• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN DENGAN EFEKTIVITAS TIM KERJA PADA KARYAWAN DI PT. TRIPATRA ENGINEERING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN DENGAN EFEKTIVITAS TIM KERJA PADA KARYAWAN DI PT. TRIPATRA ENGINEERING"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA EFEKTIVITAS

KEPEMIMPINAN DENGAN EFEKTIVITAS

TIM KERJA PADA KARYAWAN DI PT.

TRIPATRA ENGINEERING

Devani Putri Ardika

Universitas Bina Nusantara, devanidevani@gmail.com

Devani Putri Ardika, Johannes A.A Rumeser

ABSTRAK

Abstrak

Penelitian ini ingin melihat tingkat efektivitas kepemimpinan dan efektivitas tim kerja pada karyawan PT. Tripatra Engineering. Pengukuran efektivitas kepemimpinan menurut Dore (1973) dilihat dari empat dimensi yaitu people, delegation, atmosphere dan feedback. Serta tingkat efektivitas tim kerja menurut Hackman (1990), Klimonski & Jones (1995) dilihat dari tiga dimensi yaitu hasil kerja, kepuasan dan belajar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan purposive sampling. Analisis dilakukan dengan menghitung tingkat efektifitas kedua variabel lalu mencari hubungan antara keduanya. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah kedua variabel memiliki hubungan yang signifikan dengan skor korelasi spearman sebesar 0,628. Disimpulkan, terdapat hubungan antara efektivitas kepemimpinan dengan efektivitas tim kerja sehingga apabila kepemimpinan efektif maka akan diikuti dengan efektivitas tim kerja. (DPA)

Kata Kunci: Kepemimpinan, Tim Kerja, Karyawan, Efektivitas.

Abstract

This research is purpose to find out the level of leadership effectiveness and level of work team effectiveness on the employee of PT. Tripatra Engineering. Measurement of leadership effectiveness by Dore (1973) according to four dimensions of people, delegation, atmosphere, feedback. Also level of work team effectiveness according to Hackman (1990), Klimonski & Jones (1995) which measure three dimensions of result, satisfaction, learning. The research method is quantitative with purposive sampling method. The analysis was conducted by calculating the level effectiveness of both variables and find the relation between variables. The result obtained in this study is both variables have a significant relation which is 0,628 by spearman score correlation. Concluded, there is correlation between leadership effectiveness and work team effectiveness, so if leadership is effective it will be followed by work team effectiveness. (DPA)

Keywords: Leadership, Work Team, Employee, Effectiveness

PENDAHULUAN

Dalam mengerjakan berbagai pekerjaan di kantor, para karyawan dituntut untuk memberikan hasil yang terbaik agar organisasi atau perusahaan dapat terus maju. Untuk beberapa tugas, terkadang tidak dapat diselesaikan oleh satu karyawan saja. Sehingga tak jarang, seorang pimpinan memberikan tugas yang membutuhkan multidisiplin dari beberapa karyawan agar hasilnya maksimal.

Oleh sebab itu, terbentuklah tim kerja guna menyatukan beberapa karyawan tersebut. Cara kerja seperti ini salah satunya terdapat di PT. Tripatra Engineering. Perusahaan yang bergerak di bidang teknik dan konstruksi ini banyak menerima tender dari perusahaan lain sehingga memiliki proyek untuk diselesaikan. Proyek tersebut dipimpin oleh seorang project manager (PM), dimana nantinya PM akan membagi tugas proyek ke beberapa divisi.

(2)

Selanjutnya, masing-masing kepala dari divisi tersebut akan membentuk satu tim kerja. Model kerja tim kerja ini selalu digunakan dalam penyelesaian proyek. Karena sebuah tim kerja terdiri dari dua orang atau lebih, melakukan tugas-tugas organisasi yang relevan, memiliki goal yang sama, berinteraksi sosial, memelihara dan menjaga batasan-batasan yang ada (Kozlowski & Bell, 2003).

