• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI SISWA TERHADAP LAYANAN PERPUSTAKAAN DI PERPUSTAKAAN SMA SEJAHTERA 1 DEPOK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSEPSI SISWA TERHADAP LAYANAN PERPUSTAKAAN DI PERPUSTAKAAN SMA SEJAHTERA 1 DEPOK"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI SISWA TERHADAP LAYANAN PERPUSTAKAAN DI

PERPUSTAKAAN SMA SEJAHTERA 1 DEPOK

Winda Junita, S.Hum. Dr. H. Zulfikar Zen, S.S., M.A.

Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia

winda.junita@ui.ac.id zfzen@ui.edu

Abstrak

Skripsi ini membahas mengenai bagaimana persepsi siswa terhadap layanan Perpustakaan SMA Sejahtera 1 Depok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi siswa terhadap koleksi, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, layanan dan harapan siswa untuk kemajuan layanan Perpustakaan SMA Sejahtera 1 Depok. Penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode survei yang menggunakan desain deskriptif. Sampel yang diambil sebanyak 91 siswa dari populasi 1015 siswa. Teknik pengambilan sampel yaitu

accidental sampling. Peneliti menggunakan rentang nilai untuk kategori baik yaitu 2,52-3,37.

Hasil penelitian secara keseluruhan dimensi menunjukkan bahwa persepsi siswa adalah baik terhadap layanan perpustakaan dengan skor 2,93. Sedangkan untuk hasil tiap dimensi diantaranya persepsi siswa terhadap koleksi adalah baik dengan skor 2,94, persepsi siswa terhadap sumber daya manusia adalah baik dengan skor 3,20, persepsi siswa terhadap sarana dan prasarana adalah baik dengan skor 2,76, dan persepsi siswa terhadap layanan adalah baik dengan skor 2,81. Harapan siswa terhadap layanan perpustakaan yang tertinggi dari tiap dimensi adalah sebesar38,5% siswa mengharapkan untuk menambahkan jangka waktu peminjaman buku. 30% siswa mengharapkan untuk menambahkan kelengkapan (keragaman) koleksi, dan 22,8% siswa mengharapkan untuk memaksimalkan penyediaan fasilitas internet.

Kata kunci: persepsi, layanan perpustakaan, perpustakaan sekolah Abstract

This thesis is a result of my research about students’s perception concerning to library service in SMA Sejahtera 1 Depok. The purpose of this study is to understand student’s perception about the collections, librarians, facilities and infrastructures, service in order to fulfil student’s expectations and upgrade library services in SMA Sejahtera 1 Depok’s library. This research is quantitative research with a survey method that uses descriptive design. The samples are 91 of 1015 students in SMA Sejahtera 1 Depok. Sampling technique is accidental sampling. Researchers using the range for good categories is 2,52–3,37. The result of this research is showed that the overall dimensions of students perceptions of the library service is good with a score of 2,93. As for the result of which each dimension is student perceptions of collection is good with a score 2,94, student perception of human resources is good with score of 3,20, student perceptions of the facilities and infrastructure is good with a score of 2,76, and score of student perceptions of service is 2,81 that means service in the library is good. Student expectations for library services of the highest of each dimension are 38,5% of students expect to add term borrowing book, 30% of students expect to add completeness (variety) collection, and 22,8% of students expect to maximum the provision of internet facilities.

(2)

Keyword: perception, library service, school library. 1. Pendahuluan

Perkembangan ilmu pengetahuan di segala bidang yang begitu pesat membuat kita sadar bahwa tidak mungkin hanya mengandalkan guru untuk menyampaikan pengetahuan kepada siswa.Di samping itu, buku pelajaran tidak mencakup semua subjek yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan siswa dalam mewujudkan tujuan pendidikan.Maka siswa harus diberi kesempatan ikut aktif membuka dan mengembangkan pemikiran mereka serta potensi yang dimilikinya dengan menelusuri informasi melalui koleksi-koleksi yang terdapat di perpustakaan sekolah.

1.1 Latar Belakang

Perpustakaan sekolah memegang peranan penting dalam memacu tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Saat ini pemerintah mulai menyadari akan pentingnya peranan dan fungsi dari sebuah perpustakaan di sekolah. Oleh karena itu, pemerintah membuat suatu peraturan mengenai kewajiban untuk menyelenggarakan perpustakaan disetiap sekolah sebagai salah satu sarana dan prasana di sekolah tersebut. Hal ini dituang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 bab VII pasal 42 ayat 1 dan 2 tentang sarana dan prasarana yang berbunyi

“Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku, dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.” “Setiap satuan pendidikan memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang

kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan."

Secara umum perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada di dalam suatu lembaga pendidikan.Menurut Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Perpustakaan Nasional RI (2011) perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang berada pada satuan pendidikan formal di lingkungan pendidikan dasar dan menengah yang merupakan bagian integral dari kegiatan sekolah yang bersangkutan dan merupakan pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.

Pedoman Perpustakaan

SekolahIFLA/UNESCO (2000) menjelaskan bahwa perpustakaan sekolah menyediakan informasi dan ide yang menjadi dasar keberhasilan informasi saat ini dan pengetahuan berbasis masyarakat.Perpustakaan sekolah melengkapi siswa dengan keterampilan belajar seumur hidup dan mengembangkan imajinasi yang memungkinkan mereka untuk hidup sebagai warga negara yang bertanggung jawab.

