilangkan pengulangan (repeating) atau membagi-bagi masalah menjadi membagi-bagian-membagi-bagian lebih kecil. Bentuk penulisan dari prosedur sebagai berikut.

Sub <Nama Prosedur> (Byref/Byval Var As Tipedata)

---Blok Perintah--- End Sub

(57)

- Nama Prosedur : Merupakan nama dari prosedur yang dibuat - Var : Merupakan variable yang disertakan pada suatu prosedur

- Tipe Data : Merupakan tipe data yang digunakan oleh variable dalam prosedur. Blok perintah dalam suatu prosedur dapat diikuti dengan perintah Exit Sub. Perintah ini bertujuan untuk menghentikan eksekusi perintah yang berada di bawah baris perintah Exit Sub. Pemakaian perintah Exit Sub merupakan perintah jalan pintas yang sebisa mungkin dihindari.

Contoh : buatlah kode program untuk menghitung luas dan keliling lingkaran dari inputan jari-jari lingkaran.

Kode Program Option Explicit On Imports System.Console Module Module1 Public Jari As Single Sub Main()

Writeline (“Menghitung Luas Dan Keliling Lingkaran”) Writeline (“==============================”) Write (“Jari – Jari Lingkaran : “)

Jari = Readline() Call Luas() Call Keliling() End Sub

(58)

Sub Luas ()

Dim Luas As Single Const Phi As Single = 3.14 Luas = Phi * (Jari^2)

Write (“Luas Lingkaran : “&Luas) Readline()

End Sub

Sub Keliling ()

Dim Keliling As Single Const Phi As Single = 3.14 Keliling = 2 * Phi * Jari

Write (“Keliling Lingkaran : “&Keliling) Readline()

End Sub End Module

6.2 Fungsi

Prosedur fungsi atau sering disebut dengan Fungsi merupakan blok perintah yang dijalankan dan dapat mengembalikan nilai. Perintah untuk mengembalikan nilai pada fungsi adalah Return. Bentuk penulisan dari Function Procedure sebagai berikut.

(59)

Function <Nama Fungsi> (Parameter) [As Tipedata]

---Pernyataan--- End Function

Keterangan :

- Nama Fungsi : Merupakan nama fungsi yang dibuat - Parameter : Nilai yang dibawa saat fungsi dijalankan - Tipe data : Tipe data dari fungsi yang dibuat

Contoh : Buatlah kode program untuk menghitung luas dan keliling persegi panjang dari inputan panjang dan lebar.

Kode Program

Imports System.Console Module Module1

Public Panjang, Lebar As Integer Sub Main ()

Writeline (“Menghitung Luas Dan Keliling Persegi Panjang”) Writeline(“==================================”) Write (“Nilai Panjang = “)

Panjang = Readline() Write (“Nilai Lebar = “) Lebar = Readline()

(60)

Writeline (“Keliling Persegi Panjang : “&Keliling()) Readline ()

End Sub

Function Luas () Dim Luas As Integer Luas = Panjang * Lebar Return Luas

End Function

Function Keliling () Dim Keliling As Integer

Keliling = 2 * (Panjang + Lebar) Return Keliling

(61)

BAB VII

PENGURUTAN DATA

Dalam proses pengolahan data terkadang diperlukan data yang sudah diurutkan sedemikian rupa. Maksudnya dari sekumpulan data yang acak akan diubah menjadi data yang teratur dengan menggunakan metode pengurutan tertentu.

7.1 Defenisi Pengurutan

Menurut Microsoft Bookself, Algoritma pengurutan adalah algoritma untuk meletakkan kumpulan elemen data ke dalam urutan tertentu berdasarkan satu atau beberapa kunci tiap-tiap elemen. Pengurutan data dilakukan berdasarkan kunci (key) dari setiap data (record) yang dibaca. Contoh Data prestasi akademik mahasiswa yang terdiri dari field Nim, Nama, dan IPK. Dari data tersebut bisa diurutkan berdasarkan NIM atau Nama Atau IPK jika ingin mendapatkan susunanan data dari IPK tertinggi sampai dengan IPK terendah.

