• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata kunci: Direct Instruction dengan Involving Students in Self-and Peer Evaluation, kreativitas mahasiswa.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata kunci: Direct Instruction dengan Involving Students in Self-and Peer Evaluation, kreativitas mahasiswa."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

11

USUN PENDAHULUAN PADA PROPOSAL PENELITIAN

KUANTITATIF MAHASISWA IKIP PGRI BOJONEGORO

TAHUN AKADEMIK 2012/2013

M. Zainudin

Program Studi Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP PGRI Bojonegoro Jl. Panglima Polim No. 46 Bojonegoro Jawa Timur

e-mail: zain.akhmad@yahoo.com ABSTRAK :

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah implementasi Direct Instruction dengan Involving Students in Self-and Peer Evaluation dapat meningkatkan kreativitas dalam menyusun pendahuluan pada proposal penelitian kuantitatif mahasiswa IKIP PGRI Bojonegoro Tahun Akademik 2012/2013.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi Direct Instruction den-gan Involving Students in Self-and Peer Evaluation dapat meningkatkan kreativitas dalam menyusun pendahuluan pada proposal penelitian kuantitatif mahasiswa IKIP PGRI Bojone-goro Tahun Akademik 2012/2013.

Kata kunci: Direct Instruction dengan Involving Students in Self-and Peer Evaluation, kreativitas mahasiswa.

This research is Classroom Action Research (CAR), which was conducted in order to de-termine whether the implementation of the Direct Instruction Involving Students in Self-and Peer Evaluation can increase creativity in preparing preliminary quantitative research pro-posal of IKIP PGRI Bojonegoro Students in the Academic Year of 2012/2013. The Results of this study shows that the implementation of the Direct Instruction Involving Students in Self-and Peer Evaluation can increase creativity in preparing preliminary quantitative research proposal IKIP PGRI Bojonegoro students in the Academic Year of 2012/2013.

Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi yang semakin pesat di era globalisasi ini, diperlukan manusia yang berkualitas sebagai modal dasar pembangunan. Salah satu upaya untuk menyiapkan manusia yang berkualitas dapat dilakukan melalui pen-didikan. Dalam rangka pembangunan manu-sia Indonemanu-sia seutuhnya, pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat baik dalam pembinaan manusia. Oleh karena itu bidang pendidikan perlu mendapat perhatian, penanganan, dan prioritas secara intensif baik oleh pemerintah, keluarga, masyarakat, dan

pengelola pendidikan khususnya.

Keberhasilan suatu proses pembelajaran itu dipengaruhi oleh berbagai komponen yang ada di dalamnya, antara lain: tujuan, bahan atau pokok bahasan, metode atau model/pendekatan pembelajaran, media, guru dan siswa. Terkait dengan model pembelajaran, pembelajaran yang digunakan pada mata kuliah metodologi penelitian pendidikan di IKIP PGRI Bojone-goro selama ini adalah pembelajaran langsung. Dosen aktif mentransfer pengetahuan kepada mahasiswa, sedangkan mahasiswa menerima pelajaran dengan pasif. Materi diajarkan

(2)

se-bagai bentuk yang sudah jadi, bukan sese-bagai proses. Akibatnya, ide-ide kreatif siswa tidak dapat berkembang, kurang melatih daya nalar dan tidak terbiasa melihat alternatif lain yang mungkin dapat dipakai dalam menyelesaikan suatu masalah. Mahasiswa hanya mampu meng-ingat dan menghafal konsep dalam metodologi penelitian tanpa memahami maknanya. Padahal dalam menghadapi perkembangan ilmu penge-tahuan dan teknologi serta informasi diperlukan manusia yang memiliki keterampilan yang ting-gi yang melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif, dan mampu bekerjasama dengan efektif.

Rata-rata hasil belajar mahasiswa IKIP PGRI Bojonegoro pada penyusunan latar be-lakang masalah dalam mata kuliah metodologi penelitian yaitu 6,0. Hasil belajar ini masih perlu ditingkatkan lagi, mengingat IKIP PGRI Bojonegoro termasuk salah satu Perguruan Tinggi (PT) yang bertujuan mengasilkan tena-ga pendidik yang kompeten dalam memajukan pendidikan di Indonesia dan mata kuliah met-odologi penelitian pendidikan merupakan salah satu mata kuliah yang diharapkan dapat mampu menghasilkan karya-karya inovatif untuk pem-bangunan Indonesia.

