• Tidak ada hasil yang ditemukan

Investor Daily - 22/11/2016, Hal. 23 Kuartal III, Investasi Asuransi Di SBN Tumbuh 44%

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Investor Daily - 22/11/2016, Hal. 23 Kuartal III, Investasi Asuransi Di SBN Tumbuh 44%"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Investor Daily - 22/11/2016, Hal. 23

(2)

Harian Kontan – 22/11/2016, Hal. 24 Asuransi Jiwa Belum Penuhi Investasi SUN

(3)

Indopos – 22/11/2016, Hal. 5 Asuransi Jiwa Tumbuh 10 Persen

(4)

21/11/2016

Industri Asuransi Jiwa Optimistis Tumbuh di 2017

http://www.beritasatu.com/asuransi/400387-industri-asuransi-jiwa-optimistis-tumbuh-di-2017.html’

Jakarta - Meskipun perekonomian global di tahun 2017 diperkirakan masih mengalami kelesuan, industri asuransi jiwa optimistis dapat terus bertumbuh. Adapun estimasi pertumbuhannya sendiri, berkisar diangka 10 persen hingga 30 persen.

"Asuransi jiwa akan tetap tumbuh dalam kondisi apapun. Dalam kondisi ekonomi terjelek tahun 2015, asuransi jiwa masih bisa tumbuh 10 persen," ungkap Ketua Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Hendrisman Rahim, di Jakarta, Senin (21/11).

Sikap optimistis tersebut, kata Hendrisman, dikarenakan adanya perbaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017 dan adanya prospek bisnis asuransi semakin banyak yang dilakukan serta adanya pertambahan perusahaan asuransi. "Dalam 10 tahun terakhir, tidak pernah jenis asuransi ini tidak tumbuh. Ekonomi akan mengalami sikus 10 tahunan menuju ke arah membaik," paparnya.

Hendrisman menambahkan, pada kuartal III tahun 2016, asuransi jiwa sudah tumbuh dan akan berlanjut pada tahun 2017. "Total pendapatan asuransi jiwa mencapai Rp 158,65 triliun, meningkat 78,1 persen dari tahun 2015 sebesar Rp 89,10 triliun. Total aset meningkat 23,1 persen menjadi Rp 437,28 triliun dari tahun lalu Rp 355,37 triliun dan diperkirakan hingga akhir tahun mencapai Rp 453,53 triliun," paparnya.

Sedangkan jumlah investasi, lanjut Hendrisman, mencapai Rp 386,18 triliun meningkat 25,7 persen dari tahun lalu sebesar Rp 307,29 triliun dan diperkirakan sampai akhir tahun mencapai Rp 404,68 triliun. "Pendapatan premi mencapai Rp 116,06 triliun, meningkat 15,1 persen dari tahun lalu yang sebesar Rp 100,80 triliun," papar dia.

Pendapatan premi tersebut, lanjut Hendrisman, meliputi premi baru Rp 69,42 triliun, meningkat 20,5 persen dari tahun lalu sebesar Rp 57,60 triliun dan diperkirakan sampai akhir tahun mencapai Rp 94,29 triliun. Sedangkan premi lanjutan mencapai Rp 46,64 triliun, meningkat sebesar 7,9 persen dari tahun lalu sebesar Rp 43,21 triliun dan diperkirakan sampai akhir tahun mencapai Rp 62,4 triliun.

Sementara, pembayaran klaim nilai tebus mencapai Rp 39,82 triliun, meningkat 38,3 persen dibanding tahun sebelumnya. Adapun rincian klaim adalah, klaim kesehatan meningkat 22,3 persen menjadi Rp 7,34 triliun dari Rp 6 triliun yang dibayarkan pada tahun 2015.

(5)

Adapun klaim akhir kontrak meningkat 17,8 persen menjadi Rp 7,06 triliun dari Rp 5,99 triliun pada tahun 2017 dan klaim meninggal dunia meningkat 16,5 persen menjadi Rp 6,12 triliun dari Rp 5,26 triliun tahun lalu.

Jumlah tertanggung individu, mencapai 17,41 juta orang dan diperkirakan sampai akhir tahun mencapai 17,54 juta orang. Jumlah tertanggung kumpulan sebanyak 40,75 juta orang dan diperkirakan sampai akhir tahun mencapai 42,11 juta orang.

Adapun jumlah agen sebanyak 520.000 orang atau meningkat 16,3 persen dari tahun 2015 sebanyak 447.000 orang, dan diperkirakan sampai akhir tahun mencapai 535.270 orang.

"Sedangkan jumlah agen yang berlisensi dengan rincian, jumlah tenaga pemasaran dari saluran keagenan meningkat 11,9 persen menjadi 471.667 orang dibanding dengan tahun lalu yang mencapai 421.338 orang," kata Hendrisman.

(6)

21/11/2016

Industri Asuransi Jiwa Nasional Terus Tumbuh dalam Berbagai Kondisi

http://berita.suaramerdeka.com/bisnis/industri-asuransi-jiwa-nasional-terus-tumbuh-dalam-berbagai-kondisi/

JAKARTA, suaramerdeka.com – Industri asuransi jiwa pada kuartal III tahun 2016, menunjukkan pertumbuhan industri yang baik, sejalan dengan dinamika perekonomian Indonesia saat ini.

“Pertumbuhan industri utamanya terlihat dari pertumbuhan tinggi dari total pendapatan industri asuransi jiwa. Ini merupakan bukti industri asuransi jiwa nasional terus tumbuh dan kokoh bertahan di berbagai kondisi dalam memberikan perlindungan jangka panjang kepada masyarakat Indonesia,” demikian diungkapkan Ketua Umun Asosiasi Asuransi Jiwa (AAJI) Hendrisman Rahim dalam konferensi pers di Jakarta, baru-baru ini.

Menurut Hendrisman, meskipun perekonomian ekonomi belum pulih sepenuhnya, namun industri asuransi jiwa di Indonesia terus tumbuh, misalnya untuk total pendapatan mencapai Rp 158,65 triliun atau meningkat 78,1 persen dari gtahun 2015 yang mencapai Rp 89,10 persen, “Asuransi jiwa akan tetap tumbuh dalam kondisi apapun. Dalam kondisi ekonomi terjelek tahun 2015, asuransi jiwa masih bisa tumbuh 10 persen,” tegas Hendrisman.

Hendrisman menjelaskan, pihaknya optimis akan adanya perbaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017 dan adanya prospek bisnis asuransi semakin banyak yang dilakukan serta adanya pertambahan perusahaan asuransi.

“Dalam 10 tahun terakhir tidak pernah asuransi ini tidak tumbuh. Ekonomi akan mengalami siklus 10 tahunan menuju ke arah membaik,” paparnya.

Berdasarkan data AAJI kuartal III tahun 2016, asuransi jiwa sudah tumbuh dan akan berlanjut pada tahun 2017. Total pendapatan asuransi jiwa mencapai Rp 158,65 triliun meningkat 78,1 persen dari tahun 2015 sebesar Rp 89,10 triliun. Total aset meningkat 23,1 persen menjadi Rp 437,28 triliun dari tahun laluRp 355,37 triliun dan diperkirakan hingga akhir tahun mencapai Rp 453,53 triliun.

Sedangkan jumlah investasi, mencapai Rp 386,18 triliun meningkat 25,7 persen dari tahun lalu sebesar Rp 307,29 triliun dan diperkirakan sampai akhir tahun mencapai Rp 404,68 triliun.

(7)

Pendapatan premi mencapai Rp 116,06 triliun, meningkat 15,1 persen dari tahun lalu yang sebesar Rp 100,80 triliun. Pendapatan premi tersebut meliputi, premi baru Rp 69,42 triliun, meningkat 20,5 persen dari tahun lalu sebesar Rp 57,60 triliun dan diperkirakan sampai akhir tahun mencapai Rp 94,29 triliun. Sedangkan premi lanjutan mencapai Rp 46,64 triliun, meningkat sebesar 7,9 persen dari tahun lalu sebesar Rp 43,21 triliun dan diperkirakan sampai akhir tahun mencapai Rp 62,4 triliun.

Sementara pembayaran klaim nilai tebus mencapai Rp 39,82 triliun, meningkat 38,3 persen dibanding tahun sebelumnya. Adapun rincian klaim adalah, klaim kesehatan meningkat 22,3 persen menjadi Rp 7,34 triliun dari Rp 6 triliun yang dibayarkan pada gtahun 2015.

Adapun klaim akhir kontrak meningkat 17,8 persen menjadi Rp 7,06 triliun dari Rp 5,99 triliun pada tahun 2017 dan klaim meninggal dunia meningkat 16,5 persen menjadi Rp 6,12 triliun dari Rp 5,26 triliun tahun lalu.

Jumlah tertanggung individu, mencapai 17,41 juta orang dan diperkirakan sampai akhir tahun mencapai 17,54 juta orang. Jumlah tertanggung kumpulan sebanyak 40,75 juta orang dan diperkirakan sampai akhir tahun mencapai 42,11 juta orang.

Pada kesempatan yang sama Kepala Departemen Komunikasi AAJI Nini Sumohandoyo mengatakan, untuk jumlah tertanggung individu, pada kuartal III tahun ini mencapai 17,41 juta orang dan diperkirakan sampai akhir tahun mencapai 17,54 juta orang. Serta untuk jumlah tertanggung kumpulan , pada kuartal III tahun ini mencapai 40,75 juta orang dan diperkirakan sampai akhir tahun mencapai 42,11 juta orang.

Adapun jumlah agen, pada kuartal III tahun ini mencapai 520 ribu orang atau meningkat 16,3 persen tahun 2015 yang mencapai 447 ribu orang dan diperkirakan sampai akhir tahun mencapai 535,27 orang.

Menurut Nini, jumlah agen yang berlisensi dengan rincian, jumlah tenaga pemasaran dari saluran keagenan meningkat 11,9 persen menjadi 471.667 orang dibanding dengan tahun lalu yang mencapai 421.338 orang.

Jumlah pemasar dari saluran bancassurance meningkat 70 persen menjadi 2/6 ribu orang dibanding tahun lalu yang mencapai 15.303 orang dan jumlah pemasar dari saluran alternatif meningkat 109 persen menjadi 220,594 orang dari tahun lalu yang mencapai 421.338 orang.

(8)

21/11/2016

Banyak Asuransi Jiwa Belum Penuhi 20% SBN

http://keuangan.kontan.co.id/news/banyak-asuransi-jiwa-belum-penuhi-20-sbn

Jakarta. Akhir tahun sudah semakin dekat. Namun aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai pemenuhan minimum investasi 20% pada surat berharga negara (SBN) bagi asuransi jiwa belum tercapai. PT Asuransi Jiwa Syariah (AJS) Amanahjiwa Giri Artha misalnya, per akhir Juli 2016 baru mengempit 11% kepemilikan atas SBN pada portofolio. Namun posisi surat berharga syariah negara (SBSN) saat ini telah mencapai 21% dari total portofolio.

Artinya, Amanah Githa harus gencar menambah porsi SBN hingga 10% dalam kurun waktu empat bulan. Dari total kontribusi sebesar Rp 20 miliar, investasi Amanah Githa masih lebih banyak dibenamkan pada deposito sebesar 30% dari total portofolio. Adapun alokasi terbesar kedua disematkan pada sukuk korporasi sebesar 28%. Porsi reksadana dan saham saat ini dipangkas dari porsi bulan Juli 2016 sebesar 30%.

"Sisanya diparkirkan pada instrumen saham sebesar 8% dan reksadana syariah sebanyak 12% dari total portofolio," ungkap Salim Al Bakry, Direktur Utama PT AJS Amanahjiwa Giri Artha kepada KONTAN, Senin (21/11). Salim menanggapi rencana OJK yang akan menghitung obligasi BUMN infrastruktur setara dengan 40% SBN. Menurutnya, hal ini sangat positif mengingat obligasi korporasi BUMN umumnya memberikan imbal hasil yang lebih kompetitif dibandingkan SBN. Namun di sisi lain, sampai saat ini ketersediaan sukuk korporasi BUMN masih sangat terbatas.

Hendrisman Rahim, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengatakan, pemenuhan investasi minimum pada SBN belum dapat dipenuhi oleh seluruh perusahaan asuransi jiwa. Data industri asuransi jiwa menunjukkan, kepemilikan rata-rata SBN baru sebesar 14%. Angka ini masih jauh dari ketentuan OJK yang mewajibkan minimum investasi SBN 20% hingga akhir tahun.

"Secara rata-rata baru 14%. Artinya, ada perusahaan yang telah memenuhi ketentuan minimum 20% SBN namun adapula perusahaan yang baru 3%," jelas Hendrisman.

Melihat kondisi ini, Hendrisman belum yakin apakah industri asuransi jiwa dapat memenuhi syarat OJK di sisa waktu yang terbatas ini. Pihaknya akan melakukan dialog dengan OJK agar obligasi BUMN infrastruktur dapat diakui juga sebagai SBN.

(9)

Pelaku industri asuransi jiwa berharap aturan tersebut segera dituangkan dalam peraturan tertulis. Menurut Hendrisman, tidak mudah bagi industri untuk memindahkan portofolio ke SBN. Alokasi 20% terhadap SBN lebih bayak datang dari premi baru.

(10)

Bisnis Indonesia – 22/11/2016, Hal. 22 Sinarmas MSIG Bidik Rp1,2 Triliun

(11)

Investor Daily - 22/11/2016, Hal. 23 AIA Bantu Atasi Kesenjangan Proteksi

(12)

Republika – 22/11/2016, Hal. 5

(13)
(14)

Harian Kontan – 22/11/2016, Hal. 24 Ada Evergreen di AJB Bumiputera

(15)

Jawapos – 22/11/2016, Hal. 6 Asuransi Garap Traveler

(16)

21/11/2016

BNI Life Penuhi Aturan Investasi Di SBN

http://keuangan.kontan.co.id/news/bni-life-penuhi-aturan-investasi-di-sbn

Jakarta. Rata-rata investasi surat berharga negara (SBN) pada industri asuransi jiwa baru mencapai 14%. Kepemilikan SBN yang sudah jauh di batas minimum ditorehkan oleh PT BNI Life Insurance (BNI Life). Geger Maulana, Wakil Direktur Utama BNI Life mengaku telah menggenggam 35% SBN dari total portofolio. Menurut Geger, pihaknya telah berinvestasi pada SBN sejak mendapat suntikan modal baru dari joint venture. Alasan berinvestasi pada SBN lantaran pada dua tahun lalu, yield investasi ini dinilai masih menarik.

"Selain berinvestasi pada SBN, kami juga mengalokasikan dana pada reksadana antara 30% hingga 40%," ujar Geger kepada KONTAN, Senin (21/11).

Instrumen lain yang juga menjadi pilihan investasi BNI Life yaitu pasar uang antara 5% hingga 10% dan saham antara 5% hingga 10%. Sisanya diinvestasikan pada instrumen obligasi korporasi.

Pihaknya mengaku tidak agresif berinvestasi saham selama dua tahun terakhir. Namun ke depannya, anak usaha PT Bank Negara Indonesia Tbk ini akan meningkatkan porsi investasi pada saham seiring dengan perkembangan pasar modal.

Tahun 2017, BNI Life juga mulai menjajaki investasi properti sesuai dengan perkembangan ekonomi. Hal ini sejalan dengan peluang yang dibuka lebar oleh regulator.

(17)

Kompas – 22/11/2016, Hal. 18

Referensi

Dokumen terkait

penjelasan di atas maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian ex post facto untuk menggambarkan penelitian secara empiris dengan tiga

LINTAS TIMUR PANGKALAN KERINCI DEPAN RAMAYANA (ROAD AREA)_HHP 230 DUTA PONSEL - JL.. AHMAD

Format pertanggungjawaban atas pelaksanaan Kontrak Insentif Pembinaan Kelembagaan Pusat Unggulan Iptek Tahun 2017 mengikuti sebagaimana aturan baku yang telah

Hasil penelitian: (1) hasil belajar Kelistrikan Otomotif siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Koperatif Tipe Jigsaw lebih tinggi dibandingkan

Mana-mana orang yang berniat untuk menawarkan atau menjadikan tersedia unit dalam amanah perniagaan tidak tersenarai hendaklah mendaftarkan dengan Suruhanjaya suatu

Ini menjadikan jumlah keseluruhan kes positif COVID-19 yang telah pulih atau dibenarkan discaj setakat hari ini adalah seramai 54,183 orang atau 83.55% dari jumlah keseluruhan

71,20 65,50 42,55 40,82 Berdasarkan tabel 2 diperoleh bahwa mahasiswa laki-laki memiliki skor paling tinggi untuk indikator kemampuan menyajikan pernyataan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan secara mendalam, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: (1) Efektivitas implementasi kurikulum 2013 ditinjau dari