Berdasarkan perbandingan nilai data, proses pengurutan data dapat dilakukan secara menaik (ascending) atau secara menurun (descending). Berdasarkan lokasi data saat dilakukan proses pengurutan dibedakan atas internal sorting dan external sorting. Internal sorting adalah proses pengurutan data dimana seluruh data akan diolah berada di RAM (Random Access Memory). Proses seperti ini disarankan untuk pengurutan data yang tidak terlalu banyak sehingga seluruh data dapat dimuat ke dalam RAM. External sorting adalah proses pengurutan dengan sejumlah data berada di RAM dan selebihnya berada di secondary stroge device. Proses seperti ini dilakukan jika RAM tidak dapat sekaligus menampung seluruh data yang akan diproses.

Tujuan dalam proses pengurutan data adalah untuk lebih mudah dalam proses pencarian data pada periode selanjutnya. Keuntungan dari proses pengurutan data adalah data mudah dicari, diperbaiki, dihapus, atau digabungkan.

(62)

BAB VIII

PENCARIAN DATA

8.1 Defenisi Pencarian Data

Proses pencarian atau disebut juga dengan Table look-up atau storage and retrievel information adalah suatu proses untuk mengumpulkan sejumlah informasi di dalam pengingat komputer dan kemudian mencari kembali informasi yang diperlukan secepat mungkin.

Terkadang pembacaan dilakukan tidak pada semua data melainkan hanya pada data tertentu saja atau pada data dengan karekteristik tertentu. Apabila data yang diolah tidak tersusun berdasarkan nilai kunci tertentu maka proses pencarian tersebut mengharuskan seluruh data dibaca satu per satu.

8.2 Jenis Metode Pencarian

Banyak metode pencarian yang dapat diimpelementasikan dalam pengolahan data. Khususnya pada proses maintenance. Dari komposisi data yang akan dicari dapat dibedakan menjadi data yang belum diurutkan dan data yang sudah diurutkan. Berikut ini adalah jenis metode pencarian :

1. Metode Sequential Search

Metode ini merupakan metode pencarian data secara beruntun mulai dari data pertama sampai data dengan kunci pencarian ditemukan atau sampai seluruh data telah dicari meskipun data tersebut tidak ditemukan. Metode pencarian ini dilakukan pada data yang tidak berurut berdasarkan kunci tertentu sehingga tidak diketahui posisi relatif data yang dicari. Media data pada proses pencarian dengan metode sequential search dapat berada di memori (ditampung variable array atau linked list) maupun terhadap file pada media penyimpanan sekunder.

(63)

Gambaran umum dari proses pencarian data dengan metode sequential search adalah sebagai berikut :

a. Data dicek satu per satu mulai dari pertama sampai dengan yang terakhir b. Jika data yang dicek sama dengan data yang ingin dicari maka proses

berakhir, tetapi jika tidak sama maka proses dilakukan sampai akhir data.

Kode Program

Imports System.Console Module Module1 Dim Cari As String

Dim Jml, Posisi, Data (7) As Integer Sub Main () Data(0) = 66 Data(1) = 17 Data(2) = 3 Data(3) = 15 Data(4) = 10 Data(5) = 29 Data(6) = 50 Data(7) = 35 Jml = Data.GetUpperBound(0)

(64)

Writeline (“====================================”) Write (“Bilangan Yang Dicari : “)

Cari = Readline() Posisi = 0

Sequential_Search (Cari,Posisi) Writeline ()

If Posisi >= 0 Then

Writeline (“Hasil Pencarian“)

Writeline (“====================“) Writeline (“Data Yang Dicari : “ & Cari) Writeline (“Posisi Data Ke : “ & Posisi+1) Writeline (“====================“) Else

Writeline (“Data Yang Dicari Tidak Ditemukan”) End if

Readline () End Sub

Sub Sequential_Search (ByRef Bil As Integer, ByRef As Indeks As Integer) Dim Ketemu As Boolean

(65)

Ketemu = False N = 0

Do While Ketemu = False And N <= Jml If Data (N) = Bil Then

Bil = Data (N) Ketemu = True Else N += 1 End If Loop

If Ketemu = True Then Indeks = N Else Indeks = -1 End If End Sub End Module

2. Metode Binary Search

Metode pencarian biner (binary search) merupakan metode pencarian data yang dilakukan mulai dari pertengahan kumpulan data yang telah diurutkan

(66)

nilai kunci data pertengahan maka ada kemungkinan data yang dicari berada pada paruh akhir data. Dengan demikian ruang lingkup data yang dicari berkurang menjadi setengah setiap kalinya sehingga proses pencarian akan lebih cepat selesai dibandingkan sequential search.

