• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK. Kata kunci : puisi, gaya bahasa, retorika, makna

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK. Kata kunci : puisi, gaya bahasa, retorika, makna"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

vi ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Gaya Bahasa dan Makna Puisi Tomino no Jigoku dan Hashigo karya Saizo Yaso”. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan gaya bahasa dan makna dari puisi berbahasa Jepang yang dianalisis. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan metode dan teknik deskriptif analisis. Teori yang digunakan adalah teori retorika oleh Seto Kenichi (2002) dan teori semiotika oleh Michael Riffaterre (1978).

Hasil analisis data menunjukkan bahwa pada puisi Tomino no Jigoku ditemukan 5 jenis retorika yaitu, hiperbola, pertanyaan retorikal, repetisi, klimaks, dan alusi. Tema dari puisi ini adalah penderitaan. Kemudian pada puisi Hashigo ditemukan 7 jenis retorika yaitu, personifikasi, sinestesia, oksimiron, implikasi, repetisi, inversi, dan alegori. Adapun tema dari puisi Hashigo adalah kematian.

Penggunaan retorika dan semiotika dalam puisi ini berfungsi untuk menampilkan makna dari puisi sehingga dapat diketahui arti sebenarnya dari puisi yang dianalisis. Selain itu penggunaan retorika juga berfungsi untuk memperindah syair pada puisi.

(2)

vii

要旨

この本論文の題名は「西条八十の詩『トミノの地獄と梯子』の意味と言 葉のスタイル」である。研究の目的は日本語の詩における言葉のスタイルの 書類と歌の意味をおよび利用方法を理解するためである。収集されたデータ は、記述的分析を用いて分析した。瀬戸健一(2002) によってレトリック種類 の理論と Michael Riffaterre (1978) によって記号論の理論を利用された。 この分析の結果における、トミノの地獄のレトリックが五種類ある。誇 張法、修辞的疑問法、反復法、漸層法、引喩である。トミノの地獄のテーマ は悲惨である。また、梯子のレトリックが七種類ある。擬人法、共感覚法、 執着法,含意法、反復法、倒置法、諷喩である。梯子のテーマは死である。 この詩のレトリックと記号論の使用が意味を表すという訳である。従っ て、分析された詩から本当の意味が知れる。それで、レトリックの使用も詩 を綺麗にするという訳である。 キーワード:詩、言葉のスタイル、レトリック、意味

(3)

viii DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ...vi

要旨... vii

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 5 1.3 Tujuan Penelitian ... 5 1.3.1 Tujuan Umum ... 5 1.3.2 Tujuan Khusus ... 6 1.4 Manfaat Penelitian ... 6 1.4.1 Manfaat Teoritis ... 6 1.4.2 Manfaat Praktis ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI ... 8

2.1 Kajian Pustaka ... 8

2.2 Konsep ... 11

(4)

ix 2.2.2 Retorika ... 12 2.2.3 Gaya Bahasa ... 12 2.3 Kerangka Teori ... 13 2.3.1 Teori Retorika ... 13 2.3.2 Teori Semiotika ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

3.1 Ruang Lingkup Penelitian ... 25

3.2 Sumber Data ... 25

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 26

3.4 Metode dan Teknik Analisis Data ... 26

3.5 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis ... 27

BAB IV RIWAYAT PENGARANG DAN KARYA-KARYANYA ... 28

4.1 Saizo Yaso ... 28

4.2 Karya-karya Saizo Yaso ... 30

4.2.1 Lirik Lagu Kanari ya... 30

4.2.2 Puisi Tomino no Jigoku ... 31

4.2.3 Puisi Hashigo ... 32

BAB V GAYA BAHASA PADA PUISI TOMINO NO JIGOKU DAN HASHIGO KARYA SAIZO YASO... 33

5.1 Tomino no Jigoku ... 33

5.1.1 Imi no Retorikku ... 34

(5)

x 5.1.3 Kouzou no Retorikku ... 41 5.2 Hashigo... 42 5.2.1 Imi no Retorikku ... 42 5.2.2 Katachi no Retorikku ... 49 5.2.3 Kouzou no Retorikku ... 54

