• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penulis Korespondensi:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penulis Korespondensi:"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI PROSES PENGOLAHAN BUBUK MANGGA PODANG (Kajian Jenis dan Konsentrasi Filler)

Study Processing of Podang Mango Powder (Study of The Type and Filler Concentration)

Susinggih Wijana1, Arie Febrianto Mulyadi2, Adelia Ayu Paramesvita3*

1Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian – Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 2

Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian – Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Penulis Korespondensi: email adelia_shine@yahoo.co.id

Abstrak

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan penambahan jenis dan konsentrasi filler terhadap sifat fisik, kimia, dan organoleptik bubuk buah mangga podang serta mendapatkan jenis dan konsentrasi filler yang tepat sehingga didapatkan bubuk mangga podang yang berkualitas secara organoleptik. Pengolahan bubuk mangga podang dilakukan sebanyak 6 kali dengan penambahan 2 jenis filler yaitu tepung beras dan dekstrin dengan masing-masing konsentrasi 5%, 10%, dan 15% b/v terhadap slurry bubur buah mangga podang. Pengujian meliputi pengujian fisik (rendemen, kadar air, kadar abu, dan TPT), kimia (Total Gula), dan organoleptik. Pengolahan data uji fisik dan kimia dihitung dengan perhitungan analisa ragam ANNOVA Microsoft excel 2000 dan uji organoleptik dilakukan oleh 30 orang panelis tidak terlatih, data tingkat kesukaan dan pembobotan kriteria panelis dihitung dengan menggunakan uji friedman, selanjutnya perlakuan terbaik dihitung dengan metode indeks efektivitas. Hasil penelitian diperoleh data analisa rendemen pada penambahan filler tepung beras dan dekstrin dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 15% menghasilkan perhitungan ANNOVA berbeda nyata terhadap pengaruh jenis filler dan konsentrasi jenis filler. Rerata kadar air menghasilkan perhitungan berbeda nyata terhadap pengaruh jenis filler. Rerata kadar abu menghasilkan perhitungan berbeda nyata terhadap jenis filler. Analisa total gula dan TPT menghasilkan perhitungan tidak berbeda nyata. Pengaruh perlakuan jenis dan konsentrasi filler terhadap organoleptik bubuk mangga podang menghasilkan perhitungan tidak berbeda nyata dan perlakuan terbaik berdasarkan kualitas organoleptik adalah bubuk mangga podang dengan penambahan jenis filler dekstrin dengan konsentrasi 5%.

Kata Kunci :Bubuk, Filler, Mangga Podang,.

Abstract

The objectives of this research are about knowing the effect of treatment type and filler concentration addition to physical, chemical, and organoleptic podang mango powder and get the type and concentration of right filler to obtain organoleptic quality by podang mango powder. Podang mango powder processing performed for 6 times with the addition of two filler types is rice flour and dextrin with each concentration is 5%, 10%, and 15% w / v to podang mango slurry. Tests include physical testing (yield, moisture content, ash content, and TPT), chemical (total sugar), and organoleptic. Processing data physical test and chemical analysis of calculated variance Annova Microsoft Excel 2000 calculation and organoleptic tests carried out by 30 panelists trained, A-level data and weighting criteria panelists calculated using the friedman test, the next best treatment was calculated by method of index effectiveness. The results of data analysis obtained in the yield of the addition of rice flour and dextrin filler with concentration 5%, 10%, and 15% was Annova calculation result is significantly different of filler type and concentration by the filler type. Average moisture content calculations is significantly different effect types of filler. Ash content research calculations is significantly different on filler types. Analysis of total sugar and TPT calculations are not significantly different. Treatment effect of filler type and concentration of organoleptic podang mango powder produced was not significantly different calculations and the best treatment is based on organoleptic quality of podang mango powder with addition on dextrin filler with 5% concentration.