Gambaran umum dari proses pencarian data dengan metode binary search adalah sebagai berikut :

a. Pertama kali seluruh datanya harus sudah diurutkan.

b. Lakukan pencarian data dari posisi awal (indeks ke 0) dan posisi akhir (indeks ke N).

c. Selanjutnya dicari posisi data tengah dengan rumus (posisi awal + posisi akhir) / 2. Misalnya posisi akhir adalah indeks ke 6 maka posisi tengah adalah (0 + 6) /2 =3.

d. Kemudian data yang dicari dibandingkan dengan data yang ada ditengah. Jika hasilnya lebih kecil maka proses dilakukan kembali tetapi posisi akhir dianggap sama dengan posisi tengah -1. Jika lebih besar maka proses dilakukan kembali tetapi posisi awal dianggap sama dengan posisi tengah + 1. Demikian seterusnya dengan langkah yang sama sampai data pada posisi tengah sama dengan data yang dicari.

3. Metode Intepolation Search

Metode interpolation search merupakan metode pencarian dengan berpedoman posisi relatif kunci data. Jika digambarkan secara umum, seperti saat kita mencari nama pemilik telepon berawal huruf “B” maka buku telepon yang akan kita buka sekitar 1/3 atau 1/4 dari tebal buku telepon. Posisi relatif kunci pencarian pada metode interpolation search dihitung dengan rumus Posisi = Kunci – Data[Low].Key X (High – Low) + Low

(67)

Gambaran umum dari proses pencarian data dengan metode interpolation search sebagai berikut :

a. Lingkup pencarian pada metode interpolation search adalah seluruh data, mulai dari data (0) sampai dengan data (n).

b. Pertama kali ditentukan nilai indeks data yang terendah yaitu NOL dan nilai indeks data yang tertinggi yaitu N.

c. Selanjutnya dengan rumus di atas ditentukan posisi pointer.

d. Jika kunci pencarian dapat ditentukan dan datapun dapat ditemukan. Sedangkan jika kunci pencarian tidak ada dalam data maka datanya ditemukan.

(68)

BAB IX

PEMROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK

Bahasa pemrograman visual basic merupakan bahasa program yang Object-Based (komponen-komponen program dibuat dalam bentuk objek). Namun setelah kehadiran bahasa pemrograman visual basic 6 mulai dikenalkan dengan metode pemrograman berorietasi objek atau sering disebut dengan OOP (Object Oriented Programming), tetapi masih belum sepenuhnya metode tersebut digunakan. Setelah Visual Basic.Net dirilis, bahasa pemrograman ini menjadi bahasa yang object oriented.

9.1 Pengertian Dasar PBO

Sejarah perkembangan pemrograman berorientasi objek (PBO) dimulai sejak tahun 1966 saat Ole Johan Dhal dan Kristen Nygraad dari University Oslo. Norwegia menerbitkan sebuah jurnal kertas dengan judul “SIMULA An Aglo Based Simulation Language”.

Pemrograman berorintasi objek (PBO) merupakan metode pemrograman dimana pengembangan harus mendefenisikan tipe data dari struktur data dan juga tipe dari operasi yang dapat diaplikasikan ke struktur data. Dengan demikian struktur data menjadi objek yang memiliki data dan fungsi. Beberapa keunggulan menggunakan PBO dibandingkan dengan pemrograman terstruktur antara lain :

a. Maintainability

Maintainability (kemampuan untuk mudah dikelola) karena Visual Basic.Net menyediakan struktur data modular yang jelas untuk program. Maksudnya jika terjadi kesalahan pada program yang besar maka solusinya adalah memecah program tersebut menjadi modul-modul kecil (modularitas). Modularitas melekat pada PBO karena class-class yang ada merupakan satu

(69)

modul sehingga class-class yang memiliki fungsionalitas yang sama akan disimpan pada namespace yang sama pula.

b. Extensibility

Extensibility (kemampuan untuk dapat diperluas) yaitu class-class yang ada dapat diperluas dengan menambahkan method atau data, atau mengubah prilaku dari method.

c. Reuseability

Reusability (kemampuan untuk dapat digunakan kembali) yaitu kode-kode program yang sudah pernah ditulis (class) dapat digunakan kembali bagi mereka yang memerluakan fungsionalitas yang sama yang disediakan oleh kode.

