• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahasa Aceh Dialek Seulimeum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bahasa Aceh Dialek Seulimeum"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Bahasa Aceh Dialek Seulimeum

Oleh:

Muhammad Nabil Bèrri1

Seulimeum (Dialek Seulimeum: Seulimeung) adalah sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Aceh Besar. Kecamatan ini memiliki 47 kampung (Aceh: gampông) dan 5 kemukiman (Aceh: mukim), yaitu Seulimeum, Tanoh Abèë, Lam Kabeu, Lam Teuba, dan Lam Panah2. Sebelumnya kecamatan Seulimeum juga mencakup

Kecamatan Lembah Seulawah dan Kota Jantho. Ke depan kecamatan Seulimeum juga akan dimekarkan lagi yaitu Kecamatan Seulawah Agam yang meliputi Mukim Lam Teuba dan Lam Panah.

Dari beberapa keterangan yang saya peroleh3, Bahasa Aceh Dialek Seulimeum

mencakup Mukim Seulimeum, Tanoh Abèë dan Lam Kabeu. Juga kemungkinan Kecamatan Lembah Seulawah dan Kota Jantho. Sedangkan Mukim Lam Teuba dan Lam Panah memiliki dialek tersendiri yang berbeda dengan Dialek Seulimeum. Batas-batas pasti belum dapat ditentukan mengingat belum ada penelitian yang sungguh-sungguh dilakukan.

Dialek Jantho barangkali suatu dialek tersendiri mengingat pengaruh bahasa suku asli Aceh yang sudah punah yaitu Suku Bante/Mante yang terakhir terdapat di kecamatan ini. Dialek Jantho menurut orang Seulimeum lebih kasar daripada Dialek Seulimeum. Data-data yang saya kemukakan di sini, saya peroleh dari ibu saya dan keluarga besar dari pihak ibu yang berasal dari Kampung Seulimeum dan sekitarnya.

1Penulis bukan dari latar pendidikan kebahasaan. Apa yang penulis kemukakan hanyalah suatu bentuk

amatan saja dari seorang peminat bahasa. Untuk menghubungi penulis silakan kunjungi:

http://bahasaaceh.wordpress.comatau langsung ke surat-e: [email protected].

2Data tahun 2008. Lihat www.acehbesarkab.go.id.

(2)

Bahasa Aceh Dialek Seulimeum4 memiliki kekhasan tersendiri yang tidak terdapat

dalam dialek lainnya. Kekhasan tersebut adalah perubahan bunyi /r/ yang terletak di akhir kata induk menjadi bunyi /y/.

Perhatikan contoh berikut:

Bahasa Melayu Bahasa Aceh

Dialek Umum Dialek Seulimeum

Akur Akô Akôy

Asar* Asa Asay

Atur Atô Atôy

Bulur5 Bulô Bulôy

Cucur6 Cucô Cucôy

Campur Jampu Jampuy

Catur Catô Catôy

Dapur Dapu Dapuy

Datar7 Data Datay

Dubur* Leubô Leubôy

Ekor Iku Ikuy

Hancur Ancô Ancôy

Kabar* Haba Habay

Kadar* Kada Kaday

Kapur Gapu Gapuy

Kasar Gasa Gasay

Kasur Kasô Kasôy

Kendur Keundô Keundôy

Kukur Ku Kuy

Lingkar Lingka Lingkay

Lohor* Leuhô Leuhôy

Luar Luwa Luway

Mandor** Mandô Mandôy

Nomor** Lumbô Lumbôy

Pusar Pusa Pusay

Putar Puta Putay

Sabar* Saba Sabay

4Penduduk Seulimeum tidak mengucapkan Seulimeum, tetapi Seulimeung. 5Rakus

6Bilas

(3)

Sahur* Sahô Sahôy

Tabur Tabu Tabuy

Tambur Tambô Tambôy

Tampar Tampa Tampay

Tawar8 Taba Tabay

Tegar9 Teuga Teugay

Tidur Du Duy

Tikar Tika Tikay

Tukar Tuka Tukay

*) Dari bahasa Arab **) Dari bahasa Eropa

Beberapa kata yang induk katanya tidak sama dengan bahasa Melayu:

Kata Induk* Bahasa Aceh Bahasa Melayu

Dialek Umum Dialek Seulimeum

*Basur Basô Basôy Sembab

*Hur Hu Huy Menyala

Izar10 Ija Ijay Kain

*Jambur11 Jambô Jambôy Pondok

*Jur Ju Juy Mendidih

*Kacar12 Gaca Gacay Inai

*Kisar Gisa Gisay Kembali

*Peler Pleuë Pleuëy Menggosok

*Salar Sala Salay Sala

*Sibur Sibu Sibuy Menyiram

*Siyar Siya Siyay Terbakar

*Sur Su Suy Suara

*Tajur Tajô Tajôy Maju

*Tahur Thô Thôy Kering

*Tincur Tincu Tincuy Runcing

*Ulur Ulu Uluy Bunting

*War Wa Way Merangkul

*) Dugaan (hipotesis) saya 8Menawarkan, bukan rasa tawar 9Kuat

10Dari Bahasa Arab

11Bahasa Gayo = jamur. Bahasa Alas = jambur. 12Bahasa Gayo = kacar.

