• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

57

Kabupaten Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014 dilakukan di kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tanggal 22 Maret sampai 5 April 2014. Pada tanggal 10 Maret 2014, penelitian ini diawali dengan meminta ijin untuk melakukan penelitian kepada pihak Sekolah yang meliputi kepala sekolah, guru kelas 5A dan 5B di SD Negeri 01 Ampel. Pada tanggal 15 Maret 2014 peneliti melakukan konsultasi dengan guru kelas 5A dan 5B untuk melakukan tes uji kesetaraan di kedua kelompok kelas hingga penggunaan model Problem Based

Learning berbantuan video pada kelompok eksperimen dan penggunaan model Problem Based Learning berbantuan media gambar pada kelompok kontrol.

Pada tanggal 17 Maret 2014 dilakukan tes uji kesetaraan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di waktu yang berbeda. Tes yang diberikan berupa 20 butir soal yang berbentuk pilihan ganda sesuai dengan materi yang sana dah sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Tujuan diadakan tes ini adalah untuk mengetahui apakah kedua kelompok memiliki tingkat kesetaraan yang sama.

Setelah dilakukan tes uji kesetaraan kemudian menentukan jadwal penelitian bersama dengan guru kelas 5A dan 5B kemudian melakukan kegiatan pembelajaran yang sudah direncanakan yaitu kelas 5A sebagai kelas eksperimen menggunakan model Problem Based Learning berbantuan media video dan kelas 5B sebagai kelas kontrol menggunakan model Problem Based

Learning berbantuan media gambar. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dua

kali pertemuan pada tiap kelompok. Pada pertemuan yang terakhir dilakukan tes hasil belajar IPA untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berikut disajikan Tabel 10 yaitu tabel pelaksanaan dalam penelitian:

(2)

Tabel 10

Kegiatan Pelaksanaan Penelitian Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol di SD Negeri 01 Ampel Tahun Pelajaran 2013/2014

No Hari / Tanggal Uraian Kegiatan

1 Senin, 10 Maret 2014 Permohonan ijin penelitian di SD Negeri 01 Ampel.

2 Sabtu, 15 Maret 2014 Validasi treatment kepada guru kelas 5A dan 5B SD Negeri 01 Ampel.

3 Senin, 17 Maret 2014 Memberikan tes awal pada kelas 5A sebagai kelompok eksperimen.

4 Senin, 17 Maret 2014 Memberikan tes awal pada kelas 5B sebagai kelompok kontrol. 5 Sabtu, 22 Maret 2014 Mengajar pertemuan ke 1 kelas

5A sebagai kelompok eksperimen dengan model

Problem Based Learning

berbantuan media video materi susunan bumi pada KD Mendeskripsikan struktur bumi, indikator 1 sampai dengan 5. 6 Rabu, 26 Maret 2014 Mengajar pertemuan ke 1 kelas

5B sebagai kelompok kontrol dengan model Problem Based

Learning berbantuan media gambar materi susunan bumi pada KD Mendeskripsikan struktur bumi, indikator 1 sampai dengan 5.

7 Senin, 24 Maret 2014 Mengajar pertemuan ke 2 kelas 5A kelompok eksperimen model

Problem Based Learning

berbantuan media video dengan materi susunan bumi pada KD Mendeskripsikan struktur bumi, indikator 6 sampai 8.

8 Rabu, 2 April 2014 Mengajar pertemuan ke 2 kelas 5B kelompok kontrol dengan model Problem Based Learning berbantuan media gambar materi susunan bumi pada KD Mendeskripsikan struktur bumi, indikator 6 sampai 8.

(3)

9 Jumat, 28 Maret 2014 Pertemuan ke 3 di kelas 5A kelompok eksperimen yaitu melaksanakan post tes dengan materi yang telah mereka pelajari.

10 Kamis, 3 April 2014 Pertemuan ke 3 di kelas 5B kelompok kontrol yaitu melaksanakan post tes dengan materi yang telah mereka pelajari.

Berdasarkan tabel 10 permohonan ijin penelitian kepada kepala sekolah SD Negeri 01 Ampel dilakukan pada hari Senin, 10 Maret 2014. Proses permohonan ijin penelitian disambut baik oleh kepala sekolah dan memberikan ijin untuk melakukan penelitian sekitar dua minggu. Pada tanggal 15 Maret 2014 peneliti melakukan konsultasi dengan guru kelas 5A dan 5B mengenai kegiatan pembelajaran yang sudah direncanakan selain konsultasi dilakukan juga validasi treatment. Pada validasi treatment guru mempelajari langkah-langkah pembelajaran atau treatment pembelajaran yang telah didesain oleh peneliti sesuai dengan sintak pembelajaran yang sudah dibuat yaitu model

