• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Tentang Ayat Al Quran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Tentang Ayat Al Quran"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

ULUMUL QUR’AN

(AYAT)

Poetra Surya Rahman

Muhammad Alfarizi

Aqidah Filsafat Islam (A)

Fakultas Ushuludin

Universitas Islam Negri Syarif hidayatullah Jakarta 2016

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmatNya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat dan salam saya haturkan kepada Rasulullah SAW, yang telah membawa manusia dari zaman kegelapan menuju zaman yang kaya akan ilmu pengetahuan.

Ucapan terimakasih saya ucapkan kepada bapak __________ selaku dosen pengampu Ulumul Qur’an yang telah banyak memberikan bimbingan kepada kami di kelas serta

memberikan masukan kepada Makalah-makalah sebalum kami sehingga kami bisa memperbaiki kekurangan pada makalah ini. Tak lupa kepada teman-teman yang telah

berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini semangat saling membantu dan solidaritas antar sesama yang membuat kami menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...1

Daftar Isi...2

BAB.I PENDAHULUAN

Latar Belakang...3

Rumusan Masalah...3

Tujuan...3

BAB.II PEMBAHASAN

AYAT

Pengertian Ayat...4-5

Jumlah Ayat dalam Al-Qur’an dan sebab perbedaan

perhitungannya...5-6

Perbedaan pendapat tentang Ayat pertama dan terakhir yang diwahyukan...6-7

Sistematika penyusunan Ayat dalam Al-Qur’an dan

argumentasinya...8

Huruf-Huruf Muqaththa’ah...9-10

BAB.III PENUTUP

Kesimpulan...11

(4)

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Allah menurunkan al-qur’an dengan begitu indahnya. Dari segi bahasa, susunannya, ataupun hal lain yang membuat kita sebagai manusia terkagum-kagum akan ciptaanNya, dan membuat kita berfikir bahwa al-qur’an itu benar-benar mu’jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, bukan buatan manusia, atau makhluq Allah lainnya. Semua itu dapat kita lihat pada surat dan ayat yang menjadi bagian dalam al-qur’an.

Dengan itu, kita perlu mengetahui apa saja yang ada dalam al-qur’an terkait dengan surat dan ayat. Guna menambah kekuatan iman kita kepada al-qur’an yang termasuk kitab Allah.

B. RUMUSAN MASALAH

a)

Apa yang dimaksud dengan ayat dalam Al-Qur’an?

C. TUJUAN

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

A.

AYAT

a) PENGERTIAN AYAT

Pengertian ayat secara etimologi dalam Al-Qur’an bermacam-macam, pertama berarti

tanda, seperti yang terdapat pada surah Al-Baqarah ayat 248. Yang kedua berarti ibrah atau pelajaran, seperti yang terdapat pada surah Al-Baqarah ayat 164. Yang ketiga adalah mu’jizat, seperti yang terdapat pada surah Al-Baqarah ayat 211. Yang ke empat adalah, hal yang menajubkan, seperti dalam surah Al-Mu’minun ayat 50. Dan yang kelima berarti dalil, baurhan, atau bukti, seperti dalam surah Ar-Rum ayat 22.

Dan secara terminologis, para ulama memberi batasan ayat dengan sekelompok kata yang mempunyai permulaan dan akhir yang berada dalam suatu surat al-Qur’an (al-Zarqani, 1988: I, 350). Batasan ini didukung oleh al-Qur’an sendiri yang

mengungkapkan ayat dengan pengertian tersebut sehingga makna etimologis tetap relevans dengan pengertian terminologis.

Salah satunya adalah dalam surat Yusuf ayat 1: نيبملاباتكلاتاياءكلترلا

Alif lam ra. Ini adalah ayat-ayat kitab (al-Qur’an) yang nyata (dari Allah)

Seperti halnya surat, panjang pendek ayat juga sangat beragam. Dalam beberapa surat, pada umumnya surat-surat panjang, ayat-ayat pun yang panjang dan menggugah. Sedangkan dalam surat pendek yang terletak di bagian akhir al-Qur’an, surat-suratnya pun pendek, padat dan mengena. Namun kenyataan seperti itu bukanlah aturan yang mutlak. Sebab, surat 98 atau surat al-Baiyinah berisi 6 ayat panjang untuk ukuran surat-surat yang bersamanya. Demikian pula pada surat 26 atau surat al-Syu’ara yang tergolong surat yang panjang berisi lebih dari 100 ayat yang pendek-pendek. Pada ayat-ayat yang panjang yang terdapat dalam surat yang panjang, bentuk ungkapannya sangat beragam, tak dapat ditentukan matra yang baku, baik pada suku-suku kata atau pada tekanan. Pada umumnya akhiran-akhiran dari ayat tersebut adalah bunyi yang dibentuk dengan akhiran kata benda dan kata

