• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah sistematis. Sedangkan metodologi adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan suatu metode. Jadi, metodologi penelitian adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Azwar, 2004: 5).

3.1.Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1994:15). Dipilihnya pendekatan kualitatif ini, karena mempunyai tujuan untuk menggambarkan realitas yang kompleks, dibandingkan dengan kuantitatif yang mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif (Sugiyono, 2010: 14).

Bagi pendekatan tersebut, maka jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif eksplanatoris dengan metode studi kasus. Deskriptif eksplanatoris yaitu untuk menggambarkan dan menjelaskan penelitian. Sedangkan studi kasus merupakan metode yang menyangkutpautkan pengumpulan data secara sistematis yang cukup tentang orang, seting sosial, peristiwa, atau kelompok tertentu untuk memungkinkan peneliti meneliti secara efektif bagaimana sebuah subjek tersebut berjalan (beroperasi) atau difungsikan (Berg, 2007: 283). Kasus dalam penelitian ini yaitu adanya 1 dosen FTI UKSW yang menggunakan Facebook untuk melakukan bimbingan skripsi dengan mahasiswa selain dengan komunikasi tatap muka. Padahal banyak dosen juga yang memiliki Facebook namun tidak menggunakannya untuk bimbingan skripsi.

Studi kasus memiliki ciri-ciri (Moleong, 2000): • Partikularistik

(2)

39 Studi kasus terfokus pada situasi, peristiwa, program atau fenomena tertentu. • Deskriptif

Hasil akhir metode ini adalah deskripsi detail dari topik yang diteliti. • Heurisitik

Metode studi kasus membantu khalayak memahami apa yang sedang diteliti. Interpretasi baru, perspektif baru, makna baru merupakan tujuan dari studi kasus.

• Induktif

Studi kasus berangkat dari fakta-fakta di lapangan kemudian menyimpulkan ke dalam paparan konsep atau teori.

Studi kasus memiliki keistimewaan (Lincoln dan Gulba dalam Mulyana 2006: 202):

• Studi kasus merupakan sarana utama bagi penelitian empirik, yakni menyajikan pandangan subyek yang diteliti

• Studi kasus menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang di alami pembaca dalam kehidupan sehari-hari

• Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti dan respond.

• Studi kasus memungkinkan pembaca untuk menemukan konsistensi gaya dan konsistensi faktual tetapi juga keterpercayaan (trust-worthiness)

• Studi kasus memberikan uraian tebal yang diperlukan bagi penilaian dan transferabilitas

• Studi kasus terbuka bagi penilaian atau konteks yang turu berperan bagi pemaknaan atas fenomena dalam konteks tersebut

3.2.Satuan amatan dan satuan analisis 3.2.1.Satuan amatan

Satuan pengamatan (satuan amatan) adalah sesuatu yang dijadikan sumber untuk memperoleh data dalam rangka menggambarkan atau menjelaskan tentang satuan analisis. Sesuatu yang dijadikan sumber itu dapat seorang individu (untuk data primer), tempat atau organisasi (untuk data

(3)

40 sekunder) (Ihalauw, 2008:162). Dalam penelitian ini, satuan amatannya individu-individu yaitu Jasson Prestiliano (dosen Desain Komunikasi Visual), Bondan Vitorini (mahasiswi Teknik Informatika), dan Indrayasa Nandiwardhana (mahasiswa Teknik Informatika). Kriteria mereka adalah mempunyai akun Facebook, melakukan aktivitas yang berkaitan bimbingan skripsi di Facebook, serta status mereka adalah dosen pembimbing dan mahasiswa bimbingannya.

Pemilihan 1 dosen (hanya Pak Jasson) ini peneliti anggap sudah layak menjadi salah satu narasumber karena beliau merupakan dosen pengajar sekaligu dosen pembimbing skripsi, sering membuka Facebook serta sering berada di kantor dosen. Di sela-sela beliau tidak ada aktivitas mengajar di kelas, beliau tetap mengadakan proses belajar, yaitu melalui Facebook. Hal ini dikarenakan komitmen beliau sebagai dosen pembimbing skripsi sangat tinggi, yaitu harus meluluskan mahasiswa bimbingannya dengan baik. Sebelum menemukan beliau, peneliti mengalami kesulitan dalam menetapkan narasumber dosen. Selain jarang sekali yang bimbingan skripsi lewat Facebook, ada juga yang sudah bersedia namun di kemudian hari ada yang lama (hingga 2 minggu) baru merespon janji wawancara dan itupun mereka tidak langsung memberikan kepastian, bahkan ada yang tidak merespon janji wawancara sama sekali.