Problem Based Learning berbantuan media video dan model Problem Based Learning berbantuan media gambar. Dalam tahap ini, guru diberikan

kesempatan untuk persiapan mengajar dan latihan pribadi melalui sintak dan RPP sebelum melakukan treatment. Tujuannya supaya proses belajar dan mengajar berjalan sesuai dengan sintak. Pada tahap ini peneliti juga menjelaskan langkah-langkah penggunaan LCD yang digunakan untuk memutarkan video karena guru jarang menggunakan media video dalam pembelajaran. Penjelasan sintaks pembelajaran pada Kelas 5A SD Negeri 01 Ampel berjalan dengan baik sedangkan RPP yang sudah didesain oleh peneliti ada beberapa yang belum dipahami oleh guru diantaranya tujuan pembelajaran yang terlalu banyak dan pembagian materi pembelajaran yang harus diajarkan dalam dua pertemuan. Untuk mengatasi permasalahan ini peneliti bersama dengan guru kelas memanfaatkan waktu pulang sekolah untuk membahas bersama-sama supaya tidak mengganggu proses belajar mengajar.

(4)

Selain itu validasi treatment juga dilaksanakan pada kelas 5B SD Negeri 01 Ampel sebagai kelompok kontrol. Peneliti memberikan RPP pada guru kelas 5B setelah itu guru mempelajari langkah-langkah pembelajaran atau

treatment sesuai dengan sintak pembelajaran yang didesain oleh peneliti.

Peneliti juga menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang ada di RPP. Penjelasan sintaks pembelajaran pada guru kelas 5B berjalan dengan baik karena guru kelas lebih cepat memahami RPP dan sintak pembelajaran model

Problem Based Learning berbantuan media gambar.

Setelah melakukan validasi treatment, Pada tanggal 22 Maret 2014 dilakukan proses kegiatan pembelajaran pertemuan pertama. Kelas 5A sebagai kelompok eksperimen dengan materi susunan bumi indikator 1 sampai 6. Proses pembelajaran berjalan baik sesuai dengan sintak yaitu penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media video. Guru dapat memanfaatkan media video dengan baik. Sedangkan pada tanggal 26 Maret 2014 dilakukan proses kegiatan pembelajaran pertemuan pertama. Kelas 5B sebagai kelompok kontrol. Indikator yang digunakan pada saat pembelajaran adalah indikator 1 sampai indikator 6. Pembelajaran pada pertemuan pertama di kelas 5A dan 5B sudah terlaksana dengan baik. Untuk indikator selanjutnya akan dijelaskan pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan kedua pada kelas 5A sebagai kelompok eksperimen dilaksanakan tanggal 24 Maret 2014. Pada pertemuan ini digunakan untuk melanjutkan materi sebelumnya. Indikator yang digunakan adalah indikator 6 sampai indikator 8. Proses pembelajaran pada kelas pertemuan kedua ini berjalan dengan baik dan memenuhi dari indikator yang diharapkan. Selain itu pada tanggal 3 April 2014 dilaksanakan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua di kelas 5B sebagai kelompok kontrol. Indikator yang digunakan sama dengan indikator di kelas eksperimen. Proses Pembelajaran pada pertemuan yang kedua ini yang berlangsung di kelas 5A dan 5B sudah berjalan sesuai dengan sintak dan indikator yang diharapkan.

Selanjutnya pada pertemuan yang ketiga adalah pertemuan terakhir. Pada pertemuan ini guru memberikan soal tes hasil belajar IPA yang berupa 20

(5)

butir soal pilihan ganda dengan materi susunan bumi. Tes ini bertujuan untuk melihat hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberi perlakuan atau treatment.

Keterlaksanaan pemberian treatment sebagaimana hasil pengamatan yang diperoleh melalui observasi menggunakan lembar observasi pada kelas eksperimen secara keseluruhan memiliki 5 aspek dan 15 kegiatan yang harus dilakukan oleh guru. Pada indikator 1, Orientasi siswa pada situasi masalah dengan kegiatan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok-pokok materi yang akan dipelajari, guru melakukan apersepsi dan motivasi dengan memberikan permasalahan pada siswa. Indikator 2, Mengorganisasi siswa untuk belajar dengan memanfaatkan media video. Dengan kegiatan guru memutarkan video dan mengajak siswa menyimak video selain itu guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, siswa menyimak video pembelajaran tentang susunan bumi kemudian guru membagi masing-masing kelompok siswa dengan masalah yang menjadi topik pembelajaran dan guru mengajukan permasalahan pada masing-masing kelompok. Indikator 3, Membantu menyelidiki secara mandiri atau kelompok pada indikator ini kegiatan yang harus dilakukan guru adalah guru berperan sebagai fasilitator siswa diberi kesempatan untuk berfikir dan bertindak dalam mengerjakan atau menyelesaikan masalah dan guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan membantu siswa. Indikator 4, adalah Mengembangkan dan menyajikan hasil kerja dengan kegiatan yang harus dilakukan guru adalah guru memfasilitasi siswa dalam menyampaikan hasil kerja kelompoknya dan memberikan penguatan, guru mengajak siswa melakukan tanya jawab kepada kelompok yang sedang mempresentasikan hasil diskusinya dan guru memberikan reward bagi kelompok yang sudah mempresentasikan hasil diskusinya dengan baik. Indikator 5, adalah menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah. Kegiatan yang harus dilakukan guru meliputi guru memberikan penguatan dan kesimpulan, guru mengadakan refleksi atau evaluasi dengan menanyakan kepada siswa tentang materi yang belum

(6)

dipahami oleh siswa dan diakhir pembelajaran guru memberikan pesan penyemangat dan memotivasi siswa.

