• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Republik Indonesia “Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Jaringan”, Kata Sandi (Inggris: password atau passphrase) adalah kumpulan karakter atau string yang digunakan oleh pengguna jaringan atau sebuah sistem operasi yang mendukung banyak pengguna (multiuser) untuk memverifikasi identitas dirinya kepada sistem keamanan yang dimiliki oleh jaringan atau sistem tersebut. Kata sandi juga dapat diartikan sebagai kata rahasia yang digunakan sebagai pengenal. Sedangkan PIN (Personal Identification Number) dapat diartikan sebagai password yang berisi nomor rahasia milik user untuk mengakses suatu sistem sebagai otentikasi. PIN dapat pula berisi kombinasi huruf dan angka.

Sering sekali kita melihat banyak user ingin mengakses account yang mereka miliki tetapi lupa dengan kata sandi yang telah dibuat terakhir kalinya. Keadaan ini terjadi lantaran mereka jarang membuka account tersebut atau kata sandi tersebut berisi kombinasi huruf dan angka yang mempersulit dalam pengingatan kembali. Hal ini terjadi karena kemampuan mengingat manusia terbatas dan berbeda-beda antara user yang satu dengan yang lain. Dalam ilmu ergonomi pada konsep usabilitas, hal ini berkaitan dengan memorability.

Faktor utama kelemahan penggunaan password dan PIN sebagai sistem otentikasi adalah dari segi keamanan dan kemudahan untuk diingat. Kebanyakan orang menggunakan password kata yang memiliki arti dan dapat diterjemahkan dengan kamus dan berpotensi terjadinya dictionary attack (Alsulaiman and El Saddik, 2008; Lashakri and Farmand, 2009). Dictionary attack yakni semacam teknik penyerangan terhadap sebuah sistem keamanan komputer yang menggunakan percobaan terhadap semua kata/ frasa kunci yang mungkin dan memiliki arti dalam kamus bebas (Farlex, 2014). Selain dictionary attack, ada

(2)

pula brute-force attack yaitu teknik penyerangan kripto-analisis (dalam teori) terhadap data yang dienkripsi (kecuali data yang dirahasiakan dalam sebuah informasi yang secara teoritis sudah aman). Tidak hanya itu, ada teknik pembajakan lain seperti guessing attack, yaitu teknik pembajakan dengan memprediksi tanpa pengetahuan dan informasi yang cukup. Teknik pembajakan phishing attack, yaitu tindakan atau usaha untuk memperoleh username, password dan data-data rahasia lain (Farlex, 2014). Penelitian yang telah dilakukan hingga saat ini, penggunaan alfanumerik untuk password/ PIN tekstual bisa digantikan dengan grafis yang mana diharapkan lebih aman dan mudah diingat (Angeli, et al., 2005).

Ingatan atau sering disebut memory adalah sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak dalam pengambilan informasi. Pada umumnya para ahli memandang ingatan sebagai hubungan antara pengalaman dengan masa lampau. Apa yang telah diingat merupakan hal yang pernah dialami, pernah dipersepsikan, dan hal tersebut pernah dimasukkan kedalam jiwa dan disimpan kemudian pada suatu waktu kejadian itu ditimbulkan kembali dalam kesadaran. Ingatan merupakan kemampuan untuk menerima dan memasukkan (learning), menyimpan (retention) dan menimbulkan kembali apa yang pernah dialami (remembering) (Walgito, 2004).

Beberapa metode yang digunakan dalam penelitian ingatan (memory) dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Metode dengan melihat waktu atau usaha belajar (the learning time method) Metode ini dilakukan dengan melihat berapa lama waktu yang diperlukan oleh seseorang untuk dapat menguasai materi yang dipelajari dengan baik, seperti dapat mengingat kembali materi tersebut tanpa kesalahan. Misalnya seseorang yang disuruh mempelajari lirik lagu kemudian harus mengucapkan kembali lirik tersebut tanpa ada kesalahan. Bila kriteria ini telah terpenuhi, maka diukur waktu yang diperlukan hingga mencapai kriteria tersebut.

2. Metode belajar kembali (the relearning method)

Metode ini merupakan metode yang berbentuk dimana suatu individu disuruh mempelajari kembali materi yang telah dipelajari sampai pada suatu kriteria

(3)

tertentu. Dalam relearning, untuk mempelajari materi yang sama untuk kedua kalinya membutuhkan waktu yang relatif lebih singkat dibanding dengan pertemuan pertama. Jadi, dapat disimpulkan bahwa semakin sering dipelajari, semakin singkat waktu yang dibutuhkan untuk mempelajarinya, dan semakin banyak materi yang dapat diingat dengan baik, dan semakin sedikit materi yang dilupakan. Hal tersebut menunjukkan bahwa proses relearning ada waktu yang dihemat untuk disimpan. Oleh karena itu metode ini disebut juga dengan metode saving method.