Pada pembelajaran mata kuliah metod-ologi penelitian pendidikan diperlukan suatu cara yang dapat mendorong ketrampilan ber-pikir kreatif siswa dalam menyusun pendahu-luan. Terkait dengan pembelajaran yang selama ini pada umumnya masih menggunakan model pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran langsung (direct instruction) yang selama ini diterapkan hendaknya perlu dimodi-fikasi dengan memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk mendalami, memperkaya pengetahuan, mengeksploitasi potesi yang dimi-liki melalui pemahaman, pensintesisan ide-ide, pengonstruksian sendiri konsep berdasarkan pengalaman belajar yang diperoleh mahasiswa sendiri dan hasil evaluasi dari karya teman seba-ya agar selain dosen aktif dalam menseba-yampaikan materi, mahasiswa juga dapat mengembangkan potensi yang dimiliki melalui pengembangan ide-ide kreatifnya, kemampuan bernalar, serta dapat memahami kelebihan dan kekurangan

karya teman sebaya sebagai instropeksi karya sendiri untuk penyempurnaan dan memperkaya wawasan pengetahuan sehingga keterampilan berpikir kreatif siswa dapat berkembang secara optimal. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Mei Heni (2012: 115), siswa-siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dimodifikasi dengan tutor sebaya mempu-nyai prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa-siswa dengan pembelajaran ko-operatif tipe STAD.

Pengembangan direct instruction dilaku-kan dengan memberidilaku-kan kesempatan yang cu-kup untuk mahasiswa melalui mendiskusikan dengan teman-temannya atas penyelesaian dari permasalahan yang diberikan. Diskusi atas pe-nyelesaian dari permasalahan yang diberikan dapat dilakukan melaui penukaran karya ma-hasiswa untuk dievaluasi oleh teman sejawat, pemajangan hasil karya siswa dalam kelas (gal-lery of learning), garis tembak (firing line), dan meminta siswa membuat pertanyaan dan jawa-ban untuk dijadikan tema pada pembelajaran (giving questions and getting answer). Terkait dengan melaui penukaran karya mahasiswa un-tuk dievaluasi oleh teman sejawat, pembelaja-ran Direct Intraction dengan melaui penukapembelaja-ran karya mahasiswa untuk dievaluasi oleh teman sejawat (Involving Students in Self-and Peer Evaluation) diharapkan dapat digunakan untuk memberikaan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya se-hingga pembelajaran ini lebih menghargai dan menjadikan mahasiswa lebih percaya diri, aki-batnya siswa akan berlomba untuk memberikan dan/atau menampilkan hasil terbaik kepada dosen dan teman dengan secara tidak langsung kemapuan siswa akan semakin terasah.

Perumusan Masalah

Apakah Implementasi Direct Instruction dengan Involving Students in Self-and Peer Evaluation dapat meningkatkan kreativitas da-lam menyusun pendahuluan pada proposal pe-nelitian kuantitatif mahasiswa IKIP PGRI Bojo-negoro Tahun Akademik 2012/2013?

Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pendidik dan calon

(3)

pen-didik dalam memperluas wawasan pengetahuan mengenai implementasi Direct Instruction den-gan Involving Students in Self-and Peer Evalu-ation sebagai upaya meningkatkan kreativitas peserta diddik.

2.Sebagai bahan pertimbangan dan masu-kan bagi penelitian berikutnya yang relevan.

Kreativitas

Berpikir kreatif merupakan kegiatan men-tal untuk menemukan “ide baru” yang sesuai dengan tujuan, dengan cara mensintesis ide-ide, membangun (generating) ide-ide, dan menerap-kannya (Tatag, 2008: 10). Berpikir kritis juga dapat diartikan sebagai suatu kombinasi dari berpikir logis dan berpikir divergen yang di-dasarkan pada intuisi tetapi masih dalam kesa-daran (Pehkonen, 1997).