Begitu juga dengan pengertian lain yang menyebutkan bahwa tim kerja adalah sekumpulan orang yang saling berinteraksi satu sama lain secara intensif guna menghasilkan suatu rencana dan keputusan (Devine, Clayton, Philips, Dunford, dan Melner dalam Aamodt, 2009). Sehingga sebuah tim kerja juga merupakan sebuah proses dimana sekelompok orang menyatukan sumber daya mereka dan keterampilan untuk bekerja sama guna mencapai tujuan bersama (Mackall, 2004).

Bisa ditarik sebuah kesimpulan bahwa tim kerja adalah sekumpulan individu yang bekerja, menyelesaikan tugas dengan menyatukan kemampuan mereka dan saling berinteraksi guna mencapai goal yang sama.

Menurut informasi yang didapatkan peneliti dari salah seorang karyawan yang menjabat sebagai grup leader menyebutkan bahwa PT. Tripatra Engineering, untuk satu proyek akan membutuhkan tenaga dari beberapa disiplin divisi, dimana masing-masing divisi akan membentuk satu tim kerja. Nantinya para tim kerja dari berbagai disiplin divisi tersebut akan saling terkait satu sama lain saling melengkapi. Mereka semua bekerja sama dalam kurun waktu yang sudah diberikan oleh klien sesuai yang tertera pada kontrak. Maka dari itu, dibutuhkan tim kerja yang efektif untuk menyelesaikannya.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori efektivitas tim kerja yang mengutip dari Rumeser (2013) yang menyebutkan bahwa menurut Hackman (1990) dan Klimonski & Jones (1995) ada tiga kriteria utama dalam menentukan keefektifan sebuah tim kerja, yaitu hasil kerja, kepuasan, dan pembelajaran yang didapat selama bekerja dalam tim.

Guna mengatur berjalannya proyek ini, para Kepala Divisi akan menunjuk seorang pemimpin untuk memimpin tim kerja. Seorang Pemimpin bertugas mendiskusikan pembagian tugas, koordinasi antar tim kerja di divisi lainnya, dan tentunya memimpin tim itu sendiri.

Bagaimana seorang Pemimpin memimpin timnya adalah hal yang mempengaruhi hasil kerja sebuah tim. Seperti eksperimen Hawthorne Study (dalam Schultz & Schultz, 2006) yang menyebutkan bahwa para karyawan butuh seorang Pemimpin yang memperlakukan mereka secara baik guna mendukung mereka secara psikologis dan meningkatkan hasil kerja karyawan. Karena faktor lingkungan kerja dan psikologis berpengaruh terhadap hasil kerja.

Kepemimpinan lebih dari sekedar mempengaruhi seseorang atau kelompok, karena kepemimpinan merupakan suatu proses yang melibatkan interaksi antara pemimpin dengan pengikut dalam mengatur, melaksanakan serta mencapai tujuan (Yukl, 1994). Seorang Pemimpin harus mampu menginspirasi dan mendorong orang lain untuk mengatasi tantangan yang ada, mencapai gol, dan mampu membangun sebuah team yang efektif (Osborne, 2008).

Apabila dalam Hawthorne Study (dalam Schultz & Schultz, 2006) menyebutkan bahwa dibutuhkan pemimpin yang efektif guna meningkatkan kinerja para karyawan, maka perlu diketahui pengertian kepemimpinan yang efektif itu sendiri.

Menurut Yukl (1994), ukuran yang biasa yang digunakan untuk melihat keefektifan kepemimpinan adalah dilihat dari sejauh mana para pengikut pemimpin itu melakukan tugasnya serta berhasil mencapai tujuan dan sejauh mana sang pemimpin memuaskan kebutuhan juga harapan para pengikutnya.

Untuk keefektifan pemimpin dalam kelompok, Bales, Benne & Sheats (1950, dalam Yukl, 1994) melakukan penelitian dan menyebutkan bahwa ada dua hal yang penting yaitu, pertama adalah mengorganisir dan menstruktur kelompok tersebut untuk menyelesaikan tugasnya secara efisien, kedua adalah mempertahankan hubungan kerja sama yang harmonis.

