• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

5 BAB II

TINJAUAN KONSEP DAN TEORI

A. Pengertian

Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit . Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan asing dan baru yaitu rumah sakit, sehingga kondisi tersebut menjadi faktor stressor baik terhadap anak maupun orang tua dan keluarga (Wong, 2010). Sakit dan dirawat di rumah sakit (hospitalisasi) merupakan suatu krisis yang dapat terjadi pada semua anak, dimana pada masa ini anak memiliki pengalaman yang penuh tekanan / stress. Tekanan utama yang dirasakan oleh anak disebabkan karena perpisahan dengan lingkungan normal dimana orang lain berarti, serta mendapatkan lingkungan baru yang asing baginya, seleksi perilaku koping terbatas, dan perubahan status kesehatan serta adanya persepsi yang tidak menyenangkan tentang rumah sakit yang mungkin didapatkan dari pengalaman sebelumnya atau pengalaman orang lain (Potter, 2005).

Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak,saat anak sakit dan dirawat dirumah sakit.Keadaan ini terjadi karena anak mengalami perubahan dari keadaan sehat dan rutinitas lingkungan serta mekanisme koping yang terbatas dalam menghadapi stressor.Stressor utama dalam hospitalisasi adalah perpisahan,kehilangan kondisi dan nyeri (Wong,Hockenberry&Marylin,2007). Hospitalisasi merupakan keadaan dimana orang sakit berada pada lingkungan rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dalam perawatan atau pengobatan sehingga dapat mengatasi atau meringankan penyakitnya. Tetapi pada umumnya hospitalisasi dapat menimbulkan ketegangan dan ketakutan serta dapat menimbulkan gangguan emosi atau tingkah laku yang mempengaruhi kesembuhan dan perjalanan penyakit anak selama dirawat di rumah sakit (Supartini, 2011).

(2)

6

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwahospitalisasi adalah suatu proses karena alasan berencana maupun daruratyang mengharuskan anak dirawat atau tinggal di rumah sakit untukmendapatkan perawatan yang dapat menyebabkan beberapa perubahan psikispada anak.Perubahan psikis terjadi dikarenakan adanya suatu tekanan atau krisispada anak. Jika seorang anak di rawat di rumah sakit maka anak tersebut akan mudah mengalami krisis yang disebabkan anak mengalami stres akibat perubahan, baik terhadap status kesehatannya maupun lingkungannya dalam kebiasaan sehari-hari.

Anak mempunyai sejumlah keterbatasan dalam mekanisme koping untuk mengatasi masalah maupun kejadian–kejadian yang sifat nya menekan (Nursalam,Susilaningrum & Utami,2005). Desain lingkungan yang terapetik diperlukan untuk pasien anak di lingkungan rumah sakit (Smith &Watkins, 2010).Lingkungan terapetik yang diharapkan dapat meminimalkan reaksi hospitalisasi negatif diantaranya penataan ruang, restrain terapetik, sikap dan komunikasi perawat terapetik, permainan terapetik,seni, dan terapi musik (Nesbit & Tabatt-Haussmann, 2008).

Ruang rawat anak perlu didesain ruang menarik.Desain ruang yang terapetik di ruang rawat anak diantaranya penggunaan sprei bergambar, hiasan bergambar kartun, restrain infus bergambar, permainan terapetik, dan komunikasi perawat yang terapetik. Hal ini dapat menurunkan kecemasan dan memberikan dampak relaksasai pada anak (Nesbit & Tabatt-Haussmann, 2008).

B. Tumbuh Kembang Anak Usia Prasekolah

Pertumbuhan dan perkembangan menurut Wong (2008), pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi (bertambah banyak sel ) sel –sel tubuh dan juga bertambah besarnya sel. Adanya multiplikasi dan pertambahan ukuran sel berarti ada pertambahan secara kuantitatif dan hal tersebut terjadi sejak terjadinya konsepsi, yaitu bertemunya sel telur sperma hingga dewasa .