Pandangan lain tentang berpikir kreatif diajukan oleh Krulik dan Rudnick (1999), yang menjelaskan bahwa berpikir kreatif merupakan pemikiran yang bersifat keaslian dan reflektif dan menghasilkan suatu produk yang komplek. Silver (1997) menjelaskan bahwa untuk me-nilai berpikir kreatif anak-anak dan orang de-wasa sering digunakan “The Tourence Test of Creative Thingking (TTCT)”. tiga komponen kunci yang dinilai dalam kreativitas menggu-nakan TTCT adalah kefasihan (fluency), flek-sibilitas dan kebaruan (orisinilitaas). kefasihan mengacu pada banyaknya ide-ide yang dibuat dalam merespon sebuah perintah. fleksibilitas tampak pada perubahan-perubahan pendekatan ketika merespon perintah. kebaruan merupakan keaslian ide yang dibuat dalam merespon per-intah. Hasil dari berpikir kreatif sering disebut kreativitas. Kreativitas merupakan kemampuan seseorang menghasilkan sesuatu (soal, masalah atau pengetahuan) yang pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak dikenal oleh pembuatnya serta berbeda dari sesuatu (soal, masalah atau pengetahuan) lain yang dibuat berdasar sebuah informasi. kreativitas ditinjau dari berdasar ke-fasihan (fluency), fleksibilitas dan kebaruan (orisinilitaas).

Ali Mahmudi (2010), menyatakan bahwa salah satu cara mengukur kemampuan berpikir kreatif adalah dengan soal terbuka, yaitu soal yang memiliki beragam solusi atau strategi

penyelesaian. Cara lainnya adalah dengan me-tode problem posing, yaitu pembuatan soal, pertanyaan, atau pernyataan terkait soal atau situasi matematis tertentu. Kedua cara terse-but digunakan untuk mengukur aspek-aspek kemampuan berpikir kreatif matematis, yaitu kelancaran, keluwesan, kebaruan, dan keterin-cian.

kreativitas dalam matematika menu-rut Kmenu-rutetskii dalam (Tatag, 2008) merupa-kan kemampuan (abilities) peserta didik yang berhubungan dengan suatu penguasaan kre-atif mandiri matematika di bawah pengaja-ran matematika, formulasi mandiri masalah-masalah matematis yang tidak rumit, penemuan cara-cara dan sarana dari penyelesaian masalah, penemuan bukti-bukti teorema, pendeduksian mandiri rumus-rumus dan penemuan metode-metode asli penyelesaian masalah non standar. salah satu cara yang mungkin dapat digunakan untuk mengoptimalkan keterampilan dalam ber-pikir kreatif adalah dengan pemecahan masalah dan pengajuan masalah.

Silver (1997: 76) menjelaskan bahwa menggunakan masalah terbuka dapat memberi-kan peserta didik banyak sumber pengalaman dalam menafsirkan masalah, dan mungkin pem-bangkitan solusi berbeda dihubungkan dengan penafsiran yang berbeda. Siswa tidak hanya da-pat menjadi fasih dalam membangkitkan banyak masalah dari sebuah situasi, tetapi mereka dapat juga mengembangkan fleksibilitas dengan mer-eka membangkitkan banyak solusi pada sebuah masalah.

Salah satu penilaian kreativitas mahasiswa dapat dilakukan melalui acuan yang dibuat Sil-ver (1997: 78) yang meliputi kefasihan, flek-sibilitas, dan kebaruan, sebagai berikut:

(4)

Kreativitas dalam penelitian ini adalah ke-mampuan mahsiswa dalam menghasilkan karya tulis yang berbeda dengan karya tulis yang su-dah ada dan kemungkinan pemecahan masalah melalui alternatif-alternatif inovatif yang dipa-parkan melalui proposal penelitian kuantitatif dengan bahasa yang baku serta memenuhi kai-dah yang berlaku.

Direct Instruction

Menurut Arends dalam (Trianto, 2009: 29), direct instruction merupakan model pem-belajaran yang dirancang khusus untuk menun-jang proses belajar peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang tersetruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan bertahap.

