PENGARUH GAYA PRAKTIS DAN GAYA PERIKSA DIRI
TERHADAP KETERAMPILAN DASAR TENIS LAPANGAN
(Quasi Eksperimen pada Atlet Tenis Semen Padang)
Lolia Manurizal
1)1)
Program Studi Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pasir Pangaraian Jalan Tuanku Tambusai, Desa Kumu Kecamatan Rambah Hilir, Kabupaten Rokan Hulu, Riau
Email : [email protected]1)
Abstract
This research aimed at uttering the effect of practice style and self check style toward basic skills of Semen Padang tennis athletes. The study is an experimental research. The sample was 20 athletes who attended training in tennis program. The data were analysed by t-test score of tennis skills, which consists of t-test of service, forehand dan backhand. The result of the data analysis showed that (1) Practice style significantly affected style toward basic tennis skills for athlete (tscore = 10.20 > ttable = 1.833). (2) Self check style significantly affected basic tennis skills for athlete (tscore = 7.86 > ttable =1.833). (3) There was an effect between practice style and self check style toward basic skills of tennis athlete at Semen Padang than the self check style (tscore = 232.9 > ttable = 1.833).
Key words: Practice Style, Self Check Style, Tennis Basic Skills, Semen Padang.
1. Pendahuluan
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksakan pembangunan di segala bidang. Salah satu bidang yang tidak kalah penting adalah pembangunan dibidang olahraga. Olahraga kini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Saat ini olahraga telah memasuki semua aspek kehidupan seperti industri, perekonomian, pendidikan dan lain sebagainya. Setiap kegiatan olahraga yang dilakukan seseorang mempunyai maksud dan tujuan. Tujuan tersebut dapat berupa peningkatan kesehatan, kebugaran jasmani, aktivitas sosial serta ada juga yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi. Untuk tujuan peningkatan prestasi biasanya dilakukan oleh seorang atlet, seperti seorang pelari, pemanah, atlet tenis dan lain-lain. Salah satu olahraga yang sedang berkembang saat ini adalah olahraga tenis lapangan.
Olahraga tenis lapangan merupakan salah satu cabang olahraga prestasi yang dipertandingkan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) yang resmi dipertandingkan untuk pertama kalinya pada PON I di Solo Jawa Tengah 1938. Pengurus Persatuan Lawn Tenis Indonesia (PELTI) setiap tahunnya mengadakan berbagai event kejuaraan, mulai dari Kejuaraan Daerah, Kejuaraan
Wilayah dan kejuaraan Nasional maupun kejuaraan Internasional. Perkembangan tenis lapangan di Provinsi Sumatra Barat sangatlah mendapat perhatian dari masyarakat khususnya di Kota Padang, hal ini terbukti dengan adanya klub tenis seperti: PTC, Setra Tenis dan PTL UNP dan masih banyak lagi klub-klub lainnya. Adanya klub-klub di Kota Padang diharapkan dapat menghasilkan bibit atlet yang berpotensi dan dapat mengangkat prestasi Kota Padang dikancah nasional maupun internasioanal.
Klub tenis Semen Padang merupakan salah satunya yang ada dikota Padang, Klub ini berlokasi di jalan Raya Indarung-Padang yang telah berdiri sejak tahun 1975 sampai sekarang. Klub tenis Semen Padang telah banyak mengikuti pertandingan antar klub tingkat lokal, Kabupaten dan Nasional namun sayangnya belum mendapatkan hasil yang memuaskan akhir-akhir ini. hal ini dikarenakan masih kurangnya keterampilan atlet dalam menguasai teknik dasar yang masih jauh dengan harapan sehingga mengakibatkan minimnya prestasi yang dicapai. Hal ini dapat kita lihat pada hasil rekap pertandingan tenis lapangan terbuka kelompok umur “PERSAMI” Tahun 20013-2014 dan juga pada keterangan PNP 2013-2014 bahwa atlet Semen Padang mengalami penurunan prestasi khususnya pada kelompok umur (KU) 12 dan (KU) 14 putra.
Hal yang paling penting untuk dikuasai oleh atlet tenis yaitu keterampilan teknik dasar. Untuk mencetak seorang atlet tenis yang handal tentu harus didukung oleh keterampilan yang memadai terutama pada penguasaan keterampilan teknik dasar yang baik. Keterampilan teknik dasar merupakan salah satu faktor yang penting, karena tanpa keterampilan teknik dasar yang baik maka jelas atlet tenis tidak akan memiliki prestasi yang bagus. Keterampilan teknik dasar adalah semua kegiatan yang mendasari sehingga dengan modal sedemikian tersebut atlet sudah dapat bertanding. Weineck dalam Syafruddin [1] menjelaskan bahwa, teknik cara yang dikembangkan dalam praktik olahraga untuk memecahkan suatu tugas gerakan tertentu secara efektif dan seefisien mungkin. Selanjutnya Syafruddin [1] menjelaskan bahwa penguasaan teknik yang baik dapat menghemat dan mengefisienkan pemakaian gerakan. Berdasarkan pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa teknik dasar merupakan salah satu komponen yang sangat penting dan harus dilatih karena
tanpa penguasaan teknik yang baik maka saat bertanding para atlet akan sulit meraih prestasi. Dalam olahraga tenis lapangan, teknik dasar sangat dibutuhkan dan harus dikuasai oleh para atlet seperti pada teknik service, forehand, dan backhand kesemuanya ini harus dilatih dengan baik dan didukung oleh gaya saat proses latihan berlangsung sehingga dapat mencapai prestasi yang ingin dicapai.
Dalam olahraga tenis lapangan kondisi fisik dan teknik sangat diperlukan dan memang harus dikuasai oleh setiap atlet tenis. Dengan kondisi fisik yang bagus tanpa diimbangi dengan teknik dasar yang baik, maka sulit menciptakan atlet tenis yang baik pula. Adapun teknik dasar yang telah disebutkan diatas perlu dikuasai, oleh karena itu teknik dasar dalam olahraga tenis lapangan perlu dilatih dengan baik dan dengan gaya yang benar. Idealnya seorang atlet tenis mendapatkan materi latihan dengan gaya yang baik pada proses latihan maka seorang atlet akan mudah menguasai teknik dasar tenis lapangan dan mampu bertanding dengan baik sehingga akan mudah meraih kemenangan saat bertanding, selain itu atlet juga harus memiliki mental yang baik dalam bertanding, dengan demikian prestasi puncak yang ingin dicapai akan terealisasi. Begitu juga dengan penguasaan teknik dasar bagi atlet, jika ingin meraih prestasi yang baik maka diperlukan penguasaan teknik yang baik dan kondisi fisik yang baik pula. Meskipun demikian, ketiga teknik dasar tersebut mempunyai karateristik yang berbeda namun ketiganya ditentukan oleh factor-faktor antara lain, seperti: gaya yang diberikan pada proses latihan, program latihan, aspek psikologi seperti motivasi latihan, mental atlet, status gizi atlet, emosional dan juga taraf intelegensi atlet itu sendiri, ketersediaan sarana dan prasarana yang tujuannya adalah agar atlet, dapat menguasai teknik dengan benar.
Berdasarkan hasil observasi dan pengalaman peneliti, hal ini terjadi karena kesalahan yang sering dilakukan oleh para atlet, seperti pada: 1) service: bola yang dipukul tidak terkontrol, bola yang dipukul sering keluar pada kontak service, pada saat melakukan toss tidak tepat sehingga pada saat dipukul sering gagal menyeberang ke daerah lawan, 2) Forehand: bola yang dipukul jauh atau sering keluar, sentuhan bola pada perkenaan racket selalu melenceng ke arah sasaran sehingga sering keluar bola dipukul tidak terkontrol, 3) backhand: Penganggaan racket yang masih salah, sikap pergerakkan kaki masih salah, bola dipukul jauh keluar. Menurut Irawadi [2] Idealnya pada: 1) Servis akan dapat mengawali sebuah permainan dalam tenis, karena tanpa teknik ini permainan tidak akan bisa berlangsung dan service.yang baik akan dapat menghasilkan angka dan juga dapat memenangkan permainan, 2) forehand, suatu pukulan yang amat penting, karena lebih kurang 50% pemain mengunakan teknik ini, atlet dapat memulai permainan tenis karena teknik ini juga dapat mengecoh lawan, 3)
backhand, pada awalnya terasa sulit tapi dengan latihan
yang tera tur serta pengunaan teknik gerakkan yang tepat maka backhand akan dapat dilakukan dengan mudah.
Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulis melihat serta membahas permasalahan ini, terkait dengan pengaruh gaya terhadap keterampilan dasar tenis lapangan atlet Semen Padang.
2. Metodologi Penelitian
Tenis adalah suatu permainan olahraga dengan menggunakan bola dan raket dan dimainkan di atas lapangan persegi panjang yang memiliki permukaan datar atau rata yang tujuan permainanya adalah berusaha untuk mendapatkan angka atau point untuk mencapai kemenangan. Pemain yang akan bermain atau bertanding berdiri saling berhadapan pada daerah masing-masing. Daerah tempat ia berdiri merupakan daerahnya, sementara daerah diseberang net adalah daerah lawan. Bola adalah alat yang akan dipukul, sedangkan raket adalah alat yang digunakan untuk memukul bola. Lapangan seluas ±260,7569 m2, panjang 23,77 meter, lebar 8,23 meter (tunggal) dan 10,97 (ganda). Net dipasang pada dua buah tiang setinggi 1,07 meter diluar sisi lapangan. Dan jarak tiang dengan garis pinggir lapangan 0,914 cm. Pada bagian tengah net mempunyai ketinggian 0,947 meter. Permainan ini dilakukan di atas lapangan dengan permukaan keras (hard court), tanah liat (gravel), maupun lapangan rumput (grass court). Kiram [3] mengemukakan ”bahwa keterampilan adalah tindakan yang memerlukan aktivitas gerak yang harus dipelajari agar mendapatkan bentuk gerakan yang benar”. Sedangkan menurut Irawadi [2] mengemukakan ”Memiliki keterampilan dasar dalam bermain tenis merupakan dambaan setiap pemain tenis. Pemain yang terampil akan mampu memukul atau mengembalikan setiap bola yang masuk ke daerahnya lalu dikembalikan ke daerah lawan sesuai dengan keinginanya. Semakin terampil seorang pemain dalam memukul maka akan semakin mudah pemain untuk mengarahkkan dan mengatur setiap pukulannya”. Untuk lebih jelasnya pelaksanaan dari ketiga teknik dasar tersebut maka akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut:
Service merupakan proses awal untuk memulai suatu
permainan dan termasuk suatu jenis atau teknik yang penting untuk di kuasai, terutama dalam melancarkan serangan. Service ini dilakukan didaerah belakang (baseline) dan masuk ke daerah service (service courts) melewati net. Apabila service ini dilakukan dengan baik dan efektif akan menyulitkan bagi lawan untuk mengembalikannya dengan arti akan dapat memberikan keuntungan bagi pihak yang melakukan service.
Menurut Yudoprasetio [4] forehand adalah Setiap bola yang memantul dan dipukul ke arah kanan bagi pemain yang mengunakan tangan kanan sering disebut dengan
forehand. Bagi pemain yang mengunakan atau
memegang raket dengan tangan kiri adalah bola yang dipukul dari arah kiri tubuhnya. Dapat disimpulkan bahwa setiap bola yang dipukul dari sisi kanan bagi pemain yang memegang raket dengan tangan kanan disebut dengan forehand. Pukulan forehand dilakukan
dengan cara mengayun raket ke sebelah kanan belakang badan, bagi yang tidak kidal.
Merupakan pukulan yang dilakukan dari sebelah kiri, bagi pemain yang memegang raket dengan tangan kanan. Sebaliknya dari arah sebelah kiri bagi yang memegang raket dengan tangan kiri. Menurut Irawadi [2] melakukan pukulan backhand relatif lebih sulit dibanding dengan forehand, hal ini disebabkan bola harus dipukul oleh tangan bagian belakang atau kiri”. 2.1 Hakikat Latihan
Mengemukakan latihan ialah upaya sadar yang dilakukan secara berkelanjutan dan sistematis meningkatkan kemampuan fugsional raga yang sesuai dengan tuntutan penampilan cabang olahraga itu. Untuk mendapatkan menampilkan mutu cabang olahraga itu baik pada aspek kemampuan dasar (latihan fisik) maupun aspek kemampuan keterampilanya (latihan teknik) berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan maka disimpulkan latihan adalah sesuatu proses pemberdayaan diri melalui suatu aktifitas yang sistematis yang berualang-ulang dan kian hari kian menambah beban tugasnya perbaikan dengan penelitian ini maka latihan yang dimaksud adalah proses pemperdayaan melalui suatu aktifitas yang sistematis yang berualang-ulang dan kian hari kian menambah beban tugasnya perbaikan dengan penelitian ini maka latihan yang dimaksud adalah proses pemperdayaan diri melalui aktifitas sistematis untuk mengningkatkan ketepatan pukulan service, forehand dan backhand dalam permainan tenis.
Struktur gaya mencerminkan dua kapasitas dasar, yaitu kapasitas untuk “reproduksi”, dan kapasitas “produksi”. Pada dasarnya tiap manusia memiliki kapasitas untuk mereproduksi pengetahuan, meniru model, dan berlatih keterampilan. Di samping itu, manusia juga memiliki kapasitas untuk memproduksi ide, sesuatu, dan kapasitas untuk mengajukan hal-hal yang baru dan yang belum diketahui. Keputusan-keputusan selalu berpengaruh terhadap apa yang terjadi pada atlet, maka tiap gaya berpengaruh pada perkembangan atlet. Spektrum gaya memberikan kerangka kerja untuk mengkaji pengaruh tiap gaya dalam domain kognitif, afektif, sosial, fisik, dan domain moral.
Menurut Mosston [5] dalam Ilham Surya Fallo’s mengemukakan “Gaya merupakan interaksi yang dilakukan oleh guru dengan siswa pada saat proses belajar mengajar agar materi yang disajikan guru dapat diserap dan dimengerti kemudian perilaku guru dijadikan sebagai titik masuk”
2.2 Hakikat Gaya Praktik
Menurut Mosston [5] dalam Ilham Surya Fallo’s (2008:39) ”Gaya praktik ini memberikan siswa untuk berlatih secara individu dan mandiri, serta menyediakan waktu pada guru untuk memberikan umpan balik (feedback)”. Berdasarkan hal diatas, jika gaya ini dapat
diterapkan oleh pelatih tenis saat proses latihan maka diduga gaya ini dapat memberikan pengaruh terhadap keterampilan dasar tenis lapangan karena dalam gaya praktik ini, seorang guru atau pelatih menyediakan umpan balik. Menurut Syahara [6] pelatih harus memikirkan bahwa umpan balik dimaksudkan tidak semata-mata sebagai bentuk hasil pembelajaran (knowledge of result) untuk mendapatkan informasi selama dan sesudah tugas, tetapi yang lebih penting lagi, bahwa informasi tersebut harus mampu memberikan penguatan terhadapat tugas gerak yang benar dan sejauh mungkin dapat memberikan respon serta memperbaiki tugas gerak yang salah”. Dengan adanya umpan balik dari pelatih tersebut diharapkan teknik yang dilakukan oleh atlet lebih sempurna sehingga menjadi bersifat permanen.