(4)

Pengecualian:

1. Kata-kata yang berakhiran /é/. Contoh:

Bahasa Melayu Dialek Umum Dialek SeulimeumBahasa Aceh

Pikir Piké Piké

2. Kata-kata yang berakhiran /o/. Contoh:

Bahasa Melayu Dialek Umum Dialek SeulimeumBahasa Aceh

Dengar Deungö Deungö

Kotor Kuto Kuto

Kumur Kumo Kumo

Mawar Maw‘o Maw‘o

3. Kata-kata yang berakhiran /eu/ dan /euë/. Contoh:

Bahasa Melayu Dialek Umum Dialek SeulimeumBahasa Aceh

Akar Ukheuë Ukheuë

Bayar Bayeu Bayeu

Biar Biyeuë Biyeuë

Ikhtiar Ékeutieuë Ihtiyeuë

Layar Layeuë Layeuë

Pagar Pageuë Pageuë

Tawar Tabeuë Tabeuë

Kecuali:

(5)

Bandingkan dengan kata induk yang berakhir dengan vokal /l/ yang berubah menjadi /y/ yang terdapat pada semua dialek:

Bahasa Melayu Bahasa Aceh

Dialek Umum Dialek Seulimeum

Bantal Bantay Bantay

Gatal Gatay Gatay

Kapal Kapay Kapay

Mahal Meuh‘ay Meuh‘ay

Sentul Seutuy Seutuy

Kata induk yang tidak sama dengan bahasa Melayu:

Kata Induk* Bahasa Aceh Arti

Dialek Umum Dialek Seulimeum

*Apul Apuy Apuy Api

*Bangal Bangay Bangay Bodoh

*Bul13 Buy Buy Babi

*Lantul Lantuy Lantuy Kura-kura

*Sapal Sapay Sapay Lengan

*) Dugaan (hipotesis) saya

Kekhasan lainnya adalah bunyi /i/ yang terdapat di akhir beberapa kata akan berubah menjadi /é/. Namun, ciri ini tidak khas Seulimeum karena juga terdapat pada dialek-dialek lainnya di Aceh Besar (kecuali untuk kata “aké”). Contoh:

Bahasa Melayu Dialek Umum Dialek SeulimeumBahasa Aceh

Kaki Gaki Aké Cara Bagaimana Tahu Cara Kri Meukri Pakri Tukri Kré Meukré Pakré Tukré Mana Tampak Tahu Mana Ri Meuri Turi Ré Meuré Turé Beri Bri Bré

(6)

Dialek Lam Beusoë14, Lam Nomengucapkan “aké” juga bukan “gaki”.

Juga bunyi /i/ yang berada di tengah kata berubah menjadi /é/. Contoh: Bahasa Melayu Dialek Umum Dialek SeulimeumBahasa Aceh

Hanya Cit Cét

Bekas Euncit Euncét

Kemudian bunyi /é/ pada beberapa kata, pada dialek Seulimeum berupa /i/. Contoh: Bahasa Melayu Dialek Umum Dialek SeulimeumBahasa Aceh

Minum Jép Jip

Di sebuah kampung di Reubèë15, Pidië ada juga yang mengucapkan “jip” bukan “jép”.

Selanjutnya bunyi /b/ dan /g/ pada awal beberapa kata menghilang. Contoh:

Bahasa Melayu Bahasa Aceh

Dialek Umum Dialek Seulimeum

Mulut Babah Abah

Sebesar Bubé Ubé

Kaki Gaki Aké

Kuku Gukèë Ukèë

Perhatikan bahwa perubahan ini hanya terjadi bila awal suku kata pertama dan kedua pada bahasa Melayu adalah /k/ dan /k/. Bila awal suku kata yang kedua bukan /k/, maka bunyi /g/ tidak hilang. Contoh:

Bahasa Melayu Dialek Umum Dialek SeulimuemBahasa Aceh

Kentang Gantang Gantang

Kentut Geuntôt Geuntôt

Kuda Guda Guda

14Keterangan dari Cut Fauziah dari Lam Beusoë.