(3)

7

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur atau fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan,dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ – organ, dan sistemnya yang terorganisasi.Anak prasekolah adalah anak yang mempunyai rentang usia tiga sampai lima tahun Wong (2008).

Pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia pra sekolah meliputi : a) Motorik Kasar

Pada usia 3 tahun anak prasekolah mampu mengendarai sepeda roda tiga, melompat dari langkah dasar, berdiri pada satu kaki untuk beberapa detik dengan seimbang. Menaiki tangga dengan kaki bergantian. Pada usia 4 tahun anak mampu melakukan loncatan dan lompatan dengan satu kaki dengan tali serta menangkap bola dengan baik, pada usia 5 tahun anak melompat tali dengan kaki bergantian, dan mulai main papan luncur dan berenang (Wong, 2008).

b) Motorik Halus

Membangun menara dari 9 atau 10 kotak membangun jembatan dengan 3 kotak,secara benar masuk biji-bijian kedalam botol berleher sempit, dalam menggambar menirukan lingkaran (Wong, 2008).

c) Bahasa

Mempunyai perbendaharaan 900 kata, menggunakan kalimat lengkap dari 3 sampai 4 kata, dan hanya memasukkan kata-kata terpenting untuk menyampaikan sebuah makna. Bicara tanpa henti dan tanpa peduli apakah seseoraang memperhatikkannya (Wong, 2008).

d) Kognitif

Berada dalam fase perceptual egosentrik dalam berfikir dan berperilaku, mulai memahami waktu. Bicara tentang masa lalu dan masa depan sebanyak masa kini (Wong,2008).

e) Citra tubuh

Masa prasekolah memainkan peranan penting dalam perkembangan citra tubuh, seiring meningkatnya pemahaman bahasa. Anak prasekolah mengenali bahwa individu memiliki penampilan yang diinginkan dan yang tidak

(4)

8

diinginkan. Pada usia 5 tahun anak mulai membandingkan ukuran tubuhnya dengan teman dan bisa menjadi sadar bahwa mereka tinggi atau pendek (Wong, 2008).

f) Kemampuan Sosial

Lebih memperlihatkan kemandirian seperti mampu menyikat gigi dan berpakaian sendiri. Cenderung banyak menuntut tetapi juga bersemangat untuk diajak berkerjasama, kadang berperilaku tidak sopan. Semakin kita bereaksi emosional. maka semakin dia akan berkelakuan buruk. Anak ingin disukai dan ingin menyenangkan teman-temannya, serta berharap memiliki teman dekat. Mengerti tentang hal sehari-hari seperti makanan. uang dan konsep waktu. memiliki rasa kepemilikan, dimana ia akan memandang segala sesuatu sebagai miliknya. Memiliki rasa simpati dan rasa sedih ketika seseorang atau apapun berada di dalam kesusahan atau kesedihan, hal Ini yang anak harapkan dari orang disekitarnya ketika berada dalam situasi yang sama. Sadar akan seksualitas dan memiliki rasa ingin tahu alami mengenal hal tersebut. Memperlihatkan ketertarikan yang tinggi dalam bernyanyi, menari, dan akting. Penuh dengan ide imajinatif mencoba untuk membedakan antara khayalan dan kenyataan (Wong, 2008).

g) Tidur dan Aktivitas

Pola tidur sangat bervariasi tetapi rata-rata anak prasekolah tidur sekitar 12 jam dalam semalam dan jarang tidur disiang hari. Tingkat aktivitas masih tetap tinggi, meskipun aktivitas yang tenang, seperti menonton televisi (Wong,2008).

(5)

9 C. Pengkajian

a. Pada pengkajian biodata atau identitas klien dapat kita kaji meliputi: Nama,Umur, Jenis kelamin (L/P), Nomor CM, Ruang rawat,

Tanggal masuk MRS.

b. Penanggung Jawab klien meliputi: Orag tua, Wali, atau,Orang lain c. Faktor predisposisi :

1)Riwayat penyakit masa lalu klien yang pernah diderita dan trauma yang pernahdialami seperti aniaya fisik, aniaya sexual,

penolakan,kekerasa dalam keluarga, tindakan kriminal, dan lain-lain, sehingga

menyebabkan dia harus masuk rumah sakit atau hospitalisasi dan pengobatan seperti apa yang pernahdilakukan klien.

