• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Media Pembelajaran Untuk Pengukuran Viskositas dengan Menggunakan Viskometer Dua Kumparan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pembuatan Media Pembelajaran Untuk Pengukuran Viskositas dengan Menggunakan Viskometer Dua Kumparan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Pembuatan Media Pembelajaran Untuk Pengukuran

Viskositas dengan Menggunakan Viskometer Dua

Kumparan

Angi Oktaviara

1,*

, Nur Aji Wibowo

1,2

, Made Rai Suci Shanti

1,2

1Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika 2Program Studi Fisika, Fakultas Sains dan Matematika

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52 – 60 Salatiga 50711, Jawa Tengah, Indonesia

e-mail : dayak_manis@ymail.com(*)

Abstrak

Banyak cara pengukuran viskositas yang pernah dilakukan, pada penelitian ini digunakan metode dua kumparan untuk mengukur viskositas pada bola jatuh. Metode ini dilakukan dengan mengukur kekentalan cairan dengan menggunakan dua buah kumparan yang dihubungkan dengan osiloskop dan software freewave3. Dengan memberikan sinyal sinusoidal pada kumparan dan menjatuhkkan bola kedalam tabung yang berisi fluida, akan didapatkan informasi perubahan tegangan dan waktu saat bola tepat melewati kumparan. Dari data tersebut dapat dihitung besar kecepatan terminal bola. Kecepatan terminal bola ditentukan menghitung gradient dari grafik jarak terhadap waktu. Sehingga didapatkan nilai viskositas oli sebesar . Lembar kerja siswa diuji cobakan pada beberapa mahasiswa dan didapatkan 91.7% mahasiswa menganggap bahwa pengukuran viskositas dengan menggunakan viskometer dua kumparan adalah hal baru bagi mereka, mudah diikuti, mempermudah dalam memahami dan menghitung viskositas fluida, dan memotivasi mereka dalam belajar fisika.

Kata kunci : viskositas, kecepatan terminal, dua

kumparan , fluida

1. Pendahuluan

Percobaan fisika dalam perkuliahan sangat membantu dalam memahami materi yang disampaikan, salah satunya viskositas zat cair. Salah satu sifat zat

(2)

diperhatikan terlebih dahulu koefisien kekentalan pelumas sesuai atau tidak dengan tipe mesin1.

Kekentalan fluida yang dapat ditentukan secara kuantitatif dengan besaran yang disebut koefisien viskositas ( ). Pada dasarnya viskositas hanya berkaitan dengan cairan. Alat pengukur viskositas suatu cairan disebut viskometer2.

Ada beberapa metode untuk mengukur suatu viskositas cairan yaitu metode bola jatuh , bola bergulir, pipa kapiler, rotasi silinder kosentris, dan rotasi kerucut plat2.

Diantara metode tersebut, metode bola jatuh adalah metode yang sering digunakan karena kesederhanaannya pengukuran metode bola jatuh dilakukan menggunakan camera digital dilakukan oleh Carles Viktor N.S, menggunakan jarum suntik dilakukan oleh Eunike R Dade dan menggunakan program mikrokontroler dilakukan oleh Stefanus Hermawan. Kesederhanaan pengukuran ini karena pengukuran dilakukan hanya menghitung kecepatan bola jatuh di dalam fluida. Pengukuran viskositas dalam penelitian kali ini dilakukan dengan dua kumparan karena kumparan mudah dijumpai dan mudah dibuat. Selain itu kelebihan dari alat ini adalah memanfaatkan alat-alat yang sederhana yang tersedia seperti selang plastik , kumparan, bola besi, osiloskop, alat ukur arus atau tegangan.

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah pembuatan media pembelajaran dengan memanfaatkan dua kumparan untuk mengukur viskositas. Penelitian ini dibatasi pada pengukuran viskositas bola jatuh pada salah satu fluida saja yaitu oli. Manfaat dari penelitian ini adalah melatih mahasiswa bekerja ilmiah, membantu mahasiswa memahami konsep-konsep dasar viskositas dan menghitung nilai viskositas fluida.