Pemilihan Bondan Vitorini (672008290) dan Indrayasa Nandiwardhana (672006117) karena merupakan mahasiswa bimbingan Pak Jasson yang sering beraktivitas di Facebook, sering melakukan bimbingan skripsi melalui chat atau message Facebook, dan keduanya memiliki perbedaan yang signifikan baik dari jenis kelamin, kepribadian, hingga intensitas bimbingan skripsi melalui Facebook.

3.2.2.Satuan analisis

Satuan analisis adalah sesuatu yang tentangnya peneliti menghimpun informasi dan dari padanya peneliti menarik kesimpulan (de Vaus, 2001: 18). Dalam penelitian ini, satuan analisisnya adalah kesadaran, sensitivitas budaya, fleksibilitas, berorientasi kepada pihak lain, keterbukaan, metakomunikasi,

(4)

41 percaya diri, kesegeraan, daya ekspresi, sikap positif, empati, sikap mendukung, kesetaraan, dan manajemen interaksi pada Pak Jasson-Bondan, Pak Jasson-Indra, Bondan-Pak Jasson, dan Indra-Pak Jasson; kondisi-kondisi yang mempengaruhi seperti konsep diri, kesadaran diri, penghargaan diri, persepsi, etika, kompetensi, jenis kelamin, ketertarikan, kedekatan, dan kesamaan; serta tipe hubungan interpersonal antara Pak Jasson-Bondan, Pak Jasson-Indra, Bondan-Pak Jasson, dan Indra-Pak Jasson.

3.3.Lokasi penelitian

Pemilihan FTI UKSW sebagai tempat penelitian dikarenakan memiliki keistimewaan dengan kebebasan akses Facebook sepanjang hari. Hal ini dikarenakan ada beberapa dosen FTI yang memanfaatkan Facebook mulai dari kepentingan bimbingan skripsi dengan mahasiswanya yang sedang KP di luar kota, membuat game untuk kepentingan akademik, serta para mahasiswa FTI UKSW sendiri membutuhkan komunikasi dengan orang-orang dari luar daerah untuk memperoleh sistem dan informasi yang dibutuhkan berkaitan dengan pekerjaan atau tugas akademiknya (JP, 2012: 2).

3.4.Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara:

3.4.1.Wawancara

Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Esterberg, 2002). Salah satu jenis wawancara adalah wawancara semiterstruktur. Wawancara ini adalah jenis wawancara yang urutan pertanyaannya tidak harus mengikuti ketentuan secara ketat (Sulistyo-Basuki, 2006: 172). Sumber data yang diperoleh dari wawancara tersebut adalah sumber primer. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2010: 225).

Wawancara dilakukan kepada Pak Jasson, Bondan, dan Indra pada tanggal 14 Mei 2012 di tempat terpisah dan di tempat yang sama pada tanggal

(5)

42 21 Mei 2012. Untuk hasil wawancara penelitian ini, peneliti letakkan pada halaman lampiran.

3.4.2.Observasi

Observasi ialah data yang diperoleh melalui pengamatan terhadap gejala yang diteliti secara langsung. Pengamatan ini bertujuan untuk mencatat atau mendeskripsikan perilaku objek serta memahaminya (Wirata, 2006:37). Yang diobservasi dalam penelitian ini adalah aktivitas chat di Facebook dalam rangka bimbingan skripsi dari bulan November 2011 hingga April 2012 dan individu personal Pak Jasson, Bondan, dan Indra saat wawancara 14 Mei 2012 serta saat mengobrol santai Pak Jasson, Bondan, Indra, dan peneliti bertemu bersama-sama pada 21 Mei 2012.