2) Riwayat penyakit keluarga pada klien apakah didalam anggota keluarganya adayang mengalami gangguan jiwa.

3) Kaji juga pengalaman yang tidak menyenangkan yang pernah dialamiolehklien.

d. Pemeriksaan fisik:

1) Tanda Vital meliputi: tekanan darah, nadi, suhu, dan respirasi. 2) Ukur berat badan dan tinggi badan.

3) Perkembangan

Bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat perkembangan saat ini dan ketrampilan yang di capai.

e. Observasi respon terhadap hospitalisasi

Bertujuan untuk mengidentifikasikan perilaku koping saat ini. f. Riwayat penyakit, hospitalisasi dan perpisahan sebelumnya.

Pengalaman pernah di rawat di rumah sakit sebelumnya, Pengalaman perpisahan dengan orang tua dengan waktu yang lama, di tinggal orang tua karena berkerja.

Bertujuan untuk mengidentifikasikan pola koping sebelumnya dan pengaruh koping tersebut.

(6)

10 g. Riwayat pengobatan.

Bertujuan untuk mengidentifikasikan keseriusan masalah dan pengaruhnyapada perkembangan kemampuan.

h. Persepsi tentang penyakit.

Bertujuan untuk mengidentifikasikan pemahaman pasien saat ini tentang penyakit dan alasan hospitalisasai.

i. Sistem pendukung yang tersedia.

Bertujuan untuk mengidentifikasikan tersedianya dan kesediaan keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan dan pemberian dukungan.

j. Koping keluarga.

Bertujuan untuk menggambarkan kemampuan keluarga apakah perilaku distruktif yang jelas atau terselubung atau juga menunjukkan adaptasi merusak terhadap stressor.

k. Ketakutan, kecemasan dan kesedihan keluarga.

Bertujuan untuk mengidentifikasikan apakah keluarga mengalami suatu perasaan gangguan fisiologis ataupun emosional yang berhubungan

dengan suatu sumber yang dapat diidentifikasi yang dirasakan membahayakan pasien saat dirawat.

A. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang dapat diangkat berdasarkan (Perry & Potter, 2002),adalah sebagai berikut :

1. Kecemasan berhubungan dengan lingkungan rumah sakit.

2. Kecemasan berhubungan dengan efek perpisahan dengan keluarga. 3. Kurang aktivitas bermain berhubungan dengan perawatan yang lama.

(7)

11

E. Perencanaan

Rencana asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa (Perry & Potter, 2002)adalah sebagai berikut :

1. Kecemasan berhubungan dengan lingkungan rumah sakit.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan 1 x 24 jam,pasien mampu mengatasi rasa cemas.

Kriteria Hasil :a.Muka pasien rileks. b. Pasien tidak rewel.

c. Pasien tidak menangis. Intervensi &Rasional :

a. Beri dorongan kepada keluarga untuk menetap kedalam ruangan dengan pasien atau meminta anggota keluarga lain untuk bersama pasien.

Rasional : Keluarga dapat memberikan rasa aman dan mencegah dari rasa ketidakpercayaan.

b. Ciptakan lingkungan terapeutik sekitar pasien.

Rasional : Lingkungan yang nyaman mampu mengatasi akibat hospitalisasi pada pasien.

c. Orientasikan keluarga pada divisi, suplai dan lingkungan keperawatan.

Rasional : Lingkungan yang asing akan mengancam kepercayaan keluarga dan menimbulkan kelemahan terhadap layanan

keperawatan yang di berikan.

d. Sapa pasien dengan kata-kata penuh kasih sayang dan lemah lembut. Rasional : komunikasi yang baik akan tercipta tras antara pasien dan perawat.