(2)

PENDAHULUAN

Buah mangga podang merupakan salah satu buah yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena rasa buahnya yang segar. Buah mangga podang mengandung betakarotein yaitu zat yang di dalam tubuh akan diubah menjadi vitamin A, kalium dan vitamin C yang tergolong antioksidan, yaitu senyawa yang dapat menetralkan radikal bebas, serta mengandung glukosa, karbohidrat, asam organik, mangiferin dan minyak-minyak volatif yang baik untuk tubuh (Anonymous, 2004a). Salah satu wilayah penghasil mangga di Jawa Timur adalah Kabupaten Kediri. Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Kediri (2011), jumlah produksi mangga di Kabupaten Kediri pada tahun 2011 adalah 227.127 kwintal. Mangga Podang Urang merupakan salah satu buah unggulan spesifik dari Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Tingkat produksi buah tertinggi terjadi pada musim panen raya yakni pada bulan September hingga Desember (Baswarsiati dan Yuniarti, 2007).

Kendala dalam produksi olahan mangga adalah ketersediaan bahan baku. Untuk mengatasi ketersediaan bahan baku produk olahan mangga seperti sari buah, dodol, sirup, dan lain-lain untuk sepanjang tahun, maka pada saat produksi buah berlimpah, diperlukan suatu usaha pengolahan untuk mengatasi masalah tersebut. Olahan tersebut ditujukan agar produk lebih awet dan untuk menjamin ketersediaan bahan baku sepanjang tahun ketika bahan baku dalam bentuk segar tidak tersedia, dengan resiko kerusakan yang lebih kecil serta meningkatkan nilai jual. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah mengolah mangga Podang menjadi produk berbentuk bubuk mangga Podang. Selama proses pembuatan bubuk mangga podang, terjadi proses pengeringan sehingga memungkinkan kandungan kimia dan organoleptik pada bubuk buah mangga podang berkurang. Untuk mengendalikan kerusakan tersebut maka selama proses pengolahan bubuk mangga podang dilakukan penambahan filler. Filler merupakan bahan tambahan pada proses

pengolahan pangan. Bahan pengisi (filler) berfungsi mempercepat proses pengeringan, memperbaiki atau menstabilkan emulsi, meningkatkan daya mengikat air, memperkecil penyusutan, menambah berat produk, dan dapat menekan biaya produksi (Warsiki, 1995 dalam Wiyono, 2007). Penambahan filler akan mempengaruhi warna, aroma, rasa, dan tekstur bubuk mangga podang yang dihasilkan, penambahan filler juga mempengaruhi sifat-sifat fisik dan kimia bubuk mangga podang, diantaranya rendemen, kadar air, kadar abu, total gula, dan kelarutan bubuk mangga podang, sehingga perlu dilakukan penambahan jenis dan konsentrasi filler yang tepat agar didapatkan bubuk buah mangga podang yang berkualitas dalam segi organoleptik.

Pada penelitian ini akan dikaji tentang studi pengolahan bubuk buah Mangga Podang, serta pengaruh jenis dan konsentrasi filler terhadap karakteristik bubuk buah mangga podang. Diharapkan dengan penelitian ini akan didapatkan bubuk mangga podang yang disukai konsumen dan dapat diterima di pasar.

BAHAN DAN METODE Bahan

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan bubuk mangga Podang adalah buah mangga podang yang diperoleh di desa Tiron, Kediri, Jawa Timur. Bahan pengisi atau filler yang digunakan adalah tepung beras yang diperoleh di pasar Dinoyo, Kota Malang dan dekstrin yang diperoleh di toko kimia CV. Makmur. Kota Malang. Bahan yang digunakan untuk analisis kimia antara lain aquades dan pereaksi anthrone.

Peralatan

Peralatan yang digunakan pada peneltian pembuatan bubuk mangga podang antara lain pisau, wadah (baskom), timbangan, dandang, blender, kain saring, mixer, solet, tunnel dryer, ayakan 70 mesh, dan sealer. Alat yang digunakan untuk analisa kimia antara lain desikator, waterbath, kuvet, spektrofotometer, oven, pompa vakum, labu ukur, pipet hisap, pengaduk, dan kertas saring whatman nomor 42.