Dari 5 indikator dan 15 kegiatan yang sudah dijelaskan pada pertemuan pertama di kelas 5A SD Negeri 01 Ampel sebagai kelompok eksperimen, sudah 12 kegiatan atau 80% sudah terlaksana sementara 3 kegiatan atau 20% tidak terlaksana. Indikator yang tidak terlaksana antara lain: Guru menyampaikan tujuan penbelajaran dan pokok-pokok materi yang diajarkan, Guru memberikan motivasi dengan permasalahan yang berkaitan dengan materi pembelajaran, Guru mengadakan refleksi atau evaluasi dengan menanyakan kepada siswa tentang materi yang belum dipahami oleh siswa. Sedangkan pertemuan kedua pada kelas 5A SD Negeri 01 Ampel sebagai kelompok eksperimen, sudah 14 kegiatan atau 93% sudah terlaksana sementara 1 kegiatan atau 7% tidak terlaksana yaitu dengan indikator: Guru mengajak siswa melakukan tanya jawab dengan kelompok lain yang mempresentasikan hasil diskusi. Pada pertemuan yang ketiga berjalan dengan lancar kerena pada pertemuan ini hanya pemberian soal tes hasil belajar IPA setelah menggunakan model Problem Based Learning berbantuan media video.

Kegiatan observasi juga dilakukan pada kelompok kontrol yaitu kelas 5B SD Negeri 01 Ampel. Hasil pengamatan yang diperoleh melalui observasi dengan menggunakan lembar observasi secara keseluruhan memiliki 5 aspek dan 15 kegiatan yang harus dilakukan oleh guru. Indikator yang harus dilakukan oleh guru pada saat proses belajar mengajar meliputi: Pada indikator 1, Orientasi siswa pada situasi masalah dengan kegiatan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok-pokok materi yang akan dipelajari, guru melakukan apersepsi dan motivasi dengan memberikan permasalahan pada siswa. Indikator 2, Mengorganisasi siswa untuk belajar dengan memanfaatkan media gambar dengan kegiatan guru menunjukkan media gambar dan mengajak siswa menyimak gambar sesuai dengan materi pembelajaran, kemudian guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, guru membagi masing-masing kelompok siswa yang dihadapkan dengan masalah dan guru mengajukan permasalahan pada masing-masing kelompok. Indikator 3,

(7)

Membantu menyelidiki secara mandiri atau kelompok pada indikator ini kegiatan yang harus dilakukan guru adalah guru berperan sebagai fasilitator siswa diberi kesempatan untuk berfikir dan bertindak dalam mengerjakan atau menyelesaikan masalah dan guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan membantu siswa. Indikator 4, adalah Mengembangkan dan menyajikan hasil kerja dengan kegiatan yang harus dilakukan guru adalah guru memfasilitasi siswa dalam menyampaikan hasil kerja kelompoknya dan memberi penguatan, guru mengajak siswa melakukan tanya jawab kepada kelompok yang sedang mempresentasikan hasil diskusinya dan guru memberikan reward bagi kelompok yang sudah mempresentasikan hasil diskusinya dengan baik.

Indikator 5, adalah Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah. Kegiatan yang harus dilakukan guru meliputi guru memberikan penguatan dan kesimpulan, guru mengadakan refleksi atau evaluasi dengan menanyakan kepada siswa tentang materi yang belum dipahami oleh siswa dan diakhir pembelajaran guru memberikan pesan penyemangat dan memotivasi siswa.

Pertemuan pertama pada kelas 5B SD Negeri 01 Ampel secara keseluruhan dari 5 langkah yang terbagi menjadi 15 kegiatan, sudah 13 kegiatan atau 86% sudah terlaksana sementara 2 kegiatan atau 14% tidak terlaksana oleh guru. Indikator yang tidak terlaksana adalah: Guru memberikan penguatan dan kesimpulan tentang materi pembelajaran yang sudah dipelajari, Guru memberi pesan penyemangat dan memotivasi siswa. Sedangkan pada pertemuan kedua 14 kegiatan atau 93% sudah terlaksana dengan baik dan 1 kegiatan atau 7% kegiatan yang tidak telaksana. Indikator yang tidak terlaksana pada pertemuan kedua adalah: Guru mengadakan refleksi atau evaluasi dengan menayakan kepada siswa tentang materi yang belum dipahami siswa. Pada pertemuan ketiga berjalan dengan lancar dan tertib karena hanya pemberian soal tes untuk mengetahui hasil belajar IPA setelah menggunakan model