Menurut Syahara [6] “Retensi diartikan sebagai kapasitas untuk mengingat. Ritensi biasanya meliputi kemampuan untuk mengulang satu tindakan dengan tepat dalam kurun waktu tertentu. Apabila si anak diberikan kesempatan untuk mengulang-ulang keterampilan motoriknya (review) dalam beberapa interval waktu tertentu maka mereka akan memiliki kemampuan untuk mengingat keterampilan tersebut lebih lama”. Berdasarkan pendapat diatas dengan adanya umpan balik dari pelatih maka siatlet akan dapat mengingat apa yang diajarkan oleh pelatih.
2.3 Hakikat Gaya Periksa Diri
Menurut Mosston [5] dalam Ilham Surya Fallo’s (2008:119) “Gaya periksa diri adalah hubungan guru dengan siswa yang menuntut keputusan ditentukan oleh siswa, yang berarti lebih banyak tanggung jawab yang dituntut. Kemudian guru mendesain dan menyajikan suatu bentuk latihan dalam permainan dengan sejumlah tingkat kesukaran. Siswa sendiri yang harus memutuskan untuk memulai dari tingkat kesulitan yang mudah sampai tingkat kesulitan yang lebih tinggi, sehingga siswa dituntut tanggung jawabnya sendiri di dalam menilai kemampuannya sendiri”.
Apabila gaya periksa diri ini dapat diterapkan oleh pelatih pada saat latihan tenis, maka atlet akan lebih mandiri untuk melakukan keterampilan dasar tenis lapangan. Karena pada gaya ini, atlet belajar untuk menilai kemampuannya sendiri. Menurut Mosston [5] dalam Ilham Surya Fallo’s (2008:120) “Gaya periksa diri memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih percaya diri dalam mengetahui apa yang telah dilakukan atau yang belum mereka lakukan pada saat melakukan tugasnya”.
2.4 Pengaruh Gaya Praktik Terhadap Keterampilan Dasar Tenis Lapangan Atlet Semen Padang Konsep dasar yang dikembangkan melalui gaya praktik ini adalah prinsip latihan, yang mana menggambarkan suatu proses latihan atau pengolahan materi latihan pada keterampilan service, forehand dan backhand yang
pelaksanaannya dilakukan secara berulang-ulang melalui tuntunan yang bervariasi. Sehingga kemampuan untuk mengulang satu tindakan dengan tepat dalam kurun waktu tertentu maka sianak keterampilan motoriknya (review) dalam beberapa interval waktu tertentu akan memiliki kemampuan untuk mengingat keterampilan tersebut lebih lama. Karena dalam gaya praktik ini, pelatih menyediakan umpan balik sehingga adanya koreksi pada tiap proses latihan. Dengan adanya umpan balik tersebut diharapkan teknik yang dilakukan oleh atlet lebih sempurna sehingga menjadi bersifat permanen di-memory otak siatlet.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukan di atas, maka dapat diduga dengan menggunakan gaya praktik mempunyai pengaruh terhadap keterampilan dasar tenis lapangan.