Dalam mengelola sebuah perpustakaan sekolah, pengelola perpustakaan harus memperhatikan unsur-unsur yang ada di perpustakaan terlebih dahulu.Unsur-unsur tersebut diantaranya koleksi, sumber daya manusia, pemustaka, sarana dan prasarana, dan layanan.Karena apabila salah satu unsur tersebut tidak ada, maka perpustakaan tidak bisa berjalan

dengan baik sebagaimana

mestinya.Contohnya pustakawan sebagai sumber daya manusia yang memberikan layanan kepada pemustaka dalam menelusur koleksi-koleksi di perpustakaan.Penelusuran bisa dilakukan

(3)

dengan menggunakan OPAC (Online

Public Access Catalogue) yang merupakan

salah satu sarana temu kembali informasi. Namun banyaknya jumlah perpustakaan sekolah yang ada di Indonesia yang setidaknya sama dengan jumlah sekolah itu sendiri, pada umumnya pengelolaannya masih kurang memadai. Salah satu faktor penyebabnya adalah pihak sekolah yang belum memiliki pustakawan yang secara khusus mampu

mengelola perpustakaan

sekolah.Perpustakaan sekolah biasanya dikelola oleh seorang guru kelas atau pegawai sekolah yang diserahi tugas rangkap untuk mengurusi perpustakaan.

Perpustakaan sekolah sebagai sumber informasi harus memanfaatkan sumber daya manusia yang ada semaksimal mungkin untuk kepentingan pemustaka, agar perpustakaan dapat memberikan layanan dalam memenuhi kebutuhan informasi bagi pemustaka yang mempunyai minat serta kebutuhan informasi yang berbeda-beda sehingga para pemustaka dapat memanfaatkan perpustakaan dengan maksimal.

Dengan memanfaatkan

perpustakaan sebagai penyedia informasi sebenarnya para siswa dapat meningkatkan prestasi dan memenuhi kebutuhan ilmu pengetahuan mereka.Pemanfaatan perpustakaan dapat dipenggaruhi oleh persepsi individu, salah satunya adalah persepsi siswa yang merupakan sasaran utama dalam perkembangan perpustakaan sekolah.Sarlito (2003) menjelaskan bahwa kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan, dan sebagainya itu, disebut sebagai kemampuan untuk mengorganisasikan pengamatan atau persepsi.

Sekolah Menengah Atas Sejahtera 1 Depok merupakan salah satu sekolah swasta unggulan yang terakredetasi A di kota Depok. SMA Sejahtera 1 Depok memiliki 1 ruang perpustakaan.

Perpustakaan SMA Sejahtera 1 Depok baru saja direnovasi dan terdiri dari 2 lantai.Hal ini dilakukan untuk memberikan suasana baru di perpustakaan yang sebelumnya terkesan menyeramkan dan membosankan.Sehingga pengunjung yang datang diharapkan lebih banyak dan lebih merasa nyaman dibandingkan dengan perpustakaan yang sebelumnya.Selain merenovasi bangunan, Perpustakaan SMA Sejahtera I Depok juga mulai membenahi layanan perputakaan yang sangat berkaitan erat dengan koleksi, sumber daya manusia serta sarana dan prasarana yang dimiliki perpustakaan.

Siswa yang merupakan sasaran utama perpustakaan berhak memperoleh layanan untuk mendapatkan informasi dari perpustakaan. Namun terkadang dijumpai beberapa kendala dalam memperoleh informasi tersebut entah dari koleksi, pustakawan, sarana dan prasarana, hingga layanan yang ada di perpustakaan. Kendala yang mereka rasakan dapat mereka ungkapkan melalui penelitian ini.

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, peneliti tertarik mengadakan penelitian untuk mengetahui persepsi pemustaka terhadap layanan perpustakaan SMA Sejahtera 1 Depok termasuk koleksi, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, dan layanan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Persepsi siswa SMA Sejahtera I Depok diharapkan mampu menjadi masukan guna meningkatkan mutu dan kualitas perpustakaan sekolah SMA Sejahtera 1 Depok.

1.2 Rumusan Malasah

Masalah dalam penelitian ini adalah persepsi siswa terhadap layanan perpustakaan di Perpustakaan SMA Sejahtera 1 Depok, dengan melihat cara pandang siswa terhadap layanan yang disediakan di Perpustakaan SMA Sejahtera 1 Depok. Dari permasalahan tersebut

(4)

didapatkan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana persepsi siswa terhadap layanan perpustakaan (meliputi layanan teknis, layanan pengguna, dan unsur-unsur layanan seperti koleksi, sumber daya manusia, serta sarana dan prasarana) di Perpustakaan SMA Sejahtera 1 Depok ?

2. Bagaimana harapan siswa terhadap layanan Perpustakaan SMA Sejahtera 1 Depok?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah dirumuskan di atas maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap koleksi perpustakaan SMA Sejahtera 1 Depok

2. Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap sumber daya manusia perpustakaan SMA Sejahtera 1 Depok

3. Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap sarana dan prasaran perpustakaan SMA Sejahtera 1 Depok.

4. Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap layanan perpustakaan SMA Sejahtera 1 Depok.

5. Untuk mengetahui harapan siswa terhadap layanan perpustakaan SMA Sejahtera I Depok

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya;

a. Manfaat Akademis

Manfaat penulisan ini diharapkan mampu memberikan sumbangan terhadap ilmu perpustakaan tentang persepsi siswa terhadap layanan

perpustakaan sekolah yang mencakup koleksi, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, dan layanan.

b. Manfaat Praktis.