Problem Based Learning berbantuan media gambar pada kelas 5B SD Negeri

(8)

Dari keterlaksanaan pembelajaran pada kelas 5A dan 5B SD Negeri 01 Ampel berjalan dengan baik dan lancar karena kegiatan pembelajaran sesuai dengan sintak yang sudah direncanakan. Semua pengamatan yang sudah dilakukan pada saat proses pembelajaran terdapat pada lembar observasi. 4.2 Hasil Penelitian

Pada bagian hasil penelitian ini akan dibahas dua subbab deskripsi data dan analisis data akan dijabarkan mengenai hasil analisis deskriptif, uji normalitas dan homogenitas sebagai syarat untuk melakukan uji t dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0. for windows.

4.2.1 Deskripsi Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian berupa data hasil belajar. Data hasil belajar diolah dan disederhankan dalam tabel destribusi frekuensi. Tabel destribusi frekuensi dibuat secara manual dengan menggunakan rumus untuk mencari banyaknya kelas, ketegori, range dan interval. Berikut ini dibahas secara lengkap mengenai deskripsi data hasil belajar siswa kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.

4.2.1.1 Data Hasil Belajar

Data hasil belajar akan disajikan secara deskriptif melalui Tabel 11 yang akan merangkum data empirik skor hasil belajar IPA pada siswa kelas 5A sebagai kelompok eksperimen setelah menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan media video dan kelas 5B sebagai kelompok kontrol setelah menerapakan pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning berbantuam media gambar. Tabel destribusi frekuensi skor hasil belajar IPA kelompok eksperimen yang disusun dengan menggunakan banyak kelas dan interval kelas digunakan rumus seperti berikut:

Banyaknya kelas = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 23 = 1 + 3, 3 Log (1,36) = 1 + 4,48

(9)

Range = (Skor maksimal-skor minimal) +1 = (100-65) + 1 = 36 Interval = Range Banyak kelas = 36 6 = 6

Berikut disajikan destribusi frekuensi skor hasil belajar pada kelompok eksperimen menggunakan model Problem Based Learning berbantuan media video dalam Tabel 11 berikut:

Tabel 11

Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA pada Kelompok Eksperimen SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali

Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014 No Interval Kelompok Eksperimen

Frekuensi Persentase (%) 1. 95-100 2 8.70 2. 89-94 3 13.04 3. 83-88 3 13.04 4. 77-82 6 26.08 5. 71-76 4 17.04 6. 65-70 5 21.74 Jumlah 23 100

Dari Tabel 11 dapat diketahui bahwa pada kelompok eksperimen siswa yang mendapatkan hasil belajar IPA dengan frekuensi terbanyak dengan interval nilai antara 77-82 sebanyak masing-masing 6 anak dengan persentase masing-masing 26.08%. Sedangkan interval nilai antara 65-70 masing-masing 5 anak dengan persentase 21.74%. Siswa yang mendapatkan interval nilai 71-76 sebanyak 4 anak dengan persentase 17.40%. Interval nilai 83-88 dan 89-94 sebanyak 3 anak dengan persentase 13,04%. Dan siswa yang mendapatkan

(10)

interval nilai 95-100 sebanyak 2 anak dengan persentase 8.70%. Gambaran grafik data hasil belajar IPA pada kelompok eksperimen dapat dilihat pada gambar 4 berikut ini:

Gambar 4 Diagram Batang Penyebaran Skor Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen

Selain pada kelompok eksperimen, Tabel destribusi frekuensi skor hasil belajar IPA kelas kontrol disajikan secara deskriptif melalui Tabel 12 yang akan menyajikan data empirik skor hasil belajar IPA pada siswa kelas 5B sebagai kelompok kontrol yang menggunakan model Problem Based Learning berbantuan media gambar. Tabel destribusi frekuensi skor hasil belajar IPA kelompok kontrol yang disusun dengan menggunakan banyak kelas dan interval dengan rumus berikut:

Banyaknya kelas = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 23 = 1 + 3, 3 Log (1,36) = 1 + 4,48

= 5, 48 dibulatkan keatas menjadi 6 kelas Range = (Skor maksimal - skor minimal) +1

= (100-65) + 1 = 36 0 1 2 3 4 5 6 95-100 89-94 83-88 77-82 71-76 65-70

(11)

Interval = Range Banyak kelas

= 36

6

= 6

Berikut disajikan destribusi frekuensi skor hasil belajar kelompok kontrol dalam Tabel 12 berikut:

Tabel 12

Destribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA pada Kelompok Kontrol SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolai

Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014

No Interval Kelompok Kontrol

Frekuensi Persentase (%) 1. 95-100 1 4.35 2. 89-94 1 4.35 3. 83-88 1 4.35 4. 77-82 4 17.40 5. 71-76 4 17.40 6. 65-70 12 53.00 Jumlah 23 100

Dari Tabel 12 dapat diketahui bahwa pada kelompok kontrol siswa yang mendapatkan hasil post tes IPA dengan interval nilai 65-70 adalah sebanyak 12 anak dengan persentase 53.00%. dari keseluruhan jumlah pada kelompok kontrol. Interval dengan nilai 71-76 dan 77-82 sebanyak 4 anak dengan persentase 17.40%. Sedangkan interval dengan nilai 83-88 sebanyak 1 anak dengan persentase 4.35%. Interval dengan nilai 89-94 dan 95-100 sebanyak 1 anak dengan persentase 4.35%. Adapun penyebaran data hasil belajar IPA siswa kelas 5B SD Negeri 01 Ampel sebagai kelompok kontrol disajikan pada grafik berikut ini:

(12)

Gambar 5 Grafik Diagram Batang Penyebaran Data Nilai Hasil Belajar IPA Kelompok Kontrol

4.2.2 Analisis Data

Dalam analisis data disajikan data skor hasil belajar IPA yang diperoleh dari kelompok eksperimen yaitu siswa kelas 5A SD Negeri 1 Ampel dan kelompok kontrol yaitu siswa kelas 5B SD Negeri 01 Ampel yang dianalisis secara deskriptif. Analisis deskriptif merupakan analisis yang paling mendasar untuk menggambarkan nilai maksimal, nilai minimal, nilai rata-rata dan standar deviasi. Selain itu dalam analisis data akan memaparkan hasil dari uji normalitas, uji homogenitas, dan uji t terhadap data hasil belajar IPA siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberikan perlakuan. Analisis data dilakukan dengan bantuan program software SPPS 16.0 for

windows.

4.2.2.1 Analisis deskriptif

Data disajikan secara deskriptif melalui Tabel yang akan menampilkan nilai maksimal, nilai minimal, nilai rata-rata dan standar deviasi skor hasil belajar IPA pada siswa kelas 5A SD Negeri 01 Ampel sebagai kelompok eksperimen setelah menggunakan model Problem Based Learning berbantuan media video pembelajaran dan kelas 5B SD Negeri 01 Ampel sebagai kelompok kontrol setelah menggunakan model Problem Based Learning

0 2 4 6 8 10 12 95-100 89-94 83-88 77-82 71-76 65-70

(13)

berbantuan media gambar. Data deskriptif statistik hasil belajar IPA pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdapat pada Tabel 13.

Tabel 13

Deskriptif Statistik Skor Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel

Kabupaten Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014

Mengacu pada Tabel 13 terlihat bahwa nilai terendah pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol siswa kelas 5A SD Negeri 01 Ampel adalah 65 dan nilai tertinggi mencapai 100. Rata-rata hasil belajar kedua kelas tersebut juga menunjukkan hasil yang berbeda. Pada kelompok eksperimen rata-rata hasil belajar sebesar 79,78 dan Standart Deviation 9.47224 sedangkan untuk kelompok kontrol rata-rata hasil belajarnya sebesar 74,13 dan Standart

Deviation 8.20922.

4.2.2.2 Uji t Independent Samples Test

Data skor hasil belajar IPA yang diperoleh dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat data sebelum melakukan analisis data menggunakan uji t. Uji prasyarat analisis yang digunakan adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data telah berdestribusi normal, sedangkan uji homegenitas dimaksudkan untuk melihat apakah suatu data mempunyai varians yang sama atau homegen dari dua kelompok yang diteliti yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Pengujian normalitas dilakukan dengan program SPSS 16.0 for wimdows berdasarkan pada uji Shapiro-Wilk karena jumlah korespoden kurang dari 50 siswa yang hasilnya ditampilkan pada Tabel 14 berikut ini:

(14)

Tabel 14

Hasil Analisis Uji Normalitas Hasil Belajar IPA Kelas 5A dan Kelas 5B SD Negeri 01 Ampel Kabupaten Boyolali Semester 2

Tahun Pelajaran 2013/2014

Pengambilan keputusan apakah data tersebut berdestribusi normal adalah apabila nilai signifikan > 0.05 (lebih besar dari 0.05) maka data tersebut berdestribusi normal, sedangkan jika signifikasi < 0.05 (kurang dari 0.05) maka data tidak berdestribusi normal. Karena jumlah koresponden dalam penelitian ini kurang dari 50 maka Uji Normalitas yang digunakan adalah Shapiro-Wilk. Setelah dilakukan pengujian normalitas dengan menggunakan Shapiro-Wilk diketahui bahwa data hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen berdestribusi normal. Hal ini dibuktikan pada Tabel 14 hasil uji normalitas dengan signifikansi 2 tailed pada kelas eksperimen sebesar 0,444 atau lebih besar dari 0,05. Setelah dilakukan pengujian ditemukan bahwa hasil belajar pada kelompok kontrol juga berdestribusi normal dengan dibuktikan

signifikansi 2 tailed sebesar 0,474 atau lebih besar dari 0.05. Berikut ini

disajikan gambar plot yang menunjukkan bahwa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal.

