• Tidak ada hasil yang ditemukan

Total produksi batubara Indonesia saat ini adalah juta ton/

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Total produksi batubara Indonesia saat ini adalah juta ton/"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

T

otal produks batubara Indonesa saat n adalah 450-500 juta ton/ tahun. Dengan perhtungan total produks katakanlah 400 juta ton/ tahun, maka dalam waktu kurang dar 70 tahun ke depan cadangan batubara Indonesa dperkrakan habs. Sekranya kta ngn mempunya cadangan batubara lebh dar 70 tahun, maka ada dua cara yang bsa dlakukan. Pertama, dengan membatas penggunaan batubara. Kedua, cadangan batubara Indonesa harus bertambah. In artnya, harus dtemukan cadangan batubara yang baru. Dar total produks yang ada, sektar 20%-nya dgunakan untuk konsums dalam neger. Selebhnya, yakn 80%, dekspor. Rendahnya konsums batubara d dalam neger karena konsums batubara untuk Pembangkt Lstrk Tenaga Uap (PLTU) mash relatf rendah demkan juga untuk ndustr lannya. Pembangkt lstrk tu sendr mengkonsums sektar 80% dar total konsums batubara d dalam neger. Selan untuk PLTU, batubara dgunakan sebaga sumber energ untuk pabrk semen, pabrk tekstl, dan juga ndustr kecl.

Terkat dengan jamnan pasokan batubara untuk konsums dalam neger, menurut Supratna hal n tdak akan ada masalah karena ada Domestic

Market Obligation (DMO). “Jad semua perusahaan sap menyupla

Industri Batubara

Indonesia

(2)

Brokrat Pertambangan Berjwa Wrausaha | Supriatna Suhala

batubara untuk perusahaan-perusahaan dalam neger.” Sekalpun demkan, mash banyak permasalahan yang harus dselesakan. Pertama, pemerntah saat n sedang berusaha melakukan renegosas kontrak dan menambah berbaga pungutan bak tu melalu cara menakkan royalt dan menambah pajak, yang hal-hal tersebut tdak ada d dalam kontrak. Kedua, adalah adanya pungutan-pungutan dar sektor-sektor lan terutama dar sektor kehutanan. Bahkan pungutan-pungutan tersebut sampa nak hngga 110-300%, yang tentunya sangat membeban pengusaha batubara. Ketga adalah banyaknya praktk-praktk legal yang dlakukan oleh perusahaan batubara. Contoh praktk legal tersebut d antaranya adalah dengan menjual hasl tambangnya ke perusahaan dagang (trader) yang legal. Dengan demkan, perusahaan tersebut dapat melakukan penjualan hasl tambang secara legal sekalpun barang dagangannya sebagan merupakan hasl pertambangan legal. “Itu sekarang menjad masalah, makanya KPK turun tangan untuk menyelesakan.”

Untuk mengatas dampak lngkungan yang dtmbulkan oleh aktvtas tambang khususnya d area hutan, Supratna menyarankan agar area tersebut dtanam pohon kembal sekranya aktvtas tambang telah selesa. “Ya dtanam lag. Manusa dengan segala akal dan budnya bsa membuat lebh bak, bsa nanam pohon lebh banyak, bsa membuat

landscape lebh ndah asal ada kemauan dan komtmen. Tdak ada

masalah. Secara teknolog tdak ada masalah. Itu masalah moral. Masalah kemauan. Masalah komtmen.”

Tentang perundang-undangan, bag Supratna sudah sama baknya dengan negara-negara maju. Dengan kata lan, tdak ada masalah regulas. Lebh ke arah masalah komtmen atas penegakan hukum yang ada. “Jad apa bedanya undang-undang lalu lntas d Indonesa dengan Sngapura atau dengan d New York? Tdak ada bedanya. Sama,” tegasnya. Supratna melhanya lebh ke arah komtmen. “Apakah orangnya punya komtmen atau tdak?” Lalu a member contoh, kalau d suatu lokas dlarang untuk berhent, maka kta sebaga pengguna jalan juga harus tdak berhent d lokas tersebut. Demkan juga kalau dlarang parkr d trotoar, seharusnya hal demkan tdak dlakukan. Jad, menurutnya, untuk penegakan hukum, orangnyalah yang harus dddk.

(3)

Belakangan n, harga batubara d pasaran duna anjlok. “Sekarang n merupakan harga terendah dalam delapan tahun terakhr.” Harga tersebut dtentukan oleh pasokan dan permntaan (supply and demand) yang ada.

Namun demkan, mekansmenya djalankan d pasar komodt melalu penawaran dan lelang. Supratna lalu memberkan contoh bagamana mekansme supply and demand terjad. Msalnya batubara dtawarkan

seharga Rp 70 tetap belum ada pembel yang bermnat karena harganya danggap terlalu tngg, maka kemudan harga tersebut dturunkan oleh penjual. Kemudan penjual mencoba menawarkan kembal dengan harga Rp 69, lalu menunggu respon dar pembel. Sekranya belum juga ada yang membel, maka akan dturunkan lag ke angka Rp 67. Sekranya ada pembel yang berseda dengan harga tersebut, maka tulah harga sesungguhnya dar batubara.

Turunnya harga batubara d pasar nternasonal dpcu oleh turunnya permntaan batubara dar Cna, yang merupakan negara konsumen terbesar batubara duna. Mayortas ekspor batubara dar Indonesa dtujukan ke negara Tra Bambu tersebut. Turunnya permntaan dar Cna terjad karena negara tersebut akan menngkatkan penggunaan gas, nuklr, dan energ dar ar untuk mencukup kebutuhan energnya. Untuk energ ar, mereka membuat hdro power dengan membendung Sunga Yangtze. Pasokan gas akan lebh banyak ddapatkan dar Sbera. Menngkatnya penggunaan gas d Cna dpcu oleh menngkatnya jumlah kelas menengah d negera tersebut. Sebaga lustras, saat sebuah keluarga mash dalam konds ekonom mskn, mereka cukup menggunakan kayu sebaga bahan bakar. Ketka perekonoman menngkat, mereka memlh menggunakan kompor. Setelah lebh kaya, mereka akan menggunakan gas atau malah kompor lstrk. D Indonesa memang mash jarang orang kaya menggunakan kompor lstrk. Kebanyakan dar mereka mash menggunakan gas. “Orang kaya tu kalau masak sudah paka lstrk karena bersh dan tdak mungkn meledak,” ujar Supratna.

Dengan menngkatnya perekonoman rakyat Cna d mana mereka ngn menggunakan energ yang lebh bersh, permntaan atas batubara

(4)

Brokrat Pertambangan Berjwa Wrausaha | Supriatna Suhala

mengalam penurunan. Negara tu dulu mengkonsums batubara sejumlah 4 mlar ton/tahun. Sekarang n, kebutuhan mereka hanya 3,6 mlar ton/tahun. Padahal, d lan phak, Cna juga merupakan negara produsen batubara terbesar d duna dengan produks sebesar 3,8 mlar ton/tahun. Produsen terbesar kedua d duna adalah Amerka Serkat dengan total produks sebesar 1 mlar ton/tahun. Negara tersebut, setelah dtemukannya sumber gas alam yang besar d negaranya mula mengkampanyekan ‘War on Coal’ yang dmotor oleh Presden Obama.

Sang Presden memerntahkan bank-bank Amerka Serkat untuk tdak lag member fasltas kredt kepada usaha-usaha yang terkat dengan batubara. Kebjakan tersebut tdak hanya berlaku domestk, tetap juga pembayaan yang dlakukan d luar Amerka. Bahkan, Amerka yang dulunya tdak mau menandatangan Kyoto Protocol, sekarang n

akan memenuh agenda-agenda dar protocol yang concern terhadap

masalah-masalah yang berkatan dengan lngkungan.

Penggunaan Batubara dan Teknologi Batubara

Batubara sangat potensal sebaga bahan bakar penggant BBM untuk pembangkt-pembangkt lstrk mlk PLN dan mlk perusahaan swasta. Sampa saat n, pembangkt lstrk yang ada sektar 30% mash dgerakkan oleh energ BBM. Dengan baya yang dkeluarkan untuk pembangkt lstrk dengan sumber energ BBM sektar 36 sen USD, sementara harga jual lstrk ke pelanggan PLN hanya sektar 7 sen USD, wajar saja kalau PLN selalu rug. Dengan penggunaan batubara sebaga bahan baku energ, Supratna yakn, sekalpun harga batubara menngkat dua kal lpat, PLN akan tetap untung. Pertanyaannya kemudan adalah, kenapa PLN tdak menggunakan batubara sebaga sumber energ pembangkt lstrk mlknya? Menurutnya, hal tersebut terjad karena selama n PLN telah mengnvestaskan dana yang besar dengan memlh pembangkt lstrk berenerg BBM. Teknolog n dplh karena pada zaman pemerntahan Soeharto, dana pnjaman yang dperoleh dar skema

Government-to-Government umumnya mensyaratkan Indonesa untuk menggunakan

(5)

mereka juga ngn jualan baranganya. Begtu kta pnjam ke Amerka, boleh, tap harus memaka mesn General Electric. Begtu juga pnjaman

ke Jerman dan Perancs. Akhrnya ada dua puluh delapan merek yang dpaka d PLN. Hal tu berart sparepart-nya harus dua puluh delapan

jens yang berbeda. Dengan demkan membuat tdak efsen.” Supratna berharap, ke depannya, pemerntah melalu PLN dapat setahap dem setahap mengubah pemlhan teknolog pembangkt lstrk dar yang berbahan bakar BBM menjad pembangkt lstrk berbahan bakar batubara.

Terlebh lag, teknolog untuk pemanfaatan batubara sebaga sumber bahan bakar tergolong sederhana. Prnspnya, batubara hasl penambangan dcuc, karena ada kemungknan batubara tersebut bercampur dengan tanah. Penambangan tersebut dapat dlakukan dengan menggunakan teknolog yang sederhana semsal cangkul. Tentunya untuk skala besar, dbutuhkan bantuan alat-alat berat. Setelah tu, batubara tersebut dcuc dan dglng untuk menghaslkan ukuran tertentu. Setelah dkerngkan, batubara tersebut langsung dapat dgunakan sebaga sumber energ dengan cara dbakar. Supratna berharap, ke depan lembaga peneltan semacam Pusltbang tekMIRA dapat melakukan kegatan peneltan dan pengembangan dengan fokus, msalnya menngkatkan

(upgrading) kualtas batubara. Batubara yang terssa d Indonesa

sekarang n kebanyakan mempunya nla kalor yang rendah. Agar kualtas pembakaran menngkat, batubara dengan kadar kalor rendah harus dtngkatkan kualtasnya terlebh dahulu. Kualtas batubara yang rendah n dsebabkan karena kandungan ar yang ada d dalam batubara tersebut tngg. “Bagamana mengusr ar dar batubara tu? Sebetulnya n gampang dlakukan, yatu dengan pemanasan. Tap problemnya adalah batubara tu mempunya sfat sepert kerupuk, kalau dbarkan d udara terbuka selama satu jam saja akan melempem. Melempem tu akbat ada ar yang masuk ke dalamnya. Da punya sfat absorben,” beber Supratna.

(6)

Brokrat Pertambangan Berjwa Wrausaha | Supriatna Suhala

Berbeda dengan kerupuk yang dapat dmasukkan ke dalam toples untuk mencegahnya melempem, batubara tdak bsa menggunakan cara tersebut karena volumenya mencapa puluhan, ratusan, rbuan, atau bahkan jutaan ton. “Bagamana kta bsa membungkus batubara dengan volume 50 juta ton? Kalau dlakukan pengepakan sepert semen, harga batubara bakalan mahal.” Dengan demkan, su untuk pengepakan batubara sebenarnya bukan pada teknolognya, tetap lebh kepada aspek ekonomnya. Secara teknolog, untuk menghndar melempemnya batubara, dapat dlakukan penyemprotan mnyak pada batubara karena sfat mnyak yang mencegah udara yang mengandung ar masuk ke dalam batubara. Bahan lan yang dapat dgunakan sebaga pelaps adalah ol atau aspal. Namun demkan, harga batubara yang telah dlaps mnyak tersebut akan menngkat. Sekal lag, permasalahannya bukan terletak pada aspek teknolognya, tetap aspek ekonomnya. Selama harganya tdak kompettf dbandngkan dengan bahan bakar lannya, maka batubara tdak akan bsa dterma oleh pasar.

Supratna punya kat jtu untuk mengetahu apakah teknolog yang ada tu ekonoms atau tdak. Mudah saja caranya, yakn dengan melhat apakah teknolog tersebut ada d pasaran atau tdak. Jka belum terdapat d pasar, maka bsa dsmpulkan secara umum kalau teknolog tu belum ekonoms. Supratna pernah dundang oleh sebuah perusahaan Korea dan Cna. D sana mereka sesumbar, bahwa pusat peneltannya berhasl mencptakan teknolog yang dapat menngkatkan nla kalor batubara atau dapat membuat batubara tdak melempem. Supratna sangs. “Jad benar, kalau baru keluar dar plant-nya tu, kadar arnya tu turun msalnya dar 40 ke 20 atau 15. Saya blang ke mereka bukan kadar yang dukur begtu keluar dar plant-nya tetap dukur setelah batubara tersebut

dtempatkan d udara terbuka setelah satu, dua, atau tga mnggu. Bahkan kalau perlu setelah tga bulan. Kalau bsa, dsmpan d udara terbuka d Indonesa yang mempunya humidity lebh tngg.” Nyatanya, tdak ada

teknolog yang lulus sampa sekarang. Artnya, teknolog tersebut belum

‘proven’ (terbukt).

Bag Supratna, ketmbang kta memkrkan teknolog yang dgunakan untuk menngkatkan nla kalor batubara, lebh bak batubara berkalor

(7)

apapun kalornya, batubara tetap bsa dbakar. Tnggal kta membuat pembangkt lstrk d sektar sumber batubara tersebut. “Jad tdak perlu dekspor batubaranya. Kalau mau dekspor, kta bsa mengekspor lstrknya dengan menggunakan kabel laut ke Sngapura atau ke Malaysa, msalnya.” Supratna sampa pada kesmpulan demkan karena upaya untuk menngkatan kalor batubara tersebut telah lama dlakukan oleh manusa. Sampa sekarang belum juga ketemu teknolog yang tepat dan ekonoms. Pada zaman revolus ndustr, Jerman dan Inggrs juga telah mengupayakannya. Tetap sampa sekarang belum juga ada hasl yang memuaskan. Apa yang mereka lakukan dengan batubara adalah dengan membakar d lokas batubara tersebut dtambang.

Masa Depan Pertambangan Batubara

Menurut Supratna, masa depan pertambangan batubara d Indonesa akan tetap bak. Sebab tdak semua negara mempunya sumber energ yang cukup. Artnya, tdak semua negara mempunya cadangan batubara dan gas, dan tentunya tdak semua negara mempunya kemampuan dan kemauan untuk menggunakan energ nuklr. Setdaknya untuk negara-negara Asa dan Afrka, mereka mash menggunakan batubara sebaga salah satu sumber energ mereka.

Sekalpun batubara serng dkatkan dengan polus yang dtmbulkannya, menurut Supratna tdak ada masalah secara teknolog untuk mengatas hal tersebut. Yang lebh menentukan dalam pemlhan jens energ, lebh berdasarkan pertmbangan ekonom. Supratna memberkan contoh, pemlhan gas yang dlakukan oleh Obama menurutnya karena pertmbangan nla ekonoms, d mana pemanfaatan gas akan lebh murah karena tdak memerlukan proses yang rumt. “Ada barang yang lebh murah. Kalau gas tu kan tdak perlu dapa-apan, tnggal colok saja dar dalam tanah keluar dbakar udah bersh da. Dan tdak ada abu.” Ia lalu memberkan contoh penggunaan energ dengan memanfaatkan

(8)

Brokrat Pertambangan Berjwa Wrausaha | Supriatna Suhala

panas matahar yang secara teknolog tdak mempunya kendala yang berart. Teknolognya sudah terseda. Namun demkan, dar ss baya mash terlalu mahal. “Bkn lstrk dar energ matahar tu kan, bersh. Secara teknolog tdak ada masalah. Tap mampukah Anda membayar 100 kal lebh mahal?” tanya Supratna dengan nada retork.

Melhat konds ekonom kebanyakan rakyat Indonesa, pemlhan sumber energ juga selayaknya mempertmbangkan baya yang harus dbayar oleh masyarakat. Idealnya memang kta menggunakan energ yang bersh, tetap kondsnya masyarakat belum sap untuk melakukannya. Ia mengbaratkan, dengan konds ekonom saat n, belum saatnya bag kta untuk membcarakan masalah taman atau tolet yang bagus. Rakyat saat n mash memkrkan, besok pag harus makan apa. Konds perekonoman rakyat dapat dlhat dar fenomena d mana d warung-warung lebh banyak djual sampo dalam ukuran sachet ketmbang dalam ukuran yang besar. Hal n menandakan bahwa daya bel rakyat Indonesa mash rendah. Untuk membel barang-barang dengan ukuran yang besar, belum tentu gaj mereka, yang basanya dbayarkan haran atau mngguan akan cukup. D negara-negara maju dengan tngkat perekonoman tngg, barang-barang sepert sampo akan djual dalam ukuran besar karena daya bel mereka tngg. Dengan demkan, menurut hemat Supratna, belum saatnya kta membcarakan masalah energ yang bersh. Indkas belum sapnya masyarakat Indonesa untuk penggunaan bahan bakar yang bersh adalah dengan menakkan harga bahan bakar atau lstrk sampa 50%. Ia yakn, rakyat akan berdemonstras menentang keputusan tersebut. “Jad tdak memungknkan untuk memkul baya untuk energ yang bersh. Yang bersh-bersh tu untuk orang Eropa-lah. Orang Eropa mau ngomong soal begtu sudah pantes da!” cetusnya. Konds lngkungan d Eropa pada tahun 1950-an saat perekonoman mereka belum kuat, juga tdak sebersh saat n. “Kta juga suatu saat nant bakal begtu. Makanya ekonom dmajukan dulu. Membuka pekerjaan, barlah lngkungan sedkt kotor nant juga bersh. Kta masanya hdup d zaman kotor. Kalau pengn hdup bersh lahrlah 10-20 tahun lag, jangan sekarang. Betul tdak?”

(9)

batubara yang berusaha untuk mendapatkan keuntungan dan aspek lngkungan yang berusaha agar kerusakan pertambangan batubara dapat dmnmalsr. Perusahaan-perusahaan tersebut telah melakukan reklamas terhadap lahan hasl galan dan juga melakukan Coorporate Social Responsibility (CSR). Perusahaan-perusahaan yang dmlk oleh

pemodal asng dan berorentas bsns ke Eropa umumnya mengkut aturan-aturan yang ada. “Orang Eropa tdak akan membel hasl tambang kalau hasl audt yang mereka lakukan terhadap perusahaan tersebut menemukan pelanggaran.” Demkan juga perusahaan dar negara Asa semacam Jepang dan Korea, basanya membel batubara dengan memperhatkan aspek kelestaran lngkungan. Namun demkan, a juga menyadar kalau perusahaan-perusahaan yang menjual hasl tambangnya ke Cna dan Inda banyak yang tdak memperhatkan aspek kelestaran lngkungan. Mereka basanya hanya menekankan pada harga batubara yang murah. Supratna juga prhatn terhadap orang Indonesa sendr yang belum mempunya kesadaran yang tngg terhadap kelestaran lngkungan. Tetap Supratna yakn, bahwa suatu saat semua negara akan mengarah ke sana. Setahap dem setahap mereka akan sadar tentang pentngnya mempertmbangkan aspek kelestaran lngkungan. “Jad kta harus sabar. Orang aktvs lngkungan harus sabar dulu. Bukan tdak mengert, tap masalahnya kta belum sap untuk memkul baya dar aspek ekonomsnya.”

Supratna juga tdak menutup mata terhadap ketdakpedulan sebagan pengusaha batubara terhadap aspek kelestaran lngkungan, tdak semata-mata masalah teknolog dan nla ekonoms semata. Sebagan dar pengusaha-pengusaha tersebut memlk sfat rakus. Dengan uang yang dmlknya, mereka bsa melakukan suap terhadap aparat negara yang seharusnya menjalankan hukum. Jad, secara legal formal hukum yang ada sudah bak, tetap masalahnya terletak pada moral dar manusa Indonesa sendr bak tu pengusaha dan juga aparat penegak hukum. Sebaga Drektur Eksekutf APBI-ICMA, Supratna tdak akan membela perusahaan-perusahaan yang melakukan pelanggaran hukum. Da tdak

(10)

Brokrat Pertambangan Berjwa Wrausaha | Supriatna Suhala

segan-segan memnta aparat penegak hukum untuk memenjarakan pengusaha-pengusaha yang melanggar hukum. “Jad yang gabung dengan kta akan kta urus selama mereka berada d jalur hukum. Kalau mereka telah d jalur hukum dan dganggu, sudah bayar pajak tetap mash dganggu, sudah berkelakuan bak tap mash dperlakukan tdak adl, tu bagan asosas untuk melakukan pembelaan,” ujarnya tegas.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah kala III, daerah bekas insersio plasenta merupakan sebuah luka dengan diameter kira- kira 4 cm. Permukaannya tidak rata, berbenjol – benjol karena banyak vena yang ditutupi

Dari perhitungan uji t di dapat niali t hitung sebesar 11.158 lebih besar dari t tabel 1,9799, sehingga hipotesis penelitian yang berbunyi ada pengaruh

Keuntungan-keuntungan tersebut, antara lain (a) dengan teknologi kultur jaringan dapat dibentuk senyawa bioaktif dalam kondisi terkontrol dan waktu yang relatif

Perbandingan antara bilangan Nusselt rata-rata untuk plain tube dan tube berbagai sisipan plat bergalur Gambar 7 menunjukkan grafik perbandingan friction factor antara plain tube

- Fase kronik : ada sedikit sel blast dalam darah dan sumsum tulang. Tidak terdapat gejala leukemia. Fase ini mungkin terjadi beebrapa bulan sampai beberapa tahun. -

Mengingat pentingnya imunisasi dasar pada bayi dan faktor orang tua yang mudah lupa jadwal imunisasi maka penulis tertarik untuk membuat metode inovasi kalender

Penelitian deteksi virus dengue dengan metode RT- PCR dilakukan di Laboratorium Virologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor untuk mendeteksi DENV pada nyamuk