Untuk penelitian ini, peneliti menggunakan konsep dasar kepemimpinan guna mendukung kinerja tim menurut Dore (1973 dalam Rumeser, 2013) ada empat, yaitu memperlakukan anggota sebagai manusia (People), mendelegasikan tanggung jawab dan keputusan (Delegation), menciptakan atmosfer guna tercipta kerjasama (Atmosphere), dan memberikan umpan balik (Feedback).

Melihat adanya keterlambatan atau hambatan dalam penyelesaian proyek yang dikerjakan oleh tim kerja, maka dibutuhkan tim kerja yang efektif guna menyelesaikan tepat waktu. Adanya kepemimpinan dalam suatu tim kerja dan adanya penelitian Hawthorne Study’s, maka dilakukan penelitian ini untuk mencari tahu apakah ada hubungan antara kedua variabel tersebut. Penelitian ini melihat tingkat efektivitas masing-masing variabel apabila tingkat efektivitas kepemimpinan tinggi maka diharapkan tingkat efektivitas tim kerja juga tinggi. Subjek yang dipilih adalah para karyawan yang bekerja di PT. Tripatra Engineering, yang sedang bekerja dalam sebuah tim kerja.

(3)

Hipotesis

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara efektivitas kepemimpinan dengan efektivitas tim kerja pada karyawan PT. Tripatra Engineering.

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara efektivitas kepemimpinan dengan efektivitas tim kerja pada karyawan PT. Tripatra Engineering.

METODE PENELITIAN

Definisi operasional

Sesuai dengan pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian, maka dalam penelitian ini peneliti mengangkat dua variabel yaitu efektivitas kepemimpinan dengan efektivitas tim kerja. Dimana masing-masing dari variabel akan dilihat tingkat keefektifannya.

Variabel 1: Efektivitas Kepemimpinan

Dalam penelitian ini, peneliti akan melihat tingkat efektivitas kepemimpinan. Digunakan konsep dasar kepemimpinan guna mendukung kinerja tim menurut Dore (1973) mengutip dari Rumeser (2013), yaitu:

1. People / manusiawi: Sejauh mana pemimpin memperlakukan anggota tim secara manusiawi. 2. Delegation / delegasi: Sejauh mana pemimpin mendelegasikan tanggung jawab dan keputusan

kepada para anggota tim.

3. Atmosphere / atmosfir: Sejauh mana pemimpin menciptakan atmosfer guna tercipta kerjasama antar anggota tim.

4. Feedback / umpan balik: Sejauh mana pemimpin memberikan umpan balik kepada anggota tim. Variabel 2: Efektivitas Tim Kerja

Guna melihat keefektifan tim kerja, peneliti menggunakan teori efektivitas Tim kerja menurut Hackman (1990) dan Klimonski & Jones (1995) mengutip dari Rumeser (2013) yang menyebutkan ada tiga kriteria utama dalam menentukan keefektifan sebuah tim kerja, yaitu:

1.Result / Hasil kerja tim : Seberapa baik kinerja yang dihasilkan secara kualitas maupun kuantitas bagi tim itu sendiri.

2.Satisfied / Kepuasan : Seberapa besar kepuasan yang didapatkan oleh masing-masing anggota tim dalam kerja tim.

3.Learning / Belajar : Seberapa banyak unsur pembelajaran yang didapatkan oleh para anggota tim.

Subjek penelitian

Untuk karyawan yang menjadi sampel penelitian ini diambil dari segala jabatan, divisi, usia serta jenis kelamin. Karakteristiknya adalah sebagai berikut: Merupakan karyawan pada PT. Tripatra Engineering, sedang bekerja dalam tim kerja selama bekerja di PT. Tripatra Engineering, dan merupakan anggota tim kerja pada suatu divisi dalam pengerjaan satu proyek.