9.2 Penuangan Konsep PBO

Penuangan konsep pemrogram berorientasi objek dilakukan dengan menerapkan konsep-konsep tersebut ke dalam kode program. Dengan kode-kode tersebut dapat menentukan komponen dari pemrograman berorientasi objek. Beberapa komponen PBO antara lain :

a. Objek

Elemen dasar dari konsep pemrograman berorientasi objek adalah objek. Objek merupakan dasar dari entitas run-time dalam suatu sistem pemrograman berorientasi objek. Ketika suatu program dijalankan, objek berinteraksi satu dengan yang lainnya dengan saling mengirimkan pesan.

b. Class

Class adalah suatu koleksi dari objek-objek yang bertipe sama. Class merupakan cetak biru (blueprint) atau template atau spesifikasi dari objek. Dengan kata lain class adalah representasi abstrak dari objek, sedangkan objek adalah representasi nyata dari class atau perwujudan (instance) dari suatu class.

(70)

Suatu class dapat berisi property, field, method, dan event dari suatu objek. Gabungan dari beberapa property, field, method, dan event umumnya disebut

members dari class. Visual basic.net telah menyediakan banyak class pada .Net

Framework yaitu lebih dari 100 Class dasar dan hamper 300 kombinasinya. Semua class dasar dikelompokkan ke dalam suatu istilah yang disebut

namespaces. Suatu class dapat dideklarasikan dengan menggunakan kata kunci

“Class”.

c. Method

Method adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh objek. Sedangkan event adalah pemberitahuan yang diterima oleh objek atau dikirimkan ke objek atau aplikasi lain.

d. Field

Field adalah informasi atau atribut yang terdapat dalam suatu objek. Bentuk field mirip dengan variable yaitu dapat dibaca dan diset secara langsung.

Contoh : buat suatu class dengan nama ANAK yang memiliki field Nama dan Usia, juga memiliki subrutin (method) Kegiatan_Anak.

Kode Program Public Class Anak

Dim Nama As String = “Adelia” Dim Usia As Integer = 5

Public Sub Kegiatan_Anak()

---Kode Program---

End Sub

(71)

e. Property

Property adalah informasi (atribut) yang dapat disimpan dalam suatu objek. Property dapat dideklarasikan dengan menggunakan variable public atau method property.

Public property digunakan untuk mengidentifikasi dirinya sebagai field. Pendeklarasian seperti ini tidak memiliki kemampuan untuk melakukan validasi pembacaan dan penulisan nilai property. Method mengijinkan pemakai untuk mengontrol operasi baca dan tulis dari property dalam suatu class.

Dalam deklarasi property digunakan kata kunci property yang diikuti oleh nama property-nya. Terdapat dua bagian dalam property yaitu Get dan Set. Get digunakan untuk mendefenisikan semua property yang membolehkan akses ke nilai data. Set digunakan untuk mendefenisikan semua property yang membolehkan mengubah nilai data.

Contoh : Buat suatu property dengan nama Kondisi() dalam class ANAK yang berisi Varible Berat.

Kode Program

Public Class ANAK

Private Berat As Single

Public Property Kondisi() As Single Get

Return Berat End Get

Set (ByVal value As Single) Berat = value

(72)

End Set

End Property

End Class

9.3 Fitur – Fitur Pendukung Konsep PBO

Bahasa pemrograman dapat dikatakan mendukung konsep pemrograman berorientasi objek jika memiliki fitur-fitur sebagai berikut :

a. Abstraksi (Abstraction)

Abstraction adalah kemampuan dari bahasa pemrograman untuk mengubah suatu konsep menjadi bentuk abstrak dalam suatu program. Contoh objek MHS merupakan bentuk abstrak dari mahasiswa dalam dunia nyata.

b. Pewarisan (Inheritance)

Inheritance adalah kemampuan untuk membuat class turunan yang mewarisi property dan method dari class induk.

c. Banyak Bentuk

Polymorphism adalah kemampuan untuk menggunakan method dengan nama yang sama pada class-class yang berbeda dan memungkinkan method yang tepat dieksekusi berdasarkan konteks yang memanggilnya.

d. Pembungkusan (Encapsulation)

Pembungkusan merupakan konsep untuk memisahkan interface (kumpulan dari method, property atau event yang saling berhubungan) dengan implementasinya.

Referensi

Dokumen terkait