(15)

Gambar 6 Normal Q-Q plot Skor Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen

Gambar 7 Normal Q-Q plot Skor Hasil Belajar IPA Kelompok Kontrol

Berdasarkan pada Gambar 6 dan Gambar 7 garis diagonal dalam grafik ini menggambarkan keadaan ideal dari data yang mengikuti distribusi normal. Titik disekitar garis adalah keadaan data yang sudah diuji. Jika titik-titik yang berada sangat dekat atau menempel pada garis maka menunjukkan data yang kita peroleh berdestribusi normal. Dalam grafik tersebut juga terdapat titik yang berada sangat jauh daris garis. Hal ini menunjukkan peringatan bagi kita untuk berhati-hati pada saat melakukan analisis berikutnya.

(16)

Setelah melakukan uji normalitas, syarat yang harus dipenuhi berikutnya adalah melakukan uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu data mempunyai varians yang sama diantara anggota dua kelompok tersebut yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analis uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Berikut ini disajikan tabel uji homogenitas hasil belajar IPA pada materi susunan bumi dari dua kelas yang digunakan untuk penelitian, yaitu kelas 5A sebagai kelompok eksperimen dan kelas 5B sebagai kelompok kontrol di SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014.

Tabel 15

Analis Uji Homogenitas Hasil Belajar IPA Kelas 5 Semester 2 SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014

Berdasarkan Tabel 15 diketahui bahwa signifikasi sebesar 0,647. Karena signifikasi lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai varian yang sama. Setelah mengetahui uji normalitas dan homogenitas maka dilakukan uji t pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji t samples

Test dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0 for windows. Berikut ini tersaji

(17)

Tabel 16

Hasil Analisis Uji t Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5A SD Negeri 01 Ampel sebagai Kelompok Eksperimen dan kelas 5B SD Negeri 01 Ampel sebagai

Kelompok Kontrol pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014

Berdasarkan hasil pengujian yang tersaji pada Tabel uji Levene’s Test for

Equality of Variances dan t-test for Equality of Means,diketahui bahwa thitung

2.163 Adapun df 44 dan signifikan 2 tailed pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang diperlihatkan pada Tabel 16 adalah 0.036.

4.3 Pembahasan

Dalam pembahasan ini berisi tentang uji hipotesis dan pembahasan hasil penelitian. Uji hipotesis akan menjawab rumusan masalah apakah Ho diterima

dan Ha ditolak atau sebaliknya. Sedangkan pembahasan hasil penelitian akan

diuraikan pembahasan berdasarkan hasil analisis data penelitian dan proses pembelajaran yang telah dilakukan.

4.3.1 Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji t Independent Samples Test pada Tabel 16. Kemudian dilakukan uji hipotesis. Pengujian uji t Independent Sample Test dilakukan untuk mengetahui perbedaan rata-rata (mean) antara dua populasi, dengan melihat perbedaan rata-rata kelompok ekspriemen dan kelompok kontrol. Untuk kepentingan uji hipotesis ini maka yang digunakan adalah hipotesis nol yang dapat dinyatakan sebagai berikut:

(18)

1. Ha = 𝜋Q2 ≠ 𝜋Q4

Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan media video dan pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning berrbantuan media gambar terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. H0 = 𝜋Q2 = 𝜋Q4

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pembelajaran dengan mengunakan model Problem Based Learning berbantuan media video dan pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan media gambar terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014.

Pada penelitian ini ditetapkan bahwa taraf signifikansi sebesar 5% (0.05) yang merupakan batas toleransi dalam menerima kesalahan hasil hipotesis. Taraf signifikansi 0,05 yang digunakan sebagai uji hipotesis. Ketentuan pengambilan keputusan didasarkan pada nilai signifikan yaitu jika signifikasi > 0.05 (lebih besar dari 0.05) maka H0 diterima dan Ha ditolak. Dan jika

signifikasi <0.05 (kurang dari 0.05) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dari

hasil analisis uji t IndependentSamples Test yang mencakup Levene’s Test for Equality of Variances dan t-test for Equality of Means menunjukkan bahwa

thitung sebesar 2.163 dan df 44 dengan signifikansi 2 tailed sebesar 0.036.

Berdasarkan perhitungan uji t maka diketahui bahwa signifikansi 2 tailed sebesar 0.036 yang artinya lebih kecil dari 0.036 (0.036 < 0.05) maka H0

ditolak dan Ha diterima.

