Bab IV Hasil dan Pembahasan
IV.1. Analisis perbandingan proses identifikasi
a. Proses metode yang ada
Pelaksanaan identifikasi menggunakan metode yang ada diawali dengan menggambarkan bidang yang akan diidentifikasi ke dalam peta penggunaan tanah. Peta belum memiliki informasi bangunan. Informasi bangunan diperoleh melalui survey lapangan. Peninjauan lokasi dilakukan untuk mendapatkan informasi bangunan / penggunaan lahan.
Pelaksanaan identifikasi tergantung kepada kondisi lapangan, serta kemampuan petugas dalam melakukan pengamatan. Identifikasi membutuhkan tenaga yang trampil dalam survey lapangan. Pengumpulan data lapangan membutuhkan alat bantu / perlengkapan teknis pemetaan untuk mempermudah pembuatan sket bidang tanah yang telah dimanfaatkan dan yang belum dimanfaatkan, serta jenis penggunaan tanah.
b. Proses metode usulan
Pelaksanaan identifikasi menggunakan metode usulan diawali dengan interpretasi citra quickbird dengan klasifikasi bangunan dan bukan bangunan, sehingga dihasilkan daerah tanah permukiman dan tanah terbuka. Bidang tanah yang akan diidentifikasi ditumpangsusunkan / ditampalkan (overlay), dihasilkan bidang dalam daerah tanah permukiman atau tanah terbuka. Bidang HGB pada tanah terbuka diduga terlantar. Bidang HGB diduga tidak terlantar dilakukan interpretasi detil, dilihat kesesuaiannya dengan peta rencana penggunaan tanah / site plan.
Pada metode usulan data awal berupa data penggunaan tanah hasil interpretasi citra dan sudah ada pendugaan awal terhadap bidang tersebut. Peninjauan lokasi untuk verifikasi hasil interpretasi.
Pelaksanaan tergantung kepada kemampuan petugas dalam melakukan interpretasi dan melakukan digitasi. Identifikasi membutuhkan tenaga yang trampil dibidang interpretasi citra dan digitasi.
c. Perbandingan proses
Memperhatikan tahapan dari masing-masing metode terdapat perbedaan dalam proses pendugaan tanah terlantar. Pada metode yang ada proses pendugaan terjadi pada tahap akhir setelah semua proses dilalui. Pada metode usulan proses pendugaan terjadi bertahap. Pada tahap pertama 4 (empat) HGB diduga terlantar dan 1 (satu) HGB diduga tidak terlantar. Pada tahap kedua 5 (lima) HGB diduga terlantar. Hal ini karena peta rencana penggunaan /site plan pada metode usulan digunakan diawal proses / tahapan pelaksanaan.
Pada metode yang ada, peninjauan lokasi dilakukan untuk mendapatkan informasi bangunan / penggunaan tanah. Pada metode usulan pekerjaan lapangan dilakukan untuk verifikasi hasil interpretasi sehingga waktu bisa lebih cepat. Pelaksanaan pada metode yang ada dipengaruhi faktor pengaruh lapangan antara lain lokasi obyek, kondisi topografi (berbukit, bergunung), musim (penghujan, daerah banjir), aksesibilitas / kemudahan transportasi. Pelaksanaan pada metode usulan dipengaruhi oleh ketrampilan petugas dalam melakukan interpretasi dan digitasi.
Pada metode yang ada, sumberdaya manusia yang trampil diperlukan untuk pekerjaan lapang antara lain inventarisasi dan penggambaran dengan alat bantu. Tenaga yang dibutuhkan adalah yang memiliki ketrampilan dibidang pengamatan lapang dan penggambaran. Pada metode usulan sumberdaya manusia yang trampil diperlukan untuk pekerjaan interpretasi dan digitasi. Tenaga yang dibutuhkan adalah yang memiliki ketrampilan dibidang interpretasi citra dan digitasi.
Perbandingan biaya yang dibutuhkan untuk melakukan identifikasi dari kedua metode untuk satu satuan pekerjaan (1 SP) 1000 Ha, sesuai petunjuk operasional kegiatan bidang pengendalian pertanahan dan pemberdayaan masyarakat tahun
2008, dengan memperhatikan komponen utama dalam pembiayaan seperti pada tabel IV.1.