(6)

contoh نمركفتي ،نولقعت dan نورفاك ،نوملاظ. Dan inilah bentuk yang umum dan paling banyak digunakan. Tetapi juga terkadang dengan akhiran vokal panjang. Sedangkan pada ayat-ayat yang pendek-pendek memiliki irama dan ritma yang juga sangat bervariasi. Terkadang semua atau sebagian besar ayat-ayatnya berakhiran ud, ha dan lain-lain.

b) JUMLAH AYAT DALAM AL-QUR’AN DAN SEBAB PERBEDAAN PERHITUNGANNYA

Secara umum dapat dinyatakan bahwa para ulama menghitungnya tidak kurang dari 6200 ayat. Tetapi, secara rinci mereka berbeda pendapat. Orang-orang Madinah menyuguhkan dua pendapat. Pendapat pertama mengatakan bahwa seluruh ayat al-Qur’an berjumlah 6217 ayat. Sedangkan pendapat yang kedua menyatakan bahwa seluruhnya berjumlah 6214 ayat. Orang-orang Mekah menghitung ayat al-Qur’an secara keseluruhan sebanyak 6220 ayat. Sedang orang-orang Kufah menyatakan 6226 ayat dan orang-orang Basrah menyatakan jumlah ayat al-Qur’an seluruhnya adalah 6205 ayat. Sementara pendapat yang beredar di masyarakat awam bahwa ayat al-Qur’an seluruhnya berjumlah 6666 ayat tampaknya kurang dapat diterima. Angka ini barangkali lebih bernuansa mitos atau keramat dibanding dengan realita konkrit.

Perbedaan penetapan basmalah sebagai ayat dari surat-surat al-Qur’an atau tidak menyebabkan ulama berbeda pendapat dalam menentukan jumlah ayat al-Qur’an. Seperti yang dinyatakan oleh Hamka, ada dua pendapat tentang basmalah ini. Sebagian besar sahabat dan ulama salaf berpendapat bahwa basmalah adalah ayat pertama dari setiap surat. Dari golongan sahabat yang berpendapat demikian antara lain: Ibnu Abbas, Ali bin Abi Thalib, Abdullah ibn Umar dan Abu Hurairah. Sedangkan dari golongan ulama salaf antara lain: Ibnu Katsir, al-Kasa’i, al-Syafi’i, al-Tsauri dan Ahmad. Sedangkan sebagian lagi menyatakan bahwa basmalah bukan ayat pertama dari setiap surat, tetapi hanya sebagai pemisah antara satu surat dengan surat lainnya. Di antara mereka yang berpendapat seperti ini adalah Imam Malik dan al-Auza’i. (Hamka, 1982: 74).

Di samping itu, serta penentuan fashilah dan ra’s al-ayat juga menjadi sebab

perbedaan pendapat ulama dalam menghitung jumlah ayat. Fashilah adalah istilah yang diberikan kepada kalimat yang mengakhiri ayat dan merupakan akhir ayat. Sedangkan ra’s al-ayat adalah akhir ayat yang padanya diletakkan tanda fashal (pemisah) antara ayat yang satu dengan ayat yang lain. Fashilah ini terkadang berupa ra’s al-ayat dan

(7)

fashilah adalah ra’s al-ayat (Manna’ al-Qaththan, tt: 153). Fashilah dan ra’s al-ayat ini mungkin mirip dengan sajak, seperti yang dikenal dalam ilmu Badi’ (stalistik). Tetapi ulama tidak menggunakan istilah sajak karena al-Qur’an bukan karya sastrawan atau ungkapan para nabi, tetapi adalah wahyu Allah yang tentu lebih tinggi kedudukannya dibanding sajak. Di samping itu, fashilah yang dimaksud dalam al-Qur’an adalah meruntutkan makna dan bukan fashilah itu sendiri yang dimaksud. Sementara sajak, maka sajak itu sendiri yang dimaksudkan (dalam suatu perkataan) dan baru kemudian arti perkataan itu dialihkan kepadanya, sebab hakikat sajak ialah menguntai kalimat dalam satu irama.

