Abstrak — Kabupaten Sorong merupakan salah satu kabupaten di propinsi Papua Barat, Indonesia. Ibu Kota kabupaten ini terletak di Aimas. Kabupaten Sorong merupakan salah satu daerah penghasil minyak utama di Indonesia. Kabupaten Sorong juga kaya akan mineral. Salah satunya adalah cadangan minyak bumi yang belum banyak dieksplorasi. Banyak perusahaan minyak kelas dunia yang berminat untuk berinvestasi dan mengolah cadangan minyak di Kabupaten Sorong. Kekayaan Kabupaten Sorong terutama hasil laut sangat melimpah, hal ini bila dikelola dengan baik akan menjadi sumber pendapatan masyarakat yang sangat potensial.
Besarnya aktifitas pengilangan minyak di Kabupaten Sorong dan tingginya minat dari perusahaan asing maupun perusahaan dalam negeri untuk pembangunan-pembangunan kilang minyak di Kabupaten Sorong (Papua Barat), yang merupakan salah satu kabupaten penghasil minyak terbesar di Indonesia, mengakibatkan besarnya kegiatan konstruksi untuk aktifitas kilang minyak tersebut, yang jelas membutuhkan dan menggunakan banyaknya alat-alat dan bahan konstruksi berat.
Pelabuhan Salawati Logistik Shorebase direncanakan untuk dikonstruksi untuk mengatasi masalah penyimpanan alat-alat berat dan bahan konstruksi (seperti tiang-tiang pancang, pipa-pipa casing tiang bor, dll.). Dalam tugas akhir ini membahas mengenai perencanaan detail struktur dermaga dan pengerukan (dredging) pada area kolam putar. Dalam perencanaan dimensi dermaga yang direncanakan berbentuk persegi panjang dengan dimensi 200 x 30 m serta pengerukan kolam dermaga dengan volume ± 40000m3. Metode pelaksanaan yang digunakan dalam pembangunan struktur dermaga menggunakan system in-situ. Dari hasil analisis perhitungan didapatkan ukuran pelat untuk dermaga yaitu dengan tebal 30 cm, balok melintang dengan dimensi 60 x 90 cm, balok memanjang dengan dimensi 60 x 90 cm, balok crane dengan dimensi 70 x 110 cm. Rencana anggaran biaya yang diperlukan untuk pembangunan dermaga adalah Rp. 188.920.000.000,00
Kata kunci : Dermaga, dredging, Pelabuhan Logistik Shorebase, in-situ.
PENDAHULUAN
Kabupaten Sorong merupakan salah satu kabupaten di propinsi Papua Barat, Indonesia. Ibu Kota kabupaten ini terletak di Aimas. Kabupaten Sorong merupakan salah satu daerah penghasil minyak utama di Indonesia. Bahkan menurut sejarahnya, nama Sorong diambil dari nama sebuah perusahan Belanda yang pada tahun 1935 diberikan otoritas atau wewenang untuk mengeksploitasi minyak di wilayah
Sorong yaitu Seismic Ondersub Oil Niew Guines atau disingkat SORONG. Kabupaten Sorong mempunyai luas wilayah 18170 km2 dengan penduduk mencapai 81.109 jiwa
tersebar di 12 kecamatan. Kabupaten Sorong sebelah utara berbatasan d vengan Kota Sorong, sebelah selatan berbatasan dengan Kab. Sorong Selatan, sebelah barat berbatasan dengan Kab. Raja Ampat, dan sebelah timur berbatasan dengan Kab. Manokwari dan Kab. Teluk Bintuni.
Dari segi ekonomi, Kabupaten Sorong memiliki nilai ekonomi besar di sektor pertambangan dan galian dengan nilai ekonomi mendekati satu trilyun rupiah pada tahun 2006, dan terus meningkat di setiap tahunnya. Dari segi posisi, Kabupaten ini memiliki posisi yang berdekatan langsung dengan ibu kota, membuat kabupaten ini menjadi tempat alternatif untuk pengolahan industri. Jumlah industri besar yang ada di Kabupaten Sorong hanya 2 jenis dengan tenaga kerja 3927 orang. Industri tersebut adalah industri kayu lapis dan industri kilang minyak. Sementara industri ukuran sedang hanya dua jenis yaitu pembekuan ikan dan sawmill dengan tenaga kerja 232 jiwa. Selain itu, Kabupaten Sorong juga kaya akan mineral. Salah satunya adalah cadangan minyak bumi yang belum banyak dieksplorasi, banyak perusahaan minyak kelas dunia yang berminat untuk berinvestasi dan mengolah cadangan minyak di Kabupaten Sorong. Kekayaan Kabupaten Sorong terutama hasil laut sangat melimpah, hal ini bila dikelola dengan baik akan menjadi sumber pendapatan masyarakat yang sangat potensial.
Besarnya aktifitas pengilangan minyak di Kabupaten Sorong dan tingginya minat dari perusahaan asing maupun perusahaan dalam negeri untuk pembangunan-pembangunan kilang minyak di Kabupaten Sorong (Papua Barat), yang merupakan salah satu kabupaten penghasil minyak terbesar di Indonesia, mengakibatkan besarnya kegiatan konstruksi untuk aktifitas kilang minyak tersebut, yang jelas membutuhkan dan menggunakan banyaknya alat-alat dan bahan konstruksi berat.
Pelabuhan Salawati Logistik Shorebase direncanakan untuk dikonstruksi untuk mengatasi masalah penyimpanan alat-alat berat dan bahan konstruksi (seperti tiang-tiang pancang, pipa-pipa casing tiang bor, dll.). Hal ini sangat dibutuhkan mengingat bahwa di daerah Sorong, masih belum ada pelabuhan untuk logistik tipe ini. Selain itu pelabuhan ini direncanakan di letak yang strategis, yaitu di wilayah barat Provinsi Papua Barat. Mengetahui bahwa Kabupaten Sorong secara geografis tergolong sangat strategis dan merupakan pintu gerbang di wilayah Papua Barat. Pelabuhan Salawati Logistik Shorebase akan terletak berseberangan dengan Kepulauan Raja Ampat dan Pulau Salawati. Posisi pelabuhan menghadap ke Selat Sele dan berada dalam UTM 751.336.000 M E dan 9889900.000 M S atau pada koordinat 0059’41” LS dan 131015’33” BT.
Perencanaan Teknis Pembangunan Dermaga
Pelabuhan Salawati Logistik Shorebase di Desa
Arar, Kabupaten Sorong, Papua Barat
Andhika. Revi. Iriani. Dyah, dan Wahyudi. HermanJurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
1.1 Lokasi Perencanaan
Lokasi dermaga Logisitik Shorebase Sorong terletak di wilayah perairan Sorong, desa Arar, Kecamatan Mayamuk, Kabupaten Sorong, Papua Barat ditunjukkan pada Gambar 1.1
Gambar 1.1 Desa Arar, Kecamatan Mayamuk, Kabupaten Sorong, Papua Barat. Skala gambar 1 : 211600.
(Sumber: Google Earth 2014)
Lokasi studi dilakukan pada koordinat 0059’41” LS
dan 131015’33” BT. Sementara Masterplan Pembangunan
Salawati Logistik Shorebase dapat dilihat pada Gambar 1.3.
Gambar 1.3 Masterplan Pembangunan Pelabuhan. (Sumber: Laporan Survei Topografi dan hidrografi di Pelabuhan Arar Sorong, Papua Barat oleh PT. Henrison
Iriana)
Tujuan yang akan dicapai dari pembahasan tugas akhir ini adalah :
1. Dapat merencanakan konstruksi dermaga/pelabuhan Salawati Logistik Shorebase berdasarkan kebutuhan dan kapasitas yang diperlukan.
2. Dapat merencanakan pengembangan daerah lingkungan kerja daratan pelabuhan
3. Dapat menggambar layout perencanaan konstruksi dermaga
4. Dapat menghitung/menganalisa biaya konstruksi.
Dalam pengerjaan Tugas Akhir ini nantinya, beberapa batasan masalah yang dipakai sebagai pedoman adalah :
1. Tidak menghitung pekerjaan reklamasi. (hanya pekerjaan pengerukan/dredging)
2. Tidak menghitung sedimentasi di sepanjang pantai area Pelabuhan Salawati Logistik Shorebase ini. 3. Tidak menghitung lapangan penumpukan dan
fasilitas-fasilitas yang lain.
I. METODOLOGI
Gambar 2. Metodologi Tugas Akhir
Adapun keterangan dari bagan metodologi di atas adalah sebagai berikut :
1. Pendahuluan
Mempelajari tentang latar belakang, lokasi, permasalahan, ruang lingkup pekerjaan dan tujuan. 2. Tinjauan Pustaka
Mempelajari tentang dasar teori, konsep, dan perumusan yang akan digunakan dalam perencanaan.
3. Pengumpulan dan Analisa Data
Data yang digunakan untuk perencanaan adalah data sekunder yaitu :
a. Data bathymetri b. Data pasang surut c. Data angin d. Data arus e. Data tanah 4. Evaluasi Layout a. Layout Perairan b. Layout Dermaga 5. Kriteria Desain
Kriteria desain meliputi : a. Peraturan yang digunakan b. Kualitas bahan dan material 0059’41” LS 131015’33” BT 0059’41” LS & 131015’33” BT 0059’41” LS & 131015’33” BT
c. Kriteria kapal rencana d. Pembebanan
e. Layout pembalokan
f. Perencanaan fender dan boulder 6. Perencanaan Struktur Dermaga
Perencanaan struktur dermaga meliputi :
a. Desain masing-masing bagian struktur yaitu pelat, balok, poer dan tiang pancang.
b. Perhitungan Beban c. Analisis Struktur d. Perencanaan Penulangan e. Perencanaan Substruktur 7. Perencanaan Dredging
a. Penentuan Peralatan Pengerukan Perhitungan Volume Material
b. Perhitungan Produktivitas alat keruk 8. Metode Pelaksanaan
Perencanaan metode pelaksanaan meliputi metode pengadaan dan pelaksanaan struktur dermaga dan dredging
9. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya
Analisis anggaran biaya dilakukan sesuai dengan standar dan kebutuhan yang ada. Urutan dari analisis ini yaitu :
a. Harga material dan upah b. Analisis Harga Satuan.
c. Perhitungan Volume Pekerjaan.
II. PEMBAHASAN A. Pengumpulan Data dan Analisa
Data Bathymetri
Dari data bathymetri pada Gambar 3.1 dapat terlihat bahwa kedalaman kolam dermaga pada potongan A-A’ adalah -6.5 mLWS, -9.65 mLWs pada potongan B-B’, -8.8 mLWS pada potongan C-C’.
Sementara untuk posisi perencanaan reklamasi tanah dapat dilihat bahwa kedalamannya bervariasi mulai dari 0 mLWS hingga -8.95 mLWS. Untuk posisi perencanaan dermaga bertipe marginal wharf kedalamannya bervariasi mulai -1.8 mLWS hingga -10.45 mLWS.
Gambar 3.1. Peta Masterplan Pembangunan Pelabuhan Salawati Logistik Shorebase.
Gambar 3.2 : Potongan Bathymetri Pelabuhan
Salawati Logistik Shorebase
Data Pasang Surut
Data pasang surut dianalisis pada kondisi spring tide dan neap tide. Pengamatan dilakukan pada tanggal 8-23 Mei 2013. Lihat gambar 3.6.
Dari data hasil pengamatan didapatkan bahwa perilaku pasang surut pada perairan Desa Arar, Kabupaten Sorong memiliki tipe Pasang Surut Campuran Condong Harian Ganda dengan nilai F = 0.49
Dari pembacaan Peal Schaal 4.110 m didapatkan data sebagai berikut :
Beda pasang surut sebesar 2.30 m.
Elevasi HWS (High Water Spring) pada +2.30 mLWS.
Elevasi MSL (Mean Sea Level) pada +1.24 mLWS.
Elevasi LWS (Low Water Spring) pada ±0.00 mLWS.
Data Arus
Dari data arus pada tanggal 11 Mei 2013 (Gambar 3.4) dapat dilihat bahwa kecepatan arus maksimum sebesar 0.20 m/det atau sebesar 20 cm/det ke arah selatan. Angka tersebut menunjukkan bahwa kecepatan arus relatif kecil. Maka dalam perencanaan tugas akhir ini data yang digunakan adalah data arus yaitu 20 cm/det atau 0.389 knot.
Data Angin
Kondisi angin di wilayah Pelabuhan Salawati Logistik Shorebase dan sekitarnya berdasarkan data yang didapat dari NOAA dan BMKG tahun 2013 mempelihatkan angin dominan dari arah 214º (Barat Daya) dengan rata-rata kecepatan angin maksimal sebesar 6,4 knot.
Data Tanah
Dari hasil sondir dan CPT yang dilakukan pada 3 titik seperti terlihat pada Gambar 7. Diketahui bahwa lapisan tanah di lokasi dermaga didominasi oleh tanah lempung
(clay). Nilai CPT rata – rata 12.2 kg/cm2. terlihat pada
statigrafi data tanah (lihat Gambar 7).
Gambar 7 Titik pengambilan data tanah
Gambar 8 Statigrafi Lapisan tanah Pelabuhan Salawati Logistik Shorebase
B. Perencanaan Layout
Perencanaan layout perairan terdiri dari Lebar Alur, Panjang Alur, Kolam Putar, Kedalaman Perairan dan Lebar Kolam Dermaga.
Tabel 1 Perencanaan layout perairan
Perencanaan layout dermaga terdiri dari Lebar Dermaga, Panjang Dermaga, Dimensi Trestle dan Elevasi Dermaga.
Tabel 2 Perencanaan layout dermaga
C. Kriteria Desain Struktur Dermaga - Panjang Dermaga : 200 m
- Lebar Dermaga : 30 m
- Balok arah Memanjang : 600 x 900 mm - Balok arah Melintang : 600 x 900 mm - Balok Rail Crane : 1100 x 1700 mm - Tebal pelat lantai : 300 mm
- Pile Cap Tunggal : 1800 x 1800 x 900 mm - Pile Cap Ganda : 3600 x 1800 x 900 mm - Diameter tiang pancang baja : 911,4 mm
- Tebal tiang pancang baja : 16 mm
D. Kriteria Desain Struktur Dermaga
Pemilihan Tipe Fender
Dengan Ef maks = 14,45 ton-m, maka direncanakan untuk menggunakan sistem fender tunggal dari Fender Karet SCN 800-E1.0 dengan data-data sebagai berikut :
Energi = 19 ton-meter (> Ef = 14,45 ton-m) Reaksi = 46,5 ton (sebagai gaya horizontal) Diameter(
W) = 1,28 meterTabel 4
Spesifikasi Fender SCN 1400 E0.9
Gambar 10. Dimensi Fender SCN (Sumber: Fentek Marine Fendering System)
Pemilihan Tipe Bollard
Dari perhitungan pembebanan didapat gaya tarik pada bollard 59.56 t, maka dipilih tipe bollard dengan spesifikasi:
Gambar 11 Dimensi Bollard tipe Kidney-80 (mm) (Sumber : Trelleborg Marine Fendering System)
E. Perencanaan Struktur Dermaga
Struktur dermaga terdiri dari beberapa komponen antara lain : pile cap, tiang pancang, fender dan bolder. (jarak antar gelagar memanjang)
Gambar 12. Permodelan struktur dermaga marginal wharf pada SAP.
Perencanaan Pelat
Gambar 13. Layout tipe pelat
. Mutu Beton ’bk = 350 kg/cm2 (K-350) ’b = 115,5 kg/cm2 Eb = 1,2 x 105 kg/cm2 Mutu Baja au = 320 Mpa = 3200 kg(U-32) Ea = 2,1 x 106 kg/cm2 a = ’a = 1850 kg/cm2 *au = 2780 kg/cm2 Diameter Tulangan = 16 mm Tebal Pelat = 300 mm Perencanaan Balok
Untuk perencanaan dipakai data sebagai berikut: Balok Melintang : 60 x 90 cm
Balok Memanjang : 60 x 90 cm Balok Crane : 70 x 110 cm Diameter Tulangan = 19 mm (sengkang) = 25 mm (utama)
Gambar 14. Potongan melintang tumpuan dan lapangan balok melintang
Gambar 15. Detail penulangan balok melintang.
Perencanaan Plank Fender Lebar (b) : 100 cm Tebal (h) : 100 cm Selimut beton : 7 cm Tulangan Tarik : 10D25 Tulangan Tekan : 4D25 Tulangan Sengkang : D19 – 100
Gambar 16. Detail Penulangan Plank Fender.
Perencanaan Pile Cap (Poer) Dimensi poer :
Poer ganda = 360 x 180 x 90 cm Poer tunggal = 180 x 180 x 90 cm Pile cap tunggal :
Tulangan Tarik : 16D25
Tulangan Samping : 4D16
Tulangan Tekan : 16D25 Pile cap ganda :
Tulangan Tarik : 20D25
Tulangan Samping : 6D16
Tulangan Tekan : 20D25
Perencanaan Pondasi Tiang Pancang Spesifikasi tiang pancang :
Tiang pancang baja SPP ASTM Grade 2 : Diameter = 914.4 mm Tebal =16 mm Luas penampang = 451.58 cm2 Berat = 351.73 kg / m Momen Inersia = 455.7 x 103 cm4 Section Modulus = 99.67 x 102 cm3 Jari-jari girasi = 32 cm
Pemancangan tiang pancang hingga kedalaman :
Tiang pancang tegak tekan : -10.00 m = -18 m dari LWS. Tiang pancang tegak tarik : -25.00 m = -33 m dari LWS Tiang pancang miring tekan : -4.00 m = -12 m dari LWS Tiang pancang miring tarik : -22.00 m = -30 m dari LWS Jadi, kebutuhan kedalaman tiang pancang yang menentukan adalah 33 m dari LWS.
F. Metode Pelaksanaan
Dalam bab metode pelaksanaan ini, akan direncanakan metode pelaksanaan dari konstruksi dermaga dan pengerukan.
Pelaksanaan Pembangunan Dermaga :
Pemancangan tiang baja
Pemasangan perlindungan korosi untuk tiang pancang
Pemasangan poer in-situ
Pengecoran balok in-situ
Pengecoran pelat lantai
Erection plank fender
Pemasangan Boulder dan Fender
Pelaksanaan Pengerukan Material (Dredging) pada area kolam putar :
Persiapan Pengerjaan Pengerukan berupa survey lapangan untuk memperoleh data
Perkiraan volume pengerukan
Pemilihan kapal keruk yang sesuai
Pemilihan lokasi penimbunan
Pelaksanaan pengerukan (Pembongkaran, Pengangkatan, Transportasi dan Pembuangan)
Evaluasi berupa progress sounding.
Kapal yang digunakan merupakan kapal Dipper dredger Jerromeke seperti pada Gambar 17
Gambar 17.
Dipper Dredger Jerromeke
G. Rencana Anggaran Biaya
Rincian biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan dermaga dan dan pengerukan area kolam putar dermaga Pelabuhan Salawati Logistik Shorebase sebesar Rp. 150.040.000.000,00
Tabel 7
Rekapitulasi Biaya Konstruki
III. KESIMPULAN
Berdasarkan pada bab – bab sebelumnya diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Kapal yang direncanakan akan bertambat adalah kapal General Cargo Ship dengan spesifikasi sebagai berikut
DWT : 10.000 Loa : 137 m
Draft : -8.3 m Width : 20.5 m
Type konstruksi dermaga yang dipilih adalah konstruksi open pier dengan panjang 200 m, lebar 30 m dan elevasi permukaannya + 3.80 mLWS. Pembangunan dermaga tersebut direncanakan dengan sistem in-situ dengan rencana dimensi sebagai berikut :
a. Mutu beton yang dipakai adalah fc’ 35 Mpa sedangkan mutu baja tulangannya dipakai U-32. b. Tebal Pelat lantai adalah 30 cm. Untuk selimut beton
pelat dipakai 7 cm.
c. Dimensi masing- masing struktur adalah sebagai berikut :
Balok melintang : 60 x 90 cm Balok memanjang : 60 x 90 cm Balok Crane : 70 x 110 cm2
Dimensi poer tunggal : 180 x 180 x 90 cm3
Dimensi poer ganda : 360 x 180 x 90 cm3
Plank Fender : 300 x 300 x 100 cm3
d. Pada pondasi digunakan tiang pancang baja diameter 914.4 cm, tebal 16 mm dengan kedalaman pemancangan -33 mLWS
e. Untuk pelindung dermaga dari tumbukan kapal pada saat merapat digunakan fender karet Fender Karet SCN 800-E1.0, yang dipasang pada portal
f. Untuk mengikat kapal pada tambatan digunakan bollard type Kidney dengan kapasitas tarik sebesar 80 ton.
g. Pada area kolam putar dibutuhkan pengerukan material dengan volume sebesar 42257.269 m3.
h. Pengerukan / dredging dilakukan dengan menggunakan Kapal Keruk Dipper Dredger Jerromeke.
Rencana anggaran biaya yang diperlukan untuk pembangunan dermaga dan pengerukan sebesar Rp. 150.040.000.000,00
DAFTARPUSTAKA
[1] CERC. 1984. Shore Protection Manual. US Army Coastal Engineering Research Center, Washington.
[2] Standar Nasional Indonesia. 2012.SNI-03-1726-2012-Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung. Bandung
[3] The Overseas Coastal Area Development Institute of Japan (OCDI).2002. Technical Standards and Commentaries for Port and Harbour Facilities in Japan. Japan: Daikousha Printing Co.,Ltd.
[4] Triatmodjo, Bambang. 2008. PerencanaanPelabuhan. Yogyakarta : Beta Offset.
[5] Wahyudi, Herman. 2013. Daya Dukung Pondasi Dalam. Surabaya. ITS Press
[6] Wangsadinata, Wiratman. 1971. Perhitungan Lentur dengan Cara “n” Disesuaikan kepada Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971.
[7] Widyastuti, Dyah Iriani. 2000. Diktat Pelabuhan. Surabaya. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITS..
[8] SAP2000. 2009. Structural Analysis Program, version 14.1, Barkeley : Computer and Structures, Inc”.