2.5 Pengaruh Gaya Periksa Diri Terhadap
Keterampilan Dasar Tenis Lapangan Atlet Semen Padang
Gaya ini berperan dalam upaya meningkatkan keterampilan dasar tenis lapangan seperti yang diketahui sebelumnya gaya periksa diri melibatkan atlet dalam menggunakan logika, berpikir kritis, dan percobaan kegagalan dengan tujuan untuk menemukan jawaban yang benar dari pertanyaan masalah. Dan pada gaya periksa diri ini, atlet belajar menilai penampilannya sendiri pada saat melakukan forehand, backhand dan service apakah ketiga teknik ini sudah betul atau belum pelaksanaannya sehingga atlet dapat belajar bersikap objektif terhadap penampilannya, baik belajar menerima keterbatasannya, membuat keputusan baru dalam bagian pelajaran selama dan sesudah pelajaran. Tujuan gaya periksa diri ini adalah agar atlet mencari umpan balik sendiri membandingkan antara apa yang dilakukan dengan kriteria dari pelatih sehingga atlet dapat memperoleh umpan balik secara instrinsik.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukan, maka dapat diduga dengan menggunakan gaya periksa diri yang diberikan kepada atlet tenis Semen Padang pada proses latihan mempunyai pengaruh terhadap keterampilan dasar tenis lapangan. Karena disetiap proses latihan mereka menerapkan keputusan ditentukan oleh atlet, yang berarti lebih banyak tanggung jawab pada atlet. 2.6 Efektifitas Gaya Praktik Dengan Gaya Periksa
Diri Terhadap Keterampilan Dasar Tenis Lapangan Atlet Semen Padang
Untuk mampu melakukan teknik dasar tenis lapangan dengan baik dan benar tentu terlebih dahulu diawali dengan pemilihan gaya yang tepat dan sistematis. Pengunaan gaya praktik dan gaya periksa diri merupakan
bentuk pelaksanaan yang dapat meningkatkan
keterampilan dasar tenis lapangan. Pada dasarnya ke dua gaya ini adalah sama-sama bertujuan untuk mempermudah atlet untuk melakukan keterampilan dasar tenis lapangan. Perbedaan gaya ini bertitik pada
pelaksanaannya, dimana gaya praktik menggambarkan pada proses latihan service, forehand dan backhand yang pelaksanaannya dilakukan secara berulang-ulang karena adanya umpan balik dari pelatih sehingga si anak memiliki kemampuan untuk mengingat keterampilan tersebut lebih lama. Dan diharapkan teknik yang dilakukan oleh atlet lebih sempurna sehingga bersifat permanen dimemory otak siatlet. Pada gaya periksa diri, atlet berusaha untuk menilai dirinya sendiri sejauh mana mereka mampu untuk menganalisa gerakkan pada setiap bentuk latihan yang telah diberikan pelatih.
Dengan adanya perbedaan pelaksanaan gaya tersebut, peneliti ingin membuktikan melalui penelitian ini pengaruh ke dua gaya tersebut, serta ingin membuktikan gaya manakah yang lebih efektif terhadap peningkatan keterampilan dasar tenis lapangan. Namun, berdasarkan argumen peneliti dengan didukung berbagai teori serta dilihat dari pelaksanaan gaya yang dilakukan, mengungkapkan bahwa gaya praktik lebih efektif dibanding gaya periksa diri terhadap keterampilan dasar tenis lapangan.
2.7 Hipotesis
Mengacu pada kajian teori dan kerangka konseptual terhadap variabel-variabel diatas, maka sebagai hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Gaya praktik berpengaruh signifikan terhadap keterampilan dasar tenis lapangan Atlet Semen Padang, 2) Gaya periksa diri berpengaruh signifikan terhadap keterampilan dasar tenis lapangan atlet Semen Padang, dan 3) Gaya praktik lebih efektif dari pada gaya periksa diri terhadap keterampilan dasar tenis lapangan atlet Semen Padang.
Jenis penelitian ini tergolong pada jenis penelitian kuatitatif dengan mengunakan pendekatan eksperimen. Desain Penelitian yang digunakan yaitu eksperimen semu (quasi-exsperiment) Sunarno, dkk. [7] tujuan rancangan eksperimen semu adalah ”untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengotrol dan atau memanipulasi semua variabel yang relevan. Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah dilapangan tenis Semen Padang dan Latihan dilaksanakan pada hari rabu, jumat pada pukul 16.00-18.00 WIB dan minggu pukul 07.30 WIB dengan 16 kali pertemuan.