Untuk manfaat praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Perpustakaan SMA Sejahtera 1 Depok mengenai optimalisasi pemanfaatan perpustakaan yang berpengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar siswa dan guru.Selain itu juga dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan untuk memecahkan masalah peningkatan kualitas Perpustakaan SMA Sejahtera 1 Depok.

2 Tinjauan Literatur 2.1 Persepsi

Persepsi adalah proses dari seseorang dalam memahami lingkungannya yang melibatkan pengorganisasian dan penafsiran sebagai rangsangan dalam suatu pengalaman psikologis. (Gibson, 2000).Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perbedaan persepsi tersebut diantaranya adalah orang yang mengartikan (perceiver), keadaan atau situasi (situation), dan objek yang diartikan (target).Perceiver memiliki beberapa karakteristik di dalam dirinya yang dapat mempengaruhi perceiver dalam membuat sebuah persepsi.Karakteristik yang ada di dalam dirinya tersebut diantaranya adalah sikap, kepribadian, motif, minat, pengalaman masa lalu, dan harapan seseorang. Selain perceiver, target pun juga memiliki karakter sendiri yang dapat mempengaruhi apa yang diartikan. Karakteristik tersebut diantaranya adalah sesuatu yang baru, gerakan, suara, ukuran, latar belakang, kedekatan, dan kemiripan.Begitu pula dengan situasi yang memiliki karakter yang juga dapat

(5)

seseorang.Karakter-karakter yang mempengaruhi situasi diantaranya adalah waktu, keadaan kerja, dan keadaan sosial.

2.2Unsur-unsur Utama Perpustakaan Sekolah

Koleksi

Salah satu unsur penting dari layanan perpustakaan adalah koleksi. Tanpa adanya koleksi maka layanan perpustakaan tidak akan mampu berjalan sesuai dengan fungsinya. Pengertian koleksi seperti yang dijelaskan dalam Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan adalah segala bentuk informasi yang tercetak maupun terekam yang disusun dan diolah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan yang kemudian dilayankan sebagai bentuk pemenuhan informasi bagi pemustaka. Perpustakaan sekolah hendaknya menyediakan sepuluh buku per-murid. Sebuah perpustakaan sekolah menengah atas hendaknya memiliki koleksi minimal 2500 judul untuk 19-27 rombongan belajar yang relevan dengan kebutuhan pemakai. Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) paling sedikit 75% koleksi perpustakaan terdiri dari buku non-fiksi yang berkaitan dengan kurikulum dan 25% koleksi perpustakaan terdiri dari buku fiksi (Pedoman penyelenggaraan perpustakaan SMA, 2007).

Sumber Daya Manusia

Pengelola perpustakaan di perpustakaan sekolah merupakan sumber daya manusia yang sangat menentukan keberhasilan perpustakaan.Secara umum sumber daya manusia terdiri dari pustakawan, guru-pustakawan, dan tenaga pembantu.

Dalam Manifesto Perpustakaan Sekolah IFLA/UNESCO tahun 2000 pustakawan sekolah sekolah adalah tenaga kependidikan berkualifikasi serta professional yang bertanggung jawab atas perencanaan dan pengolahan perpustakaan sekolah, didukung oleh tenaga yang

mencukupi, bekerja sama dengan semua anggota komunitas sekolah dan berhubungan dengan perpustakaan umum dan lain-lainnya. Sedangkan guru-pustakawan adalah guru yang diberi tugas untuk memimpin perpustakaan, disamping mengajar dalam kelas (Pedoman penyelenggaraan perpustakaan SMA, 2007). Dan tenaga pembantu perpustakaan menurut Permendiknas no 25 tahun 2008 adalah pegawai yang berkualifikasi SMA atau yang sederajat dan bersertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah.

Sarana dan Prasarana

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI nomor 24 tahun 2007, definisi sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah.Sedangkan yang dimaksud prasarana adalah fasilitas dasar untuk

menjalankan fungsi

sekolah/madrasah.Sarana dan prasana perpustakaan sekolah terdiri dari gedung, ruang, perabot, perlengkapan, dan peralatan.Jumlah sarana dan prasarana hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan. Sarana dan prasarana sangat menentukan kelangsungan terpeliharanya bahan pustakadengan baik (Pedoman penyelenggaraan perpustakaan SMA, 2007).

Pemustaka

Pemustaka adalah orang yang menggunakan perpustakaan.Perpustakaan mengenal dua jenis pemustaka, yakni pemustaka aktual dan pemustaka potensial.Pemustaka aktual adalah pemustaka yang sudah pernah menggunakan perpustakaan baik melakukan kegiatan layanan seperti meminjam atau mengembalikan koleksi pustaka ataupun hanya datang untuk membaca koleksi pustaka.Pemustaka potensial artinya adalah pemustaka yang menjadi sasaran perpustakaan.Siswa

(6)

merupakan pemustaka yang menjadi sasaran utama perpustakaan sekolah.Siswa dapat mencari informasi yang diperlukannya di perpustakaan. Dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah siswa dan guru dapat menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar-mengajar.

2.3Layanan Perpustakaan Sekolah

Pada hakikatnya tujuan didirikannya perpustakaan adalah untuk melayani pengguna untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Layanan perpustakaan merupakan kegiatan pemberian pelayanan kepada pengunjung perpustakaan sekolah dalam menggunakan buku-buku dan bahan-bahan pustaka lainnya (Bafadal, 2001). Perpustakaan sekolah harus menyediakan layanan kepada pemustaka sekurang-kurangnya 40 (empat puluh) jam perminggu,minimal 5 hari kerja perminggu (Perpusnas RI,2011).