3.5.Keabsahan Data

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi dapat dibedakan menjadi 4 macam sebagai teknik yang memanfaatkan sumber, metode, penyidik, dan teori. Teknik pemeriksaan yang menggunakan sumber melalui beberapa cara antara lain (Moleong, 2007: 330-331):

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan dengan data hasil wawancara b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang

dikatakannya secara pribadi

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu

d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada

e. Membandingkan hasil wawancara dengan suatu isi dokumen yang berkaitan Triangulasi menggunakan metode, terdapat dua strategi yaitu pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang

(6)

43 sama (Patton, 1987: 329). Teknik triangulasi jenis penyidik adalah dengan cara memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data (Moleong, 2007: 331). Triangulasi dengan teori adalah cara untuk memanfaatkan beberapa teori yang dipadukan dengan data yang diperoleh. Penelitian ini akan menggunakan triangulasi sumber dengan membandingkan data hasil pengamatan dengan dengan data hasil wawancara; triangulasi metode; triangulasi jenis penyidik; serta triangulasi dengan teori. Dengan triangulasi-triangulasi tersebut, penulis akan mendapat keabsahan data penelitian tentang efektivitas komunikasi personal atas bimbingan skripsi.

3.6.Teknik Analisis Data

Dari hasil wawancara akan diperoleh data-data yang berbeda dari setiap subyek. Data-data ini harus dianalisis agar fenomena yang diteliti dapat memberikan pemahaman dan informasi yang lebih dalam lagi. Langkah-langkah analisis yang dapat dilakukan adalah:

a. Organisasi data

Sesungguhnya pengolahan dan analisis data dimulai dengan mengorganisasikan data. Data berupa hasil wawancara yang telah diperoleh oleh peneliti harus disusun secara sistematis dan rapi, agar tidak ada data yang hilang dan untuk memudahkan proses analisis. Highlen dan Finley (dalam Poerwandari, 2001) mengatakan bahwa organisasi data yang sistematis memungkinkan peneliti untuk:

Memperoleh kualitas data yang baik

Mendokumentasikan analisis yang dilakukan

Menyimpan data dan analisis yang berkaitan dalam penyelesaian penelitian b. Koding

Melakukan koding bertujuan supaya peneliti dapat mengorganisasikan dan membuat data yang sistematis secara lengkap dan detail sehingga dapat memunculkan fenomena yang dipelajari. Semua peneliti kualitatif menganggap tahap koding sebagai tahap yang penting, meskipun tidak dipungkiri bahwa peneliti yang satu dengan peneliti lain memberikan usulan prosedur yang tidak

(7)

44 sepenuhnya sama. Beberapa langkah yang dapat dilakukan peneliti ketika melakukan koding adalah:

• Peneliti menyusun transkrip verbatim (kata demi kata) wawancara sedemikian rupa, agar lebih mudah memberi kode atau catatan tertentu Secara urut dan kontinyu melakukan penomoran pada baris-baris transkrip • Peneliti memberikan nama untuk masing-masing berkas dengan kode

Referensi

Dokumen terkait

Meneliti berkas perkara Permohonan Itsbat Rukyatul Hilal dan memberikan paraf pada blangko Penetapan Penunjukan Hakim Tunggal. Berkas perkara dan blangko Penetapan

Pilihan tersebut dapat di rangking (misalnya dari yang terbaik sampai dengan yang terburuk; dari awal hingga terakhir) dan dinomorkan 1,2,3 dan berikutnya. Skala interval

Dalam hal di suatu kabupaten/kota tidak terdapat Klub, PORDIRGA Kab/Kot, maupun FASI Kab/Kot, maka PORDIRGA Prov di provinsi yang membawahkan kabupaten/kota bersangkutan

1) Perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan konstruktivisme melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan Jigsaw II terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa

Seperti halnya surat, panjang pendek ayat juga sangat beragam. Dalam beberapa surat, pada umumnya surat-surat panjang, ayat-ayat pun yang panjang dan menggugah. Sedangkan

Determination of Spinosad in Vegetables and Fruits by High-Performance Liquid Chromatography with UV and Mass Spectrometric Detection After Gel Permeation Chromatography

Waktu persalinan untuk hipertensi gestational 23 Tekanan darah < 160/110 mmHg dengan atau tanpa obat anti hipertensi tidak diperbolehkan melakukan persalinan sebelum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis peningkatan rasio likuiditas dari segi cash rasio, peningkatan rasio solvabilitas dari segi rasio total