Pengolahan sampel

Peneliti menggunakan data Try Out terpakai yaitu data pertama yang disebar ke responden langsung digunakan dan dianalisis oleh peneliti (Kusendi, 2013). Sehingga data yang digunakan dalam pilot tes, digunakan juga keseluruhannya sebagai data sampel penelitian karena hasil uji validitas dan reabilitas yang baik. Serta minimnya sample yang didapat dalam penilitian ini karena alasan ijin yang sulit. Subjek penelitian dan pilot tes sebanyak 150 karyawan.

Pengumpulan data

Dalam pengumpulan data di penelitian ini peneliti menggunakan teknik Sampling Non-Probability yaitu tidak semua populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sample penelitian (Sugiono, 2010). Jenis Sampling yang digunakan adalah Purposive dimana peneliti telah menentukan beberapa ketentuan atau karakteristik yang harus dimiliki oleh sample penelitian, bisa disebut sebagai teknik Judgemental (Sugiono, 2010).

Dalam penilitian ini, data penelitian akan diambil melalui kuisioner yang merupakan serangkaian pertanyaan-pertanyaan yang akan mengukur tinggi-rendahnya efektivitas masing-masing variabel. Kuisioner diambil dari dua sumber, dengan total 25 item yaitu kuisioner Leadership Behavior

(4)

(Dore, 1973) dan kuisioner Team Effectiveness (Bossche, dkk, 2010) dimana kedua alat ukur tersebut telah digunakan oleh penelitian sebelumnya dalam Rumeser (2013).

Kuisioner Leadership Behavior oleh Dore (1973) mengukur keefektifan kepemimpinan dilihat dari empat indikator yaitu people, delegation, atmosphere dan feedback (dalam Rumeser, 2013). Terdapat enam belas item yang berasal dari empat item disetiap indikatornya. Untuk menjawabnya dapat diukur melalui skala Likert yaitu 1-5. Kuisioner Team Effectiveness oleh Bossche (2010) terdiri dari tiga indikator yang diukur yaitu hasil kerja tim, kepuasan anggota tim terhadap timnya, dan pembelajaran yang diperoleh dari kerja tim. Terdapat sembilan item, yang terdiri dari empat item unfavorable dan lima item favorable.

Desain penelitian

Menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Setyawan (2007), metode pendekatan kuantitatif adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial. Setiap variable yang di tentukan di ukur dengan memberikan simbol – simbol angka yang berbeda – beda sesuai dengan kategori informasi yang berkaitan dengan variable tersebut. Dengan menggunakan simbol – simbol angka tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif matematik dapat di lakukan sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang belaku umum di dalam suatu parameter.

Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini masuk ke dalam kategori korelasi. Menurut Basri (2012), penelitian korelasional adalah penelitian yang menyelidiki hubungan antara variabel - variabel guna menjawab pertanyaan peneliti. Penelitian Korelasional digunakan untuk menggambarkan hubungan antara dua atau lebih variabel - variabel yang muncul secara alamiah. Penelitian ini dijalankan dengan desain non-eksperimen.

Pengolahan data

Persiapan penelitian yang dilakukan adalah mempersiapkan surat izin penelitian dari Universitas Bina Nusantara kepada PT. Tripatra Engineering yang beralamatkan di Jl. R.A Kartini No.34, Cilandak Barat. Surat diberikan ke bagian Employee Relation. Setelah disetujui, maka peneliti mulai mentargetkan sampel yang akan diambil untuk penelitian ini. Sesuai dengan karakteristik yang sudah ditentukan. Beberapa langkah yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu menyebarkan kuesioner ke seluruh sampel penelitian, memberikan skor kepada setiap item yang sudah diisi oleh responden, menghitung hasil skor lalu dihitung dengan menggunakan software IBM SPSS Statistic Data Editor (version 20), dan yang terakhir adalah engidentifikasi korelasi antara kedua variabel penelitian, tingkat efektivitas masing-masing variabel dan korelasi antar dimensi variabel.