Model Direct Instruction dengan Involv-ing Students in Self-and Peer Evaluation

Model pembelajaran direct instruction dengan strategi Involving Students in Self-and Peer Evaluation hampir sama dengan pembe-lajaran direct instruction, akan tetapi setelah dosen menyampaikan materi serta memberi-kan penememberi-kanan konsep yakni unsur-unsur yang harus ada dalam latar belakang, identifikasi masalah, pemilihan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dalam pe-nyususnan pendahuluan suatu penelitian kuanti-tatif, kemudian dilakukan strategi pembelajaran Involving Students in Self-and Peer Evaluation dengan langkah-langkah seperti yang dikemu-kakan sebagai berikut:

a.Berikan kesempatan mahasiswa untuk mengekplore keterampilan yang dimilikinya.

b.Mintalah setiap mahasiswa untuk men-cari data empiris sebagai dasar penyusunan karyanya.

c.Buatlah kelompok yang terdiri dari 2 mahasiswa dan mintalah masing-masing kelom-pok mengevaluasi hasil karya temannya melalui penentuan unsur-unsur yang sudah terpenuhi dan belum terpenuhi dari subpokok bahasan yang dikaji.

d.Mintalah setiap kelompok melaporkan kekurangan dan kelebihan dari karya yang di-evaluasi. Tentukan apakah seseorang dalam se-luruh kelas dapat memahami dan memberikan

solusi dari kekurangan yang masih terdapat pada karya yang dibahas itu. Jika tidak, dosen sehar-usnya merespon.

Hipotesis Penelitian

Implementasi Direct Instruction dengan Involving Students in Self-and Peer Evaluation dapat meningkatkan kreativitas dalam meny-usun pndahuluan pada proposal penelitian.

Lokasi dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di IKIP PGRI Bojonegoro, dan subyek penelitiannya adalah mahasiswa tingkat III-D semester 1 Tahun Aka-demik 2012/2013 sebanyak 40 mahasiswa.

Desain Penelitian

Penelitian yang digunakan mengguna-kan Penelitian Tindamengguna-kan Kelas (PTK) yang di-laksanakan melalui proses pengkajian berdaur, yang terdiri dari 4 tahap, yaitu merencanakan, melakukan tindakan, mengamati, dan melaku-kan refleksi (Wardhani, 2007:2.3). Proses peng-kajian berdaur ini disebut siklus. Siklus I terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Setelah melakukan refleksi siklus I dan tujuan penelitian (indikator keberhasilan) belum tercapai, peneliti melakukan siklus berikutnya (siklus II). PTK ini dilaksanakan dalam dua sik-lus dengan masing-masing siksik-lus terdiri dari 2 pertemuan.

Siklus I

Materi pada siklus I yaitu tentang jenis-jenis pecahan, pecahan senilai, dan mengubah bentuk pecahan. Pelaksanaan siklus I direncana-kan dalam dua kali pertemuan dan tiga kali tes yakni tes 1, tes 2, dan tes evaluasi hasil belajar. Tes 1 dilaksanakan sebelum diskusi kelompok, tes 2 dilaksanakan sesudah diskusi kelompok, dan tes evaluasi hasil belajar dilaksanakan di akhir silkus.

1.Perencanaaan

Pada tahap perencanaan siklus ini meli-puti.

a.Membuat Rencana Pelaksanaan Pembe-lajaran (RPP) pada subpokok bahasan latar

(5)

bela-kang, identifikasi masalah, pemilihan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat pe-nelitian dalam penyususnan pendahuluan suatu penelitian kuantitatif.

b.Membuat diktat tentang latar belakang, identifikasi masalah, pemilihan masalah, rumu-san masalah, tujuan penelitian, manfaat peneli-tian dalam penyususnan pendahuluan suatu pe-nelitian kuantitatif.

c.Menggandakan diktat.

d.Membuat rubrik penilaian dalam peny-usunan pendahuluan pada siklus I.

e.Menyiapkan lembar evaluasi.

f.Membuat kelompok kerja mahasiswa. g.Menyiapkan peralatan kegiatan pembe-lajaran (LCD, Laptop, Powerpoint).