(3)

Metode

Pada penelitian pembuatan bubuk mangga podang, rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan rancangan percobaan faktorial yang terdiri dari dua faktor, yaitu jenis filler dan konsentrasi filler terhadap bubur buah mangga podang. Jenis filler yang digunakan terdiri dari dua jenis, yaitu tepung beras dan dekstrin, sedangkan konsentrasi filler yang digunakan adalah 5%, 10%, dan 15% (b/v). Dimana

masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali, sehingga total perlakuan sebanyak 18. Analisis fisik dan kimia yang dilakukan terhadap bubuk mangga Podang meliputi: rendemen, kadar air, kadar abu, total gula, dan TPT. Data uji fisik dan kimia yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisa ragam ANOVA (Analysis of Variance) untuk mengetahui ada pengaruhnya antar perlakuan, jika terdapat pengaruh nyata dilanjutkan uji BNT dengan menggunakan program Microsoft Excel 2000. Serta dilakukan uji organoleptik untuk menentukan perlakuan terbaik, yaitu berdasarkan tingkat kesukaan konsumen dengan metode hedonic scale schoring, selanjutnya dihitung dengan metode Indeks Efektivitas berdasarkan penilaian 30 orang panelis tidak terlatih menggunakan tingkat kesukaan dan pembobotan kriteria.

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Fisik dan Kimia

Analisa fisik dan kimia produk bubuk mangga podang dilakukan dengan menguji analisa berdasarkan berbagai prosedur uji, yaitu uji rendemen, kadar air, kadar abu, total gula, dan total padatan terlarut.

Rendemen

Nilai rendemen didapatkan dari perbandingan berat antara produk akhir yang berupa bubuk mangga dengan bahan awal berupa slurry mangga kemudian dinyatakan dalam persen. Hasil penelitian untuk rendemen bubuk mangga podang diperoleh rerata antara 15,70–18,34%.

Rerata penambahan filler dekstrin lebih rendah jika dibandingkan dengan rerata filler tepung beras. hal ini diduga karena tepung beras memiliki ukuran partikel yang lebih besar dibandingkan dengan dekstrin, yaitu 2-8 mikron (Anonymous, 2003b), sedangkan dekstrin merupakan molekul pati yang pecah menjadi unit rantai glukosa yang lebih pendek, yaitu 6-10 unit glukosa (Pulungan et al., 2004) sehingga tepung beras memiliki jumlah total padatan yang lebih besar.

Hasil dari perhitungan ANNOVA menunjukkan bahwa jenis filler dan konsentrasi filler memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap rerata rendemen bubuk mangga podang.

Tabel 4.4 Pengaruh Jenis Filler Terhadap Rerata Rendemen

Jenis filler Rerata Rendemen Notasi

Tepung beras 27,00% b

Dekstin 25,17% a

BNT 5%= 0,45

Hal ini diduga karena tepung beras memiliki ukran partikel yang lebih besar daripada dekstrin, sehingga jumlah total padatan tepung beras juga lebih besar.

Tabel 4.5 Pengaruh Konsentrasi Terhadap Rerata Rendemen

Konsentrasi Rerata Rendemen Notasi

5% 16,62% a

10% 17,52% b

15% 18,03% c

BNT 5%= 0,45

Hal ini diduga karena terdapat perbedaan jumlah total padatan pada masing-masing konsentrasi filler yang diberikan. Endang dan Prasetyastuti (2010), menyatakan bahwa peningkatan rendemen dipengaruhi oleh banyaknya jumlah filler yang ditambahkan, karena semakin banyak filler akan semakin besar total padatan yang diperoleh, sehingga rendemen juga akan semakin meningkat.

(4)

Kadar Air

Hasil penelitian untuk kadar air bubuk mangga podang diperoleh rerata antara 3,56– 5,86%.

Masing-masing penambahan jenis dan konsentrasi filler pada rerata kadar air mengalami kenaikan, hal ini diduga bahwa semakin tinggi konsentrasi filler yang digunakan, maka kadar air bahan akan semakin rendah. Hal ini juga diungkapkan oleh Fitronin et al., (2003), rerata kadar air bubuk sari buah tomat menurun dengan semakin tingginya konsentrasi bahan pengisi yang digunakan. Menurut Al Kahtani dan Hassan (1990) dalam Rakhmad (2007), penambahan bahan pengisi akan meningkatkan jumlah total padatan dalam bahan sehingga jumlah air pada bahan yang dikeringkan akan semakin sedikit.

Hasil dari perhitungan ANNOVA menunjukkan bahwa jenis filler memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap rerata kadar air bubuk mangga podang.