Dalam penelitian ini, guna melihat korelasi antar variabel digunakan teknik pengolahan data statistik. Metode penghitungan korelasi menggunakan Spearman’s Rho karena data tidak terdistribusi dengan normal. Data penelitian yang didapat akan diukur dengan menggunakan software IBM SPSS Statistic Data Editor (version 20) guna melihat korelasi dan tingkat efektivitas masing-masing variabel.

HASIL DAN BAHASAN

Hasil analisa

Responden pada penelitian ini adalah karyawan PT. Tripatra Engineering yang bekerja dalam tim kerja guna menyelesaikan satu project. Terdapat 4 project dan 8 divisi yang dijadikan sample penelitian, total data yang diambil adalah 150. Untuk Project 1 terdapat 41 responden, 5 tim kerja dari 5 divisi. Project 2 terdapat 34 responden, 7 tim kerja dari 7 divisi. Project 3 terdapat 52 responden, 7 tim kerja dari 7 divisi dan Project 4 terdapat 23 responden, 5 tim kerja dari 5 divisi.

Sesuai dengan pertanyaan penelitian, maka peneliti melakukan perhitungan pada data yang diambil melalui kuesioner. Perhitungan tersebut yaitu guna mencari tahu tingkat efektivitas kepemimpinan dan efektivitas tim kerja pada karyawan PT. Tripatra Engineering, dan adakah hubungan antara efektivitas kepemimpinan dengan efektivitas tim kerja pada karyawan PT. Tripatra Engineering. Perhitungan menggunakan IBM SPSS Statistic Data Editor (version 20) dan telah menghasilkan jawaban atas pertanyaan penelitian.

(5)

Tabel 1. Tabel Uji Korelasi Efektivitas Kepemimpinan dan Tim Kerja

Tim Kerja Spearman’s rho Kepemimpinan Correlation Coefficient ,628

Sig. (2-tailed) ,000

N 150

Sumber: Pengolahan Data SPSS 2.0

Hasil uji korelasi Spearman menjelaskan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara Kepemimpinan dan Tim Kerja dilihat dari skor korelasi 0,628, pada Signifikansi 0,05. Dari skor tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima, benar ada hubungan yang signifikan antara efektivitas kepemimpinan dengan efektivitas tim kerja pada karyawan PT. Tripatra Engineering.

Tabel 2. Tabel Frekuensi dan Presentase Sesuai Kategori

Kategori Kepemimpinan Tim Kerja

Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase

Sangat Rendah 11 7,5% 13 8,8% Rendah 25 16,7% 22 14,7% Sedang 35 23,3% 30 20% Tinggi 35 23,3% 32 21,4% Sangat Tinggi 44 29,4% 53 35,3% Total 150 100% 150 100%

Sumber: Pengolahan Data SPSS 2.0

Penilaian tingkat efektivitas kepemimpinan dan tingkat efektivitas tim kerja menurut para responden menunjukan bahwa sebanyak 44 responden menilai efektivitas kepemimpinan Group Leader mereka sangat tinggi. Sebanyak 53 responden menilai efektivitas tim kerja mereka sangat tinggi. Sebagian besar dari responden menilai efektivitas kepemimpinan dan efektivitas tim kerja mereka sangat tinggi.

Gambar 1. Gambar Grafik Presentase Kategori Kedua Variabel

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, dimana terdapat tujuh dimensi yang terdiri dari empat dimensi dalam efektivitas kepemimpinan dan tiga dimensi dari efektivitas tim kerja. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menguji masing-masing korelasi antar dimensi dari variabel yang berbeda guna mencari tahu skor korelasi dimensi mana yang paling tinggi dalam keefektifan kedua variabel tersebut.