Dalam penelitian ini, populasinya adalah atlet tenis Semen Padang, terdiri dari KU 12 (11-12) 9 putra dan 2 putri, di KU 14 (13-14) 11 putra dan 1 putri dan di KU 16 (15-16) 1 Putri. yang berjumlah 24 orang. Yusuf (2005:186) mengemukakan bahwa sampel adalah “sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut” dalam penelitian ini penarikan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling maksundya adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu yaitu atlet putra saja yang berjumlah 20 orang pada kelompok umur (12-13) dan (14-15). Diambil atlet
putera saja karena dengan pertimbangan-petimbangan sebagai berikut: 1) Jumlah atlet yang lebih banyak mengikuti latihan tenis lapangan adalah atlet putera, 2) Dilihat dari segi keaktifan, atlet putra lebih aktif mengikuti kegiatan latihan, dan 3) Dilihat dari segi fisiologis, biologis dan psikologis atlet putra dan putri sangat berbeda karena atlet putra lebih dominan dan lebih fit dalam ketiga hal tersebut.
Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan statistik inferensial yaitu uji beda mean (uji t atau t test).
3. Hasil Penelitian
3.1 Terdapat Pengaruh Gaya Praktik yang Berarti Terhadap Peningkatan Keterampilan Dasar Tenis Lapangan
Uji statistik yang digunakan adalah t-tes yaitu melihat pengaruh dalam satu kelompok yang sama pada taraf signifikan 0,05. Hasil tes awal keterampilan dasar tenis lapangan kelompok gaya praktik dengan jumlah sampel 10 diperoleh nilai tertinggi keterampilan dasar tenis lapangan 28,33 skor terendah keterampilan dasar tenis lapangan 18,67 rata-rata (mean) 22,23 Standar Deviasi (SD) 2,58. Selanjutnya hasil tes akhir diperoleh nilai tertinggi untuk keterampilan dasar tenis lapangan 33,00, skor terendah keterampilan dasar tenis lapangan 25,00, rata-rata (mean) 27,47, Standar Deviasi (SD) 2,39. Dapat dilihat bahwa thitung (10,20) > ttabel (1,833). Hal ini berarti bahwa hipotesis penelitian dapat diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gaya praktik memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan dasar tenis lapangan. Peningkatan keterampilan dasar tenis lapangan ini dari skor rata-rata 67,30 pada tes awal menjadi 82,40 pada tes akhir.
3.2 Terdapat Pengaruh Gaya Periksa Diri yang Berarti Terhadap Keterampilan Dasar Tenis Lapangan
Uji statistik yang digunakan adalah t-tes yaitu melihat pengaruh dalam satu kelompok yang sama pada taraf signifikan 0,05. Hasil tes awal keterampilan dasar tenis lapangan kelompok gaya periksa diri dengan jumlah sampel 10 diperoleh nilai tertinggi keterampilan dasar tenis lapangan 73 skor terendah keterampilan dasar tenis lapangan 58 rata-rata (mean) 66,20 Standar Deviasi (SD) 4,83 Selanjutnya hasil terakhir diperoleh nilai tertinggi untuk keterampilan dasar tenis lapangan 77 skor terendah keterampilan dasar tenis lapangan 62, rata-rata (mean) 69,50, Standar Deviasi (SD) 5,30.
Dapat dilihat bahwa thitung (7,86) > ttabel (1,833). Hal ini berarti bahwa hipotesis penelitian dapat diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gaya periksa diri memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan dasar tenis lapangan. Peningkatan keterampilan dasar tenis lapangan ini dapat dilihat dari
skor rata-rata 66,20 pada tes awal menjadi 69,50 pada tes akhir.
3.3 Pengaruh Gaya Praktik Lebih Efektif Dibanding Gaya Periksa Diri Terhadap Keterampilan Dasar Tenis Lapangan
Uji statistik yang digunakan adalah t-tes yaitu melihat pengaruh dalam satu kelompok yang sama pada taraf signifikan 0,05. Adapun hasil tes akhir kelompok gaya praktik diperoleh nilai tertinggi keterampilan dasar tenis lapangan 99 skor terendah 75 rata-rata (mean) 82,40 dan simpangan baku (SD) 7,18 sedangkan hasil tes akhir kelompok gaya periksa diri, nilai tertiggi untuk keterampilan dasar tenis lapangan 77 skor terendah 62 rata-rata (mean) 69,50 dan simpangan baku (SD) 5.30. dapat dilihat bahwa thitung (232,9) > ttabel (1,833). Hal ini berarti bahwa hipotesis penelitian diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang berarti antara gaya praktik dan gaya periksa diri dalam meningkatkan keterampilan dasar tenis lapangan. 4. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan analisi data dan pembahasan yang telah dipaparkan terdahulu, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Gaya praktik memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan teknik dasar tenis lapangan, hasil yang diperoleh thitung 10,20 > ttabel 1,833.
2. Gaya periksa diri memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan teknik dasar tenis lapangan, hasil yang diperoleh thitung 7,86 > ttabel (1,833).
3. Gaya praktik lebih berpengaruh dibandingkan dengan gaya periksa diri untuk meningkatkan keterampilan dasar tenis lapangan, dimana hasil yang diperoleh thitung (232,9) > ttabel (1,833).
Sesuai dengan kesimpulan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Pelatih Semen Padang agar lebih banyak memberikan gaya praktik dalam meningkatkan keterampilan dasar tenis lapangan.
2. Pelatih Semen Padang juga dapat memberikan gaya periksa diri untuk meningatkan keterampilan dasar tenis lapangan
3. Pelatih Semen Padang dapat memberikan gaya praktik dan periksa diri untuk dapat meningkatakan keterampilan tenis dasar lapangan.
4. Atlet tenis Semen Padang yang ingin meningkatkan keterampilan dasar tenis lapangan dianjurkan untuk menggunakan gaya praktik dan periksa diri.
5. Kepada klub tenis Semen Padang agar dapat memberikan keterampilan dasar tenis lapangan dengan gaya praktik karena lebih efektif untuk meningkatkan keterampilan dasar tenis lapangan.
Daftar Pustaka
[1] Syafruddin, Ilmu Kepelatihan Olahraga (Teori dan Aplikasinya Dalam Pembinaan Olahraga). Padang: UNP Press, 2011.
[2] H. Irawadi, Cara Mudah Menguasai Tenis. Padang: Wineka Media Malang, 2009.
[3] Y. Kiram, Pendekatan Psikoanlisis Terhadap Aksi-aksi Motorik Manusia dalam Olahraga. Padang: Pasca Sarjana UNP, 2001. [4] B. Yudoprasetio, Belajar Tenis ”The Three Stroke Game”, Jilid I
dan II ed. Jakarta: Aksara, 1981.
[5] M. Mosston, Teaching Physical Education. Colombus, Ohio, US: Charles E, Merril Publishing Company, 2008.
[6] S. Syahara, Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik-Motorik: Fakultas Ilmu Keolahragaan Press, 2011.
[7] A. Sunarno and D. S. D. Sihoming, "Metode penelitian keolahragaan," Surakarta: Yuna Pustaka, 2011.
Biodata Penulis
Lolia Manurizal, S.Pd., M.Pd., memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Olahraga Kesehatan dan Rekreasi (S.Pd), Program Studi Pendidikan Olahraga, Universitas Negeri Padang, lulus tahun 2008. Memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) Program Pasca Sarjana Magister Pendidikan Olahraga Universitas Negeri Padang, lulus tahun 2014. Saat ini menjadi Dosen di Universitas Pasir Pengaraian.