Tabel 4.6 Pengaruh Jenis Filler Terhadap Rerata Kadar Air

Jenis filler Rerata Kadar Air Notasi

Tepung beras 8,36% b

Dekstin 5,60% a

BNT 5%= 0,47

Hal ini diduga karena tepung beras memiliki jumlah total padatan bahan yang lebih besar, sehingga jumlah bahan yang dikeringkan juga semakin besar menyebabkan kadar air bahan meningkat.

Kadar Abu

Kadar abu umumnya dinyatakan sebagai mineral yang dikandung dalam suatu bahan. Meskipun beberapa komponen pangan rusak dalam proses pemanasan pangan, proses tersebut tidak mempengaruhi kandungan mineral dalam bahan pangan (Antia et al., 2006). Hasil penelitian untuk kadar abu bubuk mangga podang diperoleh rerata antara 1,47– 1,83%.

Masing-masing penambahan jenis dan konsentrasi filler pada rerata kadar abu mengalami peningkatan, hal ini diduga karena semakin tinggi konsentrasi filler yang ditambahkan maka kadar abu bubuk mangga juga semakin meningkat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ramadhia et al., (2012), pada penelitian pembuatan tepung lidah buaya bahwa semakin tinggi konsentrasi filler yang ditambahkan maka kadar abu tepung lidah buaya juga semakin meningkat.

Hasil dari perhitungan ANNOVA menunjukkan bahwa jenis filler memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap rerata kadar abu bubuk mangga podang.

Tabel 4.7 Pengaruh Jenis Filler Terhadap Rerata Kadar Abu

Jenis filler Rerata Kadar Abu Notasi

Tepung beras 2,61% b

Dekstin 2,29% a

BNT 5%= 0,004

Hal ini diduga karena tepung beras memiliki kandungan mineral yang lebih besar daripada dekstrin, yaitu sebesar 1,0% (Badan Standardisasi Nasionala, 2009), dan dekstrin memiliki kandungan mineral sebesar 0,5% (Badan Standardisasi Nasionalb, 1992).

Total Gula

Karbohidrat daging buah mangga terdiri dari gula sederhana dan selulosa. Gula sederhana yaitu sukrosa, glukosa, dan fruktosa. Gula tersebut memberikan rasa manis dan tenaga yang dapat segera digunakan oleh tubuh (Pracaya, 2006). Hasil penelitian untuk total gula bubuk mangga podang diperoleh rerata antara 46,29–64,75%.

(5)

Masing-masing penambahan jenis dan konsentrasi filler pada rerata total gula mengalami peningkatan, hal ini diduga bahwa semakin tinggi konsentrasi filler yang ditambahkan maka total gula bubuk mangga juga semakin meningkat. Menurut Rakhmad (2007), pada penelitian pembuatan serbuk effervescent temulawak bahwa semakin tinggi penambahan konsentrasi filler maka kadar gula dari serbuk sari temulawak akan semakin tinggi

Hasil dari perhitungan ANNOVA menunjukkan bahwa jenis filler memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap rerata total gula bubuk mangga podang.

Tabel 4.8 Pengaruh Jenis Filler Terhadap Rerata Total Gula

Jenis filler Rerata Total Gula Notasi

Tepung beras 74,19% a

Dekstin 94,58% a

BNT 5%= 106,56

Hal ini diduga karena tepung beras dan dekstrin terdapat kandungan glukosa yang terbaca sebagai total gula yang tidak berbeda jauh, yaitu rerata tepung beras sebesar 74,19% dan rerata dekstrin sebesar 94,58%.

Total Padatan Terlarut

Total padatan terlarut (TPT) adalah jumlah zat terlarut terhadap solvent (pelarut). Hasil penelitian untuk TPT bubuk mangga podang diperoleh rerata antara 78,42-98,89%

Rerata TPT pada penambahan filler dekstrin mengalami peningkatan, hal ini diduga karena semakin tinggi konsentrasi filler dekstrin yang digunakan maka jumlah gula-gula sederhana yang terdapat di dalamnya semakin banyak. Gula-gula tersebut akan larut dalam air. Intan (2007), menyatakan bahwa

peningkatan konsentrasi maltodekstrin yang ditambahkan menyebabkan peningkatan padatan terlarut bubuk instan secang. Sedangkan rerata TPT pada penambahan filler tepung beras mengalami penurunan, hal ini diduga karena pati bersifat susah larut dalam air dingin, akan tetapi larut dalam air panas (Whistler et al., 1984).