Tabel 3. Tabel Skor Korelasi Seluruh Dimensi Kepemimpinan dan Dimensi Tim Kerja

People Delegation Atmosphere Feedback

Hasil Kerja ,469* ,429* ,566* ,455*

Kepuasan ,406* ,428* ,434* ,388*

Belajar ,375* ,342* ,287* ,297*

*Significant at the 0,05 level

Pengujian korelasi Spearman antar masing-masing dimensi dari variabel yang berbeda didapati hasil bahwa dimensi Atmosphere dengan dimensi Hasil Kerja merupakan korelasi yang tertinggi karena menghasilkan skor 0,566. Tentunya dari hal tersebut, maka bisa dipastikan bila pemimpin mampu

(6)

menciptakan suasana kerja yang efektif guna tercipta kerjasama tim maka hasil kerja tim yang dihasilkan juga akan lebih baik secara kuantitas dan kualitas. Pengujian korelasi menunjukan skor terendah antara dimensi Atmosphere dengan dimensi Belajar, dimana skor korelasi Spearman nya adalah 0,287. Walaupun begitu, antara dimensi Atmosphere dan dimensi Belajar juga tetap saling berkorelasi sehingga apabila pemimpin mampu menciptakan suasana kerja yang efektif guna tercipta kerjasama tim maka pembelajaran yang didapat anggota tim juga banyak.

Gambar 2. Gambar Grafik Skor Korelasi Seluruh Dimensi Kepemimpinan dan Dimensi Tim Kerja

Secara keseluruhan, hasil dari pengujian korelasi antar dimensi dari variabel yang berbeda menghasilkan hubungan yang signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bukan hanya Efektivitas Kepemimpinan dan Efektivitas Tim Kerja saja yang saling berhubungan, tapi masing-masing dimensi di dalamnya juga saling berhubungan.

Berdasarkan keseluruhan pengujian pada bab ini maka dapat disimpulkan bahwa apabila pemimpin mampu memperlakukan anggota timnya secara manusiawi, mendelegasikan tugas dan tanggung jawab pada anggota tim, mampu menciptakan suasana kerja tim yang baik, dan memberikan umpan balik pada anggota tim nya mengenai kinerja mereka maka akan diikuti dengan hasil kerja tim yang baik secara kualitatif dan kuantitatif, kepuasan anggota tim tersebut sehingga ingin kembali bekerja dengan tim yang sama lagi dan banyak pembelajaran yang didapat oleh para anggota tim.

Diskusi

Melihat hasil kesimpulan, maka dapat dikatakan bahwa teori efektivitas kepemimpinan Dore (1973) dapat diaplikasikan dalam menilai efektivitas para leader di PT. Tripatra Engineering. Penilaian subjek dari empat dimensi menunjukan pola yang efektif, begitu pula dengan variabel tim kerja. Subjek menunjukan pola yang efektif dalam tim kerja sesuai dengan teori gabungan dari Hackman (1990) dan Klimonski & Jones (1995) yang menilai berdasarkan tiga dimensi.

Jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, Rumeser (2013) yang membahas mengenai kepemimpinan dan tim kerja dengan teori yang sama pada subjek awak kokpit, menyebutkan bahwa indikator kepemimpinan memberikan dampak positif terhadap hubungan antara mental model dengan efektivitas tim kerja maka penelitian ini juga memiliki kesamaan yaitu antara kepemimpinan dan tim kerja memiliki hubungan yang positif. Maka teori efeketifitas kepemimpinan menurut Dore (1973) dan teori efektivitas tim kerja menurut Hackman (1990) dan Klimonski & Jones (1995) dapat diterapkan untuk awak kokpit dan karyawan swasta di bidang engineering.

Berbeda dengan penelitian yang lain, pada jurnalnya yang berjudul Hubungan Antara Efektivitas Kepemimpinan dengan Kepuasan Kerja oleh Sutik & Suharno (2009) menyebutkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara efektivitas kepemimpinan dengan kepuasan kerja. Namun dalam jurnalnya digunakan teori yang berbeda untuk penilaian efektivitas kepemimpinan dimana efektivitas dilihat dari ketepatan aktivitas pemimpin dalam menggerakan karyawan sesuai dengan tugas dan fungsinya guna mencapai tujuan bersama. Variabel kepuasan kerja yang diangkat dalam jurnal tersebut, sama dengan salah satu dimensi variabel tim kerja yaitu kepuasaan hanya saja kepuasan yang dinilai dalam jurnal tersebut adalah seberapa tinggi kondisi emosional karyawan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan berkaitan dengan pekerjaannya.