2. Kecemasan berhubungan dengan efek perpisahan dengan keluarga.

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam, pasien mampu mengatasi rasa cemas.

Kriteria Hasil : a.Cemas menurun.

(8)

12 c. Ekspresi wajah pasien tidak menunjukkan cemas. Intervensi dan Rasional :

a.Kaji tingkat kecemasan : ringan, sedang, berat, panic.

Rasional : Untuk mengetahui tingkat kecemasan yang terjadi pada pasien. b.Lakukan terapi bermain.

Rasional : Untuk mengurangi rasa tegang pada pasien.

c.Singkirkan stimulasi yang berlebihan, batasi kontak dengan orang lain. Rasional : untuk mengurangi rasa cemas pada pasien akibat hospitalisasi. 3. Kurang aktivitas bermain berhubungan dengan perawatan yang lama. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24

jam,pasien mampu melakukan aktivitas.

Kriteria Hasil :a.Menceritakan perasaan bosan dan mendiskusikan metode tentang cara menemukan aktivitas yang dapat menghibur.

b.Menceritakan metode koping dengan perasaan marah atau defresi yang disebabkan oleh kebosanan.

c.Melaporkan adanya suatu peningkatan dalam aktivitas yang menyenangkan.

Intervensi dan Rasional :

a. Rangsang motivasi dengan memperlihatkan minat dan mendorong untuk dapatsaling berbagi perasaan-perasaan dan pengalaman-pengalaman.

Rasional : Cara ini untuk mengetahui perasaanatau isi hati klien selama di rawat di rumah sakit.

a. Bantu individu untuk mengatasi perasaan-perasaan marah dan berduka. Rasional:Cara ini mengajarkan anak agar meluapkan emosinya dengan baik.

b. Libatkan individu dalam merencanakan rutinitas sehari-hari. Rasional : Agar anak tidak merasa jenuh selama perawatan di rumah sakit.

(9)

13 d. Rencanakan waktu untuk para pengunjung.

Rasional : Agar anak tidak merasa bosan dengan orang-orang disekitar nya dan bisa bersosialisai dengan orang-orang diluar sana

walaupun sedang menjalani perawatan di rumah sakit.

F. Pathway

Pathway Febris

Tubuh kehilangan cairan

Penurunan cairan intrasel

Demam

Meningkatnya Gangguan rasa nyaman Metabolik tubuh

Rewel

Kelemahan

( Corwin, 2011) Cemas

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pemeriksaan, Dalam setiap kemasan produk hasil produksi Auditee yang akan dipasarkan untuk ekspor telah dibubuhi Tand V Legal dengan

Mursalat Kulap. Pengembangan Bahan Ajar Sejarah Indonesia Masa Pergerakan Nasional Melalui Penulisan Buku Nani Wartabone dalam Pergerakan Nasional di Gorontalo untuk

Bhikkhu Sariputta mendengar kabar bahwa adiknya sudah bergabung dengan Sanggha, ia lalu meminta izin dari Buddha untuk menengok Samanera Rewata, namun Buddha memintanya

Dari hasil analisa uji independen samples tes diperoleh nilat t hitung sebesar 0,495 dan t tabel sebesar 0,622 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan motivasi

Sedangkan enam kelompok yang lain mengalami kenaikan harga yang ditunjukkan dengan adanya kenaikan indeks yaitu : kelompok kesehatan sebesar 0,46 persen, kelompok makanan

Karakteristik bahan baku perekat untuk pembuatan biobriket adalah memiliki gaya kohesi yang baik bila dicampurkan dengan bioarang, mudah terbakar, tidak berasap, mudah

Kesebelas, guru memberikan memberikan pertanyaan kepada siswa terikait dengan diskusi yang sudah dilakukan, menurut observer pada pertemuan pertama didapat rata-rata

Sedangkan untuk profil kromatogram ekstrak etanol pada fase gerak kloroform : metanol (8:2) dapat dilihat pada Gambar 4.2 yang mana ekstrak etanol daun salam