c) PERBEDAN PENDAPAT TENTANG AYAT PERTAMA DAN TERAKHIR YANG DIWAHYUKAN

1) Surat dan Ayat yang Pertama Turun

Tampaknya tak ada perbedaan pendapat di antara ulama tentang bulan turunnya al-Qur’an pertama kali. Semua mereka sepakat menyatakan bahwa al-Qur’an turun pada bulan Ramadhan. Surat Baqarah 185, surat Dukhan 1-6 dan surat al-Qadr menuntun para pakar ilmu al-Qur’an menyatakan al-Qur’an turun pada bulan Ramadhan. Akan tetapi mereka berbeda pendapat tentang ayat dan surat yang pertama sekali turun. Setidaknya ada empat pendapat yang berkembang tentang ini. Pendapat pertama, yang dipandang oleh Manna’ al-Qaththan sebagai pendapat yang terkuat, mengatakan bahwa ayat al-Qur’an yang pertama kalinya diturunkan adalah ayat 1 sampai 5 surat al-‘Alaq, yang turun di Gua Hira. Pendapat ini didukung oleh hadis Aisyah yang diriwayatkan oleh dua syaikh ahli hadis—Bukhari dan Muslim—serta ahli hadis lainnya. Pendapat kedua, ayat yang pertama kali turun adalah ayat-ayat surat al-Mudatsir.

Pendapat ini juga berdasarkan hadis, yakni hadis dari Abu Salamah bin Abdurrahman dari Jabir ketika ia ditanya tentang ayat yang pertama diturunkan. Ia menjawab al-Mudatsir. Hadis ini juga diriwayatkan oleh dua syaikh ahli hadis. Pendapat ketiga menyatakan ayat yang pertama kali turun adalah surat al-Fatihah. Sedangkan pendapat keempat menyatakan basmalah sebagai ayat yang pertama sekali turun, dengan alasan karena basmalah merupakan turun mendahului setiap surat. (Manna’ Qaththan: 67).

(8)

kisah permulaan turunnya wahyu sehingga ia menyangka bahwa surat al-Mudatstsir adalah ayat al-Qur’an yang pertama turun. Sebab surat al-Mudatstsir adalah surat yang turun setelah ayat 1-5 surat al-‘Alaq—setelah wahyu terhenti beberapa lama. Di samping itu, hadis Jabir sendiri juga mengindikasikan bahwa al-Mudatstsir turun setelah peristiwa yang terjadi di Gua Hira. Nabi melihat malaikat yang pernah datang kepadanya di langit. Karena ketakutan ia segera pulang dan meminta Khadijah untuk menyelimutinya dan kemudian turunlah ayat: “Wahai orang berselimut; bangkitlah, lalu berilah peringatan”. Sedangkan dalam menetapkan ayat yang terakhir turun para ulama juga tidak sepakat. Dari beberapa pendapat yang banyak berkembang dapat dicatat bahwa ayat yang terakhir turun adalah: surat al-Baqarah ayat 278, 281, 282; Ali Imran ayat 190; al-Nisa’ ayat 93, 176; al-Maidah ayat 3; al-Tawbah ayat 128 dan surat al-Nashr. Menarik untuk diamati bahwa komentar-komentar sekitar ayat yang terakhir turun disandarkan kepada hadis-hadis sahabat (hadis mawquf). Mungkin sekali ini adalah apa

yang mereka dengar dari Rasul, tetapi juga mungkin ijtihad mereka sendiri

.

2) Surat dan Ayat yang Terakhir Turun

Tak berbeda dengan pembahasan surat yang pertama turun, yang terakhir turun pun banyak khilafiyyah. Ada beberapa pendapat, yaitu :

1. Al-Maidah ayat 3

7. Akhir surah At-Taubah 128-129

8. Al-Kahfi 110

9. dan masih ada beberapa pendapat lagi, namun dipandang lemah

(9)

d) SISTEMATIKA PENYUSUNAN AYAT DALAM AL-QUR’AN DAN ARGUMENTASINYA

Pengurutan ayat dalam Al-Qur’an adalah tauqifi, ketentuan dari Rasulullah SAW dan sebagian ulama menghikayatkan adanya ijma’ dalam masalah ini, juga menjelaskan bahwa tertib ayat berdasarkan tauqifi dari Rasulullah SAW dan tidak ada keraguan dalam hal itu. Jibril AS secara bertahab turun membawa wahyu kepada nabi SAW berupa ayat-ayat Al-Qur’an diman ayat-ayat tersebut harus ditempatkan surat atau ayat-ayat-ayat-ayat yang turun sebelumnya.

Kemudian Rasulullah memerintahkan kepada penulis wahyu untuk menulisnya pada tempatnya. Beliau bersabda “Tempatkan/letakkan ayat-ayat ini pada pada surat yang didalamnya terdapat penyebutan tentang ini dan itu, atau tempatkna ayat ini pada tempat anu.”1

(10)

e) HURUF-HURUF MUQATHTHA’AH

Satu hal yang menjadi ciri khas al-Qur’an adalah adanya huruf-huruf muqaththa’ah (huruf-huruf yang terpisah) yang memulai suatu surat (fawatih suwar). Dalam al-Qur’an terdapat 29 surat yang menggunakan huruf-huruf tersebut sebagai pembuka surat. Huruf-huruf ini hanya muncul sekali secara tunggal, namun huruf-huruf ini juga muncul bersama dengan huruf lain sebagai pembuka surat yang lain. Dari 29 huruf hijaiyah, hanya 14 huruf yang digunakan sebagai pembuka surat, yaitu: ـه ن م ل ك ق ط ص س ع ر ج ا ي dalam 29 surat. Dari 14 huruf ini 3 huruf yang berdiri sendiri sebagai pembuka surat, yakni ص pada surat Shad, ق pada surat Qaf dan ن pada surat al-Qalam Sedang selebihnya merupakan kombinasi dari beberapa huruf. Lebih jelasnya perhatikan tabel di bawah ini: Tabel Fawatih al-Suwar pada Surat al-Qur’an

Fawatih al-Suwar Nama Surat

ملا Al-Baqarah, Ali Imran, al-Ankabut, al-Rum, Luqman dan al-Sajadah صملا___________________________________________________ Al-A’raf مح___ Al-Mu’min, Fushshilat, al-Zukhruf, al-Dukhan, al-Jatsiyah, al-Ahqaf قسعمح_________________________________________________ Al-Syura ق_________________________________________________________ Qaf ن____________________________________________________ Al-Qalam

(11)

sumpah yang diucapkan atas nama huruf-huruf pendek sebagaimana disebut dalam al-Qur’an nama wujud lain dari ciptaan Tuhan seperti matahari, bulan, bintang, malam, siang dan lain-lain sebagainya (Muthahari, 1992: 42).

Orientalis seperti Hirschfeld, dalam keputusasannya, mencoba menemukan makna huruf-huruf ini. Ia memandang bahwa huruf-huruf-huruf-huruf tersebut sebagai singkatan dari nama-nama sahabat. Huruf ص adalah singkatan dari nama Hafsah,ك dari nama Abu Bakar, dan م dari Usman. Tetapi, seperti yang dikatakan Watt bahwa penjelasan seperti ini menjadi lebih pelik Sebab untuk surat dua dan tiga yang dimulai dengan huruf dikatakan Hirschfeld sebagai singkatan dari nama al-Mughirah sebagai orang yang mengumpulkannya, dan kenapa pengumpulannya bergantung hanya pada satu orang (Watt: 98).

Tampaknya dari berbagai penafsiran terhadap huruf-huruf ini tak ada yang

memuaskan dan tak mempunyai alasan yang cukup kuat. Karena itu penulis menyatakan bahwa huruf-huruf ini tampaknya tetap menjadi huruf-huruf misterius.2

2 http://wahdah-banggai.blogspot.com/2011/05/tertib-pengurutan-ayat-dan-surat.html

(12)

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Manna’ Qaththan, tt: 126; al-Zanjani, 1986: 85). al-Zarqani,1988: I, 352.

Manna’ al-Qaththan, tt: 154)

http://isialkitaab.wordpress.com/kajian-ayat-dan-surat-al-quran/

Gambar

Tabel Fawatih al-Suwar pada Surat al-Qur’an

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk pendidikan karakter dalam surat Maryam ayat 12-20 Terdapat 4 macam bentuk pendidikan karakter dalam surat Maryam ayat 12-20 yakni : a Pendidikan berbasis nilai religius

Kita ambil contoh, Surat yasin, Al-Waqi’ah, Al-Mulk, dan ayat-ayat terakhir dalam surat Al-Furqan, terlebih lagi surat-surat terdapat dalam Juz ‘Amma dan ayat-

Jadi yang dimaksud strategi menghafal ayat, surat pendek, dan hadits pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran

Sesuai dengan latar belakang tersebut, maka judul dari penelitian ini adalah “Interpretasi M.Quraish Shihab dalam memaknai ayat-ayat lingkungan hidup”.Penelitian yang

Kalau pada ayat yang lalu dinyatakan bahwa Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri, maka ayat ini menyatakan bahwa Allah juga tidak senang

Setelah diberikan perlakuan mendengarkan ayat-ayat Al Quran selama lima kali dalam lima hari perlakuan, data skor Skala Stres mengalami penurunan sehingga dapat disimpulkan

Berdasarkan huraian yang telah diberikan menunjukkan bahawa Syeikh Muhammad Sa’id dalam mentafsirkan ayat-ayat al-Quran telah mengaplikasi metodologi al-Tafsir al-Ma’thur di dalam karya

Dengan demikian, makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang cara pengelompokan dan klasifikasi ayat-ayat Al-Quran dan hadits dalam konteks agama