3. Metode rekonstruksi

Metode ini dilakukan dengan cara menugaskan individu untuk mengkronstruksi kembali materi yang telah diberikan kepadanya. Dalam mengkonstruksi kembali dapat diketahui waktu yang digunakan dan kesalahan-kesalahan yang diperbuat, sampai pada kriteria tertentu. Contohnya seperti bermain puzzle.

4. Metode mengenali kembali (recognition)

Dalam metode ini penelitian dalam memori ditekankan pada recognition (mengenal kembali). Subjek diminta untuk mempelajari materi kemudian materi tadi disajikan ulang dengan penyertaan materi lain. Adanya materi lain untuk menguji subjek apakah ia mampu mengenal kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya diantara materi-materi lain yang disajikan.

5. Metode mengingat kembali (recall)

Dalam metode ini yang ditekankan adalah proses recall (mengingat kembali) terhadap apa yang telah dipelajari sebelumnya. Misalnya pada tes yang berbentuk esai atau pada tugas-tugas pengarang dimana subjek diminta untuk mengingat kembali peristiwa atau pengalaman yang dialaminya.

6. Metode asosiasi berpasangan

Metode ini dilakukan dengan meminta subjek mempelajari materi secara berpasang-pasangan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan mengingat apa yang telah dipelajarinya. Cara mengevaluasinya yaitu salah satu pasangan berperan sebagai stimulus dan subjek diminta menampilkan kembali (baik recall maupun recognition) (Walgito, 2004).

(4)

Sejauh ini, penelitian para ahli menunjukkan bahwa manusia dapat mengingat informasi yang disajikan dalam bentuk gambar lebih baik daripada mengingat informasi yang disajikan secara tekstual (huruf dan angka atau kombinasi antara keduanya) seperti yang dikemukakan oleh Standing (1973) dimana gambar lebih mudah diingat daripada kata. Hasan, dkk. (2003) menyatakan bahwa media grafis berfungsi khusus untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan. Dari definsi ini menyuratkan bahwa sajian informasi berbentuk gambar akan lebih mudah diingat daripada dalam bentuk tekstual.

Hasan, dkk. (2003) mengemukakan beberapa kelebihan gambar, yaitu: sifatnya kongkrit, lebih realistik menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata; dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu; dapat mengatasi keterbatasan pengamatan; dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah kesalahpahaman; dan murah dan mudah didapat serta digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus.

Terkait dengan masalah keamanan (security), password tekstual merupakan metode yang paling umum digunakan untuk otentikasi akan tetapi mudah sekali dibocorkan kepada orang lain untuk tujuan tertentu. Sebuah survei yang dilakukan oleh perusahaan yang bergerak dibidang internet security dan infrastruktur, VeriSign, menemukan bahwa 65% dari orang yang berhenti secara acak di sebuah jalan di San Francisco bersedia menyerahkan password mereka dengan imbalan minum kopi di Starbucks (Claburn, 2005). Survei ringan semacam ini juga pernah dilakukan oleh PentaSafe Security Technologies, yang menemukan bahwa dua per tiga penumpang di kawasan London Victoria Station yang disurvei bersedia untuk mengungkapkan password komputer mereka dengan imbalan berupa ballpoint (Lemos, 2002). Woollaston (2013) mengungkapkan kepada dailymail.co.uk bahwa telah dilakukan percobaan dengan membentuk sekelompok hacker yang bertugas untuk membajak sekitar 14.800 password yang mungkin secara acak dan dari percobaan tersebut kurang dari satu jam tim hacker

(5)

tersebut juga dapat membajak password sepanjang 16 karakter yakni „qeadzcwrsfxv1331‟ dan tingkat kesuksesan setiap hacker berkisar antara 62% - 90% dengan teknik pembajakan yang berbeda-beda.

Khan (2011) merangkum beberapa penelitian yang telah dilakukan beserta metode otentikasinya dalam sebuah tabel. Tabel tersebut juga dilengkapi resistansi kemungkinan terjadinya pembajakan. Penelitian tersebut dapat disajikan pada Tabel 1.1

Tabel 1.1 Penelitian Otentikasi Terdahulu (Khan, 2011)

Berdasarkan hal ini, password grafis (gambar) diperkenalkan sebagai alternatif untuk menggantikan password tekstual (Sreelatha, et al., 2011). Gambar memiliki karakteristik yaitu sulit dideskripsikan dengan singkat secara tekstual kepada orang lain jika orang yang menerima informasi tersebut tidak melihat sendiri gambar yang dimaksud. Karakteristik inilah yang menjadi suatu kelebihan apabila diterapkan sebagai otentikasi.