2.Tindakan

Tindakan merupakan tahap pelaksanaan dari semua persiapan yang telah dibuat pada ta-hap perencanaan pada siklus I. Penerapan Direct Instruction dengan Involving Students in Self-and Peer Evaluation dengan subpokok latar be-lakang, identifikasi masalah, pemilihan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat pe-nelitian dalam penyususnan pendahuluan suatu penelitian kuantitatif dijelaskan sebagai berikut. a. Dosen membuka pelajaran dengan salam.

b. Dosen menyampaikan tujuan pembela-jaran.

c. Dosen menyampaikan apersepsi ma-teri tentang latar belakang, identifikasi masalah, pemilihan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dalam penyusus-nan pendahuluan suatu penelitian kuantitatif.

d. Dosen memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.

e. Dosen mintalah setiap mahasiswa untuk mencari data empiris sebagai dasar penyusunan karyanya.

f. Dosen membuat kelompok yang terdiri dari 2 mahasiswa dan mintalah masing-masing kelompok mengevaluasi hasil karya temannya melalui penentuan unsur-unsur yang sudah ter-penuhi dan belum terter-penuhi dari subpokok ba-hasan yang dikaji.

g. Dosen meminta setiap kelompok me-laporkan kekurangan dan kelebihan dari karya

yang dievaluasi. Tentukan apakah seseorang dalam seluruh kelas dapat memahami dan memberikan solusi dari kekurangan yang masih terdapat pada karya yang dibahas itu. Jika tidak, dosen seharusnya merespon.

h. Dosen menutup pembelajaran dengan salam

3.Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan Direct Instruction dengan In-volving Students in Self-and Peer Evaluation. Adapun aspek-aspek yang diamati meliputi:

a. Banyaknya mahasiswa yang hadir da-lam pembelajaran.

b. Banyaknya mahasiswa yang memper-hatikan penjelasan dosen.

c. Mahasiswa yang tidak menyusun pen-dahuluan.

d. Mahasiswa yang menyusun penda-huluan tetapi tidak sesuai dengan unsur-unsur yang ditentukan.

e. Banyaknya mahasiswa yang dapat mengkondisikan keadaan dalam bentuk kelom-pok.

f. Banyaknya mahasiswa yang melakukan kerjasama yang aktif dan terarah antar anggota kelompok.

g. Banyaknya mahasiswa yang berusaha menyatukan pendapatnya saat diskusi kelom-pok berlangsung.

h. Banyaknya mahasiswa yang berani bertanya tentang materi yang dipelajari.

i. Banyaknya mahasiswa yang aktif men-jawab pertanyaan dari dosen atau pertanyaan dari teman.

j. Banyaknya mahasiswa yang aktif men-gungkapkan ide-ide/ pendapatnya.

k. Banyaknya mahasiswa yang berani menyampaikan hasil diskusi kelompoknya.

4. Refleksi

Refleksi merupakan analisis hasil obser-vasi dan hasil tes siklus. Refleksi pada siklus I dilaksanakan segera setelah tahap tindakan dan pengamatan selesai dilaksanakan. Pada akhir siklus ini dilihat apakah target penelitian sudah tercapai atau belum Hasil refleksi siklus I ini

(6)

akan digunakan sebagai perbaikan dalam me-nentukan pelaksanaan siklus II.

Indikator Keberhasilan Penelitian Nilai rata-rata krativitas mahasiswa >

6,0 dengan ketuntasan klasikal ≥ 70%, yang berarti bahwa ≥ 70% dari jumlah mahasiswa memperoleh nilai > 6,0.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah suatu usaha memperoleh bahan dan keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian atau cara-cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Berkaitan dengan hal tersebut, maka me-tode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini ada tiga cara, yaitu metode dokumentasi, metode observasi dan metode tes.

a. Metode Dokumentasi

Menurut Budiyono (2003: 54), metode do-kumentasi adalah cara pengumpulan data den-gan melihatnya dalam dokumen-dokumen yang ada. Pada penelitian ini metode dokumentasi di-gunakan untuk mengumpulkan data tentang IPS semester VI sebagai pertimbangan dalam pem-bentukan kelompok yang heterogen.

b. Metode Observasi

Observasi pada PTK ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas maha-siswa dalam proses pembelajaran sebagai per-timbangan refleksi pada siklus berikutnya.

c.Metode Tes

Menurut Budiyono (2003: 54), metode tes

adalah cara pengumpulan data yang menghadap-kan sejumlah pertanyaan atau suruhan-suruhan kepada subyek penelitian. Dalam penelitian ini bentuk tes yang digunakan adalah tes/tugas yang berisi perintah penyusunan pendahuluan dalam penelitian kuantitatif yang terdiri dari latar bela-kang, identifikasi masalah, pemilihan masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Metode tes ini digunakan untuk mengumpulkan data ten-tang kreativitas mahasiswa pada mata kuliah metodologi penelitian pendidikan tingkat III se-mester V.