Dengan ditolaknya H0 yang menyatakan tidak terdapat perbedaan

pengaruh yang signifikan antara pembelajaran dengan menggunakan model

Problem Based Learning berbantuan media video dan pembelajaran dengan

menggunakan model Problem Based Learning berbantuan media gambar pada siswa kelas 5 SD Negeri 01 Ampel Kabupaten Boyolali Kecamatan Ampel

(19)

Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014. Maka Ha yang menyatakan terdapat

perbedaan pengaruh antara pembelajaran dengan menggunakan model Problem

Based Learning berbantuan media video dan pembelajaran dengan

menggunakan model Problem Based Learning berbantuan media gambar pada siswa kelas 5 SD Negeri 01 Ampel Kabupaten Boyolali Kecamatan Ampel Semaster 2 Tahun Pelajaran 2013/2014 diterima.

4.3.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil belajar IPA pada kelas 5A sebagai kelompok eksperimen dengan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan media video menunjukkan rata-rata sebesar 79,78 dengan nilai tertinggi yang diperoleh adalah 100 dan nilai terendah 65 sedangkan pada kelas 5B sebagai kelompok kontrol dengan menggunakan model Problem Based Learning berbantuan media gambar menunjukkan rata-rata sebesar 74,13 dengan nilai tertinggi yang diperoleh adalah 100 dan nilai terendah 65. Berdasarkan hasil analisis deskriptif dinyatakan bahwa rata-rata hasil belajar kedua kelas menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pembelajaran dengan model

Problem Based Learning berbantuan media video dengan model Problem Based Learning berbantuan gambar terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas

5 SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014, hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model

Problem Based Learning berbantuan media video memberikan pengaruh yang

lebih baik daripada model Problem Based Learning berbantuan media gambar. Secara teoritis perbedaan hasil belajar ini dimungkinkan karena pembelajaran model Problem Based Learning dengan pemanfaatan media pembelajaran yang berbeda. Media video merupakan suatu medium yang sangat efektif untuk membantu proses pembelajaran, baik untuk pembelajaran masal, individual maupun kelompok. Video juga merupakan bahan ajar noncetak yang kaya informasi dan tuntas kerena dapat sampai ke hadapan siswa secara langsung. Disamping itu, video menambah suatu dimensi terbaru terhadap pembelajaran. Karakteristik video yang dapat menyajikan gambar bergerak pada siswa disertai dengan suara sehingga membuat media video

(20)

efektif dalam pembelajaran sehingga mengembangkan pikiran dan imajinasi siswa untuk memperjelas hal-hal yang abstrak. Selain membantu siswa dalam proses pembelajaran, hal tersebut sejalan dengan kajian teori yang di kemukakan oleh Daryanto (2011:88) program video dapat dimanfaatkan dalam program pembelajaran karena dapat memberikan pengalaman yang tidak terduga kepada siswa, program video dapat dikombinasikan dengan animasi dan pengaturan kecepatan untuk mendemostrasikan perubahan dari waktu ke waktu. Selain itu menurut Sanaky (2009:109) kelebihan yang dimiliki media video antara lain : a) menyajikan objek belajar secara konkret atau pesan pembelajaran secara realistik, sehingga sangat baik untuk menambah pengalaman belajar; b) sifatnya yang audivisual, sehingga memiliki daya tarik tersendiri dan dapat menjadi pemacu atau memotivasi pembelajar untuk belajar; c) sangat baik untuk pencapaian tujuan belajar psikomotor; d) dapat mengurangi kejenuhan belajar, terutama jika dikombinasikan dengan teknik mengajar secara caramah dan diskusi persoalan yang ditayangkan; e) menambah daya tahan ingatan atau retensi tentang obyek belajar yang dipelajari oleh pembelajar; f) portable dan mudah didistribusikan. Kemampuan video dalam memvisualisasikan materi terutama efektif untuk membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Selain itu media video juga memiliki kelemahan yaitu memerlukan biaya yang mahal dan tergantung pada energi listrik, sehingga tidak dapat dihidupkan di segala tempat.

Sedangkan untuk media gambar juga memiliki kelebihan meskipun tidak sebaik dengan media gambar. Menurut Anitah (2012:9) kelebihan yang dimiliki media gambar antara lain sebagai berikut: a.dapat menerjemahkan ide-ide abstrak kedalam bentuk yang lebih nyata; b. banyak tersedia dalam buku-buku; c. sangat mudah dipakai karena tidak membutuhkan peralatan; d. relatif tidak mahal dan dapat dipakai untuk berbagai tingkat pelajaran dan bidang studi. Selain itu media gambar juga memiliki kelemahan anatara lain: a) kadang-kadang terlampau kecil untuk ditunjukkan di kelas yang besar; b) tidak dapat menunjukkan gerak; c) pembelajar tidak selalu mengetahui bagaimana membaca (menginterprestasi) gambar.