Hasil dari perhitungan ANNOVA menunjukkan bahwa jenis filler dan konsentrasi filler memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap rerata TPT, sehingga tidak perlu dilakukan uji lanjutan. Penilaian Organoleptik Bubuk Mangga Podang

Pengujian organoleptik pada bubuk mangga podang dilakukan dengan menggunakan uji kesukaan (Hedonic Scoring), yaitu salah satu uji penerimaan. Dalam uji ini panelis diminta untuk mengungkapkan tanggapannya terhadap suatu produk, dimana produk ini adalah bubuk mangga podang.

Warna

Hasil analisis rerata nilai kesukaan panelis terhadap warna berkisar antara 2,5 (tidak menyukai) hingga 6,46 (menyukai).

Skor kesukaan panelis tertinggi diperoleh dari perlakuan penambahan filler dekstrin sebanyak 10%, yaitu sebesar 6,46%, hal ini diduga karena pada penambahan filler dekstrin 10% menghasilkan warna bubuk mangga podang yang terang, yaitu tidak terlalu gelap dan tidak pucat. sedangkan skor kesukaan panelis terendah diperoleh pada perlakuan penambahan filler tepung beras sebanyak 15%, yaitu sebesar 2,5%, hal ini diduga karena warna bubuk mangga podang yang dihasilkan tidak begitu menarik, yaitu agak pucat dan sedikit putih seperti warna tepung.

(6)

Hasil uji Friedman pada (Lampiran 11), menunjukkan bahwa perlakuan penambahan jenis dan konsentrasi filler tidak memberikan beda nyata terhadap warna bubuk mangga podang. Hal ini diduga bahwa pemberian perlakuan pada pembuatan bubuk buah mangga tidak mempengaruhi keputusan penilaian panelis untuk menentukan kenampakan warna bubuk buah mangga yang menarik dan yang tidak menarik.

Rasa

Hasil analisis rerata nilai kesukaan panelis terhadap rasa bubuk mangga podang berkisar antara 2,43 (tidak menyukai) hingga 6,13 (menyukai).

Skor kesukaan panelis tertinggi diperoleh dari perlakuan penambahan filler dekstrin sebanyak 5%, yaitu sebesar 6,13% (menyukai), hal ini diduga bahwa penambahan filler dekstrin sebesar 5% menghasilkan bubuk mangga podang yang tidak terlalu manis, akan tetapi rasa khas mangga podang masih terasa yaitu rasa manis asam. Sedangkan pada penambahan filler tepung beras dengan konsentrasi 15% menghasilkan rerata terendah yaitu sebesar 2,43% (tidak menyukai), hal ini diduga karena rasa bubuk mangga podang yang dihasilkan tidak manis serta rasa buah mangga podang juga berkurang.

Hasil uji Friedman pada (Lampiran 12) menunjukkan bahwa perlakuan penambahan jenis dan konsentrasi filler tidak memberikan beda nyata terhadap rasa bubuk mangga podang. Hal ini diduga bahwa pemberian perlakuan pada pembuatan bubuk buah mangga tidak mempengaruhi keputusan penilaian panelis untuk menentukan rasa bubuk buah mangga yang menarik dan yang tidak menarik.

Aroma

Hasil analisis rerata nilai kesukaan panelis terhadap aroma bubuk mangga podang berkisar antara 2,5 (tidak menyukai) hingga 6,33 (menyukai).

Skor kesukaan panelis tertinggi diperoleh dari perlakuan penambahan filler dekstrin sebanyak 5%, yaitu sebesar 6,33 (menyukai), hal ini diduga karena aroma bubuk mangga podang yang dihasilkan masih tercium wangi khas buah mangga podang, sedangkan skor kesukaan panelis terendah diperoleh pada perlakuan penambahan filler tepung beras sebanyak 10%, yaitu sebesar 2,5 (tidak menyukai), hal ini diduga karena aroma bubuk mangga podang yang dihasilkan kurang tercium wangi khas buah mangga podang. Tekstur

Hasil analisis rerata nilai kesukaan panelis terhadap aroma bubuk mangga podang berkisar antara 2,46 (tidak menyukai) hingga 6,3 (menyukai).