Hasil Analisis Data

Perubahan Aktivitas Mahasiswa

Aktivitas mahasiswa dalam pembelajaran Direct Instruction dengan Involving Students in Self-and Peer Evaluation dengan subpokok latar belakang, identifikasi masalah, pemilihan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dalam penyususnan penda-huluan suatu penelitian kuantitatif dapat disim-pulkan selalu meningkat pada tiap pertemuan, sehingga dapat hal tersebut dapat berdampak

(7)

positif dalam menghasilkan proposal yang me-miki nilai kreativitas yang baik. Berdasar data sktivitas mahasiswa pada pertemuan 1 di siklus I diperoleh data sebanyak 10 mahasiswa yang tidak menyusun pendahuluan dikarenakan ma-hasiswa-mahasiswa tersebut masih belum dapat menyusun kalimat sesuai dengan diksi dan isi yang diharapkan, selain itu menurut keterangan dari mahasiwa tersebut, belum adanya ide yang

dapat digunakan untuk menyusun pendahuluan, sehingga perlu dilakukan pembahasan beberapa contoh hasil penelitian sebelumnya dari sumber yang ada dengan harapan bagi mahasiswa yang belum mengerti tentang penulisan pendahuluan dapat lebih mengerti dan dapat menyusun suatu pendahuluan dalam penelitian. Aktivitas maha-siswa dalam pembelajaran pembelajaran Direct Instruction dengan Involving Students in Self-and Peer Evaluation secara terangkum dalam Tabel 4 sebagai berikut:

(8)

Berdasarkan Tabel 4, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran berjalan dengan lancar. Pada pertemuan 1 di siklus I, masih ada mahasiswa yang tidak menyusun pendahuluan dan sebanyak 20 mahasiswa menyusun penda-huluan tetapi tidak sesuai dengan unsur-unsur yang ditentukan. Akan tetapi pada pertemuan

berikutnya jumlah tersebut mulaui berkurang karena mahasiswa dapat memanfaatkan peer evaluation dalam pembelajaran tersebut.

Perubahan Kreativitas Mahasiswa Perubahan kreativitas mahasiswa tiap sik-lus dapat dilihat pada Tabel 3 berikut:

Berdasarkan Tabel 3, maka dapat disim-pulkan rerata tiap indikator kreativitas maha-siswa pada siklus I lebih besar 6,0, tetapi ketun-tasan klasikal masih kurang dari 70%, sehingga belum memenuhi indikator keberhasilan. Rerata tiap indikator kreativitas mahasiswa pada siklus II lebih besar 6,0, dan ketuntasan klasikal lebih dari atau sama dengan 70%, sehingga memenuhi indikator keberhasilan. Secara keseluruhan ma-hasiswa mengalami peningkatan kreativitasnya. Belum terpenuhinya indikator keberhasi-lan pada siklus I, dikarenakan mahasiswa belum terbiasa dalam menyusun proposal penelitian, sehingga kreativitasnya hanya terbatas pada pengungkapan ide yang kurang beragam dan masih cenderung berasal dari sumber belajar yang dipeoleh dari penelitian sebelumnya. Be-lum terpenuhinya indikator keberhasilan pada siklus I juga dikarenakan mahasiswa kurang teleti dalam mempelajari konsep penyusunan proposal penelitian. Akibatnya unsur-unsur yang harus dipenuhi dalam menyusun proposal pada tiap komponen proposal seperti latar bela-kang, identifikasi masalah, pemilihan masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian belum sesuai dengan kaidah yang ada, seperti belum adan-ya data empiris dalam penyusunan latar bela-kang masalah sebagai dasar untuk memperkuat

pentingnya dilaksanakan penelitian tersebut. kekurang telitian mahasiswa dalam menyusun karya tulis tersebut dapat diminimalisir melalui evaluasi teman sebaya (peer evaluation) sehing-ga setiap mahasiswa dapat mengevaluasi karya pribadi melaui perbandingan dengan karya te-mannya. Akibatnya mahasiswa tersebut dapat menemukan kekurangan dan kelebihan kary-anya melalui kelebihan dan kekurangan karya teman yang dievaluasi.