2.3.1 Jenis-Jenis Layanan Perpustakaan Sekolah

Layanan Baca

Layanan baca merupakan layanan yang diberikan perpustakaan kepada pengunjung.Pengunjung dapat memanfaatkan koleksi-koleksi yang ada diperpustakaan untuk dibaca di ruang baca yang telah disediakan. Umumnya layanan baca ini digunakan untuk membaca koleksi yang hanya bisa dibaca ditempat misalnya koran dan majalah.

Layanan sirkulasi

Salah satu kegiatan utama atau jada perpustakaan adalah peminjaman buku dan materi lainnya. Kegiatan peminjaman ini sering dikenal dengan nama sirkulasi artinya peminjaman. Bagian inti, terumana meja sirkulasi sering kali dianggap sebagai ujung tombak jasa perpustakaan karena bagian inilah yang pertama kali berhubungan dengan pemakai serta paling sering digunakan pemakai. Karenanya unjuk kerja staf sirkulasi dapat

berpengaruh terhadap citra perpustakaan (Sulistyo-Basuki, 1993).

Tugas pokok bagian sirkulasi antara lain melayani siswa-siswa yang akan meminjam dan mengembalikan buku-buku sekolah. Jumlah buku-buku dan lama peminjaman buku ditentukan oleh jumlah dan jenis koleksi, jumlah pemakai, sifat pemakaiannya, dan harga buku.

a. Jumlah buku pinjaman

Lazimnya setiap pemakai diperbolehkan meminjam 2 (dua) buku. Buku yang dipinjam tersebut dapat diperpanjang selama tidak ada pemakai lain yang memerlukannya.

b. Lama peminjaman

Lama peminjaman sangat bervariasi, antara lain: tahunan, semester, bulanan, mingguan, dan harian. Perpustakaan sekolah meminjamkan buku pelajaran adakalanya satu tahun atau satu semester.Buku-buku umum biasanya dipinjamkan satu atau dua minggu. .

c. Sanksi

Sanksi terhadap pelanggaran peraturan peminjaman, sanksi ini mungkin terpaksa diberikan kepada peminjam yang : 1) Terlambat mengembalikan buku 2) Merusak buku 3) Menghilangkan buku Layanan rujukan

Layanan rujukan merupakan kegiatan pemberian informasi yang diperlukan oleh pemakai dan membantu memanfaatkan koleksi dengan sebaik-baiknya sebagai sumber informasi. Menurut Bafadal (2001)ada 2 jenis pelayanan di dalam pelayanan rujukan yaitu layanan informasi dan layanan pemberian bimbingan belajar. Pelayanan informasi ditujukan untuk memebrikan jawaban-jawabn atas

(7)

pertanyaan-pertanyaan pengunjung perpustakaan sekolah yang membutuhkan keterangan-keterangan dan memberikan pentunjuk tentang bahan-bahan pustaka. Untuk pelayanan bimbingan belajar secara umum bimbingan berarti adalah proses pemberian bantuan bimbingan belajar secara kontinu kepada murid dalam rangka mencapai penyesuaian dan kemajuan pendidikan. Di perpustakaan sekolah yang relatif kecil, biasanya petugas layanan rujukan dilakukan oleh petugas sirkulasi. Layanan rujukan dapat dibagi menjadi 2 (dua) macam yaitu:

a. Layanan langsung

Layanan langsung yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana secara langsung, melayani permintaan data atau informasi dengan menggunakan bahan-bahan rujukan, dan juga membimbing pemakai menggunakan koleksi rujukan. b. Layanan tidak langsung

Layanan tidak langsung yaitu permintaan layanan rujukan dimana pemakai tidak secara langsung datang ke perpustakaan tetapi menggunakan media komunikasi misalnya melalui e-mail, telepon, dan sebagainya. Namun dalam kegiatan layanan di perpustakaan sekolah, kegiatana layanan ini jarang ditemui.(Pedoman penyelenggaraan perpustakaan SMA, 2007).

3. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskripstif dengan menggunakan metode survei. Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada seluruh siswa SMA Sejahtera 1 Depok yang merupakan pengguna aktual baik aktif maupun pasif.

3.1 Responden Penelitian

Responden dari penelitian ini berjumlah 91 responden. Pengambilan responden dilakukan dengan teknik incidental sampling yang artinya sampel yang diambil berdasarkan pada kebetulan yang pada saat peneliti melakukan penyebaran kuesioner responden berada di tempat yang sama. Dalam hal ini artinya peneliti akan menyebarkan kuesioner kepada siswa yang kebetulan ditemukan peneliti di Perpustakaan SMA Sejahtera 1 Depok.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini berasal dari data primer. Data primer adalah data yang bersumber langsung dari sumber utama baik dalam bentuk perseorangan (individu) ataupun kelompok. Teknik pengumpulan data primer ini dapat dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner maupun melakukan wawancara (Husein, 2009).

Kuesioner yang akan disebarkan dalam penelitian ini adalah berbentuk kuesioner tertutup. Artinya peneliti membatasi jawaban subjek penelitian pada

jawaban yang ditentukan

peneliti.kuesioner yang disajikan berdasarkan pada skala likert. Menurut Kinnear (1988) dalam Husein (2009), skala likert berhubungan dengan pernyataan tentang sikap dan persepsi seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju-tidak setuju, senang-tidak senang, dan baik-tidak baik.Selain kuesioner, peneliti juga menggunakan data primer dari hasil wawancara dengan pustakawan Perpustakaan SMA Sejahtera 1 Depok.

3.3 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan setelah tahapan pengumpulan data baik melalui kuesioner selesai dilakukan.Teknik pengolahan data bertujuan untuk menyederhanakan data sehingga lebih mudah dibaca.Berikut ini

(8)

adalah tahapan dalam melakukan teknik pengolahan dan analisis data.

1. Tahap penyuntingan dan editing

Tahap penyunting dilakukan setelah kuesioner diisi kemudian diperiksa kelengkapan datanya.Selain itu yang perlu diperhatikan pada tahapan ini pula adalah jawaban yang diberikan responden lengkap dan mudah dibaca.

2. Tahap input data dan pengkodean

Tahap input merupakan tahap dimana memasukkan jawaban dan skor jawaban pada lembar Microsoft Excel atau

Statistical Program for Social Science.

Pengkodean merupakan proses pemberian nilai atau skor terhadap jawaban responden. Nilai atau skor yang diberikan besarannya adalah sebagai berikut.

Jawaban Sangat Tidak Setuju : 1 Jawaban Tidak Setuju : 2 Jawaban Setuju : 3 Jawaban Sangat Setuju bernilai: 4

3. Tahap penghitungan frekuensi, persentase, dan rerata (mean) data

Pada tahapan ini data yang telah dimasukkan ke dalam program SPSS 13.0 akan dihitung besaran frekuensi, persentase, dan rerata (mean) data. Penulis menggunakan program SPSS 13.0 dalam membantu penghitungan besaran frekuensi dan presentase.Sementara untuk menghitung rerata digunakan rumus sebagai berikut.

Nilai rerata (mean) yang didapatkan dikategorikan sesuai dengan kriteria interpretasi skor berikut.

Tabel 3.1

Interpretasi Skor

Nilai Keterangan

1.00-1.75 Sangat Tidak Baik 1.76-2.51 Kurang Baik 2.52-3.27 Baik

3.28-4.03 Sangat Baik 4. Tahap analisis data

Pada tahap ini penulis tidak melakukan suatu penilaian terhadap objek penelitian dan paparan yang disampaikan disesuaikan dengan temuan di lapangan.Sehingga nantinya hasil analisis diharapkan dapat memenuhi tujuan dari penelitian penulis.Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui mengenai persepsi siswa terhadap layanan perpustakaan, koleksi perpustakaa, petugas perpustakaan, serta sarana dan prasarana Perpustakaan SMA Sejahtera 1 Depok.

4. Analisis dan Pembahasan

Untuk mengetahui persespi siswa terhadap layanan perpustakaan di Perpustakaan SMA Sejahtera 1 Depok peneliti melakukan penyebaran kuesioner kepada 91 orang responden.Kuesioner ini terdiri dari tiga bagian yakni identitas responden, persepsi siswa, dan saran responden kepada perpustakaan.Pada bagian persepsi siswa terdapat 4 (empat) indikator yaitu mengenai layanan perpustakaan, koleksi perpustakaan, sumber daya manusia perpustakaan, dan sarana dan prasarana perpustakaan.Berikut ini adalah hasil analisis dari ke-empat indikator tersebut.

4.1 Persepsi Siswa terhadap Koleksi Perpustakaan SMA Sejahtera 1 Depok

Pada indikator koleksi perpustakaan diberikan 4 pernyataan yang perlu dijawab responden. Berikut adalah nilai rata-rata dari masing-masing pernyataan yang disajikan dalam bentuk diagram batang.

Gambar 4.1 Persepsi siswa terhadap koleksi Perpustakaan SMA Sejahtera 1

(9)

Depok

Gambar diatas merupakan penilaian responden secara keseluruhan terhadap koleksi perpustakaan SMA Sejahtera I Depok. Dapat dilihat berdasarkan gambar di atas nilai rata-rata yang diperoleh dari keseluruhan butir pernyataan adalah 2,94 dimana nilai tersebut termasuk dalam kategori baik. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa siswa memiliki persepsi baik terhadap koleksi perpustakaan dari segi kelengkapan, kemuktahiran, kesesuaian, dan jumlah koleksi.

Nilai rata-rata tertinggi pada indikator ini terdapat kesesuaian koleksi dengan nilai 2,98. Siswa berpersepsi bahwa kesesuaian koleksi di perpustakaan memenuhi kebutuhan informasi mereka. Kesesuaian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kesesuaian koleksi perpustakaan dengan kurikulum dan berorientasi pada kebutuhan pengguna dalam memdukung proses belajar. Kurikulum sekolah menjadi panduan wajib bagi perpustakaan sekolah dalam hal pengembangan koleksi.

Nilai rata-rata terendah ada pada pernyataan mengenai kelengkapan koleksi dengan nilai 2.9.Kelengkapan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cakupan subjek atau keragaman koleksi yang dimiliki perpustakaan SMA Sejahtera I DepokSiswa berpersepsi bahwa kelengkapan koleksi diperpustakaan SMA Sejahtera 1 Depok mendukung saya dalam kegiatan belajar. Koleksi perpustakaan

merupakan salah satu unsur penting dalam layanan perpustakaan. Tanpa adanya koleksi maka layanan perpustakaan tidak akan berjalan dengan baik (Perpustakaan Nasional RI, 2011). Terhadap nilai rata-rata yang rendah ini perpustakaan perlu memperhatikan dan mengembangkannya agar menjadi lebih baik.Terhadap ke-empat pernyataan mengenai koleksi perpustakaan ini didapatkan nilai rata-rata 2,94 yang termasuk ke dalam kategori baik.

4.2 Persepsi Siswa terhadap Sumber

Daya Manusia Perpustakaan

SMASejahtera 1 Depok

Pada indikator sumber daya manusia perpustakaan diberikan 6 pernyataan yang perlu dijawab responden. Berikut adalah nilai rata-rata dari masing-masing pernyataan yang disajikan dalam bentuk diagram batang.

Gambar 4.2 Persepsi siswa terhadap SDM perpustakaan

Pada gambar di atas dapat terlihat bahwa dari 6 pernyataan yang diberikan terdapat pernyataan yang mendapatkan nilai rata-rata tertinggi yaitu pada pernyataan mengenai kesopanan dan keramahaan. Nilai rata-rata yang didapatkan adalah 3,39 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Ini artinya pemustaka memiliki persepsi bahwa petugas Perpustakaan SMA Sejahtera 1 2,86 2,882,9 2,92 2,94 2,96 2,98 2,9 2,98 2,96 2,92 Total Mean = 2,94 2,6 2,8 3 3,2 3,4 2,87 3,23 3,34 3,39 3,26 3,1 Total Mean = 3,20

(10)

Depok telah melayani siswa dengan sopan dan ramah.Salah satu kriteria pustakawan dalam melakukan pelayanan adalah harus bersikap ramah dan sopan terhadap pemustaka.

Sementara itu nilai rata-rata terendah ada pada mengenai jumlah petugas yaitu dengan nilai 2,87. Nilai tersebut termasuk dalam kategori baik.jumlah petugas yang dimiliki di perpustakaan SMA Sejahtera I Depok berjumlah 2 orang. Karena perpustakaan berada langsung dibawah tanggung jawab Kepala Sekolah yang secara tidak langsung dapat dikatakansebagai kepala perpustakaan, maka dapat dikatakan untuk jumlah petugas perpustakaan telah memadai.Jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk mengelola sebuah perpustakaan sekolah sekurang-kurangnya adalah 1 (satu) orang. Namun rasio jumlah tenaga perpustakaan terkait dengan jumlah siswa pada sekolah tersebut.Rasionya adalah 1:120, yaitu seorang pustakawan untuk 120 pemakai.Sedangkan untuk sekolah yang mempunyai jumlah tenaga perpustakaan lebih dari 1 orang serta memiliki koleksi minimal 1000 (seribu) judul dapat mengangkat seorang kepala perpustakaan (Permendiknas, 2008). Untuk perpustakaan SMA memerlukan 3 (tiga) orang pengelola yaitu:

a. Seorang kepala perpustakaan, sebagai penanggung jawab atau koordinator, b. seorang staf perpustakaan , sebagai

pelaksana harian, dan

c. seorang pegawai pembantu, untuk melakukan pekerjaan yang bersifat non-teknis perpustakaan (Pedoman penyelenggaraan perpustakaan SMA, 2007: 8).

Terhadap ke-enam pernyataan ini didapatkan nilai rata-rata keseluruhan adalah sebesar 3,20 dan termasuk ke dalam kategori baik.

4.3 Persepsi Siswa Terhadap Sarana dan Prasarana Perpustakaan SMA Sejahtera 1 Depok

Pada indikator sarana dan prasaran perpustakaan diberikan 10 pernyataan yang perlu dijawab responden. Berikut adalah nilai rata-rata dari masing-masing pernyataan yang disajikan dalam bentuk diagram batang.

Gambar 4.3 Persepsi siswa terhadap sarana dan prasarana Perpustakaan SMA

Sejahtera 1 Depok

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa dari total 10 pernyataan terdapat nilai rata-rata tertinggi. Nilai rata-rata tertinggi ini ada pada pengaturan suhu yang mendapat nilai 3,18. Ini artinya siswa berpersepsi bahwa pengaturan suhu di perpustakaan membuat suasana menjadi sejuk.Suhu udara dan kelembaban ruang perpustakaan yang sejuk berkat ventilasi yang baik akan lebiih besar peluangnya untuk menarik perhatian pemustaka yang datang. Dengan kondisi tersebut juga akan menyenangkan staf perpustakaan (Sulistyo-Basuki, 1993). Sementara itu nilai rata-rata terendah ada pada fasilitas internet yang ada di Perpustakaan SMA Sejahtera 1 Depok dengan nilai 2,43. Siswa berpersepsi bahwa fasilitas internet yang disediakan perpustakaan belum memenuhi kebutuhan. Perpustakaan SMA Sejahtera I Depok juga dilengkapi dengan sarana jaringan internet. Akan tetapi jaringan internet ini masih mengandalkan

0 0,51 1,52 2,53 3,5 2,63 2,94 3,01 2,53 3,02 3,18 2,43 2,45 2,85 2,59 Total Mean = 2,76

(11)

ruang laboratorium komputer yang merupakan server dari layanan internet ini. Jadi, apabila lab. komputer sedang aktif digunakan maka otomatis koneksi jaringan internet akan tersedia di perpustakaaan.

Terhadap ke-sepuluh pernyataan tersebut didapatkan nilai rata-rata keseluruhan yaitu sebesar 2,76 yang termasuk dalam kategori baik.

4.4 Persepsi Siswa Terhadap Layanan Perpustakaan SMA Sejahtera 1 Depok

Pada indikator layanan perpustakaan diberikan 9 butir pernyataan yang perlu dijawab responden. Berikut adalah nilai rata-rata dari masing-masing pernyataan yang disajikan dalam bentuk diagram batang.

Gambar 4.4 Persepsi siswa terhadap layanan Perpustakaan SMA Sejahtera 1

Depok

Gambar diatas merupakan penilaian responden secara keseluruhan terhadap dimensilayananperpustakaan SMA Sejahtera I Depok. Dapat dilihat berdasarkan gambar 4.4 nilai rata-rata yang diperoleh dari keseluruhan butir pernyataan adalah 2,81 dimana nilai tersebut termasuk dalam kategori baik. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa siswa memiliki persepsi baik terhadap

layanan perpustakaan sekolah. Namun untuk lama waktu peminjaman buku yang diberikan kepada siswa nampaknya perpustakaan SMA Sejahtera harus mempertimbangkannya kembali. Karena ditemukan nilai mean atau nilai rata-rata 2,40 dimana nilai tersebut termasuk dalam kategori kurang baik. Dengan kata lain siswa memiliki persepsi yang kurang baik dengan lama waktu peminjaman. Di Perpustakaan SMA Sejahtera 1 Depok siswa diperbolehkan meminjam 1 buku untuk 1 orang dengan lama peminjaman maksimal 1 minggu.

Dalam Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah(2007) yang menjelaskan bahwa lama peminjaman sangat bervariasi, antara lain: tahunan, semester, bulanan, mingguan, dan harian. Perpustakaan sekolah meminjamkan buku pelajaran adakalanya satu tahun atau satu semester. Buku-buku umum biasanya dipinjamkan satu atau dua minggu.Buku yang jumlahnya terbatas dan banyak peminatnya disebut dengan “Buku Tandon” (buku cadangandan dipinjamkan hanya sehari. Sedangkan buku-buku rujukan (referensi), majalah, dan surat kabar hanya boleh dibaca di tempat dan tidak dipinjamkan.

Terhadap ke-sembilan pernyataan mengenai layanan perpustakaan ini didapatkan nilai rata-rata 2,81 yang termasuk ke dalam kategori baik.

Gambar 4.5 Persepsi siswa terhadap keseluruhan layanan Perpustakaan SMA

Sejahtera 1 Depok 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 si st em l ayanan… kel eb ih an siste m… si st em l ayanan… laya nan si rk ulasi jumlah b u ku ya ng… lam a pe min jaman sank si laya nan ruju kan waktu lay anan 2,74 2,92 2,84 3 2,74 2,4 3,09 2,92 2,65 Total Mean = 2,81

(12)

Melihat gambar di atas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata tertinggi adalah pada indikator sumber daya manusia dengan nilai 3,2 yang termasuk dalam kategori baik. Nilai rata-rata terendah ada pada indikator sarana dan prasarana perpustakaan dengan nilai 2,76 dan termasuk dalam kategori baik. Sementara itu nilai rata-rata dari keseluruhan indikator adalah 2,93 yang termasuk dalam kategori baik.

4.5 Harapan Siswa Perpustakaan SMA Sejahtera 1 Depok

Dari 91 responden terdapat 21 saran yang diberikan dengan pembagian 6 saran masuk untuk indikator koleksi perpustakaan, 11 saran untuk sarana dan prasarana perpustakaan, dan 4 saran untuk layanan perpustakaan. Sementara untuk indikator sumber daya manusia tidak ada saran yang masuk.Dari data yang didapatkan tersebut peneliti mengurutkan 5 sarantertinggi yang paling sering disarankan oleh pemustaka dalam tabel berikut.

Tabel 4.1 Saran tertinggi yang perlu diperhatikan

No Saran Jumlah Persenta

se 1 Menambahka n kelengkapan buku fiksi (komik, novel, cerpen) 12 30% 2 Memaksimalk an penyediaan 18 22,8% fasilitas internet agar memadai kegiatan siswa dalam mengerjakan tugas (wi-fi) 3 Penambahan unit komputer untuk membantu menyelesaika n tugas siswa 13 16,5% 4 Menambahka n jangka waktu peminjaman buku 10 38,5% 5 Menambahka n waktu layanan perpustakaan 8 30,7% 4. Kesimpulan

Secara umum, responden memiliki persepsi baik terhadap seluruh layanan perpustakaan. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata yang didapatkan yaitu sebesar

2,93 dan nilai ini termasuk dalam interval

interpretasi nilai yang baik. Persepsi siswa tertinggi ada pada dimensi sumber daya manusia Perpustakaan SMA Sejahtera 1 Depok.Sementara persepsi terendah ada pada dimensi sarana dan prasarana Perpustakaan SMA Sejahtera 1 Depok.

Pada dimensi koleksi perpustakaan responden memiliki persepsi yang baik terhadap koleksi yang disediakan perpustakaan. Ini terbukti dari hasil penghitungan nilai rata-rata pada dimensi ini adalah sebesar 2,94. Pada indikator ini nilai tertinggi yaitu 2,98 mengenai kesesuaian koleksi. Sementara nilai rata-rata terendah ada pada kelengkapan (keragaman) koleksi dengan rata-rata 2,9. 2,4

2,6 2,8 3 3,2

Koleksi SDM Sarpras layanan 2,94

3,2

2,76 2,81

Total Mean 2,93

(13)

Dimensi sumber daya manusia merupakan dimensi yang mendapatkan nilai rata-rata tertinggi dari keseluruhan dimensi yang diteliti yaitu dengan nilai

3,20sehingga termasuk dalam kategori baik. Dari 6 (enam) pernyataan yang

diberikan terdapat pernyataan yang mendapat nilai tertinggi dengan rata-rata 3,39. Pernyataan tersebut adalah petugas perpustakaan melayani pemustaka dengan sopan dan ramah.Sementara itu pernyataan yang mendapat nilai terendah pada dimensi ini yaitu pada pernyataan jumlah petugas memadai siswa. Pernyataan ini mendapatkan nilai rata-rata 2,87.

Responden juga memberikan persepsi yang tinggi terhadap dimensi sarana dan prasarana dan terbukti dengan nilai rata-rata yang diperoleh yaitu sebesar

2,76dan termasuk dalam kategori baik.

Pernyataan yang mendapatkan nilai tertinggi pada dimensi ini adalah pernyataan mengenai pengaturan suhu membuat suasana menjadi sejuk. Pernyataan ini mendapatkan nilai rata-rata 3,18. Sementara itu pernyataan terendah adalah fasilitas internet yang disediakan perpustakaan telah memenuhi kebutuhan pemustaka. Pernyataan ini mendapatkan nilai rata-rata 2,43.

Persepsi siswa terhadap layanan Perpustakaan SMA Sejahtera 1 Depok adalahbaik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah nilai rata-rata yang diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada 91 responden adalah 2,81 dimana nilai tersebut termasuk dalam kategori baik. Dari 9 pernyataan yang berhubungan dengan dimensi layanan terdapat nilai terendah adalah 2,40 yaitu mengenai lama waktu peminjaman buku. Sedangkan nilai tertinggi adalah 3,09 yaitu mengenai sanksi yang diberikan ata pelanggaran yang dilakukan.

Harapan siswa diperoleh dari saran siswa. Dari 91 responden terdapat 21 saran terdiri dari 6 saran untuk dimensi koleksi, 11 saran untuk dimensi sarana dan

prasarana, dan 4 saran untuk dimensi layanan. Dari saran-saran tersebut diambil 5 saran terbanyak yaitu 30% mengharapkan untuk menambahkan kelengkapan (keragaman) buku fiksi (komik, novel, cerpen), 22,8% siswa mengharapkan untuk memaksimalkan penyediaan fasilitas internet, 16,5% siswa mengharapkan untuk menambahkan unit komputer untuk membantu menyelesaikan tugas siswa, 38,5% siswa mengharapkan untuk menambahkan jangka waktu peminjaman buku, 30,7% siswa mengharapkan untuk menambahkan waktu layanan perpustakaan.

Daftar Acuan

Badan Standardisasi Nasional. (2009).

Standar Nasional Indonesia

7496:2009 : Perpustakaan khusus instansi pemerintah. Jakarta: Badan

Standardisasi Nasional.

Bafadal, Ibrahim. (2001). Pengelolaan

perpustakaan sekolah. Jakarta: BumiAksara

Darmono.(2001). Manajemen dan tata

kerja perpustakaan sekolah. Jakarta:

Grasindo.

Derr, Richard L. (1983). A conceptual analysis of information need,.

Information Processing and

Manajemen , 19, 276. (Diakses dari

http://www.sciencedirect.com/science /article/pii/0306457385900032 pada tanggal 5 Mei 2013).

Faisal,Sanapiah .(2007). Format-format

penelitian sosial. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada

Gibson, James L. (2003). Organisasi. Jakarta: Erlangga

Husein Umar. (2009). Metode penelitian

untuk skripsi dan tesis bisnis (2nd

(14)

IFLA/UNESCO. (2000). The school

library manifesto: the school library in teaching and learnin for all.

(Diakses dari www.google.com tanggal 23 Maret 2013)

Indonesia. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007. Tentang

Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI),

Sekolah Menengah Pertama/

Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menngah Atas / Madrasah Aliyah (SMA/MA). Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional Indonesia. Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional No. 25 tahun 2008 tentang

Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah.

Indonesia. PeraturanPemerintah No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

Pickard, Alison Jane. (2007). Research

methods in information. London:

Facet Publishing.

PERPUSNAS RI.(2006). Pedoman

perpustakaan sekolah

IFLA/UNESCO.Jakarta: Perpustakaan

Nasional RI.

PERPUSNAS RI.(2011). Standar

Nasional Perpustakaan

Sekolah.Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.

Robbins, Stephen P. (2003).

Organizational behavior. New Jersey: Prentice Hall.

Gambar

Gambar  diatas  merupakan  penilaian  responden  secara  keseluruhan  terhadap  koleksi  perpustakaan  SMA  Sejahtera  I  Depok
Gambar 4.3 Persepsi siswa terhadap sarana  dan prasarana Perpustakaan SMA
Gambar 4.4 Persepsi siswa terhadap  layanan Perpustakaan SMA Sejahtera 1
Tabel 4.1 Saran tertinggi yang perlu  diperhatikan

Referensi

Dokumen terkait

Variabel yang diteliti yaitu Citra Merek, Kualitas Produk, Pengetahuan Produk, Keterlibatan Produk, Atribut Produk dan Loyalitas Merek dipelajari sebagai variabel

Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa keanekaragaman spesies insekta pada Tanaman Rambutan di Perkebunan Masyarakat Gampong Meunasah Bak ‘U Kecamatan Leupung

[r]

Ditengah kesibukkan sebaiknya orang tua menyisihkan waktu untuk menemani anaknya membaca buku, dengan begitu orang tua dapat memberikan contoh yang baik dalam

Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2015, Perubahan RKPD

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penulisan ilmiah ini adalah untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi dan harga jual menurut perusahaan maupun menurut metode

Insera Sena dengan pengamatan dibagian Pengelasan dan Penyusunan Rangka Frame ( Welding ) dilakukan selama periode Agustus dan September 2014 dengan jumlah total

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan rata-rata lansia di RW.8 Bratang Binangun memiliki kualitas hidup baik dan harga diri yang tinggi dan hasil uji