2. Tinjauan pustaka 2.1 Viskositas

Sebuah benda yang bergerak jatuh didalam fluida bekerja tiga macam gaya antara lain gaya gravitasi atau gaya berat dimana gaya ini yang menyebabkan benda bergerak ke bawah dengan suatu percepatan, gaya apung dimana arah gaya ini ke atas besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda itu, dan gaya gesek dimana arah gayanya keatas. Benda yang jatuh mempunyai kecepatan yang semakin lama semakin besar tetapi dalam medium ada gaya gesek yang semakin besar bila kecepatan benda jatuh semakin besar. Fluida yang viskositasnya besar akan menghasilkan harga k yang besar pula5. K adalah konstanta yang bergantung

pada bentuk geometris benda. Berdasarkan perhitungan pada tahun 1845 oleh Sir George Stokes menunjukkan bahwa untuk benda yang bentuk geometrisnya bola nilai 3. Arah ketiga gaya tersebut ditunjukkan

(3)

Gambar 1. Gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda yang bergerak jatuh didalam fluida

Suatu gaya yang bekerja didalam fluida ditunjukkan oleh Gambar 2. Tegangan vektor adalah gaya yang dibagi dengan luas area tempat gaya bekerja. Tegangan normal bekerja tegak lurus terhadap area tersebut dan tegangan geser bekerja tangensial terhadap area tersebut. Tegangan geser inilah yang menghasilkan pergerakan fluida4. Tegangan geser ini

dihitung dengan persamaan :

(1)

Gambar 2. Gaya-gaya yang bekerja pada fluida

Viskositas (kekentalan fluida) dari suatu fluida menghasilkan tegangan geser didalam suatu aliran yang menyebabkan terhambatnya suatu benda bergerak didalam fluida. Bergeraknya benda dalam fluida mengalami kecepatan dimana kita meyebutnya sebagai gradien kecepatan dan r di ukur tegak lurus terhadap suatu permukaan. Koefisien viskositas ( adalah tangensial terhadap permukaan tersebut. Secara matematis dituliskan sebagai berikut :

(4)

(3)

Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan di dalam fluida. Semakin tinggi viskositas suatu fluida maka semakin besar hambatanya dan semakin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut

Benda yang bergerak dalam fluida kental mengalami gaya gesek yang besarnya dinyatakan dengan persamaan :

(4)

Untuk benda berbentuk bola

Maka besarnya gaya gesek ( ) dapat dirumuskan sebagai berikut :

=6 (5)

Jika sebuah benda berbentuk bola bergerak jatuh dalam suatu fluida kental, kecepatannya akan bertambah karena pengaruh gravitasi bumi yang lebih besar dari pada kedua gaya penghambatnya ( + ). Percepatan bola secara berangsur-angsur akan berkurang karena pengaruh perubahan yang semakin besar seiring dengan semakin besarnya kecepatan bola hingga resultan gaya yang bekerja pada bola sama dengan nol. Tepat sehingga mencapai kecepatan terbesar yang tetap (kecepatan terminal).

- W = 0

6

(6)

(5)

(7)

(8)

Untuk mencari massa jenis benda dan untuk massa jenis fluida

Dengan adalah koefisien viskositas (Ns/m2), adalah jari- jari bola (m),

adalah massa jenis bola besi (kg/m3),

1adalah massa jenis zat cair (kg/m3),

adalah kecepatan terminal (m/s) dan g adalah percepatan gravitasi (m/s2)

2.2 GGL Induksi

Jika sebuah batang magnet digerakkan menuju kumparan, jarum galvanometer akan bergerak dan jika gerakan dihentikan, jarum galvanometer akan diam5 (Gambar 3). Demikian pula sebaliknya, jika batang

magnet di ubah arah gerakannya (ditarik), jarum galvanometer akan bergerak sesaat dan kembali diam jika gerakan batang magnet dihentikan dan gerakan jarum galvanometer mempunyai arah yang berlawanan dengan arah gerakan semula.

Gambar 3. GGl induksi pada percobaan Faraday

Bergeraknya jarum galvanometer tersebut disebabkan oleh adanya GGL induksi pada kumparan dan besar GGL induksi yang terjadi sesuai dengan Hukum Faraday II adalah :

Besarnya GGL induksi yang terjadi dalam suatu penghantar atau rangkaian berbanding lurus dengan kecepatan perubahan fluks magnet yang dilingkupinya. Secara matematis dituliskan :

(6)

(10)

Tanda negatif pada persamaan diatas menunjukkan pesesuaian dengan

Hukum Lenz sebagai berikut:

“arah arus induksi dalam penghantar sedemikian rupa sehingga medan magnet yang dihasilkan melawan perubahan garis-garis gaya magnet yang menimbulkannya”.

Dengan adalah perubahan garis-garis gaya magnet, adalah perubahan waktu dan adalah jumlah lilitan.

3. Metodologi Penelitian

Pada penelitian ini alat dan bahan yang digunakan adalah dua buah kumparan 1600 Wdg, laptop dengan software Freewave3, digital storage

oscilloscope, sinyal generator, kabel, selang transparan dan oli. Adapun

rancangan alat dalam penelitian ditunjukkan pada Gambar 4 .