(7)

Ciri khas lainnya dijumpai bunyi /ë/ di tengah-tengah

Bahasa Melayu Dialek 1 Dialek 2 Bahasa AcehDialek Seulimuem

Bangun Beudöh Beudoih Beudoëh

Buang Böh Boih Boëh

Manggis Mangohta Mangoihta Mangoëhta

Sampah Brôh Brôih Brôëh

Tiba Trôh Trôih Trôëh

Kemudian ciri yang sangat khas terdapat pada kata ganti orang yang melekat. Melayu

Aceh Bentuk

Bebas Umum Bentuk ImbuhanSeulimeum

Kau Kah -keu/ -keuh -ka/ -kah

Kamu Gata -teu/ -teuh -ta/ -tah

Kita Tanyoë16 -teu/ -teuh -ta/ -tah

Kami Kamoë meu- mi

-- meu/ -meuh -mih Untuk lebih jelas, perhatikan kalimat berikut:

1. Nama kau siapa?

a. Nan droë-keu(h)soë? (Dialek Umum) b. Nan droë-kasoë? (Dialek Seulimeum) 2. Kamunya yang malas!

a. Droë-teu(h)beu’ö! (Dialek Umum) b. Droë-tabeu’ö! (Dialek Seulimeum) 3. Gila kalau kita pikirkan!

a. Pungo-teu(h), meunyö tapiké! (Dialek Umum) b. Pungo-tah, meunyö tapiké! (Dialek Seulimeum)

16Dugaan saya kata “tanyoë” merupakan gabungan dari “ta” + “nyoë”, yang berarti “kita ini”. Sehingga

(8)

4. Kemarin kami pergi ke sungai

a. Kamoë baroë meujak u kruëng (Dialek Umum) b. Kamoë baroë mijak u kruëng (Dialek Seulimeum)

Perlu diperhatikan di sini, mengapa saya mencantumkan dua bentuk imbuhan pada kedua dialek. Pada bahasa Aceh dialek umum, sebenarnya keduanya berasal dari dialek yang berbeda. Sedangkan pada dialek Seulimeum, keduanya memang berasal dari dialek Seulimeum saja, akan tetapi pemakaiannya ada sedikit perbedaan.

Bentuk yang memakai tambahan bunyi /h/, dipakai apabila setelah pengucapannya terdapat jeda atau pada akhir kalimat (jeda penuh). Perhatikan:

1. Hèk-tathat takeumiët si gam nyan! (langsung tanpa jeda) Capek sekali kita menjagai anak itu!

2. Hèk-tah, takeumiët si gam nyan! (jeda sebentar, ditandai dengan tanda koma) Capek kita, kita urus anak itu!

3. Leupah that hèk-tah! (jeda penuh) Capek sekali kita!

Demikian dulu untuk sementara, untuk selanjutnya akan kita lanjutkan dengan kata-kata bahasa Aceh yang khas Seulimeum, seperti mawak, baté, peuleu’oh dan sebagainya.

Referensi

Dokumen terkait

Selain adanya variasi bahasa dan dialek-dialek dalam bahasa Indo- nesia yang dipengaruhi oleh dialek-dialek lokal, di Indonesia terdapat variasi bahasa lain yang hampir sama

Bahasa Iban dan Dialek Melayu Sarawak dalam Keluarga Bahasa-Bahasa Dayak Salasilah bahasa yang menurunkan Bahasa Iban dan Dialek Melayu Sarawak Model Kontak Bahasa

Sebagaimana halnya dengan bahasa- bahasa daerah lain di Indonesia, pada umumnya salam atau sapaan bagi penutur asli bahasa Sasak dialek nggeto-nggete juga digunakan

Untuk kepentingan penelitian ini, dialek Bireuen digunakan sebagai acuan berdasarkan pertimbangan bahwa dialek itu (a) dimengerti oleh semua penutur bahasa Aceh, (b)

Penelitian kualitatif tahap awal ini berfokus pada beberapa variasi linguistik bahasa Tetun dialek Fehan pada masyarakat matrilineal suku Tetun di Belu, Nusa Tenggara Timur

Dialektologi “ilmu tentang dialek” adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan bahasa yang secara sistematis menangani berbagai kajian yang berkenaan dengan dialek atau

Hasil dari penelitian dalam menganalisis komparasi deiksis Bahasa Bugis dialek Barru dengan Bahasa Makassar dialek Lakiung ditemukan bahwa kedua bahasa tersebut sangat memerhatikan

Hasil dari penelitian dalam menganalisis komparasi deiksis dialek Lakiung Bahasa Makassar dan dialek Pangkep Bahasa Bugis ditemukan bahwa kedua bahasa tersebut sangat memerhatikan