(21)

Hasil penelitian juga mendukung hasil penelitian dalam kajian yang relevan antara lain yang dilakukan oleh Eni Wulandari dkk dari Universitas Negeri Sebelas Maret. Penelitian ini berjudul “Penerapan Model PBL (Problem

Based Learning) pada Pelajaran IPA Siswa Kelas V SD.” Hasil penelitiannya

menyatakan bahwa penerapan model PBL dapat meningkatkan proses dan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Mudal. Selain itu juga penelitian dilakukan oleh Asrika Maha Dewi dkk dari Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Penelitian ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem

Based Learning Berbantuan Media Video Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas

IV SD Negeri Pergung. Penelitian ini bertujuan (1) hasil belajar siswa setelah dibelajarkan dengan model pembelajaran PBL berbantuan media video. (2) hasil belajar siswa setelah dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional. (3) perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran PBL berbantuan media video dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

Penggunan model Problem Based Learning lebih optimal selama proses pembelajaran jika disertakan dengan menggunakan media pembelajaran. Media membantu guru dan siswa selama proses pembelajaran. Media yang digunakan pada penelitian ini adalah media video dan gambar yang dikombinasikan dengan model Problem Based Learning. Dengan menerapkan model Problem

Based Learning berbantuan media pembelajaran, dapat melibatkan siswa

secara aktif dalam memecahkan masalah dan menuntut keterampilan berpikir siswa yang lebih tinggi serta penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran yaitu susunan bumi. Suasana pembelajaran yang tercipta menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media video pada kelas eksperimen berlangsung sangat menarik. Dimulai dari guru memperkenalkan suatu masalah yang berkaitan dengan materi pembelajaran, kemudian mengorganisasikan siswa untuk belajar melalui pemanfaatan media video sehingga membantu siswa dalam menyelesaikan masalah. Pada saat memutarkan video siswa terlihat sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran. Siswa tidak merasa jenuh hingga akhir pembelajaran

(22)

karena siswa dituntut aktif untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas setelah siswa mengerjakan lembar kegiatan siswa.

Berbeda dengan kelompok eksperimen, kelompok kontrol dengan rata-rata belajar yang rendah karena pembelajaran yang dilakukan kurang menarik perhatian siswa. Siswa terlihat jenuh setelah guru menggunakan media gambar. Keaktifan belajar siswa kurang pada saat melakukan presentasi di depan kelas bersama dengan kelompoknya, bahkan pemahaman materi pembelajaran masih terlalu sulit diterima oleh siswa. Proses pembelajaran pada kelas kontrol berjalan dengan baik walupun masih ada beberapa siswa yang tidak aktif dalam pembelajaran. Media gambar memiliki keterbatasan dalam hal menyajikan informasi dan hanya menekankan pada persepsi indera mata, berbeda dengan media video yang menyajikan obyek belajar secara konkret atau pesan pembelajaran secara realistik sesuai dengan materi pembelajaran, sehingga sangat baik untuk menambah pengalaman belajar siswa.

Gambar

Tabel  destribusi  frekuensi  skor  hasil  belajar  IPA  kelompok  eksperimen  yang  disusun  dengan  menggunakan  banyak  kelas  dan  interval  kelas  digunakan  rumus seperti berikut:
Gambar 4 Diagram Batang Penyebaran Skor Hasil Belajar IPA Kelompok  Eksperimen
Gambar 5 Grafik Diagram Batang Penyebaran Data Nilai Hasil Belajar   IPA Kelompok Kontrol
Gambar 6 Normal Q-Q plot Skor Hasil Belajar IPA Kelompok   Eksperimen

Referensi

Dokumen terkait

TEMPAT PELAYANAN di PROVINSI BANTEN S.D FEBRUARI 2012. Provinsi Pandeglang Lebak Tangerang

Jika kita berada pada satu jaringan yang sama denganorang yang mengirim email, atau yang dilalui oleh email, maka kita bisa menyadap email dengan memantau port 25,yaitu port

Panas cairan pendingin pertama dipindahkan (diserap) ke sirip-sirip, yang didinginkan oleh kipas dan udara akibat gerakan dari kendaraan, yang mengalir melalui

Gangguan jiwa seringkali menyebabkan ODHA tidak patuh terhadap pengobatan ARV dan tidak adanya penurunan perilaku berisiko. Gangguan jiwa dapat.. mempengaruhi ketaatan dalam minum

Pada umumnya capaian kinerja BBPK telah mencapai target yang ditetapkan, namun terdapat 1 (satu) indikator yang realisasinya tidak mencapai target, yaitu kegiatan jasa

Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Berbasis Web Pada UIN Raden Fatah Palembang dapat digunakan secara online oleh admin dengan mudah mengetahui

Hal tersebut didorong oleh terbitnya dua buah buku pada tahun 1860 yakni buku Max Havelaar tulisan Edward Douwes Dekker dengan nama samarannya Multatuli, dan buku

Sistem pemeliharaan secara intensif ini dapat memperbaiki pertambahan bobot badan harian (PBBH) karena pemberian pakan dasar dan pakan tambahan cukup sesuai dengan kebutuhan