BAB VI MAKNA PUISI TOMINO NO JIGOKU DAN HASHIGO KARYA SAIZO YASO ... 57

6.1 Makna Puisi Tomino no Jigoku Karya Saizo Yaso ... 57

6.1.1 Pembacaan Heuristik dan Hermeneutik ... 58

6.1.2 Matrix, Model, Varian ... 62

6.2 Makna Puisi Hashigo Karya Saizo Yaso ...64

6.2.1 Pembacaan Heuristik dan Hermeneutik ... 64

6.2.2 Matrix, Model, Varian ... 68

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ... 70

7.1 Simpulan ... 70 7.2 Saran ... 71 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR UNDUHAN LAMPIRAN CURICULUM VITAE BIOGRAFI VERIFIKATOR

(6)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seseorang akan merasakan berbagai jenis perasaan dalam hidupnya seperti, sedih, marah, bahagia, dan lainnya. Perasaan-perasaan tersebut tidak hanya dapat diungkapkan melalui ucapan maupun gerak tubuh namun, perasaan-perasaan tersebut juga dapat diungkapkan melalui media tulisan. Media tulisan yang dimaksud salah satunya adalah menuangkannya dalam bentuk karya sastra. Menurut Hudson (dalam Tarigan 2009:10), sastra merupakan pengungkapan baku dari peristiwa yang telah disaksikan, direnungkan, dan juga dirasakan seseorang dalam kehidupan mengenai segi-segi kehidupan yang menarik minat secara langsung dari seorang pengarang atau penyair. Dalam pengungkapan perasaan tersebut, seorang penyair akan bermain dengan pemilihan kata yang digunakan agar karyanya terlihat lebih indah dan dapat menyiratkan makna yang ingin disampaikannya.

Pada sebuah karya sastra, medium utama yang dimiliki adalah bahasa. Bahasa merupakan dasar dari terciptanya sebuah karya sastra. Karya sastra hanyalah seleksi beberapa bagian dari suatu bahasa tertentu (Wellek 1989:217). Pada penggunaan bahasa dalam sebuah karya sastra, seorang penyair tidak selalu harus mengikuti aturan tata bahasa yang benar atau konvensional. Seorang penyair dapat dengan bebas menggunakan potensi bahasa serta kreatifitasnya dalam menggunakan bahasa termasuk melakukan penyimpangan dari konvensi yang berlaku. Bahasa yang

(7)

2

dipergunakan dalam karya sastra bukan merupakan bahasa komunikasi yang dipergunakan sehari-hari melainkan bahasa yang khas. Oleh karena itu, penting bagi seorang penyair untuk dapat memanfaatkan penggunaan bahasa dalam karya sastra yang diciptakannya. Karena bahasa juga berperan dalam menentukan nilai dari suatu karya sastra (Suharianto 1982:21).

Penggunaan bahasa dapat terlihat pada karya sastra seperti, drama, puisi, dan prosa. Namun, kekhasan dari penggunaan bahasa terlihat lebih kental pada karya sastra berupa puisi. Pada puisi, makna yang ingin disampaikan oleh penyairnya seringkali sulit untuk ditafsirkan. Hal ini disebabkan oleh karena banyaknya penggunaan gaya bahasa serta adanya permainan kata-kata yang dilakukan oleh penyair agar dapat memperindah karyanya. Umumnya sesuatu yang ditulis pada puisi tidak secara langsung menyampaikan makna yang ingin diungkapkan oleh penyairnya. Penggunaan gaya bahasa yang dilakukan oleh seorang penyair biasanya akan mengacu pada pengertian lain yang diwakilkan oleh pilihan kata yang digunakan. Permainan kata-kata yang digunakan oleh penyair tersebut bukan hanya dapat memperindah puisi namun juga menjadikan puisi tersebut lebih kaya akan makna. Oleh karena hal itu, memahami penggunaan gaya bahasa dan makna sebenarnya dari sebuah puisi tidaklah mudah. Seringkali kita harus mengkaji sebuah puisi secara lebih mendalam agar dapat benar-benar memahami makna yang terkandung dari puisi tersebut.

Adanya kebebasan dalam penggunaan bahasa pada karya sastra menyebabkan dibutuhkannya pemahaman mengenai cara menganalisis penggunaan bahasa ataupun

(8)

3

makna pada sebuah puisi. Adapun salah satu metode yang dapat digunakan untuk dapat mengetahui penggunaan gaya bahasa ataupun makna dari sebuah puisi adalah dengan melakukan analisis dengan menggunakan teori retorika dan semiotika. Retorika merupakan teknik pemakaian bahasa sebagai suatu seni lisan maupun tulisan yang didasarkan pada suatu pengetahuan yang tersusun dengan baik (Keraf, 2004:3), sedangkan semiotika merupakan kajian terhadap tanda-tanda secara sistematis yang terdapat dalam karya sastra termasuk puisi.

Pada penelitian mengenai puisi kali ini digunakan teori retorika yang dikemukakan oleh Seto dan teori semiotika yang dikemukakan oleh Riffaterre sebagai teori analisisnya. Adapun objek yang digunakan pada penelitian ini adalah dua buah puisi Jepang karya Saizo Yaso yang berjudul Tomino no Jigoku dan Hashigo. Kedua puisi tersebut diterbitkan dalam buku kumpulan puisi pertama karya Saizo Yaso yang berjudul Shakin pada tahun 1919. Adapun yang melatarbelakangi dipilihnya dua buah puisi ini sebagai objek kajian adalah dikarenakan kedua buah puisi ini memiliki karakter gelap (mengenai kesedihan dan penderitaan). Puisi ini diterbitkan sekitar satu tahun pasca perang dunia pertama yang saat itu juga berdampak besar (memberi penderitaan) bagi kehidupan masyarakat Jepang. Selain melihat dari latar belakang terbentuknya puisi-puisi tersebut, puisi Tomino no Jigoku juga merupakan sebuah puisi yang banyak dibicarakan oleh masyarakat Jepang.

Dalam beberapa tulisan artikel maupun karya tulis, banyak disebutkan tentang adanya mitos mengenai puisi Tomino no Jigoku yang apabila dibaca dengan suara keras akan menimbulkan sesuatu yang buruk atau kematian dari pembacanya. Hal ini

(9)

4

terjadi dikarenakan kulit luar dari puisi tersebut menampilkan adanya penderitaan dan kengerian. Mitos ini juga sering dibantah dan menjadi pembicaraan serius dari masyarakat Jepang khususnya pecinta puisi. Dikarenakan oleh adanya hal tersebut, maka penulis menjadi semakin tertarik dan memutuskan untuk menggunakan puisi Tomino no Jigoku sebagai objek kajian. Adapun tujuan penulis melakukan analisis pada puisi Tomino no Jigoku adalah agar dapat mengungkapkan mengenai makna sebenarnya yang terdapat pada puisi ini sehingga mitos buruk padapuisi ini dapat terbantahkan.

Selain dari puisi Tomino no Jigoku, dipilih pula satu buah puisi yang berjudul Hashigo. Puisi Hashigo juga menampilkan karakter gelap pada puisinya, namun tidak sekental yang ada pada puisi Tomino no Jigoku. Puisi Hashigo dipilih guna untuk menambah data sekaligus untuk menampilkan adanya keterkaitan makna atau latar belakang dari kedua buah puisi yang dipilih sebagai objek kajian. Digunakannya dua buah puisi yang dipilih sebagai objek kajian diharapkan dapat mengubah pemikiran mengenai adanya mitos yang dapat membawa pengaruh buruk pada pembaca puisi tersebut. Setelah dilakukan analisis maka dapat dipahami mengenai makna yang sebenarnya terkandung pada puisi.

(10)

5

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang dapat dibahas pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penggunaan gaya bahasa pada puisi Tomino no Jigoku dan Hashigo karya Saizo Yaso?

2. Bagaimanakah makna dari puisi Tomino no Jigoku dan Hashigo karya Saizo Yaso?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, penelitian ini memiliki tujuan yang hendak dicapai oleh penulis. Adapun penelitian mengenai gaya bahasa dan makna pada puisi Tomino no Jigoku dan Hashigo karya Saizo Yaso ini memiliki tujuan penelitian yang terbagi menjadi dua, yaitu:

1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini diharapkan dapat membantu pembaca dalam memahami adanya penggunaan gaya bahasa yang terdapat pada puisi Tomino no Jigoku dan Hashigo. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat membantu pembaca dalam memahami makna yang terkandung dalam puisi Tomino no Jigoku dan Hashigo karya Saizo Yaso.

(11)

6

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk memahami lebih dalam mengenai jenis-jenis gaya bahasa yang terdapat pada puisi Tomino no Jigoku dan puisi Hashigo. Selain itu pula, penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan makna sebenarnya yang terkandung pada puisi Tomino no Jigoku dan juga puisi Hashigo karya Saizo Yaso secara terperinci.

1.4. Manfaat Penelitian

Dilaksanakannya penelitian yang mengkaji mengenai gaya bahasa dan makna pada puisi Tomino no Jigoku dan Hashigo karya Saizo Yaso diharapkan dapat memberikan berbagai macam manfaat bagi pembaca. Adapun manfaat yang terdapat pada penelitian ini terdiri atas dua manfaat dengan penggunaan yang berbeda, yaitu: 1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan agar dapat memperkaya ranah penelitian dalam memahami adanya penggunaan gaya bahasa yang terdapat pada puisi Tomino no Jigoku dan Hashigo beserta dengan dapat dipahaminya makna yang terkandung pada kedua buah puisi tersebut. Selain itu, penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan peneliti sesuai dengan bidang ilmu yang digelutinya. 1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan para pembaca dalam memahami dan mengetahui adanya penggunaan dan jenis-jenis gaya bahasa yang terdapat pada puisi Tomino no Jigoku dan Hashigo beserta makna

(12)

7

dari kedua buah puisi tersebut. Serta, diharapkan agar penelitian ini dapat meningkatkan apresiasi pembaca karya sastra khususnya penikmat puisi dan sebagai bahan acuan bagi peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini dengan pendekatan lainnya.

(13)

Referensi

Dokumen terkait

4.1 Gaya Bahasa Pada Puisi Kyonen no Kyou Karya Kaneko

Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan bentuk-bentuk gaya bahasa perulangan dalam kumpulan puisi Mawar Merah karya Chalik Hamid, memaparkan makna dari wacana

Pada baris ke 6 bait ke dua puisi diatas terdapat gaya bahasa perulangan bentuk epizeuksis yaitu pada data (1.b) „selamat datang‟ diulang dua kali untuk menekankan

Berdasarkan hal tersebut penelitian bertujuan untuk (1) mendeskripsikan jenis gaya bahasa kiasan yang terdapat pada kumpulan puisi ”Untukmu Pena Inspirasi” (2)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk medeskripsikan penggunaan sarana retorika yang berupa gaya bahasa retoris dalam kumpulan puisi Doa Untuk Anak Cucu karya W.S

Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah gaya bahasa retoris yang berupa fonem, kata, frasa dan klausa serta gaya bahasa kiasan dari setiap puisi yang terdapat

Pada kumpulan puisi Mantra Sang Nabi terdapat 99 data yang merupakan bentuk penggunaan gaya bahasa asonansi atau perulangan huruf vokal yang sama.. Rinciannya yaitu terdapat

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah dalam penelitian ini adalah jenis gaya bahasa repetisi (perulangan) apakah yang terdapat dalam kumpulan puisi