Mengacu pada dua penelitian sebelumnya dan dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa efektivitas kepemimpinan benar saling berhubungan dengan tim kerja maupun dimensi didalamnya dengan teori yang berbeda. Tidak berbeda dengan penelitian yang menggunakan teori yang sama dengan penelitian ini juga menunjukan hasil akhirnya memiliki pengaruh yang positif antara kedua variabel.

(7)

Dalam penelitian ini terdapat beberapa kendala yang ditemukan oleh peneliti, meliputi sulitnya meminta ijin pada kepala divisi agar mengijinkan karyawannya mengisi kuesioner penelitian dan banyaknya karyawan yang sedang bekerja diluar kota sehingga jumlah responden pun terbatas, Kurangnya data kontrol untuk penelitian ini karena hanya berfokus pada divisi dan project yang sedang dikerjakan. Sedangkan untuk kelompok usia dan jenis kelamin tidak termasuk didalamnya, Untuk karakteristik subjek kurang spesifik, karena dirasa tidak etis apabila dalam data kontrol diminta untuk menyebutkan status kepegawaian dan masa kerja, Keterbatasan peneliti dalam pengolahan data menggunakan SPSS sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dalam mengolah data penelitian ini.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penjabaran hasil uji korelasi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara efektivitas kepemimpinan dengan efektivitas tim kerja pada karyawan PT. Tripatra Engineering. Seiring dengan tingginya tingkat efektivitas kepemimpinan, tingkat efektivitas tim juga tinggi. Penilaian efektif dalam kepemimpinan yang dilihat adalah sejauh mana pemimpin mampu memperlakukan anggota secara manusiawi, sejauh mana pemimpin mendelegasikan tanggung jawab dan keputusan kepada anggota tim, sejauh mana pemimpin menciptakan atmosfer guna tercipta kerjasama antar anggota tim, dan sejauh mana pemimpin memberikan umpan balik kepada anggota tim. Efektivitas tersebut diikuti dengan efektivitas dalam tim kerja yang dilihat dari seberapa baik hasil kerja yang dihasilkan tim secara kuantitatif dan kualitatif, sebarapa besar kepuasan yang didapatkan anggota tim sehingga ingin bekerja dalam tim yang sama lagi, dan seberapa besar pembelajaran yang didapat anggota tim selama bekerja dalam tim.

Selain kedua variabel tersebut, dimensi-dimensi yang ada dalam variabel juga saling berhubungan. Sehingga apabila pemimpin mampu memperlakukan anggota timnya secara manusiawi, mendelegasikan tugas dan tanggung jawab pada anggota tim, mampu menciptakan suasana kerja tim yang baik, dan memberikan umpan balik pada anggota tim nya mengenai kinerja mereka maka akan diikuti dengan hasil kerja tim yang baik secara kualitatif dan kuantitatif, kepuasan anggota tim tersebut sehingga ingin kembali bekerja dengan tim yang sama lagi dan banyak pembelajaran yang didapat oleh para anggota tim.

Saran

Saran bagi para group leader diharapkan tetap memperlakukan anggotanya secara manusiawi, tetap mendelegasikan tugas dan tanggung jawab pada anggotanya, serta mampu menciptakan suasana kerja yang baik, dan selalu memberikan umpan balik pada anggotanya atas kinerja mereka. Sehingga diharapkan juga para anggota mampu menghasilkan hasil kerja tim yang baik, serta anggota tim puas dengan tim kerjanya, anggota tim juga mendapat pembelajaran yang banyak selama kerja di tim.

Jika terjadi hambatan dalam penyelesaian project maka hal yang perlu diperhatikan adalah para group leader diharapkan dapat lebih menciptakan suasana kerja yang baik guna menunjang kerja tim (sesuai dengan dimensi atmosphere), sehingga anggota tim dapat pembelajaran yang lebih banyak selama bekerja dalam tim (sesuai dengan dimensi belajar). Hal yang perlu diperhatikan tersebut diluar faktor-faktor eksternal seperti logistik dan hal-hal diluar dimensi kepemimpinan dan tim kerja dalam penelitian ini.