Harga : QuickBird Archive color resolusi 0,61 m = $ 18 per km2 = $ 0,18 per Ha
QuickBird New Collection Color resolusi 0,61 m = $ 22 per km2 = $ 0,22 per Ha
Kurs $ 1 = Rp.9500,-
Tabel IV.1. Perbandingan Biaya 1 SP ( 1000 HA)
No. Uraian
Metode yang ada
Metode usulan Citra Baru Citra Arsip
1 Persiapan
pembuatan/penggambaran peta dasar 1.700.000 2.090.000 1.710.000
ATK 1.500.000 1.500.000 1.500.000
Perlengkapan teknis 2.000.000
2 Inventarisasi dan pemetaan
Uang lapang petugas inventarisasi 3.000.000 3.000.000 3.000.000 Uang lapang petugas pemetaan 3.000.000 3.000.000 3.000.000 Upah pembantu lapang inventarisasi 900.000 900.000 900.000
Upah pembantu lapang pemetaan 900.000
Transport lokasi 3.000.000 1.500.000 1.500.000
3 Pengolahan
pengolahan data (perhitungan luas, tabulasi
data dan pengetikan) 2.000.000 2.000.000 2.000.000 Pembuatan/penggambaran peta hasil lapang 2.000.000 2.000.000 2.000.000
koreksi 2.000.000 2.000.000 2.000.000
JUMLAH 22.000.000 17.990.000 17.610.000
SELISIH 4.010.000 4.390.000
Dengan asumsi harga citra quickbird arsip $ 0,18 per Ha. Dan citra baru $ 0,22 per Ha, metode usulan lebih murah dengan selisih Rp. 4.390.000. ( 20 %) untuk citra arsip dan Rp. 4.010.000 (18,2 %) untuk citra baru. Pengurangan biaya terjadi karena tidak dibelanjakannya perlengkapan teknis yang digunakan untuk pemetaan di lapangan dan tidak dibelanjakannya uang lapang petugas pemetaan dan upah pembantu lapang pemetaan serta transportasi lokasi hanya untuk dua orang petugas inventarisasi dan pembantu lapang inventarisasi. Biaya untuk upah petugas interpretasi citra pada metode usulan, disamakan dengan uang lapang petugas pemetaan.
IV.2. Analisis perbandingan hasil identifikasi
a. Hasil metode yang ada
Hasil identifikasi metode yang ada semua bidang HGB tidak memanfaatkan tanahnya sesuai dengan sifat dan tujuan pemberian haknya, namun tanah masih dikuasai dan digarap oleh masyarakat dengan perjanjian garapan dengan pemegang hak . Penggunaan tanah pada tanah yang digarap masyarakat sebagian besar adalah pertanian tanah kering (tegalan) dan pertanian tanah basah (sawah). Penyebab tanah tidak dimanfaatkan sesuai dengan sifat dan tujuan pemberian haknya adalah kemampuan perusahaan dalam pembiayaan pembangunan perumahan. Hasil identifikasi seperti terlihat pada tabel IV.2.
Tabel IV.2. Rekomendasi per bidang HGB hasil identifikasi metode yang ada N
o Perusahaan Nama Luas (Ha) dimanfaatkan Luas (Ha)
Proporsi
(%) Rekomen dasi Penguasaan Pemanfaatan Penggunaan Penyebab 1 PT. Mitra Muda
Perkasa 13,9795 0 0 Diduga terlantar Dikuasai pemegang hak Digarap masyarakat dengan Perjanjian garapan Yang digarap masyarakat sebagian besar pertanian tanah kering dan pertanian tanah basah Kemampuan pembiayaan perusahaan 2 PT. Multi Consept Indopersada 26,6370 0 0 Diduga terlantar 3 PT. Okawatama
Graha 12,9695 0 0 Diduga terlantar 4 PT. Rifina Elok 15,0000 0 0 Diduga
terlantar 5 PT. Trikadang
Karya Mulya 11,7137 0 0 Diduga terlantar
b. Hasil metode usulan
Hasil identifikasi metode yang diusulkan, dilakukan secara bertahap yaitu tahap interpretasi tanah permukiman dan tanah terbuka dan tahap interpretasi jenis penggunaan tanah detil sesuai dengan peta rencana penggunaan tanah / site plan dari bidang HGB bersangkutan.
Hasil identifikasi bidang HGB pada tahap interpretasi tanah permukiman dan tanah terbuka, HGB atas nama PT. Mitra Muda Perkasa, HGB atas nama PT. Multi Consept Indopersada, HGB atas nama PT. Okawatama Graha dan HGB atas nama PT. Rifina Elok berada pada tanah terbuka. Sesuai sifat dan tujuan Hak
Guna Bangunan, maka keempat HGB dimaksud diduga terlantar. Sementara HGB atas nama PT. Trikadang Karya Mulya 56 % berada pada tanah permukiman dan 44 % berada pada tanah terbuka, sehingga diduga tidak terlantar. Hasil pertampalan HGB dengan tanah permukiman dan tanah terbuka dapat dilihat pada lampiran C sampai dengn G. Hasil identifikasi tahap tanah permukiman dan tanah terbuka dapat dilihat pada tabel IV.3.
Tabel IV.3. Hasil interpretasi tanah permukiman dan tanah terbuka dari citra quickbird
Citra Tanah Permukiman
Tanah terbuka
Batas persil tanah (Ha) % (Ha) %
PT. Mitra Muda Perkasa - 0 13,9795 100
PT. Multi Consept Indopersada - 0 26,6370 100
PT. Okawatama Graha - 0 12,9695 100
PT. Rifina Elok - 0 15,0000 100
PT. Trikadang Karya Mulya 6,5712 56 5,1425 44
Hasil identifikasi bidang HGB pada tahap interpretasi detil, diperoleh penggunaan tanah eksisting, sesuai kondisi pada citra. Hasil ini menunjukkan penggunaan tanah pada saat identifikasi di lapang sesuai tahun pemotretan. Penggunaan tanah pada masing-masing bidang HGB hasil interpretasi citra detil dapat dilihat pada lampiran I sampai dengan M, serta luas masing-masing penggunaan dapat dilihat pada tabel IV.4.
Tabel IV.4. Penggunaan tanah pada masing-masing bidang HGB hasil interpretasi
No
. Nama Pemegang Hak Tanah permukiman Tanah terbuka Tertutup awan (m2) Jumlah (m2) Perumah an teratur (m2) Perumah an tidak teratur (m2) Pertanian tanah basah (m2) Pertanian tanah kering (m2)
1 PT. Mitra Muda Perkasa - 121 40.369 116.459 156.948 2 PT. Multi Consept
Indopersada - - 9.362 185.092 29.157 266.370 3 PT. Okawatama Graha - 1.090 3.499 135.829 140.418 4 PT. Rifina Elok - - 30.805 114.357 145.162 5 PT. Trikadang Karya Mulya 61.688 4.024 8.876 42.549 117.137 Jumlah 61.688 5.235 92.911 594.286 29.157 818.660
Penggunaan tanah pada bidang HGB yang diteliti didominasi oleh penggunaan pertanian tanah kering seluas 594.286 M2 (72,6 %) serta pertanian tanah basah seluas 92.911 m2 (11.3 %). Sementara penggunaan tanah pada HGB atas nama PT. Trikadang Karya Mulya terdapat penggunaan tanah untuk perumahan teratur seluas 61.688 M2.(52,7 %) dari luas HGB yang bersangkutan.
Hasil interpretasi detil pada bidang HGB atas nama PT. Trikadang Karya Mulya dibandingkan kesesuaiannya dengan rencana penggunaan tanah / site plan dari HGB dimaksud. Hasil perbandingan ada ketidaksesuaian seperti dapat dilihat pada tabel IV.5.
Tabel IV.5. Perbandingan Rencana penggunaan tanah dengan penggunaan tanah hasil interpretasi detil HGB PT. Trikadang Karya Mulya
Citra Rencana Penggunaan
Perumahan
teratur (m2) tidak teratur Perumahan (m2)
Pertanian tanah
basah (m2) Pertanian tanah kering (m2)
Perumahan teratur 49.333 4.024 8.876 22.720
Taman Kota (taman burung, taman,
tempat bermain, kolam renang) 6.951 - - 7.605
Jasa Pelayanan Umum (lapangan olah
raga) - - - 2.554
Kuburan - - - 1.767
Perdagangan umum (mini market,
restauran, club house) 5.404 - - 7.903
Jumlah (m2) 61.688 4.024 8.876 42.549
Rencana penggunaan tanah untuk perumahan teratur, pada citra berupa penggunaan tanah pertanian basah, pertanian tanah kering, perumahan tidak teratur dan perumahan teratur. Perumahan teratur pada citra tidak sesuai dengan rencana penggunaan, yaitu berada pada perumahan teratur , taman kota dan perdagangan umum.
Beberapa rencana penggunaan yang perlu diteliti lebih jauh adalah jenis rencana penggunaan taman kota yang berada pada pertanian tanah kering, Jasa pelayanan umum yang berada pada pertanian tanah kering, kuburan yang berada pada pertanian tanah kering, perdagangan umum yang berada pada perumahan teratur dan pertanian tanah kering.
c. Perbandingan hasil
Hasil identifikasi metode yang ada adalah penggunaan tanah pada saat penelitian, penguasaan tanah pada saat penelitian dan pemenuhan kewajiban pemegang hak. Pada metode usulan adalah penggunaan tanah pada saat pemotretan. Perbandingan hasil identifikasi dari kedua metode seperti dapat dilihat pada tabel IV.6.
Tabel IV.6. Perbandingan hasil identifikasi metode yang ada dengan metode usulan
No. Nama Perusahaan Luas ( HA )
Luas yang dimanfaatkan (Ha)
Metode yang ada Metode usulan
1 PT. Mitra Muda Perkasa 13.9795 0 0
2 PT. Multi Concept Indopersada 26.637 0 0
3 PT. Okawatama Graha 12.9695 0 0
4 PT. Rifina Elok 15 0 0
5 PT. Trikadang Karya Mulia 11.7137 0 6,5712
Pada metode usulan dapat diidentifikasi tanah yang dimanfaatkan pada bidang HGB atas nama PT. Trikadang Karya Mulya seluas 6,5712 Ha dengan jenis pemanfaatan perumahan teratur dan tidak sesuai dengan rencana penggunaan tanahnya / site plan. Pada hasil identifikasi yang ada saat ini pemanfaatan tidak terdeteksi , hal ini bisa terjadi mungkin petugas tidak melakukan survey lapangan secara benar, sehingga citra dapat berfungsi menghindari hal tersebut.
Kelebihan penggunaan citra quickbird adalah kenampakan citra yang menggambarkan kondisi dilapangan pada saat pemotretan. Kelemahan penggunaan citra quickbird adalah bila daerah yang akan diidentifikasi tertutup awan seperti yang terjadi pada HGB atas nama PT. Multi Concept Indopersada, sebagian tertutup awan, sehingga tidak dapat diidentifikasi (harus dibantu dengan cek lapang) dan sebagian lagi dapat diidentifikasi . Kelemahan lainnya adalah tidak semua daerah telah dilakukan pemotretan. Hasil identifikasi dapat dilihat pada tabel IV.7.
Tabel IV.7. Hasil identifikasi tanah diduga terlantar metode yang ada dengan metode usulan No. Nama Perusahaan
Metode yang ada Metode usulan 1. PT. Mitra Muda Diduga terlantar Diduga terlantar
Perkasa
2. PT. Multi Concept Diduga terlantar
Diduga terlantar dan ada sebagian Tidak dapat diidentifikasi
Indopersada
3. PT. Okawatama Diduga terlantar Diduga terlantar
Graha
4. PT. Rifina Elok Diduga terlantar Diduga terlantar 5. PT. Trikadang Diduga terlantar Diduga terlantar sebagian