Gambar 4. Rancangan alat

Proses penyusunan alat dilakukan dengan memasang kumparan pada paralon dengan jarak masing-masing kumparan 10 cm dengan posisi dari atas, positif kumparan 1 dipasang pada positif osiloskop dan sinyal generator, negatif kumparan 2 dipasang pada negatif osiloskop dan sinyal generator. Jarak kumparan 1 dari mulut tabung adalah 0.23 m. Untuk melihat hasil percobaannya direkam mengunakan laptop dengan software freewave3 yang disambungkan melalui osiloskop dan data yang diperoleh berupa grafik sinusoidal. Pengukuran dilakukan dengan memasang sinyal generator pada frekuensi 60 Hz. Pada osiloskop Volt/Div pada 200 mV dan Time/Div pada 1 ms. Kemudian bola besi pada tabung dan waktu jatuhnya diukur dengan klik tombol record untuk merekam perubahan amplitudo pada grafik sinusoidal pada osiloskop kemudian setelah bola besi sampai di dasar wadah klik tombol off dan save . Percobaan dilakukan dengan mengubah jarak yang berbeda - beda dari jarak 10 cm - 90 cm dari atas sampai ke bawah . Untuk

(7)

melewati kumparan 1 sebagai dan saat melewati kumparan 2 adalah .

Fungsi sinyal generator adalah sebagai penghasil sinyal sinusiodal. Hasil percobaan yang didapatkan dalam bentuk video seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.

Gambar 5. Hasil percobaan 4. Hasil dan analisa data

4.1 Proses pembelajaran (praktikum)

Setelah melakukan praktikum hasil pengukuran yang tercatat pada osiloskop didapatkan data sebagai berikut :

Tabel I. Hasil percobaan s (m) t (s) 0.3 4 0.4 5 0.5 7 0.6 8 0.7 9 0.8 10 0.9 12

(8)

Gambar 5. Grafik jarak terhadap waktu

Dari Gambar tersebut kecepatan terminal bola besi saat bergerak dalam fluida (oli) adalah 0.076 m/s Selanjutnya mahasiswa diminta untuk menghitung dan dengan terlebih dahulu mencari besaran seperti jari-jari bola besi , massa bola besi kg, volume bola besi sebesar , massa fluida 0.34071 kg dan volume fluida (oli) . Kemudian mahasiwa mencari massa jenis oli mesran didapat sebesar massa jenis bola besi didapat sebesar 9214.60 . Kemudian siswa diminta untuk menghitung besarnya viskositas minyak goreng. Dari hasil perhitungan diperoleh besarnya viskositas oli mesran sebesar . Sebagian besar mahasiswa dapat menghitung viskositas oli mesran.

4.2. Tanggapan mahasiswa

Tanggapan mahasiswa setelah mengikuti praktikum pengukuran viskositas menggunakan viscometer dua kumparan ditunjukkan dalam Tabel II.

Tabel II. Tanggapan siswa terhadap kegiatan praktikum mengunakan viscometer dua kumparan

No Pertanyaan Tanggapan Presentase

1 Apakah mengukur viskositas dengan menggunakan viskometer dua kumparan

merupakan hal yang baru bagi anda?

Hal baru 100%

Bukan hal baru 0%

2 Apakah menggunakan viskometer dua kumparan untuk mengukur viskositas fluida

menarik bagi anda ?

Menarik 87.5%

Tidak menarik 12.5%

3 Apakah penggunaan viskometer dua kumparan mempermudah anda dalam menentukan kecepatan terminal untuk

menghitung viskositas fluida?

Mudah 100%

(9)

memahami pengertian viskositas? 5 Apakah langkah-langkah pembelajarn yang

dibuat dalam LKS untuk mengukur viskositas mudah anda pahami?

Mudah 75%

Sulit 25%

6 Apakah setelah belajar menentukan viskositas fluida dengan menggunakan viskometer dua kumparan anda termotivasi

untuk belajar fisika

Termotivasi 100%

Tidak termotivasi 0%

Berdasarkan Tabel II, sebanyak 100% mahasiswa menjawab bahwa pengukuran viskositas dua kumparan merupakan hal baru dengan alasan belum pernah mengukur viskositas mengunakan dua kumparan. Sebanyak 87.5 % mahasiswa menjawab bahwa pengukuran viskositas menggunakan dua kumparan merupakan hal yang menarik dengan alasan karena hal baru dan mudah untuk menentukan kecepatan bola saat bergerak didalam fluida dan sebanyak 12.5 % mahasiswa menjawab tidak menarik dengan alasan terlalu rumit dalam melihat variabel waktu. Sebanyak 100 % mahasiswa menjawab pengukuran viskositas dua kumparan mempermudah dalam menentukan kecepatan terminal dengan alasan dibantu dengan alat-alat yang mendukung dan bisa langsung merekam jika tidak maka sangat sulit untuk menentukan waktu jatuhnya bola karena perubahan grafik sinusiodalnya kecil. Sebanyak 87.5 % mahasiswa menjawab bahwa pengukuran viskositas dua kumparan mempermudah untuk memahami materi viskositas dengan alasan praktikum langsung akan mempermudah pemahaman dan sebanyak 12.5 % mahasiswa menjawab tidak memahami secara langsung dengan alasan teori harus dipahami secara mendalam dulu baru praktikum. Sebanyak 75 % mahasiswa menjawab bahwa langkah-langkah pembelajaran yang dibuat dalam LKS mudah untuk dipahami dengan alasan Karena langkah-langkah dalam LKS petunjuknya tidak berbeli-belit dan lansung ada sedikit materi sehingga mudah dipahami dan sebanyak 25 % mahasiswa menjawab tidak mudah dipahami dengan alasan karena lebih paham jika dijelaskan lansung daripada membaca langkah-langkah di LKS. Sebanyak 100 % mahasiswa menjawab bahwa termotivasi belajar fisika dengan alasan bahwa melalui praktikum maka percobaan-percobaan fisika mudah dipahami dan menarik.

5. Kesimpulan

Mahasiswa bisa mengukur viskositas menggunakan viskometer dua kumparan dan 91.7% mahasiswa menganggap bahwa pengukuran viskositas dengan menggunakan viskometer dua kumparan adalah hal baru bagi mereka, mudah diikuti, mempermudah dalam memahami dan menghitung viskositas fluida, dan memotivasi mereka dalam belajar fisika.

(10)

[1]. Budianto, A. 2008. Metode Kekentalan Zat Cair dengan menggunakan

Regresi Linear Hukum Stokes. Disajikan dalam Seminar Nasional IV SDM

Teknologi Nuklir Yogyakarta tanggal 25-26 Agustus.

[2]. Suciati, Wahyu S dan Surtono, Arif. 2009. Pemanfaatan Sensor Koil

Sebagai SetektorPencatat Waktu Pada Viscometer Metode Bola Jatuh Berbasis Komputer. Jurnal sains dan teknologi, Universitas Lampung.

[3]. W. Aisyah, Apriliani Emeliana, Briyanti Fila, DA. Gestiadzatta dan Rosa Ria. 2011. Praktikum zat cair kelas XI IPA. SMA Negeri 8 Bandung. [4]. Wiggert David dan Potter Merle. 2008. Mekanika Fluida. Jakarta:

Erlangga.

[5]. Harjono Mangunwiyoto Widagdo. 1999. Pokok-pokok Fisika SLTP untuk

Kelas 3. Jakarta:Erlangga.

[6]. Viktor Carles. 2011. Pemanfaatan Kamera Digital Sebagai Media

Gambar

Gambar 1. Gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda yang bergerak jatuh didalam fluida
Gambar 3. GGl induksi pada percobaan Faraday
Gambar 4. Rancangan alat
Gambar 5. Hasil percobaan 4. Hasil dan analisa data
+2

Referensi

Dokumen terkait

pekerjaannya karena diduga melakukan pelanggaran disiplin, diberikan T\rnjangan Kinerja sebesar 5Oo/o (lima puluh perseratus) dari Tunjangan Kinerja yang dibayarkan

Dengan mengunakan tagar (hashtag) e_BudgetingCegahKorupsi para buzzer politik semakin menegaskan sebagai aktor yang bisa menyuarakan semangat anti korupsi suap sekaligus

Berikut gambaran persentase puskesmas yang melaksanakan kesehatan kerja di kabupaten/ kota Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2019 dengan hasil capaian yang menunjukkan bahwa program

Sangatlah jelas bahwa tatanan politik yang dibangun oleh Nabi Muhammad ialah tatanan yang memiliki nilai-nilai kemafaatan yang lebih besar bagi setiap aspek kehidupan, hal

kerja (kinerja) seorang rendah maka ini merupakan hasil dari motivasi kerja yang rendah atau kemampuan yang rendah atau kemampuan dan motivasi rendah. Pendapat

stigma ini dapat mendorong seseorang untuk mempunyai prasangka pemikiran, perilaku, dan atau tindakan oleh pihak pemerintah, masyarakat, pemberi kerja,

Timeline, Teknoligi Informasi a , Enter Model 1 Variables Entered Variables Removed Method. All requested

Perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah pada sisi variabelnya dimana penelitian tersebut hanya 1 variabel bebas yang dianalisis pengaruhnya