Peningkatan kreativitas mahasiswa ter-lihat pada siklus II, hal tersebut dikarenakan mahasiswa dapat meningkatkan potensi yang dimilikinya melalui evaluasi karya teman seja-watnya dan semakin termotivasi dengan kelebi-han dari karya yang sedang dievaluasinya. Aki-batnya aktivitas mahasiswa semakin meningkat dalam menggali ilmu pengetahuan terkait kai-dah penulisan karya tulis yang berlaku.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data yang telah dilakukan, maka dapat disim-pulkan bahwa Implementasi Direct Instruction dengan Involving Students in Self-and Peer Evaluation dapat meningkatkan kreativitas da-lam menyusun pndahuluan pada proposal pene-litian.

(9)

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa Implementasi Direct Instruction dengan Involv-ing Students in Self-and Peer Evaluation dapat meningkatkan kreativitas dalam menyusun

pn-dahuluan pada proposal penelitian dapat dijadi-kan bahan masudijadi-kan oleh pendidik dalam pem-belajaran agar mahasiswa terbiasa dengan soal terbuka serta lebih banyak memberikan waktu bagi mahasiswa untuk berlatih memecahkan permasalahan.

DAFTAR RUJUKAN

Ali Mahmudi. 2010. Mengukur Kemam-puan Berpikir Matematis. Makalah Konferensi Nasional Matematika XV UNIMA Manado, 30 Juni sampai 3 Juli 2010.

Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta: Sebelas Maret Univer-sity Press.

Dwi Mei Heni. 2012. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division) yang Dimodifika-si dengan Tutor Sebaya dalam Pembelajaran Matematika pada Pokok Bahasan Barisan Dan Deret Aritmetika Serta Geometri Ditinjau dari Kecerdasan Majemuk Siswa Kelas Xi SMK Se-Kabupaten Bojonegoro. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Krulik, Stephen & Rudnick, Jesse A. 1995. The New Sourcebook for Teaching Reasoning and Problem Solving in Elementary School. Needham Heights, Massachusetts: Allyn & Ba-con.

Pehkonen, Erkki. 1997. The State-of-Art in Mathematical Creativity. http://www.fiz. karlsruhe.de/fiz/publications/zdm ZDM Volume 29 (June 1997) Number 3. Electronic Edition ISSN 1615-679X.

Silver, Edward A. 1997. Fostering Cre-ativity Through Instruction Rich in Mathemati-cal Problem Solving and Thinking in Problem Posing. http://www.fiz.karlsruhe.de/fiz/publica-tions/zdm ZDM Volume 29 (June 1997) Number 3. Electronic Edition ISSN 1615-679X. didown-load tanggal 6 Agustus 2012.

Tatag Yuli Eko Siswono. 2008. Kumpulan Karya 2005-2007. Surabaya: UNESA press.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelaja-ran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Ja-karta: Prestasi Pustaka.

Wardhani, IGAK. 2007. Penelitian Tinda-kan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Referensi

Dokumen terkait

c) Total utang terhadap total aktiva ( sosan翠 ndetbs nso nsosan翠 nanssssetsss ) Rasio ini menunjukkan risiko solvabilitas jangka panjang perusahaan, dimana hasil

sosial/masyarakat. Falgali atau Felgali adalah sebuah konsep gotong royong yang berlaku umum kepada seluruh orang Maba, nilai Falgali masih sangat dijunjung tinggi

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberi kesehatan, kesempatan, dan kemampuan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan

Lebih lanjut Syaodih (2004) menjelaskan bahwa selain guru / pendamping memiliki peran sebagai seorang pendidik dan pendamping, guru juga memiliki beberapa

[r]

Fasting blood glucose, triglyceride, and systolic blood pressure increased significantly (p<0.05) in HFHS group compared to that of NC group.. In addition, HFHS group

Studi penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: (1) Apakah Pendidikan Agama dalam Keluarga berpengaruh terhadap Kecerdasan Spiritual siswa MAN 1 dan

Disebut dengan penyimpangan semu karena sebenarnya prinsip segregasi gen bebas tetap berlaku, tetapi karena gen-gen yang membawa sifat memiliki ciri tertentu maka perbandingan yang