Skor kesukaan panelis tertinggi diperoleh dari perlakuan penambahan filler dekstrin sebanyak 10%, yaitu sebesar 6,3 (menyukai), hal ini diduga karena tekstur bubuk mangga podang yang dihasilkan lembut dan sedikit kasar, sedangkan skor kesukaan panelis terendah diperoleh pada perlakuan penambahan filler tepung beras sebanyak 5%, yaitu sebesar 2,46 (tidak menyukai), hal ini diduga karena pada penambahan filler tepung beras sebesar 5% tidak terasa tekstur yang begitu signifikan, yaitu tidak begitu lembut ataupun kasar.

(7)

Penentuan Perlakuan Terbaik

Pemilihan perlakuan terbaik menggunakan metode pembobotan (De Garmo et al, 1984) yang ditentukan oleh panelis berdasarkan tingkat kepentingan parameter yang diamati. Perlakuan terbaik bubuk mangga podang dipilih dengan membandingkan nilai produk setiap perlakuan. Perlakuan dengan nilai produk tertinggi merupakan perlakuan terbaik. Nilai perlakuan didasarkan pada parameter organoleptik.

Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Nilai Bubuk Mangga Podang Pada Parameter Organoleptik Untuk Perlakuan Terbaik

Jenis Filler konsentrasi Nilai

Tepung Beras 5% 0,335 10% 0,197 15% 0 Dekstrin 5% 0,99* 10% 0,87 15% 0,61

Tanda (*) menunjukkan nilai tertinggi

Bubuk mangga podang pada perlakuan penambahan filler dekstrin dengan konsentrasi 5% mempunyai nilai produk tertinggi sebesar 0,99. Menurut De Garmo et al., (1984) menyatakan perlakuan terbaik dipilih berdasarkan perlakuan yang memiliki nilai produk tertinggi dari parameter organoleptik yang menentukan terhadap tingkat penerimaan konsumen.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

- Berdasarkan data analisa rendemen pada penambahan filler tepung beras dan dekstrin dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 15% menghasilkan perhitungan ANNOVA berbeda nyata terhadap pengaruh jenis filler dan konsentrasi jenis filler. Sedangkan hasil uji lanjut Friedman terhadap pengaruh perlakuan jenis dan konsentrasi filler pada organoleptik bubuk mangga podang yaitu tidak berbeda nyata.

- Perlakuan terbaik berdasarkan kualitas organoleptik adalah bubuk mangga podang dengan penambahan jenis filler dekstrin dengan konsentrasi 5%.

Saran

Perlu dilakukan penelitian skala ganda untuk menentukan aspek teknis agar dapat diterapkan pada industri yang lebih besar.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous a. 2004. Mangga Obat Alami. http://javamango.com. Tanggal akses 22 Agustus 2012.

b

. 2003. Starch Structure and Gelatinization. http://www.lanfood. ubc.co/coursas/fnh/301/carb/carbprin.htm. Tanggal Akses 22 Agustus 2012.

Al Kahtani dan Hassan (1990) dalam Rakhmad, W. 2007. Studi Pembuatan Serbuk Effervescent Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) Kajian Suhu Pengering, Konsentrasi Dekstrin, Konsentrasi Asam Sitrat dan Na-Bikarbonat. Jurnal Pengolahan Hasil Pertanian 1 (3): 56-85.

Antia, B.S, Akpan, E.J, Okon PA and Umoren IU. 2006. Nutritive and Anti-Nutritive Evaluation of Sweet Potatoes (Ipomoea batatas) Leaves. Pakistan Journal of Nutrition 5 (2): 166-168.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Kediri. 2011. Pertanian. http://kedirikab. bps.go.id/ Pertanian.html. Tanggal akses 22 Agustus 2012.

Badan Standardisasi Nasionala. 2009. SNI Tepung Beras. http://bsn.go.id. Tanggal akses 21 Desember 2012.

b

. 1992. SNI Dekstrin. http://bsn.go.id. Tanggal akses 21 Desember 2012.

Baswarsiati dan Yuniarti. 2007. Karakter Morfologis dan Beberapa Keunggulan Mangga Podang Urang (Mangifera indica L.). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur 13 (2): 105 - 106. De Garmo, E.D.,W.G Sullivan and JR

Canada.1984. Engineering Economy. Mac Millan Publishing Company. New York.

(8)

Endang S.S dan Prasetyastuti. 2010. Pengaruh Pemberian Juice Lidah Buaya (Aloe vera L.) Terhadap Kadar Lipid Peroksida (MDA). Jurnal Farmasi Kedokteran 3 (1): 353-362.

Fitrotin U, Purnomo H, Susanto T. 2003. Pembuatan Bubuk Sari Buah Tomat dengan Metode Spray Drying Kajian dari pH Awal, Konsentrasi Dekstrin, Tween 80 dan Lama Penyimpanan. Hasil Penelitian BPTN. NTB.

Intan Agustina, N. 2007. Pembuatan Minuman Instan Secang : Tinjauan

Proporsi Putih Telur dan

Maltodekstrin Terhadap Sifat Fisiko-Organoleptiknya. Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian 2 (5): 61-71. Ramadhia ..M, Kumalaningsih .S, Santoso .I.

2012. Pembuatan Tepung Lidah Buaya (Aloe vera L) dengan Metode Foam Mat Drying. Jurnal Teknologi Pertanian 2 (13): 125-137.

Pulungan, M.H., Suprayogi, dan B. Yudha. 2004. Effervescent Tanaman Obat. Trubus Agrisarana. Surabaya.

Pracaya. 2006. Bertanam Mangga. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rakhmad, W. 2007. Studi Pembuatan Serbuk Effervescent Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) Kajian Suhu Pengering, Konsentrasi Dekstrin, Konsentrasi Asam Sitrat dan Na-Bikarbonat. Jurnal Pengolahan Hasil Pertanian 1 (3): 56-85.

Warsiki. 1995 dalam Wiyono, R. 2007. Studi Pembuatan Serbuk Effervescent Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb). Jurnal Teknologi Hasil Pertanian 13 (3): 63-64.

Whistler, R., Bemiller, J.N., Paschall, E.,

1984, Starch: Chemistry

and Technology, 2 nd. Academic Press Inc. London.

Gambar

Tabel  4.4  Pengaruh  Jenis  Filler  Terhadap  Rerata Rendemen
Tabel  4.6  Pengaruh  Jenis  Filler  Terhadap  Rerata  Kadar Air
Tabel  4.8  Pengaruh  Jenis  Filler  Terhadap  Rerata Total Gula

Referensi

Dokumen terkait

Kombinasi perlakuan lama hidrolisis dengan konsentrasi larutan pati memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata terhadap kadar glukosa, nilai TSS, kadar abu, dan nilai

Perlakuan rasio tepung kecipir dan tapioka pada konsentrasi yang berbeda memberikan pengaruh sangat nyata terhadap nilai kadar protein, nilai warna b+, serta nilai

Interaksi antara konsentrasi CMC ( Carboxy Methyl Cellulose ) dan konsentrasi bubur buah mangga memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata (P>0.05) terhadap organoleptik

Hasil penilaian panelis terhadap organoleptik rasa pada perlakuan K1 dan K2 tidak berbeda nyata sedangkan pada perlakuan K2 dan K3 sangat berbeda nyata tetapi

Kombinasi perlakuan lama hidrolisis dengan konsentrasi larutan pati memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata terhadap kadar glukosa, nilai TSS, kadar abu, dan nilai

Interaksi Dari analisa sidik ragam terlihat bahwa interaksi perlakuan komposisi tepung terigu dan konsentrasi ragi berpengaruh berbeda tidak nyata P>0,05 terhadap nilai organoleptik

Perlakuan terbaik seduhan kopi kayu manis celup yaitu pada penyangraian dark dengan penambahan konsentrasi bubuk kayu manis 2% yang menghasilkan nilai lightness seduhan 26,13, kadar

Proses pengawetan tahu dengan bubuk kunyit ini dapat memperpanjang umur simpan tahu selama 2 hari, dimana perlakuan terbaik yang merupakan perlakuan dengan konsentrasi bubuk kunyit yang