Sebagai perbaikan, bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menganalisis masing-masing dimensi berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin. Hal itu guna memperkaya pengetahuan lebih detil lagi mengenai kedua variabel pada usia dan jenis kelamin tertentu. Subjek penelitian pun bisa lebih spesifik lagi, yaitu lebih berfokus pada tim kerja bukan karyawan sehingga mendapat hasil yang lebih mendalam.

(8)

REFERENSI

Aamodt, M.G.(2009). Industrial/organizational psychology: an applied approach (6th edition). United State: Wadsworth Publishing.

Basri, S. (2012). Pendekatan penelitian, metode penelitian, dan teknik-teknik desain penelitian. Diakses Desember 2013 dari http://setabasri01.blogspot.com.

Kozlowski, S. W. J., & Bell, B. S. (2003). Work groups and teams in organizations. Dalam W. C. Borman, D. R. Ilgen, & R. J. Klimoski (Eds.), Handbook of psychology (Vol. 12): industrial and organizational psychology. New York: Wiley & Sons, Inc.

Kusendi, R. (2013). Pengaruh persepsi terhadap dukungan organisasi dan kecerdasan emosi terhadap konflik pekerjaan-keluarga. Diakses Juni 2014 dari

http://unique-skill-page.blogspot.com

Mackall, D.D. (2004). Teamwork skills. New York: Facts on File, Inc.

Osborne, C. (2008). Essential manager: leadership. New York: DK Publishing.

Rumeser, J.A.A. (2013). Pengaruh Mental Model Terhadap Efektivitas Kerja Tim pada Awak Kokpit Penerbangan Komersial. Disertasi. Depok: Program Studi Doktor Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Schultz, D.P & Schultz, S.E. (2006). Psychology & work today (9th edition). New Jersey: Pearson Educational, Inc.

Setyawan, H. (2007). Pengertian metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Diakses Desember 2013 dari http://zonainfosemua.blogspot.com.

Sugiono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Yukl, G. A. (1994). Leadership in organization: third edition. New Jersey: Prentice-HallInc.

RIWAYAT PENULIS

Devani Putri Ardika, lahir di Jakarta pada tanggal 12 Agustus 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Psikologi pada tahun 2014.

Gambar

Gambar 1.  Gambar Grafik Presentase Kategori Kedua Variabel
Gambar 2.  Gambar  Grafik  Skor  Korelasi  Seluruh  Dimensi  Kepemimpinan  dan  Dimensi Tim Kerja

Referensi

Dokumen terkait

Karena menurunnya faktor daya (cos Ø) akan berakibat turunnya efisiensi pembangkit dalam menampung beban kerja serta akan memperbesar kemungkinan terjadinya kerusakan

Inkubasi tabung mikrosentrifus kedua selama 10 menit pada temperatur ruang (bolak-balikkan tabung 2-3 kali selama masa inkubasi) untuk melisis sel-sel darah

melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran tepadu di lingkungan sekolah maupun ke lokasi luar sekolah pada pengembangan nilai-nilai agama dan moral anak usia

Ayam Goreng Bercili Daging Masak Kicap Sup Tomyam Campur Buah Minuman Kordial RM10.50 seorang 3 Menu 3 Nasi Putih RM9.00 seorang.. Ikan

 Langkah kedua dalam pembelajaran masteri ialah guru harus menggunakan kaedah atau aktiviti p&p yang berkesan dan bahan-bahan p&p yang sesuai untuk memastikan

Barium Heksaferit sering ditulis dengan notasi BaM dan memiliki stoikiometri yang mantap.Ferit dan garmet merupakan feromagnetik oksida dengan sifat dielektrik dan

Direktur adalah Direktur Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kandilo Kabupaten Paser yang bertanggungjawab atas kepengurusan PDAM, untuk kepentingan dan tujuan PDAM, serta