Hingga saat ini, jumlah literatur yang membahas tentang usabilitas password gambar tergolong sedikit di Indonesia. Oleh karena itu dalam penelitian ini, penulis akan melakukan tes perbandingan usabilitas penggunaan password/

(6)

PIN berbasis teks/ abjad (alphanumeric) seperti yang sekarang sering digunakan dengan password/ PIN berbasis gambar dengan fokus permasalahan yaitu pada memorability dan security.

1.2. Rumusan Masalah

Masalah yang akan ditelaah dalam penelitian ini adalah bagaimana mempermudah user dalam mengingat kembali kata sandi (password)/ PIN yang sudah lama dibuat dan kemungkinan diakses kembali dalam jangka waktu yang lama serta mempersulit pembocoran password/ PIN kepada non-user.

1.3. Batasan Masalah

Guna memfokuskan penelitian yang dilakukan, ada beberapa batasan masalah pada penelitian ini, yaitu:

1. Metode pengumpulan data dan pengolahan data menggunakan kuesioner dan model yang dikembangkan oleh penulis dengan aplikasi Visual Basic. 2. Penelitian dilakukan sampai tahap model yang sudah dapat berjalan

dengan baik dan uji usabilitas model dengan beberapa skenario. 3. Subjek penelitian adalah siswa Sekolah Menengah Atas atau sederajat. 4. Desain model atau alat penelitian utama mengacu pada

penelitian-penelitian terdahulu dengan beberapa perubahan.

5. Pembocoran password/ PIN hanya menerapkan time limit/ durasi dalam menuliskan kembali atau mendeskripsikan kembali password/ PIN yang telah dibuat.

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Mengetahui perbandingan usabilitas antara PIN tekstual dan PIN gambar.

b. Mengetahui perbandingan durasi yang dibutuhkan untuk mendeskripsikan (menuliskan) kembali PIN dilihat dari sisi pemilik PIN yang berkeinginan untuk membocorkan PIN mereka.

(7)

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah dapat dikembangkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk keperluan meningkatkan keamanan password serta dapat diaplikasikan ke gadget dengan layar sentuh.

1.6. Sistematika Laporan Penelitian

Berikut struktur laporan penelitian yang akan dibuat. BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, manfaat penelitian dan tujuan penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi uraian sistematis tentang penelitian-penelitian terdahulu yang memiliki kaitan maupun tema yang hampir sama yang pernah dilakukan dan dibahas.

BAB III LANDASAN TEORI

Berisi tentang uraian teori-teori acuan terkait permasalahan yang dibahas. BAB IV METODE PENELITIAN

Berisi tentang langkah-langkah penelitian meliputi objek penelitian, alat yang digunakan, diagram alir penelitian, dan jadwal kerja penelitian.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang hasil dan analisis dari penelitian yang dilakukan penulis. BAB VI PENUTUP

Berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran untuk peneliti lain jika ingin mengambil tema penelitian serupa.

DAFTAR PUSTAKA

Gambar

Tabel 1.1 Penelitian Otentikasi Terdahulu (Khan, 2011)

Referensi

Dokumen terkait

Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja yang digunakan dalam suatu unit usaha tertentu atau dengan kata lain penyerapan tenaga kerja

Hasil kajian mendapati terdapat 4 faktor utama iaitu: perancangan yang rapi, sokongan pengurusan, latihan kakitangan dan peruntukan kewangan telah menyumbang kepada keberkesanan

persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57, Menteri, direktur jenderal yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang zakat pada kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan

1. Adanya perasaan senang terhadap belajar. Adanya keinginan yang tinggi terhadap penguasaan dan keterlibatan dengan kegiatan belajar. Adanya perasaan tertarik yang

Variabel adversity quotient, lingkungan keluarga, dan minat berwirausaha diukur dengan skala Likert, yaitu skala dipergunakan untuk mengetahui setuju atau tidak

Hasil uji t yang dilakukan terhadap nilai b rajungan jantan dan betina pada selang kepercayaan 95% diperoleh nilai t hitung lebih besar dari t tabel yang mengartikan

Gambuh merupakan dramatari klasik berbentuk total teater karena di dalamnya terpadu dengan baik dan harmonis elemen-elemen tari, vocal/dialog, musik, drama, sastra dan seni rupa

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Malika yang menyatakan bahwa jumlah tenaga perawat di Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang